• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Ekstrak Lada Hitam (Piper nigrum L.) Terhadap Libido Mencit (Mus musculus L.) Jantan yang Berbeda Umur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Ekstrak Lada Hitam (Piper nigrum L.) Terhadap Libido Mencit (Mus musculus L.) Jantan yang Berbeda Umur"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

Efek Ekstrak Lada Hitam (Piper nigrum L.) Terhadap Libido Mencit (Mus musculus L.) Jantan yang Berbeda Umur

Tia Wida Ekaputri Hz

Adanya efek merugikan dari pengobatan modern untuk masalah fungsi seksual, maka masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman yang berkhasiat afrodisiak. Menurut kepercayaan India kuno, lada hitam mengandung zat pedas (piperin) berfungsi sebagai afrodisiak. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak lada hitam (Piper nigrum L.) terhadap libido mencit (Mus musculus L.) jantan yang berbeda umur. Tiga puluh dua ekor mencit jantan dibagi menjadi 2 kelompok umur, yaitu kelompok muda berumur 4 bulan (K1) dan kelompok tua berumur 6 bulan (K2). Masing-masing kelompok umur terdiri dari 4 individu dan diberi perlakuan, yaitu pakan murni sebagai kontrol (P0), pakan dengan ekstrak air lada hitam (P1), pakan dengan ekstrak etanol lada hitam (P2), pakan dengan ekstrak air dan etanol lada hitam (P3) selama 3 bulan. Perilaku seksual diamati pada akhir waktu pemberian perlakuan. Parameter yang diukur adalah latensi percumbuan, latensi penunggangan, dan frekuensi penunggangan. Data dianalisis menggunakan

ANARA dua jalur, kemudian dilanjutkan dengan uji BNT dengan α 0,05. Hasil

analisis menunjukan bahwa latensi percumbuan dari perlakuan P2 dan P3 pada kelompok umur tua berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol (p=0,013,

p=0,046). Latensi penunggangan dan frekuensi penunggangan dari perlakuan P2 pada kelompok muda berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol (p=0,026,

p=0,010) dan dengan kelompok tua (p=0,024, p=0,022). Simpulan penelitian ini adalah ekstrak lada hitam dapat meningkatkan libido mencit jantan.

(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 5

C. Manfaat Penelitian ... 5

D. Kerangka Pemikiran ... 5

E. Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Lada Hitam (Piper nigrum L.) ... 8

B. Kandungan dan Manfaat Lada Hitam (Piper nigrum L.) ... 10

1. Piperin ... 11

2. Amida Fenolat ... 12

3. Asam Fenolat ... 13

4. Flavonoid ... 13

C. Biologi Mencit (Mus musculus L.) ... 14

D. Radikal Bebas ... 16

1. Jenis-jenis Radikal Bebas ... 16

2. Sumber Radikal Bebas ... 17

3. Target Kerusakan Oleh Radikal Bebas ... 17

4. Teori Penuaan Akibat Radikal Bebas ... 18

E. Hormon Reproduksi dan Libido pada Hewan Jantan ... 19

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... 21

B. Alat dan Bahan ... 21

1. Hewan Uji Penelitian ... 21

2. Alat ... 22

3. Bahan ... 22

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 22

1. Variabel Penelitian ... 22

2. Definisi Operasional ... 23

(6)

E. Prosedur Kerja ... 25

1. Penyediaan dan Pemeliharaan Hewan Uji ... 25

2. Pembuatan Ekstrak Lada Hitam ... 25

3. Pemberian Perlakuan ... 26

4. Pengamatan Libido dan Pengambilan Data ... 27

5. Analisis Data ... 28

F. Diagram Alir Penelitian ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 30

1. Latensi Percumbuan ... 30

2. Latensi Penunggangan ... 32

3. Frekuensi Penunggangan ... 33

B. Pembahasan ... 35

1. Latensi Percumbuan ... 35

2. Latensi Penunggangan ... 37

3. Frekuensi Penunggangan ... 39

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 42

B. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA

(7)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masalah fungsi seksual merupakan hal serius bagi kebanyakan pria. Beberapa masalah fungsi seksual yang dialami pria, antara lain libido yang rendah, disfungsi ereksi, dan ejakulasi dini. Pada tahun 2025, diduga terdapat 322 juta pria mengalami disfungsi ereksi (impotensi) di seluruh dunia (Kandeel et al., 2001). Di Indonesia, diduga kurang dari 10% pria menikah mengalami disfungsi ereksi (Info Kedokteran, 2011).

Libido adalah dorongan untuk melakukan aktivitas seksual (Pfaus dan Scepkowski, 2005). Gangguan libido atau gangguan gairah seksual

didefinisikan sebagai defisiensi atau absennya fantasi seksual dan dorongan untuk melakukan aktivitas seksual yang terjadi baik secara persisten ataupun rekuren dan dapat menyebabkan stress berat atau gangguan hubungan antarpersonal. Gangguan gairah seksual dapat disebabkan oleh faktor fisik, salah satunya adalah kadar hormon testosteron yang rendah dan faktor psikologikal seperti kecemasan dan depresi (Kandeel et al., 2001).

(8)

gairah seksual dialami oleh pria yang berumur di atas 60 tahun yang diakibatkan penurunan fungsi-fungsi fisiologis organ tubuh dibandingkan dengan pria berusia produktif.

Gangguan libido merupakan masalah penting dalam kehidupan seseorang, sehingga banyak inovasi yang dilakukan untuk mengatasinya, antara lain dengan pengobatan modern terapi hormon testosteron. Namun, pengobatan tersebut memiliki beberapa efek samping terutama pada lansia dan dosis suprafisiologis menyebabkan penyakit kardiovaskuler, hipertensi, sleep apnea,

benign prostatic hyperplasia, bahkan kanker prostat (Wespes dan Schulman, 2002). Adanya efek samping dari pengobatan tersebut, banyak orang mulai beralih ke pengobatan tradisional, yaitu dengan menggunakan tanaman yang berkhasiat afrodisiak. Afrodisiak adalah bahan yang berfungsi sebagai perangsang untuk meningkatkan libido. Beberapa contoh tanaman obat tradisional di Indonesia yang banyak digunakan sebagai afrodisiak adalah pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack.), cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), dan purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) (Rahardjo, 2010).

Salah satu jenis tanaman rempah yang telah lama digunakan sebagai ramuan obat tradisional dalam sistem pengobatan India kuno Ayurveda adalah lada hitam (Piper nigrum L). Lada hitam merupakan salah satu jenis rempah yang paling popular di dunia dengan porsi mencapai 35% dari total perdagangan rempah dunia (Majeed dan Prakash, 2000).

(9)

mengandung bahan aktif alkaloid piperin yang berkhasiat sebagai obat analgesik, antipiretik, anti-inflamasi, serta memperlancar proses pencernaan (Meghwal dan Goswami, 2012). Menurut kepercayaan India kuno, zat pedas (piperin) pada lada hitam juga berfungsi sebagai afrodisiak (Darling, 2002).

Berdasarkan penelitian, tanaman yang berkhasiat sebagai afrodisiak

mengandung senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tannin, dan senyawa lain yang secara fisiologis dapat memperlancar peredaran darah. Senyawa dalam tanaman yang efektif sebagai afrodisiak juga dapat diketahui melalui mekanisme peningkatan kadar hormon gonadotropin, androgen, dan Nitric Oxide (Mills et al., 1996). Buah lada hitam mengandung alkaloid piperin yang berkhasiat meningkatkan penyerapan oksigen pada kaki belakang serta

memperlancar sirkulasi darah menuju alat genital tikus jantan. Reaksi ini yang digunakan sebagai petunjuk reaksi termogenik dan vasodilatasi dari piperin (Eldershaw et al., 1994). Piperin juga dapat meningkatkan kadar hormon gonadotropin dalam serum dengan cara menghambat feedback negatif ke pituitari anterior pada tikus jantan (D’Cruz dan Mathur, 1999).

(10)

dilakukan Mbongue et al. (2005), yaitu dengan pemberian ekstrak air Piper guineense dengan zat aktifnya piperin sebanyak 122,5 dan 245 mg/kg bb tikus jantan selama 8 hari berdampak positif pada fungsi reproduksi karena

merangsang sekresi testis, epididimis, dan vesikula seminalis. Namun, penggunaan ekstrak air Piper guineense 122,5 mg/kg bb selama 55 hari memberikan dampak negatif terhadap kesuburan tikus jantan.

Berdasarkan penelitian Kamtchouing et al. (2002) telah diketahui bahwa pemberian ekstrak air Piper guineense sebanyak 122,5 mg/kg bb tikus jantan selama 8 hari menunjukkan efek menstimulasi perilaku seksual tikus jantan dewasa, yaitu dengan mempersingkat latensi mounting (penunggangan) dan latensi intromission (kopulasi) serta meningkatkan frekuensi mounting. Piperin yang berasal dari buah cabe jawa (Piper retrofractum) juga menunjukkan efek afrodisiak. Penelitian yang dilakukan Muslichah (2011) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol cabe jawa 1,6 mg/kg bb peroral sekali sehari

dilakukan selama 27 hari meningkatkan frekuensi introducing (percumbuan) dan mounting (penunggangan) tikus jantan.

(11)

B.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak lada hitam (Piper nigrum L.) terhadap libido mencit (Mus musculus L.) jantan yang berbeda umur berdasarkan latensi percumbuan, latensi penunggangan, dan frekuensi penunggangan.

C.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai efek mengkonsumsi lada hitam terhadap perubahan libido kaum pria serta menjadi sumbangan informasi ilmiah yang diperlukan bagi peningkatan nilai komersial lada hitam (Piper nigrum L.) sebagai afrodisiak di masa mendatang.

D.Kerangka Pemikiran

Penuaan terjadi karena meningkatnya kerusakan struktural dan fungsional sel tanpa diimbangi dengan regenerasi sel. Terdapat banyak teori yang

(12)

Sistem pengaturan gairah seksual pada hewan jantan terdiri dari dua macam, yaitu sistem hormon dan sistem saraf. Sistem hormon yang terlibat adalah aksis hipotalamus-pituitari anterior-testis. Aksis ini memiliki peranan dalam mengatur kadar hormon testosteron dalam serum (Campbell et al., 2004). Pada sistem saraf yang terutama terlibat adalah sistem limbik. Sistem ini akan bekerja jika terjadi input sensoris dari Vomeronasal Organ (VNO) yang menerima stimulus berupa feromon (Hull et al., 2004).

Feromon merupakan bentuk stimulusyang disekresikan oleh mencit betina estrus bagi sistem olfaktorius mencit jantan. Ketika stimulus ini diterima oleh reseptor kemosensoris pada VNO, maka terjadi input sensoris menuju bulbus olfaktorius. Dari bulbus olfaktorius, impuls diteruskan ke amigdala pada sistem limbik. Dari amigdala, impuls akan diproyeksikan ke Medial Preoptic Area (MPOA) yang terletak rostral dari hipotalamus. Testosteron merupakan hormon yang aktif bekerja pada amigdala dan MPOA. Testosteron bersama dengan input sensoris dari VNO menstimulasi NOS(Nitric Oxide Synthase) dalam MPOA untuk mensekresikan NO(Nitric Oxide). NO berperan dengan cara mendukung pelepasan dopamin dari sel-sel neuron tertentu di otak ke beberapa area integratif seperti MPOA, sehingga timbul libido dan output motorik berupa percumbuan dan penunggangan (Hull et al., 2004). Dengan demikian, hormon testosteron dan dopamin inilah yang mempengaruhi libido pada hewan jantan.

(13)

reproduksi tikus jantan. Melalui penelitian terdahulu diketahui bahwa piperin dapat meningkatkan kadar hormon gonadotropin dalam serum dengan cara menghambat feedback negatif ke pituitari anterior pada tikus jantan (D’Cruz dan Mathur, 1999). Gonadotropin terutama LH (Luteinizing Hormone) akan merangsang sel Leydig dalam testis untuk menghasilkan lebih banyak hormon testosteron (Molina, 2004). Hormon testosteron akan menstimulasi NOS untuk melepaskan lebih banyak NO dalam MPOA. Tingginya kadar NO sebanding dengan meningkatnya pelepasan dopamin ke beberapa area integratif, sehingga terjadi peningkatan libido (Hull et al., 2004).

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa piperin dapat menyebabkan

peningkatan libido, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan hewan uji mencit (Mus muculus L.) jantan untuk melihat perubahan libido setelah diberi perlakuan lada hitam (Piper nigrum L).

E.Hipotesis

Berdasarkan efek afrodisiak yang terkandung dalam lada hitam, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak lada hitam dapat meningkatkan libido mencit jantan muda, maupun tua dengan cara

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Biologi Lada Hitam (Piper nigrumL.)

Tanaman lada hitam termasuk dalam regnum Plantae, divisio Spermatophyta, classis Dicotyledonae, ordo Piperales, familia Piperaceae, genus Piper, species

Piper nigrumL. (Gambar 1) (Tjitrosoepomo, 2004)

Gambar 1. Tanaman lada hitam (Piper nigrumL.) (Parthasarathyet al., 2008)

(15)

akar tunggang tidak banyak ditemukan pada tanaman lada karena

pembiakannya dilakukan melalui stek. Dengan demikian, hanya ada akar lateral saja yang mirip dengan akar serabut. Daun tanaman lada merupakan daun tunggal, berseling dan tersebar (Tjitrosoepomo, 2004). Daun berbentuk bulat telur sampai memanjang dengan ujung meruncing (Rismunandar, 2007). Bunga berbentuk malai agak menggelantung dan tumbuhnya berhadapan dengan daun. Bunga lada dapat berupa uniseksual ataupun biseksual. Buah lada berbentuk bulat, tidak bertangkai, berdaging, dan berbiji tunggal. Saat masih muda, kulit buah berwarna hijau dan menjadi merah ketika masak. Lada tergolong tanaman yang memanjat, sehingga memerlukan pohon inang atau tonggak (Rismunandar, 2007).

Tanaman lada berasal dari India. Tanaman ini juga tumbuh liar di pegunungan Assam dan Burma Utara. Lada dibawa ke Jawa antara tahun 100 SM dan 600 SM oleh para pendatang Hindu. Pada tahun 1929, produksi lada berpusat di Lampung dan Bangka. Selain Lampung dan Bangka, produksi lada di

Indonesia diperoleh dari daerah Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, dan Jawa Barat (Wahid, 1996).

(16)

Gambar 2. Lada hitam dan lada putih (Ahmad, 2012)

B. Kandungan dan Manfaat Lada Hitam (Piper nigrumL.)

Kadamet al.(2013) menyatakan bahwa buah lada hitam mengandung minyak volatil, alkaloid, tannin, fenolik, flavonoid, karbohidrat, dan protein. Lada hitam dijuluki dengan “King of Spiceskarena aroma dan flavor yang

menyengat yang berasal dari komposisi minyak volatil (Epsteinet al., 1993), sedangkan kepedasannya ditentukan oleh alkaloid yang tidak mudah menguap, salah satunya piperin (Leeet al., 1984).

(17)

Tabel 1. Farmakologi dan aplikasi klinis lada hitam (Piper nigrumL.) (Meghwal dan Goswami, 2012)

Application Responsible Components Problem Addressed

Analgesic Piperine Piperine Piperine Piperine Piperine Piperine Piperine Piperine Piperine Phenolic amides, phenolic acids, and flavonoids

Antipyretic Rubefacient

Inhibits lipopolysaccharide induced inflammatory responses Intermittent fever, colic,

dysentery, worms and piles Cures cold cough, dyspnoea, diseases of the throat

Improves breathing, reduce cough Improves appetite

Increases digestive power Antimicrobial activity A protective impact upon key liver enzymes

Proper liver functioning

Antioxidant Prevent DNA and

cells damage, control oxidative stress

Mutagenic and carcinogenic Cancer

properties

Spice, culinary applications Fruits and peppercorn Fruits and leaves Peppercorn Peppercorn

Improves food quality

Preservatives Prevent food spoilage

Cosmetic industry Improve beauty

Insecticides Natural insecticide

Beberapa zat aktif dari buah lada hitam adalah sebagai berikut:

1. Piperin

Buah lada hitam mengandung 5-9% alkaloid yang sebagian besar terdiri dari piperin (Epsteinet al., 1993).

(18)

Piperin (Gambar 3) digunakan untuk keperluan farmakologi (Tabel 1), diantaranya seperti analgesik, antipiretik, anti-inflamasi serta memperlancar proses pencernaan (Meghwal dan Goswami, 2012). Piperin telah dilaporkan dapat meningkatkan level gonadotropin dalam serum dengan cara menghambat

feedbacknegatif ke pituitari anterior pada tikus jantan. Namun, penggunaan piperin dengan dosis tinggi dan jangka panjang dapat merusak tubulus seminiferus, memperkecil ukuran diameter nukleus sel-sel Leydig (Maliniet al., 1999) serta menurunkan jumlah dan motilitas sperma dalam epididimis pada tikus jantan (D’Cruz dan Mathur, 2005).

2. Amida Fenolat

Amida fenolat adalah senyawa yang terdiri dari cincin fenolik dan gugus karbonil (C=O) yang berikatan dengan atom Nitrogen (N) (Gambar 4).

Menurut Meghwal dan Goswami (2012), amida fenolat yang terkandung dalam buah lada hitam memiliki fungsi sebagai antioksidan (Tabel 1). Hal ini

diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Nakataniet al.(1986)

menunjukkan bahwa semua amida fenolat yang terkandung dalam buah lada hitam memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan.

(19)

3. Asam Fenolat

Asam fenolat adalah senyawa yang terdiri dari cincin fenolik dan gugus asam karboksilat (COOH) dengan struktur kimia C6-C1 (Gambar 5). Menurut Meghwal dan Goswami (2012) asam fenolat yang terkandung dalam buah lada hitam memiliki fungsi sebagai antioksidan (Tabel 1).

Gambar 5. Struktur kimia asam fenolat (Vermerris dan Nicholson, 2006) 4. Flavonoid

Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (gambar 6). Aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada buah lada hitam telah dipublikasikan (Tabel 1) (Meghwal dan Goswami, 2012). Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Widowatiet al. (2005) menunjukkan bahwa flavonoid memiliki aktivitas antioksidan yang kuat.

(20)

C. Biologi Mencit (Mus musculusL.)

Mencit termasuk dalam regnum Animalia, phylum Chordata, classis Mammalia, ordo Rodentia, familia Muridae, genus Mus dan speciesMus musculusL. (Arrington, 1972).

Bellows (2005) menerangkan bahwa ciri-ciri umum mencit (Gambar 7), yaitu memiliki hidung yang runcing, badan berambut, ukuran badan kecil 6-10 cm, panjang ekor 7-11 cm sama atau lebih panjang sedikit dari panjang badan dan tidak berambut, telinga tegak dan besar dengan ukuran kurang lebih 15 mm. Mencit mudah dipelihara dalam jumlah banyak, cepat berbiak, variasi genetik cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik (Malole dan Pramono, 1989).

Gambar 7. Mencit (Mus musculusL.) albino (Bellows, 2005)

(21)

Berikut ini beberapa sifat biologis mencit yang disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Sifat biologis mencit (Mus musculusL.) (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988)

Kriteria (satuan) Keterangan

Lama hidup (tahun) 1-4

Bobot badan dewasa:

Jantan (g) 20-40

Betina (g) 18-35

Umur dewasa (hari) 35

Umur sapih (hari) 21

Umur jantan dan betina dikawinkan (minggu) 8

Siklus estrus / birahi (hari) 4-5

Lama estrus (jam) 12-14

Perkawinan pada saat estrus

Fertilisasi (hari) 2

Lama bunting (hari) 19-21

Jumlah anak (ekor) 4-15

Bobot lahir (g) 0,5-1,5

Bobot sapih (g) 18-20

Suhu rektal (oC) 35-39 (rata–rata 37,4)

Aktivitas nokturnal (malam)

Kecepatan tumbuh (g/hari) 1

Seekor mencit dewasa dapat mengkonsumsi makanan 3-5 g setiap hari. Mencit bunting atau menyusui memerlukan makanan yang lebih banyak. Makanan yang sering digunakan adalah makanan ayam dengan kandungan protein 20-25%, lemak 5%, pati 45-50%, serat kasar 5%, abu 4-5% (Smith dan

(22)

D. Radikal Bebas

Menurut Soematmaji (1998), radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia, baik berupa atom atau molekul yang mengandung elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya. Radikal bebas merupakan zat antara yang berusia pendek, sangat reaktif, dan berenergi tinggi, sehingga memiliki kecenderungan menarik elekton dari molekul lain dan memicu reaksi berantai. Fungsi radikal bebas di dalam tubuh, yaitu membunuh virus dan bakteri intraseluler. Jika tubuh

kelebihan radikal bebas (stres oksidatif), maka dapat mengganggu integritas sel karena terjadi pengambilan elektron dari atom komponen-komponen sel, baik komponen struktural (molekul penyusun sel), maupun komponen fungsional (enzim, DNA) (Arivazhaganet al., 2000).

1. Jenis-Jenis Radikal Bebas

Menurut Proctor dan Reynolds (1984) berbagai jenis radikal bebas terdiri dari ROS dan RNS. ROS (Reactive Oxygen Species) adalah kelompok oksigen reaktif. ROS yang bersifat radikal bebas, yaitu radikal anion superoksida

(O2●-), radikal hidroksil (●OH), radikal peroksil (ROO●), dan radikal alkoksil (RO●). ROS yang bersifat nonradikal, tetapi dapat merangsang oksidasi atau terbentuknya radikal bebas, yaitu asam hipoklorus (HOCl), ozon (O3), singlet oksigen (1O2), dan hidrogen peroksida (H2O2). RNS (Reactive Nitrogen

Species) adalah kelompok nitrogen reaktif mencakup radikal nitrogen oksida (NO●), nitrogen dioksida (NO2●), dan nitrit peroksida (ONOO●). Kelompok radikal lain menurut Araujoet al.(1998), yaitu radikal bebas yang

(23)

2. Sumber Radikal Bebas

Radikal bebas berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Radikal bebas merupakan produk samping metabolisme normal tubuh (endogen), seperti metabolisme sel, olahraga berlebihan, dan peradangan. Di dalam sel hidup, radikal bebas terbentuk pada membran plasma, mitokondria, peroksisom, retikulum endoplasmik, dan sitosol melalui reaksi-reaksi enzimatis yang normal berlangsung selama metabolisme (Halliwell dan Gutteridge, 1999).

Radikal bebas dapat terbentuk akibat proses auto-oksidasi dari molekul-molekul intraseluler ketika tubuh terpapar polusi lingkungan (eksogen), seperti asap rokok, asap kendaraan, bahan pencemar, toksin, pestisida, radiasi

matahari, radiasi ultra violet, dan peningkatan konsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh (Halliwell dan Gutteridge, 1999).

3. Target Kerusakan Oleh Radikal Bebas

(24)

4. Teori Penuaan Akibat Radikal Bebas

Terdapat banyak teori yang dikemukakan tentang proses menua, salah satu diantaranya adalah teori radikal bebas (Braverman, 2007). Ketika sebuah molekul donor kehilangan elektronnya (diambil oleh radikal bebas), maka molekul tersebut menjadi tidak stabil, sehingga berubah menjadi radikal bebas yang baru. Radikal bebas yang baru tersebut juga memiliki reaktivitas yang sama, sehingga terjadilah reaksi oksidasi berantai. Jika jumlah radikal bebas di dalam tubuh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah antioksidan, maka reaksi oksidasi berantai menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional sel. Apabila kerusakan sel tidak diimbangi dengan regenerasi sel, maka munculah tanda-tanda penuaan. Peristiwa inilah yang semakin sering terjadi pada sel-sel tubuh seiring dengan bertambahnya usia dan karenanya disebut sebagai proses penuaan (Ameset al.1993).

(25)

E. Hormon Reproduksi dan Libido pada Hewan Jantan

Reproduksi adalah suatu fungsi tubuh yang sangat penting bagi kelanjutan keturunan suatu jenis. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah hewan mencapai masa pubertas dan diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang disekresikan (Toelihere, 1981).

Sistem pengaturan libido pada hewan jantan terdiri dari dua macam, yaitu sistem hormon dan sistem saraf. Sistem hormon yang terlibat adalah aksis hipotalamus-pituitari anterior-testis. Aksis ini memiliki peranan dalam mengatur kadar hormon testosteron dalam serum (Campbellet al., 2004). Testosteron merupakan hormon androgen utama yang dibentuk oleh sel Leydig pada testis (Molina, 2004). Hormon testosteron bertanggung jawab dalam manifestasi libido dan perkembangan sifat-sifat kelamin sekunder (Toelihere, 1981). Sintesis hormon testosteron dikontrol oleh gonadotropin, diantaranya FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) dari kelenjar pituitari anterior (Campbellet al., 2004).

(26)

Perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Pada banyak perilaku seksual vertebrata jantan terjadi akibat stimulus dari luar, seperti panjangnya hari, bau feromon yang dilepaskan betina, penglihatan aksi pelamaran dari pihak betina, dan sebagainya.

Stimulus-stimulus tersebut diproses oleh sistem saraf. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respons dan efektorlah yang melaksanakan aksi. Perilaku seksual juga dapat terjadi akibat stimulus dari dalam. Stimulus ini berupa hormon-hormon tertentu yang mengatur seksualitas dan agresifitas (Kimball, 1994).

Setiap spesies menunjukkan pola percumbuan yang berbeda. Pada beberapa hewan, pejantan mencoba memisahkan seekor betina yang estrus dari betina-betina yang lain dan mengusir pejantan-pejantan muda atau yang lebih rendah tingkat sosialnya dari betina tersebut atau memamerkan kejantanannya dengan menggesekkan hidungnya ke daerah genital hewan betina atau mengeluarkan suara-suara yang khas (Toelihere, 1981).

(27)

III. METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pembuatan ekstrak lada hitam dan pemeliharaan, pemberian perlakuan serta pengamatan libido mencit jantan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2013.

B.Alat dan Bahan

1. Hewan Uji Penelitian

(28)

2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang mencit dari baskom plastik, penutup kandang dari kawat screen (mesh 1 x 1 cm) yang juga menjadi tempat pakan, alas kandang berupa serbuk kayu, tempat minum mencit dari botol plastik yang disumbat pipa alumunium, penggiling, stopwatch, kamera digital, bak plastik bundar berwarna hitam, sekat triplek, alat ekstraksi, yaitu Erlenmeyer, gelas Baker, batang pengaduk, gelas ukur, shaker, kertas saring, kain saring, corong, mangkok porselen, kompor listrik, dan oven.

3. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lada hitam, aquades, etanol 95 %, pur ayam, tepung terigu, dan tepung jagung.

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

(29)

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:

 Perlakuan kontrol (P0) adalah perlakuan tanpa ekstrak lada hitam yang diberikan pada mencit jantan melalui pakan selama 3 bulan.

 Perlakuan ekstrak air lada hitam (P1) adalah perlakuan ekstrak lada hitam dengan pelarut air yang diberikan pada mencit jantan melalui pakan dengan konsentrasi ekstrak sebesar 0,3 ppt selama 3 bulan.

 Perlakuan ekstrak etanol lada hitam (P2) adalah perlakuan ekstrak lada hitam dengan pelarut etanol yang diberikan pada mencit jantan melalui pakan dengan konsentrasi ekstrak sebesar 0,3 ppt selama 3 bulan.

 Perlakuan ekstrak air dan etanol lada hitam (P3) adalah perlakuan ekstrak lada hitam dengan pelarut air dan etanol yang diberikan pada mencit jantan melalui pakan dengan konsentrasi ekstrak masing-masing sebesar 0,15 ppt selama 3 bulan.

 Latensi percumbuan, yaitu waktu sejak mencit jantan dan mencit betina dipertemukan (sekat dibuka) hingga terjadi percumbuan (penjilatan pada bagian luar alat kelamin mencit betina atau penciuman bagian mulut sampai leher) pertama selama waktu 10 menit.

 Latensi penunggangan, yaitu waktu sejak mencit jantan dan mencit betina dipertemukan (sekat dibuka) hingga terjadi penunggangan (menaiki mencit betina dari belakang) pertama selama waktu 10 menit.

(30)

D.Rancangan Penelitian

[image:30.595.138.501.414.606.2]

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) 2 Faktorial. Mencit uji dibagi menjadi dua kelompok, kelompok muda (K1) dan kelompok tua (K2). K1 adalah kelompok mencit jantan berumur 4 bulan, sedangkan K2 adalah kelompok mencit berumur 6 bulan. Perlakuan terhadap hewan uji terdiri dari empat macam, yaitu kontrol (P0), ekstrak air lada hitam (P1), ekstrak etanol lada hitam (P2), dan ekstrak air etanol lada hitam (P3) melalui pemberian pakan. Setiap perlakuan terdiri dari empat pengulangan. Waktu pemberian pakan adalah selama 3 bulan, sehingga ketika melakukan pengamatan, mencit jantan pada K1 berumur 7 bulan dan K2 berumur 9 bulan. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8 sebagai berikut.

(31)

E.Prosedur Kerja

1. Penyediaan dan Pemeliharaan Hewan Uji

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh bahan aktif piperin dari tanaman lada hitam (Piper nigrum L.) terhadap libido mencit (Mus musculus

L.) jantan yang berbeda umur, maka mencit yang dijadikan subjek penelitian terdiri dari dua tingkatan umur berbeda, yaitu 4 bulan dan 6 bulan, masing-masing berjumlah 20 ekor. Mencit dipelihara dalam kandang dari baskom plastik dengan penutup kawat screen 1 x 1 cm. Selama perlakuan setiap kelompok ulangan mencit dipelihara dalam kandang terpisah (4 mencit dalam satu kandang). Setiap harinya mencit diberikan pakan pur ayam dan air minum dalam wadah botol plastik yang disumbat pipa alumunium. Alas kandang dari serbuk kayu diganti seminggu sekali.

2. Pembuatan Ekstrak Lada Hitam

Buah lada hitam (Piper nigrum L.) yang akan dijadikan sumber peningkatan libido akan dibeli langsung dari petani lada di Lampung Utara. Buah lada tersebut dikeringkan di dalam oven sampai benar kering. Setelah benar-benar kering buah digerus sampai menjadi serbuk halus. Serbuk itulah yang akan diekstraksi.

(32)

larut di dalam air (Kohle et al., 2011). Akan tetapi, penggunaan lada hitam sebagai bahan rempah biasanya menggunakan air sebagai media

pengolahannya, maka penting pula ekstraksi dengan air dilakukan (Naseri dan Yahyavi, 2007).

Ekstraksi serbuk buah lada hitam dengan pelarut etanol 95% menggunakan teknik maserasi. Setiap 50 gram serbuk lada dimaserasi dengan pelarut etanol 95% sebanyak 500 ml. Serbuk lada hitam tersebut direndam dalam satu per tiga dari 500 ml ethanol 95% menggunakan labu Erlenmeyer selama 3x24 jam pada suhu kamar. Erlenmeyer digoyang menggunakan shaker dengan

kecepatan rendah. Setiap 24 jam, maserat diambil dan disaring. Residu

dimaserasi lebih lanjut dengan pelarut dan proses yang sama sebanyak dua kali. Filtrat disaring lalu diuapkan pada suhu 70oC dalam oven sampai didapatkan ekstrak dalam bentuk pasta. Pasta ini diberi nama sebagai ekstrak etanol.

Ekstraksi air tepung lada hitam dilakukan dengan cara memasukkan 50 gram serbuk lada ke dalam aquades 500 ml mendidih yang telah diangkat dari pemanas. Campuran tersebut diaduk selama 15 menit. Setelah itu dilakukan penyaringan. Filtrat diuapkan dalam oven pada suhu 70oC sampai didapatkan ekstrak dalam bentuk pasta. Pasta ini diberi nama sebagai ekstrak air.

3. Pemberian Perlakuan

(33)

melebihi LD 50 yang diberikan secara oral dengan toksisitas akut 330 mg/kg berat badan mencit. Penelitian ini berdasarkan dosis piperin dibawah LD 50, yaitu 200 mg/kg berat badan mencit yang dikonversikan menjadi 0,3 g ekstrak lada hitam pada setiap 1 kg pakan.

Berdasarkan itu, maka pada setiap 1 kg pakan mencit ditambahkan ekstrak lada hitam sebanyak 0.3 g. Ekstrak dicampur secara merata dengan pakan pur ayam, tepung terigu, dan tepung jagung lalu dicetak ulang untuk memperoleh pelet dalam bentuk batangan berdiameter 0.5-1.0 cm, panjang 4-5 cm dengan berat rata-rata 4-5 g setelah kering. Pakan dengan perlakuan kontrol dan pakan dengan ekstrak lada hitam yang telah berbentuk batangan inilah diberikan pada mencit uji setiap hari selama tiga bulan.

4. Pengamatan Libido dan Pengambilan Data

Setelah mencit diberikan perlakuan selama tiga bulan, maka dilakukan

pengujian libido. Parameter uji libido yang diamati, yaitu latensi percumbuan, latensi penunggangan, dan frekuensi penunggangan. Aktivitas percumbuan diamati dalam batasan perilaku mencit jantan melakukan penjilatan pada bagian luar alat kelamin mencit betina serta penciuman bagian mulut sampai leher dan aktivitas penunggangan dengan batasan perilaku mencit jantan pada saat menaiki mencit betina dari belakang.

(34)
[image:34.595.208.429.182.352.2]

perekaman aktivitas seksual yang terjadi dengan menggunakan kamera digital dan stopwatch selama 10 menit. Data parameter libido diperoleh dengan cara melihat hasil rekaman.

Gambar 9. Pengamatan libido Keterangan gambar:

a. Kandang uji berupa baskom bundar b. Sekat pemisah mencit jantan dan betina c. Mencit jantan

d. Mencit betina

5. Analisis Data

(35)
[image:35.595.128.516.110.556.2]

F.Diagram Alir Penelitian

Gambar 10. Diagram alir penelitian Tahap Persiapan

Persiapan ekstraksi lada hitam, yaitu ekstrak air, ekstrak etanol, dan ekstrak air+etanol. Pemeliharaan mencit sampai dengan umur yang ditentukan, yaitu

4 dan 6 bulan.

Pelaksanaan Penelitian

Pemberian perlakuan, yaitu kontrol dan ekstrak lada hitam melalui pakan dengan konsentrasi 0.3 ppt selama 3 bulan.

Pengamatan dan Pengambilan Data

Pengamatan libido dengan cara mengamati aktivitas seksual pada akhir waktu pemberian perlakuan. Pengambilan data dari parameter latensi

percumbuan, latensi penunggangan, dan frekuensi penunggangan.

Analisis Data

Data dianalisis menggunakan two ways ANOVA, kemudian dilanjutkan dengan uji BNT dengan α 0.05

(36)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ekstrak air dan ekstrak etanol lada hitam mampu mempersingkat latensi

percumbuan pada mencit jantan tua dibandingkan dengan kontrol (p=0.013,

p=0.046).

2. Ekstrak etanol lada hitam mampu mempersingkat latensi penunggangan pada mencit jantan muda dibandingkan dengan tua (p=0.024 ) serta pada mencit jantan muda dibandingkan dengan kontrol (p=0.026).

3. Ekstrak etanol lada hitam mampu meningkatkan frekuensi penunggangan pada mencit jantan muda dibandingkan dengan tua (p=0.022) serta pada mencit jantan muda dibandingkan dengan kontrol (p=0.010).

B.SARAN

Adapun saran dari penulis berkaitan dengan penelitian ini agar dapat menjadi manfaat bagi penelitian selanjutnya, antara lain:

(37)

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai efek ekstrak lada hitam terhadap libido mencit jantan dengan dosis yang berbeda.

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai efek ekstrak lada hitam terhadap hormon testosteron dan kualitas sperma mencit jantan serta jumlah anak yang diperoleh dari hasil uji kawin.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, N., H. Fazal, B.H. Abbasi, S. Farooq, M. Ali, dan M.A. Khan. 2012. Biological Role of Piper nigrum L. (Black Pepper): A Review. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. 1:1945-53.

Allen, R.G. dan M. Tressini. 2000. Oxidative Stress and Gene Regulation. Free Radical Biology and Medicine. 28: 463-99.

Ames, B.N., M.K. Shigenaga, dan T.M. Hagen. 1993. Oxidants, Antioxidants, and the Degenerative Diseases of Aging: A Review. Proceedings of the National Academy of Sciences. 90: 7915-22.

Araujo, V., C. Arnal, dan M. Boronat. 1998. Oxidant-Antioxidant Imbalance in Blood of Children with Juvenile Rheumatoid Arthritis. Biological Factor. 8: 155-9.

Arivazhagan, P., T. Thilakavathy, dan C. Panneerselvam. 2000. Antioxidant lipoate and tissue antioxidants in aged rats. Journal of Nutritional Biochemistry. 11: 122-7.

Arrrington, L.R. 1972. Introductory Laboratory Animal Science, The Breeding, Care and Management of Experimental Animal. The Interstate Printers and Publishers Inc. Danville. hlm. 9-11.

Braverman, E.A. 2007. Younger You: Breaking the Aging Code for Effective Anti-aging Healthcare. Nutrion News Inquires. 8: 1-8.

Bellows, A. 2005. Mice, Man, and Medicine. http://www.damninteresting.com. (17 Maret 2013).

Campbell, N.A., J.B. Reece, dan L.G. Mitchell. 2004. Biologi Jilid 3. Diterjemahkan oleh Wasmen Manalu. Erlangga. Jakarta. hlm. 150-71.

D’cruz, S.C. dan P.P. Mathur. 2005. Effect of Piperine on the Epididymis of Adult Male Rats. Asian Jurnal of Andrology. 7: 363-8.

Darling, L.M. 2002. Spices as Aphrodisiacs.

(39)

Droge, W. 2002. Free Radicals in the Physiological Control of Cell Function.

Physiological Reviews. 82: 47-95.

Eldershaw, T.P., E.Q. Colquhoun, K.L. Bennett, K.A. Dora, dan M.G. Clark. 1994. Resiniferatoxin and Piperin: Capsaicin-Like Stimulators of Oxygen Uptake in the Perfused Rat Hindlimb. Life Sciences. 55: 389-97.

Epstein, W.W., D.F. Netz, dan J.L. Seidel. 1993. Isolation of Piperine from Black Pepper. Journal of Chemical Education. 70: 598-9.

Fisher, H. 2005. Why We Love: The Nature and Chemistry of Romantic Love. Henry Holt and Company. New York. hlm. 26-77.

Hardy, D.F. dan J.F. Debold. 1971. Effects of Mounts Without Intromission Upon the Behavior of Female Rats During the Onset of Estrogen-induced Heat.

Physiology and Behavior. 7: 643-5.

Halliwell, B. dan J.M.C. Gutteridge. 1999. Free Radicals in Biology and Medicine. Oxford University Press. New York. hlm. 20-394.

Hull, E.M., J.W. Muschamp, dan S. Sato. 2004. Dopamine and Serotonin: Influences on Male Sexual Behavior. Physiology and Behavior. 83: 291-307.

Info Kedokteran. 2011. Referat Kedokteran: Disfungsi Ereksi, Etiologi dan Klasifikasi. http://www.infokedokteran.com/referat-kedokteran/referat-kedokteran-disfungsi-ereksi-etiologi-dan-klasifikasi.html. (17 April 2013). Kadam, P.V., K.N. Yadav, F.A. Patel, F.A. Karjikar, dan M.J. Patil. 2013.

Pharmacognostic, Phytochemical, and Physicochemical Studies of piper nigrum Linn. Fruit (Piperaceae). International Research Journal of Pharmacy. 4: 189-193.

Kamtchouing, P., G.Y.F. Mbongue, T. Dimo, P. Watcho, H.B. Jatsa, dan S.D. Sokeng. 2002. Effects of Aframomum melegueta and Piper guineense on Sexual Behaviour of Male Rats. Behavioural Pharmacology. 13: 243-7. Kandeel, F.R., V.K.T. Koussa, dan R.S. Swerdloff. 2001. Physiology,

Pathophysiology, Clinical Investigation, and Treatment. In: Male Sexual Function and Its Disorders.

http://edrv.endojournals.org/content/22/3/342.full. (17 April 2013).

Kimball, J.W. 1994. Biologi Jilid 2. Diterjemahkan oleh Siti Soetarmi Tjitrosomo dan Nawangsari Sugiri. Erlangga. Jakarta. hlm. 156-68.

(40)

Lee, E.B., K.H. Shin, dan W.S. Woo. 1984. Pharmacological Study on Piperine.

Archives of Pharmacology Research. 7: 127-32.

Majeed, M. dan L. Prakash. 2000. The Medicinal Uses of Pepper. International Pepper News. 25: 23-31.

Malini, T., R.R. Manimaran, J. Arunakaran, M.M. Aruldhas, dan P.

Govindarajulu. 1999. Effects of Piperine on Testis of Albino Rats. Journal of Ethnopharmacology. 64: 219-25.

Malole, M.B.M. dan C.S.U. Pramono. 1989. Penggunaan Hewan Percobaan di Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. hlm. 94.

Mbongue, F.G.Y., P. Kamtchouing, O.J.L. Essame, P.M. Yewah, T. Dimo, dan D. Lontsi. 2005. Effect of the Aqueous Extract of Dry Fruits of Piper

guineense on the Reproductive Function of Adult Male Rats. Indian Journal of Pharmacology. 37: 30-2.

Meghwal, M. dan T.K. Goswami. 2012. Nutritional Constituent of Black Pepper as Medicinal Molecules: A Review. Open Access Scientific Reports. 1: 1-7. Mills, T.M., C.M. Reilly, dan R.W. Lewis. 1996. Androgens and Penile Erection:

A Review. Journal of Andrology. 17: 633-8.

Molina, E.P. 2004. Endocrine Physiology. McGraw-Hill Professional. New York. hlm. 173-4.

Muslichah, S. 2011. Pengaruh Pemberian Piperin dan Fraksi Tak Larut Heksan Bebas Piperin Ekstrak Etanolik Buah Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) Terhadap Perilaku Seksual dan Kadar Testosteron Tikus Jantan. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. hlm. 16-7.

Nakatani, N., R. Inatani, H. Ohta, dan A. Nishioka. 1986. Chemical Constituents of Peppers (Piper spp.) and Application to Food Preservation.

Environmental Health Perspectives. 67: 135-42.

Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. Universitas Indonesia Press. Jakarta. hlm. 140-1.

Naseri, M.K.G. dan H. Yahyavi. 2007. Spasmolytic Activity of Piper nigrum

Fruit Aqueous Extract on Rat Non-pregnant Uterus. Iranian Journal of Pharmacology and Therapeutics. 6: 35-40.

(41)

Pfaus, J.G. dan L.A. Scepkowski. 2005. The Biologic Basis for Libido. Current Sexual Health Reports. 2: 95–100.

Pieta, P.G. 2000. Flavonoids as Anti-oxidants. Journal of the National Products. 63: 1043-6.

Proctor, P.H. dan E.S. Reynolds. 1984. Free Radicals and Disease in Man.

Physiological Chemistry and Physics and Medical. 16: 175-95. Rahardjo, M. 2010. Tanaman Obat Afrodisiak. Warta Penelitian dan

Pengembangan Tanaman. 16: 8-12.

Rismunandar. 2007. Lada Budidaya dan Tata Niaga. Penebar Swadaya. Jakarta. hlm. 2-88.

Saragih, D.K. 2006. Andropause: Mitos atau Kenyataan? http://www.tempo.co.id /medika/online/tmp.online.old/sek-1.htm. (17 April 2013).

Smith, B.J. dan S. Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia Press.Jakarta. hlm. 10-36.

Soematmaji, D.W. 1998. Peran Stress Oksidatif dalam Patogenesis Angiopati Mikro dan Makro DM. Medica. 5: 318-25.

Takanao, H. dan K. Abe. 1987. Age-related Histologic Changes in the Adult Mouse Testis. Archives of Histology. 50: 533-44.

Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press. Yogjakarta. hlm. 119-21.

Toelihere, M.R. 1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung. hlm. 1-7.

Vermerris, W. dan R. Nicholson. 2006. Phenolic CompoundBiochemistry. Springer. Dordrecth. hlm. 211-34.

Wahid, P. 1996. Sejarah Perkembangan dan Daerah Penyebarannya: Monograf (Dinamika Lada). Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 1-11.

Wespes, E. dan C.C. Schulman. 2002. Male Andropause: Myth, Reality, and Treatment. International Journal of Impotence Research. 14: 93-8.

(42)
(43)
[image:43.595.113.456.161.318.2] [image:43.595.111.453.350.510.2]

Tabel 12. Data latensi percumbuan (detik)

Tabel 13. Descriptive statistics latensi percumbuan (detik) Kelompok

Umur Perlakuan N Mean

Std. Deviation Muda

7 bulan

P0 4 19.2500 26.58790

P1 4 11.5000 5.74456

P2 4 12.7500 8.77021

P3 4 5.0000 1.63299

Tua 9 bulan

P0 4 31.0000 5.77350

P1 4 7.0000 6.63325

P2 4 12.2500 9.21502

P3 4 22.7500 16.99755

Tabel 14. Levene's test (tes homogenitas) latensi percumbuan

F df1 df2 Sig.

3.191 7 24 .016

[image:43.595.115.511.651.756.2]

a. Design: Intercept + Perlakuan + Umur + Perlakuan * Umur

Tabel 15. Two ways Anova (Anara dua jalur) latensi percumbuan Source Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2090.875a 7 298.696 1.881 .118

Intercept 7381.125 1 7381.125 46.471 .000

Perlakuan 1143.625 3 381.208 2.400 .093

Umur 300.125 1 300.125 1.890 .182

Kelompok

Umur Perlakuan

Ulangan

1 2 3 4

Muda 7 bulan

P0 9 4 5 59

P1 7 7 19 13

P2 8 24 4 15

P3 5 3 5 7

Tua 9 bulan

P0 24 38 30 32

P1 8 16 2 2

P2 22 17 9 1

(44)

Error 3812.000 24 158.833

Total 13284.000 32

[image:44.595.110.515.94.171.2]

Corrected Total 5902.875 31

Tabel 16. LSD test (uji BNT) latensi percumbuan (I) P (J) P

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower

Bound

Upper Bound 7P0 9P0 -11.7500 8.91160 .200 -30.1426 6.6426

7P1 9P1 4.5000 8.91160 .618 -13.8926 22.8926

7P2 9P2 .5000 8.91160 .956 -17.8926 18.8926

7P3 9P3 -17.7500 8.91160 .058 -36.1426 .6426

7P0 7P1 7.7500 8.91160 .393 -10.6426 26.1426

7P2 6.5000 8.91160 .473 -11.8926 24.8926

7P3 14.2500 8.91160 .123 -4.1426 32.6426

9P0 9P1 24.0000* 8.91160 .013 5.6074 42.3926

9P2 18.7500* 8.91160 .046 .3574 37.1426

9P3 8.2500 8.91160 .364 -10.1426 26.6426

[image:44.595.114.510.204.407.2]

Tanda * pada tabel menunjukkan perbedaan yang nyata

Tabel 17. Data latensi penunggangan (detik) Kelompok

Umur Perlakuan

Ulangan

1 2 3 4

Muda 7 bulan

P0 600 478 279 600

P1 63 600 28 308

P2 73 54 257 120

P3 17 600 600 345

Tua 9 bulan

P0 600 565 600 152

P1 318 600 26 312

P2 317 527 600 540

P3 600 37 199 600

Tabel 18. Descriptive statistics latensi penunggangan (detik) Kelompok

Umur Perlakuan N Mean

Std. Deviation Muda

7 bulan

P0 4 489.25 151.50660

P1 4 249.75 264.64867

P2 4 126.00 91.63333

[image:44.595.114.455.452.610.2]
(45)

Tua 9 bulan

P1 4 314.00 234.35017

P2 4 496.00 123.49629

[image:45.595.111.450.93.171.2]

P3 4 359.00 286.03380

Tabel 19. Levene's test (tes homogenitas) latensi penunggangan

F df1 df2 Sig.

1.388 7 24 .256

[image:45.595.116.448.204.249.2]

a. Design: Intercept + Perlakuan + Umur + Perlakuan * Umur

Tabel 20. Two ways Anova (Anara dua jalur) latensi penunggangan Source Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 477239.719a 7 68177.103 1.444 .234 Intercept 4215882.031 1 4215882.031 89.297 .000

Perlakuan 192999.094 3 64333.031 1.363 .278

Umur 77126.281 1 77126.281 1.634 .213

Perlakuan * Umur 207114.344 3 69038.115 1.462 .250

Error 1133089.250 24 47212.052

Total 5826211.000 32

Corrected Total 1610328.969 31

Tabel 21. LSD test (uji BNT) latensi penunggangan (I) P (J) P

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower

Bound

Upper Bound 7P0 9P0 10.0000 1.536,43 .949 -307.1026 327.1026 7P1 9P1 -64.2500 1.536,43 .680 -381.3526 252.8526 7P2 9P2 -370.0000* 1.536,43 .024 -687.1026 -52.8974 7P3 9P3 31.5000 1.536,43 .839 -285.6026 348.6026 7P0

7P1 239.5000 1.536,43 .132 -77.6026 556.6026 7P2 363.2500* 1.536,43 .026 46.1474 680.3526 7P3 98.7500 1.536,43 .526 -218.3526 415.8526 9P0

[image:45.595.113.512.308.489.2] [image:45.595.116.510.527.724.2]
(46)

Muda 7 bulan

P0 0 3 1 0

P1 6 0 4 6

P2 2 6 7 6

P3 2 0 0 4

Tua 9 bulan

P0 0 1 0 1

P1 1 0 5 2

P2 4 1 0 1

[image:46.595.113.455.95.249.2]

P3 0 7 2 0

Tabel 23. Descriptive statistics frekuensi penunggangan Kelompok

Umur Perlakuan N Mean

Std. Deviation Muda

7 bulan

P0 4 1.0000 1.41421

P1 4 4.0000 2.82843

P2 4 5.2500 2.21736

P3 4 1.5000 1.91485

Tua 9 bulan

P0 4 .5000 .57735

P1 4 2.0000 2.16025

P2 4 1.5000 1.73205

[image:46.595.115.451.286.459.2]

P3 4 2.2500 3.30404

Tabel 24. Levene's test (tes homogenitas) frekuensi penunggangan

F df1 df2 Sig.

.939 7 24 .496

a. Design: Intercept + Perlakuan + Umur + Perlakuan * Umur

Tabel 25. Two ways Anova (Anara dua jalur) frekuensi penunggangan Source

Type III Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 71.500a 7 10.214 2.179 .073

Intercept 162.000 1 162.000 34.560 .000

Perlakuan 33.750 3 11.250 2.400 .093

Umur 15.125 1 15.125 3.227 .085

Perlakuan * Umur 22.625 3 7.542 1.609 .213

[image:46.595.114.451.490.535.2] [image:46.595.113.512.588.752.2]
(47)
[image:47.595.114.510.95.135.2]

Corrected Total 184.000 31

Tabel 26. LSD test (uji BNT) frekuensi penunggangan (I) P (J) P

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower

Bound

Upper Bound

7P0 9P0 .5000 1.53093 .747 -2.6597 3.6597

7P1 9P1 2.0000 1.53093 .204 -1.1597 5.1597

7P2 9P2 3.7500* 1.53093 .022 .5903 6.9097

7P3 9P3 -.7500 1.53093 .629 -3.9097 2.4097

7P0

7P1 -3.0000 1.53093 .062 -6.1597 .1597

7P2 -4.2500* 1.53093 .010 -7.4097 -1.0903

7P3 -.5000 1.53093 .747 -3.6597 2.6597

9P0

9P1 -1.5000 1.53093 .337 -4.6597 1.6597

9P2 -1.0000 1.53093 .520 -4.1597 2.1597

9P3 -1.7500 1.53093 .264 -4.9097 1.4097

Tanda * pada tabel menunjukkan perbedaan yang nyata

Tabel 27. Data perubahan berat badan (gram) Kelompok

Umur P Pengulangan

Berat Badan (g)

B0 Bt Bt-0

Muda 7 bulan

P0 1

2 3 4 35.5 34.0 25.0 30.9 40.5 37.0 30.6 35.5 5.0 3.0 5.6 4.6

P1 1

2 3 4 37.2 39.0 24.5 36.0 38.7 40.9 26.0 36.4 1.5 1.9 1.5 0.4

P2 1

2 3 4 30.9 35.5 39.3 33.4 36.9 38.2 43.0 41.0 6.0 2.7 3.7 7.6

P3 1

2 3 4 41.0 38.4 42.5 32.4 33.0 36.5 38.2 28.0 -8.0 -1.9 -4.3 -4.4 Tua 9 bulan

P0 1

[image:47.595.114.513.176.372.2] [image:47.595.122.513.419.737.2]
(48)

Tua 9 bulan 3 4 44.5 40.5 41.1 40.5 -3.4 0.0

P2 1

2 3 4 34.5 40.3 40.4 37.0 44.2 49.3 50.0 47.6 9.7 9.0 9.6 10.6

P3 1

[image:48.595.114.514.86.269.2]

2 3 4 39.2 42.2 44.5 42.4 45.0 47.0 48.5 48.2 5.8 4.8 4.0 5.8

Tabel 28. Descriptive statistics perubahan berat badan (gram) Kelompok

Umur Perlakuan N Mean

Std. Deviation Muda

7 bulan

P0 4 4.5500 1.11206

P1 4 1.3250 .64485

P2 4 5.0000 2.21660

P3 4 -4.6500 2.51462

Tua 9 bulan

P0 4 .8750 .97767

P1 4 -1.3750 2.73542

P2 4 9.7250 .66018

[image:48.595.113.452.305.460.2]

P3 4 5.1000 .87178

Tabel 30. Two ways Anova (Anara dua jalur) perubahan berat badan Source Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 558.139a 7 79.734 28.321 .000

Intercept 211.151 1 211.151 74.998 .000

Perlakuan 32.805 1 32.805 11.652 .002

Umur 281.771 3 93.924 33.361 .000

Perlakuan * Umur 243.562 3 81.187 28.837 .000

Error 67.570 24 2.815

Tabel 29. Levene's test (tes homogenitas) perubahan berat badan

F df1 df2 Sig.

3.243 7 24 .014

[image:48.595.113.509.598.744.2]
(49)
[image:49.595.116.513.98.135.2]

Corrected Total 625.709 31

Tabel 31. LSD test (uji BNT) perubahan berat badan (I) P (J) P

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower

Bound

Upper Bound

7P0 9P0 3.6750* 1.18647 .005 1.2262 6.1238

7P1 9P1 2.7000* 1.18647 .032 .2512 5.1488

7P2 9P2 -4.7250* 1.18647 .001 -7.1738 -2.2762 7P3 9P3 -9.7500* 1.18647 .000 -12.1988 -7.3012 7P0

7P1 3.2250* 1.18647 .012 .7762 5.6738

7P2 -.4500 1.18647 .708 -2.8988 1.9988

7P3 9.2000* 1.18647 .000 6.7512 11.6488

9P0

9P1 2.2500 1.18647 .070 -.1988 4.6988

[image:49.595.115.510.175.388.2]
(50)
[image:50.595.163.463.125.426.2]

Gambar 13. Pembuatan ekstrak lada hitam: (a) penyaringan ekstrak air lada hitam setelah pemanasan dengan kain saring (b) maserasi ekstrak etanol lada hitam dengan shaker (c) proses penyaringan ekstrak lada hitam dengan kertas saring (d) ekstrak lada hitam setelah di oven

[image:50.595.160.465.513.737.2]
(51)
[image:51.595.158.467.83.314.2] [image:51.595.160.467.354.602.2]

Gambar

Gambar 1. Tanaman lada hitam (Piper nigrum L.)
Gambar 2. Lada hitam dan lada putih
Tabel 1. Farmakologi dan aplikasi klinis lada hitam (Piper nigrum L.)(Meghwal dan Goswami, 2012)
Gambar 4. Struktur kimia amida fenolat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paparan medan listrik tegangan tinggi terhadap bagian perikardium jantung pada mencit (Mus Musculus L.) jantan..

Pemberian ekstrak lada hitam ( Piper nigrum L ) dan Seng (Zn) berpengaruh secara bermakna terhadap peningkatan morfologi spermatozoa normal pada tikus putih (

PENGARUH PAJANAN LAMPU MERKURI TERHADAP MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA PADA MENCIT JANTAN.. ( Mus

Pemberian campuran ekstrak lada hitam ( Piper nigrum L) dan seng (Zn) berpengaruh meningkatkan lebih banyak secara nyata terhadap jumlah spermatosit primer tikus

Penelitian ini bertujuan mengkaji potensi kopi arabika Aceh sebagai antioksidan pada mencit ( Mus musculus L.) jantan yang terpapar asap rokok melalui pengukuran

Peningkatan keragaman genetik tanaman lada (Piper nigrum L.) dengan iradiasi sinar gamma.. Naskah pelepasan varietas lada lokal

Efek antiinflamasi ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) ditentukan dengan mengukur penurunan volume edema kaki mencit (Mus musculus) jantan yang telah

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) pada mencit jantan (Mus musculus L.) dapat