• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Manajemen Piutang pada PT. Mopoli Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Manajemen Piutang pada PT. Mopoli Raya"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG PADA PT. MOPOLI RAYA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

RENDO YUDHATAMA SINULINGGA 122101008

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : RENDO YUDHATAMA SINULINGGA

NIM : 122101008

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG PADA PT.

MOPOLI RAYA

Tanggal: JUNI 2015 DOSEN PEMBIMBING

Drs. Liasta Ginting, M.Si NIP. 19560106 198303 2 001

Tanggal: JUNI 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 10741123 200012 2 001

Tanggal: JUNI 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, taufik, hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini yang berjudul “ Analisis Manajemen Piutang pada PT. Mopoli Raya “.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli

Madya pada Jurusan Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa

tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan bukanlah hal yang mustahil

apabila di dalamnya masih terdapat kekurangan dan kelemahan, ditinjau dari isi,

bahasa serta penulisannya. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak, yang memungkinkan tersusunnya tugas akhir

ini. Bantuan dan dukungan tersebut sangat besar artinya bagi penulis, oleh karena

itu tidaklah berlebihan apabila penulis menyampaikan terima kasih yang tulus

kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar maksum, M.Ec,Ac Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumtera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si Ketua Program Studi Diploma III

Manajemen Keuangan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Inneke Qomariah, SE, M.Si selaku dosen pembimbing magang.

(4)

4. Ibu dan bapak dosen yang telah membimbing dan memberi ilmu-ilmu

perekonomian melalui segala macam mata kuliahnya.

5. Bapak Hasan Basri, SE selaku mentor pembimbing magang pada bagian

keuangan PT. Mopoli Raya.

6. Para Staf dan Karyawan PT. Mopoli Raya yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan selama menjalankan praktik magang.

7. Kedua orang tua saya, Abdul Hamid Sinulingga dan Sri Paryanti yang

senantiasa memberikan dukungan kepada penulis baik moril, spiritual, dan

doanya buat penulis demi terselesainya Tugas Akhir ini.

8. Keluarga dan Sahabat-sahabat yang selama ini telah memberikan

semangat, dukungan dan motivasi untuk menghibur penulis saat keadaan

susah dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

9. Teman-teman Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Angkatan

2012.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih banyak semoga tugas akhir ini

memberikan manfaat bagi kita semua. Dan penulis menyadari bahwa penulis tidak

dapat membalas dan memberikan apapun atas segala yang penulis terima selama

ini, untuk itu penulis serahkan semuanya kepada ALLAH SWT sehingga kiranya

dapat membalasnya.

Medan, Juli 2015

Penulis

(Rendo Yudhatama Sinulingga)

(5)

DAFTAR ISI

(6)

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 : Neraca PT. Mopoli Raya dan Anak Perusahaan………51

TABEL 2.2 : Neraca PT. Mopoli Raya dan Anak Perusahaan………52

TABEL 2.3 : Laporan Laba Rugi Tahun 2013 dan 2014………53

TABEL 2.4 : Daftar Piutang Tahun 2013 dan 2014………54

(7)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR : Struktur Organisasi PT. Mopoli Raya………...12

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum tujuan dari perusahaan adalah untuk memperoleh laba

semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap perusahaan selalu

membutuhkan manajemen yang baik, agar dalam kegiatannya perusahaan dapat

mengelola seluruh sumber daya dan kekayaannya dengan baik pula yang

merupakan upaya untuk menciptakan keteraturan di dalam perusahaan tersebut

dalam rangka memaksimalkan laba. Baik perusahaan besar maupun perusahaan

kecil. Baik itu perusahaan yang memproduksi barang maupun perusahaan yang

menghasilkan jasa, manajemen yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian,

aktualisasi, dan pengawasan menjadi begitu penting.

Kegiatan manajemen perusahaan adalah sebuah kegiatan pengelolaan

sebuah sistem yang terdiri dari beberapa unsur yang saling berhubungan dan

saling bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dari perusahaan

tersebut. Dengan kata lain, apabila salah satu unsur tidak dapat menjalankan

fungsi sebagaimana mestinya, maka akan dapat mempengaruhi fungsi pada unsur

yang lain, dan pada akhirnya akan menggangsu sistem secara keseluruhan. Hal

inilah yang menyebabkan pentingnya dilakukan sebuah pengelolaan terhadap

sistem tersebut agar terciptanya suasana yang teratur, efektif dan efisien dalam

berorganisasi di perusahaan.

Manajemen yang terdiri dari manajemen keuangan, manajemen produksi,

manajemen pemasaran dan manajemen sumber daya manusia yang

masing-masing memiliki keterkaitan antara satu sama lain harus tetap diupayakan agar

(9)

selalu memiliki pengaruh yang positif demi kelangsungan hidup sebuah usaha.

Manajemen keuangan yang menyangkut manajemen kas, manajemen

piutang dan lain-lain, juga tidak terlepas dari upaya untuk menciptakan suasana

yang kondusif di dalam pengelolaannya. Sebab akan sangat mempengaruhi dalam

kegiatan operasional perusahaan.

Dalam kegiatan operasinya, setiap perusahaan pasti memiliki piutang,

terutama bagi perusahaan yang melakukan penjualan atas produk dan jasanya

dengan sistem kredit. Piutang merupakan aktiva lancar yang ada di dalam neraca

yang tidak lebih liquid jika dibandingkan dengan kas sebab pada umumnya

pencairan piutang telah memiliki tanggal jatuh tempo. Sehingga tidak

sewaktu-waktu dapat segera dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan financial

peursahaan. Hal ini menyebabkan pengelolaan piutang menjadi begitu penting

bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Salah satu tujuan sebuah perusahaan adalah memperoleh profit yang

diperoleh melalui penjualan, oleh sebab itu perusahaan berusaha untuk

meningkatkan penjualan baik secara tunai maupun kredit. Penjualan yang

dilakukan secara kredit akan menimbulkan piutang bagi perusahaan, yang

berpengaruh sekali bagi kegiatan perusahaan. Sebab apabila dana perusahaan

tertanam dalam bentuk piutang tersebut maka perusahaan tidak dapat lagi

memutar dananya untuk kegiatan yang lain sehingga dikhawatirkan perusahaan

mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan financial operasionalnya. Oleh

karena itu sangat penting bagi setiap perusahaan untuk membuat manajemen

(10)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan piutang

usaha pada PT. Mopoli Raya Medan. Baik penggolongan piutang usaha maupun

untuk menganalisis manajernen piutang yang dibuat oleh PT. Mopoli Raya

Medan. Tujuan dari sebuah perusahaan bukanlah semata-mata untuk mencari laba

yang maksimal Namun, menjaga kontinuitas dan kelangsungan hidup perusahaan

secara terus menerus dan lebih terjamin adalah tujuan yang harus dimiliki oleh

setiap perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001 : 257), prosedur pencatatan piutang bertujuan

untuk mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang adalah

disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur

penjualan dan penghapusan piutang. Dalam akuntansi piutang secara periodik

dihasilkan pernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan

piutang ini merupakan unsur pengendalian yang baik dalam pencatatan piutang.

Perusahaan melakukan penjualan secara kredit dalam rangka untuk

memperbesar volume penjualannya yang pada akhirnya juga berpengaruh dalam

memaksimalkan laba suatu perusahaan.. Hal ini dilakukan dengan memperbanyak

persediaan dan memperkecil proporsi kas untuk mencegah besarnya jumlah dana

yang menganggur dengan tetap memperhitungkan proporsi kas dalam jumlah

aman yang harus tersedia untuk bisa dipergunakan segera dalam memenuhi

kebutuhan financial perusahaan.

Manajemen piutang yang menyangkut masalah pengendalian jumlah

piutang, pengendalian pemberian piutang dan pengumpulan piutang sangatlah

penting. Semakin besar proporsi penjualan yang dilakukan secara kredit maka

(11)

Semakin besar piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin besar

pula resiko yang dimiliki perusahaan dengan adanya kredit macet. Akan tetapi

bersamaan dengan itu akan besar pula kesempatan perusahaan dalam

memaksimalkan laba.

Piutang harus dikelola dengan baik melalui penerapan manajemen piutang

yang tepat. Hal ini diharapkan dapat menjamin kegiatan operasional perusahaan.

Perusahaan harus mengelola piutangnya dengan sebaik mungkin yaitu bagaimana

kebijaksanaan perusahaan mengenai piutang, karena dengan mengelola piutang

dengan baik maka perusahaan akan dapat menghindari krisis keuangan

perusahaan yang mungkin saja bisa terjadi.

Bagi beberapa perusahaan piutang merupakan suatu elemen mutlak yang

sangat penting harus dimiliki oleh setiap perusahaan dalam menjalankan

fungsinya. Hal ini juga dialami oleh PT. Mopoli Raya dikarenakan perusahaan

tersebut juga melakukan penjualan dalam bentuk kredit. Oleh sebab itu,

manajemen piutang yang baik sangatlah diperlukan agar perusahaan dapat

menjaga keamanan aktivanya, terutama bagi perusahaan yang melakukan

penjualan dengan cara kredit. Keadaan tersebutlah yang mendorong penulis untuk

memilih judul “ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG PADA PT. MOPOLI

(12)

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan pasti memiliki masalah yang berbeda-beda sehingga

diperlukan jalan keluar yang berbeda-beda pula untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Meningkatkan penjualan dengan cara melakukan penjualan dengan cara

kredit sehingga akan memperbesar jumlah piutang yang pada akhirnya perusahaan

memiliki resiko yang besar pula. Sehingga diperlukan pemahaman yang jauh

tentang manajemen piutang yang baik dan seberapa jauh upaya meminimalisir

resiko tersebut.

Dengan alasan inilah penulis menarik suatu permasalahan yaitu:

a. Bagaimana sistem manajemen piutang pada PT. MOPOLI RAYA?

b. Bagaimana usaha untuk menanggulangi resiko yang timbul akibat adanya

piutang dagang pada PT. MOPOLI RAYA?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui seperti apa sistem manajemen piutang yang ada pada PT.

MOPOLI RAYA.

b. Melakukan penilaian atas manajemen piutang yang ada pada PT. MOPOLI

RAYA.

c. Untuk mengetahui usaha PT. MOPOLI RAYA dalam menanggulangi resiko

(13)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

a. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan yang

lebih baik di masa yang akan datang.

b. Dapat menjadi bahan koreksi dalam rangka perbaikan apabila terdapat

kelemahan-kelemahan pihak perusahaan dalam mengelola seluruh piutangnya.

2. Bagi penulis

a. Untuk dapat melihat standar yang baik dari suatu manajemen piutang dalam

suatu perusahaan.

b. Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis tentang manajemen

piutang yang ada di perusahaan.

c. Bagi penulis, merupakan alat/bahan untuk membandingkannya dengan

teori-teori yang telah dipelajari semasa kuliah.

3. Bagi pihak lain

a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi ilmu pengetahuan, menambah

informasi dan wawasan bagi para pembaca.

b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pembanding bagi pembaca yang

akan melakukan penelitian mengenai manajemen piutang di masa yang akan

(14)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan

PT. Mopoli Raya merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak

dibidang perkebunan kelapa sawit dan pengolahannya. PT. Mopoli Raya didirikan

pada tanggal 17 Desember 1980 atas prakarsa 3 (tiga) pendiri utama yaitu :

1. H.A. Basyah Ibrahim (Alm)

2. H. Muhammad Sati (Alm)

3. Mustafa Sulaiman (Alm)

Sejak pendiriannya, PT. Mopoli Raya terus berkembang dan berkembang.

Hal ini dapat dilihat dari areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT.

Mopoli Raya dan anak-anak perusahaannya yang semakin luas. Areal perkebunan

kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Mopoli Raya dan anak-anak perusahaannya

tersebar di 2 (dua) provinsi yaitu di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tepatnya

di kabupaten Aceh Timur, Aceh Barat, dan aceh selatan serta di Provinsi

Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Langkat. Luas perkebunan kelapa sawit

yang dimiliki oleh PT. Mopoli Raya dan anak-anak perusahaanya di Provinsi

Naggroe Aceh Darussalam seluas 6.678,76 Ha dan di Provinsi Sumatera Utara

seluas 3.053,57 Ha. Areal tersebut bernaung di bawah beberapa perusahaan yang

tergabung dalam group usaha PT. Mopoli Raya.

(15)

Adapun perusahaan – perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa

sawit dan berada dibawah koordinasi PT. MOPOLI RAYA antara lain :

1. PT. Sulaiman Saleh, yang mengelola perkebunan Damar Condong.

2. PT. Perapen, yang mengelola perkebunan Perapen.

3. PT.Mazdah, yang mengelola perkebunan Serang Jaya.

4. PT. Surya Mata Ie, yang mengelola perkebunan Upah.

5. PT. Sumber Asih, yang mengelola perkebunan Biara dan Paya Rambe.

6. PT. Tenggulon Raya, yang mengelola perkebunan Tenggulon.

7. PT. Darma Agung, yang mengelola perkebunan Mopoli.

8. PT. Puga Raya, yang mengelola perkebunan Sawit Rambe.

9. PT. Aloer Timur, yang mengelola perkebunan Aloer The.

10.PT. Gading Bhakti, yang mengelola perkebunan Alue Kuyun.

11.Watu Gede Utama, yang mengelola kebun Kreung Semayam.

Apa yang telah dicapai oleh PT. Mopoli Raya sebenarnya merupakan

kerjasama dari banyak pihak terutama dengan pemerintah melalui program

rehabilitasi PBSN dengan penyaluran kredit investasi Bank Indonesia melalui

Bank Ekspor Impor, yang telah banyak membantu dalam proses pendirian pabrik

kelapa sawit perusahaan ini.

Dengan adanya kredit Free Financing (jenis kredit modal kerja yang

diberikan kepada pemilik perusahaan) dari Bank Exim sebelum kredit Investasi

keluar, maka pada bulan April 1984 mulai dilaksanakan persiapan- persiapan

pelaksanaan dan pengaturan pelaksanaan pembangunan pabrik Kelapa sawit. Pada

(16)

ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bapak Gubernur Daerah Istimewa

Aceh pada saat itu dan disaksikan oleh pihak-pihak yang terkait.

Pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Mopoli Raya terletak di desa Gedong

Biara Kec. Seruway Kabupaten Aceh Timur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Areal yang digunakan untuk pabrik adalah seluas 6 Ha dan terletak di daerah

berbukit dengan ketinggian antara 20-55 m diatas permukaan laut, karena pabrik

kelapa sawit tersebut terletak di desa Gedong Biara maka pabrik kelapa sawit PT.

Mopoli Raya ini sering disebut pabrik kelapa sawit Gedong Biara. Pabrik yang

berlokasi di Blok 53 perkebunan Gedong Biara Kuala Simpang ini berkapasitas

awal 30 Ton TBS per jam. Pada tahun 1991 kapasitas pabrik kelapa sawit tersebut

diperluas sehingga menjadi 60 Ton TBS per jam, suatu kapasitas yang cukup

untuk dapat menampung hasil produksi sampai dengan 9.985 Ha areal kelapa

sawit.

Pabrik kelapa sawit merupakan tempat pengolahan TBS untuk

mendapatkan minyak sawit dan hasil-hasil produksi seperti bahan bakar boiler dan

pupuk. Kedua hasil terakhir dapat dikategorikan sebagai hasil sampingan atau by

product yang berguna untuk proses produksi selanjutnya.

B. Struktur Organisasi

Kunci utama untuk menciptakan sisitem operasional yang baik dalam

suatu perusahaan atau suatu organisasi adalah struktur daripada organisasi

tersebut. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap individu atau anggota

dari organisasi tersebut dapat mengetahui tentang posisinya, wewenang dan

(17)

menjelaskan tentang hubungan antara unit-unit terkait dalam perusahaan atau

organisasi.

Strukutur organisasi sebuah perusahaan sangat mungkin akan berbeda

dengan struktur organisasi pada perusahaan atau organisasi lain. Perbedaan ini

muncul karena struktur organisasi suatu perusahaan akan sangat tergantung pada

kondisi perusahaan, kebijakan-kebijakan strategis perusahaan dan tujuan

perusahaan di masa yang akan datang.

Dengan melihat kondisi perusahaan dan kondisi pasar yang kian

berkembang PT. Mopoli Raya menerapkan struktur organisasi garis atau Staff,

dengan struktur ini akan terdapat pucuk pimpinan sebagai pemegang komando

tertinggi dan juga terdapat para manajer –manajer bagian yang bertugas

menjalankan dan mengawasi aktivitas di setiap bagian yang menjadi

wewenangnya. Para manajer ini juga diharapkan bisa memberikan masukan dan

nasehat kepada pihak yang berada di atasnya atau pihak yang menjadi

bawahannya yang bertujuan untuk menjalankan roda bisnis perusahaan secara

baik. Adapun struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Mopoli Raya dapat

(18)

RUPS

Hanif Soekasman Darma Sucipto Suwandi Fauzi Yusuf

Direktur SDM dan Umum Direktur Komersil

Dir Produksi dan Pengembangan

(19)

C. Uraian Pekerjaan a) Dewan Komisaris

Tugas:

1) Mengawasi jalannya pengurusan oleh Direksi, untuk itu Anggota Dewan

komisaris baik secara sendiri maupun bersama-sama berhak memasuki

bangunan dan pekarangan Perseroan, memeriksa buku, memeriksa buku,

memeriksa persediaan, memeriksa uang kas dan surat berharga lainnya

serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.

2) Mengadakan rapat umum tahunan dan rapat umum luar biasa para

pemegang saham.

3) Jika suatu sebab ada kekosongan salah satu jabatan direksi atau dewan

komisaris maka paling lama satu bulan setelah terjadinya kekosongan

tersebut, Dewan Komisaris berkewajiban mengundang para pemegang

saham dan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk

memutuskan siapa yang akan mengisi kekosongan tersebut.

4) Memberikan persetujuan terhadap hal-hal sebagai berikut:

a. Pembagian tugas antara para anggota direksi.

b. Rencana perseroan sebagai penanggung jawab.

c. Membeli, menjual, memberatkan atau dengan cara lain mendapatkan

atau melepaskan hak atas barang tidak bergerak/harta tetap perusahaan

dan surat ijin/lisensinya.

d. Mengadaikan barang-barang tak bergerak yang merupakan milik

Perseroan.

(20)

6) Memberikan pengesahan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas

neraca dan perhitungan laba/rugi tahunan yang merupakan laporan

pertanggung jawaban Direksi.

b) Biro Komisaris

Tugas:

1) Membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas-tugas

pengawasannya di Perseroan. Biro komisaris dipimpin oleh Kepala Biro

Komisaris.

- Kepala Biro Komisaris

Tugas:

1) Membuat pembagian tugas para anggota Biro Komisaris.

2) Bersama-sama anggota menyusun usulan anggaran tahunan Biro

Komisaris.

3) Mengevaluasi apakah kinerja perusahaan telah sesuai dengan rencana, baik

fisik/keuangan maupun prosedurnya.

4) Bertanggung jawab atas keselamatan harta perusahaan dan arsip-asip yang

ada pada Biro Komisaris.

5) Memberikan laporan kepada Dewan Komisaris tentang perkembangan

perusahaan berdasarkan hasil evaluasi.

6) Menampung masukan-masukan dari bawahan.

7) Menunjukkan salah satu anggota Biro Komisaris sebagai pejabat Kepala

Biro berdasarkan persetujuan Komisaris, apabila kepala Biro berhalangan

(21)

c) Direktur Utama

Tugas:

1) Mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan.

2) Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Dewan Komisaris dan Rapat

Umum Pemegang Saham.

3) Mengkoordinir anggota Direksi lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan

seperti yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan

yang telah disyahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

d) Internal Audit

Tugas:

1) Menyusun rencana kerja dan langkah-langkah pemeriksaan yang akan

menjadi pedoman bagi para audit.

2) Menyusun pembagian tugas para auditor dalam melaksanaan tugas-tugas

pemeriksaan.

3) Memonitor penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap anggaran.

4) Mengevaluasi usulan tentang penyempurnaan sistem prosedur yang ada.

e) Direktur Produksi dan Pengembangan

Tugas:

1) Mengkoodinir jajaran yang berada di bawahnya sesuai dengan struktur

organisasi yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien.

2) Menjalankan segala tindakan dengan cara memanfaatkan secara optimal

semua sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan produktifitas

(22)

3) Melaksanakan menejem tanaman dan pengolahan yang baik, tertib, dan

teratur serta berkesinambungan

4) Membantu dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Perseroan

dalam memimpin perusahaan sesuai dengan bidangnya.

f) Direktur SDM dan Umum

Tugas:

1) Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi di

bidang pengelolaan dan pengembangan SDM (termasuk perekrutan dan

pemilihan kebijakan / practices, disiplin, keluhan, konseling, upah dan

peryaratannya, kontrak-kontrak, pelatihan dan pengembangan,

perencanaan suksesi, moril dan motivasi, kultur dan pengembangan sikap

dan moral kerja, manajemen penimbangan prestasi dan hal seputar

manajemen mutu, dan lain-lain (ditambahakan selama masih relvean).

2) Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur aspek

penting dari pengembangan HR.

3) Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan, peluang,

rencana pengembangan yang berhubungan dengan SDM dan

pencapaiannya dalam skala waktu dan bentuk / format yang sudah

disepakati.

4) Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan direct

report kepadanya).

5) Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan SDM per departemen sesuai

(23)

6) Bertindak sebagai penghubung (liaison) dengan para manajer functional /

manajer department yang lain agar memahami semua aspek-aspek penting

dalam pengembangan SDM, dan untuk memastikan mereka telah

mendapatkan informasi yang tepat dan mencukupi tentang sasaran, tujuan

/ obyektif dan pencapaian-pencapaian dari pengembangan SDM.

7) Memelihara kesadaran dan pengetahuan tentang teori pengembangan HR

yang sesuai zaman dan metoda-metoda dan menyediakan penafsiran yang

pantas untuk para direktur, para manajer dan staf di dalam organisasi.

8) Berperan untuk evaluasi dan pengembangan strategi pengelolaan SDM dan

kinerja dalam pengimplementasian strategi tersebut, dengan bekerja sama

dengan tim eksekutif.

9) Memastikan setiap aktivitas mempunyai benang merah serta

terintegrasikan dengan persyaratan-persyaratan organisasi (organizational

requirements) untuk bidang-bidang manajemen mutu, kesehatan dan

keselamatan kerja, syarat-syarat hukum, kebijakan-kebijakan dan tugas

umum kepedulian lingkungan.

g) Direktur Komersial

Tugas:

1) Mengkoordinir jajaran yang berada di bawahnya sesuai dengan struktur

organisasi yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien.

2) Menjalankan segala tindakan dengan cara memanfaatkan secara optimal

semua sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan dengan cara yang sesuai dengan peraturan-peraturan

(24)

3) Melaksanakan menejemen keuangan.

4) Mengadakan koordinasi dengan Direktur Produksi mengenai administrasi

kepegawaian, keuangan, dan pengadaan pada unit/bagian yang berada di

bawah Direktur Produksi.

5) Membantu dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Perseroan

dalam memimpin perusahaan sesuai dengan bidangnya.

h) Bagian Keuangan dan Akuntansi

Tugas:

1) Membuat rencana penjualan bulanan berdasarkan rencana pabrik dan

kebun.

2) Menjamin kelancaran pemasaran komoditi-komoditi yang dihasilkan

perusahaan dengan harga yang maksimal.

3) Membuat laporan penjualan dan laporan realisasi pembelian secara

bulanan untuk diserahkan kepada atasan dan bagian-bagian yang

memerlukannya.

i) Bagian Pengadaan dan Pemasaran

Tugas:

1) Memastikan seluruh proses penjualan produk sesuai dengan prosedur.

2) Memastikan kualitas produk barang yang akan dijual.

3) Merencankan penjualan produk bulanan (CPO, inti & karet)

4) Memastikan seluruh proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan

prosedur.

5) Memastikan kualitas pengadaan barang dan jasa sesuai dengan spesifikasi

(25)

6) Memastikan tersedianya supplier/rekanan yang terkini.

7) Memastikan tersedianya data harga barang dan jasa.Melakukan survey

harga dari semua supplier yang ada dan melaksanakan proses pengadaan

sesuai prosedur.

j) Bagian SDM dan Umum

Tugas:

1) Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai

(man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan.

2) Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan

dan pengembangan pegawai.

3) Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai

dengan mempertimbangkan "internal / external equity".

k)Bagian Tanaman

Tugas:

1) Menyusun program/rencana kerja bagian tanaman.

2) Memonitor penerimaan dan pendistribusian laporan-laporan kebun dan

proyek perkebunan.

3) Mengatur pelaksanaan survey dan pemetaan tanah apabila ada rencana

pembukuan lahan baru.

4) Membuat perencanaan tentang pengendalian serangan hama dan penyakit.

5) Membuat perencanaan tentang pemupukan tahunan berdasarkan hasil

analisis daun dari tanah.

6) Membuat perencanaan estimasi produksi dan pembangunan tanaman baru

(26)

7) Membantu Direktur Produksi dalam memonitor pelaksanaan proyek

perkebunan milik perusahaan.

l) Bagian Pengolahan dan Teknik

Tugas:

Adapun tugas-tugas kepala bagian teknik membuat perencanaan dan

memonitoring instalasi/ listrik / mesin / bangunan dan memonitor hasil-hasil

yang dicapai pabrik dan mengatur pengelolaan bengkel.

m) Bagian Sekretaris Perusahaan

Tugas:

1) Membuat usulan mengenai standard penomoran dan bentuk surat-surat

yang akan diterapkan.

2) membuat/mengetik surat-surat keluar Direksi dan membuat registrasinya.

3) Mengetik SK & SE Direksi, membuat registrasinya dan

mendistribusikannya.

4) Menerima/membuat registrasi surat-surat masuk dan mendistribusikannya.

5) Memberikan masukan-masukan tentang penyempurnaan surat menyurat

perusahaan.

6) Membuat jadwal rapat direksi berdasarkan waktu yang telah ditetapkan.

(27)

D.Kinerja Terkini

PT. Mopoli Raya Medan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

usaha perkebunan. Produksi yang dihasilkan perusahaan ini adalah karet dan

kelapa sawit (CPO). Perkembangan Grup Mopoli Raya (GMR) ditandai dengan

diberlakukannya program Perkebunan Besar Swasta Nasional, program

pemerintah untuk merehabilitasi kebun-kebun yang ada dengan memberikan

bantuan kredit kepada para pengusaha perkebunan pada 1978. PT. Mopoli Raya

Medan ini sering disebut pabrik kelapa sawit Gedong Biara. Pabrik yang berlokasi

di Blok 53 perkebunan Gedong Biara Kwala Simpang ini berkapasitas awal 30 ton

Tandan Buah Segar (TBS) per jam. Pada tahun 1991 kapasitas pabrik tersebut

diperluas sehingga menjadi 60 ton TBS per jam, suatu kapasitas yang cukup untuk

menampung hasil produksi sampai dengan 9.985 Ha areal kelapa sawit. Kini,

Grup Mopoli Raya telah menjadi salah satu pemain utama di bisnis kelapa sawit.

Tidak kurang 7 ribu tenaga kerja menggarap 24 ribu ha kebun kelapa sawit dan

karet milik Grup Mopoli Raya di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh

Darussalam. Grup Mopoli Raya sejak 1991 manajemennya sudah dikelola oleh

para profesional. Pada 1998, bekerja sama dengan perusahaan Korea Samsung,

Grup Mopoli Raya mendirikan perusahaan yang memproduksi bahan campuran

plastik yang salah satunya dipakai untuk membuat casing produk elektronik dan

paralon, di bawah bendera PT (CMS) Choyang Mopoli Samsung Chemical

Indonesia.

1. Rencana Kegiatan

Ada empat hal yang harus dilakukan dalam kegiatan operasional perkebunan

(28)

a. Persiapan

Kegiatan yang meliputi survey dan blok design, dimana survey dilakuan untuk

mengetahui sebaran lahan, topografi, tata guna tanah dan study kelayakan

sedangkan blok design meliputi pekerjaan rencana jalan, blok tanam, rencana

pabrik dan rencana perumahan.

b. Pengembangan

Pengembangan yaitu kegiatan pembukaan lahan kemudian diolah sampai di

tanami bibit kelapa sawit. Aktivitasnya meliputi land clearing, pembibitan dan

penanaman.

c. Rawat, Pengendalian Hama dan Penyakit

Rawat, Pengendalian Hama dan Penyakit yaitu aktivitas yang bertujuan untuk

memelihara tanaman kelapa sawit, lahan diareal tanam, dan infrastrukturnya.

Aktivitas Rawat dan Pengendalian Hama Penyakit, meliputi:

1) Rawat TBM (Tanaman Belum Menghasilkan),

2) Rawat TM (Tanaman Menghasilkan),

3) Pemupukan,

4) Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT).

d. Panen dan Angkut

Proses kegiatan memetik hasil dari tanaman yang sudah ditanam, perlakuan pasca

panen hingga pengangkutan ke pabrik. Aktivitas panen dan angkut meliputi:

1) Persiapan panen,

2) Pelaksanaan panen,

(29)

BAB III PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan Perusahaan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Menganalisis laporan keuangan berarti menggali informasi yang

terkandung dalam suatu laporan keuangan, Laporan keuangan adalah media

informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini

disajikan dengan benar akan sangat berguna bagi siapa saja dalam pengambilan

keputusan untuk kepentingan persahaan. Laporan keuangan menggambarkan

kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dalam

jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim diketahui

adalah Neraca, Laporan Laba / Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan

Posisi Keuangan. Bagi para analis laporan keuangan merupakan media yang

paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Oleh

karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan ini. Laporan

keuangan ini menjadi bahan sarana informasi dari para analis dalam proses

pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi

keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana

(kas) perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Laporan keuangan merupakan komoditi yang sangat bermanfaat dan

dibutuhkan masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan

para pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat membedakan keuntungan.

Dengan membaca laporan keuangan secara tepat maka seseorang dapat

(30)

melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilakukan

dan diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan baginya.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Adapun jenis-jenis laporan keuangan yang utama dan pendukung dapat

disebut sebagai berikut:

a). Laporan Neraca

Laporan Neraca disebut juga Laporan Posisi Keuangan perusahaan.

Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, hutang, dan modal pada saat tertentu.

Laporan ini bisa disusun setiap saat. Isi Laporan Neraca adalah:

Harta (aktiva)

Harta (aktiva) adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam

operasi perusahaan seperti kas, persediaan piutang, aktiva tetap, aktiva tidak

berwujud dan lain-lain.

Hutang (kewajiban)

Definisi hutang telah berkembang terus seperti terlihat dari dua defenisi ini

:

1) Menurut APB (Accounting Principles Board) tahun 2004, pengertian

hutang adalah: "Kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui

dan dinilai sesuai Prinsip Akuntansi. Kewaiiban di sini termasuk juga

saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan kewajiban.”

2) Menurut FASB (Financial Accounting Standart Board) tahun 2004

defenisi hutang adalah “kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di

masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang

(31)

yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian yang

sudah terjadi."

Modal

Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga setelah

dikurangi hutang. Dalam perusahaan perseorangan, nilai modal ini merupakan

modal pemiliknya. Sedangkan pada Perseroan perlu dibedakan antara modal setor

dengan modal karena pendapatan.

b). Laporan Laba / Rugi

Menurut APB (Accounting Principles Board) tahun 2014, Laba / Rugi

adalah sebagai kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode Akuntansi.

Menurut FASB (Financial Accounting Standart Board) tahun 2014, Laba

atau Income sebagai perubahan dalam modal dari suatu lembaga selama satu

periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang

berasal dari bukan pemilik.

c). Laporan Arus Kas

Di daiam FASB (Financial Accounting Standart Board) tahun 2014,

Laporan Arus Kas dikelompokkan pada tiga bagian, yaitu:

1. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan operasi

2. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan pembiayaan

3. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan investasi

Laporan kas ini dapat disusun dengan dua cara, yaitu:

a. Direct Method

b. Indirect Method

(32)

Laporan ini menjelaskan perubahan posisi modal baik saham Perseroan

Terbatas atau saham Perusahaan Perseorangan.

3. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi

keuangan pada setiap periode tertentu.

Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan yang terjadi

pada PT. Mopoli Raya dapat dilihat dari laporan keuangan selama dua tahun

berturut-turut, yaitu meliputi Laporan Neraca, Laporan Laba / Rugi, dan Daftrar

Piutang pada tahun 2014 dan 2013.

B. Pengertian, Faktor, dan Penggolongan Piutang

Apabila perusahaan melakukan penjualan secara kredit, maka perusahaan

akan memiliki piutang. Semakin besar operasi dan jumlah penjualan kredit, maka

semakin besar pula jumlah piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu

manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang

menjual produknya secara kredit.

1. Pengertian Piutang

Dalam pengertian luas, istilah piutang dapat dipergunakan oleh pihak atas

uang, barang, dan jasa. Namun demikian, menurut tujuan akuntansi istilah piutang

pada umumnya ditetapkan dalam pengertian yang lebih sempit, yaitu berupa klaim

yang diharapkan akan diselesaikan melalui penerimaan kas. Semua piutang yang

diharapkan akan tertagih menjadi kas dalam jangka waktu yang tidak lebih dari

satu tahun, di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar, dan sebaliknya jika

(33)

dalam kelompok aktiva tidak lancar.

Berikut ini adalah pengertian piutang menurut beberapa ahli ekonomi:

"Piutang adalah merupakan klaim uang pada perusahaan maupun individu”.

(Robinson danScukusumo, 1999: 402).

"Piutang merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan,

penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana atau jenis transaksi lainnya yang

membentuk suatu hubungan, dimana satu pihak berhutang kepada pihak lainnya."

(Simamora, 2000: 256}.

Menurut ahli lainnya berpendapat bahwa : "Piutang meliputi semua

tagihan dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang timbul dari beberapa jenis

transaksi, dimana yang paling umum ialah dari penjualan barang ataupun jasa

secara kredit.” .(Fess, 2005 : 392).

Dari defenisi di atas, dapat diambil suatu pengertian umum tentang

piutang. Piutang adalah hak perusahaan atau individu untuk melakukan tagihan

(klaim) terhadap pihak lain yang mengadakan transaksi dengan perusahaan atau

pihak lain tersebut dan penyelesaiannya dapat dilakukan dengan penerimaan uang,

barang, ataupun jasa.

2. Faktor-faktor Terjadinya Piutang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya anggaran piutang,

antara lain volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu

kredit, pemberian potongan, pembatasan kredit, dan kebijakan penagihan piutang.

Berikut ini dijelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi anggaran piutang

(34)

a) Volume Barang Yang Dijual Secara Kredit

Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada tunai dapat semakin

memperbesar anggaran dalam piutang usaha dan sebaliknya. Contoh : sebulan

dijual barang Rp 100.000 dengan syarat 10% dibayar tunai dan 90% dilakukan

secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha yang tertanam 90% x Rp 100.000

=Rp90.000

Volume barang yang dijual secara kredit lebih kecil daripada tunai dapat

memperkecil anggaran dalam piutang usaha. Contoh : sebulan dijual barang Rp

100.000 dengan syarat 90% dibayar tunai dan 10% dilakukan secara kredit.

Dengan demikian, piutang usaha tertanam 10% x Rp 100.000 = Rp 10.000.

kesimpulannya, semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin besar risiko

dalam piutang.

b)Standar Kredit

Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.

Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin besar pula piutang

yang tertananam dan semakin besar resiko kerugian piutang. Standar kredit yang

longgar dan ekstrim misalnya tidak perlu jaminan kredit termasuk jaminan kredit

atas barang yang dibeli, semua orang boleh diberikan fasilitas kredit, tanpa batas

umur, dan tanpa mempertimbangkan apakah calon debitur berpengalaman atau

tidak dalam bekerja. Dengan kata lain, analisis 5C dan 3S diabaikan.

Sebaliknya, semakin ketat standar kredit yang diberikan maka semakin kecil

piutang yang dianggarkan dan semakin kecil risiko kerugian piutang. Standar

(35)

c) Jangka Waktu Kredit

Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.

Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang

tertanam, dan sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat meningkatkan

volume barang atau jasa yang dijual, di samping juga mengakibatkan piutang

usaha semakin besar.

d)Pemberian Potongan

Pemberian potongan harga juga dapat mempengaruhi besarnya investasi dalam

piutang. Pemberian potongan yang besar akan memperkecil piutang usaha yang

tertanam. Sebaliknya, pemberian potongan yang kecil memperbesar piutang yang

tertanam

Contoh :

Barang yang dijual Rp 100.000

Pembelian tunai dengan potongan 10% Rp 10.000

Uang yang harus dibayar pembeli Rp 90.000

Dengan demikian, penjualan secara tunai tidak mengakibatkan timbulnya piutang,

sedangkan pembelian secara kredit (tanpa potongan) mengakibatkan piutang

usaha sebesar Rp 100.000

e) Pembatasan Kredit

Pembatasan kredit yang dimaksudkan di sini adalah pembatasan kredit dalam arti

kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal yang akan

diberikan. Pembatasan kredit juga dapat mempengaruhi besar kecilnya piutang

(36)

yang tertanam dan semakin rendah batasan kredit maka semakin kecil piutang

yang tertanam.

f) Kebijakan Penagihan Piutang

Kebijakan penagihan piutang mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang

tertanam. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan penagihan piutang secara

aktif ataupun pasif. Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil

piutang usaha yang tertanam, sebaliknya kebijakan penagihan piutang secara pasif

dapat memperbesar piutang usaha yang tertanam. Kebijakan penagihan piutang

secara aktif memerlukan biaya (beban) yang besar dibandingkan kebijakan

penagihan secara pasif. Biaya yang dikeluarkan dalam kebijakan penagihan

piutang secara aktif meliputi biaya perjalanan, biaya telepon, biaya surat

menyurat, biaya administrasi piutang, dan lain-lain.

3. Penggolongan Piutang

Berdasarkan perbedaan-perbedaan karakteristik yang dimiliki, piutang

dapat digolongkan berdasarkan:

1) Jangka waktu pembayaran

2) Sumber atau sebab terjadinva piutang

3) Bentuk perjanjian

Ad. 1. Berdasarkan Jangka Waktu Pembayaran

Piutang berdasarkan jangka waktu pembayaran dapat diklasifikasikan

menjadi dua (2) bagian, yaitu:

a. Piutang jangka pendek

Yaitu bentuk piutang yang mempunyai saat jatuh tempo kurang dari satu

(37)

b. Piutang jangka panjang

yaitu meliputi semua piutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu

lebih dari satu periode akuntansi. Biasanya satu periode akuntansi tersebut

dinyatakan dalam jangka waktu satu tahun dari tanggal neraca. Piutang

jangka panjang akan disajikan dalam neraca sebagai elemen investasi

jangka panjang atau dalam harta lain-lain jangka panjang.

Ad. 2. Berdasarkan Sumber atau Sebab Terjadinya Piutang

Piutang berdasarkan sebab atau sumber terjadinya piutang dapat

diklasifikasikan menjadi :

a. Piutang dagang atau piutang usaha

Piutang dagang (trade receivable) adalah hak menagih yang ditimbulkan

oleh transaksi-transaksi ekstern perusahaan.

Pada umumnya piutang dagang ini mempunyai jumlah yang paling besar

dibandingkan dengan piutang yang lain. Di samping jumlahnya yang besar

piutang ini mempunyai banyak kemungkinan untuk diselewengkan. Oleh

karena itu piutang dagang memerlukan pengawasan yang lebih jika

dibandingkan jumlah piutang yang lain. Dalam hal ini pelunasan piutang

akan diterima dalam jangka waktu yang relatif singkat biayanya dalam

jangka waktu satu periode akuntansi. Karena itu piutang dagang

dikelompokkan dalam elemen harta lancar.

b. Piutang non dagang atau piutang lain-lain

Piutang non dagang adalah piutang yang timbul karena transaksi-transaksi

selain penjualan barang atau jasa. Yang termasuk ke dalam kelompok

(38)

yang tidak secara langsung berhubungan dengan penjualan barang dan

jasa, meliputi :

1. Piutang yang timbul dari transaksi pemberian pinjaman

2. Piutang kepada perusahaan asuransi

3. Pembayaran pajak yang terlalu besar

4. Pembayaran di muka untuk pembelian-pembelian

5. Deviden dan piutang bunga

6. Uang iuran untuk modal saham

7. Penjualan saham-saham

8. Tuntutan atas potongan harga

Ad. 3. Berdasarkan Bentuk Perjanjian

Piutang berdasarkan bentuk perjanjian dapat diklasifikasikan menjadi :

a) Piutang Wesel

Yaitu meliputi semua piutang yang didukung oleh surat perjanjian piutang

wesel untuk membayar piutang tersebut. Jenis piutang ini dinegosiasikan,

yaitu dapat ditransfer secara sah melalui endorsement dan penyerahan. Ini

berarti bahwa wesel tersebut setelah adanya endorsement disaat wesel

tersebut jatuh tempo. Biasanya dapat didiskontokan ke bank sehingga

dianggap lebih likuid (lancar) dari jenis piutang lancar lainnya.

1. Berdasarkan bunganya

a. Piutang wesel dengan bunga, yaitu piutang wesel yang

mencantumkan tingkat bunga yang akan diperoleh oleh kreditur

dalam surat perjanjiannya.

(39)

mencantumkan tingkat bunga atas wesel tersebut

2. Berdasarkan apakah wesel tertentu sudah dijual dengan jaminan untuk

dibeli kembali apabila debitur tidak dapat membayar pada saat jatuh

tempo.

a. Piutang wesel biasa, yaitu yang belum dijual.

b. Piutang wesel yang belum didiskontokan, yaitu piutang wesel yang

lebih dijual dengan perjanjian perusahaan akan membeli kembali

apabila jatuh tempo debitur tidak membayar utangnya.

b) Piutang non wesel

Piutang non wesel, adalah meliputi semua piutang yang tidak didukung

oleh surat perjanjian tertulis untuk membayar piutang tersebut pada

tanggal yang sudah ditetapkan.

Adapun jenis-jenis piutang yang terdapat pada PT. Mopoli Raya adalah :

1. Piutang usaha pada pihak ketiga, yaitu merupakan tagihan kepada

pihak ketiga atas penjualan minyak kelapa sawit (CPO), inti kelapa

sawit (kernel), dan penjuatan latex. Piutang usaha tersebut dijadikan

jaminan atas pinjaman jangka panjang pada Bank Mandiri.

2. Piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu

merupakan piutang rekening koran pada pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa yang berasal dari transaksi pembelian suku cadang,

pupuk, serta biaya-biaya untuk keperluan kebun.

3. Piutang lain-lain, yaitu piutang kepada pegawai perusahaan yang

(40)

C. Prosedur piutang

Piutang sebagai salah satu perkiraan yang timbuI dalam transaksi

perusahaan tentunya harus mengikuti prosedur piutang serta pengumpulan yang

sistematis sampai pada laporan keuangan seperti siklus akuntansi yang umum.

Suatu piutang yang timbul dari penjualan barang akan dapat dicatat dengan

mendebitkan piutang dan mengkreditkan perkiraan penjualan. Tetapi seandainya

piutang tersebut telah dibayar, maka perkiraan piutang akan dikreditkan dengan

mendebitkan perkiraan kas.

Prosedur yang terjadi menyangkut piutang didahului dengan adanya

transaksi, dari transaksi kemudian dijurnalkan dan diposkan ke buku besar.

Langkah selanjutnya adalah menyusun neraca perubahan dari data-data yang

sudah siap diolah menjadi laporan keuangan (Neraca, Laba-Rugi dan Perubahan

Modal). Hal yang menjadi pokok perhatian masalah piutang adalah adanya

pemisahan tugas antara yang mencatat / membukukan dengan yang memegang

kas / kasir.

Formulir yang digunakan sebagai dasar pencatatan prosedur piutang antara

lain :

1. Daftar piutang

2. Formulir perkiraan piutang

3. Catatan riwayat kredit langganan dan penagihan kredit sebagai dokumen yang

digunakan adalah :

a. Faktur penjualan untuk mencatat penjualan barang atau jasa secara kredit.

b. Nota kredit untuk mencatat barang yang dikemblikan atau potongan harga

(41)

c. Jurnal voucher atas piutang yang dihapuskan.

Daftar piutang menunjukkan jumlah piutang langganan pada suatu saat

tertentu jika perlu disertai perincian atas jumlah piutang tersebut.

Dalam akuntansi untuk mencatat piutang dapat dilakukan dengan dua

metode, yaitu :

1. Metode konvensional

Dalam metode ini, pencatatan ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar

data yang terdapat dalam jurnal.

2. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang

Pencatatan dengan menggunakan metode ini akan menyambungkan pekerjaan

posting ke buku pembantu piutang dan membuat surat pernyataan piutang.

Posting langsung ini dilakukan setiap hari / periode. Jika posting dilakukan

setiap hari, maka faktur yang diperoleh setiap harinya diposting ke surat

pernyataan dan buku pembantu.

Istilah penagihan piutang sering juga disebut dengan penerimaan uang.

Prosedur penerimaan uang melibatkan beberapa bagian dalarn perusahaan agar

transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada satu bagian saja. hal ini perlu agar

dapat memenuhi prinsip-prinsip pengawasan intern (internal control). Ketika

tertagihnya piutang maka kemungkinan besar piutang tersebut akan berubah

menjadi uang kas, karena uang kas adalah suatu aktiva yang paling mudah

diselewengkan, mudah dipindahkan, dan digunakan tidak semestinya oleh

(42)

D. Sistem Manajemen Piutang

Ada beberapa definisi tentang ilmu manajemen, yaitu tergantung dari

sudut mana seseorang memandang dan mendefinisikan, misalnya :

“Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan

suatu organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orang-orang, serta sumber

daya organisasi lainnya.” (Nickles dan Mc Hugh, 2005:6).

Dengan kata lain, system manajemen piutang dapat diartikan sebagai suatu

sistem yang digunakan untuk merencanakan, menilai, mengarahkan serta

mengawasi kegiatan piutang yang timbul akibat adanya penjualan secara kredit

sehingga piutang dapat ditagih dan tujuan perusahaan dapat dicapai. Sistem

manajemen piutang dapat dilakukan dengan standart kredit dan syarat kredit.

Untuk standart kredit yang optimal, maka perusahaan perlu membandingkan

antara biaya marginal pemberian kredit dengan laba marginal dari peningkatan

penjualan. Biaya marginal adalah biaya produksi, biaya penjualan, dan biaya

kualitas kredit.

Biaya kualitas kredit adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan kualitas

para pelanggan. Biaya kualitas kredit tersebut antara lain :

1. Kerugian karena piutang ragu-ragu

2. Biaya pemeriksaan dan penagihan yang lebih tinggi

3. Dana yang lebih besar yang terikat dan tertanam dalam piutang dagang,

mengakibatkan biaya modal yang lebih tinggi, karena pelanggan yang kurang

(43)

Syarat kredit merupakan syarat yang dibuat oleh suata perusahaan sebelum

perusahaan tersebut rnemberikan piutang pada pembeli. Oleh karena itu syarat

kredit menjelaskan kewajiban pembelian dalam melakukan pembayaran piutang.

Ada empat faktor yang mempengaruhi jangka waktu syarat kredit, yaitu

1. Sifat ekonomi dari produk

Barang-barang dengan perputaran penjualan yang tinggi dijual dengan syarat

kredit yang relatif pendek, pembeli menjual dengan cepat, menghasilkan uang

tunai sehingga mampu membayar kepada pemasok (supplier).

2. Kondisi penjualan

Penjualan yang kurang / lemah mernbutuhkan uang tunai atau syarat kredit

yang ditawarkan berjangka pendek.

3. Kondisi pernbeli

Kelompok pengecer yang penjualannya tergolong bidang yang mengandung

resiko menerima syarat kredit yang lebih longgar tetapi diberikan potongan

yang cukup besar untuk merangsang membayar lebih awal.

4. Potongan tunai

Potongan tunai adalah reduksi harga yang didasarkan atas pembayaran yang

dilakukan selama periode waktu tertentu.

Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan

yang menjual produknya secara kredit.

1. Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang

Perencanaan jumlah piutang pada waktu yang akan datang disusun

berdasarkan budget penjualan dengan memperhatikan persyaratan pembayaran

(44)

Besarnya rencana piutang dipengaruhi oleh sejumlah resiko piutang yang berupa

piutang tak tertagih (piutang ragu-ragu) yang diestimasikan oleh perusahaan.

Disamping besarnya piutang, maka dengan memperhatikan kebiasaan para

pelanggan membayar hutangnya dapat direncanakan pengumpulan piutang yang

akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

2. Pemberi nasehat

Sasaran pertama dari manajemen piutang adalah rnenambah nilai

perusahaan dengan cara memberikan kontribusi optimum terhadap penjualan yang

menguntungkan. Para pejabat penjualan kredit mempunyai fungsi positif yang

penting dalam perusahaan. Tugas mereka tidak hanya sekedar sebagai pemberi

nasehat para pelanggan yang membeli dengan cara kredit. Jika para pelanggan

yang membeli secara kredit tidak memenuhi standart kredit, cara yang sederhana

adalah menolak pesanannya. Seorang manejer kredit yang kreatif harus mengikuti

perkembangan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi bidang usaha

pelanggannya dan mengadakan komunikasi secara terus menerus dengan mereka.

la harus memberikan pelayanan sebagai dewan penasehat untuk mendiskusikan

tentang situasi yang mempengaruhi masa depan perusahaan. Hal ini penting

dilakukan karena selain membantu meningkatkan keuntungan usaha juga dapat

meningkatkan volume penjualan bagi perusahaan.

3. Pengendalian Piutang

Untuk melaksanakan pengendalian pintang secara ketat, PT. Mopoli

Raya melaksanakan hal-hat sebagai berikut :

(45)

Untuk menekan serendah mungkin resiko piutang (piutang tak tertagih), maka

perlu dilakukan penyaringan kepada pelanggan atas piutang. Perusahaan

harus memperhatikan hal-hal sebagai berilut :

1) Adanya kejujuran pelanggan dalarn membayar hutang-hutangnya

2) Adanya kemampuan pelanggan untuk melunasi hutangnya

3) Adanya jaminan piutang baik berupa surat-surat penting maupun benda

lainnya

b. Penentuan resiko kredit

Penentuan resiko kredit biasanya dari pengalaman tahun-tahun yang lalu

dapat ditentukan besarnya piutang tak tertagih, sehingga merupakan informasi

bagi manajemen keuangan untuk merencanakan penyediaan cadangan,

penghapusan piutang, dan pengumpulan piutang pada setiap saat dalam satu

periode.

c. Penentuan potongan-potongan (retur)

Dalam memberikan rangsangan bagi pelanggan agar membayar pada waktu

yang ditetapkan, maka perusahaan perlu memberikan potongan-potongan

bagi pelanggan yang membayar tepat waktu.

d. Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan piutang, yaitu

dengan menyerahkan faktur penjualan dan surat pernyataan piutang kepada

langganan.

e. Penentapan ketentuan dalam menghadapi penunggak dengan tujuan untuk

mempercepat pelunasan piutang adalah :

1) Penyampaian surat-surat tagihan kepada pelanggan yang rnenunggak

(46)

3) Penarikan jaminan baik berupa surat-surat penting maupun benda-benda

yang berharga.

4. Penggunaan rasio

Penggunaan rasio yaitu mernbandingkan tingkat perputaran piutang

dengan rata-rata waktu pengumpulan piutang dari perusahaan tertentu dengan

perusahaan lain yang sejenis atau dalam kelornpok industri. Apabila terdapat

perbedaan yang mencolok terhadap kedua rasio tersebut, maka perlu diteliti lebih

mendalam kebijaksanaan yang telah dilakukan.

Piutang merupakan bagian dari modal kerja, maka keadaannya akan selalu

berputar, dengan kata lain piutang yang akan tertagih pada waktu tertentu akan

timbul kembali akibat adanya penjualan kredit dan seterusnya. Perputaran piutang

tergantung pada panjang pendeknya waktu yang ditentukan dalam syarat

pembayaran kredit. Dimana semakin lama syarat pembayaran kredit, maka

semakin lama pula terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang yang akibatnya

tingkat perputaran piutang dalam periode semakin kecil. Sebaliknya bila sernakin

singkat syarat pembayaran kredit maka sernakin cepat pula terikatnya modal kerja

dalam piutang, yang akibatnya tingkat perputaran piutang dalam suatu periode

semakin besar pula.

Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai efek langsung terhadap

besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Semakin tinggi tingkat

perputaran piutang, maka semakin pendek terikatnya modal dalam piutang,

sehingga untuk mempertahankan penjualan kredit bersih dengan naiknya

perputaran piutang dibutuhkan jumlah modal yang kecil, yaitu yang

(47)

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. Mopoli Raya da1am

manajemen piutang adalah pengendalian piutang dengan menyaring pelanggan,

melaksanakan administrasi yang berhubungan dengan penarikan piutang, dan

menetapkan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi pelanggan-pelanggan yang

menunggak. Seperti menyampaikan surat tagihan dan melakukan penarikan

langsung.

E. Kebijaksanaan Kredit dan Resiko yang Terjadi dalam Piutang

Besar kecilnya piutang yang dimiliki oleh perusahaan disamping

dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang pada umumnya juga dipengaruhi

oleh kebijaksanan perkreditan yang ditentukan oleh perusahaan. Sementara

kondisi perekonomian pada umumnya tidak bisa dipengaruhi oleh Manajer

Keuangan, kebijaksanaan perkreditan jelas bisa ditentukan oleh perusahaan.

Dalam menilai kebijaksanaan kredit ini dengan membandingkan resiko

dengan profitabilitas. Apabila perusahaan menurunkan standart kreditnya, maka

penjuatan akan rneningkat, yang berarti peningkatan piutang pula, dan ini akan

membawa keuntungan yang lebih besar. Tetapi dengan peningkatan kredit ini

perusahaan harus menanggung beban investasi pada piutang yang makin besar

dan kemungkinan peningkatan piutang yang tidak bisa terkumpul. Dalam

memberi kredit, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:

l. Standart kredit atau kualitas pelanggan yang akan diperkenankan memperoleh

kredit

2. Jangka waktu kredit, yaitu berapa lama seorang langganan membeli secara

(48)

Faktor-faktor lain dalam hal pemberian kredit yang perlu diperhatikan oleh

perusahaan adalah dengan melakukan penilaian lima (5) C dari calon

pelanggannya, yaitu :

1. Character, yaitu sifat yang terdapat pada diri seseorang dan mencoba untuk

memperkirakan kemungkinan bahwa pelanggan mau memenuhi kewajibannya.

Faktor ini sangat penting oleh karena setiap transaksi kredit merupakan suatu

janji untuk membayar.

2. Capacity, yaitu penilaian kemampuan dari pelanggan untuk membayar kredit.

Kemampuan ini diukur dengan catatan prestasi bisnis pelanggan di masa lampau

yang didukung dengan pengamatan lapangan atas pabrik atau toko dan metode

kegiatan usahanya.

3. Capital, yaitu penilaian jumlah kekayaan yang tersedia pada waktu permohonan

kredit diajukan. Gunanya adalah sebagai jaminan terhadap kredit yang

dipinjam. Oleh karena itu faktor ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh kredit.

4. Collateral, yaitu aktiva yang dijadikan jaminan oleh pelanggan sebagai jaminan

kredit yang diberikan oleh perusahaan

5. Condition of Economic, yaitu penilaian yang herhubungan dengan dampak

kecenderungan ekonomi secara umum terhadap perusahaan atau perkembangan

khusus di sektor ekonomi tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap

kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.

Dari keterangan diatas maka selanjutnya perlu bagi perusahaan untuk

(49)

terbayarnya piutang dengan mengadakan penyaringan atau seleksi terhadap para

calon perninjam kredit.

Berdasarkan tujuan yang diharapkan dari investasi dalam piutang adalah

tujuan yang positif saja sedangkan efek samping yang timbul (resiko) harus pula

dipikirkan. Resiko-resiko yang akan terjadi nantinya sangat perlu menjadi

perhatian oleh perusahaan yang memberi penjualan secara kredit. Banyak sekali

kemungkinan-kemungkinan yang sifatnya merugikan dalam pemberian piutang

dalarn perusahaan. Karena para debitur mempunyai sifat yang umum, yaitu bila

diberi piutang dan kembali menagih piutangnya, maka ia akan berusaha mengelak

atau menunda untuk membayar tagihan itu.

Resiko yang biasa terjadi dalam piutang :

1. Resiko tidak dibayar seluruh piutangnya.

2. Resiko tidak dibayar sebagian piutangnya

3. Resiko keterlambatan dalam melunasi piutangnya

4. Resiko tertanamnya modal dalam piutang

Ad. 1 Resiko tidak dibayar seluruh piutangnya

Bagi suatu perusahaan resiko ini adalah merupakan resiko yang paling

berat karena seluruh tagihan yang telah direncanakan akan diterima tapi ternyata

tidak dapat diterima sebagai uang kas kembali dan pengorbanan yang telah

diberikan terbuang percuma.

Kejadian ini biasanya terjadi karena kelalaian perusahaan tersebut,

misalnya pembeli melarikan diri, pembeli mengalami kegoncangan keuangan, dan

lain-lain. Hal ini terjadi kemungkinan besar karena perusahaan tidak menyelidiki

(50)

Ad. 2 Resiko tidak membayar sebagian hutang

Sama seperti resiko pertama, tetapi resiko yang kedua ini lebih ringan

karena sebagian dari piutang tersebut telah diterima. Kadang-kadang memang

seorang debitur yang baru pertama kali mengandalkan hubungan penjualan akan

menunjukkan kesan yang sangat baik, tetapi ternyata setelah membayar sebagian

piutangnya maka debitur tersebut menunjukkan itikad yang tidak baik. Alasan

yang dibuat debitur untuk mengelak dari pembayaran adalah kesulitan keuangan

sehinga terpaksa tidak membayar lagi hutang-hutangnya. Ataupun si debitur

merasa bahwa nilai barang yang dimilikinya sekarang tidak sesuai lagi dengan

harga sekarang sehingga si debitur tersebut menganggap bahwa bila hutangtnya

dibayar maka ia akan rugi.

Ad. 3 Resiko keterlambatan dalam melunasi piutangnya

Kalau dibandingkan dengan resiko yang pertama dan kedua, maka yang

ketiga ini resikonya lebih ringan atau lebih kecil tetapi bukan tidak mempengaruhi

keuangan perusahaan karena jelas pemasukan uang perusahaan dari tagihan

tersebut menyalahi jadwal penerimaan kas walaupun akhirnya dapat diterima

kembali.

Suatu perusahaan yang memberikan piutang apalagi dalam jurnlah besar

akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi keterlambatan tersebut, tetapi

untuk hal ini terlebih dahulu perusahaan tersebut menyelidiki langganannya.

Misalnya langganannya tersebut mengalami gangguan tetapi diharapkan untuk

(51)

Ad. 4 Resiko tertanamnya modal dalam piutang

Kalau perusahaan telah melakukan penjualan secara kredit yang

mengakibatkan timbulnya piutang, maka sudah jelas adanya modal sendiri

maupun modal asing. Jadi suatu perusahaan harus berhati-hati dalam memberikan

piutang kepada debiturnya, yaitu dengan memberikan batas waktu tertentu kepada

debiturnya untuk melunasi hutang-piutangnya.

Biasanya kepada para debiturnya, perusahaan akan memberikan batas

jumlah yang akan diberikannya, apabila perusahaan tersebut telah melihat itikad

yang kurang baik. Jadi perusahaan akan menghubungi debiturnya untuk

memberikan batas kredit yang diperbolehkan. Jika debitur ingin meminjam lewat

dari batas kredit, maka perusahaan tidak akan memberikan kredit yang baru lagi.

F. Analisis Manajemen Piutang

1. Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang

a. Perencanaan Jumlah

Perencanaan jumlah piutang pada waktu yang akan datang disusun

berdasarkan budget penjualan dengan memperhatikan persyaratan pembayaran

yang ditawarkan perusahaan dan kebiasaan para pelanggan membayar hutangnya.

Besarnya rencana piutang dipengaruhi oleh sejumlah resiko piutang yang berupa

piutang tak tertagih (piutang ragu-ragu) yang diestimasikan oleh perusahaan.

Disamping besarnya piutang, maka dengan memperhatikan kebiasaan para

pelanggan membayar hutangnya dapat direncanakan pengumpulan piutang yang

(52)

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. Mopoli Raya da1am

manajemen piutang adalah pengendalian piutang dengan menyaring pelanggan,

melaksanakan administrasi yang berhubungan dengan penarikan piutang, dan

menetapkan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi pelanggan-pelanggan yang

menunggak. Seperti menyampaikan surat tagihan dan melakukan penarikan

langsung.

Perkembangan yang dialarni oleh PT. Mopoli Raya setelah melaksanakan

sistem manajemen piutang antara lain :

1) Kenaikan hasil penjualan

2) Kenaikan laba

3) Meningkatkan tingkat upah / bonus untuk karyawan

4) Semakin lancarnya sistem administrasi dan pendelegasian tugas

5) Pelanggan atau langganan semakin bertambah.

b. Pengumpulan Piutang

PT. Mopoli Raya menetapkan kebijakan pengumpulan piutang dengan

melakukan pengelompokan umur piutang yang akan jatuh tempo dan yang belum

memasuki batas waktu jatuh tempo sehingga dapat mengetahui perkembangan

perusahaan dalam melakukan pengumpulan piutang. Dengan menetapkan

kebijakan pengumpulan piutang seperti ini, piutang yang tak tertagih diharapkan

tidak akan terjadi.

Berikut ini adalah daftar Neraca, Laporan Laba / Rugi, dan Daftar

Piutang tahun 2013 dan tahun 2014 yang digunakan untuk pengumpulan piutang

dan kemudian membuat perencanaan jumlah piutang baru terhadap para

Referensi

Dokumen terkait

Piutang wesel yang timbul sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar, sedangkan wesel yang timbul

Dan penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat membalas dan memberikan apapun atas segala yang penulis terima selama ini, untuk itu penulis serahkan semuanya kepada ALLAH

kelapa sawit tersebut terletak di desa Gedong Biara maka pabrik kelapa sawit PT. Mopoli Raya ini sering disebut pabrik kelapa sawit Gedong Biara. Pabrik yang. berlokasi di

Suadi, Arif, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Kelima,. Penerbit BPFE-Yogyakarta,

Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan

Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan yang

Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha

Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan