• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH OPEN ACCESS TERHADAPPLAGIATISMEDI PERGURUAN TINGGI:Studi Kasus Mahasiswa Pascasarjana Ilmu

Hukum Universitas Sumatera Utara SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

M. FAHRI RUDIYANTO 110709040

DEPARTEMAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

iii ABSTRAK

Rudiyanto, M. Fahri. 2015. Pengaruh Open Access Terhadap Plagiatisme di Perguruan Tinggi: Studi kasus Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini berlokasi di Fakultas Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh open access terhadap plagiatisme di perguruan tinggi.

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif berjenis asosiati sebab-akibat. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel open access (Independen) dan variabel plagiatisme (Dependen). Populasi pada penelitian ini sebanayk 501 orang dengan sampel 72 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Pengolahan data dari hasil penelitian menggunakan SPSS versi 18.00.

Hasil dari penelitian ini adalah open access memberikan pengaruh yang signifikan terhadap plagiatisme yang berada pada katagori sangat kuat. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi sebesar 0,969 yang menunjukkan bahwa 96,8 % variabel open access karya ilmiah dapat

mempengaruhi plagiatisme karya ilmiah di perguruan tinggi. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menguji hipotesi uji-t dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95% dan hasil uji hipotesis di peroleh 46,414 > 1,667maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa open access 96,8% berpengaruh terhadap plagiatisme di perguruan tinggi, sedangkan selebihnya 3,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(3)

iv KATA PENGANTAR Assallammuallaikum Wr Wb

Puji dan syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penyusuna skripsi yang berjudul“Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara), dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada I

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.Ikom selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan perbaikan serta masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Himma Dewiyana, S.T, M.Hum selaku Seketaris Jurusan Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi sekaligus sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Belling Siregar, SS, M. Lib sebagai Penguji I yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan serta masukan kepada penulis.

(4)

v

6. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Program studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

7. Kepada mamak Jumiem dan Bapakku Tohirin yang telah selalu bersabar dan selalu memberikan dukungan yang tak dapat diungkapkan dengan apapun di dunia ini. Untuk Fandi Muhammad Syahputra yang memberi semangat.

8. Kepada seluruh mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Kepada teman-teman Adit, Shuhada, Anrul, Amri, Iqbal, Abdul, Putri, Ifbal, dan Siddik yang memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semua yang telah mereka berikan berupa doa, bimbingan, semangat dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan

kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi yang membaca khususnya bagi penulis sendiri.

Waallaikummussallam Wr Wb

Medan, Mei 2015 Penulis

(5)

vi

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas anatara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan

mencantunkan tanda kutip.

Medan, Mei 2015 Penulis

(6)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1. 3 Tujuan ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 RuangLingkup ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 9

2.1 Open Access ... 9

2.1.1 Pengertian Open Access ... 9

2.1.2 Bentuk dan Jenis Open Access ... 14

2.1.2.1. Open Access Journal (Gold OA) ... 16

2.1.2.2.1 Manfaat Open Access Journal (Gold OA) ... 18

2.1.2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Gold OA 19 2.1.2.2. Open Access Repository (Green OA) ... 20

2.1.2.2.1 Manfaat Open Access Repository (Green OA) ... 23

2.1.2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Green OA ... 25

2.1.3 Manfaat Open Access 26

2.2 Plagiatisme 29

2.2.1 Pengertian Plagiatisme 30

2.2.2 Bentuk Plagiatisme 33

(7)

viii

2.2.4 Faktor-Faktor Penyebab Plagiatisme 41

2.2.5 Dampak Plagiatisme 44

2.2.6 Kiat Menghindari Plagiatisme 46

2.3 Open Access dan Plagiatisme 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55

3.1 Pengertian Metodologi Penelitian 55

3.2 Lokasi Penelitian ... 55

3.3 Populasi dan Sampel ... 55

3.3.1 Populasi ... 56

3.3.2 Sampel ... 56

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 57

3.5 Teknik Pengumpulan Data 57 3.6 Intrumen Penelitian ... 58

3.7 Defenisi Operasional Variabel ... 59

3.8 Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 61

3.8.1 Validitas Instrumen ... 61

3.8.2 Uji Realibilitas Instrumen ... 61

3.9 Skala Pengukuran ... 62

3.10 Pengujian Angket ... 63

3.11 Teknik Analisis Data ... 63

3.11.1 Teknik Analisis Deskriptif ... 63

3.11.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 64

3.11.3 Uji Homogenitas ... 65

3.11.4 Uji Normalitas ... 66

3.12 Analisis Parsial (Uji-t) ... 67

3.13 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69

4.1 Pengumpulan Data ... 69

4.2 Pengujian Validitas dan Realibitas ... 69

(8)

ix

4.2.2 Pengujian Reliabilitas ... 72

4.3 Analisis Deskripsi ... 73

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Open Access (Variabel X) ... 73

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Plagiatisme (Variabel Y) ... 80

4.4 Pengolahan Data Deskripsi ... 88

4.4.1 Deskripsi Data ... 88

4.4.2 Deskripsi Data Variabel Open Access (Variabel X) ... 89

4.4.3 Deskripsi Data Variabel Plagiatisme (Variabel Y) ... 91

4.5 Pengujian Persyaratan Anailsis ... 93

4.5.1 Uji Normalitas ... 93

4.5.2 Uji Homogenitas ... 95

4.5.3 Uji Linearitas ... 94

4.5.4 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 96

4.6 Pengujian Hipotesis ... 97

4.6.1 Pengaruh Open Access terhadap Plagiatisme ... 97

4.6.2 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran ... 101

(9)

x DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Kisi-kisi Variabel Penelitian ... 59

Tabel 3.2: Hubungan Jawaban Pertanyaan dengan Skala Likert ... 62

Tabel 3.3: Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Kolerasi Interval Koefisien ... 68

Tabel 4.1: Ringkasan Hasil Pengujian Validitas ... 71

Tabel 4.2: Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 73

Tabel 4.3: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Open Access, free access (free online to read, download, and use) ... 74

Tabel 4.4: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Open Access, free of charge ... 75

Tabel 4.5: Distribusi Jawaban Responden Terhadap VariabelOpen Access, free of most copyright ... 77

Tabel 4.6: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Open Access, without licensing restrictions ... 78

Tabel 4.7: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Plagiatisme, Turning in someone else's work as your own ... 81

Tabel 4.8: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Plagiatisme, Copying words or ideas from someone else without giving credit ... 82

Tabel 4.9: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Plagiatisme, Failing to put a quotation in quotation marks ... 83

Tabel 4.10: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Plagiatisme, Giving incorrect information about the source of a quotation ... 84

Tabel 4.11: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Plagiatisme, Changing words but copying the sentence structure of a source without giving credit ... 85

Tabel 4.12: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Plagiatisme, Copying so many words or ideas from a source that it makes up the majority of your work, whether you give credit or not ... 86

Tabel 4.13: Frekuensi Data Variabel Open Access dan Plagiatisme ... 88

Tabel 4.14: Frekuensi Variabel open Access ... 89

Tabel 4.15: Distribusi Frekuensi Data Variabel Open Access (Variabel X) ... 90

Tabel 4.16: Frekuensi Data Variabel Plagiatisme ... 91

Tabel 4.17: Distribusi Frekuensi Data Variabel Plagiatisme (Variabel Y) ... 92

Tabel 4.18: Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran Variabel X ... 93

Tabel 4.19: Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran Variabel Y ... 94

Tabel 4.20: Rangkuman Uji Normalitas ... 95

Tabel 4.21: Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi Linier ... 96

Tabel 4.22: Uji Linieritas untuk persmaan Y atas X ... 96

Tabel 4.23: Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi Linier ... 96

Tabel 4.24: Hasil Pengujian Hipotesi Uji t-test ... 98

Tabel 4.25: Koefisien Determinasi (R2) ... 99

(10)

xi DAFTAR GAMBAR

(11)

iii ABSTRAK

Rudiyanto, M. Fahri. 2015. Pengaruh Open Access Terhadap Plagiatisme di Perguruan Tinggi: Studi kasus Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini berlokasi di Fakultas Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh open access terhadap plagiatisme di perguruan tinggi.

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif berjenis asosiati sebab-akibat. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel open access (Independen) dan variabel plagiatisme (Dependen). Populasi pada penelitian ini sebanayk 501 orang dengan sampel 72 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Pengolahan data dari hasil penelitian menggunakan SPSS versi 18.00.

Hasil dari penelitian ini adalah open access memberikan pengaruh yang signifikan terhadap plagiatisme yang berada pada katagori sangat kuat. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi sebesar 0,969 yang menunjukkan bahwa 96,8 % variabel open access karya ilmiah dapat

mempengaruhi plagiatisme karya ilmiah di perguruan tinggi. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menguji hipotesi uji-t dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95% dan hasil uji hipotesis di peroleh 46,414 > 1,667maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa open access 96,8% berpengaruh terhadap plagiatisme di perguruan tinggi, sedangkan selebihnya 3,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan suatu cara menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa tulisan. Dalam suatu tulisan pengarang memaparkan suatu ide atau gagasan pokok yang menjadi dasar terciptanya suatu karya ilmiah. Pengarang menyampaikan ide atau gagasan dengan sudut pandang dan gaya bahasanya sendiri. Sehingga pada beberapa tulisan memiliki tema yang sama, namun cara penyampaian yang berbeda sesuai sudut pandang dari pengarang.

Secara garis besar karya ilmiah digolongkan menjadi dua kelompok yaitu karya fiksi dan karya ilmiah. Karya ilmiah fiksi merupakan karya ilmiah yang lebih bersifat imajinasi dan lebih mementingkan nilai estetika (keindahan). Contoh karya ilmiah fiksi seperti: novel, cerpen, pantun, puisi. Sedangkan karya ilmiah ilmiah merupakan karya ilmiah yang bersifat nyata , dapat dibuktikan, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran isinya. Penulisan karya ilmiah juga terikat pada aturan-aturan yang sudah baku dan tidak dapat diubah-ubah sesuai keinginan penulis.

(13)

2

Komunikasi ilmiah dapat dilakukan dengan menulis karya ilmiah seperti makalah, artikel jurnal, prosiding, skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk jenjang pendidikan telah diatur standar kelulusan, bagi mahasiswa strata satu harus menulis skripsi agar dapat memperoleh gelar sarjana. Bagi mahasiswa pascasarjana wajib menulis tesis agar dapat memperoleh gelar magister. Sedangkan untuk program doktor, disertasi merupakan karya ilmiah wajib yang harus ditulis untuk memperoleh gelar doktor. Tentunya dari berbagai macam jenis karya ilmiah tersebut baik aturan, gaya penulisan, dan bobot informasi yang terkandung di dalamnya tidaklah sama. Hal tersebut haruslah disesuaikan pada tingkat dan tujuan dari penulisan karya ilmiah.

Dosen, mahasiswa, dan Peneliti yang menjadi pilar utama dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Seperti yang tertulis pada Undang- Undang republik Indonesia nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi Pasal 1 ayat 9 bahwa “Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”. Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa karya ilmiah yang dihasilkan harus bermanfaat bagi dunia pendidikan, penelitian, dan bagi masyarakat.

(14)

3

menyelesaikan studinya. Peneliti haruslah melaporkan dan mempublikasikan hasil penelitiannya sebagai tanggungjawab kepada masyarakat.

Oleh karena itu, karya ilmiah yang di hasilkan oleh para dosen, mahasiswa, dan peneliti tentunya akan lebih bermanfaat apabila dapat diakses oleh setiap orang. Tidak hanya menambah khasanah ilmu pengetahuan, tentunya hal tesebut akan memberikan sumbangan dalam mengembangkan disiplin ilmu yang menjadi objek kajian. Bagi penulis sendiri akan menaikkan nilai kredit karya ilmiahnya apabila banyak dijadikan rujukan oleh penulis lain.

Dengan kemajuan teknologi Informasi dan Komputer (TIK) proses dalam menyebar luaskan informasi menjadi lebih terbuka luas. Internet memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengakses informasi yang dibutuhkan. Dengan internet kendala yang dihadapi dalam mendapatkan informasi seperti: jarak, waktu, biaya sudah dapat diatasi. Hanya dengan seperangkat komputer yang terhubung dengan jaringan internet pengguna sudah dapat mengakses seluruh informasi yang tersebar luas. Tentunya dengan catatan bahwa informasi tersebut berbentuk digital dan berada pada database-database yang terhubung dengan jaringan internet.

(15)

4

Pada tahun 2009 Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia telah meluncurkan portal akses karya ilmiah di indoensia yang diberi nama Portal Garuda dengan website www.garuda.dikti.go.id. Memberikan akses bagi karya ilmiah yang dihasilkan oleh para peneilti di Indonesia (Kompas, 2009). Ini merupakan cikal bakal gerakan bebas akses di Indonesia. Melalui website garuda setiap orang dapat mengakses dan melihat karya ilmiah yang dihasilkan di seluruh Indonesia.

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi ilmiah memunculkan suatu konsep baru berkenaan dengan penyebaran ilmu pengetahuan. Gerakan akses bebas atau yang disebut Open Access (OA) merupakan suatu gerakan yang meproklamirkan pembebasan kapitalisme pada dunia pendidikan. Pada tahun 2003 UNESCO melakukan suatu gerakan Berlin Declaration on Open Access to Knowledge in the Sciences and Humanitie. Tujuan dari gerakan ini, memberikan paradigma baru mengenai penyebar luasan ilmu pengetahuan dengan dukungan dari kemajuan teknologi berupa internet.

(16)

5

ilmiah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi dunia pendidikan khususnya pandidikan tinggi.

Banyak ahli yang berpendapat bahwa open access merupakan suatu cara pembebasan kapitalisme dalam dunia pendidikan. Tidak hanya itu saja, open access menawarkan banyak manfaat yang dapat diperoleh dari gerakan ini. Peneliti, lembaga pendidikan, publik, dan penyandang dana penelitian merupakan sebagian kecil yang merasakan manfaat dari open access. Setiap orang dapat dengan leluasa membaca, men-download, menggandakan, mencari, mendistribusikan dan masuk ke-link suatu karya ilmiah.

Kemudahan yang diberikan oleh open access mengangkat suatu permasalahan klasik yang berhubungan dengan pelanggaran kode etik penulisan karya ilmiah. Kebebasan untuk membaca, men-download, meng-copy, mencari, mendistribusikan, dan masuk ke-link suatu karya ilmiah, bagi sebagian orang dimanfaatkan untuk melakukan tindakan pencurian ide orang lain yang disebut plagiatisme. Ditemukan di beberapa perguruan tinggi telah terjadinya pelanggaran kode etik dalam penulisan karya ilmiah berupa penjiplakan hasil karya orang lain tanpa memeperhatikan kaidah pengutipan karya ilmiah dengan baik dan benar.

(17)

6

penulisan karya ilmiah, berupa pencurian ide, gagasan, kalimat karya ilmiah orang lain dapat terdeteksi.

Karya ilmiah yang dihasilkan oleh sivitas akademik seperti; skripsi, tesis, dan disertasi dipublikasikan melalui repositori perpustakaan universitas. Sehingga akses terhadap karya ilmiah tersebut menjadi lebih luas. Dengan demikian, karya ilmiah yang hasilkan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi penulis ataupun bagi institusi. Penulis dapat mengetahui kualitas karya ilmiah yang dihasilkan, melalui intensitas penggunaan karya limiah tersebut sebagai bahan rujukan. Sedangkan bagi institusi khususnya perpustakaan dapat meningkatkan posisi webometrik. Jika seorang penulis melakukan plagiatisme akan dengan cepat terdeteksi. Oleh sebab itu, penulis harus benar-benar menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas, bukannya karya ilmiah hasil copy dan paste.

Banyak dari para penulis yang tidak memperhatikan hak yang melekat pada diri seorang penulis. Oleh sebab itu, setiap akademisi perlu memahami kaidah penulisan karya ilmiah agar terhindar dari plagiatisme. Agar karya ilmiah tidak dinyatakan plagiatisme ialah mencantumkan nama asli penulis yang dijadikan rujukan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada penulis dengan mengikut sertakan namanya dalam karya ilmiah dan memberikan hak moral yang melekat pada penulis.

(18)

7

FK yang diduga melakukan plagiat, FK diduga mengutip beberapa karya mahasiswanya (Kompas, 2014).AA, dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) dituduh menjiplak karya tulis atau opini orang lain (Kompas, 2014). Tentunya masih banyak lagi kasus-kasus plagiat yang masih belum terungkap.

Di Universitas Sumatera Utara sendiri pernah di temukan terjadinya plagiatisme yang dilakukan oleh para akademisi di Universitas Sumatera Utara, plagiat tersebut terjadi berhubungan dengan penulisan tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan makalah seminar.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan peran yang sangat kursial dalam kemajuan dunia karya ilmiah ilmiah, penerapan teknologi pada penyebaran ilmu pengetahuan dalam hal ini open access dapat diibaratkan seperti pisau bermata dua. Disatu sisi penyebaran ilmu pengetahuan dapat berlangsung dengan cepat, memungkinkan setiap orang untuk dapat mengakses informasi dari seluruh penjuru dunia. Disisi yang lain, kebebasan dan kemudahan untuk mengakses karya ilmiah memudahkan untuk terjadinya plagiatisme. Tetapi, tidak dapat dipungkiri open access dalam penyebaran ilmu pengetahuan, memberikan kemudahan dalam mengungkap plagiatisme karya ilmiah.

(19)

8 1. 2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu: Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara open access dengan plagiatisme di perguruanTinggi?

1. 3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh open access terhadap plagiatisme di perguruan tinggi. 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, yaitu sehingga dapat terhindar dari Plagiatisme dalam penulisan karya ilmiah.

2. Bagi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, yaitu tulisan ini dapat memberikan sumbangsih mengenai open access dan plagiatisme di perguruan tinggi.

3. Bagi Peneliti Lanjutan, yaitu tulisan ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi Penulis, yaitu menambah pemahaman mengenai open access dan plagiatisme di perguruan tinggi.

1.5 Hipotesis

(20)

9 BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Open access (OA)

Gerakan open access bukanlah suatu hal yang baru di dunia. Pada tahun 2003 UNESCO telah melakukan suatu gerakan Berlin Declaration on Open access to Knowledge in the Sciences and Humanities. Tujuan dari gerakan open aceess ini memberikan paradigma baru mengenai penyebarluasan ilmu pengetahuan dengan dukungan dari kemajuan teknologi berupa internet. Di Indonesia sendiri gerakan open access baru muncul pada tahun 2009 dengan diluncurkannya suatu sarana komunikasi ilmiah yang disebut Portal Garuda. Untuk lebih merangsang para akademisi untuk menghsilkan karya ilmiah pada tahun 2012 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi nomor 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah. Hal ini merupakan wujud peran aktif Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam mendukung gerakan open access.

2.1.1 Pengertian Open access

(21)

10

“Open access (OA) literature is digital, online, free of charge, and free of most copyright and licensing restrictions”. Disini Suber menekankan bahwa open access merupakan suatu ketersedian bahan bacaan secara digital, online yang tidak terikat dengan hak cipta dan ijin untuk menggunakan. Kemajuan teknologi menciptakan paradigma baru di dunia publikasi, karya yang dihasilkan dapat disebarluaskan melalui media internet. Sehinngga masyarakat bebas untuk mengakses karya ilmiah untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan.

The Budapest Open access Initiative (2002) menyatakan bahwa:

For various reasons, this kind of free and unrestricted online availability, which we will call Open Access, has so far been limited to small portions of the journal literature. But even in these limited collections, many different initiatives have shown that open access is economically feasible, that it gives readers extraordinary power to find and make use of relevant literature, and that it gives authors and their works vast and measurable new visibility, readership, and impact.

Untuk berbagai alasan, seperti ini ketersediaan online gratis dan tak terbatas, yang akan disebut open access, sejauh ini terbatas pada bagian-bagian kecil dari literatur jurnal. Namun dalam koleksi terbatas, banyak inisiatif yang berbeda menunjukkan bahwa akses terbuka secara ekonomis layak, yang memberikan pembaca kekuatan yang luar biasa untuk menemukan dan memanfaatkan literatur yang relevan, dan yang memberikan penulis dan karya-karya mereka yang luas dan terukurnya visibilitas baru, pembaca, dan pengaruhnya.

(22)

11

memungkinkan masyarakat menemukan literatur yang relevan dan memberikan kemampuan visibilitas yang lebih terukur.

Berlin Declaration on Open access to Knowledge in the Sciences and Humanities (2003) memberikan defenisi menganai open access sebagai berikut:

Disseminating knowledge is only half complete if the information is not made widely and readily available to society. New possibilities of knowledge dissemination not only through the classical form but also and increasingly through the open access paradigm via the Internet have to be supported. We define open access as a comprehensive source of human knowledge and cultural heritage that has been approved by the scientific community.

Menyebarluaskan pengetahuan hanya tidak lengkap jika informasi tersebut tidak dibuat secara luas dan tersedia untuk masyarakat. Kemungkinan baru diseminasi pengetahuan tidak hanya melalui bentuk klasik tetapi juga dan semakin melalui paradigma akses terbuka melalui internet harus didukung. Dapat didefinisikan sebagai suatu akses terbuka sumber pengetahuan manusia yang komprehensif dan warisan budaya yang telah disetujui oleh komunitas ilmiah.

Dalam membangun akses terbuka ilmu pengetahuan membutuhkan penyebaran luasan ilmu pengetahuan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Melalui internet paradigma penyebarluasan ilmu pengethuan sangatlah memungkinkan. Sehingga tersedianya sumber ilmu pengetahuan yang komprehensif dan menjadi warisan budaya yang disetujui oleh komunitas ilmiah.

(23)

12

dengan lebih mudah dan lebih dapat menyentuh seluruh kalangan masyarakat. Masyarakat ilmiah menghasilkan dan menggunakan karya ilmiah merupakan suatu kegiatan yang pasti dilakukan. Sehingga open access merupakan suatu cara menyebarkan dan menggunakan karya ilmiah yang dihasilkan.

Fatmawati (2013, 98) dalam artikelnya mengemukakan bahwa “Open access bisa didefinisikan sebagai ketersediaan bebas dari publikasi jurnal ilmiah melalui internet”. Pendapat di atas menjelaskan terlihat bahwa OA merupakan penerapan teknologi komunikasi dalam penyebaran ilmu pengetahuan dengan kemajuan teknologi informasi dan komputer memberikan pengaruh yang begitu besar terhadap penyebaran ilmu pengetahuan. Sehubungan hal tersebut di atas diperlukan adanya akses sebesar-besarnya sehingga ilmu pengetahuan tersebut dapat dijadikan sumber informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sedang dikaji. Dengan open access kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam komunikasi ilmiah seperti harusnya mengeluarkan biaya untuk dapat mengakses suatu suatu sumber informasi dapat diminimalisir.

(24)

13

(2014) bahwa “The Open access research literature is composed of free, online copies of peer-reviewed journal articles and conference papers as well as technical reports, theses and working papers”. Defenisi tersebut dapat diterjemakan bahwa open access research literature adalah yang tersedia secara gratis, dalam bentuk salinan online artikel jurnal peer-review dan makalah konferensi serta laporan teknis, tesis dan kertas kerja.

Dengan open access pengguna tidak harus direpotkan dengan hak cipta yang melekat pada pengarang. Karena pengarang telah membebaskan karya ilmiahnya untuk digunakan oleh khalayak ramai. Seperti yang tertulis pada website University of St Andrew (2014) bahwa:

Open access (OA): Open access in this context means research literature that can be freely accessed by anyone in the world via the internet so that it can be used without licensing restrictions for research, teaching or other purposes. Copyright holders control the right to permit open access and have the right to be properly acknowledged.

(25)

14

Berdasarkan beberapa defenisi tersebut di atas maka yang disebut dengan open access adalah ketersedian karya ilmiah secara gratis yang dapat diakses melalui internet tanpa pembatasan perizinan untuk dibaca, didownload, dan digunakan untuk kepentingan pengajaran serta melestarikan warisan budaya yang disetujui komunitas ilmiah dan pengaruhnya dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Open access memiliki beberapa indikator yaitu: free access (free online to read, download, and use), free of charge, free of most copyright, without licensing restrictions.

2.1.2 Bentuk dan Jenis Open access

Pada website Goergia State University Library (2015) tertulis jenis- jenis open access yang dapat dioperasikan. Gerakan open access yang tergolong masih baru di dunia komunikasi ilmiah menyebabkan dalam penerapannya masih mengembangkan standar. Terdapat banyak tipe dasar open access yang dapat dioperasikan, sebagai berikut:

There are many types of open access, perhaps because it is such a young movement that it's still developing standards. That said, there are three basic types: Green – refers to self-archiving generally of the pre or post-print in repositories. Gold – refers to articles in fully accessible open access journals. Hybrid – some times called Paid Open Access, refers to subscription journals with open access to individual articles usually when a fee is paid to the publisher or journal by the author, the author's organization, or the research funder.

(26)

15

OA) - beberapa kali disebut open access yang dibayar, mengacu pada jurnal langganan dengan akses terbuka untuk artikel individu biasanya, ketika biaya dibayarkan kepada penerbit atau jurnal oleh penulis, organisasi penulis, atau penyandang dana penelitian.

Terdapat tiga jenis dasar dalam menjalankan open access, yaitu: hijau (Green OA) untuk open access yang hanya sebatas repository umumnya jenis ini terdapat pada perguruan tinggi yang menghasilkan karya-karya Grey Literatur, sehingga karya tersebut hanya dipublikaiskan melalui repository perpustakaan. Emas (Gold OA) untuk jenis open access yang memberikan kebebasan untuk mengakses artikel-artikel yang terdapat pada database yang melakukan open access. Hybrid (Hybrid OA) jenis open access yang dilakukan dengan melanggan suatu jurnal dengan mengeluarkan biaya, namun pelanggan jurnal memberikan akses yang bebas kepada siapa saja yang ingin menggunakan jurnal tersebut. Hybrid OA merupakan bentuk dari gold OA, yang digunakan untuk menjalankan konsep yang digunakan dalam penerapan OA.

Stevan Harnad yang dikutip oleh Suber (2012, 53) menuliskan bahwa dalam mengoperasikan open access dapat berjalan dalam dua bentuk. Dituliskan bahwa:

Two delivery vehicles dominate the current discussion: journals and repositories.The OA movement uses the term gold OA for OA delivered by journals, regardless of the journal’s business model, and green OA for OA deliveredby repositories. Self-archiving is the practice of depositing one’s own work in an OA repository.

(27)

16

access). Open access journal merupakan cara menjalankan open acces dengan menggunakan jurnal . Open acess journal merupakan nama lain dari menjalankan bisnis jurnal. Suatu lembaga melanggan jurnal lalu membuka akses ke jurnal tersebut untuk diakses secara bebas. Open access repository merupakan suatu cara open access melalui repositori lembaga. Karya ilmiah yang dihasilkan suatu lembaga di simpan dalam deposit lembaga yang dipublikasikan melalui repositori. Pengarsipan sendiri (sefl-archiving) adalah nama lain dari open access repository. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka dalam menjalankan open access dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: melalui open access journal (Gold Open Access) dan melalui open access repository (Green Open Access). 2.1.2.1. Open AccessJournal ( Gold OA)

(28)

17

sebagai jurnal dengan teks penuh (full texts) yang tersedia dan dapat diakses gratis di web/internet”.

Seperti pendapat ahli di atas bahwa gold open access merupakan suatu cara melakukan open access yang lebih mengarah kepada jurnal konvensional dalam bentuk fulltext. Suatu open access dapat disebut sebagai gold open acces apabila struktur dan konten yang ditawarkan sesuai standar yang tersedia dan dapat diakses gratis di web/internet.

Sedangkan Bailey (2007) menyatakan bahwa secara umum terdapat tiga bentuk open access journal sebagai berikut:

1. Born-OA publishers typically let authors retain the copyright to their articles and use the Creative Commons Attribution License or a very similarlicense.

2. Conventional publishers As the open access movement has gained momentum, conventional commercial and nonprofit journal publishers have begun to experiment with open access publishing programs or to establish permanent open access programs.

3. Non-traditional publishers as the entity or individual who selects the material to be published, makes the decisions, and pays the bills (Bradley & et. All ; 2011).

(29)

18

Ada beberapa bentuk dasar dalam mengoperasikan open access journal yaitu: born-OA publishers, conventional publishers, dan non-traditional publisher ketiga bentuk mengoperasikan open access memiliki kelebihannya masing-masing.

2.1.2.2.1 Manfaat Open Access Journal (Gold OA)

Open access journal yang dinyatakan oleh para ahli adalah bentuk konvensioanal dari cara melakukan open acces. Open access journal juga memberikan manfaat untuk masing-masing pemangku kepentingan. Manfaat yang paling penting melakukan open access journal adalah hubungan antara pemilik jurnal dengan pembaca akan semakin cepat di seluruh dunia. Jurnal yang dipublis secara online tentunya memberikan kemudahan untuk pembaca untuk mengaksesnya. Kemudahan akses ini dapat menciptakan komunikasi ilmiah yang lebih efektif dan efisien.

Suatu artikel jurnal yang dihasilkan oleh seorang penulis dapat langsung mendapat feedback dari pembaca baik mengenai kualitas ataupun hal- hal lain dari jurnal tersebut. Sehingga penulis dapat mengetahui sudah sejauhmana kualitas dari jurnal yang hasilkan. Penulis juga dapat melihat seberapa cepat dan jauh perkembangan ilmu yang sedang dikaji. Antelma (2004) menyatakan bahwa “open access journal mempercepat waktu publikasi karya, meningkatkan penggunaan jurnal dari pada jurnal tercetak dan berpengaruh dalam peningkatan impact fector suatu jurnal”.

(30)

19

sesuai dengan kepentingan. Dengan masuk ke dalam database jurnal, penguna dapat langsung membaca, men-download, dan meng-copy jurnal yang tersedia. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengirim jurnal apabila jurnal masih dalam bentuk tercetak dapat di minimalisir. Jurnal yang dipublikasi secara online lebih mudah untuk diketahui berapa kali jurnal tersebut diakses dan dijadikan rujukan. Sehingga dapat diketahui seberapa besar impact factor jurnal tersebut. 2.1.2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan GoldOpen Access

Gold open access dan green open access merupakan dua hal yang berbeda, walaupun keduanya merupakan produk dari open access. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kelamahannya masing-masing. Sehingga kedua metode ini saling melengkapi satu dengan yang lain. Seperti yang disampaikan oleh Suber (2012, 58-65a) bahwa gold open access memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan di bandingkan dengan green open access, yaitu:

a. Kelebihan gold open access,yaitu:

1. Gold OA articles needn’t labor under restrictions imposed by toll-access publishers fearful of OA;

2. Gold OA is always immediate;

3. Gold OA can always be libre, even if it doesn’t take sufficient advantage of this opportunity;

4. Gold OA provides OA to the published version

5. Gold OA performs its own peer review, without depending on toll-access journals to perform it;

6. Gold OA can be self-sustaining, even profitable. b. Kelemahan gold open access, yaitu:

1. Gold OA cannot be mandated without infringing academic freedom;

2. OA journals is still tied up in subscriptions to toll-access journals; 3. Gold OA policy can only cover the new articles that faculty are

(31)

20

Menurut Suber bahwa open access journal menawarkan keunggulan yang dimiliki dalam menjalankan open access antara lain: artikel jurnal tidak membutuhkan tenaga yang berkerja sebagai pembatasan yang diberlakukan oleh penerbit sebagai akibat dari open access. Open access journal mempercepat publikasi, selalu memperoleh kebebasan dalam menjalankan dan dapat mengambil setiap kesempatan. Selalu menerbitkan karya dalam bentuk jurnal. Menampilkan masukan dari teman sejawa (peer review) tanpa harus bergantung pada sarana untuk mengakses jurnal. Ketika dana untuk menjalankan open access harus dihentikan, gold open access memiliki kemampuan untuk mengahsilkan dana dengan melakuakn kegiatan yang sifatnya berorientasi profit.

Gold open access memiliki kelemahan dalam penerapannya, tidak dapat berada dibawah pengawasan tanpa melanggar kebebasan akademik. Harus melakukan hubungan kerjasama dengan vendor penyedia jurnal. Biasanya pada akademik jurnal yang di publikasikan hanya halaman sampul dari suatu artikel baru yang fakultas ijinkan untuk dibuka aksesnya. Hanya berkerja pada karya yang sudah selesai dikerjakan dalam bentuk akhir atau sudah siap untuk di publikasikan.

2.1.2.2. Open AccessRepository (Green OA)

(32)

21

repository is an online archive in which authors and academics can deposit their work, with the intention that it will be openly available in digital form”.Dapat diterjemahkan bahwa suatu repositori digital adalah sebuah arsip online di mana penulis dan akademisi dapat mendepositkan pekerjaan mereka, dengan maksud bahwa hal tersebut akan terbuka dan tersedia dalam bentuk digital. Maksudnya bahwa suatu arsip online di mana penulis dan akademisi dapat menyimpan pekerjaan mereka, dengan maksud bahwa karya ilmiah akan tersedia secara terbuka dalam bentuk digital.

Suber (2012, 52) menyatakan bahwa“OA repositories are online collections or databases of articles”. Defenisi tersebut diterjemahkan Repositori OA repositori adalah koleksi online atau database dari artikel. Ditambahkan oleh Swan (2014) bahwa “Institutional repositories are digital collections of the outputs created within a university or research institution”. Diterjemahkan bahwa

(33)

22

Berdasarkan pendapat tersebut di atas bahwa suatu repositori merupakan jaringan server yang menyediakan koleksi yang dihasilkan oleh kegiatan akademik. Karya ilmiah tersebut dihimpun pada suatu database dalam format The Open Archives Initiative Protocol for Metadata Harvesting (OAI-PMH) dan dikelola oleh penyedia data untuk mengekspos metadata yang tersedia. Karya ilmiah dalam bentuk metadata dipublis untuk digunakan oleh pengguna sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh universitas penyedia repositori.

Seperti yang dikeukakan oleh Hasugian (2012) bahwa:

Open access repository umumnya hanya dapat diakses secara terbatas oleh pengguna. Ada perpustakaan yang hanya menyediakan akses terhadap metadata dan abstrak saja, ada yang menyediakan akses penuh (fulltext) hanya kepada sivitas akademiknya, dan ada pula yang membuka ases terbuka (opened access) dengan fulltext kepada masyarakat luas.

Pada website www.sehpra.ac.uk (2006) dinyatakan bahwa pada umumnya dalam menjalankan green open access dilambangkan kedalam beberapa warna sebagai berikut:

1. Green:can archive pre-print and post-print or publisher's version/PDF; 2. Blue:can archive post-print (ie final draft post-refereeing) or

publisher's version/PDF;

3. Yellow:can archive pre-print (ie pre-refereeing); 4. White:archiving not formally supported.

Kalimat tersebut di atas dapat diterjemahakan:

1. Green: dapat arsip pra-cetak dan pasca-cetak atau penerbit versi / PDF. 2. Biru: dapat arsip pasca-cetak (yaitu draft akhir pasca peninjauan) atau

penerbit versi / PDF.

(34)

23

Berdasarkan pendapat tersebut di atas ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menampilkan artikel yang akan di publikasikan menggunakan green open access. Dengan menggunakan repository, penulis dapat memilih sesuai keinginan apakah ingin menerbitkan artikelnya pada saat pre- print, post-print, atau publisher’s version. Dan dapat dijadikan sebagai suatu tempat menyimpan dokumen, informasi, data disimpan, digunakan, dan dipelihara pada suatu format tertentu.

Suatu open access repository menyediakan artikel-artikel secara online pada suatu database lembaga yang menyediakan open access. Pengguna hanya harus masuk kedalam database suatu open access repository untuk dapat mengakses artikel yang disediakan. Biasanya ada kebijakan yang diberlakukan oleh pemegang open access repository terhadap pengguna dalam hal mengakses artikel apakah itu jumlah artikel yang dapat dibaca, di-download ataupun untuk keperluan lainnya.

2.1.2.2.1 Manfaat Open Access Repository (Green OA)

(35)

24

1. Enables staff and other subscribers to have easy access to scholarly and research material generated by members of your institution;

2. Provides access to a range of materials at other institutions worldwide, where your repository forms part of a global system of interoperable repositories;

3. Provides stable, long-term archiving of information and research output there by preserving it for the future;

4. Allows for information to be widely and quickly disseminated so that it achieves the highest impact;

5. Increases the academic reputation of your institution by demonstrating the quality and relevance of the research output produced by members of your institution and by increasing your institution’s general visibility, which can translate into tangible benefits such as increased funding from both public and private sources; and

6. Facilitates greater citation of deposited articles, thereby increasing the profile of contributing authors.

(36)

25

Di tambahkan lagi oleh Pendit (2013) menyatakan bahwa “Setiap makalah yang di sediakan di open access repository langsung siap dibaca, tak ada penundaan yang disebabkan oleh penyuntingan, percetakan,atau pengiriman lewat pos”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa open access repository memberikan banyak manfaat, pengguna mendapat keuntungan tanpa harus menungu lama untuk menggunakan suatu karya ilmiah. Pengarang hanya dengan mempublis karyanya maka pengguna dapat memanfaatkan karya ilmiah tersebut. Pengguna tidak harus menunggu karena naskah harus melewati penyuntingan, percetakan, atau pengiriman lewat pos.

2.1.2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan GreenOpen Access

Tidak jauh berbeda dengan gold open acess, pada penerapannya green open access juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Menurut Suber (2012, 58-56) ada beberapa kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh green open access sebagai berikut:

a. Kelebihan green open access, yaitu:

1. Green OA makes faster progress, since it doesn’t require the launch of new peer-reviewed journals or the conversion of old ones;

2. Green OA can be mandated without infringing academic freedom; 3. A green OA policy at a university can cover the institution’s entire

research output, regardless of where authors choose to publish; 4. Green OA is compatible with toll-access publication;

5. green OA allows authors to have their cake and eat it too;

6. Green OA works for preprints as well as postprints, while gold OA only works for postprints.

(37)

26 b. Kelemahan green open accessi, yaitu:

1. Green OA is less expensive than gold OA; 2. Green OA is sometimes embargoed or delayed; 3. Green OA seldom even has the opportunity;

4. Green OA is often limited to the final version of the author’s peerreviewed manuscript, without copy editing or final pagination; 5. Green OA may be a manageable expense.

Pada dasarnya green open access memiliki kelebihan dan kelemahan dalam mengoperasikan green open access mempercepat dalam menyampaikan artikel, ketika artikel di dipublis pengguna langsung dapat menggunakannya. Tidak melanggar kebebasan akademik, karya ilmiah yang diterbitkan sebagai hasil dari kegiatan akademik di perguruan tinggi, pengarang dapat langsung menerima masukan dan saran dari pengguna. Green open access bekerja sebelum penerbitan namun hasilnya seperti artikel yang sudah di terbitkan. Green open access biasanya dijalankan untuk terbitan yang memiliki batasan dalam menerbitkanya seperti, skripsi, tesis, dan disertasi.

Dalam menjalankan green open access ada beberapa kelemahan yang harus dihadapi. Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalankan, karena harus menyediakan suatu database untuk menghimpun seluruh artikel yang dimiliki. Terkadang adanya pembatasan dalam mengakses artikel yang tersedia. Green open access jarang memiliki kesempatan, dan terkadang artikel yang tersedia belum melewati penyeleksian dari teman sejawat dan belum melewati penomoran pada halaman artikel.

2.1.3 Manfaat Open Access

(38)

27

mendukung dalam pelaksanaannya. Tidak hanya sebagai sarana komunikasi ilmiah, open access juga memberikan banyak keuntungan untuk setiap pemangku kepentingan yang ikut didalamnya,seperti: pengarang, pembaca, peneliti, penerbit, dan perpustakaan. Spring.com (2013) dalam artikelnya open access – broad readership, high impact what authors need to know and how they can benefit tertulis bahwa open access menawarkan beberapa keuntungan baik untuk pengarang:

1. Reaching larger audience;

2. Enhancing author visibility and reputation; 3. Providing high quality and standards; 4. Copyright and Creative Commons; 5. Complying with funders’ OA mandates;

6. Citation tracking and inclusion in bibliographic databases.

Beberapa kalimat tersebut di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Menjangkau khalayak yang lebih besar.

2. Meningkatkan visibilitas dan reputasi penulis. 3. Memberikan kualitas tinggi dan standar. 4. Hak Cipta dan kreasi bersama.

5. Mematuhi amanat pemberi dana OA.

6. pelacakan Citation dan dimasukkan dalam database bibliografi.

(39)

28

pengetahuan. Pengarang ikut serta dalam menjalankan pembebasan ilm pengetahuan sesuai dengan harapan dari donatur. Pelacakan citation dan dimasukkan ke dalam database bibliografi, meningkatkan impact factor dari karya ilmiah yang dihasilkan.

Dalam website The Scholarly Publishing and Academic Resources Coalition (SPARC) (2013) tertulis siapa saja yang memperoleh manfaat dengan melakukan open access:

a. Researchers

1. Increases readers’ ability to find use relevant literature;

2. Increases the visibility, readership and impact of author’s works; 3. Creates new avenues for discovery in digital environment; 4. Enhances interdisciplinary research;

5. Accelerates the pace of research, discovery and innovation; b. Educational Institutions

1. Contributes to core mission of advancing knowledge;

2. Democratizes access across all institutions – regardless of size or budget;

3. Provides previously unattainable access to community colleges, two-year colleges, K-12 and other schools;

4. Provides access to crucial STEM materials;

5. Increases competitiveness of academic institutions; c. Students

1. Enriches the quality of their education;

2. Ensures access to all that students need to know, rather what they (or their school) can afford;

3. Contributes to a better-educated workforce; d. Businesses

1. Access to cutting-edge research encourages innovation; 2. Stimulates new ideas, new services, new products; 3. Creates new opportunities for job creation; e. Public

1. Provides access to previously unavailable materials relating to health, energy, environment, and other areas of broad interest; 2. Creates better educated populace;

3. Encourages support of scientific enterprise and engagement in citizen science;

f. Research Funders

(40)

29 3. Avoids funding duplicative research; 4. Creates transparency;

5. Encourages greater interaction with results of funded research. Penerapan open access menawarkan banyak keuntungan untuk pemegang kepentingan seperti pengarang, peneliti, lembaga pedidikan, publik, dan penyandang dana penelitian. Pengarang akan semakin dekat dengan pembacanya, visibilitas, dan reputasi pengarang akan semakin tinggi. Peneliti dapat memantau kemajuan dari ilmu pengetahuan dengan komunikasi ilmiah yang dibangun. Lembaga pendidikan memperoleh akses bebas tentunya meringankan biaya yang harus dikeluaran oleh lembaga apabila harus mengalokasikan sejumlah besar anggaran untuk melanggan karya ilmiah. Publik menciptakan masyarakat ilmiah yang peka dan peduli dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk memajukan kehidupan. Penyandang dana penelitian dapat melihat transparsi dalam menciptakan suatu karya yang lebih berkualitas. Dalam penelitian duplikai dana yang dihbahkan dapat dihindari. 2.2 Plagiatisme

(41)

30

menulis malah diasalah gunakan. Segelintir orang yang tidak bertanggung jawab dengan seenaknya mengambil dan mengklaim bahwa suatu karya ilmiah yang dihasilkan oleh orang lain adalah miliknya yang disebut dengan plagiatisme. 2.2.1 Pengertian Plagiatisme

Di dalam dunia pendidikan tinggi menulis merupakan suatu kewajiban yang melekat untuk setiap akademisi. Kegiatan menulis yang dilakuakan baik yang berhubungan dengan kewajiban sebagai seorang akademisi seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Namun masih banyak ditemukan tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh dari seuntukan oknum-oknum akademisi yang tidak bertanggung jawab dengan mengakui karya orang lain sebagai hasil karya pemikirannya disebut dengan plagiat. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi pasal 1 Plagiat adalah

Perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau memcoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya, dengan mengutip seuntukan atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.

Dalam Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 06/E/2013 tentang Kode Etik Peneliti 2.3.2. Kode kedelapan menyatakan Plagiatisme secara singkat didefinisikan sebagai “mengambil alih gagasan atau kata-kata tertulis dari seseorang, tanpa pengakuan pengambilalihan dan dengan niat menjadikannya sebagai bagian dari karya keilmuan yang mengambil“

(42)

31

own”. Pendapat tersebut dapat diterjemahkan Plagiatisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah praktek yang mencakup tindakan sadar mengambil dan menggunakan karya orang lain dan mengklaimnya, langsung atau tidak langsung menjadi milik sendiri.

Begitu juga dengan University of Oxford (2015) memberikan defenisi bahwa “Plagiarism is presenting someone else’s work or ideas as your own, with or without their consent, by incorporating it into your work without full acknowledgement. All published and unpublished material, whether in manuscript, printed or electronic form, is covered under this definition”. Defenisi tersebut dapat diterjemahkan Plagiatisme adalah menyajikan karya orang lain atau ide Anda sendiri, dengan atau tanpa persetujuan dari mereka, dengan memasukkan ke dalam pekerjaan Anda tanpa pengakuan penuh. Semua materi yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan, baik dalam naskah, cetak atau bentuk elektronik, yang tercakup dalam definisi ini.

Pada website plagiarism.org (2014) tertulis tindakan-tindakan yang dianggap plagiatisme, yaitu:

1. Turning in someone else's work as your own;

2. Copying words or ideas from someone else without giving credit; 3. Failing to put a quotation in quotation marks;

4. Giving incorrect information about the source of a quotation;

5. Changing words but copying the sentence structure of a source without giving credit;

6. Copying so many words or ideas from a source that it makes up the majority of your work, whether you give credit or not.

Kalimat tersebut di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut:

(43)

32

3. Tidak menempatkan kutipan dalam tanda kutip.

4. Memberikan informasi yang salah tentang sumber kutipan.

5. Mengubah kata-kata tetapi menyalin struktur kalimat dari sumber tanpa memberikan kredit.

6. Menyalin begitu banyak kata-kata atau ide-ide dari sumber yang itu membuat sebagian besar pekerjaan Anda, dengan memberikan kredit atau tidak dengan memebrikan kredit.

Ketika menulis suatu karya ilmiah penulis harus mengutamakan nilai kejujuran dan tanggungjawab moril atas karya yang dihasilkan. Tidak jarang dalam menulis sering terjadi kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja seperti: mengambil pekerjaan orang lain lalu mengklaimnya sebagai hasil tulisan miliknya. Menggandakan kata atau ide milik orang lain tanpa menyertakan pemilik aslinya. Tidak memberikan tanda baca yang jelas bahwa suatu kata atau ide adalah milik orang lain biasanya dengan tanda baca petik dua. Memberikan peryataan yang salah tentang sumber dalam penulisan kutipan. Mengubah kata-kata tetapi mengcopy struktur kalimat dengan tidak menyertakan sumber aslinya seolah-olah kata atau ide adalah milik penulis. Mengutip terlalu banyak dari sumber baik dengan memberikan pengakuan terhadap pemilikkata atau ide ataupun tidak menyertakannya.

(44)

33

Adapun beberapa tindakan yang dikatakan plagiatisme yaitu: Turning in someone else's work as your own, copying words or ideas from someone else without giving credit, failing to put a quotation in quotation marks, giving incorrect information about the source of a quotation, changing words but copying the sentence structure of a source without giving credit, copying so many words or ideas from a source that it makes up the majority of your work, whether you give credit or not.

2.2.2 Bentuk Plagiatisme

Plagiatisme yang terjadi dalam penulisan karya ilmiah dalam berbagai macam bentuk. Seperti yang disampaikan oleh Neville (2007, 29) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk umum plagitisme yang terjadi di kalangan akademik perguruan tinggi, yaitu:

1. Copying another person’s work, including the work of another student (with or without their consent), and claiming or pretending it is your own.

2. Presenting arguments that use a blend of your own and a significant percentage of copied words of the original author without acknowledging the source.

3. Paraphrasing another person’s work, but not giving due acknowledgement to the original writer or organization publishing the writing, including Internet sites. The exceptions to this would be in relation to common knowledge.

Kalimat tersebut di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut:

(45)

34

2. Menyajikan argumen yang menggunakan campuran pendapat Anda sendiri dan persentase yang signifikan dari kata yang disalin dari penulis asli tanpa mengakui sumbernya.

3. Parafrase pekerjaan orang lain, tapi tidak memberikan pengakuan kepada penulis atau organisasi asli menerbitkan tulisan, termasuk situs internet. Kecuali hal ini yang berkaitan dengan pengetahuan umum. Sejalan dengan pendapat di atas, Putra (2011, 2-28) menyatakan bahwa plagiatisme setidaknya muncul dalam tiga bentuk yang berikui ini:

1. Plagiat Langsung (Direct Plagiatisme);

2. Plagiat karena kutipan tidak jelas atau salah kutip (Vague or Incorrect); 3. Plagiat mosaik (Mosaic Plagiarism).

Plagiatisme pada karya ilmiah yang terjadi baik itu: Plagiat Langsung (Direct Plagiatisme) melakukan pengambilan kata atau istilah milik orang lain tanpa disertai pemberian atau tanpa ada penambahan sedikipun dari aslinya. Penulis hanya menyalin bulat-bulat dari sumber aslinya tanpa coba memrepresentasikan maksud dari penulis dan tidak mencantumkan pemilik sebenarnya dari karya ilmiah tersebut.

Plagiat karena kutipan tidak jelas atau salah kutip (Vague or Incorrect) Dalam suatu kutipan seharusnya terdapat kejelasan dari awal hingga akhir kalimat yang menyatakan bahwa kalimat tersebut merupakan kutipan yang diambil dari sumber lain. Namun dalam plagiat bentuk ini penulis kurang jelas menunjukan kalaulah kalimat yang digunakan merupakan sitiran dari karya lain.

(46)

35

menunjukan nilai kredit dari penulis sebenarnya. dapat mencoreng dunia penulisan karya ilmiah. Karya ilmiah yang diharapkan merupakan suatu hasil temuan baru dan memberikan manfaat untuk masyarakat ilmiah, ternyata hanya hasil pencurian karya orang lain. Hal ini tentunya melanggar etika dalam penelitian karena sudah tidak adanya lagi kejujuran dan orisinalitas karya ilmiah yang tercipta.

Pemerintah menyadari bahwa perlu adanya kejujuran dan orisinilitas dari suatu karya ilmiah yang dihasilkan khususnya dalam dunia pendidikan tinggi. Namun dalam kenyataannya masih banyak sekalih terjadi kecurangan dalam penulisan karya ilmiah yang dihasilkan oleh akademisi, seperti yang terjadi di beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pemerintah melaui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan suatu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi pasal 2 dinyatakan bahwa bentuk dari plagiat meliputi :

a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;

b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;

c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;

d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;

(47)

36

Suatu karya ilmiah dituntut untuk menggunakan karya penulis lain sebagai bahan rujukan gunanya untuk memperkuat pendapat atau pemikiran dari penulis. Mengutip baik istilah, kalimat, iden atau gagasan dari penulis lain bukanlah suatu hal yang dilarang. Namun harus diperhatikan rambu-rambu yang diperbolehkan sperti yang disampaikan oleh beberapa pendapat diatas mengenai bentuk dari plagiatisme.

Menurut Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) (2015)

ada lima tingkatan dalam plagiatisme, yaitu:

1. Uncredited Verbatim Copying of a Full Paper, or Uncredited Verbatim Copying of a Major Portion (more than 50%). within a Single Paper--An instance is where a large section of the original paper is copied without quotation marks, credit notice, reference, and bibliography;

2. Uncredited Verbatim Copying of a Large Portion (greater than 20% and up to 50%) within a Paper;

3. Uncredited Verbatim Copying of Individual Elements (Paragraph(s), Sentence(s), Illustration(s), etc.) Resulting in a Significant Portion (up to 20%) within a Paper-An instance could be where portions of original paper are used in another paper without quotation marks, credit notice, reference, and bibliography;

4. Uncredited Improper Paraphrasing of Pages or Paragraphs;

5. Credited Verbatim Copying of a Major Portion of a Paper without Clear Delineation.

(48)

37

dari pages atau ayat, dikreditkan menyalin verbatim dari untukan utama dari kertas.

2.2.3 Jenis-jenis plagiatisme

Berdasarkan tingkat plagiatisme yang terjadi dalam penulisan karya ilmiah digolongkan kedalam beberapa tingkatan. Seperti yang dikemukakan oleh Suwarjo & at. all (2012) mengutip Sudigdo (2007) dalam artikel Penelitian Identifikasi Bentuk Plagiat pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2012 menjelaskan jenis- jenis plagiat dalam beberapa kelompok, yaitu:

1. Jenis plagiatisme berdasarkan aspek yang dicuri: plagiarism ide, plagiatisme isi,(data penelitian), plagiatisme kata, kalimat, paragraf, dan plagiatisme total;

2. Berdasarkan sengaja atau tidak plagiatisme: plagiatisme yang disengaja dan plagiatisme yang tidak disengaja;

3. Klasifikasi berdasarkan proporsi, atau persentasi kata, kalimat, paragraf yang dibajak : plagiatisme ringan : < 30%, plagiatisme sedang : 30-70%, plagiatisme berat atau total : >70 %.

Berdasarkan pada pola plagiatisme : plagiatisme kata demi kata (word for word plagiarizing), dan plagiatisme mosaik. Selain itu masih dikenal pula istilah autoplagiarism atau self-plagiarism (vide infra).

Ditambahkan lagi Rajeev (2012) menyatakan bahwa ada beberapa jenis plagiatisme, yaitu:

1. Plagiatisme total (Full Plagiarism). Whenever a writer copies the content from another source as it is, it is called full plagiarism;

2. Plagiatisme parsial (Partial Plagiarism). When a person combines data from two or three different sources in his work, it amounts to partial plagiarism;

(49)

38

4. Source Plagiarism. When a person changes the construction of the sentence but does not bother to change the original wording, it amounts to mosaic plagiarism;

5. Auto-Plagiasi (Self Plagiatisme). Using one's own work, fully or partially, or even the same thoughts and reproducing it in some form or the other, has been termed as self-plagiarism by many. Sedangkan Ithenticate (2014) “Self-Plagiarism is defined as a type of plagiarism in which the writer republishes a work in its entirety or reuses portions of a previously written text while authoring a new work”.

Kelima kalimat tersebut di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut:

1. Full Plagiarism penulis mengambil seluruh isi dari sumber lain secara keseluruhan.

2. Partial Plagiarism penulis menggabungkan beberapa kalimat dari karya orang lain lalu mengakui sebagai karya baru.

3. Minimalistic ketika seseorang mengambil kata, ide, atau kalimat sebagai miliknya.

4. Source Plagiarism atau mosaic plagiarism ketika seseorang merubah struktur kalimat tetapi tidak merubah kata yang memabangun kalimat tersebut.

5. Self Plagiatisme atau Auto-Plagiasi seseorang mengambil kata, ide atau kalimat miliknya sendiri untuk dijadikan karya ilmiah baru.

ukessays.com (2015) menuliskan bahwa internet membawa plagiatisme akademik kedalam beberapa jenis, yaitu:

1. Full Plagiarism:This refers to data that has been produced as one's own content, without making any changes made to the word, thoughts or ideas of the writer or the author;

2. Partial Plagiarism: This type refers to a combination of different

(50)

39

3. Minimalistic Plagiarism:In this type, there is a use of someone else's concept, ideas and opinions in their own words;

4. Source Citation: When complete source information including quotes is provided, generally it is not considered into plagiarism;

5. Self-plagiarism: This form of plagiarism is mostly contented as "it is" and "is not".

Plagiatiesme di kelompokan kedalam beberapa jenis sesuai dengan motif yang muncul dalam mengambilan karya. Penulis sengaja mengambil kata atau ide orang lain tanpa memberikan pemaknaan atas apa yang dituliskan oleh penulis lain. Penulis hanya mengambil kata atau ide orang lain lalu mengklaim bahwa itu adalah hasil dari pemikiranya pelanggaran ini disebut full plagiarism. Ketika penulis hanya mengambil kata atau ide dari sejumlah sumber lalu

menggabungkanya seolah-olah itu merupakan hasil buah pikirnya pelanggaran

tersebut disebut partial plagiarism. Menulis dengan ide, konsep, pendapat hanya

sama hanya berbeda alur menyampaikanya. Penulis hanya mengubah urutan dari

kalimat ataupun paragraf karya orang lain ini disebut minimalistic plagiarism.

Ketika penulis mengubah struktur kalimat tetapi tidak mengubah kata-kata pada

kalimat disebut dengan source plagiarism atau mosaic plagiarism. Disini dinyatakan bahwa self plagiarism merupakan pengambilan kata, kalimat, prase, atau paragraf dari karya tulis yang dihasilkan oleh pelaku palgiat itu sendiri. mengambil tulisan milik sendiri untuk dijadikan tulisan berikutnya tanpa pencantuman sumber yang jelas.

(51)

40

setiap insan yang akan menghasilkan karya ilmiah dapat lebih berhati-hati dalam menulis. Sehingga kesalahan saat menulis baik yang disengaja ataupun tidak disengaja dapat diminimalisir sekecil mungkin.

Sedangkan Turniti.com (2012) menuliskan pada artikelnya bahwa ada 10 jenis plagiatisme, yaitu:

1. Clone: An act of submitting another’s work, word-for-word, as one’s own;

2. CTRL-C: A written piece that contains significant portions of text from a single source without alterations;

3. Find–Replace:The act of changing key words and phrases but retaining the essential content of the source in a paper

4. Remix: An act of paraphrasing from other sources and making the content fit together seamlessly;

5. Recycle: The act of borrowing generously from one’s own previous work without citation; To self plagiarize;

6. Hybrid: The act of combining perfectly cited sources with copied passages without citation in one paper;

7. Mashup: A paper that represents a mix of copied material from several different sources without proper citation;

8. 404 Error: A written piece that includes citations to non-existent or inaccurate information about sources;

9. Aggregator: The “Aggregator” includes proper citation, but the paper contains almost no original work;

10. Re-Tweet: This paper includes proper citation, but relies too closely on the text’s original wording and/or structure.

(52)

41

sebelumnya untuk menghasilkan karya yang baru tanpa menyertakan sumber yang dilakukan oleh penulis itu sendiri disebut recycle (self-plagiarsm). Menggabungkan kalimat dari beberapa sumber dengan milik penulis tanpa menyertakan sumbernya disebut hybrid. Menampilkan karya baru yang diambil dari sejumlah sumber tanpa menyertakan sumber aslinya disebut mashup. Penulis memasukan sumber yang tidak menjadi rujukan dalam tulisanya disebut 404 Error. Karya ilmiah yang isinya lebih banyak menggunakan kutipan sumber dibandingkan dengan hasil pemikiran penulis disebut aggregator. Karya ilmiah yang didalamnya memiliki struktur kata atau kalimat yang mirip dengan kutipan sumber disebut re-tweet.

2.2.4 Faktor-Faktor Penyebab Plagiatisme

Banyak pakar, buku, lembaga dan artikel memberikan pendapat mengenai alasan terjadinya palgiatisme. Seperti yang disampaikan oleh Rothschild (2011) menuliskan pada artikelnya bahwa terdapat lima alasan terjadinya plagiatisme, yaitu:

1. The Misunderstanding: This may be the number one excuse for plagiarism;

2. The Lapse of Judgment: This is an excuse often employed by professionals;

3. The Big Escape: The internet might be to blame for this common excuse;

4. The Force of Nature: This excuse is the equivalent of “the dog ate my homework” from our early school years;

5. The Honest Mistake: Is there really an ‘honest mistake’ case of plagiarism? Sort of.

(53)

42

orang lain yang dijadikan bahan rujukan. The Lapse of Judgment dalam menyelesaikan karya ilmiah, penulis membeli atau membayar ahli untuk menyelesaikan karya ilmiahnya. The Big Escape dapat dimaknai sebagai suatu tindakan memanfaatkan internet, internet memberikan kemudahan untuk menemukan pengetahuan umum sehingga penulis hanya mengcopy lalu memberikan pengakuan atas karya tersebut. The Force of Nature maksudnya karya ilmiah yang dihasilkan memiliki kesamaan, biasanya penulis menulis karya ilmaih yang sama dengan teman sejawat. The Honest Mistake penulis menganggap bahwa karya ilmiahnya menyertakan sumber rujukan, tetapi melakukan kesalahan dalam pemberian pengakuan atas pemilik karya ilmiah yang disitir.

Berbagai alasan yang memnyebabkan penulis melakukan plagiatisme di dunia pendidikan khususnya yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam buku The Little Book of Plagiarism: What it is and how to avoid it (2010, 2) tertulis bahwa ada beberapa alasan terjadinya plagiatisme antara lain, sebagai berikut:

1. When a student is not fully aware of what plagiarism is;

2. When a student does not fully understand the conventions required in academic writing;

3. It can be a panic response to poor time management when an essay deadline is looming;

4. If a student feels a desperate need not to be seen as a failure and so copies to try to ensure „success‟;

5. It can be a response to different academic traditions;

6. It can be a response to information overload and the ease with which text can be cut and pasted from the other electronic documents or pages on the Internet;

7. It can be an attempt not to displease a tutor;

8. The student may copy out text word for wor

Gambar

Tabel 3.1: Kisi-kisi Variabel Penelitian
Tabel 3.2:Hubungan Jawaban Pertanyaan dengan Skala Likert
Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Pengujian Validitas
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel VI.13 dapat dilihat sampel yang mengalami penurunan nyeri terbanyak adalah sampel yang menjalani fisioterapi selama lebih dari sama dengan 5 minggu yaitu 28 orang

Fokusnya adalah berorientasi pada produk, berorientasi layanan dan berorientasi pelanggan, dan nilai yang tinggi dikaitkan dengan kegunaan pelanggan.Tujuan dari

[r]

Menurut Sprague dan Carlson (1982) : Decision Support System adalah &#34;interaktif berbasis komputer sistem yang membantu pengambil keputusan yang memanfaatkan

Penelitian ini dilaksankan pada bulan Mei-Juni 2017 di Sungai Babarsari Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang, dengan menganalisis pengaruh kegiatan masyarakat

Dalam pidana pokok yaitu pidana mati, pidana penjara dan denda dan diatur pula dalam pidana tambahan pada Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999 yaitu: perampasan

Berdasarkan wawancara awal terkait apa saja problematika yang dialami oleh remaja di MAN 3 Malang yang telah dijabarkan pada latar belakang di atas dimana meliputi kesulitan

(2) Sebelum tanah yang bersangkutan dibebaskan oleh pemegang Izin Lokasi sesuai ketentuan pada ayat (1), maka semua hak atau kepentingan pihak lain yang sudah ada atas