Kurang dari 1 Tahun, 3 Mahasiswa USU Tewas Bunuh Diri
Entah hanya sebuah kebetulan atau malah ada ‗benang merah‘ yang melilit di baliknya, 3 mahasiswa Universitas Sumatera Utara mengakhiri hidup dengan cara yang tragis dalam rentang waktu hanya 8 bulan. Kejadian pertama dialami mahasiswa Teknik Kimia USU, Frendis Agustinus Panjaitan, 19 Oktober 2014 lalu. Mahasiswa semester akhir ini nekat gantung diri setelah ditenggarai mengalami depresi berat. Runutan kisahnya cukup menyedihkan. Awalnya, Frendis dikabarkan kehilangan laptop yang di dalamnya berisi data dan hasil kerja skripsi miliknya. Tak punya pilihan lain, ia pun mesti mengulang kembali seluruh proses dari awal, apalagi pria berusia 24 tahun tersebut hanya diberi waktu 3 bulan masa pengerjaan jika tak ingin didepak dari kampus. Ancaman drop out dan hasil kerja yang berulang kali mengalami perbaikan akhirnya membuat mahasiswa asal Batam tersebut menyerah pada hidup. Sang adik yang baru saja pulang kuliah mendapati jasad kaku Abangnya tergantung di kamar kos. "Saat ditemukan, dari mulut korban mengeluarkan darah," ujar Oscar Stefanus Setjo. Kanit Reskrim Polsekta Medan Baru.
Kejadian kedua berlangsung baru-baru ini (12/5/2015). Mario Sianipar (21), mengulang kembali duka kematian tragis Frendis yang juga disebabkan bunuh diri. Mahasiswa semester IV yang terdaftar di Fakultas Pertanian USU itu ditemukan sudah tak bernyawa lagi akibat jeratan seutas tali nilon di kamar ruko, Jalan Damar, Kelurahan Sei Putih I, Kecamatan Medan Petisah. Mario Sianipar diduga mengalami frustrasi setelah orang tuanya sakit keras di saat adiknya masih akan menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sahabat baik korban, Setiawan, jadi saksi pertama yang menemukan jasad tanpa jiwa milik Mario. Ia menuturkan jika dirinya sudah mendapat firasat buruk sesaat sebelum kejadian. ―Dia (Mario) mengirim aku sms. Begitu aku baca sms-nya, aku langsung ke tempat dia," ujar Setiawan. Isi pesan terakhir Mario pada Setiawan mirip wasiat. Ia berpesan agar Setiawan menjaga adiknya karena ia berencana akan ―pergi jauh‖. ―Tapi aku terlambat, dan dia sudah terlanjut menggantung dirinya,‖ sesal Setiawan.
menemukan fakta jika Elpiana sempat mencari tahu cara "bunuh diri dengan menggunakan tali" di internet beberapa saat sebelum ia menyudahi hidupnya. Prestasi ternyata tak selalu berbanding lurus dengan ketahanan diri menghadapi rintangan hidup. Mahasiswi berparas cantik yang berasal dari Parapat itu tercatat sebagai angkatan tahun 2013 dan memiliki prestasi akademis yang sangat baik yang dibuktikan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terakhir mencapai angka 3.8, bahkan IP sempurna 4 pernah dicetak mahasiswi semester IV itu . Ia juga tercatat sempat mengikuti pertukaran mahasiswa nasional yang cukup bergengsi di Universitas Hasanuddin Makassar.
MEDAN, Medansatu.com | Frendis Agustinus Panjaitan (24) warga Komplek Citra
Mas Indah, Blok L/136, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Bongsa, Kota Batam yang
ditemukan tewas didepan pintu kamar kostnya dinilai anak yang pintar. (baca juga :
Mahasiswi USU Tewas Gantung Diri)
Tak hanya itu, mahasiswa semester akhir Jurusan Teknik Kimia USU ini juga dinilai
sebagai anak yang suka bergaul dan tidak sombong. ―Anaknya pintar dan suka
bergaul bang. IPK-nya selalu diatas 3,‖ kata rekan korban, Fhandi (23), Mahasiswa
Teknik Mesin USU, Senin (20/10/2014).
Dirinya pun tidak menyangka korban nekat mengakhiri hidupnya di usia muda.
―Enggak nyangka aja bang. Memang dengar-dengar dia stress karena diberi waktu tiga bulan lagi untuk menyelesaikan skripsinya, kalau tidak dia bakal di DO dari
Kampus,‖ jelasnya. (baca juga : Masalah Percintaan Diduga Jadi Motif Bunuh Diri Mahasiswi USU)
Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu Oscar S Setjo, saat dikonfirmasi
membenarkan kejadian itu. ―Benar dan kasus gantung diri itu masih kita lidik.
Jenazah korban masih di Rumah Sakit Bhayangkara Medan,‖ kata Oscar.
Dikatakannya, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap adik korban.
―Adik korban sudah kita periksa dan pihak keluarga juga telah membuat perjanjian
agar kasus ini tidak di kembangkan. Pihak keluarga akan membawa jenazah korban
ke Toba untuk segera disemayamkan,‖ jelasnya. Pantauan di Rumah Sakit
Bhayangkara Medan, rekan maupun saudara korban silih berganti mendatangi kamar
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kematian Elfiana br Ambarita (21)
menggegerkan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).
Sebagian besar rekan, dosen, dan civitas akademika, tidak percaya mahasiswi cantik,
pendiam, dan pintar ini nekat menghabisi nyawanya sendiri pada Minggu
(17/05/2015) tengah malam kemarin. Dekan Fakultas Hukum USU, Prof Runtung
Sitepu, mengatakan ia sempat tidak percaya saat mendengar bahwa Elfiana gantung
diri. "Anaknya pintar. Semester lalu Indeks Prestasinya bagus sekali, mencapai angka
4. Makanya waktu saya dengar kemarin, saya langsung ke rumah sakit," katanya pada
Tribun di Kampus USU, Jl Dr Mansyur, Medan, Sumut, Senin (18/05/2015) siang.
Pasca ditemukan oleh rekan-rekannya yang kemudian menghubungi petugas
kepolisian, jasad Elfiana dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumut di Jl KH Wahid
Hasyim. "Di rumah sakit saya bertemu dengan teman-temannya, terkhusus teman
Elpiana yang berangkat pertukaran mahasiswa di Unhas Makassar. Mereka cerita
kalau Elpiana belakangan ini punya masalah pacarnya. Dan menurut mereka, masalah
ini sangat mengganggu perkuliahannya," kata Sitepu. Ditanya secara spesifik masalah
seperti apa yang membuat Elfiana Ambarita nekat melakukan tindakan bunuh diri,
Runtung Sitepu, tidak bersedia memapar. Isu beredar, hubungan antara Elfiana
dengan pacarnya sudah melebihi batas dan sang pacar menolak untuk
bertanggungjawab. "Jangan terlalu jauh dulu. Jangan menebak-nebak. Polisi masih
melakukan penyelidikan, kita tunggu saja," katanya. Meski demikian, Runtung Sitepu
memastikan, bahwa Elfiana Ambarita tidak tersangkut dengan masalah akademik.
"Semuanya lancar kalau di kampus. Tidak ada problem. Jadi kemungkinan besar latar
kompassiana
MAHASISWA USU GANTUNG DIRI
AJIBATA (kompassiana.com) - Duka mendalam menyelimuti Huta Simarata, Desa
Motung, Kecamatan Ajibata, Tobasa, Sumatera Utara. Di sinilah Elviana Teresia
Ambarita (20) disemayamkan. Di sebuah rumah sederhana, ratusan orang terhanyut
dalam suasana duka atas kepergian salah seorang putri terbaik dari kampung itu, yang
meninggal akibat bunuh diri.
Wartawan melaporkan Selasa (19/5/2015) sore, terdengar ratapan duka dari keluarga
Elviana, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU). Warga yang
datang melayatpun turut meneteskan air mata serta memberikan penghiburan kepada
keluarga korban. Ibunda korban, M boru Sitorus, bahkan tak henti-hentinya dalam
bahasa Batak menangis histeris sembari memanggil-manggil nama anak keempat dari
5 bersaudara itu. Adik korban, Ramah Wati Ambarita, juga tak henti menangis sambil
"Anak namalo do ho borukku. IPK mu 4. Dapot piala do torus ho Elvi. Manang na
songondia pe ibaen jolma ho Elvi, Tuhan i na ma mangalusi i sude borukku (Anak
yang pintarnya kau anakku. IPK-mu 4,00. Dapat piala kau berkali-kali Elvi. Entah
bagimana pun dibuat orang kau, biarlah Tuhan yang menjawabnya)," ujar ibu korban
sambil menangis.
Pilu pun terasa semakin menusuk sanubari ketika waktu yang bersamaan kakak
kandung korban, Renita boru Ambarita, juga menangis histeris sembari menceritakan
kisah korban selama hidup. "Paboa tu hami, Dek, paboa tu hami, Dek, paboa tu
hami, Anggi. Ro ma ho tu parnipian nami. Paboa tu hami, Dek, paboa tu hami,
Anggi. Molo masihol kakak mambege suaramu, tudia teleponhonokku ho, Dek"
(Sampaikan pada kami, Dik. Datanglah ke mimpi kami. Katakan pada kami, Dik.
Kalau aku rindu suaramu, kemanalah kutelepon kau, Dik)...," ucap Renita.
"Derajat kami bisa tinggi kau buat, Dik. Nggak pernah orang menyangka
kalau kita orang miskin karena kecerdasanmu. Sebegitu luas kampusmu, semua
mengenal kami karena kecerdasanmu. Dipikir orang kita anak perwira, dipikir orang
kita anak orang kaya. Nggak tahu orang kalau kita selalu makan ubi. Itu semua karena
kepintaranmu, Adikku," ujar Renita yang merupakan mahasiswi Sultan Agung
Pematangsiantar ini dalam tangisannya berbahasa Batak.
Bahkan, saat peti jenazah akan ditutup, Renita sempat melarang dan meminta
agar transkrip nilai adiknya turut dimasukkan ke dalam peti. Tepat pukul 15.00 WIB,
pengurus gereja dan pendeta menggelar sakramen kematian. Sebelum memberikan
sakramen, Pendeta Huria Kristen Indonesia (HKI) menjelaskan sedikit tentang
kehadiran pihaknya di tempat itu. Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan rapat
selama 5 jam untuk membahas seperti apa kematian korban yang masih tanda tanya.
Dia mengaku bahwa pihaknya telah menerima surat pernyataan dari pihak keluarga
BIODATA PENELITI
Nama Lengkap : Elfri Rahayu Tampubolon
Tempat/ Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 15 Maret 1994
NIM : 120904018
Usia : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Batak Toba
Status Marital : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Pattimura bawah no 05 kec Siantar Marihat
Kel. Bp Nauli. Pematangsiantar
No Hp : 085261544762
Email : elvira_hayue@yahoo.co.id
Anak ke : 5 dari 5 bersaudara
Nama orangtua :
Ayah : Imran Tampubolon
Ibu : Tinuria Manurung
Alamat orangtua : Jalan Pattimura bawah no 05 kec Siantar Marihat Kel.
Bp Nauli. Pematangsiantar
Nama Saudara Kandung :
Saudara pertama : Yunita Herniati Tampubolon
Saudara kedua : Tuti Hermayana Tampubolon
Saudara ketiga : Tri Wahyuri Tampubolon
Saudara keempat : Syaifullah Tampubolon
Pendidikan :
2005-2007 : Madrasah Tsanawiyah Negeri Pematangsiantar
2007-2010 : Madrasah Aliyah Negeri Pematangsiantar
2012-2016 : Universitas Sumatera Utara
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
118
DAFTAR REFERENSI
Anggoro, M. Linggar. (2000). Teori Profesi Kehumasan.Bandung: Bumi Aksara
Ardianto, Elvinaro & Komala, Lukiati. (2004). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: SimbiosaRekatama Media.
. (2011). Handbook of Public Relations: Pengantar Kompherensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Bungin, Burhan. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya. Jakarta : Kencana.
Cangara, Hafied. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Danandjaja.(2011). Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
. . (2005). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Kriyantono, Rachmat. (2008). Public Relation Writing: Teknik Produksi Media
Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana.
. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Kusumastuti, Frida. (2004). Dasar-dasar Humas: Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna.Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Nawawi, Hadari. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Oetomo, Budi. (2001). Perkembangan Multimedia. Yogyakarta : Galang Press.
Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Dengan
Contoh Analistik Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
119
Severin, Werner & Tankard, James.(2008). Teori Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. (2008). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Indonesia.
Soemirat dan Elvinaro.(2004). Dasar – dasarPublic Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suhandang, Kustadi. (2004). Public Relations Perusahaan. Bandung : Nuansa Cendikia.
Sumadria, Haris. (2006). Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Sunarto dan Ridwan. (2011). Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis.Bandung: Alfabeta.
Sutojo, Siswanto. (2004). Membangun Citra Perusahaan: Sebuah Sarana Penunjang Keberhasilan Pemasaran. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.
Sutojo, Siswanto. (2004). Membangun Citra Perusahaan: Sebuah Sarana Penunjang Keberhasilan Pemasaran. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.
Syamsul, Asep, M. Romli. (2003). Jurnalistik Terapan dan Kepenulisan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
West, Richard & Turner Lynn.(2009). Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. J akarta: Salemba Humanika.
Referensi Lainnya
https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Sumatera_Utara (diakses pada 12 April
2016, pukul 10:51 WIB)
https://m.kompasiana.com/ardiewinata/kurang-dari-1-tahun-3-mahasiswa-usu-tewas-bunuh-diri_5558f244b67e61ab6b66c09e (diakses pada tanggal 26 Agustus 2016,
pukul 23.12 WIB)
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Metode Penelitian
Metode atau dalam bahasa Inggris method berasal dari bahasa Yunani yaitu
methodosyang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara
yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis pula (Effendy,
2005:56).
Metode penelitian adalah analisis teori atau ilmu yang membahas tentang
metode dalam melakukan penelitian.Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode penelitian Korelasional yaitu metode yang bertujuan
untuk meneliti sajauh mana variasi pada satu faktor yang berkaitan dengan faktor
lainnya (Rakhmat, 2004:27).Metode korelasional bertujuan untuk menemukan ada
atau tidak adanya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya dan berarti
atau tidaknya hubungan tersebut.
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya
pengaruh pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU di media online terhadap
citra Universitas Sumatera Utara, dengan kata lain hal ini digunakan sebagai alat ukur
peneliti untuk melakukan penelitian.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa Inggris ―population” yang berarti jumlah penduduk.Namun dalam penelitian, populasi penelitian adalah keseluruhan
(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga
objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2011:109). Populasi dalam
46
tinggal di jalan Dr Mansyur, jalan Pembangunan, jalan Harmonika, dan jalan Jamin
Ginting kelurahan Medan Baru.
Berdasarkan data masyarakat dari kepling tidak dapat ditentukan jumlah
masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar USU, khususnya di jalan Dr Mansyur,
jalan Pembangunan, jalan Harmonika, dan jalan Jamin Ginting kelurahan Medan
Baru, maka dari itu peneliti dianjurkan oleh kepala lingkungan bapak Babo untuk
menghitung langsung jumlah rumah masyarakat di jalan Dr Mansyur, jalan
Pembangunan, jalan Harmonika, dan jalan Jamin Ginting kelurahan Medan Baru.
Dalam menentukan populasi, peneliti hanya mengambil satu Kepala Keluarga (KK)
dalam satu rumah, dan dari satu Kepala Keluarga (KK) tersebut peneliti hanya
mengambil satu orang saja sebagai sampel.
Jumlah Masyarakat (kepala keluarga) sekitar USU
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
Masyarakat Jumlah
Masyarakat sekitar USU jalan Dr
Mansyur
77
Masyarakat sekitar USU jalan Jamin
Ginting
380
Masyarakat sekitar USU jalan
Pembangunan
150
Masyarakat sekitar USU jalan
Harmonika
162
Jumlah Total 769
47
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut. Sampel ini yang nantinya akan menjadi objek penelitian yang akan
diberikan kuesioner. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Tarro
Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, yaitu:
= N
N d ² + 1
= 769
769 0,1 ² + 1
= 769
8,69 = 88,49 ≈88 orang
Keterangan:
N = jumlah populasi
n = sampel
d²= presisi (digunakan 90% atau sig 0,1)
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
1. Stratified Proportional Sampling
Dalam teknik Stratified Proportional Sampling, populasi dikelompokkan ke
dalam kelompok atau kategori yang disebut strata, yang bisa berupa usia,
kota, jenis kelamin, agama, tingkat penghasilan, dan sebagainya yang
bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen. Dalam
teknik ini, setiap strata diambil jumlah yang proporsional dengan besar setiap
48
n1 : Jumlah Sampel di Tiap Strata
n : Jumlah Sampel
N1: Populasi di Tiap Strata
N : Populasi
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sampel yang nantinya akan
dipilih dari setiap daerah masrayakat yaitu:
49
2. Purposive Sampling
Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan teknik ini
disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan
sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian
(Bungin 2011:125). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
Masyarakat sekitar USU yang sudah pernah membaca berita tentang gantung
diri mahasiswa USU di media online ―m.kompassiana.com, medan.tribunnews.com dan m.medansatu.com‖, minimal satu kali membaca berita tersebut.
3. Accidental Sampling
Teknik ini memiliki sifat kebetulan dalam menentukan sampel. Dimana
siapa saja yang ditemui dan masuk dalam kategori populasi dapat dijadikan
sampel untuk responden (Bungin 2011:126). Penentuan sampel ini
dimaksudkan untuk menentukan responden yang sesuai dengan kriteria yang
disesuaikan dengan purposive sampling. Pada penelitian ini peneliti menemui
satu persatu responden penelitian yang masuk dalam kriteria penelitian.
Sebanyak 88 responden penelitian yang tersebar di jalan Dr Mansyur, jalan
Pembangunan, jalan Jamin Ginting, jalan Harmonika kecamatan Medan Baru,
Apabila responden yang diambil sudah mencapai 88 orang, maka
pencarian pun dihentikan. Yang masing-masing jumlah responden sudah
ditampilkan pada tabel 3.2.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data sehingga dapat menghasilkan data yang valid. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Study Kepustakaan (Library Research)
Study kepustakaan merupakan suatu tekhik pengumpulan data yang
50
serta pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam media cetak, khususnya
buku-buku yang menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas
dalam penelitian.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data dengan cara melakukan survey ke lokasi penenelitian
melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan serangkaian atau
daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian diberikan
kepada responden untuk diisi berdasarkan apa yang menjadi keadaan
ataupun pendapatnya.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap
analisa yaitu:
a. Analisis Tabel Tunggal.
Merupakan suatu analisis yang dialkukan dengan membagi-bagikan
variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi.Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data
yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase
untuk setiap kategori (Singarimbun& Ardianto, 2004:266).
b. Analisis Tabel Silang.
Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang
satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat
diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun &
Ardianto, 2004: 273).
c. Uji Hipotesis.
Uji hipotesisi adalah pengujian data statistik untuk mengetahui apakah
data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengukur
tingkat hubungan diantara dua variabel, maka peneliti menggunakan
51
Sperman atau Sperman’s Rho Rank-Order Correlation. Sperman Rho menunjukkan hubungan antara variabel X dan variabel Y yang tidak
diketahui sebaran datanya. Untuk menguji hubungan antara kedua
variabel yang dikorelasikan digunakan koefisien korelasi tata jenjang
(Rank Order Corelation Coeficient) oleh Sperman (Kriyantono,2006:174)
�ℎ = 1− 6− � 2
( 2 −1)
Keterangan:
Rho = koefisien korelasi rank-order
d = perbedaan antara pasangan jenjang
Ʃ = sigma atau jumlah
n = jumlah individu dalam sampel
1 = bilangan konstan
6 = bilangan konstan
Sperman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisa data dan untuk
melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak
Jika rho > 0, maka hipotesis diterima
Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunkan rumus tabel
padasignifikan 0,05 sebagai berikut :
=
−
2
1
−
2Keterangan :
t = nilai thitung
Rs = nilai koefisien
n = jumlah sampel
52
Selanjutnya untuk mengetahui tinggi rendahnya korelasi digunakan skala
Guilford (Rakhmat, 2004:29), yaitu sebagai berikut :
Kurang dari 0.20 : Hubungan rendah sekali
0.20 – 0.40 : Hubungan rendah tapi pasti 0.40 – 0.70 : Hubungan cukup berarti 0.70 – 0.90 : Hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0.90 : Hubungan sangat tinggi; kuat sekali dapat diandalkan.
Berdasarkan nilai Rs hitungan, maka dapat diketahui besar kekuatan prediksi.
Dari penelitian yang disebut Uji Determinan Korelasi (Sunarto, 2011:81), yakni
dengan rumus sebagai berikut :
Kp = (Rs)2 x 100%
Keterangan
Kp : Koefisien Determinan
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Peneliti menempuh beberapa tahapan dalam pengumpulan data. Tahapan
tersebut meliputi:
4.1.1 Tahapan Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pra penelitian ke lokasi penelitian sebelum mengajukan
judul penelitian. Setelah itu peneliti mengajukan judul yang akhirnya disetujui oleh
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU pada tanggal 28 Maret 2016. Setelah
departemen menetapkan dosen pembimbing, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh
peneliti adalah meminta izin penelitian serta meminta data masyarakat kepada kepala
lingkungan daerah yang akan diteliti. Namun karena data tidak sesuai dengan
karakteristik responden peneliti dianjurkan oleh kepala lingkungan untuk mensurvei
langsung kelapangan untuk mendapatkan data yang sesuai. Setelah mendapatkan izin
dan data peneliti melakukan penyusunan skripsi selanjutnya peneliti menulis dan
menyelesaikan proposal penelitian dan melaksanakan seminar proposal pada tanggal
2 Mei 2016.
Pada tanggal 4 Oktober 2016, peneliti menyebarkan kuesioner dengan cara
menemui satu persatu responden penelitian yang tersebar di jalan Dr Mansyur, jalan
Pembangunan, jalan Harmonika dan jalan Jamin Ginting. Melalui kuesioner yang
disebarkan inilah peneliti memperoleh data-data yang mendukung penelitian ini
karena kuesioner berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
pengaruh pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online terhadap citra
USU di mata masyarakat keliling kampus.
Dalam penelitian yang berlangsung, untuk menemui calon responden dirasa
54
siang hari. Untuk mendapatkan 88 orang responden penelitian, peneliti mengawali
dengan pertanyaan apakah bapak/ibu tahu tentang kejadian gantung diri mahasiswa
USU dan pernah membaca pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU di
media online. Sesuai dengan komitmen dengan ini peneliti harus benar-benar
mendapatkan responden yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan dari awal,
setelah memenuhi syarat-syarat dalam kriteria responden tadi kemudian responden
pun diminta untuk mengisi kuesioner. Setelah data-data yang diperoleh sudah
mencukupi kemudian peneliti melakukan penghitungan dan pengolahan data untuk
memperoleh hasil-hasil yang akan dijadikan sebagai bahan acuan untuk melengkapi
penelitian ini.
4.2 Teknik Pengolahan Data
Adapun tahapan-tahapan yang dilakuan peneliti dalam pengolahan data adalah
sebagai berikut:
1. Penomoran kuesioner
Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal dari
nomor 01-88.
2. Editing
Proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang
meragukan dan mengindari terjadinya kesalahan dalam pengisian data pada
kotak kode yang disediakan.
3. Coding
Proses Pemindahan Jawaban-jawaban responden ke kotak-kotak kode yang
telah disediakan dalam kuesioner yang berbentuk angka (skor).
4. Inventarisasi Variabel
Data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar FC (Foltrom
55
5. Tabulasi Data
Pada tahap ini FC dimasukkan ke dalam tabel, dimana peneliti menggunakan
program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 13 For Windows. Tabulasi ini
merupakan tabulasi tunggal yang berisi selebaran data dalam tabel yang
meliputi kategori persentase dan selanjutnya dianalisis.
6. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah data yang diajukan dapat
diterima atau ditolak.Untuk mengukur tinggi rendahnya hubungan antar
variabel digunakan skala Guilford.
4.2 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.2.1 Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak
di Kota Medan, Indonesia. USU adalah universitas pertama di pulau Sumatera yang
mempunyai Fakultas Kedokteran. USU didirikan sebagai Yayasan Universitet
Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni1952. Fakultas pertama adalah Fakultas
Kedokteran yang didirikan pada 20 Agustus1952, yang kini diperingati sebagai hari
jadi USU. Presiden Indonesia, Soekarno kemudian meresmikan USU sebagai
universitas negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal 20 November1957. Sejarah
Universitas Sumatera Utara dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera
Utara pada tanggal 4 Juni1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur
Sumatera Utara untuk memenuhi keingian masyarakat Sumatera Utara khususnya dan
masyarakat Indonesia umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan
yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara.
Pada tanggal 20 November1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia.
Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis USU yang
diperingati setiap tahun hingga tahun 2001. Kemudian atas usul beberapa anggota
56
memutuskan bahwa hari jadi USU adalah pada tanggal 20 Agustus1952 yaitu pada
saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan USU. Dengan persetujuan
Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2002.
Universitas Sumatera Utara saat ini di pimpin oleh seorang rektor yang bernama
Prof. Runtung, SH, MHUM. Saat ini USU memiliki 14 fakultas/sekolah yaitu
Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra,
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah
program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32
magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa
terdaftar saat ini berjumlah 53.065 orang dan yang terhitung aktif sebanyak 49.091
orang.
Sejak awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di
Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU merupakan
sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun 1957, dan
selanjutnya berubah menjadi PT-BHMN pada tahun 2003.
Visi USU yaitu Menjadi Unit Pelayanan dan Pengembangan Pendidikan USU
Pusat pendidikan dibidang proses belajar mengajar yang mandiri. Di masa yang akan
datang UPP-USU dengan dukungan e-learning system akan menjadi tempat belajar
bagi semua pihak bagi pembelajaran untuk staf penngajar di luar USU dan
masyarakat umum.
Misi USU yaitu:
Mempersiapkan staf pengajar memiliki kemampuan dalam mempersiapkan program pengajaran melaksanakan pengajaran dan
Evaluasi program pengajaran
57
Memperluas partisipasi dalam pembelajaran, memberikan masukan bagi Universitas dan Fakultas tentang masalah pendidikan.
Monitoring dan evaluasi program pembelajaran (www.usu.ac.id).
4.2.2 Batas dan Luas Wilayah
Universitas Sumatera Utara (USU) tepatnya terletak di jalan Dr Mansyur
nomor 9 Padang Bulan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara, bagian timur USU
berbatasan dengan jalan Jamin Ginting, sebelah barat berbatasan dengan jalan
Pembangunan, dan sebelah selatan berbatasan dengan jalan Harmonika kecamatan
Medan baru. Luas keseluruhan USU seluas 120 ha yang terletak di tengah Kota
Medan.
Gambar 4.1
58
4.2.3 Masyarakat Keliling Kampus
Sekitar Universitas Sumatera Utara terdapat perumahan/pemukiman
penduduk, diantaranya jalan Dr Mansyur, jalan Pembangunan, jalan Harmonika, dan
jalan Padang Bulan. Strateginya tempat tinggal para masyarakat/warga yang
berdekatan dengan USU, beberapa masyarakat memanfaatkan peluang usaha dengan
membuat warung nasi. Karena mereka menganggap akan banyak
mahasiswa/mahasiswi makan diluar/katering disebabkan karena kesibukan di kampus
dan kurangnya fasilitas di tempat tinggal mereka. Ada juga masyarakat membuka
warung internet atau sering disebut warnet sebagai peluang usaha mereka. Karena
mahasiswa pasti perlu ngeprint, mencetak, internetan untuk mengerjakan tugas-tugas
mereka. Ada juga sebagian masyarakat mendirikan kos-kosan atau kontrakan untuk
para mahasiswa dan mahasiswi tinggal yang datang dari luar kota maupun luar
negeri.
Jumlah masyarakat di kecamatan Medan Baru yaitu laki-laki berjumlah
20.025 orang dan perempuan berjumlah 20.515 orang. Jumlah keseluruhan
perempuan dan laki-laki berjumlah 40540 orang.
4.2.4 Media Online
Dengan perkembangan jaman yang canggih ini kebanyakan masyarakat menggunakan ponsel canggihnya untuk mengakses segala informasi. Media Online
merupakan tempat sumber informasi yang di dalamnya mengutamakan investasi pada bidang teknologi dan sumber daya manusia (SDM) serta mengedepankan kualitas konten untuk kepentingan publik/pembaca. Media online tempat berita terkini dan informasi terlengkap.
4.3 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam pembahasan ini, peneliti akan
59
responden, dimana metode pengumpulan data dengan melalui kuesioner yang
disebarkan kepada responden yang berjumlah 88 orang.
4.3.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang
responden. Adapun karakteristik yang dipakai adalah frekuensi membaca berita
gantung diri mahasiswa USU di media online, usia, jenis kelamin, pekerjaan saat ini,
dan letak geografis tempat tinggal.
Tabel 4.2 Frekuensi membaca pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di
media online
No Frekuensi membaca pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online
Frekuensi membaca merupakan seberapa sering responden membaca
pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online, berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bagaimana frekuensi membaca pemberitaan gantung diri mahasiswa
USU di media online. Dari data yang diperoleh, frekuensi responden membaca
pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online adalah sebanyak 31 orang
dari 88 responden dengan presentasi 35,2% yang pernah membaca pemberitaan
tersebut dengan frekuensi membaca 3 kali di media online, kemudian sebanyak 42
orang dari 100 responden dengan presentasi 47,8% pernah membaca berita gantung
diri mahasiswa USU dengan frekuensi membaca 3-6 kali di media online, selanjutnya
ada sebanyak 11 orang dari 100 responden dengan presentasi 12,5% pernah membaca
60
sebagian kecil ada 4 orang dari 100 responden dengan presentasi 4,5% dengan
frekuensi membaca berita ini lebih 9 kali di media online.
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan usia
No Usia responden Frekuensi percent (%)
1 20 – 35 tahun 42 47,8%
Usia adalah umur responden saat melakukan pengisian kuesioner, berdasarkan
tabel di atas, sebagian besar responden dengan rentang usia 20-35 tahun sebanyak 42
orang dari 88 responden dengan persentasi 47,8% saat mengisi kuesioner, kemudian
rentang usia 36-45 tahun sebanyak 27 orang dari 88 responden dengan presentasi
30,7% saat mengisi kuesioner, selanjutnya rentang usia 46-55 tahun sebanyak 18
orang dari 88 responden dengan presentasi 20,4% saat mengisi kuesioner, dan yang
terakhir rentang usia 56-65 tahun hanya 1 orang dari 88 responden saja dengan
presentasi 1,1% saat mengisi kuesioner.
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi percent (%)
1 Laki-laki 29 33%
2 Perempuan 59 67%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.3/FC.04
Jenis kelamin adalah responden yang dibedakan antara laki-laki dengan
perempuan saat mengisi responden ini. Dari tabel di atas menunjukkan tentang jenis
kelamin responden yang ada pada penelitian ini, ada pun responden dengan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 29 orang dari 88 responden dengan presentasi 33%,
kemudian responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 59 orang dari 88
61
lebih banyak responden perempuan yang ditemui telah membaca pemberitaan
gantung diri mahasiswa USU di media online dari pada responden laki-laki. Hal ini
disebabkan masih sedikitnya minat membaca responden laki-laki dari pada
perempuan.
Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan responden Frekuensi percent (%)
1 PNS 30 34,1%
2 Pegawai Swasta 34 38,6%
3 Wiraswasta/wirausaha 21 23,9%
4 Lainnya 3 3,4 %
Jumlah 88 100%
Sumber: P.4/FC.05
Pekerjaan merupakan sumber mata pencaharian yang dimiliki oleh responden
saat melakukan pengisian kuesioner. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
pekerjaan responden saat ini, sebanyak 30 orang dari 88 responden yang bekerja
sebagai PNS dengan presentasi 34,1%, kemudian sebanyak 34 orang dari 88
responden yang bekerja sebagai pegawai swasta dengan presentasi 38,6%,
selanjutnya sebanyak 21 orang dari 88 responden yang bekerja sebagai wiraswasta
ataupun wirausaha dengan presentasi 23,9%, dan yang terakhir sebanyak 3 orang dari
88 responden yang tidak memiliki pekerjaan dengan presentasi 3,4%.
Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan letak geografis tempat tinggal
No Pekerjaan responden Frekuensi percent (%)
1 Jalan Dr Mansyur 9 10,2%
Letak geografis tempat tinggal merupakan daerah tempat tinggal responden
saat mengisi kuesioner. Dari tabel di atas menunjukkan letak geografis tempat tinggal
62
Mansyur dengan presentasi 10,2%, kemudian sebanyak 21 orang dari 88 responden
bertempat tinggal di jalan Pembangunan dengan presentasi 23,9%, selanjutnya
sebanyak 23 orang dari 88 responden bertempat tinggal di jalan Harmonika dengan
presentasi 26,1%, dan yang terakhir sebanyak 35 orang dari 88 responden bertempat
tinggal di jalan Jamin Ginting dengan presentasi 39,8%.
4.3.2 Pemberitaan gantung diri mahasiswa USU
1. Faktualitas
a. Main-point
Tabel 4.7 main-point (Pencampuran antara fakta dengan opini)
No Tidak ada campuran antara fakta
dengan opini Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 16 18,2%
2 Kurang setuju 26 29,6%
3 Setuju 34 38,6%
4 Sangat setuju 12 13,6%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.6/FC.07
Main-point yang menjelasakan suatu berita yang di dalamnya ada
pencampuran antara fakta dengan opini. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi
pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online tidak ada
campuran antara fakta dengan opini wartawan media online dalam pen ulisan berita
tersebut, dari tabel di atas 16 orang (18,2%) dari 88 responden yang menjawab tidak
setuju dengan hal tersebut, sedangkan yang menjawab kurang setuju ada 26 orang
(29,66%) dari 88 responden dengan alasan karena isi pemberitaan tersebut arahnya
lebih kepada opini wartawan media online, kemudian dengan frekuensi menjawab
setuju sebanyak 34 orang dengan presentasi 38,6% dan 12 orang (13,6%) dari 88
responden menjawab sangat setuju bahwa pemberitaan gantung diri mahasiswa di
media online tidak ada campuran antara fakta dengan opini alasanya karena
63
adalah fakta dan tidak ada campuran dengan opini dari siapapun termasuk wartawan
media online kecuali dari narasumber berita sendiri.
b. Readability
Tabel 4.8 Readability (Memiliki nilai informasi )
No Pembeitaan memiliki informasi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju - -
2 Kurang setuju - -
3 Setuju 57 64,8%
4 Sangat setuju 31 35,2%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.7/FC.08
Readability merupakan suatu berita memiliki kekayaan nilai informasi. Dari
tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang
ada di media online memiliki nilai informasi bagi responden, 57 orang dari 88
responden menjawab setuju dengan presentase 64,8% dan 31 orang (35,2%) dari 88
responden menjawab sangat setuju bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa
USU tersebut memiliki nilai berita bagi mereka, alasannya karena pemberitaan
tersebut bermanfaat bagi mereka selain sebagai informasi juga sebagai tolak ukur
mereka untuk menilai universitas yang tersebut, karena pada pemberitaan yang ada di
media online banyak memberitakan bahwa kasus gantung diri mahasiswa USU
disebabkan oleh adanya beban-beban tugas yang mereka alami.
Tabel 4.9 Menambah informasi
No Menambah informasi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju - -
2 Kurang setuju - -
3 Setuju 63 71,6%
4 Sangat setuju 25 28,4%
Jumlah 88 100%
64
Selain memiliki kekayaan informasi, berita juga harus menambah informasi.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU
yang ada di meda online menambah informasi responden, frekuensi menjawab setuju
ada 63 orang dengan presentase 71,6% dan yang menjawab sangat setuju ada 25
orang dari 88 responden dengan presentase 28,4% alasannya karena mereka
menganggap pemberitaan tersebut menambah informasi mereka tentang gantung diri
mahasiswa USU, dan pemberitaan ini juga menjadi perhatian buat mereka.
Tabel 4.10 Mudah dipahami
No Informasi mudah dipahami Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju - -
2 Kurang setuju 3 3,4%
3 Setuju 48 54,5%
4 Sangat setuju 37 42,1%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.9/FC.10
Kemudian berita juga harus mudah dipahami agar informasi yang diberitakan
tersampaikan kepada pembaca. Dari tabel di atas menunjukkan bagaimana isi
pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online mudah
dipahami oleh responden, 3 orang dari 88 responden dengan presentase 3,4%
menjawab kurang setuju alasannya karena isi berita mengandung penjelasan yang
sulit untuk dipahami dan dimengerti oleh responden, kemudian sebanyak 48 orang
menjawab setuju dengan presentase 54,5% dan yang menjawab sangat setuju 37
orang dari 88 responden dengan presentase 42,1% dengan alasan responden menilai
berita gantung diri mahasiswa USU yang mereka baca di media online mudah
65
c. Checkability
Tabel 4.11 Checkability (Kejelasan sumber berita)
No Sumber beritanya jelas Frekuensi percent (%)
1 Tidak jelas 1 1,1%
2 Kurang jelas 2 2,2%
3 Jelas 52 59,1%
4 Sangat jelas 33 37,5%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.10/FC.11
Checkability merupakan berita pada dasarnya harus memiliki kejelasan
sumber berita agar dapat menyampaikan pesan kepada pembaca. Dari tabel di atas
menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media
online menjelaskan dan menuliskan sumber berita dengan jelas, frekuensi menjawab
tidak jelas 1 orang dari 88 responden dengan presentase 1,1% dan yang menjawab
kurang jelas sebanyak 2 orang dari 2,2 responden dengan presentase 2,2% alasanya
responden ketika melihat dan membaca beberapa pemberitaan tersebut di media
online ada yang tidak mencantumkan sumbernya dengan jelas, kemudian frekuensi
yang menjawab jelas sebanyak 52 orang dengan presentasi 59,1 dan menjawab sangat
jelas ada 33 orang (37,5%), alasan responden menjawab demikian adalah karena
mereka sudah melihat dan membaca berita dengan sumber yang jelas bahkan terdapat
66
2. Keakuratan
a. Fakta
Tabel 4.12 Berdasarkan fakta
No Berdasarkan fakta di lapangan Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju - -
2 Kurang setuju 17 19,3%
3 Setuju 39 44,3%
4 Sangat setuju 32 36,3%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.11/FC.12
Fakta pada sebuah pemberitaan mutlak harus ada, karena myangkut harkat
dan martabat sesorang ataupun organisasi, fakta pada pemberitaan merupakan isi
pemberitaan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan/di tempat kejadian. Dari tabel
di atas menunjukkan tentang isi pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU
berdasarkan fakta di lapangan, dengan penjelasan 17 orang dari 88 responden dengan
presentasi 19,3 menjawab kurang setuju, dan responden memberikan alasan karena
mereka melihat tidak semuanya pemberitaan tersebut berdasarkan fakta yang terjadi
mereka menilai ada unsur menarik minat pembaca untuk mengonsumsi berita dari
media online tersebut, sedangkan frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 39 orang
(44,3%) responden dan menjawab dengan sangat setuju 32 orang (36,3%) dari 88
dengan alasan responden menilai pemberitaan tersebut sudah benar-benar terjadi di
67
b. Akurasi Penyajian
Tabel 4.13 Teknis dalam penulisan (Akurasi penyajian)
No Tidak ada kesalahan dalam ejaan
kata dan tanda baca Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 2 2,3%
2 Kurang setuju 9 10,2%
3 Setuju 59 67,1%
4 Sangat setuju 18 20,4%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.12/FC.13
Akurasi penyajian merupakan pemberitaan yang akurat merujuk kepada hal
teknis dalam penulisan ejaan kata dan kalimat, dalam berita hal ini harus
diperhitungkan karena menyangkut profesional dalam pekerjaan wartawan. Dari tabel
di atas menunjukkan apakah isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada
di media online tidak ada kesalahan dalam penulisan ejaan kata dan tanda baca,
penjelasannya adalah 2 orang (2,3%) menjawab tidak setuju dan yang menjawab
kurang setuju 9 orang (10,2%) dari 88 responden, responden memberikan alasan
karena mereka menilai masih saja ada penulisan-penulisan yang kurang sesuai
dengan kaidah bahasa yang disempurnakan, dan mereka menilai wartawan media
online harus secepatnya menerbitkan berita karena terburu-buru sehingga penulisan
nya kadang ada yang salah, dari tabel di atas frekuensi lebih banyak menjawab setuju
sebanyak 59 orang (67,1%) dan menjawab sangat setuju 18 orang (20,4%) alasan
responden menjawab demikian karena mereka menilai penulisan berita tersebut sudah
68
Tabel 4.14 Kesesuaian judul
No Judul berita sesuai dengan isi
berita Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 1 1,1%
2 Kurang setuju 3 3,4%
3 Setuju 62 70,5%
4 Sangat setuju 22 25%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.13/FC.14
Selain tidak ada kesalahan dalam teknis penulisan dalam ejaan kata dan
kalimat, berita juga harus sesuai judul dengan isi berita. Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media
online yang dibaca oleh responden sesuai judul dengan isi berita, penjelasannya
adalah 1 orang (1,1%) dan 3 orang (3,4%) dari 88 responden dengan frekuensi
menjawab kurang setuju, judul berita sesuai dengan isi nya. Alasan yang diberikan
oleh responden karena mereka menilai sebagian berita yang dibaca kadang tidak
sesuai judul dengan isi beritanya, selanjutnya menimbulkan rasa bingung dalam
menapsirkan beritanya. Kemudian frekuensi menjawab setuju sebanyak 62 orang
(70,45%) dan menjawab sangat setuju 22 orang (25%) dari 88 responden, alasan yang
diberikan responden adalah mereka menilai berita gantung diri mahasiswa USU yang
69
3. Kelengkapan Isi Berita (5W+1H)
a. What
Tabel 4.15 What (penyebab terjadinya peristiwa)
No Penyebab terjadinya peristiwa itu Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 4 4,5%
2 Kurang setuju 22 25%
3 Setuju 41 46,6%
4 Sangat setuju 23 23,9%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.14/FC.15
Unsur what pada pemberitaan menjelaskan apa penyebab peristiwa yang terjadi
pada pemberitaan. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa apa penyebab peristiwa
yang ada dalam pemberitaan itu bisa terjadi, berkaitan dengan pemberitaan
mahasiswa USU gantung diri, adapun penjelasannya adalah frekuensi menjawab
tidak setuju ada 4 orang (4,5%) disusul dengan menjawab kurang setuju 22 orang
(25%) adapun alasan yang diberikan oleh responden adalah mereka menilai tidak
jelas disebutkan apa penyebab peristiwa itu bisa terjadi dan mereka merasa bingung
karena penulisan kronologi berita kadang tidak dituliskan dengan jelas, kemudian
frekuensi menjawab sebanyak 41 orang dengan presentase 46,6% dan yang menjawab
sangat setuju 23 orang dari 88 responden, alasan yang dikemukakan oleh responden
adalah mereka menilai bahwa berita tersebut ditulisakan dengan jelas peristiwa apa
70
b. Who
Tabel 4.16 Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa)
No Siapa yang terlibat dalam
peristiwa itu Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 28 31,8%
2 Kurang setuju 39 44,3%
3 Setuju 15 17,1%
4 Sangat setuju 6 6,8%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.15/FC.16
Unsur who pada pemberitaan maksudnya menjelaskan siapa yang terlibat
langsung dalam peristiwa itu. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ada 28
orang (31,8%) responden yang menjawab tidak setuju dan 39 orang (44,3%) yang
menjawab kurang setuju, dengan alasan yang diberikan responden adalah mereka
menilai masih ada beberapa berita yang tidak menjelaskan siapa-siapa yang terlibat di
dalam peristiwa tersebut, kemudian frekuensi menjawab setuju sebanyak 15 orang
(17,1%) dan yang menjawab sangat setuju 6 orang(46,8%) alasan yang diberikan oleh
responden ini adalah mereka menilai pada pemberitaan yang mereka baca sudah jelas
disebutkan siapa-siapa yang terlibat langsung pada peristiwa dalam pemberitaan
tersebut.
c. When
Tabel 4.17 When (waktu peristiwa terjadi)
No Kapan peristiwa itu terjadi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 1 1,1%
2 Kurang setuju 7 8%
3 Setuju 33 37,5%
4 Sangat setuju 47 53,4%
Jumlah 88 100%
71
When merupakan unsur pemberitaan yang menjelaskan kapan terjadinya
peristiwa tersebut. Dari tabel di atas menunjukkan kapan peristiwa yang ada pada
pemberitaan tersebut terjadi, adapun penjelasnnya adalah 1 orang (1,1%) menjawab
tidak setuju dan 7 orang (8%) dari 88 responden menjawab kurang setuju bahwa pada
pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU tidak dijelaskan kapan terjadinya
peristiwa itu, adapun alasan lain adalah mereka menganggap pemberitaan tersebut
sudah terjadi sangat lama, sedangkan frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 33
orang (37,5%) dan sangat setuju adalah 47 orang (53,4%) dari 88 responden. Adapun
alasan yang diberikan oleh responden adalah mereka menilai pemberitaan tersebut
sudah menjelaskan kapan peristiwa tersebut terjadi.
d. Where
Tabel 4.18 Where (tempat kejadian peristiwa)
No Dimana peristiwa itu terjadi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju - -
2 Kurang setuju 5 5,7%
3 Setuju 46 52,2%
4 Sangat setuju 37 42,2%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.17/FC.18
Unsur where pada pemberitaan menjelaskan dimana letak dan tempat kejadian
pada persitiwa itu terjadi. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pemberitaan gantung
diri mahasiswa USU yang ada di media online menjelaskan dimana peristiwa itu
terjadi, adapun penjelasan dari tabel di atas adalah 5 orang (5,7%) yang menjawab
kurang setuju, alasan responden adalah mereka jarang melihat dimana peristiwa yang
terjadi disebutkan pada pemberitaan, selanjutnya frekuensi menjawab dengan setuju
sebanyak 46 orang (52,2%) dan menjawab sangat setuju ada 37 orang (42,2%)
dengan alasan responden menilai pemberitaan yang mereka baca pada media online
72
e. Why
Tabel 4.19 Why (alasan peristiwa terjadi)
No Mengapa peristiwa itu terjadi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 19 21,6%
2 Kurang setuju 23 26,1%
3 Setuju 37 42,1%
4 Sangat setuju 9 10,2%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.18/FC.19
Why merupakan unsur pemberitaan yang menjelaskan bahwa alasan mengapa
sebuah peristiwa terjadi. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan
gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online menjelaskan mengapa
peristiwa itu terjadi, adapun penjelasnnya adalah 19 orang (21,6%) yang menjawab
tidak setuju dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 23 orang (26,1%), sebagian
responden memberikan alasan demikian karena mereka menilai pemberitaan tersebut
tidak menjelaskan mengapa peristiwa itu bisa terjadi, namun responden membuat
kesimpulan sendiri mengapa peristiwa itu bisa terjadi, anggapan responden karena
semua orang terutama mahasiswa pasti mempunyai masalah yaitu masalah keluarga,
masalah ekonomi, masalah dengan temannya, namun masalah akan bertambah dan
berat jika masalah di kampus ataupun tugas-tugas mereka terlalu banyak terutama
yang sedang skripsian. Selanjutnya frekuensi menjawab setuju sebanyak 37 orang
(42,1%) dan menjawab sangat setuju ada 9 orang (10,2%) adapun alasan yang
diberikan responden adalah mereka menilai pemberitaan itu sudah menjelaskan
73
f. How
Tabel 4.20 How (bagaimana peristiwa terjadi)
No Bagaimana peristiwa itu terjadi? Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 18 20,5%
2 Kurang setuju 32 36,3%
3 Setuju 27 30,7%
4 Sangat setuju 11 12,5%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.19/FC.20
How merupakan unsur pemberitaan yang menjelaskan bahwa bagaiaman
sebuah peristiwa terjadi, merujuk kepada kronologi peristiwa. Dari tabel di atas
menunjukkan bahwa pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang dibaca
responden di media online menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi, ada pun
penjelasan dari tabel di atas adalah 18 orang (20,5%) dengan frekuensi menjawab
tidak setuju dan yang menjawab kurang setuju 32 orang (36,3%) dari 88 responden
dengan alasan mengapa responden menjawab demikian, responden memberikan
alasan karena mereka terkadang merasa bingung tidak dijelaskannya bagaimana
tindak lanjut dari peristiwa tersebut di media online, kemudian frekuensi yang
menjawab setuju sebanyak 27 orang (30,7%) dan yang menjawab sangat setuju 11
orang (12,5%) dari 88 responden, adapun alasan yang mereka berikan adalah karena
mereka menilai berita yang mereka baca gantung diri mahasiswa USU sudah
74
4. Hubungan
a. Proximity psikografis
Tabel 4.21 Proximity psikografis (berkaitan dengan kebutuhan pembaca)
No Berhubungan dengan kebutuhan Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 18 20,5%
2 Kurang setuju 42 47,7%
3 Setuju 26 29,5%
4 Sangat setuju 2 2,3%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.20/FC.21
Proximity psikografis adalah bagaimana kedekatan emosional pembaca ketika
membaca sebuah peristiwa pada media online, pembaca akan tertarik ketika isi berita
berkaitan dengan kebutuhan pembaca. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi
pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online berhubungan
dengan kebutuhan responden sebagai masyarakat yang tinggal di sekitaran USU,
adapun penjelasannya adalah 18 orang (20,5%) yang menjawab tidak setuju dan yang
menjawab kurang setuju ada 42 orang (47,5%) adapun alasan responden memberikan
jawaban demikian karena mereka menganggap pemberitaan yang ada pada media
online belum membuat mereka menaruh perhatian lebih, sedangkan frekuensi
menjawab setuju sebanyak 26 orang (29,4%) dan yang menjawab sangat setuju 2
orang (2,3%) dari 88 responden, adapun alasan mereka memberikan jawaban
75
b. Proximity geografis
Tabel 4.22 Proximity geografis (kedekatan pembaca secara ruang dan waktu)
No Ada kedekatan secara ruang dan
waktu Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 9 10,2%
2 Kurang setuju 24 27,2%
3 Setuju 36 41%
4 Sangat setuju 19 21,6%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.21/FC.22
Proximity geografis merupakan kedekatan pembaca dengan peristiwa yang ada
di media online dalam jarak, misalnya pembaca dekat dengan peristiwa dan dalam
satu lingkungan tempat tinggalnya. Dari tabel di atas menjelaskan isi pemberitaan
tentang pelayanan BPJS Kesehatan yang ada pada surat kabar membuat responden
merasakan ada kedekatan secara ruang dan waktu, adapun penjelasnnya adalah
responden yang menjawab tidak setuju 9 orang (10,2%) dan yang menjawab kurang
setuju 24 orang (27,2%) dari 88 responden, adapun alasan mereka memberikan
jawaban demikian karena responden sama sekali tidak merasakan adanya kedekatan
secara emosional, secara jarak ruang dan waktu, kemudian frekuensi yang menjawab
setuju sebanyak 36 orang (41%) dan yang menjawab sangat setuju ada 19 orang
(21,6%), dengan alasan responden merasakan adanya kedekatan secara ruang dan
jarak karena sama-sama tinggal sekitar kampus USU dan masi berada di Kota Medan,
76
c. Timeless
Tabel 4.23 Timeless (pemberitaan baru saja terjadi)
No Baru saja terjadi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 13 14,8%
2 Kurang setuju 23 26,1%
3 Setuju 35 39,8%
4 Sangat setuju 17 19,3%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.22/FC.23
Maksud dari timeless merupakan isi berita yang dikatakan masih hangat dan
menjadi pembicaraan banyak orang. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa
pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang dibaca oleh responden baru saja
terjadi di Kota Medan, adapun penjelasannya adalah 13 orang (14,8%) yang
menjawab tidak setuju dan sebanyak 23 orang (26,1%) yang menjawab kurang setuju
dalam pemberitaan yang baru saja terjadi di Kota Medan, dengan alasan responden
menjawab demikian mereka menilai pemberitaan tersebut benar terjadi dan sudah
lama sehingga masih saja menjadi pembicaraan di masyarakat, selanjutnya frekuensi
yang menjawab setuju sebanyak 35 orang (39,8%) dan yang menjawab sangat setuju
ada 17 orang (19,3%) dari 88 responden, adapun alasan responden memberikan
jawaban demikian karena mereka menilai peristiwa pada pemberitaan tersebut masih
77
d. Significance
Tabel 4.24 Significance (pemberitaan mempengaruhi orang banyak)
No Mempengaruhi orang banyak Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 40 45,5%
2 Kurang setuju 33 37,5%
3 Setuju 9 10,2%
4 Sangat setuju 6 6,8%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.23/FC.24
Sebuah pemberitaan dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak apabila isi
berita menyangkut hajat hidup dan kehidupan orang banyak unsur ini disebut sebagai
significance. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri
mahasiswa USU yang ada di media online memungkinkan mempengaruhi orang
banyak di Kota Medan, ada pun penjelasan dari tabel di atas adalah 40 orang (45,5%)
dengan frekuensi menjawab tidak setuju dan 33 orang (37,5%) yang menjawab
kurang setuju, adapun alasan responden memberikan jawaban demikian karena
responden berpikir bahwa pemberitaan demikian tidak sama sekali mempengaruhi
peserta BPJS untuk tetap menggunakan pelayanan kesehatan dari BPJS sendiri,
sedangkan yang menjawab setuju sebanyak 9 orang (10,2%) dan yang menjawab
sangat setuju 6 orang (6,8%) dari 88 responden, responden yang memberikan
menjawab demikian menilai pemberitaan-pemberitaan yang ada di media online
dalam hal ini adalah pemberitaan gantung diri mahasiswa USU mempengaruhi
persepsi dan pandangan orang banyak terhadap USU, masyarakat luas pun tentunya
akan selalu menaruh perhatian terhadap mahasiswa USU yang mengakhiri hidupnya
dengan tragis dan sudah tentu dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak di Kota
Medan khususnya karena pada saat ini sebagian besar masyarakat sekitaran USU
berwirausaha seperti usaha warung nasi, warung internet, kosan dan lain-lain. Dengan
adanya pemberitaan tersebut dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap
78
hal ini besar kemungkinan sedikit yang masuk ke USU dan berpengaruh terhadap
wirausaha mereka, karena rata-rata pelanggan mereka adalah mahasiswa/mahasiswi
USU.
e. Prominence
Tabel 4.25 Prominence (pemberitaan yang tidak asing lagi)
No Merupakan pemberitaan yang tak
asing Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 5 5,7%
2 Kurang setuju 28 31,8%
3 Setuju 38 43,2%
4 Sangat setuju 17 19,3%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.24/FC.25
Prominence faktor yang mempengaruhi sesuatu untuk terus diberitakan
sehingga pemberitaan tersebut tidak asing lagi untuk dibaca. Dari tabel di atas
menunjukkan data tentang isi pemberitaa gantung diri mahasiswa USU yang ada di
media online merupakan pemberitaan yang tidak asing lagi, adapun penjelasannya
adalah responden yang menjawab tidak setuju 5 orang (5,7%) dan yang menjawab
kurang setuju 28 orang (31,8%) dari 88 responden, adapun alasan yang diberikan
adalah mereka menganggap pemberitaan itu merupakan pmberitaan yang jarang
muncul dan tidak berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sedangkan frekuensi
responden yang menjawab setuju sebanyak 38 orang (43,2%) dan yang menjawab
sangat setuju 17 orang (19,3%) dari 88 responden, responden memberikan alasan
demikian karena mereka menilai berita-berita yang ada pada media online merupakan
pemberitaan yang tidak asing lagi dan sering muncul di beberapa media online dan
79
f. Prominence
Tabel 4.26 Magnitude (mempengaruhi kehidupan orang banyak)
No Berhubungan dengan angka dan data yang mempengaruhi orang banyak
Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 34 38,6%
2 Kurang setuju 41 46,6%
3 Setuju 11 12,5%
4 Sangat setuju 2 2,3
Jumlah 88 100%
Sumber: P.25/FC.26
Magnitude merupakan pemberitaan yang menyangkut angka dan data yang
dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak. Dari tabel di atas menunjukkan data
tentang isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online
menyangkut angka dan data yang dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak di
Kota Medan, adapun penjelasnnya adalah responden yang menjawab tidak setuju 34
orang (38,6%) dan yang menjawab kurang setuju 41 orang (46,6%), alasan yang
diberikan responden yang memberikan jawaban demikian adalah mereka menilai
pemberitaan itu tidak berhubungan dengan angka dan data yang dapat mempengaruhi
orang banyak di Kota Medan terutama masyarakat di sekitar USU, karena
pemberitaan tersebut hanya berita biasa saja dan di dalamnya tidak terdapat angka
dan data, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 11 orang (12,5%) alasan
responden karena mereka menilai di beberapa pemberitaan terdapat angka dan data,
seperti di salah satu pemberitaan terdapat jumlah mahasiswa USU yang telah gantung
80
5. Keseimbangan
a. Source bias
Tabel 4.27 Source bias (penampilan berita hanya satu sisi)
No Isi pemberitaan tentang mahasiswa dan Universitas Sumatera Utara
Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 49 55,7%
2 Kurang setuju 32 36,4%
3 Setuju 6 6,8%
4 Sangat setuju 1 1,1%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.26/FC.27
Dari segi kebenaran dan fakta mutlak harus ada pada sebuah berita baik di
televisi, maupun surat kabar begitu juga dengan meminta kejelasan langsung dari
semua narasumber untuk menjelaskan sebuah peristiwa hal itu disebut sebagai
coverbothside. Dari tabel di atas merupakan data yang menunjukkan tentang isi
pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online sudah meminta
informasi dari kedua belah pihak, adapun penjelasannya adalah 49 orang (55,7%) dan
kurang setuju sebanyak 32 orang (36,4%) dari 88 responden, alasan responden
memberikan jawaban tersebut karena menilai pemberitaan tersebut hanya
memberitakan mahasiswanya saja, artinya informasi yang ada diberitakan di media
online hanya satu pihak saja yaitu mahasiwa gantung diri, kemudian frekuensi yang
menjawab setuju sebanyak 6 orang (6,8%) dan menjawab sangat setuju hanya 1 orang
(1,1%) saja, alasan responden adalah mereka menilai pemberitaan itu sudah memberi
informasi dari kedua belah pihak baik mahasiswa ataupun Universitas Sumatera
81
b. Slant
Tabel 4.28 Slant (berita tidak seimbang)
No menyajikan satu pihak saja dalam
pemberitaan Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 3 3,4%
2 Kurang setuju 9 10,2%
3 Setuju 47 53,4%
4 Sangat setuju 29 33%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.27/FC.28
Slant pada pemberitaan merupakan kecenderungan berita tidak seimbang baik
dari isi pemberitaan dan narasumber berita. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi
pemberitaan yang ada di media online tentang gantung diri mahasiswa USU
menyajikan satu pihak saja, dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa frekuensi yang
menjawab tidak setuju sebanyak 3 orang (3,4%) dan kurang setuju sebanyak 9 orang
(10,2%) dengan alasan responden adalah mereka menilai pemberitaan tersebut sudah
menyajikan kedua belah pihak baik dari mahasiswa atau Universitas Sumatera Utara.
Selanjutnya frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 47 orang (53,4%) dan sangat
setuju 29 orang (33%) dengan alasan adalah mereka menilai pemberitaan tersebut
belum menyajikan kedua belah pihak, baik dari mahasiswa maupun Universitas