• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan media promosi dengan keberhasilan ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan media promosi dengan keberhasilan ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MEDIA PROMOSI DENGAN KEBERHASILAN

EKOWISATA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

RATU ANNA RUFAIDA

DEPARTEMEN

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Hubungan Media Promosi dengan Keberhasilan Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2014

Ratu Anna Rufaida

(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

RATU ANNA RUFAIDA.Hubungan Media Promosi dengan Keberhasilan Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon. Dibimbing oleh DWI SADONO.

Ekowisata merupakan suatu konsep pariwisata yang mencerminkan wawasan lingkungan dan kelestarian lingkungan. Media promosi yang dapat digunakan untuk mempromosikan ekowisata adalah Website, facebook, twitter, google, poster, brosur, roll up banner dan lainnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pentingnya media promosi terhadap perkembangan ekowisata TNUK (Taman Nasional Ujung Kulon). Penelitian ini menggunakan metode

survey dengan jumlah responden 50 pengunjung. Penentuan responden dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil menunjukkan bahwa keberhasilan ekowisata TNUK berhubungan nyata dengan pesan media promosi pada aspek attention, interest dan desire, sedangkan pada aspek action tidak berhubungan nyata. Kekuatan pesan media promosi leaflet

yang berhubungan nyata adalah aspek interest, desire, dan action, sedangkan aspek attention tidak berhubungan nyata. Kekuatan pesan media promosi

facebook yang berhubungan nyata hanya pada aspek action. Kekuatan pesan media promosi poster yang berhubungan nyata dengan keberhasilan ekowisata TNUK adalah pada aspek attention dan interest, sedangkan pada aspek desire dan

action tidak berhubungan nyata.

Kata kunci: Ekowisata; Keberhasilan Ekowisata; Media Promosi

ABSTRACT

RATU ANNA RUFAIDA. Influence Media Campaign Against Ecotourism

Development. Supervised by DWI SADONO

Ecotourism is a concept that reflects the insights of environmental tourism and environmental sustainability. Media campaigns that can be used to promote ecotourism is website, facebook, twitter, google, adwords, posters, flyers, roll up banners, direct mail, t-shirts, hats, key chains, and pins. The purpose of this study was to analyze the importance of the media campaign against the development of ecotourism Ujung Kulon National Park. This study used a survey method with the number of respondents 50 visitors ecotourism UKNP (Ujung Kulon National Park). Determination of the respondents in this study by using accidental sampling technique. The results showed that the success of ecotourism UKNP significantly correlated with the promotion of media messages on aspects of attention, interest and desire, while the action aspect is not significantly correlated. The power of media messages related promotional leaflets are aspects of real interest, desire, and action, while not significantly correlated aspects of attention. The power of facebook promotion media messages related only to the aspects of the real action. The power of media messages related promotional poster with the success of ecotourism UKNP real is the aspect of attention and interest, while the aspect of desire and action are not related.

(7)
(8)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

HUBUNGAN MEDIA PROMOSI DENGAN KEBERHASILAN EKOWISATA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

RATU ANNA RUFAIDA

DEPARTEMEN

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(9)
(10)

Judul Skripsi : Hubungan Media Promosi dengan Keberhasilan Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon

Nama : Ratu Anna Rufaida NIM : I34100093

Disetujui oleh

Dr Ir Dwi Sadono, M.Si NIP.19641102 199203 1003

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, M.Sc Ketua Departemen

(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Hubungan Media Promosi dengan

Keberhasilan Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon” ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr Ir Dwi Sadono, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberi kritikan dan saran selama proses penulisan hingga skripsi ini terselesaikan.

2. Dra. Winati Wigna, MDS yang telah memberikan keritikan, saran dan semangatnya.

3. Ibunda Ratu Mustansyiroh dan Ayahanda Tubagus Dedi Humaedi selaku orang tua tercinta yang telah memberikan doa, dukungan, kasih sayang, kritikan, dan saran kepada penulis.

4. Ratu Fazat Azizah dan Rh.Feta Namora selaku kakak tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan semangat.

5. Sahabat-sahabat penulis Rima, Sarah, Puput, Pia, Umi, Dwi, Nula, Shita, Linda, Sefi, Onyen, gebyar, Fauzi, Sakinah, Tari, dan Rizka yang selalu mewarnai hari-hari penulis, memberikan semangat dan motivasi juga kasih sayang.

6. Teman-teman kosan Bisma 1 terutama mba Dian, ka Esa dkk yang terus memberikan semangat dan dukungan. Fifi dan Nurul selaku teman satu bimbingan yang sudah membantu dan memberikan semangat.

7. Keluarga besar Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (terutama angkatan 46, 47, 48 dan 49) teman-teman tim Photogrhapy and

cinematography HIMASIERA, KOMPAS, dan KOLEKTIPS yang telah

memberikan masukan bagi penulis dalam menyelesaikanan laporan ini. 8. Pihak Taman Nasional Ujung Kulon terutama Pak Egi yang telah banyak

memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Wisatawan Taman Nasional Ujung Kulon yang telah banyak membantu

penulis dalam memperoleh data.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Oktober 2014

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

DAFTAR GAMBAR xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 3

Tujuan Penulisan 3

Manfaat Penulisan 3

TINJAUAN PUSTAKA 4

Ekowisata 5

Komunikasi Pemasaran 7

Promosi 8

Jenis Media Promosi 10

Kekuatan Pesan Media Promosi (AIDA) 11

Kerangka Pemikiran 12

Hipotesis 14

Definisi Operasional 14

PENDEKATAN LAPANGAN 17

Metode Penelitian 17

Lokasi dan Waktu 17

Teknik Pengumpulan Data 17

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 18

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19

Gambaran Umum Kawasan TNUK 19

Sejarah dan Status Kawasan 20

Deskripsi Kawasan Wisata TNUK 22

Struktur Organisasi TNUK 23

Obyek Wisata TNUK 23

Pengunjung TNUK 25

Masyarakat Lokal 26

Aturan Pengunjung TNUK 27

HUBUNGAN MEDIA PROMOSI DENGAN KEBERHASILAN

EKOWISATA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON 29

Kekuatan Pesan Media Promosi 29

Penggunaan Jenis Media Promosi 31

Penilaian Penilaian Frekuensi penerimaan pesan 32

Keberhasilan Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon 32 Hubungan Kekuatan Media Promosi pada Website dengan Keberhasilan

EkowisataTaman Nasional Ujung Kulon 35

Hubungan Kekuatan Media Promosi pada Leaflet dengan Keberhasilan

Ekowisata TamanNasional Ujung Kulon 36

Hubungan Kekuatan Media Promosi pada Facebook dengan Keberhasilan

EkowisataTaman Nasional Ujung Kulon 38

Hubungan Kekuatan Media Promosi pada Poster dengan Keberhasilan

(14)

Hubungan Jenis Media Promosi dengan Keberhasilan Ekowisata 40 Hubungan Frekuensi Penerimaan Pesan dengan Keberhasilan EkowisataTaman

Nasional Ujung Kulon 41

SIMPULAN DAN SARAN 42

Simpulan 43

Saran 43

DAFTAR PUSTAKA 44

LAMPIRAN 47

(15)

DAFTAR TABEL

1 Jumlah pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon menurut bulan dan

asal tahun 2013 26

2 Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel kekuatan pesan media attention di Taman Nasional Ujung Kulon tahun 2014 29 3 Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel kekuatan pesan

media interest di Taman Nasional Ujung Kulon tahun 2014 30 4 Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel kekuatan pesan

media desire di Taman Nasional Ujung Kulon tahun 2014 30 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel kekuatan pesan

media action di Taman Nasional Ujung Kulon tahun 2014 31 6 Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel jenis media

promosi di Taman Nasional Ujung Kulon tahun 2014 31 7 Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel penilaian

tentang frekuensi penerimaan pesan media promosi di Taman Nasional

Ujung Kulon tahun 2014 32

8 Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel keberhasilan ekowisata di Taman Nasional Ujung Kulon tahun 2014 33 9 Nilai signifikansi dan koefisien korelasi antara kekuatan pesan media

promosi pada website dengan keberhasilan ekowisata di Taman

Nasional Ujung Kulon tahun 2014 35

10 Nilai signifikansi dan koefisien korelasi antara kekuatan pesan media promosi pada leaflet dengan keberhasilan ekowisata di Taman Nasional

Ujung Kulon tahun 2014 37

11 Nilai signifikansi dan koefisien korelasi antara kekuatan pesan media promosi pada facebook dengan keberhasilan ekowisata di Taman

Nasional Ujung Kulon, tahun 2014 38

12 Nilai signifikansi dan koefisien korelasi antara kekuatan pesan media promosi pada poster dengan keberhasilan ekowisata di Taman Nasional

Ujung Kulon, tahun 2014 39

13 Nilai signifikansi dan koefisien korelasi antara jenis media promosi dengan keberhasilan ekowisata di Taman Nasional Ujung Kulon, tahun

2014 40

14 Nilai signifikansi dan koefisien korelasi antara frekuensi penerimaan pesan dengan keberhasilan ekowisata di Taman Nasional Ujung Kulon,

tahun 2014 41

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran hubungan media promosi dengan keberhasilan

ekowisata TNUK 12

2 Struktur organisasi Balai TNUK 22

3 Bagan alur perijinan memasuki TNUK rute jalur darat dan laut menuju kawasan ekowisata TNUK

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sketsa lokasi penelitian 47

2 Kuesioner penelitian 48

3 Rute jalur darat dan laut menuju kawasan ekowisata TNUK 53

4 Foto objek wisata TNUK 54

5 Media promosi TNUK 55

(17)
(18)
(19)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, yang berupa sumberdaya alam. Indonesia juga memiliki potensi keindahan alam dan kekayaan budaya yang bernilai tinggi dalam pasar industri ekowisata. Menurut Damanik dan Weber (2006) dalam Yassiranda (2011) ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan mendefinisikan wisata sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan diri, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Undang-undang tersebut juga mendefinisikan pariwisata sebagai berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang pedoman Pengembangan Ekowisata di daerah, telah mendorong Pemerintah Daerah untuk Pengembangan Ekowisata yang belakangan ini telah menjadi trend

dalam kegiatan kepariwisataan di Indonesia. Secara garis besar, peraturan ini menjelaskan bahwa ekowisata merupakan potensi sumberdaya alam, lingkungan, serta keunikan alam dan budaya yang dapat menjadi salah satu sektor unggulan daerah yang belum dikembangkan secara optimal. Yoeti (2008) seperti dikutip Hijriati (2013) mengemukakan bahwa ekowisata sebagai kegiatan pariwisata memberikan dampak pada berbagai aspek kehidupan, yaitu aspek ekologi, sosial dan ekonomi.

Menurut Damanik dan Weber (2006) ekowisata merupakan suatu konsep pariwisata yang mencerminkan wawasan lingkungan dan kelestarian lingkungan. Secara umum pengembangan ekowisata harus dapat meningkatkan kualitas hubungan antar manusia, meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan menjaga kualitas lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam perlu dilakukan untuk menjamin pemanfaatan secara bijaksana dan berkesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatan kualitas nilai serta keanekaragamannya. Kegiatan ekowisata mendorong masyarakat mendukung dan mengembangkan kegiatan konservasi. Untuk itu, pengembangan ekowisata dapat memberikan dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan ekowisata. Keberhasilan ekowisata suatu negara sangat bergantung pada seberapa besar dan gencarnya kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait.

(20)

2

komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan, dalam hal ini adalah wisatawan dan calon wisatawan (wisatawan potensial) secara berkelanjutan.

Promosi atau promotion berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata yaitu “Pro” dan “Movere”. Pro berarti maju dan movere berarti bergerak. Jadi promosi maknanya ialah membuat sesuatu tampak terbuka dan hidup senantiasa (Effendy 1986). Promosi merupakan suatu kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang sesuatu yang dijadikan bahan promosi agar khalayak merasa tertarik atau bertambah informasinya. Promosi merupakan salah satu rangkaian kegiatan pemasaran suatu produk atau pelayanan jasa. Oleh karena itu berbagai informasi yang disampaikan melalui promosi diharapkan dapat memperkenalkan kepada masyarakat konsumen agar mengetahui apa yang telah diperkenalkan. Media promosi yang dapat digunakan untuk mempromosikan ekowisata adalah Website, Facebook, Twitter, Google, poster, brosur, roll up banner, direct mail, kaos, topi, gantungan kunci, dan pin. Salah satu tujuan dikembangkan ekowisata adalah untuk menggerakkan aktivitas ekonomi pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan, pemberdayaan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungannya.

Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon secara administrasi terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten. Taman nasional merupakan salah satu kawasan konservasi yang mengandung aspek pelestarian dan aspek pemanfaatan sehingga kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekowisata dan minat khusus. Kedua bentuk pariwisata tersebut yaitu ekowisata dan minat khusus sangat prospektif dalam penyelamatan ekosistem hutan. Pengembangan kawasan seperti inilah yang menguntungkan bagi kelestarian hutan. Taman Nasional Ujung Kulon atau biasa disingkat TNUK adalah salah satu ekowisata yang terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten. Secara geografis Taman Nasional Ujung Kulon terletak antara 102º02’32” - 105º37’37” BT dan 06º30’43” - 06º52’17” LS. Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon mempunyai objek wisata alam yang sangat indah yaitu Pulau Panaitan, Pulau Handeuleum, Pulau Peucang, Semenanjung Ujung Kulon, dan Gunung Honje. Kelima objek wisata tersebut memiliki keindahan alam yang berbeda. Jumlah pengunjung yang datang ke tempat ekowisata TNUK dapat dikatakan normal ketika pertengahan tahun pada saat liburan, pada pertengahan tahun ini pengunjung melakukan rekreasi alam.

(21)

3

Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan antara kekuatan pesan media promosi dengan

keberhasilan ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon?

2. Bagaimana hubungan antara penggunaan media promosi dengan keberhasilan ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon?

Tujuan Penulisan

Tujuan Penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisis ”Pentingnya Media Promosi Terhadap Perkembangan Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon” dan secara khusus bertujuan untuk :

1. Menganalisis hubungan antara kekuatan pesan media promosi dengan keberhasilan ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon.

2. Menganalisishubungan antara penggunaan media promosi dengan keberhasilan ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon.

Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang terkait dengan masalah pengaruh media promosi terhadap perkembangan ekowisata, khususnya kepada :

1. Peneliti untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh media promosi terhadap perkembangan ekowisata, untuk kalangan akademisi yang dapat memperoleh koleksi terbaru penelitian yang akan menambah pengetahuan tentang pengaruh media promosi terhadap perkembangan ekowisata. 2. Kalangan non akademisi, seperti perusahaan bermanfaat menjadi bahan

pertimbangan dan data untuk mengevaluasi penerapan pengaruh media promosi terhadap perkembangan ekowisatanya yang telah dilaksanakan oleh perusahaan tersebut sudah efektif atau belum.

(22)
(23)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Ekowisata

Ekowisata adalah bentuk industri pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan serta membantu kegiatan konservasi alam itu sendiri (Damanik dan Weber 2006). Adapun tiga konsep dasar yang lebih operasional tentang ekowisata, yaitu sebagai berikut:

1. Perjalanan outdoor di kawasan alam yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

2. Wisata ini mengutamakan penggunaan fasilitas transportasi yang diciptakan dan dikelola masyarakat kawasan wisata itu.

3. Perjalanan wisata ini menaruh perhatian besar pada lingkungan alam dan budaya lokal.

Responsible tourism dikenal juga sebagai pariwisata yang bertanggung jawab. Konsep ini merupakan hasil evolusi dan pengembangan dari konsep-konsep terdahulu, seperti sustainable tourism (pariwisata berkelanjutan) dan

ecotourism (ekowisata). Tujuan yang ingin dicapai oleh responsible tourism sama dengan kedua konsep sebelumnya yaitu pariwisata yang berusaha meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. Responsible tourism lebih menekankan pilihan yang diambil oleh konsumen dalam menentukan tujuan wisata, akomodasi, model transportasi dan cara melakukan perjalanan, misalnya memilih mengatur sendiri perjalanannya dibandingkan mengikuti kelompok tur.

Responsible tourism juga menekankan kesadaran wisatawan itu sendiri untuk meminimalkan dampak-dampak negatif dari kunjungannya ke suatu tempat. Mass tourism atau yang biasa dikenal dengan pariwisata massal adalah tindakan mengunjungi sebuah tujuan (tempat wisata) dengan jumlah besar orang pada satu waktu, dan studi efek bahwa sejumlah besar orang dapat memiliki tujuan tertentu, atau tujuan tertentu yang telah terpapar oleh wisatawan tunggal telah ada berulang kali. Wisata ini juga membantu bisnis lain seperti layanan telekomunikasi (Damanik dan Weber 2006).

(24)

6

mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata serta usha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Gunawan dkk (2007) mengungkapkan dampak positif dari kegiatan ekowisata di TNAP (Taman Nasional Alas Purwo) adalah tersedianya lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal, masyarakat sekitar jadi memiliki pekerjaan setelah adanya TNAP, tersedianya kesempatan berusaha, seperti membuka toko untuk berjualan menjual kaos atau makanan oleh-oleh yang gampang terjangkau pengunjung TNAP, meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap taman nasional, dan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata. Dampak negatif dari kegiatan ekowisata yang potensial di TNAP adalah vandalisme, pembangunan sarana yang tidak ramah lingkungan, terganggunya satwa liar, dan menurunnya kualitas lingkungan. Dalam penelitian Setyahadi dkk (2012) lima aspek kunci dalam ekowisata berbasis masyarakat, yaitu pengelolaan ekowisata dilakukan oleh masyarakat setempat, local ownership,

sarana akomodasi disediakan oleh penduduk setempat, pemandu adalah orang setempat, serta perintisan, pengelolaan dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab masyarakat setempat. Begitu pula menurut Saifullah dan Harahap (2013) bahwa dari pengenalan tentang ekowisata mempunyai nilai-nilai konservasi atau perlindungan, 85% responden memahami hal tersebut. Untuk pemberdayaan masyarakat, 67% memahami ekowisata harus disertai dengan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat.

Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias (2009), keberhasilan pelaksanaan wisata alam yang berbasis ekowisata dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor utama, yaitu ;

1. Objek wisata

Objek wisata bisa diartikan sebagai sesuatu yang memiliki daya tarik dan mengundang orang untuk datang yang mempunyai nilai dan biasa disebut atraksi. Faktor ini adalah bahan jualan dalam kegiatan pasar kepariwisataan. 2. Penikmat wisata

Penikmat wisata adalah orang orang yang sengaja melakukan perjalanan ke tempat tempat tertentu guna menikmati setiap daya tarik keindahan dan gejala gejala alam yang menarik. Dalam struktur pasar, faktor ini bisa diasumsikan pembeli.

3. Penyedia/pengelola wisata

Setiap penyedia atau pengelola wisata secara tidak langsung terkategori sebagai penjual. Faktor ini harus memahami dengan jelas bahwa penataan areal wisata seperti pembangunan sarana prasarana wisata tidak boleh mengabaikan faktor ekologi. Demi memperoleh uang tiket dari pengunjung sebanyak-banyaknya, kerapkali pengusaha dan pemerintah setempat berpikir pendek dalam pengembangan pariwisata. Misalnya, daerah hutan disulap menjadi penginapan dan menghilangkan sifat alamiah objek tersebut.

4. Masyarakat lokal

(25)

7 wisata. Misalnya, penyediaan penginapan, jasa pemandu wisata dan lain sebagainya. Pada beberapa lokasi, pengelolaan objek wisata alam sudah menerapkan konsep ekowisata berbasis komunitas (community-based ecotourism) yang mengedepankan peran utama masyarakat didalamnya. 5. Perangkat hukum/kearifan lokal

Manusia adalah makhluk yang dinamis, bisa berubah pada saat kapanpun dengan sangat tidak terduga. Pelaku wisata yang terdiri dari penikmat wisata, penyedia/pengelola wisata dan masyarakat lokal adalah manusia dengan kecenderungan seperti itu,sehingga, proses pengembangan wisata bisa saja bergeser dengan dari standar ekowisata. Keberadaan perangkat hukum dan kearifan lokal baik secara tertulis maupun tidak tertulis setidaknya bisa mengantisipasi efek negatif dari keadaan demikian.

Komunikasi Pemasaran

Komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang berarti “berpartisipasi” atau memberitahukan” (Mardikanto 2010). Menurut Pareno (2002) komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang individu (komunikator) kepada individu lain (komunikan). Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan:

1. membangun hubungan antar sesama manusia; 2. melalui pertukaran informasi;

3. untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; 4. serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku orang lain.

Effendy (2003) menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komponen-komponen komunikasi yang sesuai dengan pendapat tersebut, yaitu:

a. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan b. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang c. Media : sarana atau saluran yang mendukung pesan d. Komunikan : orang yang menerima pesan

e. Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Shimp (2003) menjelaskan bahwa elemen-elemen dalam proses komunikasi meliputi: pengirim (Sender), penerima (receiver), dan media serta empat elemen lainnya yang merupakan fungsi komunikasi yaitu encoding

(26)

8

balik sehingga mereka dapat mengerti bagaimana tanggapan khalayak terhadap pesan yang mereka sampaikan.

Menurut Morissan (2007) yang termasuk dalam komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menciptakan kesadaran atau pengetahuan mengenai produk dengan berbagai atributnya, menginformasikan kelebihan produk, menciptakan citra produk atau citra positif, preferensi, dan keinginan membeli produk bersangkutan. Tujuan komunikasi mengacu pada apa yang ingin dicapai perusahaan atau organisasi dengan program promosi yang dilakukan.

American Marketing Association dalamTjiptono (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para stakeholdernya. Menurut Kotler (2002), pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Pemasaran wisata berbeda dengan pemasaran produk-produk pada umumnya. Konsep pariwisata bisa dikatakan sebuah konsep yang termasuk dalam bidang jasa, dimana dalam hal ini pariwisata sangat berhubungan dengan keramah-tamahan dan kesenangan. Merupakan hal yang sangat penting untuk dapat menjalin saling pengertian antara produsen, konsumen serta seluruh stakeholder terkait. Menurut Marpaung (2002), dasar utama dari pemasaran wisata adalah konsep marketing. Konsep ini merupakan customer-oriented philosophy

yang dilaksanakan dan diintegrasikan dalam suatu organisasi agar dapat melayani konsumen dengan lebih baik daripada apa yang dilakukan pesaing, selain untuk mencapai target khusus perusahaan, sedangkan menurut Damanik dan Webber (2009), penawaan yang diberikan kepada wisatawan adalah jasa dan produk. Salah satu yang mempengaruhi kegiatan komunikasi pemasaran yaitu frekuensi dalam penyampaian pesan. Menurut penelitian Chairunnisa (2013) bahwa frekuensi penerimaan pesan adalah banyaknya atau tingkat keseringan pengunjung dalam menerima/mengakses informasi mengenai Taman Nasional Ujung Kulon melalui media-media promosi yang digunakan dalam pemasaran Taman Nasional Ujung Kulon.

Promosi

Michael (1982) mendefinisaikan promosi sebagai “the coordination of all seller-iniated efforts to setup channels of information and persuasion to sell goods

(27)

9 dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi.

Secara tradisional, bauran promosi mencakup empat elemen, yaitu iklan, promosi penjualan, publikasi/humas, dan personal selling. Namun George dan Michael Belch menambahkan dua elemen dalam promotional mix, yaitu direct marketing dan interactive media. Dua elemen yang terakhir ini telah digunakan secara luas oleh pengelola pemasaran dewasa ini untuk berkomunikasi dengan khalayak sasarannya sebagaimana empat elemen sebelumnya. Masing-masing elemen dari promotional mix tersebut dipandang sebagai suatu instrumen komunikasi pemasaran terpadu yang memainkan peran penting dalam program IMC. Masing-masing elemen dapat menggunakan berbagai macam bentuk dan masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangannya (Michael 1982).

Bauran promosi (promotional mix’s) adalah kegiatan-kegiatan yang digunakan untuk memberitahu, membujuk, atau mengingatkan tentang produk wisata budaya. Bauran promosi yang dimaksud dalam penelitian ini diadaptasi dari pendapat Payne dalam Militina (2005), terdiri atas:

1. Periklanan (Advertising) adalah memperkenalkan produk wisata-wisata budaya yang menggunakan tulisan-tulisan, pesan dan Gambar yang menarik disurat kabar, majalah, tv, dan radio.

2. Penjualan personal (Personal Selling) adalah komunikasi langsung atau tatap muka antara wisatawan dengan perantara penjualan untuk menawarkan produk.

3. Hubungan masyarakat (Public Relations) adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan, agen dan pemerintah untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap wisatawan untuk mengunjungi/dan atau membeli produk wisata budaya, kegiatan public relations dapat dilakukan melalui seminar, sponsor, peringatan pariwisata tertentu dan berita.

4. Promosi penjualan (Sales Promotion) adalah suatu bentuk persuasi langsung melalui berbagai cara (kupon, diskon, kontes, undian dan sampel) untuk merangsang/meningkatkan penjualan.

5. Surat langsung (Direct Mail) adalah komunikasi langsung dari penjual/perantara dengan calon pelanggan melalui surat, undangan, pajangan,

leaflet, dan atau telepon untuk member informasi tentang produk.

6. Rekomendasi personal (Word of Mouth) adalah komunikasi langsung antar individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok, untuk menyampaikan informasi produk

(28)

10

masyarakat sekitar kawasan objek wisata alam seperti warung-warung termasuk

souvenir di dalam objek wisata. Strategi promosi ini relatif tidak berdampak nyata terhadap upaya untuk menarik wisatawan, terlebih wisatawan dari luar daerah dengan lokasi yang cukup jauh. Kegiatan promosi berupa promosi penjualan dan

direct marketing pada umumnya juga belum dilaksanakan secara maksimal. Dalam penelitian Hartono (2008) bahwa promosi kegiatan ekowisata di TNGGP secara keseluruhan sudah mencakup keempat komponen bauran promosi, yaitu periklanan, penjualan secara pribadi, hubungan masyarakat dan promosi penjualan.

Jenis Media Promosi

Duncan dkk (2011) mengemukakan pengertian strategi media sebagai

ideas about how media objectives will be accomplished through the selection of various combination of media (ide atau gagasan mengenai bagaiman tujuan media akan dicapai melalui seleksi berbagai kombinasi media). Setiap tujuan media dapat memiliki lebih dari satu strategi media. Strategi media menjelaskan antara lain bauran media (media mix) yang membahas mengenai media apa yang digunakan dan seberapa banyak. Untuk menentukan media yang paling tepat namun dengan harga yang paling efisien untuk menyampaikan pesan produk diperlukan pemahaman mendalam terhadap seluruh atribut yang dimiliki setiap media dan juga biaya yang dikeluarkan. Selain itu, dibutuhkan pemahaman menyeluruh mengenai target audiensi masing-masing media.

Media periklanan merupakan perangkat-perangkat yang dapat memuat pesan-pesan dari produsen yang ingin disampaikan kepada calon konsumen. Perancangan iklan yang baik harus didukung perancangan media yang tepat dan efektif agar tepat sasaran dan tujuan. Perancangan media pada dasarnya adalah suatu proses penyusunan tindakan yang menunjukkan pembangunan waktu dan tempat pemasangan iklan untuk mencapai tujuan pemasaran.

Secara umum jenis-jenis media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media cetak, media elektronik, media luar ruang, dan media lini bawah. 1. Media cetak, yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan dengan

sejumlah kata, Gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih. Bentuk-bentuk iklan dalam media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan

display, suplemen, pariwara, dan iklan layanan masyarakat. Jenis-jenis media cetak terdiri dari:

a. Surat kabar, keunggulannya: cakupan pasarnya luas dan bisa dalam lingkup nasional, regional, fleksibel, tepat waktu, diterima luas, sangat terpercaya. Kelemahannya: hanya dibaca dalam waktu yang singkat, kualitas reproduksi buruk, pembaca ganda terbatas, tata letak yang buruk dapat mengacaukan penglihatan pembaca, dan informasi yang berlebihan membuat pengaruh iklan berkurang, beberapa kelompok tidak dapat terjangkau, misalnya karena adanya pebedaan bahasa.

(29)

11 dapat digunakan sebagai media humas dan sales promotion. Kelemahannya: waktu edar sangat lambat dan biayanya mahal.

2. Media elektronik, media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Bentuk-bentuk iklan dalam media elektronik biasanya berupa sponsorship, iklan partisipasi, seperti televisi dan radio. Media luar, yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang dipasang di tempat-tempat terbuka seperti diginggir jalan, di pusat keramaian, atau tempat-tempat khusus lainnya, seperti di dalam bis kota, gedung, pagar tembok, dan sebagainya. Jenis-jenis media luar seperti billboard, baliho, poster, spanduk, umbul-umbul, transit (panel bis), balon raksasa, dan lain-lain. Menurut Masbuh (2008) cara yang dapat dilakukan untuk mempromosikan ekowisata yaitu dengan memanfaatkan media periklanan yang saat ini banyak digunakan para pelaku industri dari berbagai bidang untuk memasarkan produknya. Hal ini dikarenakan promosi melalui media periklanan sangatlah efektif dan efisien karena dapat memberikan informasi yang jelas terhadap produk pada segmen tertentu, menggunakan biaya rendah dan mempunyai daya bujuk (persuasif) yang kuat terhadap konsumen.

Kekuatan Pesan Media Promosi

Kekuatan pesan media promosi dapat dilihat dari unsur AIDA. AIDA merupakan singkatan dari Attention, Interest, Desire, dan Action yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pemasaran. Dalam komunikasi pemasaran perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi pemasaran yang akan dilakukan.

1. Attention

Dalam attention ini seorang pemasar haruslah mampu membuat sebuah media informasi agar mengandung daya tarik bagi konsumen. Membuat suatu pernyataan yang mengungkap perhatian orang, membuat kata atau Gambar yang

powerful yang bisa menarik perhatian hingga orang berhenti dan memperhatikan isi pesan berikutnya.

Amstrong dan Kloter (2001) mengemukakan bahwasanya daya tarik (attention) haruslah mempunyai tiga sifat: (1) Harus bermakna (meaningful), menunjukkan manfaat-manfaat yang membuat produk lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen, (2) Pesan harus dapat dipercaya (believable), konsumen percaya bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan, (3) Distinctive, bahwa pesan iklan lebih baik dibanding iklan merek pesaing.

2. Interest

(30)

12

dengan memberikan janji solusi atas masalah atau harapan mereka. Cara yang baik adalah dengan menjelaskan fitur dan benefit. Jangan hanya memberikan fakta dan fitur saja, dan merasa pembaca akan berpikir sendiri benefit yang akan didapat, tetapi menjelaskan dengan sejelasnya benefitnya tersebut untuk meningkatkan interest. Assael (2002) menjelaskan mengenai interest yaitu munculnya minat beli konsumen tertarik terhadap objek yang dikenalkan oleh suatu pemasar. Minat pengunjung Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon sudah mulai tertarik dan bersedia membaca brosur atau melihat media promosi TNUK untuk lebih detail.

3. Desire

Desire adalah langkah yang harus dilakukan oleh seorang pemasar ialah memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki, dimana dalam tahapan ini pemasar haruslah jeli atau pintar membaca target atau konsumen dalam tahapan ini. Langkah ini untuk membuktikan bahwa seorang pemasar mampu memberikan solusi yang tepat dalam melakukan sebuah keputusan bagi konsumen. Dalam tahap ini khalayak telah mempunyai motivasi untuk memiliki produk. Sampai pada tahap ini, seorang pemasar telah berhasil menciptakan kebutuhan calon pembeli. Sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh. Namun demikian timbul perlawanan dalam diri calon pembeli berupa keraguan, benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan sesuatu seperti yang dijanjikan iklannya. Selain itu pada ekowisata TNUK yang meyakinkan pengunjung agar tidak ragu untuk mengunjungi ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon ini.

4. Action

Action adalah tahapan yang paling pusat, seorang pemasar haruslah sudah mengarah pada tindakan untuk membeli. Dalam tahapan action ini menjelaskan langkah apa yang dilakukan oleh seorang pemasar dalam menginginkan untuk pembaca atau target melakukan keputusan untuk mengunjungi ekowisata TNUK tersebut. Membimbing pembaca atau target karena pembaca atau target akan bertindak jika seorang pemasar menjelaskan langkah-langkahnya dan kadang juga perlu diinformasikan masalah harga untuk tindakan tersebut.

Tindakan action ini yaitu yang salah satu upaya terakhir untuk membujuk calon pengunjung agar sesegera mungkin melakukan tindakan untuk mengunjungi ekowisata TNUK, dari proses itu juga dengan memilih kata yang tepat agar calon pengunjung atau target melakukan respon sesuai dengan yang diharapkan adalah suatu pekerjaan yang sangat sulit. Harus digunakan kata perintah agar calon pengunjung bergerak. Pada tahap ini ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon harus sudah mengarahkan pengunjung agar mengambil aksi dalam keputusan.

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini menjelaskan hubungan antara variabel penelitian. Kekuatan pesan media promosi dan penggunaan media promosi diduga memiliki hubungan dengan keberhasilan ekowisata. Pengembangan ekowisata diperlukan strategi-strategi agar dapat mencapai keberhasilan dari ekowisata tersebut. Salah satunya yaitu merancang pesan media promosi yang memiliki karakteristik pesan terdiri dari attention, interest, desire, dan action.

(31)

13 ekowisata. Jenis media promosi merupakan variasi atau jenis-jenis media yang digunakan oleh ekowisata dalam mengenalkan keunggulan dan keunikan yang dimiliki ekowisata tersebut sehingga diharapkan dapat menarik minat wisatawan. Frekuensi penerimaan pesan merupakan seberapa sering khalayak luas menerima informasi ekowisata TNUK melalui media promosi. Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias (2009), keberhasilan pelaksanaan wisata alam yang berbasis ekowisata dipengaruhi oleh faktor daya tarik objek wisata, kepuasan penikmat wisata, dan penataan sarana prasarana.

Daya tarik objek wisata merupakan ketertarikan pengunjung tentang objek wisata yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Kepuasan penikmat wisata merupakan tingkat perasaan seseorang atau pengunjung yang sesuai dengan harapan pengunjung setelah mengunjungi ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon. Penataan sarana prasarana wisata merupakan penataan areal wisata seperti pembangunan sarana prasarana wisata tidak boleh mengabaikan faktor ekologi. Masyarakat lokal adalah dimana masyarakat ikut terlibat langsung dalam pengelolaan ekowisata agar tidak terlepas dari konsep ekowisata. Kearifan lokal adalah suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat ditempat ekowisata. Pada Gambar 1 disajikan kerangka pemikiran hubungan media promosi dengan keberhasilan ekowisata.

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan media promosi dengan Keberhasilan Ekowisata

Keterangan :

: Berhubungan : Data Kualitatif

Tingkat Keberhasilan Ekowisata

 Daya Tarik Objek Wisata  Kepuasan Penikmat

Wisata

 Penataan Sarana Prasarana Tingkat Penggunaan Media

Promosi  Jenis media promosi

(Website, leaflet, facebook,

poster)

 Frekuensi penerimaan pesan Tingkat Kekuatan Pesan

Media Promosi  Attention

Interest

Desire

Action

(32)

14

Hipotesis

Berdasarkan kerangka analisis di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan nyata antara tingkat kekuatan pesan media promosi dengan tingkat keberhasilan ekowisata.

2. Terdapat hubungan nyata antara tingkat penggunaan media promosi dengan tingkat keberhasilan ekowisata.

Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan skala pengukurannya. Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut:

A. Kekuatan Pesan Media Promosi

Pada setiap tahapan dalam konsep AIDA dibagi menjadi: Tidak (Skor 1) dan Ya (Skor 2). Kekuatan Pesan Media Promosi diukur dengan skala ordinal.

1. Attention (perhatian) merupakan kekuatan pesan untuk menarik perhatian, diukur berdasarkan seberapa tinggi kekuatan pesan tersebut untuk dapat menarik perhatian pengunjung. Indikator pada Attention ini dibagi menjadi: Tidak (Skor 1) dan Ya (Skor 2). Perolehan skor tersebut kemudian dikategorikan sebagai berikut :

a. Rendah : Skor 5-7 b. Tinggi : Skor 8-10

2. Interest (ketertarikan) merupakan kekuatan pesan yang mampu membuat sebuah media promosi agar dapat mengandung daya tarik bagi pengunjung. Indikator pada Interest ini dibagi menjadi: tidak (Skor 1) dan Ya (Skor 2). Perolehan skor tersebut kemudian dikategorikan sebagai berikut :

a. Rendah : Skor 5-7 b. Tinggi : Skor 8-10

3. Desire (keinginan) merupakan kekuatan pesan dimana pengunjung harus dibuat tertarik dan terdorong agar mempunyai keinginan untuk berkunjung ke tempat ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon. Keinginan tersebut dapat dimunculkan dengan memberikan informasi mengenai keuntungan yang akan didapat dengan mengunjungi wisata yang diiklankan. Indikator pada Desire ini dibagi menjadi: 1 Tidak dan 2 Ya. Perolehan skor tersebut kemudian dikategorikan sebagai berikut :

a. Rendah : Skor 5-7 b. Tinggi : Skor 8-10

4. Action (Tindakan) merupakan suatu tindakan yang mengarahkan untuk berkunjung ke ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon. Indikator pada

(33)

15 a. Rendah : Skor 5-7

b. Tinggi : Skor 8-10 B. Penggunaan Media Promosi

Penggunaan media promosi adalah media-media promosi yang digunakan dalam pemasaran Taman Nasional Ujung Kulon untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan membujuk khalayak agar datang mengunjungi Taman Nasional Ujung Kulon. Penggunaan media promosi diukur dengan jenis media promosi yang digunakan oleh responden dalam memperoleh informasi mengenai Taman Nasional Ujung Kulon dan Frekuensi penerimaan pesan melalui media promosi yang digunakan dalam pemasaran Taman Nasional Ujung Kulon.

Jenis Media Promosi

Jenis media promosi yang digunakan dalam pemasaran Taman Nasional Ujung Kulon dan jumlah dari media-media tersebut yang digunakan oleh responden dalam memperoleh informasi mengenai Taman Nasional Ujung Kulon. Penggunaan media promosi tersebut diukur berdasarkan jawaban responden mengenai jenis media yang digunakan responden dalam memperoleh informasi mengenai Taman Nasional Ujung Kulon. Jenis media promosi ini diukur dengan skala nominal. Indikator:

a. Ya diberi skor 2 b. Tidak diberi skor 1 Frekuensi Penerimaan Pesan

Frekuensi penerimaan pesan mengambarkan seberapa sering informasi mengenai ekowisata diterima oleh khalayak luas. Frekuensi penerimaan, diukur dengan skala ordinal. Indikator:

a. Tidak pernah, skor 1 b. Jarang, skor 2

c. Kadang-kadang, skor 3 d. Selalu, skor 4

Akumulasi skor dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu skor 4

– 7 dinilai rendah, skor 8 – 11 dinilai sedang, dan skor 12 – 16 dinilai tinggi.

C. Keberhasilan Ekowisata

1. Daya tarik objek wisata merupakan ketertarikan pengunjung tentang objek wisata yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Objek Wisata diukur berdasarkan ketertarikan wisatawan untuk berkunjung terhadap objek wisata yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Pengukuran menggunakan skala ordinal. Objek wisata dikategorikan sebagai berikut:

a. Tidak menarik diberi skor 1 b. Kurang menarik diberi skor 2 c. Menarik skor 3

(34)

16

Akumulasi skor dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu skor 5 – 12 dinilai rendah, dan skor 13 – 20 dinilai tinggi.

2. Kepuasan penikmat wisata merupakan tingkat perasaan seseorang atau pengunjung yang sesuai dengan harapan pengunjung setelah mengunjungi ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon. Kepuasan penikmat wisata diukur berdasarkan kepuasan pengunjung objek wisata tersebut. Pengukuran menggunakan skala ordinal. Indikator:

a. Tidak puas diberi skor 1 b. Kurang puas diberi skor 2 c. Puas skor 3

d. Sangat puas diberi skor 4

Akumulasi skor dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu skor 3 – 7 dinilai rendah, dan skor 8 – 12 dinilai tinggi.

3. Penataan sarana prasarana wisata merupakan penataan areal wisata seperti pembangunan sarana prasarana wisata tidak boleh mengabaikan faktor ekologi. Pengukuran menggunakan skala ordinal. Indikator :

a. Tidak setuju diberi skor 1 b. Kurang setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3

d. Sangat Setuju diberi skor 4

(35)

17

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam dengan pihak pengelola dan pengunjung wisata Taman Nasional Ujung Kulon. Metode kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survei. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data primer. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksplanatif (explanatory research) dengan tujuan untuk menerangkan dan menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Penelitian eksplanatif memerlukan perencanaan. Perencanaan sangat diperlukan agar uraian tersebut benar-benar sudah mencakup seluruh persoalan dalam setiap fasenya. Perumusan persoalan yang tepat akan menunjukkan informasi macam apa yang sebenarnya diperlukan. Dengan metode eksplanatif, penelitian digunakan dengan jenis penelitian survei.

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Wisata Taman Nasional Ujung Kulon di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan alasan bahwa Taman Nasional Ujung Kulon merupakan suatu wisata yang berasal dari alam dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar wisata Taman Nasional Ujung Kulon. Taman Nasional Ujung Kulon merupakan ekowisata yang mempunyai obyek wisata alam yang sangat menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan, dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikan alam berupa sungai dengan jeramnya, air terjun, pantai pasir putih,dan taman laut. Semua ini merupakan pesona alam yang sangat menarik dan unik untuk dikunjungi.Untuk perjalanan menuju Taman Nasional Ujung Kulon bisa ditempuh dari Pantai Carita dengan menggunakan speed boat atau kapal motor. Waktu penelitian lapangan dilaksanakan pada tanggal 3-10 Mei 2014.

Teknik Pengumpulan Data

(36)

18

dari komunikasi pemasaran media promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola wisata Taman Nasional Ujung Kulon.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen yang ada dari kantor Taman Nasional Ujung Kulon. Responden pada penelitian ini merupakan responden yang dipilih berdasarkan teknik accidental sampling. Teknik tersebut dipilih karena populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti dan bersifat heterogen. Teknik ini mengambil sampel responden wisatawan dalam negeri yang sedang berkunjung di lokasi penelitian pada saat penelitian dilakukan dengan unit analisisnya adalah individu. Populasi sampel pada penelitian ini adalah individu-individu yang datang sebagai pengujung yang telah mengetahui Taman Nasional Ujung Kulon dari media promosi yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon tersebut. Responden berjumlah 50 pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon. Rensponden diwawancarai sesuai dengan kuesioner yang telah disusun (Lampiran 1).

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan menggunakan kuesioner diolah secara kuantitatif dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows

versi 17.0 agar lebih cepat, tepat, dan hasil pemrosesan data pun lebih terpercaya. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan tabel frekuensi dan uji korelasi

(37)

19

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon

Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon secara administrasi terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Secara geografis Taman Nasional Ujung Kulon terletak antara 102º02’32”

-105º37’37” BT dan 06º30’43”-06º52’17” LS (Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2009). Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992 tentang Perubahan Fungsi Cagar Alam Gunung Honje, Cagar Alam Pulau Panaitan, Cagar Alam Pulau Peucang, dan Cagar Alam Ujung Kulon seluas 78 619 Ha dan Penunjukan perairan laut di sekitarnya seluas 44 337 Ha yang terletak di Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang, Propinsi Dati I Jawa Barat menjadi Taman Nasional dengan nama Taman Nasional Ujung Kulon maka luas kawasan TNUK adalah 122 956 Ha yang terdiri dari 78 619 hektar daratan dan 44 337 hektar perairan laut ( Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2009).

Seluruh luas kawasan TNUK dibagi ke dalam tiga wilayah pengelolaan untuk memudahkan pengelolaan kawasan tersebut (Balai Taman Nasional Ujung Kulon, 2009). Pembagian wilayah tersebut yaitu:

1. Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Panaitan, yang berkedudukan di Pulau Panaitan, tepatnya di daerah Legon Butun.

2. Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Pulau Handeuleum yang berkedudukan di Pulau Handeuleum.

3. Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Sumur yang berkedudukan di Kecamatan Sumur, tepatnya di daerah Cibayoni.

Sebagaimana dikatakan di dalam Undang-Undang nomor 5 Tahun 1990, bahwa taman nasional adalah suatu kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi, maka zonasi Taman Nasional Ujung Kulon berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral PHKA Nomor: SK.100/IV-SET/2011 meliputi zona inti, zona rimba, zona perlindungan bahari, zona pemanfaatan, zona tradisional, zona rehabilitasi, zona religi, dan zona khusus.

Visi Taman Nasional Ujung Kulon adalah terwujudnya fungsi Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Warisan Alam Dunia dan Kawasan Strategis Nasional yang bermanfaat bagi masyarakat, dengan berlandaskan pada asas pelestarian ekosistemnya. Misi Taman Nasional Ujung Kulon adalah:

1. Memantapkan pengelolaan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, khususnya mengembangkan populasi dan habitat Badak Jawa yang didukung oleh peran serta masyarakat dan para pihak sebagai kebanggaan masyarakat Banten.

2. Menyelenggarakan birokrasi yang ideal serta mengembangkan kemitraan dan pengelolaan secara partisipatif dalam rangka mewujudkan kawasan yang mantap secara legal formal dan diterima semua pihak.

(38)

20

4. Meningkatkan upaya perlindungan hutan dan penegakan hukum yang didukung masyarakat setempat dalam rangka menekan laju kerusakan hutan serta menjamin fungsi dan daya dukung lingkungan Taman Nasional Ujung Kulon.

Sejarah dan Status Kawasan

Kawasan Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli Botani Jerman, F. Junghun pada Tahun 1846, ketika sedang mengumpulkan tumbuhan tropis. Pada masa itu kekayaan flora dan fauna Ujung Kulon sudah mulai dikenal oleh para peneliti. Bahkan perjalanan ke Ujung Kulon ini sempat masuk di dalam jurnal ilmiah beberapa tahun kemudian, tidak banyak catatan mengenai Ujung Kulon sampai meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883. Namun kemudian kedahsyatan letusan Krakatau yang menghasilkan gelombang tsunami setinggi kurang lebih 15 meter, telah memporak-porandakan tidak hanya pemukiman penduduk di Ujung Kulon, tetapi satwa liar dan vegetasi yang ada. Meskipun letusan Krakatau telah menyapu bersih kawasan Ujung Kulon, akan tetapi beberapa tahun kemudian diketahui bahwa ekosistem-vegetasi dan satwa liar di Ujung Kulon tumbuh baik dengan cepat.

Perkembangannya kemudian, beberapa areal berhutan ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi, secara berurutan yaitu sebagai berikut:

Tahun 1921, berdasarkan rekomendasi dari Perhimpunan The Netherlands Indies Society for The Protectin of Nature, Semenanjung Ujung Kulon dan P. Panaitan ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai Kawasan Suaka Alam melalui SK Pemerintah Hindia Belanda Nomor: 60 Tanggal 16 Nofember 1921. Tahun 1937, Besluit Van Der Gouverneur – General Van Nederlandch – Indie dengan keputusan Nomor: 17 Tanggal 24 Juni 1937 menetapkan status kawasan Suaka Alam tersebut kemudian diubah menjadi Kawasan Suaka Margasatwa dengan memasukkan P. Peucang dan P. Panaitan.

Tahun 1958, berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor: 48/Um/1958 Tanggal 17 April 1958 Kawasan Ujung Kulon berubah status kembali menjadi Kawasan Suaka Alam dengan memasukkan kawasan perairan laut selebar 500 meter dari batas air laut surut terendah.

Tahun 1967, melalui SK Menteri Pertanian Nomor: 16/Kpts/Um/3/1967 Tanggal 16 Maret 1967 Kawasan G. Honje Selatan seluas 10 000 Ha yang bergandengan dengan bagian Timur Semenanjung Ujung Kulon ditetapkan menjadi Cagar Alam Ujung Kulon.

(39)

21

Tahun 1992, melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 284/Kpts-II/1992 Tanggal 26 Februari 1992, U jung Kulon ditunjuk sebagai Taman Nasional Ujung Kulon dengan luas total 122 956 Ha terdiri dari kawasan darat 78 619 Ha dan perairan 44 337 Ha.

Dalam hal penegasan batas-batas hutan negara, perkembangan penataan batasnya adalah sebagai berikut:

Tahun 1980, dilaksanakan Tata Batas di Cagar Alam G. Honje, Berita Acara Tata Batas pada Tanggal 26 Maret 1980, dan disyahkan Tanggal 2 Februari 1982 oleh Menteri Pertanian.

Tahun 1995:

1. Dilaksanakan Rekonstruksi Batas Taman Nasional Ujung Kulon wilayah G. Honje oleh Badan Planologi Kehutanan.

2. Badan Planologi Kehutanan, Taman Nasional Ujung Kulon bekerjasama dengan Pemerintah New Zealand melaksanakan pemasangan sebanyak 6 (enam) yang terdiri dari 1 (satu) unit Rambu suar, dan 5 (lima) unit pelampung sebagai batas perairan laut.

Tahun 1999:

1. Badan Planologi Kehutanan melaksanakan pemasangan rambu suar kuning di Tj. Alang – alang dan pemancangan titik referensi di Tj. Sodong, Tj. Layar, Tj. Alang – alang, Tj. parat dan Tj. Cina.

2. Badan Planologi Kehutanan melaksanakan pengukuran batas alam pantai Semenanjung Ujung Kulon.

3. Sesuai SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 758/Kpts-II/1999 Tanggal 23 September 1999 menetapkan Kawasan Perairan Taman Nasional Ujung Kulon seluas 44337 Ha sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan. Tahun 2004, Balai Pemantapan Kawasan Hutan ( BPKH ) Wilayah XI Jawa – Madura melaksanakan Rekonstruksi Batas Taman Nasional Ujung Kulon di daerah Gunung Honje. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai kawasan yang dilindungi berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Undang-undang No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan, telah mendapat pengakuan sebagai kawasan yang penting dan dibanggakan secara nasional dan internasional, antara lain:

(40)

22

Deskripsi Kawasan Wisata TNUK

Objek wisata TNUK merupakan salah objek wisata yang menarik yang ada di Kabupaten Pandeglang yang menyajikan keindahan alam, pantai serta laut yang indah dan masih sangat terjaga keasriannya karena kawasan tersebut merupakan kawasan konservasi. Objek wisata TNUK juga berpotensi untuk menjadi wisata alternatif selain Pulau Umang, Anyer, dan Tanjung Lesung yang selama ini dikenal dan selalu ramai dikunjungi baik oleh wisatawan mancanegara maupun nusantara. Suasana yang nyaman dan alami yang didukung dengan laut yang biru dan masih jernih serta pasir yang putih dapat memberikan sensasi relaksasi yang bisa membangkitkan semangat beraktivitas mereka kembali. Setiap pengunjung TNUK harus membayar tiket masuk sebesar Rp 3 000 untuk pengunjung nusantara dan Rp 20 000 untuk pengunjung mancanegara. Selain menawarkan wisata pantai yang indah, objek wisata juga dilengkapi dengan berbagai aktivitas wisata yang lain yaitu (1) Snorkling dan Diving di Ciharashas dan Cihandarusa, (2) Surfing di Legon Bajo, (3) tracking ke Karang Copong, Citerjun, dan tanjung layar, (4) melihat Banteng di padang, (5) Canoing di sungai Cigenter, (6) Penelitian dan Wildlife Viewing di sekitar Cigenter, dan (7) Ziarah ke Gua Sanghyangsirah. Walaupun terdapat banyak akses untuk mencapai lokasi objek wisata TNUK namun aksesibilitas yang sulit dan sebagian jalan yang rusak membuat akses menuju lokasi tidak dapat dijangkau dengan mudah. TNUK dapat dicapai melalui jalur darat dan laut. Jalur darat dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi, jasa travel atau angkutan umum. Jika menggunakan angkutan umum kita harus menggunakan bis jurusan Jakarta/Kalideres-Labuan atau Jakarta/Kp. Rambutan-Serang-Labuan, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum minibus/elf jurusan Labuan-Sumur-Tamanjaya. Perjalanan menuju kawasan TNUK melalui jalur laut dapat dilakukan dengan menggunakan kapal sewaan (longboat atau slowboat) yang biasa disewakan di Labuan/Carita, Sumur, maupun Tamanjaya. Rute perjalanan laut menuju objek wisata TNUK bisa dilihat pada Lampiran 3.

Berbagai sarana dan prasarana yang disediakan objek wisata TNUK antara lain:

1. Kantor pusat informasi dan pelayanan di Resort Pulau Panaitan, Peucang, dan Handeuleum.

2. Penginapan tipe Flora A, Flora B, Fauna, dan Bivak di Resort Pulau Peucang.

3. Penginapan di Resort Pulau Handeuleum.

4. Dermaga untuk bersandarnya kapal kecil, speed boat atau long boat di Pulau Panaitan, Peucang, dan Handeuleum.

5. Shelter atau saung yang dapat digunakan sebagai tempat bersantai sambil menikmati pemandangan alam.

(41)

23 Struktur Organisasi TNUK

Balai Taman Nasional Ujung Kulon mempunyai struktur organisasi pelaksana berdasarkan SK. 384/IV-T.10/Peg/2008 tanggal 1 April 2008, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Struktur organisasi Balai Taman Nasional Ujung Kulon

Obyek Wisata TNUK

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan obyek wisata alam yang menarik dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikannya. Semuanya merupakan pesona alam yang sangat menarik untuk Anda kunjungi dan sulit ditemukan di tempat lain. Beberapa objek wisata yang ada di TNUK antara lain:

1. Pulau Peucang

Pulau Peucang merupakan salah satu pulau yang banyak dikunjungi para pengunjung. Bahkan karena keindahannya, beberapa pengunjung menjuluki pulau

ini sebagai ”Dream Island”. Pulau seluas 450 Ha ini memiliki laut dengan

(42)

24

bagian Utara. Selain tracking ke Karang Copong, pengunjung akan melihat pemandangan sunset dengan latar belakang laut yang membentang indah. Melalui pulau ini kita dapat menuju lokasi wisata yang menarik lainnya seperti padang penggembalaan Cidaon dan Air terjun Citerjun. Pantai Pulau Peucang dapat dilihat pada Lampiran 4.

2. Padang Penggembalaan Cidaon

Kegiatan ini dilakukan dengan tracking dari Cidaon ke Cibunar, yang merupakan hutan pantai dan hutan hujan dataran rendah yang masih alami. Sepanjang jalan menuju lokasi, pengunjung dapat menemui berbagai macam burung dan vegetasi pakan Badak. Tracking ini merupakan perjalanan dari pantai utara menembus pantai selatan dengan perbedaan karakteristik yang menarik. Setelah sampai di padang penggembalaan Cibunar, pengunjung dapat menikmati atraksi kumpulan Banteng yang sedang merumput. Padang penggembalaan Cidaon dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Gua Sanghyangsirah

Gua Sanghyangsirah terletak di bagian barat Semenanjung Ujung Kulon. Setiap tahunnya terutama bulan Maulid dan Muharram tahun hijriyah, gua ini banyak dikunjungi para peziarah. Keberadaan Gua ini sangat erat dengan mitos dan legenda perjalanan hidup Kiansantang yang hidup pada masa Prabu Siliwangi di Kerajaan Padjajaran. Para pengunjung datang kesana untuk melihat makam yang ada di sana dan berziarah ke makam tersebut. Gua Sanghyangsirah dapat dilihat pada Lampiran 4.

4. Pantai Selatan

Kawasan ini membentang sepanjang pantai selatan semenanjung Ujung Kulon, mulai dari Cegog sampai Cibunar. Kawasan ini sangat tepat bagi pengunjung yang menyukai tracking, karena disamping areal perjalanan yang panjangnya kurang lebih delapan jam perjalanan dengan berjalan kaki, juga terdapat berbagai tantangan yang bervariasi seperti faktor cuaca, banyaknya nyamuk, dan tantangan lainnya. Sepanjang perjalanan tracking pengunjung dapat menikmati panorama alam pantai selatan yang indah. Panorama pantai selatan di TNUK dapat dilihat pada Lampiran 4.

5. Kepulauan Handeuleum

Kepulauan Handeuleum terdiri atas beberapa pulau diantaranya adalah Pulau Handeuleum besar, Handeuleum Tengah dan Handeuleum Kecil. Kekayaan jenis yang ada di ketiga pulau ini sangat beragam. Selain jenis-jenis mangrove, di ekosistem ini terdapat banyak burung, reptil, jenis-jenis biota air payau seperti udang dan kepiting bakau. Selain itu di kepulauan ini terdapat pula sungai-sungai seperti sungai Cigenter yang dapat disusuri dengan berkano (Canoeing). Pengunjung dapat bermalam di pulau Handeuleum, kemudian pada pagi hari menyusuri sungai-sungai yang mengalir di antara pulau-pulau sangat kecil di Handeuleum. Pengunjung dapat mengamati kehidupan liar pada hutan pantai dan hutan mangrove seperti burung, ikan, kepiting bakau, ular dan lain sebagainya. Kepulauan Handeuleum ini dapat dilihat pada Lampiran 4.

6. Pulau Panaitan

(43)

25 pulau ini. Selain itu terdapat pula lokasi yang sangat cocok untuk kegiatan surfing

antara lain di bagian dalam Teluk Kasuaris. Lokasi ini menjadi favorit para surfer

karena ombaknya yang cukup besar. Pulau Panaitan ini dapat dilihat pada Lampiran 4.

7. Habitat Owa Jawa Curug Cikacang

Curug Cikacang merupakan salah satu habitat Owa Jawa. Daerah ini dikelilingi oleh hutan primer dan hutan sekunder sehingga sering dijadikan sebagai tempat penelitian, pendidikan lingkungan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Beberapa kegiatan penelitian yang sering dilakukan adalah pengamatan primata, pengamatan burung, dan penelitian berbagai macam tanaman obat. Habitat owa jawa curug cikacang ini dapat dilihat pada Lampiran 4.

Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon umumnya memiliki usia berkisar antara 33-40 tahun. Hal tersebut disebabkan karena untuk mencapai kawasan wisata TNUK harus mengeluarkan biaya yang cukup besar dikarenakan aksesibiltas yang sulit dan jarak yang jauh dari kota, sehingga yang datang ke 45 kawasan TNUK mayoritas adalah usia dewasa dengan kehidupan yang sudah mapan dan mempunyai pendapatan yang tinggi. Daerah asal pengunjung yang dijadikan responden yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Pandeglang, Serang, Pekanbaru, Sukabumi, Ciamis, Bandung, dan Madura. Kedatangan pengunjung ke TNUK sebagian besar dilakukan bersama teman (bersama kelompok/keluarga/Instansi). Hal ini menunjukkan bahwa TNUK sebagai tempat wisata banyak diminati pengunjung untuk berkumpul bersama teman, selain itu jika pengunjung datang ke TNUK secara sendiri akan menghabiskan biaya yang sangat besar karena semua biaya perjalanan harus ditanggung sendiri, sedangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk berwisata ke TNUK cukup besar.

(44)

berita-26

berita yang terdapat di TNUK. Aplikasi TNUK pedia, acara pameran TNUK, buletin, leaflet, website, facebook dan poster dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada Tabel 1 disajikan data jumlah pengunjung yang datang ke tempat wisata Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2013.

Tabel 1 Jumlah pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon menurut bulan dan asal tahun 2013

Bulan

Asal

Dalam Negeri Luar Negeri Total

Januari 654 76 736

Februari 283 11 294

Maret 734 98 832

April 555 98 832

Mei 490 94 584

Juni 838 135 973

Juli 556 143 699

Agustus 920 201 1 121

September 823 203 1 026

Oktober 862 96 958

November 615 165 780

Desember 574 24 598

Total 7 904 1 344 9 433

Sumber : Data Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon Tahun 2013 Masyarakat Lokal

(45)

27 satwa liar, hutan dan kehidupan laut dapat bertahan hidup secara harmonis bersama alam dan lingkungannya.

Aturan Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

Tata Cara Memasuki Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon:

1. Pengunjung yang ingin berlibur atau untuk keperluan lainnya dapat menghubungi Pusat informasi (Visitor Center) Balai Taman Nasional Ujung Kulon untuk mendapatkan informasi dan pelayanan ijin memasuki kawasan konservasi (SIMAKSI).

Pelayanan perijinan tersedia di:

a. Visitor Center Taman Nasional Ujung Kulon di Labuan

b. Kantor Resort Legon Butun Seksi Pengelolaan Taman Nasional I Pulau Panaitan di Legon Butun

c. Kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional II Pulau Handeuleum diTamanjaya

d. Kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional III Sumur di Cibayoni e. Kantor Resort P. Peucang di Pulau Peucang

f. Kantor Resort P. Handeuleum di Pulau Handeuleum

2. Perijinan (SIMAKSI) untuk kegiatan penelitian hanya dilayani di Kantor Balai Taman Nasional Ujung Kulon di Labuan (visitor center). Khusus untuk pengambilan sampel dari dalam kawasan harus mendapat ijin/SIMAKSI dari Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan di Jakarta.

3. Berdasarkan peraturan Pemerintah No. 59 tahun 1998, setiap pengunjung/kendaraan yang memasuki kawasan TN. Ujung Kulon wajib membayar karcis masuk dan pungutan lain sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Bagi pengunjung dengan tujuan kegiatan pendidikan, pengambilan

Gambar dan penelitian (peneliti dalam negeri tanpa pengambilan sampel atau pengambilan sampel tumbuhan/satwa yang tidak dilindungi) perlu dilengkapi dengan Surat Permohonan ijin dan proposal kegiatan yang ditujukan ke kantor Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor. SK.284/Menhut-II/2007, bagi peneliti dalam negeri yang mengambil spesimen/sampel penelitian jenis tumbuhan/satwa dilindungi harus mendapat ijin khusus dari Direktorat Jenderal PHKA. Namun khusus peneliti luar negeri, surat permohonan ijin dan proposal ditujukan ke Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, di Jakarta. 5. Membuat surat SIMAKSI (Surat Ijin Memasuki Kawasan Konservasi)

(46)

28

6. Mengurus administrasi dan registrasi serta membayar tiket dan asuransi sesuai dengan PP. 59 tahun 1998 di Kantor Balai Taman Nasional Ujung Kulon.

7. Bagi pengunjung dengan tujuan penelitian dan peliputan wajib menyerahkan hasil laporan kegiatan dan copy hasil peliputan.

Pada Gambar 3 disajikan bagan alur perijinan memasuki Taman Nasional Ujung Kulon.

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan media promosi dengan
Gambar 2 Struktur organisasi Balai Taman Nasional Ujung Kulon
Tabel 1 Jumlah pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon menurut bulan dan asal tahun 2013
Gambar  3 Bagan alur perijinan memasuki Taman Nasional Ujung Kulon
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan entalpi standar pembentukan standar ( ' H f °), adalah kalor yang dilepaskan atau diserap (perubahan entalpi standar) pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya

Setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh secara partial antara Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Kurs (Y 2 ), diperoleh bahwa variabel Tingkat Suku

IIAXULTAS fiUIiUM PROCRAM

Sementara pada pasal 55 ayat (1), dijelaskan Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama, sedangkan ayat (2),

Berdasarkan hasil kromatogram pada KLT, maserasi menggunakan metanol menunjukan banyaknya senyawa yang terdapat pada ekstrak metanol dan hasil uji antioksidan

Merancang upaya yang harus dilakukan pihak penyedia RTH-Kota berdasarkan keinginan penduduk (partisipan FGD). Upaya tersebut merupakan jawaban dari pertanyaan: apa

Banten West Java Tourism Development Corporation sebagai badan usaha pengusul dan telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 39

The program will include the development and expansion of both public and private clinic and service networks; experiments with fee-for-service techniques;