• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LEMATANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LEMATANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PELAJARAN IPS

PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LEMATANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Wartini

Berdasarkan observasi penulis pada peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Lematang berjumlah 25 siswa. Untuk pembelajaran IPS ada 15 siswa yang tidak tuntas dan 10 siswa yang tuntas. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi.

Berdasarkan latar belakang masalah siswa kelas IV Negeri 2 Lematang hasil belajar dibawah KKM sebanyak 15 siswa karena pada siklus I tidak menggunakan pembelajaran kooperatif, setelah menggunakan pembelajaran kooperatif siswa mengalami peningkatan, yang dibawah KKM menjadi 2 siswa.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas/classroom Action Research sebanyak 3 putaran. Setiap putaran terdiri 4 tahap yaitu : Rencana Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Hasil penelitian didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I 40%, siklus II 80% dan siklus III 92%.

Simpulan dari penelitian ini adalah melalui pembelajaran kooperatif dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu pembelajaran IPS.

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai

salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris (Udin S. Winataputra, 2005 : 9.3). Pendekatan ekspositoris menitikberatkan keaktifan seorang guru dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa cenderung pasif atau kurang terlibat, sehingga siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki.

Proses Pembelajaran yang baik harus melibatkan keaktifan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran pendengaran, penglihatan, dan keterampilan yang dimiliki. Dalam proses belajar mengajar seorang guru berperan mengajak siswa untuk memperhatikan, mendengarkan penyajian peraga yang dapat dilihat dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahami atau memberi tanggapan, sehingga terjadi proses belajar yang aktif, kreatif, edukatif, dan menyenangkan. Iklim belajar mengajar seperti ini hanya dapat tercipta bila guru menggunakan pendekatan partisipatoris.

(3)

ekspositoris. Pendekatan pembelajaran ini banyak dipilih karena sarana dan prasarana pembelajaran, khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di daerah yang masih belum memadai. Sebagai akibat penerapan pendekatan ini pengetahuan konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diperoleh siswa hanya bersifat hafalan.

Pendekatan ekspositoris, menuntut seorang guru untuk selalu menambah wawasan, baik itu dari membaca buku-buku pelajaran maupun dari media lain yang berkaitan dengan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dampaknya, bagi guru yang kurang aktif, proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas sering mengalami kegagalan, sehingga hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Indikator dari tidak tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari data perolehan nilai di kelas IV SD Negeri 2 Lematang kecamatan Tanjungbintang Kabupaten Lampung Selatan untuk pelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi komunikasi.

(4)

Guru dan juga dunia pendidikan pada umumnya diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik secara keilmuan maupun secara sikap mental yang positif. Untuk itu, dalam proses pembelajaraan, metode, strategi atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru seyogyanya adalah sesuatu yang benar-benar tepat dan bermakna, untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tahap perkembangan anak, maka strategi yang guru gunakan dalam menyampaikan sesuatu, baik yang berupa penanaman sikap, mental, perilaku, kepribadian maupun kecerdasan harus tepat sasaran, tingkat kecerdasan peserta didik sedapatnya harus dikembangkan secara proporsional.

Berdasarkan pemasalahan diatas, peneliti akan mencoba menerapkan pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Lematang Kecamatan Tanjungbintang Kabupaten Lampung Selatan. Pendekatan IPS adalah sebuah cara untuk tidak membatasi anak dalam sebuah mata pelajaran dalam mempelajari sesuatu. Misalnya, sambil belajar menyanyi seorang anak sambil belajar mengenal alat-alat komunikasi ia juga belajar mewarnai. Ketika proses pembelajaran berlangsung, peserta didik tidak merasa sedang mempelajari satu mata pelajaran saja. Hal itu diharapkan agar peserta didik dapat memperoleh berbagai pengetahuan atau keterampilan hanya dalam satu pertemuan saja.

(5)

sekaligus membuktikan apakah model pembelajaran kooperatif pada pelajaran IPS merupakan salah satu langkah yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar para siswa, sehingga SD Negeri 2 Lematang Kecamatan Tanjungbintang Kabupaten Lampung Selatan bisa mendapatkan predikat favorit dan dapat menghasilkan peserta didik yang benar-benar berkualitas serta memahami materi ajar. Tujuan akhirnya adalah agar peserta didik dapat mengaplikasikan apa yang dipelajarinya, agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi apa yang terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran sebagai berikut :

1. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. 2.Penerapan model pembelajaran kurang pas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas dan belajar siswa dalam pelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN 2 Lematang, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

(6)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian dalam proses perbaikan pembelajaran tersebut adalah :

- Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif.

- Untuk mengetahui keadaan hasil belajar pada pembelajaran melalui model kooperatif.

E. Manfaat Penelitian Bagi Siswa :

- Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi siswa dan guru di sekolah. Bagi Guru :

- Memperbaiki pembelajaran yang dikelola. - Membantu guru berkembang secara profesional.

- Memperluas pengalaman mengajar di kelas dalam rangka perencanaan pembelajaran yang efektif.

- Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan meningkatkan proses pembelajaran di kelas.

Bagi Sekolah :

- Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah.

(7)
(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar

Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa mampu menguasai saling keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Kata menguasai disini mengisyaratkan bahwa siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal (memorizing) tentang konsep yang diajarkan guru, tetapi siswa juga harus memahami konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep-konsep lainnya. Pada tingkat sekolah dasar pembelajaran haruslah dipusatkan pada pemberdayaan siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan cara guru menyampaikan proses pembelajaran, baik selama KBM berlangsung maupun pada saat melakukan evaluasi dalam mengembangkan pembelajaran IPS dikelas, sehingga siswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya.

(9)

Sikap ingin tahu (curiosity), rasa ingin tahu ditandai dengan tingginya minat keingintahuan siswa terhadap perilaku alam sekitarnya. Anak sering mengamati benda-benda disekitarnya, melakukan eksplorasi pada benda-benda-benda-benda yang ditemuinya dan mencoba beberapa pengalaman baru. Sikap ingin tahu biasanya ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan.

Sikap luwes terhadap gagasan baru (flexibility), konsep yang dibangun anak untuk memahami lingkungannya senantiasa berubah sejalan dengan penambahan pengalaman dan bukti baru. Pengalaman dan bukti baru ini seringkali bertentangan dengan konsep yang telah dipegang sebelumnya. Pemahaman suatu konsep ilmiah sering berlangsung secara bertahap. Kondisi ini memerlukan sikap luwes untuk membangun gagasan baru yang lebih baik.

Sikap merenung secara kritis (critical reflection), dalam kegiatan IPS anak sengaja dibiasakan dengan sikap untuk merenung dan mengkaji kembali kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Dalam pembelajaran sehari-hari sikap ini diwujudkan melalui komentar kritis terhadap dirinya sendiri. Karena itu perlu mengulangi percobaan pada bagian-bagian tertentu. Anak juga perlu menggunakan cara alternatif lainnya sewaktu akan memecahkan suatu permasalahan.

B. Aktivitas belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.

(10)

Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya memilki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikiranya karena belajar proses kognitif, Martinis Yamin (2007:106).

Selain itu belajar Menurut Watsot dalam kutipan Asri Budiningsih adalah:

Proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur (Asri Budiningsih 2005:22).

Sedangkan menurut (Nana Sudjana 2008:28) definisi belajar adalah:

Proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.

Dari beberapa definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan interaksi antar individu untuk memperoleh perubahan kemampuan, perubahan tingkah laku yang didapat dari pengalaman dan akan bertahan lama.

Menurut Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, (2008 : 13-17). Ciri- ciri belajar adalah :

“Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah ubah. Tetapi perubahan tersebut tidak akan terpancang seumur hidup. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku”.

(11)

belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak mengerti menjadi mengerti”.

Berdasarkan Taksonomi bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui 3 kategori ranah yaitu antara lain:

1. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam (6) aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. 2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab/reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah psikomotor meliputi ketrampilan motorik, manipulasi benda-benda.

Berdasarkan pengertian diatas, maka hasil belajar merupakan hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan siswa dengan menggunakan bantuan pengajaran antara siswa dengan guru maupun siswa tanpa guru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).

(12)

mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.

C. Hasil belajar

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa. Diambil dalam Nana Sudjana (2008 : 28).

Skinner berpandangan bahwa :

“Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responnya menjadi menurun. Sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru. Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat suatu kepandaian” Purwadarminta, (2002 : 109 ).

D. Metode Pembelajaran kooperatif Pengertian :

Menurut Anonim (2003:31) pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan cara kelompok, siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, saling bekerjasama yang positif dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.

(13)

Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, siswa dibagi berkelompok terdiri 5-6 orang secara heterogen. Materi yang diberikan dalam bentuk teks, setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bahan yang diberikan. Hasil diskusi dalam kelompok ahli akan disampaikan kembali pada kelompok asal. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan secara sederhana langkah-langkah yang dilakukan dalam model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

- Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 3-5 orang secara heterogen. - Setiap kelompok diberi tugas, sejumlah anggota kelompok tersebut (tiap siswa dalam

kelompok mendapat tugas yang berbeda).

- Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperoleh.

Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama untuk berkumpul membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan tugas tersebut.

Keunggulan Pembelajaran Kooperatif :

- Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran siswa lainnya.

- Siswa tidak hanya mempelajari materi yang disampaikan guru, siswa juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.

- Meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

(14)

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang dianggap sulit karena banyak menghafal bagi peserta didik, oleh karena itu guru dituntut untuk lebih variatif dalam menyampaikan materi dengan harapan peserta didik termotivasi dan lebih tertarik pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sehingga hasil belajar siswa sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Hasil maksimal dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dikelas memerlukan dukungan dari semua komponen yang ada. Mengingat taraf pengetahuan siswa dalam memahami materi pokok perkembangan teknologi komunikasi belum maksimal maka digulirkan pembelajaran kooperatif.

Melalui pembelajaran kooperatif menjadikan siswa kelas IV SD Negeri 2 Lematang dapat meningkat mutu pendidikannya.

Secara skematis dapat disusun dalam gambar berikut ini. Pembelajaran Kooperatif

Hasil Perlakuan

a. Merumuskan secara jelas

b. Dengan dipimpin guru siswa

membentuk kelompok-kelompok

(15)

Gambar I. Kerangka pikir penelitian tindakan kelas F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah jika menggunakan pembelajaran kooperatif dengan benar, dapat meningkatkan aktivitas dan belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV SD Negeri 2 Lematang, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

(16)
(17)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanalan dikelas IV SD Negeri 2 Lematang semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa 25 orang, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perermpuan.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Lematang, menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas/classroom Action Research mengadopsi model Kemmis dan Mc Teggart (Depdiknas 2004:2) yang dinamakan alur/langkah tindakan kelas, dapat digambarkan sebagai berikut :

Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart meliputi empat alur/ langkah :

Gambar I. Alur penelitian tindakan kelas.

Rencana Tindakan Refleksi

Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

(18)

Gambar 2. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK model Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas 2004:2).

Siklus 1

1. Perencanaan

(1) Tahap pra penelitian

Tahap ini dilakukan dengan memberikan tes awal pada materi sebelum dilakukan penelitian.

Rencana Tindakan Pelaksanaan

Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Observasi

(19)

(2) Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

a. Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.

b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif sesuai dengan materi yang akan diberikan.

c. Membuat lembar kegiatan siswa yang akan diberikan kepada siswa saat belajar. d. Mempersiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan

a. Penyajian materi

Penyajian materi secara garis besar b. Belajar dalam kelompok

Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada lembar kegiatan.

c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar individu.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi

(20)

Siklus 2

1. Perencanaan

(1) Tahap pra penelitian

Pada tahap ini berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan siklus 1 memberikan tes kembali sesuai materi pada siklus 1 sebelum dilakukan penelitian.

(2) Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

a. Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.

b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif sesuai dengan materi yang akan diberikan.

c. Membuat lembar kegiatan siswa yang akan diberikan kepada siswa saat belajar. d. Mempersiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan

a. Penyajian materi

Penyajian materi secara terperinci. d. Belajar dalam kelompok

(21)

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh

guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi

- Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

Siklus 3

1. Perencanaan

(1) Tahap pra penelitian

Pada tahap ini berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan siklus 1 dan 2 sebagai evaluasi akhir memberikan tes kembali sebelum dilakukan penelitian pada tahap pelaksanaan tindakan

(2) Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

1. Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.

2. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif sesuai dengan materi yang akan diberikan.

(22)

4. Mempersiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan

1. Penyajian materi

Penyajian materi secara terperinci. 2. Belajar dalam kelompok

Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada lembar kegiatan.

3. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar individu.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

(23)

Instrumen yang digunakan adalah perangkat tes, lembar observasi (aktivitas siswa dan aktivitas guru). Lembar observasi aktivitas siswa yang mencakup :

1. Memperhatikan penjelasan guru.

2. Berdiskusi/bertanya antara siswa dalam kelompok. 3. Mengerjakan lembar kerja kelompok.

4. Menanggapi pertanyaan kelompok lain pada saat presentase.

B. Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Data

Data yang diperoleh setelah diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut: Data kualitatif yang terdiri atas :

a. Data aktivitas siswa dari setiap siklus selama pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif.

b. Data hasil observasi pengamatan guru, mitra dalam mengamati tindakan penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus 1, 2 dan 3. Data Kuantitatif yang terdiri dari hasil tes belajar siswa berupa nilai tes pada akhir setiap siklus 1, 2 dan 3, nilai lembar kerja siswa, dan nilai kerja kelompok siswa pada siklus pertama dan kedua.

2. Metode Pengumpulan Data Data aktivitas siswa.

(24)

terdapat dalam lembar observasi. Dalam penelitian ini, lembar observasi aktivitas siswa diamati oleh observer.

Aspek yang diamati yaitu perilaku yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1. Memperhatikan penjelasan guru.

2. Berdiskusi/bertanya antara siswa dalam kelompok. 3. Mengerjakan lembar kerja kelompok.

4. Menanggapi pertanyaan kelompok lain pada saat presentasi. 5. Bertanya kepada kelompok yang presentasi.

Data Hasil Belajar.

Data hasil belajar diperoleh melalui data hasil belajar siswa dalam ranah kognetif adalah soal-soal evaluasi yang mewakili indikator atau kompetensi dengan tingkat kesukaran yang bervariasi.

C. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh, selanjutnya dianalisis data untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif pada siswa kelas IV SD N 2 Lematang tahun pelajaran 2011/2012.

Teknik analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Analisis data aktivitas belajar siswa

(25)

Data aktivitas diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajaran.

Data nilai aktivitas siswa dari setiap siklus akan dianalisis dan diuraikan pada tabel lembar data aktivitas belajar siswa.

Proses analisis untuk data aktivitas siswa :

a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap aspek aktivitas. b. Presentase setiap siswa diperoleh dengan rumus :

% aktivits siswa = x 100%

c. Nilai aktivitas tiap siswa

Nilai aktivitas setiap siswa = % aktivitas (dihilangkan %nya). d. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus :

Nilai rata-rata aktivitas siswa = ∑

Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa digunakan pedoman memes ( 2001 : 36 ) sebagai berikut :

Bila nilai aktivitas siswa ≥ 75,6 maka dikategorikan aktif. Bila nilai siswa 59,4 ≤ nilai

siswa < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai siswa < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif.

2. Analisis data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian hasil tes akhir pada setiap siklus yang mewakili tiap-tiap indikator.

Skor yang diperoleh Skor maksimal setiap siswa

Nilai aktivitas setiap siswa

(26)

Data nilai hasil belajar siswa tiap siklus akan dianalisis dan diuraikan pada tabel lembar data perolehan hasil belajar siswa.

Proses analisis untuk data pencapaian hasil belajar siswa adalah sebagai berikut : a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa dalam jumlah skor dari setiap soal. b. Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

% pencapaian hasil belajar = x 100% c. Nilai hasil belajar siswa adalah :

Nilai hasil belajar setiap siswa = % hasil belajar siswa (dihilangkan % nya). d. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dikelas diperoleh dengan rumus :

Rata-rata HB siswa = ∑

Kriteria penilaian menurut Arikunto (2001 : 245) untuk kategori rata-rata pencapaian hasil belajar siswa adalah :

Bila nilai siswa ≥ 81 maka dikategorikan baik sekali, bila 66 ≤ nilai siswa < 81 maka dikategorikan baik. Bila 56 ≤ nilai siswa < 66 maka dikategorikan cukup, bila 41 ≤ nilai siswa < 56 maka dikategorikan kurang, bila nilai siswa < 41 maka dikategorikan gagal.

D. Indikatror Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya.

Skor yang diperoleh Skor maksimal setiap siswa

(27)

BAB.V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus 1 (40%), siklus 2 (80%) dan siklus 3 (92%).

2. Nilai hasil belajar siswa pada siklus 1 rata-rata 55, pada siklus ke 2 mengalamai peningkatan rata-rata 71,4 dan pada siklus 3 rata-rata nilai meningkat menjadi 77,8.

B. Saran

Berdasarkan hasil repleksi siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 maka dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Siswa agar lebih proaktif dalam proses pembelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru.

(28)
(29)
(30)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : WARTINI

Tempat/Tgl.Lahir : Gunung Kidul, 18 September 1969 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru Sekolah Dasar Negeri 2 Lematang Kecamatan Tanjung bintang Kabupaten Lampung Selatan.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Sekolah Dasar Negeri I Pakel Pring Ombo Kecamatan Baran Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta lulus 1983.

2. SMP Bhinakarya Rongkop Kabupataen Gunung Kidul Yagyakarta 1986. 3. SPG Muhammadyah Gading Rejo lulus tahun 1990.

4. Universitas Terbuka Lampung Diploma II /D.II lulus tahun 2008. 5. Universitas Lampung Program S1 PGSD tahun 2010.

(31)

DAFATAR ISI

D. Metode Pembelajaran Kooperatif ... 12

E. Kerangka Pikir ... 14

F. Hipotesis Tindakan ... 16

BAB III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 17

B. Seting Penelitian ... 17

C. Instrumen Pengumpulan Data ... 24

D. Data dan Metode Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Analisis Data ... 25

F. Indikator Keberhasilan... 28

(32)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini.

Laporan penelitian tindakan kelas ini disusun sebagai syarat peneliti untuk mengikuti ujian penelitian tindakan kelas. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik berupa dukungan, motivasi maupun materi, terutama kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P Hariyanto, M.S selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.SI. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung 3. Drs. Baharuddin, M.Pd. selaku ketua jurusan FKIP Universitas Lampung. 4. Dr. Darsono, M.Pd. selaku ketua program sekolah.

5. Drs. Rapani, M.Pd. selaku dosen pembimbing Penelitian Tindakan Kelas. 6. Dra. Cut Rohani, M.Pd. selaku dosen pembahas Penelitian Tindakan Kelas.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan penelitian tindakan kelas ini masih banyak kekurangan, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, guna modal penulis dimasa mendatang, semoga laporan ini bermanfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan. Amin.

Tanjungbintang, Januari 2012

(33)
(34)

MENCIPTAKAN ANAK NEGERI BERKEPRIBADIAN MANDIRI,

BERPRESTASI DAN BERETIKA TINGGI

(35)
(36)

Gambar

Gambar I. Kerangka pikir penelitian tindakan kelas
Gambar I.  Alur penelitian tindakan kelas.
Gambar 2. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK model Kemmis dan Mc Taggart

Referensi

Dokumen terkait

A client may provide a list of languages in preferred order and the service creates a response using the supported language that has highest client preference - if none of the

- in order for the item to be presented in the content section, some salient spatial property of the item shall exist within the specified bbox.

The Company engaged Brueckner to manufacture its new state-of-the-art Biaxially Oriented Polyester (BOPET) production line with annual capacity of approximately 20,000 tonnes..

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

Pada hubungan balok kolom,dengan lebar balok lebih besar daripada lebar kolom, tulangan transversal yang ditentukan pada 23.4(4) harus dipasang pada hubungan tersebut

Untuk menjawab soal ini kita harus mencari berapa panjang kawat yang diperlukan untuk membuat sebuah model. kerangka kubus, yaitu r =

Kognitif adalah kebolehan individu untuk berfikir, memberi pendapat, memahami, mengingati perkara-perkara yang berlaku di persekitaran masing-masing.Oleh itu,aktiviti yang dilakukan

internet en las prácticas de producción periodística en la versión digital del periódico El. Universal de Cartagena