• Tidak ada hasil yang ditemukan

Knowledge Management System Pada Pemeriksaan Laporan Keuangan di BPK RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Knowledge Management System Pada Pemeriksaan Laporan Keuangan di BPK RI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMERIKSAAN

LAPORAN KEUANGAN DI BPK RI

Berbudi Bowo Laksono 1, Noor Akhmad Setiawan, Surjono Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM

Jln. Grafika 2 Yogyakarta 55281 INDONESIA E-mail : 1[email protected]

ABSTRAK

Pengembangan knowledege management system merupakan salah satu program utama

pengembangan aplikasi dalam rencana strategis teknologi informasi BPK RI. Knowledge management akan memberi manfaat bagi organisasi untuk mempercepat proses penciptaan pengetahuan baru

dari pengetahuan yang ada dan menjaga pergerakan organisasi tetap stabil meskipun terjadi arus keluar masuk SDM. Penelitian ini merancang Knowledge Management System agar dapat memenuhi

kebutuhan informasi dan pengetahuan untuk peningkatan kompetensi pemeriksa dalam pemeriksaan

laporan keuangan. Ada tiga tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut

antara lain analisis strategi, analisis pengetahuan dan rancangan sistem. Rancangan sistem berupa alur sistem dan fungsionalitas sistem tergambar dalam diagram Unified Modelling Language. Hasil

penelitian menunjukkan pengembangan knowledge management system telah disusun dalan rencana

strategi TI BPK RI dan sejalan dengan tujuan strategis organisasi untuk mewujudkan pemeriksaan

yang bermutu. Rancangan sistem yang dibuat memenuhi siklus proses pengetahuan yang terdiri dari knowledge creation, knowledge accumulation, knowledge sharing, knowledge utilization, knowledge

internalization.

Kata Kunci : Knowledge Management System, Manajemen Pengetahuan, e-Government, BPK RI, Pemeriksaan.

bertumpu pada kecakapan dan keahlian, sumber

daya manusia merupakan aset terpenting. Oleh sebab itu, penambahan jumlah pemeriksa dan

pengembangan kemampuan serta kompetensi

pegawai BPK menjadi prioritas utama untuk

dapat mencapai hasil pemeriksaan yang berkualitas.

Beberapa literatur menyatakan bahwa knowledge management system mempunyai

pengaruh penting untuk mempertahankan

dan mengembangkan kompetensi organisasi.

Implementasi knowledge management akan memberi manfaat bagi organisasi antara lain

untuk mengetahui kekuatan sumber daya

A. pendahuluan

Pengetahuan merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe organisasi dan

institusi, baik itu sektor swasta maupun

sektor publik, baik yang berorientasi layanan

maupun yang berorientasi pada produk (Jain, 2009). Pengetahuan telah menjadi sesuatu

yang penting, oleh karena itu perolehan dan

pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik.

Dalam konteks menjaga eksistensi organisasi, knowledge management system merupakan

kebutuhan bagi setiap organisasi.

BPK RI (Badan Pemeriksa Keuangan

(2)

dalam organisasi, menggunakan kembali

pengetahuan yang sudah ada, mempercepat

proses penciptaan pengetahuan baru

dari pengetahuan yang ada, dan menjaga pergerakan organisasi tetap stabil meskipun

terjadi arus keluar masuk SDM (Mulyanto,

2009). Pengembangan knowledge mangement

system di BPK RI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi dan pengetahuan untuk

peningkatan kompetensi pemeriksa dalam

pemeriksaan laporan keuangan pemerintah

daerah dengan studi kasus BPK RI Perwakilan Provinsi Banten.

Jain (2009) telah melakukan penelitian mengenai knowledge management di sektor publik

terutama hubungan knowledge management dan

e-government. Jain mengatakan kesuksesan

e-governmet tergantung pada knowledge management. Knowledge management memberikan

strategi secara menyeluruh dan teknik dalam

mengelola konten e-government secara baik guna

membuat pengetahuan lebih bermanfaat dan dapat diakses serta tetap terbaru. Penelitian

tersebut menempatkan knowledge management

sebagai instrumen perbaikan dan bagian

integral dari e-government untuk membawa sektor publik agar mampu meningkatkan

efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.

Jain juga mengembangkan sebuah

frame-work knowledge management di pemerintahan

dengan enam elemen utama yaitu, chief

knowledge manager, teknologi informasi terbaru, kepemimpinan yang mendukung e-gov, proses

dan kebijakan, dedikasi, dan keahlian pegawai

serta budaya belajar dan berbagi.

Beberapa peneliti telah melakukan

penelitian mengenai hubungan antara knowledge

management dan kompetensi strategis. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

knowledge management ternyata memberikan pengaruh posistif yang signifikan terhadap

kompetensi strategis organisasi. Penerapan

knowledge management mempengaruhi

peningka-tan kompetensi karyawan yang sesuai dengan strategi perusahaan (Al hawari, 2012; Diniarta,

2012; Kartikasari, 2009).

Smuts (2009) dan Taskin (2013)

telah mengembangkan sebuah framework

dan metodologi yang komprehensif untuk

implementasi knowledge management system pada organisasi. Dalam framework ini dilakukan

analisis strategi untuk menentukan tujuan

dari knowledege management agar selaras dengan

tujuan bisnis organisasi. Setelah itu dilakukan analisis pengetahuan untuk mengetahui dan

mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan

serta mengidentifikasi prioritas pengetahuan

yang akan dikelola. Selanjutnya akan dibuat sebuah rancangan sistem untuk pengelolaan

pengetahuan.

Implementasi knowledge management di

BPK RI akan memberi manfaat bagi organisasi

antara lain untuk mengetahui kekuatan sumber

daya dalam organisasi, menggunakan kembali pengetahuan yang sudah ada, mempercepat

proses penciptaan pengetahuan baru dari

pengetahuan yang ada, dan menjaga pergerakan

organisasi tetap stabil meskipun terjadi arus keluar masuk SDM (Mulyanto, 2009).

Knowledge mangement juga dapat mengurangi

masalah yang terdapat dalam organisasi BPK

RI antara lain memberikan kemudahan dalam proses membagi pengetahuan antara pemeriksa

senior dan pemeriksa junior, menjaga

pengetahuan organisasi agar pengetahuan

tidak hanya dimiliki oleh beberapa orang saja, dapat mengurangi gap pengetahuan antara

pemeriksa senior dan junior, mengurangi

(3)

informasi dan mendorong kebiasaan melakukan dokumentasi atas pengetahuan yang dimiliki

dan menyebarluaskannya agar pengetahuan

organisasi tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan

untuk merancang Knowledge Management System agar dapat memenuhi kebutuhan informasi dan

pengetahuan untuk peningkatan kompetensi

pemeriksa dalam pemeriksaan laporan

keuangan pemerintah daerah di BPK RI.

B. metodologi

Metodologi yang dipakai dalam perancangan

ini adalah berdasarkan framework yang

dikembangkan oleh Smuts (2009) dan Taskin (2013). Pada framework ini dilakukan analisis

strategi untuk menentukan tujuan dari

knowledege management agar selaras dengan

tujuan bisnis organisasi. Setelah itu dilakukan analisis pengetahuan untuk mengetahui dan

mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan

serta mengidentifikasi prioritas pengetahuan

yang akan dikelola. Selanjutnya akan dibuat sebuah rancangan sistem untuk pengelolaan

pengetahuan.

strategi Knowledge

Management selaras dengan strategi bisnis secara keseluruhan

Analisis Strategi

Identifikasi dan evaluasi terhadap pengetahuan di dalam organisasi

pengetahuan apa yang menjadi prioritas

Analisis

Pengetahuan •rancangan aplikasi

sistem yang dijelaskan dengan diagram

Unified Modelling Language

Perancangan

Gambar 1. Metodologi perancangan

Rancangan yang dibuat memenuhi siklus

proses pengetahuan yang terdiri dari knowledge

creation, knowledge accumulation, knowledge sharing, knowledge utilization, knowledge

internalization (Chang Lee, 2005).

C. hasil dan pembahasan

1. Analisis Strategi

Salah satu tujuan strategis BPK RI yang

terdapat dalam rencana strategis BPK RI adalah mewujudkan pemeriksaan yang bermutu

untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan

yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan

pemangku kepentingan. Sebagai organisasi yang bertumpu pada kecakapan dan keahlian,

SDM merupakan aset terpenting BPK RI. Oleh

sebab itu, penambahan jumlah pemeriksa dan

pengembangan kemampuan serta kompetensi pegawai BPK RI menjadi prioritas utama

untuk dapat mencapai hasil pemeriksaan yang

berkualitas.

BPK RI juga secara khusus berupaya

untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi

informasi melalui penyediaan infrastruktur dan jaringan yang mendukung pelaksanaan

seluruh kegiatan BPK RI. Salah satu

program pengembangan aplikasi yang akan

dikembangkan oleh BPK RI dalam rencana strategis TI BPK RI adalah pengembangan

knowledge management system.

Pengembangan knowledge management

system pada bidang pemeriksaan dengan tujuan

pengembangan kompetensi sejalan dengan

tujuan strategis organisasi untuk mewujudkan pemeriksaan yang bermutu. Pemeriksaan yang

bermutu dapat dicapai dengan pemenuhan

atas kompetensi pemeriksa. Tujuan strategis

ini dapat tercapai dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi.

B. Analisis Pengetahuan

BPK RI telah menetapkan Standar Kompetensi

(4)

pemenuhan kompetensi pemeriksa yang sesuai

dengan perkembangan dan tuntutan profesi

pemeriksa BPK RI.

Kompetensi teknis dalam Standar

Kompetensi Teknis Pemeriksa BPK adalah

seperangkat pengetahuan serta keterampilan pemeriksaan yang diperlukan oleh pemeriksa

BPK dalam rangka melaksanakan tugas dan

fungsi pemeriksaan secara profesional, efektif,

dan efisien.

Pengetahuan yang merupakan kompetensi

teknis pemeriksa dalam Standar Kompetensi Teknis Pemeriksa BPK, yaitu pengelolaan

keuangan negara, aspek hukum dalam

pemeriksaan, proses bisnis entitas yang

diperiksa, sistem pengendalian internal (SPI), pengumpulan data pemeriksaan, pengolahan

data pemeriksaan, dokumentasi pemeriksaan,

presentasi, dan penulisan laporan hasil

pemeriksaan.

Pengetahuan teknis pemeriksa tersebut

kemudian dikelompokkan ke dalam empat klaster pengetahuan teknis pemeriksa. Keempat

klaster itu yaitu pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara, entitas pemeriksaan,

teknik pemeriksaan, dan komunikasi dalam pemeriksaan.

Langkah-langkah yang telah ditempuh BPK RI dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan

tersebut antara lain:

a) Diklat teknis yang merupakan pelatihan yang diselenggarakan oleh pusdiklat BPK

RI.

b) In house training yang merupakan pelatihan

dikantor masing-masing perwakilan yang

membahas mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan. Sebagai fasilitator

biasa-nya salah seorang pemeriksa senior.

c) Jaringan dokumentasi dan informasi

hukum (JDIH) yang merupakan web untuk

mengembangkan dan melaksanakan

jaringan dokumentasi dan informasi hukum di lingkungan BPK juga mendukung

kegiatan informasi hukum untuk

menyebar luaskan informasi peraturan

per undang-undangan dan dokumentasi hukum.

Gambaran mengenai pengetahuan dan

sumber pengetahuan yang ada dalam organisasi

dapat dilihat pada Tabel I.

Tabel I

Buku, Modul diklat, diklat, in house training, dan pengalaman pemeriksa lain

Aspek hukum dalam pemeriksaan

Peraturan terkait, Dokumen entitas yang diperiksa, Pengalaman

Proses bisnis entitas yang diperiksa

Dokumen entitas yang diperiksa, Pengalaman pemeriksaan sebelumnya

Diperoleh dari entitas yang diperiksa,

Dokumen entitas terperiksa Pengalaman pemeriksaan sebelumnya

(5)

Tabel I Modul diklat, Pengalaman diklat, in house training, dan pengalaman Modul diklat, Pengalaman diklat, in house training, dan pengalaman diklat, in house training, dan pengalaman pemeriksa lain

BPK RI telah mempunyai pedoman dalam

penyusunan kertas kerja pemeriksaan yang tertuang dalam keputusan BPK RI tentang

petunjuk teknis pemeriksaan laporan keuangan,

akan tetapi dokumentasi pemeriksa dalam

pelaksanaan pekerjaan belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi sehingga

pengetahuan yang telah didokumentasikan

belum memberikan kemudahan dalam

pencarian dan pemanfaatan pengetahuan yang berasal dari pengalaman pemeriksa

lain. Kertas kerja pemeriksaan adalah catatan

yang diselenggarakan oleh pemeriksa tentang

prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan, pengujian yang dilakukan, informasi yang

diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat

sehubungan dengan penugasan pemeriksaan.

Untuk mendapatkan informasi dan

pengetahuan tersebut pemeriksa harus

melakukan wawancara dan bertukar pikiran dengan pemeriksa sebelumnya, hal ini sangat

menyulitkan pemeriksa apabila pemeriksa

ingin mendapatkan informasi dan pengetahuan

tentang pemeriksaan sebelumnya terutama

ketika pemeriksa sebelumnya berada pada tempat yang berbeda. Maka dari itu

diperlukan peranan teknologi informasi untuk

meningkatkan pengelolaan pengetahuan agar

lebih efektif dan efisien.

2. Rancangan Sistem

Pembuatan rancangan sistem didasarkan atas

rumusan kriteria-kriteria dengan mengikuti

proses sirkulasi pengetahuan. Sistem yang dirancang dapat menghasilkan dokumentasi

pengetahuan dari pengalaman pemeriksaan

yang dilakukan berupa langkah-langkah

pemeriksaan yang telah dilakukan dalam proses pemeriksaan.

1) Use Case Diagram.

Diagram use case digunakan untuk menangkap kebutuhan sistem dan untuk

memahami proses apa saja yang dapat

diperbuat oleh sebuah sistem. Kebutuhan

sistem merupakan fungsionalitas apa yang harus disediakan oleh sistem.

Sistem ini mempunyai enam aktor

yaitu administrator, pemeriksa, anggota

tim, ketua tim, pengendali teknis, dan penanggung jawab yang masing masing

memiliki hak ases dan aktivitas yang

berbeda. Supervisi dilaksanakan secara

berjenjang mulai dari supervisi ketua tim setelah itu pengendali teknis dan terakhir

adalah supervisi penanggung jawab.

Tugas supervisi yang dilakukan oleh ketua

tim, pengendali teknis dan penanggung jawab yaitu memberikan saran bagi tim

pemeriksa apabila menemukan kendala

dalam pemeriksaan dan memantau

(6)

Diagram use case menggambarkan

proses-proses apa saja yang terdapat

dalam sistem knowledge management

yang dirancang. Proses-proses tersebut merupakan fungsionalitas yang terdapat

dalam sistem yang disebut dengan use

case. Use case yang terkait dengan aktor

administrator yang berperan melakukan manjemen sistem yaitu manajemen

user, manajemen tim, dan manajemen

peranan. Use case yang terkait dengan

aktor pemeriksa yaitu lihat pengetahuan,

cari pengetahuan, download pengetahuan,

tambah pertanyaan, tambah jawaban, lihat

pertanyaan, dan lihat jawaban. Use case yang terkait dengan aktor anggota tim

yaitu tulis pengetahuan dan lihat saran.

Use case yang terkait dengan aktor ketua

tim yaitu tulis pengetahuan, persetujuan pengetahuan, tambah saran, dan lihat

saran. Use case yang terkait dengan aktor

pengendali teknis dan penanggung jawab

adalah persetujuan pengetahuan, tambah saran, dan lihat saran.

Gambar 2. Diagram Activity Knowledge Management System

2) Activity Diagram.

Diagram activity menggambarkan ber bagai aliran aktivitas dalam sistem

yang sedang dirancang, bagaimana aliran

aktivitas dalam sistem yang sedang

dirancang, bagaimana masing-masing aliran berawal, decission yang mungkin

(7)

berakhir. Diagram activity berguna untuk menjelaskan bagaimana perilaku dalam

berbagai use case berinteraksi.

3. Analisis Proses Pengetahuan

Tahapan ini bertujuan untuk melihat apakah rancangan yang telah dibuat telah memenuhi

komponen proses sirkulasi pengetahuan.

Komponen proses sirkulasi pengetahuan

tersebut terdiri knowledge creation, knowledge

accumulation, knowledge sharing, knowledge utilization, knowledge internalization. Analisis

proses pengetahuan dapat dilihat pada tabel II.

Tabel II

Analisis Proses Pengetahuan Proses

Sistem dapat digunakan

Use case tulis pengetahuan,

Sistem dapat digunakan untuk menyimpan pengetahuan yang berasal dari pengalaman pemeriksa

Use case tulis pengetahuan, use case tambah jawaban dan dalam basis data

Tabel II

Analisis Proses Pengetahuan Proses

Sistem dapat melakukan pencarian pengetahuan yang telah tersimpan sesuai struktur pengetahuan pertanyaan use case tambah jawaban dan use case tambah saran.

Knowledge Utilization and Internalization

Sistem dapat digunakan

Use case lihat pengetahuan dan use case download pengetahuan

D. Kesimpulan

Penelitian menunjukkan pengembangan knowledge management system pada bidang

pemeriksaan dengan tujuan pengembangan

kompetensi telah diusun dalam rencana

strategis teknologi informasi BPK RI.

Rancangan yang dibuat telah memenuhi

siklus proses pengetahuan yang terdiri dari knowledge creation, knowledge accumulation,

knowledge sharing, knowledge utilization, knowledge

(8)

Daftar Pustaka

Alhawari, S., & Aljarrah M., 2012, The Impact of Knowledge Management Processes on the Improve

of Strategic Competence: An Empirical study In Jordanian Insurance Companies, International Journal of Trade, Economics and Finance, vol. 3.

Chang Lee K., 2005 Sangjae Lee, In Won Kang, KMPI: Measuring Knowledge Management

Performance, Information & Management, vol 42, p. 469-482.

Diniarta, R., 2012, “Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan”, Tesis Universitas

Gadjah Mada.

Jain P., 2009, Knowledge Management in e-Government, Journal of Knowledge Management Practice,

vol 10.

Kartikasari, C. D., 2009, “Penerapan Knowledge Management dalam Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya yang Berdampak terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan pada PT Swadaharma

Duta Data”, Tesis Universitas Gadjah Mada.

Mulyanto A., 2009, Roadmap Implementasi Knowledge Management, Seminar Nasional Informatika UPN

Yogyakarta.

Smuts, H., dkk, 2009, Framework and Methodology for Knowledge Management System

Implementation, Annual Research Conference of the South African Institute of Computer Scientists and Information Technologists (SAICSIT), pp 10.

Taskin, dkk, 2013, A Comprehensive Framework for Knowledge Management System Life Cycle,

Gambar

Tabel ISumber Pengetahuan
Tabel ISumber Pengetahuan
Gambar 2. Diagram Activity Knowledge Management System
Tabel II

Referensi

Dokumen terkait

Tesis yang berjudul: “ KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PENGELOLAAN KETIDAKPASTIAN AUDITOR – AUDITEE PADA PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus pada BPK RI

Penghematan waktu terjadi karena dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses pemeriksaan diperoleh BPK dengan mudah dan cepat akibat adanya sistem e-audit yang merekam data

Tabel tersebut menunjukkan bahwa variabel Pengalaman pemerintah daerah dan jumlah temuan pemeriksaan memiliki p-value lebih kecil dari 0,05 sedangkan ukuran, opini audit, dan

Manfaat yang didapatkan antara lain Bidang Machinary and Lab dapat melihat ketersediaan material di gudang, mendukung pengelolaan data-data pada modul Pengelolaan Material

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Implementasi pelaksanaan kewenangan lembaga BPK Perwakilan Sulawesi Selatan dalam pemeriksaan keuangan daerah

Pengaruh Kompensasi, Pelatihan, Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi pada kinerja Pengelolaan Anggaran Belanja Universitas Udayana.. Denpasar:

Kami memberikan surat representasi ini sehubungan dengan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) atas Laporan Keuangan Pemerintah

K10 Staf TI dapat mengelola knowledge dengan memasukkan knowledge baru ke dalam strukturnya, memberikan status untuk proses editing knowledge, dan membuat keyword untuk