• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi monitoring korosi pipa minyak berbasis web: studi kasus stasiun Rawa - PT.Conocophilips Indonesia Inc.Ltd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem informasi monitoring korosi pipa minyak berbasis web: studi kasus stasiun Rawa - PT.Conocophilips Indonesia Inc.Ltd"

Copied!
235
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI MONITORING

KOROSI PIPA MINYAK BERBASIS WEB

(Studi Kasus : Stasiun Rawa – PT. ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

TOMMY AKBAR NUGRAHA

104091002815

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

i

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Tommy Akbar Nugraha

104091002815

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

ii

SISTEM INFORMASI MONITORING KOROSI

PIPA MINYAK BERBASIS WEB

(Studi Kasus : Stasiun Rawa – PT. ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Tommy Akbar Nugraha

104091002815

Menyetujui,

Pembimbing I

Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom

NIP. 470 035 764

Pembimbing II

Zainul Arham, M.Si

NIP. 19740730 200710 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

(4)

iii

(Studi Kasus : Stasiun Rawa – PT. ConocoPhillips Inc. Ltd)” yang ditulis oleh Tommy

Akbar Nugraha, NIM 104091002815 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang

Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta pada Hari Senin, Tanggal 31 Maret 2010. Skripsi telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi

Teknik Informatika.

Jakarta, Oktober 2010

Menyetujui,

Penguji I

Khodijah Hulliyah, M.Si

NIP. 19730402 200112 2 001

Penguji II

Fitri Mintarsih, M.Kom

NIP. 19721223 200710 2 004

Pembimbing I

Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom

NIP. 470 035 764

Pembimbing II

Zainul Arham, M.Si

NIP. 19740730 200710 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis

NIP. 19680117 200112 1 001

Ketua Program Studi Teknik Informatika

(5)

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN

Jakarta, Oktober 2010

(6)

 

v

CononoPhillips Indonesia INC. LTD). (Dibimbing Oleh

BAKRI LA KATJONG

dan

ZAINUL ARHAM

).

Pada industri perminyakan, jaringan pipa merupakan salah satu bagian

terpenting dari industri tersebut. Pada jaringan pipa terdapat berbagai

permasalahan yang dapat terjadi, salah satunya adalah korosi. Jika pada suatu pipa

telah mengalami korosi, maka dapat dipastikan pipa tersebut akan mengalami

kebocoran. Untuk mengetahui pipa akan mengalami korosi dapat diketahui dari

hasil monitoring pipa, selanjutnya hasil monitoring tersebut dianalisis sehingga

didapat hasil keadaan pipa. Pada Stasiun Rawa milik PT. ConocoPhillips

Indonesia (COPI), data hasil monitoring pipa masih kurang terorganisasi dengan

baik.

Oleh karena itu, penulis membuat sistem informasi yang ditujukan sebagai

media penyimpanan informasi, pengolahan informasi dan menganalisis informasi

sehingga didapat suatu rekomendasi tentang tindakan pencegahan atau perbaikan

yang perlu dilakukan. Penulis memilih sistem informasi berbasis web base, agar

sistem yang akan dibangun dapat diakses dimana saja baik pengguna yang ada di

kantor pusat ataupun pengguna di daerah penambangan.

Dalam pembuatan sistem informasi ini metodologi pengembangan sistem

yang digunakan adalah

System Development Life Cycle

(SDLC). Perangkat lunak

yang digunakan untuk mengembangkan sistem ini adalah

Macromedia

Dreamweaver

dan

UltraEdit-32 Text Editor

sebagai media untuk merancang

tampilan dan menuliskan kode program,

XAMPP

sebagai

web server

, dan

Mozilla

Firefox

untuk melihat hasil tampilan sistem informasi di komputer dengan sistem

operasi

Windows XP Professional Service Pack 2

.

Kata Kunci: Korosi, SDLC,

Web Base

, XAMPP

(7)

vi

 

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul :

“SISTEM INFORMASI MONITORING

KOROSI PIPA MINYAK BERBASIS WEB (Studi Kasus : PT.

ConocoPhillips Inc. Ltd)”

dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurah

kepada Rasulullah SAW yang senantiasa menuntun umatnya hingga seperti

sekarang ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai

persyaratan untuk menempuh gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknik

Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

 

1.

Bapak Dr. Sopiyansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc, MIT, selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika, Ibu Viva Arifin, MMSI, selaku Sekretaris Program Studi Teknik

Informatika dan seluruh pihak akademik, baik tingkat program studi maupun

tingkat fakultas.

(8)

vii

 

Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

6.

Seluruh staff PT. Wilson Walton Indonesia yang telah membantu penulis

memberikan data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penulisan

skripsi ini.

7.

Seluruh teman-temanku, khususnya TI-A 2004 yang selalu memberikan

semangat kepada penulis serta kebersamaannya selama ini.

8.

Serta Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

berperan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan penulisan di masa mendatang. Akhir kata semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis dan bagi pihak yang membutuhkan.

Jakarta,

Oktober

2010

(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan Ujian ... iii

Lembar Pernyataan ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... xii

Daftar Tabel... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

Daftar Simbol ... xv

Daftar Istilah ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Metode Penelitian ... 6

1.5.1 Metode Pegumpulan Data ... 6

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem ... 7

1.6 Kerangka Berfikir ... 7

1.6.1

Corrosion Risk Assesment

(CRA) ... 8

1.7 Sistematika Penulisan ... 9

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Korosi

... 11

(10)

ix

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

... 21

2.2.1 Pengertian Sistem

... 21

2.2.2 Pengertian Informasi

... 23

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi

... 25

2.3 Metode Pengembangan Sistem

... 27

2.4 Tools Analisis dan Desain Sistem Informasi

... 29

2.4.1 Flowchart ... 29

2.4.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 29

2.4.3 Entity Relationalship Diagram (ERD) ... 31

2.4.4 Basis Data

... 33

2.5 Perangkat Lunak dalam Perancangan Sistem

... 34

2.5.1 MySQL

... 34

2.5.1.1 Database, tabel, baris, kolom

... 34

2.5.1.2 Perintah-perintah SQL

... 34

2.5.2 PHP ... 39

2.5.2.1 Nama File

... 40

2.5.2.2 Tag Awal dan Tag Akhir

... 41

2.5.2.3 Komentar

... 42

2.5.2.4 Skrip PHP

... 42

2.5.2.5 Case Sensitive

... 43

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan... 44

3.1.1 Alat... 44

3.1.2 Bahan ... 45

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 45

3.3 Gambaran Umum Perusahaan... 46

(11)

x

3.3.2 Visi, Misi, Kebijakan dan Sasaran Mutu ... 48

3.3.3 Struktur Organisasi ... 49

3.4 Tahapan Penelitian ... 51

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 51

3.5.1 Studi Pustaka... 51

3.5.2 Wawancara ... 52

3.6 Metode Pengembangan Sistem ... 53

3.6.1 Perencanaan... 53

3.6.2 Analisis... 54

3.6.3 Perancangan ... 55

3.6.4 Implementasi ... 57

3.6.5 Pemeliharaan ... 57

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan Sistem ... 59

4.1.1 Identifikasi Kebutuhan (User Need Assisment) ... 59

4.1.2 Identifikasi Masalah ... 60

4.1.3 Tujuan Pengembangan Sistem ... 61

4.2 Analisa Sistem ... 61

4.2.1 Analisa Sistem yang Sedang Berjalan ... 61

4.2.2 Analisa Kebutuhan Sistem yang Sedang Berjalan ... 63

4.2.3 Alternatif Pemecahan Masalah ... 63

4.3 Perancangan Sistem ... 64

4.3.1 Data Flow Diagram (DFD) ... 64

4.3.2 Perancangan Basis Data ... 68

4.3.2.1 Entity Relationalship Diagram (ERD) ... 68

4.3.2.2 Normalisasi ... 70

4.3.2.3 Relational Database Management System (RDBMS) ... 80

4.3.2.4 Kamus Data ... 81

4.3.2.5 Spesifikasi File Data ... 82

4.3.3 Desain Struktur Menu Sistem Informasi ... 101

(12)

xi

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran... 108

DAFTAR PUSTAKA

... 110

DAFTAR PUSTAKA PENUNJANG

... 112

LAMPIRAN A

WAWANCARA ... 113

LAMPIRAN B

KUESIONER ... 120

LAMPIRAN C

TAMPILAN APLIKASI ... 124

LAMPIRAN D

PENGUJIAN... 149

LAMPIRAN E

SOURCE CODE ... 153

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak dan Biaya Perawatan ... 2

Gambar 1.2 Alur Kerangka Berfikir ... 7

Gambar 1.3 Alur CRA ... 9

Gambar 2.1 Rust Scale ... 13

Gambar 2.2 Rust Hole ... 13

Gambar 2.3.a Alur Kerja Umum CRA... 17

Gambar 2.3.b Rincian Alur Kerja CRA ... 17

Gambar 2.4.a Pembagian Kategori Resiko PoF ... 19

Gambar 2.4.b Pembagian Kategori Resiko CoF ... 19

Gambar 2.5 Persentase Parameter PoF dan CoF... 20

Gambar 2.6 Risk Matrix PoF dan CoF... 21

Gambar 2.7 Simbol 1 to 1 ... 32

Gambar 2.8 Simbol 1 to M... 33

Gambar 2.9 Simbol M to N ... 33

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Wilson Walton Indonesia ... 50

Gambar 3.2 Tahapan Penelitian ... 51

Gambar 3.3 Tahapan Pengembangan Metode SDLC ... 53

Gambar 4.1 Bagan Alir Sistem yang Sedang Berjalan ... 62

Gambar 4.2 Diagram Konteks... 64

Gambar 4.3 DFD Level 1 ... 66

Gambar 4.4 ERD Awal ... 69

Gambar 4.5 RDBMS ... 80

Gambar 4.6 Struktur Menu Admin ... 102

Gambar 4.7 Struktur Menu Manager ... 103

(14)

xiii

Tabel 1.1 Data Produksi Minyak dan Biaya Perawatan ... 2

Tabel 3.1 Daftar Bahan Penelitian... 45

Tabel 4.1 Spesifikasi Tabel gl... 83

Tabel 4.2 Spesifikasi Tabel gl_chemical_treatment ... 84

Tabel 4.3 Spesifikasi Tabel gl_corr_rate ... 85

Tabel 4.4 Spesifikasi Tabel gl_corr_risk_data ... 86

Tabel 4.5 Spesifikasi Tabel gl_ext_corr_protection ... 88

Tabel 4.6 Spesifikasi Tabel gl_general... 89

Tabel 4.7 Spesifikasi Tabel gl_int_corr_mon_dev ... 91

Tabel 4.8 Spesifikasi Tabel gl_pigging_facility ... 93

Tabel 4.9 Spesifikasi Tabel gl_pipe_condition... 96

Tabel 4.10 Spesifikasi Tabel gl_scaling_tendency... 98

Tabel 4.11 Spesifikasi Tabel gl_water_sampling ... 99

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A WAWANCARA ... 113

LAMPIRAN B KUESIONER ... 120

LAMPIRAN C TAMPILAN APLIKASI ... 124

LAMPIRAN D PENGUJIAN ... 149

LAMPIRAN E SOURCE CODE ... 153

(16)

xv

No Nama

Simbol

Keterangan

1 Arus

/

Flow

Menyatakan jalannya arus suatu

proses.

2

Process

Menyatakan suatu tindakan (proses)

yang dilakukan komputer.

3

Manual

Menyatakan suatu tindakan (proses)

yang tidak dilakukan oleh komputer.

4

Decision

Menunjukkan suatu kondisi tertentu

yang akan menghasilkan dua

kemungkinan jawaban : ya / tidak.

5

Predefined

Process

(17)

xvi

6

Terminal

Menyatakan permulaan atau akhir

suatu program.

7

Input / Output

Menyatakan proses input atau output

tanpa bergantung jenis peralatannya.

8

Document

(18)

xvii

No Istilah

Penjelasan

1.

Database

Kumpulan dari data atau fakta suatu

organisasi secara terstruktur dalam domain

tertentu untuk mendukung aplikasi pada

sistem tertentu

2.

Hardware

Perangkat lunak dapat juga dikatakan

sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang

dijalankan pengguna komputer untuk

diteruskan ke atau diproses oleh perangkat

keras.

3.

Input

Adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat

berjalan atau dalam rangka menghasilkan

output, misalnya : sumber daya manusia,

dana, material, waktu, teknologi, dan

sebagainya.

9.

Output

Berupa produk/jasa (fisik dan /atau non fisik)

sebagai hasil langsung dari pelaksanaan

suatu kegiatan dan program berdasarkan

masukan yang digunakan.

(19)

xviii

(20)

1

1.1. Latar Belakang

Perkembangan Teknologi Informasi meningkat sangat cepat seiring

dengan perkembangan teknologi yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Saat ini hampir semua perusahaan telah memanfaatkan perkembangan

teknologi tersebut, tidak terkecuali pada industri perminyakan. Karena pada

industri perminyakan memiliki berbagai permasalahan yang tidak dapat

diselesaikan hanya dengan cara yang konvensional. Oleh karena itu

dibutuhkan teknologi informasi sebagai suatu solusi yang tepat untuk

menyelesaikan permasalahan yang ada.

(21)

2

Tahun

(dalam US$ / hari)

Produksi Minyak

(dalam US$ / tahun)

Biaya Perawatan

2000

5,296,900

3,600,000

2001

5,172,650

3,840,000

2002

5,014,100

4,080,000

2003

4,935,000

4,320,000

2004

4,837,700

4,560,000

2005

4,643,800

4,800,000

2006

4,614,400

5,040,000

2007

4,439,400

5,280,000

2008

4,374,510

5,520,000

2009

4,138,680

5,760,000

Tabel 1.1. Data Produksi Minyak dan Biaya Perawatan (Sumber:

http://lifting.migas.esdm.go.id)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Produksi Minyak (dalam US$ / hari) Biaya Perawatan (dalam US$ / tahun)

Gambar 1.1. Grafik Produksi Minyak dan Biaya Perawatan

(22)

korosi pada pipa. Jadi kita dapat mengetahui pipa yang memerlukan tindakan

pencegahan ataupun perawatan lebih. Untuk dapat melakukan analisa korosi

tersebut dibutuhkan data-data mengenai suatu pipa. Data yang dibutuhkan

berupa desain, konstruksi, keamanan dan perawatan pipa. Karena pada

industri minyak dan gas dokumentasi mengenai aset pipa masih kurang

terorganisasi dengan baik, apalagi jika pipa tersebut telah berumur.

Untuk menganalisa data-data diatas, sehingga didapat suatu hasil

analisa korosi pada suatu pipa yaitu dengan menggunakan rumus-rumus

yang terkait. Perhitungan rumus tersebut saling berhubungan antara satu

dengan yang lain, sehingga timbul suatu kerumitan untuk melakukan

perhitungan tersebut bila dilakukan dengan manual. Dengan adanya suatu

kerumitan maka dibutuhkan suatu sistem yang tepat untuk dapat

menanggulangi kerumitan tersebut.

(23)

4

dapat melihat dan menentukan tindakan yang perlu dilakukan terhadap suatu

jaringan pipa.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis

menyimpulkan beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut

adalah :

1.

Bagaimana membuat sistem informasi yang bisa menganalisa aktivitas

atau tingkatan korosi pada jaringan pipa ?

2.

Menghasilkan sistem informasi yang dapat diakses dari mana saja oleh

pengguna secara real time ?

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya akan dibatasi pada:

1.

Pembuatan sistem informasi yang bertujuan sebagai database aset pada

jaringan pipa.

2.

Pembuatan sistem informasi yang bertujuan menganalisa dan memberi

rekomendasi tentang tindakan yang perlu dilakukan yang berhubungan

dengan aktivitas korosi pada jaringan pipa.

(24)

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

1.

Dihasilkan suatu sistem yang dapat mengatasi permasalahan

dokumentasi aset pada jaringan pipa.

2.

Sistem informasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan tentang tindakan

yang perlu dilakukan pada suatu jaringan pipa.

3.

Sistem informasi yang dihasilkan dapat diakses dari mana saja, tidak

terbatas oleh batasan ruang dan waktu.

1.4.2. Manfaat Penelitian

1.

Bagi Penulis

a.

Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan

b.

Membandingkan teori-teori yang ada dengan permasalahan yang

ada sebenarnya.

c.

Menambah pengalaman, memperluas wawasan dan

mengembangkan potensi diri.

d.

Sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan Program Studi

Strata Satu (S1) Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2.

Bagi Universitas

(25)

6

b.

Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu

Teknologi Informasi.

c.

Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan atau acuan bagi peneliti lain

yang berniat mengkaji permasalahan atau topik yang sama.

3.

Bagi PT. Wilson Walton Indonesia

a.

Dapat memberikan suatu solusi dalam hal dokumentasi aset pipa

pada suatu jaringan pipa milik perusahaan klien.

b.

Dapat membantu klien dalam penentuan tingkatan korosi dan juga

dalam tindakan pencegahan yang perlu dilakukan pada suatu

jaringan pipa, sehingga pengeluaran untuk biaya pemeliharaan

dapat ditekan.

1.5. Metode Penelitian

Dalam rangka penulisan skripsi ini tahapan metode penelitian yang

dilakukan oleh penulis adalah :

1.5.1.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

pembahasan masalah skripsi ini adalah :

a.

Studi Pustaka

(26)

b.

Wawancara

Metode ini dilakukan dengan mengajukan tanya jawab secara

langsung dengan pihak yang bersangkutan di dalam penulisan

skripsi ini (PT. Wilson Walton Indonesia).

1.5.2

Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian

ini adalah metode

System Development Life Cycle

(SDLC), yang

dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu tahapan perencanaan

sistem, analisis sistem, perancangan sistem (

conceptual design

),

penerapan dan penggunaan sistem dan pemeliharaan (

maintenance

).

1.6. Kerangka Berfikir

Dalam penulisan skripsi ini, kerangka berfikir yang penulis gunakan

dapat dilihat pada

Gambar 1.2 alur kerangka berfikir

.

Gambar 1.2. Alur Kerangka Berfikir

10 Komponen Korosi (Lampiran 2)

Corrosion Risk Assesment (CRA)

(27)

8

1.

Tahapan awalnya adalah dengan mengumpulkan data-data berupa 10

komponen korosi (Lampiran 2), data-data tersebut didapat dari hasil

monitoring yang dilakukan oleh operator lapangan pada jaringan pipa.

2.

Tahapan selanjutnya adalah memproses 10 komponen korosi tersebut

sehingga didapat suatu analisa korosi dengan menggunakan proses

Corrosion Risk Assesment (CRA).

3.

Dari hasil CRA tersebut didapat suatu kesimpulan tentang keadaan pipa,

sehingga dari kesimpulan tersebut kita dapat mengambil suatu tindakan

yang perlu dilakukan pada jaringan pipa tersebut.

1.6.1.

Corrosion Risk Assesment

(CRA)

Corrosion Risk

adalah kemungkinan terjadinya korosi

(PoF=

Probability of Failure

) dan akibat yang timbulkan oleh korosi

(CoF=

Consequence of Failure

) bagi manusia, lingkungan maupun

pipa. CRA adalah proses yang dapat membantu dalam mengenali akan

kemungkinan dan tingkat akibat yang akan ditimbulkan dari korosi.

Hasil dari proses CRA adalah

Corrosion Risk Ranking

(CRR).

CRR adalah tingkatan keadaan korosi pada suatu pipa, CRR ini dapat

membantu dalam menentukan tindakan prioritas yang harus dilakukan

pada inspeksi atau survey selanjutnya. Dan hasil inspeksi digunakan

untuk memperbaharui status CRR. CRR juga membantu

(28)

Gambar 1.3. Alur CRA

1.7. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membaginya dalam lima bab

pembahasan. Rincian pembahasan setiap bab yaitu sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang penulisan, ruang lingkup

masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

Inspeksi Atau Survey

Corrosion Risk Assesment (CRA)

Data Korosi

(29)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori tentang analisa dan

perancangan sistem, serta teori-teori dan pustaka yang relevan

dengan permasalahan dari penelitian yang dilakukan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas metode yang digunakan penulis dalam

melakukan pencarian data maupun pengembangan sistem yang

dilakukan pada penelitian ini.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang perencanaan, perancangan,

kontruksi, implementasi serta pengujian sistem yang dibangun,

dengan mengacu pada model pengembangan sistem

Sistem

Development Life Cycle

(SDLC).

BAB V

PENUTUP

(30)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.

Korosi

2.1.1.

Pengertian Korosi

“One general definition of corrosion is the degradation of a

material through environmental interaction. This definition encompasses

all materials, both naturally occuring and man-made and includes

plastics, ceramics, and metals.”

( A.W. Peabody, 2001:1)

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi

dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai

serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau

elektrokimia dengan lingkungan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi).

Korosi atau karat adalah suatu zat yang berwarna merah kecoklatan

yang berbentuk pada permukaan basi atau baja sebagai akibat adanya

proses oksidasi. Besi (Fe) yang bersenyawa dengan oksigen akan

membentuk besi oksidasi (FeO), kemudian besi oksida ini bersenyawa

dengan air menjadi besi yang berkarat.

2.1.2.

Penyebab Korosi

(31)

12

pipa. Korosi timbul disebabkan bahan logam bereaksi dengan lingkungan

secara kimiawi sehingga meyebabkan karat.

1. Anoda: Fe(s) ® Fe

2+

+ 2e

Katoda: 2 H

+

+ 2 e

-

® H2

2 H2O + O2 + 4e

-

® 4OH

-2. 2H

+

+ 2 H2O + O2 + 3 Fe ® 3 Fe

2+

+ 4 OH

-

+ H2

Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh pada terjadi korosi adalah sebagai

berikut:

1.

Kelembaban udara

2.

Elektrolit

3.

Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2)

4.

Adanya O2

5.

Lapisan pada permukaan logam

6.

Letak logam dalam deret potensial reduksi

Secara garis besar penyebab korosi ada dua jenis yaitu:

1.

Korosi Internal

(32)

2.

Korosi Eksternal

Yaitu korosi yang terjadi pada bagian permukaan dari sistem perpipaan

dan peralatan, baik yang kontak dengan udara bebas dan permukaan

tanah, akibat adanya kandungan zat asam pada udara dari tanah.

2.1.3.

Akibat Korosi

Korosi yang terjadi pada permukaan logam dalam jangka waktu

tertentu akan menimbulkan karat (rust scale) dan lubang karat (rust hole).

Keadaan ini akan menyebabkan kondisi logam menjadi lemah dan tidak

berguna. Banyak installasi besi baja yang rusak karena peristiwa korosi

ini, dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit jumlahnya.

Gambar 2.1 Rust Scale

(33)

14

2.1.4.

Penanggulangan Korosi

Penyelidikan terhadap pencegahan korosi yang efektif terus menerus

dilakukan oleh banyak pihak diantaranya :

1.

National Association of Corrosion Engineers (NACE)

2.

Federation of Sociates for Paint Technology

3.

Steel Structure Painting Council (SSPC)

4.

dan lain-lain

Berikut metode pencegahan korosi :

1.

Protective Coating

Metoda pencegahan sederhana dan primitive kini sudah lama

ditinggalkan, karena ternyata metoda tersebut tidak dapat mencegah

korosi secara tuntas dan kerugian demi kerugian tetap saja terjadi, maka

pada tahun 1930 di Australia ditemukan cara pencegahan korosi dengan

menggunakan Inorganic Zinc Silicate Coating dan di Amerika ditemukan

Organic Coating.

Kemudian pada tahun 1950 terjadi kerjasama serta perpaduan ke dua

teknik tersebut. Hal ini ternyata memberikan dampak baru dalam upaya

mencegah korosi.

Sejak itu telah banyak pula sistim dan produk baru yang

dikembangkan dan diperkenalkan guna melindungi besi dan baja dari

kerusakan yang merugikan itu.

(34)

permukaan besi atau baja dengan menggunakan pasir kwarsa yang

mengandung kadar silica tinggi.

Pasir kwarsa ini disemprotkan dengan angina bertekanan tinggi dari

sebuah kompresor, sehingga besi atau baja itu bersih dari karat dan

tampak keputih-putihan (white metal). Dari penyelidikan dan

pengalaman sandblasting merupakan faktor penting sekali yang harus

dilakukan sebelum aplikasi coating, karena memberikan jaminan besi

atau baja tersebut bebas dari serangan korosi untuk masa waktu tertentu.

Teknologi coating dan sandblasting init ternyata telah memberikan

bukti yang dapat dipercaya dalam melindungi atau mencegah logam dari

bahaya korosi sehingga kerugian lebih lanjut akibat korosi dapat

dihindari. Bebas dari korosi berarti penghematan.

2.

Cathodic Protection

Untuk melindungi logam terhadap bahaya korosi para ahli juga

menemukan suatu metoda lain yang disebut Cathodic Protection (sistim

perlindungan katodik). Cathodic protection bekerja dengan cara mengubah

seluruh permukaan logam menjadi daerah katoda, yaitu dengan memberikan

arus proteksi dari luar yang akan menekan atau menahan arus yang akan

keluar dari permukaan logam yang menyebabkan korosi.

(35)

16

Arus proteksi pada cathodic protection ini didapat dengan 2 (dua)

cara :

a.

Sacrificial Anode

Cara ini menggunakan suatu anoda tertentu yang dibuat dari

logam lain, dipasang pada permukaan besi yang akan dilindungi dan

berada didalam elektrolit yang sama. Anoda ini disebut anoda

korban (sacrificial) dan umumnya terbuat dari logam Aluminium,

Zinc atau Magnesium.

b.

Impressed Current

Sistim ini menggunakan transformer rectifier sebagai sumber

daya listrik dan anoda-anoda khusus. Cara kerjanya adalah sebagai

berikut :

Arus listrik AC diubah menjadi arus DC dan dialirkan melalui

anoda di dalam elektrolit menuju besi yang akan dilindungi. Anoda

dan besi yang akan dilindungi harus berada pada satu elektrolit yang

sama.

Unsur penting dalam perlindungan katodik adalah kemampuan

untuk memberikan suatu tingkat perlindungan. Tingkat perlindungan ini

dapat diketahui dengan mengukur potensial permukaan tersebut.

(36)

mengubah potensial permukaan hingga mencapai -0,85 V atau lebih negatif

dengan menggunakan perlindungan katodik.

2.1.5.

Corrosion Risk Assesment

(CRA)

Corrosion Risk Assesment

(CRA) adalah probabilitas terjadinya

karat dan konsekuensi yang ditimbulkan bagi pekerja maupun bagi

jaringan pipa. Hasil dari CRA adalah suatu tingkatan resiko pada suatu

jaringan pipa, baik itu akan berdampak pada pekerja maupun jaringan pipa

tersebut akibat korosi. Hasil dari CRA juga dapat digunakan sebagai

tingkatan prioritas dalam hal pemeliharaan dan pengawasan jaringan pipa.

Sebelum kegiatan CRA dilakukan, dibutuhkan semua data yang

berhubungan dengan pipa. Data yang dibutuhkan tidak hanya data yang

berhubungan dengan masalah teknik pada pipa, tetapi juga dibutuhkan

proses data, data produksi, data korosi, data leak, data pigging, dan data

keamanan pada pipa. Alur kerja CRA dari yang sederhana sampai dengan

lebih rinci disusun dalam Gambar 2.3.a dan b sebagai berikut:

Tingkatan Resiko Karat

Æ

Tingkatan Resiko karat Pipa

Æ

Tingkatan Korosi Pipa

Gambar 2.3.a. Alur Kerja Umum CRA

Data Aset

(Lapangan & Kantor) - Teknik

- Produksi - Korosi - Pigging - Keamanan - Leak - Dan lain-lain

Probability of Failure (PoF)

Consequency of Failure (CoF)

Matrik Resiko Tingkatan ResikoPerhitungan Tingkatan Resiko

(37)

18

Dari Gambar 2.3.b diatas kita dapat melihat alur kerja CRA lebih

rinci, proses awalnya yaitu dari proses pengumpulan data asset lapangan

dan kantor. Data yang dikumpulkan berupa data dari segi teknik, produksi,

korosi, pigging, keamanan, leak, dan lain-lain. Data-data tersebut

kemudian dikelompokan menjadi dua kategori yaitu Probability of Failure

(PoF) dan Consequency of Failure (CoF). Dari hasil pembagian dua

kategori tersebut dibentuk menjadi suatu matrik, CoF sebagai sumbu x dan

PoF sebagai sumbu y dapat dilihat pada Gambar 2.4.a dan Gambar 2.4.b.

Dari matrik tersebut kita dapat gunakan sebagai perhitungan tingkatan

resiko korosi pada suatu jaringan pipa. Hasil akhir dari proses CRA atau

perhitungan tingkatan resiko adalah tingkatan resiko pipa untuk pipa yang

terkorosi.

WWI mengusulkan beberapa hal yang menjadi parameter atau

komponen PoF dan CoF dari produksi (hidrokarbon) cluster line, yaitu

sebagai berikut:

PoF

a.

Year of Service, persentasenya 20%

b.

Fluid characteristic, persentasenya 20%

(38)

g.

Number of Leaks, persentasenya 20 %

Penilaian terhadap parameter PoF terbagi menjadi 5 bagian yaitu dengan

pembagian kategori resiko dari 1 sampai 5.

5

4

3

2

1

Gambar 2.4.a Pembagian Kategori Resiko PoF

CoF

a.

Production loss, persentasenya 50%

b.

Reputation, persentasenya 15%

c.

Safety, persentasenya 15%

d.

Environmental or community impact, persentasenya 20%

Penilaian terhadap parameter CoF juga terbagi menjadi 5 bagian yaitu

dengan pembagian kategori resiko dari A sampai E

A

B

C

D

E

(39)

20

(40)

Dari Gambar 2.5. diatas dapat dilihat pembagian data korosi berdasarkan

kategori PoF dan CoF berikut persentase komponennya dan besar bobot

detail komponen tersebut.

Gambar 2.6. diatas adalah sebagai hasil yang akan didapat dari PoF dan

CoF yaitu berupa matrik resiko.

2.2.

Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.1.

Pengertian Sistem

Secara sederhana sistem dapat didefinisikan sebagai sekelompok

elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hinga membentuk satu

kesatuan. Akan tetapi, konsep umum sistem berikut ini memberikan

konsep dasar yang lebih tepat untuk bidang sistem informasi. Dimana

sistem diartikan sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi

dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. (Whitten,

(41)

22

2006:45). Elemen tersebut bisa berupa organisasi, orang atau benda yang

melakukan suatu pekerjaan, dimana pekerjaan tersebut merupakan tujuan

bersama dari masing-masing elemen.

Sebuah sistem memiliki karakteristik, yang mencirikan bahwa hal

tersebut dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang

dimaksud adalah, sebagai berikut :

1.

Komponen Sistem (

Component

)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen atau elemen yang

saling berinteraksi, komponen atau elemen sistem dapat berupa

subsistem atau bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai

sifat-sifat dari sistem yang mempengaruhi proses dari sistem.

2.

Batas Sistem (

Boundary

)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luar. Batas

suatu sistem menunjukkan lingkup (

scope

) dari sistem tersebut.

3.

Lingkungan Luar (

Environment

)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari

sistem yang mempengaruhi operasi dari sistem.

4.

Penghubung (

Interface

)

(42)

5.

Masukan (

Input

)

Masukan sistem merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem

yang berupa masukan perawatan (

maintenance input

) dan keluaran

sinyal (

signal output

).

Maintenance input

adalah energi yang

dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi.

Signal output

adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.

6.

Keluaran (

Output

)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

7.

Pengolahan (

Process

)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan

merubah masukan menjadi keluaran.

8.

Sasaran (

Objective

)

Suatu sistem harus mempunyai sasaran, karena sasaran sangat

menentukan sekali masukan yang dibutuhkan oleh sistem dan

keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.2.2.

Pengertian Informasi

(43)

24

1.

Informasi Strategis

Informasi Strategis merupakan informasi yang digunakan untuk

mengambil keputusan jangka panjang.

2.

Informasi Taktis

Informasi taktis merupakan informasi yang dibutuhkan untuk

mengambil keputusan jangka menengah.

3.

Informasi Teknis

Informasi Teknis merupakan informasi yang dibutuhkan untuk

keputusan sehari-hari

Sedangkan kualitas informasi bergantung pada tiga hal, yaitu

(Jogiyanto, 2005:10) :

1.

Akurat

Akurat berarti informasi harus bebas dari suatu kesalahan dan tidak

menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas

mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari

sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan

banyak terjadi gangguan (

noise

) yang dapat merubah atau merusak

informasi tersebut.

2.

Tepat pada waktunya

(44)

3.

Relevan

Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk

pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan

lainnya berbeda.

Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang memiliki

memiliki nlai tinggi. Dimana suatu informasi dikatakan bernilai bila

manfaatnya lebih efektif dibandingkan biaya untuk mendapatkannya.

Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan nilai

uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifnya. Pengukuran nilai informasi

biasanya dihubungkan dengan analisis

cost effectiveness

atau

cost benefit

.

(Jogiyanto, 2005:10)

2.2.3.

Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu susunan dari

orang, data, proses dan teknologi informasi yang saling berhubungan

untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan keluaran

informasi yang diperlukan untuk mendukung suatu organisasi. (Whitten,

2004:12). Sistem informasi dapat digolongkan menurut fungsinya, antara

lain sebagai berikut:

(45)

26

2.

Management Information System

(MIS), suatu sistem informasi untuk

menghasilkan laporan yang berorientasi pada manajemen yang

berdasarkan pada proses transaksi dan operasi dari organisasi.

(Whitten, 2004:12)

3.

Decision Support System

(DSS), suatu sistem informasi yang

membantu mengidentifikasi pengambilan keputusan yang mungkin

atau menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan

manajemen. (Whitten, 2004:12)

4.

Executive Information System (EIS),

suatu sistem informasi yang

mendukung perencanaan dan kebutuhan penilaian dari manajer

eksekutif. (Whitten, 2004:12)

5.

Expert System (ES),

sistem informasi yang menangkap keahlian dari

para pekerja lalu menirukan keahlian tersebut untuk dimanfaatkan

oleh orang yang tidak ahli. (Whitten, 2004:12)

6.

Communication and Collaburation System,

suatu sistem informasi

yang memberikan peluang komunikasi antara para pekerja, mitra dan

pelanggan untuk meningkatkan kemampuan bekerja sama. (Whitten,

2004:12)

(46)

2.3.

Metode Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang

diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan

untuk menganalisis, merancang, mengimplementasikan dan memelihara

sistem informasi. (Hoffer dkk, 1998).

Salah satu metodologi pengembangan sistem yang sering digunakan

adalah

System Development Life Cycle

(SDLC). Metode ini merupakan

suatu proses yang direkayasa untuk mengembangkan sistem dari tahap

perencanaan sampai penerapan. Disebut sebagai

Life Cycle

atau

siklus hidup

karena sistem dapat diperbaharui sesuai dengan kebutuhan, aktivitas dari

siklus hidup ini disebut tahapan (

fase

).

Adapun tahapan – tahapan dari SDLC adalah sebagai berikut :

1.

Perencanaan Sistem (

System Planning

)

Tujuan dari tahap ini adalah membuat persiapan penelitian

(

preliminary investigation

) atau yang disebut studi kelayakan

(

feasibility study

).

2.

Analisis Sistem (

System Analysis

)

Tahap ini bertujuan untuk memahami kebutuhan dari sistem, dengan

menggunakan teknik-teknik pengumpulan data.

(47)

28

a.

Profil Tempat Penelitian

Profil tempat penelitian disini akan menguraikan tentang latar

belakang, visi, misi, tujuan, struktur organisasi dari tempat

penelitian ini dilakukan.

b.

Analisis Sistem berjalan

Analisis sistem berjalan akan menguraikan sistem yang berjalan

saat ini di tempat penelitian.

c.

Analisis Sistem Usulan

Analisis sistem usulan akan menguraikan tentang sistem usulan

yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di

tempat penelitian.

3.

Perancangan Sistem (

System Design

)

Tahap ini bertujuan untuk membuat rincian rancangan sistem (

System

Design Specification

), yaitu

blue print

dari sistem yang baru yang

terdiri dari :

a.

Perancangan proses yang meliputi Diagram Konteks, DFD Zero,

DFD Level 1.

b.

Perancangan basis data yang meliputi ERD, Normalisasi dan

kamus data.

(48)

Tahap ini bertujuan untuk menulis kode program, menguji,

mendokumentasikan program. Kemudian membuat evaluasi system

untuk menentukan apakah sistem beroperasi secara tepat

5.

Operasi dan Pemeliharaan Sistem

Tahap ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kerja system

dengan memperbaiki kesalahan dan mengadaptasikan sistem dengan

lingkungan.

2.4.

Tools

Analisis dan Desain Sistem Informasi

2.4.1.

Flowchart

Flowchart

dalam Bahasa Indonesia di terjemahkan sebagai Diagram

Alir. Dari dua kata ini, maka dapat kita bayangkan bahwa

flowchart

itu

berbentuk diagram yang bentuknya dapat mengalirkan sesuatu

(49)

30

2.4.2.

Data Flow Diagram

(DFD)

Menurut McLeod (2004)

Data Flow Diagram

(DFD) adalah

gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah

bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir dari suatu

proses yang saling berkaitan. Sedangkan menurut Whitten, Bentey dan

Dittman (2006) DFD adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui

sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut.

Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD

disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah, yaitu :

1.

Diagram Konteks (Level 0)

Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup proses.

2.

Diagram Zero (Level 1)

Merupakan diagram yang berada diantara Diagram konteks dan

Diagram Detail serta menggambarkan proses utama dari DFD.

3.

Diagram Detail (Primitif)

Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram Zero,

diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.

Data Flow Diagram

(DFD) sendiri memiliki empat komponen

(Whitten 2004:326), yaitu :

1.

Terminator (

External entity

) ;

(50)

Terminator diberi nama yang berhubungan dengan sistem tersebut dan

biasanya menggunakan kata benda. Simbol ini menggambarkan asal

dan tujuan dari data dan atau informasi.

2.

Proses ;

Kerja yang dilakukan pada atau sebagai respon terhadap aliran data

masuk/kondisi. Komponen proses menggambarkan transformasi input

menjadi output. Penamaan proses disesuaikan dengan proses/kegiatan

yang sedang dilakukan.

3.

Alur data (garis berarah) ;

Digunakan untuk menerangkan perpindahan data/paket data dari satu

bagian ke bagian lainnya. Alur data dapat berupa kata, pesan,

formulir/informasi.

4.

Data store

;

Menggambarkan tempat penyimpanan data (sementara) yang akan

digunakan oleh proses-proses yang ada di dalam sistem. Komponen ini

digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi

nama dengan kata benda bersifat jamak. Data store dapat berupa

file/database yang tersimpan dalam harddisk atau bersifat manual

seperti buku alamat, file folder. (Whitten 2004:329-346)

2.4.3.

Entity Relationship Diagra

(ERD)

Entity Relationship Diagram

(ERD) digunakan untuk

menggambarkan hubungan antara

data store

yang ada di dalam diagram

(51)

32

aliran data (Whitten, 2006 : 45). Komponen-komponen yang digunakan di

dalam diagram hubungan data menurut McLeod (2004) antara lain :

1.

Entitas, digambarkan dengan bentuk persegi panjang yang menyatakan

obyek atau kejadian ;

2.

Relasi, digambarkan dengan bentuk belah ketupat (

diamond

) yang

menyatakan asosiasi antara dua entitas ;

3.

Atribut, digambarkan dengan bentuk elips yang menunjukkan

karakteristik dari entitas atau sesuatu yang menjelaskan entitas atau

hubungan ;

4.

Garis, menghubungkan antara

entity set

dengan atribut-atributnya dan

antara

entity set

dengan

relationship setnya

dan digambarkan oleh ;

5.

Cardinality

Ada 3 dasar

cardinality

/ hubungan yang terjadi, yaitu :

a.

Satu ke satu (

one to one

atau 1 : 1)

Derajat hubungan antar entitas 1 : 1 terjadi bila entitas A hanya

boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas B. Demikian

pula sebaliknya.

Gambar 2.7. Simbol 1 to 1

b.

Satu ke banyak (

one to many

atau 1 : M) atau banyak ke satu

(

many to one

atau M : 1)

Derajat hubungan ini terjadi bila tiap anggota entitas A boleh

berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas B. Sebaliknya

(52)

setiap anggota entitas B hanya boleh berpasangan dengan satu

anggota entitas A.

Gambar 2.8. Simbol 1 to M

c.

Banyak ke banyak (

Many to many

atau M : N)

Terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih

dari satu anggota entitas B. Demikian pula sebaliknya.

Gambar 2.9. Simbol M to N

2.4.4.

Basis Data

Menurut McLeod (2001, 258), “Basis data adalah suatu koleksi data

komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan di simpan dengan suatu

cara yang memudahkan pengambilan kembali “.

Dua tujuan utama dari konsep Basis Data adalah meminimasikan

pengulangan data dan mencapai independensi data. Pengulangan data

(

data redundancy

) adalah duplikasi data--artinya, data yang sama

disimpan dalam beberapa file. Independensi data adalah kemampuan untuk

membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada

program yang memproses data. Independensi dicapai dengan

1

M

(53)

34

menempatkan spesifikasi data dalam tabel dan kamus yang terpisah secara

fisik dari program. Program mengacu pada table untuk mengakses data.

2.5.

Perangkat Lunak dalam Perancangan Sistem

2.5.1.

MySQL

MySQL merupakan software sistem manajemen database

(Database Management System - DBMS) yang sangat popular dikalangan

pemrogram web, terutama di lingkungan Linux dengan menggunakan

script PHP dan Perl (Sidik, 2005).

MySQL adalah multi user database yang menggunakan bahasa

Structure Query Language (SQL). MySQL dalam operasi client server

melibatkan server diamone di sisi server dan berbagai program serta

library yang berjalan disisi client. MySQL mampu untuk menangani data

yang cukup besar.

SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses

server database. bahasa ini pada awalnya dikembangkan oleh IBM, namun

telah diadopsi dan digunakan sebagai standar industri. dengan

menggunakan SQL, proses akses database menjadi userfriendly

dibandingkan dengan menggunakan dbase atau clipper yang masih

menggunakan perintah-perintah pemrograman.

2.5.1.1

Database, tabel, baris, kolom

(54)

dua dimensi yang terdiri atas baris-baris data yang berada dalam

satu atau lebih kolom. Baris pada tabel sering disebut sebagai

instance dari data, sedangkan kolom sering disebut sebagai

attributes atau field. Keseluruhan tabel tersebut dihimpun dalam

satu kesatuan yang disebut database.

2.5.1.2

Perintah-perintah SQL

Perintah SQL dibedakan menjadi:

1.

DDL (Data Definition Language)

Merupakan kelompok perintah yang digunakan untuk

melakukan pendefinisian database dan pendefinisian tabel.

Dengan kelompok perintah dalam DDL ini maka kita dapat

membuat tabel, mengubah strukturnya, menghapus tabel,

membuat indeks untuk tabel, dan lain-lain yang bermuara pada

pembentukan struktur database.

a.

Membuat Database

Perintah :

CREATE DATABASE namadatabase;

(55)

36

fungsi, prosedur atau pun komponen lain suatu database.

Diberikan satu kali saja untuk sebuah database.

b.

Membuat Tabel

Perintah:

CREATE TABLE namatabel

(

Field1 TipeData1 [ , Field2 TipeData2 [ , …] ]

)

Namatabel diawali huruf, kemudian diikuti dengan

kombinasi huruf dan angka, jangan menggunakan spasi

atau tanda baca. Field1 adalah nama field yang kesatu,

Field2 adalah nama field kedua, dan seterusnya, sejumlah

field yang akan didefinisikan untuk suatu tabel. TipeData1

adalah tipe data dan jumlah digit (jika ada) untuk field yang

kesatu, TipeData2 adalah tipe data dan jumlah digit (jika

ada) untuk field yang kedua, dan seterusnya sejumlah field

yang akan didefinisikan.

c.

Menghapus Tabel

Perintah:

DROP TABLE namatabel;

(56)

d.

Menghapus Database

Perintah:

DROP DATABASE namadatabase

Namadatabase adalah nama dari database yang akan

dihapus. Penghapusan database akan menyebabkan seluruh

struktur dan data yang ada di dalamnya menjadi hilang.

Hati-hati dalam memberikanperintah drop database ini,

karena apabila telah dihapus tidak ada mekanisme yang

memungkinkan kita mendapatkan kembali struktur dan data

yang ada di dalam database tersebut.

2.

DML (Data Manipulation Language)

Perintah (statement) SQL digunakan untuk melakukan

manipulasi data dalam database, menambahkan (insert),

mengubah (update), menghapus (delete), mengambil dan

mencari data (query).

a.

Insert

Perintah:

INSERT INTO namatabel (field1 [ , field2 [ , ... ] ] )

VALUES (nilai1 [ , nilai2 [ , ... ] ] );

(57)

38

Penulisan nilai1, nilai2, ... disesuaikan dengan tipe datanya,

jika tipe data merupakan kelompok tipe data karakter maka

data harus diapit dengan menggunakan tanda petik.

b.

Update

Perintah:

UPDATE namatabel SET field1 = nilai1 [ , field2 = nilai2 [ ,

...] ] [WHERE kondisi];

Namatabel adalah nama dari table yang akan diperbaiki

datanya. Field1 adalah nama field dalam table yang akan

diubah. Nilai1 adalah data yang akan dimasukkan ke dalam

field1, field2 dan nilai2 adalah nama field dan datanya, dan

seterusnya. Kondisi adalah keriteria data dalam tabel yang

akan diperbaiki.

Perintah update digunakan untuk memperbaiki data dalam

suatu record (baris) dalam suatu table. Perbaikan dapat

dilakukan untuk satu record, beberapa, atau seluruh record.

c.

Delete

Perintah:

DELETE FROM namatabel [ WHERE kondisi ] ;

(58)

Perintah delete digunakan untuk melakukan penghapusan

record dari suatu tabel yang memiliki kondisi yang

dinyatakan dalam pernyataan kondisi.

d.

Select

Perintah:

SELECT ( * | field1 [ , field2 [ , ...] ] ) FROM namatabel

[ WHERE kondisi]

Namatabel adalah nama dari tabel yang akan ditampilkan

datanya. Field1, field2, … adalah nama field yang akan

ditampilkan datanya. * digunakan untuk menampilkan

seluruh field dari table. Kondisi adalah criteria data dalam

table yang akan ditampilkan.

Perintah select digunakan untuk menampilkan isi dari suatu

table. Bentuk perintah di atas adalah bentuk perintah select

yang sederhana yang digunakan untuk menampilkan data

dari suatu tabel saja. Perintah select ini dapat digunakan

untuk menampilkan data dari berbagai tabel.

2.5.2.

PHP

(59)

40

Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs

web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan

menggunakan aplikasi yang sibuat dengan menggunakan script PHP.

PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP – Personal Home

Page, FI adalah Form Interface. Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff.

PHP, awalnya merupakan program CGI yang dikhususkan untuk

menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web.

2.5.2.1.

Nama File

Nama file script PHP menggunakan ekstensi file .php

sebagai standar. Ekstensi file .php bisa diubah karena

tidakmenjadi keharusan, perubahan dapat dilakukan oleh

administrator server – web master tempat server web yang akan

digunakan untuk hosting script PHP yang kita punya. Sebaiknya

kita menggunakan standar, untuk memudahkan kita melakukan

pengelolaan file yang kita miliki.

Script PHP sebaiknya diberi nama sesuai maksud dan

kegunaan dari script yang dibuat tersebut, sebaiknya diawali

dengan huruf diikuti dengan kombinasi huruf dan angka, diikuti

dengan ekstensi .php, contoh nama file yang dianjurkan seperti :

bacafile.php, data_karyawan1.php, dan sebagainya.

(60)

2.5.2.2.

Tag Awal dan Tag Akhir

Script PHP diawali dan diakhiri dengan menggunakan tag

khusus. Ada 4 macam cara yang dapat digunakan untuk

menuliskan script PHP di dalam suatu dokumen HTML.

1.

Cara I

<? echo(“Script PHP”); ?>

2.

Cara II

<?php echo(“Script PHP”); ?>

3.

Cara III

<% echo(“Script PHP”); %>

4.

Cara IV

<% =$namaVar; %>

(61)

42

2.5.2.3.

Komentar

Komentar yang dimaksud dalam script PHP adalah

bagian script PHP yang tidak akan dieksekusi, karena merupakan

catatan terhadap fungsi dari script atau menjelaskan maksud dari

sebagian script yang dituliskan. Ada tiga macam penulisan

komentar dalam PHP:

1.

/* komentar */ cara penulisan komentar dari bahasa

pemrograman C

2.

//

komentar

cara penulisan komentar dari bahasa

pemrograman C++

3.

# komentar

cara penulisan komentar dari pemrograman

script shell Bourne di Unix/Linux

2.5.2.4.

Skrip PHP

Ada 3 cara untuk menuliskan skrip PHP, yaitu:

1.

<?

Script PHP anda

?>

2.

<?php

Script PHP anda

?>

(62)

</script>

Skrip PHP berkdudukan sebagai

tag

dalam bahasa

HTML. Sebagaimana diketahui, HTML (

Hypertext Markup

Language

) adalah bahasa standar untuk membuat

halaman-halaman

web

. Sebagai contoh, berikut adalah kode HTML

(disimpan dengan ekstensi .htm atau .html)

2.5.2.5.

Case Sensitive

Script PHP menerapkan aturan case sensitive yakni

adanya perbedaan penulisan antara huruf besar dengan huruf

kecil. Setiap penulisan di dalam script harus mengikuti aturan

penulisan yang telah ditentukan, case sensitive dikenakan

terutama untuk nama-nama variabel.

(63)

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Alat dan Bahan

3.1.1.

Alat

Alat yang digunakan untuk pengolahan data dalam penelitian

dan untuk membangun aplikasi ini adalah perangkat keras dan lunak.

Berikut ini merupakan spesifikasi dari alat yang digunakan :

1.

Perangkat Keras

a.

Personal Computer

, dengan spesifikasi :

o

Processor Intel Pentium D CPU 2.80 GHz

o

Harddisk 80 GB

o

Memory DDR2 2 GB

o

LAN Card

o

DVD – RW

o

Keyboard dan Mouse

b.

Printer Kyocera

2.

Perangkat Lunak

a.

Windows XP Service Pack 2

b.

Macromedia Dreamweaver

c.

XAMPP

(64)

3.1.2.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 3.1. berikut ini :

Tabel 3.1. Daftar Bahan Penelitian

No

Bahan Sumber

1.

Drawing PDF as-built.

PT. Conoco Phillips Indonesia (COPI)

3.2.

Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam pembuatan aplikasi analisis data monitoring korosi pipa penulis

melakukan penelitian ke salah satu kontraktor dari PT. Conoco Phillips

Indonesia (COPI), yaitu PT. Wilson Walton Indonesia yang berkaitan untuk

pengumpulan dan observasi data-data. Berikut adalah deskripsi lokasi dan

waktu penelitian dalam pengembangan analisis data monitoring korosi pipa:

1.

PT. Wilson Walton Indonesia (WWI)

Waktu penelitian

: Maret 2009 – Agustus 2009

(65)

46

3.3.

Gambaran Umum Perusahaan

Lokasi penelitian skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pada PT.

WILSON WALTON INDONESIA berada di Gedung sendiri yang beralamat di

Jalan Raya Tanjung Barat No. 155 Jakarta Selatan 12350 Indonesia.

3.3.1.

Sejarah dan Perkembangannya

PT. Wilson Walton Indonesia didirikan pada tahun 1994 sebagai

bagian dari Corrpro Companies Inc., yang merupakan perusahaan

internasional yang berkantor pusat di Amerika Serikat di bidang

engineering, jasa dan konsultasi korosi di berbagai macam lingkungan.

Pada tahun 2003, PT. Wilson Walton Indonesia, menjadi

perusahaan independen yang berkomitmen untuk melayani area Indonesia,

Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam dengan dukungan penuh dari

Corrpro Companies Inc.

PT. Wilson Walton Indonesia, juga merupakan agen tunggal dari

Rohrback Cosasco System (RCS), perusahaan terkemuka dalam bidang

Corrosion Monitoring

,

Specialty Polymer Coating

(SPC),

produsen

coating

yang terbuat dari 100%

solid

, perusahaan yang bergerak di bidang

Intelligent Pigging

. PT. Wilson Walton Indonesia mempunyai keahlian di

bidang, diantaranya:

a.

Corrosion engineering

dan

Control

b.

Sistem Proteksi Katodik

Gambar

Gambar 2.1 Rust Scale
Gambar 2.3.a. Alur Kerja Umum CRA
Gambar 2.4.a Pembagian Kategori Resiko PoF
Gambar 2.5. Persentase Paramater PoF dan CoF
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai persyaratan (4) SNI 1726-2012 pasal 7.13.3, bahwa pada analisa fondasi harus memperhitungkan peningkatan dan penurunan 50% kekakuan tanah pendukung, sehingga baik

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana menentukan optimalisasi masalah transportasi pada sistem

5.7 Penilai akan menghadapi aset properti yang lebih dari satu komponen fisik atau jenis komoditi (produk) yang dibudidayakan, untuk itu Penilai harus secara

Ruang Aster merupakan ruang rawat inap baru di RSUD Muntilan yang diresmikan bulan Maret 2008. Ruangan ini merupakan ruang rawat inap gabung penyakit dalam dan

Perintah untuk pemberian ukuran pada garis yang berbentuk lingkaran dan akan Perintah untuk pemberian ukuran pada garis yang berbentuk lingkaran dan akan tampak symbol diameter..

Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan kepustakaan yang berpedoman pada peraturan-peraturan, buku-buku atau literatur-literatur hukum serta bahan-bahan yang mempunyai

Penelitian ini menggunakan 3 metode penelitian yaitu metode sensus visual ikan karang untuk mendapatkan data biomasa ikan karang, monitoring hasil tangkapan nelayan untuk

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kajian Dialek dalam