PENERAPAN VARIASI STIMULUS UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN PENDAPATAN
NASIONAL KELAS X DI SMA NEGERI 12 KOTA
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
SITI NURMILASARI
NIM: 109015000154
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
i
ABSTRAK
Siti Nurmilasari, NIM 1099015000154 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Penerapan Variasi Stimulus untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Kelas X Di SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan Pendapatan Nasional melalui variasi stimulus siswa kelas X SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Instrument yang digunakan adalah instrumen tes yang berupa pretes dan postes, serta instrumen nontes berupa lembar observasi dan lembar wawancara.
Adapun indikator keberhasilannya yang dicapai KKM ≥75. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan variasi stimulus dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I skor rata-rata N-Gain sebesar 0,55 (55%) termasuk dalam kategori sedang, sedangkan pada siklus II skor rata-rata N-Gain meningkat menjadi 0,69 (69%) termasuk dalam kategori sedang. Skor rata-rata N-Gain mengalami peningkatan sebesar 0,14 (14%). Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa variasi stimulus memiliki keunggulan, yaitu siswa merasa lebih antusias dan senang mengikuti pelajaran ekonomi, dan proses pembelajaran menjadi tidak monoton sehingga siswa mudah mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh guru.
ii
of UIN Syarif Hidayatullah, Application of Stimulus Variation to Improve Student Learning Outcomes on Economics subjects of the Natiunal Income Sbject in Cass X SMA Negeri 12 South Tangerang City.
The purpose of this study was to determine the improvement of student learning outcomes in social student subject National Income economy through stimulus variation class X students of SMA Negeri 12 South Tangerang City. The design of this study was Classroom Action Research (CAR) which consists of two cycles. Then the instrument used is a test instrument pretest and posttest, as well as a nontes instrument observation sheets and interview sheet.
The indicators of success achieved ≥ 75 KKM. From the results of the
study showed that the use of stimulus variation can improve student learning outcomes in social studies-economics, from the results of the study showed that the use of stimulus variation can improve student learning outcomes in social studies-economics. The results showed that the learning outcomes in the first cycle an average score of 0.55 N-Gain (55 %) included in the medium category, while in the second cycle the average score N-Gain increased to 0.69 (69%) included in the medium category. Average score of N-Gain increased by 0.14 (14%). Based on interviews with students stimulus variation has the advantage of, students feel more enthusiastic and happy to follow the economic leassons, and the learning process becomes monotonous so that students easily understand what is being described by teacher.
iii
KATA PENGANTAR
Sembah dan sujud syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah
menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai
makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai kholifah di muka bumi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan kepada ummat
manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa
yang telah diajarkan kepada ummat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.
Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan
judul “Penerapan Variasi Stimulus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Kelas X Di SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian
skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Anissa Windarti, M.Sc pembimbing skripsi, yang senantiasa memberikan
nasehat, saran dan kritik membangun dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), atas
ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis kuliah.
5. Bapak H. M. Syamsudin HS. S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 12 Kota
Tangerang Selatan yang telah mengijinkan penulis melakukakan kegiatan
iv
7. Kepada seluruh Dewan Guru dan Staf Tata Usaha SMA Negeri 12 Kota
Tangerang Selatan yang senantiasa memberikan motivasi dan kritik
membangun untuk menyelesaikan tugas penulis.
8. Siswa-siswi SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan khususnya kelas X-6
yang telah membantu penulis saat proses pengumpulan data.
9. Teman-teman (Anindita Chairilina dan mizi ) dan teman-teman PPKT Tahun
2013 (Ana, Dita, Kokom, Vila, Ical, dan Rizky) yang telah membantu penulis
untuk melakukan observasi.
10.Sahabat-sahabat terbaikku (Ami, Reni, Seli, Yuni, Lia, Euis) yang selalu
memotivasi penulis dalam menyusun skripsi.
11.Kawan-kawan Jurusan Pendidikan IPS yang tiada hentinya memberikan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini terima kasih atas
motivasi dan dukungannya yang telah diberikan kepada penulis.
12.Ayahanda Suwarta dan Ibunda Encung tercinta, yang selalu meneteskan air
mata di dalam do`anya demi anaknya tersayang, yang telah mengasuh,
mendidik, membimbing, dan berkorban baik moril maupun materil, sehingga
penulis bisa kuliah di kampus tercinta ini.
13.Kakak-kakakku Romlah, Arlan, Ahwadi, Eeng, dan Awaludin tiada hentinya
memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, terima
kasih atas doa dan dukungannya.
14.Kekasih hati calon imam masa depan yang tiada hentinya memberikan suport
dan do`a yang tidak pernah henti-hentinya. Dan yang selalu ada disaat penulis
kehilangan semangat, yang telah membuat hari-hari penulis selalu bahagia
terima kasih untuk semuanya yang telah diberikan kepada penulis.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga jasa baik
yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan yang
v
nasehat demi perbaikan skripsi ini Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Jakarta, 27 Maret 2014
vi
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR GRAFIK ... . xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Fokus Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERFIKIR A. Deskripsi Teori ... 10
1. Tinjauan Teoritis tentang Keterampilan Dasar Variasi Stimulus ………. 10
a. Pengertian Keterampilan Dasar Variasi Stimulus ... 10
b. Tujuan dan Manfaat Variasi Stimulus... 12
c. Prinsip Penggunaan Variasi Stimulus ... 13
d.Teknik-Teknik Variasi stimulus ……… 14
2. Hakikat Belajar ... 18
1. Pengertian Belajar ... 18
2. Ciri – Ciri Belajar ... 19
3. Prinsip – Prinsip Belajar ... 20
4. Tipe Kegiatan Belajar ... 20
5. Hasil Belajar ... 22
3. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 25
vii
2. Karakteristik IPS ... 26
3. Tujuan IPS ... 27
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28
C. Kerangka Berpikir ... 29
D. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
B. Metode Penelitian... 34
C. Subjek Penelitian ... 37
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 37
E. Tahapan Penelitian Tindakan ... 37
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 42
G. Data dan Sumber Data ... 43
H. Teknik Pengumpulan Data ……….. 43
I. Instrumen Pengumpulan Data ... 44
1. Instrumen Tes ... 44
2. Instrumen Nontes ... 47
a. Pedoman Observasi Guru pada KBM ... 47
b. Pedoman Wawancara ... 50
c. Dokumentasi ……… 50
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 50
1. Uji Validitas ... 51
2. Uji Reliabilitas ... 51
3. Pengujian Taraf Kesukaran ... 53
d. Daya Pembeda ... 53
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ... 54
1. Kegiatan Belajar Mengajar ... 54
2. Tes Hasil Belajar ... 55
L. Indikator Keberhasilan ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 57
viii
1. Identitas Sekolah ……… 62
2. Identitas Kepala Sekolah ………... 63
B. Deskripsi Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan ... 65
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ……….. 65
D. Analisis Data ………. .. 66
1. Siklus I ... 66
2. Siklus II ... 75
3. Hasil Wawancara ... 83
a. Data Hasil Wawancara Guru Bidang Studi ... 83
b. Hasil Wawancara Siswa ... 84
D. Pembahasan ... 84
E. Keterbatasan dalam Peneltian ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2.1 : RPP Pertemuan Ke-1
Lampiran 2.2 : RPP Pertemuan Ke-2
Lampiran 3.1 : Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 3.2 : Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 3 : Pengujian Empirik dengan Program ANATES Siklus I
Lampiran 4 : Pengujian Empirik dengan Program ANATES Siklus II
Lampiran 3.3 : Soal Pretes dan Postes Siklus I
Lampiran 3.4 : Soal Pretes dan Postes Siklus II
Lampiran 4.1 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 4.2 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 5.1 : Lembar Observasi Guru
Lampiran 5.2 : Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus I
Lampiran 5.3 : Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus II
Lampiran 6.1 : Lembar Observasi Siswa
Lampiran 6.2 : Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 6.3 : Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 7.1 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru Bidang Studi (Pra
Penelitian)
Lampiran 7.2 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru Bidang Studi (Setelah
Penelitian)
Lampiran 7.3 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa (Pra Penelitian)
Lampiran 7.4 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa (Setelah Penelitian)
Lampiran 8.1 : Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar
x
Tabel 3.2 : Tahapan Penelitian Tindakan Kelas ………. 37
Tabel 3.3 : Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Ekonomi Siklus I ……….. 44
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Ekonomi Siklus II ………. 45
Tabel 3.5 : Kisi-kisi Lembar Obsevasi Guru ……….. 47
Tabel 3.6 : Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa ……….. 49
Tabel 3.7 : Kisi-Kisi Lembar Wawancara Siswa ……… 50
Tabel 3.8 : Interpretasi Tingkat Kesukaran ……….... 53
Tabel 3.9 : Persentase Observasi ……… 55
Tabel 3.10 : Persentase N-Gain ……… 56
Tabel 4.1 : Data Guru dan Tenaga Kependidikan ……….. 63
Tabel 4.2 : Data Siswa Menurut Jenis Kelamin ………. 63
Tabel 4.3 : Data Sarana dan Prasarana ………... 64
Tabel 4.4 : Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Guru Siklus I ……….. 68
Tabel 4.5 : Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Siswa ……….. 71
Tabel 4.6 : Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Pada Siklus I ………. 72
Tabel 4.7 : Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Guru Siklus II ………. 76
Tabel 4.8 : Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Siswa Siklus ……….. 79
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal penting bagi kemajuan suatu
bangsa. Suatu bangsa dikatakan maju apabila sumber daya manusianya
tinggi. Dengan sumber daya manusia yang tinggi maka suatu bangsa
dapat mengembangkan berbagai potensi alam maupun teknologi.
Pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
baik dan tangguh. Oleh karena itu perlu perhatian yang cukup besar
dari berbagai elemen bangsa untuk kemajuan pendidikan nasional.
Pendidikan memerlukan berbagai perbaikan dari berbagai aspek. Hal
ini harus dilakukan secara berkesinambungan, karena pendidikan
bersifat dinamis tidak statis sesuai dengan perkembangan zaman.
Keberhasilan pendidikan tentunya ditentukan oleh banyak
faktor, di antaranya guru yang professional. Guru harus menghargai
siswa sebagai subjek pendidikan sebagai sumber daya manusia yang
potensial dan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh karena
setiap siswa mempunyai kemampuan bakat dan prestasi yang beragam.
Siswa perlu dikelola dan dikembangkan dengan terencana dan
terprogram dengan baik sehingga kemampuan bakat dan potensinya
dapat meningkat secara maksimal.
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya
berlangsung secara lancar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang
juga yang merasa sulit. Atas dasar itulah dapat dipahami bahwa dalam
aktivitas belajar mengajar terdapat berbagai masalah atau
problematika, misalnya dalam hal semangat yang terkadang tinggi
tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi, itulah
kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap siswa dalam kehidupan
sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar mengajar.
Kegiatan mengajar merupakan tugas professional, sehingga
dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru hendaknya
terencana dan perlu dikelola sebaik mungkin sesuai dengan
prinsif-prinsif mengajar dan manajemen pembelajaran yang baik, apalagi
kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan hal yang sangat
strategis sebagai usaha sistematik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Dalam rangka menyajikan dan menyampaikan materi pelajaran seorang guru hendaknya mempunyai beberapa keterampilan dasar. Menurut Moh. Uzer Usman keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru antara lain: “Keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar perseorangan.”1
Keterampilan dasar variasi stimulus merupakan salah satu
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, sebab
seorang guru yang professional harus memiliki keterampilan dalam
proses pengelolaan pembelajaran, termasuk variasi strategi dan model
pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Guru merupakan faktor yang sangat strategis dalam upaya
menigkatkan keefektivan pembelajaran, agar proses belajar mengajar
bisa lebih bermakna dan dapat mencapai hasil yang optimal.
Pembelajaran juga akan efektif dan bermakna jika dalam pembelajaran
1
3
tersebut, siswa menjadi lebih mudah dan aktif dalam memahami
pelajaran, sehingga dengan pembelajaran itu pula siswa menjadi
senang, semangat, termotivasi untuk terus belajar dan tidak mudah
jenuh.
Kenyataan yang terjadi, tidak sedikit guru yang kurang
memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang efektif dan
bermakna, sehingga hasilnya kurang maksimal dalam meningkatkan
potensi anak didik. Hal ini terjadi karena mayoritas para guru hanya
terus berupaya meningkatkan kualitasnya pada pengembangan bidang
studi, tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan teknis atau
keterampilan mengajarnya. Akhirnya, para guru hanya tampil
memukau dalam menyampaikan materi pembelajaran, tetapi hasilnya
kurang maksimal akibat dari belum optimalnya para guru dalam
mengembangkan keterampilan teknis dalam pembelajaran, yang salah
satunya adalah kemampuan mengadakan variasi stimulus dalam
pembelajaran.
Padahal dalam konteks pembelajaran efektif, selain
kemampuan mengembanngkan bahan studi, para guru juga dituntut
untuk mampu juga mengembangkan aspek lainnya. Aspek lain yang
dimaksud tentu saja berkaitan dengan berbagai kemampuan
pengembangan strategi, metode, dan teknis pembelajaran yang
dampaknya juga sangat besar dalam menentukan hasil pembelajaran.
Kemampuan guru mengembangkan strategi dan metode
pembelajaran inilah yang hampir dirasakan oleh para pengelola satuan
pendidikan di berbagai daerah, termasuk diwilayah Tangerang Selatan,
sehingga berdampak pada rendahnya kualitas hasil pembelajaran.
Padahal, dengan kemampuan inilah yang paling besar dampaknya
dalam menentukan kualitas pembelajaran. Sebab, pada aspek inilah,
kemampuan guru akan teruji apakah mampu mendesain pembelajaran
menjalankan peran dan fungsinya sebagai educator, motivator,
facilitator, dan demonstrator yang handal dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk tampil sebaik mungkin
menjalankan peran dan fungsinya, baik sebagai motivator, fasilitator,
maupun sebagai innovator dalam rangka mendorong, membimbing dan
memfasilitasi belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk itulah guru dituntut untuk memiliki beberapa keterampilan dasar
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa didalam kelas,
termasuk didalamnya mengadakan variasi stimulus.
Setiap langkah kegiatan pembelajaran seorang guru dituntut
untuk selalu terampil dan dapat melakukan berbagai macam cara
didalam proses mengajar, tentunya dengan memiliki berbagai macam
keterampilan dasar mengajar. Salah satunya adalah keterampilan
mengadakan variasi stimulus untuk memberikan rangsangan belajar
terhadap siswa. Sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditentukan.
Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003
Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Untuk memenuhi tujuan pendidikan tersebut maka
diselenggarakan rangkaian kependidikan secara sengaja, terarah,
terencana, berjenjang dan sistematis melalui pendidikan formal seperti
sekolah. Pendidikan yang diperoleh melalui sekolah diharapkan
2
5
mampu menciptakan SDM yang berkualitas dan berwawasan sehingga
dapat membentuk peradaban manusia yang bermartabat.
Keadaan di lapangan menunjukan masih banyak guru Sekolah
Menengah Atas (SMA) yang belum dapat mengembangkan variasi
stimulus secara optimal di dalam proses pembelajaran khususnya pada
pembelajaran ekonomi, sehingga kualitas pendidikan masih rendah.
Pembelajaran Ekonomi dengan pendekatan faktual maupun dengan
menggunakan pendekatan koseptual kurang dapat mengembangkan
perbendaharaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang tetap
dimiliki siswa. Pembelajaran seperti itu bukan hanya membuat bosan
para peserta didik, tetapi membuat pelajaran menjadi tidak menarik
perhatian sehingga siswa tidak memiliki sikap antusias terhadap proses
pembelajaran.
Hal ini dapat dibuktikan dari data ulangan harian ekonomi hasil
belajar siswa kelas X-6 belum optimal karena 13 siswa dari 30 siswa
memperoleh nilai mata pelajaran ekonomi di bawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal), yang terdiri dari 4 orang siswa mendapatkan
nillai 66, 2 orang siswa mendapatkan nilai 50, 4 orang mendapatkan
nilai 45 dan 3 orang siswa mendapatkan nilai 40. Sedangkan untuk
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran ini siswa
diharuskan memperoleh nilai tidak kurang dari 70. Penyebab dari
kondisi tersebut mungkin karena masih menggunakan model
pembelajaran yang masih berpusat pada guru dengan menggunakan
metode ceramah sehingga menimbulkan kebosanan pada siswa yang
berakibat pada kurang optimalnya pemahaman dan hasil belajar.
“Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan
perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan
penyajian kegiatan belajar”.3 “Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk
mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias, tekun dan
penuh partisipasi”.4 Dalam model-model pembelajaran yang berkembang belakangan ini, keterampilan ini sangat penting terutama
dalam upaya mengimplementasikan kurikulum KTSP. Untuk itulah,
dalam konteks ini guru perlu menjaga agar iklim belajar tetap kondusif
dan menyenangkan.
Dengan demikian, guru dapat menggunakan variasi stimulus
pada waktu bertatap muka dengan siswa didalam kelas atau pada
waktu proses belajar mengajar berlangsung. Yang paling terpenting
dalam melakukan interaksi dengan siswa jangan monoton, sebisa
mungkin melakukan interaksi secara berbeda-beda sehingga siswa
selalu terangsang untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan adanya variasi stimulus yang diberikan oleh guru
secara psikis anak menerimanya dalam berbagai respon sesuai dengan
iklim situasi dan kondisi belajar yang tercipta. Semakin banyak
pengalaman anak dalam belajar maka akan berkembang keterampilan
fisik, kerja, berfikir, kekayaan intelektual dan spiritual sebagai
kekayaan kepribadian yang diharapkan. Semakin banyak pengalaman
belajar melalui berbagai rangsangan, maka semakin banyak pula
respon yang diberikan untuk mengembangkan watak dan
kepribadiannya. Pemberian rangsangan kepada anak dalam proses
belajar mengajar, maka akan mempengaruhi perubahan pola atau cara
belajar dan tingkah laku anak. Penggunaan Variasi Stimulus terhadap
proses pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa karena dapat mendorong siswa lebih aktif dan lebih
memahami pelajaran yang telah disampaikan.
3
J.J. Hasibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya.1995) cet.6 hal. 64
4
7
Berangkat dari hal itulah, penulis merasa perlu untuk
menelusuri hal tersebut dalam sebuah penelitian, guna mendapatkan
gambaran dan informasi yang benar dan mendalam tentang kondisi
pembelajaran diatas dengan mengangkat sebuah judul penelitian
“Penerapan Variasi Stimulus untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Kelas X di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan”.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan,
beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa masih banyak yang di
bawah ketuntasan kriteria minimum(KKM) yang telah ditentukan.
2. Banyak guru yang kurang memiliki kemampuan dalam mengelola
pembelajaran yang efektif dan bermakna.
3. Belum optimalnya para guru dalam mengembangkan keterampilan
teknis dalam pembelajaran.
4. Banyaknya guru yang masih kurang memperhatikan pentingnya
penggunaan variasi stimulus dalm pembelajaran.
5. Banyak guru yang kurang memperhatikan bahwa dengan
menggunakan variasi stimulus dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
6. Banyak guru yang belum memiliki kemampuan teknis atau
keterampilan dalam mengajar
D. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan penelitian ini dan tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda-beda, maka penulis memberikan
batasan-batasan masalah yaitu:
1. Banyaknya guru yang masih kurang memperhatikan pentingnya
2. Banyak guru yang kurang memperhatikan bahwa dengan
menggunakan variasi stimulus dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
E. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Penerapan Variasi Stimulus dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi
dengan konsep Pendapatan Nasional pada siswa Kelas X di SMAN 12
Kota Tangerang Selatan?
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar Ekonomi siswa kelas X di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan
dengan menggunakan Variasi Stimulus.
G. Manfaat Penleitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
adanya suatu kontribusi hasil penelitian baik secara teoritis ataupun
secara praktis, manfaat-manfaat tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
serta memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan terutama dalam
bidang pendidikan. Memberikan informasi bagaimana cara
mengatasi permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran IPS
(Ekonomi), terutama dalam hal penerapan variasi stimulus dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
Ekonomi.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi siswa, dapat memberikan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga dapat memberikan hasil belajar yang
lebih baik dan siswa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan
9
b) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif pembelajaran agar dapat tercipta suasana
pembelajaran yang efektif.
c) Bagi Sekolah, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang
lebih baik sehingga tujuan untuk menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas dapat tercapai.
d) Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta
10
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan Teoritis tentang Keterampilan Dasar Variasi Stimulus a. Pengertian Keterampilan Dasar Variasi stimulus
Keterampilan dasar variasi stimulus menurut Wina Sanjaya
adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap
menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukan
sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif
dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.1
Sedangkan menurut Moh Usman adapun keterampilan dasar
mengajar yang harus digunakan guru adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)
2. Keterampilan memberikan penguatan (Reinforcement Skills) 3. Keterampilan mengadakan variasi (Variation Skills)
4. Keterampilan menjelaskan ( Explaining Skills
1
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
11
4. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (Set Induction and Closure)
5. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 6. Keterampilan mengelola kelas, dan
7. Keterampilan mengajar perseorangan2
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional
yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru
secara utuh dan menyeluruh, dari 8 keterampilan mengajar di atas
sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran. Dalam skripsi
ini penulis membahas tentang Keterampilan Dasar Variasi Stimulus.
Variasi dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai
“Perubahan kegiatan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan
oleh guru untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan serta dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar”3.
Definisi yang hampir sama juga dirumuskan oleh J.J. Hasibuan
& Moedjiono yang mengatakan bahwa “Variasi stimulus adalah
perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan
mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa
senantiasa menunjukan ketekunan, perhatian, keantusiasan, serta
berperan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar”.4
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk
melakukan perubahan kegiatan dalam proses pembelajaran agar tetap
menarik perhatian, tidak membosankan, meningkatkan semangat,
2
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2010), cet.1, h. 74
3
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), cet.2, h. 78
4
motivasi dan ketekunan serta menambah gairah dan partisipasi aktif
siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
b. Tujuan dan Manfaat Variasi Stimulus
Tujuan mengadakan keterampilan variasi stimulus adalah sebagai
berikut:
a. “Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada
aspek-aspek belajar mengajar yang relevan;
b. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin
mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang
baru”.5
Tujuan mengadakan keterampilan variasi stimulus adalah
sebagai berikut: “1) meningkatkan perhatian peserta didik terhadap
materi standar yang relevan: 2) memberi kesempatan bagi
perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam
pembelajaran”.6
Selain tujuan yang telah diuraikan di atas, Syaiful Bahri
Djamarah juga merumuskan beberapa tujuan mengadakan
keterampilan variasi stimulus adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar;
b) Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang baru; c) Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui
penyajian gaya mengajar yang bersemangat dan antusias sehingga meningkatkan iklim belajar siswa;
d) Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual: dan
5
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 1, h. 84
6
13
e) mendorong anak didik untuk belajar dengan melibatkannya dalam berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif.7
Dari beberapa tujuan yang telah dipaparkan di atas, dapat
dipahami bahwa tujuan keterampilan dasar variasi stimulus adalah
sebagai berikut: a) untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan siswa
dalam proses belajar mengajar; b) untuk menumbuhkan dan
meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar pada siswa;
dan c) untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat dipahami
bahwa manfaat keterampilan dasar variasi stimulus adalah sebagai
berikut: a) dapat memupuk perilaku positif peserta didik terhadap
pembelajaran; dan b) dapat memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuannya.
c. Prinsip Penggunaan Variasi Stimulus
Menurut Syaiful Bahri Djamarah prinsip penggunaan variasi
stimulus adalah sebagai berikut:
a. Dalam penggunaan keterampilan variasi stimulus sebaiknya semua
jenis variasi stimulus itu digunakan, disamping juga harus ada
variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi.
b. Menggunakan variasi stimulus secara social dan
berkesinambungan, sehingga momen proses mengajar yang utuh
tidak rusak dan perhatian anak didik serta proses belajar tidak
terganggu.
c. Penggunaan komponen variasi stimulus harus benar-benar
terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu, memerlukan
7
penggunaan yang luwes dan spontan sesuai dengan umpan balik
yang diterima. Biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu: 1)
keterlibatan siswa; dan 2) umpan balik informasi tentang
pengetahuan dan pelajaran.8
Sedangkan menurut J.J Hasibun dan Moedjiono prinsip-prinsip
yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:
a. Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif.
b. Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat.
c. Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar
terstruktur dan direncanakan sebelumnya.
d. Penggunaan komponen variasi harus luwes dan spontan
berdasarkan balikan siswa.9
Dari beberapa prinsip penggunaan variasi stimulus yang
dipaparkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Sebaiknya dalam menggunakan variasi stimulus harus digunakan
secara baik dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak
perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran yang sedang
berlangsung.
2. Sebaiknya dalam menggunakan variasi stimulus harus
menggunakan semua jenis variasi stimulus.
3. Sebaiknya semua penggunaan komponen-komponen variasi harus
benar, efektif, luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa.
d. Teknik-Teknik Variasi Stimulus
Untuk menjaga agar proses pembelajran tetap kondusif dan menyenangkan, maka menurut Uzer Usman ada beberapa teknik variasi stimulus yang dapat dilakukan:
a. Variasi dalam cara mengajar guru:
1) Penggunaan variasi suara (Teacher Voice);
8
Syaiful Bahri Djamarah, Ibid, 125-126
9
15
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi
lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat,
dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan
tekanan pada kata-kata tertentu.
2) Pemusatan Perhatian Siswa (Focusing)
Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap
penting dapat dilakukan guru. Misalnya dengan perkataan
“Perhatikan ini baik-baik”, atau “Nah”, ini penting sekali”, atau
“perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti.
3) Kebisuan guru atau kesenyapan (Teacher Silence)
Adanya kesenyapan, kebisuan, atau “Selingan diam” yang tiba -tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan
alat yang baik untuk menarik perhatian siswa sebab perubahan
stimulus dari adanya suara kepada keadaan tenang atau senyap,
atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan
dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang
terjadi.
4) Mengadakan kontak pandang dan gerak (Eye Contact and
Movement)
Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya,
sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke
mata murid-murid untuk menunjukan adanya hubungan yang
intim dengan mereka, sedangkan kontak pandang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk
mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.
5) Gerakan badan mimik
Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan
gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam
berkomunikasi, gunanya ialah untuk menarik perhatian dan
menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
cemberut, menaikan alis mata, untuk menunjukan kagum,
tercengang atau heran. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan
bermacam-macam, misalnya menganggukan, menggeleng,
mengangkat atau menganggukan kepala untuk menunjukan
setuju atau sebaliknya. Jari dapat digunakan untuk menunjukan
ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian
serta menggoyangkan tagan dapat berarti “tidak”, mengangkat
tangan keduanya dapat berarti “apa lagi”.10
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran:
1)Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (Visual aids):
Alat atau media yang termasuk kedalam jenis ini ialah yang
dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama,
spesimen, gambar, film, dan slide.
2)Variasi alat atau bahan yang dapat didengar ( auditif aids)
Suatu guru termasuk kedalam media komunikasi yang utama
didalam kelas, seperti; rekaman suara, suara radio, musik, dan
sebagainya dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengar
yang divariasikan dengan indera yang lain.
3)Variasi alat atau bahan yang dapat diraba (Motorik);
Penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan dapat
menarik perhatian siswa dan dapat membentuk dan
memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun
secara kelompok.
4)Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba,
(audio-Visual aids)
Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi
karena melibatkan semua indera yang kita miliki, media yang
termasuk disini adalah film, televisi radio, slide projector yang
10
17
diiringi penjelasan guru dan cara penggunaannya disesuaikan
dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.11
Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi alat
atau bahan yang dapat dilihat (Visual aids) yaitu alat atau media yang
termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat. Dalam penelitian
ini menggunakan alat atau media slide.
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa:
1)Pola guru-murid
Merupakan komunikasi sebagai aksi (Satu arah)
2)Pola guru-murid-guru
Ada balikan (Feedback) bagi guru, tidak ada interakasi
antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi).
3)Pola-guru-murid-murid
Ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.
4)Pola guru-murid,murid-guru,murid-murid
Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid
dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).
5)Pola Melingkar
Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan
atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila
setiap siswa belum mendapat giliran.12
Variasi pola interaksi yang diharapkan adalah
Pola-guru-murid-guru yaitu ada balikan (Feedback) bagi guru, tidak ada
interaksi antarsiswa (Komunikasi sebagai interaksi. Alasan mengapa
memilih pola tersebut, diharapkan setelah pembelajaran
menggunakan variasi tersebut siswa dapat memahamai apa yang
disampaikan oleh guru dan ada balikan yang diterima oleh guru juga
yaitu hasil belajar siswa yang diatas KKM.
11
Uzer Usman, Ibid, h. 86-87
12
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah, keterampilan
mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga
aspek, yaitu:
1. Variasi dalam gaya mengajar
2. Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengaajaran
3. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa .13
Dari berbagai teknik-teknk keterampilan variasi stimulus yang
telah dipaparkan diatas dapat dipahami bahwa seorang guru dituntut
untuk benar-benar menguasai teknik-teknik yang akan digunakan
dalam memberikan variasi stimulus dalam proses pembelajaran. Hal
ini bertujuan agar situasi pembelajaran khususnya siswa lebih
menunjukan rasa antusias, penuh gairah, dan terhindar dari kebosanan
serta tidak mudah jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Hakikat Belajar 1. Pengertian Belajar
Kita tentu sering mendengar atau menjumpai istilah belajar.
Kata belajar, secara efektif telah kita kenal sejak bersekolah di
Kelompok Bermain ataupun Taman Kanak-Kanak (TK). Dalam
pespektif psikologi, belajar merupakan satu proses perubahan, yaitu
perubahan dalam perilaku sebagai hasil dan interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “Belajar adalah
suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih
baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun”.14 Adapun menurut Uno “belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”.15
13
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), cet.1, hlm. 124
14
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta:Rineka Cipta,2009), h. 9
15
19
Sedangkan menurut Iskandar bahwa “belajar merupakan
kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan
berlangsung seumur hidup”.16 “Belajar adalah Perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman”.17
Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah setiap perubahan pada diri seseorang baik prilaku maupun
sikap yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman yang pernah dijalani.
2. Ciri – Ciri Belajar
Terdapat ciri-ciri dalam proses belajar mengajar menurut
Syaiful Bahri yaitu: (1) Belajar memiliki tujuan, (2) ada suatu
prosedur yang direncanakan, (3) kegiatan belajar ditandai dengan satu
penggarapan materi yang khusus, (4) ditandai dengan aktivitas anak
didik, (5) kegiatan belajar membutuhkan disiplin, (6) ada batas watu,
dan (7) evaluasi.18
Terdapat ciri-ciri dalam proses belajar mengajar menurut pupuh yaitu
sebagai berikut:
a. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak dalam suatu
perkembangan tertentu.
b. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah metode dan
teknik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
c. Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik, adanya
aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
d. Aktor guru yang cermat dan tepat.
16
Iskandar, Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru, ( Jakarta:Gaung Persada Press,2009), h.102
17
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h. 89
18
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi
e. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam
proporsi masing-masing.
f. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran
g. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.19 Dari ciri-ciri belajar yang telah dijelaskan di atas dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar bertujuan untuk membentuk anak
didik dalam suatu perkembangan tertentu dan anak didik merupakan
syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Masalah
evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lakukan
untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah
ditentukan.
3. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
b. Sesuai hakikat belajar
c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
d. Syarat keberhasilan belajar.20
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar
itu harus berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatab langsung/berpengalaman, pengeluaran, tantangan, balikan
dan penguatan serta perbedaan individual.
4. Tipe Kegiatan Belajar
Menurut Gagne tipe-tipe kegiatan belajar dibagai menjadi
delapan yaitu :
19
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islam, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), Cet. I, h. 11
20
21
a. Belajar Isyarat (Signal Learning)
Tipe belajar semacam ini dilakukan dengan merespon suatu
isyarat. Jadi respon yang dilakukan itu bersifat umum, kabur dan
emosional. Tipe kegiatan belajar ini menekankanbelajar sebagai
usaha merespons tanda-tanda yang dimanipulasi dalam situasi
pembelajaran. Seperti menutup mulut dengan jari telunjuk,
melambaikan tangan dll.
b. Belajar Stimulus – Respons (Stimulus Respons Learning)
Tipe ini berhubungan dengan perilaku peserta didik yang secara
sadar melakukan respons tepat terhadap stimulus yang
dimanipulasi dalam situasi pembelajaran, misalnya mencium bau
masakan sedap, keluar air liur.
c. Belajar Rangkaian (Chaining)
Tipe ini berkaitan dengan kegiatan peserta didik menyusun
hubungan antara dua stimulus atau lebih dengan berbagai respon
yang berkaitan dengan stimulus tersebut. Hal ini terjadi dalam
rangkaian motorik ; seperti gerakan dalam mengikat sepatu,
makan, minum, atau gerakan verbal seperti selamat tinggal,
bapak-ibu.
d. Asosiasi Verbal (Verbal Association)
Tipe ini berkaitan dengan upaya peserta didik menghubungkan
respons dengan stimulus yang disampaikan secara lisan. Seperti
suatu kalimat “unsur itu berbangun limas” e. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)
Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian.
Seperti membedakan berbagai bentuk wajah, bintang, atau
tumbuh-tumbuhan.
f. Belajar Konsep (Concept Learning)
Tipe ini belajar menggunakan konsep. Konsep diperoleh dari
membuat tafsiran terhadap fakta dan realita. Dengan konsep dapat
(Kelas), seperti kelas mamalia, reptilian, amphibian, burung, dan
ikan.
g. Belajar Aturan (Rule Learning)
Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua pelajaran disekolah,
seperti benda memuai jika dipanaskan, besar sudut dalam segitiga
sama dengan 180 derajat.
h. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)
Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik menghadapi
persoalan dan memecahkannya sehingga pada akhirnya peserta
didik memiliki kemampuan atau kecakapan dalam pemecahan
masalah.21
Dari penjelasan tipe-tipe di atas maka pembelajaran IPS
termasuk dalam tipe belajar konsep (Concept Learning) karena
pelajaran IPS mempelajari konsep-konsep tentang fakta atau realita
yang ada di dalam masyarakat.
5. Hasil Belajar
“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi
hasil belajar baik dengan ulangan maupun tes. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya pembelajaran dalam periode tertentu
dan merupakan puncak dari proses belajar”.22
Menurut Djamarah dan Zain, “hasil belajar tercermin dalam
perubahan perilaku, baik secara material-substansial,
struktural-fungsional, maupun behavior”.23 “Perubahan perilaku tersebut tampak dalam penguasaan siswa pada pola-pola tanggapan ( respons) baru
terhadap lingkungannya yang berupa keterampilan (Skill), kebiasaan
21
Lukman Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), h. 40-42
22
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan pembelajaran .(Jakarta Rineka Cipta, 1999), Cet. 6, h. 3
23
23
(habit), sikap atau pendirian (attitude), kemampuan (ability),
pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), emosi
(emotion) apresiasi (appreciation), jasmani dan etika atau budi pekerti,
serta hubungan sosial”.24
Hasil belajar tampak sebagai perubahan tingkah laku yang
terjadi pada diri siswa yang dapat diamati dan dapat diukur dalam
bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan
yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan lain
sebagainya.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah perubahan tingkah
laku siswa ditandai dengan kemampuan peserta didik menerapkan dan
mendemonstrasikan pengetahuannya serta keterampilannya. Perubahan
inilah yang disebut hasil belajar.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan produk dari suatu proses belajar yang dapat
dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pembelajaran dari yang
semula tidak tahu menjadi tahu dan dapat dilihat dari
kemampuan-kemampuan tertentu. Hasil belajar tampak dalam suatu prestasi yang
diberikan oleh siswa yang dapat menentukan berhasil tidaknya suatu
proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diketahui dari proses
penilaian baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Indikator hasil
belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional
dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tuga ranah hasil
belajar harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian
kompetensi tersebut, yakni hasil belajar pada ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor. Namun, sesuai dengan tujuan penelitian yang
24
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis si Bidang Pendidikan,
dilakukan maka peneliti membatasi teori hasil belajar hanya pada hasil
belajar kognitif.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa,
adapun faktor-aktor itu digolongkan sebagai berikut:
1. Faktor internal
a. Faktor Fisiologis, secara umum kondisi fisiologis seperti
kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek,
tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya
akan membantu dalam proses dan hasil belajar.
b. Faktor Psikologis, setiap manusia atau anak didik pada
dasarnya memiliki kondisi psikologi yang berbeda-beda,
terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya
perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan
hasil belajarnya masing-masing. Faktor psikologis itu
diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat,
motif dan motivasi dan kognitif dan daya nalar.
2. Faktor eksternal
a. Faktor Lingkungan, kondisi lingkungan juga mempengaruhi
proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa
lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan
sosial. Lingkungan sosial aik yang berwujud manusia maupun
hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar.
b. Faktor Instrumental, adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
25
dirancang. Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum,
sarana dan fasilitas, dan guru.25
Faktor di atas dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan
yang sangat penting dalam membentuk kepribadian dan perilaku
seorang anak dimana seorang anak itu di didik sedangkan
lingkungan sosial budaya, sebagai anggota masyarakat, anak didik
tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang
terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma
sosia, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Hubungan antara satu faktor dengan faktor lainnya sangat
erat kaitannya yang bersifat saling mendukung. Dalam faktor
internal terdapat fisiologis dan psikologis siswa yang didukung
oleh faktor eksternal. Oleh karena itu, lingkungan yang merupakan
bagian dari faktor eksternal dan metode belajar yang merupakan
bagian dari pendekatan belajar perlu dperhatikan dengan seksama
dalam penerapannya. Hal ini dimaksudkan agar hasil belajar siswa
yang akan dicapai dapat diperoleh dengan maksimal.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Hakikat dan Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial sudah kita kenal sejak kita duduk di
bangku sekolah dasar (SD), dan biasanya IPS ini menyangkut
masalah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat. Di dalam suatu kajian
ilmu sosial sering terdapat istilah-istilah yang beragam maknanya pun
beragam beragam juga tapi substansinya hampir sama. “Isilah-istilah tersebut adalah Studi Sosial (Social Studies), ilmu-ilmu sosial (social
sciences) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS)’.26
25
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press,2010), h. 24
26
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politk, hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan
satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu
sosial.27
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa IPS adalah suatu
mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial, seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang
bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, serta
mata pelajaran ilmu sosial lainnya yang memiliki tujuan yang penting
bagi pendidikan.
2. Karekteristik IPS
Konsep IPS diantaranya meliputi: (1) interaksi, (2) saling
ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4)
keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6) pola
(patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10)
keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12)
kekhussusan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme.28
Mata pelajaran IPS memiliki karakteristik yang berbeda dengan
disiplin ilmu-ilmu yang lainnya, biasanya disiplin ilmu lain bersifat
motorik. Adapun karakteristik mata pelajaran IPS menurut Trianto
antara lain sebagai berikut:
a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, dan politik, kewarganegaraan,
sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
b. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas
27
Trianto, Ibid, h. 171 28
27
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik
(tema) tertentu.
c. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut
berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdidipliner dan multidisipliner.
d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip
sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan
struktur, proses dan masalah sosial upaya-upaya perjuangan hidup
agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan,
dan jaminan keamanan.
e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga
dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta
kehidupan manusia secara keseluruhan.29
3. Tujuan IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berfikir, sikap, dan nilai peserta didik
sebagai sosial budaya. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS
adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.30
Adapun tujuan IPS dapat disimpulkan yang harus dicapai
sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan – pengetahuan sosial
yang bermanfaat dalam kehidupan yang nantinya diterapkan di
masyarakat.
29
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), Cet. I, h. 126
30
b. Membekali peserta didik dengan kemampuan untuk
mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternative
pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di dalam
masyarakat.
c. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi
dengan sesame warga masyarakat dan dengan berbagai bidang
keilmuan serta berbagai keahlian.
d. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi
bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan.
e. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu
dan teknologi.
Kelima tujuan di atas harus dicapai dalam pelaksanaan
kurikulum IPS di berbagai lembaga pendidikan dengan keluasan,
kedalaman dan bobot yang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan
yang dilaksanakan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil penelitian
sebelumnya yang dianggap relevan sebagai acuan penelitian.
- Penelitian yang dilakukan oleh Euis Azizah (2011), mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
berjudul “ Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Ekonomi di Madrasah Aliyah Putri Annuqayah Sumenep Madura”.
Dari hasil penelitiannya disebutkan bahwa dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan variasi stimulus dapat
membuat perhatian siswa semakin meningkat dan terpelihara,
motivasi belajar yang semakin tinggi, dan semangat belajar
29
dalam mengikuti dan memperhatikan proses pembelajaran materi
IPS Ekonomi.31
- Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Yusuf (2011), Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang berjudul ”
Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam
Membuat Variasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA N 11 Semarang”. Dari hasil
penelitian disebutkan bahwa Dengan melihat hasil pengujian
hipotesis variabel persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam
membuat variasi pembelajaran pendidikan agama Islam dan
variabel motivasi belajar siswa kelas XI SMA N 11 Semarang pada
taraf signifikansi 0, 01 dan 0, 05 keduanya menunjukan signifikan,
berarti variabel persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam
membuat variasi pembelajaran pendidikan agama Islam
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel motivasi
belajar siswa kelas XI SMA N 11 Semarang pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam.32
C. Kerangka Berfikir
Variasi stimulus adalah Keterampilan guru untuk menjaga agar
iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga
siswa menunjukan sikap antusias, dan ketekunan, penuh gairah dan
berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.
Melalui penggunaan variasi stimulus terdapat beberapa kegunaan
yaitu: a) untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan siswa dalam proses
belajar mengajar; b) untuk menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi,
motivasi, dan prestasi belajar pada siswa; dan c) untuk memberi
31
Euis Azizah, Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah Putri Annuqayah Sumenep Madura (Skripsi IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011)
32
Ahmad Yusuf “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Membuat
kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuannya.
Saat ini pendidikan dapat mentransfer ilmu pengetahuan terhadap
anak didiknya secara tepat, sehingga anak didik kelak dapat bertanggung
jawab, mandiri, berperilaku baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun
lingkungannya. Oleh karena itu kesiapan guru dari segala aspek baik dari
segi mental, kompetensi sebagai guru yang professional, kepribadian,
perilaku serta keterampilan dasar mengajar. Variasi stimulus harus
dimiliki seorang guru, agar tercapai target pembelajaran, sehingga
pembelajaran terhindar dari kebosanan dan kejenuhan serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan terciptanya siswa yang berprestasi.
Demikian halnya dengan pelajaran ekonomi, diharapkan siswa
tidak hanya sebatas memahami konsep pelajaran dan materi-materi
ekonomi saja. Namun lebih ditingkatkan lagi pada proses
pengaplikasiannya. Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi
diantaranya kecerdasan siswa, bakat siswa, kemampuan belajar, minat
siswa, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar,
kompetensi guru, serta kondisi masyarakat luas.
Menanggapi hal-hal tersebut, guru harus mampu
menyelenggarakan suatu pembelajaran yang lebih inovatif dan kondusif
agar dapat lebih melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa dengan
sendirinya dapat memahami dan mampu mengaplikasikan materi pelajaran
yang telah dipelajari. Pembelajaran kini harus lebih ditekankan pada
pengalaman belajar apa yang akan dimiliki siswa dari proses
pembelajaran.
Teknik variasi stimulus yang dapat dilakukan, yaitu variasi dalam
cara mengajar guru yang dibatasi hanya pada, penggunaan variasi suara
(Teacher Voice), Pemusatan Perhatian Siswa (Focusing), Kebisuan guru
atau kesenyapan (Teacher Silence), Mengadakan kontak pandang dan
gerak (Eye Contact and Movement) dan Gerakan badan mimik. Variasi
31
alat atau bahan yang dapat dilihat (Visual aids) yaitu alat atau media yang
termasuk ke dalam jenis ini ialah media slide. Sedangkan variasi pola
interaksi dan kegiatan siswa, variasi pola interaksi yang diharapkan adalah
pola-guru-murid-guru. Alasan mengapa memilih pola tersebut, diharapkan
setelah pembelajaran menggunakan variasi tersebut siswa dapat
memahamai apa yang disampaikan oleh guru dan ada balikan yang
diterima oleh guru juga yaitu hasil belajar siswa yang diatas KKM
Penerapan variasi stimulus tepat digunakan pada pembelajaran IPS
Ekonomi. Selain dapat mengatasi proses pembelajaran yang sering kali
monoton dan terasa membosankan, variasi stimulus dapat menigkatkan
motivasi belajar dan pemahaman siswa terhadap materi yang secara tidak
langsung akan meningkatkan hasil belajar IPS ekonomi siswa.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Hasil Belajar Siswa Rendah
Motivasi dan Pemahaman Siswa Meningkat Pemberian Variasi Stimulus
Hasil Belajar Siswa Meningkat
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap suatu masalah
sampai terbukti kebenarannya oleh data atau fakta yang dikumpulkan dari
lapangan.33
Hipotesis tindakan adalah penerapan variasi stimulus dapat
meningkatkan hasil belajar Ekonomi pokok bahasan Pendapatan Nasional
siswa kelas X tahun ajaran 2013-2014 di SMAN 12 Kota Tangerang
Selatan.
33
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan.
Bertempat di Jalan Cilenggang I khususnya kelas X-6. Peneliti memilih
tempat tersebut sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan dari hasil
observasi yang menunjukan bahwa di sekolah tersebut khususnya kelas
X-6 terdapat masalah-masalah yang harus segera diatasi. Salah satu masalah
tersebut adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
Ekonomi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan Januari s/d
Maret Tahun ajaran 2013/2014. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel dibawah