• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan variasi stimulus untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan pendapatan nasional kelas X di SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan variasi stimulus untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan pendapatan nasional kelas X di SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN VARIASI STIMULUS UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN PENDAPATAN

NASIONAL KELAS X DI SMA NEGERI 12 KOTA

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

SITI NURMILASARI

NIM: 109015000154

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Siti Nurmilasari, NIM 1099015000154 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Penerapan Variasi Stimulus untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Kelas X Di SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan Pendapatan Nasional melalui variasi stimulus siswa kelas X SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Instrument yang digunakan adalah instrumen tes yang berupa pretes dan postes, serta instrumen nontes berupa lembar observasi dan lembar wawancara.

Adapun indikator keberhasilannya yang dicapai KKM ≥75. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan variasi stimulus dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I skor rata-rata N-Gain sebesar 0,55 (55%) termasuk dalam kategori sedang, sedangkan pada siklus II skor rata-rata N-Gain meningkat menjadi 0,69 (69%) termasuk dalam kategori sedang. Skor rata-rata N-Gain mengalami peningkatan sebesar 0,14 (14%). Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa variasi stimulus memiliki keunggulan, yaitu siswa merasa lebih antusias dan senang mengikuti pelajaran ekonomi, dan proses pembelajaran menjadi tidak monoton sehingga siswa mudah mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh guru.

(6)

ii

of UIN Syarif Hidayatullah, Application of Stimulus Variation to Improve Student Learning Outcomes on Economics subjects of the Natiunal Income Sbject in Cass X SMA Negeri 12 South Tangerang City.

The purpose of this study was to determine the improvement of student learning outcomes in social student subject National Income economy through stimulus variation class X students of SMA Negeri 12 South Tangerang City. The design of this study was Classroom Action Research (CAR) which consists of two cycles. Then the instrument used is a test instrument pretest and posttest, as well as a nontes instrument observation sheets and interview sheet.

The indicators of success achieved ≥ 75 KKM. From the results of the

study showed that the use of stimulus variation can improve student learning outcomes in social studies-economics, from the results of the study showed that the use of stimulus variation can improve student learning outcomes in social studies-economics. The results showed that the learning outcomes in the first cycle an average score of 0.55 N-Gain (55 %) included in the medium category, while in the second cycle the average score N-Gain increased to 0.69 (69%) included in the medium category. Average score of N-Gain increased by 0.14 (14%). Based on interviews with students stimulus variation has the advantage of, students feel more enthusiastic and happy to follow the economic leassons, and the learning process becomes monotonous so that students easily understand what is being described by teacher.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Sembah dan sujud syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah

menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai

makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai kholifah di muka bumi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan kepada ummat

manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa

yang telah diajarkan kepada ummat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan

judul “Penerapan Variasi Stimulus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Kelas X Di SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian

skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Anissa Windarti, M.Sc pembimbing skripsi, yang senantiasa memberikan

nasehat, saran dan kritik membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), atas

ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis kuliah.

5. Bapak H. M. Syamsudin HS. S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 12 Kota

Tangerang Selatan yang telah mengijinkan penulis melakukakan kegiatan

(8)

iv

7. Kepada seluruh Dewan Guru dan Staf Tata Usaha SMA Negeri 12 Kota

Tangerang Selatan yang senantiasa memberikan motivasi dan kritik

membangun untuk menyelesaikan tugas penulis.

8. Siswa-siswi SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan khususnya kelas X-6

yang telah membantu penulis saat proses pengumpulan data.

9. Teman-teman (Anindita Chairilina dan mizi ) dan teman-teman PPKT Tahun

2013 (Ana, Dita, Kokom, Vila, Ical, dan Rizky) yang telah membantu penulis

untuk melakukan observasi.

10.Sahabat-sahabat terbaikku (Ami, Reni, Seli, Yuni, Lia, Euis) yang selalu

memotivasi penulis dalam menyusun skripsi.

11.Kawan-kawan Jurusan Pendidikan IPS yang tiada hentinya memberikan

motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini terima kasih atas

motivasi dan dukungannya yang telah diberikan kepada penulis.

12.Ayahanda Suwarta dan Ibunda Encung tercinta, yang selalu meneteskan air

mata di dalam do`anya demi anaknya tersayang, yang telah mengasuh,

mendidik, membimbing, dan berkorban baik moril maupun materil, sehingga

penulis bisa kuliah di kampus tercinta ini.

13.Kakak-kakakku Romlah, Arlan, Ahwadi, Eeng, dan Awaludin tiada hentinya

memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, terima

kasih atas doa dan dukungannya.

14.Kekasih hati calon imam masa depan yang tiada hentinya memberikan suport

dan do`a yang tidak pernah henti-hentinya. Dan yang selalu ada disaat penulis

kehilangan semangat, yang telah membuat hari-hari penulis selalu bahagia

terima kasih untuk semuanya yang telah diberikan kepada penulis.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga jasa baik

yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan yang

(9)

v

nasehat demi perbaikan skripsi ini Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 27 Maret 2014

(10)

vi

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... . xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Fokus Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERFIKIR A. Deskripsi Teori ... 10

1. Tinjauan Teoritis tentang Keterampilan Dasar Variasi Stimulus ………. 10

a. Pengertian Keterampilan Dasar Variasi Stimulus ... 10

b. Tujuan dan Manfaat Variasi Stimulus... 12

c. Prinsip Penggunaan Variasi Stimulus ... 13

d.Teknik-Teknik Variasi stimulus ……… 14

2. Hakikat Belajar ... 18

1. Pengertian Belajar ... 18

2. Ciri – Ciri Belajar ... 19

3. Prinsip – Prinsip Belajar ... 20

4. Tipe Kegiatan Belajar ... 20

5. Hasil Belajar ... 22

3. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 25

(11)

vii

2. Karakteristik IPS ... 26

3. Tujuan IPS ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian... 34

C. Subjek Penelitian ... 37

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 37

E. Tahapan Penelitian Tindakan ... 37

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 42

G. Data dan Sumber Data ... 43

H. Teknik Pengumpulan Data ……….. 43

I. Instrumen Pengumpulan Data ... 44

1. Instrumen Tes ... 44

2. Instrumen Nontes ... 47

a. Pedoman Observasi Guru pada KBM ... 47

b. Pedoman Wawancara ... 50

c. Dokumentasi ……… 50

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 50

1. Uji Validitas ... 51

2. Uji Reliabilitas ... 51

3. Pengujian Taraf Kesukaran ... 53

d. Daya Pembeda ... 53

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ... 54

1. Kegiatan Belajar Mengajar ... 54

2. Tes Hasil Belajar ... 55

L. Indikator Keberhasilan ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 57

(12)

viii

1. Identitas Sekolah ……… 62

2. Identitas Kepala Sekolah ………... 63

B. Deskripsi Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan ... 65

C. Pemeriksaan Keabsahan Data ……….. 65

D. Analisis Data ………. .. 66

1. Siklus I ... 66

2. Siklus II ... 75

3. Hasil Wawancara ... 83

a. Data Hasil Wawancara Guru Bidang Studi ... 83

b. Hasil Wawancara Siswa ... 84

D. Pembahasan ... 84

E. Keterbatasan dalam Peneltian ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 2.1 : RPP Pertemuan Ke-1

Lampiran 2.2 : RPP Pertemuan Ke-2

Lampiran 3.1 : Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus I

Lampiran 3.2 : Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 3 : Pengujian Empirik dengan Program ANATES Siklus I

Lampiran 4 : Pengujian Empirik dengan Program ANATES Siklus II

Lampiran 3.3 : Soal Pretes dan Postes Siklus I

Lampiran 3.4 : Soal Pretes dan Postes Siklus II

Lampiran 4.1 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 4.2 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Lampiran 5.1 : Lembar Observasi Guru

Lampiran 5.2 : Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus I

Lampiran 5.3 : Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus II

Lampiran 6.1 : Lembar Observasi Siswa

Lampiran 6.2 : Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I

Lampiran 6.3 : Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus II

Lampiran 7.1 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru Bidang Studi (Pra

Penelitian)

Lampiran 7.2 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru Bidang Studi (Setelah

Penelitian)

Lampiran 7.3 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa (Pra Penelitian)

Lampiran 7.4 : Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa (Setelah Penelitian)

Lampiran 8.1 : Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar

(14)

x

Tabel 3.2 : Tahapan Penelitian Tindakan Kelas ………. 37

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Ekonomi Siklus I ……….. 44

Tabel 3.4 : Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Ekonomi Siklus II ………. 45

Tabel 3.5 : Kisi-kisi Lembar Obsevasi Guru ……….. 47

Tabel 3.6 : Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa ……….. 49

Tabel 3.7 : Kisi-Kisi Lembar Wawancara Siswa ……… 50

Tabel 3.8 : Interpretasi Tingkat Kesukaran ……….... 53

Tabel 3.9 : Persentase Observasi ……… 55

Tabel 3.10 : Persentase N-Gain ……… 56

Tabel 4.1 : Data Guru dan Tenaga Kependidikan ……….. 63

Tabel 4.2 : Data Siswa Menurut Jenis Kelamin ………. 63

Tabel 4.3 : Data Sarana dan Prasarana ………... 64

Tabel 4.4 : Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Guru Siklus I ……….. 68

Tabel 4.5 : Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Siswa ……….. 71

Tabel 4.6 : Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Pada Siklus I ………. 72

Tabel 4.7 : Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Guru Siklus II ………. 76

Tabel 4.8 : Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Siswa Siklus ……….. 79

(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

(16)

xii

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal penting bagi kemajuan suatu

bangsa. Suatu bangsa dikatakan maju apabila sumber daya manusianya

tinggi. Dengan sumber daya manusia yang tinggi maka suatu bangsa

dapat mengembangkan berbagai potensi alam maupun teknologi.

Pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

baik dan tangguh. Oleh karena itu perlu perhatian yang cukup besar

dari berbagai elemen bangsa untuk kemajuan pendidikan nasional.

Pendidikan memerlukan berbagai perbaikan dari berbagai aspek. Hal

ini harus dilakukan secara berkesinambungan, karena pendidikan

bersifat dinamis tidak statis sesuai dengan perkembangan zaman.

Keberhasilan pendidikan tentunya ditentukan oleh banyak

faktor, di antaranya guru yang professional. Guru harus menghargai

siswa sebagai subjek pendidikan sebagai sumber daya manusia yang

potensial dan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh karena

setiap siswa mempunyai kemampuan bakat dan prestasi yang beragam.

Siswa perlu dikelola dan dikembangkan dengan terencana dan

terprogram dengan baik sehingga kemampuan bakat dan potensinya

dapat meningkat secara maksimal.

Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya

berlangsung secara lancar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang

(18)

juga yang merasa sulit. Atas dasar itulah dapat dipahami bahwa dalam

aktivitas belajar mengajar terdapat berbagai masalah atau

problematika, misalnya dalam hal semangat yang terkadang tinggi

tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi, itulah

kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap siswa dalam kehidupan

sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar mengajar.

Kegiatan mengajar merupakan tugas professional, sehingga

dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru hendaknya

terencana dan perlu dikelola sebaik mungkin sesuai dengan

prinsif-prinsif mengajar dan manajemen pembelajaran yang baik, apalagi

kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan hal yang sangat

strategis sebagai usaha sistematik untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Dalam rangka menyajikan dan menyampaikan materi pelajaran seorang guru hendaknya mempunyai beberapa keterampilan dasar. Menurut Moh. Uzer Usman keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru antara lain: “Keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar perseorangan.”1

Keterampilan dasar variasi stimulus merupakan salah satu

keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, sebab

seorang guru yang professional harus memiliki keterampilan dalam

proses pengelolaan pembelajaran, termasuk variasi strategi dan model

pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Guru merupakan faktor yang sangat strategis dalam upaya

menigkatkan keefektivan pembelajaran, agar proses belajar mengajar

bisa lebih bermakna dan dapat mencapai hasil yang optimal.

Pembelajaran juga akan efektif dan bermakna jika dalam pembelajaran

1

(19)

3

tersebut, siswa menjadi lebih mudah dan aktif dalam memahami

pelajaran, sehingga dengan pembelajaran itu pula siswa menjadi

senang, semangat, termotivasi untuk terus belajar dan tidak mudah

jenuh.

Kenyataan yang terjadi, tidak sedikit guru yang kurang

memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang efektif dan

bermakna, sehingga hasilnya kurang maksimal dalam meningkatkan

potensi anak didik. Hal ini terjadi karena mayoritas para guru hanya

terus berupaya meningkatkan kualitasnya pada pengembangan bidang

studi, tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan teknis atau

keterampilan mengajarnya. Akhirnya, para guru hanya tampil

memukau dalam menyampaikan materi pembelajaran, tetapi hasilnya

kurang maksimal akibat dari belum optimalnya para guru dalam

mengembangkan keterampilan teknis dalam pembelajaran, yang salah

satunya adalah kemampuan mengadakan variasi stimulus dalam

pembelajaran.

Padahal dalam konteks pembelajaran efektif, selain

kemampuan mengembanngkan bahan studi, para guru juga dituntut

untuk mampu juga mengembangkan aspek lainnya. Aspek lain yang

dimaksud tentu saja berkaitan dengan berbagai kemampuan

pengembangan strategi, metode, dan teknis pembelajaran yang

dampaknya juga sangat besar dalam menentukan hasil pembelajaran.

Kemampuan guru mengembangkan strategi dan metode

pembelajaran inilah yang hampir dirasakan oleh para pengelola satuan

pendidikan di berbagai daerah, termasuk diwilayah Tangerang Selatan,

sehingga berdampak pada rendahnya kualitas hasil pembelajaran.

Padahal, dengan kemampuan inilah yang paling besar dampaknya

dalam menentukan kualitas pembelajaran. Sebab, pada aspek inilah,

kemampuan guru akan teruji apakah mampu mendesain pembelajaran

(20)

menjalankan peran dan fungsinya sebagai educator, motivator,

facilitator, dan demonstrator yang handal dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, guru dituntut untuk tampil sebaik mungkin

menjalankan peran dan fungsinya, baik sebagai motivator, fasilitator,

maupun sebagai innovator dalam rangka mendorong, membimbing dan

memfasilitasi belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Untuk itulah guru dituntut untuk memiliki beberapa keterampilan dasar

dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa didalam kelas,

termasuk didalamnya mengadakan variasi stimulus.

Setiap langkah kegiatan pembelajaran seorang guru dituntut

untuk selalu terampil dan dapat melakukan berbagai macam cara

didalam proses mengajar, tentunya dengan memiliki berbagai macam

keterampilan dasar mengajar. Salah satunya adalah keterampilan

mengadakan variasi stimulus untuk memberikan rangsangan belajar

terhadap siswa. Sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

ditentukan.

Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003

Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Untuk memenuhi tujuan pendidikan tersebut maka

diselenggarakan rangkaian kependidikan secara sengaja, terarah,

terencana, berjenjang dan sistematis melalui pendidikan formal seperti

sekolah. Pendidikan yang diperoleh melalui sekolah diharapkan

2

(21)

5

mampu menciptakan SDM yang berkualitas dan berwawasan sehingga

dapat membentuk peradaban manusia yang bermartabat.

Keadaan di lapangan menunjukan masih banyak guru Sekolah

Menengah Atas (SMA) yang belum dapat mengembangkan variasi

stimulus secara optimal di dalam proses pembelajaran khususnya pada

pembelajaran ekonomi, sehingga kualitas pendidikan masih rendah.

Pembelajaran Ekonomi dengan pendekatan faktual maupun dengan

menggunakan pendekatan koseptual kurang dapat mengembangkan

perbendaharaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang tetap

dimiliki siswa. Pembelajaran seperti itu bukan hanya membuat bosan

para peserta didik, tetapi membuat pelajaran menjadi tidak menarik

perhatian sehingga siswa tidak memiliki sikap antusias terhadap proses

pembelajaran.

Hal ini dapat dibuktikan dari data ulangan harian ekonomi hasil

belajar siswa kelas X-6 belum optimal karena 13 siswa dari 30 siswa

memperoleh nilai mata pelajaran ekonomi di bawah KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal), yang terdiri dari 4 orang siswa mendapatkan

nillai 66, 2 orang siswa mendapatkan nilai 50, 4 orang mendapatkan

nilai 45 dan 3 orang siswa mendapatkan nilai 40. Sedangkan untuk

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran ini siswa

diharuskan memperoleh nilai tidak kurang dari 70. Penyebab dari

kondisi tersebut mungkin karena masih menggunakan model

pembelajaran yang masih berpusat pada guru dengan menggunakan

metode ceramah sehingga menimbulkan kebosanan pada siswa yang

berakibat pada kurang optimalnya pemahaman dan hasil belajar.

“Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan

perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan

(22)

penyajian kegiatan belajar”.3 “Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk

mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias, tekun dan

penuh partisipasi”.4 Dalam model-model pembelajaran yang berkembang belakangan ini, keterampilan ini sangat penting terutama

dalam upaya mengimplementasikan kurikulum KTSP. Untuk itulah,

dalam konteks ini guru perlu menjaga agar iklim belajar tetap kondusif

dan menyenangkan.

Dengan demikian, guru dapat menggunakan variasi stimulus

pada waktu bertatap muka dengan siswa didalam kelas atau pada

waktu proses belajar mengajar berlangsung. Yang paling terpenting

dalam melakukan interaksi dengan siswa jangan monoton, sebisa

mungkin melakukan interaksi secara berbeda-beda sehingga siswa

selalu terangsang untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Dengan adanya variasi stimulus yang diberikan oleh guru

secara psikis anak menerimanya dalam berbagai respon sesuai dengan

iklim situasi dan kondisi belajar yang tercipta. Semakin banyak

pengalaman anak dalam belajar maka akan berkembang keterampilan

fisik, kerja, berfikir, kekayaan intelektual dan spiritual sebagai

kekayaan kepribadian yang diharapkan. Semakin banyak pengalaman

belajar melalui berbagai rangsangan, maka semakin banyak pula

respon yang diberikan untuk mengembangkan watak dan

kepribadiannya. Pemberian rangsangan kepada anak dalam proses

belajar mengajar, maka akan mempengaruhi perubahan pola atau cara

belajar dan tingkah laku anak. Penggunaan Variasi Stimulus terhadap

proses pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa karena dapat mendorong siswa lebih aktif dan lebih

memahami pelajaran yang telah disampaikan.

3

J.J. Hasibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya.1995) cet.6 hal. 64

4

(23)

7

Berangkat dari hal itulah, penulis merasa perlu untuk

menelusuri hal tersebut dalam sebuah penelitian, guna mendapatkan

gambaran dan informasi yang benar dan mendalam tentang kondisi

pembelajaran diatas dengan mengangkat sebuah judul penelitian

Penerapan Variasi Stimulus untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Kelas X di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan”.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan,

beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa masih banyak yang di

bawah ketuntasan kriteria minimum(KKM) yang telah ditentukan.

2. Banyak guru yang kurang memiliki kemampuan dalam mengelola

pembelajaran yang efektif dan bermakna.

3. Belum optimalnya para guru dalam mengembangkan keterampilan

teknis dalam pembelajaran.

4. Banyaknya guru yang masih kurang memperhatikan pentingnya

penggunaan variasi stimulus dalm pembelajaran.

5. Banyak guru yang kurang memperhatikan bahwa dengan

menggunakan variasi stimulus dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

6. Banyak guru yang belum memiliki kemampuan teknis atau

keterampilan dalam mengajar

D. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian ini dan tidak menimbulkan

penafsiran yang berbeda-beda, maka penulis memberikan

batasan-batasan masalah yaitu:

1. Banyaknya guru yang masih kurang memperhatikan pentingnya

(24)

2. Banyak guru yang kurang memperhatikan bahwa dengan

menggunakan variasi stimulus dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

E. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas,

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Penerapan Variasi Stimulus dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi

dengan konsep Pendapatan Nasional pada siswa Kelas X di SMAN 12

Kota Tangerang Selatan?

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar Ekonomi siswa kelas X di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan

dengan menggunakan Variasi Stimulus.

G. Manfaat Penleitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

adanya suatu kontribusi hasil penelitian baik secara teoritis ataupun

secara praktis, manfaat-manfaat tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan

serta memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan terutama dalam

bidang pendidikan. Memberikan informasi bagaimana cara

mengatasi permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran IPS

(Ekonomi), terutama dalam hal penerapan variasi stimulus dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Ekonomi.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi siswa, dapat memberikan suasana belajar yang

menyenangkan sehingga dapat memberikan hasil belajar yang

lebih baik dan siswa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan

(25)

9

b) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah

satu alternatif pembelajaran agar dapat tercipta suasana

pembelajaran yang efektif.

c) Bagi Sekolah, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang

lebih baik sehingga tujuan untuk menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas dapat tercapai.

d) Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta

(26)

10

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Teoritis tentang Keterampilan Dasar Variasi Stimulus a. Pengertian Keterampilan Dasar Variasi stimulus

Keterampilan dasar variasi stimulus menurut Wina Sanjaya

adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap

menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukan

sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif

dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.1

Sedangkan menurut Moh Usman adapun keterampilan dasar

mengajar yang harus digunakan guru adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)

2. Keterampilan memberikan penguatan (Reinforcement Skills) 3. Keterampilan mengadakan variasi (Variation Skills)

4. Keterampilan menjelaskan ( Explaining Skills

1

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(27)

11

4. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (Set Induction and Closure)

5. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 6. Keterampilan mengelola kelas, dan

7. Keterampilan mengajar perseorangan2

Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional

yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru

secara utuh dan menyeluruh, dari 8 keterampilan mengajar di atas

sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran. Dalam skripsi

ini penulis membahas tentang Keterampilan Dasar Variasi Stimulus.

Variasi dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai

“Perubahan kegiatan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan

oleh guru untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan serta dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar”3.

Definisi yang hampir sama juga dirumuskan oleh J.J. Hasibuan

& Moedjiono yang mengatakan bahwa “Variasi stimulus adalah

perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan

mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa

senantiasa menunjukan ketekunan, perhatian, keantusiasan, serta

berperan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar”.4

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa yang

dimaksud dengan variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk

melakukan perubahan kegiatan dalam proses pembelajaran agar tetap

menarik perhatian, tidak membosankan, meningkatkan semangat,

2

Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2010), cet.1, h. 74

3

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), cet.2, h. 78

4

(28)

motivasi dan ketekunan serta menambah gairah dan partisipasi aktif

siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

b. Tujuan dan Manfaat Variasi Stimulus

Tujuan mengadakan keterampilan variasi stimulus adalah sebagai

berikut:

a. “Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada

aspek-aspek belajar mengajar yang relevan;

b. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin

mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang

baru”.5

Tujuan mengadakan keterampilan variasi stimulus adalah

sebagai berikut: “1) meningkatkan perhatian peserta didik terhadap

materi standar yang relevan: 2) memberi kesempatan bagi

perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam

pembelajaran”.6

Selain tujuan yang telah diuraikan di atas, Syaiful Bahri

Djamarah juga merumuskan beberapa tujuan mengadakan

keterampilan variasi stimulus adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar;

b) Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang baru; c) Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui

penyajian gaya mengajar yang bersemangat dan antusias sehingga meningkatkan iklim belajar siswa;

d) Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual: dan

5

Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 1, h. 84

6

(29)

13

e) mendorong anak didik untuk belajar dengan melibatkannya dalam berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif.7

Dari beberapa tujuan yang telah dipaparkan di atas, dapat

dipahami bahwa tujuan keterampilan dasar variasi stimulus adalah

sebagai berikut: a) untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan siswa

dalam proses belajar mengajar; b) untuk menumbuhkan dan

meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar pada siswa;

dan c) untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat dipahami

bahwa manfaat keterampilan dasar variasi stimulus adalah sebagai

berikut: a) dapat memupuk perilaku positif peserta didik terhadap

pembelajaran; dan b) dapat memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan

kemampuannya.

c. Prinsip Penggunaan Variasi Stimulus

Menurut Syaiful Bahri Djamarah prinsip penggunaan variasi

stimulus adalah sebagai berikut:

a. Dalam penggunaan keterampilan variasi stimulus sebaiknya semua

jenis variasi stimulus itu digunakan, disamping juga harus ada

variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi.

b. Menggunakan variasi stimulus secara social dan

berkesinambungan, sehingga momen proses mengajar yang utuh

tidak rusak dan perhatian anak didik serta proses belajar tidak

terganggu.

c. Penggunaan komponen variasi stimulus harus benar-benar

terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu, memerlukan

7

(30)

penggunaan yang luwes dan spontan sesuai dengan umpan balik

yang diterima. Biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu: 1)

keterlibatan siswa; dan 2) umpan balik informasi tentang

pengetahuan dan pelajaran.8

Sedangkan menurut J.J Hasibun dan Moedjiono prinsip-prinsip

yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:

a. Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif.

b. Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat.

c. Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar

terstruktur dan direncanakan sebelumnya.

d. Penggunaan komponen variasi harus luwes dan spontan

berdasarkan balikan siswa.9

Dari beberapa prinsip penggunaan variasi stimulus yang

dipaparkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam menggunakan variasi stimulus harus digunakan

secara baik dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak

perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran yang sedang

berlangsung.

2. Sebaiknya dalam menggunakan variasi stimulus harus

menggunakan semua jenis variasi stimulus.

3. Sebaiknya semua penggunaan komponen-komponen variasi harus

benar, efektif, luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa.

d. Teknik-Teknik Variasi Stimulus

Untuk menjaga agar proses pembelajran tetap kondusif dan menyenangkan, maka menurut Uzer Usman ada beberapa teknik variasi stimulus yang dapat dilakukan:

a. Variasi dalam cara mengajar guru:

1) Penggunaan variasi suara (Teacher Voice);

8

Syaiful Bahri Djamarah, Ibid, 125-126

9

(31)

15

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi

lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat,

dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan

tekanan pada kata-kata tertentu.

2) Pemusatan Perhatian Siswa (Focusing)

Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap

penting dapat dilakukan guru. Misalnya dengan perkataan

“Perhatikan ini baik-baik”, atau “Nah”, ini penting sekali”, atau

“perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti.

3) Kebisuan guru atau kesenyapan (Teacher Silence)

Adanya kesenyapan, kebisuan, atau “Selingan diam” yang tiba -tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan

alat yang baik untuk menarik perhatian siswa sebab perubahan

stimulus dari adanya suara kepada keadaan tenang atau senyap,

atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan

dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang

terjadi.

4) Mengadakan kontak pandang dan gerak (Eye Contact and

Movement)

Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya,

sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke

mata murid-murid untuk menunjukan adanya hubungan yang

intim dengan mereka, sedangkan kontak pandang dapat

digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk

mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.

5) Gerakan badan mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan

gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam

berkomunikasi, gunanya ialah untuk menarik perhatian dan

menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.

(32)

cemberut, menaikan alis mata, untuk menunjukan kagum,

tercengang atau heran. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan

bermacam-macam, misalnya menganggukan, menggeleng,

mengangkat atau menganggukan kepala untuk menunjukan

setuju atau sebaliknya. Jari dapat digunakan untuk menunjukan

ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian

serta menggoyangkan tagan dapat berarti “tidak”, mengangkat

tangan keduanya dapat berarti “apa lagi”.10

b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran:

1)Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (Visual aids):

Alat atau media yang termasuk kedalam jenis ini ialah yang

dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama,

spesimen, gambar, film, dan slide.

2)Variasi alat atau bahan yang dapat didengar ( auditif aids)

Suatu guru termasuk kedalam media komunikasi yang utama

didalam kelas, seperti; rekaman suara, suara radio, musik, dan

sebagainya dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengar

yang divariasikan dengan indera yang lain.

3)Variasi alat atau bahan yang dapat diraba (Motorik);

Penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan dapat

menarik perhatian siswa dan dapat membentuk dan

memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun

secara kelompok.

4)Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba,

(audio-Visual aids)

Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi

karena melibatkan semua indera yang kita miliki, media yang

termasuk disini adalah film, televisi radio, slide projector yang

10

(33)

17

diiringi penjelasan guru dan cara penggunaannya disesuaikan

dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.11

Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi alat

atau bahan yang dapat dilihat (Visual aids) yaitu alat atau media yang

termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat. Dalam penelitian

ini menggunakan alat atau media slide.

c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa:

1)Pola guru-murid

Merupakan komunikasi sebagai aksi (Satu arah)

2)Pola guru-murid-guru

Ada balikan (Feedback) bagi guru, tidak ada interakasi

antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi).

3)Pola-guru-murid-murid

Ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.

4)Pola guru-murid,murid-guru,murid-murid

Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid

dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).

5)Pola Melingkar

Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan

atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila

setiap siswa belum mendapat giliran.12

Variasi pola interaksi yang diharapkan adalah

Pola-guru-murid-guru yaitu ada balikan (Feedback) bagi guru, tidak ada

interaksi antarsiswa (Komunikasi sebagai interaksi. Alasan mengapa

memilih pola tersebut, diharapkan setelah pembelajaran

menggunakan variasi tersebut siswa dapat memahamai apa yang

disampaikan oleh guru dan ada balikan yang diterima oleh guru juga

yaitu hasil belajar siswa yang diatas KKM.

11

Uzer Usman, Ibid, h. 86-87

12

(34)

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah, keterampilan

mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga

aspek, yaitu:

1. Variasi dalam gaya mengajar

2. Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengaajaran

3. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa .13

Dari berbagai teknik-teknk keterampilan variasi stimulus yang

telah dipaparkan diatas dapat dipahami bahwa seorang guru dituntut

untuk benar-benar menguasai teknik-teknik yang akan digunakan

dalam memberikan variasi stimulus dalam proses pembelajaran. Hal

ini bertujuan agar situasi pembelajaran khususnya siswa lebih

menunjukan rasa antusias, penuh gairah, dan terhindar dari kebosanan

serta tidak mudah jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Hakikat Belajar 1. Pengertian Belajar

Kita tentu sering mendengar atau menjumpai istilah belajar.

Kata belajar, secara efektif telah kita kenal sejak bersekolah di

Kelompok Bermain ataupun Taman Kanak-Kanak (TK). Dalam

pespektif psikologi, belajar merupakan satu proses perubahan, yaitu

perubahan dalam perilaku sebagai hasil dan interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “Belajar adalah

suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih

baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun”.14 Adapun menurut Uno “belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”.15

13

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), cet.1, hlm. 124

14

Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta:Rineka Cipta,2009), h. 9

15

(35)

19

Sedangkan menurut Iskandar bahwa “belajar merupakan

kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan

berlangsung seumur hidup”.16 “Belajar adalah Perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan

pengalaman”.17

Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah setiap perubahan pada diri seseorang baik prilaku maupun

sikap yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman yang pernah dijalani.

2. Ciri – Ciri Belajar

Terdapat ciri-ciri dalam proses belajar mengajar menurut

Syaiful Bahri yaitu: (1) Belajar memiliki tujuan, (2) ada suatu

prosedur yang direncanakan, (3) kegiatan belajar ditandai dengan satu

penggarapan materi yang khusus, (4) ditandai dengan aktivitas anak

didik, (5) kegiatan belajar membutuhkan disiplin, (6) ada batas watu,

dan (7) evaluasi.18

Terdapat ciri-ciri dalam proses belajar mengajar menurut pupuh yaitu

sebagai berikut:

a. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak dalam suatu

perkembangan tertentu.

b. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah metode dan

teknik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

c. Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik, adanya

aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

d. Aktor guru yang cermat dan tepat.

16

Iskandar, Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru, ( Jakarta:Gaung Persada Press,2009), h.102

17

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h. 89

18

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi

(36)

e. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam

proporsi masing-masing.

f. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran

g. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.19 Dari ciri-ciri belajar yang telah dijelaskan di atas dapat

disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar bertujuan untuk membentuk anak

didik dalam suatu perkembangan tertentu dan anak didik merupakan

syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Masalah

evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lakukan

untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah

ditentukan.

3. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

b. Sesuai hakikat belajar

c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

d. Syarat keberhasilan belajar.20

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar

itu harus berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan,

keterlibatab langsung/berpengalaman, pengeluaran, tantangan, balikan

dan penguatan serta perbedaan individual.

4. Tipe Kegiatan Belajar

Menurut Gagne tipe-tipe kegiatan belajar dibagai menjadi

delapan yaitu :

19

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islam, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), Cet. I, h. 11

20

(37)

21

a. Belajar Isyarat (Signal Learning)

Tipe belajar semacam ini dilakukan dengan merespon suatu

isyarat. Jadi respon yang dilakukan itu bersifat umum, kabur dan

emosional. Tipe kegiatan belajar ini menekankanbelajar sebagai

usaha merespons tanda-tanda yang dimanipulasi dalam situasi

pembelajaran. Seperti menutup mulut dengan jari telunjuk,

melambaikan tangan dll.

b. Belajar Stimulus – Respons (Stimulus Respons Learning)

Tipe ini berhubungan dengan perilaku peserta didik yang secara

sadar melakukan respons tepat terhadap stimulus yang

dimanipulasi dalam situasi pembelajaran, misalnya mencium bau

masakan sedap, keluar air liur.

c. Belajar Rangkaian (Chaining)

Tipe ini berkaitan dengan kegiatan peserta didik menyusun

hubungan antara dua stimulus atau lebih dengan berbagai respon

yang berkaitan dengan stimulus tersebut. Hal ini terjadi dalam

rangkaian motorik ; seperti gerakan dalam mengikat sepatu,

makan, minum, atau gerakan verbal seperti selamat tinggal,

bapak-ibu.

d. Asosiasi Verbal (Verbal Association)

Tipe ini berkaitan dengan upaya peserta didik menghubungkan

respons dengan stimulus yang disampaikan secara lisan. Seperti

suatu kalimat “unsur itu berbangun limas” e. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)

Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian.

Seperti membedakan berbagai bentuk wajah, bintang, atau

tumbuh-tumbuhan.

f. Belajar Konsep (Concept Learning)

Tipe ini belajar menggunakan konsep. Konsep diperoleh dari

membuat tafsiran terhadap fakta dan realita. Dengan konsep dapat

(38)

(Kelas), seperti kelas mamalia, reptilian, amphibian, burung, dan

ikan.

g. Belajar Aturan (Rule Learning)

Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua pelajaran disekolah,

seperti benda memuai jika dipanaskan, besar sudut dalam segitiga

sama dengan 180 derajat.

h. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)

Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik menghadapi

persoalan dan memecahkannya sehingga pada akhirnya peserta

didik memiliki kemampuan atau kecakapan dalam pemecahan

masalah.21

Dari penjelasan tipe-tipe di atas maka pembelajaran IPS

termasuk dalam tipe belajar konsep (Concept Learning) karena

pelajaran IPS mempelajari konsep-konsep tentang fakta atau realita

yang ada di dalam masyarakat.

5. Hasil Belajar

“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi

hasil belajar baik dengan ulangan maupun tes. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan berakhirnya pembelajaran dalam periode tertentu

dan merupakan puncak dari proses belajar”.22

Menurut Djamarah dan Zain, “hasil belajar tercermin dalam

perubahan perilaku, baik secara material-substansial,

struktural-fungsional, maupun behavior”.23 “Perubahan perilaku tersebut tampak dalam penguasaan siswa pada pola-pola tanggapan ( respons) baru

terhadap lingkungannya yang berupa keterampilan (Skill), kebiasaan

21

Lukman Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), h. 40-42

22

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan pembelajaran .(Jakarta Rineka Cipta, 1999), Cet. 6, h. 3

23

(39)

23

(habit), sikap atau pendirian (attitude), kemampuan (ability),

pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), emosi

(emotion) apresiasi (appreciation), jasmani dan etika atau budi pekerti,

serta hubungan sosial”.24

Hasil belajar tampak sebagai perubahan tingkah laku yang

terjadi pada diri siswa yang dapat diamati dan dapat diukur dalam

bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan

tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan

yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak

tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan lain

sebagainya.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah perubahan tingkah

laku siswa ditandai dengan kemampuan peserta didik menerapkan dan

mendemonstrasikan pengetahuannya serta keterampilannya. Perubahan

inilah yang disebut hasil belajar.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar merupakan produk dari suatu proses belajar yang dapat

dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pembelajaran dari yang

semula tidak tahu menjadi tahu dan dapat dilihat dari

kemampuan-kemampuan tertentu. Hasil belajar tampak dalam suatu prestasi yang

diberikan oleh siswa yang dapat menentukan berhasil tidaknya suatu

proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diketahui dari proses

penilaian baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Indikator hasil

belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional

dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tuga ranah hasil

belajar harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian

kompetensi tersebut, yakni hasil belajar pada ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor. Namun, sesuai dengan tujuan penelitian yang

24

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis si Bidang Pendidikan,

(40)

dilakukan maka peneliti membatasi teori hasil belajar hanya pada hasil

belajar kognitif.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa,

adapun faktor-aktor itu digolongkan sebagai berikut:

1. Faktor internal

a. Faktor Fisiologis, secara umum kondisi fisiologis seperti

kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek,

tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya

akan membantu dalam proses dan hasil belajar.

b. Faktor Psikologis, setiap manusia atau anak didik pada

dasarnya memiliki kondisi psikologi yang berbeda-beda,

terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya

perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan

hasil belajarnya masing-masing. Faktor psikologis itu

diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat,

motif dan motivasi dan kognitif dan daya nalar.

2. Faktor eksternal

a. Faktor Lingkungan, kondisi lingkungan juga mempengaruhi

proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa

lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan

sosial. Lingkungan sosial aik yang berwujud manusia maupun

hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil

belajar.

b. Faktor Instrumental, adalah faktor yang keberadaan dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

diharapkan. Faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai

(41)

25

dirancang. Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum,

sarana dan fasilitas, dan guru.25

Faktor di atas dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan

yang sangat penting dalam membentuk kepribadian dan perilaku

seorang anak dimana seorang anak itu di didik sedangkan

lingkungan sosial budaya, sebagai anggota masyarakat, anak didik

tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang

terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma

sosia, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Hubungan antara satu faktor dengan faktor lainnya sangat

erat kaitannya yang bersifat saling mendukung. Dalam faktor

internal terdapat fisiologis dan psikologis siswa yang didukung

oleh faktor eksternal. Oleh karena itu, lingkungan yang merupakan

bagian dari faktor eksternal dan metode belajar yang merupakan

bagian dari pendekatan belajar perlu dperhatikan dengan seksama

dalam penerapannya. Hal ini dimaksudkan agar hasil belajar siswa

yang akan dicapai dapat diperoleh dengan maksimal.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Hakikat dan Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial sudah kita kenal sejak kita duduk di

bangku sekolah dasar (SD), dan biasanya IPS ini menyangkut

masalah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat. Di dalam suatu kajian

ilmu sosial sering terdapat istilah-istilah yang beragam maknanya pun

beragam beragam juga tapi substansinya hampir sama. “Isilah-istilah tersebut adalah Studi Sosial (Social Studies), ilmu-ilmu sosial (social

sciences) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS)’.26

25

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press,2010), h. 24

26

(42)

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politk, hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial

dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan

satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu

sosial.27

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa IPS adalah suatu

mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial, seperangkat peristiwa,

fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang

bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, serta

mata pelajaran ilmu sosial lainnya yang memiliki tujuan yang penting

bagi pendidikan.

2. Karekteristik IPS

Konsep IPS diantaranya meliputi: (1) interaksi, (2) saling

ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4)

keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6) pola

(patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10)

keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12)

kekhussusan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme.28

Mata pelajaran IPS memiliki karakteristik yang berbeda dengan

disiplin ilmu-ilmu yang lainnya, biasanya disiplin ilmu lain bersifat

motorik. Adapun karakteristik mata pelajaran IPS menurut Trianto

antara lain sebagai berikut:

a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, ekonomi, dan politik, kewarganegaraan,

sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

b. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur

keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas

27

Trianto, Ibid, h. 171 28

(43)

27

sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik

(tema) tertentu.

c. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut

berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan

interdidipliner dan multidisipliner.

d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut

peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip

sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan

struktur, proses dan masalah sosial upaya-upaya perjuangan hidup

agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan,

dan jaminan keamanan.

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga

dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta

kehidupan manusia secara keseluruhan.29

3. Tujuan IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan berfikir, sikap, dan nilai peserta didik

sebagai sosial budaya. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS

adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada

siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,

kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.30

Adapun tujuan IPS dapat disimpulkan yang harus dicapai

sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan – pengetahuan sosial

yang bermanfaat dalam kehidupan yang nantinya diterapkan di

masyarakat.

29

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), Cet. I, h. 126

30

(44)

b. Membekali peserta didik dengan kemampuan untuk

mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternative

pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di dalam

masyarakat.

c. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi

dengan sesame warga masyarakat dan dengan berbagai bidang

keilmuan serta berbagai keahlian.

d. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang

positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi

bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan.

e. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan

kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu

dan teknologi.

Kelima tujuan di atas harus dicapai dalam pelaksanaan

kurikulum IPS di berbagai lembaga pendidikan dengan keluasan,

kedalaman dan bobot yang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan

yang dilaksanakan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil penelitian

sebelumnya yang dianggap relevan sebagai acuan penelitian.

- Penelitian yang dilakukan oleh Euis Azizah (2011), mahasiswa

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

berjudul “ Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

Ekonomi di Madrasah Aliyah Putri Annuqayah Sumenep Madura”.

Dari hasil penelitiannya disebutkan bahwa dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan variasi stimulus dapat

membuat perhatian siswa semakin meningkat dan terpelihara,

motivasi belajar yang semakin tinggi, dan semangat belajar

(45)

29

dalam mengikuti dan memperhatikan proses pembelajaran materi

IPS Ekonomi.31

- Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Yusuf (2011), Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang berjudul ”

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam

Membuat Variasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap

Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA N 11 Semarang”. Dari hasil

penelitian disebutkan bahwa Dengan melihat hasil pengujian

hipotesis variabel persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam

membuat variasi pembelajaran pendidikan agama Islam dan

variabel motivasi belajar siswa kelas XI SMA N 11 Semarang pada

taraf signifikansi 0, 01 dan 0, 05 keduanya menunjukan signifikan,

berarti variabel persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam

membuat variasi pembelajaran pendidikan agama Islam

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel motivasi

belajar siswa kelas XI SMA N 11 Semarang pada mata pelajaran

pendidikan agama Islam.32

C. Kerangka Berfikir

Variasi stimulus adalah Keterampilan guru untuk menjaga agar

iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga

siswa menunjukan sikap antusias, dan ketekunan, penuh gairah dan

berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.

Melalui penggunaan variasi stimulus terdapat beberapa kegunaan

yaitu: a) untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan siswa dalam proses

belajar mengajar; b) untuk menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi,

motivasi, dan prestasi belajar pada siswa; dan c) untuk memberi

31

Euis Azizah, Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah Putri Annuqayah Sumenep Madura (Skripsi IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011)

32

Ahmad Yusuf “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Membuat

(46)

kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuannya.

Saat ini pendidikan dapat mentransfer ilmu pengetahuan terhadap

anak didiknya secara tepat, sehingga anak didik kelak dapat bertanggung

jawab, mandiri, berperilaku baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun

lingkungannya. Oleh karena itu kesiapan guru dari segala aspek baik dari

segi mental, kompetensi sebagai guru yang professional, kepribadian,

perilaku serta keterampilan dasar mengajar. Variasi stimulus harus

dimiliki seorang guru, agar tercapai target pembelajaran, sehingga

pembelajaran terhindar dari kebosanan dan kejenuhan serta dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan terciptanya siswa yang berprestasi.

Demikian halnya dengan pelajaran ekonomi, diharapkan siswa

tidak hanya sebatas memahami konsep pelajaran dan materi-materi

ekonomi saja. Namun lebih ditingkatkan lagi pada proses

pengaplikasiannya. Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi

diantaranya kecerdasan siswa, bakat siswa, kemampuan belajar, minat

siswa, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar,

kompetensi guru, serta kondisi masyarakat luas.

Menanggapi hal-hal tersebut, guru harus mampu

menyelenggarakan suatu pembelajaran yang lebih inovatif dan kondusif

agar dapat lebih melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa dengan

sendirinya dapat memahami dan mampu mengaplikasikan materi pelajaran

yang telah dipelajari. Pembelajaran kini harus lebih ditekankan pada

pengalaman belajar apa yang akan dimiliki siswa dari proses

pembelajaran.

Teknik variasi stimulus yang dapat dilakukan, yaitu variasi dalam

cara mengajar guru yang dibatasi hanya pada, penggunaan variasi suara

(Teacher Voice), Pemusatan Perhatian Siswa (Focusing), Kebisuan guru

atau kesenyapan (Teacher Silence), Mengadakan kontak pandang dan

gerak (Eye Contact and Movement) dan Gerakan badan mimik. Variasi

(47)

31

alat atau bahan yang dapat dilihat (Visual aids) yaitu alat atau media yang

termasuk ke dalam jenis ini ialah media slide. Sedangkan variasi pola

interaksi dan kegiatan siswa, variasi pola interaksi yang diharapkan adalah

pola-guru-murid-guru. Alasan mengapa memilih pola tersebut, diharapkan

setelah pembelajaran menggunakan variasi tersebut siswa dapat

memahamai apa yang disampaikan oleh guru dan ada balikan yang

diterima oleh guru juga yaitu hasil belajar siswa yang diatas KKM

Penerapan variasi stimulus tepat digunakan pada pembelajaran IPS

Ekonomi. Selain dapat mengatasi proses pembelajaran yang sering kali

monoton dan terasa membosankan, variasi stimulus dapat menigkatkan

motivasi belajar dan pemahaman siswa terhadap materi yang secara tidak

langsung akan meningkatkan hasil belajar IPS ekonomi siswa.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Hasil Belajar Siswa Rendah

Motivasi dan Pemahaman Siswa Meningkat Pemberian Variasi Stimulus

Hasil Belajar Siswa Meningkat

(48)

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap suatu masalah

sampai terbukti kebenarannya oleh data atau fakta yang dikumpulkan dari

lapangan.33

Hipotesis tindakan adalah penerapan variasi stimulus dapat

meningkatkan hasil belajar Ekonomi pokok bahasan Pendapatan Nasional

siswa kelas X tahun ajaran 2013-2014 di SMAN 12 Kota Tangerang

Selatan.

33

(49)

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan.

Bertempat di Jalan Cilenggang I khususnya kelas X-6. Peneliti memilih

tempat tersebut sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan dari hasil

observasi yang menunjukan bahwa di sekolah tersebut khususnya kelas

X-6 terdapat masalah-masalah yang harus segera diatasi. Salah satu masalah

tersebut adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Ekonomi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan Januari s/d

Maret Tahun ajaran 2013/2014. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel dibawah

Gambar

Gambar 3.1       : Model Penelitian Tindakan Kelas …………………………
Grafik 4.1   : Persentase N-Gain Siklus I ……………………………………     74
gambaran dan informasi yang benar dan mendalam tentang kondisi
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara kepada guru ekonomi kelas X dikuatkan dengan data angket yang telah didapat siswa menyatakan bahwa siswa kurang begitu senang dengan mata

” Penerapan Pembelajaran melalui Pendekatan Kontekstual Kecakapan Hidup (Life Skills) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi pokok bahasan Uang

1) Minat belajar siswa sudah meningkat, terlihat mulai dari siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas, siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi

Skripsi berjudul “Penerapan Metode Tanya Jawab Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Memahami Uang dan

Skripsi berjudul “Penerapan Metode Tanya Jawab Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Memahami Uang dan

Berkaitan dengan permasalahan yang ada, telah diberikan angket kepada siswa di SMA Yadika Bandar Lampung dan dilakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika

Shanti Tries Gustien (2013): Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru Menggunakan Variasi dalam Mengajar Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di

Oleh karena itu, peneliti “mengembangkan instrument tes hasil belajar kognitif mata pelajaran fisika siswa kelas X SMA Negeri Khusus Jeneponto” agar dapat