MINAT SISWA KELAS XI TERHADAP MATA PELAJARAN
TATA BOGA DI SMA NEGERI 1 TEMON
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh : Tomang Ade Prapanca
NIM. 07511241012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Anggaplah sebagai kebahagiaan apabila kita
jatuh ke dalam
berbagai cobaan, sebab kita tahu bahwa ujian menghasilkan
ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah
yang matang supaya kita menjadi sempurna dan utuh.”
Kupersembahkan karya ini untuk :
Kedua Ibu dan Bapakku
Ungkapan rasa hormat dan baktiku
Kedua saudaraku
Ungkapan rasa kasih dan sayangku
Sahabat hatiku
Ungkapan rasa cinta dan kasihku
Minat Siswa Kelas XI Terhadap Mata Pelajaran
Penelitian ini bertujuan mengetahui minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga pengolahan hasil laut di SMA N 1 Temon. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011-April 2012 yang dilaksanakan di SMA N 1 Temon.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA maupun IPS yang berjumlah 97 siswa, kemudian mengambil sampel penelitian sebanyak 78. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan angket (kuesioner), dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data dalam angket penelitian. Pengujian validitas instrument yang digunakan adalah validitas (content validity), diperoleh dengan cara uji validitas oleh para ahli (expert judgment). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas konsistensi internal teknik alpha cronbach dengan menggunakan bantuan program statistik SPSS 16.0 release for Windows. Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon ditinjau dari keseluruhan unsur yang mempengaruhi memiliki kecenderungan tinggi. Dengan Prosentase, kategori siswa yang memiliki minat sangat tinggi sebanyak 21,79 %, kategori tinggi sebanyak 71,79 %, kategori rendah sebanyak 6,41 %, dan kategori sangat rendah sebanyak 0 %. Minat siswa ditinjau dari unsur perhatian memiliki kecenderungan tinggi. Kategori siswa yang memiliki minat sangat tinggi 21 siswa (26,92 %), kategori tinggi 54 siswa (69,23 %), kategori rendah 3 siswa (3,85 %), dan kategori sangat rendah 0 siswa.Minat siswa ditinjau dari unsur kemauan yang mempengaruhi memiliki kecenderungan tinggi. Kategori siswa yang memiliki minat sangat tinggi 20 siswa (25,64 %), kategori tinggi 37 siswa (47,43 %), kategori rendah 20 siswa (25,64 %), dan kategori sangat rendah 1 siswa (1,28 %).Minat siswa kelas ditinjau dari unsur kesenangan yang mempengaruhi memiliki kecenderungan tinggi. Kategori siswa yang memiliki minat sangat tinggi 20 siswa (25,64 %), kategori tinggi 47 siswa (60,26 %), kategori rendah 11 siswa (14,10 %), dan kategori sangat rendah 0 siswa. Minat siswa ditinjau dari unsur motif yang mempengaruhi memiliki kecenderungan tinggi. Kategori siswa yang memiliki minat sangat tinggi 26 siswa (33,33 %), kategori tinggi 48 siswa (61,54 %), kategori rendah 4 siswa (5,13 %), dan kategori sangat rendah 0 siswa.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan semua limpahan, rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil objektif dari data yang diperoleh selama penelitian.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, serta pengarahan dari berbagai pihak maka laporan ini tidak dapat berjalan dengan lancar dan baik. Dengan kemampuan yang ada penulis berusaha menyusun laporan tugas akhir skripsi ini dan penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir skripsi yang sangat sederhana ini hasilnya masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka. Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universita Negeri Yogyakarta.
2. Noor Fitrihana, M.Eng, selaku ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Sutriyati Purwanti, M.Si, selaku Kaprodi Pendidikan Teknik Boga,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Prihastuti Ekawatiningsih, M.Pd. Penasehat Akademik mahasiswa
5. Yuriani, M.Pd, selaku dosen pembimbing pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada penyusunan laporan ini.
6. Drs. Slamet Riyadi selaku kepala SMA N 1 Temon yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SMA N 1 Temon
7. Sri Subekti A.S, SPd selaku pembimbing dari SMA N 1 Temon yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penelitian di SMA N 1 Temon.
8. Kedua Orang tua yang tidak pernah berhenti berdoa dan memberikan
dukungan kepada penulis.
Semoga bantuan, bimbingan serta pengarahan yang telah diberikan kepada Kami mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya Kami mengharapkan semoga laporan Tugas Akhir Skripsi yang sangat sederhana ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
Yogyakarta, April 2012
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL...
LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR SKRIPSI... MOTTO DAN PERSEMBAHAN...
A. Latar Belakang Masalah………... B. Identifikasi Masalah………. C. Batasan Masalah………...
C. Mata Pelajaran Tata Boga Di SMA N 1 Temon….……….. D. Kerangka Berfikir..……… E. Penelitian yang Relevan………... BAB III. METODE PENELITIAN………..
A. Pendekatan Penelitian….……….. B. Waktu dan Tempat Penelitian...………... C. Variabel Penelitian...………..……….. D. Populasi dan Sampel Penelitian………... E. Definisi Operasional Variabel Penelitian...………... F. Metode Pengumpulan Data.……….
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Ruang lingkup pembelajaran tata boga pengolahan hasil laut kelas XI di SMA N 1 Temon……….
Tabel 2. Distribusi sampel siswa kelas XI siswa SMA N 1 Temon.……... Tabel 3. Penentuan sampel untuk setiap kelas……….………… Tabel 4. Pemberian skor pada tiap item untuk pernyataan ... Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Minat Siswa Kelas XI Terhadap Mata
Pelajaran Tata Boga Di SMA N 1 Temon……...……….. Tabel 6. Pedoman pemberian skor interprestasi terhadap koefisien
korelasi……….. Tabel 7. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian .………...………. Tabel 8. Kondisi Kelas di SMA N 1 Temon……….. Tabel 9. Hasil statistik deskriptif keseluruhan minat siswa.……… Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Keseluruhan Minat Siswa ... Tabel 11. Distribusi Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari
Keseluruhan Unsur Minat yang mempengaruhi ….………..
Tabel 12. Hasil statistik deskriptif minat siswa ditinjau dari unsur
perhatian………
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Data Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur Perhatian……… Tabel 14. Distribusi Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari unsur
perhatian………
Tabel 15. Hasil statistik deskriptif minat siswa ditinjau dari unsur
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Data Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur Kemauan………...
Tabel 17. Distribusi Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari unsur kemauan………. Tabel 18. Hasil statistik deskriptif minat siswa ditinjau dari unsur
kesenangan………
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Data Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur Kesenangan………
Tabel 20. Distribusi Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari unsur kesenangan………
Tabel 21. Hasil statistik deskriptif minat siswa ditinjau dari unsur motif…. Tabel 22. Distribusi Frekuensi Data Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur
Motif………..
Tabel 23. Distribusi Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari unsur motif………..
61
62
64
65
66 68
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Berfikir Penelitian Minat Siswa
Terhadap Mata Pelajaran Tata Boga di SMA N 1 Temon……… Gambar 2. Grafik Frekuensi Data Keseluruhan Minat Siswa……… Gambar 3. Grafik Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari Keseluruhan
Unsur Minat yang Mempengaruhi ……….
Gambar 4. Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur Perhatian………...
Gambar 5. Grafik Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari Unsur
Perhatian………...
Gambar 6. Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur
Kemauan………...
Gambar 7. Grafik Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari Unsur
Kemauan………...
Gambar 8. Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur Kesenangan………...
Gambar 9. Grafik Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari Unsur
Kesenangan………... Gambar 10. Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur Motif………...
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Kisi-kisi instrument dan angket penelitian Lampiran 2. Tabulasi data penelitian di SMA N 1 Temon
Lampiran 3. Perhitungan besarnya minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Pendidikan menjadi bagian penentu kemajuan dan ketahanan suatu bangsa di masa depan. Pendidikan merupakan jalur alternatif strategis dalam mencerdaskan bangsa dan modal utama pembangunan suatu bangsa. Maka kemajuan, kesejahteraan dan pembangunan bangsa tercapai, jika sumber daya manusianya berkualitas. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas tergantung pada mutu pendidikan. Lembaga pendidikan yang berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) karena disini peserta didik dibekali dengan pembelajaran yang bermutu, professional dan mengedepankan hak subjek didik sehingga mampu mengembangkan potensi peserta didik agar cerdas dalam akademik, terampil dalam life skill dan berkarakter budi luhur dilandasi iman dan takwa.
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
SMA Negeri 1 Temon dari tahun ke tahun mampu meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya dilihat dari keberhasilan kegiatan belajar mengajar saja yang merupakan keterpaduan dari komponen pendidikan, seperti : kurikulum, tenaga, sarana dan prasarana pendidikan, namun juga ditinjau dari prestasi yang diraih seorang anak didik. Prestasi tersebut lebih merupakan hasil kecerdasan dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Minat terhadap sesuatu hal akan timbul apabila seseorang menaruh perhatian terhadap obyek. Perhatian ini dapat terjadi dengan sendirinya karena pengaruh dari luar, terutama dari orang tua maupun guru.
Tidak semua lulusan SMA dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi atau ke perguruan tinggi. Sebagian diantaranya harus masuk dunia kerja. Sehubungan dengan hal tersebut, maka di SMA N 1 Temon mengambil kebijakan dengan memberikan mata pelajaran tata boga di semua kelas, dari kelas X sampai dengan kelas XII. Mata pelajaran tata boga adalah salah satu mata pelajaran bagian dari pengembangan diri. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya membentuk watak dan kepribadian siswa yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan guna mengembangkan kreativitas dan menekankan kecakapan hidup sesuai dengan minat bakat yang dimiliki siswa.
kewenangannya sehingga dapat mengembangkan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Kegiatan pendidikan diberikan antara lain melalui sejumlah mata pelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan bervariasi bagi siswa. Oleh sebab itu mata pelajaran tata boga adalah satu bagian untuk memberi bekal kepada siswa agar adaptif, kreatif, dan inovatif. Mata pelajaran tata boga diarahkan agar siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) yang meliputi ketrampilan personal dan sosial. Oleh karena itu satuan pendidikan perlu mempertimbangkan minat dan bakat siswa serta potensi lokal, lingkungan budaya, kondisi ekonomi dan kebutuhan daerah.
Pembelajaran dirancang secara sistematis melalui tahapan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai tahapan evaluasi pembelajaran. Mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon diberikan dalam bentuk teori dan praktek. Siswa diharapkan sungguh-sungguh dalam mengikuti baik berupa mata pelajaran praktek maupun teori. Pengalaman yang diperoleh siswa dari pelaksanaan pembelajaran kegiatan tata boga mempunyai daya tarik tersendiri. Ketertarikan siswa untuk mengikuti kegiatan ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya cara guru mengajar, pengetahuan yang diberikan, dorongan pribadi karena ingin terampil dalam mengolah bahan pangan dan minat tersebut dari diri siwa yang mendorong siswa untuk menyukai kegiatan ini.
pengolahan hasil laut. Para siswa diajarkan untuk mengolah hasil laut menjadi berbagai macam jenis olahan makanan seperti nugget ikan, otak-otak ikan, siomay, bakso ikan, dan berbagai jenis olahan dari ikan lainnya. Minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran tersebut tergolong kurang, hal terebut dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar kurang, penguasaan materi yang telah diajarkan oleh guru tidak diserap dengan baik oleh siswa, pada saat praktek pengolahan hasil laut kebanyakan siswa masih banyak yang belum menguasai resep, sehingga masih harus bertanya kepada guru dan melihat resep pada saat proses praktek pengolahan berlangsung.
Uraian di atas menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan (keinginan dan kesukaan) terhadap sesuatu. Semakin besar minat seseorang terhadap sesuatu, perhatiannya akan lebih mudah tercurah pada hal tersebut. Minat itu bukan suatu satuan psikologis yang berdiri sendiri melainkan hanyalah merupakan salah satu dari beberapa segi tingkah laku. Orang yang berminat pada sesuatu akan memberikan perhatian padanya, mencarinya, mengarahkan dirinya, atau berusaha mencapai atau memperoleh nilai sesuatu yang bernilai baginya. Oleh karena itu, perlu diteliti minat siswa terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat di buat suatu identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Tidak semua lulusan SMA dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi sehingga perlu dilakukan pembekalan kepada siswa SMA agar adaptif, kreatif, dan inovatif melalui kegiatan pengembangan diri berupa mata pelajaran tata boga.
2. Siswa tidak antusias dalam mengikuti mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon.
3. Penguasaan materi ajar yang telah diberikan oleh guru tidak diserap dengan baik oleh siswa
C. BATASAN MASALAH
Dari identifikasi masalah di atas jelaslah banyak hal yang perlu diteliti untuk mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon. Tetapi Mengingat adanya keterbatasan sarana, prasarana, tenaga, waktu dan biaya, maka perlu adanya pembatasan masalah. Cakupan masalah dibatasi pada minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga pengolahan hasil laut di SMA N 1 Temon.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Bagaimana minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga pengolahan hasil laut di SMA N 1 Temon?
E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga pengolahan hasil laut di SMA N 1 Temon
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Memberikan informasi tentang seberapa besar minat siswa terhadap
mata pelajaran tata boga pengolahan hasil laut di SMA N 1 Temon yang diharapkan dapat mengupayakan cara-cara untuk lebih meningkatkan ketrampilan siswa sebagai bekal masa depan nanti. b. Setelah diketahui minat peserta didik terhadap pembelajaran mata
pelajaran ketrampilan tata boga pengolahan hasil laut diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pendidik dalam memberikan keterampilan sebagai bekal ketrampilan bagi peserta didik yang tidak bisa melanjutkan jenjang pendidikan diatasnya khususnya peserta didik di SMA N 1 Temon
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi dalam upaya peningkatan minat untuk menekuni mata pelajaran ketrampilan tata boga pengolahan hasil laut. 3. Bagi peneliti
a. Masukan untuk meningkatkan minat terhadap mata pelajaran
ketrampilan tata boga.
b. Mengetahui gambaran tentang minat siswa terhadap mata pelajaran ketrampilan tata boga khususnya pengolahan hasil laut di SMA N 1 Temon.
c. Dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta pengetahuan tentang
BAB II KAJIAN TEORI
A. Minat
1. Pengertian Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat menurut Hilgard (Slameto, 2010: 57) adalah “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some
activity or content”. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
seseorang untuk terus ingin memilikinya atau mempelajarinya. Hal tersebut diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi. Pola-pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesukaan orang dengan pekerjaannya. Begitupun juga tingkat prestasi ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat.
Slameto (2010: 180) menjelaskan bahwa, suatu minat dapat diekpresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat merupakan faktor penting yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktifitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.
motivasi untuk perhatian yang hal itu dimulai dari adanya unsur pengenalan, kemauan dan emosi terhadap suatu kegiatan atau pekerjaan yang disertai juga adanya unsur harapan dan kebutuhan terhadap hasil atau pengaruh dari kegiatan itu terhadap dirinya. Kemauan ini benar-benar tumbuh dari dalam hati nuraninya sendiri tanpa adanya paksaan atau perintah dari orang lain kemudian diikuti adanya keinginan untuk mengetahui dan mempelajari, mengerjakan serta membuktikan lebih lanjut pada akhirnya dapat mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
2. Fungsi Minat
Minat sangat berfungsi bagi manusia karena dapat mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya, sehingga dapat membawa manusia pada hal-hal yang dianggap tidak perlu menjadi sesuatu yang bermanfaat pada dirinya, karena timbulnya kesadaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa membebani orang lain.
akan tetapi terbentuk melalui proses yang dilakukannya. Akan tetapi ada pengaruh juga dari luar dirinya termasuk lingkungan. Adapun proses minat menurut Ngalim Purwanto (2003: 75), terdiri dari :
a. Motif (alasan dasar, pendorong)
b. Perjuangan motif. Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif yang bersifat luhur, rendah, dan disini harus dipilih.
c. Keputusan. Saat situasi penting yang berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tidak mungkin seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang sama.
d. Bertindak sesuai keputusan yang diambil.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Maka dari itu minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat faktor-faktor atau situasi yang dihubungkan dengan ciri-ciri atau kebutuhan sendiri. Jadi sesuatu yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya, sejauh yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.
harapan, kebutuhan, dan motivasi atau dorongan sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar dirinya atau karena pengaruh dari orang lain atau lingkungannya seperti dukungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat
a. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik yaitu sesuatu yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa ada pengaruh dari luar. Faktor intrinsik tersebut meliputi:
1) Kemauan
Kemauan adalah dorongan yang terarah pada tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian akan memunculkan minat individu yang bersangkutan.
Menurut Abu Ahmadi (1999), kemauan adalah dorongan dari dalam secara sadar, berdasarkan pertimbangan pemikiran dan perasaan, serta seluruh pribadi seseorang yang menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan hidup pribadinya. Ada beberapa ciri-ciri kemauan sebagai berikut:
a) Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang
b) Gejala kemauan berhubungan erat dengan suatu tujuan. Kemauan mendorong timbulnya perhatian atau minat-minat tertentu, mendorong munculnya perilaku kearah tercapainya suatu tujuan tertentu. Maka gejala kemauan menghendaki adanya aktivitas pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
c) Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perilaku
kemauan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan pemikiran yang menentukan benar salahnya perilaku kemauan, maupun pertimbangan perasaan yang menentukan baik buruknya atau halus tidaknya perilaku kemauan.
d) Gejala kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan
pemikiran dan perasaan saja, tetapi seluruh pribadi individu turut memberikan pertimbangan, pengaruh dan corak perilaku kemauan.
Kemauan merupakan dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan dikembalikan oleh pertimbangan-pertimbangan akal budi (Kartini Kartono, 1996). Menurut Abu Ahmadi (1999) ada beberapa hal yang mempengaruhi timbulnya suatu minat, yaitu:
a) Keadaan fisik merupakan pengaruh yang berhubungan
b) Keadaan materi, yang dimaksud adalah bahan-bahan, syarat-syarat, alat-alat yang dipergunakan untuk melaksanakan keputusan kemauan.
c) Keadaan psikis, yaitu kondisi jiwa dan mental, termasuk
intelek dan kesanggupan-kesanggupan yang lain, mampu atau tidaknya menentukan dan melaksanakan keputusan kemauan.
d) Kata hati ini benar-benar berperan penting. Keputusan kata hati dapat mengalahkan pertimbangan yang lain. Sebagai imbangan pelaksanaan, keputusan itu ditempuh dengan sepenuh hati.
Kemauan merupakan suatu hal yang menyebabkan seorang manusia sanggup melakukan berbagai tindakan yang perlu untuk mencapai tujuan tertentu, kemauan menjadi salah satu faktor penggerak seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu.
2) Kebutuhan
a) Kebutuhan fisik
b) Kebutuhan memiliki rasa aman c) Kebutuhan sosial
d) Kebutuhan akan penghargaan e) Kebutuhan aktualisasi diri
Kelima kebutuhan tersebut bersifat hierarkhis. Artinya kebutuhan yang lebih tinggi akan terpenuhi apabila kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi. Minat seseorang juga dipengaruhi oleh kebutuhan. Sebagai contoh, minat siswa dalam mengikuti pelajaran tata boga didasarkan karena merupakan kebutuha aktualisasi diri yang bertujuan untuk mengembangkan potensinya dan pemenuhan diri.
3) Motivasi
Motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, kosep diri, sikap, dan sebagainya. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi, mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi tapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan pengajar (Slameto, 2010: 170).
tersebut. Motivasi bekerja yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk meencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai dengan motivasi karena minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti
dorongan atau menggerakkan. Menurut Greenberg (Djaali, 2008: 25) motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Motivasi merupakan salah satu hal yang melatar belakangi individu melakukan sesuatu unuk mencapai tujuan tertentu.
Pentingnya motivasi adalah karena motivasi yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja dengan giat dan antusias mencapai hasil yang yang optimal. Motivasi sangat penting dalam upaya untuk mencapai prestasi di sekolah, dan yang harus dibangun adalah komponen guru dan siswa.
Ngalim purwanto (2003: 70) menyebutkan bahwa, fungsi motivasi adalah sebagai berikut:
a) Pendorong manusia untuk berbuat atau bertindak, jadi
b) Menentukan arah perbuatan yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c) Menyeleksi perbuatan, menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan guna mencapai tujuan dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motifasi berfungsi sebagai kekuatan pendorong, penentu arah, dan penyeleksian suatu tindakan yang akan dilakukan guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan dari beberapa pendapat tentang fungsi motivasi, tentunya sangat besar manfaatnya bagi diri seseorang dimana motivasi merupakan suatu tenaga pendorong untuk melakukan sesuat. Bila motivasi itu besar tentu pengaruh yang didapatkannya akan semakin baik, dan sebaliknya bila motivasi yang dimiliki itu kecil maka tujuan yang diinginkan juga kurang baik. Motivasi yang dimiliki akan lebih mengarahkan tindakan seseorang cenderung intensif sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Faktor Ekstrinsik
diantaranya meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan mass media.
1) Dukungan Keluarga
Dukungan adalah suatu sikap, pemberian bantuan atau perhatian. Dalam hal ini, dukungan yang paling besar berasal dari orang tua diartikan sebagai sikap atau pemberian bantuan, perhatian dan rasa sayang yang diberikan orang tua kepada anaknya atau anggota keluarga. Pemberian dukungan dapat berupa teguran, pengarahan, membantu dalam menghadapi kesulitan ataupun menegur, memberi hukuman apabila berbuat kesalahan
Siswa adalah bagian dari keluarga semenjak kecil hingga dewasa dan diasuh oleh orang dewasa yaitu orang tua. Perhatian, peran, dan dukungan orang tua memiliki pengaruh yang besar karena keluarga juga merupakan pendidikan dasar dan lembaga pendidikan alamiah yang memiliki fungsi edukatif yang sangat besar. Hal ini sejalan dengan pendapat. Interaksi dalam kelurga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap corak, tingkah laku, sifat anak dan orang tualah yang memilii peran penting terhadap proses sosialisasi anak.
orang tua dalam mendidik anak sangat penting guna menunjang dalam pendidikan formalnya dimana dalam proses belajar anak tidak lepas dari bimbingan orang tua terhadap anak pada saat anak belajar di rumah atau di lingkungan keluarga. Cara belajar anak atau siswa di sekolah maupun di luar sekolah bukan mutlak dari siswa akan tetapi, adanya dukungan dari orang tuanya. Dukungan tersebut diharapkan dapat menunjang keberhasilan sekolah anak.
2) Lingkungan sekolah
Menurut Slameto (2010: 64) Faktor lingkungan sekolah yang mempengeruhi belajar sehingga menyebabkan timbulnya minat terhadap mata pelajaran, yaitu:
a) Metode mengajar
seefektif mungkin sehingga siswa juga memiliki minat yang besar terhadap mata pelajaran tersebut.
Uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar guru yang kurang baik itu dapat terjadi misalya kurangnya penguasaan bahan ajar sehingga guru menyajikannya tidak jelas sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau guruya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
b) Relasi guru dengan siswa
Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
c) Relasi siswa dengan siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Jika hal ini terjadi, segeralah siswa diberi pelayanan bimbingan dan penyuluhan agar ia dapat diterima kembali ke dalam kelompoknya. Menciptakan relasi baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar dan minat siswa.
keadaan lingkungan sekolah, akan berakibat pada anak yang cenderung kurang berminat terhedap pembelajaran tertentu di sekolah tersebut, dan sebaliknya apabila siswa dapat menyesuaikan dengan kondisi/keadaan di lingkungan sekolah, maka minat siswa tersebut akan lebih besar untuk belajar.
3) Mass media
Menurut Slameto (2010: 70), yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar di masyarakat. Telah kita pahami bahwa media massa memberikan berbagai menu kepada masyarakat. Misalnya berupa berita, perilaku, dan gambar-gambar. Semua informasi dari media massa tersebut memberikan landasan kognitif bagi mterbentuknya sikap dan minat terhadap suatu hal. Pesan-pesan, berita atau informasi dari media massa tersebut memberikan sugesti terhadap afeksi bagi terbentuknya sikap dan minat seseorang (Sudiyono, 2005: 67)
4. Unsur-unsur Minat
Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu tersebut memiliki beberapa unsur, antara lain:
a. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya (Slameto, 2010: 105). Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Waktu dan tenaga akan dikorbankan demi aktivitas tersebut. Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi.
maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil belajarnya (Kartono, 1996).
b. Perasaan Senang
Minat dan perasaan senang terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang, juga akan kurang berminat, dan sebaliknya. Biasanya seseorang mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan senang atau menarik bagi dirinya, maka hasil pekerjaannya akan memuaskan dari pada dia mengerjakan pekerjaan yang dia tidak senangi.
Bila perasaan itu dinilai sebagai suatu yang berharga, maka timbulah perasaan senang. Sebaliknya bila pekerjaan bidang jasa boga tidak dianggap bernilai, maka timbulah perasaan tidak senang. Perasaan senang meliputi rasa gembira, rasa puas, rasa simpati, dan lain sebagainya. Perasaan tidak senang meliputi rasa takut, rasa cemas, rasa gelisah, rasa marah,dan lain sebagainya. Penilaiaan yang positif tercangkup dalam perasaan senang, sedangkan penilaiaan yang negatif tercangkup dalam perasaan tidak senang.
atau sebagai innert feling adalah perasaan yang dialami oleh individu disertai adanya perilaku perbuatan yang menampak. 3) Expectancy feeling dan release feeling. Expectancy feeling adalah sesuatu perasaan dapat dialami oleh individu sbagai sesuatu yang belum nyata, sesuatu yang masih dalam pengharapan. Sedangkan release feeling perasaan dapat dialami oleh individu karena sesuatu itu telah
nyata. c. Motif
Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat didasari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya. Motif merupakan rangsangan, dorongan dan pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Pengertian motivasi mempunyai 4 elemen penting, yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energy pada setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke tujuan yang akan dicapai. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
B. Karakteristik Siswa Kelas XI di SMA N 1 Temon
Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti tabiat watak, pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap. Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan.
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki. Keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Beberapa tujuan mengapa seorang guru harus mengetahui karakteristik siswa/peserta didik:
a. Mengetahui tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan dalam
memberikan materi baru dan lanjutan.
b. Mengatahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar siswa, hal ini
berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan.
c. Mengetahui latar belakang sosial dan keluarga siswa. Meliputi tingkat
pendidikan orang tua, sosial ekonomi, emosional dan mental sehingga guru dapat menyajikan bahan serta metode lebih serasi dan efisien. d. Mengetahui tingkat pertumbuhan, penguasaan, perkembangan, aspirasi
Berdasarkan hasil pengamatan di SMA N 1 Temon khususnya dikelas XI bahwa secara garis basar untuk penguasaan materi yang telah diajarkan oleh guru tidak diserap dengan baik oleh siswa, hal ini dibuktikan dengan pada saat praktek pengolahan hasil laut kebanyakan siswa masih banyak yang belum menguasai resep, sehingga masih harus bertanya kepada guru dan melihat resep pada saat proses praktek pengolahan berlangsung.
C. Mata Pelajaran Tata Boga di SMA N 1 Temon
Tabel 1. Ruang lingkup pembelajaran tata boga pengolahan hasil laut kelas XI di SMA N 1 Temon
Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar I
2. Bumbu dan pengaroma 3. Praktikum pengolahan ikan
dengan menggunakan resep bumbu Indonesia (bakso ikan bumbu Bali)
4. Praktikum pengolahan ikan dengan menggunakan resep bumbu kari
5. Praktikum pengolahan ikan dengan menggunakan resep bumbu Indonesia (Abon ikan bumbu tumis)
II (genap)
A. Menerapkan dasar-dasar sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja
1. Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja
2. Ruang lingkup sanitasi dan peranan sanitasi
3. Menerapkan kesehatan dan kebersihan diri
4. Menerapkan prinsip dasar hegiene makanan
B. Diversivikasi pengolahan ikan
1. Pengolahan nugget ikan 2. Pengolahan siomay ikan 3. Pengolahan otak-otak ikan Sumber : Silabus Ketrampilan Pengolahan Hasil Laut 2011/2012
D. Kerangka Berfikir
manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Keterangan Kolom :
: Tidak Diteliti : Diteliti
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Berfikir Penelitian Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran Tata Boga di SMA N 1 Temon
E. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dialakukan oleh Retno Nur Astuti yang berjudul “Minat Siswa Terhadap Pekerjaan Bidang Boga Pada Kelas III Di SMK Negeri 1 Sewon Bantu Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat
terhadap pekerjaan bidang boga paling tinggi pada siswa kelas III di SMK Negeri 1 Sewon Bantul adalah sebagai waiter dengan persentase e sebesar 50%. Minat pada pekerjaan bidang boga dari indikator pengalaman termasuk pada kategori sangat tinggi dengan persentase 72,5% dan rerata ideal 12,5. Minat pada pekerjaan bidang boga dari indikator harapantermasuk ketegori sangat tinggi sebesar 67,5% dan
Minat Siswa Kelas XI terhadap Mata Pelajaran Tata Boga di SMA N 1 Temon
Unsur Minat : 1. Perhatian 2. Kemauan 3. Kesenangan 4. Motif
Faktor Penentu Minat :
rerata ideal 27,5. Minat pada pekerjaan bidang boga dari indikator perhatian termasuk pada kategori tinggi dengan persentase 70% dan rerata 37,5. Minat pada pekerjaan bidang boga dari indikator dorongan/motif termasuk pada kategori tinggi dengan persentase 60% dan rerata ideal 12,5. Minat pada pekerjaan bidang boga dari indikator perasaan senang termasuk pada kategori tinggi dengan perentase 58,75% dan rerata ideal 7,5. Minat pada pekerjaan bidang boga pada siswa kelas III di SMKN 1 Sewon Bantul dari nilai total termasuk pada kategori tinggi dngan persentase 66,25% dan rerata ideal 97,5. Dimensi minat yang paling tinggi adalah dari indikator pengalaman.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Safitri yang berjudul “Faktor
-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Siswa Kelas X Dalam Memilih Program Keahlian Jurusan Patiseri Ditinjau Dari Faktor Intrinsik Dan Ekstrinsik di SMK N 6 Yogyakarta hasil penilaiaan menunjukan bahwa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Siswa Kelas X Dalam Memilih Program Keahlian Jurusan Patiseri di SMK N 6 Yogyakarta adalah faktor intrinsik terdiri dari faktor kemauan yang mempengaruhi minat siswa kelas X sebanyak 85%, memiliki kesesuaian yang “sangat
tinggi”atau “sangat mempengaruhi”, fakor kesenangan sebanyak 72,5%
memiliki kesesuaian “tinggi” atau “berpengruh, faktor motivasi sebanyak 75% memiliki kesesuaian “tinggi” atau “berpengaruh”. Faktor ekstrisik
sekitar sebanyak 60% memiliki kesesuaian “rendah” atau “kurang
mempengaruhi” dan faktor media sebanyak 85% memiliki kesesuaiaan
“sangat tinggi” atau “sangat mempengaruhi”. Denagn kata lain secara
keseluruhan faktor instrinsik dan ekstrinsik memiliki kesesuaiaan “tinggi” atau “berpengaruh” terhadap minat siswa kelas X dalam memilih
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Menurut Moh.Nazir (1988: 13), penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip, suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Menurut Hillway (Nazir, 1988: 13) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Sedangkan Whitney (Nazir, 1988: 13) menyatakan, bahwa di samping untuk memperoleh kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan secara sungguh-sungguh dalam waktu yang lama. Dengan demikian penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran, sehingga penelitian juga merupakan metode berpikir secara praktis.
melukiskan secara cermat dan sistematis fakta, gejala, fenomena, opini atau pendapat, sikap, dan menggambarkan (to describe) suatu kejadian.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian dengan judul “Minat Siswa Kelas XI Terhadap Pelajaran Tata Boga Di SMA N 1 Temon”.
Tempat : SMA N 1 Temon
Kebonrejo, Temon, Kulon Progo Waktu : Februari 2012-Maret 2012
C. Variabel Penelitian
Variable adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Selain itu variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values).
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi adalah sekumpulan anggota subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi akan menjadi wilayah generalisasi kesimpulan hasil penelitian Endang Mulyatiningsih (2011: 10). Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA N 1 Temon sebanyak 97.
2. Sampel
sampel minimal yang harus diambil sebanyak 78.Distribusi Sampel Siswa Kelas XI SMA N 1Temon dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Sampel Siswa Kelas XI SMA N 1 Temon
No. Kelas Jumlah siswa
Sampel yang diperoleh merupakan kepercayaan 95% atau dengan taraf kesalahan 5 % terhadap populasi. Cara penentuan sampel untuk setiap kelas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Penentuan Sampel Untuk Setiap Kelas No Kelas Jumlah Sampel
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Minat
diikuti adanya keinginan untuk mengetahui dan mempelajari, mengerjakan serta membuktikan lebih lanjut pada akhirnya dapat mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
2. Pembelajaran tata boga di SMA
Kegiatan pengembangan diri berupa mata pelajaran tata bogadi SMA diberikan antara lain melalui sejumlah mata pelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan bervariasi bagi siswa yang bertujuan untuk memberi bekal kepada siswa agar adaptif, kreatif, dan inovatif sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) yang dimiliki.
F. Metode Pengumpulan Data
Ada 3 (tiga) teknik untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode angket, dokumentasi, dan wawancara. a. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan-pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pengalaman dan keyakinan pribadi responden.kelebihan dari metode ini yaitu memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan, karena responden tinggal memilih jawaban yang ada sesuai dengan keadaannya
Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 29), pengambilan data dengan angket memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden
3) Dapat dijawab oleh responden sesuai kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.
5) Dapat dibuat standart sehingga bagi semua responden diberi pertanyaan yang benar-benar sama
Dalam penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup.Angket tertutup adalah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan- pertanyaan tersebut. Instrumen dalam penelitian ini berupa sistem angket yang berisi butir-butir pernyataan untuk diberi tanggapan atau dijawab oleh subjek. Penggunaan angket tertutup didasarkan pada pertimbangan, yaitu: (1) jawaban sudah standar, sehingga mudah dibandingkan dengan responden lain, (2) jawaban mudah dikode dan dianalisis, (3) responden menjadi lebih mengerti tentang makna pertanyaan sebab disediakan kemungkinan jawaban, (4) jawaban lengkap dapat diperoleh peneliti, dan (5) memudahkan responden memberikan jawaban (Suyata, 1994: 40-41).
Tabel 4. Pemberian skor pada tiap item untuk pernyataan
No Alternatif Jawaban Skor
Positif (+) Negatif (-)
1 Sangat setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Kurang setuju 2 3
4 Tidak setuju 1 4
Sumber : Sugiyono (2010: 135) b. Dokumentasi
Guba dan Lincoln (Lexy J. Moleong, 2005: 216-217) menjelaskan istilah dokumen yang dibedakan dengan record. Definisi dari record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Sedang dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.
Menurut Sugiyono (2010: 329), dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumenter dapat berbentuk tulisan, gambar, dan karya. Bentuk tulisan, seperti catatan harian, life histories, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan, dan lainnya.Bentuk gambar, seperti; foto, gambar hidup, sketsa, dan lainnya.Bentuk karya, seperti; karya seni berupa gambar, patung, film, dan lainnya.
berupa foto (gambar) yang dapat memberikan informasi bagi proses penelitian.
c. Metode Wawancara
Interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses Tanya jawab lisan, dimana 2 (dua) orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 30) wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu berupa persiapan-persiapan pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan serta alat tulis untukmenuliskan jawaban yang diterima (Suharsimi Arikunto, 2005: 136). Prosedur dalam pengadaan instrumen yang baik adalah:
1. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menentukan variable dan kategori variable
2. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala dan penyusunan pedoman wawancara
3. Penyuntingan yaitu melengkapi instrument dengan pedoman mengajukan surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang diperlukan
4. Uji coba baik dalam skala kecil maupun besar
5. Penganalisaan butir analisis item, melihat pola jawaban, peninjauan saran-saran dan sebagainya.
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh waktu uji coba.
Pernyataan dalam angket minat siswa terhadap mata pelajaran tata boga
Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Minat siswa
H. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrument berguna untuk mengetahui tingkat kesahihan dan kendala instrumen, uji coba dapat dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas, karena validitas dan reliabilitas merupakan ketentuan pokok untuk menilai suatu alat ukur.Uji coba ini dilakukan sebelum angket digunakan pada penelitian sesungguhnya.Untuk memperoleh data pada penelitian ini digunakan instrument penelitian yang disusun atas dasar kisi-kisi dari tiap variabel penelitian.
Sebelum angket disebarkan kepada responden maka menggunakan try out (uji coba) terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa
yang tidak menjadi sampel penelitian untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Baik buruknya instrumen akan berpengauh terhadap benar tidaknya data yang diperoleh. Hal tersebut sangat menentukan kualitas penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting yaitu valid dan reliabel. Uji coba instrument dilakukan pada 10 orang siswa dari 97 populasi yang tidak menjadi sampel penelitian. Adapun tahapan dalam analisis instrument, antara lain:
1. Uji validitas
tinggi, begitu juga sebaliknya apabila validitas rendah berarti instrument kurang valid.
Uji validitas instrument yang digunakan adalah validitas (content validity), diperoleh dengan cara uji validitas oleh para ahli (expert judgment) yaitu 1 (satu) orang guru pengampu mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon dan 1 (satu) dosen dari program studi pendidikan teknik boga FT UNY. Cara ini untuk menganalisa dan mengevaluasi secara sistematis apakah butir instrument telah memenuhi apa yang hendak diukur.
Tahapan pengujian validitas instrument merupakan pengukuran butir-butir kuesioner variabel minat siswa terhadap mata pelajaran tata boga. Butir-butir kuesioner tersebut disusun dan diuji validitasnya apakah butir-butir tersebut valid (reliabel) atau tidak valid (tidak reliabel). Apabila terdapat butir kuesioner yang tidak valid, maka butir kuesioner tersebut gugur dan tidak digunakan.
Setelah butir-butir soal yang valid atau sahih, penulis menyusun kembali kisi-kisi dari variabel minat siswa terhadap mata pelajaran tata boga, yang selanjutnya butir-butir soal tersebut digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya.
2. Uji reliabilitas
dipercaya, jadi dapat diandalkan. Suatu instrument dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Suharsimi Arikunto, 2006: 86). Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas dapat dituliskan sebagai berikut :
r I I = −1 ( 1−
Untuk mengetahui bahwa data itu reliabilitasnya tinggi, sedang, maupun rendah, dapat dihitung koefisien reliabilitasnya dengan menggunakan rumus tersebut dan diinterprestasikan dengan berpedoman pada ketentuan yang tertera pada Tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Pedoman pemberian interprestasi terhadap koefisien korelasi Interval Koefisien (r) Tingkat Hubungan
Koefisien tersebut kemudian dibandingkan dengan patokan yang digunakan sebagai tolak ukur. Dari perbandingan diantara nilai hitung dan nilai pada patokan akan terlihat bahwa instrument tersebut memiliki keterandalan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, atau sangat rendah.
Perhitungan uji reliabilitas butir dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.
Tabel 7. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian
Variabel Koefisien Alpha Keterangan
Minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon
0,939 Sangat tinggi
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil pengukuran uji reliabilitas yang disajikan pada Tabel 7 menunjukan bahwa alat ukur variabel minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon mempunyai keterandalan sangat tinggi dengan koefisien alpha 0,939.
I. Teknik Analisis Data
memaparkan dan menggambarkan secara obyektif data yang diperoleh tanpa bertujuan menguji hipotesis.
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon adalah statistik deskriptif dengan prosentase. Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang berfungsi untuk mengumpulkan data, menentukan nilai-nilai statistik dan pembuatan diagram atau grafik mengenai suatu hal agar mudah dibaca dan dipahami. Analisis deskriptif untuk masing-masing variable penelitian digunakan untuk menentukan harga rata- rata hitung (M), simpangan baku (SD), Median (Me), dan Modus (Mo) yang rumusnya sebagai berikut :
Me = ∑�
Keterangan :
Me = Mean (rata-rata) ∑ = Epsilon (baca jumlah)
Xi = Nilai x ke I sampai ke n
N = Jumlah individu (Sugiyono, 2010: 49)
Median = +
1 2 −�
Keterangan :
b = batas bawah, dimana median akan terletak n = banyak data/jumlah sampel
F = Jumlah semua frekuensi sebelum Kelas median
F = Frekuensi Kelas median (Sugiyono, 2010: 53)
Modus = + 1
1+ 2
Keterangan :
b = batas klas interfal dengan frekuensi terbanyak p = panjang klas interfal
b1 = frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interfal terbanyak) dikurangi klas interfal terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi klas interfal berikutnya.
(Sugiyono, 2010: 52)
Untuk memperoleh distribusi frekuensi digunakan perhitungan Interval Kelas, Rentang Interval, dan Panjang Interval. Adapun rumus perhitungannya menurut Sugiyono (2010: 36) adalah sebagai berikut:
Interval Kelas = 1 + 3,3 Log n (jumlah sampel) Rentang Interval = (nilai tertinggi – nilai terendah) + 1
Panjang Interval = �
Simpangan baku = ∑ � � −
∑ � � Keterangan :
F = frekuensi X = titik tengah
Tujuan analisis deskriptif adalah untuk mengidentifikasi kecenderungan sebaran dari masing-masing variable penelitian atau menggambarkan suatu keadaan dengan apa adanya tanpa dipengaruhi dari dalam diri peneliti.
Untuk mengidentifikasi kecenderungan rata-rata tiap variable digunakan rerata (M) ideal dan simpangan baku ideal (SD) tiap variable dimana:
Mi = 1
2 ( − )
SDi = 1
6 ( − )
Kecenderungan tiap-tiap variable digolongkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Sekolah
a. Profil SMA N 1 Temon
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Temon (SMA N 1 Temon) merupakan sekolah yang berstatus Negeri. Sekolah ini beralamat di Kebonrejo, Temon, Kulon Progo, Yogyakarta. Sekolah ini didirikan sejak tanggal 5 Mei 1992 dengan SK pendirian nomor 0216/0/1992. SMA Negeri 1 Temon berdiri diatas tanah dengan luas 10.000 m2 dengan luas bangunan 1.819 m², luas bangunan halaman upacara dan luas halaman olah raga 349 m2 dan luas halaman olah raga 1.174 m2. Status tanah SMA Negeri 1 Temon adalah milik negara, dengan sifat bangunan yang permanen.
Guna meningkatkan proses belajar mengajar, sekolah dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan, antara lain ruang teori, ruang praktek, ruang lab, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang komite sekolah, ruang OSIS, ruang perpustakaan, ruang UKS, masjid, ruang koperasi, ruang kantin, kamar mandi/WC, gudang, ruang komputer, dan lobby.
Tabel 8. Kondisi Kelas di SMA N 1 Temon
b. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Visi SMA Negeri 1 Temon: Cerdas dalam akademik, terampil dalam life skill, berkarakter budi luhur dilandasi iman dan taqwa, dan tanggap lingkungan.
Misi SMA Negeri 1 Temon:
1) Melaksanakan pembelajaran bermutu, profesional dan
mengedepankan hak subyek didik.
2) Melaksanakan pendampingan afeksi dan pembimbingan psikomotor dalam rangka kemandirian.
3) Mewujudkan pengalaman agama dan ketaqwaan dalam keseharian di lingkungan sekolah.
4) Tanggap, mau dan mampu menyikapi terhadap lingkungan. 5) Membiasakan perilaku beradab, berkarakter dan budi luhur dalam
Tujuan Umum SMA Negeri 1 Temon: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Deskripsi Data Penelitian Minat Siswa Kelas XI Terhadap Mata Pelajaran Tata Boga Di SMA N 1 Temon
a. Deskripsi Data Penelitian Minat Siswa Ditinjau dari Seluruh Unsur yang Mempengaruhi
Deskripsi data keseluruhan minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon yang meliputi harga rata-rata (mean), median, modus, simpangan baku (deviasi standar), dan distribusi frekuensi bergolong dari setiap ubahan. Hasil statistik deskriptif keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil statistik deskriptif keseluruhan minat siswa
Variabel N Min Max Mean Standar deviasi Minat Siswa
Kelas XI terhadap Mata Pelajaran Tata Boga di SMA N 1 Temon
Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup dengan jumlah soal 44 butir dengan skor antara 4 – 1. Dari angket tersebut diperoleh data keseluruhan minat siswa terhadap mata pelajaran tata boga dengan skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 161 dan skor terendah 99. Dari data tersebut, diperoleh rata-rata (M) sebesar 131,73, median (Me) 132,5, modus (Mo) sebesar 132, dan standar deviasi 13,63. Distribusi frekuensi data keseluruhan minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon dapat dilihat pada Tabel 10 .
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Keseluruhan Minat Siswa
Interval f f relatif %
99 – 108 4 5,13
109 – 118 11 14,10 119 – 128 12 15,38 129 – 138 27 34,61
139 - 148 15 19,23
149- 158 8 10,26
159 - 168 1 1,28
Total 78 100 %
Gambar 2. Grafik Frekuensi Data Keseluruhan Minat Siswa
Selanjutnya skor rerata ideal (Mi) setiap aspek dijadikan kriteria bandingan untuk mengetahui kecenderungan skor masing-masing aspek. Skor ideal tertinggi adalah 176 dan skor ideal terendah adalah 44. Harga Mean ideal (Mi) = ½ (176 + 44) = 110 dan Simpangan baku ideal (SDi) = 1/6 (176 – 44) = 22. Distribusi kecenderungan minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon ditinjau dari keseluruhan unsur minat yang mempengaruhi dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari Keseluruhan Unsur Minat yang mempengaruhi
Berdasarkan Tabel 11 tentang kecenderungan minat siswa ditinjau dari seluruh unsur yang mempengaruhi, maka dapat digambarkan dalam grafik seperti tampak pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari Keseluruhan Unsur Minat yang Mempengaruhi
b. Deskripsi Data Penelitian Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur Perhatian
Deskripsi data penelitian minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon ditinjau dari unsur perhatian yang meliputi harga rata-rata (mean), median, modus, simpangan baku (deviasi standar), dan distribusi frekuensi bergolong dari setiap ubahan. Hasil statistik deskriptif minat siswa ditinjau dari unsur perhatian dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil statistik deskriptif minat siswa ditinjau dari unsur perhatian
Sub Variabel N Min Max Mean Standar deviasi Perhatian 78 47 72 61 5,64
0 10 20 30 40 50 60
Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat
Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup dengan jumlah soal 20 butir dengan skor antara 4 – 1. Dari angket tersebut diperoleh data minat siswa terhadap mata pelajaran tata boga ditinjau dari unsur perhatian dengan skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 72 dan skor terendah 47. Dari data tersebut, diperoleh rata-rata (M) sebesar 61, median (Me) 61, modus (Mo) sebesar 61, dan standar deviasi 5,64. Distribusi frekuensi data minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga ditinjau dari unsure perhatian di SMA N 1 Temon dapat dilihat pada Tabel 13 .
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Data Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur Perhatian
Interval f f relatif %
47 – 50 3 3,85 %
51 – 54 9 11,54 %
55 – 58 15 19,23 % 59 – 62 22 28,20 % 63 – 66 18 23,08 %
67 – 70 8 10,26 %
71 – 74 3 3,85 %
Total 78 100 %
Berdasarkan Tabel 13 tentang distribusi frekuensi data minat siswa ditinjau dari unsur perhatian, maka dapat digambarkan dalam grafik seperti tampak pada Gambar 4.
Gambar 4. Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur Perhatian
Selanjutnya skor rerata ideal (Mi) setiap aspek dijadikan kriteria bandingan untuk mengetahui kecenderungan skor masing-masing aspek. Skor ideal tertinggi adalah 80 dan skor ideal terendah adalah 20. Harga Mean ideal (Mi) = ½ (80 + 20) = 50 dan Simpangan baku ideal (SDi) = 1/6 (80 – 20) = 10. Distribusi kecenderungan minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon ditinjau dari unsur perhatian dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Distribusi Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari unsur perhatian
Interval Kategori f f relatif % ≥ 65 Sangat tinggi 21 26,92 % 50 s.d < 65 Tinggi 54 69,23 % 35 s.d < 50 Rendah 3 3,85 %
≤ 35 Sangat Rendah 0 0 %
Total 78 100 %
0 5 10 15 20 25
Berdasarkan Tabel 14 tentang distribusi kecenderungan minat siswa ditinjau dari unsur perhatian, maka dapat digambarkan dalam grafik seperti tampak pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik Kecenderungan Minat Siswa Ditinjau dari Unsur Perhatian
Dari grafik diatas, terlihat bahwa kecenderungan minat siswa termasuk dalam kategori tinggi ditinjau dari unsur perhatian. Hal tersebut juga didukung dengan wawancara pada siswa sebagai berikut: Peneliti : Apakah anda dapat memahami dengan baik materi/resep
yang dijelaskan oleh guru sebelum praktek berlangsung? KW/SA/SDP/EP : “ Ya dapat memahami dengan baik “
Peneliti : Apakah pada saat praktek anda mempraktekkan sesuai dengan resep yang telah diberikan sebelumnya oleh guru? KW/SA/SDP/EP : “ Ya saya mempraktekkan sesuai resep yang telah
diberikan guru sebelumnya”
Peneliti :Apakah anda selalu memperhatikan keselamatan kerja pada saat pelaksanaan praktek memasak di sekolah berlangsung? 0
10 20 30 40 50 60
Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat
KW/SA/SDP/EP : “Saya selalu memperhatikan keselamatan kerja pada saat praktek berlangsung”
Peneliti :Apakah anda dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompok pada saat praktek memasak di sekolah berlangsung?
KW/SA/SDP/EP : “dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompok”
Peneliti : Apakah anda dapat menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung?
KW/SA/SDP/EP : “dapat menjawab setiap pertanyaan dengan baik” Peneliti : Apakah anda selalu bertanya kepada guru setiap kali ada
hal yang tidak anda pahami/mengerti pada saat proses pembelajaran di kelas berlangsung?
KW/SA/SDP/EP : “saya selalu bertanya jika ada hal yang tidak dipahami”
c. Deskripsi Data Penelitian Minat Siswa Ditinjau Dari Unsur Kemauan Deskripsi data penelitian minat siswa kelas XI terhadap mata pelajaran tata boga di SMA N 1 Temon ditinjau dari unsur kemauan yang meliputi harga rata-rata (mean), median, modus, simpangan baku (deviasi standar), dan distribusi frekuensi bergolong dari setiap ubahan. Hasil statistik deskriptif minat siswa ditinjau dari unsur perhatian dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil statistik deskriptif minat siswa ditinjau dari unsur kemauan
Sub Variabel N Min Max Mean Standar deviasi Kemauan 78 12 28 19,96 3,46