• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Aman dan Nyaman di Lingkungan V Keluarahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Aman dan Nyaman di Lingkungan V Keluarahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar: Aman

dan Nyaman di

Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan

Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah

Disusun dalam Rangka Penyelesaian

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Ilham Hamidi

122500097

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat Menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Masalah

Kebutuhan Dasar: Personal Higine di Lingkungan V Keluarahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas”.Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan program pendidikan ahli madya keperawatan di

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari

bantuan,bimbingan dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Dan selaku penguji saya dalam

menyelesaika Karya Tulis Ilmiah.

6. Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes, selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Ismayadi S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Dosen Pembibing yang telah

memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

(5)

10. Terkhusus kepada kedua orangtua tercinta, yang selalu memberikan dukungan

moral maupun material dengan penuh kasih sayang yang sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera

Utara khususnya Program Studi DIII Keperawatan stambuk 2012 yang telah

mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis ilmiah ini masih jauh dari

keempurnaan. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan

penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 22 Juni 2015

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Personal Hygine ... 4

1. Pengkajian ... 5

2. Analisa Data ... 6

3. Rumusan Masalah ... 7

4. Rencana Tindakan ... 9

B. Asuhan keperawatan pada Ny. J dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Personal Hygine ... 13

1. Pengkajian ... 13

2. Analisa Data ... 18

3. Rumusan Masalah ... 20

4. Rencana Tindakan ... 21

5. Implementasi ... 25

6. Evaluasi ... 25

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

A. Kesimpulan... 29

B. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kenyamanan adalah kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak seseorang

pasien. Melalui rasa nyaman dan tindakan untuk mengupayakan kenyamanan,

perawat memberikan dukungan, kekuatan, harapan, dorongan, dan bantuan.

Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar

pasien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan (Potter &

Perry,2006). Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Salah satu kondisi yang

menyebabkan ketidaknyamanan pasien adalah nyeri. Nyeri mungkin suatu hal

yang tidak asing bagi kita. Nyeri menjadi alasan paling banyak dan paling umum

dikeluhkan seseorang pasien untuk mencari perawatan kesehatan dibandingkan

keluhan-keluhan lainnya (Sigit, 2010).

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat

sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala

atau tingkatannya, dan hanya pada orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

nengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Artur C Curton (1983), mengatakan

bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh, timbul ketika jaringan

sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk

menghilangkan rangsangan nyeri. Secara umum, Nyeri merupakan suatu perasaan

menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan

ketegangan (Wolf Weifsel Feurst, 1974). Oleh karena itu penulis tertarik untuk

melakukan asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar: Nyeri pada Ny. J

di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas. Dengan

kasus nyeri ini penulis melaksanakan selama 5 (lima) hari, dengan menetapkan

proses-proses keperawatan dan membuatnya dalam bentuk karya tulis ilmiah.

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan

herediter,dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau

tidakadanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya

insulinefektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme

karbohidrat yangbiasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.

(8)

Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan

matiatau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang

disebabkanoleh infeksi. (Askandar, 2001). Gangren Kaki Diabetik adalah luka

pada kaki yang merah kehitam-hitaman danberbau busuk akibat sumbatan yang

terjadi di pembuluh darah sedang atau besar ditungkai. (Askandar, 2001).

Populasi penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia saat ini menduduki

peringkat kelima terbanyak di dunia. Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas, pada

tahun 2013 penderita DM di Tanah Air mencapai 8.554.155 orang. "Bahkan

angka tersebut semakin naik pada tahun 2014 hingga mencapai 9,1 juta orang,

Prof. Dr. Achmad Rudijanto. Tahun 2035 jumlah penderita DM diprediksi

melonjak hingga ke angka 14,1 juta orang dengan tingkat prevalensi 6,67 persen

untuk populasi orang dewasa. Atas dasar data ilmiah ini maka sangat dibutuhkan

peran dan fungsi perawat secara maksimal dan komperehensif untuk penanganan

masalah nyeri. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan asuhan

keperawatan pada masalah kebutuhan dasar: Aman dan Nyaman pada Tn. A di

Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas. Dengan kasus

gangguan Aman dan Nyaman ini penulis melaksanakan selama 5 (lima) hari,

dengan menetapkan proses-proses keperawatan dan membuatnya dalam bentuk

karya tulis ilmiah.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan

kepada pasien Tn. A dengan Gangguan Kebutuhan Aman Nyaman

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengkaji klien dengan masalah Aman Nyaman;

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah

Aman Nyaman;

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah

(9)

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah

Aman Nyaman;

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan masalah

Aman Nyaman.

C. Manfaat

1. Bagi Pasien

Karya Tulis Ilmiah ini dapat memenuhi Kebutuhan Klien tentang Asuhan

Keperawatan pada Klien dengan gangguan kebutuhan dasar Aman Nyaman;

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan imformasi kepada petugas

kesehatan sehingga dapat meningkatkan pemberian Asuhan Keperawatan

pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar Aman Nyaman;

3. Bagi Pendidikan Tinggi Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi

pendidikan keperawatan khususnya bagi mata kuliah kebutuhan dasar

manusia tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan

(10)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Aman dan Nyaman

Kenyamanan adalah Konsep sentral tentang kiat Keperawatan. Donahue

(1989) Meringkaskan melalui rasa nyaman dan tidak untuk mengupayakan

kenyamanan. Perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan,

dorongan, dan bantuan. Berbagai teori Keperawatan menyatakan kenyamanan

sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian Asuhan

Keperawatan. Konsep Kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan

nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual,

psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara merekan menginterpretasi

dan merasa nyeri dan merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefenisikan kenyaman

dengan cara yang konsisten pada pengalaman sunjektif klien. Kolcaba

mendefenisika kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan

dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentaraman (Suatu

kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari) kelegaan (kebutuhan telah

terpenuhi), dan teransenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau

nyeri). Konsep keselamatan dan keamanan terkait dengan kemampuan seseorang

dalam menghindari bahaya, yang ditentukan oleh pengetahuan dan kesadaran

serta motivasi orang tersebut untuk melakukan tindakan pencegahan. Ada tiga

faktor penting yang terkait dengan keselamatan dan keamanan, yaitu tingkat

pengetahuan dan kesadaran individu, kemampuan fisik dan mental dalam

memperaktikkan upaya pencegahan, serta lingkungan fisik yang membahayakan

(11)

1. Pengkajian

a. Biodata

Biodata klien : nama, jenis kelamin, agama, penfifikan, pekerjaan, No. CM,

tanggal masuk, tanggal pengkajian.

Biodata penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,

gama dan hubungannya dengan klien

b. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama

Biasanya pada klien ganggren akibat diabetes mellitus yaitu nyeri pada daerah

luka gangren, sering BAK, selalu lapar dan haus

2. Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan lanjutan dari keluhan utama biasanya tergantung dari

ganas/tidaknya. Rasa sakit akan bertambah bila klien banyak aktifitas, bila

klien istirahat maka rasa nyeri akan berkurang

3. Riwayat kesehatan dahulu

Merupakan faktor pencetus menuju predisposisi dari penyakit klien yang

sekarang sedang diderita oleh klien

4. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga biasanya ada yang menderita penyakit yang sama.

c. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

Dari keadaan inikita dapat mgetahui keadaan klien secara umum, apabila klien

sakit ringan, sedang, berat.

2. Tanda-tanda vital

Dapat ditemukan peningkatan system denyut nadi dan disritmia

3. Sistem kardiovaskuler

Didapatkan dari palpasi dan disritmia

4. Sistem respirasi

Pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan

5. Sistem penglihatan

(12)

6. Sistem integument

Pada pasien diabetes mellitus biasanya terdapat luka-luka basah, rambut halus,

polidipsia

7. Sistem neurosensor

Kadang didapatkan insomnia, konjngtiva merah

8. Sistem musculoskeletal

Biasanya karena luka sudah menyebar maka dilakukan amputasi

d. Kebutuhan aktifitas sehari-hari

Klien biasanya mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas sehri-hari

karena adanya kelemahan

e. Data Psikologis

Klien biasanya merasa cemas karena takut akan bertambah besar dan takut tidak

akan disembuhkan

f. Data sosial

Adanya perubahan peran fungsi klien dan keluarga maupun lingkungan

2. Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai kesehatan pasien,

kemampuan pasien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil

konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data

tentang perubahan-perubahan atau respon pasien terhadap kesehatan dan masalah

kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap

pasien. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan

keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap

awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data

dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya, merencanakan

asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi

masalah-masalah pasien. pengumpulan data dimulai sejak hari pertama dinas (intial

assasment), selama pasien masih di dilakukan pengkajian terus menerut (ongoing

(13)

Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi tentang

keadaan kesehatan pasien, menentukan masalah keperawatan dan kesehatan

pasien, menilai keadaan kesehatan pasien, membuat keputusan yang tepat dalam

menentukan langkah-langkah berikutnya.Tipe data terbagi dua, yaitu data

subjektif dan data objrktif. Data subjektif adalah data yang didapatkan dari pasien

sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut

tidak bisa di tentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien

terhadap status kesehatan lainnya. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat

diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar,

cium, sentuh,/raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi,

pernafasan, tekanan darah, berat badan tingkat kesadaran.

3. Rumusan Masalah

Rencana tindakan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan

yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi

keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).

Rencana asuhan keperawatan bersifat individual, bergantung kepada nyeri yang

dialami klien. Berikut contoh rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien

dengan nyeri berdasarkan intervensi Nort American Nursing association

International (NANDA) dengan diagnosa aman nyaman (nyeri).

1. Nyeri

Defenisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang

muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan

dalam hal kerusakan sedemikian rupa (international association for the study of

pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan

akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.

Kemungkinan Berhubungan dengan:

(14)

Kemungkinan Data yang Ditemukan:

a. Perubahan Selera Makan

b. Perubahan Tekanan Darah

c. Perubahan Frekuensi Jantung

d. Perubahan Frekuensi Pernapasan

e. Diaforensis

f. Perilaku Distraksi

g. Mengespresikan Perilaku

h. Gangguan tidur

i. Dilatasi Pupil

j. Perubahan Posisi untuk Menghindari Nyeri

2. Infeksi, Risiko

Definisi: Peningkatan risiko untuk terinvasi oleh organisme pathogen.

Factor Risiko

1. Prosedur Invasif

2. Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen

3. Trauma

4. Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan

5. Ruptur membran amnion

6. Agen farmasi (imunosupresan)

7. Malnutrisi

8. Peningkatan paparan lingkungan pathogen

9. Imunosupresi

10. Ketidakadekuatan imun buatan

11. Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan

respon inflamasi)

12. Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan,

penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan

peristaltik)

(15)

3. Defisit Perawatan Diri Mandi

Definisi: hambatan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi aktivitas

mandi.

Batasan karakteristik

Objektif

Ketidakmampuan untuk melakukan tugas-tugas berikut:

1. Mengakses kamar mandi

2. Mengeringkan badan

3. Mengambil perlengkapan mandi

4. Mendapatkan sumber air

5. Mengatur suhu atau aliran air mandi

6. Membersihkan tubuh atau anggota tubuh

Faktor yang berhubungan

1. Penurunan motivasi

2. Kendala lingkungan

3. Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh

4. Ketidakmampuan untuk merasakan hubungan spasial

5. Gangguan muskuloskletal

6. Kerusakan neuromuskular

7. Nyeri

8. Gangguan persepsi atau kognitif

9. Ansietas hebat

10. Kelemahan

4. Perencanaan Tindakan

Diagnosa 1: Ganguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik

jaringan berhubungan dengan luka ganggren pada tungkai kaki bagian

kanan.

Kriteria hasil :

1. Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .

2. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau

(16)

3. Pergerakan penderita bertambah luas.4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital

dalam batas normal. (S : 36,5C, N: 74 x /menit, T : 150/90 mmHg, RR : 22 x

/menit).

Rencana tindakan :

1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.

Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.

2. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.

Rasional: pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan

mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerja

sama dalam melakukan tindakan

3. Ciptakan lingkungan yang tenang.

Rasional: Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberatrasa

nyeri

4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.

Rasional: Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang

dirasakan pasien.

5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.

Rasional: Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan

padaotot untuk relaksasi seoptimal mungkin.

6. Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.

Rasional: massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran

pussedangkan BWC sebagai desinfektan yang dapat memberikan rasa nyaman.

7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.

8. Rasional : Obat –obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien

Diagnosa 2: Potensial terjadinya penyebaran infeksi (sepsis) berhubungan

dengan tinggi kadar gula darah dan luka pada tungkai kaki bagian kanan.

Kriteria Hasil :

1. Tanda-tanda infeksi tidak ada.

2. Tanda-tanda vital dalam batas normal (S : 36 – 37,50C)

(17)

Rencana tindakan :

1. Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka.

Rasional: Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksidapat

membantu menentukan tindakan selanjutnya

2. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan

diriselama perawatan.

Rasional: Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untukmencegah

infeksi kuman

3. Lakukan perawatan luka secara aseptik.

Rasional: untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi.

4. Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang

ditetapkan.

Rasional: Diet yang tepat, latihan fisik yang cukup dapat meningkatkandaya

tahan tubuh, pengobatan yang tepat, mempercepat penyembuhan sehingga

memperkecil kemungkinan terjadi penyebaran infeksi.

5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika dan insulin.

Rasional: Antibiotika dapat menbunuh kuman, pemberian insulin akan

menurunkan kadar gula dalam darah sehingga proses penyembuhan.

Diagnosa 3: Defisit perawatan diri (personal hygiene, BAB & BAK)

berhubungan dengan aman dan nyaman

Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana

untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan higiene

mulut meliputi sebagai berikut :

a. Klien akan memiliki Mukosa Mulut utuh yang Terhidrasi baik;

b. Klien mampu melakukan sendiri perawatan Higiene- Mulut dengan benar;

c. Klien akan mencapai rasa Nyaman;

d. klien akan memahami Praktik Higiene-mulut.

Kriteria Hasil:

Hasil (NOC) yang mungkin diharapkan dengan indikator 5 pada setiap hasil

berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang telah dipilih melalui analisa data

(18)

Tindakan Keperawatan :

Perawatan Diri: aktivitas

kehidupan sehari-hari (AKS)

Kemampuan untuk melakukan tugas

fisik paling dasar dan aktivitas perawatan

pribadi secara mandiri dengan atau tanpa

alat bantu

Perawatan diri: Mandi Kemampuan untuk membersihkan tubuh

sendiri secara mandiri dengan atau tanpa

alat bantu

Perawatan Diri: Higiene Kemampuan untuk mempertahankan

kebersihan pribadi dan penampilan yang

rapi secara mandiri atau tanpa alat bantu

Perawatan Diri: oral higiene Kemampuan untuk perawat mulut dan

gigi secara mandiri dengan atau tanpa

alat bantu

Perawatan diri: berpakain Kemampuan untuk mengenakan pakaian

sendiri secara mandiri dengan atau tanpa

alat bantu

Perawatan Diri:Makan Kemampuan untuk menyiapkan dan

memakan makanan dan cairan secara

mandiri dengan atau tanpa alat bantu

Perawatan Diri: Eliminasi Kemampuan untuk melakukan aktivitas

eliminasi secara mandiri dengan atau

tanpa alat bantu

(19)

B. Asuhan Keperawatan Kasus pada Tn.A dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar: Aman dan Nyaman di Lingkungan V Kelurahan

Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

1. Pengkajian

I. Biodata

Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 60 Tahun

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Agama : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kec.

Medan Amplas

Golongan Darah : Tidak diperiksa

Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2015

Diagnosa Keperawatan : tidak dilakukan pemeriksaan

Genogram:

Keterangan:

: laki-laki masih hidup

: perempuan masih hidup

: laki-laki yang sudah meninggal

: perempuan sudah meninggal

(20)

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan merasa nyeri pada bagian tumit sebelah kanan kaki, kaki tidak

dapat digerakkan.

III.RIWAYAT KESAHATAN MASA LALU

A. Penyakit Yang Pernah di Alami

Klien mengatakan: “mengalami penyakit Diabetes militus”

B. Pengobatan / Tindakan yang dilakukan:

Klien mengatakan; “ pernah diopname di RSUD DR Pirngadi Medan”

C. Pernah Dirawat/Dioperasi

Klien mengatakan: “pernah di rawat di RSUD DR Pirngadi Medan”

D. Lama di Rawat

selama 1 minggu”.

E. Alergi

Tidak ada riwayat elergi

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua

Orang tua laki-laki klien meninggal karena penyakit Diabetes Militus

B. Saudara Kandung

Klien mempunyai 5 bersaudara

C. Penyakit Keturunan yang ada

Keluarga klien mempunyai penyakit keturunan Diabetes militus

D. Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa

Tidak ada keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa

E. Anggota Keluarga yang Meninggal

Orang tua klien yang laki-laki sudah meninggal

F. Penyebab Meninggal

Penyakit Diabetes Militus.

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. persepsi tentang Penyakitnya

(21)

B. konsep Diri

Gambaran Diri : Klien mengatakan: “merasa malu karen sebagian dari fungsi

tubuhnya sudah tidak dapat digunakan dan Cuma bisa dapat menyusahkan orang

lain”

Ideal Diri : Klien berperilaku baik kepada orang lain

Harga Diri: Klien mengatakan: “apa yang menjadi haknya harus kembali

kepadanya”

Peran Diri: Klien mengatakan: “saya berharap dapat bekerja kembali dan

mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya”

Identitas Diri : Klien menyadari keputusan mengakhiri hidup itu adalah salah

dan ingin menjalani kehidupannya dngan baik.

Keadaan Emosi: Labil , kadang klien merasa senang dan kadang merasa sedih

Hubungan Sosial

1. orang yang berarti : Orang tua klien

2. hubungan dengan Keluarga : baik

3. hubungan dalam berhubungan dengan Orang lain : Baik, klien suka

berinteraksi bersama tetangga dan orang lain.

Spiritual

Klien beragam islam dan mengerjakan sholat 5 waktu sehari semalam dan klien

juga suka mengaji setelah selesai solat.

VI. STATUS MENTAL

a. Tingkat Kesadaran : Compas mentis, pasien dalam keadaansadar

ketika berkomunikasi

b. Penampilan : Klien tampak berpakai kurang rapi dan

acak-acakan

c. Alam Perasaan : Klien tampak putus asa

d. Pembicaraan : Klien menjawab pertanyaan denganMenjawab

cepat dan kurang jelas

1. Afek : Labil, klien tampak sedih

2. Interaksi Selama Wawancara : Klien tidak mudah sedih ketika ditanyak

(22)

3. Proses Piker : Klien suka berbicara dengan perawat karena

klien ingin cepat sembuh

4. Isi Piker : Klien ingin cepat sembuh

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Lemah, kaki sebelah kanan tidak dapat digerakkan, penampilan tidak rapi, badan

berbau, kulit kepala kotor, luka pada tumit kaki sebelah kanan,luas luka 4 cm.

B. Tanda-tanda Vital

Suhu Tubuh : 36,5°C

Tekana Darah : 150/90mmHg

Nadi : 74x/mnt

Pernafasan : 22x/mnt

TB : 160 cm

BB : 60 kg

C. pemeriksaan Head to toe

1. Rambut

a) Tekstur : Kasar, kusam, dan berketombe

b) Warna : Hitam

c) Kebersihan : Rambut terlihat kotor

d) Distribusi : Merata

e) Kulit kepala : Kulit kepala kotor

f) Gatal : Klien mengatakan kepala terasa gatal,

g) Kebersihan : Klien mengatakan sudah 5 hari belum cuci rambut,

2. Gigi dan mulut

a) Kelengkapan gigi : Sudah tidak lengkap dengan jumlah 29 buah

b) Masalah gigi : Gigi berlubang, kuning, dan kotor

c) Kebersihan : Gigi terlihat kuning, klien mengatakan sudah 2 hari

belum gosok gigi.

d) Bau mulut : Ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain

(23)

Hidung

Tulang Hidung dan Posisi Septum Nas : Normal

Lubang Hidung : Tidak ada pendarahan, kebersihan kurang

Cuping Hidung : Tidak ada

Telinga

Bentuk Telinga : Normal dan simetris

Ukuran Telinga : Dalam batas normal

Lubang Telinga : Ada kotoran dan tidak ada infeksi

Ketajaman Pendengaran : Tidak dilakukan pemeriksaan

Mulut dan Faring

Keadaan Bibir : Dibatas normal

Keadaan Gusi dan Gigi : Kuning, tidak ada pendarahan

Keadaan Lidah : Tidak ada lesi dan Pendarahan pada lidah

Leher

Posisi Trachea : Normal

Thyroid : Tidak ada pembesaran

Suara : Klien dapat berbicara dengan jelas

Kelenjer Limfe : Tidak ada pembesaran Kelenjer

Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran

Denyut Nadi Karotis : Denyut nadi teraba

PERKEMIHAN-ELIMINASI URIN

Masalah Kandung Kemih : Sering

Produksi Urine : ± 1000 ml/hari

Frekuensi : ± 4 – 5 x/hari

Warna : Kuning keruh dan berbuih

Bau : Amoniak

BAB : ± 1 x/hari, Tidak ada masalah

Obat Pencahar : Tidak Ada

Lavemen : Tidak Ada

BAK

Pola BAK

(24)

Nyeri/Rasa Terbakar : Tidak ada

OTOT,TULANG, DAN INTEGUMEN

1. Otot dan Tulang

Kemampuan pergerakan sendi lengan: bebas

Tungkai bawah sebelah kanan tidak dapat digerakkan

Kekuatan otot : 2

2. Integumen

Warna Kulit : Hiperpigmentasi

Akral : Hangat

tungkai kaki bagian kanan

DO:

1. Pasien tampak meringis

Kesakitan

2.Skala Nyeri : 5

3.TTV : 150/90 mmHg

4.HR : 74 x/i

5.RR : 22 x/i

Luka akibat Diabetes

militus

membersihkan luka pada tumit

kakinya sebelah kanan

DO: luka tidak ditutup dengan

perba.

Dan tidak dirawat

Penurunan insulin tubuh

Glukosa tidak dapat

ditransfer ke jaringan

Peningkatan glukosa

darah

(25)

Osmolaritas meningkat

Nutrisi dan O2 tidak

dapat disuplai ke

jaringan perifer terutama

ekstremitas kaki kanan

Luka dapat

menyebabkan nekrose

pada luka yang tidak

dirawat

Risiko infeksi pada luka

3 DS:

Klien mengatakan :

1. Kulit kepalanya terasa gatal.

2. Belum keramas selama 5 hari.

3. Belum gosok gigi selam 2 hari.

4. Merasa tidak nyaman karena

badannya lengket dan bau.

5. Belum memotong kuku selama

2 minggu.

DO:

Tercium bau mulut

2. Rambut klien terlihat kasar,

Kusam, berketombe, dan

acak-acakan

3. Gigi klien terlihat kuning

4. Badan klien tercium bau yang

tidak sedap

6. Kulit klien lengket dan kusam

Kelelahan fisik

Kelemahan

Luka ganggren pada

tungkai kaki kanan

Defisit perawatan diri

Defisit

(26)

3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang

akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarkan teori

kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan

dasar yang dibahas adalah kebutuhan dasar persona higiene.

Masalah Keperawatan :

1. Nyeri;

2. Risiko infeksi;

3. Defisit perawatan diri

Diagnosa Keperawatan

1. Ganguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik jaringan

berhubungan dengan luka ganggren pada tungkai kaki bagian kanan.

2. Risiko infeksi berhubungan dengan tinggi kadar gula darah dan luka pada

tungkai kaki bagian kanan.

3. Defisit perawatan diri (personal hygiene, BAB & BAK) berhubungan dengan

imobilisasi ditandai dengan terdapat luka gaggren pada tungkai kaki bagian

(27)

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan

1. Ganguan rasa nyaman (nyeri)

berhubungan dengan iskemik

jaringan berhubungan dengan luka

ganggren pada tungkai kaki bagian

kanan.

Kriteria hasil :

1. Penderita secara verbal

mengatakan nyeri berkurang/

hilang.

2. Penderita dapat melakukan

metode atau tindakan untuk

mengatasi atau mengurangi nyeri

3. Pergerakan penderita bertambah

luas.4. Tidak ada keringat

dingin, tanda vital dalam batas

normal.(S : 36 – 37,50C, N: 74 x

/menit, T : 150/90 mmHg, RR :

22 x /menit).

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji tingkat, frekuensi, dan

reaksi nyeri yang dialami

pasien.

2. Jelaskan pada pasien tentang

sebab-sebab timbulnya nyeri.

3. Ciptakan lingkungan yang

tenang.

4. Ajarkan teknik distraksi dan

relaksasi.

1. Untuk mengetahui berapa berat

nyeri yang dialami pasien.

2. Pemahaman pasien tentang

penyebab nyeri yang terjadi

akanmengurangi ketegangan

pasien dan memudahkan pasien

untuk diajakbekerjasama dalam

melakukan tindakan.

3. Rangasanga yang berlebihan dari

lingkungan akan

memperberatrasa nyeri.

4. Teknik distraksi dan relaksasi

dapat mengurangi rasa nyeri

(28)

5. Atur posisi pasien senyaman

mungkin sesuai keinginan

pasien.

6. Lakukan massage dan kompres

luka dengan BWC saat rawat

luka.

7. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian analgesik.

5. Posisi yang nyaman akan

membantu memberikan

kesempatan padaotot untuk

relaksasi seoptimal mungkin.

6. Massage dapat meningkatkan

vaskulerisasi dan pengeluaran

pussedangkan BWC sebagai

desinfektan yang dapat

memberikan rasa nyaman.

7. Obat –obat analgesik dapat

membantu mengurangi nyeri

pasien.

2. Diagnosa Perencanaan Keperawatan

Risiko infeksi berhubungan

dengan tinggi kadar gula darah

dan luka pada tungkai kaki bagian

kanan.

Kriteria hasil:

1. Tanda-tanda infeksi tidak ada.

2. Tanda-tanda vital dalam batas

normal

(S : 36 – 37,50C)

3. Keadaan luka baik dan kadar

gula darah normal.

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji adanya tanda-tanda

penyebaran infeksi pada luka.

2. Anjurkan kepada pasien dan

keluarga untuk selalu menjaga

kebersihan diriselama

perawatan.

3. Lakukan perawatan luka secara

aseptik.

1. Pengkajian yang tepat tentang

tanda-tanda penyebaran infeksi

dapat membantu menentukan

tindakan selanjutnya.

2. Kebersihan diri yang baik

merupakan salah satu cara

untukmencegah infeksi kuman.

3. Untuk mencegah kontaminasi

(29)

4. Anjurkan pada pasien agar

menaati diet, latihan fisik,

pengobatan yangditetapkan.

5. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian antibiotika dan

insulin.

4. Diet yang tepat, latihan fisik

yang cukup dapat meningkatkan

daya tahan tubuh, pengobatan

yang tepat, mempercepat

penyembuhan sehingga

memperkecil kemungkinan

terjadi penyebaran infeksi.

5. Antibiotika dapat menbunuh

kuman, pemberian insulin

akanmenurunkan kadar gula

dalam darah sehingga proses

penyembuhan.

3 Diagnosa Perencanaan Keperawatan

Defisit perawatan diri (personal

hygiene, BAB & BAK)

berhubungan dengan imobilisasi

ditandai dengan terdapat luka

gaggren pada tungkai kaki bagian

kanan.

Tujuan dan Kriteria Hasil:

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam.

Personal hygiene rambut, mulut,

kulit, dan kuku klien kembali

terpenuhi.

Kriteria hasil:

a. Perawatan diri klien berubah atau

tidak

b. Klien tampak bersih

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji pola kebutuhan personal

hygiene klien.

2. Cuci rambut klien

menggunakan shampo selama

1. Mengetahui data dasar dalam

melakukan intervensi.

a. Rambut klien bersih

b. Rambut klien rapi

c. Gigi klien bersih

2. Mengurangi resiko luka pada

(30)

1x 2 hari

3. Sisir rambut klien

4. Bantu klien menggosok gigi

5. Ajarkan klien cara menggosok

gigi yang benar

6. Bantu klien mengganti

pakaian.

7. Bantu klien dalam menjaga

kebersihan badannya dengan

cara memandikan klien 2x

sehari.

8. Berikan pendidikan kesehatan

tentang kebersihan diri pada

klien.

9. Beri lotion pada kulit klien.

10.Potong kuku klien 1x/minggu

11.Sikat kuku klien bila perlu

3. emberi rasa nyaman pada klien

4. Menghindari resiko infeksi dan

memberikan kenyamanan bagi

klien

5. Meningkatkan pengetahuan dan

membuat klien lebih

kooperative.

6. Melembabkan kulit klien.

7. Kuku klien pendek

8. Membersihkan kotoran pada

(31)

5. Pelaksanaan Keperawatan

No Diagnosa Implementasi

Keperawatan

Evaluasi

(SOAP)

1. Ganguan rasa nyaman

(nyeri) berhubungan

dengan iskemik

jaringan berhubungan

dengan luka ganggren

pada tungkai kaki

bagian kanan.

1. Mengkaji tingkat,

frekuensi, dan reaksi

nyeri yang dialami

pasien.

2. Menjelaskan pada

pasien tentang

sebab-sebab timbulnya nyeri.

3. Menciptakan lingkungan

yang tenang.

4. Mengajarkan teknik

distraksi dan relaksasi.

5. Mengatur posisi pasien

senyaman mungkin

sesuai keinginan pasien.

6. Melakukan massage dan

kompres luka dengan

BWC saat rawat luka.

7. Menganjurkan klien

kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian

analgesik.

dengan posisi

(32)

6. Luka sudah

berhubungan dengan

tinggi kadar gula darah

dan luka pada tungkai

kaki bagian kanan.

1. Mengkaji adanya

tanda-tanda penyebaran

infeksi pada luka.

2. Menganjurkan kepada

pasien dan keluarga

untuk selalu menjaga

kebersihan diri selama

perawatan.

3. Melakukan perawatan

luka secara aseptik.

4. Menganjurkan pada

pasien agar menaati diet,

latihan fisik, pengobatan

yang ditetapkan.

5. Melakukan kolaborasi

dengan dokter untuk

pemberian antibiotika

dan insulin.

S: klien

mengatakan luka

yang terdapat

ditungkai kaki

kanannya tidak

(33)

sudah

3 Defisit perawatan diri

(personal hygiene,

BAB & BAK)

berhubungan dengan

imobilisasi ditandai

dengan terdapat luka

gaggren pada tungkai

kaki bagian kanan.

1. Mengkaji pola

kebutuhan personal

hygiene klien.

2. Mencuci rambut klien

menggunakan shampo

selama 1x 2 hari

3. Menyisir rambut klien

4. Mengajarkan klien cara

menggosok gigi yang

benar

5. Membantu klien

mengganti pakaian.

6. Membantu klien dalam

menjaga kebersihan

badannya dengan cara

memandikan klien 2x

sehari.

7. Memberikan

pendidikan kesehatan

tentang kebersihan diri

pada klien.

8. Memotong kuku klien

1x/minggu

S: klien

mengatakan:

“badannya terasa gatal-gatal, lengket

dan berbau”

O:

1. Klien tampak

belum mampu

3. Klien tampak

menyisir

rambut

4. Klien mengerti

cara mengosok

gigi

5. Klien mampu

(34)

pakaian

6. Klien mau

menjaga

kebersihan

badannya

7. Klien

mendengarkan

dan melakukan

perawatan

yang sudah

diajarkan

8. Klien mau

memotong

kukunya.

A: masalah belum

teratasi

P: intervensi

(35)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan prioritas masalah

kebutuhan dasar Aman dan Nyaman dan melakukan pembahsan kesenjangan

antara teoritis dengan kasus, maka pada kesempatan ini penulis menarik beberapa

kesimpulan dan memberikan saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan

yang penulis lakukan pada klien sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Tahap pengkajian data yang ditemukan pada Tn. A dengan keadaan umum

Lemah, kaki sebelah kanan tidak dapat digerakkan, penampilan tidak rapi,

badan berbau, kulit kepala kotor, luka pada tumit kaki sebelah kanan,luas

luka 4 cm.

Setiap masalah keperawatan yang ditemukan pada Tn. A dibuat perencanaan

untuk mencegah masalah yang disusun sesuai dengan perencanaan dan

prioritas masalah serta sarana dan fasilitas yang tersedia.

2. Implementasi yang dilakukan penulis pada Tn. A sesuai dengan rencana

tindakan yang sudah disusun sebelum dan disesuaikan sarana dan fasilitas

yang ada.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulakan adalah sebagai berikut;

1. Bagi Perawat

Agar perawat lebih mengoptimalkan dalam pelayanan kebutuhan dasar

personal hygine sehingga dapat mencegah dampak dari masalah kebutuhan

dasar personal hygineyang lebih buruk.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan perencanaan dan pengajaran asuhan keperawatan

pada mahasiswa, miningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan

keterampilan yang lebih kepada mahasiswa dan menambahkan refirensi

(36)

3. Bagi Klien

Dengan adanya bimbingan dan bantuan asuhan keperawatan yang dilakukan

selama 5 hari, penulis berharap agar klien dapata meningkatkan kesehatan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Askandar. 2001. Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes. Jakarta : Gramedia.

NANDA International. (2012-2014). NANDA nursing diagnoses; Definitions and

2012- 2014. Philadelphia: Author.

Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses dan praktik, Edisi 4, Jakarta: EGC.

Roper. (2002). Mobilisasi pasca Seksio Caesaria, dibuka pada situs,

http://www.postsc.com/25 Septmber 2009.

Sigit Nian, (2010). Konsep dan Proses Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tarwoto dan Wantonah.(2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

(38)

LAMPIRAN

Catatan Perkembangan

No

Dx

Hari/

Tanggal Tindakan Keperawatan Evaluasi

1. Rabu/ 20

mei 2015

1. Mengkaji tingkat,

frekuensi, dan reaksi

nyeri yang dialami

pasien.

2. Menjelaskan pada

pasien tentang

sebab-sebab timbulnya nyeri.

3. Menciptakan

lingkungan yang

tenang.

4. Mengajarkan teknik

distraksi dan relaksasi.

5. Mengatur posisi pasien

senyaman mungkin

sesuai keinginan pasien.

6. Melakukan massage

dan kompres luka

dengan BWC saat rawat

luka.

7. Menganjurkan klien

kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian

analgesik.

S: klien mengatakan tungkai

kaki kanannya terasa nyeri.

O:

1. Skala nyeri 5

2. Klien menerima dan

mengerti penjelasan yang

sudah diberikan

3. Lingkungan klien tampak

tidak mendukung.

4. Klien mengikuti teknik

yang sudah diajarkan

5. Klien dapat mengatur

posisinya senyaman

mungkin dengan posisi

semipoler

6. Luka sudah dikompres,

dengan kompres hangat

7. Klien telah melakukan

pengobatan.

A: masalah belum teratasi

(39)

2. 1. Mengkaji adanya

tanda-tanda penyebaran

infeksi pada luka.

2. Menganjurkan kepada

pasien dan keluarga

untuk selalu menjaga

kebersihan diri selama

perawatan.

3. Melakukan perawatan

luka secara aseptik.

4. Menganjurkan pada

pasien agar menaati diet,

latihan fisik, pengobatan

yang ditetapkan.

5. Melakukan kolaborasi

dengan dokter untuk

pemberian antibiotika

dan insulin.

S: klien mengatakan luka

yang terdapat ditungkai kaki

kanannya tidak diperban dan

3. Luka telah dibersihkan

oleh perawat

4. Klien menaati anjuran

yang sudah diberikan

5. Klien meminum obat dari

dokter.

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

3. 1. Mengkaji pola

kebutuhan personal

hygiene klien.

2. Mencuci rambut klien

menggunakan shampo

selama 1x 2 hari

3. Menyisir rambut klien

4. Mengajarkan klien cara

menggosok gigi yang

benar

5. Membantu klien

mengganti pakaian.

6. Membantu klien dalam

menjaga kebersihan

S: klien mengatakan: “

badannya terasa gatal-gatal,

lengket dan berbau”

O:

1. Klien tampak belum

mampu melakukan

perawatan pada dirinya

2. Klien mau untuk

rambutnya dicuci

3. Klien tampak menyisir

rambut

4. Klien mengerti cara

(40)

badannya dengan cara

memandikan klien 2x

sehari.

7. Memberikan

pendidikan kesehatan

tentang kebersihan diri

pada klien.

8. Memotong kuku klien

1x/minggu

5. Klien mampu menganti

pakaian

6. Klien mau menjaga

kebersihan badannya

7. Klien mendengarkan dan

melakukan perawatan

yang sudah diajarkan

8. Klien mau memotong

kukunya.

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

1. Kamis, 21

Mei 2015

1. Mengkaji tingkat,

frekuensi, dan reaksi

nyeri yang dialami

pasien.

2. Menciptakan

lingkungan yang

tenang.

3. Mengajarkan teknik

distraksi dan relaksasi.

4. Mengatur posisi pasien

senyaman mungkin

sesuai keinginan pasien.

5. Menganjurkan klien

kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian

analgesik.

S: klien mengatakan tungkai

kaki kanannya terasa nyeri.

O:

1. Skala nyeri 5

2. Lingkungan klien tampak

tidak mendukung.

3. Klien mengikuti teknik

yang sudah diajarkan

4. Klien dapat mengatur

posisinya senyaman

mungkin dengan posisi

semipoler

5. Klien telah melakukan

pengobatan.

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

2. 1. Mengkaji adanya

tanda-tanda penyebaran

infeksi pada luka.

2. Menganjurkan kepada

pasien dan keluarga

S: Klien mengatakan luka

yang terdapat ditungkai kaki

kanannya tidak diperban dan

(41)

untuk selalu menjaga

kebersihan diri selama

perawatan.

3. Melakukan perawatan

luka secara aseptik.

4. Menganjurkan pada

pasien agar menaati

diet, latihan fisik,

pengobatan yang

ditetapkan.

5. Melakukan kolaborasi

dengan dokter untuk

pemberian antibiotika

O:

1. Luka teraba hangat dan

merah

2. Klien sulit menjaga

kebersihan rumahnya

3. Luka telah dibersihkan

oleh perawat

4. Klien menaati anjuran

yang sudah diberikan

5. Klien meminum obat dari

dokter.

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

3. 1. Mengkaji pola

kebutuhan personal

hygiene klien.

2. Mengajarkan klien cara

menggosok gigi yang

benar

3. Membantu klien

mengganti pakaian.

4. Membantu klien dalam

menjaga kebersihan

badannya dengan cara

memandikan klien 2x

sehari.

5. Memberikan

pendidikan kesehatan

tentang kebersihan diri

pada klien.

S: klien mengatakan: “

badannya terasa gatal-gatal,

lengket dan berbau”

O:

1. Klien tampak belum

mampu melakukan

perawatan pada dirinya

2. Klien mengerti cara

mengosok gigi

3. Klien mampu menganti

pakaian

4. Klien mau menjaga

kebersihan badannya

5. Klien mendengarkan dan

melakukan perawatan

yang sudah diajarkan

A: Masalah belum teratasi

(42)

1. Jumat, 22

mei 2015

1. Mengkaji tingkat,

frekuensi, dan reaksi

nyeri yang dialami

pasien.

2. Menciptakan

lingkungan yang

tenang.

3. Mengajarkan teknik

distraksi dan relaksasi.

4. Mengatur posisi pasien

senyaman mungkin

sesuai keinginan pasien.

5. Menganjurkan klien

kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian

analgesik.

S: Klien mengatakan tungkai

kaki kanannya terasa nyeri.

O:

1. Skala nyeri 5

2. Lingkungan klien tampak

tidak mendukung.

3. Klien mengikuti teknik

yang sudah diajarkan

4. Klien dapat mengatur

posisinya senyaman

mungkin dengan posisi

semipoler

5. Klien telah melakukan

pengobatan.

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji adanya

tanda-tanda penyebaran

infeksi pada luka.

2. Menganjurkan kepada

pasien dan keluarga

untuk selalu menjaga

kebersihan diri selama

perawatan.

3. Melakukan perawatan

luka secara aseptik.

4. Menganjurkan pada

pasien agar menaati

diet, latihan fisik,

pengobatan yang

ditetapkan.

S: Klien mengatakan luka

yang terdapat ditungkai kaki

kanannya tidak diperban dan

3. Luka telah dibersihkan

oleh perawat

4. Klien menaati anjuran

yang sudah diberikan

5. Klien meminum obat dari

(43)

5. Melakukan kolaborasi

dengan dokter untuk

pemberian antibiotika

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji pola

kebutuhan personal

hygiene klien.

2. Membantu klien

mengganti pakaian.

3. Membantu klien dalam

menjaga kebersihan

badannya dengan cara

memandikan klien 2x

sehari.

4. Memberikan

pendidikan kesehatan

tentang kebersihan diri

pada klien.

S: Klien mengatakan: “

badannya terasa gatal-gatal,

lengket dan berbau”

O:

1. Klien tampak belum

mampu melakukan

perawatan pada dirinya

2. Klien mampu menganti

pakaian

3. Klien mau menjaga

kebersihan badannya

4. Klien mendengarkan dan

melakukan perawatan

yang sudah diajarkan

A: Masalah belum teratasi

Referensi

Dokumen terkait

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar nyeri yang dapat

keperawatan yang optimal pada umumnya dan klien stroke pada khususnya. diharapkan dirumah sakit mampu menyediakan fasilitas

Rencana asuhan keperawatan dengan gangguan rasa aman dan nyaman adalah kaji tingkat rasa kenyamanan dengan melihat perilaku klien, kaji respon klien terhadap lawan bicara

melakukan perawatan yang sudah diajarkan A: Masalah belum teratasi P:

R dengan prioritas masalah gangguan kebutuhan dasar nyaman (nyeri) dan melakukan pembahasan kesenjangan antara teoritis dengan kasus, maka pada kesempatan ini

Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien fraktur dalam pemenuhan kebutuhan aman nyaman dengan masalah nyeri akut yang dilakukan tindakan

Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien fraktur dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan tindakan yang dilakukan adalah pemberian

KESIMPULAN Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien CKD dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman: kecemasan dengan masalah keperawatan ansietas tindakan yang dilakukan adalah