Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar: Aman
dan Nyaman di
Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan
Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah
Disusun dalam Rangka Penyelesaian
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Ilham Hamidi
122500097
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat Menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Masalah
Kebutuhan Dasar: Personal Higine di Lingkungan V Keluarahan Harjosari II
Kecamatan Medan Amplas”.Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program pendidikan ahli madya keperawatan di
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari
bantuan,bimbingan dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Dan selaku penguji saya dalam
menyelesaika Karya Tulis Ilmiah.
6. Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes, selaku Sekretaris Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak Ismayadi S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Dosen Pembibing yang telah
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
10. Terkhusus kepada kedua orangtua tercinta, yang selalu memberikan dukungan
moral maupun material dengan penuh kasih sayang yang sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
11.Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara khususnya Program Studi DIII Keperawatan stambuk 2012 yang telah
mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis ilmiah ini masih jauh dari
keempurnaan. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan
penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 22 Juni 2015
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Personal Hygine ... 4
1. Pengkajian ... 5
2. Analisa Data ... 6
3. Rumusan Masalah ... 7
4. Rencana Tindakan ... 9
B. Asuhan keperawatan pada Ny. J dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Personal Hygine ... 13
1. Pengkajian ... 13
2. Analisa Data ... 18
3. Rumusan Masalah ... 20
4. Rencana Tindakan ... 21
5. Implementasi ... 25
6. Evaluasi ... 25
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 29
A. Kesimpulan... 29
B. Saran ... 30
DAFTAR PUSTAKA ... 31
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenyamanan adalah kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak seseorang
pasien. Melalui rasa nyaman dan tindakan untuk mengupayakan kenyamanan,
perawat memberikan dukungan, kekuatan, harapan, dorongan, dan bantuan.
Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar
pasien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan (Potter &
Perry,2006). Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Salah satu kondisi yang
menyebabkan ketidaknyamanan pasien adalah nyeri. Nyeri mungkin suatu hal
yang tidak asing bagi kita. Nyeri menjadi alasan paling banyak dan paling umum
dikeluhkan seseorang pasien untuk mencari perawatan kesehatan dibandingkan
keluhan-keluhan lainnya (Sigit, 2010).
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatannya, dan hanya pada orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
nengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Artur C Curton (1983), mengatakan
bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh, timbul ketika jaringan
sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri. Secara umum, Nyeri merupakan suatu perasaan
menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan
ketegangan (Wolf Weifsel Feurst, 1974). Oleh karena itu penulis tertarik untuk
melakukan asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar: Nyeri pada Ny. J
di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas. Dengan
kasus nyeri ini penulis melaksanakan selama 5 (lima) hari, dengan menetapkan
proses-proses keperawatan dan membuatnya dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter,dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidakadanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya
insulinefektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yangbiasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan
matiatau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang
disebabkanoleh infeksi. (Askandar, 2001). Gangren Kaki Diabetik adalah luka
pada kaki yang merah kehitam-hitaman danberbau busuk akibat sumbatan yang
terjadi di pembuluh darah sedang atau besar ditungkai. (Askandar, 2001).
Populasi penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia saat ini menduduki
peringkat kelima terbanyak di dunia. Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas, pada
tahun 2013 penderita DM di Tanah Air mencapai 8.554.155 orang. "Bahkan
angka tersebut semakin naik pada tahun 2014 hingga mencapai 9,1 juta orang,
Prof. Dr. Achmad Rudijanto. Tahun 2035 jumlah penderita DM diprediksi
melonjak hingga ke angka 14,1 juta orang dengan tingkat prevalensi 6,67 persen
untuk populasi orang dewasa. Atas dasar data ilmiah ini maka sangat dibutuhkan
peran dan fungsi perawat secara maksimal dan komperehensif untuk penanganan
masalah nyeri. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan asuhan
keperawatan pada masalah kebutuhan dasar: Aman dan Nyaman pada Tn. A di
Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas. Dengan kasus
gangguan Aman dan Nyaman ini penulis melaksanakan selama 5 (lima) hari,
dengan menetapkan proses-proses keperawatan dan membuatnya dalam bentuk
karya tulis ilmiah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien Tn. A dengan Gangguan Kebutuhan Aman Nyaman
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengkaji klien dengan masalah Aman Nyaman;
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah
Aman Nyaman;
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah
Aman Nyaman;
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan masalah
Aman Nyaman.
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Karya Tulis Ilmiah ini dapat memenuhi Kebutuhan Klien tentang Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan gangguan kebutuhan dasar Aman Nyaman;
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan imformasi kepada petugas
kesehatan sehingga dapat meningkatkan pemberian Asuhan Keperawatan
pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar Aman Nyaman;
3. Bagi Pendidikan Tinggi Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi
pendidikan keperawatan khususnya bagi mata kuliah kebutuhan dasar
manusia tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Aman dan Nyaman
Kenyamanan adalah Konsep sentral tentang kiat Keperawatan. Donahue
(1989) Meringkaskan melalui rasa nyaman dan tidak untuk mengupayakan
kenyamanan. Perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan,
dorongan, dan bantuan. Berbagai teori Keperawatan menyatakan kenyamanan
sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian Asuhan
Keperawatan. Konsep Kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan
nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual,
psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara merekan menginterpretasi
dan merasa nyeri dan merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefenisikan kenyaman
dengan cara yang konsisten pada pengalaman sunjektif klien. Kolcaba
mendefenisika kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan
dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentaraman (Suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari) kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan teransenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau
nyeri). Konsep keselamatan dan keamanan terkait dengan kemampuan seseorang
dalam menghindari bahaya, yang ditentukan oleh pengetahuan dan kesadaran
serta motivasi orang tersebut untuk melakukan tindakan pencegahan. Ada tiga
faktor penting yang terkait dengan keselamatan dan keamanan, yaitu tingkat
pengetahuan dan kesadaran individu, kemampuan fisik dan mental dalam
memperaktikkan upaya pencegahan, serta lingkungan fisik yang membahayakan
1. Pengkajian
a. Biodata
Biodata klien : nama, jenis kelamin, agama, penfifikan, pekerjaan, No. CM,
tanggal masuk, tanggal pengkajian.
Biodata penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
gama dan hubungannya dengan klien
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya pada klien ganggren akibat diabetes mellitus yaitu nyeri pada daerah
luka gangren, sering BAK, selalu lapar dan haus
2. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan lanjutan dari keluhan utama biasanya tergantung dari
ganas/tidaknya. Rasa sakit akan bertambah bila klien banyak aktifitas, bila
klien istirahat maka rasa nyeri akan berkurang
3. Riwayat kesehatan dahulu
Merupakan faktor pencetus menuju predisposisi dari penyakit klien yang
sekarang sedang diderita oleh klien
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga biasanya ada yang menderita penyakit yang sama.
c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Dari keadaan inikita dapat mgetahui keadaan klien secara umum, apabila klien
sakit ringan, sedang, berat.
2. Tanda-tanda vital
Dapat ditemukan peningkatan system denyut nadi dan disritmia
3. Sistem kardiovaskuler
Didapatkan dari palpasi dan disritmia
4. Sistem respirasi
Pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan
5. Sistem penglihatan
6. Sistem integument
Pada pasien diabetes mellitus biasanya terdapat luka-luka basah, rambut halus,
polidipsia
7. Sistem neurosensor
Kadang didapatkan insomnia, konjngtiva merah
8. Sistem musculoskeletal
Biasanya karena luka sudah menyebar maka dilakukan amputasi
d. Kebutuhan aktifitas sehari-hari
Klien biasanya mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas sehri-hari
karena adanya kelemahan
e. Data Psikologis
Klien biasanya merasa cemas karena takut akan bertambah besar dan takut tidak
akan disembuhkan
f. Data sosial
Adanya perubahan peran fungsi klien dan keluarga maupun lingkungan
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai kesehatan pasien,
kemampuan pasien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data
tentang perubahan-perubahan atau respon pasien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap
pasien. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan
keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap
awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data
dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya, merencanakan
asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah-masalah pasien. pengumpulan data dimulai sejak hari pertama dinas (intial
assasment), selama pasien masih di dilakukan pengkajian terus menerut (ongoing
Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi tentang
keadaan kesehatan pasien, menentukan masalah keperawatan dan kesehatan
pasien, menilai keadaan kesehatan pasien, membuat keputusan yang tepat dalam
menentukan langkah-langkah berikutnya.Tipe data terbagi dua, yaitu data
subjektif dan data objrktif. Data subjektif adalah data yang didapatkan dari pasien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut
tidak bisa di tentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien
terhadap status kesehatan lainnya. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat
diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar,
cium, sentuh,/raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi,
pernafasan, tekanan darah, berat badan tingkat kesadaran.
3. Rumusan Masalah
Rencana tindakan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan
yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Rencana asuhan keperawatan bersifat individual, bergantung kepada nyeri yang
dialami klien. Berikut contoh rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien
dengan nyeri berdasarkan intervensi Nort American Nursing association
International (NANDA) dengan diagnosa aman nyaman (nyeri).
1. Nyeri
Defenisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa (international association for the study of
pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Kemungkinan Berhubungan dengan:
Kemungkinan Data yang Ditemukan:
a. Perubahan Selera Makan
b. Perubahan Tekanan Darah
c. Perubahan Frekuensi Jantung
d. Perubahan Frekuensi Pernapasan
e. Diaforensis
f. Perilaku Distraksi
g. Mengespresikan Perilaku
h. Gangguan tidur
i. Dilatasi Pupil
j. Perubahan Posisi untuk Menghindari Nyeri
2. Infeksi, Risiko
Definisi: Peningkatan risiko untuk terinvasi oleh organisme pathogen.
Factor Risiko
1. Prosedur Invasif
2. Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen
3. Trauma
4. Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
5. Ruptur membran amnion
6. Agen farmasi (imunosupresan)
7. Malnutrisi
8. Peningkatan paparan lingkungan pathogen
9. Imunosupresi
10. Ketidakadekuatan imun buatan
11. Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
12. Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan,
penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan
peristaltik)
3. Defisit Perawatan Diri Mandi
Definisi: hambatan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi aktivitas
mandi.
Batasan karakteristik
Objektif
Ketidakmampuan untuk melakukan tugas-tugas berikut:
1. Mengakses kamar mandi
2. Mengeringkan badan
3. Mengambil perlengkapan mandi
4. Mendapatkan sumber air
5. Mengatur suhu atau aliran air mandi
6. Membersihkan tubuh atau anggota tubuh
Faktor yang berhubungan
1. Penurunan motivasi
2. Kendala lingkungan
3. Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh
4. Ketidakmampuan untuk merasakan hubungan spasial
5. Gangguan muskuloskletal
6. Kerusakan neuromuskular
7. Nyeri
8. Gangguan persepsi atau kognitif
9. Ansietas hebat
10. Kelemahan
4. Perencanaan Tindakan
Diagnosa 1: Ganguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik
jaringan berhubungan dengan luka ganggren pada tungkai kaki bagian
kanan.
Kriteria hasil :
1. Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .
2. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau
3. Pergerakan penderita bertambah luas.4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital
dalam batas normal. (S : 36,5C, N: 74 x /menit, T : 150/90 mmHg, RR : 22 x
/menit).
Rencana tindakan :
1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
2. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.
Rasional: pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan
mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerja
sama dalam melakukan tindakan
3. Ciptakan lingkungan yang tenang.
Rasional: Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberatrasa
nyeri
4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional: Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan pasien.
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.
Rasional: Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan
padaotot untuk relaksasi seoptimal mungkin.
6. Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.
Rasional: massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran
pussedangkan BWC sebagai desinfektan yang dapat memberikan rasa nyaman.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
8. Rasional : Obat –obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien
Diagnosa 2: Potensial terjadinya penyebaran infeksi (sepsis) berhubungan
dengan tinggi kadar gula darah dan luka pada tungkai kaki bagian kanan.
Kriteria Hasil :
1. Tanda-tanda infeksi tidak ada.
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal (S : 36 – 37,50C)
Rencana tindakan :
1. Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka.
Rasional: Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksidapat
membantu menentukan tindakan selanjutnya
2. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan
diriselama perawatan.
Rasional: Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untukmencegah
infeksi kuman
3. Lakukan perawatan luka secara aseptik.
Rasional: untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi.
4. Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang
ditetapkan.
Rasional: Diet yang tepat, latihan fisik yang cukup dapat meningkatkandaya
tahan tubuh, pengobatan yang tepat, mempercepat penyembuhan sehingga
memperkecil kemungkinan terjadi penyebaran infeksi.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika dan insulin.
Rasional: Antibiotika dapat menbunuh kuman, pemberian insulin akan
menurunkan kadar gula dalam darah sehingga proses penyembuhan.
Diagnosa 3: Defisit perawatan diri (personal hygiene, BAB & BAK)
berhubungan dengan aman dan nyaman
Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana
untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan higiene
mulut meliputi sebagai berikut :
a. Klien akan memiliki Mukosa Mulut utuh yang Terhidrasi baik;
b. Klien mampu melakukan sendiri perawatan Higiene- Mulut dengan benar;
c. Klien akan mencapai rasa Nyaman;
d. klien akan memahami Praktik Higiene-mulut.
Kriteria Hasil:
Hasil (NOC) yang mungkin diharapkan dengan indikator 5 pada setiap hasil
berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang telah dipilih melalui analisa data
Tindakan Keperawatan :
Perawatan Diri: aktivitas
kehidupan sehari-hari (AKS)
Kemampuan untuk melakukan tugas
fisik paling dasar dan aktivitas perawatan
pribadi secara mandiri dengan atau tanpa
alat bantu
Perawatan diri: Mandi Kemampuan untuk membersihkan tubuh
sendiri secara mandiri dengan atau tanpa
alat bantu
Perawatan Diri: Higiene Kemampuan untuk mempertahankan
kebersihan pribadi dan penampilan yang
rapi secara mandiri atau tanpa alat bantu
Perawatan Diri: oral higiene Kemampuan untuk perawat mulut dan
gigi secara mandiri dengan atau tanpa
alat bantu
Perawatan diri: berpakain Kemampuan untuk mengenakan pakaian
sendiri secara mandiri dengan atau tanpa
alat bantu
Perawatan Diri:Makan Kemampuan untuk menyiapkan dan
memakan makanan dan cairan secara
mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan Diri: Eliminasi Kemampuan untuk melakukan aktivitas
eliminasi secara mandiri dengan atau
tanpa alat bantu
B. Asuhan Keperawatan Kasus pada Tn.A dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar: Aman dan Nyaman di Lingkungan V Kelurahan
Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
1. Pengkajian
I. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 60 Tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kec.
Medan Amplas
Golongan Darah : Tidak diperiksa
Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2015
Diagnosa Keperawatan : tidak dilakukan pemeriksaan
Genogram:
Keterangan:
: laki-laki masih hidup
: perempuan masih hidup
: laki-laki yang sudah meninggal
: perempuan sudah meninggal
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan merasa nyeri pada bagian tumit sebelah kanan kaki, kaki tidak
dapat digerakkan.
III.RIWAYAT KESAHATAN MASA LALU
A. Penyakit Yang Pernah di Alami
Klien mengatakan: “mengalami penyakit Diabetes militus”
B. Pengobatan / Tindakan yang dilakukan:
Klien mengatakan; “ pernah diopname di RSUD DR Pirngadi Medan”
C. Pernah Dirawat/Dioperasi
Klien mengatakan: “pernah di rawat di RSUD DR Pirngadi Medan”
D. Lama di Rawat
selama 1 minggu”.
E. Alergi
Tidak ada riwayat elergi
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua
Orang tua laki-laki klien meninggal karena penyakit Diabetes Militus
B. Saudara Kandung
Klien mempunyai 5 bersaudara
C. Penyakit Keturunan yang ada
Keluarga klien mempunyai penyakit keturunan Diabetes militus
D. Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa
Tidak ada keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa
E. Anggota Keluarga yang Meninggal
Orang tua klien yang laki-laki sudah meninggal
F. Penyebab Meninggal
Penyakit Diabetes Militus.
V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. persepsi tentang Penyakitnya
B. konsep Diri
Gambaran Diri : Klien mengatakan: “merasa malu karen sebagian dari fungsi
tubuhnya sudah tidak dapat digunakan dan Cuma bisa dapat menyusahkan orang
lain”
Ideal Diri : Klien berperilaku baik kepada orang lain
Harga Diri: Klien mengatakan: “apa yang menjadi haknya harus kembali
kepadanya”
Peran Diri: Klien mengatakan: “saya berharap dapat bekerja kembali dan
mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya”
Identitas Diri : Klien menyadari keputusan mengakhiri hidup itu adalah salah
dan ingin menjalani kehidupannya dngan baik.
Keadaan Emosi: Labil , kadang klien merasa senang dan kadang merasa sedih
Hubungan Sosial
1. orang yang berarti : Orang tua klien
2. hubungan dengan Keluarga : baik
3. hubungan dalam berhubungan dengan Orang lain : Baik, klien suka
berinteraksi bersama tetangga dan orang lain.
Spiritual
Klien beragam islam dan mengerjakan sholat 5 waktu sehari semalam dan klien
juga suka mengaji setelah selesai solat.
VI. STATUS MENTAL
a. Tingkat Kesadaran : Compas mentis, pasien dalam keadaansadar
ketika berkomunikasi
b. Penampilan : Klien tampak berpakai kurang rapi dan
acak-acakan
c. Alam Perasaan : Klien tampak putus asa
d. Pembicaraan : Klien menjawab pertanyaan denganMenjawab
cepat dan kurang jelas
1. Afek : Labil, klien tampak sedih
2. Interaksi Selama Wawancara : Klien tidak mudah sedih ketika ditanyak
3. Proses Piker : Klien suka berbicara dengan perawat karena
klien ingin cepat sembuh
4. Isi Piker : Klien ingin cepat sembuh
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Lemah, kaki sebelah kanan tidak dapat digerakkan, penampilan tidak rapi, badan
berbau, kulit kepala kotor, luka pada tumit kaki sebelah kanan,luas luka 4 cm.
B. Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 36,5°C
Tekana Darah : 150/90mmHg
Nadi : 74x/mnt
Pernafasan : 22x/mnt
TB : 160 cm
BB : 60 kg
C. pemeriksaan Head to toe
1. Rambut
a) Tekstur : Kasar, kusam, dan berketombe
b) Warna : Hitam
c) Kebersihan : Rambut terlihat kotor
d) Distribusi : Merata
e) Kulit kepala : Kulit kepala kotor
f) Gatal : Klien mengatakan kepala terasa gatal,
g) Kebersihan : Klien mengatakan sudah 5 hari belum cuci rambut,
2. Gigi dan mulut
a) Kelengkapan gigi : Sudah tidak lengkap dengan jumlah 29 buah
b) Masalah gigi : Gigi berlubang, kuning, dan kotor
c) Kebersihan : Gigi terlihat kuning, klien mengatakan sudah 2 hari
belum gosok gigi.
d) Bau mulut : Ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain
Hidung
Tulang Hidung dan Posisi Septum Nas : Normal
Lubang Hidung : Tidak ada pendarahan, kebersihan kurang
Cuping Hidung : Tidak ada
Telinga
Bentuk Telinga : Normal dan simetris
Ukuran Telinga : Dalam batas normal
Lubang Telinga : Ada kotoran dan tidak ada infeksi
Ketajaman Pendengaran : Tidak dilakukan pemeriksaan
Mulut dan Faring
Keadaan Bibir : Dibatas normal
Keadaan Gusi dan Gigi : Kuning, tidak ada pendarahan
Keadaan Lidah : Tidak ada lesi dan Pendarahan pada lidah
Leher
Posisi Trachea : Normal
Thyroid : Tidak ada pembesaran
Suara : Klien dapat berbicara dengan jelas
Kelenjer Limfe : Tidak ada pembesaran Kelenjer
Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran
Denyut Nadi Karotis : Denyut nadi teraba
PERKEMIHAN-ELIMINASI URIN
Masalah Kandung Kemih : Sering
Produksi Urine : ± 1000 ml/hari
Frekuensi : ± 4 – 5 x/hari
Warna : Kuning keruh dan berbuih
Bau : Amoniak
BAB : ± 1 x/hari, Tidak ada masalah
Obat Pencahar : Tidak Ada
Lavemen : Tidak Ada
BAK
Pola BAK
Nyeri/Rasa Terbakar : Tidak ada
OTOT,TULANG, DAN INTEGUMEN
1. Otot dan Tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan: bebas
Tungkai bawah sebelah kanan tidak dapat digerakkan
Kekuatan otot : 2
2. Integumen
Warna Kulit : Hiperpigmentasi
Akral : Hangat
tungkai kaki bagian kanan
DO:
1. Pasien tampak meringis
Kesakitan
2.Skala Nyeri : 5
3.TTV : 150/90 mmHg
4.HR : 74 x/i
5.RR : 22 x/i
Luka akibat Diabetes
militus
membersihkan luka pada tumit
kakinya sebelah kanan
DO: luka tidak ditutup dengan
perba.
Dan tidak dirawat
Penurunan insulin tubuh
↓
Glukosa tidak dapat
ditransfer ke jaringan
↓
Peningkatan glukosa
darah
↓
Osmolaritas meningkat
↓
Nutrisi dan O2 tidak
dapat disuplai ke
jaringan perifer terutama
ekstremitas kaki kanan
↓
Luka dapat
menyebabkan nekrose
pada luka yang tidak
dirawat
↓
Risiko infeksi pada luka
3 DS:
Klien mengatakan :
1. Kulit kepalanya terasa gatal.
2. Belum keramas selama 5 hari.
3. Belum gosok gigi selam 2 hari.
4. Merasa tidak nyaman karena
badannya lengket dan bau.
5. Belum memotong kuku selama
2 minggu.
DO:
Tercium bau mulut
2. Rambut klien terlihat kasar,
Kusam, berketombe, dan
acak-acakan
3. Gigi klien terlihat kuning
4. Badan klien tercium bau yang
tidak sedap
6. Kulit klien lengket dan kusam
Kelelahan fisik
↓
Kelemahan
↓
Luka ganggren pada
tungkai kaki kanan
↓
Defisit perawatan diri
Defisit
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang
akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarkan teori
kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan
dasar yang dibahas adalah kebutuhan dasar persona higiene.
Masalah Keperawatan :
1. Nyeri;
2. Risiko infeksi;
3. Defisit perawatan diri
Diagnosa Keperawatan
1. Ganguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik jaringan
berhubungan dengan luka ganggren pada tungkai kaki bagian kanan.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan tinggi kadar gula darah dan luka pada
tungkai kaki bagian kanan.
3. Defisit perawatan diri (personal hygiene, BAB & BAK) berhubungan dengan
imobilisasi ditandai dengan terdapat luka gaggren pada tungkai kaki bagian
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan
1. Ganguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan iskemik
jaringan berhubungan dengan luka
ganggren pada tungkai kaki bagian
kanan.
Kriteria hasil :
1. Penderita secara verbal
mengatakan nyeri berkurang/
hilang.
2. Penderita dapat melakukan
metode atau tindakan untuk
mengatasi atau mengurangi nyeri
3. Pergerakan penderita bertambah
luas.4. Tidak ada keringat
dingin, tanda vital dalam batas
normal.(S : 36 – 37,50C, N: 74 x
/menit, T : 150/90 mmHg, RR :
22 x /menit).
Rencana Tindakan Rasional
1. Kaji tingkat, frekuensi, dan
reaksi nyeri yang dialami
pasien.
2. Jelaskan pada pasien tentang
sebab-sebab timbulnya nyeri.
3. Ciptakan lingkungan yang
tenang.
4. Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi.
1. Untuk mengetahui berapa berat
nyeri yang dialami pasien.
2. Pemahaman pasien tentang
penyebab nyeri yang terjadi
akanmengurangi ketegangan
pasien dan memudahkan pasien
untuk diajakbekerjasama dalam
melakukan tindakan.
3. Rangasanga yang berlebihan dari
lingkungan akan
memperberatrasa nyeri.
4. Teknik distraksi dan relaksasi
dapat mengurangi rasa nyeri
5. Atur posisi pasien senyaman
mungkin sesuai keinginan
pasien.
6. Lakukan massage dan kompres
luka dengan BWC saat rawat
luka.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgesik.
5. Posisi yang nyaman akan
membantu memberikan
kesempatan padaotot untuk
relaksasi seoptimal mungkin.
6. Massage dapat meningkatkan
vaskulerisasi dan pengeluaran
pussedangkan BWC sebagai
desinfektan yang dapat
memberikan rasa nyaman.
7. Obat –obat analgesik dapat
membantu mengurangi nyeri
pasien.
2. Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Risiko infeksi berhubungan
dengan tinggi kadar gula darah
dan luka pada tungkai kaki bagian
kanan.
Kriteria hasil:
1. Tanda-tanda infeksi tidak ada.
2. Tanda-tanda vital dalam batas
normal
(S : 36 – 37,50C)
3. Keadaan luka baik dan kadar
gula darah normal.
Rencana Tindakan Rasional
1. Kaji adanya tanda-tanda
penyebaran infeksi pada luka.
2. Anjurkan kepada pasien dan
keluarga untuk selalu menjaga
kebersihan diriselama
perawatan.
3. Lakukan perawatan luka secara
aseptik.
1. Pengkajian yang tepat tentang
tanda-tanda penyebaran infeksi
dapat membantu menentukan
tindakan selanjutnya.
2. Kebersihan diri yang baik
merupakan salah satu cara
untukmencegah infeksi kuman.
3. Untuk mencegah kontaminasi
4. Anjurkan pada pasien agar
menaati diet, latihan fisik,
pengobatan yangditetapkan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian antibiotika dan
insulin.
4. Diet yang tepat, latihan fisik
yang cukup dapat meningkatkan
daya tahan tubuh, pengobatan
yang tepat, mempercepat
penyembuhan sehingga
memperkecil kemungkinan
terjadi penyebaran infeksi.
5. Antibiotika dapat menbunuh
kuman, pemberian insulin
akanmenurunkan kadar gula
dalam darah sehingga proses
penyembuhan.
3 Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Defisit perawatan diri (personal
hygiene, BAB & BAK)
berhubungan dengan imobilisasi
ditandai dengan terdapat luka
gaggren pada tungkai kaki bagian
kanan.
Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam.
Personal hygiene rambut, mulut,
kulit, dan kuku klien kembali
terpenuhi.
Kriteria hasil:
a. Perawatan diri klien berubah atau
tidak
b. Klien tampak bersih
Rencana Tindakan Rasional
1. Kaji pola kebutuhan personal
hygiene klien.
2. Cuci rambut klien
menggunakan shampo selama
1. Mengetahui data dasar dalam
melakukan intervensi.
a. Rambut klien bersih
b. Rambut klien rapi
c. Gigi klien bersih
2. Mengurangi resiko luka pada
1x 2 hari
3. Sisir rambut klien
4. Bantu klien menggosok gigi
5. Ajarkan klien cara menggosok
gigi yang benar
6. Bantu klien mengganti
pakaian.
7. Bantu klien dalam menjaga
kebersihan badannya dengan
cara memandikan klien 2x
sehari.
8. Berikan pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri pada
klien.
9. Beri lotion pada kulit klien.
10.Potong kuku klien 1x/minggu
11.Sikat kuku klien bila perlu
3. emberi rasa nyaman pada klien
4. Menghindari resiko infeksi dan
memberikan kenyamanan bagi
klien
5. Meningkatkan pengetahuan dan
membuat klien lebih
kooperative.
6. Melembabkan kulit klien.
7. Kuku klien pendek
8. Membersihkan kotoran pada
5. Pelaksanaan Keperawatan
No Diagnosa Implementasi
Keperawatan
Evaluasi
(SOAP)
1. Ganguan rasa nyaman
(nyeri) berhubungan
dengan iskemik
jaringan berhubungan
dengan luka ganggren
pada tungkai kaki
bagian kanan.
1. Mengkaji tingkat,
frekuensi, dan reaksi
nyeri yang dialami
pasien.
2. Menjelaskan pada
pasien tentang
sebab-sebab timbulnya nyeri.
3. Menciptakan lingkungan
yang tenang.
4. Mengajarkan teknik
distraksi dan relaksasi.
5. Mengatur posisi pasien
senyaman mungkin
sesuai keinginan pasien.
6. Melakukan massage dan
kompres luka dengan
BWC saat rawat luka.
7. Menganjurkan klien
kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
analgesik.
dengan posisi
6. Luka sudah
berhubungan dengan
tinggi kadar gula darah
dan luka pada tungkai
kaki bagian kanan.
1. Mengkaji adanya
tanda-tanda penyebaran
infeksi pada luka.
2. Menganjurkan kepada
pasien dan keluarga
untuk selalu menjaga
kebersihan diri selama
perawatan.
3. Melakukan perawatan
luka secara aseptik.
4. Menganjurkan pada
pasien agar menaati diet,
latihan fisik, pengobatan
yang ditetapkan.
5. Melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk
pemberian antibiotika
dan insulin.
S: klien
mengatakan luka
yang terdapat
ditungkai kaki
kanannya tidak
sudah
3 Defisit perawatan diri
(personal hygiene,
BAB & BAK)
berhubungan dengan
imobilisasi ditandai
dengan terdapat luka
gaggren pada tungkai
kaki bagian kanan.
1. Mengkaji pola
kebutuhan personal
hygiene klien.
2. Mencuci rambut klien
menggunakan shampo
selama 1x 2 hari
3. Menyisir rambut klien
4. Mengajarkan klien cara
menggosok gigi yang
benar
5. Membantu klien
mengganti pakaian.
6. Membantu klien dalam
menjaga kebersihan
badannya dengan cara
memandikan klien 2x
sehari.
7. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri
pada klien.
8. Memotong kuku klien
1x/minggu
S: klien
mengatakan:
“badannya terasa gatal-gatal, lengket
dan berbau”
O:
1. Klien tampak
belum mampu
3. Klien tampak
menyisir
rambut
4. Klien mengerti
cara mengosok
gigi
5. Klien mampu
pakaian
6. Klien mau
menjaga
kebersihan
badannya
7. Klien
mendengarkan
dan melakukan
perawatan
yang sudah
diajarkan
8. Klien mau
memotong
kukunya.
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar Aman dan Nyaman dan melakukan pembahsan kesenjangan
antara teoritis dengan kasus, maka pada kesempatan ini penulis menarik beberapa
kesimpulan dan memberikan saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan
yang penulis lakukan pada klien sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Tahap pengkajian data yang ditemukan pada Tn. A dengan keadaan umum
Lemah, kaki sebelah kanan tidak dapat digerakkan, penampilan tidak rapi,
badan berbau, kulit kepala kotor, luka pada tumit kaki sebelah kanan,luas
luka 4 cm.
Setiap masalah keperawatan yang ditemukan pada Tn. A dibuat perencanaan
untuk mencegah masalah yang disusun sesuai dengan perencanaan dan
prioritas masalah serta sarana dan fasilitas yang tersedia.
2. Implementasi yang dilakukan penulis pada Tn. A sesuai dengan rencana
tindakan yang sudah disusun sebelum dan disesuaikan sarana dan fasilitas
yang ada.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulakan adalah sebagai berikut;
1. Bagi Perawat
Agar perawat lebih mengoptimalkan dalam pelayanan kebutuhan dasar
personal hygine sehingga dapat mencegah dampak dari masalah kebutuhan
dasar personal hygineyang lebih buruk.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar lebih meningkatkan perencanaan dan pengajaran asuhan keperawatan
pada mahasiswa, miningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan
keterampilan yang lebih kepada mahasiswa dan menambahkan refirensi
3. Bagi Klien
Dengan adanya bimbingan dan bantuan asuhan keperawatan yang dilakukan
selama 5 hari, penulis berharap agar klien dapata meningkatkan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Askandar. 2001. Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes. Jakarta : Gramedia.
NANDA International. (2012-2014). NANDA nursing diagnoses; Definitions and
2012- 2014. Philadelphia: Author.
Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan praktik, Edisi 4, Jakarta: EGC.
Roper. (2002). Mobilisasi pasca Seksio Caesaria, dibuka pada situs,
http://www.postsc.com/25 Septmber 2009.
Sigit Nian, (2010). Konsep dan Proses Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tarwoto dan Wantonah.(2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
LAMPIRAN
Catatan Perkembangan
No
Dx
Hari/
Tanggal Tindakan Keperawatan Evaluasi
1. Rabu/ 20
mei 2015
1. Mengkaji tingkat,
frekuensi, dan reaksi
nyeri yang dialami
pasien.
2. Menjelaskan pada
pasien tentang
sebab-sebab timbulnya nyeri.
3. Menciptakan
lingkungan yang
tenang.
4. Mengajarkan teknik
distraksi dan relaksasi.
5. Mengatur posisi pasien
senyaman mungkin
sesuai keinginan pasien.
6. Melakukan massage
dan kompres luka
dengan BWC saat rawat
luka.
7. Menganjurkan klien
kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
analgesik.
S: klien mengatakan tungkai
kaki kanannya terasa nyeri.
O:
1. Skala nyeri 5
2. Klien menerima dan
mengerti penjelasan yang
sudah diberikan
3. Lingkungan klien tampak
tidak mendukung.
4. Klien mengikuti teknik
yang sudah diajarkan
5. Klien dapat mengatur
posisinya senyaman
mungkin dengan posisi
semipoler
6. Luka sudah dikompres,
dengan kompres hangat
7. Klien telah melakukan
pengobatan.
A: masalah belum teratasi
2. 1. Mengkaji adanya
tanda-tanda penyebaran
infeksi pada luka.
2. Menganjurkan kepada
pasien dan keluarga
untuk selalu menjaga
kebersihan diri selama
perawatan.
3. Melakukan perawatan
luka secara aseptik.
4. Menganjurkan pada
pasien agar menaati diet,
latihan fisik, pengobatan
yang ditetapkan.
5. Melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk
pemberian antibiotika
dan insulin.
S: klien mengatakan luka
yang terdapat ditungkai kaki
kanannya tidak diperban dan
3. Luka telah dibersihkan
oleh perawat
4. Klien menaati anjuran
yang sudah diberikan
5. Klien meminum obat dari
dokter.
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
3. 1. Mengkaji pola
kebutuhan personal
hygiene klien.
2. Mencuci rambut klien
menggunakan shampo
selama 1x 2 hari
3. Menyisir rambut klien
4. Mengajarkan klien cara
menggosok gigi yang
benar
5. Membantu klien
mengganti pakaian.
6. Membantu klien dalam
menjaga kebersihan
S: klien mengatakan: “
badannya terasa gatal-gatal,
lengket dan berbau”
O:
1. Klien tampak belum
mampu melakukan
perawatan pada dirinya
2. Klien mau untuk
rambutnya dicuci
3. Klien tampak menyisir
rambut
4. Klien mengerti cara
badannya dengan cara
memandikan klien 2x
sehari.
7. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri
pada klien.
8. Memotong kuku klien
1x/minggu
5. Klien mampu menganti
pakaian
6. Klien mau menjaga
kebersihan badannya
7. Klien mendengarkan dan
melakukan perawatan
yang sudah diajarkan
8. Klien mau memotong
kukunya.
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
1. Kamis, 21
Mei 2015
1. Mengkaji tingkat,
frekuensi, dan reaksi
nyeri yang dialami
pasien.
2. Menciptakan
lingkungan yang
tenang.
3. Mengajarkan teknik
distraksi dan relaksasi.
4. Mengatur posisi pasien
senyaman mungkin
sesuai keinginan pasien.
5. Menganjurkan klien
kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
analgesik.
S: klien mengatakan tungkai
kaki kanannya terasa nyeri.
O:
1. Skala nyeri 5
2. Lingkungan klien tampak
tidak mendukung.
3. Klien mengikuti teknik
yang sudah diajarkan
4. Klien dapat mengatur
posisinya senyaman
mungkin dengan posisi
semipoler
5. Klien telah melakukan
pengobatan.
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2. 1. Mengkaji adanya
tanda-tanda penyebaran
infeksi pada luka.
2. Menganjurkan kepada
pasien dan keluarga
S: Klien mengatakan luka
yang terdapat ditungkai kaki
kanannya tidak diperban dan
untuk selalu menjaga
kebersihan diri selama
perawatan.
3. Melakukan perawatan
luka secara aseptik.
4. Menganjurkan pada
pasien agar menaati
diet, latihan fisik,
pengobatan yang
ditetapkan.
5. Melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk
pemberian antibiotika
O:
1. Luka teraba hangat dan
merah
2. Klien sulit menjaga
kebersihan rumahnya
3. Luka telah dibersihkan
oleh perawat
4. Klien menaati anjuran
yang sudah diberikan
5. Klien meminum obat dari
dokter.
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
3. 1. Mengkaji pola
kebutuhan personal
hygiene klien.
2. Mengajarkan klien cara
menggosok gigi yang
benar
3. Membantu klien
mengganti pakaian.
4. Membantu klien dalam
menjaga kebersihan
badannya dengan cara
memandikan klien 2x
sehari.
5. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri
pada klien.
S: klien mengatakan: “
badannya terasa gatal-gatal,
lengket dan berbau”
O:
1. Klien tampak belum
mampu melakukan
perawatan pada dirinya
2. Klien mengerti cara
mengosok gigi
3. Klien mampu menganti
pakaian
4. Klien mau menjaga
kebersihan badannya
5. Klien mendengarkan dan
melakukan perawatan
yang sudah diajarkan
A: Masalah belum teratasi
1. Jumat, 22
mei 2015
1. Mengkaji tingkat,
frekuensi, dan reaksi
nyeri yang dialami
pasien.
2. Menciptakan
lingkungan yang
tenang.
3. Mengajarkan teknik
distraksi dan relaksasi.
4. Mengatur posisi pasien
senyaman mungkin
sesuai keinginan pasien.
5. Menganjurkan klien
kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
analgesik.
S: Klien mengatakan tungkai
kaki kanannya terasa nyeri.
O:
1. Skala nyeri 5
2. Lingkungan klien tampak
tidak mendukung.
3. Klien mengikuti teknik
yang sudah diajarkan
4. Klien dapat mengatur
posisinya senyaman
mungkin dengan posisi
semipoler
5. Klien telah melakukan
pengobatan.
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengkaji adanya
tanda-tanda penyebaran
infeksi pada luka.
2. Menganjurkan kepada
pasien dan keluarga
untuk selalu menjaga
kebersihan diri selama
perawatan.
3. Melakukan perawatan
luka secara aseptik.
4. Menganjurkan pada
pasien agar menaati
diet, latihan fisik,
pengobatan yang
ditetapkan.
S: Klien mengatakan luka
yang terdapat ditungkai kaki
kanannya tidak diperban dan
3. Luka telah dibersihkan
oleh perawat
4. Klien menaati anjuran
yang sudah diberikan
5. Klien meminum obat dari
5. Melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk
pemberian antibiotika
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengkaji pola
kebutuhan personal
hygiene klien.
2. Membantu klien
mengganti pakaian.
3. Membantu klien dalam
menjaga kebersihan
badannya dengan cara
memandikan klien 2x
sehari.
4. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri
pada klien.
S: Klien mengatakan: “
badannya terasa gatal-gatal,
lengket dan berbau”
O:
1. Klien tampak belum
mampu melakukan
perawatan pada dirinya
2. Klien mampu menganti
pakaian
3. Klien mau menjaga
kebersihan badannya
4. Klien mendengarkan dan
melakukan perawatan
yang sudah diajarkan
A: Masalah belum teratasi