• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan literasi informasi siswa di SMA IT Nurul Fikri Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kemampuan literasi informasi siswa di SMA IT Nurul Fikri Depok"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI SISWA DI SMAIT NURUL FIKRI DEPOK

Skripsi

Diajukukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

DENISYA AWALIYAH NIM 1111025100052

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Denisya Awaliyah (1111025100052). Kemampuan Literasi Informasi Siswa di

SMAIT Nurul Fikri Depok. Di bawah bimbingan Ida Farida, MLIS Program

Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi informasi siswa SMAIT Nurul Fikri Depok berdasarkan model literasi The Big6 serta peranan kepala sekolah, guru dan perpustakaan sekolah dalam menunjang kebutuhan informasi siswa untuk penyusunan karya ilmiah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara secara mendalam dan observasi. Informan berjumlah 21 orang, terdiri dari siswa kelas XI 17 orang, 2 orang guru, 1 pustakawan dan 1 wakil kepala sekolah melalui teknik snowball sampling. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa siswa SMAIT Nurul Fikri Depok sudah memiliki kemampuan literasi informasi yang memadai, namun ada hal yang belum mencapai standar literasi informasi The Big6 dan perlu perbaikan. Peran kepala sekolah mengkordinasikan guru dan pustakawan terhadap proses penyusunan karya ilmiah. Peran guru dan pustakawan berkolaborasi dengan adanya program pendidikan pemakai di perpustakaan sekolah pada awal masuk sekolah di kelas X dan kegiatan belajar mengajar di perpustakaan pada saat jam pelajaran berlangsung, tetapi program tersebut belum berjalan dengan baik karena pustakawan tidak mengikut sertakan dirinya dalam membantu siswa mengerjakan karya ilmiah secara langsung dan mendalam. Perpustakaan sekolah sudah menyediakan kebutuhan informasi, tetapi banyak siswa yang tidak mendapatkan bahan pustaka yang dibutuhkan karena keterbatasan koleksi. Pustakawan pun tidak mengajarkan kepada anak kelas XI yang sedang mengerjakan karya ilmiah untuk mencari kebutuhan informasi yang relevan. Kedepannya kolaborasi yang matang antara semua yang terlibat dalam project karya ilmiah perlu diadakan untuk kesempurnaan hasil penelitian siswa.

(6)

ii

ABSTRACT

Denisya Awaliyah (1111025100052). Ability of Students Information Literacy in

SMAIT Nurul Fikri Depok. Under the guidance of Ida Farida, MLIS Library

Science Program Faculty of Adab and Humanities Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State University, 2015.

The purpose of this study was to determine the students' information literacy skills of SMAIT Nurul Fikri Depok based on the models of The Big6 literacy and alto the role of principals, teachers and school libraries in supporting the information needs of students for the preparation of scientific work. The Research method used was descriptive research with a qualitative approach. Data collection techniques using in-depth interviews and observation. Informants numbering 21 people, consisting of students of class XI 17 persons, two teachers, one librarian and one vice principal through snowball sampling technique. The results of the analysis showed that students SMAIT Nurul Fikri Depok already have the literacy skills with sufficient information, but there are things which has not reached the standard of information literacy of The Big6 and some needs improvement. The role of principal is for coordinating the teachers and librarians for the process of scientific work. The role of teachers and librarians are to collaborate with the user education program in the school library at the beginning of school enrollment in classes X and learning activities in the library during school hours take place, but the program does not run well because the librarian does not involve themselves in helping students to do the Scientific work directly and profoundly. The school library has been providing the information needs, but many students do not get library materials required due to the limited collection. Librarian even did not teach XI graders who are working on scientific papers to find relevant information needs. In the future, the solid collaboration between all who involved in the scientific project should done for the perfection of the research students.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah (Skripsi) tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mengambil judul

“Kemampuan Literasi Informasi Siswa di SMAIT Nurul Fikri Depok.”

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabatnya dan kita selaku umatnya tetap istiqomah dijalannya. Amiin Yaa Robbal’lamin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahawa dalam menyelesaikan tulisan ini

penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan dan tantangan. Namun berkat dorongan, semangat dan arahan dari berbagai pihak. Akhirnya tugas skripsi ini

bisa terselesaikan dengan baik. Karena dengan segala kerendahan hati, penulis banyak berterima kasih kepada semua pihak dan penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(8)

iv

5. Ibu Ida Farida, MLIS selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi

yang sudah baik meluangkan waktunya dan memberikan arahannya dalam proses terselesainya skripsi ini.

6. Bapak Amir Fadillah, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang

sudah memberikan nasihat dan arahan dalam penyusunan skripsi.

7. Seluruh bapak dan ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan tak terhingga selama ini.

8. Semua pihak kepala sekolah, guru dan staf SMAIT Nurul Fikri Depok

yang sudah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan juga tidak lupa siswa-siswi SMAIT Nurul Fikri Depok khususnya kelas XI yang telah

sabar memberikan waktunya menjadi informan.

9. Bapak Firman Fajar, S.Sos selaku kepala perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok yang sudah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian.

10.Ibu Puji Sis Andanansari, S.Sos selaku pustakawan SMAIT Nurul Fikri Depok yang sudah setia meluangkan waktu dan membantu penulis

melakukan penelitian.

11.Kedua orang tua tercinta ayah Maryadi HM dan Ibu Nenden Dini yang selalu sabar mendoakan, memotivasi, mendidik dan memberikan yang

terbaik dengan ikhas disertai rasa kasih sayang. Tak lupa juga adik tersayang Syifa Nurfadilla dan Azriel Fadlurohman yang dengan sabar dan

penuh kasih sayang menghadapi penulis.

(9)

v

13.Sahabat tersayang Rini Ardillah, Vidiana Aprillia, Nofri Hardoyo, Febianti

Mega, Kak Cahyo, Kak Ria dan Mpo Early yang selalu tidak bosan-bosannya memberikan semangat dan motivasi keras dalam penyelasaian skripsi ini.

14.Teman-teman terbaik JIP 2011 dan khususnya IPI B Maria Nurmalasari, Pathur Rohmah, Asma Izzata, Destia Chairunnisa, Nurul Anggraini,

Ummi, Aini, Ade, Afda, Eka, Karina Adzani, Maeta, Sasmita, Bintang, Eko, Yogi, Wildan, Syarif, Uli, Wahyu, Arif, Maliki dan teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih selama

ini selalu ada baik suka maupun duka dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis yakin dalam menyusun skripsi masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk

kesempurnaannya skripsi ini.

Jakarta, Agustus 2015

(10)

vi

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Definisi Istilah ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 9

A. Perpustakaan Sekolah ... 9

1. Definisi Perpustakaan Sekolah ... 9

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 10

3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 12

4. Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 16

5. Layanan Perpustakaan Sekolah ... 19

B. Literasi Informasi ... 20

1. Definisi Literasi Informasi ... 20

2. Model Literasi Informasi ... 22

a. The Big6 ... 22

b. Empowering 8 (E-8) ... 26

c. INFOhio DIALOGUE Model (Ohio) ... 28

C. Literasi Informasi di Perpustakaan Sekolah ... 29

D. Kolaborasi Perpustakaan Dengan Sekolah ………... 32

E. Definisi Karya Ilmiah ... 33

F. Penelitian Terdahulu ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 36

B. Sumber Data ... 36

1. Data Primer ... 36

2. Data Sekunder ... 37

C. Informan ... 38

(11)

vii

E. Teknis Analisis Data ... 41

F. Jadwal Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Profil Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok ... 44

1. Sejarah Singkat Perpustakaan Sekolah ... 44

2. Visi dan Misi Perpustakaan Sekolah ... 45

3. Layanan Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok ... 46

4. Personalia ... 47

5. Struktur Organisasi ... 49

6. Koleksi Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok ... 50

7. Inventaris Perpustakaan ... 50

8. Kegiatan Perpustakaan ... 51

9. Keanggotaan ... 52

B. Hasil Penelitian ... 53

1. Analisis Penerapan dan Kemampuan Literasi Informasi SMAIT Nurul Fikri Depok dalam Mengerjakan Karya Ilmiah ... 53

a. Menentukan Tema Penelitian Tugas Karya Ilmiah .. 53

b. Mengidentifikasi Kebutuhan Informasi Potensial .... 56

c. Kemampuan Mengidentifikasi Berbagai Macam Sumber Informasi Potensial ... 57

d. Mengembangkan dan Menerapkan Strategi yang Baik Untuk Pencarian Sumber Informasi ... 59

e. Kemampuan Memeriksa Informasi yang Sesuai dengan Rumusan Masalah ... 61

f. Menyimpan Informasi dengan Baik Sesuai dengan Masalah ... 62

g. Kemampuan Mengaitkan dan Menganalisis Informasi Secara Logis Sesuai Dengan Rumusan Masalah ... 63

h. Mempertimbangkan dan Menambahkan Ide-Ide Tambahan dalam Pemecahan Masalah ... 64

i. Kemampuan menyusun dan Menganalisis Secara Terstruktur dengan Format yang Sesuai ... 65

j. Kemampuan Menyampaikan Presentasi Hasil Karya Ilmiah ... 66

k. Mengevaluasi dan Menilai Kemampuan Hasil Secara Kelompok ... 67

l. Mengevaluasi Kemampuan Hasil Pribadi Secara Logis ... 68

2. Peran Guru dan Perpustakaan dalam Penyelesaian Tugas Karya Ilmiah SMAIT Nurul Fikri Depok ... 69

a. Membimbing Siswa dalam Penyelesaian Karya Ilmiah ... 69

b. Kendala yang dihadapi Dalam Proses Pembuatan Karya Ilmiah ... 70

(12)

viii

d. Pustakawan Membantu Mengakses Informasi Siswa. 72

e. Kerjasama Sekolah dengan Perpustakaan ………… 73

C. Pembahasan ... 75

1. Penerapan dan Kemampuan Literasi Informasi SMAIT Nurul Fikri Depok dalam Mengerjakan Karya Ilmiah .... 75

a. Menentukan Tema Penelitian Tugas Karya Ilmiah .. 75

b. Mengidentifikasi Kebutuhan Informasi Potensial .... 76

c. Kemampuan Mengidentifikasi Berbagai Macam Sumber Informasi Potensial ... 77

d. Mengembangkan dan Menerapkan Strategi yang Baik Untuk Pencarian Sumber Informasi ... 78

e. Kemampuan Memeriksa Informasi yang Sesuai dengan Rumusan Masalah ... 79

f. Menyimpan Informasi dengan Baik Sesuai dengan Masalah ... 79

g. Kemampuan Mengaitkan dan Menganalisis Informasi Secara Logis Sesuai Dengan Rumusan Masalah ... 80

h. Mempertimbangkan dan Menambahkan Ide-Ide Tambahan dalam Pemecahan Masalah ... 81

i. Kemampuan menyusun dan Menganalisis Secara Terstruktur dengan Format yang Sesuai ... 82

j. Kemampuan Menyampaikan Presentasi Hasil Karya Ilmiah ... 82

k. Mengevaluasi dan Menilai Kemampuan Hasil Secara Kelompok ... 83

l. Mengevaluasi Kemampuan Hasil Pribadi Secara Logis ... 84

2. Peran Guru dan Perpustakaan dalam Penyelesaian Tugas Karya Ilmiah SMAIT Nurul Fikri Depok ... 85

a. Membimbing Siswa dalam Penyelesaian Karya Ilmiah ... 85

b. Kendala yang dihadapi Dalam Proses Pembuatan Karya Ilmiah ... 85

c. Menyediakan Bahan Pustaka dan Layanan Perpustakaan ... 86

d. Pustakawan Membantu Mengakses Informasi Siswa ... 87

e. Kerjasama Sekolah dengan Perpustakaan ………… 88

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Jumlah Responden ... 38

Tabel 3.2 : Jadwal Penelitian ... 42

Tabel 4.2 : Koleksi Perpustakaan ... 50

(14)

x

DAFTAR BAGAN

(15)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era global seperti sekarang ini, perpustakaan sangatlah penting untuk menunjang kebutuhan informasi bagi masyarakat. Berkembangnya teknologi dan informasi sekarang dimasyarakat,

mendorong mempermudahnya penyebaran informasi dan komunikasi antara pemberi dan penerima informasi. Teknologi yang terus bertambah

dan berkembang pesat akan memungkinkan banyaknya informasi yang terus berhamburan mengelilingi informannya. Informasi juga merupakan sesuatu yang esensial bagi perkembangan pribadi, karena seperti kita tahu

informasi merupakan awal dari pengetahuan.1

Perpustakaan adalah suatu tempat untuk mendayagunakan agar

koleksi yang dimiliki dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemustaka. Disamping itu perpustakaan juga menjadi jembatan komunikasi dan informasi yang aktif, baik dengan pemustaka yang

dilayani maupun masyarakat luar guna mencapai tujuan perpustakaan. Dengan perkembangan teknologi sekarang perpustakaan dan pustakawan

dituntut agar memberikan pelayanan koleksi yang baik, diantaranya koleksi ilmiah, koleksi cetak dan non cetak untuk menunjang kebutuhan pemustakanya. Namun, tidak hanya itu pemustaka sebelumnya harus

mengetahui pengetahuan keterampilan dalam mendapatkan informasi.

1

Sulistyo Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 1.32-1.33.

1

(16)

Agar dalam pencarian dan pengembangan informasi dapat dimanfaatkan

sesuai kebutuhan dan terus berkembang.2 Perpustakaan dibagi atas beberapa jenis yaitu perpustakaan sekolah, perpustakaan khusus,

perpustakaan umum, perpustakaan perguruan tinggi.

Perpustakaan Sekolah adalah merupakan tempat yang terletak dilingkungan sekolah dan merupakan pusat informasi edukatif serta

mampu menjadi pusat kegiatan pendidikan dimana siswa, guru, pustakawan bekerja sama dalam memperluas ilmu pengetahua baik

individu maupun kelompok. Tujuannya perpustakaan sekolah ialah menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksanaan program

kurikulum di sekolah.3 Dengan adanya perpustakaan sekolah secara langsung bisa membantu kurikulum sekolah. Dari hal tersebut, pemustaka setiap individu harus mempunyai kemampuan untuk mencari,

mengidentifikasi, menggunakan, mengolah dan mengevaluasi informasi yang dibutuhkan pemustaka dalam mengembangkan kemampuan pengetahuan yang baru. Kemampuan seperti ini dikenal dengan istilah

literacy information yang lebih dikenal literasi informasi atau bisa dibilang

melek informasi.4

Menurut Todd, Literasi Informasi yaitu melek informasi bagi siswa secara fleksibel, dapat beradaptasi terhadap perubahan dan mampu berfungsi secara individu maupun secara groups. Literasi informasi

2

Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 11-14

3

Undang Sudarsana, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka,

2008),h. 1.28. 4

(17)

merupakan keterampilan yang memungkinkan individu untuk

mengidentifikasi, menemukan dan memanfaatkan informasi. Berkembangnya teknologi dan informasi elektronik telah dimasukkan

untuk menyertakan keterampilan ICT (Information Communication

Tecnology) yang digabungkan dan dikolaborasikan dengan proses literasi

informasi.5

Kemampuan untuk mengenal kebutuhan informasi untuk memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan penting, menggunakan

berbagai strategi pengumpulan informasi, menetapkan informasi yang relevan merupakan proses dari literasi informasi hingga mendapatkan

pengetahuan. Literasi Informasi di perpustakaan khususnya perpustakaan sekolah membentuk pendidikan keaksaraan serta kepentingan dalam individu maupu kelompok peserta didik. Dalam proses pencarian

pengetahuan sejak dini perpustakaan sekolah berperan aktif dalam menambah informasi siswa.6 Literasi informasi yaitu program keaksaraan sekolah yang membutuhkan perencanaan, upaya kolaborasi antara

pustakawan dengan guru yang paling signifikan, Kegiatan literasi informasi antara lain loka karya siswa, karya ilmiah, makalah, kliping dan

lain sebagainya.7

5Susan Watts Taffe, “Preparing Preservice Teachers to Integrate Technology With The Elementary Literacy Program,” Blackwell Publishing, Vol. 57 (Oktober 2003): h. 1. Diakses pada tanggal 2 Januari 2015 dari http://e-resources.perpusnas.go.id/library.php?id=00001

6

Lucya Dhamayanti, dkk., Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI, 2011), h. 1.

7Karyn Cooper, ” The Recursive Process In and Of Critical Literacy: Actio

(18)

SMAIT (Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu) Nurul Fikri

Depok adalah sebagai sekolah islam terpadu yang memiliki siswa-siswi yang diharuskan kreatif. Siswa SMAIT Nurul Fikri Depok diarahkan dan

dituntut untuk gemar membaca dengan difasilitasi perpustakaan dengan buku yang memadai dan ruangan yang nyaman. Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depokmerupakan media center dan memiliki peran penting

dalam perkembangan kemampuan keterampilan literasi informasi di kalangan siswa.8

Walaupun SMAIT Nurul Fikri belum memiliki program literasi informasi di perpustakaan tetapi sudah menjalankan penelitian karya

ilmiah, SMAIT Nurul Fikri khususnya siswa kelas XI diwajibkan menyelesaikan karya ilmiahnya yang diberikan oleh guru bidang study. Dalam proses penyelesaian karya ilmiah (KI) siswa pun diberi arahan oleh

guru bidang study dan dibantu oleh pustakawan di sekolah karena permasalahnnya tidak semua siswa bisa mendapatkan informasi dengan baik dan relevan perlu bantuan agar pencarian lebih efektif. Tujuannya

agar siswa lebih mandiri dan bisa memanfaatan sumber informasi yang ada sekarang ini baik melalui perpustakaan maupun internet sehingga pada

saat diperguruan tinggi dalam mengerjakan tugas sudah lebih siap.

Menurut literature rivew yang dipaparkan diatas bahwa project penelitian yaitu karya ilmiah (KI) merupakan bagian dari literasi informasi

tetapi peneliti ingin meneliti tentang kemampuan literasi informasi siswa dengan menggunakan Model Literasi Informasi The Big6. The Big6 model

8SMAIT Nurul Fikri, “Budaya Membaca” dari

(19)

literasi informasi yang biasa dipakai di perpustakaan sekolah yang

dikembangkan Eisenberg dan Berkowitz pada tahun 1990. Berawal dari hasil pengamatan tersebut, maka penulis ingin mengangkat penelitian yang

berjudul ”Kemampuan Literasi Informasi Siswa Di SMAIT Nurul Fikri Depok” untuk mengetahui lebih mendalam sejauh mana

kemampuan literasi informasi siswa di sekolah tersebut.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan, peneliti

akan membatasi dan memfokuskan masalah pada kemampuan literasi informasi siswa kelas XI yang sedang menyusun tugas karya ilmiah

(KI) yaitu untuk persyaratan naik kelas XII di SMAIT Nurul Fikri Depok dan peran kepala sekolah, guru serta perpustakaan dalam menunjang kebutuhan informasi siswa.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana kemampuan literasi informasi siswa SMAIT Nurul Fikri Depok dalam mengerjakan tugas karya ilmiah ?

b. Bagaimana peran guru dan perpustakaan dalam menunjang kebutuhan informasi siswa SMAIT Nurul Fikri Depok ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(20)

a. Untuk mengetahui kemampuan literasi informasi siswa di SMAIT

Nurul Fikri Depok dalam mengerjakan tugas karya ilmiah.

b. Untuk mengetahui peran guru dan perpustakaan dalam menunjang

kebutuhan informasi siswa SMAIT Nurul Fikri Depok.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Menjadi tolak ukur dalam mengetahui kemampuan literasi informasi siswa SMAIT Nurul Fikri Depok dalam menguasai

informasi untuk memenuhi tugas di sekolah.

2. Sebagai bahan masukan bagi perpustakaan sekolah terhadap

pentingnya penerapan program literasi informasi disekolah untuk menambah wawasan siswa.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya

mengenai literasi informasi dan penerapannya.

D. Definisi Istilah

1. Literasi Informasi (information literacy)

Literasi informasi adalah adalah kemampuan untuk mengenal

kebutuhan informasi untuk memecahkan masalah, mengembangkan gagasan, mengajukan pertanyaan penting, menggunakan berbagai

strategi pengumpulan informasi, menetapkan informasi yang cocok, relevan dan otentik.

(21)

Karya Ilmiah adalah karangan atau tulisan seseorang yang berisi

beberapa tahapan penelitian sesuai fakta yang diambil dari lapangan dengan menggunakan sistematika penulisan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat penjelasan umum seputar penelitian,

meliputi latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini menjelaskan tentang pengertian, tujuan, tugas dan

fungsi perpustakaan sekolah, pengertian literasi informasi, model literasi informasi, literasi informasi di perpustakaan, pengertian karya ilmiah dan penelitian relevan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terkait jenis dan pendekatan

penelitian, sumber data, informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(22)

temuan penelitian dan pembahasan terkait kemampuan

literasi informasi yaitu berfokuskan pada siswa dalam mencari informasi guna menyelesaikan tugas sekolahnya

dan bagaimana arahan guru serta peran perpustakaan di SMAIT Nurul Fikri Depok dalam membimbing siswanya.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan pokok bahasan dan saran-saran yang

(23)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Pepustakaan Sekolah

1. Definisi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah sebuah tempat yang memiliki koleksi

buku dengan tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat dilingkungan sekolah khususnya para guru dan murid untuk

menunjang sarana belajar mengajar siswa.9

Menurut Standar Nasional Perpustakaan, Perpustakaan sekolah

yaitu perpustakaan yang berada dilingkungan sekolah yang dikelola oleh sekolah dan berfungsi untuk menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat di

sela-sela kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan yang diselengarakan pada setiap sekolah dan pemanfaatannya sangat tergantung kepada kepala sekolah, para guru petugas perpustakaan dan para pelajar. Sedangkan

pengembangannya selain menjadi tanggung jawab kepala sekolah juga dapat melibatkan komite sekolah.10

Adapun definisi perpustakaan menurut Sandar Nasional Indonesia, perpustakaan sekolah adalah Perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal dilingkungan pendidikan dasar dan menengah yang

merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan,

9

Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kencana, 2007), h. 1-2.

10

Lucya Dhamayanti, dkk., Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI, 2011), h. 9.

(24)

dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya

tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.11

Sedangkan Menurut IFLA/UNESCO pada tahun 2000

mengeluarkan manifesto tentang perpustakaan sekolah. Manifesto yang dicetuskan yaitu “Perpustakaan Sekolah dalam Pengajaran dan

Pembelajaran Untuk Semua” Perpustakaan sekolah adalah pengajaran

dan pembelajaran untuk semua perpustakaan sekolah. Selain itu menyediakan informasi, ide yang merupakan dasar keberhasilan

fungsioanal dalam masyarakat masa kini berbasis pengetahuan dan informasi.12

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu tempat yang disediakan dalam lingkup sekolah yang berfungsi sebagai pusat pembelajaran yang

berisikan koleksi pengetahuan yang bermanfaat bagi guru, staf dan siswa.

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah diadakan bukan hanya sekedar melayani selera para siswa untuk membaca buku-buku disaat jenuh.

Perpustakaan sekolah itu harus dapat membantu para siswa mengasah otak, memperluas dan memperdalam pengetahuan serta melahirkan

11

Perpustakaan Naional RI, Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan NasionalRI, 2011), h. 2.

12

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja

(25)

kecekatan. Perpustakaan itu harus membantu para siswa dalam

aktifitas kulikuler dan ekstrakulikuler.13

Perpustakaan sekolah menengah atas/madrasah aliyah bertujuan

mengembangkan dan meningkatkan minat baca, literasi informasi ,bakat dan kecerdasan (intelektual, emosional dan spiritual) peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka mendukung

tujuan pendidikan nasional melalui penyediaan sumber belajar.14

Menurut M. Idris Suryana KW tujuan perpustakaan sekolah antara

lain:

a. Memupuk rasa cinta, kesadaran dan kebiasaan membaca.

b. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan. c. Memperluas pengetahuan para siswa.

d. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir

siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

e. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

f. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.

g. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar

bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien terutama menggunakan bahan-bahan reference.

13

Undang Sudarsana, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008),h. 1.34. 14

Lucya Dhamayanti, dkk., Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan

(26)

h. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksanaan

program kurikulum di sekolah, baik yang bersifat, intrakulikuler maupun yang bersifat ekstrakulikuler.15

Dari tiga tujuan perpustakaan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai tempat atau wadah yang menyediakan sumber belajar guna memperdalam dan mengembangkan

pengetahuan dimiliki guru, staf dan siswa.

3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Seperti kita tahu bahwa perpustakaan merupakan sarana yang disediakan setiap sekolah sesuai dengan UU Nomor 43 pasal 1 ayat 1 tahun 2007 bahwa Perpustakaan yaitu institusi pengelola koleksi karya

tulis, karya cetak, atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,

pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dengan demikian, perpustakaan akan selalu digunakan oleh pemustaka atau anggotanya.

Tugas perpustakaan sekolah atau madrasah adalah mendukung

tugas madrasah sebagai suatu lembaga pendidikan yang bercirikan Islam melaksanakan amanah undang-undang sistem pendidikan

nasional. Secara menyeluruh dalam meningkatkan pengetahuan siswa, guru maupun pustakawan dalam proses belajar mengajar.16

15

Undang Sudarsana, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008),h. 1.34. 16

Sudarnoto Abdul Hakim, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:

(27)

Menurut Undang Sudarsana dalam bukunya Pembinaan Minat

Baca bahwa Tugas Perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut : a. Sebagai pusat belajar mengajar. Dengan mengembangkan

kemampuan pengetahuan untuk menggunakan sumber informasi baik guru maupun siswa.

b. Membantu anak didik, memperjelas dan memperluas

pengetahuannya tentang suatu pelajaran dikelas serta mengadakan penelitian di perpustakaan.

c. Mengembangkan kemampuan membaca dengan baik.

d. Mengembangkan anak dalam meningkatkan bakat kegemaran

perindividu.

e. Membiasakan anak untuk mengunjungi perpustakaan dalam mencari informasi dan bisa dipergunakan dalam tugas keseharian.

f. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi para siswa.

Perpustakaan sekolah merupakan sebagai fasilitas pendidikan

dalam pelaksanaan program kurikulum di sekolah, fungsinya bisa diterapkan dalam pencapaian prestasi belajar yang tinggi. Menurut

Ujang Sudarsana fungsi perpustakaan sekolah dibagi tiga antara lain: 1. Fungsi Pendidikan

Perpustakaan mampu memupuk dan mengembangkan

(28)

langkah pengumpulan, pengetahuan, pemahaman dan

penerapan ilmu pengetahuan. 2. Fungsi Informatif

Menyediakan informasi yang muthakhir, menyediakan bahan-bahan atau koleksi yang beraneka ragam, komunikatif dan bermutu dan mempermudah dalam mencari informasi

yang berguna bagi pengetahuan siswa. 3. Fungsi Penelitian

Dalam pembuatan karya ilmiah atau makalah siswa harus melakukan observasi atau pengamatan dengan mendapatkan

informasi awal tentang kajian literature yang dicari dengan menggunakan sarana perpustakaan sekolah

4. Fungsi Rekreatif

Sebagai fungsi rekreatif, pemustaka perpustakaan sekolah mengisi waktu senggangnya dari kegiatan sekolah dan mendapatkan kepuasan dalam mencari informasi.17

Selain itu fungsi perpustakaan sekolah menurut Darmono dari bukunya berjudul Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek dan Tata Kerja yaitu :

a. Fungsi Informasi

Perpustakaan menyediakan informasi melalui penyerapan

ide sebuah buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai ilmu pengetahuan. Selain itu dengan adanya perpustakaan bisa

17

Undang Sudarsana, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas

(29)

membantu pemustaka dalam memperoleh informasi di

perpustakaan dalam memecahkan persoalan informasi sehari-hari. b. Fungsi Pendidikan

Perpustakaan sekolah memberikan informasi meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Dengan perpustakaan

sekolah pemustaka akan mengembangkan minat baca yang telah dimiliki pemustaka dengan menggali pengetahuan yang baru.

c. Fungsi Kebudayaan

Perpustakaan mengembangkan kebudayaan dengan

tumbuhya kreatifitas dalam kesenian budaya bangsa. Dengan menumbuhkan minat baca dikalangan pemustaka untuk pengguasaan antar budaya baik lokal maupun non lokal secara

harmonis. d. Fungsi Rekreasi

Sebagai tempat rekreasi dengan membaca bahan bacaan

dalam mengisi waktu luang di sekolah guna menambah pengetahuan dan wawasan yang baru.

e. Fungsi Penelitian

Perpustakaan menjadi fungsi penelitian dalam menunjang informasi penelitian meliputi berbagai jenis koleksi baik cetak

(30)

Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban

menyimpan dan melestarikan semua karya cetak maupun karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia. Perpustakaan yang

menjalankan fungsi deposit yaitu Perpustakaan Nasional.18

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan sekolah yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam

belajar disekolah terhadap pengetahuan yang didapatkan di sekolah. Selain itu fungsi perpustakaan yaitu harus sesuai dengan tugas dan

tujuan sekolah. Ini merupakan hal yang penting, karena perpustakaan sekolah merupakan fasilitas pendidikan dalam pelaksanaan program kurikulum di sekolah, sehingga bisa diterapkan dalam pencapaian

prestasi belajar yang diharapkan.

4. Koleksi Perpustakaan Sekolah

Secara umum, istilah koleksi biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sumber informasi yang disimpan pada sebuah ruangan tertentu. Tetapi dengan berkembangnya waktu koleksi disebut

sebagai bahan pustaka yang berfungsi bagi pemustaka baik buku maupun digital yang dimanfaatkan dilingkungan perpustakaan.

Menurut Tarto koleksi perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan belajar, informasi, rekreasi kultural, dan penelitian bagi semua lapisan masyarakat mulai anak-anak, remaja maupun dewasa

18

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja

(31)

terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bersifat ilmiah dan non ilmiah (fiksi).19

Koleksi menurut Sutarno NS dalam buku Perpustakaan dan

Masyarakat yaitu bahan pustaka yang memadai baik mengenai jumlah, jenis dan mutunya yang tersusun rapi dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses atau temu kembali informasi merupakan kunci

keberhasilan perpustakaan. Oleh sebab itu perpustakaan harus memiliki koleksi bahan pustaka yang relatif lengkap. Koleksi bahan

pustaka yang baik adalah dapat memenuhi selera keinginan dan kebutuhan pembaca.20 Koleksi perpustakaan sekolah meliputi:

a) Buku (buku teks ,buku penunjang kurikulum, buku bacaan, buku referensi dan buku biografi)

b) Terbitan berkala (majalah, surat kabar)

c) Audio visual;

d) Layanan teknologi informasi dan komunikasi.

Selain itu jumlah koleksi bisa menunjang dalam keefektifan

pencarian dalam mengorganisir pemustaka dalam mendapatkan informasi yang relevan sesuai topik. Jumlah koleksi antara lain:

a) Perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media dan format sekurang-kurangnya buku teks 1 eksemplar permata pelajaran perpeserta

didik, buku panduan pendidik 1 eksemplar permata pelajaran

19

Wiji Suwarno, Perpustakaan dan buku (Yogyakarta: Ar-Ruzz media, 2011), h. 62-67.

20

(32)

perguru bidang studi, buku pengayaan dengan perbandingan 70%

non fiksi dan 30% fiksi

b) Perpustakaan menambah koleksi buku pertahun dengan ketentuan

semakin besar jumlah koleksi semakin kecil presentase penambahan koleksinya (1.000 judul penambahan sebanyak 10%; 1.500 judul penambahan sebanyak 8%; 2.000 judul sampai dan

seterusnya penambahan sebanyak 6%).

c) Perpustakaan melanggan minimal tiga judul majalah dan tiga judul

surat kabar. Misalnya majalah yang berkaitan dengan pembelajaran sekolah sekolah, majalah kewanitaaan atau sport dan koran harian

seperti monitor depok, kompas dan lain-lain.21

Dari beberapa pengertian dan ketentuan diatas tentang perpustakaan sekolah dapat diambil kesimpulan koleksi adalah bahan

pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah baik cetak maupun non cetak yang disusun secara sistematis guna mempermudah keinginan pemustaka dalam mencari informasi. Koleksi yang baik

harus ditunjang pada koleksi yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan proses belajar mengajar. Dengan adanya ketentuan koleksi

perpustakaan yang sudah ada perpustakaan bisa berkembang baik dilingkungan sekolah, ini berdampak pada prestasi belajar siswa disekolah.

21

Lucya Dhamayanti, dkk., Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan

(33)

5. Layanan Perpustakaan Sekolah

Jenis layanan perpustakaan ada beberapa macam, Menurut Darmono dalam bukunya berjudul Perpustakaan Sekolah: Pendekatan

Aspek Manajemen dan Tata Kerja jenis layanan perpustakaan adalah sebagai berikut :

a. Layanan Sirkulasi

Layanan Sirkulasi atau layanan peminjaman bahan pustaka adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman

bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam layanan ini biasanya menggunakan layanan peminjaman tergantung kebijakan

perpustakaan. b. Layanan Referensi

Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh

perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi singkat. Koleksi ini tidak boleh dipinjam dan dibawa

pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya dibaca ditempat. c. Layanan Ruang Baca

Layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat yang berisikan meja baca untuk melakaukan kegiatan membaca di perpustakaan. Layanan ruang

(34)

tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang akan tetapi mereka

cukup memanfaatkannya di wilayah perpustakaan.22

Dari paparan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

layanan perpustakaan dibutuhkan dalam pegembangan perpustakaan sekolah. Perpustakaan yang baik harus menempatkan pada tugasnya masing masing dengan menggunakan fasilitasnya guna tercapai tujuan

perpustakaan yaitu melayani pemustaka dengan baik.

B. Literasi Informasi

1. Definisi Literasi Informasi

Literasi informasi atau melek informasi menurut Paul Zurkowski adalah orang-orang yang terbiasa dan terlatih dalam mengaplikasikan

sember-sumber informasi terhadap tugas mereka. Mereka belajar dari teknik keterampilan literasi informasi untuk memanfaatkan informasi

yang diambil dari sumber data dalam memecahkan masalah mereka dalam menyelesaikan tugas.

The Southern Association of Colleges and Schools mendefinisikan

bahawa literasi informasi atau information literacy sebagai kemampuan menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi

untuk menjadi pelajar yang mandiri.23

Menurut American Library Association (ALA) pada Tahun 1989 mendefinisikan literasi informasi ialah:

22

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja

(Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), h. 171-172. 23

(35)

“information literacy is a set of abilities requiring individuals to

recognize when information is needed and have the ability to locate,

evaluate, and use effectively the needed information.”24

Yaitu proses dimana kemampuan literasi yang membutuhkan individu untuk mengenali kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan efektif dalam

menggunakan informasi yang dibutuhkan.

American Association of School Librarians (AASL) pada Tahun

1998 menyatakan bahwa literasi informasi adalah melek Informasi dalam kemampuan untuk menemukan dan menggunakan informasi

adalah kata kunci dari belajar sepanjang hayat. Membuat dasar untuk belajar sepanjang hayat adalah jantung dari program media perpustakaan sekolah.25

Menurut IFLA (International Federation of Library Associations

and Institutions) menyatakan bahwa literasi informasi yaitu

kemampuan untuk memecahkan masalah, menyeleksi,

mengorganisasikan, mengevaluasi informasi dengan baik dan serta bisa bekerja baik pribadi maupun kelompok.26

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan literasi informasi adalah kegiatan melek informasi dalam memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, mengembangkan dan

24

American Library Association (ALA),“InformationLiteracy” diakses pada 16 Agustus

2015 dari http://www.ala.org/advocacy/literacy-clearinghouse 25

Ann Marlow Riedling, Information literacy: What does it look like in the school library media center? (United State of America: Libraries Unlimited, 2004), h. 2.

26

IFLA/UNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah diakses pada 20 Juli 2015 dari

(36)

menggunakan informasi yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan

tugas.

2. Model Literasi Informasi

Model literasi informasi pertama kali dimunculkan oleh Paul Zurkowski pada tahun 1974, President of The International Industry Association, selanjutnya banyak bermunculan model-model literasi

informasi yang bisa dipergunakan untuk perkembangan pendidikan diantaranya The Big6 (Einsenberg and Berkowitz 1990), Empowering

8 (2006), Pathways to Knowledge Model (Marjorie Pappas and Ann Berkowitz pada tahun 1987. Literasi Informasi terdiri atas enam keterampilan dan dua belas indikator. Model information literacy

The Big6 membuat lebih mudah untuk melihat hubungan antara proses resesrch dan menggunakan sumber-sumber informasi

internet secara efektif. Pendekatan ini berfokus pada proses pemecahan masalah informasi.28 Ini adalah pendekatan sistematis untuk mengatur masalah informasi dan untuk mengorganisir

informasi dari berbagai sumber.

27

Ida Farida, dkk., Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005),h. 23-36.

28

(37)

Model literasi informasi The Big6 adalah sebagai spesialis

media perpustakaan sekolah harus melihat proses, serta pada kinerja siswa. Spesialis media perpustakaan sekolah tahu bahwa

keterampilan The Big6 dan standar literasi informasi nasional memberikan model penelitian kuat alat penelitian untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam setiap bidang kurikulum.

Guru yang menggunakan keterampilan The Big6 bisa memperoleh apresiasi dari standar literasi informasi nasional dengan melihat

mereka dalam kerangka literasi.29 Model Literasi Informasi The Big6 terdiri dari enam langkah dan setiap keterampilan terdiri atas

dua langkah:

1. Definisi Karya Ilmiah (Definition)

a. Tentukan masalah

b. Mengidentifikasi kebutuhan informasi

Langkah pertama pada stategi literasi informasi adalah memperjelas dan memahami persyaratan permasalahan atau

suatu tugas. Seseorang perlu mengetahui lebih dulu dengan pasti permasalahan apa yang harus dipecahkan. Pertanyaan

mendasar apa yang perlu mereka cari jawabannya. Setelah mengetahui dengan pasti, kemudian langkah selanjutnya adalah mencari tahu informasi apa yang dibutuhkan untuk

memecahkan masalah sedalam dalamnya.

2. Strategi Pencarian informasi (Information Seeking Skills)

29

(38)

a. Menentukan sumber yang ingin digunakan

b. Memilih sumber terbaik

Langkah kedua, setelah mengetahui masalah dan

informasi yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah mengatur stategi pencarian terhadap informasi tersebut. Pada langkah ini peneliti mencari dimana harus mendapatkan

sumber, dan sumber apa saja yang sesuai dengan tugas karya ilmiah. Banyak sumber yang bagus untuk diangkat baik

sumber cetak maupun non cetak antara lain: buku, kamus, ensiklopedia, CD-ROOM dan lain sebagainya.

3. Lokasi dan Akses (Location and Access)

a. Mengalokasikan sumber secara intelektual dan fisik b. Menemukan informasi dalam sumber

Langkah ketiga adalah memeriksa sumber informasi yang didapatkan. Setelah dikumpulkan sumber informasi maka akan dipilih mana yang memang isinya bermanfaat dalam

tugas karya ilmiah. Dipilih mana yang sesuai dan yang tidak sesuai topik.

4. Pemanfaatan Informasi (Use of Information)

a. Menghubung-hubungkan antar informasi b. Menyarikan informasi yang relevan

Pada langkah keempat yaitu mulai dilakukan pengorganisasian atas informasi yang berguna untuk

(39)

yang didapatkan terhadap pemecahan masalah karya ilmiah..

Beberapa permasalahan yang didapatkan membedakan antara fakta dan pendapat, membedakan karakter yang sama,

mencari informasi tambahan apabila dibutuhkan, menyusun ide dan informasi secara logis.

5. Syntetis (Synthesis)

a. Mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber b. Mempresentasikan hasilnya

Langkah kelima, setelah sudah menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang diungkapkan. Solusinya

penyampaian dalam data yang didapatkan diungkapkan dalam presentasi didepan kelas dengan menggunakan power point berisi tentang gambaran umum permasalahan dan fakta

gambar yang sedang diteliti. Dengan adanya presentase berharap bisa menjawab pertanyaan yang lebih baik demi mengoreksi pengetahuan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

a. Mengevaluasi hasil (efektivitas)

b. Mengevaluasi proses (effectiency)

Langkah keenam adalah seseorang menilai bagaimana produk akhir yang dihasilkan untuk menjawab pertanyaan

pada langkah pertama. Bagaimana seseorang mengevaluasi secara kritis penyelesaian tugas, pemahaman baru atas

(40)

tidak. Selanjutnya mendapatkan apa yang harus dievaluasi

dalam pemecahan masalah. Apa yang didapatkan dalam pendapat orang lain dalam presentasi didepan umum.30

b. Empowering 8 (E-8)

Model literasi informasi Empowering 8 adalah literasi informasi yang dihasilkan dari dua lokakarya atau wokshop.

Lokakarya yang pertama dilakasanakan di Kolombo (Srilangka) pada bulan November 2004 (Indian Library Associantion) dan

yang kedua di Patiala (India) pada bulan November 2005

(International Workshop on Information Skill for

Learning”Empowering 8.” Empowering 8 merupakan sebuah

model literasi dalam mengidentifikasi permasalahan dan penentuan informasi yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah

berdasarkan sumber-sumber pembelajaran.31

Keterampilan informasi perlu diperkenalkan dan bahkan mulai ditanamkan kepada peserta didik di sekolah. Peran

perpustakaan sangat penting dalam kegiatan keaksaraan informasi. Kemampuan dalam menentukan unsur literasi informasi menurut

Empowering 8 antara lain:

1. Mengidentifikasi

Mengidentifikasi sumber-sumber informasi awal dalam

menelusur informasi yang relevan sesuai oleh pemustaka.

30

Blasius Sudarsono, Literasi Informasi (information literacy): pengantar untuk

perpustakaan sekolah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007), h. 21-24. 31

(41)

2. Menyeleksi

Memilih dan mencari sumber-sumber informasi dalam pengumpulan yang tepat secuai dengan topik.

3. Mengeksplorasi

Memilih, menyelidiki informasi yang relevan sesuai topik

4. Mengorganisir

Memilih dan mengelola informasi dalam menyusun tugas secara mudah, membedakan antara fakta, pendapat dan fiksi,

mencatat data yang relevan menggunakan visual untuk membandingkan informasi yang sesuai

5. Menciptakan

Menyiapkan informasi, mengedit, merevisi dengan membuat tugas menggunakan bahasa sendiri dan menghasilkan karya

baru.

6. Mempresentasi

Meyampaikan dan mempresentasikan hasil karya penelitian

dalam menyampaikan informasi kepda audiens.

7. Menilai

Menilai performance orang lain dalam mempresentasikan karya dalam tugas dilihat output dan input

(42)

Menggunakan masukan dan penilaian untuk tugas belajar

selanjutnya guna menggunakan pengetahuan baru yang diperoleh.32

c. INFOhio DIALOGUE Model (Ohio)

Pada tahun 1998, INFOhio otomasi perpustakaan negara dan jaringan informasi bagi para siswa sekolah K-12 Ohio,

dikembangkan oleh INFOhio model DIALOGUE bagi information

literacy (INFOhio 1998). Sebuah series lebih dari dua puluh

workshop diperkenalkan model statewide dan 230 halaman

INFOhio Information Literacy Skill Notebook yang didistribusikan

secara luas kepada para spesialis media perpustakaan sekolah Ohio dan para pendidik. Model DIALOGUE memiliki komponen-komponen berikut ini:

1. Mendefinisikan (Define) 2. Memprakarsai (Initiate) 3. Menilai (Assess)

4. Menemukan (Locate) 5. Mengorganisasi (Organize) 6. Membimbing (Guide)

7. Menggunakan (Use) 8. Mengevaluasi (Evaluation)

32

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja

(43)

Satu keunikan fitur dari model ini adalah termasuknya dengan

tegas spesialisasi media perpustakaan sekolah dan pengajar atau guru untuk membimbing keseluruhan proses.33

Berdasarkan metode literasi diatas dapat diketahui ada banyak model literasi yang dapat diterapkan dan digunakan dalam proses literasi informasi di sekolah. Tetapi harus tetap memperhatikan berbagai aspek,

konteks dan dampak dari proses adanya literasi informasi yang digunakan bagi pemustaka dan perpustakaan itu sendiri.

C. Literasi Informasi di Perpustakaan Sekolah

Pemahaman akan keterkaitan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari perlu ditanamkan kedalam diri anak didik semenjak masa

sekolah dasar. Maka dari hal itu pustakawan hendaknya proaktif terhadap rencana-rencana pemanfaatan sarana perpustakaan untuk kegiatan proses

belajar mengajar yang lebih intensif. Pada tingkat pendidikan dasar dan menengah misalnya guru dan pustakawan dapat menerapkan sistem pembelajaran dengan pendekatan pemberian tugas ilmiah dimana siswa

terlatih untuk mengolah pengetahuan atau keterampilan yang mereka peroleh secara lebih mendalam. Guru dan siswa akan terdorong untuk

menggunakan sumber daya informasi yang ada di perpustakaan secara maksimal. Sistem pembelajaran yang memberdayakan sarana perpustakaan dapat mendorong siswa memiliki integritas kepribadian,

khususnya dalam menyusun tugas sehingga tidak ada plagiarism. Sistem

33

(44)

pembelajaran berbasis perpustakaan dengan pelayanan information

literacy menjadi sangat penting diterapkan dalam sistem pendidikan nasional termasuk Sekolah. Anak didik perlu dibekali dengan berbagai

keterampilan informasi guna menghindari dampak buruk meluasnya penerapan teknologi informasi disegala bidang. Siswa akan melalui kegiatan problem solving secara mandiri terhadap beberapa hal yang

terjadi dalam proses belajar dalam penyelesaian tugas penelitian. Perpustakaan harus memiliki program information literacy, sehingga anak

didik memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi, mengevaluasi, dan bisa menggunakan informasi yang diperoleh.34

Menurut Dede Rosyada dalam artikel berjudul Pendidikan Pemakai: Perubahan Prilaku Pada Siswa Madrasah Dalam Sistem

Pembelajaran Berbasis Perpustakaan yang disusun oleh Ade Abdul Haq

menyatakan bahwa:

“Perpustakaan Sekolah harus mampu menjadi pusat sumber belajar bagi siswa yang menyediakan buku teks dan dokumen-dokumen assignment pada siswanya, sehingga siswa dapat mengakses dan mengembangkan kegiatan belajar secara dinamis, akseleratif tanpa ketergantungan penuh terhadap gurunya.”35

Yaitu perpustakaan sekolah harus menjadi wadahnya ilmu bagi

siswa sehingga siswa dapat mencari informasi dilingkungan sekolah dan lebih cepat mengembangkan pengetahuan.

34

Nuryudi, “Mendukung Pendidikan Berbasis Kompetensi Dengan Program Literasi

(45)

Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah merupakan hal yang

penting dalam memaksimalkan layanan perpustakaan. Pencapaian guru dan pustakawan sekolah antara lain:

1. Mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintas kurikulum

2. Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahua

informasi murid

3. Mengembangkan rancangan pelajaran

4. Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan dan proyek khusus dilingkungan pembelajaran yang lebih luas termasuk di Perpustakaan

5. Mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya

6. Mengintegrasi teknologi informasi kedalam kurikulum

7. Menjelaskan kepada orang tua murid megenai pentingnya Perpustakaan Sekolah.36

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peran guru dan

perpustakaan sangat berpengaruh pada pertumbuhan kompetensi peserta didik. Dengan dibantu dengan guru dan diberikan layanan oleh

perpustakaan siswa akan menerapkan literasi informasi dan lebih mengerti kebenaran atas informasi yang didapatkan, melatih plagiarism terhadap

karya tulis. Sehingga akan lebih kondusif dalam menjalankan literasi informasi di sekolah.

36

(46)

D. Kolaborasi Perpustakaan Dengan Sekolah

Menurut Callison Kolaborasi didefinisikan sebagai sistem hubungan yang didasarkan pada tujuan bersama, visi bersama,

kepercayaan dan rasa hormat dimana masing-masing pasangan memiliki peran di Sekolah. Para mitra berbagi kepemimpinan, risiko, pengendalian dan sumber daya. Biasanya, hubungan kerja antara mereka berlangsung

untuk jangka waktu yang relatif lama.37

Dalam penerapannya guru atau pustakawan sekolah perlu membuat

perencanaan yang matang berkaitan dengan sarana yang berkaitan, penyediaan sumber informasi maupun prosedur penelitiannya. Untuk

menjalankan program literasi informasi masing-masing tenaga didik di Sekolah harus berperan aktif. Musyawarah perlu dilakukan dengan melakukan pertemuan-pertemuan maupun formal maupun informal

dengan individu-individu terkait. Materi dan metode setiap kegiatan literasi informasi harus dibicarakan secara mendetail.

Program literasi informasi di sekolah bisa jadi mengintervensi

penerapan program kurikulum, metode belajar dan pengadaan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Maka dari itu perencanaan

pustakawan harus ada dukungan dari guru maupun kepala sekolah. Pustakawan sekolah harus bekerjasama dengan guru-guru dan kepala

37

Ruth Ash-Argyle, “Librarian’s Leadership Efficacy, Traning, and School Involvement:

(47)

sekolah untuk melakukan program literasi informasi. Hal ini dilakukan

dengan keterampilan dasar keperpustakaan.38

Kepala sekolah mempengaruhi frekuensi penggunaan perpustakaan

karena dia memiliki kekuatan untuk mendorong kerja sama antara guru dan pustakawan. Di sekolah kepala sekolah mendorong para guru lebih cenderung berkolaborasi dengan pustakawan. Pengaruh kepala sekolah

tercermin dalam penganggaran, dalam kepegawaian, dan keputusan organisasi yang mempengaruhi jadwal kelas dan jam kerja pustakawan.39

Kepala sekolah dan pemimpin Sekolah dan memberikan kerangka kerja dan kurikulum dan hendaknya mendorong pemanfaatan perpustakaan pada

sekolah. Kepala sekolah juga harusnya memastikan adanya kerjasama antara guru dan pustakawan serta melibatkan pustakwan secara langsung dengan program kurikulum maupun program-program Sekolah.40

E. Definisi Karya Ilmiah

Menurut Brotowidjoya Karya Imiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Sedangkan menurut Menurut Eko Susilo

M Karya Ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai

38

Nuryudi, “Mendukung Pendidikan Berbasis Kompetensi Dengan Program Literasi

Informasi Dasar dan Information Literacy di Sekolah”, Al-Maktabah, Vol 8, No 2, (Oktober, 2006), h. 22. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015 dari http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/view/1626/1366

39

Ruth Ash-Argyle, “Librarian’s Leadership Efficacy, Traning, and School Involvement:

Collaboration between Teachers and School Librarians in Israel”, School Libraries Worldwide, Vol 18, No 1, (Januari, 2012), h. 3-6. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2015 dari http://e-resources.perpusnas.go.id/library.php?id=00001

40

IFLA/UNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah diakses pada 20 Juli 2015 dari

(48)

dengan sifat keilmuannya dan didasarkan pada observasi, evaluasi,

penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa bersantun dan isinya dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.41

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah karangan atau tulisan seseorang yang berisi beberapa

tahapan penelitian sesuai fakta yang diambil dari lapangan.

F. Penelitian Relavan

Pada penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang

berjudul ”Penerapan Literasi Informasi di Sekolah Alam Indonesia Rawa

Kopi”, yang di tulis oleh Nuruls Sofa mahasiswa Program Studi

Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2010. Dari kesimpulan penelitian tersebut di simpulkan penelitian membahas tentang penerapan literasi informasi melalui penulisan project

penelitian yang dilakukan siswa kelas 6 di Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi dan Guru hanya memberikan fasilitator dalam mengembangkan informasi anak. Perbedaan penelitian dengan penulis yaitu bila penulis

memfokus pada kemampuan literasi informasi siswa dan diterapkan pada pembelajaran sekolah yaitu dengan membuat karya ilmiah, sedangkan

pada skripsi Nuruls Sofa berfokus pada penerapan project penelitian. Selanjutnya penelitian ini mengacu kepada penelitian sebelumnya

yang berjudul ”Literasi Informasi di Kalangan Siswa Sekolah Rumah :

41Aris Kurniawan, “

7 Pengertian, Tujuan Dan Manfaat Karya Ilmiah Menurut Para

(49)

Studi Kasus Pada Sandi Kerlip” yang ditulis oleh Michelia Puspaseruni

Ramadiati mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2009. Dari kesimuplan

penelitian tersebut yaitu keberhasilan siswa SAnDi KerLiP yang telah dicapai dalam proses literasi informasi menggunakan Cara Asyik Cari Tahu (CACT) untuk membantu seseorang untuk belajar sepajang hayat

yang merupakan tujuan literasi informasi. Perbedaan penelitian dengan penulis yaitu bila penulis memfokus pada kemampuan literasi informasi

siswa dan diterapkan pada pembelajaran sekolah dengan mengerjakan karya ilmiah, sedangkan pada skipsi Michelia Puspaseruni Ramadiati

berfokus pada penerapan, mengidentifikasi dan mengidentifikasi literasi informasi di Sekolah Rumah SAnDi KerLiP.

Selanjutnya penelitian ini mengacu kepada penelitian sebelumnya

yang berjudul “Penerapan Literasi Informasi di Perpustakaan SMAN 70

Jakarta Selatan” yang ditulis oleh Sigit Arga Saputra mahasiswa program

studi Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012.

Dari kesimpulan penelitian tersebut menjelaskan bahwa penerapan literasi informasi di SMAN 70 Jakarta Selatan berpengaruh terhadap siswa dalam

pencarian sumber yang beraneka ragam dengan metode penelusuran yang paling cepat. Perbedaan penelitian dengan penulis yaitu bila penulis memfokus pada kemampuan literasi informasi siswa dan diterapkan pada

pembelajaran sekolah dengan mengerjakan karya ilmiah, sedangkan pada skipsi Sigit Arga Saputra berfokus pada penerapan literasi dalam

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu merupakan suatu penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan situasi objek penelitian seperti apa adanya. Dengan mengkaji

pola hubungan beberapa variabel. Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif peneliti bisa membahas masalah secara lebih mendalam apa

yang ingin diungkapkan.42

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu jenis penelitian yang tidak diperoleh

angka-angka dalam menganalisis datanya. Dua teknik yang biasa dikaitkan dengan metode kualitatif yaitu instrumen pengumpulan data menggunakan

wawancara yang mendalam dan pengamatan atau observasi.43

B. Sumber Data 1. Data Primer

Data Primer adalah data yang di ambil langsung tanpa perantara dari sumbernya. Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi

dalam memberikan informasi yang relevan.44 Dalam penelitian ini, sumber data peneliti diperoleh langsung dari informan tempat

42

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: Sekolah Tinggi Adminitrasi Lembaga Adminitrasi Negara, 2004), h. 60.

43

Ibid., h. 77.

44

Ibid, h. 86.

(51)

penelitian dengan melakukan wawancara kepada siswa kelas XI IPA

dan XI IPS, Pustakawan SMAIT Nurul Fikri Depok, Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia dan Biologi.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari sumbernya. Data sekunder diambil dari

dokumen-dokumen seperti laporan, karya tulis orang lain, majalah yang diperoleh dari perpustakaan. Dalam penelitian ini, sumber data yang

peneliti ambil yaitu dari literatur kepustakawan seperti buku, majalah, jurnal, serta media elektronik dan sebagainya yang berkaitan dengan

penulisan penelitian ini.45

C. Informan

Informan yaitu orang yang diwawancarai dan dijadikan sebagai narasumber untuk memberikan informasi yang dibutuhkan bagi peniliti.

Dalam penelitian ini narasumber atau informan adalah siswa SMAIT Nurul Fikri Depok. Pemilihan informan dilakukan dengan cara

snowbolling sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan dan kriteria tertentu. Hal ini karena agar informasi yang diberikan bisa dipercaya.46 Oleh karena itu peneliti akan menentukan

beberapa kriteria sampel yang diambil, yaitu:

1. Merupakan siswa SMAIT Nurul Fikri Depok kelas XI yang sedang

menyusun tugas KI.

45

Ibid, h. 87.

46Sugiyono, “Metode penelitian pendidikan : (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R &

(52)

2. Pustakawan dan guru yang terlibat didalam KI tahun ajaran

2014-2015

3. Bersedia diwawancarai dalam penelitian ini sebagai informan.

Berdasarkan kriteria diatas maka diperoleh 21 informan yang memenuhi sebagi informan. Terdiri dari 17 orang siswa, 2 orang guru bidang study, 1 pustakawan dan 1 wakil kepala sekolah. Dalam hal ini informan

berkelompok satu kelompok 2 orang tetapi ada yang satu orang, jadi jumlah seluruhnya 9 kelompok. Nama informan antara lain, yaitu:

Tabel 3.1 Tabel Responden

No Nama Informan Jabatan

1 Drs. Suharyono Wakil Kepala Sekolah SMAIT Nurul Fikri

2 Ibu Puji Sisandansari, S.Sos Pustakawan SMAIT Nurul Fikri Depok

3 Siti Hannah Sekarwati, S.Hum

Guru Bidang Study Bahasa Indonesia SMAIT Nurul Fikri Depok

4 Sri Winarti, S.Pd. Guru Bidang Study Biologi SMAIT Nurul Fikri Depok 5 Ibrahim Hanifuddin (IH) &

Bryan Darmono Bawono (BD)

(53)

9 M. Thariq Al Fatih (MT) & Sulthonan Nasiron (SN)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok

10 Ahmad Furqon (AF) & Hendra Adibir (HA)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok

11 Sarah Nabila (SN) & Harira Hasfarisani (HH)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok

12 Firda Aulia Rasidi (FA) & Nadhifah Hanan (NH)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok

13 Hafiza Fadhila (HF) & Najma Azkiya (NA)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini disesuaikan dalam

menunjang data kegiatan penelitian yang diperoleh guna menjawab masalah yang diungkapkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah: a. Studi Kepustakaan

Dalam penelitian ini peneliti melakukannya dengan mempelajari

dokumen-dokumen, buku-buku, literatur-literatur, artikel-artikel atau catatan-catatan yang menunjang penelitian yang sedang dilakukan. Dengan maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis

sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.47

b. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian terhadap objek yang ditelti melalui

47

(54)

pengamatan.48 Observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan

melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data dari lapangan penelitian yang diperlukan dalam penulisan

penelitian ini. Obesrvasi ini merupakan pendukung dari hasil wawancara yang peneliti lakukan. Adapun hasil dari pengamatan yang ingin peneliti peroleh ialah bagaimana kemampuan siswa

SMAIT Nurul Fikri Depok dalam menyelesaikan tugas karya ilmiah dengan cara metode literasi informasi dalam memenuhi

syarat lulus kelas XI.

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data atau informasi dengan cara mewawancarai informan, dikerjakan secara tidak terstuktur dan bersifat terbuka. Teknik pengumpulan data dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.49 Wawancara yang dilakukan peneliti ialah dengan bertatap muka langsung

dengan pihak yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Pihak yang terkait yaitu siswa-siswa SMAIT Nurul Fikri kelas XI. Dalam

hal ini teknik wawancara adalah teknik utama yang peneliti gunakan untuk memperoleh hasil penelitian.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari observasi, wawancara, foto dan

48

Ibid.,h. 115.

49

Gambar

Tabel 4.3 : Sarana Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok  ............................  51
gambar yang sedang diteliti. Dengan adanya presentase
Tabel 3.1 Tabel Responden
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ihsanul Fikri Kota Magelang dilakukan oleh semua komponen pendukung pendidikan meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan karyawan sesuai dengan

Penelitian yang dilakukan di dua sekolah dasar Islam yang berkualitas di bawah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul

Dalam penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan yang terkait peranan Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman dalam meningkatkan kemampuan literasi informasi masyarakat

panduan yang sedang dipelajarinya. Implementasi Metode Wafa dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar Menulis Al- Qur’an Siswa di SDIT Nurul Fikri Tulungagung. Selain

menulis Al- Qur’an siswa di SDIT Nurul Fikri ini dilakukan dengan.. menggunakan buku panduan metode Wafa mulai dari menebali

Setelahnya memberikan tanggapan, guru merefleksi pembelajaran dan memberikan tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan literasi informasi siswa sekolah dasar.. Langkah

Faktor-faktor pendukung dan penghambat pembelajaran tahfidz Al-Qur’an melalui metode Wafa di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin terdiri dari: 1 Faktor-faktor Pendukung yaitu faktor guru,

936 | Analisis Kemampuan Literasi Membaca Siswa Kelas V SDI Nurul Mufidah NW Batukliang Tabel 2 Kriteria Nilai Kemampuan Membaca Siswa Nilai Interval F Presentase Kualifikasi