ABSTRAK
Penelitian
ini
membahas mengenai peranan anggaran Iaba rugi sebagai alat
pengawasan biaya serta prosedur penyusunan anggarannya. Dimana anggaran
merupakan reneana rinei tentang perolehan
dan
penggunaan surnber daya
keuangan dan sumber daya lainnya untuk satu periode tertentu. Anggaran
merupakan suatu pedoman bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Anggaran
laba rugi merupakan satu jenis anggaran yang diperlukan oleh suatu perusahaan
untuk mereneanakan besarnya laba yang
ingin
dicapai pada satu periode
anggaran,
Unsur paling penting dalan laba rugi adalah biaya. Biaya menentukan besarnya
laba yang dicapai pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, dengan adanya
anggaran laba rugi diharapkan perusahaan dapat melakukan pengawasan terhadap
biaya sehingga laba yang direneanakan dapat tercapai,
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
bagaimana
PT.(Persero) Angkasa Pura II Medan menyusun anggaran laba rugi setiap
tahunnya dan untuk mengetahui peranan anggaran laba rugi sebagai alat
pengawasan biaya dalam meneapai laba yang diharapkan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif.
Jenis data yang digunakan adalah data primer
dan
data sekunder. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan ada1ah observasi, wawaneara, kepustakaan
dan
dokurnentasi. Metode penganalisaan data yang digunakan adalah deskriptif, yaitu
suatu metode dengan mengumpulkan data, disusun, diinterprestasikan,
dan
dianalisa
sehingga
memberikan
keterangan
lengkap
bagi
pemeeahan
permasalahan yang dihadapi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan metode
bottom-up (demokrasi)
dalam
penyusunan anggaran dengan melibatkan seluruh
bagian yang ada dalam perusahaan untuk rnenyusun usulan reneana kerja setiap
periode anggaran sesuai dengan kepentingan masing-masing. Penyusunan
anggaran perusahaan eukup efektif tetapi tidak ada panitia khusus untuk
penyusunan anggaran tersebut. Selain
itu,
anggaran laba rugi memiliki peranan
penting bagi perusahaan dalam melakukan pengawasan terhadap biaya dengan
menetapkan batas maksimal 10% untuk setiap penyimpangan yang terjadi pada
anggaran
serta
kegiatan
perusahaan
harus
berpedoman
pada
anggaran.
Pengawasan
terhadap
anggaran
dilakukan
oleh
bagian
keuangan
tetapi
pengawasan hanya bersifat administratif, yaitu hanya melihat bukti-bukti atau
dokumen-dokumen dari setiap kegiatan yang telah dilakukan saia tetapi
tidakrnengikuti
dan
melihat langsung pelaksanaan anggaran tersebut sehingga
pengawasan terhadap anggaran menjadi kurang efektif. Hal ini mengakibatkan
reneana laba terkadang tidak dapat tereapai karena jumlah realisasi biaya lebih
besar
dari
yang dianggarkan.
Kata kunei : Anggaran Laba Rugi, Pengawasan, Biaya,
v