• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Implementasi Iso 9001:2000 Pada Contact Center PT. Infomedia Nusantara Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan PT. Telkomsel Tbk Regional Sumatera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Implementasi Iso 9001:2000 Pada Contact Center PT. Infomedia Nusantara Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan PT. Telkomsel Tbk Regional Sumatera"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH IMPLEMENTASI ISO 9001:2000 PADA CONTACT CENTER PT. INFOMEDIA NUSANTARA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

LAYANAN PT. TELKOMSEL TBK REGIONAL SUMATERA

OLEH :

HISAR HASIBUAN 050521060

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah ada pengaruh implementasi ISO 9001:2000 pada Contact Center PT. Infomedia Nusantara Medan terhadap peningkatan kualitas layanan PT. Telkomsel Tbk Regional Sumatera.

Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu dengan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu regresi linear berganda (multiply). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Caroline Officer yang langsung menangani pelanggan Telkomsel secara online berjumlah 1050 orang sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 91 orang dengan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sample.

Penelitian ini menggunakan variabel-variabel Implementasi ISO 9001:2000 yang terdiri dari keahlian (X1), pendidikan dan pelatihan (X2), pengalaman kerja (X3), sumber daya organisasi (X4) serta Kualitas Layanan (Y).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel keahlian (X1) dan sumber daya organisasi (X4) dari implementasi ISO 9001:2000 merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi variabel kualitas layanan PT Telkomsel Tbk Regional Sumatera. Sedangkan variabel keahlian (X1), pendidikan dan pelatihan (X2), pengalaman kerja (X3) serta sumber daya organisasi (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas layanan PT Telkomsel Tbk Regional Sumatera, koefisien determinan (R2) diperoleh 47,9% artinya keahlian (X1), pendidikan dan pelatihan (X2), pengalaman kerja (X3) serta sumber daya organisasi (X4) sebesar 47,9 % dan sisanya 52,1 % dapat dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

The purpose of this study is to investigate and analyze whether there is influence the implementation of ISO 9001:2000 at the Contact Center PT. Infomedia Nusantara Medan on improving the quality of service PT. PT Telkomsel Regional Sumatra.

This study used data analysis method that is with descriptive analysis and quantitative analysis of multiple linear regression (multiply). The population in this study are all Caroline Officer Telkomsel customers who directly handle online amounted to 1050 people in order to obtain the number of samples are 91 people with Slovin formula. The sampling technique used in this study was purposive sampling method.

This study uses variables Implementation of ISO 9001:2000 which consists of expertise (X1), education and training (X2), work experience (X3), organizational resources (X4) and Quality of Service (Y).

The results showed that only the skill variable (X1) and organizational resources (X4) from the implementation of ISO 9001:2000 is the most dominant factor in influencing service quality variables Tbk PT Telkomsel Regional Sumatra. While the skill variable (X1), education and training (X2), work experience (X3) as well as organizational resources (X4) simultaneously have a significant effect on the quality of services Tbk PT Telkomsel Regional Sumatra, determinant coefficient (R 2) obtained 47.9% mean expertise (X1), education and training (X2), work experience (X3) as well as organizational resources (X4) of 47.9% and the remaining 52.1% can be explained by other factors not examined in this study.

(4)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan

skripsi ini penulis mengangkat judul “Pengaruh Implementasi ISO 9001:2000

pada Contact Center PT. Infomedia Nusantara Medan dalam meningkatkan

Kualitas Layanan PT. Telkomsel Tbk Regional Sumatera.”

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua ST.

Hasahatan Hasibuan, alm dan Malia Siregar, almh yang telah memberikan kasih

sayang dan pendidikan yang tak ternilai kepada selama hidupnya sehingga

menjadi dorongan yang kuat buat saya agar dapat menyelesaikan kuliah saya di

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulis tidak luput dari cobaan

dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Namun berkat bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini

penulis berterima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang S. Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas

(5)

4. Ibu Frida Ramadhini, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

memberikan waktu, saran, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis

didalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi selaku Dosen Penguji I yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis

didalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Chairuddin Nasution selaku Dosen Penguji II yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis

didalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh dosen pengajar dan staf pegawai Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan penulis dalam pengulasan skripsi

ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti

selanjutnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manejemen

Universitas Sumatera Utara.

Medan, Mei 2011 Penulis

(6)
(7)
(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel ... 25

Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert ... 26

Tabel 4.1 Validitas untuk Variabel Implementasi ISO 9001:2000 (X) ... 38

Tabel 4.2 Validitas untuk Variabel Kualitas Layanan (Y) ... 39

Tabel 4.3 Nilai Ralpha untuk Variabel Implementasi ISO 9001:2000 (X) dan Kualitas Layanan (Y) ... 40

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 41

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 41

Tabel 4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Keahlian (X1) ... 42

Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pendidikan dan Pelatihan (X2) ... 44

Tabel 4.9 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pengalaman Kerja (X3) ... 46

Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sumber Daya Organisasi (X4) ... 48

Tabel 4.11 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Layanan (Y) ... 50

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas ... 55

Tabel 4.13 Variables Entered/Removed ... 57

Tabel 4.14 Hasil Regresi Linear Berganda ... 58

Tabel 4.15 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 61

Tabel 4.16 Hasil Uji F hitung ... 63

Tabel 4.17 Koefisien Determinan (R2) ... 64

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 ...7

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ...21

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Infomedia Nusantara Medan ...36

Gambar 4.1 Uji Normalitas ...54

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 71

Lampiran 2 Uji Validitas ... 75

Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik ... 77

(11)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah ada pengaruh implementasi ISO 9001:2000 pada Contact Center PT. Infomedia Nusantara Medan terhadap peningkatan kualitas layanan PT. Telkomsel Tbk Regional Sumatera.

Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu dengan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu regresi linear berganda (multiply). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Caroline Officer yang langsung menangani pelanggan Telkomsel secara online berjumlah 1050 orang sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 91 orang dengan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sample.

Penelitian ini menggunakan variabel-variabel Implementasi ISO 9001:2000 yang terdiri dari keahlian (X1), pendidikan dan pelatihan (X2), pengalaman kerja (X3), sumber daya organisasi (X4) serta Kualitas Layanan (Y).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel keahlian (X1) dan sumber daya organisasi (X4) dari implementasi ISO 9001:2000 merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi variabel kualitas layanan PT Telkomsel Tbk Regional Sumatera. Sedangkan variabel keahlian (X1), pendidikan dan pelatihan (X2), pengalaman kerja (X3) serta sumber daya organisasi (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas layanan PT Telkomsel Tbk Regional Sumatera, koefisien determinan (R2) diperoleh 47,9% artinya keahlian (X1), pendidikan dan pelatihan (X2), pengalaman kerja (X3) serta sumber daya organisasi (X4) sebesar 47,9 % dan sisanya 52,1 % dapat dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(12)

ABSTRACT

The purpose of this study is to investigate and analyze whether there is influence the implementation of ISO 9001:2000 at the Contact Center PT. Infomedia Nusantara Medan on improving the quality of service PT. PT Telkomsel Regional Sumatra.

This study used data analysis method that is with descriptive analysis and quantitative analysis of multiple linear regression (multiply). The population in this study are all Caroline Officer Telkomsel customers who directly handle online amounted to 1050 people in order to obtain the number of samples are 91 people with Slovin formula. The sampling technique used in this study was purposive sampling method.

This study uses variables Implementation of ISO 9001:2000 which consists of expertise (X1), education and training (X2), work experience (X3), organizational resources (X4) and Quality of Service (Y).

The results showed that only the skill variable (X1) and organizational resources (X4) from the implementation of ISO 9001:2000 is the most dominant factor in influencing service quality variables Tbk PT Telkomsel Regional Sumatra. While the skill variable (X1), education and training (X2), work experience (X3) as well as organizational resources (X4) simultaneously have a significant effect on the quality of services Tbk PT Telkomsel Regional Sumatra, determinant coefficient (R 2) obtained 47.9% mean expertise (X1), education and training (X2), work experience (X3) as well as organizational resources (X4) of 47.9% and the remaining 52.1% can be explained by other factors not examined in this study.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri jasa telekomunikasi pada saat sekarang ini banyak

mengalami perubahan. Adanya era perdagangan bebas (liberalisasi perdagangan),

mengharuskan setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Perubahan

tatanan ekonomi dunia mendorong timbulnya tuntutan pasar akan adanya suatu

kesamaan standar mutu sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi persaingan

pasar. Konsumen sering sekali membandingkan satu produk dengan produk lain

yang sejenis yang dihasilkan perusahaan lain untuk mendapatkan produk yang

lebih berkualitas. Sikap konsumen yang selektif inilah yang mengharuskan

perusahaan untuk bisa mempertahankan atau bahkan menaikkan mutu pelayanan

yang mereka hasilkan, sehingga dapat mempertahankan konsumen yang sudah

ada, menarik konsumen baru, dan mengalihkan perhatian konsumen pesaing.

Perusahaan-perusahaan yang melakukan pemasaran internasional menyadari

bahwa kualitas produk serta mutu layanan merupakan faktor yang sangat penting

agar produknya dapat bersaing dengan produk-produk perusahaan lain di pasar

internasional.

Persaingan ketat pada industri jasa telekomunikasi juga diakibatkan

semakin menjamurnya provider seluler di Indonesia. Pada awalnya di Indonesia

hanya ada tiga provider GSM yang beroperasi antara lain Telkomsel, Indosat dan

Exelcomindo. Akan tetapi saat muncul provider lain seperti Three, Axis, Mobile 8,

(14)

Telecom, Sampoerna, dan Smart Telkom. Kondisi ini mendorong perusahaan

untuk segera meningkatkan mutu dan kualitas layanan serta daya saing dengan

cara melakukan perbaikan secara konsisten dan terus-menerus agar dapat

memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar perusahaan itu sendiri. Penerapan

sistem manajemen mutu pada perusahaan jasa telekomunikasi merupakan sesuatu

yang sangat mendesak (urgent) agar dapat bersaing dengan perusahaan asing yang

kini semakin banyak masuk ke Indonesia. Dengan masuknya

perusahaan-perusahaan telekomunikasi asing ini menyebabkan perusahaan-perusahaan harus berusaha

meningkatkan kualitasnya agar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan

melalui penerapan ISO (International Standard Organization).

ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem

manajemen mutu (Gasperst, 2003). ISO 9001:2000 menetapkan

persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem

manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan

memberikan produk (barang atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang

ditetapkan berstandar Internasional. Persyaratan ISO 9001:2000 antara lain :

1. organisasi yang berfokus pada pelanggan

2. kepemimpinan

3. keterlibatan orang

4. pendekatan terhadap proses pendekatan yang sistematik pada manajemen

5. pembuatan keputusan berdasarkan pendekatan nyata

6. hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan peningkatan

(15)

Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan dari

pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi, dan dilakukan audit secara

continue dalam mempertahankan sertifikasi yang dimiliki oleh perusahaan.

Kualitas pelayanan adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau memiliki

harapan (Tjiptono, 2005:51). Konsep kualitas pelayanan pada dasarnya bersifat

relatif yaitu tergantung dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri

dan spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas pelayanan yang

seharusnya konsisten satu sama lainnya, yaitu: persepsi pelanggan, produk dan

pelayanan, dan proses.

PT. Infomedia Nusantara Medan merupakan salah satu mitra kerja

PT. Telkomsel Tbk yang khusus menangani layanan customer care online

Telkomsel Tbk Area Sumatera dengan kode akses 116 untuk kartu AS dan

Simpati, 111 untuk kartu Halo, dan 128 untuk Halo Corporate. Dalam

meningkatkan kualitas layanan PT. Infomedia Nusantara menerapkan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 pada tahun 2007. Penerapan sistem manajemen

mutu ISO 9001:2000 khususnya di PT. Infomedia Nusantara Medan, belum

pernah dilakukan penelitian mengenai dampak penerapan sistem manajemen mutu

ISO 9001:2000 terhadap peningkatan kualitas layanan sehingga belum dapat

dilihat efek nyata dari adanya sertifikasi tersebut. Hal ini menunjukkan belum

tercapainya tingkat pencapaian antara rencana kerja dengan hasil kerja,

permasalahan di bidang keorganisasian dan sumber daya manusia juga belum

(16)

Penilaian kinerja belum secara optimal ditindak lanjuti oleh manajemen,

masih terdapatnya kekecewaan pelanggan terhadap pelayanan Caroline Officer,

dimana hal ini dapat dilihat dari keluhan pelanggan berdasarkan hasil SMS survey,

CSI (customer satisfaction index), MCI (mistery calling index) yang dilakukan

oleh jasa konsultan independen yang menilai kualitas layanan PT.Telkomsel Tbk.

Tidak meratanya training soft skill dan teknik vokal terhadap seluruh karyawan

sehingga kompetensi karyawan tidak merata secara keseluruhan. Demikian juga

halnya dengan fasilitas, sarana kerja dan dukungan organisasi sebagai

infrastruktur pendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan juga masih perlu

ditingkatkan.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik membuat penelitian dengan

judul : Pengaruh Implementasi ISO 9001:2000 pada Contact Center PT.

Infomedia Nusantara Medan dalam meningkatkan Kualitas Layanan PT. Telkomsel Tbk Regional Sumatera.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dalam

penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh

implementasi ISO 9001:2000 pada Contact Center PT. Infomedia Nusantara

Medan terhadap peningkatan kualitas layanan PT. Telkomsel Tbk Regional

(17)

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

implementasi ISO 9001:2000 pada Contact Center PT. Infomedia Nusantara

Medan terhadap peningkatan kualitas layanan PT. Telkomsel Tbk Regional

Sumatera .

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat:

a. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan, untuk

mengetahui seberapa jauh pengaruh implementasi ISO 9001:2000 pada

Contact Center PT. Infomedia Nusantara Medan terhadap peningkatan

kualitas layanan PT. Telkomsel Tbk Regional Sumatera.

b. Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang

didapat dalam perkuliahan dengan kenyataannya serta dapat

memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang manajemen

pemasaran.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. International Organization for Standardization (ISO) 1. Pengertian ISO (International Organization for Standardization)

ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem

manajemen mutu. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan

rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang

bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang

atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan

yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana

ditentukan oleh organisasi.

ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak

menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk (barang

atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001:2000, sehingga

kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO

9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu. Dengan demikian

apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi

standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena seyogianya

manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan standar internasional, karena

tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO 9001:2000. Bagaimanapun

diharapkan, meskipun tidak selalu, bahwa produk yang dihasilkan dari suatu

(19)

Persyaratan-persyaratan dan rekomendasi dalam ISO 9001:2000 diterapkan pada manajemen

organisasi yang memasok produk, sehingga akan mempengaruhi bagaimana

produk itu didesain, diproduksi, dirakit, ditawarkan dan lain-lain.

The International Organization for Standardization (IS0) Technical

Committee (TC) 176 bertanggung jawab untuk standar-standar sistem manajemen

mutu ISO 9000 (www.iso.ch). Sejak pertama kali dikeluarkan standar-standar ISO

9000 pada tahun 1987, ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap

lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to

date dan relevan untuk organisasi. Revisi terhadap standar ISO 9000 telah

dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000. Dengan demikian standar ISO 9000

yang terbaru adalah ISO 9000 Versi Tahun 2000. ISO 9000 Versi Tahun 2000

mencakup beberapa seri berikut:

1. ISO 9000:2000 QMS Fundamentals and Vocabulary Replacing

ISO 8402 and ISO 9001.

2. ISO 9001:2000 QMS Requirements Replacing the 1994

Versions of ISO 9001, 9002 and 9003.

3. ISO 9004: 2000 QMS Guidance for Performance Improvement

Replacing ISO 9004 with Most Parts.

4. ISO 19011 Guidance for Auditing Management Systems

Replacing ISO 10011 and 14011.

Perubahan yang signifikan dalam ISO 9001 Versi tahun 2000 (ISO 9001:

2000) dibandingkan dengan ISO 9001 Versi tahun 1994 (ISO 9001:1994) adalah

(20)

Gambar 2.1. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Sumber: Gasperst (2003)

Gambar 2.1 ini menjelaskan bahwa pelanggan yang telah memenuhi

persyaratan standar sistem manajemen mutu melakukan realisasi produk melalui

pengukuran, analisis dan perbaikan kemudian adanya tanggung jawab perusahaan

setelah itu dilakukan pengelolaan sumber daya sehingga realisasi produk dapat

terwujud dan selalu dalam tahap yang berkesinambungan dan menghasilkan

produk yang pada akhirnya memberikan kepuasan bagi pelanggan. Dibandingkan

ISO 9001:1994, banyak persyaratan standar yang diganti, dikurangi dan direvisi

serta terdapat pula beberapa persyaratan standar yang ditambahkan ke dalam ISO

9001:2000.

2. Langkah-Langkah Membangun dan Mengembangkan Sistem Manajemen Mutu

Definisi dari Standar ISO 9000 untuk sistem manajemen mutu (Quality

Management System, QMS) adalah struktur organisasi, tanggung jawab,

prosedur-prosedur; proses-proses dan sumber-sumber daya untuk penerapan manajemen

mutu (Gasperst: 2003). Suatu sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan

prosedur terdokumentasi dan praktik-praktik standar untuk manajemen sistem

(21)

kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan

atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Sistem manajemen mutu

mendefinisikan bagaimana organisasi menerapkan praktik manajemen mutu

secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Terdapat

beberapa karakteristik umum dari sistem manajemen mutu:

1. Sistem manajemen mutu mencakup suatu lingkup yang luas dari

aktivitasaktivitas dalam organisasi moderen. Mutu dapat didefinisikan

melalui lima pendekatan utama:

a. transcendent quality, yaitu suatu kondisi ideal menuju keunggulan;

b. product-based quality, yaitu suatu atribut produk yang memenuhi mutu;

c. user-based quality, yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan

produk;

d. manufacturing-based quality, yaitu kesesuaian terhadap

persyaratan-persyaratan standar, dan

e. value-based quality, yaitu derajat keunggulan pada tingkat harga yang

kompetitif.

2. Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini

sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar

kerja.

3. Sistem manajemen mutu berlandaskan pada pencegahan kesalahan sehingga

bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut

diakui pula bahwa banyak sistem manajemen mutu tidak akan efektif 100%

(22)

berlandaskan pada tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang

ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini, sistem manajemen mutu

merupakan suatu closed loop system yang mencakup deteksi, umpan balik

dan koreksi. Bagaimanapun proporsi yang terbesar (lebih dari 85%) harus

diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap awal.

4. Sistem manajemen mutu mencakup elemen-elemen: tujuan (objectives),

pelanggan (costumers), hasil-hasil (out-put), pemasok (suppliers) dan

pengukuran untuk umpan balik (measurements for feedback and

feedforward).

3. Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Manfaat dari penerapan ISO 9001:2000 telah diperoleh banyak perusahaan.

Beberapa manfaat dapat dicatat sebagai berikut:

1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan mutu

yang terorganisir dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO

9001:2000 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur dan instruksi yang

berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik.

2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001:2000 diizinkan untuk

mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari

perusahaan itu telah diakui secara internasional. Hal ini berarti

meningkatkan image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar

global.

3. Audit sistem manajemen mutu dari perusahaan yang telah memperoleh

(23)

lembaga registrasi, sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem

mutu. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit.

4. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 secara

otomatis terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan

potensial ingin mencari pemasok bersertifikat ISO 9001:2000, akan

menghubungi lembaga registrasi. Jika nama perusahaan itu telah terdaftar

pada lembaga registrasi bertaraf internasional, maka hal itu berarti terbuka

kesempatan pasar baru.

5. Meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama

dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten serta

pengurangan dan pencegahan pemborosan. Meningkatkan kesadaran mutu

dalam perusahaan.

6. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan

manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang

terdefinisi secara baik.

7. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi,

karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan

sertifikasi ISO 9001:2000 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun.

4. Persyaratan Standar dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Karena sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan sistem

manajemen mutu yang berfokus pada proses dan pelanggan, maka pemahaman

terhadap persyaratan-persyaratan dari ISO 9001:2000 ini akan membantu

(24)

secara sistematik untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

dan peningkatan proses terus-menerus (continious process impovement). Berikut

klausul-klausul yang perlu diperhatikan oleh manajemen organisasi (Gaspersz:

2003):

Klausul 1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup ISO 9001: 2000 telah dikembangkan atau diperluas. Dalam hal ini

persyaratan-persyaratan standar telah menekankan untuk memenuhi kepuasan

pelanggan melalui efektivitas dari aplikasi sistem mutu, termasuk proses-proses

untuk meningkatkan terus-menerus dan jaminan kesesuaian.

Klausul 2. Referensi Normatif

Klausul ini hanya memuat referensi-referensi dari ISO 9001:2000.

Klausul 3. Istilah dan Definisi

Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan definisi-definisi yang diberikan dalam

ISO 9000:2000 (Quality Management System Fundamental and Vocabulary).

Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu

Klausul ini lebih menekankan pada kebutuhan untuk peningkatan terus-menerus

(continual improvement). Manajemen organisasi harus menetapkan

langkah-langkah untuk implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000.

Klausul 5. Tanggung Jawab Manajemen

Klausul ini menekankan pada komitmen dari manajemen puncak menuju

perkembangan dan peningkatan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Klausul

ini juga .memaksa keterlibatan manajemen puncak dengan kebutuhan-kebutuhan

(25)

perencanaan sistem manajemen mutu, menetapkan tanggung jawab dan

wewenang organisasi, mengangkat secara formal seorang yang mewakili

manajemen dan menjamin proses komunikasi internal yang tepat, serta harus

melakukan peninjauan ulang sistem manajemen mutu.

Klausul 6. Manajemen Sumber Daya Manusia

Klausal ini menyatakan bahwa suatu organisasi hasus menetapkan dan

memberikan sumber-sumber daya yang diperlukan secara tepat, personel yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas harus didefinisikan dalam sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 serta memiliki kompetensi yang berkaitan

dengan pendidikan yang relevan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.

Klausul 7. Realisasi Produk

Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus menjamin bahwa proses realisasi

produk berada di bawah pengendalian agar memenuhi persyaratan produk.

Klausul 8. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan

Menurut klausul ini organisasi harus menetapkan rencana-rencana dan

menerapkan proses-proses pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan

yang diperlukan agar menjamin kesesuaian dari produk, menjamin kesesuaian dari

sistem manajemen mutu dan meningkatkan terus-menerus efektivitas dari sistem

(26)

2.1.2. Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat

kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi antara

konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan

pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan

konsumen/pelanggan (Ratminto dan Atik, 2005:2).

Sedangkan menurut Simamora (2001:172) menyatakan bahwa pelayanan

adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak

lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

apapun.

2. Pengertian Kualitas Pelayanan

Menurut Goetsh dan Davis (dalam Tjiptono, 2005:51) Kualitas adalah

kondisi yang berhubungan dengan produk atau jasa, manusia, proses dan

lingkungan yang memenuhi atau memiliki harapan. Menurut American Society

for Quality Control (dalam Lupiyoadi, 2001:144) Kualitas adalah “keseluruhan

ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk/jasa dalam hal

kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau

bersifat laten”.

Konsep kualitas pelayanan pada dasarnya bersifat relatif yaitu tergantung

dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi. Pada

dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas pelayanan yang seharusnya konsisten satu

(27)

Ketiga orientasi ini dapat dibedakan dengan jelas bahkan produknya adalah proses

itu sendiri (Lupiyoadi, 2001:144).

Menurut Parasuraman (dalam Lupiyoadi, 2001:148) ada 5 dimensi dalam

menentukan kualitas pelayanan yaitu:

1. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan

oleh pemberi jasa meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain

sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi)

serta penampilan pegawainya.

2. Reliability, atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti

ketepatan waktu. Pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa

kesalahan, sikap yang simpatik, dan akurasi yang tinggi.

3. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu

dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada

pelanggan, dengan menyampaikan informasi yang jelas. Membiarkan

konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan

persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

4. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,

(28)

menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari

beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan,

kompetensi dan sopan santun.

5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual

atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan

memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan secara spesifik,

serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

3. Sifat dan Klasifikasi Pelayanan

Penawaran suatu perusahaan pada pasar biasanya mencakup beberapa

jenis pelayanan. Komponen pelayanan ini dapat merupakan bagian terkecil atau

bagian utama dari keseluruhan penawaran tersebut. Penawaran bisa saja murni

berupa barang pada satu sisi dan layanan murni pada sisi lainnya. Oleh karena itu,

maka penawaran suatu perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori

menurut Simamora (2001:172) yaitu:

a. Produk berwujud murni

Penawaran semata-mata hanya terdiri dari produk fisik misalnya sabun

mandi, pasta gigi, atau sabun cuci tanpa pelayanan lainnnya yang

menyertai produk tersebut.

b. Produk berwujud disertai dengan layanan pendukung

Pada kategori ini penawaran terdiri dari suatu produk fisik yang disertai

dengan satu atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya tarik kepada

(29)

dilakukan perusahaan untuk pelanggan yang telah membeli produknya.

Misalnya seperti seseorang yang baru membeli sepeda motor Honda, maka

konsumen tersebut akan diberi pelayanan service sepeda motor gratis

untuk beberapa bulan.

c. Hybrid

Penawaran yang terdiri dari barang dan layanan dengan proporsi yang

sama.

d. Pelayanan utama yang disertai barang dan layanan tambahan (pelengkap)

dan barang-barang pendukung lainnya.

e. Pelayanan murni

Penawaran seluruhnya berupa layanan seperti konsultan psikologi.

4. Karakteristik Pelayanan

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh pelayanan menurut Zemke

(dalam Ratminko dan Atik, 2005:3) yaitu:

a. Konsumen memiliki kenangan atau memori atas pengalaman menerima

pelayanan, yang tidak bisa dijual atau diberikan kepada orang lain.

b. Tujuan penyelenggaraan pelayanan adalah keunikan, setiap konsumen dan

setiap kontak adalah dianggap sesuatu yang “spesial”.

c. Suatu pelayanan terjadi pada saat tertentu, ini tidak dapat disimpan di

gudang atau dikirimkan barang contohnya.

d. Konsumen melakukan control kualitas dengan cara membandingkan

(30)

e. Jika terjadi kesalahan, satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh

karyawan untuk memperbaiki adalah meminta maaf.

f. Moral karyawan sangat menentukan untuk kelancaran pemberian

pelayanan.

Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, karyawan perlu

memahami faktor rasional dan emosional konsumen agar dapat memberikan

kepuasan. Dalam hal ini, beberapa aspek yang perlu dicermati dari konsumen

adalah karyawan menurut Tjiptono (2005:117):

a. Suasana lingkungan yang bisa membuat konsumen nyaman dan senang.

b. Pelatihan dan pengembangan serta pemberdayaan karyawan agar dapat

memahami dan menangani respon emosional pelanggan.

c. Sistem penanganan keluhan yang responsif, empatik, fair, dan efektif.

d. Menggunakan pendekatan komunikasi berbeda untuk kategori individu

yang berlainan.

e. Menawarkan nilai sosial dan emosional tertentu.

f. Mendirikan kelompok konsumen eksklusif yang mengelola aktivitas

khusus.

g. Menerapkan pengalaman untuk menciptakan kegembiraan kepada

(31)

2.2. Penelitian Terdahulu

Rachman (2008) melakukan penelitian tentang “Analisis Penerapan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam Menunjang Total Quality Management

(TQM) pada Divisi INFRATEL di PT Telkom Tbk Jakarta”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada

Divisi INFRATEL di PT. TELKOM, hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada Divisi INFRATEL, dan penerapan

sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dalam menunjang Total Quality

Management pada Divisi INFRATEL. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui

observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2000 pada Divisi INFRATEL berkaitan dengan prosedur kerja dan

kesalahan yang berulang-ulang pada sistem dokumentasi. Divisi INFRATEL

menggunakan sistem TELKOM - Quality Management System (T-QMS) untuk

mencapai sasaran mutu. T-QMS merupakan hasil pengembangan Total Quality

Management (TQM) yang dimaksudkan untuk mendorong organisasi melakukan

analisis persyaratan pelanggan, menetapkan proses-proses yang tepat dan dapat

memberikan kontribusi bagi pencapaian suatu produk/ jasa yang dapat diterima

oleh pelanggan, kemudian secara konsisten mengendalikan setiap prosesnya

kearah pencapaian siklus waktu proses yang lebih cepat, optimal dan efisien.

Dengan melaksanakan persyaratan-persyaratan yang ada di dalam ISO 9001:2000

(32)

Dharma (2007) melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh

Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terhadap Peningkatan Kinerja

pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO

9001:2000 terhadap kinerja karyawan di PT Asuransi Jasa Raharja Cabang

Sumatera Utara. Penelitian ini adalah merupakan penelitian Survey. Penelitian

Survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa secara simultan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000

berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT.

Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan

95% (α=5%). Hal ini berarti setiap kebijakan yang dilakukan perusahaan

telah sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Secara parsial

variabel variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang mempengaruhi

kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara

berpengaruh postif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

2.3. Kerangka Konseptual

Menurut American Society for Quality Control (dalam Lupiyoadi,

2001:144) Kualitas adalah “keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik

dari suatu produk/jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi

(33)

Konsep kualitas pelayanan pada dasarnya bersifat relatif yaitu tergantung

dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi. Pada

dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas pelayanan yang seharusnya konsisten satu

sama lainnya, yaitu: persepsi pelanggan, produk dan pelayanan, dan proses.

Ketiga orientasi ini dapat dibedakan dengan jelas bahkan produknya adalah proses

itu sendiri (Lupiyoadi, 2001:144).

ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem

manajemen mutu (Gasperst, 2003). ISO 9001:2000 menetapkan

persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem

manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan

memberikan produk (barang atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang

ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan

kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.

Adapun kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Sumber : Lupiyoadi (2001) dan Gasperst (2003) diolah Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual

Implementasi ISO 9001:2000 (X)

1. Keahlian (X1) 2. Pendidikan dan

Pelatihan (X2)

3. Pengalaman Kerja (X3) 4. Sumber Daya

Organisasi (X4)

(34)

2.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “implementasi ISO 9001:2000 pada

Contact Center PT. Infomedia Nusantara Medan berpengaruh terhadap

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk survey explanatory, yaitu jenis penelitian survei

yang bertujuan menjelaskan pengaruh implementasi ISO 9001:2000 pada Contact

Center PT. Infomedia Nusantara Medan terhadap peningkatan kualitas layanan PT.

Telkomsel Tbk Regional Sumatera.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan pada Contact Center PT.

Infomedia Nusantara Regional Sumatera yang berlokasi di Jalan Zainul Arifin

Medan Gedung Cambridge LT.III, sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan

dari bulan Februari 2011 sampai dengan April 2011.

3.3. Batasan Operasional

Penelitian ini membahas tentang pengaruh implementasi ISO 9001:2000

pada Contact Center PT. Infomedia Nusantara Medan yang merupakan variabel

bebas (independent) terhadap peningkatan kualitas layanan sebagai variabel

terikat (dependent) di PT. Telkomsel Tbk Regional Sumatera.

a. Variabel independen (X) adalah implementasi ISO 9001:2000 pada Contact

Center PT. Infomedia Nusantara Medan yang terdiri dari empat variabel yaitu:

keahlian (X1), pendidikan (X2), pengalaman kerja (X3), sumber daya organisasi

(36)

b. Variabel dependen (Y) adalah peningkatan kualitas layanan pada PT.

Telkomsel Tbk Regional Sumatera.

3.4. Definisi Operasional

a. Variabel Bebas (independent variable) adalah:

1) Keahlian (X1) adalah keahlian karyawan yang dalam penelitian ini terdiri

dari:

a) standar pelaksanaan tugas, penyelesaian tugas sesuai dengan apa yang

ditetapkan oleh PT. Infomedia Nusantara Medan;

b) ketepatan waktu adalah kecepatan menyelesaikan pekerjaan

dibandingkan standar waktu yang ditetapkan PT. Infomedia Nusantara

Medan;

c) kemampuan memotivasi diri orang lain dalam pekerjaan;

d) kemampuan membantu rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan;

e) kemampuan menjalankan kerjasama dengan pegawai lainnya;

f) kecakapan dalam menuangkan gagasan untuk kemajuan pekerjaan;

2) Pendidikan dan Pelatihan (X2); berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan

formal maupun informal yang diikuti pegawai.

3) Pengalaman kerja (X3); berkaitan dengan berapa lama karyawan

bekerja serta pekerjaan apa yang pernah ditangani. Indikator variabel ini

adalah lama pegawai bekerja atau masa kerja pegawai.

4) Sumber daya organisasi (X4). Sumber daya yang dimaksud dalam

(37)

a) kemampuan keuangan yang ada dalam PT. Infomedia Nusantara

Medan yang dialokasikan untuk kemajuan karyawan maupun PT.

Infomedia Nusantara Medan;

b) kemampuan personalia dalam mengelola dan merencakan karir;

c) kemampuan personalia dalam kecepatan menyampaikan informasi;

d) kemampuan memfasilitasi pengembangan karyawan.

b. Variabel Terikat (dependent variable) adalah: Kualitas Layanan merupakan

kondisi yang berhubungan dengan jasa layanan telekomunikasi dan lingkungan

yang memenuhi atau memiliki harapan dalam memberikan pelayanan kepada

konsumen.

Tabel 1.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran 2. kualitas pekerjaan 3. diklat pekerjaan

Skala Likert

Pengalaman Kerja

(X3)

Berapa lama karyawan bekerja serta pekerjaan apa 2. fasilitas kantor 3. aktivitas kantor

karyawan

(38)

Kualitas

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian adalah dengan

menggunakan Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan

(39)

3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Caroline Officer yang

langsung menangani pelanggan Telkomsel secara online berjumlah 1050

orang.

3.6.2. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi dan

sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar

(2004:78), yaitu: Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:

)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sample,

dimana penulis memilih sampel penelitian berdasarkan kriteria tertentu yaitu

Caroline Officer yang memiliki masa kerja selama minimal satu tahun dan

Caroline Officer yang menjadi teladan bagi karyawan lainnya yang diambil

(40)

3.7. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer

Data primer adalah merupakan informasi yang diperoleh langsung dengan

cara mendatangi objek penelitian, dimana data yang diperoleh tersebut

merupakan data yang aktual dan dapat dipertanggungjawabkan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori

yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti

mendapatkan data sekunder dari buku-buku yang berhubungan dengan

penelitian tersebut, catatan kuliah serta literatur yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data didalam penelitian ini adalah : a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab

kepada pimpinan PT Infomedia Nusantara Medan.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan

daftar pertanyaan kepada para karyawan PT. Telkomsel Tbk Regional

(41)

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku, jurnal, majalah dan

internet yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini data kuesioner diuji dalam beberapa tahap antara lain:

a. Uji Validitas

Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan alat ukur yang

digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dilakukan diluar dari jumlah sampel,

dalam hal ini diambil sebanyak 30 karyawan diluar sampel pada PT. Infomedia

Nusantara Medan dengan menggunakan software SPSS versi 17.0. for windows

dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid

b. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner)

menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama. Untuk

melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0. for

windows dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika ralpha > rtabel maka pertanyaan reliabel

(42)

3.10. Teknik Analisis a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data

yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang

diteliti.

b. Analisis Statistik

Metode analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear

berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian

ini menggunakan bantuan SPSS 17.00 for windows. Adapun model

persamaan yang digunakan yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y = Kualitas Layanan

a = Konstanta

b1,2,3,4 = Koefisien regresi variabel X1,2,3,4

X1 = Keahlian (X1)

X2 = Pendidikan dan Pelatihan (X2)

X3 = Pengalaman Kerja (X3)

X4 = Sumber Daya Organisasi (X4)

e = Kesalahan Pengganggu (standard error)

Sebelum menganalisis data dengan regresi linear berganda maka

(43)

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data

dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai

pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak

menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig (2-tailed)

di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal

(Situmorang, 2009:62).

2. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah ingin menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika

varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada

homoskedastisitas sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji

Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada

indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di

atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak

(44)

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya adanya hubungan linear yang sempurna atau

pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model

regresi atau singkatnya dapat diartikan sebagai hubungan linear antara

variabel eksplanatoris dari suatu model regresi adalah sempurna. Untuk

mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari

besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui

program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang

tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang

biasa dipakai adalah Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5 maka tidak

terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2009:104).

c. Pengujian Hipotesis

Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan

digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

(bersama-sama) terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

a) H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0, artinya secara simultan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0, artinya secara simultan terdapat

(45)

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu

variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel

dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

a) H0 : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b) Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

Ho diterima jika -ttabel ≤ thitung≤ ttabel pada α = 5%

Ha diterima jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel pada α = 5%

d. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien Determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model untuk menjelaskan

variabel terikat. Nilai koefisien determinasi diantara nol dan satu (0<R2<1).

Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam

menjelaskan variabel yang diteliti amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT. Infomedia Nusantara

Pada tahun 1975 merupakan awal perjalanan usaha PT Infomedia

Nusantara menjadi perusahaan pertama penyedia layanan informasi telepon di

Indonesia. Di bawah sub divisi Elnusa GTDI dari anak perusahaan Pertamina,

Infomedia telah menerbitkan Buku Petunjuk Telepon Telkom Yellow Pages.

Perkembangan yang tercatat selanjutnya adalah berdirinya PT Elnusa Yellow

Pages di tahun 1984 yang berubah nama di tahun 1995 menjadi PT Infomedia

Nusantara pada saat PT Telkom Tbk menanamkan investasi.

Untuk mendukung implementasi Good Coorporate Governance dalam

setiap aspek kegiatan perusahaan, Infomedia telah mengeluarkan kebijakan

pedoman tata kelola perusahaan di tahun 2008 dan pada tanggal 30 Juni 2009 PT

Telekomunikasi Indonesia (Telkom) melalui PT Multimedia Nusantara (Metra),

anak perusahaan yang 99,99% milik Telkom (selanjutnya disebut Telkom Group)

telah menandatangani Shares Sales & Purchase Agreement (SPA) untuk membeli

49% saham PT Infomedia Nusantara (Infomedia) milik PT Elnusa Tbk (Elnusa),

sehingga 100% saham PT Infomedia Nusantara secara resmi dimiliki oleh Telkom

Group.

PT. Infomedia Nusantara dan PT. Telekomunikasi Selular mengadakan

kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama Layanan Contact Center

No. 012/BC/LOG/III/2006. Dimana dalam perjanjian tersebut Infomedia menjadi

(47)

contact center yang terdiri dari Layanan Informasi, Layanan Gangguan dan

Layanan Permintaan. Layanan contact center Telkomsel adalah layanan inbound

untuk pelanggan media informasi yang dapat dimanfaatkan pelanggan untuk

mendapatkan kebutuhan akan informasi dengan cara yang mudah mengenai

berbagai keluhan yang berkaitan dengan bisnis dan pelayanan yang dilakukan

oleh Telkomsel. Pelayanan yang dapat ditangani oleh Layanan Contact Center

(CC) ini meliputi : Informasi network meliputi wilayah cakupan, kapasitas &

ketersediaan Informasi produk berisi simPATI dan kartuAS termasuk features dan

value added services. Informasi billing berupa pentarifan dan penggunaan

Pre-Sales (harga, biaya & promosi), edukasi pelanggan berupa cara penggunaan

jasa/perangkat, pengaduan mengenai mutu network dan hal-hal umum lainnya

yang berisi berbagai hal menyangkut pelayanan Telkomsel.

Infomedia telah menetapkan ruang lingkup penerapan Quality Manajemen

Sistem ISO 9001:2000 di Layanan Call Center Telkomsel yaitu pelayanan

pelanggan Call Center Pre Paid di Layanan CC Telkomsel untuk operasional

Area yaitu Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya sesuai dengan Perjanjian

Kerjasama No:012/BC/LOG/III/2006 antara Infomedia dengan Telkomsel.

Termasuk unit yang berada di Kantor pusat. Pada Operasional terdiri dari Layanan

(CO,TL dan Supervisor), Manager, DQMR, DC area, QA area, Infratel area, SDM

CC area, Support (Roster, Building Maintenance). Pada Kantor pusat terdiri dari

Top Management, QMR, DC Pilar dan Pengembangan dan Dukungan Layanan

CC Telkomsel.

(48)

Struktur Organisasi PT Infomedia Nusantara

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT Infomedia Nusantara Medan Sumber : PT Infomedia Nusantara Medan (2011)

(49)

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen

dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil. Agar

data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji reliability. Uji validitas

dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran

kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar

sampel pada PT. Infomedia Nusantara Medan.

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0

dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut dinyatakan

tidak valid.

c. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.

Dalam penelitian ini disebarkan kuesioner sebagai alat pengumpul data

yang berisi 32 pertanyaan yang menyangkut implementasi ISO 9001:2000 pada

Contact Center PT. Infomedia Nusantara Medan yang terdiri dari empat variabel

bebas yaitu: keahlian (X1), pendidikan (X2), pengalaman kerja (X3), sumber daya

(50)

Tabel 4.1

Validitas untuk Variabel Implementasi ISO 9001:2000 (X)

Item-Total Statistics

Pernyataan_10 93.5667 39.564 .448 .939

Pernyataan_11 93.7000 38.286 .565 .938

Pernyataan_12 93.8667 36.947 .723 .935

Pernyataan_13 93.6667 37.954 .659 .936

Pernyataan_14 93.8000 37.476 .653 .936

Pernyataan_15 93.5667 39.564 .448 .939

Pernyataan_16 93.7000 38.286 .565 .938

Pernyataan_17 93.8667 36.947 .723 .935

Pernyataan_18 93.7000 38.286 .565 .938

Pernyataan_19 93.8667 36.947 .723 .935

Pernyataan_20 93.6667 37.954 .659 .936

Pernyataan_21 93.8000 37.476 .653 .936

(51)

Tabel 4.2

Validitas untuk Variabel Kualitas Layanan (Y)

Item-Total Statistics

Pernyataan_10 46.8667 11.568 .542 .905

Pernyataan_11 46.9667 10.309 .893 .887

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 17.00 (Februari 2011)

Uji validitas yang dilakukan pada 32 butir pernyataan yang diuji menunjukkan

bahwa keseluruhan butir pernyataan memperoleh nilai rhitung > rtabel atau nilai

Corrected Item-Total Correlation diatas 0,361 sehingga dapat disimpulkan semua

pernyataan tersebut valid dan butir pernyataan tersebut layak untuk kuesioner

penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau

konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif

sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk

(52)

memenuhi nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Tabel 4.3 berikut ini

pengolahan data untuk uji reliabilitas variabel X dan Y.

Tabel 4.3

Nilai Ralpha untuk Variabel Implementasi ISO 9001:2000 (X) dan Kualitas Layanan (Y)

Instrumen Cronbach’s Alpha Keterangan

Implementasi ISO 9001:2000 0,939 Reliabel

Kualitas Layanan 0,908 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 17.00 (Februari 2011)

Hasil uji coba tersebut menunjukkan nilai ralpha implementasi ISO

9001:2000 (0,939) dan ralpha kualitas layanan (0,908) lebih besar dibandingkan

dengan nilai rtabel (rtabel = 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan

tersebut adalah reliabel.

4.2.2. Analisis Deskriptif 1. Deskriptif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Caroline Officer yang

langsung menangani pelanggan Telkomsel secara online berjumlah 1050 orang.

Sampel yang diambil sebanyak 91 orang Caroline Officer.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Laki-laki 50 54,94 %

Perempuan 41 45,06 %

Total 91 100 %

Sumber : Data primer diolah (2011)

Dari Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki berjumlah 50

orang (54,94%) dan perempuan sebanyak 41 orang (45,06%). Hal ini

(53)

walaupun perbedaannya hanya sedikit yaitu 8,8%. Hal ini menunjukkan bahwa

untuk pekerjaan ini lebih banyak menggunakan karyawan dengan jenis kelamin

laki-laki karena jadwal yang diberlakukan menggunakan sistem shifting selama 24

jam, dimana karyawan perempuan hanya bekerja untuk shift pagi sampai dengan

siang, sedangkan untuk sebagian shift siang sampai dengan dini hari

menggunakan tenaga karyawan laki-laki.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Responden Persentase

Di bawah 20 tahun 0 0%

Tabel 4.5 terlihat bahwa jumlah seluruh responden berusia 21-30 tahun yaitu 91

orang responden atau 100% karena syarat untuk menjadi seorang Caroline Officer

adalah berumur 21-30 tahun.

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase

1 tahun 10 11 %

Tabel 4.6 terlihat bahwa responden yang paling banyak pada lama bekerja 4 tahun

yaitu 36 orang (40%) sedangkan yang paling sedikit 10 orang (11%). Hal ini

(54)

4.2.3. Metode Analisis Statistik 1. Analisis Jawaban Responden

a. Variabel Keahlian (X1)

Tabel 4.7

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Keahlian (X1) Item

Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2011)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan :

1. Pernyataan “pekerjaan sesuai standar pelaksanaan tugas” menunjukkan 1 orang

responden (1,1%) menyatakan tidak setuju, 3 orang responden (3,3%)

menyatakan kurang setuju, 30 orang responden (33,0%) menyatakan setuju,

dan 57 orang responden (62,6%) menyatakan sangat setuju. Ini menyatakan

mayoritas responden berpendapat bahwa responden sudah melakukan

pekerjaan sesuai standar pelaksanaan tugas.

2. Pernyataan “mengerjakan tugas dengan tepat waktu” menunjukkan 1 orang

responden (1,1%) menyatakan tidak setuju, 7 orang responden (7,7%)

menyatakan kurang setuju, 27 orang responden (29,7%) menyatakan setuju,

dan 56 orang responden (61,5%) menyatakan sangat setuju. Ini menyatakan

mayoritas responden berpendapat bahwa responden sudah mengerjakan tugas

(55)

3. Pernyataan ”memiliki kecakapan dalam menuangkan gagasan untuk kemajuan

pekerjaan” menunjukkan 1 orang responden (1,1%) menyatakan tidak setuju, 7

orang responden (7,7%) menyatakan kurang setuju, 26 orang responden

(28,6%) menyatakan setuju, dan 57 orang responden (62,6%) menyatakan

sangat setuju. Ini menyatakan mayoritas responden berpendapat bahwa

responden sudah memiliki kecakapan dalam menuangkan gagasan untuk

kemajuan pekerjaan.

4. Pernyataan “memiliki kemampuan memotivasi diri orang lain dalam

pekerjaan” menunjukkan 1 orang responden (1,1%) menyatakan tidak setuju, 4

orang responden (4,4%) menyatakan kurang setuju, 28 orang responden

(30,8%) menyatakan setuju, dan 58 orang responden (63,7%) menyatakan

sangat setuju. Ini menyatakan mayoritas responden berpendapat bahwa

responden sudah memiliki kemampuan memotivasi diri orang lain dalam

pekerjaan.

5. Pernyataan “memiliki kemampuan membantu rekan kerja dalam

menyelesaikan pekerjaan” menunjukkan 3 orang responden (3,3%)

menyatakan sangat tidak setuju, 10 orang responden (11,0%) menyatakan tidak

setuju, 15 orang responden (16,5%) menyatakan kurang setuju, 50 orang

responden (54,9%) menyatakan setuju, dan 13 orang responden (14,3%)

menyatakan sangat setuju. Ini menyatakan mayoritas responden berpendapat

bahwa responden setuju memiliki kemampuan membantu rekan kerja dalam

(56)

6. Pernyataan “memiliki kemampuan menjalankan kerjasama dengan pegawai

lainnya” menunjukkan 2 orang responden (2,2%) menyatakan sangat tidak

setuju, 13 orang responden (14,3%) menyatakan tidak setuju, 10 orang

responden (11,0%) menyatakan kurang setuju, 59 orang responden (64,8%)

menyatakan setuju, dan 7 orang responden (7,7%) menyatakan sangat setuju.

Ini menyatakan mayoritas responden berpendapat bahwa responden setuju

memiliki kemampuan menjalankan kerjasama dengan pegawai lainnya.

b. Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X2) Tabel 4.8

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pendidikan dan Pelatihan (X2) Item

Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2011)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan :

1. Pernyataan “pernah mengikuti pelatihan/pendidikan formal yang

diselenggarakan perusahaan” menunjukkan 1 orang responden (1,1%)

menyatakan tidak setuju, 7 orang responden (7,7%) menyatakan kurang setuju,

26 orang responden (28,6%) menyatakan setuju, dan 57 orang responden

(62,6%) menyatakan sangat setuju. Ini menyatakan mayoritas responden

berpendapat bahwa responden setuju pernah mengikuti pelatihan/pendidikan

(57)

2. Pernyataan “pernah mengikuti pelatihan/pendidikan informal yang

diselenggarakan perusahaan” menunjukkan 1 orang responden (1,1%)

menyatakan tidak setuju, 4 orang responden (4,4%) menyatakan kurang setuju,

28 orang responden (30,8%) menyatakan setuju, dan 58 orang responden

(63,7%) menyatakan sangat setuju. Ini menyatakan mayoritas responden

berpendapat bahwa responden setuju pernah mengikuti pelatihan/pendidikan

informal yang diselenggarakan perusahaan.

3. Pernyataan “diklat perusahaan sesuai dengan pekerjaan untuk menunjang

produktivitas” menunjukkan 14 orang responden (15,4%) menyatakan tidak

setuju, 22 orang responden (24,2%) menyatakan kurang setuju, 48 orang

responden (52,7%) menyatakan setuju, dan 7 orang responden (7,7%)

menyatakan sangat setuju. Ini menyatakan mayoritas responden berpendapat

bahwa responden setuju diklat perusahaan sesuai dengan pekerjaan untuk

menunjang produktivitas.

4. Pernyataan “diberi kesempatan untuk mengembangkan keahlian dalam

pekerjaan” menunjukkan 1 orang responden (1,1%) menyatakan tidak setuju, 4

orang responden (4,4%) menyatakan kurang setuju, 28 orang responden

(30,8%) menyatakan setuju, dan 58 orang responden (63,7%) menyatakan

sangat setuju. Ini menyatakan mayoritas responden berpendapat bahwa

responden sudah diberi kesempatan untuk mengembangkan keahlian dalam

(58)

c. Variabel Pengalaman Kerja (X3) Tabel 4.9

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pengalaman Kerja (X3) Item

Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2011) Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan :

1. Pernyataan “pengalaman kerja mempengaruhi kualitas pekerjaan”

menunjukkan 14 orang responden (15,4%) menyatakan tidak setuju, 22 orang

responden (24,2%) menyatakan kurang setuju, 48 orang responden (52,7%)

menyatakan setuju, dan 7 orang responden (7,7%) menyatakan sangat setuju.

Ini menyatakan mayoritas responden berpendapat bahwa responden setuju

pengalaman kerja mempengaruhi kualitas pekerjaan mereka.

2. Pernyataan “pengalaman kerja memberikan arti bagi kenaikan jabatan”

menunjukkan 1 orang responden (1,1%) menyatakan tidak setuju, 7 orang

responden (7,7%) menyatakan kurang setuju, 26 orang responden (28,6%)

menyatakan setuju, dan 57 orang responden (62,6%) menyatakan sangat setuju.

Ini menyatakan mayoritas responden berpendapat bahwa responden setuju

pengalaman kerja memberikan arti bagi kenaikan jabatan.

3. Pernyataan “promosi jabatan dilakukan berdasarkan senioritas” menunjukkan

Gambar

Gambar 2.1. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Sumber: Gasperst (2003)
Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT Infomedia Nusantara Medan Sumber  : PT Infomedia Nusantara Medan (2011)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perlakuan pelapisan telur menggunakan Aloe vera, larutan kulit manggis, dan tepung beras tidak berpengaruh

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Suplemen Makanan pada Anak Pra-sekolah (Studi Kasus pada 3 TK di Kota Depok tahun 2005).. FKM

Sistem panas bumi yang terdapat di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan Singingi dicirikan oleh pemunculan tiga lokasi manifestasi panas bumi berupa mata air panas,

Khusus untuk memprediksi lemak badan total, dengan metode ini dapat dilakukan dengan tiga cara: (1) menghitung densitas badan terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan

• Suatu garis tidak mungkin memiliki lebih dari dua kutub, karena, seperti yang terlihat, semua yang tegak lurus dengan garis tersebut untuk melewati garis tersebut

Hasil analisis SWOT kualitatif terhadap faktor internal dan eksternal untuk menganalisis kesiapan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam implementasiMasyarakat Eekonomi Asean (MEA)

Sistem komputerisasi diperlukan untuk membantu sistem pencetakan invoice agar pelayanan kepada klien dapat dilakukan dengan baik dan cepat. Dengan sistem yang

Pengetahuan siswa kelas eksperimen, replikasi 1, dan replikasi 2 pada materi fluida statis mengalami peningkatan yang signifikan dengan kategori tinggi setelah