PENGARUH PENYULUHAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SD NEGERI 064975
KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh :
DEDE HARIANI MS NIM. 061000075
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :
PENGARUH PENYULUHAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SD NEGERI 064975
KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2010
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
NIM. 061000075 DEDE HARIANI MS
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 28 Desember 2010 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Ernawati Nasution, SKM, M.Kes Ferry, S.H, S.Si, AMG., DC.Nutri., M.Kes NIP. 19700212 199501 2 001 NIP. 19690524 199303 1 001
Penguji II Penguji III
Fitri Ardiani, SKM, MPH
NIP. 19820729 198811 2 001 NIP. 19580315 198811 2 001 Dra. Jumirah, Apt, M.Kes
Medan, Desember 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
ABSTRAK
Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang memiliki peranan yang sangat besar bagi tubuh yaitu sebagai sumber vitamin, mineral serta serat pangan, walaupun didalam tubuh hanya diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai peranan penting yang berfungsi sebagai zat pengatur dan pelindung.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest. Perlakuan adalah penyuluhan berupa ceramah dengan alat bantu slide dan poster. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Jumlah sampel adalah sebanyak 54 orang siswa. Analisa hasil dilakukan dengan menggunakan one sample t-test.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa sebelum mendapatkan penyuluhan adalah kategori cukup (96,27%), sesudah mendapatkan penyuluhan pengetahuan siswa yang dengan kategori cukup (79,63%) dan (20,37%) menjadi kategori baik. Sikap siswa sebelum mendapatkan penyuluhan dalam kategori cukup (96,27%), sesudah mendapatkan penyuluhan sikap siswa meningkat menjadi kategori baik (62,96%) dan (37,04%) dalam kategori cukup. Hasil uji menunjukkan ada perbedaan sesudah mendapatkan penyuluhan, yaitu pengetahuan dengan nilai t = -8,773 dan p = 0,000, sedangkan sikap dengan nilai t =-11,462 dan p = 0,000.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang konsumsi buah dan sayur, yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siawa tentang konsumsi buah dan sayur. Saran dari penelitian ini adalah kepada petugas promosi kesehatan dapat memberikan penyuluhan berupa ceramah dengan berbagai macam alat bantu seperti slide dan poster sebagai salah satu metode untuk memberitahukan informasi untuk membantu meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya mengonsumsi buah dan sayur.
ABSTRACT
Fruits and vegetables are one kind of foods that’s have very big role for our body, that’s is source of vitamin, minerals and fibers. Although our body only required them in small amounts but they have important role as regulator and protector.
The purpose of this research is to know the influence of counseling on knowledge and attitude of primary school students in SD Negeri 064975 Medan Denai Subdistrict Medan City in 2010. This was an experimental study with One Group Pretest-Posttest design. The treatment is counseling with slide and posters. Measurements were taken twice, before and after getting counseling. Number of sample are 54 students. Results will be analized by using one sampel t-test.
Results showed that student’s knowledge before getting counseling are in sufficient category 96,27% after getting counseling are in sufficient category 76,63% and 20,37% are in good category. The attitude of students before getting counseling are in sufficient category 96,27% after getting counseling student’s attitudes improved to good category 62,96% and 37,04% are in sufficient category. The test results showed that there were some difference after getting counseling, that is knowledge with t= -8,773 and p= 0,000 and attitude with t= -11,462 and p= 0,000.
The conclusion of this research in counseling had an influence on improving student’s knowledge and attitudes about the consumption of fruits and vegetables, that is student’s knowledge and attitudes improvements about consumption of fruits and vegetables. Suggestions of this study is given to the health promotion officers to provide counseling with a variety of tools, such as slide and posters as a method to notify the information to improve student’s knowledge about the importance of consuming fruits and vegetables.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dede Hariani MS
Tempat / tgl. Lahir : Medan, 14 April 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : 2 dari 3 bersaudara
Status : Belum Kawin
Riwayat Pendidikan :
- 1993 – 1994 TK Yakapeni Medan
- 1994 – 2000 SD Swasta Nurul Islam Indonesia Medan
- 2000 – 2003 SMP Negeri 3 Medan
- 2003 – 2006 SMA Negeri 10 Medan
Riwayat Organisasi :
- Staff Kekaryaan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FKM-USU
- Staff Hubungan Masyarakat Panitia Hari Besar Islam FKM-USU
- Relawan Muda Sadar HIV/AIDS (SaHiVA)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang
berjudul: ”Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010” yang merupakan salah satu syarat bagi saya untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
Selama penulisan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan moril maupun
materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku dosen
pembimbing I sekaligus Ketua Penguji dan Bapak Ferry, S.H, S.Si, AMG.,
DC.Nutri., M.Kes selaku dosen pembimbing II sekaligus Penguji I yang telah meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran selama membimbing saya.
Selanjutnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu drh. Hiswani, M.Kes, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
membimbing penulis selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas
4. Ibu Fitri Ardiani, SKM, MPH, selaku Dosen Penguji II.
5. Ibu Dra.Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Dosen Penguji III.
6. Bapak Drs. Mukhtar , selaku Kepala Sekolah SD Negeri 064975 Kecamatan
Medan Denai Kota Medan dan seluruh staf pengajar yang telah banyak
membantu saya dalam proses penelitian.
7. Seluruh dosen dan staff pegawai FKM USU khususnya pada Departemen
Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah banyak membantu dan memberikan
masukan kepada saya dalam penyelesaian pendidikan dan skripsi ini, dan
tidak lupa kepada bang Marihot Samosir, ST yang selalu membantu dalam
mengurus administrasi.
8. Secara khusus penulis mengucapakan terima kasih yang sangat tak terhingga
terutama buat kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda AKP. MARWAN dan
Ibunda SASMA ROHANI SINAGA yang telah banyak memberikan kasih
sayang, motivasi, do’a dan memenuhi semua kebutuhan penulis baik moril
maupun materil mulai dari perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini
9. Sahabat-sahabat ku yang baik Arni, Leni dan Wina, Gilang, Lia, Eva, Fitri
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini dan terima
kasih atas persahabatannya.
10.Kepada semua rekan-rekan seperjuangan di Peminatan Gizi Kesehatan
Masyarakat Eka, Dewinta, Wahyu, Elfi, Bang Freddy, Kak Renova, Kak
Hanum, Kak Yeyen, Kak Ami, Kak Dedek, Bang Ivan dan yang tidak dapat
11.Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah memberikan bantuan dan dorongan semangat dan hanya Allah SWT
yang membalas semua kebaikan kalian semua.
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini masih terdapat
kekurangan yang harus diperbaiki, maka penulis mengharapkan saran dan kritik dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun dalam memperkaya materi skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatNya dan semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Desember 2010
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Abstract ... iii
Daftar Riwayat Hidup Penulis ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.3.1 Tujuan Umum ... 7
1.3.2 Tujuan Khusus ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kesehatan ... 9
2.1.1 Pengetahuan ... 10
2.1.2 Sikap ... 12
2.1.3 Proses Perubahan Perilaku ... 13
2.2 Penyuluhan ... 16
2.2.1 Tujuan Penyuluhan ... 18
2.2.2 Metode dan Media Penyuluhan ... 18
2.2.2.1 Metode Penyuluhan ... 18
2.2.2.2 Media/Alat Bantu Penyuluhan ... 19
2.2.3 Pengelolahan Penyuluhan ... 20
2.2.3.1 Perencanaan Penyuluhan ... 21
2.2.3.2 Pelaksanaan Penyuluhan ... 22
2.2.3.3 Evaluasi Penyuluhan ... 23
2.2.4 Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Perilaku ... 23
2.3 Buah ... 24
2.3.1 Buah dalam Kehidupan ... 25
2.3.2 Pentingnya mengonsumsi buah-buahan untuk Anak Sekolah ... 26
2.4 Sayur ... 28
2.4.1 Manfaat Sayuran ... 28
2.4.2 Warna sayur dan kecerdasan otak ... 29
2.5 Kerangka Konsep ... 32
2.6 Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
3.3.1 Populasi ... 34
3.3.2 Sampel ... 34
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 36
3.4.1 Data Primer ... 36
3.4.2 Data Sekunder ... 36
3.5 Instrumen Penelitian ... 36
3.6 Defenisi Operasional ... 36
3.7 Aspek Pengukuran ... 37
3.8 Tahapan Penelitian ... 38
3.9 Pengolahan dan Analisa Data ... 39
3.9.1 Pengolahan Data ... 39
3.9.2 Analisa Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Sekolah ... 42
4.2 Gambaran Umum Responden ... 43
4.2.1 Kelas Responden ... 44
4.2.2 Jenis Kelamin Responden ... 44
4.2.3 Agama Responden ... 45
4.2.4 Umur Responden ... 45
4.3 Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur terhadap Pengetahuan Siswa SD Negeri 064975 ... 46
4.4 Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur terhadap Sikap Siswa SD Negeri 064975 ... 49
BAB V HASIL PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur terhadap Pengetahuan Siswa SD Negeri 064975 ... 50
5.2 Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur terhadap Sikap Siswa SD Negeri 064975 ... 53
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
2. Distribusi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Penyuluhan per item pertanyaan
3. Distribusi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Penyuluhan per item pertanyaan
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 4.1 Distribusi Pendidikan Terakhir Tenaga Pengajar /Guru SD Negeri 064975 Kota Medan ... 42 Tabel 4.2 Fasilitas yang tersedia di Sd Negeri 064975 Kecamatan Medan
ABSTRAK
Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang memiliki peranan yang sangat besar bagi tubuh yaitu sebagai sumber vitamin, mineral serta serat pangan, walaupun didalam tubuh hanya diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai peranan penting yang berfungsi sebagai zat pengatur dan pelindung.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest. Perlakuan adalah penyuluhan berupa ceramah dengan alat bantu slide dan poster. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Jumlah sampel adalah sebanyak 54 orang siswa. Analisa hasil dilakukan dengan menggunakan one sample t-test.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa sebelum mendapatkan penyuluhan adalah kategori cukup (96,27%), sesudah mendapatkan penyuluhan pengetahuan siswa yang dengan kategori cukup (79,63%) dan (20,37%) menjadi kategori baik. Sikap siswa sebelum mendapatkan penyuluhan dalam kategori cukup (96,27%), sesudah mendapatkan penyuluhan sikap siswa meningkat menjadi kategori baik (62,96%) dan (37,04%) dalam kategori cukup. Hasil uji menunjukkan ada perbedaan sesudah mendapatkan penyuluhan, yaitu pengetahuan dengan nilai t = -8,773 dan p = 0,000, sedangkan sikap dengan nilai t =-11,462 dan p = 0,000.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang konsumsi buah dan sayur, yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siawa tentang konsumsi buah dan sayur. Saran dari penelitian ini adalah kepada petugas promosi kesehatan dapat memberikan penyuluhan berupa ceramah dengan berbagai macam alat bantu seperti slide dan poster sebagai salah satu metode untuk memberitahukan informasi untuk membantu meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya mengonsumsi buah dan sayur.
ABSTRACT
Fruits and vegetables are one kind of foods that’s have very big role for our body, that’s is source of vitamin, minerals and fibers. Although our body only required them in small amounts but they have important role as regulator and protector.
The purpose of this research is to know the influence of counseling on knowledge and attitude of primary school students in SD Negeri 064975 Medan Denai Subdistrict Medan City in 2010. This was an experimental study with One Group Pretest-Posttest design. The treatment is counseling with slide and posters. Measurements were taken twice, before and after getting counseling. Number of sample are 54 students. Results will be analized by using one sampel t-test.
Results showed that student’s knowledge before getting counseling are in sufficient category 96,27% after getting counseling are in sufficient category 76,63% and 20,37% are in good category. The attitude of students before getting counseling are in sufficient category 96,27% after getting counseling student’s attitudes improved to good category 62,96% and 37,04% are in sufficient category. The test results showed that there were some difference after getting counseling, that is knowledge with t= -8,773 and p= 0,000 and attitude with t= -11,462 and p= 0,000.
The conclusion of this research in counseling had an influence on improving student’s knowledge and attitudes about the consumption of fruits and vegetables, that is student’s knowledge and attitudes improvements about consumption of fruits and vegetables. Suggestions of this study is given to the health promotion officers to provide counseling with a variety of tools, such as slide and posters as a method to notify the information to improve student’s knowledge about the importance of consuming fruits and vegetables.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia buah dan dan sayur merupakan bahan pangan yang sangat
mudah didapatkan, bahkan disetiap daerah memiliki buah atau sayur sebagai ciri
khas untuk daerah tersebut, misalnya kota Malang merupakan daerah penghasil apel
dengan rasa yang spesifik yaitu rasa asam yang mendominasi, sehingga setiap apel
yang ditanam di Malang mempunyai nama Apel Malang. Buah dan sayur memiliki
peranan yang sangat besar bagi tubuh kita yaitu sebagai sumber vitamin dan mineral
yang diperlukan oleh tubuh yang berfungsi sebagai zat pengatur. Buah dan sayur
dengan beraneka jenis dan warna yang beranekaragam dapat saling melengkapi
kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh kita. Disamping itu, salah satu bahan
pangan yang banyak mengandung serat terdapat pada buah dan sayur. Serat
mempunyai peranan dalam proses pencernaan yang sangat penting. Serat
melancarkan pencernaan, bahkan pada mereka yang menderita kelebihan gizi, serat
dapat mencegah dan mengurangi resiko penyakit akibat kegemukan (Jahari dan
Sumarno, 2001).
Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Sri
Kuntarsih pada tanggal 14 Juni 2010 yang diliput oleh situs Republika Online,
menuturkan, tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia termasuk yang paling rendah
di dunia. Rakyat Indonesia hanya mengonsumsi 35 kilogram sayuran per kapita per
tahun. Angka itu jauh lebih rendah dengan angka konsumsi sayuran yang dianjurkan
yaitu 75 kilogram per kapita per tahun. Rendahnya konsumsi sayuran masyarakat
mengakibatkan penyakit pencernaan dan sembelit yang bisa fatal bagi kesehatan
(Anonim, 2010).
Pada saat yang bersamaan Direktur Budidaya Tanaman Sayuran dan
Biofarmaka Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Yul H Bahar,
menambahkan, berdasarkan data terakhir yang dikeluarkan FAO, tingkat konsumsi
sayuran masyarakat Indonesia hanya lebih tinggi dari Thailand. Kita ada di angka 35
kilogram per kapita per tahun, sedangkan Thailand 30 kilogram per kapita per tahun.
Tingkat konsumsi sayuran masyarakat dunia secara berjenjang adalah Cina (270
kilogram per kapita per tahun), Singapura (120 kilogram per kapita per tahun),
Myanmar (80 kilogram per kapita per tahun), Vietnam (75 kilogram per kapita per
tahun), Filipina (55 kilogram per kapita per tahun), India (50 kilogram per kapita per
tahun), Malaysia (49 kilogram per kapita per tahun), Indonesia (35 kilogram per
kapita per tahun), dan Thailand (30 kilogram per kapita per tahun) (Anonim, 2010).
Rata-rata konsumsi serat rumah tangga per orang diberbagai regional di
Indonesia masih belum mencapai jumlah konsumsi serat yang dianjurkan. Rata-rata
konsumsi serat rumah tangga per orang per hari di daerah kota sebesar 9,9 gram dan
di daerah desa lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan daerah kota, yaitu sebesar
10,7 gram. Secara keseluruhan konsumsi rata-rata serat rumah tangga per orang per
hari di Indonesia sebesar 10,5 gram/orang/hari. Sedangkan jumlah kecukupan
konsumsi serat yang dianjurkan adalah 20-35 gram/orang/hari (Jahari dan Sumarno,
RISKESDA (Riset Kesehatan Dasar) Provinsi Sumatera Utara pada tahun
2007 mengumpulkan data frekuensi dan porsi asupan buah dan sayur, dengan
mengukur jumlah hari dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehari. Hasil
RISKESDA 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 5,5% penduduk umur 10
tahun ke atas yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran WHO di
Sumatera Utara. Di Sumatera Utara secara keseluruhan kecukupan konsumsi buah
dan sayur masih sangat rendah seperti di kabupaten Nias Selatan (0,1%), Nias
(0,4%), Simalungun (0,8%), Tapanuli Tengah (0,9%) dan Kota Sibolga (0,8%).
Sedangkan kecukupan makanan buah dan sayur sudah tinggi (di atas 10 persen)
diantara yang lain adalah Kabupaten Dairi (15,9%) dan Kota Binjai (10,7%).
Sedangkan Kota Medan sendiri hanya 5,4% dari penduduk umur 10 tahun ke atas
yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan yang dianjurkan WHO.
Pemerintah menargetkan pada tahun 2014 mendatang, konsumsi beras
masyarakat akan semakin menurun yang dipaparkan oleh Dr.Iskandar Adi Nuhung
(Staf ahli menteri bidang Teknologi Kementrian Pertanian) pada tanggal 12 Maret
2010 yang diliput oleh Jawa Pos Group di Jakarta. Konsumsi pangan masyarakat
diharapkan berupa makanan tambahan dari hasil pertanian lainnya seperti buah dan
sayuran. ”Kementerian Pertanian berusaha menurunkan konsumsi beras dari sekitar
130 kg per kapita per tahun, menjadi di bawah 100 kg per kapita per tahun di tahun
2014. Target penurunan ini diharapkan akan mendorong konsumsi hasil pertanian
seperti sayur dan buah-buahan, (Anonim, 2010).
Tanggal 5 Agustus 2010 Koran Jakarta memuat tulisan dari Purwiyatno
Bogor (IPB), mengatakan jalan untuk mengatasi stres oksidatif adalah dengan
mengonsumsi makanan yang mengandung banyak zat antioksidan. Buah dan sayur
merupakan pangan yang didalamnya mengandung banyak vitamin dan mineral yang
dibutuhkan tubuh untuk menghindari proses oksidasi oleh radikal bebas, dan
sebaiknya memakan buah yang berwarna dan beranekaragam jenisnya karena dengan
berwarna dan beranekaragam tentu mengandung pigmen-pigmen berisi vitamin yang
bersifat antioksidan dan saling melengkapi zat gizi yang dibutuhkan dan menutupi
kekurangan-kekurangan zat gizi lainnya (Anonim, 2010).
Secara umum anak-anak Indonesia lebih sulit mengonsumsi buah dan sayur
dibandingkan dengan anak-anak negara maju. Mereka selalu menghindari menu
makanan yang justru dianggap sangat penting bagi tubuh yaitu sayur-sayuran, karena
itu pendidikan dan penyuluhan gizi penting sekali peranannya dalam usaha
memperbaiki gizi masyarakat, khususnya perbaikan gizi bayi dan anak-anak balita
(Winarno, 1987).
Menyuruh anak makan sayur mungkin menjadi hal yang sulit bagi
kebanyakan ibu di Indonesia. Keadaan ini berbeda dengan di negara maju, sejak
kecil anak-anak telah mendapat pendidikan gizi secara teratur. Melalui pelajaran di
kelas dan program makan siang di sekolah (school lunch), anak-anak dididik supaya
memahami dan mempraktikkan pedoman gizi seimbang. Dengan pedoman itu,
hampir setiap hari mereka diingatkan agar menyukai beragam jenis makanan,
terutama jenis sayuran dan buah-buahan (Nuryati, 2010).
Hasil pertemuan antara FAO, UNESCO dan WHO menganjurkan agar
disekolah-sekolah lanjutannya. Waktu anak masuk sekolah, mereka telah memiliki
kebiasaan makan tertentu. Apabila kebiasaan makan tersebut belum sesuai dengan
yang seharusnya, maka harus segera dilakukan upaya perbaikan agar jangan sampai
berkelanjutan. Ditingkat sekolah dasar, program sebaiknya ditunjukan agar anak
dapat memilih dan menikmati beragam makanan yang mengandung zat-zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara baik dan sehat
(Suhardjo, 2003).
Sampai saat ini di Indonesia ada empat masalah gizi utama dalam tumbuh
kembang anak yaitu kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi (AGB) (bahkan
WHO (2004) mengungkapkan anak sekolah yang menderita anemia gizi besi
sebanyak 40% dan diperkirakan prevalensi anemia untuk anak sekolah di negara
berkembang sebanyak 53% dan negara maju sebanyak 9%), kurang vitamin A
(KVA) dan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Zat gizi mikro merupakan
zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, namun esensial untuk
tubuh, zat gizi mikro terdapat pada pangan hewani dan nabati, karena harga pangan
hewani yang relative lebih mahal dibandingkan dengan pangan nabati maka lebih
baik masyarakat diajak untuk lebih mengonsumsi pangan nabati yang berupa
buah-buahan dan sayuran yang mengandung banyak mineral. Kekurangan salah satu zat
ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dan dampaknya tidak
akan dapat diperbaiki pada tahapan kehidupan selanjutnya (Harahap, 2004).
Masalah gizi lain yang juga menjadi masalah pada usia sekolah adalah
adanya gangguan pertumbuhan. Anak usia sekolah juga mengalami GAKY,
GAKY pada anak usia sekolah yang diukur dengan pembesaran kelenjar gondok
(Total Goiter Rate /TGR ) adalah 30%. Angka ini menurun menjadi 27,9% pada
tahun 1990, dan menjadi 11,1% pada tahun 2003 (Rencana Aksi Nasional Pangan
dan Gizi 2006-2010, 2010).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan
bahwa siswa yang bersekolah di SD Negeri 064975 bersifat heterogen baik dari segi
suku dan agamanya. Disekitar lingkungan sekolah banyak dijual makanan yang tidak
sehat baik dari hygiennya maupun keamanan jajanan tersebut. Jajanan yang tersedia
di sekitar sekolah pun dapat merusak selera makan dari anak-anak tersebut, karena
didominasi dengan rasa asin yang berasal dari MSG (Mono Sodium Glutamat), rasa
manis yang berasal dari pemanis buatan dan sebagainya.
Untuk mencegah agar para generasi bangsa tidak salah asupan gizi dan
berpengaruh terhadap proses belajar mengajar salah satu usaha yang dapat dilakukan
adalah dengan memberikan penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah
dilengkapi dengan poster tentang buah dan sayuran. Penyuluhan dilakukan agar
sasaran dapat berpartisipasi aktif dan memberikan umpan balik terhadap materi
penyuluhan. Metode ceramah dapat dipakai pada sasaran dengan pendidikan rendah
maupun tinggi.
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penyuluhan konsumsi buah dan sayuran terhadap
pengetahuan dan sikap siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota
Medan Tahun 2010.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan konsumsi buah dan sayuran
terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai
Kota Medan Tahun 2010.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum mendapatkan penyuluhan
tentang konsumsi buah dan sayur.
2. Untuk mengetahui pengetahuan siswa sesudah mendapatkan penyuluhan
tentang konsumsi buah dan sayur.
3. Untuk mengetahui sikap siswa sebelum mendapatkan penyuluhan tentang
konsumsi buah dan sayur.
4. Untuk mengetahui sikap siswa sesudah mendapatkan penyuluhan tentang
konsumsi buah dan sayur.
5. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah
mendapatkan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur .
6. Untuk mengetahui perbedaan sikap siswa sebelum mendapatkan penyuluhan
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan kepada pihak penentu atau pembuat kebijakan
perbaikan gizi anak sekolah sebagai bagian dari upaya perbaikan mutu anak
didik ditingkat daerah maupun tingkat nasional dengan memperhatikan
pentingnya penyuluhan gizi di sekolah.
2. Sebagai bahan masukan kepada pihak petugas kesehatan di Puskesmas
khususnya bidang gizi agar lebih memperhatikan pentingnya penyuluhan gizi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Kesehatan
Perilaku seseorang boleh jadi merupakan penyebab utama timbulnya masalah
kesehatan, tetapi dapat juga merupakan kunci utama pemecahannya. Dengan
mengubah perilaku, maka akan dapat memecahkan dan mencegah timbulnya
masalah kesehatan. Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya, reaksi tersebut mempunyai bentuk bermacam-macam yang pada
hakekatnya digolongkan menjadi dua, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan
nyata atau konkrit) dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit) (Anonim,
2010).
Menurut Notoatmodjo (2005), perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu
respon seseorang (organisme) terhadap stimulus (rangsangan) yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa Perilaku Kesehatan adalah semua aktivitas atau
kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak diamati
(unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Bahkan Notoatmodjo (2005) membuat klasifikasi lain tentang perilaku
kesehatan, dan membedakannya menjadi tiga, yaitu :
1. Perilaku hidup sehat (healthy behavior), adalah perilaku-perilaku yang
berkaitan dengan upaya kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan
2. Perilaku sakit (illness behavior), adalah perilaku sakit mencakup respon
seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsi terhadap sakit, pengetahuan
tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.
3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), dari segi sosiologi, orang sakit
(pasien) mempunyai peranan, yang mencangkup hak-hak orang sakit (right)
dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation).
2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek tertentu melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya) (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman,
yang diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh guru, orangtua, teman, buku
dan surat kabar dan dapat ditelusuri kebenarannya dengan bertanya atau menggali
informasi itu sendiri (WHO, 1988).
Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan seseorang terhadap objek tertentu
mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda, dan secara garis besar
dibagi menjadi enam tingkatan yaitu :
a. Tahu (Know)
Diartikan sebagai pengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bagaian yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Contohnya, seseorang tahu menyebutkan dan
b. Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang telah memahami terhadap objek atau materi atau harus dapat
menejaskan, menyebutkan contoh, menyampaikan, meramalkan terhadap
objek yang dipelajari,
c. Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dalam kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan buku, rumus, metode, prinsip
dalam konteks atau situasi lainnya.
d. Analisis (Analysis)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan
masi ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (Syntesis)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian kedalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang
ada. Misalnya: dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan,
f. Evaluasi (Evaluation)
Diartikan sebagai dengan kemampuan-kemampuan untuk melakukan
Justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari Subjek penelitian atau responden
kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2005).
2.1.2 Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang
dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2005).
Sikap berasal dari pengalaman atau dari orang terdekat kita. Mereka dapat
mengakrabkan kita kepada sesuatu, atau menyebabkan kita menolaknya (WHO,
1988). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Menurut Notoatmodjo (2005), sikap juga mempunyai tingkatan berdasarkan
1. Menerima (receiving), diartikan bahwa seseorang atau subyek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan.
2. Merespon (responding), diartikan memberikan jawaban bila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indikasi dari
sikap.
3. Menghargai (valuting), diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang yang paling
tinggi. Misalnya seorang ayah harus bertanggung jawab terhadap
keluarganya.
Untuk mengetahui sikap seseorang dapat diukur secara langsung dan tidak
langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan. Sedangkan
pengukuran tidak langsung dengan pemberian angket (Notoatmodjo, 2005).
2.1.3 Proses Perubahan Perilaku
Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu
melaksanakan perubahan-perubahan dalam usaha peningkatan kualitas kesehatan
(Luice, 2005). Menurut WHO (1988) yang diterjemahkan oleh Tjitarsa (1992), ada
empat faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merubah perilakunya adapun
1. Pikiran dan perasaan. Banyak hal yang dapat dirasakan dan kita pikirkan
mengenai dunia yang kita diami ini. Pikiran dan perasaan ini dibentuk oleh
pengetahuan, kepercayaan, sikap dan nilai yang kita miliki. Keempat faktor
ini akan membantu kita untuk memilih jalan manakah yang akan ditempuh
kalau menghadapi persoalan.
2. Orang yang berarti bagi kita. Perilaku dapat ditumbuhkan oleh orang yang
amat berarti dalam hidup kita. Bila seseorang amat berarti bagi kita, kita akan
mendengar petuahnya dan kita akan berusaha meneladaninya.
3. Sumber daya. Adapun sumber daya meliputi sarana, dana, waktu, tenaga,
pelayanan, ketrampilan dan bahan. Lokasi sumber daya bahan juga amat
menentukan. Apabila sumber daya itu terdapat jauh dari masyarakat,
mungkin sekali tidak akan dipakai. Melaksanakan banyak perjalanan dalam
waktu singkat juga mempengaruhi perilaku manusia.
4. Budaya. Pada umumnya perilaku, kepercayaan, nilai dan pemakaian sumber
daya dimasyarakat akan membentuk pola hidup masyarakat itu dikenal
sebagai budaya. Budaya berkembang selama ratusan bahkan ribuan tahun
karena manusia hidup bersama dan saling bertukar pengalaman didalam
lingkungan tertentu.
Menurut Notoatmodjo, (2005) untuk merubah atau memotivasi seseorang
agar menerima sikap dan kebiasaan baru bukanlah hal yang mudah dan cepat tetapi
tergantung pada:
a. Proses Intra-personal yaitu keuntungan apa yang diperoleh seseorang dengan
b. Proses Inter-personal yaitu apakah dengan menerima gagasan baru itu, dia
tidak tersisih dari kelompok.
Menurut WHO (1988) yang diterjemahkan oleh Tjitarsa (1992), Perubahan
Perilaku seseorang dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu :
1. Perubahan Alamiah (Natural change), adalah perubahan yang dikarenakan
perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia
hidup dan beraktivitas.
2. Perubahan Terencana (Planned Change) adalah perubahan ini terjadi karena
memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (Readdiness to change)
adalah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau
program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami
perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini karena setiap orang
mempunyai kesedian untuk berubah yang berbeda-beda.
2.2 Penyuluhan
Penyuluhan adalah suatu upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan
melalui pendekatan edukatif. Pendekatan Edukatif diartikan sebagai rangkaian
kegiatan yang dilakukan secara sistematik-terencana-terarah dengan peran serta
aktif individu maupun kelompok atau masyarakat, untuk memecahkan masalah
masyarakat dengan memperhitungkan faktor sosial-ekonomi-budaya setempat.
Sesuai dengan pengertian yang diuraikan maka, Penyuluhan Gizi dapat disimpulkan
sebagai suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu /masyarakat
Melakukan penyuluhan kesehatan diharapkan terjadi kontak antara klien
dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti
dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima prilaku tersebut (mengubah
perilaku) (Notoatmodjo, 2003).
Agar penyuluhan dapat tercapai sesuai dengan sasaran dan tujuan yang
diinginkan maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penyuluhan tersebut, yaitu (Anonim, 2008) :
1. Tingkat Pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang
seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Bagi keluarga dengan
pendidikan tinggi akan lebih mudah dalam menerima informasi kesehatan
khususnya dibidang gizi sehingga dapat menambah pengetahuan dan mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (DepKes RI, 2002).
2. Tingkat Sosial Ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang,
semakin mudah pula dalam menerima informasi baru
3. Adat Istiadat. Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganngap
adat istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4. Kepercayaan Masyarakat. Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada
kepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi.
5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat. Waktu penyampaian informasi harus
memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat
2.2.1 Tujuan Penyuluhan
Menurut Suhardjo (2003), setiap melakukan penyuluhan pasti memiliki
tujuan yang akan dicapai untuk mencapai suatu tujuan, adapun tujuan dari
penyuluhan dijabarkan sebagai berikut :
1. Tujuan sikap positif terhadap gizi
2. Terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan menggunakan
sumber-sumber pangan
3. Timbulnya kebiasaan makan yang baik
4. Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang bertalian
Pada tingkat individu/masyarakat sasaran, perilaku tersebut akan berguna
bagi dirinya, keluarganya atau kelompoknya, sedangkan pada tingkat provider,
perilaku tersebut akan berguna bagi masyarakat sasaran disamping bagi dirinya. Pada
pembuat kebijakan, prilaku tersebut akan mempunyai kegunaan bagi masyarakat
yang lebih luas (Suhardjo, 2003).
2.2.2 Metode dan Media Penyuluhan 2.2.2.1 Metode Penyuluhan
Menurut Notoatmojo (2003), menguraikan ada beberapa metode pendidikan
yang bisa digunakan untuk penyuluhan sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut :
1. Ceramah
Cara ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi. Cara ini menerangkan
dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada
2. Metode Diskusi Kelompok
Cara yang dipersiapkan untuk 5-20 peserta (sasaran) yang akan membahas
suatu topik yang telah disiapkan dengan seorang pemimpin diskusi yang telah
ditunjuk.
3. Metode Curah Pendapat
Cara yang memungkinkan setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan
dalam pemecahan masalah yang terpikir oleh masing-masing peserta dan
evaluasi atas pendapat-pendapat yang telah dikemukakan.
4. Metode Panel
Cara yangdirencanakan didepan pengunjung atau peserta tentang sebuah
topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.
5. Metode Bermain Peran
Cara yang dilakukan dengan memerankan sebuah situasi dalam kehidupan
manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih
untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6. Metode Demonstrasi
Cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal
yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara
melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga.
Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.
7. Metode Simposium
Cara yang dilakukan dengan ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang
8. Metode Seminar
Cara ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah keatas dengan suatu penyajian (persentasi) dari suatu ahli atau
beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya
dianggap hangat dimasyarakat.
2.2.2.2 Media /Alat Bantu Penyuluhan
Yang dimaksud dengan alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang
digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran,
berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu didalam peroses pendidikan/
pengajaran (Notoatmodjo 2003). Media sebagai alat bantu untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan agar lebih mudah untuk diterima atau dipahami oleh
masyarakat, untuk itu media yang bisa digunakan sangat bervariasi antara lain
(Luice, 2005) :
1. Leaflet
Adalah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui lembar yang dilipat.
Keuntungan menggunakan media ini antara lain : sasaran dapat
menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena mengurangi kebutuhan
mencatat, sasaran dapat melihat isinya disaat santai dan sangat ekonomis.
Kelemahan dari leafleat adalah : tidak cocok untuk sasaran individu per
individu, tidak tahan lama dan mudah hilang, dan akan menjadi percuma jika
sasaran tidak diikutsertakan secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang
2. Flift Chart (lembar balik)
Media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk buku
dimana setiap lembar berisi gambar peragaan dan lembar baliknya berisikan
kalimat sebagai pesan kesehatan yang berkaitan dengan gambar.
Keunggulan dari penyuluhan dengan menggunakan media ini antara lain
mudah dibawa, dapat dilipat maupun digulung, murah dan efesien, dan tidak
perlu peralatan yang rumit.
Kelemahannya yaitu terlalu kecil untuk sasaran yang berjumlah relatif besar
serta mudah sobek dan tercabik.
3. Film dan Video
Keunggulan media ini antara lain dapat memberikan realita yang
memungkinkan sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran, dapat
memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, dan dapat merepleksikan
kepada diri mereka tentang keadaan yang benar-benar terjadi.
Kelemahan media ini antara lain, memerlukan sambungan listrik,
peralatannya beresiko untuk rusak, dan perlu adanya kesesuaian antara kaset
dengan alat pemutar, membutuhkan ahli profesional agar gambar mempunyai
makna dalam sisi artistik maupun materi, serta membutuhkan banyak biaya
karena menggunkan alat-alat yang canggih.
4. Slide
Keunggulan media ini antara lain dapat memberikan realita walaupun
terbatas, cocok untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar dan pembuatannya
Kelemahan media ini antara lain memerlukan sambungan listrik, peralatannya
beresiko mudah rusak, serta memerlukan sumber daya manusia yang terampil
dan memerlukan ruangan sedikit lebih gelap.
5. Transparan OHP
Keunggulan media ini antara lain dapat dipakai untuk mencatat point-point
penting saat diskusi sedang berjalan, murah dan efesien karena alatnya mudah
didapat dan digunakan untuk sasaran yang relatif kecil maupun besar,
peralatannya mudah digunakan dan dipelihara.
Kelemahan media ini antara lain memerlukan aliran listrik, sukar
memperkenalkan gerakan dalam bentuk visual, lensa OHP dapat menghalangi
pandangan kelompok sasaran apabila pengaturan tempat duduk komunikan
yang tidak baik.
6. Papan Tulis
Keunggulan media ini antara lain murah dan efesien, baik untuk menjelaskan
sesuatu, mudah dibersihkan dan digunakan kembali.
Kelemahan media ini antara lain terlalu kecil untuk sasaran dalam jumlah
relatif besar, tidak efektif karena penyuluh harus membelakangi kelompok
sasaran saat sedang menulis sesuatu, terkesan kotor apabila tidak dibersihkan
dengan baik.
2.2.3 Pengelolahan Penyuluhan 2.2.3.1 Perencanaan Penyuluhan
Perencanaan adalah serangkaian kegiatan dimana keputusan yang dituangkan
kegiatan. Tahap perencanaan itu ditata secara sistimatis tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Luice, 2005).
Perencanaan berarti pula bagaimana dan strategi dalam mencapai tujuan
sebaik-baiknya dengan menggunakan segala sumber daya yang ada agar lebih efektif
dan efesien dengan memperlihatkan keadaan sosial budaya, psikis dan biologi dari
sasaran penyuluhan (Luice, 2005).
Menurut Lucie (2005) ada pun langkah-langkah dalam melakukan
penyuluhan, adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data keadaan
b. Analisis data dan evaluasi fakta-fakta atau keadaan
c. Identifikasi masalah
d. Pemilihan masalah yang ingin dipecahkan
e. Perumusan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
f. Perumusan alternatif pemecahan masalah
g. Penetapan cara menyampaikan tujuan atau rencana kegiatan
h. Pengesahan program penyuluhan
i. Pelaksanaan kegiatan
j. Perumusan rencana evaluasi
k. Rekosiderasi
2.2.3.2 Pelaksanaan Penyuluhan
Penyuluhan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sasaran penyuluhan dalam
rangka meningkatkan minat untuk mengadopsi suatu informasi atau pengetahuan
Kegiatan ini mengacu kepada perencanaan yang telah ditentukan oleh peneliti
(Luice, 2005).
2.2.3.3 Evaluasi Penyuluhan
Penilaian (evaluasi) adalah proses menentukan nilai atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk menilai sejauh
mana keberhasilan dari suatu kegiatan. Pelaksanaan evaluasi harus dipersiapkan
pedoman evaluasi yang jelas, dan terukur, dilengkapi dengan indikator
keberhasilannya. Sebaiknya, pada saat perencanaan program, sudah ada suatu
gambaran tentang rencana evaluasi yang akan dilakukan, sehingga antara keinginan
perencanaan program dengan target sasaran yang telah dicapai dapat diukur dengan
indikator yang jelas (Luice, 2005).
2.2.5 Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Prilaku
Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah penyuluhan yang
berkesinambungan dan continue. Dalam proses perubahan prilaku dituntut agar
sasaran berubah tidak hanya semata-mata karena adanya penambahan pengetahuan
saja, namun diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus sikap
mantap yang menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif dan
menguntungkan (Luice, 2005).
Penyuluhan menduduki peranan yang penting sekali. Ia tidak dilakukan
hanya secara verbalistis, melainkan dengan cara praktis. Masing-masing pesan
penyuluhan diarahkan kepada pembentukan perilaku yang mudah diamati dan
perorang maupun kelompok. Ini akan lebih berhasil lagi, apabila disamping itu
ditunjang dengan penyuluhan lewat media masa (Suhardjo, 2003).
Dalam hal ini penyuluhan berperan sebagai salah satu metode penambahan
dan peningkatan pengetahuan seseorang sebagai tahap awal terjadinya perubahan
perilaku (Notoatmodjo, 2003). Proses perubahan prilaku akan menyangkut aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu
melaksanakan perubahan-perubahan dalam kehidupannya demi tercapainya
perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai malalui pembangunan
kesehatan.
Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku tidak mudah, hal ini menuntut
suatu persiapan yang panjang dan pengetahuan yang memadai bagi penyuluh
maupun sasarannya. Penyuluhan sebagai proses perubahan prilaku, selain
membutuhkan waktu yang relatif lama juga membutuhkan perencanaan yang
matang, terarah dan berkesinambunngan (Lucie, 2005).
2.3 Buah
Buah dan sayur yang tumbuh diatas tanah yang kaya mineral mengandung
berbagai macam vitamin, mineral, enzim, bioflavonoid, fitokemikal dan kerotenoid.
Dewasa ini banyak para ahli kesehatan membuat buah dan sayur sebagai
pengobatan/terapi alami dalam bentuk jus. Kita mengetahui bahwa zat gizi yang
dapat larut dalam jus paling mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Bila kita sakit
banyak vitamin (misalnya vitamin B-kompleks dan vitamin C) dan mineral
(misalnya seng, tembaga, selenium dan besi) lebih cepat habis dari pada bila kita
memiliki energi, tidak lincah dan bersemangat. Orang sakit juga tidak dapat
mencerna dan menyerap makanan dengan baik. Tubuh yang lelah dan letih tidak bisa
memperoleh banyak nilai dari makanan padat yang ia makan (Jensen, 2003).
2.3.1 Buah dalam Kehidupan
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji.
Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah,
yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Anonim, 2010)
Kandungan serat pada buah sangat berpengaruh dalam pencernaan, dari
mulut pengeluaran saliva dimulut, penelanan, pengosongan dan pengeluaran asam
lambung, pencernaan dan penyerapan diusus halus, sampai usus besar. Serat juga
sangat berpengaruh terhadap kesehatan karena sifat fisik dan sifat fisiologisnya.
Sifat-sifat fisik yang penting adalah volume dan massa, kemampuan mengikat air
dan ketahanan terhadap fermentasi oleh bakteri sehingga serat sangat dibutuhkan
oleh tubuh (Jahari dan Sumarno, 2001).
Buah-buahan merupakan sumber vitamin (terutama vitamin C dan karoten
atau provitamin A dan mineral (seperti zat kalsium, pospor, kalium, natrium, zat besi,
dan zat mineral lainnya) dalam jumlah kecil. Serat banyak terdapat pada
buah-buahan dibagian kulitnya. Jadi, bila buah yang dapat dimakan dengan kulitnya,
dinjurkan tidak perlu dikupas, hanya dicuci sampai bersih. Hal ini karena dalam
daging buah dan dalam kulit buah sering terdapat komponen atau zat yang saling
terlebih dahulu membuang kulitnya, akan memberikan zat gizi yang lebih lengkap,
suatu hal yang menguntungkan bagi kesehatan badan (Anonim, 2010).
2.3.2 Pentingnya mengonsumsi buah-buahan untuk Anak sekolah
Ir. Marzuki Iskandar, STP MTP, Ahli Gizi dan anggota Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (PERSAGI) berkata, "Dewasa ini ada banyak anak-anak, terutama yang
tinggal di kota- kota besar, lebih akrab dengan makanan cepat saji yang mengandung
lemak tinggi dan kurang sehat, mereka sering menderita masalah pencernaan dan
metabolisme, ditambah dengan obesitas. Sosialisasi untuk mengkonsumsi
buah-buahan harus dilakukan secara teratur, terutama untuk anak-anak di usia dini mereka,
untuk pertumbuhan dan kesehatan mereka yang lebih baik (Anonim, 2010).
Gizi seimbang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
yang memainkan peranan penting dalam dan memberikan berbagai manfaat bagi
tubuh kita. Vitamin,mineral dan serat yang berasal dari buah-buahan mengendalikan
metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin dan mineral juga memiliki fungsi khusus lainnya, untuk memelihara
penglihatan mata yang baik, menjaga tulang tetap kuat dan kulit sehat dan sebagai
antioksidan. Kebutuhan yang berasal dari vitamin dan mineral buah-buahan akan
tergantung pada usia dan kondisi kesehatan anak-anak, terutama mereka yang pada
usia pertumbuhan dan sangat aktif, dan karenanya membutuhkan banyak vitamin dan
asupan mineral ketika mereka sakit (Anonim, 2010).
Penting untuk diketahui bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan otak
anak dimulai sejak ia masih dalam kandungan, hingga anak berusia 3 tahun. Pada
tidak mendapatkan kebutuhan gizinya, kekurangannya tak akan bisa dipenuhi lagi di
kemudian hari. Karena itu, penting untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang
di usia ini. Ketika anak lahir, otaknya baru mencapai perkembangan 60%, dan ketika
ia mencapai 2 tahun, otaknya baru mencapai 80%. Makin berkembang hingga 14-15
tahun, otaknya mencapai perkembangan hingga 90%. Diketahui dengan
membandingkan kemajuan fisik dan kemampuan anak sesuai tabel pertumbuhan
anak. Untuk bisa mencapai potensi optimal otak dan pertumbuhan fisiknya,
diperlukan nutrisi tepat dan seimbang, juga stimulasi untuk otak. Pertumbuhan yang
cepat pada usia balita memerlukan penambahan konsumsi zat pembangun (bahan
makanan mengandung protein) dan pengatur (bahan makanan mengandung vitamin
dan mineral). Bertambahnya aktivitas memerlukan penambahan bahan sumber
tenaga (bahan makanan mengandung karbohidrat dan lemak). Pertumbuhan mental
memerlukan lebih banyak zat pembangun, terutama untuk pertumbuhan sel-sel otak
yang sangat cepat (Anonim, 2010).
Makanan terbaik untuk protein otak adalah tyrosine dan tryptophan yang
bertugas sebagai penyampai pesan ke otak dan pengolah pesannya. Bahan ini bisa
didapatkan dari telur, susu pertumbuhan yang sudah diperkaya kedua hal ini,
ikan-ikanan, daging putih (daging unggas), daging merah, dan biji-bijian seperti kacang
serta hasil olahannya (tempe, tahu, dan oncom) (Anonim, 2010).
Sembilan mineral kunci yang berfungsi untuk kekuatan mental, yakni zat
besi, magnesium, fosfor, mangan, sodium, potasium, kalsium, seng, dan boron. Zat
vitamin yang juga sangat penting bagi otak adalah vitamin B1, B2, B3, B5, B6, dan
biotin, ditambah vitamin C (Anonim, 2010).
2.4 Sayur
Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang
biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau
setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut sebagai
sayur-sayuran atau sayur-mayur (Anonim, 2010).
Sayuran-sayuran merupakan bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (bahan makanan nabati). Bagaian tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan dan
dijadikan sayuran adalah daun, batang, bunga dan buah muda sehingga dapat
dikatakan bahwa semua bagian tumbuhan dapat dijadikan sayur (Sumoprastowo,
2000).
Sayuran merupakan bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan
mineral serta serat yang dibutuhkan manusia. Meskipun dalam jumlah yang relatif
lebih sedikit dari kebutuhan zat gizi lainnya tetapi memiliki manfaat yang besar bagi
kesehatan (Anonim, 2010).
2.4.1 Manfaat Sayuran
Sayuran mempunyai khasiat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia saat
ini, bahkan banyak ahli yang mulai mengembangan metode terapi buah dan sayur
untuk mengobati penyakit. Adapun khasiat sayuran bagi kehidupan manusia adalah:
1. Sebagai sumber vitamin dan mineral
Vitamin dan mineral adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yag
dengan kebutuhan, karena kekurangan ataua kebutuhan vitamin dan mineral
mempunyai efek yang tidak baik bagi tubuh.
2. Memelihara kesehatan tubuh
3. Mengontrol berat badan
Serat yang terdapat dalam sayur mampu menimbulkan rasa kenyang lebih
lama sehingga kecenderungan makan berlebih dapat dikurangi atau dicegah.
Mengkonsumsi serat tidak boleh lebih dari 25 gr per hari, karena dapat
menyebabkan penyakit saluran pencernaan, kembung, timbul gas dan
menghambat penyerapan gizi.
4. Menunda proses penuaann
Kandungan vitamin yang terdapat disayuran dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai antioksidan, karena antioksidan terdapat pada Vitamin A,
C dan E, Mineral Fe, Mn dan Zn, serat, Pigmen Karoten, Flavonoid, Klorofil
dan zat makanan minor yang menyerupai vitamin, yaitu : glutathoin,
isothiocyanate dan thiocyanate.
2.4.2 Warna Sayur dan Kecerdasan Otak
Sayur mutlak harus ada dalam setiap menu makanan. Selain sebagai sumber
serat, sayur punya peranan tersendiri dalam membangun otak yang cerdas, terutama
untuk anak-anak. Untuk memilih sayuran, kita bisa melihat berdasarkan warnanya.
Menurut ahli nutrisi Marsuzi Iskandar dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, warna
pada sayuran mengisyaratkan kandungan zat gizinya. Zat aktif yang penting dalam
sayur dan buah adalah fitokimia atau kelompok gizi pada tanaman dan flavonoid,
Menurut Wirakusumah (2005) mengelompokkan buah dan sayur menjadi tiga
kelompok, sesuai dengan warnanya, warna pada buah dan sayur bukanlah sekedar
pembeda jenis antara buah dan sayur yang satu dengan lainnya. Lebih dari itu, warna
buah dan sayur ternyata merupakan informasi kandungan nutrisinya.
1. Karoten
Karoten atau karotenoid merupakan pigmen yang paling banyak tersebar luas
secara alami. Karoten dikenal mempunyai kemampuan mengkonversi
menjadi vitamin A, sebagai antioksidan dan berkorelasi dengan masa hidup
manusia, primata lain dan mamalia.
Kanker dan proses menua memberikan beberapa karakteristik bentuk umum,
termaksuk hubungannya dengan kerusakan jaringan akibat radikal bebas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pencegahan kanker akan diikuti
dengan peningkatan umur.
Buah dan sayur yang berwarna orange dan kuning menandakan kandungan
beta karoten yang cukup tinggi dan berpotensi sebagai anti oksidan dan
sebagai pencegah kanker. Sayuran dan buahan tersebut terdapat pada, tomat,
kol merah, paprika merah, cabe, kacang-kacangan, padi-padian dan biji-bijian
banyak mengandung karoten.
2. Flavonoid
Flavonoid akan merubah reaksi tubuh terhadap senyawa lain seperti allegen,
virus dan karsinogen sehingga mempunyai kemampuan sebagai anti
Falvonoid juga menguntungkan terhadap kolagen. Kolagen, yaitu jenis
protein yang paling banyak dalam buah, berperan dalam menjaga integrotas
substansi dasar untuk merangkum jaringan tubuh agar tidak bercerai berai.
Banyak terkandung pada berbagai jenis buah berry.
3. Klorofil sebagai pembersih alami
Klorofil adalah pigmen tanaman berwarna hijau yang terdapat pada klloroplas
sel tanaman. Klorofil yang alami terdapat pada tanaman hijau larut dalam
lemak, sedangkan kebanyakan produksi klorofil yang dikomersialkan
merupakan klorofil yang larut dalam air.
Seperti pigmen tanaman lainnya, klorofil juga berfungsi sebagai antioksidan
dan antikanker. Dianjurkan agar klorofil ditambahkan pada minuman
tertentu, makanan, tembakau kuyah dan aroma tembakau untuk mengurangi
resiko kanker. Pigmen ini banyak terdapat ditamanan yang berwarna hijau
2.6 Kerangka Konsep
SEBELUM SESUDAH
Kerangka konsep ini menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah
pengaruh pemberian penyuluhan melalui metode ceramah dan dengan alat bantu
poster mengenai konsumsi buah dan sayur pada siswa sekolah dasar, sebelum
mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan.
2.7 Hipotesis
1. Ada perbedaan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah mendapatkan
penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur.
2. Ada perbedaan sikap siswa sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan
tentang konsumsi buah dan sayuran. CERAMAH
Pengetahuan
Sikap
Pengetahuan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen menggunakan rancangan One Group
Pretest-postest, sebelum penyuluhan dilaksanakan langkah awal yang dilakukan
adalah dengan melakukan pretest untuk mengetahui seberapa besar nilai pengetahuan
dan sikap siswa sekolah dasar tentang konsumsi buah dan sayur, dalam hari yang
sama setelah dilakukannya pretest dilanjutkan dengan penyuluhan tentang konsumsi
buah dan sayuran dengan metode ceramah menggunakan alat bantu poster tentang
pentingnya konsumsi buah dan sayur, seminggu setelah dilakukan penyuluhan
selanjutnya dilakukan posttest. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut (Notoatmodjo, 2005) :
Keterangan:
O1 : Pretest pada kelompok siswa yang diberi penyuluhan
X : Penyuluhan konsumsi buah dan sayur
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai
Kota Medan Tahun 2010. Pemilihan SD Negeri 064975 karena siswanya bersifat
heterogen dari suku dan agama dan sekolah tersebut belum pernah mendapatkan
penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur. Waktu penelitian dilakukan dari 28
Agustus sampai 12 Desember 2010.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 dan 6 yang berjumlah
117 orang, pertimbangan memilih kelas 5 dan 6 menjadi populasi karena mereka
sudah bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dan bisa bekerja sama
dalam memperoleh data yang dibutuhkan peneliti.
3.3.2 Sampel
Mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti baik berupa
tenaga, waktu, biaya serta keefektivan dalam melakukan penyuluhan maka peneliti
menetapkan sampel dengan menggunakan rumus yang terdapat pada buku
Notoatmodjo, 2005, yaitu:
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Derajat ketepatan yang diinginkan (sebesar = 0,1) )
(
1 N d2
N n
Maka :
orang
n 53,9 54
17 , 2 117 17 , 1 1 117 ) 1 , 0 ( 117 1 117
2 = + = = →
+ =
Berdasarkan perhitungan diperoleh sampel sebanyak 54 orang. Setiap kelas
ditetapkan dengan menggunakan metode alokasi sebanding (proportional allocation
method) (Gaspersz, 1991) yaitu :
Keterangan :
nh = Besar sampel tiap kelas
Nh = Populasi kelas (63 orang dan 54 orang)
n = Besar sampel kelas 5 dan 6 (54 orang)
N = Populasi kelas 5 dan 6 (117 orang)
• Untuk kelas 5 :
29 1 , 29 54 117 63 → = x
• Untuk kelas 6 :
25 9 , 24 54 117 54 → = x
Sampel yang diambil secara proporsional, kemudian diambil dengan cara
Systematic Randon Sampling yaitu dengan memilih nama-nama yang bernomor urut
ganjil sesuai dengan nama yang ada diabsensi. n x N Nh
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner yang
berisi tentang identitas responden (nama, jenis kelamin, umur dan kelas) dan daftar
pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap siswa terhadap konsumsi buah dan sayur.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder meliputi gambaran umum SD Negeri 064975 Kecamatan
Medan Denai Kota Medan dan jumlah siswa yang diperoleh dari bagian Tata Usaha.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen perlakuan berupa daftar pertanyaan (kuesioner) yang disususn
secara closed ended dengan bentuk pertanyaan multiple choice. Penggunaan slide
dan poster yang berisikan bahan penyuluhan yang digunakan sebagai media /alat
bantu untuk mempermudah dalam melakukan penyuluhan tersebut.
3.6 Defenisi Operasional
1. Penyuluhan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memberikan informasi
tentang konsumsi buah dan sayur menggunakan metode ceramah dengan
menggunakan alat bantu poster.
2. Pengetahuan siswa adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswa tentang
buah dan sayur sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan.
3. Sikap siswa adalah respon atau reaksi dari siswa tentang konsumsi buah dan
3.7 Aspek Pengukuran
a. Pengukuran Pengetahuan
Pada komponen pengetahuan terdapat 10 item pertanyaan yang
diajukan kepada responden dengan memilih jawaban yang telah disediakan
dengan skor tertinggi 30 dan skor terendah 10.
Berdasarkan Arikunto (2009), aspek pengukuran dengan kategori dari
jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :
- Kategori “baik”, apabila mempunyai skor 21-30
- Kategori “cukup”, apabila mempunyai skor 11-20
- Kategori “kurang”, apabila mempunyai skor 10
b. Pengukuran Sikap
Komponen sikap menggunakan skala Gutmen yakni dengan 2
alternatif jawaban, yaitu setuju dan tidak setuju. Terdapat 10 item pertanyaan
yang dianjukan kepada responden, sehingga total nilainya tertinggi adalah
sebesar 20 dan nilai terendah 10. Pertanyaan yang diberikan mempunyai
pengertian positif berjumlah lima pertanyaan dan yang bersifat negatif juga
lima pertanyaan. Pertanyaan yang bersifat positif ada di nomor 2, 4, 6, 8, dan
10 sedangkan bersifat negatif ada dinomor 1, 3, 5, 7 dan 9.
Berdasarkan Arikunto (2009), aspek pengukuran dengan kategori dari
jumlah nilai yang ada diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :
- Kategori “baik”, apabila mempunyai skor 15-20
- Kategori “cukup”, apabila mempunyai skor 8-14
3.8 Tahapan Penelitian 1. Survei pendahuluan
Survei pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan untuk melakukan penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri
064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010.
2. Menyusun rencana intervensi
Rencana intervensi berupa penyusunan proposal penelitian dan instrumen
penelitian (kuesioner, bahan penyuluhan dan poster mengenai konsumsi buah
dan sayur).
3. Pengumpulan data tahap pertama (pretest)
Pretest dilaksanakan pada hari yang sama sebelum dilakukan penyuluhan
tentang konsumsi buah dan sayur dengan membagikan kuesioner yang telah
dipersiapkan, dan semua siswa yang akan mengikuti penyuluhan
dikumpulkan di satu ruangan.
4. Pelaksanaan intervensi
Intervensi pada penelitian ini berupa penyuluhan dengan metode ceramah
menggunakan alat bantu poster tentang konsumsi buah dan sayur kepada
siswa. Setelah dilakukan pretest dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan,
ceramah dilakukan pada hari sabtu tanggal 4 Desember 2010 pada pukul
08.15 WIB setelah siswa melaksanakan senam yang rutin dilakukan setiap
hari sabtu pagi dan siswa dikumpulkan di dalam satu ruang kelas yang sama
dengan dilaksanakannya pretest, setelah itu dilakukan penyuluhan selama
dan dengan menggunakan LCD menampilkan materi penyuluhan yang
diberikan kepada siswa dan disertai penunjukan poster-poster yang
mendukung. Selain itu, peneliti juga memberikan kesempatan tanya jawab
kepada siswa tentang apa yang ingin mereka pertanyakan seputar apa yang
telah dijelaskan atau yang berkaitan dengan materi yang disajikan.
5. Pengumpulan data tahap kedua (posttest)
Satu minggu setelah dilakukan penyuluhan tepatnya pada tanggal 11
Desember 2010 pada pukul 09.00 WIB maka dilakukan posttest seperti
halnya pada pengumpulan data tahap pertama dengan menggunakan
kuesioner dan dilakukan di ruang kelas yang sama. Kuesioner yang diberikan
saat posttest adalah kuesioner yang sama dengan pretest.
6. Pengolahan data dan analisis data dan penyusunan laporan penelitian.