• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Perjanjian Kredit Dalam Perusahaan Pembiayaan ( Leasing ) Atas Klaim Dari Tertanggung (Studi Pada Perusahaan Pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Perjanjian Kredit Dalam Perusahaan Pembiayaan ( Leasing ) Atas Klaim Dari Tertanggung (Studi Pada Perusahaan Pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Oleh

KIKI FITRI MAGDALENA MANURUNG

107011008/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

KIKI FITRI MAGDALENA MANURUNG

107011008/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT. DIPO STAR FINANCE CABANG MEDAN)

Nama Mahasiswa : KIKI FITRI MAGDALENA MANURUNG

Nomor Pokok : 107011008

Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH)

Pembimbing Pembimbing

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)(Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH

Anggota : 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN

2. Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS

3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum

(5)

Nama : KIKI FITRI MAGDALENA MANURUNG

Nim : 107011008

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI

KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP

PERJANJIAN KREDIT DALAM PERUSAHAAN

PEMBIAYAAN(LEASING)ATAS KLAIM DARI

TERTANGGUNG (STUDI PADA PERUSAHAAN

PEMBIAYAAN PT. DIPO STAR FINANCE CABANG

MEDAN)

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri

bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena

kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi

Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas

perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan

sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

Nama :KIKI FITRI MAGDALENA MANURUNG

(6)

risiko itu dan berusaha agar risiko itu tidak terwujud. Atas pertimbangan ini, Pihak Leasing (perusahaan pembiayaan) harus dapat menghilangkan paling tidak mengurangi risiko yang mungkin timbul dalam setiap pemberian kredit. Permasalahan dalam tesis ini adalah Bagaimana tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perjanjian kredit dalam perusahaan pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan, Bagimana tata cara pelaksanaan klaim Asuransi kendaraan bermotor yang terjadi pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan, Bagaimana penyelesaian klaim jika terjadi sengketa antara perusahaan Asuransi dan Customer yang kendaraan bermotornya di leasingkan di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan hukum normatif dan empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan penelitian lapangan yang dilakukan dengan wawancara langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Peranan dan tanggung jawab perusahaan asuransi kepada perusahaan pembiayaan adalah sebagai pihak dalam pejanjian leasing atau perjanjian pembiayaan konsumen, memberikan proteksi atau perlindungan bagi obyekleasingdan tanggung jawabnya yaitu memberikan ganti rugi terhadap obyek leasing apabila timbul pengajuan klaim, memberikan jaminan penggantian terhadap risiko- risiko yang termasuk dalam ketentuan Pasal 1 Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia 2) Pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor dapat dilakukan oleh tertanggung ditempuh dengan cara melaporkan kejadian kecelakaan/kerusakan/kehilangan kendaraan tersebut baik kepada perusahaan pembiayaan (PT. Dipo Star Finance Cabang Medan) ataupun langsung kepada perusahaan Asuransi dimana kendaraan tersebut di asuransikan dapat dilakukan dengan cara datang langsung ke kantor, telepon atau pun faximile

paling lama 3x 24 jam dimana dokumen- dokumen yang dibutuhkan haruslah dilengkapi. Berdasarkan penelitian dilapangan terdapat beberapa perbedaan tata cara pengajuan klaim antara klaim dikarenakan kendaraan tersebut mengalami kerusakan/kecelakaan dengan klaim dikarenakan kendaraan tersebut hilang. 3) Usaha penyelesaian sengketa lebih diupayakan dengan musyawarah mufakat, sampai terjadi perdamaian diantara kedua belah pihak, dimana apabila tidak ditemukan penyelesaiannya dengan cara musyawarah maka yang akan dilakukan melalui

arbitrase sesuai dengan ketentuan dalam Polis Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia.Apabila telah ditempuh penyelesaian sengketa melalui Arbitrase namun belum terjadi kesepakatan maka jalan terakhir adalah melalui pengadilan. Namun sampai saat ini di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan tidak pernah ditemui sengketa dengan Lessee yang mengharuskan penyelesaiannya melalui arbitrase

(7)

bermotor, hendaknya tata cara dipermudah dan dipercepat, sehingga tertanggung/

lessee bisa lebih cepat menggunakan kendaraanya dalam beraktivitas dan tetap menjaga hubungan kerjasama yang telah terjalin antara pihak penanggung dan tertanggung. 3) Hendaknya apabila terjadi perselisihan antaraLesseedan perusahaan asuransi dapat diselesaikan dengan musyawarah mufakat saja dan tidak sampai ke penyelesaian sengketa melalui arbitrase ataupun ke pengadilan.

(8)

risk which may occur in any credit extension. The purpose of this analytical descriptive study with empirical normative approach was to find out the what the responsibility of insurance company for credit agreement in the Leasing company of PT. Dipo Star Finance Medan Branch is, how the claim for motor vehicle insurance occurring in PT. Dipo Star Finance Medan Branch is implemented, and how the claim related to the dispute occurred between the insurance company and the customer whose motor vehicle is leased in PT. Dipo Star Finance Medan Branch is settled. The data for this study were obtgained through documentation study and direct interviews.

The result of this study showed that 1) The role of insurance company for Leasing company was as one of the parties in the Leasing agreement or consumer financing agreement providing protection to the object of leasing, and its responsibility was to provide compensation for the object of leasing if claimed, to provide replacement guarantee for the risks included in the provision of article 1 of the Standart Policy Od Indonesian Motor Vehicle Insurance, 2) Motor vehicle insurance could be claimed by the insured by reporting the accident/ damage/ loss of the vehicle either to Leasing company ( PT. Dipo Star Finance Medan Branch) or directly coming, calling or sending faximile to the insurance company where the vehicle was insured not later than 3x24 hours and with complete documents needed, in practice, there are several different procedures of failing a claim such as filing a claim because the vehicle is damaged/ experiencing an accident or lost/ missing, 3) The dispute occurred was usually settled through deliberation and consensus until both paties made peace. If this deliberation and consensus did not work, the dispute would be settled through arbitration in accordance with the provision in the Indonesian Motor Vehicle Insurance Policy. If arbitration did not work either , the dispute would eventually be brought to the court. Yet, up to now, PT. Dipo Star Finance Medan Branch has never been in a dispute with its lessee which required a settlement settled through arbitration or even to be brought to the court.

It is suggested that 1) The parties involved know own rights and responsibilities stated in their credit agreement either in the financing process or in the process of failing an insurance claim that they become more responsible in case undersirable things occur in the future. 2) The procedures in the process of fauling an insurance claim for motor vehicle should be simplified and speeded up that the insured/ lessee can use the vehicle earlier in his/ her activity and the cooperation between the insurer and the insured can be maintained, and 3) If there is a dispute between the Lessee and the insurance company, it is better to settle it through deliberation and consensus only not through arbitration or being in to the court.

(9)

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan tesis ini dengan baik, guna

melengkapi syarat untuk mencapai gelar master pada Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul tesis ini mengenai “TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN

ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PERJANJIAN KREDIT

DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ( LEASING ) ATAS KLAIM DARI

TERTANGGUNG (STUDI PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT. DIPO

STAR FINANCE CABANG MEDAN).”

Penulis sadar dalam penyusunan tesis ini banyak dibantu oleh pihak-pihak

tertentu baik berupa bimbingan, kritik, saran bahkan pengarahan, oleh karenanya

penulis pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan tesis ini. Semoga Tuhan YME membalas orang-orang

yang berbuat baik dan menolong saudaranya. Secara khusus disampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat komisi pembimbing yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH, selaku Bapak Ketua Program Studi Magister

dan Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan

sekaligus merupakan Ketua Komisi Pembimbing.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad.Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan

(10)

Atas kesediaanya memberikan bimbingan penulisan yang baik juga arahan

dan petunjuk demi kesempurnaan tesis ini, dimana berkat bimbingan yang diberikan

sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.

Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Bapak dan Ibu dosen yang

terhormat yaitu:

1. Ibu Dr. T. Kezerina Devi A, SH, CN, MHum, selaku Sekretaris Program Studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan

sekaligus Penguji.

4. Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKN selaku Dosen Program Studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan

sekaligus Penguji..

Atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, arahan serta masukan

maupun saran terhadap penyempurnaan penulisan tesis ini, sehingga penulisan tesis

ini menjadi lebih terarah.

Selanjutnya ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M,Sc. (CTM), Sp.A (K) Selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

(11)

4. Para pegawai/karyawan pada Program Magister Kenotariatan yang selalu

membantu dengan sepenuh hati, terutama untuk memperlancar urusan

administrasi yang diperlukan.

5. Bapak David Manggiring, Bapak Rudy, Bapak Andri Manurung (legal staff PT.

Dipo Star Finance Cabang Medan), yang telah banyak memberikan bantuan dan

data yang diperlukan dalam penulisan tesis ini.

6. Ibu Nova Wirashanty (SPV Claim and underwriting/ Marketing PT.Asuransi

Mitra Maparya Cabang Medan), yang telah banyak memberikan bantuan

informasi dan data mengenai klaim asuransi kendaraan bermotor serta

penyelesaiannya di PT. Asuransi Mitra Maparya Cabang Medan, beserta

pemegang polis asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Mitra Maparya

Cabang Medan yang telah bersedia memberikan waktunya untuk memberikan

keterangan yang dibutuhkan dalam penulisan tesis ini.

7. Keluargaku tercinta, papa M.T Manurung, mama A.Y. Iswahyuti, kakak ku Asri

Martha N. Manurung, bang Said Andri dan ponakan kecilku Said Alvaro Araly,

serta seluruh Keluarga Besar Manurung, yang sudah memberikan dukungan dan

(12)

9. Buat sahabat-sahabat ku di Magister Kenotariatan, Mami Mira, Ernawati Sitorus,

Diah Handayani, Wilson Wijono, Joel Kaban, Milsa, bang Erwin dan

Teman-teman Group B yang tak bisa ku sebut satu persatu, Sahabat kecil ku Paskalia

Marlina Lumbanbatu, Regina Junho, Novianti Hutagalung, Maria Leonita Pinem,

Lestari Viktoria, Kebersamaan menjadi indah karena berbagi tawa dan airmata.,

semoga persahabatan ini tidak terputus. Love you Guys.

10. Kepada semua orang yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu yang telah

mencintaiku dan memberikan motivasi dalam hidup ku selama 25 tahun ini.

Terima kasih banyak untuk semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan

dari semua pihak, semoga tesis ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang

cukup berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2013 Penulis,

(13)

Nama : Kiki Fitri Magdalena Manuurng

Tempat/ Tanggal Lahir : Torgamba / 6 Juli 1988

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Pelajar GG. Mestika No.7 Medan

No Telepon : 082165271106

II. KELUARGA

Nama Ayah : M.T. Manurung

Nama Ibu : A.Y Iswahyuti

Nama Kakak : Asri Martha N. Manurung

III. PENDIDIKAN

Tamat SD : Tahun 2000, SD ST. Maria Pekanbaru

Tamat SMP : Tahun 2003, SMP ST. Thomas 4 Medan

Tamat SMA : Tahun 2006, SMA ST. Thomas 1 Medan

Tamat S-1 : Tahun 2010 Universitas Sumatera Utara

(14)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR ISTILAH ASING... xii

DAFTAR SINGKATAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan... 12

C. Tujuan Penelitian... 12

D. Manfaat Penelitian... 13

E. Keaslian Penelitian ... 13

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 14

G. Metode Penelitian... 34

BAB II TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PERJANJIAN KREDIT DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ... 38

A. Gambaran Umum Perusahaan Pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan ... 38

B. Gambaran Umum Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor... 55

(15)

A. Gambaran Umum tentang Klaim Asuransi ... 85

B. Tata Cara Pengajuan Klaim Asuransi ... 88

C. Perlindungan Hukum terhadap pemegang polis... 98

D. Contoh Penyelesaian Klaim Asuransi ... 105

BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM ASURANSI 108 A. Pranata Alternatif Penyelesaian Sengketa ... 108

B. Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor yang Dileasingkan di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 124

A. Kesimpulan... 124

B. Saran ... 126

(16)
(17)

Arbitrase : Penyelesaian sengketa alternative

Assured : Tertanggung

Assurantie : Asuransi/ Pertanggungan

Accident : Kecelakaan

Cover note : Nota penutup

Customer : Konsumen/ nasabah/ debitur

Customer Finance : Pembiayaan konsumen

Comprehensive : Gabungan

cash flow : Aliran dana

Cost of life : Kehilangan jiwa

Engineering insurance : Asuransi kerekayasaan

Endorsement : Perubahan

Executoir : Eksekusi

Field research : Penelitian lapangan

Garantie : Penjaminan

Insurer : Penanggung

Insurance : Asuransi

Indemnity : Prinsip jaminan atas ganti rugi

(18)

Joint Venture : Usaha Patungan

Klaim Report : Keterangan tempat terjadinya kejadian

Kans- overeenkommst : Perjanjian untung- untungan

Library Researsch : Studi kepustakaan

Leasing : Sewa Guna Usaha

Lessee : Nasabah / Konsumen

Lessor : Pihakleasingitu sendiri sebagai pemilik modal

leveransir : Penjual

Legal responsibility : Tanggung jawab hukum

Marine Cargo : Asuransi pengangkutan barang

Motor Vehicle Insurance : Asuransi kendaraan bermotor

Over : Diatas

Own Risk/Deductible : Risiko sendiri

Off balance sheet : Aset/ Hutang/ aktifitas Finansial yang tidak

dimasukkan dalam neraca keseimbangan

perusahaan.

Personal Accident insurance : Asuransi kecelakaan diri

Pure Risk : Risiko murni

(19)

Risk controlling : Pengawasan risiko

Risk transferring : Memindahkan risiko

Risk transfer theory : Teori pengalihan risiko

Risk avoidance : Risiko yang dihindari

Risk reduction : Pengurangan risiko

Risk retention : Risiko yang ditekan/ ditahan

Risk sharing : Risiko yang dibagi

Reasuransi : Penanggung ulang

Sertificate : Sertifikat/ polis

Speculative risk : Risiko spekulatif

Self insurance : Menanggung sendiri risiko

Subrogation : Subrogasi- pengalihan hak

Supplier, : Penjual

Sparepart : Alat- alat kendaraan

Treaty : Ketentuan batas penutupan

Take it or leave it : Ambil atau lepaskan

Trustful : Prinsip Kepercayaan

(20)

Uncertainity : Ketidakpastian

Unmost goodfaith : Prinsip itikad baik

Underwritting : Teknik akseptase

Under insured : Dibawah harga

Vendor : Penjual

(21)

AAUI : Asosiasi Asuransi Umum Indonesia

DP : Down Payment

KUH Perdata : Kitab Undang- Undang Hukum Perdata

KUHD : Kitab Undang- Undang Hukum Dagang

MOU : Memorandum of Understanding

PSKBI : Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia

PMK : Peraturan Menteri Keuangan

TLO : Total Loss Only

UU : Undang- Undang

AOG : Act of God

RSCCTS : Riot, Strike, Civil, Commotion, Terrorism, Sabotase

CV : Commanditaire Vennootschap

(22)

risiko itu dan berusaha agar risiko itu tidak terwujud. Atas pertimbangan ini, Pihak Leasing (perusahaan pembiayaan) harus dapat menghilangkan paling tidak mengurangi risiko yang mungkin timbul dalam setiap pemberian kredit. Permasalahan dalam tesis ini adalah Bagaimana tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perjanjian kredit dalam perusahaan pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan, Bagimana tata cara pelaksanaan klaim Asuransi kendaraan bermotor yang terjadi pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan, Bagaimana penyelesaian klaim jika terjadi sengketa antara perusahaan Asuransi dan Customer yang kendaraan bermotornya di leasingkan di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan hukum normatif dan empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan penelitian lapangan yang dilakukan dengan wawancara langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Peranan dan tanggung jawab perusahaan asuransi kepada perusahaan pembiayaan adalah sebagai pihak dalam pejanjian leasing atau perjanjian pembiayaan konsumen, memberikan proteksi atau perlindungan bagi obyekleasingdan tanggung jawabnya yaitu memberikan ganti rugi terhadap obyek leasing apabila timbul pengajuan klaim, memberikan jaminan penggantian terhadap risiko- risiko yang termasuk dalam ketentuan Pasal 1 Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia 2) Pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor dapat dilakukan oleh tertanggung ditempuh dengan cara melaporkan kejadian kecelakaan/kerusakan/kehilangan kendaraan tersebut baik kepada perusahaan pembiayaan (PT. Dipo Star Finance Cabang Medan) ataupun langsung kepada perusahaan Asuransi dimana kendaraan tersebut di asuransikan dapat dilakukan dengan cara datang langsung ke kantor, telepon atau pun faximile

paling lama 3x 24 jam dimana dokumen- dokumen yang dibutuhkan haruslah dilengkapi. Berdasarkan penelitian dilapangan terdapat beberapa perbedaan tata cara pengajuan klaim antara klaim dikarenakan kendaraan tersebut mengalami kerusakan/kecelakaan dengan klaim dikarenakan kendaraan tersebut hilang. 3) Usaha penyelesaian sengketa lebih diupayakan dengan musyawarah mufakat, sampai terjadi perdamaian diantara kedua belah pihak, dimana apabila tidak ditemukan penyelesaiannya dengan cara musyawarah maka yang akan dilakukan melalui

arbitrase sesuai dengan ketentuan dalam Polis Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia.Apabila telah ditempuh penyelesaian sengketa melalui Arbitrase namun belum terjadi kesepakatan maka jalan terakhir adalah melalui pengadilan. Namun sampai saat ini di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan tidak pernah ditemui sengketa dengan Lessee yang mengharuskan penyelesaiannya melalui arbitrase

(23)

bermotor, hendaknya tata cara dipermudah dan dipercepat, sehingga tertanggung/

lessee bisa lebih cepat menggunakan kendaraanya dalam beraktivitas dan tetap menjaga hubungan kerjasama yang telah terjalin antara pihak penanggung dan tertanggung. 3) Hendaknya apabila terjadi perselisihan antaraLesseedan perusahaan asuransi dapat diselesaikan dengan musyawarah mufakat saja dan tidak sampai ke penyelesaian sengketa melalui arbitrase ataupun ke pengadilan.

(24)

risk which may occur in any credit extension. The purpose of this analytical descriptive study with empirical normative approach was to find out the what the responsibility of insurance company for credit agreement in the Leasing company of PT. Dipo Star Finance Medan Branch is, how the claim for motor vehicle insurance occurring in PT. Dipo Star Finance Medan Branch is implemented, and how the claim related to the dispute occurred between the insurance company and the customer whose motor vehicle is leased in PT. Dipo Star Finance Medan Branch is settled. The data for this study were obtgained through documentation study and direct interviews.

The result of this study showed that 1) The role of insurance company for Leasing company was as one of the parties in the Leasing agreement or consumer financing agreement providing protection to the object of leasing, and its responsibility was to provide compensation for the object of leasing if claimed, to provide replacement guarantee for the risks included in the provision of article 1 of the Standart Policy Od Indonesian Motor Vehicle Insurance, 2) Motor vehicle insurance could be claimed by the insured by reporting the accident/ damage/ loss of the vehicle either to Leasing company ( PT. Dipo Star Finance Medan Branch) or directly coming, calling or sending faximile to the insurance company where the vehicle was insured not later than 3x24 hours and with complete documents needed, in practice, there are several different procedures of failing a claim such as filing a claim because the vehicle is damaged/ experiencing an accident or lost/ missing, 3) The dispute occurred was usually settled through deliberation and consensus until both paties made peace. If this deliberation and consensus did not work, the dispute would be settled through arbitration in accordance with the provision in the Indonesian Motor Vehicle Insurance Policy. If arbitration did not work either , the dispute would eventually be brought to the court. Yet, up to now, PT. Dipo Star Finance Medan Branch has never been in a dispute with its lessee which required a settlement settled through arbitration or even to be brought to the court.

It is suggested that 1) The parties involved know own rights and responsibilities stated in their credit agreement either in the financing process or in the process of failing an insurance claim that they become more responsible in case undersirable things occur in the future. 2) The procedures in the process of fauling an insurance claim for motor vehicle should be simplified and speeded up that the insured/ lessee can use the vehicle earlier in his/ her activity and the cooperation between the insurer and the insured can be maintained, and 3) If there is a dispute between the Lessee and the insurance company, it is better to settle it through deliberation and consensus only not through arbitration or being in to the court.

(25)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian dunia yang begitu cepat, menyebabkan

terjadinya kompetisi yang ketat di antara para pelaku pasar dalam penyediaan modal,

di samping itu terjadinya peningkatan pelayanan jasa dalam kualitas dan kuantitas,

yang melahirkan berbagai produk pasar yang serba memudahkan konsumen.

Peningkatan pelayanan dan penyediaan fasilitas kemudahan yang diadakan oleh para

pelaku pasar, bukannya tidak berisiko bagi investasi, karenanya para investor lebih

menyukai suatu produk pelayanan yang memiliki aspek legalitas, seperti suatu aturan

atau perundang-undangan yang menjamin usaha yang dimaksud.

Dewasa ini Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang

perekonomiannya cukup pesat. Untuk menunjang pertumbuhan perekonomian yang

pesat tersebut diperlukan dana yang cukup besar. Oleh karena itu sarana penyediaan

dana yang dibutuhkan masyarakat perlu diperluas.1

Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang pembangunan

tersebut disediakan oleh lembaga perbankan. Dalam rangka pembangunan dibidang

ekonomi diperlukan tersedianya dana, yang salah satunya adalah dalam bentuk kredit

(26)

yang diberikan oleh lembaga perbankan.2tetapi keberadaan lembaga perbankan tidak

mencukupi kebutuhan akan dana tersebut, Oleh karena itu diperlukan adanya

alternatif pembiayaan lainnya selain bank. Adanya alternatif pembiayaan lainnya

dimaksud dibutuhkan mengingat akses untuk mendapatkan dana dari bank sangat

terbatas.

Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah pada tahun 1988 melalui

Kepres Nomor. 61 Tahun 1988 membuka peluang bagi berbagai badan usaha untuk

melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai alternatif lain untuk menyediakan

dana guna menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia tersebut.

Kegiatan-kegiatan pembiayaan tersebut dilakukan oleh suatu lembaga yang

disebut lembaga pembiayaan. Melalui lembaga pembiayaan para pelaku bisnis bisa

mendapatkan dana atau modal yang dibutuhkan. Keberadaan lembaga pembiayaan ini

sangat penting, karena fungsinya hampir sama dengan bank. Dalam prakteknya

sekarang ini lembaga pembiayaan banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis ketika

membutuhkan dana atau barang modal untuk kepentingan perusahaan.

Sejak tahun 1988 pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk lebih

memperkuat sistem lembaga keuangan nasional melalui pengembangan dan perluasan

berbagai jenis lembaga keuangan, salah satunya adalah lembaga pembiayaan, yang

bertujuan untuk memperluas penyediaan pembiayaan alternatif bagi dunia

(27)

bisnis/usaha sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan dana untuk menunjang

kegiatan usaha.

Dalam perkembangan bisnis dan usaha, sering kita jumpai beberapa jenis

usaha pelayanan, salah satunya lembaga pembiayaan leasing yang dibentuk

berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan, Menteri

Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Kep.-122/MK/IV/2/1974,

Nomor.32/M/SK/2/1974, Nomor 30/Kpb/I/1974 tertanggal 7 Februari 1974, tentang

Perizinan Usaha Leasing.3 Lembaga pembiayaan leasing, dalam terjemahan bahasa

Indonesia disebut dengan sewa guna usaha, merupakan suatu lembaga pembiayaan

yang berorientasi pada pemberian atau peminjaman sejumlah modal kerja dalam

bentuk alat-alat produksi. Fasilitas yang diadakan oleh perusahan leasing sebagai

perusahaan pembiayaan, sangat meringankan beban konsumen/pasar yang

kekurangan modal untuk membeli alat pendukung usaha. Oleh sebab itu lembaga

pembiayaanleasingmenjadi alternatif untuk dalam peminjaman modal selain bank.4

PT. Dipo Star Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan yang

melakukan kegiatan usahanya di bidang pembiayaan konsumen (consumer finance)

dan leasing (sewa guna usaha). Perusahaan ini berfokus pada pembiayaan otomotif

yaitu kendaraan roda empat (mobil ) dan kendaraan niaga (truck) serta alat- alat berat

yang memiliki kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Salah

3

Wihardi, NIM 047011076, tesis,Perlindungan Hukum terhadap Hak Tertanggung dalam Pelaksanaan Klaim Asuransi Kebakaran, 2006, hal.80.

(28)

satu cabangnya adalah PT. Dipo Star Finance Cabang Medan. Perjanjian pembiayaan

konsumen pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan dibuat secara baku yaitu isi

perjanjian telah disusun secara sepihak oleh perusahaan, sehingga pihak perusahaan

dapat menerapkan kebijakan take it or leave it artinya bahwa isi perjanjian sudah

tidak dapat ditawar lagi apabila konsumen setuju dengan perjanjian silahkan ambil,

kalau tidak setuju silahkan mencari lembaga pembiayaan lain.

Kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor pada perusahaan ini dilakukan

melalui sistem pemberian kredit yang dibayar oleh konsumen secara angsuran atau

berkala. PT. Dipo Star Finance Cabang Medan memiliki keunggulan dalam

pelayanan pembiayaan kendaraan bermotor seperti proses cepat, mudah, dan terjamin

dalam arti merupakan perjanjian baku yang berkekuatan hukum, serta adanya

pertanggungjawaban penyelesaian yang tuntas apabila terjadi masalah dikemudian

hari. Perjanjian pembiayaan kendaraan bermotor pada PT. Dipo Star Finance Cabang

Medan merupakan perjanjian utang piutang antara PT. Dipo Star Finance Cabang

Medan dengan konsumen (lessee).

Seringkali hubungan lessor dan lessee hanya harmonis pada awal perjanjian,

pada saat satu pihak membutuhkan sesuatu (modal pembiayaan) sedang pihak lain

berusaha mendapatkan keuntungan, selanjutnya hubunganlessordan lesseediwarnai

berbagai persoalan. Persoalan utama yang paling sering terjadi adalah tertundanya

pemenuhan kewajiban dari lessee pada lessor dan timbulnya risiko- risiko pada

(29)

Tidak terpenuhinya kewajiban lessee seperti yang tertera diperjanjian

merupakan tindakan wanprestasi yang dalam perusahaan leasing merupakan risiko

usaha. Kerugian-kerugian yang dapat dialami oleh perusahaan leasing /lessor antara

lain kerusakan/ kehilangan obyekleasingyang mana status barang masih miliklessor

dan lessee hanya memiliki opsi membeli setelah berakhirnya pembayaran angsuran.

Oleh sebab itu, kemungkinan-kemungkinan kerugian yang disebabkan wanprestasi

pihak lessee dapat diperkecil risikonya dengan mempertajam klausula-klausula di

dalam perjanjian pembiayaan, bahkan membuat akta-akta tambahan sebagai bentuk

perjanjian lain yang disatukan dengan perjanjian pembiayaan.

Dalam pemberian kredit terkandung risiko yaitu pihak yang meminjam atau

debitur tidak mampu melunasi kredit pada waktunya dan untuk memperkecil risiko

itu biasanya kreditur meminta jaminan kepada debitur. Jaminan inilah yang kemudian

menjadi sumber dana bagi pelunasan kredit dalam hal debitur tidak mampu melunasi

kredit yang diterimanya. Namun hal yang lebih penting untuk diperhatikan adalah

perlunya memikirkan bagaimana memiliki persiapan menghadapi risiko, baik risiko

diri (jiwa) mapun risiko usaha yang ditekuni atau dijalankan. Menurut L. Athernm,

risiko merupakan aspek utama dari kehidupan manusia pada umumnya dan

merupakan faktor penting dalam asuransi. Risiko merupakan kemungkinan

penyimpangan harapan yang tidak menguntungkan yaitu ketidakpastian suatu

peristiwa yang tidak di inginkan.5

(30)

Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni(pure risk)dan risiko spekulatif.

6

Risiko murni (pure risk) adalah risiko yang akan memberikan kerugian apabila

risiko tersebut benar-benar terjadi, namun tidak akan memberikan kerugian maupun

keuntungan apabila risiko tersebut tidak terjadi. Sedangkan risiko spekulatif

(speculative risk) merupakan risiko yang menimbulkan dua peluang, yaitu peluang

untuk merugikan dan atau peluang untuk memperoleh keuntungan. Apabila risiko ini

terjadi maka akan merugikan, sedangkan apabila tidak terjadi akan menguntungkan.

Risiko itu, apapun bentuknya seyogiyanya dikelola, agar tidak terjadi atau kalaupun

terjadi akan berdampak keuntungan. Sejauh ini persepsi dan respon terhadap risiko

adalah beraneka ragam. Ini artinya cara pandang dan jalan keluar dalam mengatasi

risiko juga tidak sama.

Jadi pembahasan mengenai asuransi tidak dapat dipisahkan dengan

pembahasan mengenai risiko. Hal ini disebakan karena risiko merupakan pengertian

inti dalam asuransi. Dalam ilmu asuransi risiko dapat dibedakan dalam beberapa arti,

yang intinya kemungkinan terjadinya kerugian, yaitu:

1. Risiko dalam arti benda yang menjadi obyek bahaya.

2. Risiko dalam arti orang yang menjadi sasaran pertanggungan

3. Risiko dalam arti bahaya.7

Pengertian risiko diberi batasan sebagai kemungkinan terjadinya suatu

keuntungan yang semula diharapkan tidak tercapai karena kejadian diluar kuasa

(31)

manusia (misalnya bencana seperti banjir dan gempa bumi), kesalahan sendiri atau

perbuatan manusia.8 Risiko yang diderita dapat berupa kerusakan atau kehilangan

keuntungan yang diharapkan sehingga menyebabkan timbulnya upaya untuk

menghindari dan mengalihkan risiko kepada pihak lain yang bersedia

menanggungnya, dalam hal ini adalah pihak asuransi. Hal ini dimaksudkan untuk

memberikan perlindungan akan rasa aman kepada masyarakat yaitu dengan

mengadakan perjanjian pelimpahan risiko kepada pihak lain. Perjanjian ini disebut

perjanjian asuransi.9

Menurut Emmy Pangaribuan Simmanjuntak, asuransi itu mempunyai tujuan

pertama-tama ialah untuk mengalihkan risiko yang ditimbulkan peristiwa-peristiwa

yang tidak diharapkan terjadinya itu kepada orang lain yang mengambil risiko itu

untuk mengganti kerugian.10 Risiko bersifat merugikan, dan sebagai suatu musibah

atau malapetaka, risiko datangnya tidak pasti dan tidak dapat diduga dan dapat terjadi

dengan tiba- tiba harus terjadi.

Pada umumnya, risiko tersebut direspon sebagai suatu kejadian yang

merugikan, karena itu dikelola untuk dihindari (risk avoidance) dikurangi (risk

reduction), ditahan atau ditekan (risk retention), dibagi (risk sharing) dan dialihkan

atau ditransfer (risk transfer).11 Sementara jalan keluar yang lazim ditempuh dalam

mengatasi risiko adalah dengan cara berasuransi. Seiring dengan terus terpenuhinya

8H.Gunanto,Ibid,hal. 13.

9 Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal. 8.

10

Emmy Pangaribuan Simmanjuntak,Hukum Pertanggungan ( Pokok- pokok Pertanggungan Kerugian Kabakaran dan Jiwa), FH-UGM, Yogyakarta, 1990, hal. 5.

(32)

kebutuhan manusia dari hari ke hari mengakibatkan manusia bukan hanya

menginginkan jaminan keamanan bagi dirinya namun juga meningkatkan

keinginannya untuk memiliki rasa aman terhadap harta bendanya, kesehatannya,

bahkan tanggung jawab hukumnya.

Dengan kata lain, semakin seseorang tersebut melakukan pemenuhan terhadap

setiap kebutuhannya, semakin besar rasa khawatir yang di rasakannya. Setiap

manusia memiliki risiko atas apapun yang dia lakukan.12

Mencegah kemungkinan akan kehilangan (kerugian) miliknya karena berbagai

sebab (yang tidak pasti) disebut menghadapi suatu risiko. Kemungkinan akan

kehilangan ini merupakan sesuatu hal yang tidak diinginkan dah harus dihadapi oleh

setiap orang. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah risiko tersebut

untuk mencegah kehilangan atau kerugian. Namun pada kenyataannya upaya tersebut

tidak selalu berhasil dalam menghadapi risiko yang dihadapi. Oleh karena itulah,

maka orang mencari cara lain untuk mengatasi risiko tersebut. Usaha-usaha seseorang

untuk memperalihkan risiko itulah yang menjadi dasar keberadaan lembaga asuransi

atau lembaga pertanggungan didalam masyarakat. Dengan cara mengasuransikan

sesuatu barang yang dimilikinya, maka orang yang menghadapi risiko atas harta

kekayaannya bermaksud untuk mengalihkan risikonya itu atau setidaktidaknya

membagi risiko itu dengan pihak lain yang bersedia menerima peralihan atau

pembagian risiko itu.

(33)

Jadi, pilihan berasuransi bukanlah semata-mata untuk mengalihkan atau alat

penyebaran risiko bisnis. Tetapi lebih jauh dari itu bahwa asuransi memberikan

manfaat, berupa adanya rasa aman, perlindungan, pendistribusian biaya dan manfaat

yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan agunan untuk memperoleh kredit,

berfungsi sebagai tabungan, alat penyebaran risiko dan membantu meningkatkan

kegiatan usaha.

Perjanjian asuransi sebagai lembaga pengalihan dan pembagian risiko

mempunyai kegunaan positif baik bagi masyarakat/konsumen, perusahaan maupun

bagi pembangunan negara. Konsumen yang melakukan penutupan perjanjian asuransi

akan merasa tenteram karena mendapat perlindungan dari kemungkinan

terjadinya/tertimpa suatu kerugian. Suatu perusahaan yang mengalihkan risikonya

melalui perjanjian asuransi akan dapat meningkatkan usahanya dan berani

menggalang tujuan yang lebih besar. Demikian pula premi-premi yang terkumpul

dalam suatu perusahaan asuransi dapat diusahakan dan digunakan sebagai dana untuk

usaha pembangunan dan hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat. Selain itu pada

pihak lain risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pembangunan juga dapat

dialihkan kepada perusahaan asuransi.

Asuransi atau pertanggungan yang merupakan terjemahan dari Isurance atau

Verzekering atau Assurantie, timbul karena kebutuhan manusia.13 Asuransi

Kendaraan Bermotor, salah satu jenis asuransi kerugian yang diminati konsumen

(34)

karena asuransi ini memberikan pertanggungan atas kerugian/ berkurangnya nilai

secara finansial atas obyek pertanggungan kendaraan bermotor yang disebabkan

karena menabrak, ditabrak, dicuri, terbakar, dan tergelincir. Secara spesifik juga

dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor. 74/PMK.010/2007

khususnya Pasal 1 ayat (2) : Asuransi Kendaraan Bermotor adalah produk asuransi

kerugian yang melindungi tertanggung dari risiko kerugian yang mungkin timbul

sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor.14

Asuransi Kendaraan Bermotor merupakan bagian dari asuransi umum yang

menjamin kerugian atau kerusakan pada kendaraan bermotor yang dipertanggungkan

terhadap risiko tabrakan, perbuatan jahat orang lain, pencurian, kebakaran dan

sambaran petir, sesuai dengan kondisi yang tercantum dalam Polis Kendaraan

Bermotor.Pasal 250 KUHD menyebutkan bahwa semua kepentingan dapat

diasuransikan, termasuk asuransi kendaraan bermotor. Kenyataannya memang tidak

sesederhana dan semudah itu dalam melakukan klaim, bahkan sering pemilik mobil

kecewa pada saat melakukan klaim. Hal ini karena tidak semudah seperti yang

dijanjikan semula pada saat melakukan penawaran, dimana segala sesuatunya

digambarkan sangat mudah, tetapi pada saat melakukan klaim keadaannya bisa sangat

berbeda. Akan tetapi, perusahaan asuransi juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan.

(35)

Tidak sedikit pemilik mobil yang mencoba mengambil keuntungan secara tidak

semestinya dari perusahaan asuransi.15

Walaupun banyak metode yang menangani risiko, namun asuransi adalah

metode yang paling banyak dipakai, asuransi memberikan perlindungan terhadap

risiko yang dihadapi perorangan maupun risiko yang dihadapi perusahaan.16

Atas pertimbangan ini, Pihak Leasingharus dapat menghilangkan atau paling

tidak mengurangi risiko yang mungkin timbul dalam setiap pemberian kredit. Salah

satu caranya adalah dengan mengalihkan risiko tersebut kepada pihak lain yang

memang dimungkinkan baik dari segi yuridis maupun dari segi bisnis, yang tak lain

adalah asuransi.

Berdasarkan latarbelakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk menelaah

lebih lanjut mengenai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan sejauh mana

tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perusahaan Pembiayaan (Leasing) ini.

Penelaahan ini nantinya akan dilakukan melalui suatu penelitian dengan judul

“TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

TERHADAP PERJANJIAN KREDIT DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

(LEASING) ATAS KLAIM DARI TERTANGGUNG (STUDI PADA

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT. DIPO STAR FINANCE CABANG MEDAN).

15

Rismalida Simarsoit, Nim 057011077/M.kn ,tesis,Perlindungan Hukum Terhadap

Pemegang Polis Asuransi Kendaraan bermotor (Studi Pada PT. Asuransi Wuwungan cabang Medan), Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2007, hal. 3

(36)

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka yang menjadi permasalahan

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perjanjian kredit

dalam perusahaan pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan ?

2. Bagimana tata cara pelaksanaan klaim Asuransi kendaraan bermotor yang

terjadi pada PT.Dipo Star Finance Cabang Medan?

3. Bagaimana penyelesaian klaim jika terjadi sengketa antara perusahaan

Asuransi dan Customer yang kendaraan bermotornya di leasingkan di

PT. Dipo Star Finance Cabang Medan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perjanjian

kredit dalam perusahaan pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan

2. Untuk mengetahui tentang tata cara pelaksanaan klaim asuransi kendaraan

bermotor yang terjadi pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan.

3. Untuk mengetahui penyelesaian klaim jika terjadi sengketa antara perusahaan

Asuransi dan customer yang kendaraan bermotornya di leasingkan di

(37)

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis, yang dapat diterapkan sesuai dengan acuan pada kerangka

penelitian tersebut.

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbang saran dalam ilmu pengetahuan

khususnya bagi ilmu asuransi dan lembaga pembiayaan yang berlaku, terutama yang

mengatur tentang tanggung jawab perusahaan asuransi kendaraan bermotor kepada

perusahaan pembiayaan.

b. Secara Praktis

Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberi manfaat untuk

diterapkan oleh pengambilan kebijaksanaan dan pelaksanaan hukum dibidang hukum

asuransi dan pembiayaan, tentang tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap

perjanjian kredit dalam perusahaan pembiayaan (leasing)., khususnya di PT. Dipo

Star Finance Cabang Medan.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh penulis, terhadap literatur yang

ada khususnya di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, sepanjang yang diketahui

penulis belum ada suatu penelitian yang dilakukan oleh orang lain yang membahas

tentang TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI KENDARAAN

(38)

PEMBIAYAAN ( LEASING ) ATAS KLAIM DARI TERTANGGUNG (STUDI

PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT. DIPO STAR FINANCE CABANG

MEDAN), oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa sampai saat ini belum pernah ada

penulis lain yang melakukan penelitian dengan judul diatas namun ada beberapa tesis

yang membahas tentang asuransi kendaraan bermotor yaitu:

Tesis Rismalida Simarsoit (057011077/Mkn) dengan judul “ Perlindungan

Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi Kendaraan Bermotor (Studi pada

PT.Asuransi Wuwungan Cabang Medan). Adapun Permasalahan yang diangkat oleh

penulis adalah:

a. Bagaimana tata cara pelaksanaan klaim asuransi kendaraan bermotor yang

terjadi di PT. Asuransi Wuwungan Cabang Medan?

b. Bagaimana tuntutan klaim dilakukann seandainya polis hilang?

c. Bagaimana penyelesaian klaim jika terjadi sengketa antara perusahaan dengan

nasabah?

Dengan demikian sampai saat ini penelitian tesis ini benar-benar asli dan

bukan hasil karya atau penulisan orang lain.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Dalam perkembangannya, ilmu hukum tidak terlepas dari ketergantungan

pada berbagai bidang ilmu termasuk ketergantungannya pada metodologi, karena

(39)

Teori bertujuan untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau

proses tertentu terjadi, dan satu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada

fakta- fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya.17

Teori berasal dari kata Theoria dalam bahasa Latin yang berarti perenungan,

yang pada gilirannya berasal dari katathea dalam bahasa Yunani yang secara hakiki

menyiratkan sesuatu yang disebut realitas. Menurut W.J.Neuman, yang pendapatnya

dikutip dari Otje Salman dan Anton F. Susanto, menyebutkan bahwa:

“Teori adalah suatu sistem yang tersusun oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai ide yang memadatkan dan mengorganisasi pengetahuan tentang dunia. Ia adalah cara yang ringkas untuk berfikir tentang dunia dan bagaimana dunia ini bekerja”18

Teori merupakan suatu prinsip yang dibangun dan dikembangkan melalui

proses penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu

masalah.19

Menurut M. Solly Lubis, bahwa:

“ Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut tetap merupakan suatu abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya teori ilmu hukum merupakan suatu penjelasan rasional yang bersesuaian dengan objek yang dijelaskan. Suatu penjelasan walau bagaimanapun menyakinkan, tetapi harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.”20

Jadi teori adalah seperangkat proposisi yang berisi konsep abstrak atau konsep

yang sudah didefinisikan dan saling berhubungan antar variabel sehingga

17 J.J.J.M.Wuisman, Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial, Asas- Asas, penyunting : M. Hisyam, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, hal.203.

18

J. Supranto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hal.5.

(40)

menghasilkan pandangan sistematis dari fenomena yang digambarkan oleh suatu

variabel dengan variabel lainnya dan menjelaskan bagaimana hubungan antar variabel

tersebut.21

Fungsi teori dalam penelitian adalah untuk mensistematiskan

penemuan-penemuan penelitian, membuat ramalan atau prediksi atas dasar penemuan-penemuan dan

menyajikan penjelasan yang dalam hal ini untuk menjawab pertanyaan. Artinya teori

merupakan suatu penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objek yang

dijelaskan dan harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.22

Peter Mahmud Marzuki mengatakan bahwa penelitian hukum dilakukan untuk

menghasilkan argumentasi, teori, atau konsep baru sebagai preskripsi dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi.23 Sedangkan kerangka teori pada penelitian

hukum sosiologis atau empiris yaitu kerangka teoritis yang didasarkan pada kerangka

acuan hukum. Apabila tidak terdapat acuan hukumnya maka penelitian tersebut hanya

berguna bagi sosiologi dan kurang relevan bagi ilmu hukum.

Kerangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam

membangun atau memperkuat kebenaran dan permasalahan yang dianalisis.

Kerangka teori yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kerangka pemikiran

atau butir- butir pendapat, teori, tesis, dari para penulis ilmu hukum di bidang hukum

perasuransian dan pembiayaan, yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis,

21Maria S.W. Sumardjono, Pedoman, Pembuatan Usulan Penelitian, Gramedia, Yogyakarta, 1989, hal. 12-13 dan Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Jakarta,1989, hal. 19.

22M. Solly Lubis (I),Op Cit, hal. 17.

(41)

yang mungkin disetujui atau tidak disetujui yang merupakan masukan bagi penulis

tesis ini. Dalam penelitian ini, menetapkan suatu kerangka teori adalah suatu

keharusan karena kerangka teori tersebut digunakan sebagai landasan berfikir untuk

menganalisa permasalahan yang dibahas.

Adapun teori yang dapat dikaitkan dengan permasalahan dalam penelitian ini

adalah teori tanggung jawab dari Hans Kelsen, yakni suatu konsep yang berhubungan

dengan konsep tanggungjawab hukum.24 Berdasarkan teori ini, tanggung jawab

dilihat dari hubungan para pihak didalam perjanjian, dimana setiap hubungan hukum

antara para pihak diawali dengan suatu perikatan atau perjanjian yang berakibat

adanya tanggung jawab masing-masing perusahaan asuransi dan perusahaan

pembiayaan. Para pihak dianggap wanprestasi apabila dia tidak melakukan apa yang

disanggupi untuk dilaksanakan sebagai kewajibannya untuk memenuhi prestasinya.

Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana dijanjikan,

melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat, atau melakukan sesuatu yang

menurut kontrak atau perjanjian tidak boleh dilakukan. Akibat dari wanprestasi itu

biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi, peralihan risiko, maupun

membayar biaya perkara.25 Dalam hubungan hukum para pihak akan menimbulkan

hak dan kewajiban masing-masing pihak yang pada akhirnya menimbulkan tanggung

jawab masing-masing.

24Hans Kelsen ( Alih Bahasa oleh Somardi), General Theory of Law & State ),Teori Umum

Hukum dan Negara, Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif sebagai Ilmu Hukum Deskriptif-Empirik, Jakarta, BEE Media Indonesia, 2007, hal. 95.

(42)

Pada umumnya setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya,

dengan demikian bertanggung jawab dalam pengertian hukum berarti adanya

keterikatan atau tanggung jawab hukum. Tanggungjawab hukum dimaksudkan

sebagai keterikatan terhadap ketentuan ketentuan hukum, dalam hal ini keterikatan

antara pihak asuransi kepadalesseedi perusahaan pembiayaan.

Pada umumnya setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya, oleh

karena itu bertanggung jawab dalam pengertian hukum berarti suatu keterikatan.

Dengan demikian tanggung jawab hukum (legal responsibility) sebagai keterikatan

terhadap ketentuan-ketentuan hukum. Bila tanggung jawab hukum hanya dibatasi

pada hukum perdata saja maka orang hanya terkait pada ketentuan-ketentuan yang

mengatur hubungan hukum diantara mereka. “Tujuan utama dari penerapan prinsip

tanggung jawab dalam sistem hukum pada masyarakat primitif adalah untuk

memelihara kerukunan antara individu-individu dengan cara penyelesaian yang dapat

mencegah terjadinya pembalasan dendam. Namun, pada masyarakat modern ini dasar

falsafah dan tujuan utama dari penerapan prinsip tanggung jawab adalah

pertimbangan nilai-nilai dan rasa keadilan sosial secara luas baik dilihat dari segi

moral maupun dari segi kehidupan sosial”.26Jadi segala sesuatu yang ditetapkan dan

dilakukan yang akibatnya menyangkut orang banyak harus bisa dipetanggung

jawabkan didalamnya mengandung unsur rasa keadilan sosial secara luas baik dilihat

dari segi moralitas maupun segi kehidupan sosial.

26 HF Saefullah (tanpa tahun), Beberapa Masalah Pokok Tentang Tanggung jawab

(43)

Saat ini banyak pemilik kendaraan yang melakukan pembelian kendaraan

dengan cara mencicil. Jika terjadi musibah, pemilik kendaraan tetap harus membayar

cicilan hingga masa pembayaran usai. Dalam posisi kepemilikan seperti itu,

memindahkan risiko menjadi sangat penting dilakukan. Disinilah peran perusahaan

asuransi sebagai pengambil alih risiko tersebut, dimana tanggung jawab dari lessee

sebagai pemakai kendaraan beralih kepada perusahaan asuransi sebagai pihak yang

bertanggung jawab apa bila kendaraan tersebut terkena musibah.

Hidup penuh dengan risiko yang terduga maupun tidak terduga, oleh karena

itulah kita perlu memahami tentang asuransi. Beberapa kejadian alam yang terjadi

pada tahun-tahun belakangan ini dan memakan banyak korban, baik korban jiwa

maupun harta, seperti mengingatkan kita akan perlunya asuransi. Bagi setiap anggota

masyarakat termasuk dalam dunia usaha, risiko untuk mengalami ketidakberuntungan

seperti ini selalu ada. Dalam rangka mengatasi kerugian yang timbul, manusia

mengembangkan mekanisme yang saat ini kita kenal sebagai asuransi.

Perasuransian di Indonesia diatur dalam Bab I Pasal 1 Angka (1)

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.27 Sebelum

diundangkannya undang-undang usaha perasuransian, kegiatan perasuransian di

Indonesia hanya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan danOrdonantie op het

Levensverzkering bedriff(Staatsblad 1941 No 101).

Menurut Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 1992, yang dimaksud dengan

asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan

(44)

mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi

asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum

kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu

peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan

atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.28

Dalam pasal 246 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang)

memberikan batasan perjanjian asuransi sebagai berikut; Asuransi atau

pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung

mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, kehilangan

keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa

yang tidak tertentu.29

Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu:

a) Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi

kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.

b) Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang

(santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur

apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.

c) Suatu peristiwa(accident)yang tak terntentu (tidak diketahui sebelumnya).

28Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian

(45)

d) Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena

peristiwa yang tak tertentu.

Perjanjian asuransi diatur dalam KUHD pada Buku 1 Bab IX secara

terpencar- pencar mengatur tentang ketentuan umum asuransi, mulai pasal 246

sampai dengan pasal 289 KUHD dan Bab X tentang pertanggungan terhadap bahaya

kebakaran, terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian yang belum dipanen

dan tentang pertanggungan jiwa. Pembuat Undang-undang menyatakan bahwa

asuransi termasuk dalam perjanjian untung- untungan (kans- overeenkommst) dimana

dalam perjanjian ini selain asuransi ada bunga cagak hidup dan perjudian (videPasal

1774 KUHPerdata). Penegasan oleh pasal tersebut selanjutnya dikatakan asuransi

diatur dalam pasal KUHD. Kemudian Undang- undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang

usaha perasuransian (selanjutnya ditulis UU Nomor 2 Tahun 1992) yang

diundangkan pada tanggal 11 Februari 1992 dan diumumkan dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1992, melengkapi ketentuan asuransi

yang diatur dalam KUHD.

Jadi oleh karena asuransi atau pertanggungan itu merupakan suatu perjanjian,

maka di dalamnya paling sedikit tersangkut dua pihak. Pihak yang satu adalah pihak

yang seharusnya menanggung risikonya sendiri, tetapi kemudian mengalihkannya

kepada pihak lain, pihak pertama ini lazim disebut sebagai tertanggung atau dengan

kata lain ialah pihak yang potensial mempunyai risiko. Sedangkan pihak yang lain

ialah pihak yang bersedia menerima risiko dari pihak pertama dengan menerima suatu

(46)

tersebut lazim disebut sebagai penanggung (biasanya perusahaan pertanggungan/

asuransi).

Kewajiban utama penanggung dalam perjanjian asuransi sebenarnya adalah

memberi ganti kerugian. Meskipun demikian kewajiban memberi ganti rugi itu

merupakan suatu kewajiban bersyarat atas terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa

yang diperjanjikan yang mengakibatkan timbulnya suatu kerugian. Artinya,

pelaksanaan kewajiban penanggung itu masih tergantung pada terjadi atau tidak

terjadinya peristiwa yang telah diperjanjikan oleh para pihak sebelumnya.

Untuk sampai pada suatu keadaan dimana penanggung/perusahaan harus

benar-benar memberi ganti kerugian harus dipenuhi 3 (tiga) syarat berikut ini:30

1. Harus terjadi peristiwa yang tidak tertentu yang diasuransikan.

2. Pihak tertanggung harus menderita kerugian.

3. Ada hubungan sebab akibat antara peristiwa dengan kerugian

Apabila suatu kerugian terjadi sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak

tertentu yang diperjanjikan, maka tentu saja penanggung harus memenuhi

kewajibannya untuk memberi ganti kerugian. Meskipun demikian tidak setiap

kerugian dan setiap adanya peristiwa selalu berakhir dengan pemenuhan kewajiban

penanggung terhadap tertanggung, melainkan harus dalam suatu rangkaian peristiwa

yang mempunyai hubungan sebab akibat.

30 http://www.datacon.co.id/Asuransi-2011 Pengertian/ Asuransi.html, diakses pada tanggal

(47)

Perusahaan asuransi sebagai penanggung dengan tegas memberikan kriteria

dan batasan luasnya proteksi atau jaminan yang diberikannya kepada tertanggung.

Kriteria dan batasan tersebut dicantumkan di dalam polis, sesuai dengan jenis

asuransi yang bersangkutan. Sehingga setiap polis tercantum jenis peristiwa apa saja

yang menjadi tanggung jawab penanggung. Jadi apabila terjadi kerugian yang

disebabkan karena peristiwa-peristiwa yang diperjanjikan itulah penanggung akan

membayar ganti kerugian.

Dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

menyebutkan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang

atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dari perjanjian

tersebut timbul suatu hubungan hukum antara dua pihak yang membuatnya yang

dinamakan perikatan.31 Hubungan hukum yaitu hubungan yang menimbulkan akibat

hukum yang dijamin oleh hukum atau undang-undang. Apabila salah satu pihak tidak

memenuhi hak dan kewajiban secara sukarela maka salah satu pihak dapat menuntut

melalui pengadilan.

Dalam hubungan hukum Perusahaan asuransi memiliki tanggung jawab

kepada tertanggung dimana secara tidak langsung perusahaan asuransi juga

bertanggung jawab kepada pihak lessor (perusahaan pembiayaan) karena mobil/

kendaraan milik tertanggung masih di kreditkan ke perusahaan pembiayaan. Pihak

lessee/ tertanggung diwajibkan untuk mengasuransikan kendaraanya sesuai dengan

ketentuan dari kontrak/ perjanjian kredit.

(48)

Sebagai suatu perjanjian, leasing mempunyai alas hukum yang pokok yaitu

asas kebebasan berkontrak.32 Seperti yang terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata,

yang disebutkan: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali

selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh

undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilaksanakan

dengan itikad baik.”

Setiap orang bebas melakukan perjanjian, asal perjanjian tersebut memenuhi

persyaratan-persyaratan mengenai sahnya perjanjian sebagaimana yang diatur dalam

Pasal 1320 KUH Perdata.33 Sepanjang memenuhi syarat seperti yang diatur oleh

perundang-undangan, maka leasing berlaku dan ketentuan tentang perikatan seperti

yang terdapat dalam buku ketiga KUH Perdata, berlaku juga untuk leasing, namun

demikian di samping alas hukum mengenai asas kebebasan berkontrak terdapat

beberapa alas hukum lainnya yang lebih bersifat administratif.

Istilah perjanjian kredit secara definitif tidak dikenal di dalam UU Perbankan,

namun bila ditelaah lebih lanjut mengenai pengertian kredit dalam UU Perbankan

tercantum kata-kata persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam. Kata-kata

tersebut menegaskan bahwa hubungan kredit adalah hubungan kontraktual (hubungan

yang berdasar pada perjanjian) yang berbentuk pinjam-meminjam.

32Iswi Hariyani, dan R. Serfianto DP, GebyarBisnis dengan Cara Leasing.Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2011, hal 115

(49)

Dari pengertian kredit, dapat ditemukan adanya unsur-unsur dalam kredit

antara lain:

(1) Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa kredit tersebut

akan dibayar kembali oleh si penerima kredit dalam jangka waktu tertentu

yang telah diperjanjikan.

(2) Waktu, yaitu bahwa pemberian kredit dengan pembayaran kembali tidak

dilakukan pada waktu yang bersamaan melainkan dipisahkan oleh

tenggang waktu.

(3) Risiko, yaitu bahwa setiap pemberian kredit mempunyai risiko akibat

adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian kredit dengan

pembayaran kembali. Semakin panjang jangka waktu kredit semakin tinggi

risiko kredit tersebut.

(4) Prestasi, atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,

tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun dalam obyek kredit

yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai dalam praktek perkreditan.

Kredit pada awalnya lebih merupakan suatu bentuk perjanjian pinjam

meminjam yang sebatas hanya terhadap sejumlah uang, namun dalam

perkembangannya kredit juga mulai meliputi pembayaran sejumlah uang atas

penggunaan atau pembelian suatu barang, terhadap kata penggunaan suatu barang

berorintasi pada bentuk kredit pembiayaan untuk kepentingan produksi seperti pada

(50)

atas pembelian suatu barang berorintasi pada bentuk kredit pembelian barang yang

bersifat konsumtif seperti yang dipraktekkan pada lembaga pembiayaan konsumen.

Perjanjian pembiayaan, lahir dari Kepres Nomor.1251/KMK.013/1988, KPTS

Menteri Keuangan Nomor. 1169/KMK.01-1991 tentang kegiatan Sewa Guna Usaha

(leasing). Perjanjian pembiayaan ini antara lain sebagai berikut :

a. Perjanjian sewa Guna Usaha;

b. Perjanjian Anjak Piutang;

c. Perjanjian Modal ventura;

d. Perjanjian Kartu kredit;

e. Perjanjian pembiayaan konsumen;

f. Perjanjian simpanan;

g. Perjanjian kredit;

h. Perjanjian penitipan;

i. Perjanjian bagi hasil.34

Leasingmerupakan suatu “kata atau peristilahan” baru dari bahasa asing yang

masuk kedalam bahasa Indonesia, yang sampai sekarang padanannya dalam bahasa

Indonesia yang baik dan benar tidak atau belum ada yang dirasa cocok. Istilahleasing

ini sangat menarik karena bertahan dalam nama tersebut tanpa diterjemahkan dalam

bahasa setempat, baik di Amerika yang merupakan asal-usul adanya lembagaleasing

ini, maupun di negara-negara yang telah mengenal lembagaleasingini.35

34

Mariam Darus Badrulzaman, Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Buku III Tentang Hukum Perikatan Dengan Penjelasannya, Alumni, Bandung, 1996, hal.31.

35

(51)

Secara umum leasing artinya adalah equipment funding, yaitu pembiayaan

peralatan/barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik

secara langsung maupun tidak.36Adapun definisi lain darileasingdapat dikemukakan

sebagai berikut Berdasarkan Pasal 1 Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri, Menteri

Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perindustrian No.KEP.122/MK/

IV/2/1974, No.32/M/SK/2/1974, dan No.30/Kpb/I/ 1974, menyebutkan bahwa

leasingitu adalah

“Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaaan tertentu, berdasarkan pembayaran-penbayaran secara berkala, disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama”.

Sejak dikeluarkan Keputusan Bersama Tiga Menteri mengenai status hukum

leasing di Indonesia, maka para sarjana hukum di Indonesia bertanya-tanya tentang

apakah sebenarnya leasing itu bila ditinjau dari segi hukum di Indonesia, sebab

selama ini segi-segi ekonomislah yang lebih sering ditonjolkan dalam informasi

tehnis yang diberikan oleh pihak- pihak yang bersangkutan, namun aspek yuridisnya

belumlah dianalisis secara mendalam.

Bertalian dengan sifat hukum perdata dari leasing tampaknya ada dua

pendapat yang berlawanan : Pendapat yang pertama menyatakan “Bahwa leasing

dalam pengertian yuridis adalah sewa-menyewa”. Sedangkan pendapat yang kedua

(52)

menyatakan, “Bahwa kontrak lease berdasarkan hukum perdata tidak dapat

ditetapkan di bawah satu penyebutan (nomen)37

Bandingkan dengan ketentuan Pasal 1 huruf (a) Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 1169 Tahun 1991 Tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing) :

“Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara Sewa Guna Usaha dengan hak opsi (Finance lease) maupun Sewa Guna Usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala”.

Pada prinsipnya pengertian dari lembaga leasing itu sendiri adalah sama dan

harus terdiri dari unsur-unsur pengertian sebagai berikut38:

a. Pembiayaan perusahaan;

b. Penyediaan barang-barang modal;

c. Adanya jangka waktu tertentu;

d. Pembayaran secara berkala;

e. Adanya hak pilih (optie);

f. Adanya nilai sisa yang disepakati bersama.

Setiap perusahan yang bergerak dalam bidang leasing akan mewajibkan

konsumen (pihak lessee) untuk mendapatkan asuransi atas barang yang sedang

dileasingkan, hal ini bukan untuk perlindungan bagi lessee (konsumen) sebagai

pemakai barang atas obyekleasing (kendaraan bermotor), tetapi terutama bagi pihak

yang menyewakan (perusahan leasing/lessor) sebagai pemilik barang tersebut.

37

Komar Andasasmita,Leasing dan Praktek .Ikatan Notaris Bandung, 1993, hal 77.

(53)

Lembaga/institusi yang mempunyai kemampuan untuk mengambil alih risiko pihak

lain ialah lembaga asuransi, dalam hal ini adalah perusahan asuransi.

1. Konsepsi

Konsep merupakan salah satu bagian penting dari sebuah teori. Peranan

konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara

abstaksidan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abtsraksi

yang digeneralisasikan dari hal- hal yang khusus yang disebut definisi operasional.39

Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang

akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum.40

Suatu kerangka konsepsi merupakan kerangka yang menggambarkan

hubungan antara konsep- konsep khusus yang ingin atau yang akan diteliti. Suatu

konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu

abstaksidari gejala Tersebut. Selain itu, konsepsi juga digunakan untuk memberikan

pegangan pada proses penelitian. Oleh karena itu dalam rangka penelitian ini perlu

dirumuskan serangkaian definisi operasional atas beberapavariable yang digunakan,

sehingga dengan demikian tidak akan menimbulkan perbedaan penafsiran atas

sejumlah istilah dan masalah yang dibahas. Disamping itu, dengan adanya penegasan

kerangka konsepsi ini, diperoleh suatu persamaan pandangan dalam menganalisis

masalah yang diteliti, baik dipandang dari aspek yurisis maupun dipandang dari aspek

39

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal.10.

Gambar

GambaranUmum

Referensi

Dokumen terkait

Proses desain suatu struktur secara garis besar dilakukan melalui dua tahapan : (1) menentukan gaya – gaya dalam yang bekerja pada struktur tersebut dengan

Mohon menjawab pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pilihan

Bentuk atau struktur karya lebih mengacu pada karakter bahan yang merujuk fungsi dari konsep desain, yaitu karya seni kursi santai yang bersifat stimulus (orientasi makna) ,

Hal itu dijelaskan oleh Nurudin, seorang ketua bidang pembinaan di LPTQ Kecamatan Kalidawir ketika diwawancarai oleh penulis pada hari Senin?. tanggal 26 Desember

Penelitian kasus “pengaruh operasi good corporate governance dengan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam penyajian laporan buku keuangan tahunan dan konsekuensinya

Alur informasi tingkat kepuasan pelayanan kantor desa terhadap masyarakat desa yang akan diterapkan oleh perangkat desa dengan capaian tingkat kepuasan selanjutnya

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIOIKqN TNGGI UNIVERSITAE BRAWIJAYA,

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dalam tulisan ini akan di kaji mengenai kedudukan surrogacy agreement menurut Hukum Perjanjian di Indonesia, status hukum anak