DRAFT SKRIPSI
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA
BENGKEL BARSPEED MEDAN
OLEH
FAISAL REZA MANTHEY
060502027
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada bengkel barspeed medan Metode analisis yang digunakan untuk meneliti pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada bengkel barspeed medan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif dengan Metode Regresi Linier Sederhana (Simple Linear Regression).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat sebaran jawaban dan karakteristik responden dengan masing-masing variabel yang diteliti. Sedangkan dari Analisis Kuantitatif dengan metode regresi linear sederhana, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kepemimpinan transformasional terhadap variabel keberhasilan usaha, dengan persamaan regresi Y = 16,824 + 0.285 Kepemimpinan Transformasional + e dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,258 dimana kemampuan variabel kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 25,8% sedangkan sisanya 74,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
ABSTRACT
This research aims to study the influence of transformational leadership style to the business successful of Barspeed workshop Medan. The analysis method applied in study the influence of transformational leadership style to the business successful of Barspeed workshop Medan is descriptive and quantitative analysis by Simple Linear Regression model.
The results of research indicates that the based on descriptive analysis the distribution of respon and characteristics of respondents with various variable is presented. While the quantitative analysis by simple linear regression model the results of research indicates the positive and significant influence of the transformational leadership variable to the business success using the regression equation Y = 16.824 + 0.285. Transformational leadership + e and determination coefficient for 0.258 where the transformational leadership variable to the business success is 25.8% while its remain 74.2% is described by another factor that did not involved ion this research.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT. yang senantiasa memberikan rahmat serta kesempatan bagi kita sehingga akhirnya penulis mampu mnyelesaikan kuliah yang diakhiri dengan penulisan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Bengkel Barspeed Medan.”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan, untuk itu penulis dengan rendah hati akan memerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak lain. Pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi. Selaku ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Ibu Dr. Prihatin Lumban Raja, SE, MSi. Selaku dosen pembimbing. 4. Ibu Dra. Lucy Anna, Ms. Selaku dosen Penguji I.
5. Bapak Dolli M. Djafar. Dalimunthe. Selaku dosen Penguji II 6. Bapak Drs. Edwin, Nst. Selaku pemilik bengkel Barspeed Medan
7. Terima Kasih yang tidak tehingga untuk Orang Tua saya yang Tercinta, Ayah saya Donald Tommy Manthey yang telah banyak memberi semua kebutuhan penulis, baik kasih sayang, pendidikan, materi, doa dan lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan. Hanya ALLAH SWT yang mampu membalasnya.
8. Terima Kasih kepada teman-teman terbaikku selama kuliah angkatan 2006 : Wiwid, Vidi, Winda Geger, Ngok-Ngok, Cadak Buyung, Agung Ngh, KiKi Dillah, Mia, kenji, Irul Aseng, Boyke, Fariz Ane, Erfandi, Popo, Bubu Kono, Ai Black, Uyo Bibier, Delia Lbs, Musa yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan selama masa kuliah dan selama penulisan skripsi ini.
9. Teman-Temanku : Andy Asenk, Amsar, Akbar B, Lepoh, Budi Karo, Iqbal, Wak Den, Ratih, Dian AP, Henny, Ais, Alex Simatupang, Dhea, Reza, Arbi, Robby, Tika, Irvan R, Hafiz, Hendy, Anca, Yogi, Ucha, dan seluruh teman-teman 234 SC Medan, teman-teman KOG Medan, Andy, Agus, Putra. Terima kasih yang telah memberi banyak semangat, dan dukungan nya yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis mengucapkan rasa syukur sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan. Semoga apa yang telah penulis kerjakan ini juga mendapat rahmat dan hidayah dari ALLAH SWT. Amin.
Medan, Maret 2011 Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Perumusan Masalah 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 8
1. Tujuan Penelitian 8 2. Manfaat Penelitian 8 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10
2.1.1. Pengertian Pemimpin ... 11
2.1.2. Pengertian Kepemimpinan ... 11
2.1.3. Pengertian Kepemimpinan Transformasional ... 12
2.1.4. Gaya Kepemimpinan ... 14
1. Kepemimpinan Demokratik ... 15
2. Kepemimpinan Autokratik ... 15
3. Kepemimpinan Laissez Faire ... 16
4. Kepemimipinan Transaksional ... 16
2.1.6. Keberhasilan Usaha ... 16
2.1.7. Bentuk Kepemilikan Pada Suatu Usaha ... 17
2.1.8. Usaha Kecil ... 18
2.3. Kerangka Konseptual ... 19
2.4. Hipotesis ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22 .
3.2. Batasan Operasional ... 22
3.3. Defenisi Operasional ... 22
3.4. Skala Pengukuran Variabel ... 23
3.5. Populasi dan Sampel ... 25
3.6. Jenis Data ... 25
3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.8. Uji Validitas dan Realibilitas ... 26
1. Uji Validitas ... 27
2. Uji Reliabilitas ... 30
3.9. Teknik Analisis Data ... 32
3.9.1. Analisis Deskriptif ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 34
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan 34
4.1.2 Visi,Misi, dan Prinsip Perubahan 34
4.1.3 Struktur Organisasi 35 4.1.4 Uraian Tugas 37 4.1.5 Fasilitas dan Pelayanan 38 4.1.6 Pasar Sasaran 39 4.2 Analisis dan Pembahasan 40 4.2.1 Deskripsi 40 1. Deskripsi Responden 40 2. Deskripsi Variabel 43 4.2.2 Hasil Penelitian 49 4.3 Pembahasan 51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54
5.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Barspeed Medan ... 3
Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 24
Tabel 3.2 Uji Validitas ... 27
Tabel 3.3 Validitas Instrumen ... 28
Tabel 3.4 Validitas Instrumen II ... 29
Tabel 3.5 Uji Validitas II ... 31
Tabel 3.6 Reability Statistic ... 31
Tabel 3.7 Reabilitas Instrumen ... 32
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja Bengkel Barspeed Medan ... 39
Tabel 5.1 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 42
Tabel 5.2 karakteristik responden berdasarkan usia... 42
Tabel 5.3 karakteristik responden berdasarkan lama bekerja ... 43
Tabel 5.4 karakteristik responden berdasarkan pendidikan ... 44
Tabel 5.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kepemimpinan Transformasional ... 45
Tabel 5.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Keberhasilan Usaha ... 48
Tabel 5.7 Variabel Enter ... 50
Tabel 5.8 Uji Goodness of Fit R2 ... 51
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 58
Lampiran 2 Uji Validitas ... 62
Lampiran 3 Output Regresi Linear Sederhana ... 63
Lampiran 4 Frekuensi ... 64
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada bengkel barspeed medan Metode analisis yang digunakan untuk meneliti pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada bengkel barspeed medan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif dengan Metode Regresi Linier Sederhana (Simple Linear Regression).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat sebaran jawaban dan karakteristik responden dengan masing-masing variabel yang diteliti. Sedangkan dari Analisis Kuantitatif dengan metode regresi linear sederhana, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kepemimpinan transformasional terhadap variabel keberhasilan usaha, dengan persamaan regresi Y = 16,824 + 0.285 Kepemimpinan Transformasional + e dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,258 dimana kemampuan variabel kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 25,8% sedangkan sisanya 74,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
ABSTRACT
This research aims to study the influence of transformational leadership style to the business successful of Barspeed workshop Medan. The analysis method applied in study the influence of transformational leadership style to the business successful of Barspeed workshop Medan is descriptive and quantitative analysis by Simple Linear Regression model.
The results of research indicates that the based on descriptive analysis the distribution of respon and characteristics of respondents with various variable is presented. While the quantitative analysis by simple linear regression model the results of research indicates the positive and significant influence of the transformational leadership variable to the business success using the regression equation Y = 16.824 + 0.285. Transformational leadership + e and determination coefficient for 0.258 where the transformational leadership variable to the business success is 25.8% while its remain 74.2% is described by another factor that did not involved ion this research.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia otomotif di Indonesia berkembang dengan pesat, dimana kebutuhan
akan kendaraan khususnya mobil sudah tidak bersifat sekunder lagi melainkan sudah
menjadi kebutuhan primer. Sebagai contoh kebutuhan kendaraan, dimana setiap
manusia pada saat ini membutuhkan kendaraan untuk melakukan berbagai aktifitasnya
sehari-hari.
Pertama kali otomotif ditemukan pada tahun 1876 dimana penemu pertamanya
Nicolaus August Otto menemukan cara membuat mesin motor di Jerman, dan pada saat itu perkembangan dunia otomotif berkembang pesat, dengan berbagai merek dan jenis
mobil salah satu merek mobil yang pertama kali merek Mercedes Benz yang didirikan
oleh Karl-Benz pada tahun 1886 dan setelah itu pada pertengahan tahun 1910 hingga tahun 1920 an banyak jenis dan merek mobil dari berbagai negara, salah satunya
Amerika, mobil buatan Amerika mampu bersaing dengan mobil buatan Jerman di pasar
otomotif.
Pada tahun 1930 an salah satu negara Asia yaitu Jepang mendirikan pabrik
mobil yang bermerek Toyota. Yang didirikan oleh Kichiro Toyota. Mobil pabrikan Toyota ini terus meningkatkan produksinya hingga mencapai puncaknya pada tahun 1970 an
hingga sekarang sangat diminati oleh seluruh masyarakat.
Dengan begitu banyaknya berbagai merek mobil yang ada, semakin banyak
pula muncul bengkel-bengkel otomotif, Bengkel merupakan salah satu perusahaan jasa
pelayanan yang memberi kemudahan bagi para penggunanya untuk mengatasi berbagai
Bengkel Mobil Barspeed Medan merupakan salah satu perusahaan (usaha)
Yang bergerak di bidang otomotif yang memberikan pelayanan kepada pelanggannya
tidak hanya pada mobil kelas atas yang bersifat eksklusif tapi juga bersifat umum.
Bengkel Barspeed ini awalnya bernama bengkel MOAC Motor Sport. Namun pada tahun
2000 berubah namanya menjadi bengkel Barspeed disebabkan adanya perubahan
kepemilikan bengkel. Bengkel Barspeed Medan juga melayani jasa-jasa antara lain:
Perbaikan Mesin, Reperasi Cat, dan Memodifikasi Body. Bengkel ini juga banyak
dikunjungi para modifikator mobil di kota Medan, terutama yang hobby memodifikasi
body, dan mesin. Salah satu keunggulan di bengkel Barspeed Medan yang terletak di jln.
Kenanga Raya Psr VI No 29 Medan, merupakan bengkel khusus bagi para pembalap yang
ada di kota medan, khususnya yang hobby di balapan Rally banyak yang memodifikasi
mesin dan body mobilnya di bengkel Barspeed Medan ini. Tidak hanya itu saja, bengkel
ini juga sering dikunjungi para konsumen yang hanya sekedar service mobil biasa,
maupun pengecatan body. Pengunjung pada bengkel ini dari berbagai golongan
masyarakat, antara lain: Pengusaha, Pegawai Pemerintahan, pelajar/mahasiswa yang
berdomisili di kota Medan khususnya.
Semakin banyak orang yang membuka usaha dari waktu ke waktu. Banyak di
antara para pengusaha tersebut mampu bertahan dan bahkan berkembang. Suatu
perusahaan yang bermula dengan keberhasilan usaha bukan karena pendirinya
mempunyai modal besar pada saat mengawali usaha mereka, hal itu disebabkan oleh
kenyataan bahwa usaha mereka dikelola oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang
mereka kerjakan. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung
kepada para pengusaha itu sendiri memanfaatkan ketrampilan bisnisnya untuk
memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu motivasi yang tinggi untuk
mencapai keberhasilan usahanya.
Keunggulan bengkel Barspeed Medan yang telah berdiri sepuluh tahun terlihat
dari jumlah pengunjung yang datang ke bengkel Barspeed Medan.
Tabel 1.1
Jumlah pengunjung bengkel Barspeed Medan Tahun Jumlah pengunjung bengkel Barspeed Medan
2006 370 Orang
2007 450 Orang
2008 520 Orang
2009 640 Orang
2010 720 Orang
Sumber: Bengkel Barspeed Medan
Keberhasilan pada bengkel Barspeed Medan juga terlihat dari para pembalap
dari bengkel Barspeed Medan yang mengikuti perlombaan di ajang balapan Sprint Rally
maupun Rally nasional.
Keberhasilan usaha pada bengkel Barspeed Medan ditentukan oleh beberapa
faktor yang mendorong untuk tercapainya tujuan tersebut. Antara lain : pengetahuan kewirausahaan, starategi pemasaran, strategi harga, strategi lokasi, serta dengan adanya gaya kepemimpinan, yang mampu melakukan perubahan-perubahan. Secara konsep teori dikatakan bahwa gaya kepemimpinan terdiri dari: gaya kepemimpinan
Otoriter/Authoritarian, gaya kepemimpinan Demokrasi/Democratic, gaya kepemimpinan Bebas/Laisezz Faire, gaya kepemimpinanan Transaksional, dan gaya kepemimpinan Transformasional. Selama ini, keberhasilan usaha pada bengkel
Barspeed tidak mematuhi peraturan yang sudah diterapkan pemilik, sehingga banyak
pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, dengan adanya protes dari para
pelanggan yang kecewa dengan kinerja bengkel Barspeed Medan. Oleh karena itu,
pemilik memutuskan untuk mengubah cara-cara yang dipergunakan untuk mengelola
usaha tersebut, terutama dalam hal mengelola para karyawannya. Pemilik mulai
memperlakukan karyawannya dengan baik, mulai memberikan kepercayaan memberi
semangat kepada karyawannya dan mulai menciptakan suasana yang menyenangkan.
Cara-cara yang dilakukan oleh pemilik tersebut sesuai dengan gaya kepemimpinan
transformasional.
Penerapan gaya kepemimpinan transformasional mampu meningkatkan
keberhasilan usaha bengkel Barspeed Medan. Maka dengan menerapkan gaya
kepemimpinan transformasional yang akan memperlihatkan suatu keterikatan bahwa
keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan/suatu usaha berhubungan dengan
seorang pemimpinnya. Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan trasnformasional dapat memberikan pengaruh bagi
karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan dan
dikehendaki oleh perusahaan. Dalam hal ini tujuan tesebut mencakup bagaimana
menarik minat para pelanggan/konsumen untuk berkunjung pada bengkel Barspeed
Medan. Pemimpin sebagai seorang wirausahawan harus berani mengambil resiko untuk
mengelola bisnis demi mendapatkan laba.
Nasution (2007:12): Menyatakan bahwa sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,
keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat.
Perusahaan/suatu usaha berhubungan dengan seorang pemimpinnya.
karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan dan
dikehendaki oleh perusahaan. Dalam hal ini tujuan tesebut mencakup bagaimana
menarik minat para pelanggan/konsumen untuk berkunjung pada bengkel Barspeed
Medan.
(Judge and Bono 2000:75) Gaya kepemimpinan transformasional merupakan
suatu gaya kepemimpinan yang mampu mendatangkan perubahan dalam diri tiap
individu yang terlibat/bagi seluruh organisasi untuk mencapai kinerja yang tinggi. Juga
merupakan penggerak bagi sumber daya-sumber daya dan alat-alat yang dimiliki oleh
perusahaan. Beberapa ciri yang menonjol dari kepemimpinan transformasional yaitu
yang menunjukkan perilaku karismatik, memunculkan motivasi inspirasional,
memberikan stimulasi intelektual dan memperlakukan karyawan dengan memberi
per-hatian terhadap individu.
Sedangkan menurut Benjamin (2006:75) Kepemimpinan transformasional
mampu menginspirasi orang lain untuk melihat masa depan dengan optimis,
memperoyeksikan visi yang ideal, dan mampu mengkomunikasikan bawahan bahwa visi
dan misi tersebut dapat dicapai. Memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa
yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan
diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.
Berdasarkan pendapat diatas sehingga dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan
transformasional yang mencakup upaya perubahan terhadap bawahan untuk berbuat
lebih positif atau lebih baik dari apa yang biasa dikerjakan yang berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja. Pemimpin transformasional mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin transformasional bisa sangat cepat
Sebagaimana diketahui bahwa usaha pelayanan jasa seperti bengkel
semakin berkembang di kota Medan dibanding usaha lainnya. Hal ini
menyebabkan bengkel Barspeed Medan mempunyai persaingan yang ketat dengan
bengkel lainnya sehingga Bengkel Barspeed Medan pun harus meningkatkan
mutu pelayanannya. Ada banyak bengkel-bengkel lain seperti Bla-Bla Motor
Sport, Green Caprindo Medan, Indosmoke Motor Sport yang ada di di kota
medan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat persaingan yang ketat
antar bengkel-bengkel tersebut demi memenangkan pelanggan dan menguasai
pasar. Semakin rendahnya keyakinan konsumen terhadap satu produk/jasa akan
menyebabkan menurunnya minat konsumen menggunakan jasa bengkel Barspeed
Medan. Dalam hal ini bengkel Barspeed Medan pun harus mempunyai strategi
untuk bisa tetap menjaga keberhasilan usahanya, dan untuk tetap unggul dalam
persaingan. Strategi yang dilakukan bengkel Barspeed Medan antara lain:
1. Pelayanan Bengkel Barspeed Medan menitik beratkan kejujuran dalam
memberikan penjelasan yang dibutuhkan pada konsumen.
2. Jika dibandingkan dengan bengkel yang sudah punya nama seperti: Bengkel
Toyota, Bengkel Honda, bengkel Barspeed Medan tidak kalah baiknya dalam
memberikan pelayanan bahkan di Barspeed memberikan pelayanan pergantian
spare part/suku cadang lebih murah, dan memiliki kualitas yang sama baiknya.
Setiap pemimpin bertujuan untuk berhasil dalam usahanya. Hal ini
memungkinkan keberhasilan mendorong pemimpin untuk memperbarui semangat
dalam berusaha dan keberhasilan adalah ukuran untuk menentukan prestasi dari
pemimpin tersebut. Keberhasilan cukup sulit untuk mendefenisikannya, karena
organisasi pasti mengharapkan keberhasilan. Berhasil adalah sesuatu yang tidak
hanya tampak pada masyarakat tetapi juga merupakan peningkatan prestasi
pribadi bagi orang yang telah mencapainya.
Keberhasilan usaha bukanlah mudah. Keuntungan, jumlah penjualan dan
pertumbuhan usaha merupakan hal yang penting dan signifikan dalam mencapai
tercapainya visi atau tujuan untuk meraih keberhasilan usaha (Dalimunthe, 2003).
Untuk pencapaian tujuan tersebut diperlukan gaya kepemimpinan yang
luar biasa didalam diri pemimpin, gaya kepemimpinan yang seperti ini terdapat
pada gaya kepemimpinan transformasional. sehingga tercapailah tujuan akhir
mereka yaitu keberhasilan usaha.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Bengkel Barspeed Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam usaha dan tindakan mencapai tujuan, perusahaan akan menghadapi
permasalahan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan dari gaya kepemimpinan
transformasional dalam mencapai keberhasilan usaha yang telah ditetapkan semula
atau yang telah direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti ingin mengetahui Apakah
gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan usaha?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Bengkel Barspeed
1.4. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
a. Bagi Perusahaan
Memberikan informasi yang berguna bagi Bengkel Barspeed Medan dalam
upaya keberhasilan suatu usaha.
b. Bagi Departemen Manajemen
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan
penelitian objek atau pun masalah yang sama dimasa yang akan datang,
maupun untuk penelitian lanjutan.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan
teori-teori dan literatur yang peneliti peroleh di bangku perkuliahan dan
mencoba membandingkan dengan praktek yang ada dilapangan dan untuk
menambah pemahaman peneliti dalam bidang manajemen sumber daya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Pemimpin
Menurut Tjiptono (2001:79) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut:
1. Tanggung jawab yang seimbang:
Keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan
tersebut.
2. Model peranan yang positif:
Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan dari
seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu pemimpin yang baik
harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya.
3. Memliki keterampilan yang baik:
Pemimpin yang baik harus dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas,
serta dengan cara yang tepat.
4. Memiliki pengaruh positif:
Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik terhadap karyawannya dan
menggunakan pengaru tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni
menggunakan kekhusukan untuk menyakinkan orang lain akan sudut pandangan
orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu.
2.1.2 Pengertian Kepemimpinan
Menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk
Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu
kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah
aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu
2.1.3 Pengertian Kepemimpinan Transformasional
Benjamin (2006 :75) Mampu menginspirasi orang lain untuk melihat masa
depan dengan optimis, memperoyeksikan visi yang ideal, dan mampu
mengkomunikasikan bawahan bahwa visi dan misi tersebut dapat dicapai.
Judge dan Bono (2000:64) menghasilkan bahwa kepemimpinan
trasnformasional mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap komitmen.
Tucker dan Lewis (2004:78) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai
pola kepemimpinan yang dapat memotivasi karyawan dengan cara membawa pada
cita-cita dan nilai-nilai tinggi untuk mencapai visi misi organisasi yang merupakan dasar
untuk membentuk kepercayaan terhadap pimpinan. Kepemimpinan transformasional
merupakan induk kepemimpinan transaksional dan memberikan kerangka referensi
pada organisasi.
Yuki (2006:50) mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang memiliki
kapabilitas kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang dapat membangun
kepercayaan karyawan kepada pemimpinnya, mempunyai karakteristik faktor-faktor
penting.
1. Perilaku karismatik:
a. Mendapat rasa hormat untuk dipercaya.
c. Menampilkan standar moral yang tinggi.
d. Membangun tujuan- tujuan yang menantang bagi pengikutnya.
e. Menjadi model bagi para pengikutnya.
2. Motivasi inspirasional:
a. Mengacu pada pemimpin transformasional dalam memotivasi.
b. Memberi inspirasi yang ada di sekitar mereka dengan menyampaikan visi
yang lancar.
c. Meningkatkan optimisme
d. Semangat kelompok.
e. Percaya diri.
3. Stimulasi intelektual:
a. Menunjukan usaha pemimpin yang mendorong para pengikut menjadi
inovatif.
b. Membuat kembali kerangka permasalahan.
c. Mendekati pengikut dengan cara baru.
4. Perhatian terhadap individu:
a. Memberi perhatian secara personal pada semua individu.
b. Membuat semua individu merasa dihargai .
c. Mendelegasikan tugas sebagai cara pengembang pengikutnya.
2.1.4 Prinsip-Prinsip Transformasional:
1. Simplifikasi: Keberhasilan diawali dengan visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama.
2. Motivasi: Kemampuan untuk komitmen dari tiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita
3. Fasilitasi: Untuk secara efektif memfasilitasi “pembelajaran” yang terjadi dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok/individu.
4. Inovasi: Kemampuan untuk berani dan bertanggung jawab melakukan suatu perubahan bila mana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan
perubahan yang terjadi.
5. Mobilitas: Pengerahan sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperlakukan setiap orang yang terlibat di dalamnya untuk mencapai visi
dan tujuan.
6. Siap Siaga: Kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.
7. Tekad: Tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas.
2.1.5 Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan (Leadership style) Seorang pemimpin akan sangat berpengaru terhadap kinerja pegawai dan pencapaian tujuan. Pemilihan gaya
kepemimpinan yang benar dan tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan
perorangan maupun tujuan organisasi, perusahaan maupun lembaga pemerintahan.
Dengan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan pencapaian tujuan
perusahaan akan terbengkalai dan pengarahan terhadap pegawai akan menjadi tidak
jelas, dimana hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian pada anggota atau pegawai.
1. Kepemimpinan Demokratik.
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting
dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Para
karyawan memperoleh informasi dari pemimpin tentang kondisi yang mempengaruhi
kecenderungan yang umum adalah ke arah penerapan praktek partisipasi lebih luas
karena konsisten dengan model perilaku organisasi yang suportif dan kolegial.
2. Kepemimpinan Autokratik.
Para pemimpin autokratik memusatkan kuasa dan pengambilan keputusan bagi
dirinya sendiri. Mereka menata situasi kerja yang rumit bagi para karyawan, yang
melakukan apa saja yang diperintahkannya. Pemimpin berwenang penuh dan memikul
tanggung jawab sepenuhnya. Kepemimpinan autokratik umumnya negatif, yang
berdasarkan atas ancaman dan hukuman, tetapi kepemimpinan seperti ini dapat pula
positif, seperti yang ditujukan oleh autokratik yang murah hati (benevoleni autocratic)
yang cenderung memberikan imbalan kepada karyawan.
3. Kepemimpinan Laissez Faire.
Para pemimpin bebas kendali menghindari kuasa dan tanggung jawab. Mereka
sebagian besar bergantung pada kelompok untuk menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri. Pemimpin hanya memainkan peranan kecil.
Kepemimpinan bebas kendali mengabaikan kontribusi pemimpin dengan cara yang
kurang lebih sama seperti kepemimpinan autokratik mengabaikan kelompok.
Kepemimpinan ini cenderung memungkinkan berbagai unit organisasi yang berbeda
untuk bergerak maju dengan tujuan yang bertentangan satu sama lain, dan ini dapat
menimbulkan kekacauan.
4. Kepemimpinan Transaksional.
Kepemimpinanan merupakan kontrak sosial antara pemimpin dan pengikutrnya.
Pemimpin dan para pengikutnya merupakan pihak-pihak independen yang
masing-masing mempunyai tujuan, kebutuhan, dan kepentingan sendiri. Sering tujuan dan
2.1.6 Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan
usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap tercapainya visi atau tujuan untuk
meraih keberhasilan usaha.(Dalimunthe, 2003:32)
1. Keuntungan
Keuntungan adalah hasil yang diperoleh dari penjualan dari sebuah produk.
Keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai.
2. Jumlah Penjualan
Jumlah penjualan adalah total penjualan produk atau jasa. Jumlah penjualan
meningkat apabila barang yang tersedia habis dijual.
3. Pertumbuhan usaha
Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu.
Pertumbuhan ini di ikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik.
Sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba- tiba
dari langit. Sukses adalah proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras
(Hutagalung, 2008:46). Sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usahanya
jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah,
perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan
tersebut bertambah. (Nasution:2001:12)
2.1.7 Bentuk kepemilikan pada suatu usaha :
Menurut Madura (2001:35) menyebutkan macam-macam kepemilikan bisnis
antara lain:
1. Franchise
Franchise (waralaba) adalah suatu pengaturan perjanjian dimana seorang
ciptanya, dalam kondisi tertentu. Setiap waralaba menjalankan operasi bisnisnya secara
mandiri dan biasanya dimiliki oleh pengusaha perseorangan.
2. Milik Sendiri
Pemilik perusahaan perseorangan disebut pengusaha perseorangan. Pengusaha
perseorangan mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk membantu operasional
perusahaan, tetapi pinjaman ini tidak menggambarkan kepemilikan. Pengusaha
perseorangan wajib membayar sendiri semua utang akibat pinjaman, tetapi tidak perlu
membagi keuntungan kepada kreditor.
3. Cabang
Bentuk kepemilikan cabang disebut juga kemitraan yaitu mitra usaha yang
tanggung jawabnya terbatas kepada modal atau properti yang dikontribusikan kepada
perusahaan kemitraan tersebut.
2.1.8 Usaha Kecil
Banyak diantara para pelaku bisnis belum mengetahui bagaimana menjalankan
usahanya dengan baik. Hal yang mudah diketahui untuk menjalankan bisnis.
Tips-tips dalam menjalankan usaha
Nickels (2005:187) Berikut ditampilkan beberapa tips dalam mempelajari usaha
kecil :
1. Belajar dari orang lain.
Banyak para enrtepreneur belajar menjalankan usahanya dengan menjadi pegawai atau karyawan dari orang lain. Dilain sisi, anda akan mendapatkan jaringan
orang-orang yang dikenal melalui atasan perusahaan itu, sehingga mempermudah untuk
2. Pengalaman Bekerja.
Banyak para entrepreneur berasal dari manajemen korporasi. Dengan menjalankan usaha kecil part time, ketika waktu kosong atau ketika liburan. Pengalaman akan tercipta sebelum benar-benar serius mengelola usaha tersebut.
3. Mengambil Alih Perusahaan.
Menjalankan manajemen usaha kecil akan menyita waktu, dedikasi dan
determinasi. Para pemilik bekerja sepanjang hari dan jarang untuk liburan. Setelah
menjalankan usahanya beberapa tahun, mereka akan bosan terhadap bisnis mereka.
Disinilah entrepreneur berperan. Carilah usaha kecil yang prospek tapi pemiliknya kurang bersemangat dalam mengelolanya. Berikan mereka jaminan dalam menjalankan
usaha dengan cara profesional dan tempatkan posisi anda langsung sebagai asisten
manajer. Apabila entrepreneur tersebut berusaha keras, kemungkinan besar perusahaan itu akan dijual kepada entrepreneur untuk dikelola sendiri.
2.2 Penelitian Terdahulu
Barar (2006) berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimipinan Transformasional
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bengkel DHUHA SERVICE” di Jombang S1 Program
Studi Ekonomi jurusan manajemen konsentrasi bidang M SDM fakultas ekonomi
Universitas Brawijaya Malang” Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui
pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap kinerja karyawan
pada bengkel Dhuha Service dan untuk mengetahui variabel mana yang paling
dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada bengkel Dhuha Service. Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional
(X) Berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) Pada bengkel
Masrudin (2007) berjudul ” Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Makanan Di Jl. Dr Mansyur Medan ” Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh spirit of entrepreneur terhadap keberhasilan usaha pada usaha makan di Jl. Dr.Mansyur Medan. Usaha makanan dan
minuman merupakan salah satu usaha yang digunakan untuk mengetahui hubungan
antara variabel. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa Spirit of Entrepeneur (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) pada usaha makanan Jl. Dr.Mansyur Medan.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiono, 2005 : 49). Keberhasilan
usaha Bengkel Barspeed Medan dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah
gaya kepemimpinan transformasional. Berdasarkan latar belakang dan perumusan
masalah dapat disusun sebuah kerangka konseptual, yaitu:
Menurut Dalimunthe (2003:32), keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah
penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap
tercapainya visi atau tujuan untuk meraih keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha
mempunyai beberapa faktor penting.
1. Keuntungan
2. Jumlah Penjualan
3. Pertumbuhan Usaha
Yuki (2006:50) mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang memiliki
kapabilitas kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang dapat membangun
kepercayaan karyawan kepada pemimpinnya.
2. Motivasi inspirasional
3. Stimulasi intelektual
4. Perhatian terhadap individu.
Dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu gaya
kepemimpinan transformasional sebagai Variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai
variabel (Y).
Fungsi kepemimpinan yang paling penting adalah memberikan motivasi kepada
bawahannya, kepemimpinan transformasional diyakini memiliki pengaruh
terhadap perusahaan dalam bentuk non keuangan seperti kepuasan kerja dan
kinerja karyawan. Pemimpin tranformasional memotivasi pengikutnya untuk
melakukan sesuatu (kinerja) diluar dugaan (beyond normal expectation) melalui
transformasi pemikiran dan sikap mereka untuk mencapai kinerja diluar dugaan
tersebut, pemimpin transformasional menunjukkan berbagai perilaku berikut:
pengaruh idealisme, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan konsiderasi
individual.
Gaya kepemimpinan seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan
seseorang dalam mempengaruhi individu atau kelompok, agar perilaku bawahan
sesuai dengan tujuan organisasi, maka harus ada perpaduan antara motivasi akan
pemenuhan kebutuhan mereka sendiri dan permintaan organisasi.
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan
penting yang terkandung dalam kepemimpinan suatu kelompok dan fleksibel dalam
pendekatan yang mereka gunakan untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan
tersebut yang dapat menyebabkan timbulnya motivasi yang dapat meningkatkan kinerja
Dengan adanya motivasi, maka terjadilah kemauan kerja dan dengan
adanya kemauan untuk bekerja serta dengan adanya kerja sama, maka kinerja
akan meningkat. Kinerja karyawan merupakan tolak ukur kinerja perusahaan,
semakin tinggi kinerja karyawan maka semakin tinggi pula kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan yang baik akan memastikan tercapainya tujuan perusahaan
yang berakibat pada keberhasilan usaha.
[image:30.595.118.484.280.397.2]
Berdasarkan uraian diatas maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Kerangka Konseptual berdasarkan teori McCarthy dalam Sunarto (2006) (diolah)
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan kerangka
konseptual, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut
: Gaya Kepemimpinan Transformasional Berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Keberhasilan Usaha Bengkel Barspeed Medan.
Gaya Kepemimpinan
Transformasional
(X)
1. Perilaku karismatik
2 Motivasi inspirasional
Keberhasilan Usaha
(Y)
1. Keuntungan
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bengkel Barspeed Medan yang beralamat di Jalan
Kenanga Raya Psr VI No 29 Medan. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan November
2010 hingga April 2011 .
3.2. Batasan Operasional
Penilitian yang baik adalah penilitian yang dilakukan secara terfokus dan
mendalam. Agar penilitian dilakukan secara terfokus maka tidak semua masalah diteliti.
Untuk itu diperlukan batasan variabel yang akan diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan yang lain. Penilitian ini hanya di batasi mengenai Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Bengkel Barspeed
Medan.
3.3. Definisi Operasional
Sugiyono dalam bukunya Metodologi Penelitian (2004:23) menjelaskan definisi
operasional variabel adalah “Penjelasan dari pengertian teoritis variabel sehingga dapat
diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tertentu”.
Definisi operasional dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gaya Kepemimpinan Transformasional (X)
Menurut Benjamin (2006:75) Kepemimpinan transformasional adalah mampu
menginspirasi orang lain untuk melihat masa depan dengan optimis,
memperoyeksikan visi yang ideal, dan mampu mengkomunikasikan bawahan
2. Keberhasilan Usaha (Y)
Sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya
bertambah, hasil produksi menigkat, keuntungan bertambah, perputaran dana
berkembang cepat.
3.4. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala likert.Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik
olah peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2004 : 86).
Kriteria pengukuran data adalah sebagai berikut :
5 = Sangat Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju
Secara keseluruhan variabel, defenisi variabel, indikator variabel, dan skala
Tabel. 3.1 Operasional Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator
Variabel
Skala Pengukuran
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
X
Gaya kepemimpinan
transformasional yaitu gaya
pemimpin yang dapat
membangun kepercayaan
karyawan kepada
pemimpinnya
1. Perilaku
Karismatik
2. Motivasi
inspirasional
3. Stimulasi
intelektual
4. Perhatian
terhadap
individu
1.Mendapat rasa
hormat untuk
dipercaya
2.Meningkatkan
optimisme
3.Mendekati
pengikut dengan
cara baru
4.Membuat semua
individu merasa
dihargai
Keberhasilan
Usaha
Y
keberhasilan usaha yaitu
keuntungan, jumlah penjualan
dan pertumbuhan usaha
mempunyai hubungan
signifikan terhadap tercapainya
visi atau tujuan untuk meraih
keberhasilan usaha
1 Keuntungan
2. Jumlah
Penjualan
3.Pertumbuhan
Usaha
1.Keuntungan
adalah hasil yang
diperoleh dari
penjualan dari
sebuah produk
2. Jumlah penjualan
adalah total
penjualan produk
atau jasa
3. Pertumbuhan
usaha adalah
peningkatan
aktivitas usaha pada
periode tertentu
.
Skala Likert
Sumber : Yuki, Dalimunthe, 2011 yang telah diolah oleh peneliti
3.5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek ataupun objek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada
bengkel barspeed sebanyak 35 orang
b. Sampel
Pemilihan sampel yang dilakukan adalah seluruh populasi yaitu karyawan yang
bekerja pada bengkel barspeed Medan sebanyak 35 orang. Metode yang
digunakan adalah menggunakan metode sampling jenuh (sensus), artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai objek penelitian, sehingga
responden yang digunakan pada penelitian ini mempunyai berbagai
karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul,
kepemimpinannya dan lain-lain. (Sugiyono, 2005:78)
3.6. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu : data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang
terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan
kuesioner dan wawancara kepada responden terpilih
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan internet untuk
mendukung penelitian ini.
3.7. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
kuesioner merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukaan pertanyaan
melalui daftar kepada responden yang terpilih, yakni pada konsumen bengkel
Barspeed Medan.
Yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden dan pemilik
bengkel Barspeed Medan.
c. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai
relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
3.8. Uji Validitas dan ReliabilitasKualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika rangkaian
penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang mutlak dengan alat
penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik. Valid
artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian dapat
menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten atau stabil.
Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 for windows dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.
b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
c. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.
Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada
30 orang diluar responden penelitian. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah kasus =
Tabel 3.2 Uji Validitas Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 66,2000 30,717 ,155 ,879
VAR00002 65,7667 28,323 ,626 ,853
VAR00003 65,6000 30,386 ,434 ,862
VAR00004 65,5667 30,047 ,410 ,862
VAR00005 65,7333 30,133 ,507 ,860
VAR00006 65,8667 31,154 ,142 ,876
VAR00007 65,6667 27,678 ,730 ,848
VAR00008 65,5667 28,875 ,548 ,857
VAR00009 65,7667 29,151 ,556 ,857
VAR00010 65,8333 28,489 ,664 ,852
VAR00011 65,5667 27,426 ,794 ,846
VAR00012 65,7000 26,907 ,806 ,844
VAR00013 65,5333 28,809 ,619 ,854
VAR00014 65,7667 29,495 ,495 ,859
VAR00015 65,7667 28,530 ,668 ,852
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)
Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk
mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom Corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehingga r (0,05; 30), diperoleh rtabel adalah 0,361.
Tabel 3.2 juga menunjukkan bahwa butir pertanyaan 1, 6 dan 17 tidak valid
karena Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari 0,361. Maka ketiga pernyataan tersebut harus dikeluarkan dan dilakukan pengujian kembali, dapat dilihat pada Tabel
[image:38.595.123.502.81.122.2]3.3 berikut.
Tabel 3.3 Validitas Instrumen II
No. Butir
Instrumen
Corrected item total correlation
R tabel Keputusan
2 .626 0,361 Valid
3 .405 0,361 Valid
4 .473 0,361 Valid
5 .472 0,361 Valid
7 .753 0,361 Valid
8 .583 0,361 Valid
9 .666 0,361 Valid
10 .732 0,361 Valid
11 .760 0,361 Valid
[image:38.595.115.511.423.734.2]12 .808 0,361 Valid
13 .610 0,361 Valid
14 .546 0,361 Valid
15 .707 0,361 Valid
16 .599 0,361 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)
Interpretasi item total statistic adalah:
1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan (item) 2 dihapus maka rata-rata
variabel sebesar 54,3; jika pernyataan (item) 3 dihapus maka rata-rata variabel
bernilai 54,2 dan seterusnya.
2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel (butir) tersebut dihapus. Misalnya item 2 dihapus maka besarnya adalah 24.7
sedangkan jika variabel (butir) item 3 dihapus adalah 26,8 dan seterusnya.
3. Corrected item-total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan
untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom
Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui
validitas pada setiap butir pernyataan. Jumlah kasus adalah
30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5%
Tabel 3.4 Validitas Instrumen Item-Total Statistics
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)
Ketentuan untuk pengambilan keputusan:
1. Jika rhitung > rtable, maka pertanyaan dinyatakan valid. Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00002 54,3667 24,792 ,626 ,909
VAR00003 54,2000 26,855 ,405 ,915
VAR00004 54,1667 26,075 ,473 ,914
VAR00005 54,3333 26,644 ,472 ,913
VAR00007 54,2667 24,064 ,753 ,904
VAR00008 54,1667 25,109 ,583 ,910
VAR00009 54,3667 24,999 ,666 ,907
VAR00010 54,4333 24,599 ,732 ,905
VAR00011 54,1667 24,144 ,760 ,903
VAR00012 54,3000 23,459 ,808 ,901
VAR00013 54,1333 25,292 ,610 ,909
VAR00014 54,3667 25,620 ,546 ,911
VAR00015 54,3667 24,792 ,707 ,906
2. Jika rhitung < rtable, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.
Peneliti melakukan pengujian validitas kembali terlihat pada Tabel 3.4, seluruh
pernyataan telah valid yaitu nilai Corrected item total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar dari 0,361. Maka seluruh pernyataan dalam penelitian dinyatakan
valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi.
Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya
mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 for windows dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.
b. Jika ralpha negatif atau ralpha lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel.
Tabel 3.5 Reliabilitas Instrumen
No.Butir Instrumen Cronbach's Alpha if Item Deleted
Cronbach's Alpha Keputusan
2 .909 0.80 Reliabel
3 .915 0.80 Reliabel
4 .914 0.80 Reliabel
5 .913 0.80 Reliabel
7 .904 0.80 Reliabel
8 .910 0.80 Reliabel
9 .907 0.80 Reliabel
10 .905 0.80 Reliabel
11 .903 0.80 Reliabel
12 .901 0.80 Reliabel
13 .909 0.80 Reliabel
14 .911 0.80 Reliabel
15 .906 0.80 Reliabel
16 .910 0.80 Reliabel
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)
Tabel 3.6 Reliability Statistic
Cronbach's Alpha N of Items
.915 14
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)
Dari Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,915 dan rtabel sebesar
0,80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel
(0,915 > 0,80) maka kuisioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk
penelitian.
Ketentuan untuk pengambilan keputusan yaitu menurut Kuncoro, (2008:40)
menyatakan instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,80. Tabel 3.7 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,80. maka setiap variabel dinyatakan reliabel.
3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah,
menyajikan, dan menginterpretasi data sehingga diperoleh gambaran yang jelas
mengenai masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.
3.9.2 Analisis Statistik
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel bebas (gaya kepemimpinan transformasional) terhadap variabel
terikat (keberhasilan usaha).
Persamaan regresi sderhana yang digunakan adalah :
Y= a + bx + e
Dimana :
Y = skor variabel keberhasilan usaha
a = konstanta
bX = gaya kepemimpinan transformasional
e = standard error
2) Uji Signifikasi Parsial (Uji- t)
Uji signifikasi parsial (Uji- t) menunjukan seberapa besar pengaruh variabel
bebas secar parsial terhadap variabel terikat.
H0 : b1 = 0
Artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat (Y).
H0 :b2 ≠ 0
Artinya variabel bebas (X) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat (Y).
Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan,
yaitu :
H0 : diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%
3) Koefisien Determinan (R2).
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas
(X1)adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang
digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang
diteliti terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika R2 mengecil (mendekati nol),
maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel
terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Bengkel Barspeed Medan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Bengkel barspeed Medan pertama kali didirikan pada tahun 1998. Pada mulanya
bengkel ini bernama MOAC Motor Sport, yang didirikan oleh bapak LINGGAM. SE. dan
pada tahun 2000, bengkel MOAC berganti nama menjadi bengkel Barspeed Medan yang
didirikan oleh saudara Edwin Nst. SE. Nama Barspeed sendiri diambil dari bengkel
Barspeed Jakarta. Pemilik bengkel barspeed Medan melakukan kerja sama dengan
pemilik bengkel barspeed Jakarta untuk membuka cabang bengkel di medan. Bengkel
Barspeed Medan memiliki 4 buah fasilitas perbaikan mesin, 2 buah alat perbaikan
suspensi. Bengkel Barspeed Medan juga memiliki tim balap yang sudah banyak
mendapatkan gelar juara baik tingkat nasional, maupun lokal.
4.1.2 Visi, Misi dan Prinsip Perusahaan
Bengkel Barspeed Medan mempunyai visi memberikan pelayanan jasa service
mobil yang bermutu. Dan memiliki misi meningkatkan dan memberikan peleyanan jasa
service mobil yang memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan dan melebihi apa
yang diharapkan konsumen dalam suasana yang dipenuhi oleh perhatian, kenyamanan,
dan kepuasan. Bengkel Barspeed Medan mempunyai beberapa prinsip dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan. Yaitu : mengutamakan pelanggan, pemenuhan
kebutuhan, serta keunggulan pelayanan.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi menggambarkan mekanisme-mekanisme formal dengan
nama organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan
posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas dan wewenang
serta tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini
mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja.
Struktur organisasi suatu perusahaan terlalu kompleks untuk disajikan secara
verbal, oleh karena itu diperlukan susunana-susunan, fungsi-fungsi, dan saluran
organisasi serta bagaimana hubungan didalamnya. Bengkel Barspeed Medan
menggunakan struktur organisasi garis dalam hal iniwewenang berjalan menurut garis
lurus. Struktur organisasi garis ini menunjukan bahwa pimpinan perusahaan tetap
merupakan pengambil keputusan yang utama dan menetapkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan dijalankan oleh semua karyawan perusahaan. Walaupun
demikian terdapat pelimpahan wewenang kepada bawahannya, pengawasan juga
dilakukan secara langsung oleh pucuk pimpinan sampai kepada karyawan yang paling
STRUKTUR ORGANISASI BENGKEL BARSPEED MEDAN
Sumber: Bengkel Barspeed Medan (2011) 4.1.4 Uraian Tugas
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing satuan organisasi dapt diuraikan
secar terperinci, kecuali untuk pemilik tidak perlu diuraikan secara terperinci karena
merupakan pimpinan puncak perusahaan dan juga sebagai pemilik saham dan pembuat PIMPINAN/PEMILIK
[image:48.595.48.523.91.627.2]KASIR
Gambar 4.1
MANDOR BAGIAN
MESIN/DAN SUSPENSI
KEPALA MEKANIK MESIN
MEKANIK
KEPALA LAS KETOK/DAN PENGECATAN MOBIL
ANGGOTA
ANGGOTA LAS/PENGECATAN
rencana strategis perusahaan yang berarti tidak terlalu terlibat secara langsung dalam
kegiatan operasional perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab masing-masing satuan organisasi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Pimpinan Bengkel
Memimpin, menyusun kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan,
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan operasional bengkel sesuai dengan
peratura perundanfan yang berlaku serta visi dan misi perusahaan.
2. Kasir
a. Mengaudit sistim/prosedur pembayaran pada bengkel Barspeed Medan.
b. Melakukan pengawasan pengendalian terhadap mobilisasi dana.
c. Membuat laporan keuangan/pembukuan
3. Mandor Bagian
a. Mengawasi standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya.
b. Melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi
anggotanya
c. Melakukan pengembangan dalam bidang pengerjaan suatu masalah pada
mobil terutama dalam penggunaan teknologi dalam bidang service mobil. d. Mengawasi penggunaan fasilitas bengkel.
4. Pekerja Bagian
a. Meliputi pekerjaan mesin mobil, suspensi mobil, dan pengecatan mobil.
b. Memberi pelayanan kepada para pelanggan
c. Mengkoordinasi semua keinginan dan kebutuhan pelanggan.
mengawasi anggotanya agar dapat melakukan tugasnya dengan benar dan penuh
[image:50.595.161.451.184.418.2]tanggung jawab. Adapun jumlah tenaga kerja masing-masing bagian adalah :
Tabel 4.1
Jumlah Tenaga Kerja Bengkel Barspeed Medan
Jenis Pekerjaan Jumlah(Orang)
Petugas suspensi mobil
Petugas mesin mobil
Petugas pemeriksa mobil
Petugas kasir
Petugas Cat mobil
Petugas las
8
10
2
2
9
4
Total 35
Sumber: bengkel Barspeed Medan {2011) 4.1.5 Fasilitas dan Pelayanan
Bengkel Barspeed Medan adalah bengkel service mobil yang berusaha untuk
menyediakan pelayanan service mobil yang terbaik untuk pelanggannya.
Untuk itu, bengkel Barspeed Medan menyediakan berbagai macam pelayanan untuk
memuaskan pelanggannya.
Adapun jenis-jenis pelayanan yang diberikan :
1. Pelayanan Perbaikan mesin .
Perbaikan mesin yang dilakukan antara lain tune-up, dan bongkar mesin.
2. Pelayanan Pengecatan.
3. Pelayanan Perbaikan Suspensi.
Melayani penggantian shock breaker, dan perbaikan per mobil.
4. Pelayannan Las.
Pemasangan rollbar, dan bumper mobil.
4.1.6 Pasar Sasaran
Suatu perusahaan dalam memasarkan produk dan jasa terlebih dahulu menetapkan pasar sasaran untuk produk dan jasanya tersebut. Perusahaan akan
sulit untuk melayani dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen pada
pasar yang sangat luas secara keseluruhan. Konsumen yang ada pada pasar yang
luas akan mempunyai kebutuhan dan keinginan yang beragam pula. Apalagi
perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan lainnya apabila beroperasi
pada seluruh segmen pasar.
Bengkel service mobil dalam melayani para pelanggannya harus efektif dan efesien. Perusahaan harus menetapkan pasar sasaran yang menguntungkan untuk
dimasuki dan dilayani. Dengan menetapkan pasar sasaran, perusahaan akan lebih
mudah untuk menetapkan program pemasaran untuk pasar sasaran yang dituju.
Bengkel Barspeed Medan dalam melayani pelanggannya dengan baik telah
memilih, dan menetapkan beberapa objek sasaran yaitu mobil pribadi, mobil
dinas pemerintahan, maupun swasta, dilihat dari tarif yang ditawarkan untuk
masing-masing jenis service yang digunakan maka pasar sasaran bengkel Barspeed Medan bisa dari golongan masyarakat rendah, karena harga yang diberikan cukup
terjangkau.
4.2 Analisis Dan Pembahasan
Peneliti dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan 2 (dua) metode
melihat persepsi responden dan karakteristik responden penelitian, sedangkan analisis
statistik digunakan untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional
terhadap keberhasilan usaha pada Bengkel Barspeed Medan.
4.2.1 Deskripsi
Deskripsi dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil
pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian.
1. Deskripsi Responden
Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan
pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran
yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini
merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa
kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh gaya
kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha pada Bengkel Barspeed
Medan. Variabel kepemimpinan transformasional (X1) terdiri dari 8 pertanyaan dan
variabel keberhasilan usaha (Y) terdiri dari 6 pertanyaan. Jumlah seluruh pertanyaan
adalah 14 butir. Responden penelitian adalah semua karyawan pada Bengkel Barspeed
Medan.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Jumlah Responden % Total (%)
Jenis
Kelamin
Laki-laki 33 94,3%
100%
Perempuan 2 5,7%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2011)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
responden dalam penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 33
orang dengan persentase sebesar 94,3% dan responden perempuan sebanyak 2
orang dengan persentase sebesar 5,7%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
pengunjung yang datang adalah laki-laki. Hal ini karena pekerjaan di bidang
otomotif khusunya bengkel identik dengan kaum laki-laki. Pekerjaan di bidang
ini relatif berat dan memerlukan keahlian khusus dimana jarang wanita yang
berminat di bidang tersebut.
b.
Karakteristik Responden berdasarkan Usia.
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Karakteristik Jumlah Responden % Total (%)
Usia
<20 tahun 4 11,4%
100%
21 – 25 tahun 7 20,0%
26 – 30 tahun 9 25,7%
> 31 tahun 15 42,9%
[image:53.595.129.496.568.706.2]Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa responden dalam
penelitian ini berdasarkan usia yaitu, berusia < 20 tahun sebanyak 4 orang
dengan persentase 11,4%, berusia 21 - 25 tahun sebanyak 7 orang dengan
persentase 20,0%, berusia 26 - 30 tahun sebanyak 9 orang dengan persentase
25,7%, dan yang berusia > 31 tahun sebanyak 15 orang dengan persentase
42,9%.
Mayoritas responden yang berusia di atas 30 tahun mengindikasikan
bahwa pekerja di Bengkel Barspeed Medan adalah orang-orang yang memiliki
pengalaman yang cukup di bidangnya. Usia tersebut mencerminkan bahwa
mayoritas pekerja di Bengkel Barspeed adalah orang-orang yang telah lama
bekerja dan cukup berpengalaman.
c.
Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja.
[image:54.595.128.495.513.658.2]Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja
Karakteristik Jumlah Responden % Total (%)
Lama
Bekerja
< 1 tahun 4 11,4%
100%
1 – 2 tahun 7 20,0%
3 – 4 tahun 9 25,7%
> 5 tahun 15 42,9%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2011)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa responden dalam
penelitian ini berdasarkan lama bekerja yaitu, lama bekerja < 20 tahun sebanyak
dengan persentase 20,0%, lama bekerja 26 - 30 tahun sebanyak 9 orang dengan
persentase 25,7%, dan yang lama bekerja > 31 tahun sebanyak 15 orang dengan
persentase 42,9%.
Mayoritas responden telah lama bekerja di Bengkel Barspeed Medan.
Hal ini menunjukkan bahwa Bengkel tersebut telah lama berdiri dan para
pekerjanya betah bekerja di bengkel tersebut.
d.
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan.
[image:55.595.128.499.379.525.2]Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada
Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan
Karakteristik Jumlah Responden % Total (%)
Pendidikan
S1 1 2,8%
100%
D3 3 8,5%
STM 26 74,3%
SMP 5 14,3%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2011)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa responden dalam
penelitian ini berdasarkan pendidikan yaitu, berpendidikan S1 sebanyak 1 orang
dengan persentase 2,8%, berpendidikan D3 sebanyak 3 orang dengan
persentase 8,5%, berpendidikan STM sebanyak 26 orang dengan persentase
74,3%, dan yang berpendidikan SMP sebanyak 5 orang dengan persentase
14,3%.
Berdasarkan pendidikannya dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
otomotif dimana kemampuan tersebut sangat dibutuhkan dalam operasi
bengkel Barspeed Medan.
2. Deskripsi Variabel
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan responden mengenai
pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap keberhasilan usaha
pada Bengkel Barspeed Medan.
Variabel kepemimpinan transformasional (X1) terdiri dari 8 pertanyaan
dan variabel keberhasilan usaha (Y) terdiri dari 6 pertanyaan. Jumlah seluruh
pertanyaan adalah 14 butir. Responden penelitian adalah semua karyawan pada
Bengkel Barspeed Medan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 35 orang
responden.
[image:56.595.113.550.535.737.2]a.
Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kepemimpinan
Transformasional