HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG BAYI MAKROSOMIA DI KLINIK BERSALIN NIAR Jl. BALAI DESA
KECAMATAN MEDAN PATUMBAK
YASINTA WINTRY
NIM: 105102014
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2011
Yasinta Wintry
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011
ix + 36 hal + 4 tabel + 1 skema + 10 lampiran
Abstrak
Makrosomia merupakan bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7 %. Makrosomia berisiko mempersulit proses kelahiran, meningkatkan kemungkinan perobekan atau perdarahan, serta kemungkinan melahirkan lewat operasi caesar. Sementara janin sendiri berisiko mengalami macet di bahu atau patah tulang selangka saat proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi
makrosomia, dan apabila ada seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak
hubungan itu dengan besar sampel sebanyak 58 orang dengan metode accidental
sampling. Penelitian dilakukan pada Februari sampai Mei 2011. Instrumen dalam
penelitian ini berupa kuesioner yang berisi 10 pertanyaan pengetahuan, dan 10 pernyataan sikap. Dari hasil penelitian diperoleh rata- rata pengetahuan ibu = 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,965, sedangkan rata-rata sikap ibu = 68,10, median = 65,00 dengan standar deviasi = 16,906. Dan melalui uji product moment diperoleh nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia, dan diperoleh juga nilai r = 0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang. Dan diharapkan kepada seluruh ibu hamil agar selalu aktif mencari informasi tentang kehamilan agar dapat mencegah resiko ataupun komplikasi yang bisa terjadi selama kehamilan dan persalinan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Makrosomia
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil Alamin, penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT
atas segala rahmat dan karunia-Nya serta kemudahan yang telah dilimpahkan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilimiah yang berjudul
“hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di klinik bersalin
Niar Jalan Balai desa kecamatan Medan patumbak tahun 2011”.
Dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat banyak
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran,
saran, dukungan, semangat dan doa. Untuk itu, perkenankanlah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan F. Kep Universitas Sumatera Utara
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep selaku ketua program studi D IV Bidan
Pendidik F. Kep Universitas Sumatera Utara.
3. Hj. Juliani, SST, MARS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk, serta saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Juniarsih, Amd. Keb, selaku pimpinan Klinik Bersalin Niar Medan.
5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D IV Bidan Pendidik F.Kep
Universitas Sumatera Utara.
6. Papa, mama, abang, dan adik tercinta yang tiada henti-hentinya memberikan kasih
7. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis tuliskan seluruhnya, terima
kasih atas bantuan dan dukungannya.
8. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Imiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Mei 2011
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………. i
KATA PENGANTAR……… ii
DAFTAR ISI……….. iv
DAFTAR TABEL……….. vii
DAFTAR SKEMA………. viii
DAFTAR LAMPIRAN………... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1
B. Perumusan Masalah………... 4
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum……….. 4
2. Tujuan Khusus………. 4
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti……… 4
2. Bagi Institusi Pendidikan… ………... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGETAHUAN
1. Pengertian………. 6
2. Kategori pengetahuan………... 6
3. Tingkat Pengetahuan……… 7
B. SIKAP 1. Pengertian………. 8
2. Unsur Sikap……… 9
3. Kategori Sikap……… 10
4. Cara Pembentukan Sikap……… 11
5. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap………. 12
6. Pengukuran Sikap………... 12
7. Pengukuran Sikap Model Guttman……… 13
C. MAKROSOMIA 1. Pengertian……….. 13
2. Karakteristik Makrosomia………. 13
3. Etiologi……….. 13
4. Diagnosis………... 14
5. Prognosis………... 15
6. Penanganan………... 15
7. Komplikasi……… 15
8. Pencegahan……… 16
B. Hipotesis……….. 17
C. Definisi Operasional……… 18
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian………. 19
B. Populasi dan Sampel……… 19
C. Tempat Penelitian……… 20
D. Waktu Penelitian………. 20
E. Pertimbangan Etik………... 21
F. Alat Pengumpulan Data……….. 22
G. Uji Validitas dan Reliabilitas……….. 23
H. Prosedur Pengambilan Data……… 24
I. Analisis Data………... 25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Responden……….. 27
2. Pengetahuan Ibu………... 29
3. Sikap Ibu………... 29
4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu………. 30
B. Pembahasan 1. Interpretasi dan Diskusi Hasil………... 31
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 35
B. Saran……….. 36
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik Demografi di Klinik
Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun
2011……… 28
Tabel 5.2 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin
Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011
……… 29
Tabel 5.3 Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar
Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011
……… 30
Tabel 5.4 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia
di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Lembar Kuesioner
Lampiran 3 : Lembar Content Validity
Lampiran 4 : Master Data Penelitian
Lampiran 5 : Hasil Output Data Penelitian
Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU
Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 : Lembar Pernyataan Editor Bahasa Indonesia
PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2011
Yasinta Wintry
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011
ix + 36 hal + 4 tabel + 1 skema + 10 lampiran
Abstrak
Makrosomia merupakan bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7 %. Makrosomia berisiko mempersulit proses kelahiran, meningkatkan kemungkinan perobekan atau perdarahan, serta kemungkinan melahirkan lewat operasi caesar. Sementara janin sendiri berisiko mengalami macet di bahu atau patah tulang selangka saat proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi
makrosomia, dan apabila ada seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak
hubungan itu dengan besar sampel sebanyak 58 orang dengan metode accidental
sampling. Penelitian dilakukan pada Februari sampai Mei 2011. Instrumen dalam
penelitian ini berupa kuesioner yang berisi 10 pertanyaan pengetahuan, dan 10 pernyataan sikap. Dari hasil penelitian diperoleh rata- rata pengetahuan ibu = 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,965, sedangkan rata-rata sikap ibu = 68,10, median = 65,00 dengan standar deviasi = 16,906. Dan melalui uji product moment diperoleh nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia, dan diperoleh juga nilai r = 0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang. Dan diharapkan kepada seluruh ibu hamil agar selalu aktif mencari informasi tentang kehamilan agar dapat mencegah resiko ataupun komplikasi yang bisa terjadi selama kehamilan dan persalinan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Makrosomia
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2005 kondisi derajat
kesehatan Indonesia masih sangat memprihatinkan, antara lain ditandai dengan masih
tingginya Angka Kematian Ibu yang menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2009 berkisar 226/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
baru lahir yaitu 26/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu dan bayi merupakan
barometer pelayanan kesehatan di suatu negara. Jika Angka Kematian Ibu dan bayi
masih tinggi, berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi belum baik. Sebaliknya jika
Angka Kematian Ibu dan bayi rendah, berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi sudah
baik (Affandi, 2000).
Berdasarkan penelitian WHO tahun 2007, di seluruh dunia terdapat kematian ibu
sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar
10.000.000 jiwa per tahun. Di Indonesia, menurut Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2009 mengungkapkan rata-rata pertahun terdapat 401 bayi di
Indonesia yang meninggal dunia sebelum umurnya mencapai 1 tahun. Bila dirinci
terdapat 157.000 bayi meninggal dunia per tahun, atau 430 bayi per hari. Penyebab
kematian terbanyak disebabkan oleh sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan, dan
infeksi saluran pernapasan akut (Riset Kesehatan Dasar Depkes, 2007).
Salah satu penyebab bayi mengalami gangguan pernapasan adalah bayi yang
dalam persalinan, apalagi jika melahirkan tidak di rumah sakit. Kemungkinan bayi akan
lahir dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi lahir dengan trauma tulang leher dan
bahu. Semuanya ini terjadi akibat massa bayi yang besar sehingga tidak mungkin atau
sangat sulit melewati panggul ibu. Kondisi bayi dengan berat lahir berlebih atau
abnormal diistilahkan dengan fetal makrosomia atau bayi makrosomia. Makrosomia
adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Kemunculan bayi bayi
seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor kondisional atau hanya
diduga penyebabnya, misalnya orangtuanya memang besar. Kedua, faktor ibu hamil
yang menderita diabetes milletus. Ketiga, faktor ibu yang mengalami kelebihan berat
badan pada saat hamil dan terakhir faktor ibu yang mengalami kehamilan lewat waktu
(Partiwi, 2009).
Makrosomia juga dapat meningkatkan risiko trauma lahir, asfiksia, dan
persalinan dengan seksio caesar. Perlu diperhatikan bahwa janin yang terlampau besar
berisiko mempersulit proses kelahiran, seperti meningkatkan kemungkinan perobekan
atau perdarahan, serta kemungkinan harus melahirkan lewat operasi caesar. Sementara
janin sendiri berisiko mengalami macet di bahu atau patah tulang selangka pada saat
proses persalinan. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram berpotensi
mengalami obesitas setelah dewasa. Obesitas dapat mengakibatkan berbagai penyakit
diantaranya penyakit jantung, diabetes milletus dan stroke. Oleh sebab itu, usahakan
berat badan ibu selama hamil dalam batasan normal sehingga berat badan bayi ketika
lahir juga dalam kisaran normal (Rudolph, 2006).
Mengingat risiko bayi makrosomia besar, ibu hamil diharapkan agar dapat
normal. Sebuah penelitian yang dilakukan Asosiasi Kebidanan dan Kandungan Amerika
pada tahun 2002 yang dipublikasikan dalam jurnal Kebidanan dan Kandungan
mengungkapkan bahwa ibu hamil yang mengalami peningkatan berat badan lebih dari
18 kg tetap berpotensi melahirkan bayi besar sekalipun ibu tidak mengidap diabetes
milletus. Ini karena ibu hamil gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi
besar (Partiwi, 2009).
Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7% . Menurut Guinnes Book of
World Records menunjukkan bahwa bayi terberat di dunia dilahirkan di Kanada pada
tahun 1997 dengan berat badan mencapai 10,8 kg, bayi ini hanya dapat bertahan hidup
dalam waktu 11 jam. Sedangkan di Indonesia, tepatnya di Medan Sumatera Utara bayi
terberat pernah dilahirkan oleh seorang ibu yang berumur 41 tahun pada tahun 2009
dengan berat mencapai 8,7 kg. Dari data yang diperoleh peneliti di Klinik Bersalin Niar
Medan didapatkan dari 718 kelahiran tahun 2010 periode Januari sampai Oktober
terdapat 87 (12,12%) kelahiran dengan bayi makrosomia. Di mana dari 87 kelahiran
tersebut terdapat 63 (54,81%) kelahiran yang tidak dapat lahir spontan, di mana bayi
dilahirkan melalui proses operasi caesar. Bayi yang lahir dengan makrosomia rata-rata
mengalami kesulitan bernafas (52,2%). Sementara ibu yang melahirkan bayi
makrosomia rata-rata mengalami perdarahan (38,4%). Melalui survei awal, peneliti
melakukan wawancara pada 7 orang ibu hamil, 5 diantaranya tidak mengetahui tentang
makrosomia, mereka tidak dapat menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan mengenai
pengetahuan dasar tentang makrosomia. Sedangkan 2 diantaranya mengetahui tentang
makrosomia, mereka dapat menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan mengenai definisi
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin
Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011”
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu
“bagaimanakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di
Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011”?
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi
makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak
tahun 2011.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia
b. Untuk mengetahui sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi
makrosomia
D.Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman dalam penerapan ilmu yang
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan
baru mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi
makrosomia, serta dapat digunakan sebagai wahana kepustakaan bagi mahasiswa
tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia.
c. Bagi Klinik Bersalin
Sebagai sumbangsih pemikiran bagi tenaga kesehatan agar dapat
menginformasikan kepada ibu ibu hamil tentang bayi makrosomia dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.PENGETAHUAN
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan tahu
tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Salam, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari
manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengatahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk
mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan
atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang
berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2003).
2. Kategori Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100%
dari seluruh petanyaan
b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari
seluruh pertanyaan
c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari
3. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengatahuan yang
paling rendah
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi,
e. Sintesis
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain
sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
B.SIKAP
1. Pengertian Sikap
Terdapat beberapa pendapat diantara para ahli apa yang dimaksud dengan sikap
itu. Ahli yang satu mempunyai batasan lain bila dibandingkan dengan ahli lainnya.
Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, diambil beberapa pengertian yang
diajukan oleh beberapa ahli, antara lain:
a. Thustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik
bersifat positif maupun negative dalam hubungannya dengan objek-objek
psikologis, seperti: simbul, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan
(Zuriah, 2003).
b. Howard Kendle mengemukakan, bahwa sikap merupakan kecendrungan
(tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), atau melakukan
sesuatu, baik secara positif maupun secara negative terhadap suatu lembaga,
c. Paul Massen dan David Krech, berpendapat sikap merupakan suatu system dari
tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi (pengenalan), feeling
(perasaan), dan action tendency (kecendrungan untuk bertindak) (Yusuf, 2006).
d. Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan, bahwa “sikap adalah kesiapan
seseorang bertindak terhadap hal-hal tertentu (Azwar, 2007).
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
kondisi mental relative menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu
yang mempunyai arti baik bersifat positif, netral, atau negative yang mengangkat
aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecendrungan untuk bertindak.
2. Unsur (Komponen) Sikap
Menurut Yusuf (2006) unsur (komponen) yang membentuk struktur sikap, yaitu:
a. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan
dengan pengetahuan, pandangan keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap. Merupakan representasi
apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Berisi persepsi dan kepercayaan
yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif
disamakan dengan pandangan (opini) apabila menyangkut masalah issu atau
problem controversial.
b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan
dengan rasa senang atau rasa tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang
merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang
negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.
Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh
yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen afeksi disamakan
dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component, yaitu komponen
yang berhubungan dengan kecendrungan bertindak terhadap objek sikap.
Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya
kecendrungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.
Merupakan aspek kecendrungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki
seseorang. Berisi tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan
cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang akan dihadapi
3. Kategori Sikap
a. Menurut Heri Purwanto, sikap terdiri dari:
1) Sikap Positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
menghadapkan objek tertentu.
2) Sikap Negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai objek tertentu.
b. Menurut Azwar (2007), sikap terdiri dari:
1) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek). Misalnya, sikap orang terhadap gizi dapat dilihat
dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap gizi.
2) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
lepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang tersebut menerima ide
tersebut.
3) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu lain
(tetangga, saudara, dan sebagainya) untuk pergi menimbang anaknya ke
Posyandu adalah bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif
terhadap gizi anak.
4) Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala risiko
adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau
menjadi akseptor KB, meskipun ibu tersebut mendapatkan tantangan dari
mertua dan orang tuanya sendiri
4. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap
Menurut Azwar (2007) sikap dapat dibentuk atau diubah melalui 4 macam cara,
yaitu:
a. Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan
terus-terusan, lama kelamaan secara bertahap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap.
b. Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman,
bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang
dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terdapatnya objek tersebut terbentuk
c. Intelegensi, tadinya secara bertahap dimulai dengan berbagai pengalaman yang
berhubungan dengan suatu hal tertentu.
d. Trauma, pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan kesan
mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman
traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap
Menurut Purwanto (1998) factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap,
yaitu:
a. Faktor intern, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsanga dari luar melalui
persepsi, oleh karena itu kita harus memilih rangsang-rangsang mana yang akan
kita teliti dan mana yang harus diajauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif
dan kecendrungan-kecendrungan dalam diri kita.
b. Faktor ekstern, yang merupakan factor di luar manusia yaitu:
1) Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap.
2) Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap tersebut.
3) Sifat orang/kelompok yang mendukung sikap tersebut.
4) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
5) Situasi pada saat sikap dibentuk (Purwanto, 1998).
6. Pengukuran Sikap
Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, yang pada garis besarnya
dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung yaitu
subjek secara langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah
tidak berstruktur dan langsung berstruktur. Secara langsung yang tidak berstruktur
misalnya mengukur sikap dan survei (misal public option survey). Sedangkan secara
langsung yang berstruktur yaitu pengukuran sikap dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah ditentukan
dan langsung dibedakan kepada subjek yang diteliti (Arikunto, 2002).
7. Pengukuran Sikap Model Guttman
Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan
jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan ya, dan tidak,
positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman ini pada
umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar
nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisisnya dapat dilakukan seperti skala
likert (Hidayat, 2007).
C. MAKROSOMIA
1. Pengertian
Makrosomia atau bayi besar adalah bila berat badan bayi melebihi dari 4000
gram. (Wiliiam, 2001). Dalam dunia kedokteran makrosomia disebut giant baby.
Menurut Cunningham (2005) semua neonatus dengan berat badan 4000 gram
atau lebih tanpa memandang usia kehamilan dianggap sebagai makrosomia.
2. Karakteristik Makrosomia
a. Mempunyai wajah berubi (menggembung), pletoris (wajah tomat)
b. Badan montok dan bengkak
c. Kulit kemerahan
d. Lemak tubuh banyak
3. Etiologi
a. Genetik, obesitas dan overweight yang dialami ayah ibu dapat menurun pada bayi.
b. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan, porsi makanan
yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh pada berat badan ibu. Asupan gizi
yang berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat di atas rata-rata.
c. Ibu dengan diabetes milletus, tingginya gula darah ibu bisa berpengaruh pada berat
badan bayi. Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik, maka janin dapat tumbuh
makin subur.
d. Ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi makrosomia, ibu yang sebelumnya
pernah melahirkan bayi makrosomia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali
melahirkan bayi makrosomia dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan
bayi makrosomia.
e. Multigravida, ada kecendrungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih
besar daripada anak pertama.
f. Usia gestasi lama
g. Usia ibu
h. Wanita hamil yang memiliki berat badan yang lebih dari 150 kg, janinnya
memiliki risiko 30% mengalami makrosomia (Pendit, 2004).
4. Diagnosis
Menentukan apakah bayi besar atau tidak kadang-kadang sulit. Hal ini dapat
diperkirakan dengan cara:
a. Keturunan atau bayi yang lahir terdahulu besar dan sulit melahirkannya dan
b. Kenaikan berat badan yang berlebihan tidak oleh sebab lainnya (edema dan
sebagainya)
c. Pemeriksaan teliti tentang disproporsi sefalo atau feto-pelvik, dalam hal ini
dianjurkan untuk mengukur kepala bayi dengan ultrasonografi (Mochtar, 1998).
5. Prognosis
Pada panggul normal janin dengan berat badan 4000-4500 gram umumnya tidak
menimbulkan kesukaran persalinan. Distosia akan diperoleh bila janin lebih besar
dari 4500-5000 gram atau pada kepala yang sudah keras (postmaturitas) dan pada
bahu yang lebar. Apabila disproporsi sefalo atau feto-pelvic ini dibiarkan maka
terjadi kesulitan baik pada ibu maupun pada janin (Mochtar, 1998).
6. Penanganan
a. Pada disproporsi sefalo dan feto-pelvic yang sudah diketahui dianjurkan untuk
seksio caesar.
b. Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin hidup dilakukan episiotomi yang cukup
lebar dan janin diusahakan lahir, atau bahu diperkecil dengan melakukan
kleidotomi unilateral atau bilateral. Setelah dilahirkan dijahit kembali dengan baik
dan untuk cedera postkleidotomi dikonsulkan ke bagian bedah.
c. Apabila janin meninggal lakukan embriotomi (Mochtar, 1998).
7. Komplikasi
a. Komplikasi pada Ibu
1) Ibu mengalami robekan perineum
2) Persalinan dengan operasi caesar
3) Kehilangan darah dalam jumlah banyak saat persalinan
b. Komplikasi pada bayi
1) Bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi lahir dengan
trauma tulang leher dan bahu.
2) Distosia atau macet pada bahu
3) Hipoglikemia
Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi dibawah kadar
rata-rata. Dikatakan hipoglikemia apabila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl
pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala
hipoglikemia. Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonatus usia 1-2 jam
(Rudolph, 2006).
8. Pencegahan
a. Pencegahan dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara
teratur, dan ANC yang teratur.
b. Ibu harus selalu menjaga berat badannya agar tetap normal, ibu hamil sebaiknya
melakukan pengaturan pola makan sesuai kebutuhan kalori. Ngemil boleh saja
dilakukan, tapi hindari cemilan manis.
c. Lakukan olahraga ringan. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Norwegia
menyebutkan, risiko bayi lahir dengan ukuran besar bisa berkurang hingga 28%
bila di masa kehamilan ibu tetap berolahraga secara teratur terutama pada trimester
dua dan tiga.
d. Ibu hamil hendaknya memeriksakan kadar gula darahnya, meskipun sebelumnya
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL
A.Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep
konsep yang diamati atau diukur pada penelitian yang akan dilakukan. Sebagai variabel
independen adalah pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia dan variabel
dependen adalah sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia. Dapat dilihat pada skema
berikut ini.
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 1. Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang bayi makrosomia.
B.Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternative (Ha) yaitu ada hubungan
pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan
Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011. Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Bayi Makrosomia
C.Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Pengetahuan ibu tentang bayi makrosomia Kemampuan ibu untuk mengungkap kembali apa yang diketahuinya tentang bayi makrosomia. Kuesioner yang berisi 10 pertanyaan Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner
-Baik: jika jawaban benar >5 butir soal (>50%) -Kurang: jika jawaban benar <5 butir soal (>50%)
Rasio
BAB IV
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Desain penelitian adalah bersifat deskriptif korelatif dengan pendekatan cross
sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia, dan apabila ada
seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006: 270).
B.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan di Klinik Bersalin Niar jalan Balai Desa Kecamatan Medan
Patumbak pada Oktober tahun 2010 yang berjumlah 68 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Klinik
Bersalin Niar Jl. Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2010 yang
berjumlah 58 orang. Menentukan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
ketetapan absolut dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Jadi sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :
Diketahui : N = 68
Maka :
n =
=
= 58 orang
Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan jumlah sampel sebanyak 58 orang.
Cara pengambilan sampel menggunakan cara accidental sampling yaitu mengambil
responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2005). Kriteria sampel dalam
penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Klinik Bersalin
Niar, ada riwayat makrosomia ataupun tidak ada riwayat makrosomia, bisa berbahasa
Indonesia dan bersedia menjadi responden.
C.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Niar jalan Balai desa Kecamatan
Medan Patumbak. Alasan pemilihan tempat adalah karena tempat ini memiliki pasien
ibu hamil yang cukup banyak sehingga dapat memenuhi sampel yang diinginkan dan
belum pernah dilakukan penelitian serupa di tempat ini.
D.Waktu Penelitian
E.Pertimbangan Etik
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan izin
permohonan penelitian kepada Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan Pimpinan Klinik Bersalin Niar Medan.
Sedangkan untuk responden peneliti menyerahkan lembar persetujuan peneliti kepada
responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden
bersedia di teliti maka terlebih dahulu harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati hak nya.
Dalam Penelitian ini terdapat beberapa yang berkaitan dengan permasalahan etik,
yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden peneliti tentang tujuan prosedur
penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk
mendatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon
responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak
mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan
mengenai data responden dijaga, tidak menuliskan nama responden (Anonymyty) pada
instrument, tetapi menggunakan inisial. Responden juga berhak secara bebas untuk
mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden juga berhak secara bebas untuk
mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden tidak ada yang dirugikan sehingga
data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian
F. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa formulir
data demografi, kuesioner pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia
yakni:
1. Data demografi
Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden meliputi: Umur,
pendidikan terakhir, dan jumlah paritas. Data ini hanya bertujuan untuk
mengetahui karakteristik responden.
2. Kuesioner pengetahuan
Instrumen penelitian pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia dibuat
sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia dengan menggunakan kuesioner
yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup sebanyak 10 soal dengan pilihan
jawaban a, b dan c. Bila jawaban benar diberi nilai 1 dan bila jawaban salah
diberi nilai 0 (Hidayat, 2001: 91). Untuk menentukan nilai digunakan rumus
sebagai berikut:
Dengan kriteria penilaian
- Pengetahuan baik : jika jawaban yang benar >5 butir soal (>50%)
- Pengetahuan kurang : jika jawaban yang benar <5 butir soal (<50%)
3. Kuesioner sikap
Instrumen penelitian sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia dibuat sendiri
hamil tentang bayi makrosomia dengan menggunakan kuesioner yang berisi 10
pernyataan sikap ibu. Dimana terdapat 5 pernyataan yang benar dan 5 pernyataan
yang salah dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jawaban yang benar diberi nilai
1 dan jika salah diberi nilai 0 (Hidayat, 2001: 91)
Untuk menentukan nilai digunakan rumus sebagai berikut:
Dengan kriteria penilaian:
- Sikap positif : jika jawaban yang benar >5 butir soal (>50%)
- Sikap negatif : jikajawaban yang benar <5 butir soal (<50%)
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas adalah kemampuan instrument pengumpulan data untuk mengukur
apa yang harus diukur. Dalam menguji validitas instrument maka dilakukan secara
Content validity indeks.
Uji reabilitas dilakukan dengan Alpha Cronbach. Test realibitas menggunakan
analisis item, yaitu masing - masing skor item dikorelasikan dengan skor totalnya
dengan ketentuan apabila koefisien alpha mendekati angka dinyatakan reliable.
Berdasarkan hasil perhitungan alpha cronbach. Uji realibilitas akan dilakukan peneliti
pada saat sebelum dilakukannya penelitian, hasil yang didapatkan dengan ketentuan
apabila r hasil > r tabel maka instrument tersebut dinyatakan realible (Machfoed,2009).
Untuk menguji validitas dan realibilitas instrumen, maka perlu dilakukan
pengujian terhadap instrument penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas
isi (content validity) yaitu dengan memberikan instrument kepada pakar yang menguasai
SpOG dengan skor total pengetahuan 0,79 dan skor total sikap 0,77. Dari validitas yang
dilakukan terdapat 2 pertanyaan pengetahuan yang harus direvisi dan 1 pertanyaan sikap
yang harus direvisi.
Uji reliabilitas dilakukan pada 10 responden dengan karakteristik yang sama.
Dari uji reliabilitas yang dilakukan didapati nilai r hasil sebesar 0,7 lebih besar dari
0,632, maka instrument tersebut dinyatakan reliable.
H. Prosedur Pengambilan Data
Beberapa prosedur pengambilan data dalam penelitian ini yaitu:
1. Memperkenalkan diri kepada calon responden dan menjelaskan mengenai
penelitian yang dilakukan.
2. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan (informed consent).
3. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya
dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur, dan mengisi seluruh
pertanyaan.
4. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian agar dapat menjelaskan
apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. Dalam
penelitian ini hamper 90% peneliti mendampingi responden dalam pengisian
kuesioner, sisanya responden mengisi kuesioner didampingi suami atau keluarga.
5. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa
I. Analisis Data
Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan, di antaranya:
1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali data yang telah diperoleh atau
telah dikumpulkan. Setelah diperiksa, data yang terkumpul lengkap yaitu
sebanyak 58 kuesioner dan seluruh kuesioner terisi lengkap.
2. Coding merupakan kegiatan pemberian kode terhadap data yang telah
dikumpulkan, yaitu: Umur, 1=<20 tahun, 2=20-25 tahun, 3=26-30 tahun,
4=31-35 tahun, dan 5=>36 tahun. Paritas, 1=Primigravida, dan 2=Multigravida.
Pendidikan, 1=SD, 2=SMP, 3=SMA, dan 4=PT. Pernah mendengar informasi
makrosomia, 1= Pernah, dan 2=Tidak pernah. Sumber informasi, 1=Tenaga
kesehatan, 2=Media massa, 3=Media elektronik, dan 4=Tidak pernah.
3. Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam tabel,
dalam hal ini peneliti memasukkan seluruh data kedalam master tabel, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana.
Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Statistik Univariat
Pada statistik univariat analisis data dilakukan untuk mengetahui nilai mean,
median, standar deviasi nilai minimum dan maksimum dari variabel yang
diteliti yaitu pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia.
2. Statistik Bivariat
Statistik bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan
digunakan dalam penelitian ini adalah product moment person dengan tujuan
untuk melihat adanya hubungan antara variabel dependen dan variabel
independen dan untuk mengetahui keeratan hubungan antarvariabel tersebut.
Menurut Colton kekuatan hubungan dua variabel ada 4 (empat) area, yaitu:
r = 0,00-0,25 berarti tidak ada hubungan/ hubungan lemah
r = 0,26-0,50 berarti hubungan sedang
r = 0,51-0,75 berarti hubungan kuat
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL
Hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa
Kecamatan Medan Patumbak pada September tahun 2010 sampai dengan Mei tahun
2011 terhadap hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia
dengan jumlah responden 58 orang, dapat dilihat sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian didapatkan dari 58 orang Ibu hamil yang
memeriksakan kehamilan di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan
Medan Patumbak ditemukan usia termuda 19 tahun, usia tertua 38 tahun dengan
mayoritas rata-rata usia responden yaitu usia 20-25 tahun sebanyak 21 orang
(36,2%). Berdasarkan paritas responden mayoritas adalah multigravida
sebanyak 44 orang (75,9%). Berdasarkan pendidikan terakhir responden
mayoritas adalah SMA sebanyak 41 orang (70,7%). Berdasarkan pernah
mendengar informasi makrosomia mayoritas adalah pernah sebanyak 42 orang
dan berdasarkan sumber informasi adalah dari tenaga kesehatan sebanyak 25
Tabel 5.1
Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik Demografi di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa
Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011
Data Demografi F %
Umur
-< 20 Tahun -20-25 Tahun -26-30 Tahun -31-35 Tahun -> 35 Tahun
1 21 19 11 6 1,7 36,2 32,8 19,0 10,3 Paritas -Primigravida -Multigravida 14 44 24,1 75,9 Pendidikan -SD -SMP -SMA -PT 0 6 41 11 0 10,3 70,7 19,0 Pernah mendengar informasi makrosomia
-Pernah -Tidak pernah
42 16
72,4 27,6 Sumber informasi
-Tenaga kesehatan -Media massa -Media elektronik -Tidak pernah
25 7 10 16 43,1 12,1 17,2 27,6
2. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia
Pengetahuan ibu adalah apa yang diketahui ibu tentang bayi makrosomia.
Pengetahuan ibu dikategorikan baik dan kurang. Setelah peneliti memberikan
10 pertanyaan tentang bayi makrosomia mayoritas responden menjawab benar
tentang definisi bayi makrosomia, sedangkan pertanyaan yang banyak dijawab
salah yaitu pertanyaan tentang komplikasi bayi makrosomia pada ibu dan bayi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil
yaitu rata-rata = 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,965.
Pengetahuan terendah yaitu 30 dan pengetahuan tertinggi 100. Ibu yang
berpengetahuan baik sebanyak 49 orang (84,4%), sedangkan yang
berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang (15,5%). Hal ini menunjukan bahwa
mayoritas ibu berpengetahuan baik mengenai bayi makrosomia. Untuk lebih
[image:41.612.143.533.490.563.2]jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.2
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011
Variabel Mean Median SD
Min-Maks
N
Pengetahuan Ibu hamil 76,55 80,00 19,695 30-100 58
3. Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia
Sikap ibu adalah respon atau pendapat ibu tentang bayi makrosomia.
Sikap ibu dikategorikan positif dan negatif. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh bahwa sikap ibu hamil yaitu rata-rata = 68,10, median = 65,00 dengan
yang memiliki sikap positif sebanyak 46 orang (79,3%), sedangkan yang
memiliki sikap negatif sebanyak 12 orang (20,6%). Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas ibu bersikap positif tentang bayi makrosomia. Untuk lebih jelasnya
[image:42.612.137.535.243.313.2]dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.3
Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011
Variabel Mean Median SD
Min-Maks
N
Sikap ibu hamil 68,10 65,00 16,906 30-100 58
4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentangBayi Makrosomia
Dari hasil analisis menggunakan uji product moment diperoleh nilai r =
0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang dengan arah positif
karena nilai r positif, artinya semakin baik pengetahuan Ibu hamil maka semakin
baik pula sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Dari hasil analisis diperoleh
juga nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Oleh karena itu, peneliti
menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi
Tabel 5.4
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011
Variabel yang dikorelasikan r P
Pengetahuan Ibu hamil tentang bayi
makrosomia dan sikap Ibu hamil tentang
bayi makrosomia
0,293 0,02
A. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan tujuan dari penelitian ini yaitu
bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia, sikap ibu hamil tentang
bayi makrosomia, serta hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi
makrosomia.
1. Interpretasi dan Diskusi Hasil
a. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia
Pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata = 76,55,
median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,695. Ibu yang berpengetahuan baik
sebanyak 49 orang (84,4%), dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9
orang (15,5%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua ibu berpengetahuan
baik tentang bayi makrosomia.
Dari hasil tersebut menggambarkan bahwa ibu-ibu yang berpengetahuan
baik sebanyak 49 orang (84,4%) disebabkan oleh pendidikan ibu yang mayoritas
SMU sebanyak 41 orang (70,7%) dan ibu yang pernah mendengar informasi
tentang bayi makrosomia sebanyak 42 orang (72,4%).
Berdasarkan latar belakang pendidikan ibu diperoleh data ibu yang
dan PT 19,0%. Dalam hal ini, tingkat pendidikan ibu dapat mempengaruhi
pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia. Sehingga ibu yang
berpendidikan terakhir SMU dan PT mempengaruhi pengetahuan ibu menjadi
baik tentang bayi makrosomia. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2007),
pendidikan adalah persyaratan utama untuk membangun masyarakat berbasis
pengetahuan dan pendidikan mempengaruhi pengetahuan.
Ibu-ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang bayi makrosomia, salah
satunya karena sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan.
Sedangkan yang berpengetahuan kurang tidak pernah mendengar informasi
tentang bayi makrosomia. Dalam hal ini responden yang berpengetahuan baik
memperoleh pengetahuan melalui informasi tenaga kesehatan 43,1%, media
massa 12,1%, dan media elektronik 17,2%. Menurut Lukman dan Hendra (2008),
bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan
informasi yang baik, maka akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Dan menurut pandapat Azwar (2007), pengetahuan dapat diperoleh dari
informasi.
b. Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia
Sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata 68,10, median =
65,00 dengan standar deviasi = 16,906. Nilai terendah yaitu 30 dan niai tertinggi
yaitu 100. Ibu-ibu yang bersikap positif sebanyak 46 orang (79,3%) dan yang
memiliki sikap negatif tentang bayi makrosomia sebanyak 12 orang (20,6%). Hal
ini menunjukkan bahwa hampir semua ibu hamil mempunyai sikap positif
Berdasarkan hasil tersebut ibu-ibu yang memiliki sikap positif memiliki latar
belakang pendidikan yaitu SMP 10,3%, SMA 70,7 % dan PT 19%. Hal ini sesuai
dengan pendapat Azwar (2007), bahwa pendidikan meletakkan dasar pengertian
dan konsep dalam individu. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah
tidaknya seseorang menyerap serta memahami dasar pengertian dan konsep.
Pendidikan adalah persyaratan utama untuk membangun masyarakat berbasis
pengetahuan dalam pembentukan sikap.
Ibu-ibu yang memiliki sikap positif tentang bayi makrosomia, salah satunya
karena sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan. Sedangkan yang
bersikap negatif tidak pernah mendengar tentang bayi makrosomia. Ibu-ibu yang
bersikap positif tentang bayi makrosomia memiliki latar belakang yang mendapat
sumber informasi dari tenaga kesehatan 43,1%, media massa 12,1%, dan media
elektronik 17,2% . Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (1007), bahwa adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal member landasan kognitif baru terhadap
terbentuknya sikap tersebut.
c. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia
Dari hasil analisis menggunakan uji product moment diperoleh nilai r =
0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang dengan arah positif
karena nilai r positif, artinya semakin baik pengetahuan Ibu hamil maka semakin
baik pula sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Dari hasil analisis diperoleh
juga nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Oleh karena itu, peneliti
menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat
makrosomia. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Notoadmojo, (2005)
bahwa penerimaan sikap dan prilaku didasari oleh pengetahuan. Tingginya
pengetahuan ibu juga mempengaruhi sikap positif ibu terhadap bayi makrosomia.
Pengetahuan dan sikap ibu tentang bayi makrosomia disebabkan oleh ada 49
orang (84,4%) ibu yang berpengetahuan baik tentang bayi makrosomia memiliki
sikap positif tentang bayi makrosomia sebanyak 46 orang (79,3%) dan ibu yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (15,5%) memiliki sikap negatif
tentang bayi makrosomia sebanyak 12 orang (20,6%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan pendapat Varney (2007), bahwa pengetahuan dan pemahaman terhadap
bayi makrosomia akan membantu ibu bersikap positif. Melihat hasil penelitian
Varney, maka pengetahuan ibu yang baik tentang bayi makrosomia dapat
mempengaruhi sikap ibu menjadi positif, begitu pula sebaliknya jika
pengetahuan ibu kurang baik dapat mempengaruhi sikap ibu menjadi negatif
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi
makrosomia di Klinik Bersalin Niar Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011 dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata 76,55, median =
80,00 dengan standar deviasi = 19,695, mayoritas ibu berpengetahuan baik
tentang bayi makrosomia yaitu sebanyak 49 orang (84,4%).
2. Sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata = 68,10, median =
65,00 dengan standar deviasi = 16,906, mayoritas ibu memiliki sikap positif
tentang bayi makrosomia yaitu sebanyak 46 orang (79,3%).
3. Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang bayi makrosomia. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,02
dan juga diperoleh nilai r = 0,293 hal ini berarti hubungan yang ada berkekuatan
sedang dan dengan arah positif karena nilai r positif. Hal ini berarti semakin
baik pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia maka semakin baik pula
sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia.
B. SARAN
1. Diharapkan kepada seluruh ibu hamil khusunya di Kecamatan Patumbak agar
selalu aktif mencari informasi tentang kehamilan agar dapat mencegah resiko
2. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk lebih dapat meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan, baik melalui konseling maupun penyuluhan-penyuluhan
tentang kehamilan.
3. Diharapkan pada peneliti selanjutnya lebih mengembangkan penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta
Azwar, A. (2005). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Binapura Aksara
Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi 2, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Barbara, R. (2004). Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir, Edisi 3, Jakarta : Rineka Cipta
Bobak., et al. (2005). Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC
Cunningham, F. G., et al. (2005). Obstetri William, Edisi 21, Jakarta : EGC
Hidayat, A. (2007). Metode Penelititan Kebidanan dan Tehnik Analisa Data, Jakarta:
Salemba Medika
Machfoedz. (2007). Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan,
Keperawatan, dan Kebidanan, Jakarta : Rineka Cipta
Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC
Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak, Volume 1, Jakarta : EGC
Notoadmojo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi 3, Jakarta : Rineka
Cipta
, (2003). Pendidikan Kesehatan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Jakarta : Salemba Medik
Pendit, B.(2009). Obstetri William, Jakarta : EGC
Prawirohardjo, S. (2002). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta : YBP-SP
Purwanto. (1998). Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC
Rukiyah, A. (2010). Asuhan Kebidanan 4 (patologi), Jakarta : Trans Info Media
Rudolph, M. (2006). Buku Ajar Pediatri Rudolph, Volume 1, Jakarta : EGC
Salam, B. (2003). Logika materiil filsafat ilmu pengetahuan, Jakarta : Rineka Cipta
Sastroasmoro, S. (2006). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta :
Sagung Seto
William, F. (2001). Obstetri dan Ginekologi, Jakarta : Widya Medika
Yusuf. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : Rosda
Zuriah. (2003). Penelitian Tindakan Dalam Bidang Pendidikan dan Sosial, Malang :
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bernama Yasinta Wintry/105102014 adalah mahasiswa Program D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang
melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang
Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2011. Penelitian ini merupakan
salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kiranya kepada ibu untuk mengisi
kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar
persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.
Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu bebas mengundurkan
diri setiap saat. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan
dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.
Terimakasih atas perhatian ibu dalam penelitian ini.
Medan, Maret 2011
Peneliti Responden
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG BAYI
MAKROSOMIA DI KLINIK BERSALIN NIAR Jl. BALAI DESA
KECAMATAN MEDAN PATUMBAKTAHUN 2011
A. DATA DEMOGRAFI
Karakteristik responden NO Responden=…………
(diisi oleh peneliti)
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Paritas :
Apakah anda pernah mendengar informasi tentang bayi makrosomia?
a. Pernah b. Tidak pernah
Jika pernah diperoleh darimana? a. Tenaga kesehatan
B. PERTANYAAN PENGETAHUAN
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling benar
1. Berat badan normal bayi baru lahir adalah………. a. Kurang dari 2500 gram
b. 2500-4000 gram c. Lebih dari 4000 gram
2. Bayi Makrosomia merupakan………….
a. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram b. Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 4000 gram c. Bayi yang lahir dengan berat 4000 gram
3. Salah satu penyebab bayi makrosomia (bayi besar) adalah………….. a. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan b. Ibu yang hamil dengan penyakit jantung
c. Ibu yang hamil dengan hipertensi (darah tinggi)
4. Yang bukan penyebab terjadinya bayi makrosomia (bayi besar) adalah…… a. Ibu yang hamil dengan penyakit diabetes milletus (kencing manis) b. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan c. Ibu yang hamil dengan mual muntah yang berlebihan
5. Salah satu karakteristik (ciri-ciri) bayi makrosomia (bayi besar) adalah……….. a. Badan montok dan bengkak
b. Badan kurus c. Badan cacat
6. Yang bukan komplikasi makrosomia (bayi besar) pada bayi adalah………….. a. Bayi lahir dengan gangguan pernapasan
b. Bayi lahir dengan patah tulang pada leher atau bahu c. Bayi lahir kurus
7. Yang bukan komplikasi makrosomia (bayi besar) pada ibu adalah…………. a. Ibu mengalami perdarahan
8. Salah satu upaya yang dilakukan ibu untuk menjaga berat badannya selama hamil adalah……….
a. Menghindari cemilan manis b. Makan dalam porsi yang banyak c. Tidak melakukan apa-apa
9. Yang bukan upaya untuk mencegah makrosomia (bayi besar) adalah…… a. Olahraga secara teratur
b. Menjaga berat badan selama hamil c. Sering ngemil selama kehamilan
10. Hal-hal yang harus dilakukan ibu hamil untuk mendeteksi terjadinya makrosomia (bayi besar) adalah……..
a. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur b. Makan yang berlebihan
c. Sering ngemil selama hamil
C.PERTANYAAN SIKAP
Isilah data dibawah ini dengan memilih pada pernyataan ya atau tidak. Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia
NO PERNYATAAN
Ya Tidak
1.
Pemeriksaan kehamilan secara teratur dapat mendeteksi terjadinya makrosomia (bayi besar)
2.
Ibu tidak perlu melakukan pemeriksanaan kehamilan untuk
mengetahui bayi makrosomia (bayi besar)
3.
4.
Ibu tidak perlu mengatur pola makan agar kenaikan berat badan dalam kehamilan tidak berlebihan
5.
Ibu hendaknya menghindari cemilan manis selama hamil untuk menjaga berat badan selama kehamilan
6.
Ibu tidak perlu menjaga berat badan selama hamil agar dapat mencegah bayi makrosomia (bayi besar)
7.
Ibu hendaknya memeriksakan kadar gula darahnya sewaktu hamil, meskipun sebelumnya tidak ada riwayat diabetes milletus
8.
Ibu tidak perlu mengetahui tentang bayi makrosomia (bayi besar) karna tidak berbahaya bagi ibu dan bayi
9.
Ibu sebaiknya mengatur pola makan selama hamil untuk menjaga berat badannya
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yasinta Wintry
TTL : Tembilahan, 12 April 1989
Agama : Islam
Nama Ayah : H. Hamsar Sabrie
Nama Ibu : Hj. Nenda Megawati
Anak ke : 2 (dua)
Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 07 Tembilahan, INHIL-Riau
Pendidikan Formal : - SD Negeri 003 Tembilahan (1994-2000)
-MTsN 094 Tembilahan (2000-2003)
-SMA Negeri 2 Tembilahan (2003-2006)
-Akademi Kebidanan Husada Gemilang Tembilahan
(2006-2009)