• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2011"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG BAYI MAKROSOMIA DI KLINIK BERSALIN NIAR Jl. BALAI DESA

KECAMATAN MEDAN PATUMBAK

YASINTA WINTRY

NIM: 105102014

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2011

Yasinta Wintry

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

ix + 36 hal + 4 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Abstrak

Makrosomia merupakan bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7 %. Makrosomia berisiko mempersulit proses kelahiran, meningkatkan kemungkinan perobekan atau perdarahan, serta kemungkinan melahirkan lewat operasi caesar. Sementara janin sendiri berisiko mengalami macet di bahu atau patah tulang selangka saat proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia, dan apabila ada seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak

hubungan itu dengan besar sampel sebanyak 58 orang dengan metode accidental

sampling. Penelitian dilakukan pada Februari sampai Mei 2011. Instrumen dalam

penelitian ini berupa kuesioner yang berisi 10 pertanyaan pengetahuan, dan 10 pernyataan sikap. Dari hasil penelitian diperoleh rata- rata pengetahuan ibu = 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,965, sedangkan rata-rata sikap ibu = 68,10, median = 65,00 dengan standar deviasi = 16,906. Dan melalui uji product moment diperoleh nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia, dan diperoleh juga nilai r = 0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang. Dan diharapkan kepada seluruh ibu hamil agar selalu aktif mencari informasi tentang kehamilan agar dapat mencegah resiko ataupun komplikasi yang bisa terjadi selama kehamilan dan persalinan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Makrosomia

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin, penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT

atas segala rahmat dan karunia-Nya serta kemudahan yang telah dilimpahkan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilimiah yang berjudul

“hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di klinik bersalin

Niar Jalan Balai desa kecamatan Medan patumbak tahun 2011”.

Dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat banyak

bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran,

saran, dukungan, semangat dan doa. Untuk itu, perkenankanlah penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan F. Kep Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep selaku ketua program studi D IV Bidan

Pendidik F. Kep Universitas Sumatera Utara.

3. Hj. Juliani, SST, MARS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, petunjuk, serta saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Juniarsih, Amd. Keb, selaku pimpinan Klinik Bersalin Niar Medan.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D IV Bidan Pendidik F.Kep

Universitas Sumatera Utara.

6. Papa, mama, abang, dan adik tercinta yang tiada henti-hentinya memberikan kasih

(5)

7. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis tuliskan seluruhnya, terima

kasih atas bantuan dan dukungannya.

8. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan

baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Imiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi

penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2011

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR SKEMA………. viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1

B. Perumusan Masalah………... 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum……….. 4

2. Tujuan Khusus………. 4

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti……… 4

2. Bagi Institusi Pendidikan… ………... 5

(7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGETAHUAN

1. Pengertian………. 6

2. Kategori pengetahuan………... 6

3. Tingkat Pengetahuan……… 7

B. SIKAP 1. Pengertian………. 8

2. Unsur Sikap……… 9

3. Kategori Sikap……… 10

4. Cara Pembentukan Sikap……… 11

5. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap………. 12

6. Pengukuran Sikap………... 12

7. Pengukuran Sikap Model Guttman……… 13

C. MAKROSOMIA 1. Pengertian……….. 13

2. Karakteristik Makrosomia………. 13

3. Etiologi……….. 13

4. Diagnosis………... 14

5. Prognosis………... 15

6. Penanganan………... 15

7. Komplikasi……… 15

8. Pencegahan……… 16

(8)

B. Hipotesis……….. 17

C. Definisi Operasional……… 18

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian………. 19

B. Populasi dan Sampel……… 19

C. Tempat Penelitian……… 20

D. Waktu Penelitian………. 20

E. Pertimbangan Etik………... 21

F. Alat Pengumpulan Data……….. 22

G. Uji Validitas dan Reliabilitas……….. 23

H. Prosedur Pengambilan Data……… 24

I. Analisis Data………... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Responden……….. 27

2. Pengetahuan Ibu………... 29

3. Sikap Ibu………... 29

4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu………. 30

B. Pembahasan 1. Interpretasi dan Diskusi Hasil………... 31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 35

B. Saran……….. 36

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik Demografi di Klinik

Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun

2011……… 28

Tabel 5.2 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin

Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

……… 29

Tabel 5.3 Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar

Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

……… 30

Tabel 5.4 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak

(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Content Validity

Lampiran 4 : Master Data Penelitian

Lampiran 5 : Hasil Output Data Penelitian

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 : Lembar Pernyataan Editor Bahasa Indonesia

(12)

PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2011

Yasinta Wintry

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

ix + 36 hal + 4 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Abstrak

Makrosomia merupakan bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7 %. Makrosomia berisiko mempersulit proses kelahiran, meningkatkan kemungkinan perobekan atau perdarahan, serta kemungkinan melahirkan lewat operasi caesar. Sementara janin sendiri berisiko mengalami macet di bahu atau patah tulang selangka saat proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia, dan apabila ada seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak

hubungan itu dengan besar sampel sebanyak 58 orang dengan metode accidental

sampling. Penelitian dilakukan pada Februari sampai Mei 2011. Instrumen dalam

penelitian ini berupa kuesioner yang berisi 10 pertanyaan pengetahuan, dan 10 pernyataan sikap. Dari hasil penelitian diperoleh rata- rata pengetahuan ibu = 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,965, sedangkan rata-rata sikap ibu = 68,10, median = 65,00 dengan standar deviasi = 16,906. Dan melalui uji product moment diperoleh nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia, dan diperoleh juga nilai r = 0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang. Dan diharapkan kepada seluruh ibu hamil agar selalu aktif mencari informasi tentang kehamilan agar dapat mencegah resiko ataupun komplikasi yang bisa terjadi selama kehamilan dan persalinan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Makrosomia

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2005 kondisi derajat

kesehatan Indonesia masih sangat memprihatinkan, antara lain ditandai dengan masih

tingginya Angka Kematian Ibu yang menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2009 berkisar 226/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi

baru lahir yaitu 26/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu dan bayi merupakan

barometer pelayanan kesehatan di suatu negara. Jika Angka Kematian Ibu dan bayi

masih tinggi, berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi belum baik. Sebaliknya jika

Angka Kematian Ibu dan bayi rendah, berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi sudah

baik (Affandi, 2000).

Berdasarkan penelitian WHO tahun 2007, di seluruh dunia terdapat kematian ibu

sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar

10.000.000 jiwa per tahun. Di Indonesia, menurut Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2009 mengungkapkan rata-rata pertahun terdapat 401 bayi di

Indonesia yang meninggal dunia sebelum umurnya mencapai 1 tahun. Bila dirinci

terdapat 157.000 bayi meninggal dunia per tahun, atau 430 bayi per hari. Penyebab

kematian terbanyak disebabkan oleh sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan, dan

infeksi saluran pernapasan akut (Riset Kesehatan Dasar Depkes, 2007).

Salah satu penyebab bayi mengalami gangguan pernapasan adalah bayi yang

(14)

dalam persalinan, apalagi jika melahirkan tidak di rumah sakit. Kemungkinan bayi akan

lahir dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi lahir dengan trauma tulang leher dan

bahu. Semuanya ini terjadi akibat massa bayi yang besar sehingga tidak mungkin atau

sangat sulit melewati panggul ibu. Kondisi bayi dengan berat lahir berlebih atau

abnormal diistilahkan dengan fetal makrosomia atau bayi makrosomia. Makrosomia

adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Kemunculan bayi bayi

seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor kondisional atau hanya

diduga penyebabnya, misalnya orangtuanya memang besar. Kedua, faktor ibu hamil

yang menderita diabetes milletus. Ketiga, faktor ibu yang mengalami kelebihan berat

badan pada saat hamil dan terakhir faktor ibu yang mengalami kehamilan lewat waktu

(Partiwi, 2009).

Makrosomia juga dapat meningkatkan risiko trauma lahir, asfiksia, dan

persalinan dengan seksio caesar. Perlu diperhatikan bahwa janin yang terlampau besar

berisiko mempersulit proses kelahiran, seperti meningkatkan kemungkinan perobekan

atau perdarahan, serta kemungkinan harus melahirkan lewat operasi caesar. Sementara

janin sendiri berisiko mengalami macet di bahu atau patah tulang selangka pada saat

proses persalinan. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram berpotensi

mengalami obesitas setelah dewasa. Obesitas dapat mengakibatkan berbagai penyakit

diantaranya penyakit jantung, diabetes milletus dan stroke. Oleh sebab itu, usahakan

berat badan ibu selama hamil dalam batasan normal sehingga berat badan bayi ketika

lahir juga dalam kisaran normal (Rudolph, 2006).

Mengingat risiko bayi makrosomia besar, ibu hamil diharapkan agar dapat

(15)

normal. Sebuah penelitian yang dilakukan Asosiasi Kebidanan dan Kandungan Amerika

pada tahun 2002 yang dipublikasikan dalam jurnal Kebidanan dan Kandungan

mengungkapkan bahwa ibu hamil yang mengalami peningkatan berat badan lebih dari

18 kg tetap berpotensi melahirkan bayi besar sekalipun ibu tidak mengidap diabetes

milletus. Ini karena ibu hamil gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi

besar (Partiwi, 2009).

Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7% . Menurut Guinnes Book of

World Records menunjukkan bahwa bayi terberat di dunia dilahirkan di Kanada pada

tahun 1997 dengan berat badan mencapai 10,8 kg, bayi ini hanya dapat bertahan hidup

dalam waktu 11 jam. Sedangkan di Indonesia, tepatnya di Medan Sumatera Utara bayi

terberat pernah dilahirkan oleh seorang ibu yang berumur 41 tahun pada tahun 2009

dengan berat mencapai 8,7 kg. Dari data yang diperoleh peneliti di Klinik Bersalin Niar

Medan didapatkan dari 718 kelahiran tahun 2010 periode Januari sampai Oktober

terdapat 87 (12,12%) kelahiran dengan bayi makrosomia. Di mana dari 87 kelahiran

tersebut terdapat 63 (54,81%) kelahiran yang tidak dapat lahir spontan, di mana bayi

dilahirkan melalui proses operasi caesar. Bayi yang lahir dengan makrosomia rata-rata

mengalami kesulitan bernafas (52,2%). Sementara ibu yang melahirkan bayi

makrosomia rata-rata mengalami perdarahan (38,4%). Melalui survei awal, peneliti

melakukan wawancara pada 7 orang ibu hamil, 5 diantaranya tidak mengetahui tentang

makrosomia, mereka tidak dapat menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan mengenai

pengetahuan dasar tentang makrosomia. Sedangkan 2 diantaranya mengetahui tentang

makrosomia, mereka dapat menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan mengenai definisi

(16)

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin

Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011”

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu

“bagaimanakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di

Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011”?

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak

tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia

b. Untuk mengetahui sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia

D.Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman dalam penerapan ilmu yang

(17)

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan

baru mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia, serta dapat digunakan sebagai wahana kepustakaan bagi mahasiswa

tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia.

c. Bagi Klinik Bersalin

Sebagai sumbangsih pemikiran bagi tenaga kesehatan agar dapat

menginformasikan kepada ibu ibu hamil tentang bayi makrosomia dalam

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.PENGETAHUAN

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan tahu

tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Salam, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari

manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengatahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk

mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan

atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang

berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2003).

2. Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:

a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100%

dari seluruh petanyaan

b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari

seluruh pertanyaan

c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari

(19)

3. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengatahuan yang

paling rendah

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi,

(20)

e. Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain

sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

B.SIKAP

1. Pengertian Sikap

Terdapat beberapa pendapat diantara para ahli apa yang dimaksud dengan sikap

itu. Ahli yang satu mempunyai batasan lain bila dibandingkan dengan ahli lainnya.

Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, diambil beberapa pengertian yang

diajukan oleh beberapa ahli, antara lain:

a. Thustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik

bersifat positif maupun negative dalam hubungannya dengan objek-objek

psikologis, seperti: simbul, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan

(Zuriah, 2003).

b. Howard Kendle mengemukakan, bahwa sikap merupakan kecendrungan

(tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), atau melakukan

sesuatu, baik secara positif maupun secara negative terhadap suatu lembaga,

(21)

c. Paul Massen dan David Krech, berpendapat sikap merupakan suatu system dari

tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi (pengenalan), feeling

(perasaan), dan action tendency (kecendrungan untuk bertindak) (Yusuf, 2006).

d. Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan, bahwa “sikap adalah kesiapan

seseorang bertindak terhadap hal-hal tertentu (Azwar, 2007).

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah

kondisi mental relative menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu

yang mempunyai arti baik bersifat positif, netral, atau negative yang mengangkat

aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecendrungan untuk bertindak.

2. Unsur (Komponen) Sikap

Menurut Yusuf (2006) unsur (komponen) yang membentuk struktur sikap, yaitu:

a. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan

dengan pengetahuan, pandangan keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan

dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap. Merupakan representasi

apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Berisi persepsi dan kepercayaan

yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif

disamakan dengan pandangan (opini) apabila menyangkut masalah issu atau

problem controversial.

b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan

dengan rasa senang atau rasa tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang

merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang

negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.

Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah

(22)

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh

yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen afeksi disamakan

dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

c. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component, yaitu komponen

yang berhubungan dengan kecendrungan bertindak terhadap objek sikap.

Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya

kecendrungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

Merupakan aspek kecendrungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki

seseorang. Berisi tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan

cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang akan dihadapi

3. Kategori Sikap

a. Menurut Heri Purwanto, sikap terdiri dari:

1) Sikap Positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

menghadapkan objek tertentu.

2) Sikap Negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai objek tertentu.

b. Menurut Azwar (2007), sikap terdiri dari:

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek). Misalnya, sikap orang terhadap gizi dapat dilihat

dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap gizi.

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

(23)

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

lepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang tersebut menerima ide

tersebut.

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu lain

(tetangga, saudara, dan sebagainya) untuk pergi menimbang anaknya ke

Posyandu adalah bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif

terhadap gizi anak.

4) Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala risiko

adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau

menjadi akseptor KB, meskipun ibu tersebut mendapatkan tantangan dari

mertua dan orang tuanya sendiri

4. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap

Menurut Azwar (2007) sikap dapat dibentuk atau diubah melalui 4 macam cara,

yaitu:

a. Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan

terus-terusan, lama kelamaan secara bertahap ke dalam diri individu dan

mempengaruhi terbentuknya sikap.

b. Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman,

bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang

dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terdapatnya objek tersebut terbentuk

(24)

c. Intelegensi, tadinya secara bertahap dimulai dengan berbagai pengalaman yang

berhubungan dengan suatu hal tertentu.

d. Trauma, pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan kesan

mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman

traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap

Menurut Purwanto (1998) factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap,

yaitu:

a. Faktor intern, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang

bersangkutan. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsanga dari luar melalui

persepsi, oleh karena itu kita harus memilih rangsang-rangsang mana yang akan

kita teliti dan mana yang harus diajauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif

dan kecendrungan-kecendrungan dalam diri kita.

b. Faktor ekstern, yang merupakan factor di luar manusia yaitu:

1) Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap.

2) Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap tersebut.

3) Sifat orang/kelompok yang mendukung sikap tersebut.

4) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.

5) Situasi pada saat sikap dibentuk (Purwanto, 1998).

6. Pengukuran Sikap

Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, yang pada garis besarnya

dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung yaitu

subjek secara langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah

(25)

tidak berstruktur dan langsung berstruktur. Secara langsung yang tidak berstruktur

misalnya mengukur sikap dan survei (misal public option survey). Sedangkan secara

langsung yang berstruktur yaitu pengukuran sikap dengan menggunakan

pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah ditentukan

dan langsung dibedakan kepada subjek yang diteliti (Arikunto, 2002).

7. Pengukuran Sikap Model Guttman

Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan

jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan ya, dan tidak,

positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman ini pada

umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar

nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisisnya dapat dilakukan seperti skala

likert (Hidayat, 2007).

C. MAKROSOMIA

1. Pengertian

Makrosomia atau bayi besar adalah bila berat badan bayi melebihi dari 4000

gram. (Wiliiam, 2001). Dalam dunia kedokteran makrosomia disebut giant baby.

Menurut Cunningham (2005) semua neonatus dengan berat badan 4000 gram

atau lebih tanpa memandang usia kehamilan dianggap sebagai makrosomia.

2. Karakteristik Makrosomia

a. Mempunyai wajah berubi (menggembung), pletoris (wajah tomat)

b. Badan montok dan bengkak

c. Kulit kemerahan

d. Lemak tubuh banyak

(26)

3. Etiologi

a. Genetik, obesitas dan overweight yang dialami ayah ibu dapat menurun pada bayi.

b. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan, porsi makanan

yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh pada berat badan ibu. Asupan gizi

yang berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat di atas rata-rata.

c. Ibu dengan diabetes milletus, tingginya gula darah ibu bisa berpengaruh pada berat

badan bayi. Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik, maka janin dapat tumbuh

makin subur.

d. Ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi makrosomia, ibu yang sebelumnya

pernah melahirkan bayi makrosomia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali

melahirkan bayi makrosomia dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan

bayi makrosomia.

e. Multigravida, ada kecendrungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih

besar daripada anak pertama.

f. Usia gestasi lama

g. Usia ibu

h. Wanita hamil yang memiliki berat badan yang lebih dari 150 kg, janinnya

memiliki risiko 30% mengalami makrosomia (Pendit, 2004).

4. Diagnosis

Menentukan apakah bayi besar atau tidak kadang-kadang sulit. Hal ini dapat

diperkirakan dengan cara:

a. Keturunan atau bayi yang lahir terdahulu besar dan sulit melahirkannya dan

(27)

b. Kenaikan berat badan yang berlebihan tidak oleh sebab lainnya (edema dan

sebagainya)

c. Pemeriksaan teliti tentang disproporsi sefalo atau feto-pelvik, dalam hal ini

dianjurkan untuk mengukur kepala bayi dengan ultrasonografi (Mochtar, 1998).

5. Prognosis

Pada panggul normal janin dengan berat badan 4000-4500 gram umumnya tidak

menimbulkan kesukaran persalinan. Distosia akan diperoleh bila janin lebih besar

dari 4500-5000 gram atau pada kepala yang sudah keras (postmaturitas) dan pada

bahu yang lebar. Apabila disproporsi sefalo atau feto-pelvic ini dibiarkan maka

terjadi kesulitan baik pada ibu maupun pada janin (Mochtar, 1998).

6. Penanganan

a. Pada disproporsi sefalo dan feto-pelvic yang sudah diketahui dianjurkan untuk

seksio caesar.

b. Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin hidup dilakukan episiotomi yang cukup

lebar dan janin diusahakan lahir, atau bahu diperkecil dengan melakukan

kleidotomi unilateral atau bilateral. Setelah dilahirkan dijahit kembali dengan baik

dan untuk cedera postkleidotomi dikonsulkan ke bagian bedah.

c. Apabila janin meninggal lakukan embriotomi (Mochtar, 1998).

7. Komplikasi

a. Komplikasi pada Ibu

1) Ibu mengalami robekan perineum

2) Persalinan dengan operasi caesar

3) Kehilangan darah dalam jumlah banyak saat persalinan

(28)

b. Komplikasi pada bayi

1) Bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi lahir dengan

trauma tulang leher dan bahu.

2) Distosia atau macet pada bahu

3) Hipoglikemia

Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi dibawah kadar

rata-rata. Dikatakan hipoglikemia apabila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl

pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala

hipoglikemia. Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonatus usia 1-2 jam

(Rudolph, 2006).

8. Pencegahan

a. Pencegahan dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara

teratur, dan ANC yang teratur.

b. Ibu harus selalu menjaga berat badannya agar tetap normal, ibu hamil sebaiknya

melakukan pengaturan pola makan sesuai kebutuhan kalori. Ngemil boleh saja

dilakukan, tapi hindari cemilan manis.

c. Lakukan olahraga ringan. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Norwegia

menyebutkan, risiko bayi lahir dengan ukuran besar bisa berkurang hingga 28%

bila di masa kehamilan ibu tetap berolahraga secara teratur terutama pada trimester

dua dan tiga.

d. Ibu hamil hendaknya memeriksakan kadar gula darahnya, meskipun sebelumnya

(29)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A.Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep

konsep yang diamati atau diukur pada penelitian yang akan dilakukan. Sebagai variabel

independen adalah pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia dan variabel

dependen adalah sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia. Dapat dilihat pada skema

berikut ini.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil

tentang bayi makrosomia.

B.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternative (Ha) yaitu ada hubungan

pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan

Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011. Pengetahuan Ibu Hamil

tentang Bayi Makrosomia

(30)

C.Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan ibu tentang bayi makrosomia Kemampuan ibu untuk mengungkap kembali apa yang diketahuinya tentang bayi makrosomia. Kuesioner yang berisi 10 pertanyaan Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner

-Baik: jika jawaban benar >5 butir soal (>50%) -Kurang: jika jawaban benar <5 butir soal (>50%)

Rasio

(31)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian adalah bersifat deskriptif korelatif dengan pendekatan cross

sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia, dan apabila ada

seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006: 270).

B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan di Klinik Bersalin Niar jalan Balai Desa Kecamatan Medan

Patumbak pada Oktober tahun 2010 yang berjumlah 68 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Klinik

Bersalin Niar Jl. Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2010 yang

berjumlah 58 orang. Menentukan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan

ketetapan absolut dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

(32)

Jadi sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :

Diketahui : N = 68

Maka :

n =

=

= 58 orang

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan jumlah sampel sebanyak 58 orang.

Cara pengambilan sampel menggunakan cara accidental sampling yaitu mengambil

responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2005). Kriteria sampel dalam

penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Klinik Bersalin

Niar, ada riwayat makrosomia ataupun tidak ada riwayat makrosomia, bisa berbahasa

Indonesia dan bersedia menjadi responden.

C.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Niar jalan Balai desa Kecamatan

Medan Patumbak. Alasan pemilihan tempat adalah karena tempat ini memiliki pasien

ibu hamil yang cukup banyak sehingga dapat memenuhi sampel yang diinginkan dan

belum pernah dilakukan penelitian serupa di tempat ini.

D.Waktu Penelitian

(33)

E.Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan izin

permohonan penelitian kepada Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan Pimpinan Klinik Bersalin Niar Medan.

Sedangkan untuk responden peneliti menyerahkan lembar persetujuan peneliti kepada

responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden

bersedia di teliti maka terlebih dahulu harus menandatangani lembar persetujuan. Jika

responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati hak nya.

Dalam Penelitian ini terdapat beberapa yang berkaitan dengan permasalahan etik,

yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden peneliti tentang tujuan prosedur

penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk

mendatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon

responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak

mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan

mengenai data responden dijaga, tidak menuliskan nama responden (Anonymyty) pada

instrument, tetapi menggunakan inisial. Responden juga berhak secara bebas untuk

mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden juga berhak secara bebas untuk

mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden tidak ada yang dirugikan sehingga

data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

(34)

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa formulir

data demografi, kuesioner pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia

yakni:

1. Data demografi

Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden meliputi: Umur,

pendidikan terakhir, dan jumlah paritas. Data ini hanya bertujuan untuk

mengetahui karakteristik responden.

2. Kuesioner pengetahuan

Instrumen penelitian pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia dibuat

sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengetahui gambaran

pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia dengan menggunakan kuesioner

yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup sebanyak 10 soal dengan pilihan

jawaban a, b dan c. Bila jawaban benar diberi nilai 1 dan bila jawaban salah

diberi nilai 0 (Hidayat, 2001: 91). Untuk menentukan nilai digunakan rumus

sebagai berikut:

Dengan kriteria penilaian

- Pengetahuan baik : jika jawaban yang benar >5 butir soal (>50%)

- Pengetahuan kurang : jika jawaban yang benar <5 butir soal (<50%)

3. Kuesioner sikap

Instrumen penelitian sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia dibuat sendiri

(35)

hamil tentang bayi makrosomia dengan menggunakan kuesioner yang berisi 10

pernyataan sikap ibu. Dimana terdapat 5 pernyataan yang benar dan 5 pernyataan

yang salah dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jawaban yang benar diberi nilai

1 dan jika salah diberi nilai 0 (Hidayat, 2001: 91)

Untuk menentukan nilai digunakan rumus sebagai berikut:

Dengan kriteria penilaian:

- Sikap positif : jika jawaban yang benar >5 butir soal (>50%)

- Sikap negatif : jikajawaban yang benar <5 butir soal (<50%)

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas adalah kemampuan instrument pengumpulan data untuk mengukur

apa yang harus diukur. Dalam menguji validitas instrument maka dilakukan secara

Content validity indeks.

Uji reabilitas dilakukan dengan Alpha Cronbach. Test realibitas menggunakan

analisis item, yaitu masing - masing skor item dikorelasikan dengan skor totalnya

dengan ketentuan apabila koefisien alpha mendekati angka dinyatakan reliable.

Berdasarkan hasil perhitungan alpha cronbach. Uji realibilitas akan dilakukan peneliti

pada saat sebelum dilakukannya penelitian, hasil yang didapatkan dengan ketentuan

apabila r hasil > r tabel maka instrument tersebut dinyatakan realible (Machfoed,2009).

Untuk menguji validitas dan realibilitas instrumen, maka perlu dilakukan

pengujian terhadap instrument penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas

isi (content validity) yaitu dengan memberikan instrument kepada pakar yang menguasai

(36)

SpOG dengan skor total pengetahuan 0,79 dan skor total sikap 0,77. Dari validitas yang

dilakukan terdapat 2 pertanyaan pengetahuan yang harus direvisi dan 1 pertanyaan sikap

yang harus direvisi.

Uji reliabilitas dilakukan pada 10 responden dengan karakteristik yang sama.

Dari uji reliabilitas yang dilakukan didapati nilai r hasil sebesar 0,7 lebih besar dari

0,632, maka instrument tersebut dinyatakan reliable.

H. Prosedur Pengambilan Data

Beberapa prosedur pengambilan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Memperkenalkan diri kepada calon responden dan menjelaskan mengenai

penelitian yang dilakukan.

2. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan (informed consent).

3. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya

dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur, dan mengisi seluruh

pertanyaan.

4. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian agar dapat menjelaskan

apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. Dalam

penelitian ini hamper 90% peneliti mendampingi responden dalam pengisian

kuesioner, sisanya responden mengisi kuesioner didampingi suami atau keluarga.

5. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa

(37)

I. Analisis Data

Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah dengan tujuan

mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat

langkah-langkah yang harus dilakukan, di antaranya:

1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali data yang telah diperoleh atau

telah dikumpulkan. Setelah diperiksa, data yang terkumpul lengkap yaitu

sebanyak 58 kuesioner dan seluruh kuesioner terisi lengkap.

2. Coding merupakan kegiatan pemberian kode terhadap data yang telah

dikumpulkan, yaitu: Umur, 1=<20 tahun, 2=20-25 tahun, 3=26-30 tahun,

4=31-35 tahun, dan 5=>36 tahun. Paritas, 1=Primigravida, dan 2=Multigravida.

Pendidikan, 1=SD, 2=SMP, 3=SMA, dan 4=PT. Pernah mendengar informasi

makrosomia, 1= Pernah, dan 2=Tidak pernah. Sumber informasi, 1=Tenaga

kesehatan, 2=Media massa, 3=Media elektronik, dan 4=Tidak pernah.

3. Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam tabel,

dalam hal ini peneliti memasukkan seluruh data kedalam master tabel, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana.

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Statistik Univariat

Pada statistik univariat analisis data dilakukan untuk mengetahui nilai mean,

median, standar deviasi nilai minimum dan maksimum dari variabel yang

diteliti yaitu pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia.

2. Statistik Bivariat

Statistik bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan

(38)

digunakan dalam penelitian ini adalah product moment person dengan tujuan

untuk melihat adanya hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen dan untuk mengetahui keeratan hubungan antarvariabel tersebut.

Menurut Colton kekuatan hubungan dua variabel ada 4 (empat) area, yaitu:

r = 0,00-0,25 berarti tidak ada hubungan/ hubungan lemah

r = 0,26-0,50 berarti hubungan sedang

r = 0,51-0,75 berarti hubungan kuat

(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL

Hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa

Kecamatan Medan Patumbak pada September tahun 2010 sampai dengan Mei tahun

2011 terhadap hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia

dengan jumlah responden 58 orang, dapat dilihat sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian didapatkan dari 58 orang Ibu hamil yang

memeriksakan kehamilan di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan

Medan Patumbak ditemukan usia termuda 19 tahun, usia tertua 38 tahun dengan

mayoritas rata-rata usia responden yaitu usia 20-25 tahun sebanyak 21 orang

(36,2%). Berdasarkan paritas responden mayoritas adalah multigravida

sebanyak 44 orang (75,9%). Berdasarkan pendidikan terakhir responden

mayoritas adalah SMA sebanyak 41 orang (70,7%). Berdasarkan pernah

mendengar informasi makrosomia mayoritas adalah pernah sebanyak 42 orang

dan berdasarkan sumber informasi adalah dari tenaga kesehatan sebanyak 25

(40)
[image:40.612.151.540.153.524.2]

Tabel 5.1

Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik Demografi di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa

Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

Data Demografi F %

Umur

-< 20 Tahun -20-25 Tahun -26-30 Tahun -31-35 Tahun -> 35 Tahun

1 21 19 11 6 1,7 36,2 32,8 19,0 10,3 Paritas -Primigravida -Multigravida 14 44 24,1 75,9 Pendidikan -SD -SMP -SMA -PT 0 6 41 11 0 10,3 70,7 19,0 Pernah mendengar informasi makrosomia

-Pernah -Tidak pernah

42 16

72,4 27,6 Sumber informasi

-Tenaga kesehatan -Media massa -Media elektronik -Tidak pernah

25 7 10 16 43,1 12,1 17,2 27,6

(41)

2. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

Pengetahuan ibu adalah apa yang diketahui ibu tentang bayi makrosomia.

Pengetahuan ibu dikategorikan baik dan kurang. Setelah peneliti memberikan

10 pertanyaan tentang bayi makrosomia mayoritas responden menjawab benar

tentang definisi bayi makrosomia, sedangkan pertanyaan yang banyak dijawab

salah yaitu pertanyaan tentang komplikasi bayi makrosomia pada ibu dan bayi.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil

yaitu rata-rata = 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,965.

Pengetahuan terendah yaitu 30 dan pengetahuan tertinggi 100. Ibu yang

berpengetahuan baik sebanyak 49 orang (84,4%), sedangkan yang

berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang (15,5%). Hal ini menunjukan bahwa

mayoritas ibu berpengetahuan baik mengenai bayi makrosomia. Untuk lebih

[image:41.612.143.533.490.563.2]

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.2

Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

Variabel Mean Median SD

Min-Maks

N

Pengetahuan Ibu hamil 76,55 80,00 19,695 30-100 58

3. Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

Sikap ibu adalah respon atau pendapat ibu tentang bayi makrosomia.

Sikap ibu dikategorikan positif dan negatif. Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh bahwa sikap ibu hamil yaitu rata-rata = 68,10, median = 65,00 dengan

(42)

yang memiliki sikap positif sebanyak 46 orang (79,3%), sedangkan yang

memiliki sikap negatif sebanyak 12 orang (20,6%). Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas ibu bersikap positif tentang bayi makrosomia. Untuk lebih jelasnya

[image:42.612.137.535.243.313.2]

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.3

Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

Variabel Mean Median SD

Min-Maks

N

Sikap ibu hamil 68,10 65,00 16,906 30-100 58

4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentangBayi Makrosomia

Dari hasil analisis menggunakan uji product moment diperoleh nilai r =

0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang dengan arah positif

karena nilai r positif, artinya semakin baik pengetahuan Ibu hamil maka semakin

baik pula sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Dari hasil analisis diperoleh

juga nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan

sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Oleh karena itu, peneliti

menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

(43)
[image:43.612.150.548.131.196.2]

Tabel 5.4

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

Variabel yang dikorelasikan r P

Pengetahuan Ibu hamil tentang bayi

makrosomia dan sikap Ibu hamil tentang

bayi makrosomia

0,293 0,02

A. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan tujuan dari penelitian ini yaitu

bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia, sikap ibu hamil tentang

bayi makrosomia, serta hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

a. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

Pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata = 76,55,

median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,695. Ibu yang berpengetahuan baik

sebanyak 49 orang (84,4%), dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9

orang (15,5%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua ibu berpengetahuan

baik tentang bayi makrosomia.

Dari hasil tersebut menggambarkan bahwa ibu-ibu yang berpengetahuan

baik sebanyak 49 orang (84,4%) disebabkan oleh pendidikan ibu yang mayoritas

SMU sebanyak 41 orang (70,7%) dan ibu yang pernah mendengar informasi

tentang bayi makrosomia sebanyak 42 orang (72,4%).

Berdasarkan latar belakang pendidikan ibu diperoleh data ibu yang

(44)

dan PT 19,0%. Dalam hal ini, tingkat pendidikan ibu dapat mempengaruhi

pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia. Sehingga ibu yang

berpendidikan terakhir SMU dan PT mempengaruhi pengetahuan ibu menjadi

baik tentang bayi makrosomia. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2007),

pendidikan adalah persyaratan utama untuk membangun masyarakat berbasis

pengetahuan dan pendidikan mempengaruhi pengetahuan.

Ibu-ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang bayi makrosomia, salah

satunya karena sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan.

Sedangkan yang berpengetahuan kurang tidak pernah mendengar informasi

tentang bayi makrosomia. Dalam hal ini responden yang berpengetahuan baik

memperoleh pengetahuan melalui informasi tenaga kesehatan 43,1%, media

massa 12,1%, dan media elektronik 17,2%. Menurut Lukman dan Hendra (2008),

bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan

informasi yang baik, maka akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

Dan menurut pandapat Azwar (2007), pengetahuan dapat diperoleh dari

informasi.

b. Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

Sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata 68,10, median =

65,00 dengan standar deviasi = 16,906. Nilai terendah yaitu 30 dan niai tertinggi

yaitu 100. Ibu-ibu yang bersikap positif sebanyak 46 orang (79,3%) dan yang

memiliki sikap negatif tentang bayi makrosomia sebanyak 12 orang (20,6%). Hal

ini menunjukkan bahwa hampir semua ibu hamil mempunyai sikap positif

(45)

Berdasarkan hasil tersebut ibu-ibu yang memiliki sikap positif memiliki latar

belakang pendidikan yaitu SMP 10,3%, SMA 70,7 % dan PT 19%. Hal ini sesuai

dengan pendapat Azwar (2007), bahwa pendidikan meletakkan dasar pengertian

dan konsep dalam individu. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah

tidaknya seseorang menyerap serta memahami dasar pengertian dan konsep.

Pendidikan adalah persyaratan utama untuk membangun masyarakat berbasis

pengetahuan dalam pembentukan sikap.

Ibu-ibu yang memiliki sikap positif tentang bayi makrosomia, salah satunya

karena sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan. Sedangkan yang

bersikap negatif tidak pernah mendengar tentang bayi makrosomia. Ibu-ibu yang

bersikap positif tentang bayi makrosomia memiliki latar belakang yang mendapat

sumber informasi dari tenaga kesehatan 43,1%, media massa 12,1%, dan media

elektronik 17,2% . Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (1007), bahwa adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal member landasan kognitif baru terhadap

terbentuknya sikap tersebut.

c. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

Dari hasil analisis menggunakan uji product moment diperoleh nilai r =

0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang dengan arah positif

karena nilai r positif, artinya semakin baik pengetahuan Ibu hamil maka semakin

baik pula sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Dari hasil analisis diperoleh

juga nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan

sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Oleh karena itu, peneliti

menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat

(46)

makrosomia. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Notoadmojo, (2005)

bahwa penerimaan sikap dan prilaku didasari oleh pengetahuan. Tingginya

pengetahuan ibu juga mempengaruhi sikap positif ibu terhadap bayi makrosomia.

Pengetahuan dan sikap ibu tentang bayi makrosomia disebabkan oleh ada 49

orang (84,4%) ibu yang berpengetahuan baik tentang bayi makrosomia memiliki

sikap positif tentang bayi makrosomia sebanyak 46 orang (79,3%) dan ibu yang

memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (15,5%) memiliki sikap negatif

tentang bayi makrosomia sebanyak 12 orang (20,6%). Hasil penelitian ini sesuai

dengan pendapat Varney (2007), bahwa pengetahuan dan pemahaman terhadap

bayi makrosomia akan membantu ibu bersikap positif. Melihat hasil penelitian

Varney, maka pengetahuan ibu yang baik tentang bayi makrosomia dapat

mempengaruhi sikap ibu menjadi positif, begitu pula sebaliknya jika

pengetahuan ibu kurang baik dapat mempengaruhi sikap ibu menjadi negatif

(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia di Klinik Bersalin Niar Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011 dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata 76,55, median =

80,00 dengan standar deviasi = 19,695, mayoritas ibu berpengetahuan baik

tentang bayi makrosomia yaitu sebanyak 49 orang (84,4%).

2. Sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata = 68,10, median =

65,00 dengan standar deviasi = 16,906, mayoritas ibu memiliki sikap positif

tentang bayi makrosomia yaitu sebanyak 46 orang (79,3%).

3. Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil

tentang bayi makrosomia. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,02

dan juga diperoleh nilai r = 0,293 hal ini berarti hubungan yang ada berkekuatan

sedang dan dengan arah positif karena nilai r positif. Hal ini berarti semakin

baik pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia maka semakin baik pula

sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia.

B. SARAN

1. Diharapkan kepada seluruh ibu hamil khusunya di Kecamatan Patumbak agar

selalu aktif mencari informasi tentang kehamilan agar dapat mencegah resiko

(48)

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk lebih dapat meningkatkan mutu

pelayanan kebidanan, baik melalui konseling maupun penyuluhan-penyuluhan

tentang kehamilan.

3. Diharapkan pada peneliti selanjutnya lebih mengembangkan penelitian ini

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka

Cipta

Azwar, A. (2005). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Binapura Aksara

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi 2, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Barbara, R. (2004). Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir, Edisi 3, Jakarta : Rineka Cipta

Bobak., et al. (2005). Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC

Cunningham, F. G., et al. (2005). Obstetri William, Edisi 21, Jakarta : EGC

Hidayat, A. (2007). Metode Penelititan Kebidanan dan Tehnik Analisa Data, Jakarta:

Salemba Medika

Machfoedz. (2007). Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan,

Keperawatan, dan Kebidanan, Jakarta : Rineka Cipta

Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC

Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak, Volume 1, Jakarta : EGC

Notoadmojo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi 3, Jakarta : Rineka

Cipta

, (2003). Pendidikan Kesehatan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka

(50)

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,

Jakarta : Salemba Medik

Pendit, B.(2009). Obstetri William, Jakarta : EGC

Prawirohardjo, S. (2002). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,

Jakarta : YBP-SP

Purwanto. (1998). Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC

Rukiyah, A. (2010). Asuhan Kebidanan 4 (patologi), Jakarta : Trans Info Media

Rudolph, M. (2006). Buku Ajar Pediatri Rudolph, Volume 1, Jakarta : EGC

Salam, B. (2003). Logika materiil filsafat ilmu pengetahuan, Jakarta : Rineka Cipta

Sastroasmoro, S. (2006). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta :

Sagung Seto

William, F. (2001). Obstetri dan Ginekologi, Jakarta : Widya Medika

Yusuf. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : Rosda

Zuriah. (2003). Penelitian Tindakan Dalam Bidang Pendidikan dan Sosial, Malang :

(51)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Yasinta Wintry/105102014 adalah mahasiswa Program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang

melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang

Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2011. Penelitian ini merupakan

salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden

dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kiranya kepada ibu untuk mengisi

kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar

persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu bebas mengundurkan

diri setiap saat. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan

dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas perhatian ibu dalam penelitian ini.

Medan, Maret 2011

Peneliti Responden

(52)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG BAYI

MAKROSOMIA DI KLINIK BERSALIN NIAR Jl. BALAI DESA

KECAMATAN MEDAN PATUMBAKTAHUN 2011

A. DATA DEMOGRAFI

Karakteristik responden NO Responden=…………

(diisi oleh peneliti)

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Paritas :

Apakah anda pernah mendengar informasi tentang bayi makrosomia?

a. Pernah b. Tidak pernah

Jika pernah diperoleh darimana? a. Tenaga kesehatan

(53)

B. PERTANYAAN PENGETAHUAN

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling benar

1. Berat badan normal bayi baru lahir adalah………. a. Kurang dari 2500 gram

b. 2500-4000 gram c. Lebih dari 4000 gram

2. Bayi Makrosomia merupakan………….

a. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram b. Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 4000 gram c. Bayi yang lahir dengan berat 4000 gram

3. Salah satu penyebab bayi makrosomia (bayi besar) adalah………….. a. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan b. Ibu yang hamil dengan penyakit jantung

c. Ibu yang hamil dengan hipertensi (darah tinggi)

4. Yang bukan penyebab terjadinya bayi makrosomia (bayi besar) adalah…… a. Ibu yang hamil dengan penyakit diabetes milletus (kencing manis) b. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan c. Ibu yang hamil dengan mual muntah yang berlebihan

5. Salah satu karakteristik (ciri-ciri) bayi makrosomia (bayi besar) adalah……….. a. Badan montok dan bengkak

b. Badan kurus c. Badan cacat

6. Yang bukan komplikasi makrosomia (bayi besar) pada bayi adalah………….. a. Bayi lahir dengan gangguan pernapasan

b. Bayi lahir dengan patah tulang pada leher atau bahu c. Bayi lahir kurus

7. Yang bukan komplikasi makrosomia (bayi besar) pada ibu adalah…………. a. Ibu mengalami perdarahan

(54)

8. Salah satu upaya yang dilakukan ibu untuk menjaga berat badannya selama hamil adalah……….

a. Menghindari cemilan manis b. Makan dalam porsi yang banyak c. Tidak melakukan apa-apa

9. Yang bukan upaya untuk mencegah makrosomia (bayi besar) adalah…… a. Olahraga secara teratur

b. Menjaga berat badan selama hamil c. Sering ngemil selama kehamilan

10. Hal-hal yang harus dilakukan ibu hamil untuk mendeteksi terjadinya makrosomia (bayi besar) adalah……..

a. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur b. Makan yang berlebihan

c. Sering ngemil selama hamil

C.PERTANYAAN SIKAP

Isilah data dibawah ini dengan memilih pada pernyataan ya atau tidak. Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia

NO PERNYATAAN

Ya Tidak

1.

Pemeriksaan kehamilan secara teratur dapat mendeteksi terjadinya makrosomia (bayi besar)

2.

Ibu tidak perlu melakukan pemeriksanaan kehamilan untuk

mengetahui bayi makrosomia (bayi besar)

3.

(55)

4.

Ibu tidak perlu mengatur pola makan agar kenaikan berat badan dalam kehamilan tidak berlebihan

5.

Ibu hendaknya menghindari cemilan manis selama hamil untuk menjaga berat badan selama kehamilan

6.

Ibu tidak perlu menjaga berat badan selama hamil agar dapat mencegah bayi makrosomia (bayi besar)

7.

Ibu hendaknya memeriksakan kadar gula darahnya sewaktu hamil, meskipun sebelumnya tidak ada riwayat diabetes milletus

8.

Ibu tidak perlu mengetahui tentang bayi makrosomia (bayi besar) karna tidak berbahaya bagi ibu dan bayi

9.

Ibu sebaiknya mengatur pola makan selama hamil untuk menjaga berat badannya

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yasinta Wintry

TTL : Tembilahan, 12 April 1989

Agama : Islam

Nama Ayah : H. Hamsar Sabrie

Nama Ibu : Hj. Nenda Megawati

Anak ke : 2 (dua)

Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 07 Tembilahan, INHIL-Riau

Pendidikan Formal : - SD Negeri 003 Tembilahan (1994-2000)

-MTsN 094 Tembilahan (2000-2003)

-SMA Negeri 2 Tembilahan (2003-2006)

-Akademi Kebidanan Husada Gemilang Tembilahan

(2006-2009)

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally

Dari hasil penelitian yang berjudul Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Lolly Medan akan diuraikan pembahasan

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ” Hubungan Pengetahuan Ibu Pasca Salin Yang Menyusukan Tentang Teknik Menyusui Dengan Pelaksanaan Pemberian ASI Di Klinik Bersalin Niar Medan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Klinik Pratama Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Medan terhadap 51 ibu hamil mulai dari bulan Juli – September 2016, pada

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang persalinan metode hypnobirthing di Klinik Diana Brayan Medan Tahun 2013.. Untuk keperluan tersebut,

pengetahuan ibu hamil dengan kecemasan dalam menghadapi kehamilan di Klinik.

Saat ini, saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Klinik Pratama Rumah Bersalin Gratis Rumah

Hal ini yang menarik penulis untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu hamil tentang makrosomia dengan pola nutrisi selama hamil di Desa Sambirata