Gambar Lampiran 1. Struktur Organisasi Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan 2016 DIREKTUR
EFRIDA YANTI SIREGAR
SEKRETARIS ULFA CHAIRANI HRP
WAKIL DIREKTUR EDIMUR PURBA
BENDAHARA WINA ARIKA EFENDI
WAKIL SEKRETARIS CINDY ANZOLLA DAULAY
WAKIL BENDAHARA SITI KHASANAH DAULAY
PELAYANAN NURASIAH LUBIS RIZKY RAMADHANI HRP HILMAN LUTHFI RANGKUTI
KASIR
RIZKY EVIANA SIREGAR NURHANNY NAULI LUBIS
KEAMANAN ALI HAMZAH LUBIS
BUDI MAULANA
HUMAS
ANDRY FAUZI SIREGAR
GUDANG
Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Drs. Efendi, M.Si, selaku pengelola Bank Sampah Mutiara
Bank Sampah Mutiara
Gambar 5. Produk Kreatifitas Bank Sampah Mutiara
Aryenti, 2011, PeningkatanPeran Serta Masyarakat Melalui Gerakan Menabung Pada Bank Sampah Di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiaracondong Bandung, Pusat Litbang Pemukiman, Bandung
Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Cetakan Kelima, EGC, Jakarta.
Depkes RI, 2004, Rencana Pembangunan Indonesia Sehat 2010, Jakarta.
2008,UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Jakarta.
2009,UU Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta.
2009, UU Republik Indoneia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Dinas Pendidikan Nasional, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka.
Khairunnisa, 2011. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga Dengan Pengolahan Sampah Domestik Dalam Mewujudkan Medan Green And Clean (MdGC) Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Darat di Kecamatan Medan Timur Kota Medan Tahun 2011. Skripsi FKM USU, Medan
Kusnoputranto, H, 2000, Kesehatan Lingkungan, Departemen Pendidikan Indonesia, Universitas Indonesia, Jakarta.
Manalu, Sarah Patumona . 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013. Skripsi FKM USU, Medan
Medan, GC, 2010, Panduan Medan Green and Clean, Medan.
Mukono, H J, 2006, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga University Press, Surabaya.
Novianti, Mita. 2013. Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Skripsi FISIP USU, Medan
Putra, IBW,2003, Hukum Bisnis Pariwisata, Bandung: Refika Aditama.
Ps, Tim Penulis, 2011, Penanganan dan Pengolahan Sampah, Jakarta: Penebar Swadaya.
Ritzer, George, dan Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern. Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah. Jakarta: Pustaka Kencana.
Siahaan, NHT, 2004, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta: Erlangga.
Slamet, Juli Soemirat, 2004. Kesehatan Lingkungan. Cetakan keenam. UGM press. Yogyakarta
Slamet, J S, 2009, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soekanto, Soerjono, 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudrajat, 2006, Mengelola Sampah Kota, Jakarta: Penebar Swadaya.
Suratmo, FG, 2007, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suwerda,B, 2012, Bank Sampah KajianTeori Dan Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Rihama Desain.
Unilever, GC 2010, Unilever Green and Clean “Bumi Kita”, Yayasan Unilever Indonesia, Jakarta.
Wikipedia Indonesia, “Kota”, http://id.wikipedia.org/wiki/kota. Diakses tgl20-1-2016.
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) untuk
mengetahui pelaksanaan pengelolaan bank sampah mutiara dalam menciptakan
kebersihan di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota
Medan tahun 2016.
3. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai
Kecamatan Medan Denai. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena
lingkungan XVIII representatif untuk melakukan penelitian, dimana kriteria bank
sampah dipenuhi di lingkungan tersebut.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari – Juli 2016. 3.3 Pemilihan Informan
Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metodePurposive Sampling. Pemilihan informan secara purposive merupakan cara
penarikan informan yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria
spesifik yang ditetapkan penelitidan dilakukan dengan mengambil responden
sesuai dengan jumlah informan yang sudah ditentukan yang ada atau tersedia di
lokasi penelitian sesuai dengan konteks penelitian, menanyakan kebersediaan
tersebut dapat dijadikan sebagai informan atau responden dalam penelitian
(Sugiyono, 2008).
Informan Penelitian ini adalah :
1. Direktur Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai
Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
2. Bagian Pelayanan Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan
Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
3. Bagian Kasir Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai
Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
4. Bagian Humas Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai
Kecamatan Medan Denai Kota Medan .
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang merupakan sumber utama untuk
dijadikan landasandalam penulisan penelitian yang didapatkan melalui hasil
wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan penelitian.
Pada penelitian ini wawancara mendalam (indepth interview)akan
dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. IndepthInterview atau
wawancara mendalam merupakan teknik pengumpulan data melalui
pertanyaan-pertanyaan, guna mendapatkan langsung jawaban yang mendukung pemecahan
masalah dalam penelitian ini.Pedoman wawancara digunakan untuk
mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga
menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah
memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit
dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual
saat wawancara berlangsung.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang mendukung, menjelaskan serta
mempunyaihubungan yang erat dengan bahan primer. Data yang diperoleh secara
tidak langsung berasal dari data tertulismeliputi : buku-buku, arsip, jurnal ilmiah
dan kepustakaan, dokumentasi dan berbagai data yang memuat tentang pelayanan
kesehatan serta buku-buku atau karya tulis yang relevan bagi pemecahan
permasalahan dalam penelitian ini.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpukan data dari berbagai sumber
yang diambil dari perpustakaan ataupun dari tempat lain. Adapun sumber yang
digunakan tidak terbatas pada buku-buku, tetapi juga dapat berupa bahan
dokumentasi seperti majalah-majalah, koran-koran ataupun bentuk media cetak
lain yang berhubungan dengan penelitian ini, yang dapat digunakan guna
menunjang kelengkapan data dalam melakukan penelitian.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari Bank Sampah Mutiara di
Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
Dimana data-data tersebut berupa profil Bank Sampah Mutiara, Stuktur
Organisasi Bank Sampah yang berhubungan dengan Pengelolaan bank Sampah
3.5 Defenisi Operasional
1. Anggaran Dana adalah Sejumlah uang pangkal yang dikumpulkan dari
anggota pengurus untuk kepentingan organisasi.
2. SDM adalah Individu yang memiliki peran dan tanggungjawab dan hak sesuai
kapasitas yang dimilikinya.
3. Sarana adalah Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan.
4. Prasarana adalah Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses usaha pembangunan proyek dan program.
5. Sistem Pelayanan Nasabah adalah tata kelola atau manajemen standar
pelayanan yang diberikan kepada anggota dalam organisasi sebagai nasabah.
6. Pengelompokan Jenis Sampah adalah Pemilahan sampah-sampah kedalam
kategori khusus seperti sampah organik dan non organik.
7. Pemberdayaan Sampah adalah Pemanfaatan sampah menjadi barang yang
mempunyai nilai.
8. Pendapatan Pengelolaan adalah Sejumlah dana yang diterima tenaga kerja
setelah melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan organisasi.
9. Tingkat Kesejahteraan Nasabah adalah Jenjang atau strata yang diperoleh
berdasarkan kualitas hidup yang diterima nasabah.
10.Tingkat Kebersihan Lingkungan adalah Derajat yang membedakan seberapa
besar ketiadaan sampah dan penataan lingkungan atau ruang.
11.Derajat Kesehatan Masyarakat adalah yang menyatakan seberapa banyak
12.Jangkauan Pelayanan adalah luas cakupan yang dapat dijangkau bank sampah
dalam memberikan layanan menabung sampah pada mayarakat.
13.Perubahan Cuaca adalah pergantian yang terjadi pada atmosfir bumi yang
mengakibatkan adanya pergantiaan antara kelembapan, suhu, curah hujan,
angin, serta tekanan atmosfir.
14.Nilai Jual Sampah adalah harga yang diterapkan bank sampah bagi
masyarakat yang menabung sampah.
3.6 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian
3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian
Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan
kebutuhan data yang hendak didapatkan sesuai dengan permasalahan yang ingin
penulis teliti. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar
yang nantinya akan berkembang dalam wawancara dan penulis sesegera mungkin
mencatatnya setelah wawancara selesai.
Penulis selanjutnya mencari informan yang sesuai dengan karakteristik
responden atau informan dalam penelitian.Untuk itu sebelum wawancara
dilaksanakan penulis bertanya kepada informan penelitian tentang kesiapannya
untuk diwawancarai.Setelah informan bersedia untuk diwawancarai, peneliti
membuat kesepakatan dengan informan tersebut mengenai waktu dan tempat
untuk melakukan wawancara.
3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penulis membuat kesepakatan dengan informan mengenai waktu dan
tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat.Setelah
wawancara dalam bentuk catatan tertulis. Selanjutnya penulismelakukan analisis
data dan interprestasi data sesuai dengan data hasil wawancara yang didapatkan.
Setelah itu, penulis membuat dinamika penulisandan kesimpulan yang dilakukan,
penulis memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya demi menunjang
kelengkapan data yang dibutuhkan selama penelitian, agar data yang didapatkan
sesuai dengan konsep dan tujuan penelitian yang dilakukan.
3.7 Alat Bantu pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data-data penelitian yang bersifat kualitatif penulis
membutuhkan alat bantu (instrumen penelitian). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 2(dua) alat bantu, yaitu :
a.) Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak
menyimpang dari rumusan permasalahan dan tujuan penelitian.Pedoman ini
disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
b.) Alat Perekam
Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar
peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti
untuk mencatat jawaban-jawaban dari informan artau responden penelitian. Dalam
pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin
dari informan atau responden penelitian untuk mempergunakan alat tersebut pada
3.8Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa penelitian deskriptf kualitatif terdapat beberapa
tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :
a.) Mengorganisasikan data
Penulis mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara
mendalam (indepth inteviewer), dimana data tersebut direkam dengan tape
recorder/handphone dibantu dengan menggunakan alat tulis.Kemudian dibuatkan
transkripnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi
bentuk tertulis.Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis
mengerti benar data atau hasil wawancara yang telah di dapatkan.
b.) Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban dari setiap
responden/informan
Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data yang
didapatkan dari hasil wawancara, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap
hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan
pedoman wawancara, penulis menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai
acuan dan pedoman dalam melakukan wawancara.Dengan pedoman ini, penulis
kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan penulisan hasil
wawancara, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok
pembicaraan.Data yang relevan inilah yang ditulis sebagai hasil penelitian.
Pada proses ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.
Penulis menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal
diungkapkan oleh responden atau informan.Data yang telah dikelompokan
tema-tema penting serta kata kuncinya.Sehingga penulis dapat menangkap pengalaman,
permasalahan, dan dinamika jawaban yang diberikan oleh responden atau
informan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
c.) Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data
Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, penulis menguji data
tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini
kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan
teori yang telah dijabarkan dalam Bab II mengenai kerangka teoritis dan kerangka
konseptual atau kerangka pikir penelitian, sehingga dapat dicocokan apakah ada
kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai dan dari landasan
teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan
faktor-faktor yang ada dari data hasil wawancara yang di dapatkan.
d.) Mencari alternatif penjelasan bagi data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
penulis masuk ke dalam tahap penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah
didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternatif
penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian
deskriptif kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil
analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau
tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain
melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada
e.) Menulis hasil penelitian
Penulisan data dari informan yang telah berhasil dikumpulkan merupakan
suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah hasil
penelitian dan kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini
penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu penulisan
data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam (indepth interview)dibaca
berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian
dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan dan pengalaman
dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di
dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil.
Dari penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa analisis data
merupakan tahap-tahap yang digunakan selanjutnya guna mencari, menata, dan
merumuskan rumusan secara sistematis dari wawancara mendalam (indepth
interview)dan lain-lain guna meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus
yang sedang diteliti.Dari hasil wawancara yang diperoleh serta didukung oleh
data lainnya, maka penulis akan mendapatkan jawaban dari rumusan-rumusan
masalah penelitian yang ada tersebut yang menunjang penelitian mengenai
pelaksanaan pengelolaan bank sampah mutiara dalam menciptakan kebersihan di
Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Medan Dalam Angka jumlah
Penduduk di Kecamatan Medan Denai tahun 2010 adalah 138.689 jiwa. Jika
dibandingkan dengan tahun 2010 (139.939 jiwa) terjadi penambahan jumlah
penduduk kecamatan Medan Denai sebanyak 1.250 jiwa. Penyebaran penduduk
kecamatan Medan Denai belum benar-benar merata. Rata-rata kepadatan
penduduk Kecamatan Medan Denai tercatat sebesar 15.324,8 jiwa setiap
kilometer persegi, dimana wilayah terpadat adalah kelurahan Tegal Sari Mandala
III dengan tingkat kepadatan sekitar 32.241 setiap kilometer persegi.
Kecamatan Medan Denai adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota
Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Denai berbatasan langsung
dengan :
- Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Kota dan Medan Area.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Amplas.
- Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Tembung.
Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu kecamatan di kota Medan
yang mempunyai luas sekitar 9,91 Km² yang dihuni oleh 139.939 jiwa atau
31.402 Kepala Keluarga. Jarak kantor kecamatan ke kantor Walikota Medan yaitu
sekitar 8 Km. Kecamatan Medan Denai terdiri dari 6 Kelurahan dan 82
dihuni oleh berbagai macam suku dan agama namun masyarakat selalu hidup
berdampingan dengan damai. Kerukunan umat beragama sudah terjalin secara
turun temurun.
Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu dari 6
kelurahan yang berada diwilayah Kecamatan Medan Denai. Secara geografis
batas wilayah berbatasan dengan wilayah :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota.
Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai mempunyai luas 4,14 Km²
dengan jumlah lingkungan sebanyak 20 lingkungan yang dipimpin oleh seorang
lurah. Jarak dari kantor lurah ke kantor camat di kecamatan Medan Denai hanya 2
km².
Adapun Kelurahan Binjai yang menjadi lokasi penelitian ini dihuni oleh
39.938 jiwa atau 9.866 kepala keluarga. Berdasarkan hasil pengamatan, bila
dilihat dari seluruh kelurahan yang ada di kecamatan Medan Denai di kelurahan
Binjailah yang paling banyak jumlah penduduknya dan jumlah lingkungannya. Di
kelurahan ini banyak dijumpai industri rumahan yang menjadi mata pencaharian
masyarakat. Berbagai macam indusrti rumahan yang ada di sini misalnya saja,
pabrik keripik, buat sepatu dan sandal, buat selendang, buat pakaian dalam, dan
4.2 Gambaran Umum Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII
Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan
Berdirinya Bank Sampah Mutiara berawal dari kepedulian pengelolaan
terhadap lingkungan hidup dan menyadari bahwa setiap orang mempunyai hak
untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup, sesuai dengan
undang-undang persampahan nomor 18 tahun 2008.
Bank Sampah Mutiara yang terletak di jalan Pelajar Timur gang Kelapa
Lorong Gabe dibentuk pada tanggal 15 Mei 2012 serta diresmikan oleh Menteri
Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balhasar Kambuaya, MBA. Bank sampah
merupakan aplikasi gerakan memilah dan memanfaatkan kembali sampah, yang
memiliki esensi bahwa masyarakat harus sadar terhadap lingkungan sekitar.
Konsep Bank Sampah adalah salah satu upaya menyadarkan masyarakat
betapa sampah memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan uang, sehingga kita
lebih peduli untuk mengelolanya mulai dari pemilihan, pengomposan hingga
menjadikan sampah sebagai barang dapat digunakan kembali dan bernilai
ekonomis.
Bank sampah mutiara Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota
Medan dibentuk melalui kerjasama dengan Pemerintah Kota dengan
mengutamakan kebersamaan dalam pencapaian tujuannya. Bank sampah Mutiara
juga memberikan harga yang cukup tinggi untuk membeli sampah dari
masyarakat, seperti sampah kertas Rp. 1.000/kg, sampah plastik Rp. 1.500/kg dan
sampah botol Rp. 3.000/kg, harga ini disesuaikan dengan harga dari pengumpul
Bank sampah Mutiara menggunakan sistem tabungan sampah individual.
Tabungan sampah individual adalah tabungan sampah dimana warga yang
menjadi nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke
bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik,
botol, besi, karung, dan aluminium yang sudah dibersihkan dan dikeringkan
terlebih dahulu. Selain dijual ke pengumpul sampah, ada sebagian sampah yang
langsung didaur ulang oleh anggota pengurus bank sampah tersebut. Adapun
sampah non organik yang didaur ulang antara lain kertas, kardus, koran, majalah,
dan buku. Hasil dari daur ulang tersebut adalah kerajinan tangan yang dijual di
bank sampah. Hasil dari penjualan tersebut akan masuk ke kas Bank Sampah
Mutiara.
4.2.1 Visi Bank Sampah Mutiara
Adapun visi dari Bank Sampah Mutiara yaitu :
1. Menjadi jaringan UKM lingkungan yang menghijaukan kota Medan.
2. Menjadikan Medan kota yang sehat.
4.2.2 Misi Bank Sampah Mutiara
Adapun misi dari Bank Sampah Mutiara yaitu :
1. Pengelolaan sampah hingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
2 Mendirikan Bank Sampah melalui kemitraan yang sinergis dan
menguntungkan.
3. Melahirkan pengusaha Indonesia baru di bidang lingkungan.
4.2.3 Tujuan Bank Sampah Mutiara
Tujuan Bank Sampah Mutiara adalah mereduksi jumlah sampah yang
masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan sampah terhadap lingkungan, meningkatkan pendapatan masyarakat
melalui menabung sampah, dan menstimulus kepedulian masyarakat terhadap
pengelolaan sampah. Mekanisme pengumpulan sampah non organik yang
dilakukan oleh warga dimulai dari diri sendiri untuk memilah sampah rumah
tangganya, dikumpulkan, setelah selama seminggu disetorkan ke bank sampah
Mutiara, dicatat dalam pembukuan sesuai dengan kuota dan harganya.
Pengangkutan dan penimbangan yang dilakukan oleh Petugas ke wilayah kurang
lebih dua minggu sekali atau sebulan sekali atau sesuai kebutuhan. Setelah
transaksi berjalan, hasilnya dapat diambil atau ditabung setelah 3 Bulan.
Adapun nilai sampah yang bisa dikelola di Bank Sampah Mutiara adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1Nilai Tukar Sampah Bank Sampah Mutiara
No JenisBarang Harga/Kg (Rp)
Plastik
Sumber : Daftar Harga Nilai Tukar Sampah Bank Sampah Mutiara
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa Bank Sampah Mutiara
memiliki nilai tukar atau nilai beli sampah yang ditawarkan cukup tinggi kepada
masyarakat yang menjadi nasabah di Bank Sampah Mutiara, untuk nilai tukar
sampah yang berupa kertas seperti dupleks, majalah, buku, koran dan kardus
dihargai antara Rp. 400/kg – Rp. 1.000/kg, dan untuk sampah plastik yang berupa gelas/botol air mineral dihargai antara Rp. 1.200/kg – Rp.3.000/kg, untuk sampah jenis logam seperti besi kabin (kopong), besi padat dan aluminium dihargai antara
4.2.4 Sarana Dan Prasarana Bank Sampah Mutiara
Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan
Medan Denai Kota Medan memiliki sarana dan prasarana yaitu:
1. Komputer 1 unit
2. Buku Administrasi 200 buah
3. Kendaraan motor viar 1 unit
4. Meja 4 buah
5. Kursi 8 buah
6. Timbangan
7. Pencacah sampah 1 buah
8. Pengayak kompos 1 buah
9. Bangunan Bank Sampah 5 x 10 m2
Secara umum sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank
Sampah Mutiara sudah mencukupi, namun ada beberapa alat yang rusak dan
tidak bisa digunakan yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak kompos,
sehingga salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah
organik menjadi kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara pasti
apa penyebab mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa dirusak,
beberapa hal mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata kerja di
mesin atau sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk memfungsikan
mesin tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan upaya dalam hal
perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan pengayak kompos agar
bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola
menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa digunakan oleh masyarakat
untuk kegiatan bercocok tanam.
4.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Bank Sampah Mutiara
Bank Sampah di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan
Denai Kota Medan memiliki satu buah motor viar yang bersedia datang ke tempat
nasabah bila nasabah bank sampah berhalangan. Jumlah pekerja yang bertugas 15
orang, sebagai berikut:
Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia (SDM) Di Lingkungan XVII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan
No Nama Jenis
Perempuan 28 D III 5 Wakil
Sekretaris
Perempuan 35 D III 5 Wakil
Lubis
Sumber : Daftar Pegawai Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan 2016
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa jumlah petugas yang bekerja
di Bank Sampah Mutiara cukup banyak yakni sebanyak 15 (lima belas) orang
dengan usia produktif yakni 21 – 35 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan bahwa diketahui petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara sebanyak 8 (delapan)
orang telah menyelesaikan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA),
4 (empat) orang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat D-III, dan 3 (tiga)
orang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat Strata 1 (S1). Adapun pembagian
jabatan atau tugas di Bank Sampah Mutiara sudah terstruktur secara baik dimulai
dari bidang gudang, humas, kasir, pelayanan, Bendahara dan wakilnya, Sekretaris
dan wakilnya, wakil direktur, dan jabatan tertinggi sebagai direktur Bank Sampah
Tabel 4.3Data Nasabah Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Dari Tahun 2012 – 2016
No Tahun Jumlah Nasabah
1 2012 172
2 2013 135
3 2014 206
4 2015 194
5 2016 61
Sumber : Buku Induk Bank Sampah Mutiara
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa jumlah nasabah Bank
Sampah setiap tahunnya justru semakin menurun. Bisa dilihat dari tabel bahwa
pada awal dibentuk di tahun 2012 jumlah nasabah Bank Sampah Mutiara
berjumlah 172 orang, di tahun 2013 berkurang sebanyak berkurang sebanyak 37
orang menjadi 135 orang, pada tahun 2014 jumlah nasabah bertambah sebanyak
71 orang menjadi 206 orang, pada tahun 2015 jumlah nasabah Bank Sampah
Mutiara kembali menurun sebanyak 12 orang menjadi 194 orang, dan pada tahun
2016 jumlah nasabah Bank Sampah Mutiara mengalami penururunan yang sangat
drastis sebanyak 133 orang dengan jumlah nasabah terbaru hanya sebanyak 61
orang. Berdasarkan data diatas yang peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa
jumlah pertumbuhan nasabah bank sampah Mutiara dari tahun ketahun sangat
fluktuatif dan cenderung menurun.
4.4 Hasil Wawancara dengan Informan Penelitian
Sesuaidenganhasilwawancara yang penelitilakukanpadapengelolabank
sampah Mutiaraolehinformansesuaidenganjawabanwawancarainformandidapatkan
4.4.1 Anggaran Dana Bank Sampah Mutiara
Informan Pernyataan Direktur
Sebelum itu gini dulu supaya kamu paham tanah kita ini tanah saya, kemudian yang bagian depannya ini diminta sama walikota supaya dibangun bank sampah, nah jadi saya gak punya dana.Yang bangun ini adalah walikota setelah dibangun, peralatan administrasi disediakan semua sama walikota dalam hal ini dinas kebersihan, nah kemudian untuk operasionalnya dananya karena sampah ini gak begitu besar kali modal awal dibangun waktu itu ada diberikan sekitar 2 juta dari Dinas Kebersihan Kota Medan. Sesudah itu 2 juta itu persiapan kita bila sampah datang dibeli, rupanya dana itu kita pakai juga rutinitas listrik dan operasional lain. Nah jadi modal awal dari anggarannya bisa dibilang gak ada ditetapkan oleh pemerintah, jadi modal pribadi sayalah pengelolanya. Kenapa dibilang dana pribadi, karena pegawai-pegawainya kita minta gajinya itu adalah dari Dinas Kebersihan, jadi gaji pegawai itu tidak ada kita ambil dari hasil pengelolaan sampah. Dari Dinas Kebersihan mereka dikasih honor kepada pegawai, saya hanya menerima saja kadang tidak kita minta dikasih juga kemari sekitar 15 orang.
Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentanganggaran dana
pendirian bangunan Bank Sampah bahwasanya tanah tersebut milik pengelola
namun yang membangun bank sampah adalah Walikota Medan dan sumber dana
awal dari dana pribadi, dan bantuan dari Dinas Kebersihan Kota Medan sejumlah 2
juta. Dari hal tersebut diketahui, bahwa anggaran dana Bank Sampah Mutiara tidak
disiapkan secara spesifik oleh pemerintah kota Medan dalam hal ini instansi yang
bersangkutan ialah dinas kebersihan kota Medan. Dana yang digunakan untuk
operasional Bank Sampah Mutiara berasal dari dana pribadi, sedangkan pemerintah
kota Medan hanya memberikan dana hibah atau dana pemberian pada awal
pembentukan Bank Sampah Mutiara sebesar Rp. 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah)
yang digunakan untuk operasional awal pembentukan Bank Sampah Mutiara. Dana
kepada pengepul, dan biaya administrasi sebesar 5% yang dikenakan kepada
nasabah Bank Sampah Mutiara.
4.4.2 Sumber Dana Manusia (SDM) Bank Sampah Mutiara
Informan Pernyataan
Direktur Kalau masyarakat itu banyak, mungkin banyak menabung sampahnya itu disesuaikan idealnya. Kalau masyarakatnya gak banyak – banyak kali 6 orang cukup, jadi idealnya untuk di kantor 3 orang dan di lapangan 3 orang begitulah kalau sederhanannya saja. Kalau sudah berjalan efektif butuh sekitar 15 orang.
Tugas mereka itu kita buat sesuai struktur organisasinya misalnya pengelola dalam hal ini pimpinannya itu mengarahkan pada bahagian sekretaris, bendahara, bahagian pemungut sampah, kemudian sesudah sampah diantar ada yang dibawa langsung oleh masyarakat kemari ada juga yang dijemput dengan kendaraan kita pada masyarakat kemudian sampah itu disortir, dipilah – pilah dibersihkan lagi kemudian ada yang menjualnya lagi jadi ada pembagian strukturnya.
Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentang Sumber Daya
Manusia (SDM) untuk jumlah masyarakat tidak terlalu padat jumlah idealnya
petugas sekitar 6 orang, dan untuk kalau sudah berjalan efektif diperlukan 15
orang. Peran dan tugas masing – masing personalia sudah terbagi sesuai dengan struktur organisasi oleh Bank Sampah Mutiara Medan.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa sumber daya
manusia (SDM) yang menjadi petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara
berasal dari pekerja yang disiapkan oleh dinas kebersihan kota Medan yang
mendapatkan honor atau upah langsung dari dinas kebersihan kota Medan. Setiap
pekerja memiliki tugasnya masing-masing, mulai dari jabatan direktur, wakil
direktur, sekretaris, bendahara, bidang administrasi, kasir, keamanan, humas,
di Bank Sampah Mutiara berjumlah 15 orang, namun kesehariannya biasanya
cukup dengan 6 orang saja yang bekerja untuk melayani nasanah Bank Sampah.
4.4.3 Sarana dan Prasarana Bank Sampah Mutiara
Informan Pernyataan
Direktur Bidang administrasi yaitu meja ada 4 buah, komputer 1 unit, buku – buku administrasi apa namanya buku rekeningnya ada 200 buah, jumlah nasabah dan blankonyapun ada. Kemudian brosurnya juga ada sedangkan peralatannya pengayak sampah, pengayak kompos kemudian mesin pencacah sampah, nah itu dari Dinas Kebersihan dan kendaraan 1 unit viar itu dari dinas kecamatan medan denai. Becaknya gak ada dan juga mobil gak ada.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa secara umum
sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank Sampah Mutiara
sudah mencukupi, namun ada beberapa alat yang rusak dan tidak bisa digunakan
yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak kompos, sehingga salah satu
kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik menjadi
kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara pasti apa penyebab
mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa rusak, beberapa hal
mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata kerja di mesin atau
sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk memfungsikan mesin
tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan upaya dalam hal
perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan pengayak kompos agar
bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola
menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa digunakan oleh masyarakat
untuk kegiatan bercocok tanam.
Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangmasihminimnyasarana
danprasarana,
makadariitumasihdiperlukandukungandaripemerintahkhususnyadariDinasKebersi
han, dan Pertamanan Kota Medan, untukmenyediakan sarana dan parasarana yang
mendukung seperti truk pengangkut sampah, penyediaan bak sampah khusus di
rumah warga yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara, dan perbaikan mesin
pencacah sampah dan pengayak kompos untuk mewujudkan program- program
Bank SampahMutiara. Yang dapat berjalan secara baik dan efektif.
4.4.4 Sistem Pelayanan Bank Sampah Mutiara
Informan Pernyataan
Bagian Pelayanan
Sampah itu disini kita hanya menerima sampah anorganik sama sampah yang dibeli sama kedai-kedai butut. Sampah limbah sampah bahanberbahayadanberacun (B3), sampah organik tidak kita terima, kalau sampah organik yang dihasilkan dari setiap sampah rumah tangga masyarakat itu kita ajarkan untuk membuat kompos di masing-masing rumah di sini kita cuma melatih untuk membuat kompos tidak menerima sampah organik. Nah jadi sampah-sampah yang sudah mereka setorkan kemari sebagian kecil itu kita kelola dan olah jadi keterampilan nanti ada beberapa contoh souvenir dari sampah sedangkan sampah organik tidak kita terima.
Kalau lihat jumlah volumenya belum lagi signifikan dari jumlah penduduk yang ada, masih sebahagian kecil saja kesadaran masyarakat mau mengantarkan sampah kemari. Kalau misalnya sampah itu satu hari ada 500kg di daerah lingkungan XVIII itu sebagian kecil saja yang diantar kemari.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa Bank Sampah
Mutiara hanya menerima jenis sampah anorganik yang bisa diolah kembali
dan sebagainya. Sedangkan sampah organik tidak bisa diterima oleh Bank
Sampah Mutiara, dan hanya memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang
tata cara membuat pupuk kompos dengan menggunakan sampah organik di rumah
masing-masing. Salah satu penyebab tidak bisa diolahnya sampah organik
menjadi pupuk kompos di Bank Sampah Mutiara ialah karena rusaknya mesin
pencacah sampah dan pengayak kompos yang digunakan untuk memanfaatkan
sampah organik menjadi pupuk kompos, sehingga pembuatan pupuk kompos di
Bank Sampah Mutiara tidak dapat dilakukan.
Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangpengelolaansampahma
sihjuga diketahui mengalamikendala,haliniterlihatdaribelumadanyaupaya
mengembangkan suatu produk atau
inovasiuntukmeningkatkandayatarikataunilaijualsuatuproduk.
4.4.5 Pengelompokan Jenis Sampah di Bank Sampah Mutiara
Informan Pernyataan
Bagian Pelayanan
Kan saya bilang tadi sampah organik kita tidak terima jadi pengelolaan sampah dibank sampah ini, sampah anorganik saja. Sampah anorganik itu bermacam-macam ada plastik ada kertas itu dipisah-pisah untuk kita jual ketokenya lagi, ya kalau bagian yang bisa kita ambil untuk kerajinan kita ambil tapi itu sebagian kecil saja. Produk kita itu pun dibikin banyak-banyak pemasarannya sulit.
Itu tadi kalau sampah-sampah yang ada dimasyarakat dijadikan ketrampilan maka itu akan dibuat kreativitas apa itu produk kita itu banyak bahannya Cuma masalahnya kita buat banyak produk kita kendalanya itu dipemasarannya itu. Untuk apa kita buat banyak-banyak kalau pemasaran itu gak ada, yang ada kita rugi kita membeli dan mengerjakannya.
Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangkualifikasi
langsung dijual ke pengepul. Dan barang-barang sampah yang bisa dimanfaatkan
jadi kerajinan itu pun hanya sebagian kecil mengingat pemasarannya yang sulit.
4.4.6 Pemberdayaan Sampah di Bank Sampah Mutiara
Informan Pernyataan
Bagian Pelayanan
Itu tadi kalau sampah-sampah yang ada dimasyarakat dijadikan keterampilan maka itu akan dibuat kreativitas apa itu produk kita itu banyak bahannya cuma masalahnya kita buat banyak produk kita kendalanya itu dipemasarannya itu. Untuk apa kita buat banyak-banyak kalau pemasaran itu gak ada, yang ada kita rugi kita membeli dan mengerjakannya.
Berdasarkanhasilwawancaradenganinforman tentang pengeloiaan sampah
sampai menjadi suatu produk kerajinan bank sampah mutiara mengalami kendala
masalah pemasaran produk, sehingga berdampak pada hasil produk jual yang
menurun. Produk-produk kerajinan tangan yang dibuat dari sisa-sisa barang bekas
dapat berupa tas laptop, gantungan kunci, bingkai foto, hiasan meja dan dinding,
gelang dan lain-lain. Berdasarkan hasil pengamatan salah satu penyebab
kurangnya minat masyarakat untuk membeli produk hasil daur ulang sampah
antara lain yaitu karena harganya yang dianggap masih relatif mahal. Misalkan
saja tas laptop hasil daur ulang kain perca dan plastik sampah yang dihargai
Rp.50.000,-/buah tidak jauh beda dengan harga tas laptop di pasaran yang tidak
menggunakan barang bekas sebagai bahan pembuatannya. Selain itu juga bidang
pemasaran produk tersebut yang hanya terfokus di pasarkan di lokasi Bank
Sampah Mutiara, sehingga masyarakat luas tidak mengetahui adanya produk daur
ulang sampah tersebut, sehingga perlu upaya pemasaran produk yang lebih giat
4.4.7 Pendapatan Pengelolaan Bank Sampah Mutiara
Informan Pernyataan
Kasir Ya kalau kita hitung rata-rata saja karena masyarakat belum lagi aktif ya kan, kira-kira 1 jutaan satu bulan.
Kalau pegawai itu sudah diberikan gaji oleh dinas kebersihan jadi itu sudah gak rata-rata lagi, sudah pengajian mereka upah minimum regional itu bisa ditanyakan sama pegawai dari dinas kebersihan kalau gak salah bekisar 1,6 Juta/bulan.
Kalau disini penghidupan sosial ekonomi masyarakatnya kalau yang menabung itu ekonomi yang rendah itu karena orang masyarakat ekonomi yang tinggi sangat minim sekali yang menjadi nasabah kita jadi kehidupan masyarakat ekonomi rendah yang mengantar sampah kemari mungkin penghasilannya gak tetap dia pekerja bangunan, tukang cuci bisa kita taksir berapalah gajinya satu bulan, ya barangkali kalau kita hitung rata - rata di bawah upah minimumlah sedangkan ekonomi yang tinggi itu sangat sedikit sekali di sini menghasilkan sampahnya.
Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwa
untuk pendapatan perbulan bank sampah mutiara 1 juta per bulan masih rendah
dari kalau ditinjau dari jumlah penabung Bank Sampah Mutiara. Sedangkan
pendapatan masyarakat yang berkontribusi sebagai penabung bank sampah diupah
gaji di bawah upah minimum yang diberikan upah atau honor oleh dinas
kebersihan kota Medan sebesar Rp. 1.600.000,- (Satu Juta Enam Ratus Ribu
Rupiah) perbulannya yang berasal dari dinas kebersihan kota Medan. Sedangkan
biaya operasional keseharian Bank Sampah masih berasal dari dana pribadi dan
4.4.8 Tingkat Kesejahteran Nasabah Bank Sampah Mutiara
InformanPernyataan
Kasir Sebagian besar itu belum menyadari tentang manfaat bank sampah, hal ini karena bank sampah terutama sekali oleh pemerintah kelurahan/kecamatan belum lagi sepenuhnya mendukung program bank sampah ini, misalnya pertemuan - pertemuan yang mengarahkan kepada masyarakat oleh pengelola sampah melalui bank sampah baik itu ditingkat kelurahan maupun ditingkat kecamatan dan dilingkungan sendiri termasuk alokasi dana untuk sosialisasi mereka belum lagi serius untuk mengembangkan bank sampah kita.
Tanggapan negatif masyarakat sebenarnya gak begitu sekali, jadi bank sampah ini menurut mereka sebagai persyaratan adipura saja supaya mendapat adipura kota Medan, padahal gak henti - hentinya bank sampah itu berperan terhadap kebersihan lingkungan, berperan dalam pendidikan anak sekolah, berperan dalam sosial ekonomi masyarakat, itu yang penting belum lagi produknya nyata.
Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwa
masyarakat belum sepenuhnya menyadari tentang kegunaan dari bank sampah.
Tanggapan negatif dari masyarakat tidak begitu berpengaruh. Masyarakat masih
sebagian kecil yang ikut berpartisipasi dalam program – program bank sampah walaupun Bank Sampah Mutiara sudah mensosialisasikan ke beberapa sekolah
namun tidak banyak yang ikut berpartisipasi untuk menjadi nasabah Bank Sampah.
4.4.9 Tingkat Kebersihan Lingkungan
Informan Pernyataan
Humas Kualifikasi tingkat kebersihan masyarakat sudah ada perubahan hal ini terlihat dari yang dulunya membuang sampah sembarangan di sungai sekarang tidak ada lagi, itupun satu dua orang yang tidak mengindahkan.
Kita belum memberikan reward seperti itu, sementara hanya menghimbau.
Sampai saat ini belum ada.
Belum...kita belum membuat program.
Sebagian besar di lingkungan kita sudah gak ada lagi sampah berserakan, kecuali ada hanya sebagian kecil.
Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan
bahwasannya tingkat kebersihan masyarakatnya kategori sedang. Masyarakat
dianggap lebih bijaksana untuk mengelola sampah di lingkungan tersebut seperti
tidak membuang sampah ke aliran sungai dan sebagainya, namun tetap masih ada
beberapa anggota masyarakat yang tidak mengindahkan himbauan untuk tidak
membuang sampah ke aliran sungai. Untuk penghargaan lingkungan belum ada,
seharusnya memang ada agar masyarakat memiliki semangat untuk berperilaku
yang baik dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan
Sampah. Agar fungsi Bank Sampah Mutiara untuk menciptakan kebersihan
lingkungan dapat terwujud secara baik dan efektif dengan adanya dukungan dan
partisipasiaktif dari warga masyarakat untuk menyukseskan program-program
kebersihan lingkungan yang diusahakan oleh Bank Sampah Mutiara.
4.4.10 Derajat Kesehatan Masyarakat
Informan Pernyataan
Humas Penting..masyarakat di sini sehat – sehat saja. Dan sejauh belum ada ditemukan penyakit infeksi.
Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulanbahwa
pengaruh bank sampah penting dalam menciptakan kebersihan lingkungan yang
akan memberikan dampak positif dalam upaya untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
4.4.11 Jangkauan Pelayanan Bank Sampah Mutiara
Informan Pernyataan
Bagian Pelayanan
Kita memberikan pelayanan kendaraaan sewaktu – waktu dalam menjemput sampah, sampah yang sudah terpilah – pilah dari masyarakat. Namun ada sebagian nasabah kita yang sampahnya dijemput sekali seminggu atau 2 kali seminggu.
Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan
bahwaBank Sampah Mutiara sudah menyediakan alat transportasi yang siap sedia
menjemput sampah nasabah.Sampah yang akan dikelola oleh Bank Sampah
Mutiara langsung dijemput oleh petugas ke rumah nasabah, kemudian dibawa
oleh petugas ke Bank Sampah Mutiara untuk ditimbang dan dicatat di buku
nasabah. Buku catatan inilah yang menjadi pegangan nasabah untuk mengetahui
berapa jumlah tabungan yang diperoleh dari menabung sampah di Bank Sampah
sampah ke Bank Sampah Mutiara setiap 3 bulan sekali. Salah satu kendala yang
dihadapi ketika menjemput sampah ke rumah warga yang menjadi nasabah Bank
Sampah Mutiara ialah kendaraan penjemput sampah yang hanya berupa satu buah
sepeda motor yang dianggap masih kurang mencukupi untuk menjemput sampah.
4.4.12 Perubahan Cuaca
Informan Pernyataan
Bagian Pelayanan
Itu tidak ada pengaruh signifikan. Paling kalau hujan, yaa gak bisa dijemput sampahnya ke rumah warga, terus warga juga gak bisa datang kemari kalau hujan lebat gitu.
Berdasarkan hasil wawancaran informan terhadap pengaruh cuaca dapat
ditarik kesimpulan bahwa cuaca tidak memberikan pengaruh besar. Pengaruh
cuaca dirasakan apabila ada hujan lebat, dimana petugas penjemput sampah tidak
bisa menjemput sampah ke rumah warga yang menjadi nasabah Bank Sampah,
dan warga juga tidak bisa mengantar langsung sampahnya ke Bank Sampah
Mutiara karena hujan tersebut, sehingga kegiatan di Bank Sampah Mutiara tidak
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kondisi cuaca yang tidak menentu juga bisa
menyebabkan barang-barang hasil daur ulang sampah tidak ada yang laku, karena
tidak ada pembeli yang mengunjungi Bank Sampah Mutiara.
4.4.13 Nilai Jual Sampah di Bank Sampah Mutiara
Informan Pernyataan
Kasir Yaa, kita beli sampahnya sesuai dengan daftar harga beli yang udah kita tentukan, terus kalau masyarakat ngasih sampah yang udah campur-campur, yaa kita pilah-pilah dulu, karena harganya beda-beda, kertas beda, plastik juga beda.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa daftar nilai tukar atau nilai
beli sampah sudah disesuaikan dengan daftar harga beli yang sudah tertera dan
berbeda-beda sesuai dengan jenis sampah yang akan dibeli. Petugas akan memilah
sampah sesuai dengan jenisnya, kemudian ditimbang, dan dicatat ke buku
tabungan Bank Sampah milik nasabah dan buku induk milik Bank Sampah
Mutiara. Sedangkan untuk reward atau penghargaan khusus untuk nasabah yang
rajin menabung di Bank Sampah Mutiara belum ada disediakan oleh petugas
maupun dinas kebersihan dan pemerintah kota Medan, seharusnya memang ada
reward atau penghargaan khusus untuk untuk nasabah agar menambah semangat
dan partisipasi masyarakat yang lebih tinggi untuk memanfaatkan layanan Bank
Sampah Mutiara.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilaksanakan oleh
peneliti di Bank Sampah Mutiara dapat diketahui bahwa terobosan atau inovasi
baru untuk membuat Bank Sampah dalam upaya bersama masyarakat untuk
menciptakan kebersihan lingkungan merupakan program yang sangat baik dan
efektif apabila dapat dijalankan secara profesional dan kompeten oleh petugas
dengan partisipasi masyarakat yang aktif dalam menyukseskan semua kegiatan
yang diinisasi oleh Bank Sampah Mutiara, sehingga tujuan pokok Bank Sampah
Mutiara untuk mewujudkan kebersihan lingkungan, peningkatan pendapatan
ekonomi masyarakat, meningkatkan kreatifitas warga, dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terlaksana secara baik, efektif, dan
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Program dan Layanan Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII
Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai
Salah satu terobosan besar dalam pengelolaan sampah di Indonesia adalah
program bank sampah. Melalui program ini, paradigma yang terbentuk dalam
pikiran masyarakat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna dan dibuang
begitu saja, diubah menjadi sesuatu yang juga memiliki nilai dan harga. Melalui
bank sampah, masyarakat bisa menabung sampah, yang kemudian dalam kurun
waktu tertentu bisa menghasilkan uang.
Bank Sampah Mutiara yang terletak di lingkungan XVIII Kelurahan Binjai
Kecamatan Medan Denai Kota Medan dibentuk melalui kerjasama dengan
Pemerintah Kota Medan dan Dinas Kebersihan Kota Medan bersama masyarakat
dengan dasar yang mengutamakan kebersamaan dalam pencapaian tujuannya.
Bank Sampah Mutiara juga memberikan harga yang cukup tinggi untuk membeli
sampah dari masyarakat, seperti sampah kertas Rp. 1.000/kg, sampah plastik Rp.
1.500/kg dan sampah botol Rp. 3.000/kg, harga ini disesuaikan dengan harga dari
pengumpul sampah di Kota Medan.
Bank sampah Mutiara menggunakan sistem tabungan sampah individual
dan komunal. Tabungan sampah individual adalah tabungan sampah dimana
warga yang menjadi nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan
langsung ke bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas,
dikeringkan terlebih dahulu. Selain dijual ke pengumpul sampah, ada sebagian
sampah yang langsung didaur ulang oleh anggota pengurus bank sampah tersebut.
Adapun sampah non organik yang didaur ulang antara lain kertas, kardus, koran,
majalah, dan buku. Hasil dari daur ulang tersebut adalah kerajinan tangan yang
dijual di bank sampah. Hasil dari penjualan tersebut akan masuk ke kas Bank
Sampah Mutiara.
Setelah diresmikan pada tahun 2012, Bank Sampah Mutiara terus
melakukan inovasi dalam membuat program dan layanan bagi nasabahnya. Dan
sampai tahun 2016 ini, tercatat sudah ada 6 program yang ditawarkan Bank
Sampah Mutiara bagi para nasabahnya, yaitu;
5.1.1 Reduksi Pengolahan dan Pengelolaan Sampah Kepada Masyarakat
.Bank Sampah Mutiara menawarkan sebuah layanan program bagi nasabah
yang ingin menambah ilmu pengetahuannya di bidang lingkungan. Para nasabah
bisa mengikuti pelatihan pengolahan dan pengelolaan sampah yang diisi oleh
orang-orang yang berpengalaman di bidang tersebut. Pelatihan yang dilakukan
oleh Bank Sampah Mutiara kepada masyarakat antara lain yaitu, cara memilah
sampah dan membedakan jenis sampah, cara mengolah barang bekas menjadi
barang yang bermanfaat dengan menggunakan cara daur ulang, cara membuat
pupuk kompos dan sebagainya
Beberapa hal dari keuntungan bank sampah ini yang sebagian besar sudah
dirasakan masyarakat adalah bahwa bank sampah memudahkan dalam
pengelolaan sampah, adanya keuntungan yang didapatkan, pengetahuan mengenai
sampah menjadi bertambah, dapat mengurangi produksi sampah rumah tangga,
keuntungan bank sampah yang juga perlu ditingkatkan untuk dapat dirasakan
masyarakat antara lain dapat memberikan perubahan di lingkungan, dari segi
kebersihan lingkungan, dapat memanfaatkan sampah menjadi barang yang
berguna kembali dengan proses daur ulang, dan dapat mencegah penyakit yang
disebabkan oleh sampah.
5.1.2 Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Valuasi
Sampah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarah (2013) mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam program
bank sampah di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan diketahui
bahwa pengetahuan masyarakat tentang bank sampah adalah kategori cukup
(sedang). Beberapa hal tentang bank sampah sudah sangat baik dipahami oleh
sebagian besar masyarakat yaitu pengertian bank sampah, tujuan pengelolaan
bank sampah, keuntungan lingkungan, dampak negatif sampah, dan manfaat bagi
keluarga. Hal-hal yang belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat tentang
bank sampah antara lain keuntungan sosial bank sampah, sampah organik, dan
sampah non organik.
Tujuan awal dari didirikannya Bank Mutiara adalah ingin menciptakan
kegiatan positif yang bermanfaat dan dapat memberdayakan masyarakat sekitar.
Dengan berjalannya waktu, kegiatan yang diadakan oleh kelompok ini (sebelum
dinamakan Bank Sampah Mutiara) tidak hanya menghasilkan sebuah kegiatan
positif, akan tetapi menghasilkan sebuah kegiatan yang mempunyai nilai
ekonomis di dalamnya, yaitu Bank Sampah. Para nasabah bisa menabungkan
disetorkan ke Bank Sampah yang kemudian sampah tersebut ditukar dengan
sejumlah uang rupiah sesuai dengan nilai sampah tersebut.
Bagi nasabah yang ingin meningkatkan perekonomiannya dengan cara
berniaga dan belum mempunyai modal atau kekurangan modal, nasabah dapat
melakukan pinjaman kepada Bank Sampah. Dan nasabah minimal sudah menjadi
anggota selama 3 bulan, dancara pengembalian pinjaman tersebut, Bank Sampah
Mutiara tidak mengharuskan nasabah mengembalikan pinjaman dengan uang,
tetapi boleh juga dalam bentuk sampah yang bernilai ekonomis.
5.1.3 Gerakan Budaya Health, Clean and Comfort
Bank Sampah Mutiara terus mensosialisasikan baik di tingkat kelurahan,
kecamatan dan ke sekolah – sekolah untuk terciptanya masyarakat sehat dan
bersih. Salah satu gerakan yang diinisiasi oleh Bank Sampah Mutiara ialah
gerakan yang dinamakan dengan gerakan Budaya Health, Clean and Comfort,
yang bertujuan untuk membudayakan pengelolaan sampah yang baik dan benar
untuk menciptakan lingkungan yang sehat (health), bersih (clean), dan nyaman
(comfort).
5.1.4 Laporan Pertanggungjawaban Kepada Nasabah Dan Masyarakat
Bank Sampah Mutiara terus berbenah dan terus berkomitmen dalam
mengembang bisnisnya salah satu untuk mencapai visi dan misinya Bank sampah
Mutiara Kecamatan Medan Denai selalu menerapkan prinsip yaitu:
1. Transparan
Bank Sampah Mutiara melibatkan seluruh nasabah dalam pelaporan
keuangan yang sedang berjalan. Masyarakat diajak terlibat dalam pengumpulan
juga di buku besar milik Bank Sampah. Bank Sampah mendapatkan penghasilan
dari selisih penjualan karya kerajinan tangan dari sampah.
2. Bertanggungjawab
Dalam pengelolaan Bank Sampah, baik dalam pengelolaan keuangan atau
pun yang lainnya, dilakukan oleh orang-orang yang dapat dipercaya dan
bertanggungjawab, yaitu oleh Dinas Kebersihan Kota Medan dengan petugas
yang dianggap sudah kompeten dipercaya untuk menjalankan tugas memajukan
Bank Sampah Mutiara.
3. Menguntungkan
Semua pihak yang terlibat dalam Bank Sampah Mutiara ini mendapatkan
keuntungan, baik secara materi atau pun nonmateri. Masyarakat mendapatkan
nilai rupiah dari sampah yang dipilah. Kemudian Bank Sampah mendapatkan
keuntungan dari hasil pengolahan sampah yang dijual. Selain keuntungan materi,
tentunya lingkungan masyarakat pun menjadi lebih bersih dan asri dengan adanya
Bank Sampah ini.
4. Keberlanjutan
Kemampuan sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan
kelangsungan dan arah Bank Sampah Mutiara kedepannya dan jika hal ini
dilakukan dengan komitmen maka menghasilkan inovasi-inovasi terbaru, maka
peluang bagi bank sampah untuk terus berkelanjutan akan tetap ada dan akan terus
terbuka, mengingat sangat besarnya nilai-nilai yang ada di dalamnya.
5.1.5 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung
Bank Sampah Mutiara sampai saat ini masih mengalami kendala di mana
Kota Medan, hal ini masih belum sepenuhnya mendapat dukungan dari Dinas
Kebersihan Kota Medan, maupun Dinas Pertamanan Kota Medan.
Secara umum sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank
Sampah Mutiara sudah mencukupi mulai dari komputer, buku administrasi,
kendaraan motor viar, meja, kursi, timbangan, pencacah sampah, pengayak
kompos dan bangunan bank sampah 5 x 10 m2,namun ada beberapa alat yang
rusak dan tidak bisa digunakan yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak
kompos, sehingga salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola
sampah organik menjadi kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara
pasti apa penyebab mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa
dirusak, beberapa hal mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata
kerja di mesin atau sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk
memfungsikan mesin tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan
upaya dalam hal perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan
pengayak kompos agar bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah
Mutiara untuk mengelola sampah organik masyarakat yang menjadi nasabah
Bank Sampah Mutiara menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa
digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan bercocok tanam.
5.1.6 Menjalin Kemitraan Dengan Instansi / Lembaga Terkait
Demi meningkatkan pelayanan Bank Sampah Mutiara Kota Medan terus
membuka diri untuk menjalin kerjasama dalam menangani masalah kebersihan di
Kota Medan baik dari Dinas Kebersihan, Dinas Pertamanan Kota Medan, maupun
lembaga lainnya. Dan saat ini Bank Sampah Mutiara Kota Medan sudah menjalin
kecamatan Medan Denai serta sekolah-sekolah yang terletak di sekitar lokasi
Bank Sampah Mutiara untuk mewujudkan lingkungan masyarakat yang bersih
dan sehat dan untuk meningkatkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat untuk
memanfaatkan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah Mutiara.
5.2. Pola Kerjasama Bank Sampah Mutiara dan Masyarakat
Hadirnya Bank Sampah Mutiara merupakan salah satu bukti akan
kepedulian masyarakat akan lingkungannya. Berawal dari inisiatif Efendi Agus,
M.Si, dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Awalnya Bapak
umur 53 tahun ini bergabung di salah satu LSM peduli lingkungan, yang
mempunyai niat tulus untuk memberdayakan masyarakat yang berada di
sekitarnya agar memiliki karakter yang mencintai lingkungan sekitarnya.
Bank sampah adalah tempat menabung sampah. Maksudnya adalah tempat
menabung bagi para nasabahnya dengan cara menyetorkan sampah di bank
tersebut. Tentunya hanya sampah yang sudah dipilah yang boleh ditabung di bank
sampah ini. Setelah nasabah menyetorkan sampah pilahannya tersebut di bank
sampah, nasabah mendapatkan “upah” yang ditulis di buku tabungannya, dan bisa
ditarik dalam bentuk rupiah.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mita Novianti (2013)
mengenai dampak program bank sampah terhadap sosial ekonomi masyarakat di
Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan diketahui bahwa
nasabah bank sampah sangat setuju akan hadirnya bank sampah di kelurahan
mereka. Ini terlihat dari seluruh nasabah Bank Sampah Mutiara menyatakan
hadirnya bank sampah di kelurahan sangat baik. Hal ini tentu merupakan respon
membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih, bank sampah juga memiliki
keuntungan lain yaitu membantu masyarakat dalam mendapatkan uang dengan
cara mengelola sampah yang tidak bisa digunakan lagi menjadi sesuatu yang
bernilai dan memiliki nilai ekonomis.
Program dan kegiatan yang ada di Bank Sampah Mutiara sangat
melibatkan masyarakat di dalamnya. Karena memang tujuan awal dari
didirikannya bank sampah ini adalah ingin memberdayakan masyarakat. Maka
dari itu kegiatan yang dilakukan oleh Bank Sampah Mutiara melibatkan
masyarakat mulai dari pemilahan sampah, pengumpulan sampah, perhitungan
nilai rupiah sampah, pengolahan sampah menjadi sebuah kerajinan tangan dan
menjual hasil kerajinan tangan tersebut. Lalu hasil dari penjualan kerajinan
tersebut dikembalikan ke nasabahnya.
Berdasarkan hasil pengamatan penelititerlihat bahwa masyarakat sudah
mengetahui mekanisme Bank Sampah Mutiara tersebut. Warga yang menjadi
nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke bank
sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik, dan
kaleng/botol yang sudah dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Setiap
nasabah akan diberikan nomor rekening, buku tabungan dan tiga tas untuk
memudahkan pemilahan sampah tersebut. Dan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan masyarakat dapat mengambil uang mereka ditabungan bank sampah
tersebut.
Untuk memenuhi permintaan terhadap hasil kerajinan tangan, dibutuhkan
bahan baku/ sampah yang banyak. Maka dari itu, Bank Sampah Mutiara bekerja
produsen sampah, sudah terlebih dahulu menyortir atau memilah sampah di
rumahnya masing-masing. Setelah sampah dipilah oleh masyarakat, barulah
sampah pilahan tersebut disetorkan ke bank sampah. Dalam proses pengumpulan
ini, sampah ditimbang dihadapan nasabah, kemudian petugas menuliskan
sejumlah nilai rupiah sampah menurut klasifikasinya di buku tabungan nasabah.
Berdasarkan keaktifan atau partisipasi masyarakat, terlihat bahwa hanya
sebagian kecil warga yang sudah aktif dalam menjalankan kegiatan sosial yang
ada di Kelurahan Binjai termasuk kegiatan sosial kesehatan dalam memanfaatkan
Bank Sampah Mutiara.Salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam
meningkatkan partisipasi aktif dari warga masyarakat untuk memanfaatkan Bank
Sampah Mutiara ialah kegiatan sosialisasi mengenai pemanfaatan Bank Sampah
Mutiara yang dinilai kurang intensif dilakukan oleh petugas yang bekerja di Bank
Sampah Mutiara, serta kuranganya dukungan tokoh masyarakat untuk
menggerakkan warganya agar mau memanfaatkan Bank Sampah Mutiara dalam
upaya kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Peran serta tokoh masyarakat dalam kegiatan bank sampah berdasarkan
penilaian masyarakat adalah tidak baik dimana sebagian masyarakat menyatakan
peran serta tokoh masyarakat tidak baik. Peran serta tokoh masyarakat ini juga
dianalisis dengan observasi langsung oleh peneliti dan menunjukkan hal yang
sama dengan apa yang dikemukakan oleh masyarakat.Beberapa bentuk partisipasi
masyarakat dalam program bank sampah yang tidak pernah dilakukan oleh
sebagian besar masyarakat antara lain bahwa masyarakat tidak selalu mengikuti
kegiatan penyuluhan dalam pengelolaan sampah, tidak ikut dalam pengelolaan
tidak ikut dalam pengelolaan bank sampah baik karena instruksi dari pihak
kelurahan maupun instruksi petugas kesehatan.Sedangkan bentuk partisipasi
masyarakat dalam program bank sampah yang sudah dilakukan oleh kebanyakan
masyarakat antara lain bahwa masyarakat sudah selalu melakukan pemilahan
sampah rumah tangga dalam pengumpulan sampah ke bank sampah, sebagian
besar sudah bergabung menjadi nasabah bank sampah dikarenakan adanya
keuntungan ekonomi.
Beberapa bentuk peran serta tokoh masyarakat dalam kegiatan bank
sampah ini yang tidak pernah dilakukan oleh tokoh masyarakat yaitu bahwa tokoh
masyarakat tidak memberikan sosialisasi mengenai tujuan dari bank sampah,
manfaat yang didapat dari bank sampah, dan penyakit yang disebabkan oleh
sampah. Selain itu tokoh masyarakat tidak memberikan penyuluhan tentang
pengelolaan sampah yang benar, dan tidak mengajak masyarakat agar ikut serta
dalam program bank sampah.
Hal ini menunjukkan bahwa program bank sampah bagi tokoh masyarakat
saat ini masih sangat asing. Masalah kesehatan yang diketahui tokoh masyarakat
adalah imunisasi, demam berdarah, dan pemberian makanan tambahan. Dengan
perkataan lain program bank sampah belum sepopuler ataupun terkenal dibanding
program kesehatan lainnya di lingkungan kehidupan masyarakat. Berdasarkan hal
ini maka tokoh masyarakat sama sekali tidak menunjukkan perannya dalam
program bank sampah. Sosialisasi tentang program bank sampah oleh tokoh
masyarakat masih sangat minim sehingga perlu ditingkatkan. Sosialisasi ini juga
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pada saat Posyandu ataupun pada