• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Bank Sampah Mutiara Dalam Menciptakan Kebersihan di Lingkungan Xviii Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Bank Sampah Mutiara Dalam Menciptakan Kebersihan di Lingkungan Xviii Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2016"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

Gambar Lampiran 1. Struktur Organisasi Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan 2016 DIREKTUR

EFRIDA YANTI SIREGAR

SEKRETARIS ULFA CHAIRANI HRP

WAKIL DIREKTUR EDIMUR PURBA

BENDAHARA WINA ARIKA EFENDI

WAKIL SEKRETARIS CINDY ANZOLLA DAULAY

WAKIL BENDAHARA SITI KHASANAH DAULAY

PELAYANAN NURASIAH LUBIS RIZKY RAMADHANI HRP HILMAN LUTHFI RANGKUTI

KASIR

RIZKY EVIANA SIREGAR NURHANNY NAULI LUBIS

KEAMANAN ALI HAMZAH LUBIS

BUDI MAULANA

HUMAS

ANDRY FAUZI SIREGAR

GUDANG

(2)
(3)
(4)

Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Drs. Efendi, M.Si, selaku pengelola Bank Sampah Mutiara

(5)

Bank Sampah Mutiara

(6)

Gambar 5. Produk Kreatifitas Bank Sampah Mutiara

(7)

Aryenti, 2011, PeningkatanPeran Serta Masyarakat Melalui Gerakan Menabung Pada Bank Sampah Di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiaracondong Bandung, Pusat Litbang Pemukiman, Bandung

Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Cetakan Kelima, EGC, Jakarta.

Depkes RI, 2004, Rencana Pembangunan Indonesia Sehat 2010, Jakarta.

2008,UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Jakarta.

2009,UU Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta.

2009, UU Republik Indoneia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Dinas Pendidikan Nasional, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Khairunnisa, 2011. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga Dengan Pengolahan Sampah Domestik Dalam Mewujudkan Medan Green And Clean (MdGC) Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Darat di Kecamatan Medan Timur Kota Medan Tahun 2011. Skripsi FKM USU, Medan

Kusnoputranto, H, 2000, Kesehatan Lingkungan, Departemen Pendidikan Indonesia, Universitas Indonesia, Jakarta.

Manalu, Sarah Patumona . 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013. Skripsi FKM USU, Medan

Medan, GC, 2010, Panduan Medan Green and Clean, Medan.

Mukono, H J, 2006, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga University Press, Surabaya.

(8)

Novianti, Mita. 2013. Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Skripsi FISIP USU, Medan

Putra, IBW,2003, Hukum Bisnis Pariwisata, Bandung: Refika Aditama.

Ps, Tim Penulis, 2011, Penanganan dan Pengolahan Sampah, Jakarta: Penebar Swadaya.

Ritzer, George, dan Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern. Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah. Jakarta: Pustaka Kencana.

Siahaan, NHT, 2004, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta: Erlangga.

Slamet, Juli Soemirat, 2004. Kesehatan Lingkungan. Cetakan keenam. UGM press. Yogyakarta

Slamet, J S, 2009, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soekanto, Soerjono, 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudrajat, 2006, Mengelola Sampah Kota, Jakarta: Penebar Swadaya.

Suratmo, FG, 2007, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suwerda,B, 2012, Bank Sampah KajianTeori Dan Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Rihama Desain.

Unilever, GC 2010, Unilever Green and Clean “Bumi Kita”, Yayasan Unilever Indonesia, Jakarta.

Wikipedia Indonesia, “Kota”, http://id.wikipedia.org/wiki/kota. Diakses tgl20-1-2016.

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif

menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) untuk

mengetahui pelaksanaan pengelolaan bank sampah mutiara dalam menciptakan

kebersihan di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota

Medan tahun 2016.

3. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai

Kecamatan Medan Denai. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena

lingkungan XVIII representatif untuk melakukan penelitian, dimana kriteria bank

sampah dipenuhi di lingkungan tersebut.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari – Juli 2016. 3.3 Pemilihan Informan

Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metodePurposive Sampling. Pemilihan informan secara purposive merupakan cara

penarikan informan yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria

spesifik yang ditetapkan penelitidan dilakukan dengan mengambil responden

sesuai dengan jumlah informan yang sudah ditentukan yang ada atau tersedia di

lokasi penelitian sesuai dengan konteks penelitian, menanyakan kebersediaan

(10)

tersebut dapat dijadikan sebagai informan atau responden dalam penelitian

(Sugiyono, 2008).

Informan Penelitian ini adalah :

1. Direktur Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai

Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

2. Bagian Pelayanan Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan

Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

3. Bagian Kasir Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai

Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

4. Bagian Humas Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai

Kecamatan Medan Denai Kota Medan .

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang merupakan sumber utama untuk

dijadikan landasandalam penulisan penelitian yang didapatkan melalui hasil

wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan penelitian.

Pada penelitian ini wawancara mendalam (indepth interview)akan

dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. IndepthInterview atau

wawancara mendalam merupakan teknik pengumpulan data melalui

pertanyaan-pertanyaan, guna mendapatkan langsung jawaban yang mendukung pemecahan

masalah dalam penelitian ini.Pedoman wawancara digunakan untuk

mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga

menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah

(11)

memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit

dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual

saat wawancara berlangsung.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang mendukung, menjelaskan serta

mempunyaihubungan yang erat dengan bahan primer. Data yang diperoleh secara

tidak langsung berasal dari data tertulismeliputi : buku-buku, arsip, jurnal ilmiah

dan kepustakaan, dokumentasi dan berbagai data yang memuat tentang pelayanan

kesehatan serta buku-buku atau karya tulis yang relevan bagi pemecahan

permasalahan dalam penelitian ini.

Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpukan data dari berbagai sumber

yang diambil dari perpustakaan ataupun dari tempat lain. Adapun sumber yang

digunakan tidak terbatas pada buku-buku, tetapi juga dapat berupa bahan

dokumentasi seperti majalah-majalah, koran-koran ataupun bentuk media cetak

lain yang berhubungan dengan penelitian ini, yang dapat digunakan guna

menunjang kelengkapan data dalam melakukan penelitian.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari Bank Sampah Mutiara di

Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

Dimana data-data tersebut berupa profil Bank Sampah Mutiara, Stuktur

Organisasi Bank Sampah yang berhubungan dengan Pengelolaan bank Sampah

(12)

3.5 Defenisi Operasional

1. Anggaran Dana adalah Sejumlah uang pangkal yang dikumpulkan dari

anggota pengurus untuk kepentingan organisasi.

2. SDM adalah Individu yang memiliki peran dan tanggungjawab dan hak sesuai

kapasitas yang dimilikinya.

3. Sarana adalah Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud atau tujuan.

4. Prasarana adalah Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses usaha pembangunan proyek dan program.

5. Sistem Pelayanan Nasabah adalah tata kelola atau manajemen standar

pelayanan yang diberikan kepada anggota dalam organisasi sebagai nasabah.

6. Pengelompokan Jenis Sampah adalah Pemilahan sampah-sampah kedalam

kategori khusus seperti sampah organik dan non organik.

7. Pemberdayaan Sampah adalah Pemanfaatan sampah menjadi barang yang

mempunyai nilai.

8. Pendapatan Pengelolaan adalah Sejumlah dana yang diterima tenaga kerja

setelah melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan organisasi.

9. Tingkat Kesejahteraan Nasabah adalah Jenjang atau strata yang diperoleh

berdasarkan kualitas hidup yang diterima nasabah.

10.Tingkat Kebersihan Lingkungan adalah Derajat yang membedakan seberapa

besar ketiadaan sampah dan penataan lingkungan atau ruang.

11.Derajat Kesehatan Masyarakat adalah yang menyatakan seberapa banyak

(13)

12.Jangkauan Pelayanan adalah luas cakupan yang dapat dijangkau bank sampah

dalam memberikan layanan menabung sampah pada mayarakat.

13.Perubahan Cuaca adalah pergantian yang terjadi pada atmosfir bumi yang

mengakibatkan adanya pergantiaan antara kelembapan, suhu, curah hujan,

angin, serta tekanan atmosfir.

14.Nilai Jual Sampah adalah harga yang diterapkan bank sampah bagi

masyarakat yang menabung sampah.

3.6 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian

3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian

Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan

kebutuhan data yang hendak didapatkan sesuai dengan permasalahan yang ingin

penulis teliti. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar

yang nantinya akan berkembang dalam wawancara dan penulis sesegera mungkin

mencatatnya setelah wawancara selesai.

Penulis selanjutnya mencari informan yang sesuai dengan karakteristik

responden atau informan dalam penelitian.Untuk itu sebelum wawancara

dilaksanakan penulis bertanya kepada informan penelitian tentang kesiapannya

untuk diwawancarai.Setelah informan bersedia untuk diwawancarai, peneliti

membuat kesepakatan dengan informan tersebut mengenai waktu dan tempat

untuk melakukan wawancara.

3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penulis membuat kesepakatan dengan informan mengenai waktu dan

tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat.Setelah

(14)

wawancara dalam bentuk catatan tertulis. Selanjutnya penulismelakukan analisis

data dan interprestasi data sesuai dengan data hasil wawancara yang didapatkan.

Setelah itu, penulis membuat dinamika penulisandan kesimpulan yang dilakukan,

penulis memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya demi menunjang

kelengkapan data yang dibutuhkan selama penelitian, agar data yang didapatkan

sesuai dengan konsep dan tujuan penelitian yang dilakukan.

3.7 Alat Bantu pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data penelitian yang bersifat kualitatif penulis

membutuhkan alat bantu (instrumen penelitian). Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan 2(dua) alat bantu, yaitu :

a.) Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak

menyimpang dari rumusan permasalahan dan tujuan penelitian.Pedoman ini

disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b.) Alat Perekam

Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar

peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti

untuk mencatat jawaban-jawaban dari informan artau responden penelitian. Dalam

pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin

dari informan atau responden penelitian untuk mempergunakan alat tersebut pada

(15)

3.8Teknik Analisis Data

Dalam menganalisa penelitian deskriptf kualitatif terdapat beberapa

tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :

a.) Mengorganisasikan data

Penulis mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara

mendalam (indepth inteviewer), dimana data tersebut direkam dengan tape

recorder/handphone dibantu dengan menggunakan alat tulis.Kemudian dibuatkan

transkripnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi

bentuk tertulis.Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis

mengerti benar data atau hasil wawancara yang telah di dapatkan.

b.) Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban dari setiap

responden/informan

Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data yang

didapatkan dari hasil wawancara, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap

hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan

pedoman wawancara, penulis menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai

acuan dan pedoman dalam melakukan wawancara.Dengan pedoman ini, penulis

kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan penulisan hasil

wawancara, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok

pembicaraan.Data yang relevan inilah yang ditulis sebagai hasil penelitian.

Pada proses ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.

Penulis menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal

diungkapkan oleh responden atau informan.Data yang telah dikelompokan

(16)

tema-tema penting serta kata kuncinya.Sehingga penulis dapat menangkap pengalaman,

permasalahan, dan dinamika jawaban yang diberikan oleh responden atau

informan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

c.) Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, penulis menguji data

tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini

kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan

teori yang telah dijabarkan dalam Bab II mengenai kerangka teoritis dan kerangka

konseptual atau kerangka pikir penelitian, sehingga dapat dicocokan apakah ada

kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai dan dari landasan

teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan

faktor-faktor yang ada dari data hasil wawancara yang di dapatkan.

d.) Mencari alternatif penjelasan bagi data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,

penulis masuk ke dalam tahap penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah

didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternatif

penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian

deskriptif kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil

analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau

tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain

melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada

(17)

e.) Menulis hasil penelitian

Penulisan data dari informan yang telah berhasil dikumpulkan merupakan

suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah hasil

penelitian dan kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini

penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu penulisan

data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam (indepth interview)dibaca

berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian

dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan dan pengalaman

dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di

dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil.

Dari penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa analisis data

merupakan tahap-tahap yang digunakan selanjutnya guna mencari, menata, dan

merumuskan rumusan secara sistematis dari wawancara mendalam (indepth

interview)dan lain-lain guna meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus

yang sedang diteliti.Dari hasil wawancara yang diperoleh serta didukung oleh

data lainnya, maka penulis akan mendapatkan jawaban dari rumusan-rumusan

masalah penelitian yang ada tersebut yang menunjang penelitian mengenai

pelaksanaan pengelolaan bank sampah mutiara dalam menciptakan kebersihan di

Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun

(18)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Medan Dalam Angka jumlah

Penduduk di Kecamatan Medan Denai tahun 2010 adalah 138.689 jiwa. Jika

dibandingkan dengan tahun 2010 (139.939 jiwa) terjadi penambahan jumlah

penduduk kecamatan Medan Denai sebanyak 1.250 jiwa. Penyebaran penduduk

kecamatan Medan Denai belum benar-benar merata. Rata-rata kepadatan

penduduk Kecamatan Medan Denai tercatat sebesar 15.324,8 jiwa setiap

kilometer persegi, dimana wilayah terpadat adalah kelurahan Tegal Sari Mandala

III dengan tingkat kepadatan sekitar 32.241 setiap kilometer persegi.

Kecamatan Medan Denai adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota

Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Denai berbatasan langsung

dengan :

- Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Kota dan Medan Area.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Amplas.

- Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Tembung.

Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu kecamatan di kota Medan

yang mempunyai luas sekitar 9,91 Km² yang dihuni oleh 139.939 jiwa atau

31.402 Kepala Keluarga. Jarak kantor kecamatan ke kantor Walikota Medan yaitu

sekitar 8 Km. Kecamatan Medan Denai terdiri dari 6 Kelurahan dan 82

(19)

dihuni oleh berbagai macam suku dan agama namun masyarakat selalu hidup

berdampingan dengan damai. Kerukunan umat beragama sudah terjalin secara

turun temurun.

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu dari 6

kelurahan yang berada diwilayah Kecamatan Medan Denai. Secara geografis

batas wilayah berbatasan dengan wilayah :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota.

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai mempunyai luas 4,14 Km²

dengan jumlah lingkungan sebanyak 20 lingkungan yang dipimpin oleh seorang

lurah. Jarak dari kantor lurah ke kantor camat di kecamatan Medan Denai hanya 2

km².

Adapun Kelurahan Binjai yang menjadi lokasi penelitian ini dihuni oleh

39.938 jiwa atau 9.866 kepala keluarga. Berdasarkan hasil pengamatan, bila

dilihat dari seluruh kelurahan yang ada di kecamatan Medan Denai di kelurahan

Binjailah yang paling banyak jumlah penduduknya dan jumlah lingkungannya. Di

kelurahan ini banyak dijumpai industri rumahan yang menjadi mata pencaharian

masyarakat. Berbagai macam indusrti rumahan yang ada di sini misalnya saja,

pabrik keripik, buat sepatu dan sandal, buat selendang, buat pakaian dalam, dan

(20)

4.2 Gambaran Umum Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan

Berdirinya Bank Sampah Mutiara berawal dari kepedulian pengelolaan

terhadap lingkungan hidup dan menyadari bahwa setiap orang mempunyai hak

untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup, sesuai dengan

undang-undang persampahan nomor 18 tahun 2008.

Bank Sampah Mutiara yang terletak di jalan Pelajar Timur gang Kelapa

Lorong Gabe dibentuk pada tanggal 15 Mei 2012 serta diresmikan oleh Menteri

Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balhasar Kambuaya, MBA. Bank sampah

merupakan aplikasi gerakan memilah dan memanfaatkan kembali sampah, yang

memiliki esensi bahwa masyarakat harus sadar terhadap lingkungan sekitar.

Konsep Bank Sampah adalah salah satu upaya menyadarkan masyarakat

betapa sampah memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan uang, sehingga kita

lebih peduli untuk mengelolanya mulai dari pemilihan, pengomposan hingga

menjadikan sampah sebagai barang dapat digunakan kembali dan bernilai

ekonomis.

Bank sampah mutiara Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota

Medan dibentuk melalui kerjasama dengan Pemerintah Kota dengan

mengutamakan kebersamaan dalam pencapaian tujuannya. Bank sampah Mutiara

juga memberikan harga yang cukup tinggi untuk membeli sampah dari

masyarakat, seperti sampah kertas Rp. 1.000/kg, sampah plastik Rp. 1.500/kg dan

sampah botol Rp. 3.000/kg, harga ini disesuaikan dengan harga dari pengumpul

(21)

Bank sampah Mutiara menggunakan sistem tabungan sampah individual.

Tabungan sampah individual adalah tabungan sampah dimana warga yang

menjadi nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke

bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik,

botol, besi, karung, dan aluminium yang sudah dibersihkan dan dikeringkan

terlebih dahulu. Selain dijual ke pengumpul sampah, ada sebagian sampah yang

langsung didaur ulang oleh anggota pengurus bank sampah tersebut. Adapun

sampah non organik yang didaur ulang antara lain kertas, kardus, koran, majalah,

dan buku. Hasil dari daur ulang tersebut adalah kerajinan tangan yang dijual di

bank sampah. Hasil dari penjualan tersebut akan masuk ke kas Bank Sampah

Mutiara.

4.2.1 Visi Bank Sampah Mutiara

Adapun visi dari Bank Sampah Mutiara yaitu :

1. Menjadi jaringan UKM lingkungan yang menghijaukan kota Medan.

2. Menjadikan Medan kota yang sehat.

4.2.2 Misi Bank Sampah Mutiara

Adapun misi dari Bank Sampah Mutiara yaitu :

1. Pengelolaan sampah hingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

2 Mendirikan Bank Sampah melalui kemitraan yang sinergis dan

menguntungkan.

3. Melahirkan pengusaha Indonesia baru di bidang lingkungan.

(22)

4.2.3 Tujuan Bank Sampah Mutiara

Tujuan Bank Sampah Mutiara adalah mereduksi jumlah sampah yang

masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengurangi dampak negatif yang

ditimbulkan sampah terhadap lingkungan, meningkatkan pendapatan masyarakat

melalui menabung sampah, dan menstimulus kepedulian masyarakat terhadap

pengelolaan sampah. Mekanisme pengumpulan sampah non organik yang

dilakukan oleh warga dimulai dari diri sendiri untuk memilah sampah rumah

tangganya, dikumpulkan, setelah selama seminggu disetorkan ke bank sampah

Mutiara, dicatat dalam pembukuan sesuai dengan kuota dan harganya.

Pengangkutan dan penimbangan yang dilakukan oleh Petugas ke wilayah kurang

lebih dua minggu sekali atau sebulan sekali atau sesuai kebutuhan. Setelah

transaksi berjalan, hasilnya dapat diambil atau ditabung setelah 3 Bulan.

Adapun nilai sampah yang bisa dikelola di Bank Sampah Mutiara adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1Nilai Tukar Sampah Bank Sampah Mutiara

No JenisBarang Harga/Kg (Rp)

(23)

Plastik

Sumber : Daftar Harga Nilai Tukar Sampah Bank Sampah Mutiara

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa Bank Sampah Mutiara

memiliki nilai tukar atau nilai beli sampah yang ditawarkan cukup tinggi kepada

masyarakat yang menjadi nasabah di Bank Sampah Mutiara, untuk nilai tukar

sampah yang berupa kertas seperti dupleks, majalah, buku, koran dan kardus

dihargai antara Rp. 400/kg – Rp. 1.000/kg, dan untuk sampah plastik yang berupa gelas/botol air mineral dihargai antara Rp. 1.200/kg – Rp.3.000/kg, untuk sampah jenis logam seperti besi kabin (kopong), besi padat dan aluminium dihargai antara

(24)

4.2.4 Sarana Dan Prasarana Bank Sampah Mutiara

Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Kota Medan memiliki sarana dan prasarana yaitu:

1. Komputer 1 unit

2. Buku Administrasi 200 buah

3. Kendaraan motor viar 1 unit

4. Meja 4 buah

5. Kursi 8 buah

6. Timbangan

7. Pencacah sampah 1 buah

8. Pengayak kompos 1 buah

9. Bangunan Bank Sampah 5 x 10 m2

Secara umum sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank

Sampah Mutiara sudah mencukupi, namun ada beberapa alat yang rusak dan

tidak bisa digunakan yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak kompos,

sehingga salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah

organik menjadi kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara pasti

apa penyebab mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa dirusak,

beberapa hal mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata kerja di

mesin atau sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk memfungsikan

mesin tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan upaya dalam hal

perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan pengayak kompos agar

bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola

(25)

menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa digunakan oleh masyarakat

untuk kegiatan bercocok tanam.

4.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Bank Sampah Mutiara

Bank Sampah di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan

Denai Kota Medan memiliki satu buah motor viar yang bersedia datang ke tempat

nasabah bila nasabah bank sampah berhalangan. Jumlah pekerja yang bertugas 15

orang, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia (SDM) Di Lingkungan XVII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan

No Nama Jenis

Perempuan 28 D III 5 Wakil

Sekretaris

Perempuan 35 D III 5 Wakil

(26)

Lubis

Sumber : Daftar Pegawai Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan 2016

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa jumlah petugas yang bekerja

di Bank Sampah Mutiara cukup banyak yakni sebanyak 15 (lima belas) orang

dengan usia produktif yakni 21 – 35 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan bahwa diketahui petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara sebanyak 8 (delapan)

orang telah menyelesaikan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA),

4 (empat) orang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat D-III, dan 3 (tiga)

orang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat Strata 1 (S1). Adapun pembagian

jabatan atau tugas di Bank Sampah Mutiara sudah terstruktur secara baik dimulai

dari bidang gudang, humas, kasir, pelayanan, Bendahara dan wakilnya, Sekretaris

dan wakilnya, wakil direktur, dan jabatan tertinggi sebagai direktur Bank Sampah

(27)

Tabel 4.3Data Nasabah Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Dari Tahun 2012 – 2016

No Tahun Jumlah Nasabah

1 2012 172

2 2013 135

3 2014 206

4 2015 194

5 2016 61

Sumber : Buku Induk Bank Sampah Mutiara

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa jumlah nasabah Bank

Sampah setiap tahunnya justru semakin menurun. Bisa dilihat dari tabel bahwa

pada awal dibentuk di tahun 2012 jumlah nasabah Bank Sampah Mutiara

berjumlah 172 orang, di tahun 2013 berkurang sebanyak berkurang sebanyak 37

orang menjadi 135 orang, pada tahun 2014 jumlah nasabah bertambah sebanyak

71 orang menjadi 206 orang, pada tahun 2015 jumlah nasabah Bank Sampah

Mutiara kembali menurun sebanyak 12 orang menjadi 194 orang, dan pada tahun

2016 jumlah nasabah Bank Sampah Mutiara mengalami penururunan yang sangat

drastis sebanyak 133 orang dengan jumlah nasabah terbaru hanya sebanyak 61

orang. Berdasarkan data diatas yang peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa

jumlah pertumbuhan nasabah bank sampah Mutiara dari tahun ketahun sangat

fluktuatif dan cenderung menurun.

4.4 Hasil Wawancara dengan Informan Penelitian

Sesuaidenganhasilwawancara yang penelitilakukanpadapengelolabank

sampah Mutiaraolehinformansesuaidenganjawabanwawancarainformandidapatkan

(28)

4.4.1 Anggaran Dana Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan Direktur

Sebelum itu gini dulu supaya kamu paham tanah kita ini tanah saya, kemudian yang bagian depannya ini diminta sama walikota supaya dibangun bank sampah, nah jadi saya gak punya dana.Yang bangun ini adalah walikota setelah dibangun, peralatan administrasi disediakan semua sama walikota dalam hal ini dinas kebersihan, nah kemudian untuk operasionalnya dananya karena sampah ini gak begitu besar kali modal awal dibangun waktu itu ada diberikan sekitar 2 juta dari Dinas Kebersihan Kota Medan. Sesudah itu 2 juta itu persiapan kita bila sampah datang dibeli, rupanya dana itu kita pakai juga rutinitas listrik dan operasional lain. Nah jadi modal awal dari anggarannya bisa dibilang gak ada ditetapkan oleh pemerintah, jadi modal pribadi sayalah pengelolanya. Kenapa dibilang dana pribadi, karena pegawai-pegawainya kita minta gajinya itu adalah dari Dinas Kebersihan, jadi gaji pegawai itu tidak ada kita ambil dari hasil pengelolaan sampah. Dari Dinas Kebersihan mereka dikasih honor kepada pegawai, saya hanya menerima saja kadang tidak kita minta dikasih juga kemari sekitar 15 orang.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentanganggaran dana

pendirian bangunan Bank Sampah bahwasanya tanah tersebut milik pengelola

namun yang membangun bank sampah adalah Walikota Medan dan sumber dana

awal dari dana pribadi, dan bantuan dari Dinas Kebersihan Kota Medan sejumlah 2

juta. Dari hal tersebut diketahui, bahwa anggaran dana Bank Sampah Mutiara tidak

disiapkan secara spesifik oleh pemerintah kota Medan dalam hal ini instansi yang

bersangkutan ialah dinas kebersihan kota Medan. Dana yang digunakan untuk

operasional Bank Sampah Mutiara berasal dari dana pribadi, sedangkan pemerintah

kota Medan hanya memberikan dana hibah atau dana pemberian pada awal

pembentukan Bank Sampah Mutiara sebesar Rp. 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah)

yang digunakan untuk operasional awal pembentukan Bank Sampah Mutiara. Dana

(29)

kepada pengepul, dan biaya administrasi sebesar 5% yang dikenakan kepada

nasabah Bank Sampah Mutiara.

4.4.2 Sumber Dana Manusia (SDM) Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Direktur Kalau masyarakat itu banyak, mungkin banyak menabung sampahnya itu disesuaikan idealnya. Kalau masyarakatnya gak banyak – banyak kali 6 orang cukup, jadi idealnya untuk di kantor 3 orang dan di lapangan 3 orang begitulah kalau sederhanannya saja. Kalau sudah berjalan efektif butuh sekitar 15 orang.

Tugas mereka itu kita buat sesuai struktur organisasinya misalnya pengelola dalam hal ini pimpinannya itu mengarahkan pada bahagian sekretaris, bendahara, bahagian pemungut sampah, kemudian sesudah sampah diantar ada yang dibawa langsung oleh masyarakat kemari ada juga yang dijemput dengan kendaraan kita pada masyarakat kemudian sampah itu disortir, dipilah – pilah dibersihkan lagi kemudian ada yang menjualnya lagi jadi ada pembagian strukturnya.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentang Sumber Daya

Manusia (SDM) untuk jumlah masyarakat tidak terlalu padat jumlah idealnya

petugas sekitar 6 orang, dan untuk kalau sudah berjalan efektif diperlukan 15

orang. Peran dan tugas masing – masing personalia sudah terbagi sesuai dengan struktur organisasi oleh Bank Sampah Mutiara Medan.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa sumber daya

manusia (SDM) yang menjadi petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara

berasal dari pekerja yang disiapkan oleh dinas kebersihan kota Medan yang

mendapatkan honor atau upah langsung dari dinas kebersihan kota Medan. Setiap

pekerja memiliki tugasnya masing-masing, mulai dari jabatan direktur, wakil

direktur, sekretaris, bendahara, bidang administrasi, kasir, keamanan, humas,

(30)

di Bank Sampah Mutiara berjumlah 15 orang, namun kesehariannya biasanya

cukup dengan 6 orang saja yang bekerja untuk melayani nasanah Bank Sampah.

4.4.3 Sarana dan Prasarana Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Direktur Bidang administrasi yaitu meja ada 4 buah, komputer 1 unit, buku – buku administrasi apa namanya buku rekeningnya ada 200 buah, jumlah nasabah dan blankonyapun ada. Kemudian brosurnya juga ada sedangkan peralatannya pengayak sampah, pengayak kompos kemudian mesin pencacah sampah, nah itu dari Dinas Kebersihan dan kendaraan 1 unit viar itu dari dinas kecamatan medan denai. Becaknya gak ada dan juga mobil gak ada.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa secara umum

sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank Sampah Mutiara

sudah mencukupi, namun ada beberapa alat yang rusak dan tidak bisa digunakan

yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak kompos, sehingga salah satu

kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik menjadi

kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara pasti apa penyebab

mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa rusak, beberapa hal

mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata kerja di mesin atau

sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk memfungsikan mesin

tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan upaya dalam hal

perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan pengayak kompos agar

bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola

(31)

menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa digunakan oleh masyarakat

untuk kegiatan bercocok tanam.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangmasihminimnyasarana

danprasarana,

makadariitumasihdiperlukandukungandaripemerintahkhususnyadariDinasKebersi

han, dan Pertamanan Kota Medan, untukmenyediakan sarana dan parasarana yang

mendukung seperti truk pengangkut sampah, penyediaan bak sampah khusus di

rumah warga yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara, dan perbaikan mesin

pencacah sampah dan pengayak kompos untuk mewujudkan program- program

Bank SampahMutiara. Yang dapat berjalan secara baik dan efektif.

4.4.4 Sistem Pelayanan Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Bagian Pelayanan

Sampah itu disini kita hanya menerima sampah anorganik sama sampah yang dibeli sama kedai-kedai butut. Sampah limbah sampah bahanberbahayadanberacun (B3), sampah organik tidak kita terima, kalau sampah organik yang dihasilkan dari setiap sampah rumah tangga masyarakat itu kita ajarkan untuk membuat kompos di masing-masing rumah di sini kita cuma melatih untuk membuat kompos tidak menerima sampah organik. Nah jadi sampah-sampah yang sudah mereka setorkan kemari sebagian kecil itu kita kelola dan olah jadi keterampilan nanti ada beberapa contoh souvenir dari sampah sedangkan sampah organik tidak kita terima.

Kalau lihat jumlah volumenya belum lagi signifikan dari jumlah penduduk yang ada, masih sebahagian kecil saja kesadaran masyarakat mau mengantarkan sampah kemari. Kalau misalnya sampah itu satu hari ada 500kg di daerah lingkungan XVIII itu sebagian kecil saja yang diantar kemari.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa Bank Sampah

Mutiara hanya menerima jenis sampah anorganik yang bisa diolah kembali

(32)

dan sebagainya. Sedangkan sampah organik tidak bisa diterima oleh Bank

Sampah Mutiara, dan hanya memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang

tata cara membuat pupuk kompos dengan menggunakan sampah organik di rumah

masing-masing. Salah satu penyebab tidak bisa diolahnya sampah organik

menjadi pupuk kompos di Bank Sampah Mutiara ialah karena rusaknya mesin

pencacah sampah dan pengayak kompos yang digunakan untuk memanfaatkan

sampah organik menjadi pupuk kompos, sehingga pembuatan pupuk kompos di

Bank Sampah Mutiara tidak dapat dilakukan.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangpengelolaansampahma

sihjuga diketahui mengalamikendala,haliniterlihatdaribelumadanyaupaya

mengembangkan suatu produk atau

inovasiuntukmeningkatkandayatarikataunilaijualsuatuproduk.

4.4.5 Pengelompokan Jenis Sampah di Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Bagian Pelayanan

Kan saya bilang tadi sampah organik kita tidak terima jadi pengelolaan sampah dibank sampah ini, sampah anorganik saja. Sampah anorganik itu bermacam-macam ada plastik ada kertas itu dipisah-pisah untuk kita jual ketokenya lagi, ya kalau bagian yang bisa kita ambil untuk kerajinan kita ambil tapi itu sebagian kecil saja. Produk kita itu pun dibikin banyak-banyak pemasarannya sulit.

Itu tadi kalau sampah-sampah yang ada dimasyarakat dijadikan ketrampilan maka itu akan dibuat kreativitas apa itu produk kita itu banyak bahannya Cuma masalahnya kita buat banyak produk kita kendalanya itu dipemasarannya itu. Untuk apa kita buat banyak-banyak kalau pemasaran itu gak ada, yang ada kita rugi kita membeli dan mengerjakannya.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangkualifikasi

(33)

langsung dijual ke pengepul. Dan barang-barang sampah yang bisa dimanfaatkan

jadi kerajinan itu pun hanya sebagian kecil mengingat pemasarannya yang sulit.

4.4.6 Pemberdayaan Sampah di Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Bagian Pelayanan

Itu tadi kalau sampah-sampah yang ada dimasyarakat dijadikan keterampilan maka itu akan dibuat kreativitas apa itu produk kita itu banyak bahannya cuma masalahnya kita buat banyak produk kita kendalanya itu dipemasarannya itu. Untuk apa kita buat banyak-banyak kalau pemasaran itu gak ada, yang ada kita rugi kita membeli dan mengerjakannya.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinforman tentang pengeloiaan sampah

sampai menjadi suatu produk kerajinan bank sampah mutiara mengalami kendala

masalah pemasaran produk, sehingga berdampak pada hasil produk jual yang

menurun. Produk-produk kerajinan tangan yang dibuat dari sisa-sisa barang bekas

dapat berupa tas laptop, gantungan kunci, bingkai foto, hiasan meja dan dinding,

gelang dan lain-lain. Berdasarkan hasil pengamatan salah satu penyebab

kurangnya minat masyarakat untuk membeli produk hasil daur ulang sampah

antara lain yaitu karena harganya yang dianggap masih relatif mahal. Misalkan

saja tas laptop hasil daur ulang kain perca dan plastik sampah yang dihargai

Rp.50.000,-/buah tidak jauh beda dengan harga tas laptop di pasaran yang tidak

menggunakan barang bekas sebagai bahan pembuatannya. Selain itu juga bidang

pemasaran produk tersebut yang hanya terfokus di pasarkan di lokasi Bank

Sampah Mutiara, sehingga masyarakat luas tidak mengetahui adanya produk daur

ulang sampah tersebut, sehingga perlu upaya pemasaran produk yang lebih giat

(34)

4.4.7 Pendapatan Pengelolaan Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Kasir Ya kalau kita hitung rata-rata saja karena masyarakat belum lagi aktif ya kan, kira-kira 1 jutaan satu bulan.

Kalau pegawai itu sudah diberikan gaji oleh dinas kebersihan jadi itu sudah gak rata-rata lagi, sudah pengajian mereka upah minimum regional itu bisa ditanyakan sama pegawai dari dinas kebersihan kalau gak salah bekisar 1,6 Juta/bulan.

Kalau disini penghidupan sosial ekonomi masyarakatnya kalau yang menabung itu ekonomi yang rendah itu karena orang masyarakat ekonomi yang tinggi sangat minim sekali yang menjadi nasabah kita jadi kehidupan masyarakat ekonomi rendah yang mengantar sampah kemari mungkin penghasilannya gak tetap dia pekerja bangunan, tukang cuci bisa kita taksir berapalah gajinya satu bulan, ya barangkali kalau kita hitung rata - rata di bawah upah minimumlah sedangkan ekonomi yang tinggi itu sangat sedikit sekali di sini menghasilkan sampahnya.

Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwa

untuk pendapatan perbulan bank sampah mutiara 1 juta per bulan masih rendah

dari kalau ditinjau dari jumlah penabung Bank Sampah Mutiara. Sedangkan

pendapatan masyarakat yang berkontribusi sebagai penabung bank sampah diupah

gaji di bawah upah minimum yang diberikan upah atau honor oleh dinas

kebersihan kota Medan sebesar Rp. 1.600.000,- (Satu Juta Enam Ratus Ribu

Rupiah) perbulannya yang berasal dari dinas kebersihan kota Medan. Sedangkan

biaya operasional keseharian Bank Sampah masih berasal dari dana pribadi dan

(35)

4.4.8 Tingkat Kesejahteran Nasabah Bank Sampah Mutiara

InformanPernyataan

Kasir Sebagian besar itu belum menyadari tentang manfaat bank sampah, hal ini karena bank sampah terutama sekali oleh pemerintah kelurahan/kecamatan belum lagi sepenuhnya mendukung program bank sampah ini, misalnya pertemuan - pertemuan yang mengarahkan kepada masyarakat oleh pengelola sampah melalui bank sampah baik itu ditingkat kelurahan maupun ditingkat kecamatan dan dilingkungan sendiri termasuk alokasi dana untuk sosialisasi mereka belum lagi serius untuk mengembangkan bank sampah kita.

Tanggapan negatif masyarakat sebenarnya gak begitu sekali, jadi bank sampah ini menurut mereka sebagai persyaratan adipura saja supaya mendapat adipura kota Medan, padahal gak henti - hentinya bank sampah itu berperan terhadap kebersihan lingkungan, berperan dalam pendidikan anak sekolah, berperan dalam sosial ekonomi masyarakat, itu yang penting belum lagi produknya nyata.

(36)

Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwa

masyarakat belum sepenuhnya menyadari tentang kegunaan dari bank sampah.

Tanggapan negatif dari masyarakat tidak begitu berpengaruh. Masyarakat masih

sebagian kecil yang ikut berpartisipasi dalam program – program bank sampah walaupun Bank Sampah Mutiara sudah mensosialisasikan ke beberapa sekolah

namun tidak banyak yang ikut berpartisipasi untuk menjadi nasabah Bank Sampah.

4.4.9 Tingkat Kebersihan Lingkungan

Informan Pernyataan

Humas Kualifikasi tingkat kebersihan masyarakat sudah ada perubahan hal ini terlihat dari yang dulunya membuang sampah sembarangan di sungai sekarang tidak ada lagi, itupun satu dua orang yang tidak mengindahkan.

Kita belum memberikan reward seperti itu, sementara hanya menghimbau.

Sampai saat ini belum ada.

Belum...kita belum membuat program.

Sebagian besar di lingkungan kita sudah gak ada lagi sampah berserakan, kecuali ada hanya sebagian kecil.

Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan

bahwasannya tingkat kebersihan masyarakatnya kategori sedang. Masyarakat

dianggap lebih bijaksana untuk mengelola sampah di lingkungan tersebut seperti

tidak membuang sampah ke aliran sungai dan sebagainya, namun tetap masih ada

beberapa anggota masyarakat yang tidak mengindahkan himbauan untuk tidak

membuang sampah ke aliran sungai. Untuk penghargaan lingkungan belum ada,

seharusnya memang ada agar masyarakat memiliki semangat untuk berperilaku

yang baik dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan

(37)

Sampah. Agar fungsi Bank Sampah Mutiara untuk menciptakan kebersihan

lingkungan dapat terwujud secara baik dan efektif dengan adanya dukungan dan

partisipasiaktif dari warga masyarakat untuk menyukseskan program-program

kebersihan lingkungan yang diusahakan oleh Bank Sampah Mutiara.

4.4.10 Derajat Kesehatan Masyarakat

Informan Pernyataan

Humas Penting..masyarakat di sini sehat – sehat saja. Dan sejauh belum ada ditemukan penyakit infeksi.

Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulanbahwa

pengaruh bank sampah penting dalam menciptakan kebersihan lingkungan yang

akan memberikan dampak positif dalam upaya untuk mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

4.4.11 Jangkauan Pelayanan Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Bagian Pelayanan

Kita memberikan pelayanan kendaraaan sewaktu – waktu dalam menjemput sampah, sampah yang sudah terpilah – pilah dari masyarakat. Namun ada sebagian nasabah kita yang sampahnya dijemput sekali seminggu atau 2 kali seminggu.

Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan

bahwaBank Sampah Mutiara sudah menyediakan alat transportasi yang siap sedia

menjemput sampah nasabah.Sampah yang akan dikelola oleh Bank Sampah

Mutiara langsung dijemput oleh petugas ke rumah nasabah, kemudian dibawa

oleh petugas ke Bank Sampah Mutiara untuk ditimbang dan dicatat di buku

nasabah. Buku catatan inilah yang menjadi pegangan nasabah untuk mengetahui

berapa jumlah tabungan yang diperoleh dari menabung sampah di Bank Sampah

(38)

sampah ke Bank Sampah Mutiara setiap 3 bulan sekali. Salah satu kendala yang

dihadapi ketika menjemput sampah ke rumah warga yang menjadi nasabah Bank

Sampah Mutiara ialah kendaraan penjemput sampah yang hanya berupa satu buah

sepeda motor yang dianggap masih kurang mencukupi untuk menjemput sampah.

4.4.12 Perubahan Cuaca

Informan Pernyataan

Bagian Pelayanan

Itu tidak ada pengaruh signifikan. Paling kalau hujan, yaa gak bisa dijemput sampahnya ke rumah warga, terus warga juga gak bisa datang kemari kalau hujan lebat gitu.

Berdasarkan hasil wawancaran informan terhadap pengaruh cuaca dapat

ditarik kesimpulan bahwa cuaca tidak memberikan pengaruh besar. Pengaruh

cuaca dirasakan apabila ada hujan lebat, dimana petugas penjemput sampah tidak

bisa menjemput sampah ke rumah warga yang menjadi nasabah Bank Sampah,

dan warga juga tidak bisa mengantar langsung sampahnya ke Bank Sampah

Mutiara karena hujan tersebut, sehingga kegiatan di Bank Sampah Mutiara tidak

dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kondisi cuaca yang tidak menentu juga bisa

menyebabkan barang-barang hasil daur ulang sampah tidak ada yang laku, karena

tidak ada pembeli yang mengunjungi Bank Sampah Mutiara.

4.4.13 Nilai Jual Sampah di Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Kasir Yaa, kita beli sampahnya sesuai dengan daftar harga beli yang udah kita tentukan, terus kalau masyarakat ngasih sampah yang udah campur-campur, yaa kita pilah-pilah dulu, karena harganya beda-beda, kertas beda, plastik juga beda.

(39)

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa daftar nilai tukar atau nilai

beli sampah sudah disesuaikan dengan daftar harga beli yang sudah tertera dan

berbeda-beda sesuai dengan jenis sampah yang akan dibeli. Petugas akan memilah

sampah sesuai dengan jenisnya, kemudian ditimbang, dan dicatat ke buku

tabungan Bank Sampah milik nasabah dan buku induk milik Bank Sampah

Mutiara. Sedangkan untuk reward atau penghargaan khusus untuk nasabah yang

rajin menabung di Bank Sampah Mutiara belum ada disediakan oleh petugas

maupun dinas kebersihan dan pemerintah kota Medan, seharusnya memang ada

reward atau penghargaan khusus untuk untuk nasabah agar menambah semangat

dan partisipasi masyarakat yang lebih tinggi untuk memanfaatkan layanan Bank

Sampah Mutiara.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilaksanakan oleh

peneliti di Bank Sampah Mutiara dapat diketahui bahwa terobosan atau inovasi

baru untuk membuat Bank Sampah dalam upaya bersama masyarakat untuk

menciptakan kebersihan lingkungan merupakan program yang sangat baik dan

efektif apabila dapat dijalankan secara profesional dan kompeten oleh petugas

dengan partisipasi masyarakat yang aktif dalam menyukseskan semua kegiatan

yang diinisasi oleh Bank Sampah Mutiara, sehingga tujuan pokok Bank Sampah

Mutiara untuk mewujudkan kebersihan lingkungan, peningkatan pendapatan

ekonomi masyarakat, meningkatkan kreatifitas warga, dan peningkatan derajat

kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terlaksana secara baik, efektif, dan

(40)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Program dan Layanan Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai

Salah satu terobosan besar dalam pengelolaan sampah di Indonesia adalah

program bank sampah. Melalui program ini, paradigma yang terbentuk dalam

pikiran masyarakat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna dan dibuang

begitu saja, diubah menjadi sesuatu yang juga memiliki nilai dan harga. Melalui

bank sampah, masyarakat bisa menabung sampah, yang kemudian dalam kurun

waktu tertentu bisa menghasilkan uang.

Bank Sampah Mutiara yang terletak di lingkungan XVIII Kelurahan Binjai

Kecamatan Medan Denai Kota Medan dibentuk melalui kerjasama dengan

Pemerintah Kota Medan dan Dinas Kebersihan Kota Medan bersama masyarakat

dengan dasar yang mengutamakan kebersamaan dalam pencapaian tujuannya.

Bank Sampah Mutiara juga memberikan harga yang cukup tinggi untuk membeli

sampah dari masyarakat, seperti sampah kertas Rp. 1.000/kg, sampah plastik Rp.

1.500/kg dan sampah botol Rp. 3.000/kg, harga ini disesuaikan dengan harga dari

pengumpul sampah di Kota Medan.

Bank sampah Mutiara menggunakan sistem tabungan sampah individual

dan komunal. Tabungan sampah individual adalah tabungan sampah dimana

warga yang menjadi nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan

langsung ke bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas,

(41)

dikeringkan terlebih dahulu. Selain dijual ke pengumpul sampah, ada sebagian

sampah yang langsung didaur ulang oleh anggota pengurus bank sampah tersebut.

Adapun sampah non organik yang didaur ulang antara lain kertas, kardus, koran,

majalah, dan buku. Hasil dari daur ulang tersebut adalah kerajinan tangan yang

dijual di bank sampah. Hasil dari penjualan tersebut akan masuk ke kas Bank

Sampah Mutiara.

Setelah diresmikan pada tahun 2012, Bank Sampah Mutiara terus

melakukan inovasi dalam membuat program dan layanan bagi nasabahnya. Dan

sampai tahun 2016 ini, tercatat sudah ada 6 program yang ditawarkan Bank

Sampah Mutiara bagi para nasabahnya, yaitu;

5.1.1 Reduksi Pengolahan dan Pengelolaan Sampah Kepada Masyarakat

.Bank Sampah Mutiara menawarkan sebuah layanan program bagi nasabah

yang ingin menambah ilmu pengetahuannya di bidang lingkungan. Para nasabah

bisa mengikuti pelatihan pengolahan dan pengelolaan sampah yang diisi oleh

orang-orang yang berpengalaman di bidang tersebut. Pelatihan yang dilakukan

oleh Bank Sampah Mutiara kepada masyarakat antara lain yaitu, cara memilah

sampah dan membedakan jenis sampah, cara mengolah barang bekas menjadi

barang yang bermanfaat dengan menggunakan cara daur ulang, cara membuat

pupuk kompos dan sebagainya

Beberapa hal dari keuntungan bank sampah ini yang sebagian besar sudah

dirasakan masyarakat adalah bahwa bank sampah memudahkan dalam

pengelolaan sampah, adanya keuntungan yang didapatkan, pengetahuan mengenai

sampah menjadi bertambah, dapat mengurangi produksi sampah rumah tangga,

(42)

keuntungan bank sampah yang juga perlu ditingkatkan untuk dapat dirasakan

masyarakat antara lain dapat memberikan perubahan di lingkungan, dari segi

kebersihan lingkungan, dapat memanfaatkan sampah menjadi barang yang

berguna kembali dengan proses daur ulang, dan dapat mencegah penyakit yang

disebabkan oleh sampah.

5.1.2 Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Valuasi

Sampah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarah (2013) mengenai

faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam program

bank sampah di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan diketahui

bahwa pengetahuan masyarakat tentang bank sampah adalah kategori cukup

(sedang). Beberapa hal tentang bank sampah sudah sangat baik dipahami oleh

sebagian besar masyarakat yaitu pengertian bank sampah, tujuan pengelolaan

bank sampah, keuntungan lingkungan, dampak negatif sampah, dan manfaat bagi

keluarga. Hal-hal yang belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat tentang

bank sampah antara lain keuntungan sosial bank sampah, sampah organik, dan

sampah non organik.

Tujuan awal dari didirikannya Bank Mutiara adalah ingin menciptakan

kegiatan positif yang bermanfaat dan dapat memberdayakan masyarakat sekitar.

Dengan berjalannya waktu, kegiatan yang diadakan oleh kelompok ini (sebelum

dinamakan Bank Sampah Mutiara) tidak hanya menghasilkan sebuah kegiatan

positif, akan tetapi menghasilkan sebuah kegiatan yang mempunyai nilai

ekonomis di dalamnya, yaitu Bank Sampah. Para nasabah bisa menabungkan

(43)

disetorkan ke Bank Sampah yang kemudian sampah tersebut ditukar dengan

sejumlah uang rupiah sesuai dengan nilai sampah tersebut.

Bagi nasabah yang ingin meningkatkan perekonomiannya dengan cara

berniaga dan belum mempunyai modal atau kekurangan modal, nasabah dapat

melakukan pinjaman kepada Bank Sampah. Dan nasabah minimal sudah menjadi

anggota selama 3 bulan, dancara pengembalian pinjaman tersebut, Bank Sampah

Mutiara tidak mengharuskan nasabah mengembalikan pinjaman dengan uang,

tetapi boleh juga dalam bentuk sampah yang bernilai ekonomis.

5.1.3 Gerakan Budaya Health, Clean and Comfort

Bank Sampah Mutiara terus mensosialisasikan baik di tingkat kelurahan,

kecamatan dan ke sekolah – sekolah untuk terciptanya masyarakat sehat dan

bersih. Salah satu gerakan yang diinisiasi oleh Bank Sampah Mutiara ialah

gerakan yang dinamakan dengan gerakan Budaya Health, Clean and Comfort,

yang bertujuan untuk membudayakan pengelolaan sampah yang baik dan benar

untuk menciptakan lingkungan yang sehat (health), bersih (clean), dan nyaman

(comfort).

5.1.4 Laporan Pertanggungjawaban Kepada Nasabah Dan Masyarakat

Bank Sampah Mutiara terus berbenah dan terus berkomitmen dalam

mengembang bisnisnya salah satu untuk mencapai visi dan misinya Bank sampah

Mutiara Kecamatan Medan Denai selalu menerapkan prinsip yaitu:

1. Transparan

Bank Sampah Mutiara melibatkan seluruh nasabah dalam pelaporan

keuangan yang sedang berjalan. Masyarakat diajak terlibat dalam pengumpulan

(44)

juga di buku besar milik Bank Sampah. Bank Sampah mendapatkan penghasilan

dari selisih penjualan karya kerajinan tangan dari sampah.

2. Bertanggungjawab

Dalam pengelolaan Bank Sampah, baik dalam pengelolaan keuangan atau

pun yang lainnya, dilakukan oleh orang-orang yang dapat dipercaya dan

bertanggungjawab, yaitu oleh Dinas Kebersihan Kota Medan dengan petugas

yang dianggap sudah kompeten dipercaya untuk menjalankan tugas memajukan

Bank Sampah Mutiara.

3. Menguntungkan

Semua pihak yang terlibat dalam Bank Sampah Mutiara ini mendapatkan

keuntungan, baik secara materi atau pun nonmateri. Masyarakat mendapatkan

nilai rupiah dari sampah yang dipilah. Kemudian Bank Sampah mendapatkan

keuntungan dari hasil pengolahan sampah yang dijual. Selain keuntungan materi,

tentunya lingkungan masyarakat pun menjadi lebih bersih dan asri dengan adanya

Bank Sampah ini.

4. Keberlanjutan

Kemampuan sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan

kelangsungan dan arah Bank Sampah Mutiara kedepannya dan jika hal ini

dilakukan dengan komitmen maka menghasilkan inovasi-inovasi terbaru, maka

peluang bagi bank sampah untuk terus berkelanjutan akan tetap ada dan akan terus

terbuka, mengingat sangat besarnya nilai-nilai yang ada di dalamnya.

5.1.5 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung

Bank Sampah Mutiara sampai saat ini masih mengalami kendala di mana

(45)

Kota Medan, hal ini masih belum sepenuhnya mendapat dukungan dari Dinas

Kebersihan Kota Medan, maupun Dinas Pertamanan Kota Medan.

Secara umum sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank

Sampah Mutiara sudah mencukupi mulai dari komputer, buku administrasi,

kendaraan motor viar, meja, kursi, timbangan, pencacah sampah, pengayak

kompos dan bangunan bank sampah 5 x 10 m2,namun ada beberapa alat yang

rusak dan tidak bisa digunakan yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak

kompos, sehingga salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola

sampah organik menjadi kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara

pasti apa penyebab mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa

dirusak, beberapa hal mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata

kerja di mesin atau sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk

memfungsikan mesin tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan

upaya dalam hal perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan

pengayak kompos agar bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah

Mutiara untuk mengelola sampah organik masyarakat yang menjadi nasabah

Bank Sampah Mutiara menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa

digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan bercocok tanam.

5.1.6 Menjalin Kemitraan Dengan Instansi / Lembaga Terkait

Demi meningkatkan pelayanan Bank Sampah Mutiara Kota Medan terus

membuka diri untuk menjalin kerjasama dalam menangani masalah kebersihan di

Kota Medan baik dari Dinas Kebersihan, Dinas Pertamanan Kota Medan, maupun

lembaga lainnya. Dan saat ini Bank Sampah Mutiara Kota Medan sudah menjalin

(46)

kecamatan Medan Denai serta sekolah-sekolah yang terletak di sekitar lokasi

Bank Sampah Mutiara untuk mewujudkan lingkungan masyarakat yang bersih

dan sehat dan untuk meningkatkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat untuk

memanfaatkan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah Mutiara.

5.2. Pola Kerjasama Bank Sampah Mutiara dan Masyarakat

Hadirnya Bank Sampah Mutiara merupakan salah satu bukti akan

kepedulian masyarakat akan lingkungannya. Berawal dari inisiatif Efendi Agus,

M.Si, dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Awalnya Bapak

umur 53 tahun ini bergabung di salah satu LSM peduli lingkungan, yang

mempunyai niat tulus untuk memberdayakan masyarakat yang berada di

sekitarnya agar memiliki karakter yang mencintai lingkungan sekitarnya.

Bank sampah adalah tempat menabung sampah. Maksudnya adalah tempat

menabung bagi para nasabahnya dengan cara menyetorkan sampah di bank

tersebut. Tentunya hanya sampah yang sudah dipilah yang boleh ditabung di bank

sampah ini. Setelah nasabah menyetorkan sampah pilahannya tersebut di bank

sampah, nasabah mendapatkan “upah” yang ditulis di buku tabungannya, dan bisa

ditarik dalam bentuk rupiah.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mita Novianti (2013)

mengenai dampak program bank sampah terhadap sosial ekonomi masyarakat di

Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan diketahui bahwa

nasabah bank sampah sangat setuju akan hadirnya bank sampah di kelurahan

mereka. Ini terlihat dari seluruh nasabah Bank Sampah Mutiara menyatakan

hadirnya bank sampah di kelurahan sangat baik. Hal ini tentu merupakan respon

(47)

membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih, bank sampah juga memiliki

keuntungan lain yaitu membantu masyarakat dalam mendapatkan uang dengan

cara mengelola sampah yang tidak bisa digunakan lagi menjadi sesuatu yang

bernilai dan memiliki nilai ekonomis.

Program dan kegiatan yang ada di Bank Sampah Mutiara sangat

melibatkan masyarakat di dalamnya. Karena memang tujuan awal dari

didirikannya bank sampah ini adalah ingin memberdayakan masyarakat. Maka

dari itu kegiatan yang dilakukan oleh Bank Sampah Mutiara melibatkan

masyarakat mulai dari pemilahan sampah, pengumpulan sampah, perhitungan

nilai rupiah sampah, pengolahan sampah menjadi sebuah kerajinan tangan dan

menjual hasil kerajinan tangan tersebut. Lalu hasil dari penjualan kerajinan

tersebut dikembalikan ke nasabahnya.

Berdasarkan hasil pengamatan penelititerlihat bahwa masyarakat sudah

mengetahui mekanisme Bank Sampah Mutiara tersebut. Warga yang menjadi

nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke bank

sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik, dan

kaleng/botol yang sudah dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Setiap

nasabah akan diberikan nomor rekening, buku tabungan dan tiga tas untuk

memudahkan pemilahan sampah tersebut. Dan dalam jangka waktu yang telah

ditentukan masyarakat dapat mengambil uang mereka ditabungan bank sampah

tersebut.

Untuk memenuhi permintaan terhadap hasil kerajinan tangan, dibutuhkan

bahan baku/ sampah yang banyak. Maka dari itu, Bank Sampah Mutiara bekerja

(48)

produsen sampah, sudah terlebih dahulu menyortir atau memilah sampah di

rumahnya masing-masing. Setelah sampah dipilah oleh masyarakat, barulah

sampah pilahan tersebut disetorkan ke bank sampah. Dalam proses pengumpulan

ini, sampah ditimbang dihadapan nasabah, kemudian petugas menuliskan

sejumlah nilai rupiah sampah menurut klasifikasinya di buku tabungan nasabah.

Berdasarkan keaktifan atau partisipasi masyarakat, terlihat bahwa hanya

sebagian kecil warga yang sudah aktif dalam menjalankan kegiatan sosial yang

ada di Kelurahan Binjai termasuk kegiatan sosial kesehatan dalam memanfaatkan

Bank Sampah Mutiara.Salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam

meningkatkan partisipasi aktif dari warga masyarakat untuk memanfaatkan Bank

Sampah Mutiara ialah kegiatan sosialisasi mengenai pemanfaatan Bank Sampah

Mutiara yang dinilai kurang intensif dilakukan oleh petugas yang bekerja di Bank

Sampah Mutiara, serta kuranganya dukungan tokoh masyarakat untuk

menggerakkan warganya agar mau memanfaatkan Bank Sampah Mutiara dalam

upaya kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah yang baik dan benar.

Peran serta tokoh masyarakat dalam kegiatan bank sampah berdasarkan

penilaian masyarakat adalah tidak baik dimana sebagian masyarakat menyatakan

peran serta tokoh masyarakat tidak baik. Peran serta tokoh masyarakat ini juga

dianalisis dengan observasi langsung oleh peneliti dan menunjukkan hal yang

sama dengan apa yang dikemukakan oleh masyarakat.Beberapa bentuk partisipasi

masyarakat dalam program bank sampah yang tidak pernah dilakukan oleh

sebagian besar masyarakat antara lain bahwa masyarakat tidak selalu mengikuti

kegiatan penyuluhan dalam pengelolaan sampah, tidak ikut dalam pengelolaan

(49)

tidak ikut dalam pengelolaan bank sampah baik karena instruksi dari pihak

kelurahan maupun instruksi petugas kesehatan.Sedangkan bentuk partisipasi

masyarakat dalam program bank sampah yang sudah dilakukan oleh kebanyakan

masyarakat antara lain bahwa masyarakat sudah selalu melakukan pemilahan

sampah rumah tangga dalam pengumpulan sampah ke bank sampah, sebagian

besar sudah bergabung menjadi nasabah bank sampah dikarenakan adanya

keuntungan ekonomi.

Beberapa bentuk peran serta tokoh masyarakat dalam kegiatan bank

sampah ini yang tidak pernah dilakukan oleh tokoh masyarakat yaitu bahwa tokoh

masyarakat tidak memberikan sosialisasi mengenai tujuan dari bank sampah,

manfaat yang didapat dari bank sampah, dan penyakit yang disebabkan oleh

sampah. Selain itu tokoh masyarakat tidak memberikan penyuluhan tentang

pengelolaan sampah yang benar, dan tidak mengajak masyarakat agar ikut serta

dalam program bank sampah.

Hal ini menunjukkan bahwa program bank sampah bagi tokoh masyarakat

saat ini masih sangat asing. Masalah kesehatan yang diketahui tokoh masyarakat

adalah imunisasi, demam berdarah, dan pemberian makanan tambahan. Dengan

perkataan lain program bank sampah belum sepopuler ataupun terkenal dibanding

program kesehatan lainnya di lingkungan kehidupan masyarakat. Berdasarkan hal

ini maka tokoh masyarakat sama sekali tidak menunjukkan perannya dalam

program bank sampah. Sosialisasi tentang program bank sampah oleh tokoh

masyarakat masih sangat minim sehingga perlu ditingkatkan. Sosialisasi ini juga

dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pada saat Posyandu ataupun pada

Gambar

Gambar Lampiran 1. Struktur Organisasi Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan 2016
Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Drs. Efendi, M.Si, selaku pengelola Bank Sampah Mutiara
Gambar 3. Mesin Pencacah Sampah atau Perajang Kompos Yang tidak berfungsi di Bank Sampah Mutiara
Gambar 5. Produk Kreatifitas Bank Sampah Mutiara
+5

Referensi

Dokumen terkait

Organisasi lain dalam industri atau jenis usaha yang sama yang menyediakan barang dan jasa kepada sekelompok pelanggan yang sama..

Tidak ada badan usaha/badan hukum yang berminat mengikuti proses seleksi badan usaha/badan hukum calon mitra kerjasama Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk Pekerjaan Pembangunan,

Tujuan penelitian tentang perubahan kepemimpinan tradisional masyarakat Nias di Desa Tumori Kecamatan Gunungsitoli Barat tahun 1965-1995 adalah untuk menjelaskan

Berdasarkan penjelasan di atas sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan menarik minat belajar siswa kelas IV, tidak hanya dengan menghafal namun

Media Nusantara Citra (MNC), for a strategic partnership in supplying satellite, network, telecommunication services, infrastructure, multimedia content, TV

SILIKA GEL DENGAN TEMBAGA(II) KLORIDA SEBAGAI DESIKAN ” belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan

CROSSCUTTING DALAM ADEGAN SEBAB-AKIBAT SEBAGAI PEMBANGUN UNSUR DRAMATIK PADA

Keadilan restoratif merupakan suatu proses diversi dimana semua pihak yang terlibat dalam suatu tindak pidana tertentu bersama-sama memecahkan masalah, menciptakan