PENGARUH KANDUNGAN HIDROGEL DAN JADWAL
IRIGASI PADA PEMBIBITAN TANAMAN JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L.)
OLEH:
HERU AGUS SUBAGIO A24052086
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
PENGARUH KANDUNGAN HIDROGEL DAN JADWAL
IRIGASI PADA PEMBIBITAN TANAMAN JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L.)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Heru Agus Subagio A24052086
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
HERU AGUS SUBAGIO. Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi pada Pembibitan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) (Dibimbing oleh MARYATI SARI dan EDI SANTOSA).
Penelitiaan ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh kandungan hidrogel dan jadwal irigasi pada pembibitan tanaman jarak pagar, serta interaksi antara kedua faktor tersebut sehingga didapatkan dosis kandungan hidrogel dan jadwal irigasi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan tanaman jarak pagar pada fase pembibitan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2009 bertempat di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan IPB, dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB.
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan tiga ulangan yang terdiri atas faktor taraf kandungan hidrogel: 0 g (tanpa kandungan hidrogel) 0.2 g/polybag, 0.4 g/polybag, dan 0.6 g/polybag dan faktor jadwal irigasi: 2, 4, dan 8 hari sehingga didapatkan 36 satuan percobaan. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diamati dilakukan uji F dan apabila uji F nyata maka dilakukan uji lanjut dengan DMRT.
Pengaruh jadwal irigasi secara umum berpengaruh nyata terhadap semua peubah yang diamati. Irigasi dua hari sekali memberikan pengaruh terbaik bagi pertumbuhan bibit jarak pagar. Hal tersebut dibuktikan dengan performa terbaik bibit jarak pagar siap tanam di lapang pada perlakuan irigasi dua hari sekali. Tidak terdapat interakasi antara kandungan hidrogel dan jadwal irigasi. Penambahan hidrogel dalam media tanam tidak dapat mengurangi pengaruh buruk cekaman kering akibat jadwal irigasi yang lebih lama.
Judul : PENGARUH KANDUNGAN HIDROGEL DAN JADWAL IRIGASI PADA PEMBIBITAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)
Nama : Heru Agus Subagio NRP : A24052086
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing 1. Dosen Pembimbing 2.
Maryati Sari, SP. MSi Dr. Edi Santosa, SP. MSi NIP : 19700918 200003 2 001 NIP : 19700520 199601 1 001
Mengetahui :
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. NIP : 19611101 198703 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur pada tanggal 17 Februari 1986 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Bajuri dan Ibu Wiwik.
Pendidikan sekolah dasar ditempuh penulis di SDN Bangun Sari II, selanjutnya melanjutkkan di SLTPN I Dolopo dan SMA I Geger. Pada tahun 2005 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2006 penulis diterima di mayor Agronomi dan Hortikultura (AGH) IPB. Selama kuliah penulis aktif di kegiatan organisasi kampus AGRIFARMA sebagai staf bagian produksi periode 2006-2007 dan direktur bagian produksi periode 2007-2008.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim. Alhamdulillahirrabbil ‘alamin. Segala puji selalu penulis panjatkan kehadirat ALLAH SUBHANAHU’WAATAALLA yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat melaksankan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2009 bertempat di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan IPB, dan laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB. Penelitian ini didasarkan atas perlunya teknik budidaya tanaman yang mampu menghemat penggunaan air atau irigasi. Khususnya pada pembibitan tanaman jarak pagar yang banyak dikembangkan pada lahan-lahan marjinal dengan ketersediaan air sebagai salah satu hambatan. Penambahan substrat hidrogel atau superabsorban didalam media tanam diharapkan dapat membantu mengatasi masalah irigasi, dengan cara menyimpan air irigasi yang berlebih dan melepaskannya ketika media tanam mengering.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Ibu Maryati Sari, SP. MSi dan Bapak Dr. Edi Santosa, SP. MSi
selaku dosen pembimbing yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis semenjak awal penelitian hingga skripsi ini selesai.
2. Ibu dan keluarga yang selalu memberi semangat penulis.
3. Dr. Ir. Triekoesoemaningtyas, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan arahan dalam perencanaan studi. 4. Dr. Ir Ade Wachyar, MS, Selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran untuk perbaikan naskah sakripsi.
5. Mas Misnen, SP yang memberikan arahan, bantuan, dan saran terhadap pelaksanaan penelitian penulis..
6. Teman-teman AGH 42: Esa, Yuyun, Tante Dwi, Verdha, dan lain-lain yang banyak membantu dalam jalannya penelitian
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan... 2
Hipotesis... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ... 3
Pembibitan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ... 3
Hubungan Antara Air dan Tanaman ... 4
Respon Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan ... 5
Hidrogel... 6
BAHAN DAN METODE ... 8
Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 8
Bahan dan Alat ... 8
Metode Penelitian... 8
Pelaksanaan Penelitian ... 9
Pengamatan ... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN... 12
Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Viabilitas dan Vigor Perkecambahan... 12
Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal irigasi terhadap Karakter Agronomi, Bobot Kering Tanaman, Ratio Akar-Tajuk, Kadar Air Media, dan EfisiensiPemakaian Air (EPA) ... 13
KESIMPULAN DAN SARAN... 23
Kesimpulan... 23
Saran... 23
DAFTAR PUSTAKA ... 24
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel
terhadap Viabilitas dan Vigor Perkecambahan... 12
2. Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Daya Tumbuh (DT), Kecepatan Tumbuh (KCT), dan Tinggi Bibit 2 MST ... 12
3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Karakter Agronomis, Bobot Kering Tanaman, Ratio Akar-Tajuk, Kadar Air Media Tanam dan Efisiensi Pemakaian Air (EPA) ... 14
4. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman ... 15
5. Pengaruh Jadwal irigasi terhadap Kadar Air Media ... 15
6. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Jumlah Daun ... 16
7. Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Jumlah Daun... 17
8. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Panjang Akar ... 19
9. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Bobot Kering akar (BKA), Bobot Kering Tajuk (BKT), dan Ratio Akar-Tajuk (RAT)... 20
10. Pengaruh Hidrogel terhadap Bobot kering akar Tanaman... 21
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 1. Rumus Bangun Hidrogel ... 6
PENGARUH KANDUNGAN HIDROGEL DAN JADWAL
IRIGASI PADA PEMBIBITAN TANAMAN JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L.)
OLEH:
HERU AGUS SUBAGIO A24052086
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
PENGARUH KANDUNGAN HIDROGEL DAN JADWAL
IRIGASI PADA PEMBIBITAN TANAMAN JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L.)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Heru Agus Subagio A24052086
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
HERU AGUS SUBAGIO. Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi pada Pembibitan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) (Dibimbing oleh MARYATI SARI dan EDI SANTOSA).
Penelitiaan ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh kandungan hidrogel dan jadwal irigasi pada pembibitan tanaman jarak pagar, serta interaksi antara kedua faktor tersebut sehingga didapatkan dosis kandungan hidrogel dan jadwal irigasi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan tanaman jarak pagar pada fase pembibitan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2009 bertempat di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan IPB, dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB.
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan tiga ulangan yang terdiri atas faktor taraf kandungan hidrogel: 0 g (tanpa kandungan hidrogel) 0.2 g/polybag, 0.4 g/polybag, dan 0.6 g/polybag dan faktor jadwal irigasi: 2, 4, dan 8 hari sehingga didapatkan 36 satuan percobaan. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diamati dilakukan uji F dan apabila uji F nyata maka dilakukan uji lanjut dengan DMRT.
Pengaruh jadwal irigasi secara umum berpengaruh nyata terhadap semua peubah yang diamati. Irigasi dua hari sekali memberikan pengaruh terbaik bagi pertumbuhan bibit jarak pagar. Hal tersebut dibuktikan dengan performa terbaik bibit jarak pagar siap tanam di lapang pada perlakuan irigasi dua hari sekali. Tidak terdapat interakasi antara kandungan hidrogel dan jadwal irigasi. Penambahan hidrogel dalam media tanam tidak dapat mengurangi pengaruh buruk cekaman kering akibat jadwal irigasi yang lebih lama.
Judul : PENGARUH KANDUNGAN HIDROGEL DAN JADWAL IRIGASI PADA PEMBIBITAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)
Nama : Heru Agus Subagio NRP : A24052086
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing 1. Dosen Pembimbing 2.
Maryati Sari, SP. MSi Dr. Edi Santosa, SP. MSi NIP : 19700918 200003 2 001 NIP : 19700520 199601 1 001
Mengetahui :
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. NIP : 19611101 198703 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur pada tanggal 17 Februari 1986 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Bajuri dan Ibu Wiwik.
Pendidikan sekolah dasar ditempuh penulis di SDN Bangun Sari II, selanjutnya melanjutkkan di SLTPN I Dolopo dan SMA I Geger. Pada tahun 2005 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2006 penulis diterima di mayor Agronomi dan Hortikultura (AGH) IPB. Selama kuliah penulis aktif di kegiatan organisasi kampus AGRIFARMA sebagai staf bagian produksi periode 2006-2007 dan direktur bagian produksi periode 2007-2008.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim. Alhamdulillahirrabbil ‘alamin. Segala puji selalu penulis panjatkan kehadirat ALLAH SUBHANAHU’WAATAALLA yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat melaksankan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2009 bertempat di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan IPB, dan laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB. Penelitian ini didasarkan atas perlunya teknik budidaya tanaman yang mampu menghemat penggunaan air atau irigasi. Khususnya pada pembibitan tanaman jarak pagar yang banyak dikembangkan pada lahan-lahan marjinal dengan ketersediaan air sebagai salah satu hambatan. Penambahan substrat hidrogel atau superabsorban didalam media tanam diharapkan dapat membantu mengatasi masalah irigasi, dengan cara menyimpan air irigasi yang berlebih dan melepaskannya ketika media tanam mengering.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Ibu Maryati Sari, SP. MSi dan Bapak Dr. Edi Santosa, SP. MSi
selaku dosen pembimbing yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis semenjak awal penelitian hingga skripsi ini selesai.
2. Ibu dan keluarga yang selalu memberi semangat penulis.
3. Dr. Ir. Triekoesoemaningtyas, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan arahan dalam perencanaan studi. 4. Dr. Ir Ade Wachyar, MS, Selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran untuk perbaikan naskah sakripsi.
5. Mas Misnen, SP yang memberikan arahan, bantuan, dan saran terhadap pelaksanaan penelitian penulis..
6. Teman-teman AGH 42: Esa, Yuyun, Tante Dwi, Verdha, dan lain-lain yang banyak membantu dalam jalannya penelitian
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan... 2
Hipotesis... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ... 3
Pembibitan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ... 3
Hubungan Antara Air dan Tanaman ... 4
Respon Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan ... 5
Hidrogel... 6
BAHAN DAN METODE ... 8
Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 8
Bahan dan Alat ... 8
Metode Penelitian... 8
Pelaksanaan Penelitian ... 9
Pengamatan ... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN... 12
Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Viabilitas dan Vigor Perkecambahan... 12
Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal irigasi terhadap Karakter Agronomi, Bobot Kering Tanaman, Ratio Akar-Tajuk, Kadar Air Media, dan EfisiensiPemakaian Air (EPA) ... 13
KESIMPULAN DAN SARAN... 23
Kesimpulan... 23
Saran... 23
DAFTAR PUSTAKA ... 24
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel
terhadap Viabilitas dan Vigor Perkecambahan... 12
2. Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Daya Tumbuh (DT), Kecepatan Tumbuh (KCT), dan Tinggi Bibit 2 MST ... 12
3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Karakter Agronomis, Bobot Kering Tanaman, Ratio Akar-Tajuk, Kadar Air Media Tanam dan Efisiensi Pemakaian Air (EPA) ... 14
4. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman ... 15
5. Pengaruh Jadwal irigasi terhadap Kadar Air Media ... 15
6. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Jumlah Daun ... 16
7. Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Jumlah Daun... 17
8. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Panjang Akar ... 19
9. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Bobot Kering akar (BKA), Bobot Kering Tajuk (BKT), dan Ratio Akar-Tajuk (RAT)... 20
10. Pengaruh Hidrogel terhadap Bobot kering akar Tanaman... 21
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 1. Rumus Bangun Hidrogel ... 6
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Daya
Tumbuh ... 28 2. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Kecepatan
Tumbuh ... 28 3. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Tinggi Bibit 2 MST... 28 4. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Pertambahan Tinggi 2 sampai 4 MST... 29 5. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Pertambahan Tinggi 4 Sampai 6 MST ... 29 6. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Pertambahan Tinggi 6 Sampai 8MST ... 30 7. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Jumlah Daun 4 MST ... 30 8. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Jumlah Daun 6 MST ... 31 9. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Jumlah Daun 8 MST ... 31 10. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Panjang Akar ... 32 11. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Bobot Tajuk... 32 12. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Bobot Akar ... 33 13. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Ratio Akar-Tajuk ... 33 14. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Kadar Air 30 HST ... 34 15. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
terhadap Kadar Air 46 HST ... 34 16. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krisis energi bahan bakar minyak yang berasal dari fosil adalah salah satu
masalah yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Salah
satu alternatif sumber energi dari bahan baku nabati ialah kandungan minyak dari biji
tanaman jarak pagar.
Saat ini tanaman jarak pagar sudah mulai dikembangkan secara intensif.
Pengembangan tanaman jarak pada lahan marjinal bertujuan agar tidak menganggu
lahan-lahan subur yang diperuntukkan untuk tanaman pangan. Kusdyana (2007)
menyatakan luas lahan marjinal di Indonesia lebih dari 20 juta ha dan sebagian besar
berada di luar kawasan hutan. Daerah tersebut berpotensi besar untuk dijadikan
pengembangan tanaman jarak pagar. Dalam pemanfaatan lahan marjinal tersebut,
ketersedian air adalah salah satu hambatan terbesar. Rodrigues dan Perez (2005)
menyatakan bahwa perkecambahan dan ketahanan bibit merupakan tahapan kritis
dalam siklus hidup tanaman pada ekosistem kering.
Kondisi stres air secara terus menerus pada tanaman akan dapat mengurangi
pertumbuhan dan asimilasi CO2 (Brake dan Allen, 1995). Fase pembibitan, adalah
fase yang paling memerlukan jadwal irigasi yang tinggi (Nurcholis dan Sumarsih,
2007). Pemakaian hidrogel dalam media tanam merupakan salah satu alternatif untuk
mengurangi jadwal irigasi. Pada Penelitian Arbona et al. (2005) menyatakan
penambahan substrat hidrogel 0.4 % pada media dengan campuran sphagnum peat
dan perlite pembibitan jeruk dapat meningkatkan air tersedia, potensial daun, jumlah
daun, biomasa akar, dan asimilasi CO2 dibandingkan dengan media tanpa
penambahan substrat hidrogel, selain itu bibit jeruk tumbuh vigor pada kondisi stres
air.
Konsentrasi hidrogel yang terlalu tinggi pada media tanam akan menimbulkan
efek negatif bagi pertumbuhan tanaman, karena kelembaban dalam media tanam
terlalu tinggi. Berangkat dari permasalahan tersebut, diperlukan adanya penelitian
2
diperoleh kondisi media tanam yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman jarak
pagar, khususnya pada waktu pembibitan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan hidrogel yang tepat dan
jadwal irigasi yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar
(Jatropha curcas L.)
Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Kandungan hidogel pada media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan
bibit tanaman jarak pagar.
2. Jadwal irigasi pada media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit
tanaman jarak pagar.
3. Terdapat kombinasi terbaik antara kandungan hidrogel dan jadwal irigasi
pada media tanam yang mampu mendukung pertumbuhan bibit tanaman jarak
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha curcas L. )
Jarak pagar menjadi tanaman yang dibudidayakan secara besar-besaran terkait
dengan potensi pada bijinya yang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan
biodiesel. Nurcholis dan Sumarsih (2007) menyatakan bahwa tanaman jarak pagar
dapat tumbuh dan berkembang pada kondisi lahan yang marjinal, berdasarkan
sifatnya tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman pionir di lahan-lahan kritis.
Menurut Nail (2008) tanaman jarak pagar di India tumbuh baik secara liar maupun
secara budi daya. Di India penanaman tanaman jarak sudah mencapai ribuan hektar,
terutama wilayah Rasashtan, Orissa, dan Chatisgarh.
Pada pertumbuhan jarak pagar umur 8 bulan (Wijaya et al., 2007) menyatakan
bahwa perlakuan tingkat kadar air tanah selama empat bulan tidak akan memberikan
pengaruh yang nyata pada pertumbuhan batang utama, tapi pada pertumbuhan batang
tajuk dan jumlah biji per buahnya memberikan pengaruh yang nyata.
Pembibitan Tanaman Jarak Pagar
Perbanyakan menggunakan biji merupakan alternatif yang paling banyak
digunakan dalam pembibitan tanaman jarak pagar. Perbanyakan dengan biji akan
menghasilkan bibit jarak pagar yang memiliki perakaran yang kuat. Waktu yang
diperlukan untuk pembibitan dari mulai penanaman benih sampai bibit siap di tanam
antara 2-3 bulan. Selama dalam pembibitan perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan
seperti pemberian naungan, penyiraman, penyiangan dan seleksi. Pemberian naungan
dapat menggunakan daun kelapa, jerami atau paranet. Penyiangan dilakukan saat
bibit berumur 1.5 bulan, dengan menghilangkan gulma di dalam dan sekitar polybag.
Seleksi dilakukan untuk memilih bibit jarak pagar yang sehat dan vigor, sehingga
diperoleh performa pertumbuhan tanaman yang baik ketika di tanam di lapang.
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore hari (Hambali et al., 2007).
Penyiraman 2 hari sekali yang juga memberikan pengaruh pertumbuhan bibit jarak
4
Hubungan Antara Air dan Tanaman
Kecepatan maksimum pertumbuhan tanaman terdapat pada kondisi
kelembaban tanah disekitar kapasitas lapang, hal tersebut disebabkan oleh
ketersediaan oksigen yang cukup dan tegangan air yang rendah sehingga
memudahkan absorbsi air. Ketika air diserap, lapisan air menipis, tegangan air
meningkat, dan absorbsi air menurun. Peristiwa tersebut berlangsung sampai kadar
air mendekati titik layu permanen. Secara umum pemberian air yang ideal pada
tanaman dilakukan pada kondisi 60 % air tersedia dalam daerah perakaran (Hakim et
al., 1986). Gomez-Cadena et al. (1992) menyatakan di bawah kondisi stres air pada
tanaman akan terjadi penutupan stomata secara cepat dan diikuti perubahan aliran air
secara terus menerus selama 2 jam.
Air yang tersedia di dalam tanah dapat diserap oleh tanaman apabila
molekul-molekul air berada pada permukaan akar. Selanjutnya air bersama zat-zat yang
terlarut akan diangkut menuju pembuluh xilem. Lintasan pergerakan air dari
permukaan akar menuju xilem disebut lintasan radial pergerakan air. Jaringan xilem
berkembang di sebelah jaringan floem, yang dikelilingi oleh jaringan vasekular dan
persikel yang membentuk tabung atau stele. Bagian luar stele terdapat sel-sel
endodermis. Pada dinding-dinding bagian dalam dan luar sel-sel endodermis yang
sejajar dengan permukaan akar disebut sel-sel korteks. Sel korteks bersifat permeabel
sehingga besar kemungkinan air bergerak dari permukaan akar menuju xilem
melewati sel-sel korteks ini ( Lakitan, 1996).
Pada kondisi media tanam yang terbatas, volume media tanam sangat
mempengaruhi perakaran. Pada kondisi lapangan, volume tanah secara keseluruhan
sangat besar, memungkinkan terjadinya pengurangan air secara lebih lambat. Dalam
tanah, dimana kandungan air yang tidak seragam sepanjang profil tanah
mengakibatkan akar akan mencari dan menembus daerah baru yang memiliki potensil
lebih tinggi. Sedangkan pada kondisi volume tanah yang terbatas perubahan potensial
tanaman berubah sangat cepat dan tanaman tidak memiliki cukup kesempatan yang
cukup untuk menyesuaikan diri dengan potensial tanaman yang lebih rendah (
5
Respon Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan
Apabila tanaman dihadapkan pada kondisi kering terdapat dua macam
tanggapan yang dapat memperbaiki status air, yaitu (1) tanaman mengubah distribusi asimilat baru untuk mendukung pertumbuhan akar dengan mengorbankan tajuk,
sehingga dapat meningkatkan kapasitas akar menyerap air serta menghambat
pemekaran daun untuk mengurangi transpirasi; (2) tanaman akan mengatur derajat
pembukaan stomata untuk menghambat kehilangan air lewat transpirasi (Mansfield
dan Atkinson, 1990). Menurut Pugnaire et al. (1999), respon tanaman terhadap
kekeringan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (1) tanaman yang menghindari
kekeringan (drought avoiders) dan (2) tanaman yang mentoleransi kekeringan
(drought tolerans). Pada respon pertama, tanaman yang menghindari kekeringan
membatasi aktivitasnya pada periode air tersedia atau akuisisi air maksimum antara
lain dengan meningkatkan jumlah akar dan modifikasi struktur dan posisi daun.
Tanaman yang mentoleransi kekeringan mencakup penundaan dehidrasi atau
mentoleransi dehidrasi. Penundaan dehidrasi mencakup peningkatan sensitivitas
stomata dan perbedaan jalur fotosintesis, sedangkan toleransi dehidrasi mencakup
penyesuaian osmotik.
Mietchel et al. (1991) menyatakan pemanjangan akar dan bobot kering akar
tidak dipengaruhi sebesar luas daun dan bobot kering bagian tajuk. Perakaran akan
meluas menuju ke daerah yang memiliki persediaan air, mengakibatkan akar tidak
terlalu menurunkan perpanjangan selnya. Hasil penelitian (Purwoko dan Iskandar,
2008) menyatakan bahwa ratio tajuk-akar pada cekaman 80 % dan 60 % kadar air
kapasitas lapang pada pembibitan tanaman jarak belum berbeda nyata, dimana ratio
tajuk-akar menggambarkan perimbangan pertumbuhan tajuk dan akar.
Netting (2000) menyatakan pada umumnya perpanjangan sel pada organ yang
masih muda memiliki kepekaan yang yang sangat tinggi terhadap perubahan
kelembaban, misalnya tanaman barley pada kondisi normal perpanjangan sel daun
mudas sebesar 15-20 um/menit, namum dalam kondisi kering berubah menjadi 0 atau
6
serupa. Semua genotipe tanaman jarak pagar ( Palu, NTB, IP Asembagus dan IP
Pakuwon) tidak terdapat genotipe yang toleran kekeringan pada masa pembibitan.
Hidrogel
Hidrogel adalah polimer hidrofilik yang mempunyai kemampuan
mengembang dalam air dan membentuk keadaan kesetimbangan (Herdiyanto et
al.,2007). Polimer superabsorban dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis.
Berdasarkan morfologinya diklasifikasikan menjadi polimer superabsorban serbuk,
bola, dan serat. Ditinjau dari jenis bahan penyusunnya terdiri dari polimer
superabsorban makromolekul alam, semipolimer sintetis dan polimer sintetis
sedangkan dilihat dari proses pembuatannya dapat dibedakan menjadi polimer
cangkokan dan polimer ikatan silang. Ikatan utama polimer superabsorban adalah
gugus hidrofilik karena terdiri dari gugus asam karboksilat (-COOH) yang mudah
menyerap air. Ketika polimer superabsorban dimasukkan dalam air atau pelarut akan
terjadi interaksi antara polimer dengan molekul air. Interaksi yang terjadi adalah
hidrasi. Mekanisme hidrasi yang terjadi adalah ion dari zat terlarut dalam polimer
seperti COO- dan Na+ akan tertarik dengan molekul polar air. Adanya ikatan silang
dalam polimer superabsorban menyebabkan polimer tidak larut dalam air atau pelarut
(Saptadji et al.,2008).
Gambar 1. Rumus Bagun Hidrogel. Sumber : SNF (2002)
SNF (2002) menyatakan bahwa seri aquasorb 3005 terbuat atas polimer
acriylamide dan potasium acrylate memilki keefektifan dalam tanah sampai periode CH2---CH
C =O
NH2
n
CH2---CH
C =O
O-K
7
waktu 5 tahun. Polimer sejenis aquasorb terdiri atas pasangan ikatan rantai yang
terhubung secara pararel dan saling silang membentuk suatu jaringan. Ketika salah
satu ikatan rantai kontak dengan air, air akan masuk melalui mekanisme osmosis. Air
secara cepat bermigrasi kedalam interior jaringan polimer untuk disimpan. Ketika
tanah kering, aquasorb akan melepaskan air sampai 95 % dari air yang telah diserap
ke dalam tanah.
Pembibitan jeruk pada media pasir dengan tambahan hidrogel memberikan
peningkatan pertumbuhan, efisiensi penggunaan air, dan mengurangi leaching N
(Syvertsen dan Dunlop, 2004). Penambahan substrat hidrogel pada media pembibitan
jeruk dapat meningkatkan air tersedia, potensial daun, jumlah daun, biomasa akar,
dan asimilasi CO2 dibandingkan dengan media tanpa penambahan substrat hidrogel
selain itu bibit jeruk tumbuh vigor pada kondisi stres air (Arbona et al.,2005). Hasil
berbeda didapat pada penelitian Santana et al. (2007) yang menyatakan bahwa
penggunaan hidrogel dengan berbagai tingkat dosis pada tanaman Brachiaria spp
tidak berpengaruh nyata pada semua varibel pengamatan. Sarvas et al. (2007 )
menyatakan bahwa aplikasi pemakaian hidrogel sebagai media campuran media
tanam sangat sederhana, namun akan sangat rumit jka terjadi pemakaian dosis yang
berlebihan, hal tersebut dapat menyebabkan tingginya kapasitas penyimpanan
hidrogel. Pemakaian hidrogel diharapkan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan
jenis tanaman yang berbeda.
Saptadji et al. (2008) menyatakan bahwa polimer superabsorban yang berasal
dari bahan organik seperti tepung selulosa dan polivinil alkohol memiliki kelemahan
yaitu kurang stabil terhadap perubahan suhu, keasaman, dan sifat fisik yang kurang
bagus. Penambahan zeolit dalam konsentrasi tertentu diperlukan untuk memperkuat
kekuatan fisik hidrogel yang mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu dan keasaman.
Banyak penelitian yang dilakukan untuk memodifikasi polimer dengan bahan lain
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2009, dan berakhir bulan Juli 2009
di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, Darmaga, dengan suhu udara ruangan
rata-rata sebesar 32 0C dan kelembaban udara rata-rata 69%.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih jarak pagar asesi Lampung,wadah media
tanam dengan polybag 10 20 cm, media tanam terdiri atas top soil (tanah lapisan
atas), pupuk kandang, dan hidrogel. Alat yang digunakan adalah gelas ukur,
timbangan, oven, penggaris, jangka sorong, dan termometer ruangan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor
dengan tiga ulangan yang terdiri atas faktor taraf kandungan hidrogel: 0 g ( tanpa
kandungan hidrogel ), 0.2 g/polybag, 0. 4 g/polybag, dan 0.6 g/polybag dan faktor
jadwal irigasi: 2 hari, 4 hari, dan 8 hari sehingga didapatkan 36 satuan percobaan.
Model rancangan disusun sebagai berikut :
Yijk = µ + ki + j + k + ( )jk + ijk
Yij = Hasil pengamatan pengaruh taraf kandungan hidrogel ke-i, jadwal
irigasi ke-j dan kelompok ke-i.
µ = Rataan umum pengamatan.
ki = Pengaruh kelompok ke-i
i = Pengaruh taraf kandungan hidrogel pada media tanam ke-j.
j = Pengaruh jadwal irigasi ke-k.
( )ij = Interaksi antara pengaruh taraf kandungan hidrogel ke-i dan jadwal
irigasi ke-j.
9
Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap parameter yang akan diamati dilakukan
uji F dan apabila uji F nyata maka dilakukan uji lanjut dengan DMRT.
Pelaksanaan Penelitian
Benih ditanam pada media tanam dalam polybag yang komposisinya tanah
lapisan atas (top soil) dan pupuk kandang dari kotoran ternak sapi dengan
perbandingan 1 : 1, serta pemberian berbagai taraf kandungan hidrogel (0 g/polybag
(tanpa kandungan hidrogel), 0.2 g/polybag, 0.4 g/polybag, dan 0.6 g/polybag
(serbuk)). Aplikasi hidrogel yang digunakan adalah aplikasi basah, dimana hidrogel
serbuk terlebih dahulu direndam dalam air selama 1 jam sampai hidrogel
mengembang sempurna. Sebelum dilakukan penanaman, tanah kompos dan hidrogel
dicampur secara merata per polybag. Setiap satu satuan percobaan terdiri atas 10
polybag, pada setiap polybag ditanam 2 benih. Setelah lewat masa perkecambahan
atau 2 MST (minggu setelah tanam), hanya akan disisakan satu kecambah untuk
dijadikan tanaman contoh.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan sejak awal perkecambahan, yaitu kecepatan tumbuh
(KCT), dan daya tumbuh (Dt). Setelah melewati masa perkecambahan, pengamatan
difokuskan pada karakter agronomi seperti: tinggi tanaman, jumlah daun, dan pada
akhir pengamatan yaitu bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan panjang akar.
Pengamatan kondisi fisik media tanam dilakukan pada 36 HST dan 46 HST (hari
setelah tanam) yaitu kadar air media tanam. Metode pengamatan dari awal
perkecambahan sampai umur tanaman siap pindah ke lapang dilakukan sebagai
berikut:
1. Daya Tumbuh (Dt)
Daya tumbuh dihitung berdasarkan jumlah benih yang telah berkecambah
10
Dt(%)
Keterangan: KN 1 : Jumlah kecambah normal pada pengamatan I
(7 HST).
KN 2 : Jumlah kecambah normal pada pengamatan II
(14 HST).
2. Kecepatan Tumbuh (KCT)
Kecepatan tumbuh kecambah diukur dengan menghitung jumlah kecambah
normal setiap hari selama masa perkecambahan atau 2 MST. Setiap
pengamatan jumlah kecambah normal dibagi etmal (1 etmal = 24 jam). KCT
merupakan nilai kumulatif persen jumlah kecambah normal per etmal
dihitung mulai saat benih ditanam sampai saat pengamatan daya berkecambah
berakhir atau 14 HST.
KCT(%/etmal)
Keterangan: Ni : Persentase kecambah yang telah normal pada etmal ke-i
Wi : Waktu pengamatan dalam etmal ke-i
3. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur ketika kecambah telah menjadi tanaman sempurna
setiap 2 minggu sekali. Tinggi tanaman diukur mulai dari 5 cm ke atas dari
pangkal akar sampai titik tumbuh.
4. Panjang Akar
Pajang akar diukur mulai dari pangkal akar sampai ujung akar dengan terlebih
dahulu mencabut tanaman yang telah direndam dalam air bersama media
tanamnya.
5. Jumlah Daun
Jumlah daun dihitung mulai 2 MST atau sewaktu tanaman sudah memiliki
11
6. Kadar Air Tanah
Untuk menghitung kadar air tanah, tanah dimasukkan kedalam oven dengan
suhu 105 Co selama 24 jam. Pengambilan sampel tanah diambil sebelum
perlakuan. Kadar air tanah diukur dengan menggunakan rumus:
KA
Keterangan: KA : Kadar air tanah
BB : Berat basah tanah
BK : Berat kering tanah
7. Efisiensi Penggunaan Air (EPA)
Efisiensi penggunaan air dihitung pada waktu akhir penelitian dengan
menggunakan rumus:
EPA
Keterangan: BKT : Berat kering tanaman
JAI : Jumlah air yang digunakan dalam irigasi dihitung dari
awal penelitian sampai akhir penelitian
8. Bobot Kering Tajuk dan Akar
Bobot kering tajuk dan akar diperoleh dengan memisahkan tanaman antara
bagian tajuk dan akar dengan memotong tepat pada pangkal akar. Selanjutnya
tajuk dan akar dioven selama 72 jam dengan suhu 80 C0.
9. Ratio Akar-Tajuk
Ratio akar-tajuk menggambarkan perimbangan pertumbuhan antara organ
akar dan tajuk. Ratio akar-tajuk diperoleh dengan rumus:
RAT
Keterangan: RAT : Ratio Akar-Tajuk
BKA : Bobot Kering Akar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Viabilitas dan Vigor Perkecambahan
Rekapitulasi sidik ragam pada Tabel 1 menunjukkan bahwa hidrogel
berpengaruh sangat nyata terhadap kecepatan tumbuh dan tinggi bibit 2 MST. Pada
respon daya tumbuh hidrogel tidak berpengaruh nyata. Hasil sidik ragam
selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 1, 2, dan 3. Faktor irigasi dianggap tetap
karena interval irigasi diberikan setelah fase perkecambahan yaitu setelah 2 MST.
Tabel 1. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Viabilitas dan Vigor Perkecambahan
No Peubah H KK
1. Daya Tumbuh tn 21.03
2. Kecepatan tumbuh ** 18.25
3. Tinggi bibit 2 MST ** 9.02
Keteranagan: * = nyata, ** = sangat nyata, tn = tidak nyata, H = Hidrogel, KK = Koefisien Keragaman
Tabel 2 menunjukkan bahwa kandungan hidrogel berpengaruh nyata terhadap
kecepatan tumbuh dan tinggi bibit 2 MST. Pada respon daya tumbuh hidrogel tidak
berpengaruh nyata.
Tabel 2. Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Daya Tumbuh (DT),
Kecepatan Tumbuh (KCT), dan Tinggi Bibit 2 MST
Hidrogel DT(%) KCT (%/etmal) Tinggi bibit 2 MST
Kontrol 59.4 8.05a 18.14a
0.2 g/polybag 61.1 8.06a 17.30a
0.4 g/polybag 56.6 6.56b 15.48b
0.6 g/polyabg 47.7 5.72b 14.67b
13
Perlakuan penambahan hidrogel 0.2 g/polybag memberikan pengaruh
kecepatan tumbuh (KCT) sama dengan kontrol, hal tersebut diduga akibat kondisi
media tanam yang sesuai untuk pertumbuhan kecambah. Pada perlakuan hidrogel 0.4
g/polybag dan 0.6 g/polybag terlihat memberikan pengaruh negatif terhadap KCT.
Semakin tinggi kandungan hidrogel KCT akan semakin menurun. Meningkatnya
kandungan hidrogel tentu akan semakin meningkatkan kadar air media, yang
selanjutnya berpengaruh pada kondisi yang sangat lembab, dimana kandungan O2
untuk respirasi perkecambahan semakin menurun.
Faktor kandungan hidrogel pada masa perkecambahan atau 2 MST
berpengaruh sangat nyata pada tinggi bibit. Pada Tabel 2 terlihat tinggi bibit sebelum
diberi perlakuan penjarangan jadwal irigasi, tampak nyata lebih rendah pada
perlakuan 0.4 g/polybag dan 0.6 g/polybag dibandingkan dengan perlakuan 0.2
g/polybag dan kontrol. Hal tersebut diduga diakibatkan kelembaban media tanam
yang terlalu tinggi pada media, sehingga menggangu aktivitas akar dalam penyerapan
unsur hara. Indriati (2006) menyatakan bahwa pada keadaan kelembaban tanah yang
tinggi menyebabkan tanaman tidak dapat berespirasi dan aktivitas akar terhadap
penyerapan hara terganggu.
Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Karakter Agronomi, Bobot Kering Tanaman, Kadar Air Media Tanam, dan Efisiensi
Pemakaian Air (EPA).
Hasil sidik ragam pada Tabel 3, tidak menunjukkan adanya interaksi antara
kandungan hidrogel dan jadwal irigasi terhadap karakter agronomi bibit jarak pagar,
bobot kering tanaman, dan kadar air media tanam. Faktor jadwal irigasi berpengaruh
sangat nyata pada pada semua peubah, kecualai pada nilai ratio akar-tajuk dan faktor
kandungan hidrogel hanya berpengaruh nyata pada jumlah daun dan bobot kering
14
Tabel 3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Karakter Agronomis, Bobot Kering Tanaman, Kadar Air Media Tanam dan Efisiensi Pemakaian Air (EPA)
Peubah H I H*I KK
Pertambahan tinggi :
2-4 MST tn ** tn 26.07
4-6 MST tn ** tn 37.00
6-8 MST tn ** tn 17.20
Jumlah daun :
4 MST tn ** tn 7.60
6 MST tn ** tn 8.52
8 MST ** ** tn 4.58
Panjang akar tn ** tn 4.41
Bobot Kering Tanaman :
Bobot Kering Tajuk tn ** tn 25.80
Bobot Kering Akar * ** tn 1.28
Ratio Akar-Tajuk tn tn tn 13.26
Kadar Air Media :
36 HST tn ** tn 8.60
46 HST tn ** tn 5.82
EPA tn ** tn 23.88
Keteranagan: * = nyata, ** = sangat nyata, tn = tidak nyata, H = Hidrogel, I = Irigasi, H*I = Interaksi antara hidrogel dan jadwal irigasi, KK = Koefisien Keragaman
[image:35.595.111.514.155.527.2]Pertambahan Tinggi Tanaman.
Tabel 4 menunjukkan respon pertambahan tinggi tanaman dipengaruhi secara
sangat nyata oleh jadwal irigasi. Pertambahan tinggi tanaman tertinggi terjadi pada
taraf jadwal irigasi 2 hari sekali, diikuti jadwal irigasi 4 hari sekali dan terendah pada
jadwal irigasi 8 hari sekali. Kondisi tersebut sesuai dengan kadar air media tanam.
Kadar air media tanam tertinggi diperoleh pada jadwal irigasi 2 hari sekali baik pada
pengamatan 30 HST dan 46 HST. Respon kadar air media terhadap jadwal irigasi
15
Periode pengamatan 6-8 MST, menunjukkan jadwal irigasi 2 hari dan 4 hari
memberikan pengaruh pertambahan tinggi tanaman yang tidak berbeda nyata. Hal
tersebut menandakan bahwa bibit jarak pagar siap ditanam di lapang karena mulai
toleran terhadap penjarangan jadwal irigasi. Berdasarkan penelitian tanaman jarak
berumur 8 bulan Wijaya et al. (2007) menyatakan bahwa perlakuan tingkat kadar air
tanah selama empat bulan tidak memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan
batang utama. Meskipun demikian penjarangan jadwal irigasi 8 hari sekali
memberikan kondisi cekaman kekeringan pada tanaman, sehingga pertambahan
tinggi nyata lebih rendah dibanding jadwal irigasi 2 hari dan 4 hari.
Tabel 4. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Irigasi Pertambahan Tinggi (cm)
2-4 MST 4-6 MST 6-8 MST
2 hari 6.75a 5.50a 3.78a
4 hari 4.49b 2.55b 3.96a
8 hari 2.30c 1.25c 2.40b
Ket: Angka pada kolom yang sama dan diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5 %.
Tabel 5. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Kadar Air Media Tanam
Irigasi Kadar Air Media (%)
30 HST 46 HST
2 hari 23.50a 22.83a
4 hari 20.50b 19.00b
8 hari 18.67c 16.16c
Ket: Angka pada kolom yang sama dan diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5 %.
Respon tinggi tanaman pada pembibitan tanaman jarak pagar yang
dipengaruhi oleh cekaman kering pada penelitian Syafi (2006) menunjukkan hal
serupa. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan tinggi tanaman
16
yang optimum, menyebabkan pembelahan, perbesaran dan pemanjangan sel dalam
tanaman berjalan dengan baik, sebaliknya pada kadar air yang lebih rendah
pembelahan, perbesaran dan pemajangan sel terhambat.
Jumlah Daun
Pemberian air irigasi yang optimum akan memberikan kondisi terbaik bagi
pertumbuhan bibit. Yanuar (2005) menyatakan bahwa frekuensi irigasi berpengaruh
nyata terhadap jumlah daun nilam pada umur 3 BSP dan 4 BSP (Bulan Sebelum
Panen), dimana frekuensi irigasi setiap hari memberikan pengaruh jumlah daun
[image:37.595.107.516.568.670.2]paling tinggi.
Tabel 6 menunjukkan faktor irigasi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun
pada umur 4, 6, dan 8 MST. Jumlah daun tertinggi diperoleh pada perlakuan irigasi 2
hari. Pengaruh irigasi 4 hari sekali terihat sudah memberikan pengaruh negatif
terhadap jumlah daun. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Purwoko dan Iskandar,
2008) bahwa semua genotipe jarak pagar, baik yang berasal dari daerah kering
maupun basah pada saat pembibitan tidak ada yang toleran terhadap cekaman
kekeringan. Kondisi tersebut diakibatkan organ tanaman yang masih muda sehingga
sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Selain itu, Mitchell et al. (1991)
menyatakan bahwa sintesis klorofil dibatasi pada kondisi kekurangan air yang lebih
besar. Berkurangnya kelembaban akan mengakibatkan kebanyakan enzim
menunjukkan aktivitas yang menurun.
Tabel 6. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Jumlah Daun
Irigasi Jumlah Daun
4 MST 6 MST 8 MST
2 hari 4.98a 7.38a 9.25a
4 hari 4.15b 6.06b 7.36b
8 hari 3.00c 4.10c 5.74c
17
Tabel 7 menunjukkan pengaruh faktor tunggal hidrogel terhadap jumlah daun.
Hidrogel tidak berpengaruh nyata pada umur 4 MST dan 6 MST, tetapi berpengaruh
nyata pada umur 8 MST. Perlakuan penambahan hidrogel pada media tanam
memberikan pengaruh negatif terhadap jumlah daun dibandingkan media kontrol atau
tanpa hidrogel.
Tabel 7. Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Jumlah Daun
Hidrogel Jumlah Daun
4 MST 6 MST 8 MST
0 g/polybag 4.24 6.13 8.15a
0.2 g/polybag 4.02 5.77 7.32b
0.4 g/polybag 3.93 5.95 7.06b
0.6 g/polybag 3.97 5.33 7.26b
Ket: Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5 %.
Kondisi tersebut diduga disebabkan oleh penurunan volume media tanam.
Semakin tinggi kandungan hidrogelnya semakin besar terjadi penurunan volume
media tanam. Selama periode pembibitan terdapat dua kemungkinan penyebab
berukrangnya volume media dengan penambahan hidrogel. Kemungkinan yang
pertama, diduga disebabkan oleh ketidakmampuan hidrogel untuk mengikat air atau
mengembang sempurna dalam waktu yang singkat karena air irigasi terlebih dahulu
terperkolasi atau terevaporasi. Kemungkinan yang kedua diduga hidrogel mengalami
penguraian. Berdasarkan dua dugaan tersebut, menurunnya volume media tanam
diduga lebih kuat akibat hidrogel yang merupakan bagian dari volume media tanam
mengalami penguraian. Pada Gambar 3 dapat dilihat pada media dengan perlakuan
hidrogel 0.6 g/polybag diakhir pengamatan tidak ditemukan hidrogel kering seperti
pada Gambar 2 (a). Media dengan perlakuan hidrogel terlihat tidak berbeda dengan
18
[image:39.595.110.496.121.439.2]
Gambar 2. Penyusun media tanam (A): Hidrogel kering (a), Tanah kering (b) dan (B) Hidrogel yang mengembang setelah ditetesi air.
Gamabar 3. Media tanam pada akhir pengamatan : Media tanam kontrol atau tanpa hidrogel (A) dan Media tanam yang pada awalnya diberi perlakuan 0.6 g hidrogel/polybag (B).
Saptadji et al. (2008) menyatakan bahwa dari hasil studi literatur diperoleh
informasi bahwa polimer superabsorban semisal hidrogel yang dibuat dari polimer
organik mempunyai kelemahan yaitu kurang stabil terhadap perubahan suhu,
keasaman, dan sifat fisik yang kurang bagus. Pengaruh berkurangnya volume media
terhadap menurunya pertumbuhan tanaman juga didapatkan pada penelitian Totok
(2001) yang menyatakan bahwa tanaman bawang merah yang ditanam pada perbedaan volume dengan kedalaman dan diameter media 5 cm memberikan respon
berat kering yang berbeda. Penurunan kedalaman media tanam memberikan pengaruh
negatif terhadap peubah yang diamati. Harjadi (1996) menyatakan bahwa volume
media yang lebih besar akan memberikan serapan hara lebih besar, dimana pada
19
Panjang Akar
Panjang akar merupakan salah satu respon tanaman terhadap cekaman kering,
dimana pemanjangan akar sangat diperlukan untuk memperbesar penyerapan air dari
partikel tanah. Mitchel et al. (1991) menyatakan bahwa pada kondisi lapangan,
volume tanah secara keseluruhan lebih besar, dan memungkinkan pengurangan isi air
yang lebih lambat. Kandungan air tanah yang tidak seragam sepanjang profil tanah,
menyebabkan akar akan berusaha menembus daerah baru dalam tanah yang memiliki
potensial air yang lebih tinggi. Hal tersebut memungkinkan akar tanaman yang
mengalamai cekaman kering memiliki panjang akar yang lebih panjang.
Tabel 8. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Panjang Akar
Irigasi Panjang Akar (cm)
2 hari 17.67a
4 hari 13.84b
8 hari 11.83c
Ket: Angka pada kolom yang sama dan diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5 %.
Respon tersebut tidak terjadi pada percobaan ini, diakibatkan oleh
keterbatasan volume media tanam yang menyebabkan pengurangan kadar air media
tanam yang lebih cepat. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Totok (2001)
bahwa peningkatan kedalaman media tanam akan menurunkan kehilangan air selama
pengeringan dan berlaku sebaliknya. Tabel 8 menunjukkan panjang akar dipengaruhi
oleh jadwal irigasi. Perlakuan irigasi 2 hari sekali memberikan pengaruh panjang
akar tertinggi sebesar 17.67 cm. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Syafi
(2008) yang menyatakan bahwa dengan perlakuan perbedaan kadar air media sebesar
4 % pada pembibitan tanaman jarak pagar akan memberikan pengaruh yang nyata
terhadap panjang akar. Perlakuan kadar air tertinggi sebesar 40% memberikan respon
panjang akar tertinggi. Mitchel et al. (1991) menyatakan bahwa kondisi volume tanah
yang terbatas menyebabkan perubahan potensial tanaman yang sangat cepat sehingga
20
Bobot Kering Akar, Bobot Kering Tajuk, dan Ratio Akar-Tajuk
Akar merupakan organ tanaman yang bertangung jawab dalam absorbsi air
untuk kegiatan metabolisme tanaman. Tabel 9 menunjukkan pengaruh faktor tunggal
irigasi terhadap bobot akar. Jadwal irigasi 4 hari sekali menyebabkan penurunan
bobot kering akar sebesar 0.47 g dan irigasi 8 hari sekali menyebabkan penurunan
sebesar 0.64 g dibandingkan kontrol. Lakitan (1996) menyatakan bahwa absorbsi air
oleh akar dipengaruhi oleh laju transpirasi, ketersediaan air, dan sistem perakaran.
Secara umum bobot kering akar pada semua jenis tanaman akan mengalami
penurunan bobot ketika diberi perlakuan cekaman kekeringan. Kondisi stres air
ditambah kondisi akar yang kurang baik semakin memperparah pertumbuhan
tanaman secara keseluruhan.
Tabel 9. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Bobot kering akar (BKA), Bobot Kering Tajuk (BKT) dan Ratio Akar-Tajuk (RAT)
Irigasi BKA (g) BKT (g) RAT
2 hari 0.76a 5.89a 0.135
4 hari 0.29b 2.29b 0.131
8 hari 0.12c 0.91c 0.130
Ket: Angka pada kolom yang sama dan diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5 %.
Pada Tabel 9 juga menunjukkan pengaruh jadwal irigasi terhadap bobot
kering tajuk. Respon tertinggi bobot kering tajuk terjadi pada perlakuan irigasi 2 hari
sebesar 5.89 g, sedangkan pada perlakuan irigasi 4 hari terjadi penurunan 3.69 g
dan pada irigasi 8 hari terjadi penurunan yang sangat ekstrim yaitu sebesar 4.98 g.
Cekaman kekeringan pada irigasi 4 hari sekali dan 8 hari sekali menyebabkan
penurunan bobot kering tajuk, hal ini menunjukkan tanaman mengalami cekaman
kekeringan sehingga menghambat pertumbuhan dan mengurangi jumlah biomas yang
akan dihasilkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Netting (2000), bahwa pada
organ tanaman yang masih muda secara umum memiliki respon kepekaan yang
21
normal perpanjangan sel daun muda sebesar 15-20 m/menit, namun dalam kondisi
kering berubah menjadi 0 atau terhenti.
Nilai ratio akar-tajuk menggambarkan perimbangan pertumbuhan antara organ
akar dan tajuk. Pada Tabel 9 menunjukkan, faktor jadwal irigasi yang tidak
berpengaruh nyata terhadap ratio akar-tajuk. Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitiaan (Purwoko dan Iskandar, 2008) yang menyatakan bahwa ratio tajuk-akar
pada cekaman 80 % dan 60 % kadar air kapasitas lapang pada pembibitan tanaman
jarak belum berbeda nyata.
Tabel 10 menunjukkan pengaruh kandungan hidrogel berpengaruh nyata terhadap
bobot kering akar. Perlakuan kontrol dan 0.2 g menunjukkan bobot kering akar yang
tidak berbeda nyata. Pemberian hidrogel 0.4 g/polybag dan 0.6 g/polybag
memberikan pengaruh bobot kering akar yang tidak berbeda nyata, tetapi berbeda
nyata lebih rendah dibanding perlakuan kontrol atau tanpa hidrogel dan perlakuan
hidrogel 0.2 g/polybag.
Tabel 10. Pengaruh Kandungan Hidrogel Terhadap Bobot Kering Akar
Hidrogel Bobot Kering Akar (g)
0 (kontrol) 0.42a
0.2 g/polybag 0.39ab
0.4 g/polybag 0.37b
0.6 g/polybag 0.37b
Ket: Angka pada kolom yang sama dan diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5 %.
Pada perlakuan hidrogel, volume media tanam lebih rendah dibanding
kontrol. Hal tersebut diduga menjadi penyebab rendahnya bobot kering akar pada
perlakuan hidrogel 0.4 g/polybag dan 0.6 g/polybag. Penurunan volume media tanam
dapat terlihat dari permukaan media tanam dengan perlakuan hidrogel lebih rendah
dibanding kontrol.Pada penelitian Febriyanti (2005) pada bibit lada, menyimpulkan
bahwa semakin besar volume media tanam akan meningkatkan kemampuan dalam
menyerap air semakin tinggi. Hal tersebut juga menyebabkan kelembaban dan suhu
22
Efisiensi Pemakaian Air (EPA)
Efisiensi pemakaian air merupakan salah satu respon tanaman yang
menggambarkan efisiensi irigasi terhadap pertumbuhan tanaman. Tabel 11
menunjukkan pengaruh faktor jadwal irigasi berpengaruh nyata terhadap nilai
efisiensi pemakaian air.
Irigasi 2 hari sekali memberikan pengaruh nilai EPA tertinggi sebesar 6.02 g/l,
lebih tinggi dibanding perlakuan 4 hari dan 8 hari sekali yang hanya sebesar 2.54 g/l
dan 1.15 g/l. Hal tersebut menunjukkan bahwa irigasi 2 hari sekali merupakan
irigasi yang sangat tepat untuk mendukung pertumbuhan pembibitan tanaman jarak
pagar. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Nurcholis dan Sumarsih
(2007), yang menyatakan bahwa irigasi 2 hari sekali merupakan salah satu prosedur
baku dalam pembibitan tanaman jarak pagar.
Tabel 11. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Efisiensi Pemakaian Air (EPA)
Irigasi EPA(g/l)
2 hari 6.02a
4 hari 2.54b
8 hari 1.15c
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf DMRT 5 %.
Penggunaan hidrogel pada pembibitan tanaman jarak pagar, ditujukan untuk
mendapat efisiensi irigasi. Penelitian ini menunjukkan, bahwa hidrogel tidak
berpengaruh nyata pada efisiensi pemakian air. Perlakuan kontrol menunjukkan
respon nilai EPA paling tinggi yaitu 3.66 g/l, sedangkan perlakuan hidrogel 0.2 g, 0.4
g, dan 0.6 g masing-masing sebesar 3.17 g/l, 2.94 g/l dan 3.42 g/l. Meskipun pada
penelitian Arbona et al. (2005) pada pembibitan tanaman jeruk, penambahan substrat
hidrogel memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan bibit, tetapi Santana et
al. (2007) menyatakan hasil yang serupa dengan penelitian ini, yaitu pada berbagai tingkat dosis konsentrasi hidrogel tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengaruh jadwal irigasi secara umum berpengaruh nyata terhadap semua
peubah yang diamati. Irigasi dua hari sekali memberikan pengaruh terbaik bagi
pertumbuhan bibit jarak pagar. Hal tersebut dibuktikan dengan performa terbaik bibit
jarak pagar siap tanam di lapang pada perlakuan irigasi dua hari sekali. Bibit jarak
pagar pada perlakuan irigasi 2 hari sekali pada 8 MST memiliki tinggi sebesar 34.5
cm, pertambahan tinggi sebesar 3.78 cm, jumlah daun rata-rata terbaik sebesar 9.25,
bobot kering tajuk dan akar 5.89 g dan 0.76 g, dan nilai EPA terbaik sebesar 6.02 g/l.
Tidak terdapat interakasi antara kandungan hidrogel dan jadwal irigasi.
Penambahan hidrogel dalam media tanam tidak dapat mengurangi pengaruh buruk
cekaman kering akibat jadwal irigasi yang lebih lama.
Pengaruh kandungan hidrogel secara umum tidak memberikan pengaruh yang
nyata pada awal-awal pertumbuhan atau periode pengamatan 2-6 MST. Kandungan
hidrogel memberikan pengaruh nyata pada akhir-akhir pengamatan yaitu 6-8 MST.
Pada waktu tersebut, hidrogel memberikan pengaruh negatif terhadap beberapa
karakter agronomi seperti jumlah daun dan bobot kering akar. Kondisi tersebut
diduga akibat hidrogel secara total sudah terurai didalam tanah sehingga mengurangi
volume media tanam.
Saran
Irigasi dua hari sekali merupakan rekomendasi yang tepat untuk mampu
memberikan pertumbuhan terbaik pada pembibitan tanaman jarak pagar. Perlu dicari
hidrogel yang memliki sifat fisik yang kuat untuk tujuan efisiensi irigasi agar hidrogel
DAFTAR PUSTAKA
Arbona, V., D.G. Iglesias., J. Jagas., E. Primo-Melo., M. Talo., and A. Candena-Gomez. 2005. Hidrogel subtrate amendment alliviates drought effect on young citrus plant. Plant and soil journal. 270: 73-82
Brake, B, and L.H Allen. 1995. Gas-excahnge of citrus seedling at different tempertur, vapour-presure defiisit, and water contens. J, AM. Soc. Hort. Sci. 120:497-504.
Febriyanti, N. 2005. Pengaruh Jenis dan Volume Media Selama Penyimpanan terhadap Pertumbuhan Bibit Lada Perdu (Piper nigrum. L). Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian IPB. 46 hal.
Gomez-Cadena, A., F.R. Tadeo., M. Talon., and E. Primo-Milo. 1996. Leaf abscision induce by etylene in water stres intact seedlings of Cleopatra mandarin reqiuries previsius abscisic acid accumulation in roots. Plant, Physiol. 112. 401-408
Harjadi, S.H. 1996. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 197 hal
Hambali, E., A. Suryani., Dadang., Hariyadi., H. Hanafie., I.K. Reksowardjo., M. Rivai., M. Ihsanur., P. Suryadarma., S. Tjitrosoedirjo., T.H. Soerawidja., T. Prawitasari., T. Prakoso., W. Purnama. 2007. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodisesel. Penerbit Swadaya. Jakarta
Hakim, N., Y.N, Muhamad., A.M. Lubis., N.G. Sutopo., M.R. Saul., M.A. Amin., G.B. Hong, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung
Herdiyanto,. Erizal, dan S.R. Tamat. 2007.Pengaruh iradiasi gamma dan konsentrasi polivinilpirolidon pada pembuatan hidrogel serta kemampuan imobilisasi dan pelepasan kembali propranolol HC. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia. Tangerang. Vol. VIII:1-16.
Indriati. 2006. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kencur (Kaempferia galanga L.). Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. 90 hal.
Kusdyana, IP.A. 2007. Budidaya jarak pagar sebagai sumber bahan baku alternatif biofuel. http://www.infotecnojatropha.com. [23, September 2008].
25
Mietchel, R.L., R.B. Pearce., and F.P. Gardner. 1991. Fisioogi Tanaman Budidaya. Penenrjemah: Herwati. Universitas Indonesia. Jakarta.
Mansfield., T.A, and C. J. Atkinson. 1990. Stomatal behavior in water stressed plants. P. 241-246. In Alscher ang Cumming (Ed.). Stress respons in plant: adaptation and acclimation mechanisms. Wiley-Liss, Inc., New York
Nail. 2008. Jalan panjang minyak jatropha menjadi biofuel. http://www.biomaundip.com.[28, November 2008]
Netting. 2000. Respon tinggi tanaman jarak terhadap cekaman kering, hal 23. Dalam Iskandar dan Purwoko, B.S. 2008. Evaluasi Beberapa genotipe Jarak Pagar Untuk Toleransi Cekaman Kekeringan. Buletin Agronomi. Vol. VIIII:263-269.
Nurcholis, M, dan S. Sumarsih. 2007. Jarak Pagar dan Pembuatan Biodiesel. Kanisius. Yogyakarta.
Purwoko, B.S, dan Iskandar. 2008. Evaluasi beberapa genotipe jarak pagar untuk toleransi cekaman kekeringan. Buletin Agronomi. Vol. VIIII:263-269.
Pugnaire, F. I., L. Serrano, and J. Pardos. 1999. Constrains by Water Stress on Plant Growth. p 271-283. In M. Pessarakli (Ed.). Handbook of plant and crop stress. 2nd. Marcell Dekker. New York
Rodrigues and Perez. 2005. Germination and water stress. Agro jorn. California. VXXI: 24-35.
Saptadji, R,. K. Megasari, dan D. Swantomo. 2008. Pembuatan komposi polymer superabsorbent dengan mesin berkas electron. Jurnal sttn-batan. 12/18: 207-215.
Sarvas, M,. P. Pavlenda and P. Takacova. 2007. Effect of hydrogel application on survival and growth at pine seedlings reclamations. Journal Forest Science. 53: 204-209.
Santana, H.B., A.P. Martinez., S. Esmetica, and G.G. Reyes. 2007. Effect of hidrogel on yield of seed of three cultivars of Brachiaria ssp in the valley of Iguala guerrero Mexico. REDVET. Revista electrónica de Veterinaria. VIII: 1-10.
26
Syafi, S. 2008. Respon Morfologis dan Fisiologis Bibit Dari Berbagai Genotipe Jarak Pagar (Jatropha curcas. L) terhadap Cekaman Kekeringan. Tesis. Progam Studi Agronomi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. 80 hal.
Syvertsen, J. P and J.M. Dunlop. 2004. Hydrophilic gel amendments to sand soil can increase growth and nitrogen uptake efficiency of citrus seedlings. HortSci. 39, 267–271.
Totok, S. 2001. Pengaruh Volume Media Tanam dan Jumlah Bahan Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Klon Bawang Merah. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian IPB. Bogor. 60 hal
Wijaya., A, Munandar, dan H. Adam. 2007. Pengaruh kadar air tanah terhadap pertumbuhan dan produksitanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). prosiding konferensi jarak pagar menuju bisnis jarak pagar yang feasibel. Citra Widya Education. Bogor
28
Lampiran 1. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Daya Tumbuh
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 716.66 358.3 2.56tn 0.09
Faktor H 3 952.08 317.3 2.27tn 0.1
Galat 30 4200 140
Total 35 5868.75
KK 21.03
Ket: ** = sangat nyta pada p = 1%, tn = tidak nyata
Lampiran 2. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap Kecepatan Tumbuh
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 20.65 10.32 6.14tn 0.058
Faktor H 3 36.2 12.07 7.18** 0.0009
Galat 30 50.04 1.68
Total 35 107.33
KK 18.25
Ket: ** = sangat nyta pada p = 1%, tn = tidak nyata
Lampiran 3. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel terhadap tinggi bibit 2 MST
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 1.76 0.84 0.40tn 0.67
Faktor H 3 68.84 22.94 10.47** 0.0001
Galat 30 65.75 2.19
Total 35 136.36
KK 9.0
29
Lampiran 4. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap pertambahan tinggi 2 sampai 4 MST
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 0.12 0.06 0.04tn 0.9
Faktor I 2 118.38 59.19 42.66** 0.0001
Faktor H 3 5.82 1.94 1.4tn 0.2
Interaksi IH 6 3.4 0.57 0.42tn 0.86
Galat 22 30.52 1.38
Total 35 158.31
KK 26.07
Ket: ** = sangat nyta pada p = 1%, tn = tidak nyata
Lampiran 5. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Pertambahan Tinggi 4 Sampai 6 MST
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 3.02 1.51 1.13tn 0.34
Faktor I 2 113.71 56.85 42.33** 0.0001
Faktor H 3 4.25 1.41 1.06tn 0.3
Interaksi IH 6 7.98 1.33 0.99tn 0.4
Galat 22 29.54 1.34
Total 35 158.52
KK 37
30
Lampiran 6. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Pertambahan Tinggi 6 Sampai 8 MST
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 5.96 2.98 8.89** 0.001
Faktor I 2 16.92 8.46 25.24** 0.0001
Faktor H 3 1.48 0.49 1.47tn 0.2
Interaksi IH 6 2.15 0.35 1.07tn 0.4
Galat 22 7.37 0.33
Total 35 33.90
KK 17.2
Ket: ** = sangat nyta pada p = 1%, tn = tidak nyata
Lampiran 7. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap jumlah daun 4 MST
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 0.33 0.16 1.77tn 0.1
Faktor I 2 23.8 11.9 125.21** 0.0001
Faktor H 3 0.51 0.17 1.81tn 0.1
Interaksi IH 6 0.06 0.01 0.11tn 0.9
Galat 22 2.09 0.09
Total 35 26.8
KK 7.6
31
Lampiran 8. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap jumlah daun 6 MST
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 1.28 0.64 2.58tn 0.09
Faktor I 2 65.52 32.76 131.85** 0.0001
Faktor H 3 1.77 0.59 2.38tn 0.09
Interaksi IH 6 1.66 0.27 1.12tn 0.3
Galat 22 5.46 0.24
Total 35 75.71
KK 8.52
Ket: ** = sangat nyta pada p = 1%, tn = tidak nyata
Lampiran 9. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap jumlah daun 8 MST
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 1.15 0.57 4.39* 0.02
Faktor I 2 73.98 36.99 282.31** 0.0001
Faktor H 3 6.25 2.08 15.9** 0.0001
Interaksi IH 6 1.64 0.27 2.09tn 0.09
Galat 22 2.88 0.13
Total 35 85.9
KK 4.58
32
Lampiran 10. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi Terhadap Panjang Akar
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 3.81 1.90 4.69** 0.02
Faktor I 2 211.41 105.7 260.17** 0.0001
Faktor H 3 0.69 0.23 0.57tn 0.63
Interaksi IH 6 1.80 0.30 0.74tn 0.62
Galat 22 8.93 0.40
Total 35 226.67
KK 4.41
Ket: ** = sangat nyta pada p = 1%, tn = tidak nyata
Lampiran 11. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Bobot Tajuk
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 10.36 5.18 8.46** 0.001
Faktor I 2 158.37 79.18 129.21** 0.0001
Faktor H 3 2.37 0.79 1.29tn 0.30
Interaksi IH 6 3.06 0.51 0.83tn 0.55
Galat 22 13.84 0.61
Total 35 187.66
KK 25.80
33
Lampiran 12. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Bobot Akar
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 0.03 0.01 11.95** 0.0003
Faktor I 2 2.62 1.31 805.50** 0.0001
Faktor H 3 0.01 0.006 4.00* 0.02
Interaksi IH 6 0.01 0.002 1.54tn 0.21
Galat 22 0.03 0.001
Total 35 2.73
KK 1.28
Ket: ** = sangat nyta pada p = 1%, tn = tidak nyata
Lampiran 13. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Ratio Tajuk-Akar
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2 0.001 0.0007 2.26tn 0.12
Faktor I 2 0.0002 0.0001 0.35tn 0.70
Faktor H 3 0.0007 0.0002 0.82tn 0.49
Interaksi IH 6 0.001 0.0003 1.02tn 0.43
Galat 22 0.006 0.0003
Total 35 0.01
KK 13.26
34
Lampiran 14. Sidik Ragam Pengaruh Kandungan Hidrogel dan Jadwal Irigasi terhadap Kadar Air 30 HST
Sumber DB JK KT F-Hitung Pr>F
Kelompok 2