• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol dan Ziram Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol dan Ziram Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L)."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ZAT PENGATURTUMBUHDIFENOKONAZOL

DANZIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSIPADI SAWAH (

Oryza sativa

L.)

AGUSTIANI JOJOR MANIK

A24070149

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

AGUSTIANI JOJOR MANIK. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh

Difenokonazol dan Ziram Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Padi Sawah (

Oryza sativa

L). (Dibimbing oleh SUGIYANTA).

Zat pengatur tumbuh Difenokonazol merupakan golongan Triazol yaitu salah satu zat penghambat tumbuh.Zat penghambat tumbuh mempunyai pengaruh biologis lain disamping menghambat perpanjangan batang yaitu meningkatkan klorofil daun sehingga daun berwarna hijau tua, mendorong pembungaan pada beberapa tanaman tertentu dan menghambat senesen.

Zat pengatur tumbuh Ziram merupakan golongan Auksin. Auksin berfungsi membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan,baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah.

Zat pengatur tumbuh sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangansuatu tanaman. Dalam pertanian modern ZPT digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Difenokonazol dan Ziram terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah.

(3)

pada saat 50 dan 65 HST (P5-P8) dan di tabur pada saat 1,4, dan 6 MST (P9-P12). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 39 satuaan percobaan. Petak satuan percobaan berukuran 5m x 5m. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan maka dilakukan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5%.

Seluruh perlakuan menghasilkan tinggi tanaman, jumlah anakan, bagan warna daun,komponen hasil, dan hasil tanaman yang tidak berbeda nyata.Hal ini diduga karena pengaruh cuaca maupun waktu aplikasi yang tidak sesuai yaitu pemberiaan golongan Triazolseharusnya pada masa reproduktif dan golongan Auksin pada saat pertumbuhan vegetatif.

Terdapat peningkatan hasil per ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik. Pada perlakuanZiram 4.5 kg/ha (P8) merupakan perlakuan yang menghasilkan produktivitas padi tertinggi yaitu 7.17 ton/ha. PerlakuanDifenokonazol mengahasilkan produktivitas 5.89-6.64 ton/ha dan Ziram 5.38-7.17 ton/ha sedangkan kontrol 5.63 ton/ha. Walaupun tidak berbeda nyata secara statistik tetapi terdapat peningkatan hasil yang cukup berarti secara agronomi. Pada dosis rendah perlakuan Ziram yang ditabur ketanah tidak efektif hal ini diduga karena ada kemungkinan ZPT tersebut tidak seluruhnya diserap oleh tanaman atau ada kehilangan pada saat aplikasi yang terbawa oleh air.

(4)

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH DIFENOKONAZOL

DANZIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

PADI SAWAH (

Oryza sativa

L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas pertanian Institut Pertanian Bogor

AGUSTIANI JOJOR MANIK

A24070149

DEPARTEMENAGRONOMI DAN

HORTIKULTURAFAKULTAS PERTANIAN

(5)

`

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Sugiyanta, MSi. NIP. 19630115 198811 1 002

Mengetahui: Ketua Departemen

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus:

Judul : PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH DIFENOKONAZOL DAN ZIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berMXGXO ³Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol dan Ziram terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L)³ VHEDJDLsalah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Sugiyanta, MSi yang telah banyak membibing dan mengarahkan penulis untuk lebih baik.

2. Prof. Ir. Roedhy Purwanto, MSi sebagai pembimbing akedemik di Agronomi dan Hortikultura.

3. Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS dan Dr. Ir. Eko Sulistyono, MSi sebagai Penguji skripsi saya.

4. Orang tua dan keluargayang telah banyak memberikan kasih sayang,doa serta dukungan.

5. Daniel, Bambang, Afryan, Loretta, Sri Mey , Eliz, Yusufa, Elfa, Agus Fitri.T, mbak Yusefa dan mbak Sabti yang telah banyak membantu saya dalam penelitian maupun penulisan skripsi.

6. Teman±teman seperjuangan di Agronomi dan Hortikultura 44 yang telah memberikan dukungan dan semangat.

7. Mang Marda, Mang Jai, Bi Acih yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian.

Semoga informasi yang diperoleh dari penelitian ini bermamfaat bagi dunia pertanian dan dunia pendidikan serta dapat menciptakan Indonesia sebagai Negara swasembada beras.

Bogor, November 2011

(7)

RIWAYAT HIDUP

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTARLAMPIRAN ... x

PENDAHULUAAN... 1

Latar Belakang... 1

Tujuan... 2

Hipotesis ... 2

TINJAUAN PUSTAKA... 4

Padi Sawah ... 4

Zat Pengatur Tumbuh ... 5

BAHAN DAN METODE ... 10

Tempat dan Waktu Penelitian... 10

Metode Penelitian ... 10

Pelaksanaan Penelitiaan... 11

Pengamatan... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN... 14

Hasil ... 14

Kondisi umum ... 14

Pertumbuhan Tanaman ... 15

Tinggi Tanaman... 16

Jumlah Anakan ... 16

Bagan Warna Daun... 17

Hasil dan Komponen Hasil ... 18

Dugaan Hasil per ha... 21

Peningkatan Hasil ... 21

AnalisiUsaha Tani Pembahasan ... 23

KESIMPULAN DAN SARAN... 27

Kesimpulan ... 27

Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 .Rekapitulasi Hasil Analisis Sidik Ragam Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol Dan Ziram Terhadap Pertumbuhan Dan

Hasil Padi Sawah««««««««««««««««««« 13

2. Pengaruh Beberapa Dosis Zat Pengatur Tumbuh terhadap Tinggi

Tanaman ... 14 3. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Jumlah Anakan... 15 4. Pengruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Bagan Warna Daun ... 16 5. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Bobot Kering Tajuk dan

AkarPada saat 8 MST... 17 6. Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai,

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang ... 31 2.Lay Out Percobaan... 32 3.Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadaptinggi

tanaman saat 3 MST ... 31 4. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadaptinggi

tanaman saat 4 MST ... 31 5. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi

tanaman saat 5 MST ... 31 6. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi

tanaman saat 6 MST ... 31 7. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi

tanaman saat 7 MST ... 31 8. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi

tanaman saat 8 MST ... 31 9. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah

anakan saat 3 MST... 40 10. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah

anakan saat 4 MST... 40 11. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah

anakan saat 5 MST... 40 12. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah

anakan saat 6 MST... 41 13. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah

anakan saat 7 MST... 41 14. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah

anakan saat 8 MST... 41 15. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah

gabah permalai... 42 16. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap bobot

seribu butir ... 42 17. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap berat

basah gabah ubinan... 42 18. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap bobot

seribu butir ... 42 19. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap berat

(12)

PENDAHULUAAN

Latar Belakang

Padi merupakan sumber pangan terbesar yang mana peran sentral beras sebagai bahan pangan pokok di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir produksi padi tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan bahkan cenderung menurun. Pemenuhan bahan pangan terutama beras kedepan akan terus menjadi masalah apabila produksi tidak dapat ditingkatkan atau diversifikasi pangan non beras tidak bisa berjalan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tahun 2010 produksi padi Indonesia sebesar 66 469 394 ton(BPS, 2010).

Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita akibat peningkatan pendapatan. Namun dilain pihak upaya peningkatan produksi beras saat ini terganjal oleh berbagai kendala, seperti konversi lahan sawah subur yang masih terus berjalan, penyimpangan iklim (anomalyiklim), gejala kelelahan teknologi (technology fatique), penurunan kualitas sumberdaya lahan (soil sickness) yang berdampak terhadap penurunan atau pelandaian produktivitas.

Optimasi produktivitas padi di lahan sawah merupakan salah satu peluang peningkatan produksi gabah nasional. Hal ini sangat dimungkinkan bila dikaitkan dengan hasil padi pada agroekosistem ini masih beragam antar lokasi dan belum optimal. Rata-rata hasil padi 4.7 ton/ha, sedangkan potensinya dapat mencapai 6 ± 7 ton/ha. Belum optimalnya produktivitas padi di lahan sawah, antara lain disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemupukan, belum efektifnya pengendalian hama penyakit, penggunaan benih kurang bermutu dan varietas yang dipilih kurang adaptif, kahat hara K dan unsur mikro, sifat fisik tanah tidak optimal, dan pengendalian gulma kurang optimal (Makarim et al., 2000).

(13)

yang intensif.

Untuk meningkatkan produktivitas padi dilakukan intensifikasi, salah satu teknologi yang digunakan adalah aplikasi zat pengatur tumbuh (Wattimena, 1988). Konsep zat pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman. Hormon tanaman adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis (Lowen, 1964). Proses-proses fisiologis ini terutama tentang proses pertumbuhan, diferensiasi, dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalantanaman, pembukaan stomata, translokasi, dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman. Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan dengan majunya industri kimia maka ditemukan banyak senyawa-senyawa yang mempunyai pengaruh fisiologis yang serupa dengan hormon tanaman. Senyawa-senyawa sintetik ini pada umumnya dikenal dengan nama zat pengatur tumbuh tanaman (ZPT = Plant Growth Regulator).

Zat pengatur tumbuh yang telah dikenal terdapat beberapa golongan seperti Auksin, Giberilin, Sitokinin, dan zat penghambat tumbuh (Wattimena,1988). Akhir-akhir ini dikembangkan zat pengatur tumbuh yang berbahan aktif Difenokonazol yang memiliki mekanisme kerja menyerupai golongan Triazol (zat penghambat tumbuh) dan seperti Auksin untuk Ziram. Keduanya merupakan fungisida yang telah digunakan secara luas namun demikian pengaruh zat tersebut sebagai zat pengatur tumbuh pada tanaman terutama padi sawah belum banyak diketahui. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh kedua senyawa tersebut (Difenokonazol dan Ziram) sebagai ZPT terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh Difenokonazol dan Ziram terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah.

Hipotesis

(14)

TINJAUAN PUSTAKA

Padi Sawah

Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk famili Graminae dan subfamili Oryzae.Berdasarkan morfologinya, padi dapat digolongkan menjadi tiga subspecies yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.Perbedaan yang menonjol dari subspecies Japonica dan Indica adalah perbedaan ukuran butiran. Japonica memiliki ukuran butiran yang pendek membulat sedangkan Indica memiliki bentuk memanjang. Rasio panjang dan lebarJaponica lebih kecil dari 2.0 dan panjang butiran antara 6.7-7.7 mm sedangkan Indicamemiliki rasio panjang dan lebar yaitu 7.7 mm atau lebih dan 2.1 hingga 4.0 (Patiwiri, 2006).

Varietas-varietas yang ada di Indonesia umumnya termasuk subspecies Indica yang disebXW YDULHWDV ³FHPSR´ DWDX ³FHUH´ Selain itu, di Indonesia juga terdapat varietas padi kelompak sub-Japonica atau Indo-Japonica yang lebih dikenal dengan nama varietas bulu atau varietas gundil (Siregar,1981). Varietas padi yang ada sebelumnya memiliki beberapa kelemahan seperti rentan hama sehingga IRRI mengembangkan varietas modern. Pengembangan tersebut ditujukan untuk memperoleh butir yang berkualitas tahan terhadap penyakit, toleran terhadap lingkungan dan mempunyai umur pendek (Dalrymple, 1981).

Sejak berkecambah hingga panen tanaman padi membutuhkan waktu 3-6 bulan (tergantung jenis dan varietas) yang terbagi dalam tiga fase pertumbuhan yaitu fase vegetative, fase reproduktif, dan fase pemasakan. Fase vegetatif tanaman dimulai dari perkecambahan biji sampai inisiasi malai. Fase reproduktif dimulai dari masa inisisasi malai sampai pembentukan bunga (flowering) . Fase pemasakan (ripening) dimulai dari pembungaan sampai biji masak penuh siap dipanen (De Datta, 1985).

(15)

(Lesmana etal., 2004).

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi secara umum terbagi atas dua macam faktor yaitu faktor luar (eksternal) yang berupa faktor lingkungan dan faktor dalam (internal) berupa faktor genetik dan hormonal. Faktor luar atau lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi antara lain intensitas cahaya matahari, suhu, air dan unsur hara atau nutrisi. Sedangkan faktor dalam yang mempengaruhi tanaman padi yaitu hormon pertumbuhan seperti auksin, giberilin,sitokoinin, asam absisat dan lain-lain. Selain hormon pertumbuhan, faktor dalam lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi adalah faktor genetik atau faktor keturunan (Grist, 1974 ; Gardner et.al., 1991).

Zat Pengatur Tumbuh

(16)

Zat pengatur tumbuh menstimulasi pertumbuhan dengan memberi isyarat kepada sel target untuk membelah atau memanjang. Beberapa ZPT menghambat pertumbuhan dengan cara menghambat pembelahan atau pemanjangna sel. Sebagian besar molekul ZPT dapat mempengaruhi metabolisme dan perkembangan sel-sel tumbuhan dengan cara mempengaruhi lintasan sinyal tranduksi pada sel target. Lintasan ini menyebabkan respon selular seperti mengekspresikan suatu gen, menghambat atau mengaktivasi enzim serta mengubah membran. Pengaruh dari suatu ZPT tergantung pada spesies tumbuhan, situs aksi ZPT pada tumbuhan dan konsentrasi ZPT (Wattimena,1988).

Aplikasi zat pengatur tumbuh pada tanaman merupakan salah satu usaha untuk memaksimalkan hasil tanaman. Zat pengatur tumbuh yang disintesis di dalam tanaman sendiri disebut fitohormon(hormon tanaman) yaitu senyawa yang mengawali reaksi-reaksi biokimia dalam tanaman sehingga memacu berbagai proses fisiologi dan morfogenesis tanaman. Zat Pengatur Tumbuh didefinisikan sebagai senyawa organik bukan nutrisi yang mempunyai aktifitas kerja yang sama dengan hormon tanaman dalam konsentrasi tertentu dapat mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Widyastuti dan Tjokrokusumo, 2001; Hartanto, 2007).Zat pengatur tumbuh dapat digunakan untuk mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta meningkatkan bagian tanaman yang dipanen sebagai komponen hasil (Wattimena, 1988).

Difenokonazol

(17)

sedangkan penghambatan tumbuh bagian vegetatif tanaman akan mengurangi sink vegetatif sehingga organ reproduktif dapat berkembang lebih baik.

Difenokonazol memiliki peranan sebagai fungisida yang mengendalikan penyakit hawar pelepah serta bercak coklat sempit. Dari hasil pengamatan dan analisis statistik percobaan yang dilakukan Sugiyanta (2010)menunjukkan bahwa aplikasi Difenokonazol belum cukup mampu untuk meningkatkan pertumbuhan maupun hasil tanaman padi sawah. Mekanisme kerja ZPT golongan Triazol adalah menghambat senessence berarti akan memperbanyak fotosintat dan mengarahkan fotosintat lebih banyak ke pembentukan dan perkembangan bulir padi. Zat pengatur tumbuh ini dapat pula berperan sebagai fungisida yang menghambat pertumbuhan penyakit yang disebabkan oleh cendawan (Wattimena, 1988).

Ziram

(18)

ruas-ruas tanaman. Auksin didefenisikan sebagai zat pengatur tumbuh yang mendorong elongasi dari pada golongan koleoptil pada percobaan-percobaan bio-assay dengan avena atau tanaman lainnya. Elongasi sel terutama terjadi pada arah vertikal diikuti dengan pembesaran dan meningkatnya bobot basah. Peningkatan bobot basah terutama oleh meningkatnya pengambilan air oleh sel tersebut. Peranan IAA dalam proses ini adalah merubah sifat-sifat osmotik dari vakuola (Wattimena, 1988).

Hormon Auksin ini berperan dalam membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis (Wattimena, 1988).

Auksin sintetik yang beredar di toko-toko pertaniaan yang fungsinya digunakan untuk memaju pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi hasil pertaniaan terutama tanaman pangan. Beberapa contoh auksin sintetik yang banyak beredar ditoko pertanian seperti 2,4 diklorofenoksi asam asetat (2,4-D), Fikloram dan Dinitrofenol (Gardner et al., 1991). Aktivitas auksin, pada konsentrasi yang sangat rendah (sekitar 10-9M), akan berpengaruh terhadap semua proses fisiologi pada tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangannya, pembelahan sel, peningkatan respirasi, dan pengambilan ion K+ serta dormansi. Pada tanaman berkayu auksin berfungsi menginduksi perakaran. Dalam menginduksi akar tergantung pada konsentrasi auksin yang diberikan. Konsentrasi yang tinggi akan menghambat perkembangan akar (van der Salm et al,.1996).

(19)

sesuai dengan jenis tanaman yang disemprot. Zat pengatur tumbuh tersebut disemprot ke permukaan daun tanaman dan kemudian masuk kedalam tubuh tanaman melalui stomata daun. Zat pengatur tumbuh ini kemudian pada metabolism lebih lanjut digunakan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Pemberian zat pengatur tumbuh yang berlebihan akan mengakibatkan kerusakan tanaman dan bahkan kematian tanaman itu (Moore, 1985 ; Gardneret al., 1991).

(20)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Sawah Baru,University Farm,Institut Pertanian Bogor. Penelitian di lakukan selama empat bulan mulai November 2010 ± Maret 2011. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium SEAMEO BIOTROP, Bogor. Pengamatan komponen hasil dan hasil tanaman di laboratorium Produksi Tanaman, IPB dan laboratorium Benih Leuwikopo.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi Ciherang, zat pengatur tumbuh berbahan aktif Ziram dan Difenoconazol, pupuk Urea, SP-36 dan KCl. Alat yang digunakan antara lain: alat-alat budidaya pertanian, Bagan Warna Daun, meteran, timbagan analitik, oven, dan blower separator.

Metode Penelitian

Penelitiaan ini menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Terdapat 13 perlakuanyaitu P0 (kontrol), P1 (Difenokonazol 150 ml/ha), P2 (Difenokonazol 300 ml/ha), P3 (Difenokonazol 450 ml/ha), P4 (Difenokonazol 600 ml/ha), P5 (Ziram 0.75 kg/ha), P6 (Ziram 1.5 kg/ha), P7 (Ziram 3kg/ha), P8 (Ziram 4.5 kg/ha), P9 (Ziram 3 kg/ha ), P10 (Ziram 6 kg/ha), P11 (Ziram 9 kg/ha), P12 (Ziram 12 kg/ha). Aplikasi Difenokonazol disemprot ketajuk pada saat 7,14,21,28, dan 90 HST sedangkan aplikasi Ziram ada yang disemprot ketajuk pada saat 50 dan 65 HST (P5-P8) dan di tabur pada saat 1,4, dan 6 MST (P9-P12). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 39 satuaan percobaan. Petak satuan percobaan berukuran 5m x 5m. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan maka dilakukan dianalisis menggunakan uji sidik ragam (uji F), apabila berpengaruh nyata akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5%.

(21)

digunakan adalah 12 ±16hari setelah sebar. Jumlah bibit pada tiap lubang adalah dua bibit per lubang tanam. Dosis pupuk yang digunakan yaitu 250 kg Urea/ha, 100 kg/ha KCl, dan 100 kg/ha SP-36. Pengendaliaan organisme penganggu tanaman padi di lahan tidak dilakukan karena tingkat serangan yang rendah..Model rancangan percobaan yang digunakan adalah :

Yij= µ + Ki+ Mjİij

Keterangan:

Yij : Nilai pengamatan pengaruh faktor dosis taraf ke-j, dan kelompok ke-i.

µ : Rataan umum.

Ki : Pengaruh kelompok pada taraf ke-i.

Mj : Pengaruh faktor dosis ZPT pada taraf ke-j.

Ǽijk : Galat.

I :1,2,3,4,5 (kelompok).

J : P0,P1,P2,P3,P4 (dosis ZPT).

Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji sidik ragam (uji F), apabila berpengaruh nyata akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5%.

Pelaksanaan Penelitiaan

Kegiatan penelitiaan ini dimulai dengan pengolahan tanah yang dilakukan dua minggu sebelum tanam, tanah diolah sempurna dengan traktor dua kali dan dilumpurkan hingga siap tanam. Semai benih dilakukan dua minggu sebelum tanam. Penanaman dilakukan saat umur bibit 14 hari dengan jarak tanam tanam sistem legowo 3:1(20 cm x 15 cm x 40 cm) dan 2 bibit perlubang tanam. Petakan yang digunakan dalam setiap satuan percobaan berukuran 5 m x 5 m.Penyulaman dilakukan 1- 3 MST (minggu setelah tanam) dengan bibit yang berumur sama.

Urea diberikan 3 kali yaitu 30 % dosis saat tanam, 40 % saat 4 MST, dan 30 % dosis pada 6 MST. Pupuk SP-36 dan KCL diberikan seluruhnya saat tanam. Aplikasi pemupukan dilakukan secara sebar langsung. Tidak dilakukan pengendaliaan hama dan penyakit karena tingkat serangan hama rendah.

(22)
(23)

Pengamatan

Pengamatan dilakukan mulai tanaman berumur 3 MST. Pengamatan yang dilakukan meliputi :

1. Tinggi tanaman diamati pada 3 - 8 MST diukur dari pangkal tanaman sampai ujung daun tertinggi.

2. Warna daun diamati pada 3 MST sampai dengan 8 MST diamati dengan menggunakan alat bagan warna daun.

3. Jumlah anakan diamati pada 3- 8 MST dihitung semua anakan yang daunnya sudah terbuka penuh.

4. Pengamatan biomassa yang meliputi: bobot akar,bobot tajuk, danvolume akar diamati pada 8 MST.

5. Komponen hasil dan hasil yang meliputi:

- Persentasi gabah hampa atau isi pada saat panen. - Jumlah butir permalai pada saat panen.

- Bobot 1000 butir ditentukan dari 1000 butir gabah isi dan ditimbang dengan timbangan analitik.

- Hasil gabah basah dan kering per tanaman maupun perubinan. - Dugaan hasil per ha.

6. Peningkatan hasil, yang dihitung dengan rumus:

Peningkatan hasil = hasil perlakuan ±hasil kontrol X 100 % hasil kontrol

(24)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Kondisi umum

Lahan penelitian berada diketinggian 250 m diatas permukaan laut (dpl ) dengan jenis tanah latosol darmaga. Curah hujan terendah selama penelitiaan yaitu 312 mm/bulanpada bulan Febuari dan tertinggi yaitu. 323.7 mm/bulan pada bulan Desember. Kondisi curah hujan tersebut sesuai untuk pertanaman padi sawah karena menurut klasifikasi oldeman tanaman padi sawah membutuhkan curah hujan 200 mm/bulan (Handoko, 1995).

Pada umur 1-3 MST tanaman diserang keong mas (Pomacea canalicuta). Hama ini menyerang bagian tajuk tanaman danpenyulaman intensif dilakukan pada umur 1-3 MST. Pada umur 6-7 MST tanaman ini terserang penyakit hawar daun,tapi tingkat serangan rendah yaitu sekitar 25 % sehingga pengendaliannya cukup dengan mencabut beberapa tanaman untuk mengurangi penyebaran penyakit hawar daun pada tanaman lain.

Pada umur 9 MST hingga panen tanaman ini terkena serangan walangsangit (Laptocorisa oratorius). Hama ini merusak tanaman dengan menghisap bulir padi. Serangan Leptocorisaoratoriusmenyebabkan gabah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan bulir padi berbintik hitam, akan tetapi tingkat serangan masih cukup rendah sehingga tidak dilakukan pengendalian secara kimiawi.

(25)

Rekapitulasi Hasil Analisi Sidik Ragam

Berdasarkan hasil rekapitulasi sidik ragam, pengaruh berbagai dosis ZPTDifenokonazol dan Ziram tidak berpengaruh nyata terhadap peubah pertumbuhan dan hasil serta komponen hasil karena Pr>F pada taraf 5 % (Gomez, 1983) hal tersebut dapat dilihat pada lampiran.Nilai koefisien keragaman terlihat masih normal karena dibawah 30% atau berkisar antara 2-26 %. Secara rinci hasil rekapitulasi analisis sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap beberapa peubah dapat dilihat padaTabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Sidik Ragam Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol Dan Ziram Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah

Peubah Pengaruh perlakuan Koefisien keragaman

Pertumbuhan tanaman 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST Jumlah anakan 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST

Indeks luas daun 3 MST 4 MST 5 MST 6MST 7 MST 8 MST

Bobot kering akar (8 MST)

Berat kering berangkasan (8 MST) Jumlah anakan produktif

Jumlah gabah per malai Panjang malai

Bobot 1000 butir

Bobot gabah basah ubinan Bobot gabah kering ubinan Bobot basah gabah sampel Bobot kering gabah sampel

(26)

Pertumbuhan Tanaman

Tinggi Tanaman

Perlakuan zat pengatur tumbuh Difenokonazol dan Ziramsecara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pada umumnya Difenokonazol menekan pertumbuhantinggi tanaman.Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa semua perlakuan Difenokonazol memiliki tinggi tanaman lebih rendah dibandingkan kontrol. Untuk ZPT Ziram memiliki tinggi tanaman yang sama dengan kontrol.

Tabel 2. Pengaruh Beberapa Dosis Zat Pengatur Tumbuh terhadap Tinggi Tanaman

Perlakuan Umur tanaman (MST )

3 4 5 6 7 8

«««««««FP««««««««« Tanpa ZPT (P0)

Difenokonazol 150 ml/ha (P1)

44.26 42.30

57.49 55.04

72.89 68.61

78.74 76.93

87.74 85.91

96.43 91.45 Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 43.99 54.97 69.21 77.93 86.79 93.85 Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 44.02 55.26 70.26 77.66 88.25 95.47 Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 42.39 55.60 69.43 78.83 85.60 92.62 Ziram 0.75 kg/ha (P5) 43.56 56.01 69.73 74.20 85.45 93.41 Ziram 1.5 kg/ha (P6) 43.99 57.01 70.87 78.12 86.67 94.23 Ziram 3 kg/ha (P7) 45.23 57.38 72.82 78.25 85.93 92.93 Ziram 4.5 kg/ha (P8) 45.85 59.30 71.11 80.82 89.89 96.50 Ziram 3 kg/ha (P9) 44.08 56.11 69.91 76.59 85.91 92.84 Ziram 6kg/ (P10) 43.61 56.97 70.25 78.83 87.58 96.03 Ziram 9 kg/ha(P11) 41.1 54.61 69.31 77.03 87.31 93.48 Ziram 12 kg /ha 44.13 57.51 71.86 79.03 88.35 94.95

Jumlah Anakan

(27)

Ziram 6 kg/ha (P10), dan Ziram 12 kg/ha (P12) yang lebih banyak dibandingkan kontrol.

Tabel 3. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Jumlah Anakan

Perlakuan Umur tanaman (MST )

3 4 5 6 7 8

Tanpa ZPT (P0) 12 20 23 29 27 26

Difenokonazol 150 ml/ha (P1) 13 19 19 25 27 25

Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 12 20 21 25 26 25

Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 13 22 24 29 29 28

Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 13 20 19 28 25 24

Ziram 0.75 kg/ha (P5) 13 20 20 25 27 25

Ziram 1.5 kg/ha (P6) 13 21 23 27 28 26

Ziram 3 kg/ha (P7) 13 20 23 25 26 25

Ziram 4.5 kg/ha (P8) 16 23 23 28 29 27

Ziram 3 kg/ha (P9) 14 17 20 24 25 24

Ziram 6kg/ (P10) 12 22 22 28 30 28

Ziram 9 kg/ha (P11) 12 18 21 25 25 23

Ziram 12 kg /ha 13 21 24 27 28 27

Bagan Warna Daun

Perlakuan ZPT Difenokonazol dan Ziram pada tanaman padi sawah tidak berpengaruh terhadap warna daun.Walaupun demikian Respon Defenokonazol dan Ziram terlihatlebih baikpada konsentrasi tertentu (Tabel 4). .

Tabel 4. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Bagan Warna Daun

Perlakuan Umur tanaman (MST)

3 4 5 6 7 8

Tanpa ZPT (P0) 3.00 3.00 3.00 3.93 3.93 3.93

Difenokonazol 150 ml/ha (P1) 3.00 3.00 3.13 3.93 4.00 4.00 Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 3.00 3.00 3.00 3.73 4.00 4.00 Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 3.00 3.00 3.07 3.87 4.00 3.93 Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 Ziram 0.75 kg/ha (P5) 3.00 3.00 3.00 3.93 4.00 3.93 Ziram 1.5 kg/ha (P6) 3.00 3.00 3.00 4.00 3.93 4.00

Ziram 3 kg/ha (P7) 3.00 3.00 3.00 3.87 4.00 3.93

Ziram 4.5 kg/ha (P8) 3.00 3.00 3.00 3.93 4.00 4.00

Ziram 3 kg/ha(P9) 3.00 3.00 3.00 3.80 3.93 3.93

(28)

Pada perlakuan Difenokonazol dan Ziram terlihat memiliki warna daun lebih hijau dibandingkan kontrol meskipun tidak berbeda nyata,namun pada perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1), Difenokonazol 300 ml/ha(P2), dan Difenokonazol600 ml/ha (P4) memiliki bagan warna daun 4 yaitu diatas nilai kritis, sedangkan untuk perlakuan Ziram umumnya sama dengan kontrol akan tetapi pada dosis tertentu memiliki warna daun 4 yaitu Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan 4.5 kg/ha (P8).

Bobot Kering Biomass

Aplikasi perlakuan ZPT terlihat tidak berbeda nyata baik terhadap bobot kering tajuk dan akar.Walaupun tidak berbeda secara statistik tetapi terlihat secara umum aplikasi ZPT Ziram meningkatkan bobot kering tajukyang lebih berat dibandingkan kontrolyaitu pada perlakuan Ziram 1.5 kg/ha (P6), Ziram 3 kg/ha (P7), Ziram 4.5 kg/ha (P8), Ziram 3.75 kg/ha Dan Ziram 5.25 kg/ha (P11) dan Ziram 12 kg/ha (P12). Secara rinci pengaruh ZPT dan terhadap bobot kering biomassa tanaman padi sawah disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Bobot Kering Tajuk dan AkarPada saat 8 MST

Perlakuan Bobot kering

Tajuk Akar

Tanpa ZPT (P0) 62.49 31.79

Difenokonazol 150 ml/ha (P1) 55.64 18.64

Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 68.04 17.33

Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 54.67 13.66

Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 65.18 29.84

Ziram 0.75 kg/ha (P5) 60.62 33.43

Ziram 1.5 kg/ha (P6) 73.45 21.33

Ziram 3 kg/ha (P7) 94.30 35.00

Ziram 4.5 kg/ha (P8) 81.43 25.70

Ziram 3 kg/ha(P9) 62.08 19.17

Ziram 6 kg/ha (P10) 60.50 25.17

Ziram 9 kg/ha (P11) 64.81 41.45

Ziram 12 kg/ha (P12) 86.21 27.26

(29)

150 ml/ha (P1) dan Difenokonazol 450 ml/ha (P3) adalah perlakuan yang menghasilkan bobot kering tajuk yang lebih kecil dibandingkan dengan kontrol.

Hasil dan Komponen Hasil

Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, dan Bobot 1000 Butir

Komponen hasil padisawah yang diamati meliputi jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah/malai, bobot 1000 butir gabah, dan persen gabah hampa. Rataan hasil pengamatan dan analisis statistik pengaruh aplikasi ZPT Difenokonazol dan Ziram dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Pengamatan terhadap Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, dan Bobot1000 Butir

Perlakuan

Jumlah anakan produktif

Panjang malai (cm)

Jumlah gabah/ malai

Bobot 1000 butir (g)

Tanpa ZPT (P0) 18 27.15 178 26.33

Difenokonazol 150 ml/ha

(P1) 18. 26.02 170 25.67

Difenokonazol 300 ml/ha

(P2) 16 26.42 185 25.67

Difenokonazol 450 ml/ha

(P3) 21 26.21 169 25.67

Difenokonazol 600 ml/ha

(P4) 19 26.62 175 26.33

Ziram 0.75 kg/ha (P5) 19 26.17 174 25.67

Ziram 1.5 kg/ha (P6) 19 25.66 165 25.33

Ziram 3 kg/ha (P7) 17 27.12 191 25.67

Ziram 4.5 kg/ha (P8) 17 25.38 177 25.67

Ziram 3 kg/ha(P9) 15 25.87 163 25.00

Ziram 6 kg/ha (P10) 19 26.09 175 26.00

Ziram 9 kg/ha (P11) 16 26.16 179 26.00

Ziram 12 kg/ha (P12) 18 26.80 207 26.00

(30)

konsentrasi300 ml/ha.Difenokonazol yang menghasilkan jumlah anakan produktif lebih rendah dari pada kontrol dan perlakuan Ziram 3 kg/ha (P9) yang memiliki jumlah anakan produktif terendah.

Perlakuan Difenokonazol dan Ziram terhadap panjang malai tidak berbeda nyata secara statistik.Pada Tabel 7juga dapat dilihat bahwa pemberiaan Ziram secara umum memberikan peningkatan terhadap jumlah bulir gabah meskipun tidak berbeda nyata.Akan tetapi, Difenokonazol secara umummenekan bobot 1000 butir yaitu dapat dilihat pada perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1), Difenokonazol 300 ml/ha (P2), dan Difenokonazol 450 ml/ha (P3) memiliki bobot 1000 butir yang lebih rendah dibandingkan kontrol.

Hasil per rumpun, Hasil ubinan dan dugaan hasil per Ha

[image:30.595.84.511.37.818.2]

Pengaruh ZPT Difenokonazol dan Ziram tidak berbeda nyata secara statistik terhadap hasil gabah per rumpun.Walaupun demikian perlakuan Difenokonazol umumnya meningkatkan hasil gabah per rumpun sedangkan Ziramtidak selalu demikian, pada beberapa perlakuan Ziram memiliki bobot basah per rumpun yang lebih besar dibandingkan Kontrol yaitu pada perlakuan Ziram 0.75 kg/ha (P5), Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Pengaruh ZPT terhadap Hasil/Rumpun

Perlakuan Hasil/Rumpun

Bobot basah Bobot kering

Tanpa ZPT (P0) 240.67 178.00

Difenokonazol 150 ml/ha (P1) 243.33 177.00

Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 205.67 147.00

Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 276.67 204.67

Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 257.33 190.33

Ziram 0.75 kg/ha (P5) 245.33 177.33

Ziram 1.5 kg/ha (P6) 243.00 180.00

Ziram 3 kg/ha (P7) 236.33 171.00

Ziram 4.5 kg/ha (P8) 181.33 140.00

Ziram 3 kg/ha(P9) 177.00 131.00

Ziram 6 kg/ha (P10) 246.67 177.00

Ziram 9 kg/ha (P11) 188.67 131.33

(31)

Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan Ziram 6 kg/ha (P10).Perlakuan ZPT Difenokonazol menghasilkan bobot basah per rumpun sekitar 257.3-276 g yang lebih besar dibanding kontrol yaitu 240.67 g, sedangkan Ziram berkisar 177 -246 g.

Dugaan Hasil per ha

PadaGambar 2 terdapat peningkatan hasil per Ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik. Perlakuan Ziram 4.5 kg/ha (P8) merupakan perlakuan yang paling baik karenamenghasilkan produktivitas padi tertinggisebesar 7.17 ton/ha. Perlakuan Difenokonazol menghasilakan produktivitas 5.89-6.64 ton/ha dan Ziram 5.38-7.17 ton/ha sedangkan kontrol 5.63 ton/ha.

Gambar 2. Pengaruh Perlakuan Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Dugaan Hasil/ha

Peningkatan Hasil

PadaGambar 3 terlihat secara umum terdapatpeningkatan hasil GKG (gabah kering giling) per ha pada setiap perlakuan meskipun secara statistik tidak berbeda nyata. Peningkatan hasil paling kecil pada perlakuan Difenokonazol sekitar 260 kg/ha sedangkan peningkatan tertinggi mencapai sekitar 1 ton/ha. Demikian pula pada perlakuan ZPT Ziram umumnya terjadi peningkatan hasil kecuali perlakuanZiram 6 kg/ha (P10). Selain perlakuan Ziram 6 kg/ha (P10)

Perlakuan

Du

g

aan

h

asil/h

a

(t

on/

ha

(32)

tersebut, aplikasi ZPT Ziram meningkatkan hasil sekitar 0.5-1.5 ton/ha gabah kering giling/ha.Peningkatan hasil untuk perlakuan Difenokonazol berkisar 4.42 -15.21% dan untuk perlakuanZiram berkisar 8.00 - 21.48% dan penurunan hasil pada perlakuan Ziram 6 (P10) adalah 4.64%.

Gambar 3.Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Peningkata Hasil/ha

Analisi Usaha Tani

Hasil analisi usaha tani menunjukan bahwa aplikasi dosis zat pengatur tumbuh Difenokonazol memberikan keuntungan Rp. 2.332.600 sampai dengan Rp. 8.370.100 dibandingkan perlakuan kontrol. Aplikasi Difenokonazol dengan dosis 150 ml/ha sudah dapat memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp. 4.187.200 di bandingkan aplikasi tanpa menggunakan ZPT tersebut.

Aplikasi ZPT Ziram yang diaplikasikan melalui daun semuanya memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan yang diaplikasikan melalui tanah. Aplikasi ZPT Ziram dengan dosis 0.75 kg/ha ± 4.5 kg/ha yang di aplikasikan melalui daun memberikan keuntungan Rp. 3.896.500 sampai dengan Rp 4.170.250 sedangkan yang diaplikasikan melalui tanah hanya memberikan

1.01

0.26

0.51 0.51 0.51 0.51 1.03

1.54

0.51

-0.25

1.01 1.03

-0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

pen

in

g

k

a

ta

n

to

n

/h

a

Perlakuan

(33)
[image:33.595.84.518.107.824.2]

keuntungan sekitar 50 % dibandingkan yang tidak diaplikasikan ZPT. Hal tersebut dapat dilihat secara rinci pada Tabel 8.

Tabel 8. Analisis usaha tani ZPT difenokonazol dan Ziram Perlakuaan Biaya

(Rp)

Penerimaan (Rp)

Keuntungan (Rp)

R/C (%) Tanpa ZPT (P0) 5,801,200 14,075,000 6,512,500 1.90 Difenokonazol 150 ml/ha(P1) 5,871,200 16,600,000 10,728,800 2.83 Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 5,879,900 14,725,000 8,845,100 2.50 Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 5,888,600 15,350,000 9,461,400 2.61 Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 5,897,300 16,600,000 10,702,700 2.81 Ziram 0.75 kg/ha (P5) 5,897,300 15,350,000 10,682,750 2.81 Ziram 1.5 kg/ha (P6) 5,949,500 16,600,000 10,518,500 2.73 Ziram 3 kg/ha (P7) 6,081,500 16,600,000 10,518,500 2.73 Ziram 4.5 kg/ha (P8) 6,191,000 16,600,000 10,409,000 2.68 Ziram 3 kg/ha(P9) 6,081,500 9,268,500 3,187,000 1.52 Ziram 6 kg/ha (P10) 6,300,500 7,149,500 849,000 1.13 Ziram 9 kg/ha (P11) 6,300,500 10,299,500 3,999,000 1.63 Ziram 12 kg/ha (P12) 6,738,500 9,911,500 3,173,000 1.47

Pembahasan

Dari analisis tanah diperoleh bahwa tanah dilokasi percobaan memiliki pH tanah awal dan akhir percobaan tergolong masam (5.2 dan 5.8),kandungan N awal dan akhir rendah (0.11 % dan 0.16 %), serta kandungan P dan K sangat rendah. Berdasarkan analisis tanah tersebut maka status kesuburan tanah tergolong rendah (Soepardi, 1983). Unsur hara atau nutrisi mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi (Grist, 1985 ; Gardner et.al., 1991). Walaupun penelitian ini bukan perlakuan penambahan unsurhara, kesuburan tanah tetap diperhatikan. Hal tersebut untuk mencegah tidak terlihatnya pengaruh zat pengatur tumbuh karena gangguan kekurangan unsur hara.

(34)

tidak demikian. Penekanan tersebut diduga karena ZPT Difenokonazol merupakan zat penghambat tumbuh, hal ini sesuai dengan pernyataan Wattimena (1988) yang menyatakan bahwa zat penghambat tumbuh memberikan efek penekanan terhadap pertumbuhan vegetatif. Pada peubah bagan warna daun terlihat bahwa perlakuanDifenokonazol memiliki daun yang lebih hijau dibanding kontrol. Beberapa perlakuanDifenokonazol memiliki skala bagan warna daun 4 yang menunjukkan diatas nilai kritis.Hal ini diduga karena pengaruh ZPTgolongan Triazol yang berfungsi meningkatkan kandungan klorofil, menekan tinggi tanaman,menekan jumlah anakan dan mencegah senessence (Wattimena,1988). Dengan meningkatnya kandungan klorofil tanaman maka akan meningkatkan tingkat kehijauan warna daun dan nilai Bagan Warna Daun (BWD) akan semakin besar (IRRI, 2007).

(35)

(Wattimena, 1988). Hal tersebut diduga yang menyebabkan bobot biomass perlakuan Ziram lebih tinggi dibandingkan kontrol walaupun tidak berpengaruh nyata secara statistik.

Pengaruh berbagai perlakuan ZPT Difenokonazol dan Ziram tidak berbeda nyata secara statistik terhadap hasil gabah permalai.Walaupun demikian,perlakuan Difenokonazol umumnya meningkatkan hasil gabah perumpunsedangkan Ziram tidak selalu demikian. Perlakuan ZPT Difenokonazol mengasilkan bobot basah per rumpun sekitar 257.3-276 g yang lebih besar dibanding kontrol yaitu 240.67 g. Bobot gabah permalai untuk perlakuan Ziram berkisar 177-246 g. Terdapat beberapa perlakuan Ziram yang lebih besar dibandingkan kontrol yaitu pada perlakuan Ziram 0.75 kg/ha (P5), Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan Ziram 6 kg/ha (P10) akan tetapi secara umum perlakuan Ziram memiliki bobot basah per rumpun yang lebih kecil dibandingkan kontrol. Hal ini diduga karena pengaruh yang ditimbulkan ZPT tersebut sangat kecil akibat waktu aplikasi yang tidak tepat dan cuaca yang tidak mendukung.

(36)

umumnya disemprotkan ke permukaan daun tanaman dan kemudian masuk kedalam tubuh tanaman melalui stomata daun. ZPT ini kemudian pada metabolism lebih lanjut digunakan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut (Moore, 1985 ; Gardner et al., 1991).

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil GKG per ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik dengan kontrol. Peningkatan hasil paling kecil pada perlakuan Difenokonazolyaitu perlakuan Difenokonazol 300 ml/ha(P2) sekitar 260 kg/ha sedangkan peningkatan tertinggi mencapai sekitar 1 ton/ha yaitu perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1). Peningkatan hasil untuk perlakuan Difenokonazol berkisar 4.42 - 15.21 %.Demikiaan pula pada perlakuan ZPT Ziram umumnya terjadi peningkatan hasil kecuali perlakuan Ziram 6 kg/ha (P10). Selain perlakuan P10 tersebut, aplikasi ZPT Ziram meningkatkan hasil sekitar 0.5-1.5 ton/ha gabah kering giling. Untuk peningkatan perlakuan Ziram berkisar 8.00 - 21.48% dan penurunan hasil pada perlakuanZiram 6 kg/ha (P10) adalah 4.64%.

(37)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penggunaan zat pengatur tumbuh berbahan aktif Difenokonazol dan Ziram tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif maupun hasil dan komponen hasil. Walaupun peningkatan hasilnya kecil dan tidak berpengaruh nyata secara statistikakan tetapi cukup berarti secara agronomi. Peningkatan hasil sekitar 0.5 - 1 ton/ha pada perlakuan ZPT Difenokonazol dan 0.5 - 1.5 ton/ha pada ZPT Ziram.Peningkatan hasil untuk perlakuan Difenokonazol berkisar 4.42- 15.21% dan untuk perelakuan Ziram berkisar 8.00 - 21.48%. Perlakuan Ziram yang di aplikasikan ke tanah tidak efektif . Aplikasi dosis zat pengatur tumbuh Difenokonazol memberikan keuntungan Rp. 2.332.600 sampai deengan Rp. 8.370.100 dibandingkan perlakuan kontrol sedangkan aplikasi ZPT Ziram dengan dosis 0.75 kg/ha ± 4.5 kg/ha yang di aplikasikan melalui daun memberikan keuntungan Rp. 3.896.500 sampai dengan Rp 4.170.250 dan yang diaplikasikan melalui tanah hanya memberikan keuntungan sekitar 50 % dibandingkan yang tidak diaplikasikan ZPT.

Saran

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2010.Produktivitas Tanaman Padi. http://www.bps.go.id/. [20 November2011].

Dalrymple, D. G. 1986. Development and Spreed of High- Yielding Rice Varietas inDevoloped Countries. Bureau for Science and Technology, Agency forInternational Development. Washington, DC. 117p.

De Datta, S.K., 1985, Principle and Practices of Rice Production, John Wiley and Sons inc., New York. 230p

Gardner F. P., R.B. Pearce, R.L. Mitchel, 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, (penerjemah) H. Susilo dan Subiyanto. Penerbit UI Press. Jakarta. 65hal. Gomez, K. A., and A.A Gomez, 1983, Statistical Procedures for Agriculture

Research 2ndedition, John Wiley and Sons inc., New York. 260hal.

Grist, D.H., 1974, Rice, Tropical Agriculture Series, 5th edition, Logman, London and New York.

IRRI- CREMENT. 1998. Progress Report for 1997. International Rice Research Institut ± Crop and Research Management Network IRRI, Los Bonos, Philippines. 211p

Lesmana, O.S. H.M. Toha, I. Las dan B. Suprihantno. 2004. Deskripsi VarietasUnggul Baru Padi. Badan Penelitiaan dan Pengembangan Pertanian, BalaiPenelitian Tanaman Padi. Sukamandi. 74 hal.

Lowen, W. K. and H. Pease, L. 1964.Plant Growth Regul.Food Addit, 3.:69

.

Makarim, A.K., U.S. Nugraha, dan U.G. Kartasasmita. 2000. Teknologi ProduksiPadi Sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Moore, T.C. 1989. Biochemistry and Phisiology of Plant Hormones, Springer Verlag., New York, Heedelberg, Berlin, London, Paris, Tokyo, Hongkong.196p

Pusat Perizinan dan Investasi. 2006. Pestisida Terdaftar (Pertanian dan Kehutanan).Sekretariat Jenderal, Departemen Pertanian. 574 p.

(39)

PusatPenelitiaan dan PengembanganTanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 26 hal.

Taiz, L. and E. Zeiger. 1991. Plant Physiology.The Benjamin/Cummings PublishingCompany, Inc. California. 559p.

Van der Salm, Theo P. M., Carolin J. G. van der Toorn, C. H. Hanissch ten Cate, W. M. van der Krieken, dan H. J. M. Dons. 1996. The Effects of exogenous auxin and rol genes on root formation in Rosa hybrid L. ³0RQH\ZD\´3ODQW*URZWK5HJXODWLRQ-131

Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. PAU IPB. Bogor. 247hal.

(40)
(41)

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Nama Varietas : Ciherang

Kelompok : Padi sawah

Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41²3-1

Asal persilangan :

IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-3-1///IR64////IR64

Golongan : Cere

Umur Tanaman : 116-125

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman : 107 - 115 cm

Anakan Produktif : 14 - 17 batang

Warna Kaki : Hijau

Warna Batang : Hijau

Warna Daun Telinga

: Putih

Warna Daun : Hijau

Muka Daun : Kasar pada sebelah bawah

Posisi Daun : Tegak

Daun Bendera : Tegak

Bentuk Gabah : Panjang ramping

Warna Gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Sedang

Tekstur Nasi : Pulen

Kadar Amilosa : 23 %

Bobot 1000 Butir : 27 - 28 kg

Rata-rata Produksi : 6,0 ton/ha

Potensi Hasil : 5 - 8,5 ton/ha

Ketahanan Terhadap Hama

: Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3

Ketahanan

Terhadap Penyakit

: Tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB) StrainIII dan

IV

Anjuran : Cocok ditanam pada musim hujan dan kemaraudengan

ketinggian dibawah 500 m dpl

Dilepas Tahun : 2000

Sumber: Lesmana, O.S. H.M. Toha, I. Las dan B. Suprihantno. 2004. Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi. Badan Penelitiaan dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Padi.

(42)

Lampiran 2. Lay Out Percobaan

P2 U1 P9 U1

P5 U2 P12 U2 P3 U2 P2 U3 P7 U3

P1 UI P12 U1 P9 U2 P4 U2 P10 U2 P4 U3 P11 U3 P9 U3

P7 U1 P10 U1 P6 U1 P0 U2 P8 U2 P8 U3 P5 U3 P6 U3

P11 U1 P5 U1 P3 U1 P7 U2 P1 U2 P2 U3 P0 U3 P10 U3

P0 UI P8 U1 P4 U1 P11 U2 P6 U2 P3 U3 P1 U3 P12 U3

Keterangan :

P0 : kontrol/tanpa ZPT

P1 : Difenokonazol 150 ml/ha P2 : Difenokonazol 300 ml/ha P3 : Difenokonazol 450ml/ha P4 : Difenokonazol 600 ml/ha ) P5 : Ziram 0.75kg/ha

(43)

Lampiran 3 : Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 3 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung

Perlakuan 12 69.9519251 4.9965661 0.80 0.6594

Ulangan 2 14.93156612 7.46578306 1.20 0.3191

galat 24 149.5190339 6.2299597

total 38 219.4709590

Lampiran 4 : Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 4 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 65.24662564 5.43721880 0.58 0.8361

Ulangan 2 5.86445128 2.93222564 0.31 0.7340

galat 24 224.6496821 9.3604034

total 38 295.7607590

Lampiran 5 : Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 5 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 66.79027692 5.56585641 0.40 0.9511

Ulangan 2 2.88518974 1.44259487 0.10 0.9027

galat 24 336.6926769 14.0288615

(44)

Lampiran 6 : Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 6 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 88.78022564 7.39835214 0.91 0.5547

Ulangan 2 22.60162051 11.30081026 1.38 0.2699

galat 24 195.9997128 8.1666547

total 38 307.3815590

Lampiran 7: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 7 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 62.30123077 5.19176923 0.95 0.5151

Ulangan 2 37.26426667 18.63213333 3.42 0.0493

galat 24 130.6920000 5.4455000

total 38 230.2574974

Lampiran 8: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 8 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 91.67583590 7.63965299 1.41 0.2293

Ulangan 2 29.68666667 14.84333333 2.73 0.0851

galat 24 130.2741333 5.4280889

(45)

Lampiran 9: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 3 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 37.40064103 3.11672009 0.36 0.9671

Ulangan 2 8.09935897 4.04967949 0.46 0.6352

Galat 24 210.1089744 8.7545406

Total 38 255.6089744

Lampiran 10: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 4 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 94.59692308 7.88307692 0.65 0.7785

Ulangan 2 6.89435897 3.44717949 0.28 0.7547

Galat 24 290.4923077 12.1038462

Total 38 391.9835897

Lampiran 11: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 5 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 124.4533333 10.3711111 0.84 0.6125

Ulangan 2 61.6266667 30.8133333 2.49 0.1038

Galat 24 296.5866667 12.3577778

(46)

Lampiran 12: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 6 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 125.6758974 10.4729915 0.62 0.8038

Ulangan 2 43.1035897 21.5517949 1.28 0.2969

Galat 24 404.7364103 16.8640171

Total 38 573.5158974

Lampiran 13: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 7 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 89.32307692 7.44358974 0.86 0.5961

Ulangan 2 13.41743590 6.70871795 0.77 0.4726

Galat 24 208.2092308 8.6753846

Total 38 310.9497436

Lampiran 14: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 8 MST

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung

Perlakuan 12 101.238974 8.4365812 0.81 0.6406

Ulangan 2 34.7097436 17.3548718 1.66 0.2110

Galat 24 250.7302564 10.4470940

(47)

Table lampiran 15: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah gabah permalai

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung Perlakuan 12 121126.3590 10093.8632 0.63 0.7962

Ulangan 2 45282.4615 22641.2308 1.41 0.2628

galat 24 384372.8718 16015.5363

total 38 550781.6923

Table lampiran 16: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap bobot seribu butir

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung

Perlakuan 12 4.92307692 0.41025641 0.45 0.9259

Ulangan 2 2.00000000 1.00000000 1.09 0.3520

Galat 24 22.00000000 0.91666667

Total 38 28.92307692

Table lampiran 17: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap berat basah gabah ubinan

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung

Perlakuan 12 1.63076923 0.13589744 0.72 0.7213

Ulangan 2 0.45743590 0.22871795 1.21 0.3167

Galat 24 4.54923077 0.18955128

(48)
[image:48.595.87.517.130.803.2]

Table lampiran 18: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap berat kering gabah ubinan

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung Pr > F hitung

Perlakuan 12 0.97256410 0.08104701 0.93 0.5369

Ulangan 2 0.20012821 0.10006410 1.14 0.3351

Galat 24 2.09820513 0.08742521

(49)
[image:49.595.68.545.96.772.2]

Table 19. Analisis Usaha tani Perlakuan Kontrol (P0)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 5630

14,075,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500 25

187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200 250

550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500 200

500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000 100 1

,000,000 total 22,200 575

1,237,500 2. Tenaga Kerja

-a. Pengolahan Tanah +

Pesemaian

HKP 25,000 60

1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000 5

125,000 b.2. Tanam HKW 15,000 25

375,000 c. Pemeliharaan

-c.1. Penyiangan, pemupukan,

pengairan

HKP 25,000 60

1,500,000 c.2. Penyemprotan Pestisida

dan Pupuk

HKP 25,000 20 500,000 d. Pemanenan

-d.1. Pria HKP 25,000 10

250,000 d.2. Wanita HKW 15,000 25

375,000 Total Biaya

5,801,200 C.Keuntungan

6,512,500 D. Pendapatan

(50)
[image:50.595.68.527.95.807.2]

Tabel Lampiran 20. Analisis Usahatani Perlakuan Difenokonazol 150 ml (P1)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan Kg 2,500 6640

16,600,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi Kg 7,500 25

187,500 b. Pupuk Urea Kg 2,200 250

550,000 c. Pupuk SP-18 Kg 2,500 200

500,000 d. Pupuk KCl Kg 10,000 100 1

,000,000 e. Difenokonazol L 58,000 0

8,700

1,246,200

2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah

HKP 25,000 60

1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000 5

125,000 b.2. Tanam HKW 15,000 25

375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan,

pemupukan, pengairan

HKP 25,000 60

1,500,000 c.2. Penyemprotan

Pestisida dan Pupuk

HKP 25,000 20 500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000 10

250,000 d.2. Wanita HKW 15,000 25

375,000

4,625,000

Total Biaya

5,871,200

C. Pendapatan

16,600,000 D.Keuntungan

10,728,800 D. R/C rasio

(51)
[image:51.595.93.522.136.750.2]

Tabel Lampiran 21. Analisis Usahatani Perlakuan Difenokonazol 300 ml (P2)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan Kg 2,500 5890

14,725,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi Kg 7,500 25

187,500 b. Pupuk Urea Kg 2,200 250

550,000 c. Pupuk SP-18 Kg 2,500 200

500,000 d. Pupuk KCl Kg 10,000 100 1

,000,000 e. Difenokonazol L 58,000 0

17,400

1,254,900 2. Tenaga Kerja

a. Pengolahan Tanah

HKP 25,000 60

1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000 5

125,000 b.2. Tanam HKW 15,000 25

375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan,

pemupukan, pengairan

HKP 25,000 60

1,500,000 c.2. Penyemprotan

Pestisida dan Pupuk

HKP 25,000 20

500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000 10

250,000 d.2. Wanita HKW 15,000 25

375,000

4,625,000

Total Biaya

5,879,900

C. Pendapatan

14,725,000 D.Keuntungan

8,845,100 D. R/C rasio

(52)
[image:52.595.93.520.125.779.2]

Tabel Lampiran 22. Analisis Usahatani Perlakuan Difenokonazol 450 ml (P3)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 6140

15,350,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500

25 187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200

250 550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500

200 500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000

100

1 ,000,000 e. Difenokonazol L 58,000

0 26,100

1,263,600

2. Tenaga Kerja

a. Pengolahan Tanah HKP 25,000

60 1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000

5 125,000 b.2. Tanam HKW 15,000

25 375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan, pemupukan,

pengairan

HKP 25,000

60 1,500,000 c.2. Penyemprotan Pestisida

dan Pupuk

HKP 25,000

20 500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000

10 250,000 d.2. Wanita HKW 15,000

25 375,000

4,625,000

Total Biaya

5,888,600

C. Pendapatan

15,350,000 D.Keuntungan

9,461,400 D. R/C rasio

(53)
[image:53.595.84.520.129.785.2]

Tabel Lampiran 23. Analisis Usahatani Perlakuan Difenokonazol 600 ml (P4)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 6640

16,600,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500

25 187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200

250 550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500

200 500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000

100

1 ,000,000 e. Difenokonazol L 58,000

1 34,800

1,272,300

2. Tenaga Kerja

a. Pengolahan Tanah HKP 25,000

60 1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000

5 125,000 b.2. Tanam HKW 15,000

25 375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan, pemupukan,

pengairan

HKP 25,000

60 1,500,000 c.2. Penyemprotan Pestisida

dan Pupuk

HKP 25,000

20 500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000

10 250,000 d.2. Wanita HKW 15,000

25 375,000

4,625,000

Total Biaya

5,897,300

C. Pendapatan

16,600,000 D.Keuntungan

(54)
[image:54.595.83.522.123.781.2]

Tabel Lampiran 24. Analisis Usahatani Perlakuan DZiram 0.75 kg (P5)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 6140

15,350,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500

25 187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200

250 550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500

200 500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000

100

1 ,000,000 e. Ziram kg 73,000

1 54,750

1,292,250

2. Tenaga Kerja

a. Pengolahan Tanah HKP 25,000

60 1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000

5 125,000 b.2. Tanam HKW 15,000

25 375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan, pemupukan,

pengairan

HKP 25,000

60 1,500,000 c.2. Penyemprotan Pestisida

dan Pupuk

HKP 25,000

20 500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000

10 250,000 d.2. Wanita HKW 15,000

25 375,000

4,625,000

Total Biaya

5,917,250

C. Pendapatan

16,600,000 D.Keuntungan

(55)
[image:55.595.70.525.104.779.2]

Tabel Lampiran 25. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 1.5 kg (P6)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 6140

15,350,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500

25 187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200

250 550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500

200 500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000

100

1 ,000,000 e. Difenokonazol L 58,000

2 87,000

1,324,500

2. Tenaga Kerja

a. Pengolahan Tanah HKP 25,000

60 1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000

5 125,000 b.2. Tanam HKW 15,000

25 375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan, pemupukan,

pengairan

HKP 25,000

60 1,500,000 c.2. Penyemprotan Pestisida

dan Pupuk

HKP 25,000

20 500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000

10 250,000 d.2. Wanita HKW 15,000

25 375,000

4,625,000

Total Biaya

5,949,500

C. Pendapatan

16,600,000 D.Keuntungan

10,650,500 D. R/C rasio

(56)
[image:56.595.64.523.99.768.2]

Tabel Lampiran 26. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 3 kg (P7)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 6660

16,650,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500

25 187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200

250 550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500

200 500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000

100

1 ,000,000 e. Difenokonazol L 73,000

3 219,000

1,456,500

2. Tenaga Kerja

a. Pengolahan Tanah HKP 25,000

60 1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000

5 125,000 b.2. Tanam HKW 15,000

25 375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan, pemupukan,

pengairan

HKP 25,000

60 1,500,000 c.2. Penyemprotan Pestisida

dan Pupuk

HKP 25,000

20 500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000

10 250,000 d.2. Wanita HKW 15,000

25 375,000

4,625,000

Total Biaya

6,081,500

C. Pendapatan

16,600,000 D.Keuntungan

10,518,500 D. R/C rasio

(57)
[image:57.595.74.520.109.773.2]

Tabel Lampiran 27. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 4.5 kg (P8)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 7170

17,925,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500

25 187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200

250 550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500

200 500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000

100

1 ,000,000 e. Difenokonazol L 73,000

5 328,500

1,566,000

2. Tenaga Kerja

a. Pengolahan Tanah HKP 25,000

60 1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000

5 125,000 b.2. Tanam HKW 15,000

25 375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan, pemupukan,

pengairan

HKP 25,000

60 1,500,000 c.2. Penyemprotan Pestisida

dan Pupuk

HKP 25,000

20 500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000

10 250,000 d.2. Wanita HKW 15,000

25 375,000

4,625,000

Total Biaya

6,191,000

C. Pendapatan

16,600,000 D.Keuntungan

10,409,000 D. R/C rasio

(58)
(59)

Tabel Lampiran 28. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 3 kg (P9)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 6140

15,350,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500

25 187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200

250 550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500

200 500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000

100

1 ,000,000 e. Difenokonazol L 73,000

3 219,000

1,456,500

2. Tenaga Kerja

a. Pengolahan Tanah HKP 25,000

60 1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000

5 125,000 b.2. Tanam HKW 15,000

25 375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan, pemupukan,

pengairan

HKP 25,000

60 1,500,000 c.2. Penyemprotan Pestisida

dan Pupuk

HKP 25,000

20 500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000

10 250,000 d.2. Wanita HKW 15,000

25 375,000

4,625,000

Total Biaya

6,081,500

C. Pendapatan

9,268,500 D.Keuntungan

3,187,000 D. R/C rasio

(60)

Tabel Lampiran 29. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 6 kg (P10)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 5380

13,450,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500 25

187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200 250

550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500 200

500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000 100 1

,000,000 e. Difenokonazol L 73,000 6

438,000

1,675,500

2. Tenaga Kerja

a. Pengolahan Tanah HKP 25,000 60

1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000 5

125,000 b.2. Tanam HKW 15,000 25

375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan,

pemupukan, pengairan

HKP 25,000 60 1,500,000 c.2. Penyemprotan

Pestisida dan Pupuk

HKP 25,000 20 500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000 10

250,000 d.2. Wanita HKW 15,000 25

375,000

4,625,000

Total Biaya

6,300,500

C. Pendapatan

7,149,500 D.Keuntungan

849,000 D. R/C rasio

(61)

Tabel Lampiran 30. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 9 kg (P11)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 6640

16,600,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500 25

187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200 250

550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500 200

500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000 100 1 ,000,000

e. Difenokonazol L 73,000 9 657,000

1,894,500

2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah

HKP 25,000 60 1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000 5

125,000 b.2. Tanam HKW 15,000 25

375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan,

pemupukan, pengairan

HKP 25,000 60 1,500,000 c.2. Penyemprotan

Pestisida dan Pupuk

HKP 25,000 20 500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000 10

250,000 d.2. Wanita HKW 15,000 25

375,000

4,625,000

Total Biaya

6,300,500

C. Pendapatan

10,299,500 D.Keuntungan

3,999,000 D. R/C rasio

(62)

Lampiran 31. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 12 kg (P12)

Uraian Satuan Harga/Satuan Volume Total (Rp)

A. Penerimaan kg 2,500 6660

16,650,000 B. Biaya

1. Sarana Produksi:

a. Benih Padi kg 7,500 25

187,500 b. Pupuk Urea kg 2,200 250

550,000 c. Pupuk SP-18 kg 2,500 200

500,000 d. Pupuk KCl kg 10,000 100 1

,000,000 e. Difenokonazol L 73,000 12

876,000

2,113,500

2. Tenaga Kerja

a. Pengolahan Tanah HKP 25,000 60

1,500,000 b. Penanaman

-b.1. Tanam HKP 25,000 5

125,000 b.2. Tanam HKW 15,000 25

375,000 c. Pemeliharaan -c.1. Penyiangan,

pemupukan, pengairan

HKP 25,000 60

1,500,000 c.2. Penyemprotan

Pestisida dan Pupuk

HKP 25,000 20

500,000 d. Pemanenan

d.1. Pria HKP 25,000 10

250,000 d.2. Wanita HKW 15,000 25

375,000

4,625,000

Total Biaya

6,738,500

C. Pendapatan

9,911,500 D.Keuntungan

3,173,000 D. R/C rasio

(63)

PENDAHULUAAN

Latar Belakang

Padi merupakan sumber pangan terbesar yang mana peran sentral beras sebagai bahan pangan pokok di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir produksi padi tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan bahkan cenderung menurun. Pemenuhan bahan pangan terutama beras kedepan akan terus menjadi masalah apabila produksi tidak dapat ditingkatkan atau diversifikasi pangan non beras tidak bisa berjalan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tahun 2010 produksi padi Indonesia sebesar 66 469 394 ton(BPS, 2010).

Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita akibat peningkatan pendapatan. Namun dilain pihak upaya peningkatan produksi beras saat ini terganjal oleh berbagai kendala, seperti konversi lahan sawah subur yang masih terus berjalan, penyimpangan iklim (anomalyiklim), gejala kelelahan teknologi (technology fatique), penurunan kualitas sumberdaya lahan (soil sickness) yang berdampak terhadap penurunan atau pelandaian produktivitas.

Optimasi produktivitas padi di lahan sawah merupakan salah satu peluang peningkatan produksi gabah nasional. Hal ini sangat dimungkinkan bila dikaitkan dengan hasil padi pada agroekosistem ini masih beragam antar lokasi dan belum optimal. Rata-rata hasil padi 4.7 ton/ha, sedangkan potensinya dapat mencapai 6 ± 7 ton/ha. Belum optimalnya produktivitas padi di lahan sawah, antara lain disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemupukan, belum efektifnya pengendalian hama penyakit, penggunaan benih kurang bermutu dan varietas yang dipilih kurang adaptif, kahat hara K dan unsur mikro, sifat fisik tanah tidak optimal, dan pengendalian gulma kurang optimal (Makarim et al., 2000).

(64)

yang intensif.

Untuk meningkatkan produktivitas padi dilakukan intensifikasi, salah satu teknologi yang digunakan adalah aplikasi zat pengatur tumbuh (Wattimena, 1988). Konsep zat pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman. Hormon tanaman adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis (Lowen, 1964). Proses-proses fisiologis ini terutama tentang proses pertumbuhan, diferensiasi, dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalantanaman, pembukaan stomata, translokasi, dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman. Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan dengan majunya industri kimia maka ditemukan banyak senyawa-senyawa yang mempunyai pengaruh fisiologis yang serupa dengan hormon tanaman. Senyawa-senyawa sintetik ini pada umumnya dikenal dengan nama zat pengatur tumbuh tanaman (ZPT = Plant Growth Regulator).

Zat pengatur tumbuh yang telah dikenal terdapat beberapa golongan seperti Auksin, Giberilin, Sitokinin, dan zat penghambat tumbuh (Wattimena,1988). Akhir-akhir ini dikembangkan zat pengatur tumbuh yang berbahan aktif Difenokonazol yang memiliki mekanisme kerja menyerupai golongan Triazol (zat penghambat tumbuh) dan seperti Auksin untuk Ziram. Keduanya merupakan fungisida yang telah digunakan secara luas namun demikian pengaruh za

Gambar

Tabel 7. Pengaruh ZPT terhadap Hasil/Rumpun
Tabel 8. Analisis usaha tani ZPT difenokonazol dan Ziram
Table lampiran 18: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap berat kering gabah  ubinan
Table 19. Analisis Usaha tani Perlakuan Kontrol (P0)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini akan mengkaji salah satu bentuk atau bagian pluralitas yang ada di Indonesia yakni kajian tentang agama atau kepercayaan lokal, lebih spesifiknya adalah kajian

Namun, pelaksanaan perencanaan ( plan ) yang meliputi identi fi kasi risiko, prakuali fi kasi, dan seleksi pada prosedur SMT-KKK-26 masih membutuhkan perbaikan karena belum

Manfaat pertumbuhan ini bisa dihitung dengan menggunakan metode PEGR yang merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur manfaat pertumbuhan ekonomi bagi

Arus kedatangan kapal merupakan banyaknya kapal yang datang untuk melakukan aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) setiap harinya dari

telah memeluk Islam atau orang yang gila kembali sembuh atau seorang kanak-kanak telah baligh (yang mana sebelum itu golongan ini telah berbuka puasa), maka

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, serta 4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat

Pada tahun 2011 rencana pembangunan kembali untuk wilayah ini telah dimulai melalui usulan pemerintah kota Banda Aceh untuk membangun kembali daerah inti dari kawasan Peunayong