• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengaruh Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Lahir Hidup Terhadap Angka Kelahiran Di Kotamadya Medan Tahun 2004-2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Pengaruh Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Lahir Hidup Terhadap Angka Kelahiran Di Kotamadya Medan Tahun 2004-2008"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PENGARUH JUMLAH PASANGAN USIA SUBUR

(PUS) DAN LAHIR HIDUP TERHADAP ANGKA KELAHIRAN DI

KOTAMADYA MEDAN TAHUN 2004-2008

TUGAS AKHIR

INDAH TIA UTAMI

072407034

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISA PENGARUH JUMLAH PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DAN LAHIR HIDUP TERHADAP ANGKA KELAHIRAN DI KOTAMADYA

MEDAN TAHUN 2004-2008

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

INDAH TIA UTAMI 072407034

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISA PENGARUH JUMLAH PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DAN LAHIR HIDUP TERHADAP ANGKA KELAHIRAN DI KOTAMADYA MEDAN TAHUN 2004-2008 Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : INDAH TIA UTAMI Nomor Induk Mahasiswa : 072407034

Program Studi : DIPLOMA 3 (D3) STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2010

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

(4)

PERNYATAAN

ANALISA PENGARUH JUMLAH PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DAN LAHIR HIDUP TERHADAP ANGKA KELAHIRAN DI KOTAMADYA MEDAN TAHUN

2004-2008

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2010

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya tugas akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

BAB 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Tujuan Penelitian 6

1.5 Manfaat Penelitian 6

1.6 Metodologi Penelitian 7

1.7 Sistematika Penulisan 8

BAB 2 Landasan Teori 10

2.1 Konsep Dasar Statistika 10

2.2 Analisa Regresi 11

2.2.1 Regresi Linier Sederhana 12 2.2.2 Regresi Linier Berganda 13 2.3 Uji Keberartian Regresi Linier 14

2.4 Analisa Korelasi 16

2.5 Koefisien Korelasi 16

BAB 3 Gambaran Umum Kotamadya Medan 19

3.1 Medan Tanah Deli 19

3.2 Hari Jadi Kota Medan 21

3.3 Geografi Kota Medan 21

3.3.1 Letak 21

3.3.2 Batas 21

3.3.3 Geologi 22

3.3.4 Iklim 22

3.4 Penduduk dan Tenaga Kerja 22

3.5 Keluarga Berencana 23

BAB 4 Analisis Data 25

4.1 Pengolahan Data 25

4.2 Uji Keberartian Regresi 31

(7)

BAB 5 Implementasi Sistem 38

5.1 Pengertian 38

5.2 Mengenal Program SPSS 38

5.3 Mengaktifkan Program SPSS 39

5.4 Mengoperasikan SPSS 41

5.5 Pemasukan Data 42

5.6 Analisis Regresi dan Korelasi dengan SPSS 44

BAB 6 Kesimpulan dan Saran 51

6.1 Kesimpulan 51

6.2 Saran 52

Daftar Pustaka 54

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Koefisien Korelasi yang Telah Diinterpretasikan 18 Tabel 4.1 Angka Kelahiran Total (TFR), Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)

dan Lahir Hidup tahun 2004 – 2008 di Kotamadya Medan 25 Tabel 4.2 Harga- harga yang diperlukan untuk menghitung koefisien

b

b

b

0, 1, 2 27

Tabel 4.3 Harga

Y

^

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 5.1 Tampilan Saat Membuka SPSS pada Windows 39

Gambar 5.2 Tampilan Logo SPSS 40

Gambar 5.3 Kotak Dialog SPSS 16.0 40

Gambar 5.4 Tampilan Awal SPSS 41

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pembahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli dan pemerintah tidak cepat tanggap dan waspada maka pertumbuhan penduduk yang tinggi akan membawa malapetaka. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, cepat dan tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya tekanan-tekanan berat pada sektor pangan, pendidikan, fasilitas kesehatan, kesempatan kerja, tempat tinggal, lingkungan hidup dan lain-lain. Hal ini diperkuat oleh teori Thomas Robert Malthus dalam karangannya yang berjudul “An Essay on The Principle of Population” yang menyatakan bahwa jumlah penduduk akan melampaui jumlah

(11)

Pertambahan penduduk di Indonesia dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu tingkat kelahiran (fertilitas), tingkat kematian (mortalitas), dan migrasi. Bagi beberapa negara, misalnya Indonesia, faktor yang dominan mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah fertilitas dan mortalitas, karena jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar sangat kecil sekali. Fertilitas adalah jumlah anak lahir hidup dan lebih dihitung untuk wanita dikarenakan wanitalah yang melahirkan anak. Suatu kelahiran disebut dengan lahir hidup (live birth) apabila pada waktu lahir terdapat tanda-tanda kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati (still birth). Di dalam demografi lahir mati tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rate = TFR) didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan dari setiap penduduk (perempuan) yang hidup hingga akhir masa reproduksinya.

(12)

mengakibatkan hasil usaha pembangunan menjadi tidak berarti dan dapat membahayakan generasi yang akan datang”. Bertolak dari pemikiran tersebut maka ditetapkan bahwa tujuan program keluarga berencana di Indonesia adalah mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera yang merupakan sumber daya manusia dengan mengendalikan kelahiran dalam rangka menjamin terkendalinya pertumbuhan penduduk Indonesia (David Lucas, 1995).

Dalam upaya melakukan pembatasan jumlah anak yang akan dilahirkan, maka penduduk wanita pada usia tertentu menjadi sasarannya. Usia tertentu yang dimaksudkan di sini adalah usia subur antara 15 - 49 tahun. Pembatasan usia 15 – 49 tahun didasarkan pada kemungkinan wanita melahirkan pada usia tersebut cukup besar. Wanita yang berada pada usia tersebut disebut wanita usia subur (WUS) dan pasangan usia subur (PUS) bagi yang berstatus kawin.

(13)

Undang-undang dan kebijakan pemerintah ini mempunyai alasan dan tujuan yaitu untuk menghindari kawin muda (pendewasaan usia perkawinan) yang dianggap sebagai pasangan usia subur yang paling berpeluang melahirkan banyak anak. Selanjutnya, usia wanita saat perkawinan pertama selain mempengaruhi fertilitas juga mempunyai resiko dalam melahirkan. Semakin muda usia saat perkawinan pertama, semakin besar resiko yang dihadapi bagi keselamatan ibu maupun anak karena belum matangnya rahim wanita muda untuk mengandung anak, atau karena belum siapnya mental menghadapi kehamilan atau kelahiran. Demikian pula sebaliknya, semakin tua usia saat perkawinan pertama (melebihi usia yang dianjurkan dalam program KB) juga mempunyai resiko tinggi dalam masa kehamilan atau melahirkan.

Kebijakan-kebijakan atau usaha yang dilakukan oleh pemerintah harus diikuti dengan peran serta masyarakat untuk mendukung tujuan tersebut. Pengetahuan tentang kependudukan sangat penting diketahui oleh masyarakat luas untuk merangsang timbulnya tingkah laku yang bertanggung-jawab terhadap masalah kependudukan sehingga masalah-masalah yang ada bisa dapat diatasi dan memungkinkan setiap masalah dapat dicegah dan dihindari. Kesadaran masyarakat dan perhatian untuk ikut serta bersama pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan penduduk dapat menanggulangi pertumbuhan penduduk.

(14)

“ANALISA PENGARUH JUMLAH PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DAN LAHIR HIDUP TERHADAP ANGKA KELAHIRAN DI KOTAMADYA MEDAN TAHUN 2004 - 2008”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang pemilihan judul yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan yang menjadi masalah dari penelitian ini adalah :

1. bagaimanakah pengaruh jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan.

2. bagaimanakah keeratan (hubungan) jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan.

1.3 Batasan Masalah

(15)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. untuk mengetahui dan menganalisis apakah secara signifikan (meyakinkan) terdapat korelasi positif, negatif ataupun tidak berkolerasi antara jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan.

2. untuk mengetahui keeratan (hubungan) jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat menuangkan ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika yang diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang diteliti.

2. Penelitian ini bermanfaat bagi penulis yaitu memperluas dan memperdalam pemahaman penulis dalam bidang statistika, serta melatih penulis dalam membuat sebuah karya ilmiah, dan melalui penelitian ini penulis dibiasakan untuk lebih banyak membaca.

(16)

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah : 1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dalam hal ini pengumpulan data serta keterangan-keterangan dapat dilakukan dengan membaca serta mempelajari buku-buku ataupun literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan penulis dengan mengumpulkan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara di Jalan Asrama No. 179 Medan. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan, diperoleh dari sumber-sumber tercetak, dimana data tersebut telah dikumpulkan oleh pihak sebelumnya. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang data tersebut.

3. Metode Pengolahan Data

(17)

Persamaan Regresi Linier Berganda e

X

b

X

b

X

b

b

Y

= 0+ 1 1+ 2 2+...+ n n+

^

Dimana :

Y

^

: nilai estimasi Y

X

X

X

1, 2,..., n : variabel bebas

b

0 : konstanta

b

b

b

1, 2,..., n : koefisien variabel bebas

Maka variabel-variabel penelitian dapat dimasukkan ke dalam persamaan dengan : Y : tingkat kelahiran

X

1 : jumlah pasangan usia subur (PUS)

X

2 : jumlah lahir hidup

Analisis Korelasi

Analisis korelasi membahas tentang derajat hubungan antara variabel-variabel, seberapa kuat hubungan antar variabel itu terjadi. Nilai koefisien korelasi dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

{

}

{

( )

}

= 2 2

2 2 ) ( ) )( (

Y

Y

X

X

Y

X

Y

X

r

i i i i i i i i xy n n n

1.7 Sistematika Penulisan

(18)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan konsep dasar statistika, analisa regresi, uji keberartian regresi linier, analisa korelasi dan koefisien korelasi.

BAB III : GAMBARAN UMUM KOTAMADYA MEDAN

Bab ini menguraikan gambaran umum Kotamadya Medan yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, mengenai Medan Tanah Deli, hari jadi Kota Medan, geografi Kota Medan, penduduk dan tenaga kerja, dan keluarga berencana di Kota Medan.

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini menguraikan tentang pengolahan data dan analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda untuk menganalisa angka kelahiran di Kotamadya Medan.

BAB V : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menguraikan pengertian dan tujuan implementasi sistem, rancangan program yang dipakai dan hasilnya.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Statistika

Statistik merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa dan memberi interpretasi terhadap sekumpulan data, sehingga kumpulan bahan keterangan yang dikumpulkan dapat memberi pengertian dan makna tertentu. Seperti pengambilan kesimpulan, membuat estimasi dan juga prediksi yang akan datang.

Ruang lingkup statistika meliputi statistik deduktif atau statistik deskriptif dan statistik induktif atau statistik inferensial. Statistik deskriptif terdiri dari menghimpun, menyusun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data angka. Sedangkan statistik inferensial atau statistik induktif adalah meliputi teori probability, distribusi teoritis, distribusi sampling, penaksiran, pengujian hipotesa, korelasi, komparasi dan regresi.

(20)

2.2 Analisa Regresi

Regresi merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antar variabel. Dalam analisis regresi, suatu persamaan regresi atau persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan yang didapat pada umumnya menyatakan hubungan fungsional antar variabel-variabel.

Istilah regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik oleh Sir Francis Galton pada tahun 1877. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau variabel yang menerangkan dengan tujuan untuk

memperkirakan atau meramalkan nilai-nilai dari variabel tak bebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas (independent variable).

Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan X. Variabel ini digunakan untuk meramalkan atau menerangkan nilai variabel yang lain. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainnya., biasanya disimbolkan dengan Y. Variabel itu merupakan variabel yang diramalkan atau diterangkan nilainya (Hasan, 1999).

Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, analisis regresi dapat dilihat dari dua bentuk, yaitu :

(21)

2. Analisis Regresi Berganda (Multiple Analisis Regression)

Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel tak bebas (dependent variable). Sedangkan analisis regresi berganda merupakan hubungan antara tiga variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya dua variabel bebas dengan satu variabel tak bebas.

2.2.1 Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk menunjukkan dua hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara dua variabel, yaitu variabel bebas ( X ) dan variabel tak bebas ( Y ). Dalam regresi linier sederhana hanya ada satu variabel bebas X yang dihubungkan dengan satu variabel tak bebas Y.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

bX a Y = +

^

Nilai a dan b dapat diperoleh dengan rumus seperti di bawah ini :

( )

( )

(

)(

)

( )

2

(

)

2

2

− − =

X

X

Y

X

X

X

Y

i i i i i i i n a

(

)

(

)( )

( )

2

(

)

2

− − =

X

X

Y

X

Y

X

i i i i i n i n b Dimana : ^
(22)

X : variabel bebas

a : parameter intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y) b : koefisien regresi (kemiringan atau slop kurva linier)

2.2.2 Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda merupakan suatu linier yang menjelaskan ada tidaknya hubungan fungsional dan meramalkan pengaruh dua variabel independent ( X ) atau lebih terhadap variabel dependent ( Y ).

Persamaan umum regresi linier berganda adalah :

e

X

b

X

b

X

b

b

Y

= 0+ 1 1+ 2 2+...+ n n+

^

Dimana :

Y

^

: nilai estimasi Y

X

X

X

1, 2,..., n : variabel bebas

b

0 : konstanta

b

b

b

1, 2,..., n : koefisien variabel bebas

Untuk regresi linier berganda dengan dua variabel bebas

X

1,

X

2 dapat

ditaksir oleh Y

b

0

b

1

X

1i

b

2

X

2i

^

+ +

= .

Untuk mengetahui besarnya nilai koefisien

b

0,

b

1,

b

2dapat ditentukan dengan
(23)

+ + = + + = + + =

X

b

X

X

b

X

b

Y

X

X

X

b

X

b

X

b

Y

X

X

b

X

b

b

i i i i i i i i i i i i i i i n Y 2 2 2 2 1 1 2 0 2 2 1 2 2 1 1 1 0 1 2 2 1 1 0

Harga-harga

b

b

b

2 1

0, , didapat dengan menggunakan metode eliminasi, substitusi,

ataupun matriks.

Setelah menentukan persamaan liniernya langkah selanjutnya adalah menentukan standart error atau kekeliruan baku. Menurut Hasan (1999), standart error adalah angka atau indeks yang digunakan untuk menduga ketepatan suatu

penduga atau mengukur jumlah variasi titik-titik observasi di sekitar garis regresi. Standart error dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1 2 ^ 2 ... 12 . − −       − = =

k n Y Se i i k y

Y

S

2.3 Uji Keberartian Regresi Linier

Uji keberartian diperlukan untuk mengetahui apakah sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Pada dasarnya, pengujian hipotesa tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan adalah

dengan menggunakan uji F. Rumus yang dipakai untuk mendapatkan nilai

F

hitung

dapat dinyatakan sebagai berikut :

(24)

Dimana :

1.

JK

reg ( Jumlah Kuadrat Regresi )

y

x

b

y

x

b

y

x

b

JK

reg = 1

1i i+ 2

2i i+...+ k

ki i dimana : Y X X X

Y

y

X

x

X

x

X

x

i i k ki ki i i i i − = − = − = − = 2 2 2 1 1 1

Dengan derajat kebebasannya (dk) adalah k

2.

JK

res ( Jumlah Kuadrat Residu )

2 ^

      −

= i i

res

Y

Y

JK

Dengan derajat kebebasannya (dk) adalah n-k-1

Langkah-langkah pengujian hipotesanya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesa nol

( )

H

0 dan hipotesa alternatif

( )

H

1

H

0 : Persamaan regresi tidak signifikan dalam menduga variabel Y oleh

variabel X.

H

1 : Persamaan regresi signifikan dalam menduga variabel Y oleh

variabel X.

2. Menentukan derajat kebebasan ( α ) yang diinginkan

(25)

4. Tentukan kriteria pengujian yaitu :

Tolak

H

0 jika

F

hitung >

F

tabel

Terima

H

0 jika

F

hitung <

F

tabel

2.4 Analisa Korelasi

Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lainnya. Sehingga apabila terdapat hubungan antar variabel maka perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu variabel akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel lain. Umumnya analisis korelasi digunakan dalam hubungan dengan analisis regresi dimana kegunaannya untuk mengukur ketetapan garis regresi, dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependen. Oleh karena itu, korelasi tidak dapat dilakukan tanpa adanya persamaan regresi (Kustituanto, 1984).

2.5 Koefisien Korelasi

(26)

Menurut Hasan (1999), koefisien korelasi yang terjadi dapat berupa : 1. Korelasi Positif

Korelasi positif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel yang satu (X) meningkat maka variabel yang lainnya (Y) cenderung meningkat pula, dan sebaliknya.

2. Korelasi Negatif

Korelasi negatif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel yang satu (X) meningkat maka variabel yang lainnya (Y) cenderung menurun, dan sebaliknya.

3. Tidak Ada Korelasi

Tidak ada korelasi terjadi apabila kedua variabel (X dan Y) tidak menunjukkan adanya hubungan.

4. Korelasi Sempurna

Korelasi sempurna adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila kenaikan atau penurunan variabel yang satu (X) berbanding dengan kenaikan atau penurunan variabel lainnya (Y).

Untuk perhitungan koefisien korelasi r berdasarkan sekumpulan data

(

X

i,

Y

i

)

berukuran n dapat dicari dengan menggunakan rumus :

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

= 2 2 2 2

Y

Y

X

X

Y

X

Y

X

i i

i i

i i

i i

n n

n r

(27)

r

r

r

r

r

r

R

y y y 2y y

12

12 2 1 2

2 2

1 12

,

1 2

− − + =

dimana :

r

y1 = Koefisien korelasi antara Y dan

X

1

r

y 2 = Koefisien korelasi antara Y dan

X

2

r

12 = Koefisien korelasi antara

X

1 dan

X

2

Menentukan koefisien korelasi berganda juga dapat dicari dengan mencari koefisien determinasi di bawah ini :

R

y

JK

R

R

i reg

2 2 2

= =

Setelah nilai koefisien korelasinya ( r ) diperoleh maka kemudian diinterpretasikan terhadap korelasi yang dikutip dari Prof. Husaini (2006,201) :

Tabel 2.1 Koefisien Korelasi yang Telah Diinterpretasikan Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0 Tidak ada korelasi

0,01-0,19 Sangat rendah

0,20-0,39 Rendah

0,40-0,59 Agak rendah

0,60-0,79 Cukup

0,80-0,99 Tinggi

(28)

BAB 3

GAMBARAN UMUM KOTAMADYA MEDAN

3.1 Medan Tanah Deli

Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.

Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus, lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan-Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama-kelamaan istilah Medan-Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang terkenal.

(29)

Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah cokelat dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink pada tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens pada tahun 1910 bahwa di samping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda di tempat yang bernama Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu-batu yang berkualitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei.

Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan Oktober – Desember, sedangkan Maksima Tambahan antara bulan Januari – September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 per tahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mm/jam.

(30)

3.2 Hari Jadi Kota Medan

Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 dan pada mulanya ditetapkan jatuh pada tanggal 1 April 1909. Tetapi tanggal ini mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa orang ahli sejarah. Karena itu, Walikota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk melakukan penelitian dan penyelidikan.

Berdasarkan hasil penelitian panitia tersebut dan setelah hasil itu dibahas beberapa kali dalam sidang Pleno DPRD Daerah Tingkat II Kotamadya Medan, maka dengan Keputusan Dewan tersebut Nomor 4/DPRD/1975 tanggal 26 Maret 1975, ditetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan. Sampai saat ini tanggal tersebut tidak mendapat bantahan dan tetap diterima oleh semua pihak.

3.3 Geografi Kota Medan

3.3.1 Letak

Kota Medan terletak antara 2°27` - 2°47` Lintang Utara dan 98°35` - 98°44` Bujur Timur. Kota Medan 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.

3.3.2 Batas

Kota Medan berbatasan dengan :

(31)

3.3.3 Geologi

Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur.

Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

3.3.4 Iklim

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2006 berkisar antara 23,0°C – 24,1°C dan suhu maksimum berkisar antara 30,6°C – 33,1°C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 23,6°C – 24,4°C dan suhu maksimum berkisar antara 30,2°C – 32,5°C.

Selanjutnya mengenai kelembapan udara di wilayah Kota Medan rata-rata 78 – 82 %. Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2006 rata-rata per bulan 20 hari dengan rata-rata-rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 230,3 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 211,67 mm.

3.4 Penduduk dan Tenaga Kerja

(32)

Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya.

Pada tahun 2006, diproyeksikan penduduk Kota Medan mencapai 2.067.288 jiwa. Dibandingkan hasil Sensus Penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk sebesar 163.015 jiwa (0,92 %).

Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km² kepadatan penduduk mencapai 7.798 jiwa/ km².

3.5 Keluarga Berencana

Penurunan tingkat fertilitas di Kota Medan telah berlangsung cukup lama, namun yang menarik dibahas adalah perubahan yang terjadi setelah dimulainya program keluarga berencana nasional. Penurunan tersebut masih akan terus berlangsung tetapi dengan percepatan yang semakin lambat.

(33)
(34)

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Pengolahan Data

[image:34.595.118.524.435.565.2]

Data yang diambil dari Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara adalah data Angka Kelahiran Total (TFR), Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Jumlah Lahir Hidup di Kotamadya Medan pada tahun 2004 – 2008.

Tabel 4.1 Angka Kelahiran Total (TFR), Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Lahir Hidup tahun 2004 – 2008 di Kotamadya Medan

Tahun TFR Jumlah Pasangan Usia Subur Jumlah Lahir Hidup

2004 2.68 307969 50592

2005 2.65 285972 49011

2006 2.57 317411 45833

2007 2.42 305821 41361

2008 2.36 310366 39441

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Dari data tersebut maka :

Y = Angka Kelahiran Total (TFR)

X

1 = Jumlah Pasangan Usia Subur
(35)

Dari data tersebut dapat dicari persamaan regresi linier berganda dengan menghitung terlebih dahulu :

Y = Jumlah angka kelahiran total

X

1 = Jumlah pasangan usia subur

X

2 = Jumlah lahir hidup

Y

X

1 = Jumlah hasil perkalian antara jumlah pasangan usia subur dengan

angka kelahiran total

Y

X

2 = Jumlah hasil perkalian antara jumlah lahir hidup dengan angka

kelahiran total

X

X

1 2 [image:35.595.113.522.487.704.2]

= Jumlah hasil perkalian antara jumlah pasangan usia subur dengan lahir hidup

Tabel 4.2 Harga-harga yang diperlukan untuk menghitung koefisien

b

0,

b

1,

b

2

n Y

X

1

X

2

Y

2

X

2

1

X

2 2

1 2.68 307969 50592 7.1824 94844904961 2559550464

2 2.65 285972 49011 7.0225 81779984784 2402078121

3 2.57 317411 45833 6.6049 1.0075E+11 2100663889

4 2.42 305821 41361 5.8564 93526484041 1710732321

5 2.36 310366 39441 5.5696 96327053956 1555592481

Jumlah 12.68 1527539 226238 32.2358 4.67228E+11 10328617276

n

X

1Y

X

2Y

X

1

X

2

1 825356.92 135586.56 15580767648

2 757825.8 129879.15 14015773692

3 815746.27 117790.81 14547898363

4 740086.82 100093.62 12649062381

5 732463.76 93080.76 12241145406

(36)

Dari Tabel 4.2 diperoleh hasil sebagai berikut : n = 5

Y = 12.68

X

1 = 1527539

X

2 = 226238

Y

2 = 32.2358

X

12 = 4.67228E+11

X

22 = 10328617276

Y

X

1 = 3871479.57

Y

X

2 = 576430.9

X

X

1 2

= 69034647490

Y = 2.536

X

1 = 305507.8

X

2 = 45247.6

Dari data tersebut didapat persamaan sebagai berikut :

(37)

Kemudian substitusikan nilai-nilai yang bersesuaian sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

12.68 = 5

b

0+ 1527539

b

1+ 226238

b

2

3871479.57 = 1527539

b

0+ (4.67228E+11)

b

1+ 69034647490

b

2

576430.9 = 226238

b

0+ 69034647490

b

1+ 10328617276

b

2

Persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk matriks sebagai berikut :

          =                     +           =                    

9 . 576430 57 . 3871479 68 . 12 6 1032861727 0 6903464749 226238 0 6903464749 11 67228 . 4 1527539 226238 1527539 5 2 1 0 2 1 2 1 0 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1

b

b

b

Y

X

Y

X

Y

b

b

b

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

E n i i i i i i i i i i i i i i i Misalkan : C b A⋅ = Maka :

C b=

A

−1⋅
(38)

Dari penyelesaian di atas, maka diperoleh koefisien-koefisien regresi linier berganda sebagai berikut :

b

0= 1.163

b

1= (1.390E-07)

b

2= (2.941E-05)

Dengan demikian diperoleh persamaan regresi ganda sebagai berikut :

X

X

E

E

Y 1 2

^ ) 05 941 . 2 ( ) 07 390 . 1 ( 163 .

1 + − + −

=

Setelah diperoleh persamaan regresi berganda, langkah selanjutnya adalah menghitung kesalahan baku. Untuk menghitung kekeliruan baku tafsiran diperlukan

harga-harga harga-harga

^

Y yang diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk tiap

[image:38.595.135.511.505.710.2]

harga

X

1 dan

X

2 yang diketahui.

Table 4.3 Harga

^

Y untuk Menghitung Kekeliruan Tafsiran Baku

n Y Y ^ 

     − ^ Y Y 2 ^       −Y Y

1 2.68 2.693540696 -0.013540696 0.00018335

2 2.65 2.643979673 0.006020327 3.62443E-05

3 2.57 2.554873532 0.015126468 0.00022881

4 2.42 2.421724278 -0.001724278 2.97313E-06

5 2.36 2.365881821 -0.005881821 3.45958E-05

(39)

Maka kekeliruan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1 2 ^ 12 . − −       − =

k n Y Y

s

y

dengan k = 2, n = 5 dan

2 ^

 −Y Y = 0.000485974

sehingga diperoleh :

01559 . 0 01558804 . 0 000242987 . 0 2 000485974 . 0 1 2 5 000485974 . 0 12 . 12 . 12 . 12 . 12 . = = = = − − =

s

s

s

s

s

y y y y y

Ini berarti rata-rata tingkat kelahiran yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata tingkat kelahiran yang diperkirakan sebesar 0.01559.

4.2 Uji Keberartian Regresi

(40)

Dari nilai-nilai di atas dapat diketahui nilai Jumlah Kuadrat Regresi

( )

JK

reg ,

Jumlah Kuadrat Residu

(

JK

res

)

dan selanjutnya dapat diperoleh nilai

F

hitung. Hipotesa mengenai keberartian model regresi adalah :

H

0 : Tidak ada hubungan linier antara jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup

terhadap angka kelahiran.

H

1 : Ada hubungan linier antara jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup

terhadap angka kelahiran.

Dengan kriteria pengujian :

Tolak

H

0 jika

F

hitung >

F

tabel

Terima

H

0 jika

F

hitung <

F

tabel

F

tabel diperoleh dari tabel F dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = n-k-1.

Rumus untuk mencari nilai

F

hitung adalah sebagai berikut :

(

− −1

)

= k n k F

JK

JK

res reg dimana :

y

x

b

y

x

b

(41)

2 ^

 − 

= i i

res

Y

Y [image:41.595.134.517.160.346.2]

JK

Tabel 4.4 Harga-harga yang Diperlukan untuk Uji Regresi n y

x

1

x

2

x

1y

x

2y

y

2

1 0.144 2461.2 5344.4 354.4128 769.5936 0.020736

2 0.114 -19535.8 3763.4 -2227.0812 429.0276 0.012996

3 0.034 11903.2 585.4 404.7088 19.9036 0.001156

4 -0.116 313.2 -3886.6 -36.3312 450.8456 0.013456

5 -0.176 4858.2 -5806.6 -855.0432 1021.9616 0.030976

-2359.3340 2691.3320 0.079320

Dari nilai-nilai di atas dapat diketahui nilai jumlah kuadrat regresi

( )

JK

reg ,

jumlah kuadrat residu

(

JK

res

)

dan selanjutnya dapat dihitung nilai

F

hitung.
(42)

(

)

(

)

219 . 162 2186872 . 162 2 000485974 . 0 2 078834026 . 0 1 2 5 000485974 . 0 2 078834026 . 0 1 = = = − − = − − = F F F F k n k F

JK

JK

res reg

Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang = 2, dk penyebut = 2 dan α = 5 %

maka : ( )( ) ( )( ) 00 . 19 1 2 5 , 2 05 . 0 1 , = = = − − − −

F

F

F

F

F

tabel tabel k n k tabel α

Didapat

F

hitung=162.219 lebih besar dari

F

tabel =19.00

Karena

F

hitung >

F

tabel maka

H

0 ditolak dan

H

1 diterima. Hal ini berarti bahwa

persamaan regresi linier berganda menyatakan ada hubungan linier antara jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan.

4.3 Perhitungan Koefisien Korelasi Linier Ganda

(43)

=

y

JK

R

reg2

2 994 . 0 993873247 . 0 07932 . 0 078834026 . 0 2 2 2 = = =

R

R

R

Didapat nilai koefisien determinasi sebesar 0.994. Hal ini berarti bahwa sekitar 99.4 % tingkat kelahiran dapat dijelaskan atau ditentukan oleh variabel jumlah pasangan usia subur dan jumlah lahir hidup melalui hubungan regresi linier ganda

dengan persamaan regresi Y E

X

1 E

X

2

^ ) 05 941 . 2 ( ) 07 390 . 1 ( 163 .

1 + − + −

= ,

sedangkan sisanya (0.6 %) dipengaruhi oleh faktor lain.

Dan untuk koefisien korelasi ganda adalah :

997 . 0 996931916 . 0 993873247 . 0 2 = = = = R R R R

R

(44)

4.4 Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel

Dari tabel 4.2 dapat dihitung koefisien korelasi antara variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X) sehingga diketahui seberapa besar hubungannya.

a. Koefisien korelasi antara angka kelahiran (TFR) dengan jumlah pasangan usia subur

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

(

) (

)(

)

(

) (

)

{

}

{

(

) (

)

}

356 . 0 356204693 . 0 68 . 12 2358 . 32 5 1527539 11 67228 . 4 5 68 . 12 1527539 57 . 3871479 5 1 1 1 1 . . 2 2 . 2 2 2 1 2 1 1 1 . − = − = − − + − = − − − =

r

r

r

Y

X

X

X

X

r

x y x y x y x y E Y n n Y Y n
(45)

b. Koefisien korelasi antara angka kelahiran (TFR) dengan jumlah lahir hidup

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

(

) (

)(

)

(

) (

)

{

}

{

(

) (

)

}

997 . 0 996873453 . 0 68 . 12 2358 . 32 5 226238 6 1032861727 5 68 . 12 226238 9 . 576430 5 2 2 2 2 . . 2 2 . 2 2 2 2 2 2 2 2 . = = − − − = − − − =

r

r

r

Y

X

X

X

X

r

x y x y x y x y Y n n Y Y n

Nilai koefisien korelasi sebesar 0.997 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang tinggi secara positif antara angka kelahiran dengan jumlah lahir hidup. Dengan kata lain, apabila jumlah lahir hidup naik maka angka kelahiran akan naik, dan sebaliknya, apabila jumlah lahir hidup turun maka angka kelahiran akan turun.

(46)
(47)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian

Implementasi sistem merupakan prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstall dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki. Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan-tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming. Dalam pengolahan data dalam hal ini digunakan software SPSS 16.0 for windows sebagai implementasi sistem dalam memperoleh hasil perhitungan.

5.2 Mengenal Program SPSS

SPSS merupakan program untuk olah data statistik yang paling popular dan paling banyak pemakaiannya di seluruh dunia dan banyak digunakan oleh para peneliti untuk berbagai keperluan seperti riset pasar, untuk menyelesaikan tugas penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya. Awalnya, SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences karena program ini mula-mula dipakai

(48)

kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and Service Solution. SPSS pertama kali dibuat pada tahun 1968 oleh tiga orang mahasiswa dari Stanford University.

5.3 Mengaktifkan Program SPSS

Langkah-langkah untuk mengaktifkan program SPSS : 1. Klik tombol Start pada jendela Windows.

[image:48.595.107.525.351.678.2]

2. Klik All Programs, pilih menu SPSS Inc > Statistics 16.0 maka akan ditampilkan dalam bentuk sebagai berikut :

(49)
[image:49.595.169.463.131.293.2]

3. Setelah SPSS diaktifkan, maka tampilan pada desktop adalah sebagai berikut :

Gambar 5.2 Tampilan logo SPSS

4. Selain itu, program SPSS dapat diaktifkan dengan melakukan klik ganda pada ikon SPSS 16.0 pada desktop atau ikon pada start menu.

Pada saat membuka SPSS akan muncul kotak dialog SPSS for windows aktif dan kotak editor yang tertumpuk di bawahnya. Pilih Open and existing data source apabila telah membangun file data dalam format sav atau klik Cancel

untuk memulai membuat variabel dan data baru.

[image:49.595.173.458.504.749.2]
(50)
[image:50.595.107.527.134.358.2]

5. Tampilan awal pada SPSS adalah :

Gambar 5.4 Tampilan awal SPSS

5.4 Mengoperasikan SPSS

Tampilan pada SPSS yang telah aktif dilanjutkan dengan memilih type in data untuk membuat data baru. Atau dengan cara lain :

1. Pilih menu File. 2. Pilih New.

3. Ketika muncul jendela editor, klik Data.

4. Klik Variable View yang terletak di sebelah kiri bawah jendela editor, lalu lakukan lagkah sebagai berikut :

(51)

d. Decimals : digunakan untuk memberikan nilai desimal atau angka di belakang koma.

e. Label : digunakan untuk memberi nama variabel.

f. Value : digunakan untuk memberikan value atau nilai untuk data nominal dan ordinal.

g. Missing : digunakan untuk menentukan data yang hilang. h. Columns : digunakan untuk menentukan lebar kolom.

i. Align : digunakan untuk menentukan rata kanan, kiri, atau tengah.

j. Measure : digunakan untuk menentukan tipe atau ukuran data, yaitu nominal, ordinal, atau skala.

5.5 Pemasukan Data

Langkah-langkah analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut : 1. Bukalah program SPSS.

2. Klik Variable View pada SPSS data editor.

3. Pada kolom Name baris pertama ketik Y, pada Label ketik Angka Kelahiran, dan pada kolom Measure pilih Scale.

Pada kolom Name baris kedua ketik X1, pada Label ketik Jumlah Pasangan Usia Subur, dan pada kolom Measure pilih Scale.

Pada kolom Name baris ketiga ketik X2, pada Label ketik Jumlah Lahir Hidup, dan pada kolom Measure pilih Scale.

(52)
[image:52.595.108.522.85.318.2]

Gambar 5.5 Tampilan Pemasukan Variabel pada Variable View

4. Masuklah ke halaman Data View dengan klik Data View. 5. Isikan data Y, X1 dan X2.

[image:52.595.108.524.444.711.2]
(53)

5.5 Analisis Regresi dan Korelasi dengan SPSS

Adapun langkah-langkah analisis regresi dalam SPSS adalah sebagai berikut :

[image:53.595.108.526.213.529.2]

1. Pilihlah menu Analyze > Regression > Linear. Akan tampak tampilan seperti gambar berikut ini :

Gambar 5.7 Tampilan pada jendela editor

(54)
[image:54.595.188.446.85.270.2]

Gambar 5.8 Kotak Dialog Linear Regression

3. Pilihlah tab Statistics dan berikan tanda centang pada kotak Estimate, Model Fit, Descriptive, Part and Partial Correlations, kemudian pada Residuals

berikan tanda centang pada Casewise diagnostics, selanjutnya pilihlah All cases. Setelah itu, kliklah Continue sehingga akan kembali pada kotak dialog

sebelumnya.

[image:54.595.163.471.487.704.2]
(55)

4. Selanjutnya kliklah Plots. Pilihlah *SRESID (Studentized Residual), kemudian masukkan pada kotak Y. Kemudian pilihlah *ZPRED (Standardized Predicted Value) dan masukkan pada kotak X. setelah itu, kliklah Continue sehingga

[image:55.595.165.469.214.436.2]

akan kembali pada kotak dialog sebelumnya.

Gambar 5.10 Kotak Dialog Linear Regression : Plots

5. Kliklah OK, maka hasil output akan tampil sebagai berikut :

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

angka kelahiran 2.5360 .14082 5

jumlah pasangan usia subur 3.06E5 11758.947 5

(56)

Correlations

angka

kelahiran

jumlah pasangan

usia subur

jumlah lahir

hidup

Pearson

Correlation

angka kelahiran 1.000 -.356 .997

jumlah pasangan usia subur -.356 1.000 -.367

jumlah lahir hidup .997 -.367 1.000

Sig. (1-tailed) angka kelahiran . .278 .000

jumlah pasangan usia subur .278 . .271

jumlah lahir hidup .000 .271 .

N angka kelahiran 5 5 5

jumlah pasangan usia subur 5 5 5

jumlah lahir hidup 5 5 5

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 jumlah lahir

hidup, jumlah

pasangan usia

subura

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: angka kelahiran

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .997a .994 .988 .01559

a. Predictors: (Constant), jumlah lahir hidup, jumlah pasangan usia

subur

(57)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .079 2 .039 162.219 .006a

Residual .000 2 .000

Total .079 4

a. Predictors: (Constant), jumlah lahir hidup, jumlah pasangan usia subur

b. Dependent Variable: angka kelahiran

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardi

zed

Coefficien

ts t

Sig.

Correlations

B Std.

Error Beta Zero-order Partial Part

1

(Const

ant) 1.163 .258 4.513

.046

jumlah

pasang

an usia

subur

1.390E-7 .000 .012 .195 .863 -.356 .137 .011

jumlah

lahir

hidup

2.941E-5 .000 1.001 16.823 .004 .997 .996 .931

a. Dependent Variable:

(58)

Casewise Diagnosticsa

Case

Number Std. Residual angka kelahiran Predicted Value Residual

1 -.869 2.68 2.6935 -.01354

2 .386 2.65 2.6440 .00602

3 .970 2.57 2.5549 .01513

4 -.111 2.42 2.4217 -.00172

5 -.377 2.36 2.3659 -.00588

a. Dependent Variable: angka kelahiran

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 2.3659 2.6935 2.5360 .14039 5

Std. Predicted Value -1.212 1.122 .000 1.000 5

Standard Error of Predicted

Value .010 .015 .012 .002 5

Adjusted Predicted Value 2.3736 2.7158 2.5281 .13617 5

Residual -.01354 .01513 .00000 .01102 5

Std. Residual -.869 .970 .000 .707 5

Stud. Residual -1.412 1.411 .100 1.200 5

Deleted Residual -.03578 .05952 .00786 .03784 5

Stud. Deleted Residual -18.055 13.833 -.618 11.385 5

Mahal. Distance .743 2.795 1.600 .754 5

Cook's Distance .004 4.369 1.269 1.788 5

Centered Leverage Value .186 .699 .400 .189 5

(59)
(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa persamaan penduga angka kelahiran untuk jumlah pasangan usia subur dan jumlah lahir hidup adalah :

X

X

E

E

Y 1 2

^

) 05 941 . 2 ( )

07 390 . 1 ( 163 .

1 + − + −

= .

Ini berarti setiap penambahan 1 pasangan usia subur akan meningkatkan (karena tanda +) angka kelahiran sebesar 1.390E-07, penambahan 1 lahir hidup akan meningkatkan (karena tanda +) angka kelahiran sebesar 2.941E-05. Konstanta sebesar 1.163 menunjukkan bahwa tanpa adanya variabel pasangan usia subur dan lahir hidup maka besar angka kelahiran (TFR) di Kotamadya Medan sebesar 1.163.

2. Melalui uji keberartian regresi linier dengan taraf nyata (α = 0,05 ) diperoleh

00 . 19 219

.

162 > =

=

F

F

hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa

H

0

ditolak dan

H

1 diterima. Hal ini berarti bahwa kedua variabel yang diuji
(61)

3. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi diperoleh 0.356 1

. =−

r

yx dapat

disimpulkan bahwa pasangan usia subur berkorelasi rendah secara negatif terhadap angka kelahiran. Ini berarti apabila jumlah pasangan usia subur naik maka angka kelahiran akan turun, dan sebaliknya.

4. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi 0.997 2

. =

r

yx dapat disimpulkan

bahwa lahir hidup berkorelasi tinggi secara positif terhadap angka kelahiran. Ini berarti apabila jumlah lahir hidup naik maka angka kelahiran akan naik, dan sebaliknya.

5. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi 0.367 2

1. =−

r

x x dapat disimpulkan

bahwa pasangan usia subur berkorelasi rendah secara negatif dengan angka kelahiran. Ini berarti apabila jumlah pasangan usia subur naik maka jumlah lahir hidup akan turun, dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan semakin banyak pasangan usia subur yang sudah sadar akan pentingnya menekan angka kelahiran untuk kesejahteraan hidup.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah :

(62)
(63)

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2009. Sumatera Utara Dalam Angka. Medan.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Panduan Tatacara Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. 2008. Dokumen Nomor : Akad/05/2005. Medan : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Priyatno, Duwi. 2008. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta : C.V. ANDI.

Gambar

Tabel 4.1 Angka Kelahiran Total (TFR), Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
Tabel 4.2 Harga-harga yang diperlukan untuk menghitung koefisien
Table 4.3 Harga
Tabel 4.4 Harga-harga yang Diperlukan untuk Uji Regresi
+7

Referensi

Dokumen terkait

uji tersebut maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang metode kontrasepsi dengan

Untuk menjelaskan pengaruh nilai anak terhadap pengaturan kelahiran bagi pasangan usia subur dan juga untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

usia subur (PUS) dan pendapatan perkapita terhadap tingkat Fertilitas di Propinsi. Sumatera Utara, untuk mengetahui apakah kedua faktor tersebut

Judul : Hubungan pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang Keluarga Berencana (KB) dengan keikutsertaan PUS dalam KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten

judul tulisan: PENGARUH PASANGAN USIA SUBUR DAN PENGGUNA ALAT/CARA KB TERHADAP ANGKA KELAHIRAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 1998-2012.. 1.2

Untuk mengidentifikasi faktor pendapatan keluarga yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom

Penelitian ini mengasumsikan bahwa lebih banyak Pasangan Usia Subur PUS di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2018 yang ikut serta

Hubungan koefisien korelasi yang sedang antara hubungan paritas dengan pengetahuan pasangan usia subur PUS dalam pemilihan pemilihan kontrasepsi MOW karena pengetahuan mempunyai