Lampiran 2. Gambar Sampel Daun Kari
a. Tanaman Kari d. Buah kari
b. Daun Kari Segar e. Bunga kari
Lampiran 3. Gambar Alat Laboratorium Penelitian a. Spektrofotometer Serapan AtomHitachi Z-2000
Lampiran 3(Lanjutan)
Lampiran 4. Bagan Alir Proses Dekstruksi Kering
1. Bagan Alir Proses Dekstruksi Sampel (Daun Kari Segar)
Dibersihkan dari pengotoran,
Dicuci bersih dengan air mengalir dan dibilas dengan akua demineralisata,
Ditiriskan dan dikeringkan dengan cara diangin- anginkan dan dipotong-potong kira-kira ± 1 cm, Dihaluskan dengan blender dan dihomogenkan.
Abu
Hasil
Ditambahkan 5 ml HNO3 (1:1),
Diuapkan pada hot plate sampai kering,
Dimasukkan kembali kedalam tanur dengan temperatur awal 100oC dan perlahan-lahantemperatur dinaikkan menjadi 500oC dengan interval 25oC setiap 5 menit,
Dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan dingin pada desikator.
Ditimbang sebanyak 10 g di atas krus porselen, Diarangkan diatas hot plate,
Diabukan di tanur dengan temperatur awal 100oC dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan menjadi 500oC dengan interval 25oC setiap 5 menit,
Dilakukan selama 48 jam dan dibiarkan dingin pada desikator.
Lampiran 4 (Lanjutan)
2. Bagan Alir Proses Dekstruksi Sampel (Daun Kari Rebus)
Dibersihkan dari pengotoran dandicuci dengan air mengalir,
Dipanaskan akua demineralisata sampai mendidih dan direbus daun kari segar selama 10 menit.
Diangkat dan ditiriskan.
Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan potong-potong kira-kira ± 1 cm,
Abu
Ditambahkan 5 ml HNO3 (1:1),
Diuapkan pada hot plate sampai kering,
Dimasukkan kembali kedalam tanur dengan temperatur awal 100oC dan perlahan-lahantemperatur dinaikkan menjadi 500oC dengan interval 25oC setiap 5 menit,
Dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan dingin pada desikatorpada desikator.
Ditimbang sebanyak 10 g di atas krus porselen, Diarangkan diatas hot plate,
Diabukan di tanur dengan temperatur awal 100oC dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan menjadi 500oC dengan interval 25oC setiap 5 menit,
Dilakukan selama 48 jam dan dibiarkan dingin pada desikator .
Lampiran 5. Bagan Alir Pembuatan Larutan Sampel
Hasi Destruksi Kering
Dilarutkan dalam 5 ml HNO3 (1:1),
Dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,
Dibilas krus porselen dengan akuabides sebanyak 3 kali,
Dicukupkan volumenya dengan akuademineralisata sampai garis tanda,
Disaring dengan kertas Whatman No.42 dengan membuang 5 ml untuk menjenuhkan kertas saring.
Larutan Sampel
Dilakukan pengujian kualitatif,
Dilakukan pengujian kuantitatif dengan spektrofotometer serapan atom pada (λ =248,3 nm untuk mineralbesi), (λ = 285,2 nm untuk mineralmagnesium) dan pada (λ = 324 nm untuk mineraltembaga).
Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Besi, Magnesium dan Tembaga
1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Besi No. Konsentrasi (µg/mL)
(X)
Absorbansi (Y)
1 0,0000 0,0001
2 2,0000 0,0463
3 4,0000 0,0882
4 6,0000 0,1330
5 8,0000 0,1733
6 10,0000 0,2147
2. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Magnesium No. Konsentrasi (µg/mL)
(X)
Absorbansi (Y)
1 0,0000 -0,0003
2 0,2000 0,1137
3 0,4000 0,2369
4 0,6000 0,3391
5 0,8000 0,4497
6 1,0000 0,5665
3. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Tembaga No. Konsentrasi (µg/mL)
(X)
Absorbansi (Y)
1 0,0000 -0,0002
2 1,0000 0,0146
3 2,0000 0,0314
4 3,0000 0,0486
5 4,0000 0,0656
Lampiran 7. Perhitungan Persamaan Garis Regresi
1. Perhitungan Persamaan Garis Regresi Besi
No. X Y X2 Y2 XY
1. 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 2. 2,0000 0,0463 4,0000 0,0021 0,0926 3. 4,0000 0,0882 16,0000 0,0078 0,3528 4. 6,0000 0,1330 36,0000 0,0177 0,7980 5. 8,0000 0,1733 64,0000 0,0300 1,3864 6. 10,0000 0,2147 100,0000 0,0461 2,1470 ∑ 30,0000 0,6556 220,0000 0,1037 4,7768
021411 , 0 6 ) 30 ( 220 6 ) 6556 , 0 )( 30 ( 7768 , 4 ) ( 2 2 2 = − − = ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = n X X n Y X XY a 0022 , 0 ) 5 )( 021411 , 0 ( 1092 , 0 = − = − = + = X a Y b X a Y
Maka persamaan garis regresinya adalah : Y=0,021411 X + 0,0022 5,0000
=
Lampiran 7 (Lanjutan)
{
}{
}
{
}{
}
9998 , 0 9947 , 8 9928 , 8 ) 06556 ( ) 1037 , 0 ( 6 ) 30 ( ) 220 ( 6 ) 6556 , 0 )( 30 ( ) 7768 , 4 ( 6 ) ( ) ( 2 2 2 2 2 2 = = − − − = − − ∑ ∑ − ∑ =∑
∑
∑
X∑
X n Y Yn Y X XY n r
2. Perhitungan Persamaan Garis Regresi Magnesium
56345 , 0 6 ) 3 ( 2 , 2 6 ) 7059 , 1 )( 3 ( 24722 , 1 ) ( 2 2 2 = − − = ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = n X X n Y X XY a
No. X Y X2 Y2 XY
1. 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2. 0,2000 0,1137 0,0400 0,0129 0,0227 3. 0,4000 0,2369 0,1600 0,0561 0,0948 4. 0,6000 0,3391 0,3600 0,1150 0,2035 5. 0,8000 0,4497 0,6400 0,2022 0,3598 6. 1,0000 0,5665 1,0000 0,3209 0,5665 ∑ 3,0000 1,7059 2,2000 0,7071905 1,24722
=
Lampiran 7 (lanjutan) 0025 , 0 ) 5 , 0 )( 56345 , 0 ( 2842 , 0 = − = − = + = X a Y b X a Y
Maka persamaan garis regresinya adalah : Y=0,56345 X + 0,0025
{
}{
}
{
}{
}
9998 , 0 36689 , 2 36652 , 2 ) 7056 , 1 ( ) 7071905 , 0 ( 6 ) 3 ( ) 2 , 2 ( 6 ) 7056 , 1 )( 3 ( ) 24722 , 1 ( 6 ) ( ) ( 2 2 2 2 2 2 = = − − − = − − ∑ ∑ − ∑ =∑
∑
∑
X∑
X n Y Yn Y X XY n r
3. Perhitungan Persamaan Garis Regresi Tembaga
No. X Y X2 Y2 XY
1. 0,0000 -0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 2. 1,0000 0,0146 1,0000 0,0002 0,0146 3. 2,0000 0,0314 4,0000 0,0010 0,0628 4. 3,0000 0,0486 9,0000 0,0024 0,1458 5. 4,0000 0,0656 16,0000 0,0043 0,2624 6. 5,0000 0,0823 25,0000 0,0068 0,4115 ∑ 15,0000 0,2423 55,0000 0,014638 0,8971
2,5000
=
Lampiran 7 (lanjutan) 016649 , 0 6 ) 15 ( 55 6 ) 2423 , 0 )( 15 ( 8971 , 0 ) ( 2 2 2 = − − = ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = n X X n Y X XY a 00124 , 0 ) 5 , 2 )( 016649 , 0 ( 04038 , 0 − = − = − = + = X a Y b X a Y
Maka persamaan garis regresinya adalah : Y=0,016649 X – 0,00124
{
}{
}
{
}{
}
9998 , 0 7484 , 1 7481 , 1 ) 2423 , 0 ( ) 014635 , 0 ( 6 ) 15 ( ) 55 ( 6 ) 2423 , 0 )( 15 ( ) 8971 , 0 ( 6 ) ( ) ( 2 2 2 2 2 2 = = − − − = − − ∑ ∑ − ∑ =∑
∑
∑
X∑
X n Y YLampiran 8. Hasil Pengujian Kandungan Mineral Besi, Magnesium dan Tembaga dalam Sampel
A. Sampel Daun Kari Segar
1. Hasil Pengujian Kandungan MineralBesi No.
Sampel
Berat Sampel (g)
Absorbansi (A)
Konsentrasi (µg/ml)
Kadar (mg/100g)
1. 10,0913 0,1369 6,2906 3,1170
2. 10,0156 0,1360 6,2486 3,1197
3. 10,0276 0,1354 6,2205 3,1019
4. 10,0357 0,1358 6,2392 3,1088
5. 10,0697 0,1361 6,2532 3,1055
6. 10,0840 0,1370 6,2953 3,1217
2. Hasil Pengujian Kandungan Mineral Magnesium No.
Sampel
Berat Sampel (g)
Absorbansi (A)
Konsentrasi (µg/ml)
Kadar (mg/100g)
1. 10,0913 0,3692 0,6507 64,4912
2. 10,0156 0,3654 0,6440 64,2997
3. 10,0276 0,3690 0,6504 64,8609
4. 10,0357 0,3676 0,6479 64,5595
5. 10,0697 0,3652 0,6436 63,9244
6. 10,0840 0,3654 0,6440 63,8635
3. Hasil Pengujian Kandungan Mineral Tembaga No.
Sampel
Berat Sampel (g)
Absorbansi (A)
Konsentrasi (µg/ml)
Kadar (mg/100g)
1. 10,0910 0,0414 2,5611 0,6345
2. 10,0155 0,0416 2,5731 0,6423
3. 10,0257 0,0411 2,5430 0,6340
4. 10,0570 0,0413 2,5551 0,6365
5. 10,0680 0,0413 2,5551 0,6344
Lampiran 8 (Lanjutan) B. Sampel Daun Kari Rebus
1. Hasil Pengujian Kandungan Mineral Besi No.
Sampel
Berat Sampel (g)
Absorbansi (A)
Konsentrasi (µg/ml)
Kadar (mg/100g)
1. 10,0204 0,1285 5,8983 2,9434
2. 10,0158 0,1282 5,8843 2,9378
3. 10,0182 0,1275 5,8516 2,9207
4. 10,0178 0,1284 5,8936 2,9418
5. 10,0286 0,1275 5,8516 2,9177
6. 10,0431 0,1287 5,9076 2,9414
2. Hasil Pengujian Kandungan MineralMagnesium No.
Sampel
Berat Sampel (g)
Absorbansi (A)
Konsentrasi (µg/ml)
Kadar (mg/100g)
1. 10,0204 0,3398 0,5986 59,7381
2. 10,0158 0,3407 0,6002 59,9253
3. 10,0182 0,3384 0,5961 59,5017
4. 10,0178 0,3323 0,5852 58,4260
5. 10,0286 0,3398 0,5986 59,6893
6. 10,0431 0,3393 0,5977 59,5135
3. Hasil Pengujian Kandungan Mineral Tembaga No.
Sampel
Berat Sampel (g)
Absorbansi (A)
Konsentrasi (µg/ml)
Kadar (mg/100g)
1. 10,0104 0,0366 2,2728 0,5671
2. 10,0155 0,0369 2,2908 0,5718
3. 10,0183 0,0365 2,2667 0,5657
4. 10,0187 0,0367 2,2788 0,5687
5. 10,0268 0,0369 2,2908 0,5711
Lampiran 9. Contoh Perhitungan Kandungan Mineral Besi, Magnesium dan Tembaga Dalam Sampel
A.Contoh Perhitungan Kandungan MineralBesi, Magnesium dan Tembaga pada Daun Kari Segar
1. Contoh Perhitungan Kandungan MineralBesi Berat sampel yang ditimbang = 10,0913 g Absorbansi (Y) = 0,1369
Persamaan Regresi : Y =0,021411 X + 0,0022
X = 6,2911µg/mL 21411 0,0 22 0,00 -369 0,1 =
Konsentrasi Ferrum = 6,2911 µg/mL
2. Contoh Perhitungan Kandungan MineralMagnesium Berat sampel yang ditimbang = 10,0913 g Absorbansi (Y) = 0,3692
Persamaan Regresi : Y =0,56345 X +0,0025
X = 0,6508µg/mL
56345 0,
025 0,0 3693
0, − =
Konsentrasi Magnesium = 0,6508µg/mL
Lampiran 9 (Lanjutan)
3. Contoh Perhitungan Kandungan MineralTembaga Berat sampel yang ditimbang = 10,0910 g
Absorbansi (Y) = 0,0414
Persamaan Regresi : Y =0,016649X− 0,00124
X = 2,5611 µg/mL
016649 0,
0124 0,0 0414
0, + =
Konsentrasi Cupri = 2,5611µg/mL
Lampiran 9 (Lanjutan)
B.Contoh Perhitungan Kandungan Mineral Besi, Magnesium dan Tembagapada Daun Kari Rebus
1. Contoh Perhitungan Kadar Besi
Berat sampel yang ditimbang = 10,0204 g Absorbansi (Y) = 0,1285
Persamaan Regresi : Y =0,021411 X+0,0022
X = 5,8988 µg/mL 21411 0,0 0022 , 0 285
0,1 − =
Konsentrasi Besi = 5,8988µg/mL
2. Contoh Perhitungan Kandungan Mineral Magnesium Berat sampel yang ditimbang = 10,0204 g
Absorbansi (Y) = 0,3398
Persamaan Regresi : Y =0,56345 X + 0,0025
X = 0,5986 µg/mL 56345 0, 0025 , 0 3398
0, − =
Konsentrasi Magnesium = 0,5986µg/mL
Lampiran 9 (Lanjutan)
3. Contoh Perhitungan Kandungan MineralTembaga Berat sampel yang ditimbang = 10,0104 g Absorbansi (Y) = 0,0366
Persamaan Regresi : Y =0,016649 X − 0,00124
X = 2,2729 µg/mL
016649 0, 00124 , 0 0366
0, + =
Konsentrasi Tembaga = 2,2729µg/mL
Lampiran 10.Perhitungan Statistik Kandungan Mineral Besipada Sampel
1. Perhitungan Statistik Kandungan MineralBesi pada Daun Kari Segar
No. Xi
Kadar (mg/100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi− X
1 3,1170 0,0046 0,0000208544
2 3,1197 0,0073 0,0000528044
3 3,1019 -0,0105 0,000110951
4 3,1088 -0,0036 0,0000132011
5 3,1055 -0,0069 0,0000480711
6 3,1217 0,0093 0,0000858711
∑ 18,6746 3,1124 = X 0,000331753 mg/100g 00815 , 0 1 -6 000331753 , 0 1 -) -( 2
∑
= = = n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5 diperoleh nilaittabel =
α/2, dk = 2,5706
Data diterima jika
t
hitung< t
tabel.Thitung =
n / SD X -Xi
Thitung 1 = 1,3939 6 / 00815 , 0 0,0046 =
Lampiran 10 (Lanjutan)
Thitung 3 = 3,1818 6 / 00815 , 0 0,0105 -=
Thitung 4 = 1,0909 6 / 00815 , 0 0,0036 -=
Thitung 5 = 2,0909 6 / 00815 , 0 0069 , 0 -=
Thitung 6 = 2,8182 6 / 00815 , 0 0093 , 0 =
Dari hasil perhitungan diatas thitung3 dan thitung6 > ttabel, maka semua data tersebut ditolak.
Maka dibuat perhitungan statistik yang baru
No. Xi
Kadar (mg/100g) Xi−X
2 ) (Xi−X
1 3,1170 0,0042 0,0000180625
2 3,1197 0,0069 0,0000483025
3 3,1088 -0,0040 0,0000156025
4 3,1055 -0,0072 0,0000525625
Lampiran 10 (Lanjutan)
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 4-1 = 3 diperoleh nilai ttabel= α/2, dk = 3,1824
Data diterima jika thitung< ttabel
Thitung 1 = 1,2353 4
/ 0067 , 0
0,0042 =
Thitung 2 = 2,0294 4
/ 0067 , 0
0,0069 =
Thitung 3 = 1,1765 4
/ 0067 , 0
0,0040
-=
Thitung 4 = 2,1176 4
/ 0067 , 0
,0072 0
=
Kandungan mineral besi sebenarnya pada daun kari segar adalah
) n / SD x ) dk , 2 /
α
( t ( ± x =
μ
= 3,1128 ± 3,1824 x 0,0067/√4
Lampiran 10 (Lanjutan)
2. Perhitungan Statistik Kandungan Mineral Besi pada Daun Kari Rebus
No. Xi
Kadar (mg/100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi− X
1 2,9434 0,0096 0,00009216
2 2,9378 0,0040 0,000016
3 2,9207 -0,0131 0,00017161
4 2,9418 0,0080 0,000064
5 2,9177 -0,0161 0,00025921
6 2,9414 0,0076 0,00005776
∑ 17,6028 9338 , 2 = X 0,00066074 g /100 0115 , 0 1 -6 0,00066074 1 -) -( 2
∑
mg n X Xi SD = = =Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5 diperoleh nilaittabel =
α/2, dk = 2,5706
Data diterima jika
t
hitung< t
tabel.Thitung =
n / SD X -Xi
Thitung 1 = 2,0426 6 / 0115 , 0 0,0096 =
Lampiran 10 (Lanjutan)
Thitung 3 = 2,7872 6 / 0115 , 0 0,0131 -=
Thitung 4 = 1,7021 6 / 0115 , 0 0,0080 =
Thitung 5 = 3,4255 6 / 0115 , 0 0161 , 0 -=
Thitung 6 = 1,6170 6 / 0115 , 0 0076 , 0 =
Dari hasil perhitungan diatas thitung3 dan thitung5> ttabel, maka semua data tersebut ditolak.
Maka dibuat perhitungan statistik yang baru
No. Xi
Kadar (mg/100g) Xi−X
2 ) (Xi−X
1 2,9434 0,0023 0,00000529
2 2,9378 -0,0033 0,00001089
3 2,9418 0,0007 0,00000049
4 2,9414 0,0003 0,00000009
Lampiran 10 (Lanjutan)
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 4-1 = 3 diperoleh nilai ttabel= α/2, dk = 3,1824
Data diterima jika thitung< ttabel
Thitung 1 = 1,9167 4
/ 0024 , 0
0,0023 =
Thitung 2 = 2,7500 4
/ 0024 , 0
0,0033
-=
Thitung 3 = 0,5833 4
/ 0024 , 0
0,0007 =
Thitung 4 = 0,2500 4
/ 0024 , 0
,0003 0
=
Kandungan mineral besi sebenarnya pada daun kari rebus adalah n
/ SD x t
( ± X =
μ (a/2,dk)
= 2,9411 ± 3,1824 x 0,0024/√4
Lampiran 11. Perhitungan Statistik Kandungan Mineral Magnesium pada Sampel
1. Perhitungan Statistik Kandungan MineralMagnesium pada Daun Kari Segar
No. Xi
Kadar (mg/100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi−X
1 64,4912 0,1580 0,024964
2 64,2997 -0,0335 0,00112225
3 64,8609 0,5277 0,27846729
4 64,5595 0,2263 0,05121169
5 63,9244 -0,4088 0,16711744
6 63,8635 -0,4697 0,22061809
∑ 385,9992
3332 , 64 = X
0,74350036
/100g 3856
, 0
1 -6 0,74350036
1
-)
-( 2
∑
mg n
X Xi SD
= = =
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5 diperoleh nilaittabel =
α/2, dk = 2,5706
Data diterima jika
t
hitung< t
tabel.Thitung =
n / SD
X -Xi
Thitung 1 = 1,0038 6
/ 3856 , 0
Lampiran 11 (Lanjutan)
Thitung 2 = 0,2128 6 / 3856 , 0 0335 , 0 =
Thitung 3 = 3,3526 6 / 3856 , 0 0,5277 =
Thitung 4 = 1,4377 6 / 3856 , 0 0,2263 =
Thitung 5 = 2,5972 6 / 3856 , 0 4088 , 0 -=
Thitung 6 = 2,9841 6 / 3856 , 0 4697 , 0 = −
Dari hasil perhitungan diatas thitung3, thitung5 dan thitung6> ttabel, maka semua data tersebut ditolak.
Maka dibuat perhitungan statistik yang baru
No. Xi
Kadar (mg/100g) Xi−X
2 ) (Xi−X
1 64,4912 0,0411 0,001686471
2 64,2997 -0,1504 0,022630188
3 64,5595 0,1094 0,011961068
Lampiran 11 (Lanjutan)
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 3-1 = 2 diperoleh nilai ttabel= α/2, dk = 4,3027
Data diterima jika thitung< ttabel
Thitung 1 = 0,5283 3
/ 1347 , 0
0,0041 =
Thitung 2 = 1,9332 3
/ 1347 , 0
0,1504
-=
Thitung 3 = 1,4062 3
/ 1347 , 0
0,1094 =
Kandungan mineral magnesium sebenarnya pada daun kari segar adalah n
/ SD x t
( ± X =
μ (a/2,dk)
= 64,4501 ± 4,3027 x 0,1347/√3
= (64,4501± 0,3348) mg/100g
2. Perhitungan Statistik KandunganMineral Magnesium pada Daun Kari Rebus
No. Xi
Kadar (mg/100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi−X
1 59,7381 0,2725 0,074247167
2 59,9253 0,4597 0,211308767
3 59,5017 0,0361 0,001302007
4 58,4260 -1,0396 1,080802814
5 59,6892 0,2236 0,049989507
6 59,5134 0,0478 0,002283247
∑ 356,7937
4656 , 59 = X
Lampiran 11 (Lanjutan) mg/100g 5329 , 0 1 -6 8 1,41993350 1 ) -( 2
∑
= = = n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5 diperoleh nilaittabel =
α/2, dk = 2,5706
Data diterima jika
t
hitung< t
tabel.Thitung =
n / SD X -Xi
Thitung 1 = 1,2753 6 / 5329 , 0 0,2725 =
Thitung 2 = 2,1126 6 / 5329 , 0 4597 , 0 =
Thitung 3 = 0,1659 6 / 5329 , 0 0,0361 =
Thitung 4 = 4,7776 6 / 5329 , 0 1,0396 -=
Thitung 5 = 1,0276 6 / 5329 , 0 2236 , 0 =
Thitung 6 = 0,2197 6 / 5329 , 0 0478 , 0 =
Lampiran 11 (Lanjutan)
No. Xi
Kadar (mg /100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi−X
1 59,7381 0,0646 0,004167994
2 59,9253 0,2518 0,063383098
3 59,5017 -0,1718 0,029528986
4 59,6892 0,0157 0,000245236
5 59,5134 -0,1601 0,02564482
∑ 298,6735 6735 , 59 = X 0,122970132 mg/100g 1753 , 0 1 -5 122970132 , 0 1 ) -( 2
∑
= = = n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5-1 = 4 diperoleh nilai ttabel= α/2, dk = 2,7765
Data diterima jika thitung< ttabel
Thitung 1 = 0,8240 5 / 1753 , 0 0,0646 =
Thitung 2 = 3,2117 5 / 1753 , 0 0,2518 =
Thitung 3 = 2,1913 5 / 1753 , 0 0,1718 - =
Lampiran 11 (Lanjutan)
Thitung 5 = 2,0421 5 / 1753 , 0 1601 , 0 = −
Dari hasil perhitungan diatas thitung2> ttabel, maka semua data tersebut ditolak. Maka dibuat perhitungan statistik yang baru
No. Xi
Kadar (mg /100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi−X
1 59,7381 0,1275 0,01625625
2 59,5017 -0,1089 0,01185921
3 59,6892 0,0786 0,00617796
4 59,5134 -0,0972 0,00944784
∑ 298,6735 6106 , 59 = X 0,04374126 mg/100g 1207 , 0 1 -4 04374126 , 0 1 ) -( 2
∑
= = = n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 4-1 = 3 diperoleh nilai ttabel= α/2, dk = 3,1824
Data diterima jika thitung< ttabel
Thitung 1 = 2,1109 4 / 1207 , 0 0,1275 =
Lampiran 11 (Lanjutan)
Thitung 3 = 1,3013 4
/ 1207 , 0
0,0786 =
Thitung 4 = 1,6093 4
/ 1207 , 0
0,0972
-=
Kandungan mineral magnesium sebenarnya pada daun kari rebus adalah n
SD x t
X ±( (a/2,dk) / =
µ
= 59,6106± 3,1824 x 0,1207/ 4
Lampiran 12. Perhitungan Statistik Kandungan Mineral Tembaga dalam Sampel
1. Perhitungan Statistik Kandungan Mineral Tembaga pada Daun Kari Segar
No. Xi
Kadar (mg/100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi−X
1 0,6345 -0,0019 0,0000034225
2 0,6423 0,0060 0,0000354025
3 0,6340 -0,0023 0,0000055225
4 0,6365 0,0001 0,0000000225
5 0,6344 -0,0020 0,0000038025
6 0,6364 0,0000 0,0000000025
∑ 3,8181
6364 , 0 = X
0,000048175
g mg/100 0031
, 0
1 -6
000048175 ,
0 1
-)
-( 2
∑
= = =
n X Xi SD
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5 diperoleh nilaittabel =
α/2, dk = 2,5706
Data diterima jika
t
hitung< t
tabel.Thitung =
n / SD
X -Xi
Thitung 1 = 1,4615 6
/ 0013 , 0
0,0019
Lampiran 12 (Lanjutan)
Thitung 2 = 4,6154 6 / 0013 , 0 0060 , 0 =
Thitung 3 = 1,7692 6 / 0013 , 0 0,0023 -=
Thitung 4 = 0,0768 6 / 0013 , 0 0,0001 =
Thitung 5 = 1,5385 6 / 0013 , 0 0020 , 0 = −
Thitung 6 = 0 6 / 0013 , 0 0000 , 0 =
Dari hasil perhitungan diatas thitung2 > ttabel, maka semua data tersebut ditolak. Maka dibuat perhitungan statistik yang baru
No. Xi
Kadar (mg /100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi−X
1 0,6345 -0,0007 0,0000004356
2 0,6340 -0,0012 0,0000013456
3 0,6365 0,0013 0,0000017956
4 0,6344 -0,0008 0,0000005776
5 0,6364 0,0012 0,0000015376
Lampiran 12 (Lanjutan) mg/100g 0012 , 0 1 -5 000005692 , 0 1 ) -( 2
∑
= = = n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5-1 = 4 diperoleh nilai ttabel= α/2, dk = 2,7765
Data diterima jika thitung< ttabel
Thitung 1 = 1,4000 5 / 0012 , 0 0,0007 -=
Thitung 2 = 2,4000 5 / 0012 , 0 0,0012 -=
Thitung 3 = 2,6000 5 / 0012 , 0 0,0013 =
Thitung 4 = 1,6000 5 / 0012 , 0 0,0008 - =
Thitung 5 = 2,4000 5 / 0012 , 0 0012 , 0 =
Kandungan mineral tembaga sebenarnya pada daun kari segar adalah n
SD x t
X ±( (a/2,dk) / =
µ
Lampiran 12 (Lanjutan)
2. Perhitungan Statistik Kandungan Mineral Tembaga pada Daun Kari Rebus
No. Xi
Kadar (mg/100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi−X
1 0,5671 -0,0013 0,00000160444
2 0,5718 0,0034 0,0000117878
3 0,5657 -0,0027 0,00000711111
4 0,5687 0,0003 0,00000011111
5 0,5711 0,0027 0,00000747111
6 0,5658 -0,0026 0,00000658778
∑ 3,4102 5684 , 0 = X 0,0000346733 mg/100g 0026 , 0 1 -6 33 0,00003467 1 -) -( 2
∑
= = = n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5 diperoleh nilaittabel =
α/2, dk = 2,5706
Data diterima jika
t
hitung< t
tabel.Thitung =
n / SD X -Xi
Thitung 1 = 1,1818 6 / 0026 , 0 0,0013 -=
Lampiran 12 (Lanjutan)
Thitung 3 = 2,4545 6 / 0026 , 0 0,0027 -=
Thitung 4 = 0,2727 6 / 0026 , 0 0,0003 =
Thitung 5 = 2,4545 6 / 0026 , 0 0027 , 0 =
Thitung 6 = 2,3636 6 / 0026 , 0 0026 , 0 =
Dari hasil perhitungan diatas thitung2 > ttabel, maka semua data tersebut ditolak. Maka dibuat perhitungan statistik yang baru
No. Xi
Kadar (mg /100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi−X
1 0,5671 -0,0006 0,0000003364
2 0,5657 -0,0020 0,0000039204
3 0,5687 0,0010 0,0000010404
4 0,5711 0,0034 0,0000116964
5 0,5658 -0,0019 0,0000035344
Lampiran 12 (Lanjutan)
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5-1 = 4 diperoleh nilai ttabel= α/2, dk = 2,7765
Data diterima jika thitung< ttabel
Thitung 1 = 0,6000 5 / 0023 , 0 0,0006 -=
Thitung 2 = 2,0000 5 / 0023 , 0 0,0020 -=
Thitung 3 = 1,0000 5 / 0023 , 0 0,0010 =
Thitung 4 = 3,4000 5 / 0023 , 0 0,0034 =
Thitung 5 = 1,9000 5 / 0023 , 0 0019 , 0 = −
Dari hasil perhitungan diatas thitung4 > ttabel, maka semua data tersebut ditolak. Maka dibuat perhitungan statistik yang baru
No. Xi
Kadar (mg /100g)
Xi
−
X
2 ) (Xi−X
1 0,5671 0,0003 0,000000076
2 0,5657 -0,0011 0,000001266
3 0,5687 0,0019 0,000003516
4 0,5658 -0,0010 0,000001051
Lampiran 12 (Lanjutan) mg/100g 0014 , 0 1 -4 0000059075 , 0 1 ) -( 2
∑
= = = n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 4-1 = 3 diperoleh nilai ttabel= α/2, dk = 3,1824
Data diterima jika thitung< ttabel
Thitung 1 = 0,4286 4 / 0014 , 0 0,0003 =
Thitung 2 = 1,5714 4 / 0014 , 0 0,0011 -=
Thitung 3 = 2,7143 4 / 0014 , 0 0,0019 =
Thitung 4 = 1,4286 4 / 0014 , 0 0,0010 - =
Kandungan mineral tembaga sebenarnya pada daun kari segar adalah n / SD x t ( ± X =
μ (a/2,dk)
= 0,5668 ± 3,1824 x 0,0014/√4
Lampiran 13. Rekapitulasi Data Kandungan MineralBesi, Magnesium dan Tembagapada Daun Kari (Murraya koenigii) Sebelum Uji-t.
Mineral Sampel No.
Berat Sampel (g)
Absorbansi Kadar (mg/100g)
Besi
Daun Kari Segar
1. 10,0913 0,1369 3,1703 2. 10,0156 0,1360 3,1197 3. 10,0276 0,1354 3,1019 4. 10,0357 0,1358 3,1088 5. 10,0697 0,1361 3,1055 6. 10,0840 0,1370 3,1217
Rata-rata 3,1124
SD 0,00815
Besi
Daun Kari Rebus
1. 10,0204 0,1285 2,9434 2. 10,0158 0,1282 2,9378 3. 10,0182 0,1275 2,9207 4. 10,0178 0,1284 2,9418 5. 10,0286 0,1275 2,9177 6. 10,0431 0,1287 2,9414
Rata-rata 2,9338
SD 0,0115
Magnesium
Daun Kari Segar
1. 10,0913 0,3692 64,4912 2. 10,0156 0,3654 64,2997 3. 10,0276 0,3690 64,8609 4. 10,0357 0,3676 64,5595 5. 10,0697 0,3652 63,9244 6. 10,0840 0,3654 63,8635
Rata-rata 64,3332
Lampiran 13 (Lanjutan)
Mineral Sampel No.
Berat Sampel (g)
Absorbansi Kadar (mg/100g)
Magnesium
Daun Kari Rebus
1. 10,0204 0,3398 59,7381 2. 10,0158 0,3407 59,9253 3. 10,0182 0,3384 59,5017 4. 10,0178 0,3323 58,4260 5. 10,0286 0,3398 59,6893 6. 10,0431 0,3393 59,5135
Rata-rata 59,4656
SD 0,5329
Tembaga
Daun Kari Segar
1. 10,0910 0,0414 0,6345 2. 10,0155 0,0416 0,6423 3. 10,0257 0,0411 0,6340 4. 10,0570 0,0413 0,6365 5. 10,0680 0,0413 0,6344 6. 10,0838 0,0496 0,6364
Rata-rata 0,6364
SD 0,0031
Tembaga
Daun Kari Rebus
1. 10,0104 0,0366 0,5671 2. 10,0155 0,0369 0,5718 3. 10,0183 0,0365 0,5657 4. 10,0187 0,0367 0,5687 5. 10,0268 0,0369 0,5711 6. 10,0340 0,0366 0,5658
Rata-rata 0,5684
Lampiran 14. Rekapitulasi Data Kandungan MineralBesi, Magnesium dan Tembaga pada Daun Kari (Murraya koenigii) Setelah Uji-t.
Mineral Sampel No.
Berat Sampel
(g)
Absorbansi Kadar (mg/100g)
Besi
Daun Kari Segar
1. 10,0913 0,1369 3,1170 2. 10,0156 0,1360 3,1197 3. 10,0357 0,1358 3,1088 4. 10,0697 0,1361 3,1055
Rata-rata 3,1128
SD 0,0067
Kadar Sebenarnya 3,1128± 0,01082
Besi
Daun Kari Rebus
1. 10,0204 0,1285 2,9434 2. 10,0158 0,1282 2,9378 3. 10,0178 0,1284 2,9418 4. 10,0431 0,1287 2,9414
Rata-rata 2,9411
SD 0,0024
Kadar Sebenarnya 2,9411± 0,0038
Magnesium
Daun Kari Segar
1. 10,0913 0,3692 64,4912 2. 10,0156 0,3654 64,2997 3. 10,0357 0,3676 64,5595
Rata-rata 64,4501
SD 0,1347
Kadar Sebenarnya 64,4501± 0,3348
Magnesium
Daun Kari Rebus
1. 10,0204 0,3398 59,7381 3. 10,0182 0,3384 59,5017 3. 10,0286 0,3398 59,6893 4. 10,0431 0,3393 59,5135
Rata-rata 59,6106
SD 0,1207
Kadar Sebenarnya 59,6106 ± 0,1922
Tembaga
Daun Kari Segar
1. 10,0910 0,0414 0,6345 2. 10,0257 0,0411 0,6340 3. 10,0570 0,0413 0,6365 4. 10,0680 0,0413 0,6344 5. 10,0838 0,0496 0,6364
Rata-rata 0,6352
SD 0,0012
Lampiran 14. (lanjutan)
Tembaga
Daun Kari Rebus
1. 10,0104 0,0366 0,5671 3. 10,0183 0,0365 0,5657 4. 10,0187 0,0367 0,5687 6. 10,0340 0,0366 0,5658
Rata-rata 0,5668
SD 0,0014
Lampiran 15. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kandungan Mineral Besipada Daun Kari
No. Daun Kari Segar Daun Kari Rebus
1 X1 = 3,1128 X2 = 2,9411
2 S1 = 0,0067 S2 = 0,0024
Dilakukan uji F dengan tarafkepercayaan 95% untuk mengetahui apakah variasi
kedua populasi sama (σ1=σ2 ) atau bebeda (σ1 ≠ σ2 ). − Ho : σ1 = σ2
H
1 : σ1 ≠ σ2
− Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F
0,05/2 (3,3))adalah = 7,15 Daerah kritis penerimaan : -7,15≤ F
o≤ 7,15 Daerah kritis penolakan : F
o <-7,15 dan Fo>7,15
F
o =S12
�22
= 0,0067
2
0,00242
= 7,7934
− Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H
1 diterima sehingga
disimpulkan bahwa σ1 ≠ σ2 , simpangan bakunya adalah:
S
p=
�
(�1−1)�12+ (�2−1)�22
�1 + �2 − 2
=
�
(4−1)0,00672 + (4−1)0,00242
4+ 4 − 2
Lampiran 15 (Lanjutan)
−
Ho : μ
1 =μ
2H
1 :
μ
1≠ μ
2− Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% →
t
0,05/2= ± 2,2281 untuk df = 4+4-2 = 6
− Daerah kritis penerimaan : -2,2281≤ t
o≤2,2281 Daerah kritis penolakan : t
o < -2,2281dan to >2,2281
t
o =(��1−��2)
���S12�1 + S22 �2
=
(3,1128−2,9411)0,0117�0,00672
4 +
0,00242
4
=
4.124,05
Karena
t
o=4.124,05>2,2281 maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat perbedaan
Lampiran 16. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kandungan Mineral Magnesiumpada Daun Kari
No. Daun Kari Segar Daun Kari Rebus
1 X1 = 64,4501 X2 = 59,6106
2 S1 = 0,1347 S2 = 0,1207
Dilakukan uji F dengan tarafkepercayaan 95% untuk mengetahui apakah variasi
kedua populasi sama (σ1=σ2 ) atau bebeda (σ1 ≠ σ2 ). − Ho : σ1 = σ2
H
1 : σ1 ≠ σ2
− Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F
0,05/2 (2,3))adalah = 7,15 Daerah kritis penerimaan : -7,15 ≤ F
o≤ 7,15 Daerah kritis penolakan : F
o <-7,15 dan Fo>7,15
F
o =S12
�22
= 0,1347
2
0,12072
= 1,2454
− Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan H
1 ditolak sehingga
disimpulkan bahwa σ1 = σ
2 , simpangan bakunya adalah:
S
p=
�
(�1−1)�12+ (�2−1)�22
�1 + �2 − 2
=
�
(3−1)0,13472 + (4−1)0,12072
3 + 4 − 2
Lampiran 16 (Lanjutan)
−
Ho : μ
1 =μ
2H
1 :
μ
1≠ μ
2− Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% →
t
0,05/2= ± 2,2281 untuk df = 3+4-2 = 5
− Daerah kritis penerimaan : -2,2281 ≤ t
o≤2,2281 Daerah kritis penolakan : t
o < -2,2281dan to >2,2281
t
o =(��1−��2)
����11 + �1
2
=
(64,4501−59,6106 )0,2122�1
3 +
1
4
=
29,8605
Karena
t
o=29,8605>2,2281 maka hipotesis ditolak. Berartiterdapat perbedaan
Lampiran 17. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kandungan Mineral Tembaga pada Daun Kari
No. Daun Kari Segar Daun Kari Rebus
1 X1 = 0,6352 X2 = 0,5668
2 S1 = 0,0012 S2 = 0,0014
Dilakukan uji F dengan tarafkepercayaan 95% untuk mengetahui apakah variasi
kedua populasi sama (σ1=σ2 ) atau bebeda (σ1 ≠ σ2 ). − Ho : σ1 = σ2
H
1 : σ1 ≠ σ2
− Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F
0,05/2 (4,3))adalah = 7,15 Daerah kritis penerimaan : -7,15 ≤ F
o≤ 7,15 Daerah kritis penolakan : F
o <-7,15 dan Fo>7,15
F
o =S12
�22
= 0,0012
2
0,00142
= 0,7347
− Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan H
1 ditolak sehingga
disimpulkan bahwa σ1 = σ
2 , simpangan bakunya adalah:
S
p=
�
(�1−1)�12+ (�2−1)�22
�1 + �2 − 2
=
�
(5−1)0,00122 + (4−1)0,00142
5 + 4 − 2
Lampiran 17 (Lanjutan)
−
Ho : μ
1 =μ
2H
1 :
μ
1≠ μ
2− Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% →
t
0,05/2= ± 2,2281 untuk df = 6+6-2 = 10
− Daerah kritis penerimaan : -2,2281 ≤ t
o≤2,2281 Daerah kritis penolakan : t
o < -2,2281dan to >2,2281
t
o =(��1−��2)
����11 + 1 �2
=
(0,6352−0,5668)0,0026�1
5 + 1 4
=
39,2172
Karena
t
o= 39,2172>2,2281maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat perbedaan
Lampiran 18. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Besi, Magnesium dan Tembaga
1. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Besi Y = 0,021411 X + 0,0022
Slope = 0,021411
No.
Konsentrasi (µg/mL)
(X)
Absorbansi
(Y) (Yi) (Y-Yi)
(Y-Yi)2 ( x 10-6) 1. 0,0000 0,0001 0,0022 -0,0021 4,410 2. 2,0000 0,0463 0,045022 0,001278 1,633 3. 4,0000 0,0882 0,087844 0,000356 0,127 4. 6,0000 0,1330 0,130666 0,002334 5,448 5. 8,0000 0,1733 0,173488 -0,00019 0,003 6. 10,0000 0,2147 0,21631 -0,00161 2,592
∑ 30,0000 14,245 x 10-6
Lampiran 18 (Lanjutan)
2. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Magnesium Y = 0,56345 X + 0,0025
Slope = 0,56345
No.
Konsentrasi (µg/mL)
X
Absorbansi
Y Yi Y-Yi (Y-Yi)
2
1. 0,0000 0,0000 0,00250 -0,00250 0,00000625 2. 0,2000 0,1137 0,06656 0,04714 0,00222178 3. 0,4000 0,2369 0,13598 0,10092 0,01018458 4. 0,6000 0,3391 0,19357 0,14553 0,02118018 5. 0,8000 0,4497 0,25588 0,19382 0,03756485 6. 1,0000 0,5665 0,32169 0,24481 0,05992977
∑ 3,0000 0,13108741
Lampiran 18 (Lanjutan)
3. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Tembaga Y = 0,016649 X - 0,00124
Slope = 0,016649
No.
Konsentrasi (µg/mL)
X
Absorbansi
Y Yi Y-Yi (Y-Yi)
2
1. 0,0000 -0,0002 -0,0012 0,00104 0,0000011 2. 1,0000 0,0146 -0,001 0,01560 0,0002433 3. 2,0000 0,0314 -0,0007 0,03212 0,0010315 4. 3,0000 0,0486 -0,0004 0,04903 0,0024040 5. 4,0000 0,0656 -0,0001 0,06575 0,0043228 6. 5,0000 0,0823 0,00013 0,08217 0,0067519
∑ 15,0000 0,0147545
Lampiran 19. Hasil Uji Perolehan Kembali Besi, Magnesium dan TembagaSetelah Penambahan Larutan Standar
1. Hasil Pengujian Kandungan Mineral Besi Setelah Ditambahkan Larutan Standar Besi Sebanyak 1,5mL (Konsentrasi 100 µg/mL)
No. Berat Sampel (g) Absorbansi Kandungan Mineral (mg/100g) Kandungan Mineral+La rutan Baku (mg/100g) Kadar Larutan Baku (mg/100g) Perolehan kembali (%) 1. 10,0320 0,2058 3,1170 4,7394 1,4955 108,8 2. 10,0442 0,2001 3,1197 4,6011 1,4934 99,7
3. 10,0570 0,2018 3,1019 4,6347 1,4015 102
4. 10,0220 0,1996 3,1088 4,5997 1,4967 99,4 5. 10,0360 0,2064 3,1055 4,7514 1,4946 109,7 6. 10,0166 0,2069 3,1217 4,7723 1,4975 110,8 ∑ X 60,2078 10,0346 1,2206 0,2034 18,6746 3,1124 28,0987 4,68311 8,8792 1,4799 630,4 105,07
2. Hasil Pengujian Kandungan Magnesium Setelah Ditambahkan Larutan Standar Magnesium Sebanyak 3,2 mL (Konsentrasi 1000 µg/mL)
Lampiran 19(Lanjutan)
3. Hasil Analisis Tembaga Setelah Ditambahkan Larutan Standar Tembaga Sebanyak 3 mL (Konsentrasi 10µg/mL)
No.
Berat Sampel
(g)
Absorbansi
Kandungan Mineral (mg/100g)
Kandungan Mineral+La
rutan Baku (mg/100g)
Kadar Larutan
Baku (mg/100g)
Perolehan kembali
(%) 1. 10,0310 0,0646 0,6345 0,9856 0,2991 116,78 2. 10,0270 0,0644 0,6423 0,9829 0,2992 115,84 3. 10,0413 0,0642 0,6340 0,9786 0,2988 114,56 4. 10,0162 0,0642 0,6365 0,9811 0,2995 115,13 5. 10,0283 0,0638 0,6344 0,9739 0,2992 112,83 6. 10,0290 0,0630 0,6364 0,9753 0,2991 113,34 ∑
X
60,3239 10,0540
0,3842 0,0640
3,8181 0,6364
5,8774 0,9796
1,7948 0,2991
Lampiran 20. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Besi, Magnesium dan Tembaga dalam Sampel
1. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kandungan Mineral Besi
Persamaan Regresi : Y = 0,021411 X + 0,0022
5091 , 9 021411 , 0 0022 , 0 -0,2058 = = X
Konsentrasi Besisetelah ditambahkan larutan baku = 9,5091µg/mL
g mg g x mL x g mL x x CF 100 / 7394 , 4 / µg 3939 , 47 1 50 0320 , 10 / µg 5091 , 9 n Pengencera Faktor ) (mL Volume (g) sampel Berat (µg/mL) i Konsentras = = = =
Kadar sampel sebelum ditambah larutan standar (CA) =3,1124mg/100g Kadar sampel setelah ditambah larutan standar (CF) = 4,7394mg/100g Berat sampel rata-rata uji recovery = 10,0346 g Kadarlarutan standar yang ditambahkan (C*A)
Lampiran 20 (Lanjutan)
2. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kandungan Mineral Magnesium
Persamaan Regresi : Y = 0,56345 X + 0,0025
9852 , 0 56345 , 0 0025 , 0 -5582 0, = = X
Konsentrasi Magnesium setelah ditambahkan larutan baku =0,9852µg/mL
g g x mL x g mL x x CF 100 / mg 3054 , 98 / µg 0542 , 983 200 50 0320 , 10 / µg 9852 , 0 n Pengencera Faktor ) (mL Volume (g) sampel Berat /mL) (µg i Konsentras = = = =
Kadar sampel sebelum ditambah larutan standar (CA) =64,3332mg/100g Kadar sampel setelah ditambah larutan standar (CF) = 98,3054mg/100g Berat sampel rata-rata uji recovery = 10,0346 g
Kadarlarutan standar yang ditambahkan (C*A)
Lampiran 20 (Lanjutan)
3. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kandungan Mineral Tembaga
Persamaan Regresi : Y = 0,016649 X – 0,00124
9426 , 3 016649 , 0 00124 , 0 + 0644 0, = = X
Konsentrasi Tembagasetelah ditambahkan larutan baku = 3,9426µg/mL
g g x mL x g mL x x CF 100 / mg 9830 , 0 / µg 8299 , 9 1 25 0270 , 10 / µg 9426 , 3 n Pengencera Faktor ) (mL Volume (g) sampel Berat /mL) (µg i Konsentras = = = =
Kadar sampel sebelum ditambah larutan standar (CA) =0,6364mg/100g Kadar sampel setelah ditambah larutan standar (CF) = 0,9830mg/100g Berat sampel rata-rata uji recovery = 10,0288 g Kadarlarutan standar yang ditambahkan (C*A)
Lampiran 21. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Besi, Magnesium dan Tembaga dalam Sampel
1. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Besi dalam Sampel
No.
Kadar % Perolehan Kembali
(Xi)
( Xi-X ) ( Xi-X )2
1. 108,8 3,7167 13,8136
2. 99,7 -5,3833 28,9803
3. 102,1 -2,9833 8,9003
4. 99,4 -5,6833 32,3003
5. 109,7 4,6167 21,3136
6. 110,8 5,7167 32,6803
∑ 630,5 137,9883
X 105,1
2533 , 5
1 -6
9883 , 137
1 -n
) X -(Xi
∑ 2
= = = SD
% 9984 , 4
% 100 1
, 105
2533 , 5
% 100
= = =
Lampiran 21 (Lanjutan)
2. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Magnesium dalam Sampel
No.
Kadar % Perolehan Kembali
(Xi)
( Xi-X ) ( Xi-X )2
1. 103,22 -4,9217 24,2228
2. 109,97 1,8283 3,3428
3. 110,22 2,0783 4,3195
4. 108,20 0,0583 0,0034
5. 108,52 0,3783 0,1431
6. 108,72 0,5783 0,3345
∑ 648,85 32,3661
X 108,1417
5443 , 2
1 -6
3661 , 32
1 -n
) X -(Xi
∑ 2
= = = SD
% 3527 , 2
% 100 1417 , 108
5443 , 2
% 100
= = =
Lampiran 21 (Lanjutan)
3. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Tembaga dalam Sampel
No.
Kadar %
Perolehan Kembali (Xi)
( Xi-X ) ( Xi-X )2
1. 116,78 2,0267 4,1074
2. 115,88 1,1267 1,2694
3. 114,56 -0,1933 0,0374
4. 115,13 0,3767 0,1419
5. 112,83 -1,9233 3,6992
6. 113,34 -1,4133 1,9975
∑ 688,52 11,2527
X 114,7533
5002 , 1
1 -6
2527 , 11
1 -n
) X -(Xi
∑ 2
= = = SD
% 3073 , 1
% 100 7533 , 114
5002 , 1
% 100
= = =
DAFTAR PUSTAKA
Biswas, A.K., Chatli, M.K., Sahoo, J. (2012). Antioxidant potential of curry (Murraya KoenigiiL.) and mint (Mentha spicata) Leaf extract and their effect on colour and oxidative stability of raw ground pork meat during refrigeration storage.Food chemistry 133, 467-472.
Chowdhury, J.U., Bhuiyan, Md. N.I., Yussuf, M. (2008).Chemical composition of the leaf essential oils of Murrayakoenigii (L.) Spreng and Murrayapaniculata (L.) Jack, Bangladesh J Pharmacol. 1 (3): 59-63.
Devi, N. (2010). Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: Buku Kompas. Halaman:94.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman:650, 737.
Ermer, J., dan McB. Miller, J.H. (2005). Method Validation in Pharmaceutical Analysis. Weinheim: Wiley-Vch Verlag GmbH & Co.KGaA. Halaman:250, 253.
Farooqi, A.A., Sreeramu, B.S., Srinivasappa, K.N. (2005). Cultivation of Spice Crops. India: Universities Press (India) Private Limited. Halamana: 150-152
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2008). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan III. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman:298-322.
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Review Artikel. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1 (3): 117, 118, 120, 123, 135.
Harris, D. C. (2007). Quantitative Chemistry Analysis. USA: Craig Bleyer. Halaman: 455
Jarald, E.E., Sheeja, E., Parial, S., Arya, H., Bajpai, A., Nahata, B.R. (2008). Morphoanatomy of stems of Murraya koenigii Spreng.Journal of Biological Sciences.8 (3): 654-658.
Kee, Joyce L. (1996). Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC. Halaman: 179, 184.
Khopkar, S.M. (1984). Basic Concepts of Analytical Chemistry. Penerjemah: Saptoraharjo, A., dan Nurhadi, A. (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press. Halaman: 81, 296.
Lawal, H., Atiku, M.K., Khelpai, D.G., Wannang, N.N. (2008). Hypoglycemic and hypolipidaemic effect of the aqueous leaf extract of murraya koenigii in normal and alloxan-diabetic rats. Journal of physiological Sciences. 23 (1-2): 37-40
Lieberman, S., dan Bruning. N. (2001). The Real Vitamin and Mineral Book. 4th Edition. USA: Pinguin Group. Halaman: 16, 199.
LIPI. (2015). Pusat Penelitian Biologi. Herbarium Bogoriense. Bogor
Mayes, A.P. (2000). Nutrition. Dalam: Harper’s Biochemistry. Edisi 25. Muray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., Rodwell, V. W. (2000) Penerjemah: Hartono, A. Editor: Bani, A.P., dan Sikumbang, T.M.N. (2003). Biokimia Harper. Edisi dua puluh lima. Jakarta: EGC. Halaman:627-628.
Poedjiadi,A. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press. Hal. 420
Rand, M. L., dan Murray, R. K. (2000). Plasma Protein, Imunoglobulin, and blood Coagulation.Dalam: Harper’s Biochemistry. Edisi 25. Muray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., Rodwell, V. W. (2000) Penerjemah: Hartono, A. Editor: Bani, A.P., dan Sikumbang, T.M.N. (2003). Biokimia Harper. Edisi dua puluh lima. Jakarta: EGC. Halaman:706-708.
Singh, S., Omre, P.K., dan Mohan, S.M. (2014). Curry Leave(Murraya koenigii Linn. Sprengal)A Miracle Plant. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 4(1): 46-52.
Subramanian, R., Gayathri, S., Rathnavel, C., dan Raj, V. (2012).Analysis of Mineral and Heavy Metals in some Medicinal Plants Colllected from Local Market. Review Atrikel. Asian Pasific Journal of Tropical Biomedicine. Department of Chemistry Periyar University. India.2(1):74-77.
Suttle, N. F. (2010). Mineral Nutriton of Livestock. 4th Edition. UK: CABI. Halaman: 3, 92
Svehla, G. (1979). Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. Bagian I. Penerjemah: Hadyana Pudjaatmaka. (1990). Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Penerbit Kalman Media Pustaka. Halaman: 262, 263,301,307.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diLaboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU. 3.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kari (Murraya koeningii (L.) Spreng)yang diambil secara purposifpada pekarangan rumah di
Jalan Tempua kawasan kota Medan. Sampel tersebut terdiri dari daun kari segar dan daun kari rebus.
3.3 Bahan dan Alat 3.3.1. Bahan-bahan
Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisis keluaran E. Merck kecuali disebutkan lain yaitu asam nitrat 65% v/v, larutan standar (magnesium, besi dan tembaga) serta akua demineralisata (Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU).
3.3.2. Alat-alat
3.4 Pembuatan Pereaksi 3.4.1 Larutan HNO3 (1:1)
Diencerkan sebanyak 50 mL larutan HNO3 65%dengan 50 mL aquademineralisata (Ditjen POM., 1979).
3.4.2 Larutan Kuning Titan0,1% b/v
Dilarutkan 0,1 g titan yellow dalam 100 ml aquadest (Svehla,1979). 3.4.3 Larutan NaOH 2 N
Sebanyak 80,02 g Natrium hidroksida dilarutkan dalam aquadest hingga 1000 ml (Ditjen POM., 1979)
3.4.4 Larutan NH4CNS 0,1 N
Dilarutkan 8 g ammonium tiosianat dalam air hingga 1000 ml (Ditjen POM., 1979)
3.4.5 Larutan NH4OH 1 N
Ammonium hidroksida 25% b/b sebanyak 7,4 ml diencerkan dalam 100 ml akuades (Ditjen POM., 1979)
3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Pengambilan Sampel
3.5.2 Penyiapan Sampel a. Daun Kari Segar
Dibersihkan sebanyak 1 kg daun kari yang segar dari pengotoran, dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian dicuci kembali dengan akua demineralisata dan ditiriskan. Selanjutnya dikeringkan dengan cara diangin-anginkan selama ± 1 jam, lalu dipotong-potong kira-kira ± 1 cm dan dihaluskan denganblender.
b. Daun Kari Rebus
Dibersihkan sebanyak 1 kg daun kari yang segar dari pengotoran, dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian dicuci kembali dengan akua demineralisata dan ditiriskan kemudian direbus dengan akua demineralisata sampai mendidih selama 10 menit pada suhu 80-100°C. Selanjutnya diangkat dan ditiriskan kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan selama ± 2 jam sampai daun benar-benar kering, lalu dipotong-potong kira-kira ± 1 cm dan dihaluskan denganblender.
3.5.3 Proses Destruksi
suhu tanur sampai 500°C. Pengabuan dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dingin, kemudian dipindahkan ke desikator.
3.5.4 Pembuatan Larutan Sampel
Dilarutkan sampel hasil destruksi dengan 5 mL HNO3 dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dibilas krus porselen hingga tiga kali, kemudian larutan dicukupkan dengan akua demineralisata hingga garis tanda (Horwitz, 2000). Kemudian disaring filtratnya dengan kertas Whatman No.42,dibuang 5 mL filtrat pertamauntuk menjenuhkan kertas saring, kemudian ditampung filtrat selanjutnyadalam botol. Filtrat ini digunakan sebagai larutan sampel untuk dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.
3.5.5 Analisis Secara Kualitatif 3.5.5.1Magnesium
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml larutan sampel, ditambah 5-6 tetes NaOH 2 N dan 3 tetes pereaksi Titan yellow(0.1% b/v). Dihasilkan endapan atau larutan warna merah (Svehla, 1979).
3.5.5.2Besi
a. Menggunakan larutan K4Fe[(CN)6] 2N
Diteteskan sebanyak 1-2 tetes larutan sampel hasil destruksi pada plat tetes, kemudian ditetesi dengan larutan Kalium heksasianoferat (II) 2 N. Terbentuk endapan berwarna biru tua (Svehla, 1979)
b. Menggunakan larutan NH4SCN 0,1 N
3.5.5.3Tembaga
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan sampel hasil destruksi, tambahkan 5 tetes ammonium hidroksida 1 N terbentuk endapan biru (Svehla, 1979).
3.5.6 Analisis Secara Kuantitatif
3.5.6.1Pembuatan Kurva Kalibrasi Magnesium
Dipipet larutan baku magnesium(1000 µg/mL) sebagai LIB I (larutan induk baku I) sebanyak 1 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL dan dicukupkan dengan akua demineralisata hingga garis tanda(konsentrasi 10 µg/mL) digunakan sebagai LIB II (larutan induk baku II). Dari larutan LIB II tersebut (10 µg/mL) dipipet masing-masing0,5 mL; 1,0 mL; 1,5 mL; 2,0 mL dan 2,5 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dan dicukupkan dengan akua demineralisata hingga garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi berturut-turut 0,2 µg/mL; 0,4 µg/mL; 0,6 µg/mL; 0,8 µg/mL dan 1,0µg/mL. Kemudian diukur kurva kalibrasi magnesiumpada panjang gelombang 285,2 nm dengan tipe nyala udara-asetilen (Gandjar dan Rohman, 2008).
3.5.6.2Pembuatan Kurva Kalibrasi Besi
dengan akua demineralisata hingga garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi berturut-turut 2,0 µg/mL; 4,0 µg/mL; 6,0 µg/mL; 8,0 µg/mL dan 10,0 µg/mL. Kemudian diukur kurva kalibrasi besipada panjang gelombang 248,3 nm dengan tipe nyala udara-asetilen (Gandjar dan Rohman, 2008).
3.5.6.3Pembuatan Kurva Kalibrasi Tembaga
Dipipet larutan baku tembaga(1000 µg/mL) sebagai LIB I (larutan induk baku I) sebanyak 5 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan dengan akua demineralisata hingga garis tanda(konsentrasi 100 µg/mL) digunakan sebagai LIB II (larutan induk baku II). Dari larutan LIB II tersebut (100 µg/mL) dipipet masing-masing0,5 mL;1,0 mL;1,5 mL; 2,0 mL dan 2,5 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan dengan akua demineralisata hingga garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi berturut-turut 1,0 µg/mL; 2,0 µg/mL; 3,0 µg/mL; 4,0 µg/mL dan 5,0µg/mL. Kemudian diukur kurva kalibrasi tembagapada panjang gelombang 324 nm dengan tipe nyala udara-asetilen(Gandjar dan Rohman, 2008).
3.5.6.4Penetapan KadarMineralMagnesium
Konsentrasi magnesium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
3.5.6.5Penetapan Kadar MineralBesi
Larutan sampel(daun kari segar dan daun kari rebus) dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan dengan akua demineralisatahingga garis tanda. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan diatur metodenya, dimana pengujian kadar Besi dilakukan pada panjang gelombang 248,3 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan bakubesi. Konsentrasi besi dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. 3.5.6.6Penetapan Kadar MineralTembaga
Larutan sampel (daun kari segar dan daun kari rebus) dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dan dicukupkan dengan akua demineralisatahingga garis tanda. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan diatur metodenya, dimana pengujian kadar tembaga dilakukan pada panjang gelombang 324 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan bakutembaga.
3.5.7 Perhitungan Kadar Besi, Magnesium dan Tembaga dalam Sampel
Kadar besi, magnesium dan tembaga dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Kadar (µg/g) = C × V × Fp W
Keterangan: C = konsentrasi logam dalam larutan sampel (µg/mL) V = volume larutan sampel (mL)
3.5.8 Analisis Data Secara Statistik
Menurut Gandjar dan Rohman (2008), besi, magnesium dan tembaga yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel diuji secara statistik dengan cara menghitung standar deviasi menggunakan rumus sebagai berikut:
��=�∑(Xi−X�)
2
n−1
Keterangan: Xi = kadar sampel
�� = kadar rata-rata sampel N = jumlah pengulangan
Kadar yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing ke enam larutan sampel diuji secara statistik dengan uji t.
Dengan adanya uji t maka dapat diketahui data ditolak atau diterima dan dapat dihitung dengan menggunankan rumus sebagai berikut
Thitung =
n / SD
X -Xi
Hasil pengujian atau nilai thitung yang diperoleh ditinjau terhadap tabel distribusi t, apabila thitung >ttabel maka data tersebut ditolak.
Menurut Sudjana (2002), untuk mengetahui kadar besi, magnesium dan tembaga di dalam sampel dengan interval kepercayaan 99%, α = 0.05, dk = n-1, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
μ=��±�(1 2�, ��)
t = harga t tabel sesuai (dk = n-1) α = tingkat kepercayaan
SD = standar deviasi n = jumlah perlakuan
3.5.9 Validasi Metoda Analisis 3.5.9.1Uji Kecermatan (Accuracy)
Menurut Harmita (2004), kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Uji kecermatan (accuracy) dilakukan dengan metode adisi (penambahan baku). Metode adisi (penambahan baku) dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode tersebut. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan tadi dapat ditemukan.
Kadar analit dalam metode penambahan baku dapat dihitung sebagai berikut:
� �+� =
�1
�2
Keterangan:
C = kadar analit dalam sampel
S = kadar analit yang ditambahkan pada sampel R1= respon yang diberikan sampel
% Perolehan Kembali =(CF−CA) C∗A
× 100%
Keterangan:
CA = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku
CF = konsentrasi sampel setelah penambahan baku
C∗A = konsentrasi analit yang ditambahkan
3.5.9.2 Penentuan Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation)
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Penentuan batas deteksi ini ditentukan dengan mendeteksi analit dalam sampel (Harmita, 2004).
Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitasi terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama (Harmita, 2004).
Batas deteksi dan batas kuantitasidapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Simpangan Baku =�∑(Y−Yi )2
n−2
Batas Deteksi (LOD) =�����3��
Batas Kuantitasi ((LOQ) =10�������
3.5.9.3Uji Keseksamaan (Presisi)
Menurut Harmita (2004), Keseksamaandiukur sebagai simpangan bakuatau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Adapun rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah:
Keterangan : �� = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi
RSD = Relative Standard Deviation(koefisien variasi)
3.5.9.4Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel
Dalam penelitian biasanya menggunakan dua sampel atau lebih sebagai objek penelitiannya. Sampel-sampel tersebut dibandingkan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan setelah sampel-sampel tersebut diberi perlakuan berbeda. Oleh karena itu dilakukan uji perbedaan nilai rata-rata antar sampel.
Menurut Sudjana (2002), Prinsip pengujian beda nilai rata-rata adalah melihat ada atau tidaknya perbedaan variasi kedua kelompok data dengan menggunakan rumus:
�� =�1
2
�21
Keterangan:
Fo = beda nilai yang dihitung
�2 = standar deviasi sampel 1 (mg/100 g)
�2 = standar deviasi sampel 2 (mg/100 g)
Apabila dari hasilnya diperoleh Fo tidak melewati nilai kritis F, maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus:
t� = (X�1−X�2) Sp�1 n⁄ 1+ 1 n⁄ 2
S�= �(n1−1)S1
2+ (n
2− 1)S22
n1 + n2− 2
Keterangan:
��1 = kadar rata-rata sampel 1
��2 = kadar rata-rata sampel 2
�1 = jumlah perlakuan sampel 1
�2 = jumlah perlakuan sampel 2
Jika Fo melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus:
t� = (X�1−X�2)
Sp X �S12
n1
� + S22
n2
�
Keterangan:
��1 =kadar rata-rata sampel 1
��2 = kadar rata-rata sampel 2
S1 = standar deviasi sampel 1 S2 = standar deviasi sampel 2 �1 = jumlah perlakuan sampel 1
�2 = jumlah perlakuan sampel 2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh bagian Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah daun kari dengan jenis Murraya koenigii (L.) Spreng dari suku Rutaceae.Hasil identifikasi tumbuhan
dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 41. 4.2 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengidentifikasi mineral besi, magnesium dan tembaga, data analisis dapat dilihat padaTabel 4.1 berikut:
Tabel4.1Hasil AnalisisKualitatif pada Daun Kari
No Mineral Pereaksi Hasil Reaksi Hasil
1 Besi
K4{Fe(CN)6}22N ↓ Biru + NH4SCN 0,1 N
Larutan warna
merah +
2 Magnesium NaOH 2 N + Titan yellow (0,1% b/v).
↓ merah/larutan
merah +
3. Tembaga NH4 OH 1 N ↓ Biru +
Keterangan : + = mengandung mineral
tiosianat (NH4SCN) 0,1Nterbentuk larutan berwarna merah, Sampel dinyatakan positif mengandung mineral magnesium karena menghasilkan endapan merah atau larutan merah dengan penambahan NaOH 2N dan titan yellow (0,1% b/v). Sampel dinyatakan positif mengandung mineral tembaga karena dengan penambahan ammonium hidroksida (NH4OH) 1N terbentuk endapan warna biru (Svehla, 1979).
4.3 Analisis Kuantitatif
4.3.1 Kurva Kalibrasi Besi, Magnesium dan Tembaga
Kurva kalibrasi besi, magnesium dan tembaga diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan baku besi, magnesium dan tembagasecara berurutan pada panjang gelombang 248,3 nm; 285,2 nm dan 324 nm. Dari pengukuran kurva kalibrasi masing-masing diperoleh persamaan regresi yaituY=0,021411 X + 0,0022untukbesi; Y=0,56345X + 0,0025untukmagnesiumdan Y= 0,016649X – 0,00124untuktembaga.Kurva kalibrasi larutan baku besi, magnesium dan tembagadapat dilihat pada Gambar 4.1.
a. Kurva Kalibrasi Besi
Konsentrasi (µg/ml) 0,00
0,05 0,10 0,15 0,20 0,25
0 2 4 6 8 10
0,9998 1-Fe 248,3
b. Kurva Kalibrasi Magnesium
Konsentrasi (µg/ml)
c. Kurva Kalibrasi Tembaga
[image:80.595.139.503.152.550.2]Konsentrasi (µg/ml)
Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Secara Spektrofotometri Serapan Atom
Berdasarkankurva kalibrasi pada Gambar 4.1, diperolehnilai koefisienkorelasi (r) masing-masing dari kurva kalibrasi yaitu besisebesar 0,9998; magnesium sebesar 0,9998 dan tembaga sebesar 0,9998. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang linear antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x). Karena semua kurva kalibrasi mineral memenuhi nilai r ≥ 0,997 (Ermer dan McB. Miller, 2005).
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
0,9998 1-Mg 285,2
ABS
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
0 1 2 3 4 5
0,9998 1-Cu 324,8
4.3.2 Penetapan Kadar Mineral Besi, Magnesium dan Tembaga pada Sampel
Sampel yang digunakan pada pengujian kadar mineral besi, magnesium dan tembagaadalah daun kari yang terdiri dari daun kari segar dan daun kari rebus.Sampel daun kari dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 42.
Penetapan kadar mineral besi, magnesium dan tembagadilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom. Sumber nyala yang digunakan adalah Udara-Asetilen (UA) dengan suhu nyala 2200°C yang dapat mengatomisasi hampir semua elemen.
Konsentrasi mineralbesi, magnesium dan tembaga pada sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi pada kurva kalibrasimasing-masing mineral tersebut. Data h