• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dalam Memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Medan Tembung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dalam Memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Medan Tembung"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Djoko Sudantoko (2002). Koperasi, Kewirausahaan dan

Usaha Kecil. Jakarta, Rineka Cipta Arsyad, Lincoln (1999).

Hafsah, Mohammad Jafar (2004). Upaya Pengembangan Usaha Kecil Menengah. Infokop No. 25 Tahun 1995.

Irianto. Jusuf. 1996. Industri Kecil Dalam Perspektif dan Pengembangan. Surabaya. UA Press.

Kartasasmita, Ginanjar (1996). Pemberdayaan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta, Cides.

Nasution. A. H. 1994. Memenuhi Panggilan Tugas. Jilid 2B. Jakarta : CV. Haji Masagung.

Prawiro, Kusumo. 2001. Ekonomi Rakyat: Konsep, Kebijakan, dan Strategi. Yogyakarta: BPFE.

Singarimbun, Masri, Sofyan Effendi. 2008. Metode penelitian Survai. Jakarta : LP3S

Sjaifudin, Hetifah (1995). Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Bandung, Yayasan Akatiga.

Soekanto. Soerjon. 2003 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Halaman 243.

Tambunan, Tulus (2000). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Beberapa Isu Penting. Jakarta, Salemba Empat.

Tohar, M (2002). MembukaUsaha Kecil. Jakarta, Kanisius.

Wrihatnolo, Randi. R. & Dwidjowijoto, Riant Nugroho, 2007. Manajemen

Pemberdayaan: Jakarta: Elexmedia Komputindo.

Peraturan Perundang-undangan :

Keputusan Menteri No. 254/MPR/KEP/7/97 tentang Kriteria Industri Menteri Perindudtrian dan Perdagangan RI Kecil dan Dagang Kecil dilingkungan Depperindag.

Keputusan menteri perindustrian dan pedagangan RI No. 105/MPP/KEP/10/99 tentang Tata cara pemberian izin usaha industri, izin perluasan dan tanda daftar industri (TDI).

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 105/MPR/KEP/2/98 tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan.

(2)

Undang – Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (LN tahun 1984. No. 22 TLN No. 3274).

Undang –Undang No. 9 Tahun 1995 tentang usaha Kecil (LN Tahun 1995 No. 74, Tambahan LN. No. 3611).

UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menenga.

Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan Ri No. 289/MPP/KEP/10/00 tentang ketentuan Standar Pemberian Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP). Sumber Internet :

http://pemkomedan.go.id/new/hal-dinas-perindustrian--perdagangan.html#ixzz3tcsKdtr8

Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Diakses 7 Oktober 2014 http://bappenas.go.id/getfile-server-node/5226/.

Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi. Yogyakarta, BPFE Eko,

Dermawan (2011).Melalui:http://kpmbwi.blogspot.com/2012/08/Akar Penyebabdan Permasalahan. html [Diakses pada hari senin 23 Desember 2013 Pukul 21.00 Wib]

Sumber Berita: www.pemkomedan.go.id

(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Sejarah Singkat Kecamatan Medan Tembung

Kecamatan Medan Tembung adalah salah satu dari 21 Kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Tembung terletak di wilayah Timur Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :

a) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai d) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

(4)

Kecamatan Medan Tembung mempunyai 7 kelurahan yakni :

1) Indra Kasih 2) Sidorejo Hilir 3) Sidorejo 4) Bantan Timur 5) Bandar Selamat 6) Bantan

7) Tembung

3.2. Batik Motif Medan dan Sejarah Lembaga Pelatihan Keterampilan

Batik Motif Medan awalnya diprakarsai oleh seorang wanita pensiunan Pegawai Negeri Sipil pada awal tahun 2008 tepatnya yaitu Hj. Nurcahaya Nasution (66 tahun). Awalnya sebelum disahkan oleh Dinas Koperasi, batik tersebut bernama Batik Medan. Bekal awal dengan pengetahuan yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan membatik yang diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional ( DEKRANAS) di Jawa selama dua minggu, serta modal dari hasil tabungan dan uang pensiunan, maka Ibu ini berani membuka sebuah unit industri rumah yang bergerak di bidang kerajinan produksi batik.

(5)

Sumatera Utara. KemudiaN rumah batik yang pertama didirikan, yaitu Batik Medan kini berubah menjadi rumah Batik Motif Medan yang kemudian hingga sekarang dipegang oleh menantunya serta menjadi miliknya.

Sedangkan Ibu tersebut membuka rumah industri batik baru yang tidak jauh dari rumah industri batik yang pertama, yaitu masih di kelurahan Medan Tembung. Namun namanya telah berubah menjadi Batik Motif Sumatera Utara. Jadi Batik Motif Sumatera Utara merupakan bagian perkembangan dari Batik Motif Medan. Adapun perbedaan antara rumah Batik Motif Medan dengan Batik Motif Sumatera Utara adalah terletak pada motif batik yang diproduksi. Di mana, motif pada Batik Sumatera Utara lebih luas daripada pada Batik Motif Medan. Seperti yang beliau katakan, “motif yang tidak ada disana (Batik Motif Medan), ada di sini Nak, itulah bedanya”.

(6)

3.3. Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan

3.3.1. Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan merupakan salah satu Instansi. Pemerintah Kota Medan yang melaksanakan tugas pelayanan publik dalam bidang perindustrian dan perdagangan. Seiring dengan bergulirnya reformasi maka terjadi perubahan diberbagai bidang kehidupan, tak terkecuali dalam bidang pemerintahan yakni diberlakukannya otonomi daerah. Diberlakukannya otonomi daerah ini berimbas kepada terjadinya perubahan lembaga pelayanan.

Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 dan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Medan, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah salah satu unit kerja pemerintah Kota Medan yang terdiri dari gabungan eks Departemen Perdagangan Kodya Medan dengan Kantor Departemen Perindustrian Kodya Medan (Gabungan dari eks kantor Departemen Perdagangan dan eks kantor Departemen Perindustrian pada tahun 1996).

3.3.2. Stuktur Organisasi Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan

(7)

mana wewenang seorang pegawai sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat lebih efisien dan akan mengurangi terjadinya penyimpangan terhadap tujuan perusahaan dan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut.

3.3.3 Bidang-bidang Kerja

Tugas dan fungsi dari setiap bagian dalam struktur organisasi dinas perindustrian dan perdagangan kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Kelapa Dinas

Kepala Dinas bertugas untuk :

a) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang perindustrian dan perdagangan.

b) Melaksanakan pemberian bimbingan, pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan industri dan perdagangan.

c) Menyelenggarakan perlindungan konsumen.

d) Menetapkan tera dan tera ulang, alat ukur, tukar, timbang dan perlengkapan (UTTP).

e) Menyelenggarakan kerjasama dibidang industri dan perdagangan

f) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang dan tugasnya.

g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah

2. Bagian Tata Usaha

(8)

a) Sub bagian Kepegawaian b) Sub bagian Keuangan c) Sub bagian Umum d) Sub bagian perlengkapan

Tugas bagian Tata Usaha :

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas pokok Disperindag di bidang Ketatausahaan yang meliputi pengolahan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan kerumah tanggan dan urusan umum lainnya.

Fungsi bagian Tata Usaha :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Mengelola urusan perlengkapan, kerumah tanggan dan pengadaan barang. c) Mengelola urusan administrasi kepegawaian.

d) Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta penyusunan laporan keuangan.

e) Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya.

f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugas.

3. Sub Dinas Perencanaan

Pada Sub Dinas Perencanaan mencakup beberapa sub, yaitu :

(9)

b) Seksi Penyusunan Program Perdagangan. c) Seksi Data dan Informasi.

d) Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

Tugas Sub Dinas Perencanaan adalah melaksanakan tugas-tugas dibidang perencanaan perusahaan

Fungsi Sub Dinas Perencanaan Adalah:

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Mempersiapkan dan merumuskan rencana produksi dan mengkoordinasikan dengan unit terkait.

c) Mengumpulkan, merumuskan kebijakan, dan mrncata hasil perindustrian dan perdagangan.

d) Mempersiapkan, merumuskan dan menyusun laporan kegiatan pelaksanaan program kerja dinas.

e) Mengevaluasi, menganalisa dan menyusun laporan kegiatan pelaksanaan program kerja dinas.

f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang dan tugasnya.

4. Sub Dinas Perindustrian

Pada Sub Dinas Perindustrian mencakup beberapa sub, yaitu:

a) Seksi Agro dan Hasil Hutan

(10)

d) Seksi Pengembangan dan Pembinaan

Tugas Sub Dinas Perindustrian:

Melaksanakan tugas di bidang perindustrian yang meliputi pembinaan dan pengembangan sarana usaha serta peningkatan mutu hasil produksi.

Fungsi Sub Dinas Perindustrian adalah:

a) Menyusun kegiatan kerja

b) Memberikan bimbingan teknis untuk peningkatan usaha, produksi dan melaksanakan penerapan standar dan penerapan teknologi serta melaksanakan pengawasan diversifikasi dan mutu bidang agro dan hasil hutan, industri kimia, tekstil dan tambang, logam elektronika, mesin dan perekayasaan.

c) Membina dan mengembangkan usaha dan produksi serta melaksanakan hubungan kerjasama dengan mitra usaha industri.

d) Memberikan pelayanan penerbitan izin bidang industri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

e) Memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan bidang perindustrian. f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

5. Sub Dinas Industri dan Menengah

Pada Sub Dinas Industri Kecil dan Menengah mencakup beberapa sub, yaitu :

(11)

c) Seksi Iklim Usaha

d) Seksi Industri dan Dagang Informal

Tugas Sub Dinas Industri Kecil dan Menengah :

Melaksanakan sebagian tugas sub Dinas di bidang Industri dan Dagang Kecil dan Menengah.

Fungsi Sub Dinas Industri Kecil dan Menengah :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja

b) Menyusun petunjuk teknis pembinaasn kegiatan dibidang usaha Industri Kecil dan Menengah, dagang kecil dan menengah serta industri dagang formal.

c) Mempersiapkan pembinaan bidang iklim usaha.

d) Melaksanakan bimbingan dalam mengembangkan sarana usaha, produksi di bidang usaha Industri Kecil dan Menengah, Dagang Kecil dan Menengah serta Industri dan Dagang Formal.

e) Melaksanakan pemantauan dibidang Industri Dagang Kecil dan Menengah.

f) Menciptakan kerjasama dengan dunia usaha dibidang Industri Dagang Kecil dan Menengah.

6. Sub Dinas Perdagangan

Pada Sub Dinas Perdagangan mencakup beberapa sub, yaitu :

(12)

c) Seksi Metrologi

d) Seksi Pembinaan dan Pengembangan.

Tugas Sub Dinas Perdagangan :

Melaksanakan tugas dibidang perdagangan yang meliputi pembinaan dan pengembangan kegiatan perusahaan baik ekspor maupun impor.

Fungsi Sub Dinas Perdagangan adalah :

a) Menyusun kegiatan rencana kerja.

b) Mempersiapkan pembinaan petunjuk teknis bidang kegiatan usaha perdagangan.

c) Memberikan pelayanan penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan.

d) Menerbitkan Tanda Daftar Perusahaan dan penyajian data dan informasi serta melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran tindak pidana Wajib Daftar Perusahaan.

e) Melaksanakan pemantauan, penyaluran barang dan jasa serta fasilitas distribusi bahan-bahan pokok.

f) Melaksanakan penolakan standard alat ukur, takar, timbang dan perlengkapan dan melaksanakan pengawasan barang dalam keadaan terbungkus.

g) Menerbitkan Angka Pengenal Import dan Surat Keterangan Asal serta Tanda Daftar Gudang.

h) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.

(13)

j) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

7. Sub Dinas Pengawasan

Pada Sub Dinas Pengawasan mencakup beberapa sub, yaitu :

a) Seksi Perlindungan Konsumen b) Seksi Pengawasan Perindustrian. c) Seksi Pengawasan Perdagangan. d) Seksi Penyuluhan dan Promosi.

Tugas Sub Dinas Pengawasan :

Melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang pengawasan meliputi pengawasan dan perlindungan terhadap konsumen serta memberikan penyuluhan.

Fungsi Sub Dinas Pengawasan adalah :

a) Menyusun rencana kegiatan kerja.

b) Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan perindustrian dan perdagangan.

c) Melaksanakan pengawasan pencemaran usaha perindustrian dan perdagangan.

d) Melaksanakan kegiatan pameran dan promosi hasil-hasil perindustrian dan perdagangan di dalam negeri dan diluar negeri.

e) Melaksanakan sosialisasi, penyuluhan peraturan perundang-undangan perindustrian dan perdagangan serta penerbitan Izin Gangguan.

(14)

g) Memberikan laporan kegiatan yang dilaksanakan kepada Kepala Dinas. h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas yang

sesuai dengan bidang tugasnya.

3.3.4. Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

3.3.4.1. Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan adalah unsur pelaksanaan Pemerintah Kota Medan dalam bidang perindustrian dan perdagangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

Dalam rencana strategi ini ditetapkan visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, adalah “Terwujudnya Kota Medan sebagai Pusat Industri, Perdagangan dan Jasa yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan”.

Dengan pembinaan UKM yang berkesinambungan terutama peningkatan SDM para pegusaha menjadi sangat penting dimana pada era globalisasi dengan sistem teknologi informasi yang mau tidak mau harus dihadapi dan daya saing akan semakin tajam dimana AFTA 2003 merupakan tantangan bagi perekonomian global yang telah diambang pintu. Dalam pengembangan Perdagangan Industri Internasional terutama IMT-GT sangat mendukung perekonomian kota Medan sebagai pusat perindustrian dan perdagangan Indonesia Wilayah Barat.

(15)

Dampak dari semua kegiatan bisnis ini akan dapat merangsang dan memotivasi serta mobilitas para pengusaha UKM di kota Medan dalam Meningkatkan mutu, daya saing, desain dan produktivitas industri kecil dan menengah sebagai penggerak pembangunan serta pemberdayaan ekonomi rakyat yang menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi Kota Medan menuju kota Metropolitan.

3.3.4.2. Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

Dalam penjabaran visi Disperindag Kota Medan tersebut diatas maka ditetapkan pula misi sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan sebagai upaya untuk mempercepat proses pertumbuhan di sektor industri dan perdagangan.

b. Peningkatan peran pasar dalam negeri dengan pola perdagangan yang makin meluas dan mantap.

c. Terciptanya iklim usaha industri dan perdagangan yang kondusif dalam upaya mempercepat proses pembangunan ekonomi di Kota Medan.

d. Pengembangan pasar luar negeri melalui peningkatan ekspor non migas.

(16)

Sasaran pembangunan sektor industri adalah peningkatan dan pengembangan industri yang mempunyai daya saing kuat dengan mengelola sumber daya alam daerah Sumatera Utara terutama hasil pertanian/agro industri peningkatan dan kemajuan rancangan pembangunan melalui inovasi teknologi dan kegiatan penelitian terapan.

(17)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

4.1. Pengertian Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang disajikan harus sederhana, jelas agar mudah dibaca. Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan dan lain-lain.

Dalam penelitian ini peneliti akan membuat laporan hasil penelitian yang telah dilakukan secara langsung terjun kelapangan, wawancara dan membuat dokumentasi.

4.2. Peranan Pemerintah Daerah

Seperti yang telah dikatakan Sjaifudin (1995:66-75), peranan pemerintah disini yang akan diterapkan dalam upaya pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah Peningkatan Kemampuan finansial, pengembangan pemasaran, pengembangan sumber daya manusia, strategi pengaturan dan pengendalian.

(18)

dan Pengembangan untuk menanyakan hal tersebut diatas yang diterapkan di Kecamatan Medan Tembung pada tanggal 16 Maret 2016 di kantor beliau yaitu :

Bagaimana peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kota Medan dalam memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Kecamatan Medan Tembung ?

Jadi sebenarnya banyak peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Medan seperti membuat seminar. Kemarin itu ada seminar produk.

Dimana produk itu biar berkembang, itu salah satunya. Agar dikenal

dimana seorang pelaku Usaha kecil Menengah mengerti tentang

manajemen soal pembukuan-pembukuan, jangan nanti mereka berusaha

tapi gak ngerti mengelolanya. Dan salah satunya lagi yang paling berperan

memberikan pendidikan tentang berdagang secara online selama 2 hari.

Secara tidak langsung itu adalah proses pemberdayaan dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. Dan tahun 2010 maaf kalau

saya tidak lupa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan pernah

mengeluarkan modal Cuma kemarin itu di stop oleh Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Medan karena Usaha Kecil Menengah itu sendiri

karena banyak yang tidak mengembalikan kembali bantuan pinjaman modal

tanpa bunga dan agunan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan tersebut.

(19)

Kecil dan Menengah, Khususnya yang ada di Kecamatan Medan Tembung dari sumber yang lain dengan melakukan wawancara bersama Bapak Ir. Deni Mirza. MM selaku Ketua di Lembaga UKM CENTER SUMUT pada tanggal 17 Februari 2016 di Kantor Sekretariat UKM CENTER SUMUT di Jalan Puri No. 18 Kecamatan Medan Kota.

Bagaimana Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan bagi pelaku Usaha ?

Jadi kalau Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan itu perindag

itukan berarti perindustrian dan perdagangan jadi peranan dari dinas itu

cenderung kepada 2 hal yang pertama itu industri kecil, menengah, besar

dan perdagangan. Perdagangan itu cenderung kepada sektor pengusaha

besar. Memang sedikit berbeda leading sektor Usaha Kecil dan Menengah

atau UKM Koperasi. UKM Koperasi semua lini Usaha Kecil dan Menengah

apakah industri, perdagangan, jasa, agrobisnis dan lain sebagainya itu ke

dalam ruang lingkup usaha mikro kecil, UKM tadi. Tapi memang kalau

Dinas Perindustrian dan Perdagangan memang kami fokuskan tentang

industrinya, home indutry dan perdagangan. Sebenarnya di negara ini

urusan usaha mikro, kecil, menengah dan besar adalah leading sectornya di

Dinas atau Kementerian Perindustrian dan Perdagangan . Namun

pemerintahkan punya Kementerian Perindustrian dan Perdagangan di

daerah namanya dinas. Hanya untuk fokusnya umumnya dinas itu

mengayomi yang kelasnya menengah besar. Jadi sebenarnya leading

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan untuk membantu pelaku

(20)

menengah itu lebih cenderung pembinaannya kepada seperti koperasi dan

kementeriannya kementerian koperasi. Maka Dinas Perindustrian dan

Perdagangan di kabupaten/kota cenderung mengayomi sektor industri dan

perdagangan yang notabeni mereka yang pengusaha menengah dan besar.

Mereka sebatas mengayomi dan sebatas nilai APBD. Semua mereka ayomi

yang konsentarsinya UMKM. Dinas, kementerian perindustrian dan

perdagangan cenderung level pembinaannya fokus kepada yang sifatnya

industri dan perdagangan yang melihat kelasnya. Tapi kenyataanya Dinas

Perindustrian dan Perdagangan mengayomi dan memberikan perhatian

kepada sektor yang mikro kecil. Jadi memang terjadi satu tarik-menarik

sesama pemerintah. Kenapa ini terjadi ? Sebenarnya kebingungan

program. Kalau analisa abang dinas kita tidak kreatif karena mereka

melakukan pembinaan yang itu-itu juga. Contohnya ibu Nur Cahaya juga

dibantu dan diayomi Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(DISPERINDAG). Jadi DISPERINDAG merasa oh ibu Nur Cahaya itu

adalah binaan kami, Dinas UKM dan Koperasi bilang juga kamilah

pembina ibu Nur Cahaya, semua mengakui. Kenapa bisa seperti itu ?

karena ibu Nur Cahaya sudah punya nama. Tapi yang melahirkan ibu Nur

Cahaya itulah perpanjangan tangan pemerintah, siapa itu ? itulah Lembaga

UKM CENTER SUMUT. Itulah awalnya karena ibu Nur Cahaya itulah

yang kita ayomi kita kenalkan ke semua dinas, BUMN. Tetapi pemerintah

menganggap itu binaan kami, wajarlah karena itu masyarakat dan

tanggung jawab sekaligus dibawah naungan pemerintah. Tetapi apakah

(21)

sepenuhnya sebatas APBD, Lepas program pameran selesai. Bagaimana

keluhan ibu Nur Cahaya ? “ kami kesulitan terhadap pemasaran kami yang

tidak lancar” itu tidak ada di gubris oleh pemerintah tadi. Maka kita tidak

seperti itu. Lembaga ini dari awal terbentiuk tetap memperhatikan semua

pelaku usaha walaupun nama pemerintahan kita tetap ada tercantum

sebagai pembina UKM silahkan saja. Tetapi yang mendampingi

sepenuhnya adalah lembaga UKM CENTER SUMUT ini. Jadi setelah itu

karena keterbatasan APBD DISPERINDAG Kota Medan memberikan

pelatihan dan lainnya mereka terbatas kerja dengan APBD. Karena

kelanjutannya tidak ada lagi dana yang turun kelapangan.

Selain melakukan wawancara dengan Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si dan Bapak Ir. Deni Mirza, MM peneliti juga melakukan wawancara bersama Ibu Dra. Nur Cahaya yaitu pelaku usaha membatik yang ada di Kecamatan Medan Tembung di kediaman rumahnya.

Untuk peranan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, apakah ibu mengetahui peranan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ?

Saya tidak tahu, pokoknya apa yang saya rasakan dan apa yang dibuat

mereka sama ibu itulah yang ibu tahu sebenarnya apa yang kira-kira ada

hak-hak ibu juga ibu gak tahu. Apa kewajiban ibu itu saja yang ibu tahu.

Palingan perlu mereka untuk pameran segala macam itu saja. Namun

diikutkan di pameran ada juga sekali-sekali tapi kalau untuk keluar negeri

itu kayaknya gak ada,ntah mungkin pelaku usaha yang lainlah batik nggak.

(22)

Kota Medan sendiri pernah dan malah untuk keterlibatan Disperindag

dengan ibu itu, ibu dibawa lomba guguskandalimuto ada BKM Disperindag

bawa kami dulu di tahun 2010 kita menang tingkat SUMUT kita dibawa ke

Lombok. Kemudian di tahun 2015 kita menang tingkat Provinsi kita dibawa

ke Padang dan kita juara tiga untuk Indonesia. Artinya pendeknya

Disperindag, Dinas Koperasi itu adalah membina kita.

Untuk yang pertama kalinya, apa sebenarnya yang melatarbelakangi ibu untuk menjadi seorang pelaku Usaha Kecil Menengah ?

Saya dulu bekerja di Dinas Kesehatan sebagai perawat. Awal mulanya saya

menekuni pekerjaan membatik ini dikarenakan saya menawarkan diri dan

kebetulan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan membuat

pelatihan pada masa itu. Dan pada saat yang bersamaan juga saya sudah

pensiun dari Dinas Kesehatan tersebut. Saya berfikir karena saya sudah

tidak ada pekerjaan lagi jadi saya fikir barang kali bagus juga ini untuk di

kembangkan. Ya Alhadulillah disitulah Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan membuat event pelatihan dan memanggil pelatih

untuk melatih kami. Namun setelah itu berhenti tidak berkelanjutan lagi.

Bagaimana proses Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan itu untuk mengetahuinya ?

Sebenarnya mereka malah, mereka mengetahui ibu deluan, mereka pun

yang mengikutkan ibu peserta pelatihan membatik tahun 2008, Memang

(23)

Apa yang dilakukan Dinas perindustrian dan perdagangan Kota Medan dalam mengembangkan produksi usaha ibu ?

Nah, itu tadi yang ibu bilang kalau keluar negeri belum pernah, hmm itu

saja diikutkan lomba kebetulan kita memang potensi, menang kita maka

keluarlah kita keluar dari Kota Medan itu saja. Upaya untuk

mengembangkan produksi belum pernah dan gak ada. Perkembangan kami

ya mungkin juga ntah tercapai kita gak tahu ntah di pantau dari jarak jauh.

Tetapi setahu kami misalnya ada bantuan seperti peralatan belum pernah.

Ini malah mau kami coba mudah-mudahan berhasil dari Kementrian.

4.3. Proses Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah

Dalam peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2005 ditetapkan kewenangan pemerintah di bidang perkoperasian bertujuan untuk memfasilitasi sistem distribusi bagi pengusaha kecil dan menengah serta memfasilitasi kerjasama bagi pengusaha kecil dengan badan usaha lain. Dilihat dari pengertian pemberdayaan, maka pemberdayaan Usaha kecil dan Menengah (UKM) adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh Usaha kecil dan Menengah (UKM) itu sendiri.

(24)

dan mengatasi permasalahan yang ada. Jadi, ketika agen pengubah, baik yang berasal dari lembaga pemerintah maupun nonpemerintah telah menyelesaikan kebijakan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) tersebut, pemberdayaan usaha kecil dan menengah sebagai suatu proses dapat terus berlangsung.

Hasil wawancara bersama Bapak Zulfikar, SH selaku Kepala Seksi Sarana di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan mengenai pernyataan diatas.

Langkah-langkah apa saja yang harus di tempuh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dalam melakukan pemberdayaan UKM, khususnya para pelaku usaha yang ada di Kecamatan Medan Tembung ?

Salah satunya adalah pelatihan-pelatihan, bahkan nanti setelah pelatihan

itu kita berkeinginan mereka itu bisa membuat lebih dari apa yang

dilatihkan itu. Setelah jadi mereka coba pamerkan. Kami tidak akan tutup

mata kalau ada pelaku UKM yang benar-benar bagus pasti kami akan coba

untuk memperkenalkan hasil produksinya ke daerah-daerah lain dengan

cara dibawa ke pameran-pameran.

Adakah program lain selain program tahunan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan untuk para pelaku UKM ?

Programnya seperti membuat pelatihan-pelatihan, mengikutkan pelaku

UKM ke acara pameran-pameran, memberangkatkan pelaku UKM baik

dalam maupun ke luar negeri seperti Malaysia, Belanda dan lain

sebagainya. Kalau untuk bantuan permodalan kita mengarahkan pelaku

(25)

sekaligus itu menjadi mitra dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Medan.

Pada kesempatan yang sama peneliti juga bertanya kepada Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si mengenai proses pemberdayaan yang telah dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kepada pelaku usaha yang ada di Kecamatan Medan Tembung.

Bagaimana peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kota Medan dalam memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Kecamatan Medan Tembung ?

Dalam rangka pemberdayaan UKM di Kecamatan Medan Tembung kita

sudah mengadakan pelatihan-pelatihan pembuatan souvenir dan

handycrafft, khusus Kecamatan Medan Tembung. Dan ada juga disana

pengrajin kita dalam pembuatan batik, itu kita bawa ke pameran-pamean

yang berrsifat skala Nasional. Jadi UKM yang ada di Kecamatan Medan

Tembung khususnya adalah batik, souvenir dan handycrafft. Dan khusus di

Kecamatan Medan Tembung ada satu pengrajin yaitu yang batik itu dulu

pernah kita bawa magang sampai ke Pekalongan. Untuk pelatihan

pembuatan membatik, yaitu ibu Nur Cahaya namanya.

(26)

Bentuk pelatihannya secara langsung di kantor kecamatan-kecamatan,

bukan Kecamatan Medan Tembung saja. Nah itu sudah kita lakukan

bagaimana cara pembuatan souvenir, langsung di Kantor kecamatannya.

Sesering apa pelatihan-pelatihan tersebut dilakukan bagi para pelaku UKM ?

Pelatihan itu sudah menjadi program tahunan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan, itu sudah masuk menjadi agenda kita. Bukan

saja di Kecamatan Medan Tembung bahkan kecamatan lain juga ada sudah

kita lakukan pelatihan-pelatihan. Baik itu souvenir, handycrafft, mabel, dan

makanan sehat itu juga ada kita buat pelatihan.

Kira-kira dalam setahun itu ada berapa kali pelatihan tersebut dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kepada para pelaku UKM ?

Dalam satu tahun itu untuk Kota Medan, karena kitakan tidak fullkan pada

satu kecamatan saja, itu bisa 4-6 kali dalam setahun pelatihan-pelatihan itu

kita buat secara bergiliran.

Bentuk bantuan seperti apa saja yang sudah diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kepada para pelaku UKM di Kecamatan Medan Tembung ?

Untuk Kecamatan Medan Tembung, kalau saya tidak salah kemarin itu ada

pelatihan mabel. Dalam pelatihan mabel itu alat-alat untuk pelatihan itu di

serahkan, diberikan dalam artian di fasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan

(27)

Bagaimana bentuk sosialisasi yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dalam mengembangkan usaha produksi bagi para pelaku UKM, Khususnya yang ada di Kecamatan Medan Tembung ?

Kalau Kecamatan Medan Tembung itu tadi, pengrajin yang ada disana itu

kita bawa untuk mengikuti pameran-pameran, sebagai sosialisasi bentuk

pengenalan dari hasil produksinya ke masyarakat luas. Dan kemarin juga

pihak kecamatan saya lihat pada saat acara MTQ ada pameran, berarti

Kecamatan Medan Tembung ikut juga berperan, apa-apa produk UKM

yang ada di Kecamatan Medan Tembung di tampilkan mereka di stand

kecamatannya. Nah itu berarti pameran yang dilakukan itu tidak hanya

diluar saja tetapi juga didalam kecamatan itu sendiri.

Kira-kira ada atau tidak sistem pengawasan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan kepada para pelaku UKM agar jangan putus begitu saja setelah diberikan pelatihan-pelatihan tersebut ?

Memang itu salah satu kendala juga. Kita buat pelatihan-pelatihan namun

setelah itu berhenti dalam artian tidak di kembangkannya basic yang sudah

kami berikan. Memang tidak sedikit juga yang masih mengembangkan apa

yang sudah ia dapat dari pelatihan-pelatihan yang di berikan oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. Salah satu bentuk

pengawasannya mungkin pada saat pameran kita pantau, ada atau tidaknya

kreatifitas pelaku UKM itu dari tiap-tiap kecamatan itu. Seperti kemarin

contohnya di acara MTQ, itukan seluruh kecamatan wajib ikut serta dan

(28)

Perdagangan Kota Medan melihat memang hasil pelatihan kita itu ada

pamerkan mereka di acara tersebut.

Untuk lebih dalam lagi peneliti melakukan Wawancara bersama Bapak M. Taufik selaku Bendahara Umum UKM CENTER SUMUT.

Kemarin Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan membuka apa saja pak untuk pelatihan Usaha Kecil Menengah ?

Kalau Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan memang banyak

contohnya seperti membatik, membordir, mengolah makanan ringan seperti

lumpia, keripik dan macam-macamlah jadi mereka ini bukan membuka

tetapi memang binaan atau membina dan memberikan kesempatan. Jadi

adanya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan artinya

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ini sebagai jembatanlah bagi

para pelaku Usaha Kecil Menengah. Dimana Usaha Kecil Menengah ini

agar bisa dikenal produk-produknya sekalian Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan membantu untuk Usaha Kecil Menengah ini

maju. Salah satu contohnya seperti kemarin itu Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan itu membantu seperti berbentuk peralatan. Di

samping itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ingin

memperkenalkan Usaha Kecil menengah di Sumatera Utara ini ke Provinsi

lain agar bisa menasional selain pelatihan. Seperti tempo hari kemarin

kami ke Surabaya, jakarta sampai ke luar negeri yaitu ke Jepang. Dan

biayanya ini semua dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

(29)

produk-produk apa yang mau dipromosikannya dan pada waktu itu Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan menetukan umpanya barang

yang ini yang dibawa, tidak semua barang.

Menurut bapak, apakah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan mengetahui bahwa ada berapa banyak para pelaku Usaha Kecil Menengah yang ada di Kecamatan Medan tembung ?

Ya saya rasa tahu. Karena yang saya ketahui untuk para pelaku Usaha

Kecil Menengah yang ada di Kecamatan Medan Tembung ada beberapa

yang benar-benar berhasil dan bertahan. Kalau untuk Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Medan mereka mengetahui sikit banyaknya untuk

jumlah para pelaku Usaha Kecil Menegah dari kami UKM CENTER

SUMUT paling tidak database para pelaku Usaha Kecil Menengah itu yang

kami berikan kepada mereka. Nah dari situlah mereka tahu daerah-daerah

mana para pelaku Usaha kecil Menengah ini. Kemarin itukan sempat

pembagian klaster-klaster, daerah sini ini produknya daerah yang ini pula

lain lagi nah seperti itulah.

Seberapa sering Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan membuat event atau merekrut bahkan pelatihan bagi para calon pelaku Usaha Kecil Menengah ?

Setahu saya dalam kurun waktu 1 tahun hanya 4 kali mereka buka pelatihan

(30)

Setelah mendapatkan hasil jawaban dari Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si dan Bapak M. Taufik peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada Bapak Ir. Deni Mirza, MM yaitu:

Adakah proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan terhadap para pelaku Usaha Kecil dan Menengah ?

Ada, maka pemberdayaan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan terhadap pelaku usaha, kita dilibatkan oleh pemerintah, itu

dalam hal misalnya ada satu dari sisi perizinan. Sekali lagi kita

bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam

membuat perizinan, karena pada saat itu adalah yang mengeluarkan izin

usaha adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan belum badan atau satu

atap. Disaat inilah terjadi MOU atau persetujuan, perjanjian yang kita

lakukan di UMA, ada MOU antara UKM CENTER SUMUT dengan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan masalah perizinan dan di saksikan oleh

gubernur Bank Indonesia, Deputi dua dari kementerian BUMN Koperasi,

dan lain-lain, ini saat kita sedang kerjasama dengan UMA, kita ada

pemberdayaan kerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

supaya membantu perizinan murah kepada pelaku UKM. Kita bermitra

dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam hal misalnya satu

poin legalitas usaha. Jadi Lembaga UKM CENTER SUMUT, mewakili

pelaku usaha menandatangani kerjasama MOU dengan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan untuk memudahkan dan membuat biaya

murah dalam hal perizinan. Yang tanda tangan adalah UKM CENTER

(31)

itu yaitu bapak Basrul Muhallim. Kita membantu UKM supaya memiliki

izin, tetapi dengan biaya murah sesuai APBD dan proses cepat. Itulah

upaya pemberdayaan UKM CENTER SUMUT dengan Dinas Perindustrian

dan Perdagangan langsung bersentuhan dengan pelaku UKM. Kenapa

harus punya izin ? agar supaya mereka naik kelas, dipandang oleh Bank, di

pandang oleh BUMN sebab dia punya izin. Ada juga kerjasama UKM

CENTER SUMUT kita dengan Badan Pertahanan Nasional, agar pelaku

usaha dapat mensertifikatkan bangunan rumahnya. Hal ini berguna untuk

menaikkan harga dan sebagai penguat jaminan dalam melakukan pinjaman

modal kepada Bank.

Namun peneliti tidak pernah lupa untuk bertanya langsung kepada pelaku usahanya dalam hal ini adalah Ibu Dra. Nur Cahaya, pelaku usaha membatik di Kecamatan Medan Tembung karena dalam hal ini pelaku usaha adalah orang yang secara langsung yang merasakan proses pemberdayaan yang dilakukan dan diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

Adakah proses pemberdayaan bagi karyawan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, contohnya seperti cara mengembangkan produksi atau teknik ?

Ada. Ada pelatihan keluar tahun lalu yang mereka kasih pada masyarakat

Kelurahan Tembung dan Kelurahan Indra Kasih malah kami yang disuruh

melatih itu saja.

(32)

Itu cuma dua kali dan jadwalnya 2 minggu secara tiap hari kami latih

sampai mereka pandai kalau mereka mau buka seperti ini sudah bisa.

Adakah proses follow up atau pelatihan berkelanjutan atau pengawasan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ?

Sampai saat ini ya gak tau ya. Kalau kami ada di telepon “kak ayok buka

yok” nah itu ada. Nah ini dari Bantan ini karyawan kami yang kami latih

kemarin jadi mau ikut kerja disini.

4.4. Pemberdayaan Melalui Kemitraan

Dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional dan daerah yang tangguh, tantangan yang dihadapi semakin berat. Sistem ekonomi yang sangat terbuka menyebabkan persaingan bukan saja datang dari sektor domestik tapi datang juga dari sektor luar negeri. Oleh karena itu berbagai komponen perlu bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Salah satu strategi ke arah itu adalah pengembangan kemitraan.

Dalam hal kemitraan peneliti bertanya kembali kepada Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan.

Apakah bapak pernah mendengar atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan melakukan hubungan kerjasama dengan UKM CENTER SUMUT yang ada di Kota Medan ?

Pernah mendengar, tapi kita belum ada hubungan kerjasama secara

langsung. Tapi mungkin saya tidak tahu juga, karenakan ada pejabat yang

(33)

tahun di bidang ini. Mungkin saja pejabat sebelum saya itu yang tahu

hubungan kerjasama itu, karena hubungan kerjasama itu tidak akan putus

itu.

Bagaimana bentuk kerjasama antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dengan Dinas Koperasi ?

Kalau dengan Dinas Koperasi Kita tetap kerjasama, bahkan

kadang-kadang buat pameran bersama. Contoh pameran bersama misalnya, ada

suatu event Nasional mungkin kami yang menyediakan stand, Dinas

Koperasi yang mengadakan para pelaku UKMnya, atau sebaliknya, atau

bisa juga kita yang menyediakan stand dan pelaku UKMnya, begitu juga

dengan Dinas Kopersai yang juga menyediakan stand dan pelaku UKMnya

sendiri tapi tetap dalam suatu pameran yang sama. Tidak ada putusnya itu

kerjasama dengan Dinas Koperasi. Bahkan ada Pengrajin dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan juga pengrajin di Dinas

Koperasi. Jadi sifatnya tidak mutlak, misalnya pengrajin dari kami haruis

ke kami, begitu juga sebaliknya di Dinas Koperasi, tidak seperti itu.

Adakah mitra atau hubungan kerjasama yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dengan instansi lain untuk membantu para pelaku UKM Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Tembung untuk memenuhi kebutuhan produksinya dalam hal proses pemberdayaan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan ?

Kalau mitra kita itu ada, seperti Dinas Koperasi dan UKM itu kita

(34)

sharing dalam mengadakan pameran-pameran, Bank SUMUT, bahkan

Bank Indonesia. Badan Penanaman Modal Provinsi Sumatera Utara itu

juga sering mengundang kita untuk mengadakan pameran sama, bergabung

dalam satu tim pameran Sumatera Utara dan kita membawa para pelaku

UKM-UKM kita dari Kota Medan.

Hasil wawancara bersama Bapak Zulfikar, SH selaku Kepala Seksi Sarana di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

Adakah kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional untuk keringanan bagi pelaku UKM dalam pengurusan SHM tanah bangunannya yang akan berguna nantinya dalam kemudahan proses peminjaman modal dari pihak Bank ?

Oh tidak ada. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan belum

sejauh itu dalam melakukan hubungan kerjasamanya. Tetapi kalau dengan

daerah-daerah lain kerjasama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Medan misalnya dari Madiun atau malang, Jawa tengah, Bengkalis datang

kesini buat belajar membuat pancake durian kita yang memfasilitasinya.

Peneliti juga menanyakan hal tersebut kepada Bapak Ir. Deni Mirza, MM dan ternyata berbeda dengan DIPERINDAG, bahwa UKM CENTER SUMUT sendiri pun memiliki mitra atau hubungan kerjasama sendiri secara khusus. Itu terlihat dari wawancara peneliti seputar hal apa saja yang sudah dilakukan oleh lembaga tersebut kepada pelaku usaha.

(35)

Banyak, kita bentuk yang namanya Kelompok Usah Besar (KUBE). KUBE

ini dibawah naungan Dinas Sosial. Kita mendapatkan bantuan hibah dana

sebesar Rp 30 juta tiap kelompok. Jadi kita menghimpun masyarakat dalam

satu kelompok untuk menjadi kelompok usaha bersama. Kita sewa rumah di

Tembung, kita beli mesin jahit, kita beli bahan kain dan kita berangkat

orang ke Tasikmalaya untuk belajar bagaimana pembuatan bordir dan

membatik yang benar. Itu smua sudah dilakukan dalam kelompok-kelompok

usaha masyarakat. Jadi kita membuat pelatihan, kita buat seminar, kita

ikutkan pameran, kita ikutkan bazar, lia ikutkan pemagangandi subuah

industri di Jawa.sudah sampai disitulah upaya kita untuk memberdayakan

masyarakat. Di nelayan beda lagi. Jadi nelayan-nelayan itu kita ajarkan

bagaimana mengelola limbah yang ada di laut jika tidak dapat ikan.

Misalnya di TPI itu kan orang membuang kotoran ikan. Nah itu kita ajarkan

untuk mengelolanya menjadi suatu hal yang bermanfaat dan bernilai

ekonomis yaitu membuat pupuk organik dari kotoran ikan tersebut.

Termasuk juga kita lakukan dari sektor jaringan peminjaman permodalan.

Jaringan permodalan itu adalah hal yang mutlak bagi usaha. Kita bantu

mereka dengan pinjaman lunak dari BUMN dan perbankan. Lembaga ini

berperan mendampingi mereka untuk bisa mendapatkan bantuan

permodalan dari perbankan. Kita menjadi pendamping sekaligus penjamin

juga. Tapi yang menerima dana itu adalah langsung kepada pelaku usaha

yang menikmati dan menggunakan keuntungan dari dana itu adalah pelaku

usaha bukan lembaga ini. Lembaga hanya berperan sebagai pendamping

(36)

Bagaimana UKM CENTER SUMUT menanggapi tentang hambatan-hambatan tersebut ?

UKM CENTER SUMUT tidak bisa berjalan sendiri, UKM CENTER

SUMUT akan terus-menerus turun ke masyarakat, membina masyarakat,

bersosialisasi kepada masyarakat, dan bekerjasama dengan seluruh

stakeholder-stakeholder UKM. Salah satunya pemerintah, perbankan,

BUMN, perusahaan swasta dan lain sebagainya. Dan itulah upaya kita

menjadi kekuatan yang luar biasa untuk membantu kesejahteraan para

pelaku UKM. UKM CENTER SUMUT terus bekerjasama dengan

pemerintah, dengan perbankan supaya perbankan pun yang punya modal

besar, yang punya laba perusahaan bisa membantu pelaku UKM itu, bisa

melihat betapa pentingnya kerjasama itu, tanpa kerjasama sulitlah kita

untuk bisa membantu orang banyak itu yang kiranya menjadi dorongan

abang. Dan abang sudah berniat segala yang abang berikan itu untuk nama

UKM, abang niatkan untuk ibadah. Jadi kita tidak merasa menjadi letih dan

sakit tapi hasilnya tidak ada. Tapi abang bercakap ini abang sudah niatkan

ini yang kita lakukan memberikan konsultasi kepada orang, memberikan

pemahaman dan wawasan kita niatkan ibadah dan kita bekerja dengan

sebaik-baiknya.

(37)

4.5. UKM dan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Kehadiran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang tangguh dapat menjadi motivator pengusaha lain. Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat ditingkatkan jika berbagai kendala sebagaimana disebutkan di muka dapat dilonggarkan. Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) faktor keterampilan pemilik atau pengelola usaha merupakan faktor penentu. Oleh karena itu, pendekatan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi sangat strategis. Melalui peningkatan kualitas keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) diharapkan berbagai kendala yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat diatasi. Peningkatan kualitas dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan secara simultan dengan penciptaan iklim yang kondusif bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk tumbuh dan berkembang. Iklim yang kondusif sebagaimana disebutkan di muka dirancang secara makro yang sifatnya publik dan berlaku umum. Hal ini perlu dilakukan mengingat jumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sangat besar.

Dalam hal Peningkatan Sumber Daya Manusia bagi Pelaku UKM, Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si secara tidak langsung sangat luas pembahasannya mengenai hal tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti bersama beliau yaitu :

(38)

Masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Tembung dalam merespon

kegiatan yang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan lakukan

itu cukup antusias, sangat semangat sewaktu diadakan pelatihan di

Kecamatan Medan Tembung. Bahkan mereka meminta agar diadakan lagi

pelatihan-pelatihan yang berikutnya. Cukup antusias masyarakat di

Kecamatan Medan Tembung. Untuk di Kecamatan Medan Tembung itu

yang menjadi sorotan itu adalah ibu Nur Cahaya yaitu pelaku UKM

pembuat batik motif medan. Ibu Nur Cahaya itu bisa masuk ke Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, bisa masuk ke provinsi, bisa

masuk kemana-mana ibu itu. Karena memang ibu itu sudah jadi, sudah

berhasil ibu itu.

Bagaimana caranya pak untuk mencapai bagi para pelaku UKM itu bisa menjadi sorotan atau icon seperti yang dialami ibu Nur Cahaya saat ini ?

Jadi kalau untuk menjadi icon di salah satu kecamatan itu misalnya

Kecamatan Medan Tembung, ibu Nur Cahaya itu sudah menjadi icon

Kecamatan Medan Tembung secara tak langsung. Karena beberapa event

yang pernah ada dilakukan, ibu Nur Cahaya sudah pernah menang dalam

event tersebut dalam desain membatik, itu menunjukkan bahwa pelaku

UKM itu harus memiliki ciri khas sendiri dengan produksinya, motifnya

sendiri, dan punya kreatifitas seni sendirilah. Jangan ada mirip dengan

orang lain, karena itu akan cepat pudar. Intinya uniklah, lain daripada

(39)

Bagaimana cara Dinas Perindustrian dan Perdagngan Kota Medan memotivasi para pelaku UKM ini agar harus memiliki pendidikan yang tinggi agar mereka faham benar dalam menjalankan usahanya contohnya seperti dalam melakukan pemasaran via online ?

Masalah teknologi itu kita sudah mulai bicarakan juga. Kita punya Unit

Pelayanan Teknis Dinas Kulit yang ada di Jalan Menteng. Kita memiliki

mesin untuk pembuatan sulas. Sulas itu untuk mall sepatu, karena kunci

sepatukan terletak di mallnya. Itulah salah satu teknologi untuk

memudahkan pelaku usaha sepatu kita yang ada di Kota Medan. Kalau

untuk melakukan jaringan Internet dalam pemasaran, sementara ini Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan belum sampai kesana tapi

dalam waktu dekat kita akan menyiapkan database kita terlebih dahulu.

Tapi yang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan lihat secara

tidak langsung pelaku UKM itu sudah banyak dan pintar-pintar

menggunakan jaringan pemasaran via internet seperti Facebook, Toko

Pedia dan lain sebagainya. Namun permasalahnnya kini adalah bagi para

pelaku UKM itu sendiri yang belum mengerti menggunakan jaringan

pemasaran via internet tadi, mau atau tidak mereka dalam melakukan

pengembangan diri mereka sendiri. Dan pelaku UKM itu juga jangan

terlalu menunngu ulur tangan dari pemerintah saja dalam semua

urusannya, tetapi juga harus kreatif dalam mengembangkan dirinya sendiri.

Karena kita dari pemerintah pun seperti Dinas Perindustrian dan

(40)

Dan dalam hal serupa mengenai Peningkatan Sumber Daya Manusia, UKM CENTER SUMUT juga mengeluarkan pendapatnya pada saat wawancara strategi lembaga tersebut bagi pelaku usaha dalam menghadapi MEA bersama peneliti yaitu :

Adakah strategi khusus dari UKM CENTER SUMUT untuk pelaku usaha dalam menghadapi MEA ?

Sangat ada. Kita di tahun 2010 sudah mulai mempersiapkan. Ada bukti

kegiatan kita di tahun 2010 di hotel Saudara Syariah, dan mengundang

pihak BUMN yang datang dirut SDM PTP IV, rektor UISU, kepala dinas

diwakili oleh staffnya, orang perbankan diwakili oleh Bank SUMUT. Di

seminar itu kita sudah mulai membicara persiapan menyambut AFTA

karena pada masa itu namanya AFTA baru kemudian muncul MEA. Untuk

menyambut MEA di akhir tahun 2014 UKM CENTER SUMUT membuat

seminar Nasional. Hadir DPR RI Bapak Gus Irawan, hadir kepala dinas

dari pihak pendidikan tetap abang libatkan. Kita bicarakan persiapan UKM

menyambut MEA. Sudah mulai ada persiapan. Kita sudah mulai persiapan

UKM masuk Carefour, itu adalah persiapan untuk menyambut MEA

menggunakan fasilitas pasar modern dalam memperpanjang jaringan

pemasaran produk UKM. Itu sudah kita lakukan. Kita juga sudah lakukan

bagaimana pendidikan pelaku usaha itu di tingkatkan. Pelatihan-pelatihan

kepada pelaku UKM kita tingkatkan juga. Sehingga kawan-kawan sudah

terbiasa, kami sudah masuk hotel, untuk apa ? pengembangan luas, pelaku

usaha bisa duduk sama dengan orang nomor satu di perbankan sudah kita

(41)

seluruh dana BRI, dan di fasilitasi oleh Bisnis Indonesia dan Kompas.

Sejauh itulah yang sudah UKM CENTER SUMUT lakukan. Kenapa harus

masuk keperguruan tinggi ? kita gencar dalam pembelajaran. Kita sudah

persiapkan kepada mahasiswa agar menjadi lebih tangguh untuk

menghadapi tantangan itu. Kenapa ? karena mereka adalah orang-orang

terdidik. Kita tidak cukup kuat kalau pelaku usaha kita berpendidikan

dibawah ataupun SMA. Karena tantangan kita adalah para

pembisnis-pembisnis yang menguasai teknologi. Mau tidak mau peran pendidikan itu

sangat strategis. Karena perguruan tinggi adalah pencetak para pembisnis

yang minimal sudah mengerti menggunakan teknologi, wawasan, tingkat

kesabaran dan lain sebagainya. Inilah yang menjadi pintu-pintu pemagar

kita menghadapi serangan produk luar. Makanya UKM CENTER SUMUT

sangat berambisi agar lima tahun kebelakang UKM CENTER SUMUT

masuk ke perguruan tinggi. UKM itu harus ada di perguruan tinggi. Ini

kalau kita lakukan bersama tahun depan hebat kita. Seorang pembisnis

muda sudah memiliki mobil. Seperti itulah contohnya kira-kira.

(42)

Yang kedua dari Lembaga UKM CENTER SUMUT. Mereka menginginkan agar para pelaku UKM ini memiliki pendidikan yang tinggi. Hal itu berguna untuk menambah wawasan yang luas seputar dunia wirausaha sekaligus juga sebagai tameng dalam menghadapi persaingan pasar bebas serta sebagai pengangkat martabat diri pelaku UKM, agar tidak di pandang miris atau sebelah mata oleh stakeholder-stakeholder yang ada.

4.6. Permodalan Usaha Kecil dan Menengah

Melihat kebijakan dan bantuan teknis Bank Indonesia yang sudah ada, maka ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka memberikan kemudahan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam mendapatkan kredit modal usaha yaitu dengan cara Mengoptimalkan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank dan Meningkatkan peran serta Lembaga Penjaminan Kredit.

Dalam hal permodalan Usaha Kecil dan Menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan secara otomatis sudah melakukan hal tersebut diatas. Hal ini juga dapat di buktikan dengan hasil wawancara peneliti bersama Bapak Ir. Nurdin Asyari, M. Si yakni sebagai berikut :

Adakah mitra atau hubungan kerjasama yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dengan instansi lain untuk membantu para pelaku UKM Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Tembung untuk memenuhi kebutuhan produksinya ?

Kalau mitra kita itu ada, seperti Dinas Koperasi dan UKM itu kita

kerjasama tetap, badan penanaman modal provinsi itu juga kita sering

(43)

Bank Indonesia. Badan Penanaman Modal Provinsi Sumatera Utara itu

juga sering mengundang kita untuk mengadakan pameran sama, bergabung

dalam satu tim pameran Sumatera Utara dan kita membawa para pelaku

UKM-UKM kita dari Kota Medan.

Ada juga hasil wawancara bersama Bapak Zulfikar selaku Kepala Seksi Sarana di Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Adakah sosialisasi kepada para pelaku UKM untuk bagaimana cara melakukan pinjaman modal kepada bank yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ?

Oh iya betul ada, kita untuk mempermudah mereka dalam mendapatkan

bantuan modal dari luar seperti bank misalnya, itu legalitas usahanya kita

kasih gratis, pengurusan izin usaha, BPJS, SIUP, sampai pada tingkat label

HALAL. Agar dalam proses pengurusan peminjam modal kepada bank

menjadi mudah. Itu juga termasuk ke dalam program Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Medan.

Namun disisi yang lain dalam hal membantu atau sebagai pihak penjamin pelaku UKM dalam memenuhi permodalan usahanya, Lembaga UKM CENTER SUMUT juga merupakan lembaga penjamin bagi pelaku UKM yang ingin meminjam dana permodalannya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara peneliti bersama Bapak Ir. Deni Mirza, MM di kantor Sekretariat UKM CENTER SUMUT.

(44)

Banyak, kita bentuk yang namanya Kelompok Usaha Besar (KUBE). KUBE

ini dibawah naungan Dinas Sosial. Kita mendapatkan bantuan hibah dana

sebesar Rp 30 juta tiap kelompok. Jadi kita menghimpun masyarakat dalam

satu kelompok untuk menjadi kelompok usaha bersama. Kita sewa rumah di

Tembung, kita beli mesin jahit, kita beli bahan kain dan kita berangkat

orang ke Tasikmalaya untuk belajar bagaimana pembuatan bordir dan

membatik yang benar. Itu smua sudah dilakukan dalam kelompok-kelompok

usaha masyarakat. Jadi kita membuat pelatihan, kita buat seminar, kita

ikutkan pameran, kita ikutkan bazar, lia ikutkan pemagangandi subuah

industri di Jawa.sudah sampai disitulah upaya kita untuk memberdayakan

masyarakat. Di nelayan beda lagi. Jadi nelayan-nelayan itu kita ajarkan

bagaimana mengelola limbah yang ada di laut jika tidak dapat ikan.

Misalnya di TPI itu kan orang membuang kotoran ikan. Nah itu kita ajarkan

untuk mengelolanya menjadi suatu hal yang bermanfaat dan bernilai

ekonomis yaitu membuat pupuk organik dari kotoran ikan tersebut.

Termasuk juga kita lakukan dari sektor jaringan peminjaman permodalan.

Jaringan permodalan itu adalah hal yang mutlak bagi usaha. Kita bantu

mereka dengan pinjaman lunak dari BUMN dan perbankan. Lembaga ini

berperan mendampingi mereka untuk bisa mendapatkan bantuan

permodalan dari perbankan. Kita menjadi pendamping sekaligus penjamin

juga. Tapi yang menerima dana itu adalah langsung kepada pelaku usaha

yang menikmati dan menggunakan keuntungan dari dana itu adalah pelaku

usaha bukan lembaga ini. Lembaga hanya berperan sebagai pendamping

(45)

Dan setelah itu peneliti juga bertanya kepada Ibu Dra. Nur Cahaya yakni pelaku usaha Batik Motif Sumatera Utara atau batik Motif Medan terhadap hal tersebut diatas. Karena walau bagaimana pun salah satu dari pelaku usaha seperti Ibu Nur Cahaya inilah yang merasakan, mengalami dan membutuhkan permodalan tersebut. Maka dari itu peneliti langsung bertanya kepada ibu Nur Cahaya sebagai berikut :

Untuk dana, apakah ibu pernah mendapatkan bantuan dana dari luar untuk mengembangkan proses produksi ibu ?

Ada, bukan dana, bukan berupa uang gitu maksudnya. Misalnya ini USU ya

kerjasama dengan kami katanya itu kegiatan pemberdayaan masyarakat

kita dibantu. Ya mungkin ini kita dibantu peralatan terus kami dibawa untuk

studi banding ke Jawa dari Fakultas Ekonomi USU. Dan itu tidak kami

lupakan. Namun barang kalu dikatakan tadi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan kayaknya belum pernah. Dari tahun 2010. Bukan

pun 2010 kalau Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.. nah

begini ceritanya jangan nanti ibu dibilang lupa-lupakan pula. Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ini dia yang telah melatih ibu

pada masa itu, lalu ibu belajar sendiri dari bekal pelatihan itu, kemudian

ibu perlu apa ? kasihlah ibu bantuan biar saya latih masyarakat sekitar

untuk jadi anggota saya, namun gadak dana. Kemudian mungkin mereka

ada ada dana ketika tahun 2009 disuruh ibu melatih tetangga sekitar di

gang Musyawarah. Saya latih, selesai pelatihan itu dananya dari mereka itu

untuk biaya transportasi yang latihan barang kali kalau honor ibu ya

(46)

pun dikasih ya Alhamdulillah. Setelah itu produksi ibu berkembang dan

berkembang dari situ ibu buka cabang satu lagi di jalan Alhalim dan

berhasil. Sejauh itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

sendiri ya diam-diam aja barang kali ntah dipantau dari jauh ya gak tahu

juga. Namun kalau ada sekiranya itu pameran dalam kota kita diikutkan

gak dihilangkanlah. Hanya lagi yang ibu mau kan tadi karenakan misi kami

mengangkat kembali motif-motif yang ada di Sumatera Utara biar jangan

lenyap hingga generasi penerus kita nanti tahu apa motif-motif dari nenek

moyangnya itulah misi kami. Nah berartikan kami ingin bergerak itu

kemana ? maunya itukan motif-motifnya kami perkenalkan keseluruh

Indonesia itu dululah ya baru keluar pertama kali, kemudian kami ini ingin

batik kita ini dikenal orang-orang dalam dan luar negeri itu memang misi

kita. Nah jadi dengan ini karena Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Medan tidak tahu misi kita tadi, apakah karena itu maka gak

dipanggil-panggil gak tahu juga. Namun orang pergi kesana-kesini yang

lain pergi kami gak tahu dan ditinggal. Nanti kami paling itu Dinas

Koperasi “buk ikut ke Kupang ? boleh” jadi batik kita ini sudah sampai ke

Kupang. Tapi dari Dinas Koperasi bukan dari Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan. Mungkin hambatanya itulah dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan ya informasilah atau mungkin

ada seseorang yang ada disitu yang mempropokatori ”alah gak usah ibu

Nur Cahaya itulah dia sudah tua” ntah seperti itu padahalkan kalau

disuruhnya kita, bukan saya yang pergi kan ada banyak anggota kita yang

(47)

orang itu yang pergi. Daan biasanya dana dari mereka itu. Ya numun kami

berfikiran positif saja. Kalau kami seperti itu kami dana dari Koperasi itu.

Dikasih makan disana di kasih hotel disana. Yang lebih itu dari Dinas

Koperasi Bukan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

Jadi pun kalau ini di dengar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Medan ya memang iya, karena ibu datangi kesana kamilah ikut nanti waktu

ke Bali namun nggak juga. Ditunggu sampai pada saatnya berangkat kami

gak diikutkan. Jadi sempat berfikir juga “kok kami gak dibawa dan

diikutkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan?” jadi

sempat juga berfikir apakah karena ibu sudah tua? Tapi nanti kalian

rasakanlah kalau kalian sudah tua nanti susah untuk berjalan. Sampek situ

ibu kefikiran. Kan pasti ada adalah perasaan hati yang tidak enak. Karena

itu tadi gak tahu mereka misi kita yaitu akan memperkenalkan bati motif

Sumatera Utara ini ke dalam dan luar negeri. Maunya merekakan

berfikiran ntah seperti “ayoklah bantu ibu ini kita bawa batik motif

Sumatera Utara ibu ini” seperti itu. Tapi ini tidak ada palingan nati yang

dibawa mereka seperti Ulos namun batiknya sendiri tidak seperti itu. Dan

itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan tapi kalu Dinas

Koperasi Alhamdulillah hampir seluruh Indonesia tahu batik motif

Sumatera Utara ini. Jadi batik kita ini kalau di jakarta sudah ada. Dan ini

kementrian luar negeri dia pulang kampung datang kemari nyari kita beli

20 potong sudah sampai disana-sana. Dari Manado datang kemari pesan

batik motif Sumatera Utara. Singkatnya kalau dalam Indonesia sendiri

(48)

Apakah ibu pernah melakukan upaya untuk meminjam uang, misalnya dari Bank untuk mengembangkan usaha produksi ibu ?

Ada, itu pun sekarang baru-baru ini, masih mau mencoba karena ini Insya

Allah nanti ini (motif baru) ini bakal di ambi olehl Pemerintah Kota jadi

baju seragam Pemerintah Kota, baju Dinas Pemerintah ataupun PNS ini

bakal bajunya. Jadi perlu modal untuk ini. Karena orang biasanya minta

cepat dalam penyelesaiannya. Ini lama buatnya jadi harus ada persediaan

kita. Lain lagi Camat nanti minta bu sekian potong.

Kira-kira dalam melakukan pinjaman ini berapa besaran uang yang ibu perlukan untuk mempersiapkan pesanan ini ?

Lebih kurang sekitar 200 juta

Kira-kira ada sosialisasi atau tidak bagaimana cara melakukan pinjaman uang dari Bank untuk pelaku Usaha Kecil Menengah yang ibu ketahui ?

Kan ibu sering dilatih sama BI, BRI karena mereka juga ada buat pelatihan

untuk para pelaku Usaha Kecil Menengah. Jadi kalau yang seperti itu

alhamdulillah memang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

suka memanggil kita. Apakah dari situ dia mantau ternyata masih hidup ibu

Nur Cahaya ini barang kali. Ada pelatihan yang diadakan oleh Bank pasti

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan panggil itu kita. Jadi

untuk peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan bisa

dikatakan cukuplah tetapi lebih baik lagi yang dari Dinas Koperasinya.

Kalau Dinas koperasi dia lebih merangkul semua. Melatih kita dikasih

(49)

batik-batik ini bersatu dalam satu wadah. Jadi kumpulan dari

pembatik-pembatik ini yang membuat baju seragam itu kebetulan ibu ketuanya.

4.7. Usaha Kecil dan Menengah Dalam Menghadapi MEA

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) 2015 adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan memanfaatkan peluang MEA 2015. Tidak bisa dipungkiri, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN akan memberikan dampak positif dan negatif bagi industri-industri. Dampak positif yang ada antara lain adalah terciptanya pasar internasinal yang lebih luas, sementara dampak negatif yang bisa dipastikan muncul adalah persaingan pasar internasional yang akan semakin tinggi bagi UKM di Indonesia.

(50)

Strategi apa saja yang yang akan dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan untuk para pelaku UKM untuk menghadapi MEA ?

Kuncinya itu pelatihanlah. Apa pun ceritanya kuncinya tetap pada

pelatihan-pelatihanlah. Dan kedepan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan membawa mereka lebih sering pameran dan

magang atau belajar di daerah-daerah lain yang desainnya lebih tinggi

dari kita. Intinya kita jangan malu untuk belajar. Contohnya dengan sepatu,

produk kita kalah jauh dengan produk sepatu yang ada di Bandung.

Mungkin kedepan dengan anggaran yang ada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan coba bawa pengrajin sepatu kita ke Bandung

untuk belajar desain-desain sepatu yang lebih bermutu. Dan untuk batik

juga mungkin Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan akan kita

magang pelaku UKM kita itu di Solo atau di Jogja guna untuk lebih

memperhalus motif-motif batik kita itu. Itu semua dilakukan untuk

menyaingi semuanya.

Sudah seberapa sering MEA ini dibahas di kalangan pemerintahan ?

Sudah sering ya. Kita dari Kementrian Perindustrian dan Perdagangan,

dari Dinas Koperasi Provinsi dan lain sebaginya itu hampir dalam setiap

segala kesempatan itu membicarakan tentang MEA ini, bagaimana kita

antisipasinya kedepan. Itu tetap pembicaraan itu tidak ada putusnya.

Makanya semua pelaku UKM itu dituntut untuk harus lebih kreatif,

kualitasnya lebih tinggi, jangan sampai kalah bersaing dengan produk lain,

(51)

kita hancur nanti ditimpa produk lain misalnya produk dari Cina, Taiwan

dan negara lainnya. Karena produk mereka sudah luar biasa dibandingkan

dengan produk kita.

Adakah bentuk sosialisasi atau pengenalan tentang MEA ini kepada para pelaku UKM ?

Pada saat-saat pelatihan atau seminar Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan perkenalkanlah itu tentang MEA pada saat

acara pembukaan atau mengasih kata sambutan. Untuk lebih bersaing

dalam MEA baru sebatas itu sosialisasinya.

Ada atau tidak pak pelaku UKM itu yang bertanya tentang “apa itu MEA” atau bahkan yang sudah faham tentang MEA itu sendiri ?

Ada, malah itu terjadi di tahun yang lalu malahan. Tahun inikan belum

mulai pelaksanaan pelatihan, karena inikan baru triwulan satu. Pelatihan

itu biasanya pada triwulan dua, tiga dan empat itu berlangsung.

Dulu namanya AFTA ya kan pak, jadi apa perbedaan antara AFTA dan MEA ini ?

Kalau AFTA kan belum pasar bebas dalam artinya masih terbatas,

sedangkan MEA inikan sudah lebih dari AFTA dalam artian sudah pasar

bebas. Orang Thailand kan sudah masuk ke Indonesia. Pekerja Thailand

bisa kita kerjakan di Indonesia. Seperti itulah kiranya.

Referensi

Dokumen terkait

The platform that brings together stakeholders in the coffee sector to address sustainability issues in a pre- competitive manner to improve the economic, social and environmental

1) Sklera: Sklera merupakan lapisan bola mata paling luar dan berwarna putih. Fungsinya adalah untuk melindungi bola mata ... 2) Kornea atau selaput tanduk: Kornea adalah bagian

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah status pencemaran di Perairan Cilincing tergolong tercemar sedang dengan kadar DO, COD dan BOD telah melampaui

Sementara itu, pembiayaan investasi masyarakat antara lain berasal dari kredit perbankan, pasar modal, belanja modal BUMN dan swasta, realisasi investasi langsung serta aliran

Dalam sebuah rencana bayaran kompetitif pasar, kompensasi suatu pekerjaan mencerminkan nilai pekerjaan tersebut dalam perusahaan, serta berapa yang dibayarkan pemberi kerja

 Alumni Program Studi S1 Pendidikan Matematika FKIP UT lulusan tahun 2009.1 sd 2010.2 sebelum melanjutkan studi ke UT sudah bekerja sebagai guru bidang studi matematika.. Masa

(1) Penghitungan Harga Eceran Tertinggi Buku Teks Pelajaran yang diterbitkan dan dimiliki oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dibagi menjadi 5 (lima)

Pustaka pemrograman bahasa D yang digunakan adalah Tango karena pustaka Tango merupakan pengembangan dari pustaka Ares dan Phobos, dengan pengembangan yang lebih komprehensif