• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis (RO)di Kota Medan(Studi Kasus Kecamatan Medan Kota Belawan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis (RO)di Kota Medan(Studi Kasus Kecamatan Medan Kota Belawan)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISA PERMINTAAN AIR MINUM ISI ULANG REVERSE OSMOSIS (RO) DI KOTA MEDAN

(STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN KOTA BELAWAN)

Oleh :

NIM : 090523003 RAGYL ARIEYANTO

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

SKRIPSI

ANALISA PERMINTAAN AIR MINUM ISI ULANG REVERSE OSMOSIS (RO) DI KOTA MEDAN

(STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN KOTA BELAWAN)

Oleh :

NIM : 090523003 RAGYL ARIEYANTO

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Departemen Ekonomi Pembangunan

PERSETUJUAN

Nama : Ragyl Arieyanto

NIM : 090523003

Departemen : Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi :

Judul Skripsi : Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse

Osmosis (RO) di Kota Medan (Studi Kasus Kecamatan

Medan Kota Belawan)

Tanggal_____________ Ketua Program Studi

NIP. 19710503 200312 1 003

Irsyad Lubis, SE, M.Sos.Sc, Ph.D

(4)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Departemen Ekonomi Pembangunan

PERSETUJUAN

Nama : Ragyl Arieyanto

NIM : 090523003

Departemen : Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul Skripsi : Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis (RO) di Kota Medan (Studi Kasus Kecamatan Medan Kota Belawan)

Tanggal_____________ Pembimbing

NIP 19730408 199802 1 001

Wahyu Ariyo Pratomo, SE, M.Ec

Tanggal Pembaca Nilai

NIP. 19560112 198503 1 002

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis (RO) di Kota Medan (Study Kasus : Kecamatan Medan Kota Belawan)”, adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga darn/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Februari 2014

Penulis

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan konsumen membeli air minum isi ulang jenis RO

berdasarkan harga, kualitas, tempat/lokasi, dan promosi.Untuk mengetahui faktor

yang paling dominan mempengaruhi dalam permintaan konsumen membeli air isi

ulang RO di Kota Belawan.

Data di peroleh dari 100 orang dengan sampel 50 orang pelanggan

pembeli air isi ulang RO. Pengujian menggunakan 5 indikator yaitu faktor

produksi, faktor harga, lokasi, promosi penjualan dan minat beli. Metode

penelitian yang di gunakan adalah analisis deskriptif, analisis statistic dan analisis

statistic uji F. Uji F pada f table adalah 2,706 > 2,61. Pada α = 5%

Berdasar kan hasil penelitian, hasil uji regresi diperoleh nilai produk

bertanda positif sebesar 0,382, nilai harga bertanda positif sebesar 0,206, nilai

tempat bertanda positif sebesar 0,356 dan nilai promosi bertanda positif sebesar

0,056 yang artinya bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi konsumen

dalam membeli air minum isi ulang khususnya air RO adalah faktor produk.

Sehingga untuk meningkatkan penjualan pengusaha air minum harus selalu

menjaga produksi air yang di hasilkan dan juga lebih melakukan promosi lagi.

(7)

ABSTRACT

This study aims to determine the factors that influence consumer demand to buy refill drinking water RO types based on price, quality, place / location, and promosi.Untuk determine the most dominant factor affecting the consumer demand to buy RO water refill in the city of Belawan.

This file were obtained from a sample of 100 people with 50 customers buyers RO water refill. Tests using five indicators of factors of production, factor price, location, promotion sales and purchase interest. The research method used is descriptive analysis, statistical analysis and statistical analysis of F test The F in F table is 2.706> 2.61. At α = 5%

Based on the results of the research it, regression test results obtained by the value of the product is positive at 0.382, the value is positive rates of 0.206, where the value is positive at 0.356 and is positive promotional value of 0.056, which means that the most dominant factor in influencing consumer purchasing water content RO water is particularly re-factor of the product. So as to increase sales entrepreneurs drinking water should always keep that produced water production and also promotion again.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas kasih dan karuni-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis (RO) di Kota

Medan (Study Kasus : Kecamatan Medan Kota Belawan)”, guna memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Selama penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya

skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebenar-benarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac,Ak, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ariyo Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen

Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Dan Bapak Drs.

Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ekonomi

Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.Soc.Sc,Ph.D, selaku Ketua Program

Studi S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara dan Bapak

Paidi Hidayat, S.E, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi

Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Wahyu Ariyo Pratomo, SE, M.Ec selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan serta saran

(9)

5. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku Dosen Pembaca yang

menyisihkan waktu dan pemikirannya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada

penulis beserta staf administrasi pada Fakultas Ekonomi, khuusnya

Departemen Ekonomi Pembangunan.

7. Kepada yang tercinta Ayahanda Misnan Budhianto dan almarhumah Sri

Kwaty, yang selalu memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis dan

tidak henti-hentinya mendorong serta memanjatkan doa untuk keselamatan

dan keberhasilan penulis. Serta aliran doa restu yang diberikan takkan pernah

terhenti kepada penulis sepanjang hayat.

8. Kepada yang tercinta calon istri Widya Maulina yang selalu dengan sabar

memberikan spirit dan doa yang tiada henti kepada penulis sehingga skripsi

dapat diselesaikan

9. Seluruh teman-teman stambuk 209 Departemen Ekonomi Pembangunan

yang telah memberikan semangat kepada Penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh

sebab itu Penulis dengan segala keterbatasannya sangat mengharapkan saran

yang konstruktif, sehingga karya lain dari Penulis di masa yang akan datang jauh

(10)

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang telah

diberikan kepada penulis. Akhirul kalam, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca sekalian, terutama bagi Penulis.

Medan, Februari 2014

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan ... 9

2.1.1 Teori Permintaan ... 9

2.1.2 Hukum Permintaan (The Law of Demand) ... 11

2.1.3 Elastisitas Permintaan ... 12

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembelian Air Isi Ulang RO ... 14

2.4.4 Perbedaan Sistem Depot Air RO dengan Depot Air Biasa .. 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.2.1 Tempat Penelitian ... 28

3.2.2 Waktu Penelitian ... 28

(12)

3.4.1 Populasi ... 29

3.4.2 Sampel ... 29

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.6 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 30

3.7 Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.9 Metode Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Produk Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis ... 36

4.2 Gambaran Umum Kota Belawan ... 37

4.3 Hasil Pengolahan Data ... 38

4.3.1 Analisa Deskriptif ... 38

4.3.2 Metode Analisa Statistik ... 42

4.4 Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

(13)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 30

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 36

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pelanggan Depot Air Minum Isi Ulang ... 38

Tabel 4.2 Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Produk ... 39

Tabel 4.3 Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Harga ... 40

Tabel 4.4 Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Trmpat/Lokasi ... 40

Tabel 4.5 Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Promosi ... 41

Tabel 4.6 Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Minat Beli ... 41

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Regresi Linier Berganda ... 42

Tabel 4.8 Hasil Uji t (Parsial) ... 44

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 48

(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan konsumen membeli air minum isi ulang jenis RO

berdasarkan harga, kualitas, tempat/lokasi, dan promosi.Untuk mengetahui faktor

yang paling dominan mempengaruhi dalam permintaan konsumen membeli air isi

ulang RO di Kota Belawan.

Data di peroleh dari 100 orang dengan sampel 50 orang pelanggan

pembeli air isi ulang RO. Pengujian menggunakan 5 indikator yaitu faktor

produksi, faktor harga, lokasi, promosi penjualan dan minat beli. Metode

penelitian yang di gunakan adalah analisis deskriptif, analisis statistic dan analisis

statistic uji F. Uji F pada f table adalah 2,706 > 2,61. Pada α = 5%

Berdasar kan hasil penelitian, hasil uji regresi diperoleh nilai produk

bertanda positif sebesar 0,382, nilai harga bertanda positif sebesar 0,206, nilai

tempat bertanda positif sebesar 0,356 dan nilai promosi bertanda positif sebesar

0,056 yang artinya bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi konsumen

dalam membeli air minum isi ulang khususnya air RO adalah faktor produk.

Sehingga untuk meningkatkan penjualan pengusaha air minum harus selalu

menjaga produksi air yang di hasilkan dan juga lebih melakukan promosi lagi.

(15)

ABSTRACT

This study aims to determine the factors that influence consumer demand to buy refill drinking water RO types based on price, quality, place / location, and promosi.Untuk determine the most dominant factor affecting the consumer demand to buy RO water refill in the city of Belawan.

This file were obtained from a sample of 100 people with 50 customers buyers RO water refill. Tests using five indicators of factors of production, factor price, location, promotion sales and purchase interest. The research method used is descriptive analysis, statistical analysis and statistical analysis of F test The F in F table is 2.706> 2.61. At α = 5%

Based on the results of the research it, regression test results obtained by the value of the product is positive at 0.382, the value is positive rates of 0.206, where the value is positive at 0.356 and is positive promotional value of 0.056, which means that the most dominant factor in influencing consumer purchasing water content RO water is particularly re-factor of the product. So as to increase sales entrepreneurs drinking water should always keep that produced water production and also promotion again.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan

suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih

peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya,

dan ekonomi. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat

mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk

menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai,

maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang

dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas. Dengan demikian,

setiap perusahaan harus mampu memahami kelangsungan hidup perusahaan

tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan

para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono,2008).

Perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan- kebijakan strategis

baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya menghadapi

persaingan yang ketat dengan competitor yang dapat memberikan value yang

lebih besar kepada customer. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing

maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari

perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam

(17)

Hal ini pun berlaku pula di dalam persaingan industri air minum isi ulang.

Inovasi, kualitas, promosi, saluran distribusi, tingkat harga produk harus benar–

benar diperhatikan oleh para produsen air minum isi ulang agar tidak kalah

dengan para pesaingnya. Perkembangan teknologi di bidang air minum isi ulang,

yang sebelumnya hanya terdapat air minum isi ulang dari pegunungan. Dengan

adanya inovasi dan teknologi yang semakin canggih, mendorong untuk

menciptakan air minum isi ulang yang memakai suatu tekanan yang tinggi dan

melalui beberapa penyaringan (Reverse Osmosis). Selain itu dengan majunya

taraf pendidikan masyarakat dan meningkatnya pendapatan masyarakat turut

mendorong masyarakat dalam mengkonsumsi air minum isi ulang jenis RO.

Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk

membeli suatu produk misalnya, kualitas produk, harga, dan iklan (Engel,1994).

Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan

pembelian barang dan jasa. Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen

dalam keputusan pembelian adalah hal yang penting, sebab dengan pengetahuan

dasar yang baik mengenai perilaku konsumen akan dapat memberikan masukan

yang berarti bagi perencanaan strategi pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari

empat variabel yaitu produk (product), harga (price),promosi (promotion),

distribusi (place) (Kotler, 2006).

Setiap akan melakukan keputusan pembelian, konsumen melakukan

evaluasi mengenai sikapnya. Kepercayaan digunakan konsumen untuk

(18)

berlaku juga pada air minum isi ulang (AMIU). Bisnis Air Minum Isi Ulang

(AMIU) semakin menggiurkan, karena kebutuhan akan air minum terus

meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Bayangkan saja, kebutuhan

masyarakat akan air minum sangat tinggi. Padahal ketersediaan air yang layak

minum dalam arti berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit

diperoleh. Saat ini masyarakat, terutama di kota-kota besar tidak bisa lagi lepas

dari AMIU.

Kurangnya jumlah air layak minum yang dapat diperoleh mendorong

munculnya usaha rumah tangga bahkan industri besar dalam penyediaan air

minum. Selain produk bermerk yang menjual air minum dengan harga lebih

mahal dari minyak bumi (bensin, minyak tanah) muncul juga fenomena “air isi

ulang”. Saat ini tidak sedikit masyarakat yang mengkonsumsi air minum isi

ulang. Mereka memiliki banyak alasan untuk menggunakan air isi ulang

diantaranya adalah harga air minum isi ulang yang murah, mudah didapat karena

depot yang ada di sekitar perumahan masyarakat, dan praktis (tidak perlu

dimasak) (Safitri, dalam Hamdani, 2011).

Air minum isi ulang yang didistribusikan ke masyarakat harus didaftarkan

ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sedangkan pengawasan mutu air

dilakukan Dinas Kesehatan. Pengawasan kualitas air minum dilaksanakan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara berkala sekurangkurangnya setiap tiga

bulan. Dengan diberikannya izin dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan

mempermudah bagi Dinas Kesehatan untuk melakukan uji atau sampel terhadap

(19)

bidang air minum isi ulang, berdasarkan Kep. Menperindag No.

705/MPP/Kep/II/2003, harus memiliki nomor MD dan SNI untuk memperoleh

izin usaha. SNI adalah Standar Nasional Indonesia, yang berkaitan dengan

kualitas suatu produk. SNI ditetapkan oleh Badan Pengawas obat dan Makanan,

setelah melalui serangkaian tes laboratorium. Sedangkan nomor MD adalah

nomor registrasi produk makanan dan minuman dalam negeri.

Proses pengolahan air minum isi ulang dilakukan dengan beberapa

metoda, yang paling popular adalah metoda penyaringan. Proses penyaringan

terbagi lagi menjadi 2 jenis yaitu dengan menggunakan pasir, batu, ijuk, dll

(metoda klasik) atau dengan menggunakan saringan membrane (metoda lebih

baru). Saringan membran dengan menyaring air melalui membran semi

permeable yang dinamakan Reverse Osmosis (RO). Suatu tekanan tinggi

diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga memaksa air melewati proses.

Reverse Osmosis dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian dengan

kepekatan rendah. Selama proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya

akan dibuang sebagai air tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil

dari pori-pori RO akan melewati pori-pori membran dan hasilnya adalah air yang

murni (Safitri dalam Hamdani, 2011).

Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk di kota Belawan, maka

permintaan air terus akan meningkat. Permintaan adalah sejumlah kuantitas

barang yang mau, dan dibeli konsumen selama periode waktu tertentu.

(20)

sendiri, harga barang lain yang berkaitan dengan barang tersebut, pendapatan

rumah tangga, pendapatan rata-rata masyarakat, dan selera (Sukirno, 2002).

Harga merupakan sebuah atribut diantara beberapa atribut lain dalam

pengambilan keputusan konsumen. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya

persaingan harga dari berbagai merek yang tersedia di pasar, sehingga konsumen

yang sensitiv terhadap perubahan harga cenderung akan beralih ke merek lain

yang lebih murah. Namun konsumen yang loyal terhadap merek yang disukainya

mungkin tidak akan beralih ke merek yang lain.

Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa

konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu

produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari

produk tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan

harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, karena ada

kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau

karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut

dan ingin dianggap loyal. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses

pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan

informasi (Tjiptono, 2008).

Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya harga

dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan

(21)

dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang

dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam

"mendidik" konsumen mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk

menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering

berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi

(Tjiptono,2008).

Kotler & Armstrong (2008) mengatakan bahwa kualitas produk

merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi

hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan pesat,

dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari

perusahaan yang lain

Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik

produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut,

selain itu pendidikan dan penghasilan konsumen juga berkaitan dengan

kemampuan membeli. Dari kondisi tersebut dan semakin tingginya tingkat

pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka membawa

pengaruh terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air mineral yang sehat

khususnya air isi ulang RO. Dari survei yang dilakukan penulis di Kelurahan

Belawan Bahagia konsumen yang menggunakan air minum isi ulang ada 20

keluarga, dengan jumlah depot baik itu RO maupun air pegunungan sebanyak 7

(22)

Belawan cukup pesat, yaitu sejumlah 40 produsen baik itu depot air minum isi

ulang jenis RO maupun biasa atau air pegunungan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan pentingnya analisis faktor

yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan permintaan membeli suatu

produk tertentu dalam hal ini air isi ulang jenis RO. Untuk dapat mengantisipasi

pesatnya persaingan yang dihadapi perusahaan air minum mineral di kota

Belawan agar dapat mempertahankan eksistensinya maka dipandang perlu

diadakan penelitian sejauh mana faktor-faktor perilaku konsumen terhadap

permintaan membeli air minum mineral tersebut. Dari uraian latar belakang maka

penulis tertarik mengambil judul penelitian tentang “Analisis Permintaan Air

Minum Isi Ulang Khususnya Depot Reverse Osmosis (RO) di Kota Medan

(Study Kasus Kota Belawan)”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah faktor-faktor yang mendorong konsumen untuk memilih air

minum isi ulang khususnya air isi ulang jenis RO ?

2. Bagaimana prospek usaha air isi ulang RO di Kota Belawan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen

membeli air minum isi ulang jenis RO berdasarkan harga, kualitas,

(23)

2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi dalam

permintaan konsumen membeli air isi ulang RO di Kota Belawan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan gambaran dan penjelasan bagi calon pembeli air minum

mineral mengenai hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan

membeli air minum isi ulang jenis RO

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengembang

dalam meningkatkan mutu dan kualitas air minum isi ulang jenis RO di Kota

Belawan

3. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi tambahan

dan bahan studi yang relevan di masa yang akan datang

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Permintaan

2.1.1. Teori Permintaan

Permintaan suatu barang di pasar akan terjadi apabila konsumen

mempunyai keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli, pada

tahap konsumen hanya memiliki keinginan atau kemampuan saja maka

permintaan suatu barang belum terjadi, kedua syarat willing dan ability harus ada

untuk terjadinya permintaan (Turner, 1971) dalam (Salma, 2004).

Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli

terhadap suatu barang. Teori permintaan menerangkan tentang ciri-ciri hubungan

antara jumlah permintaan dan harga. Menurut Sadono Sukirno, (2005)

permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai

tingkat harga tertentu selama periode waktu tertentu.

Para ahli ekonomi lainnya yaitu Lincolin Arsyad (1997:125),

mengemukakan bahwa “Dalam ilmu ekonomi istilah permintaan menunjukkan

jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan

keadaan tertentu”. Permintaan terdiri dari :

1. Permintaan Langsung, yaitu permintaan akan barang dan jasa yang dapat

memuaskan keinginan konsumen secara langsung.

2. Permintaan turunan, yaitu permintaan barang dan jasa yang digunakan

(25)

lainnya, misalkan permintaan akan pekerjaan, tenaga penjual, dan

lain-lain.

Sedangkan dari segi kemampuan dan daya beli maka permintaan dibagi

atas (Arsyad, 1997) :

1. Permintaan potensial, yaitu permintaan yang hanya menunjukkan adanya

intensitas kebutuhan seseorang akan guna barang tanpa disertai dengan

daya beli

2. Permintaan efektif yaitu permintaan selain menunjukkan adanya intensitas

kebutuhan juga disertai dengan daya beli.

Fungsi permintaan seorang konsumen akan suatu barang dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Dx = f ( Y, Py, T, u ) ……… (2.1 )

Dimana : Dx = Jumlah barang yang diminta

Y = Pendapatan Konsumen

Py = Harga Barang Lain

T = Selera

U = Faktor-faktor Lainnya

Persamaan tersebut di atas berarti jumlah barang X yang diminta

dipengaruhi oleh harga barang X, pendapatan konsumen, harga barang lain,

selera dan faktor-faktor lainnya. Dimana DX adalah jumlah barang X yang

diminta konsumen, Y adalah pendapatan konsumen, Py adalah harga barang

(26)

kenyataannya permintaan akan suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga

barang itu sendiri namun juga oleh faktor-faktor lain (Sukirno, 2005).

Dalam analisa ekonomi, permintaan individu maupun pasar terutama

dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh sebab itu teori permintaan, harga

merupakan faktor yang terutama dianalisis, analisis permintaan ini dapat

ditunjukkan dalam bentuk tabel atau grafik. Apabila ditunjukkan dalam bentuk

tabel, analisis ini disebut dengan skedul permintaan (Demand Schedule),

sedangkan apabiola ditunjukkan dalam bentuk grafik, analisis ini disebut kurva

permintaan (Demand Curve). Skedul permintaan dapat didefinisikan sebagai

suatu tabel yang menunjukkan daftar berbagai kemungkinan harga produk itu.

Sedangkan kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu grafik yang

menunjukkan hubungan antara kuantitas permintaan dan harga produk, apabila

semua variabel lain penentu permintaan produk itu dibuat konstan (cateris

paribus)

2.1.2. Hukum Permintaan ( The Law of Demand)

Hukum permintaan menjelaskan sifat keterikatan diantara permintaan

sesuatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan

suatu hipotesa yang menyatakan semakin rendah harga suatu barang, makin

banyak barang yang diminta (Sukirno, 2005). Pada hakikatnya makin rendah

harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut.

Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan

(27)

1. Apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain

yang dapat digunakan sebagai pengganti barang tersebut, dan sebaliknya

apabila barang tersebut turun, konsumen akan menambah pembelian

terhadap barang tersebut.

2. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang,

sehingga memaksa konsumen mengurangi pembelian, terutama barang yang

akan naik harganya (Sukirno, 2005).

Kurva permintaan umumnya menurun dari atas ke kanan bawah. Menurut

Alma (2000), hal ini disebut dengan The Law of Down Ward Sloping, dimana

jika harga suatu barang dinaikkan maka jumlah barang ditawarkan yang diminta

akan berkurang, atau bila suatu barang ditawarkan dalam jumlah yang lebih

banyak dipasar maka harga tersebut hanya dapat di jual dengan harga yang lebih

rendah. Hukum permintaan ini ada kalanya tidak berlaku yaitu kalau harga suatu

barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat.

2.1.3. Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan merupakan suatu ukuran kuantitatif yang

menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga atau faktor-faktor lainnya

terhadap perubahan permintaan suatu komoditas. Secara umum elastisitas

permintaan dapat dibedakan menjadi elastisitas permintaan terhadap harga (price

elasticity of demand), elastisitas permintaan terhadap pendapatan (income

elasticity of demand), dan elastisitas permintaan silang (cross price elasticity of

(28)

elastisitas permintaan terhadap harga adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah

komoditas yang diminta terhadap perubahan harga komoditas tersebut dengan

asumsi ceteris paribus. Nilai elastisitas permintaan terhadap harga merupakan

hasil bagi antara persentase perubahan harga. Nilai yang diperoleh tersebut

merupakan suatu besaran yang menggambarkan sampai berapa besarkah

perubahan jumlah komoditas yang diminta apabila dibandingkan dengan

perubahan harga (Sugiarto, 2005).

Menurut Sukirno (2003) pengukuran elastisitas permintaan sangat

bermanfaat bagi pihak swasta dan pemerintah. Bagi pihak swasta pengukuran

elastisitas permintaan dapat digunakan sebagai landasan untuk menyusun

kebijakan perekonomian yang akan dilaksanakannya seperti misalnya kebjakan

impor komoditi yang akan mempengaruhi harga yang ditanggung rakyatnya.

Pengukuran elastisitas permintaan kerap dinyatakan dalam ukuran koefisien

elastisitas permintaan. Koefisien permintaan merupakan ukuran perbandingan

persentase perubahan harga atas barang tersebut. Koefisien elastisitas permintaan

dapat di rumuskan sebagai berikut (Sukirno, 2003, dalam Rahma, 2010) :

1. Elastis

Barang dikatakan elastis sempurna bila kurva permintaan mempunyai

koefisien elastisitas lebih besar daripada satu. Hal ini terjadi bila jumlah

barang yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga barang

(29)

2. Elastisitas Uniter

Barang dikatakan elastis uniter bila kurva permintaan mempunyai koefisien

elastisitas sebesar satu. Persentase perubahan harga direspon proporsional

terhadap persentase jumlah barang yang diminta.

3. Tidak elastis

Barang dikatakan tidak elastis bila persentase perubahan jumlah yang diminta

lebih kecil daripada persentase perubahan harga sehingga koefisien elastisitas

permintaannya antara nol dan satu.

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembelian Air Isi Ulang RO

Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pembelitan air isi ulang

jenis RO yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas Produk

Kotler (2008) mengatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan

konsumen. Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh

setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing

di pasar. Dewasa ini, dikarenakan kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan

masyarakat cenderung meningkat, sebagian masyarakat semakin kritis dalam

mengkonsumsi suatu produk. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang

berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian

(30)

Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya

tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut

lainnya”. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat

dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.

2. Harga

Harga merupakan salah satu faktor penting dari sisi penyedia jasa untuk

memenangkan suatu persaingan dalam memasarkan produknya. Oleh karena itu

harga harus ditetapkan Menurut Augusty Ferdinand (2006), harga merupakan

salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi

konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena

berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau

harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk

meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan

bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang

sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi

yang menentukan.

Harga menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah sejumlah uang yang

ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah

nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau

menggunakan suatu barang atau jasa.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan

(31)

1). Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan

berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat

membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya

belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga

dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana

yang dikehendaki.

2). Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik”

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama

bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk

menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang

sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang

tinggi. (Tjiptono,2008)

3. Tempat

Keputusan membeli suatu produk dapat juga dipengaruhi oleh kemudahan

memperolehnya desain peletakannya ataupun sarana tempat pembeliannya.

Pilihan tempat juga merupakan fungsi dari empat variabel, yaitu kriteria evaluasi,

karakteristik toko yang dirasakan, proses perbandingan dan toko-toko yang dapat

diterima dan tidak dapat diterima (Engel, et al, 1995). Keputusan tentang tempat

dimana konsumen akan membeli suatu produk dipengaruhi atribut yang

mencolok dari tempat tersebut, seperti harga, iklan dan promosi, personel

(32)

4. Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan

oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, karena dengan

adanya promosi maka konsumen akan mengetahui hadirnya suatu produk.

Promosi juga dapat diartikan sebagai komunikasi, karena melalui komunikasi

yang efektif akan terjadi interaksi yang saling menguntungkan.

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan

meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk

memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon

konsumen (Alma, 2006). Di sisi yang lain menurut Tjiptono (2008) promosi

penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif

yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan

meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

2.3. Air minum

2.3.1. Pengertian Air Minum

- Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Sedangkan yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan untuk

keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat

diminum apabila telah dimasak. Dalam peraturan perundang-undangan nomor 16

tahun 2005 tentang pengelolaan air minum, dijelaskan bahwa istilah air bersih

tidak digunakan lagi dan digantikan dengan istilah air minum. Beberapa jenis air

(33)

1. Air kemasan

2. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga

3. Air yang didistribusikan melalui tangki air

4. Air yang digunakan untuk bahan makanan dan minuman yang disajikan

kepada masyarakat, dimana harus memenui syarat kualitas air minum.

Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting.

Seperti diketahui, kadar air tubuh manusia mencapai 68 persen dan untuk tetap

hidup air dalam tubuh tersebut harus dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap

orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat

badan dan aktivitasnya. Namun, agar tetap sehat, air minum harus memenuhi

persyaratan fisik, kimia, maupun bakteriologis (Suriawiria, 1996). Menurut

Slamet (2004), syarat-syarat air minum adalah tidak berwarna, tidak berasa, dan

tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang

dapat membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang

dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat

merugikan secara ekonomis. Selain itu kebutuhan kualitas dan kuantitas air

masyarakat harus dipenuhi untuk memenuhi syarat hidup sehat.

2.3.2. Persyaratan Kualitas Air Minum

Pemanfaatan air dalam kehidupan harus memenuhi persyaratan baik

kualitas dan kuantitas yang erat hubungannya dengan kesehatan. Air yang

memenuhi persyaratan kuantitas apabila air tersebut mencukupi semua kebutuhan

(34)

Sedangkan air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907 /Menkes/SK/VII/2002, secara garis

besar dapat digolongkan dengan empat syarat :

1. Syarat Fisik

Air minum yang dikonsumsi sebaiknya tidak berasa, tidak berbau, tidak

berwarna (maksimal 15 TCU), tidak keruh (maksimal 5 NTU), dan suhu

udara maksimal ± 30C dari udara sekitar.

2. Syarat Kimia

Air minum yang akan dikonsumsi tidak mengandung zat-zat organic dan

anorganik melebihi standar yang ditetapkan, pH pada batas maksimum dan

minimum (6,5 – 8,5) dan tidak mengandung zat kimia beracun sehingga

menimbulkan gangguan kesehatan.

3. Syarat Bakteriologis

Air minum yang aman harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi

Escherechia coli atau koliform tinja dengan standar 0 dalam 100 ml air

minum. Keberadaan E. coli dalam air minum merupakan indikasi telah

terjadinya kontaminasi tinja manusia.

4. Syarat Radioaktif

Air minum yang akan dikonsumsi hendaknya terhindar dari kemungkinan

terkontaminasi radiasi radioaktif melebihi batas maksimal yang

diperkenankan

2.3.3. Jenis Air Minum

(35)

1. Air Pentagonal/Segi lina (molekul atomnya tak stabil dan tak beraturan)

Merupakan air biasa (air minum kemasan bukan RO) dan air ber Oxygen

(di pasaran biasa disebut air RO) adalah dua jenis air yang termasuk dalam

kelompok AIR PENTAGONAL. Perbedaan yang mencolok terdapat dalam

kandungan Oxygen terlarutnya dan kandungan mineral. Karena pada

pembuatan air ber oxygen, oxygen di paksa masuk kedalam air dengan

tekanan dan suhu tertentu. Pada air biasa dan air yang beroksigen hanya

lima molekul H2O yg berkelompok membentuk formasi pentagonal,

selanjutnya kelompok-kelompok tersebut membentuk rangkaian berupa air

yang kita jumpai sehari-hari

2. Air Hexagonal/Segi enam (molekul atomnya stabil dan beraturan)

Air Hexagonal seperti halnya air biasa, terbentuk atas susunan H2O. yang

membedakan air ini dengan air biasa atau air yang ber Oxygen adalah

Formasi kelompok molekul H2O nya. Rangkaian tersebut terjadi karena ada

sejumlah gaya yang bekerja sehingga memungkinkan molekul H2O

membentuk formasi yang khas. Pada air Hexagonal, enam molekul H2O

berkelompok membentuk formasi heksagonal (segi enam) fenomena ini

terjadi karena air di pengaruhi oleh gelombang magnet dan radiasi elektrik

tertentu (gelombang panjang infra merah).

2.4. Reverse Osmosis (RO)

2.4.1. Pengertian Reverse Osmosis (RO)

(36)

memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran

seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di

lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan

berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang

artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak

bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.

Reverse osmosis (RO) adalah proses pemurnian air hingga kandungan

TDS < 2 ppm dan dioksigenisasi hingga 80 ppm. Osmosis adalah sebuah

fenomena alam yang terjadi dalam sel makhluk hidup dimana molekul "solvent"

(biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah

Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran semipermeabel. Membran

semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang

memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari

"solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua

sisi membran.

2.4.2. Cara Kerja Reverse Osmosis

Sebuah membran semi-permeable, seperti halnya membran yang tersusun

dari dinding-dinding sel atau seperti susunan sel pada kantung kemih, bersifat

selektif terhadap benda-benda yang akan melaluinya. Umumnya membran ini

sangat mudah untuk dilalui oleh air karena ukuran molekulnya yang kecil; tapi

juga mencegah kontaminan-kontaminan lain yang mencoba melaluinya. Sebagai

percobaan, air diisikan di kedua sisi membran, dimana air di salah satu sisinya

(37)

sifat berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah menjuju larutan berkonsentrasi

lebih tinggi, maka air akan berpindah (berdifusi) melalui membran dari sisi

konsentrasi rendah ke sisi konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga, tekanan

osmotik akan melawan proses difusi, dan akan terbentuk kesetimbangan

(Pratama, 2012).

Proses Reverse Osmosis menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan

yang tinggi (sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki

konsentrasi kontaminan sangat rendah. Dengan menggunakan air bertekanan

tinggi di sisi air baku, sehingga dapat menciptakan proses yang berlawanan

(reverse) dari proses alamiah osmosis. Dengan tetap menggunakan membran

semi-permeable maka hanya akan mengijinkan molekul air yang melaluinya dan

membuang bermacam-macam kontaminan yang terlarut. Proses spesifik yang

terjadi dinamakan ion eksklusi, dimana sejumlah ion pada permukaan membran

sebagai sebuah pembatas mengijinkan molekul-molekul air untuk melaluinya

seiring melepas substansi-substansi lain. Sistim kerja reverse osmosis dapat

digunakan untuk (Pratama, 2012) :

1. Low Pressure System (biasa digunakan di perumahan). Sistem Reverse

Osmosis bertekanan rendah adalah yang bertekanan kurang dari 100 psig.

Biasanya digunakan di area perumahan yang menggunakan sistem

penampungan. Cara kerja sebagai berikut : Tangki penampungan penempatan

di atas (countertop) biasanya tidak bertekanan; namun jenis tangki

(38)

tekanan yang cukup untuk menggerakkan air dari tangki penampungan

menuju kran. Tapi sayangnya, hal ini juga akan menciptakan tekanan balik

melawan membran, yang dapat menurunkan efisiensi sistem. Beberapa unit

mengatasi masalah ini dengan menggunakan tangki tidak bertekanan dengan

pompa untuk mendapatkan air yang telah dimurnikan saat dibutuhkan.

Unit-unit bertekanan rendah biasanya mampu menghasilkan 2 – 15 galon per hari,

dengan efisiensi besar jumlah air limbah (reject water) sebanyak 2 – 4 galon

untuk setiap galon air murni yang dihasilkan. Kemurnian air yang dihasilkan

mampu mencapai 95%. Sistem jenis ini sangat terjangkau. Unit jenis ini

memerlukan pemeliharaan berupa penggantian pre dan post filter (biasanya 1

hingga 4 kali per tahun); dan penggantian membran Reverse Osmosis setiap 2

hingga 3 tahun sekali, tergantung penggunaan.

2. High Pressure System (biasa digunakan untuk komersial dan industri). Sistem

tekanan tinggi biasanya beroperasi pada tekanan 100 – 1000 psig, tergantung

membran yang digunakan dan air yang akan diolah. Sistem ini biasanya

digunakan untuk industri dan komersial dimana dibutuhkan volume yang

besar namun tetap pada standar kemurnian yang tinggi.

Kebanyakan sistem komersial dan industri menggunakan banyak

membran yang diatur secara pararel untuk menghasilkan jumlah air yang

diinginkan. Air yang telah diproses dari stage pertama kemudian dilanjutkan

ke modul membran tambahan untuk mendapatkan tingkat pemurnian yang

lebih tinggi. Air limbah yang dihasilkan dapat juga diarahkan ke modul

(39)

dibawah berikut), walau pembersihan (flushing) masih tetap diperlukan saat

konsentrasi meningkat mencapai tingkat kegagalan (fouling). Sistem High

Pressure untuk industri mampu menghasilkan 10 hingga ribuan galon air

perhari dengan efisiensi 1 – 9 galon air limbah. Kemurnian air bisa mencapai

95%. Sistem ini lebih besar dan leih rumit dibandingkan sistem Low Pressure.

Reverse Osmosis mampu menghilangkan banyak jenis kontaminan

kesehatan dan aestatik. Didesain dengan efektif sehingga mampu menghilangkan

rasa, warna dan bau yang tidak sedap, dan rasa asin atau soda yang disebabkan

oleh klorida atau sulfat. Reverse Osmosis juga efektif untuk menghilangkan

kontaminan kesehatan seperti arsenik, asbestos, atrazine (hebrisida/pestisida),

florida, timah, merkuri, nitrat, dan radium. Dengan menggunakan pre-filter

karbon yang sesuai (yang biasanya termasuk di banyak sistem reverse osmosis),

maka akan mampu menghilangkan kontaminan seperti benzene, trikloretilen,

trihalometana, dan radon. Beberapa sistem reverse osmosis juga mampu

menghilangkan kontaminan biologi seperti Crystosporidium. Peringatan dari

Water Quality Association (WQA), bahwa membran reverse osmosis secara

umum mampu menghilangkan semua mikro-organisme dan kontaminan

kesehatan, dengan perancangan sistem reverse osmosis yang dapat mencegah

kegagalan perlindungan pada sistem air minum (Santoso, 2009).

2.4.3. Manfaat Reverse Osmosis (RO)

Sistim RO memiliki kelebihan dibandingkan dengan sistem pengolahan

(40)

1. Memiliki standar kualitas air Internasional dengan ukutan filter atau

membrane yang sangat halus yaitu 0,0001 mikron yang mampu membuang

seluruh bahan pencemar air seperti kimia, biologis, fisik, bakteri, virus hingga

logam berat.

2. Dengan mengkonsumsi air minum yang murni dari hasil mesin sistem reverse

osmosis atau sistem RO, maka kesehatan dan fungsi ginjal di dalam tubuh

dapat tetap terjaga dengan baik.

3. Menjaga kesehatan tubuh kita dari beberapa penyakit yang cukup berbahaya

seperti : gula darah (diabetes), darah tinggi (Hipertensi), asam urat, gangguan

fungsi ginjal, gagal ginjal maupun batu ginjal (kerusakan ginjal dapat terjadi

karena terdapatnya logam-logam berat yang banyak bersifat toksik/racun dan

pengendapan pada ginjal), sehingga dapat digunakan sebagi terapi kesehatan

terhadap penyakit tertentu.

4. Dilakukan tahapan proses analisa air baku sebelum pemasangan. Filter yang

digunakan disesuaikan dengan kondisi atau masalah air sehingga dilakukan

proses filterisasi sesuai dengan output yang diinginkan

5 Mampu membuang zat polutan berbahaya higga air menjadi murni 99,9%.

Hal ini polutan atau logam berat tidak dapat dihilangkan dengan system

pengolahan air minum yang lama misalnya pendidihan, ultraviolet, ozonisasi

dan lain-lain.

6. Baik untuk digunakan sebgai “Terapi Air Putih”, karena menggunakan air

(41)

7. Memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan membeli air minum

kemasan dan isi ulang. Biaya pertahun untuk produk reverse osmosis rumah

tangga yang digunakan hingga 10 orang tidak lebih dari Rp. 350.000.

8. Merupakan teknologi yang telah teruji secara internasional., karena digunakan

di berbagai Negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura,

Australia, Jepang dan negara lainnya.

9. Kualitas air langsung dapat diuji dari hari ke hari sehingga air yang diminum

terjamin kualitasnya,

10. Menggunakan komponen filter yang telah lolos uji kelayakan dari NSF dan

anggota Water Quality.

2.4.4. Perbedaan Sistem Depot Air RO dengan Depot Air Biasa

Pebedaan sistem pemurni atau filterisasi air minum (Depo) RO dengan

Depo Air biasa adalah sebagai berikut :

a. Dari segi harga

1. Sistem Konvendonal yaitu depot air minum UV – (dengan teknologi Ultra

Violet (UV) dan biasa dijual berkisar Rp. 2.500 – Rp. 4.000/galon)

2. Sistem Reverse Osmosis yaitu depot air minum RO (dengan teknologi RO

dan biasa dujual berkisar Rp 4.000 – Rp. 8.000/galon).

b. Dari segi mesin pemurnian

1. Sistem Konvensonal (Depot UV), proses pemurniannya dengan

Multimedia Macro Filter. Menggunakan Carbon Aktif, Silica/Sand,

(42)

a. Pemurnian dengan Macro Filter yaitu menggunakan media

Catrige/Spon sedimen filter untuk menyaring endapat atau polutan air

dengan kerapatan 0,1 s/d 0,5 micron.

b. Sinar Ultra Violet (UV) gunanya untuk sterilisasi air dari bakteri

(untuk depo air minum isi ulang dianjurkan minimal kapasitas UV :

12 GPM yaitu 12 galon per menit), karena fungsi UV sangat vital

maka UV harus sesuai standar dan apabila UV tidak berfungsi jangan

menjual air tersebut.

c. Ozone (O3) : fungsinya untuk sterilisasi air dengan media Gas O3

yang dihasilkan dari proses generator Ozone atau injeksi langsung

dengan oksigen (O2) tabung yang melalui sistem pembakaran

generator mesin Ozone. Adapun air yang menggunakan sistem ozone

kualitas air akan lebih enak, fresh dan tahan lama walaupun disimpan

dalam jangka panjang tidak berubah atau berlumut.

2. Sistem Reverse Osmosis (Depo RO), proses pemurnian air dengan media

membrane sintetis yang sangat halus, kerapatannya mencapai 0,00001

micron, maka dengan filter membrane yang rapat sekali bakteripun tidak

bisa tembus ke dalam membrane tersebut dan air baku kandungan polutan

(TDS) tinggi akan di bolak balik oleh membrane sehingga proses RO ada

air yang terbuang, banyak sedikitnya air yang terbuang tergantung air

(43)

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan analisa permintaan air minum isi ulang

terhadap minat beli telah banyak dilakukan dengan objek dan pendekatan yang

berbeda-beda. Bukti ini adalah bukti penelitian terdahulu sejenis dengan skripsi

yang saya teliti :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini dan

Muryani (2001) berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Konsumen dalam Pembelian Air Minum Mineral di Kota

Surabaya”. Hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara

bersama-sama faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan

promosi berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen, sedangkan

yang peling dominan adalah faktor harga

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dheany Arumsari (2012) yang berjudul

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merek Aqua (Studi pada

Konsumen Toko Bhakti Mart Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah” dengan

hasil harga mempunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan variabel

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan

dalam pengumpulan dan atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan

dan menuju hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan

untuk menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut :

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei bersifat analitik

yaitu bertujuan untuk menganalisis permintaan air minum isi ulang khususnya

depot Reverse Osmosis di Kota Belawan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan di Depot air minum isi

ulang khususnya depot RO dan depot biasa di kota Belawan, dengan mengamati

faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen dalam memilih air

minum isi ulang jenis RO.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 sampai dengan selesai

penelitian.

3.3. Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalahpahaman di dalam

(45)

batasin pada konsumen pengguna air minum isi ulang baik pada depot Reverse

Osmosis (RO) dan depot biasa yang berlokasi di kota Belawan.

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek, transaksi atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya

atau menjadi objek penelitian. Sedangkan elemen sendiri merupakan unit dimana

data yang diperlukan akan dikumpulkan atau dapat dianalogikan sebagai unit

analisis (Mudrajad, 2003: 103). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

konsumen yang mengkonsumsi air minum isi ulang dengan menggunakan sistem

RO dan depot biasa dalam bentuk galon yang tinggal di kota Belawan, khususnya

di Kelurahan Bahagia berjumlah 50 orang.

3.4.2 Sampel

Sedangkan sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit

populasi (Mudrajad, 2003 : 103). Sampel dalam penelitian seluruh populasi (total

sampling) yaiitu konsumen pengguna air minum isi ulang yang ada di Kelurahan

Bahagia sebanyak 50 orang.

3.5. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden

yang meliputi profil responden, tanggapan responden terhadap pertanyaan yang

(46)

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait,

buku-buku, majalah-majalah serta laporan yang berhubungan dengan penelitian.

3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

Ada 5 (lima) variabel utama yang menjadi perhatian penelitian ini.

Variabel harga, kualitas produk, tempat/lokasi, kemasan dan promosi.

Tabel 3.1

Definisi Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Faktor Kualitas

Produk (X1)

Kualitas Produk adalah nilai suatu produk/jasa yang diberikan dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan bagi yang menggunakannya

a. Kualitas telah memadai b. Manfaat utama

Likert

Faktor Harga (X2)

Faktor harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa.

a. Keterjangkauan harga produk b. Kesesuaian harga dengan manfaat

Likert

Lokasi (X3)

Tempat produk untuk ditawarkan kepada konsumen berdasarkan kondisi geografis, karakteristik penduduk, pendapatan masyarakat sekitar, dan lainnya yang membuat produk dapat terjual atau sampai ke tangan konsumen.

a. Tempat mudah dijangkau b. Saluran pemasaran

Likert

Promosi penjualan

(X4)

Media komunikasi hanya sebuah merek ataupun image tanpa atribut produknya ke masyarakat seperti spanduk, banner, dan sebagainya

a. Promosi sesuai keinginan b. Tenaga penjual

a. Ketertarikan minat beli b. Keyakinan terhadap produk

(47)

3.7. Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur pernyataan tentang

sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju tidak setuju, senang tidak

senang, baik tidak baik (Umar 2000:137). Untuk keperluan analisis kuantitatif

maka diberi lima alternatif jawaban kepada responden untuk masing-masing

variabel dengan menggunakan skala 1 sampai 5, adapun skor yang disajikan pada

Tabel 3.2. adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.8 Metode Pengumpulan Data

1) Studi Pustaka

Memperoleh data sebagai acuan dan landasan teori serta menjadi dasar

(48)

2) Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Medan untuk melengkapi

catatan penelitian yang diperlukan.

3). Kuesioner

Pengumpulana data dengan cara memberikan atau menyebarkan daftar

pertanyaan atau pernyataan yang menyangkut variabel-variabel penelitian

yang akan dijawab oleh responden.

3.9 Metode Analisis Data

Metode Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis data penelitian

dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa dan

menginterprestasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai masalah yang dihadapi (Sugiono 2006:142). Data yang telah

dikumpulkan melalui angket dianalisis dengan mengunakan metode

deskriptif sehingga dapat diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai

variabel penelitian berdasarkan data.

b. Metode Analisis Statistik

Metode Regresi Linier Berganda

Untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

digunakan analisis regresi linieer berganda dengan menggunakan perangakat

(49)

Dengan rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y = minat beli konsumen

X1 = Kualitas Produk

X2 = Harga

X3 = Lokasi

X4 = Promosi penjualan

c. Metode Analisis Statistik Uji F (Uji Serentak)

Uji signifikan simultan ini pada dasarnya menunjukkan apakah faktor

independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap minat beli

konsumen (Y) sebagai variabel dependen. Bentuk pengujiannya :

Ho : b1 = b2 = 0, artinya variabel independen (X1, X2, X3, X4) secara

simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y),

H1 : b1,b2 ≠ 0, artinya semua variabel independen (X1, X2, X3, X4) secara

simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Jika probabilitas <0.05, maka Ho ditolak

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Produk Air Minum isi Ulang Reverse Osmosis (RO)

Depot air minum isi ulang di Kelurahan Belawan Bahagia hanya ada 7

(tujuh) Depot. Depot air minum isi ulang yang dipasarkan adalah depot isi ulang

jenis RO atau biasa disebut reverse osmosis maupun air minum isi ulang dengan

menggunakan air pegunungan. Depot jenis RO menggunakan mesin reverse

osmosis sebagai inti dari proses filterisasinya dan air bahan baku yang dipakai

harus berkualitas, bisa air pegunungan,mata air, air pam, air sumur, asal yang

berkualitas baik bisa di cek secara instan dan cepat dengan menggunakan tds

meter, maksimal tds untuk dikonsumsi dan diolah sebagai bahan baku depot isi

ulang adalah ber tds 80 ppm, walaupun menurut standar dinas Kesehatan

bahwasannya air yang layak di konsumsi adalah maksimal ber tds 500 ppm. Satu

galon air jenis RO seharga Rp. 4.000 – Rp. 6.000 per galon. Depot ini melayani

pelanggan sebanyak 20 pelanggan.

Sistem Reverse Osmosis (Depo) merupakan proses pemurnian air dengan

media Membrane Sintetis yang sangat halus kerapatanya mencapai 0.00001

micron maka dengan filter membrane yang rapat sekali bakteripun tidak bisa

tembus membrane tersebut, dan air baku kandungan pulutan (TDS) tinggi akan di

tolak balik oleh membran sehingga proses RO ada air yang terbuang, banyak

sedikitnya air yang terbuang tergantung air bakunya & kualitas mesin RO

(51)

Air RO dibuat dari air PAM yang dimurnikan secara reverse osmosis

untuk menjamin kemurniannya airnya. Proses penyaringannya dengan

menggunakan saringan membrane. Saringan membrane dengan menyaring air

melalui membrane semi permeable yang dinamakan Reverse Osmosis (RO),

suatu tekanan tinggi diberikan melampaui terikan osmosis sehingga memaksa air

melewati proses RO dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian

dengan kepekatan rendah. Selama proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang

berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang

lebih kecil dari pori-pori RO akan melewati pori-pori membrane dan hasilnya

adalah air yang murni. Sistim RO menghasilkan air murni saja, sehingga mudah

diserap oleh tubuh dan dapat meringankan kerja ginjal

4.2. Gambaran Umum Kota Belawan

Kota Medan Belawan merupakan daerah pesisir Kota Medan dan

merupakan wilayah bahari dan maritim yang berbatasan langsung pada Selat

Malaka dengan penduduknya berjumlah 95.506 jiwa dengan luas wilayah Kota

Medan Belawan adalah 21,82 km². Di Kota Medan Belawan ini terbagi menjadi 6

Kelurahan yaitu : Kelurahan Belawan Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan

Bahagia, Kelurahan Belawan Bahari, Kelurahan Belawan II, Kelurahan Belawan

Bagan Deli dan Kelurahan Belawan I (Pemko Medan, 2013).

Kelurahan Belawan Bahagia terletak di Jalan Terubuk No 23 Belawan

denga jumlah penduduk sebanyak 21.018 jiwa. Adapun batas-batas wilayah

(52)

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Belawan I

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Belawan Bahari

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Belawan II

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Belawan Pulau Sicanang

Sebagain besar penduduk di Medan Belawan didiami oleh suku Melayu

(80%) dan selebihnya adalah suku lainnya.

4.3 Hasil Pengolahan Data 4.3.1 Analisis Deskriptif 1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen depot air minum isi

ulang jenis Reverse Osmosis (RO) maupun air pegunungan. Karakteristik

responden meliputi umur, pendidikan dan pendapatan, dapat dilihat pada Tabel

4,1 berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pelanggan Depot Air Minum Isi Ulang

No Karakteristik Responden f Persentase (%)

1 Kelompok Umur (tahun)

25 - 35

Rendah (tamat SD dan SLTP) Tinggi (tamat SLTA dan DIII/S1)

22

(53)

Dari Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa responden air minum isi ulang

lebih banyak berumur 35 – 45 tahun (50%), dengan pendidikan tinggi (tamat

SLTA maupun tamat DIII/PT) sebanyak (56%). Jika dilihat dari tingkat

pendapatan lebih banyak konsumen memiliki pendapat rata-rata Rp 1.000.000

sampai Rp 2.000.000 (54%).

2. Distribusi Jawaban Responden

Penelitian ini menjelaskan hasil dari penelitian analisa permintaan air

minum isi ulang khususnya depot RO kota Belawan, terdiri dari tanggapan

responden yang dikategorikan atas :

Sangat Puas (SP) diberi bobot nilai = 5

Puas (P) diberi bobot nilai = 4

Cukup/Kurang puas (KP) diberi bobot nilai = 3

Tidak puas (TP) diberi bobot nilai = 2

Sangat tidak puas (STP) diberi bobot nilai = 1

a. Persepsi Pelanggan Air RO terhadap Produk (X1)

Tabel. 4.2

Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Produk

Petanyaan STS

Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan pertama “Kualitas air RO telah memadai”, dapat dijelaskan

(54)

2. Pada pernyataan kedua “Kehandalan air RO bagi kesehatan”, dapat

dijelaskan bahwa dari 50 responden (42%) menjawab setuju.

b. Persepsi Pelanggan Air RO terhadap Harga (X2)

Tabel. 4.3

Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Harga

Petanyaan STS

Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan pertama “Harga air RO terjangkau”, dapat dijelaskan

bahwa dari 50 responden sebagian besar (56%) menjawab setuju

2. Pada pernyataan kedua “Harga air RO di atas pesaing”, dapat dijelaskan

bahwa dari 50 responden (42%) menjawab kurang setuju.

c. Persepsi Pelanggan Air RO terhadap Lokasi/Tempat (X3)

Tabel. 4.4

Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Lokasi/Tempat

Petanyaan STS

Saluran pemasaran air RO ke

pelanggan

0 4,0 28,0 54,0 14,0 100,0

Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan pertama “Distribusi air RO mudah didapatkan”, dapat

(55)

2. Pada pernyataan kedua “Saluran pemasaran air RO ke pelanggan”, dapat

dijelaskan bahwa dari 50 responden (54%) menjawab setuju.

d. Persepsi Pelanggan Air RO terhadap Promosi

Tabel. 4.5

Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Promosi

Petanyaan STS

Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan pertama “Promosi air RO sesuai dengan keinginan

pelanggan”, dapat dijelaskan bahwa dari 50 responden sebagian besar (60%)

menjawab setuju

2. Pada pernyataan kedua “Tenaga/alat penjual air RO ”, dapat dijelaskan

bahwa dari 50 responden (52%) menjawab setuju

e. Persepsi Pelanggan Air RO terhadap Minat beli (Y)

Tabel. 4.6

Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Minat Beli

Petanyaan STS

Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan pertama “Ketertarikan air RO”, dapat dijelaskan bahwa dari

(56)

2. Pada pernyataan kedua “Keyakinan terhadap air RO ”, dapat dijelaskan

bahwa dari 50 responden (44%) menjawab setuju.

4.3.2 Metode Analisa Statistik

1. Pengujian Regresi Linier Berganda

Analisa regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada pelanggan air

RO. Analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17.0 dengan

menggunakan metode enter. Metode enter digunakan untuk analisis regresi

agar dapat mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh yang

positif signifikan terhadap variabel terikat. Seluruh variabel akan dimasukkan

kedalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel bebas mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

a. Dependent Variable: kateg minat beli kons

Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan data seperti yang terlihat pada Tabel 4.7

kolom kedua (Unstandardized Coefficients) bagian B diperoleh nilai X1 variabel

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 4.1  Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pelanggan
Tabel. 4.4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Melihat gencarnya promosi yang dilakukan oleh Coffee &amp; Resto Cengkir Klopo penulis tertarik untuk melakukan penelitian apakah promosi yang dilakukan oleh Coffe &amp; Resto

Handayani (2011) mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Indonesia, menyatakan bahwa variabel

(3) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dalam mengembangkan pesantren satu atap di pondok pesantren Pancasila yaitu ketua yayasan selalu memberikan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa aktor dalam sistem pengolahan nilai raport kurikulum 2013 terdiri dari 2 aktor maka sequence diagram memiliki 2

Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Assets (ROA) terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di

Pada har i ini Senin tanggal Satu bulan Juli tahun dua r ibu dua belas (01- 07- 2012), kami yang ber tanda tangan dibawah ini Kelompok Ker ja (Pokja)/ Panitia Pengadaan Barang

Penggunaan emosi positif dari guru SMA Negeri di Kota Kupang, misalnya ditunjukkan dengan sikap positif yang tetap mengerjakan tugas-tugas saat ada kesulitan/masalah (baik

Siswa kemudian menuliskan kegiatan yang dilakukannya tersebut (berolah raga, ke rumah nenek, berkebun, pergi ke kota, dan sebagainya). Guru mengingatkan siswa untuk menulis dengan