SKRIPSI
ANALISA PERMINTAAN AIR MINUM ISI ULANG REVERSE OSMOSIS (RO) DI KOTA MEDAN
(STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN KOTA BELAWAN)
Oleh :
NIM : 090523003 RAGYL ARIEYANTO
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
SKRIPSI
ANALISA PERMINTAAN AIR MINUM ISI ULANG REVERSE OSMOSIS (RO) DI KOTA MEDAN
(STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN KOTA BELAWAN)
Oleh :
NIM : 090523003 RAGYL ARIEYANTO
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi
Departemen Ekonomi Pembangunan
PERSETUJUAN
Nama : Ragyl Arieyanto
NIM : 090523003
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi :
Judul Skripsi : Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse
Osmosis (RO) di Kota Medan (Studi Kasus Kecamatan
Medan Kota Belawan)
Tanggal_____________ Ketua Program Studi
NIP. 19710503 200312 1 003
Irsyad Lubis, SE, M.Sos.Sc, Ph.D
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi
Departemen Ekonomi Pembangunan
PERSETUJUAN
Nama : Ragyl Arieyanto
NIM : 090523003
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Ekonomi Perbankan
Judul Skripsi : Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis (RO) di Kota Medan (Studi Kasus Kecamatan Medan Kota Belawan)
Tanggal_____________ Pembimbing
NIP 19730408 199802 1 001
Wahyu Ariyo Pratomo, SE, M.Ec
Tanggal Pembaca Nilai
NIP. 19560112 198503 1 002
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis (RO) di Kota Medan (Study Kasus : Kecamatan Medan Kota Belawan)”, adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga darn/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Februari 2014
Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan konsumen membeli air minum isi ulang jenis RO
berdasarkan harga, kualitas, tempat/lokasi, dan promosi.Untuk mengetahui faktor
yang paling dominan mempengaruhi dalam permintaan konsumen membeli air isi
ulang RO di Kota Belawan.
Data di peroleh dari 100 orang dengan sampel 50 orang pelanggan
pembeli air isi ulang RO. Pengujian menggunakan 5 indikator yaitu faktor
produksi, faktor harga, lokasi, promosi penjualan dan minat beli. Metode
penelitian yang di gunakan adalah analisis deskriptif, analisis statistic dan analisis
statistic uji F. Uji F pada f table adalah 2,706 > 2,61. Pada α = 5%
Berdasar kan hasil penelitian, hasil uji regresi diperoleh nilai produk
bertanda positif sebesar 0,382, nilai harga bertanda positif sebesar 0,206, nilai
tempat bertanda positif sebesar 0,356 dan nilai promosi bertanda positif sebesar
0,056 yang artinya bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi konsumen
dalam membeli air minum isi ulang khususnya air RO adalah faktor produk.
Sehingga untuk meningkatkan penjualan pengusaha air minum harus selalu
menjaga produksi air yang di hasilkan dan juga lebih melakukan promosi lagi.
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence consumer demand to buy refill drinking water RO types based on price, quality, place / location, and promosi.Untuk determine the most dominant factor affecting the consumer demand to buy RO water refill in the city of Belawan.
This file were obtained from a sample of 100 people with 50 customers buyers RO water refill. Tests using five indicators of factors of production, factor price, location, promotion sales and purchase interest. The research method used is descriptive analysis, statistical analysis and statistical analysis of F test The F in F table is 2.706> 2.61. At α = 5%
Based on the results of the research it, regression test results obtained by the value of the product is positive at 0.382, the value is positive rates of 0.206, where the value is positive at 0.356 and is positive promotional value of 0.056, which means that the most dominant factor in influencing consumer purchasing water content RO water is particularly re-factor of the product. So as to increase sales entrepreneurs drinking water should always keep that produced water production and also promotion again.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kasih dan karuni-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis (RO) di Kota
Medan (Study Kasus : Kecamatan Medan Kota Belawan)”, guna memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Selama penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya
skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebenar-benarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac,Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ariyo Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen
Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Dan Bapak Drs.
Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.Soc.Sc,Ph.D, selaku Ketua Program
Studi S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara dan Bapak
Paidi Hidayat, S.E, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Wahyu Ariyo Pratomo, SE, M.Ec selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan serta saran
5. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku Dosen Pembaca yang
menyisihkan waktu dan pemikirannya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada
penulis beserta staf administrasi pada Fakultas Ekonomi, khuusnya
Departemen Ekonomi Pembangunan.
7. Kepada yang tercinta Ayahanda Misnan Budhianto dan almarhumah Sri
Kwaty, yang selalu memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis dan
tidak henti-hentinya mendorong serta memanjatkan doa untuk keselamatan
dan keberhasilan penulis. Serta aliran doa restu yang diberikan takkan pernah
terhenti kepada penulis sepanjang hayat.
8. Kepada yang tercinta calon istri Widya Maulina yang selalu dengan sabar
memberikan spirit dan doa yang tiada henti kepada penulis sehingga skripsi
dapat diselesaikan
9. Seluruh teman-teman stambuk 209 Departemen Ekonomi Pembangunan
yang telah memberikan semangat kepada Penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu Penulis dengan segala keterbatasannya sangat mengharapkan saran
yang konstruktif, sehingga karya lain dari Penulis di masa yang akan datang jauh
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang telah
diberikan kepada penulis. Akhirul kalam, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para
pembaca sekalian, terutama bagi Penulis.
Medan, Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan ... 9
2.1.1 Teori Permintaan ... 9
2.1.2 Hukum Permintaan (The Law of Demand) ... 11
2.1.3 Elastisitas Permintaan ... 12
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembelian Air Isi Ulang RO ... 14
2.4.4 Perbedaan Sistem Depot Air RO dengan Depot Air Biasa .. 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.2.1 Tempat Penelitian ... 28
3.2.2 Waktu Penelitian ... 28
3.4.1 Populasi ... 29
3.4.2 Sampel ... 29
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 30
3.6 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 30
3.7 Skala Pengukuran Variabel ... 31
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 32
3.9 Metode Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Produk Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis ... 36
4.2 Gambaran Umum Kota Belawan ... 37
4.3 Hasil Pengolahan Data ... 38
4.3.1 Analisa Deskriptif ... 38
4.3.2 Metode Analisa Statistik ... 42
4.4 Pembahasan ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54
5.2 Saran ... 55
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 30
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 36
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pelanggan Depot Air Minum Isi Ulang ... 38
Tabel 4.2 Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Produk ... 39
Tabel 4.3 Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Harga ... 40
Tabel 4.4 Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Trmpat/Lokasi ... 40
Tabel 4.5 Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Promosi ... 41
Tabel 4.6 Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Minat Beli ... 41
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Regresi Linier Berganda ... 42
Tabel 4.8 Hasil Uji t (Parsial) ... 44
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 48
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan konsumen membeli air minum isi ulang jenis RO
berdasarkan harga, kualitas, tempat/lokasi, dan promosi.Untuk mengetahui faktor
yang paling dominan mempengaruhi dalam permintaan konsumen membeli air isi
ulang RO di Kota Belawan.
Data di peroleh dari 100 orang dengan sampel 50 orang pelanggan
pembeli air isi ulang RO. Pengujian menggunakan 5 indikator yaitu faktor
produksi, faktor harga, lokasi, promosi penjualan dan minat beli. Metode
penelitian yang di gunakan adalah analisis deskriptif, analisis statistic dan analisis
statistic uji F. Uji F pada f table adalah 2,706 > 2,61. Pada α = 5%
Berdasar kan hasil penelitian, hasil uji regresi diperoleh nilai produk
bertanda positif sebesar 0,382, nilai harga bertanda positif sebesar 0,206, nilai
tempat bertanda positif sebesar 0,356 dan nilai promosi bertanda positif sebesar
0,056 yang artinya bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi konsumen
dalam membeli air minum isi ulang khususnya air RO adalah faktor produk.
Sehingga untuk meningkatkan penjualan pengusaha air minum harus selalu
menjaga produksi air yang di hasilkan dan juga lebih melakukan promosi lagi.
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence consumer demand to buy refill drinking water RO types based on price, quality, place / location, and promosi.Untuk determine the most dominant factor affecting the consumer demand to buy RO water refill in the city of Belawan.
This file were obtained from a sample of 100 people with 50 customers buyers RO water refill. Tests using five indicators of factors of production, factor price, location, promotion sales and purchase interest. The research method used is descriptive analysis, statistical analysis and statistical analysis of F test The F in F table is 2.706> 2.61. At α = 5%
Based on the results of the research it, regression test results obtained by the value of the product is positive at 0.382, the value is positive rates of 0.206, where the value is positive at 0.356 and is positive promotional value of 0.056, which means that the most dominant factor in influencing consumer purchasing water content RO water is particularly re-factor of the product. So as to increase sales entrepreneurs drinking water should always keep that produced water production and also promotion again.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan
suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih
peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya,
dan ekonomi. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat
mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai,
maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang
dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas. Dengan demikian,
setiap perusahaan harus mampu memahami kelangsungan hidup perusahaan
tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan
para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono,2008).
Perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan- kebijakan strategis
baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya menghadapi
persaingan yang ketat dengan competitor yang dapat memberikan value yang
lebih besar kepada customer. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing
maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk
yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari
perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam
Hal ini pun berlaku pula di dalam persaingan industri air minum isi ulang.
Inovasi, kualitas, promosi, saluran distribusi, tingkat harga produk harus benar–
benar diperhatikan oleh para produsen air minum isi ulang agar tidak kalah
dengan para pesaingnya. Perkembangan teknologi di bidang air minum isi ulang,
yang sebelumnya hanya terdapat air minum isi ulang dari pegunungan. Dengan
adanya inovasi dan teknologi yang semakin canggih, mendorong untuk
menciptakan air minum isi ulang yang memakai suatu tekanan yang tinggi dan
melalui beberapa penyaringan (Reverse Osmosis). Selain itu dengan majunya
taraf pendidikan masyarakat dan meningkatnya pendapatan masyarakat turut
mendorong masyarakat dalam mengkonsumsi air minum isi ulang jenis RO.
Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk
membeli suatu produk misalnya, kualitas produk, harga, dan iklan (Engel,1994).
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan
pembelian barang dan jasa. Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen
dalam keputusan pembelian adalah hal yang penting, sebab dengan pengetahuan
dasar yang baik mengenai perilaku konsumen akan dapat memberikan masukan
yang berarti bagi perencanaan strategi pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari
empat variabel yaitu produk (product), harga (price),promosi (promotion),
distribusi (place) (Kotler, 2006).
Setiap akan melakukan keputusan pembelian, konsumen melakukan
evaluasi mengenai sikapnya. Kepercayaan digunakan konsumen untuk
berlaku juga pada air minum isi ulang (AMIU). Bisnis Air Minum Isi Ulang
(AMIU) semakin menggiurkan, karena kebutuhan akan air minum terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Bayangkan saja, kebutuhan
masyarakat akan air minum sangat tinggi. Padahal ketersediaan air yang layak
minum dalam arti berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit
diperoleh. Saat ini masyarakat, terutama di kota-kota besar tidak bisa lagi lepas
dari AMIU.
Kurangnya jumlah air layak minum yang dapat diperoleh mendorong
munculnya usaha rumah tangga bahkan industri besar dalam penyediaan air
minum. Selain produk bermerk yang menjual air minum dengan harga lebih
mahal dari minyak bumi (bensin, minyak tanah) muncul juga fenomena “air isi
ulang”. Saat ini tidak sedikit masyarakat yang mengkonsumsi air minum isi
ulang. Mereka memiliki banyak alasan untuk menggunakan air isi ulang
diantaranya adalah harga air minum isi ulang yang murah, mudah didapat karena
depot yang ada di sekitar perumahan masyarakat, dan praktis (tidak perlu
dimasak) (Safitri, dalam Hamdani, 2011).
Air minum isi ulang yang didistribusikan ke masyarakat harus didaftarkan
ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sedangkan pengawasan mutu air
dilakukan Dinas Kesehatan. Pengawasan kualitas air minum dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara berkala sekurangkurangnya setiap tiga
bulan. Dengan diberikannya izin dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
mempermudah bagi Dinas Kesehatan untuk melakukan uji atau sampel terhadap
bidang air minum isi ulang, berdasarkan Kep. Menperindag No.
705/MPP/Kep/II/2003, harus memiliki nomor MD dan SNI untuk memperoleh
izin usaha. SNI adalah Standar Nasional Indonesia, yang berkaitan dengan
kualitas suatu produk. SNI ditetapkan oleh Badan Pengawas obat dan Makanan,
setelah melalui serangkaian tes laboratorium. Sedangkan nomor MD adalah
nomor registrasi produk makanan dan minuman dalam negeri.
Proses pengolahan air minum isi ulang dilakukan dengan beberapa
metoda, yang paling popular adalah metoda penyaringan. Proses penyaringan
terbagi lagi menjadi 2 jenis yaitu dengan menggunakan pasir, batu, ijuk, dll
(metoda klasik) atau dengan menggunakan saringan membrane (metoda lebih
baru). Saringan membran dengan menyaring air melalui membran semi
permeable yang dinamakan Reverse Osmosis (RO). Suatu tekanan tinggi
diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga memaksa air melewati proses.
Reverse Osmosis dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian dengan
kepekatan rendah. Selama proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya
akan dibuang sebagai air tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil
dari pori-pori RO akan melewati pori-pori membran dan hasilnya adalah air yang
murni (Safitri dalam Hamdani, 2011).
Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk di kota Belawan, maka
permintaan air terus akan meningkat. Permintaan adalah sejumlah kuantitas
barang yang mau, dan dibeli konsumen selama periode waktu tertentu.
sendiri, harga barang lain yang berkaitan dengan barang tersebut, pendapatan
rumah tangga, pendapatan rata-rata masyarakat, dan selera (Sukirno, 2002).
Harga merupakan sebuah atribut diantara beberapa atribut lain dalam
pengambilan keputusan konsumen. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya
persaingan harga dari berbagai merek yang tersedia di pasar, sehingga konsumen
yang sensitiv terhadap perubahan harga cenderung akan beralih ke merek lain
yang lebih murah. Namun konsumen yang loyal terhadap merek yang disukainya
mungkin tidak akan beralih ke merek yang lain.
Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa
konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu
produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari
produk tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan
harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, karena ada
kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau
karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut
dan ingin dianggap loyal. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses
pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan
informasi (Tjiptono, 2008).
Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para
pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya harga
dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan
dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang
dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam
"mendidik" konsumen mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk
menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering
berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi
(Tjiptono,2008).
Kotler & Armstrong (2008) mengatakan bahwa kualitas produk
merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi
hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan pesat,
dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari
perusahaan yang lain
Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik
produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut,
selain itu pendidikan dan penghasilan konsumen juga berkaitan dengan
kemampuan membeli. Dari kondisi tersebut dan semakin tingginya tingkat
pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka membawa
pengaruh terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air mineral yang sehat
khususnya air isi ulang RO. Dari survei yang dilakukan penulis di Kelurahan
Belawan Bahagia konsumen yang menggunakan air minum isi ulang ada 20
keluarga, dengan jumlah depot baik itu RO maupun air pegunungan sebanyak 7
Belawan cukup pesat, yaitu sejumlah 40 produsen baik itu depot air minum isi
ulang jenis RO maupun biasa atau air pegunungan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan pentingnya analisis faktor
yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan permintaan membeli suatu
produk tertentu dalam hal ini air isi ulang jenis RO. Untuk dapat mengantisipasi
pesatnya persaingan yang dihadapi perusahaan air minum mineral di kota
Belawan agar dapat mempertahankan eksistensinya maka dipandang perlu
diadakan penelitian sejauh mana faktor-faktor perilaku konsumen terhadap
permintaan membeli air minum mineral tersebut. Dari uraian latar belakang maka
penulis tertarik mengambil judul penelitian tentang “Analisis Permintaan Air
Minum Isi Ulang Khususnya Depot Reverse Osmosis (RO) di Kota Medan
(Study Kasus Kota Belawan)”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah faktor-faktor yang mendorong konsumen untuk memilih air
minum isi ulang khususnya air isi ulang jenis RO ?
2. Bagaimana prospek usaha air isi ulang RO di Kota Belawan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen
membeli air minum isi ulang jenis RO berdasarkan harga, kualitas,
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi dalam
permintaan konsumen membeli air isi ulang RO di Kota Belawan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan gambaran dan penjelasan bagi calon pembeli air minum
mineral mengenai hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan
membeli air minum isi ulang jenis RO
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengembang
dalam meningkatkan mutu dan kualitas air minum isi ulang jenis RO di Kota
Belawan
3. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi tambahan
dan bahan studi yang relevan di masa yang akan datang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permintaan
2.1.1. Teori Permintaan
Permintaan suatu barang di pasar akan terjadi apabila konsumen
mempunyai keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli, pada
tahap konsumen hanya memiliki keinginan atau kemampuan saja maka
permintaan suatu barang belum terjadi, kedua syarat willing dan ability harus ada
untuk terjadinya permintaan (Turner, 1971) dalam (Salma, 2004).
Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli
terhadap suatu barang. Teori permintaan menerangkan tentang ciri-ciri hubungan
antara jumlah permintaan dan harga. Menurut Sadono Sukirno, (2005)
permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai
tingkat harga tertentu selama periode waktu tertentu.
Para ahli ekonomi lainnya yaitu Lincolin Arsyad (1997:125),
mengemukakan bahwa “Dalam ilmu ekonomi istilah permintaan menunjukkan
jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan
keadaan tertentu”. Permintaan terdiri dari :
1. Permintaan Langsung, yaitu permintaan akan barang dan jasa yang dapat
memuaskan keinginan konsumen secara langsung.
2. Permintaan turunan, yaitu permintaan barang dan jasa yang digunakan
lainnya, misalkan permintaan akan pekerjaan, tenaga penjual, dan
lain-lain.
Sedangkan dari segi kemampuan dan daya beli maka permintaan dibagi
atas (Arsyad, 1997) :
1. Permintaan potensial, yaitu permintaan yang hanya menunjukkan adanya
intensitas kebutuhan seseorang akan guna barang tanpa disertai dengan
daya beli
2. Permintaan efektif yaitu permintaan selain menunjukkan adanya intensitas
kebutuhan juga disertai dengan daya beli.
Fungsi permintaan seorang konsumen akan suatu barang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Dx = f ( Y, Py, T, u ) ……… (2.1 )
Dimana : Dx = Jumlah barang yang diminta
Y = Pendapatan Konsumen
Py = Harga Barang Lain
T = Selera
U = Faktor-faktor Lainnya
Persamaan tersebut di atas berarti jumlah barang X yang diminta
dipengaruhi oleh harga barang X, pendapatan konsumen, harga barang lain,
selera dan faktor-faktor lainnya. Dimana DX adalah jumlah barang X yang
diminta konsumen, Y adalah pendapatan konsumen, Py adalah harga barang
kenyataannya permintaan akan suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga
barang itu sendiri namun juga oleh faktor-faktor lain (Sukirno, 2005).
Dalam analisa ekonomi, permintaan individu maupun pasar terutama
dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh sebab itu teori permintaan, harga
merupakan faktor yang terutama dianalisis, analisis permintaan ini dapat
ditunjukkan dalam bentuk tabel atau grafik. Apabila ditunjukkan dalam bentuk
tabel, analisis ini disebut dengan skedul permintaan (Demand Schedule),
sedangkan apabiola ditunjukkan dalam bentuk grafik, analisis ini disebut kurva
permintaan (Demand Curve). Skedul permintaan dapat didefinisikan sebagai
suatu tabel yang menunjukkan daftar berbagai kemungkinan harga produk itu.
Sedangkan kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu grafik yang
menunjukkan hubungan antara kuantitas permintaan dan harga produk, apabila
semua variabel lain penentu permintaan produk itu dibuat konstan (cateris
paribus)
2.1.2. Hukum Permintaan ( The Law of Demand)
Hukum permintaan menjelaskan sifat keterikatan diantara permintaan
sesuatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan
suatu hipotesa yang menyatakan semakin rendah harga suatu barang, makin
banyak barang yang diminta (Sukirno, 2005). Pada hakikatnya makin rendah
harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut.
Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan
1. Apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain
yang dapat digunakan sebagai pengganti barang tersebut, dan sebaliknya
apabila barang tersebut turun, konsumen akan menambah pembelian
terhadap barang tersebut.
2. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang,
sehingga memaksa konsumen mengurangi pembelian, terutama barang yang
akan naik harganya (Sukirno, 2005).
Kurva permintaan umumnya menurun dari atas ke kanan bawah. Menurut
Alma (2000), hal ini disebut dengan The Law of Down Ward Sloping, dimana
jika harga suatu barang dinaikkan maka jumlah barang ditawarkan yang diminta
akan berkurang, atau bila suatu barang ditawarkan dalam jumlah yang lebih
banyak dipasar maka harga tersebut hanya dapat di jual dengan harga yang lebih
rendah. Hukum permintaan ini ada kalanya tidak berlaku yaitu kalau harga suatu
barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat.
2.1.3. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan merupakan suatu ukuran kuantitatif yang
menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga atau faktor-faktor lainnya
terhadap perubahan permintaan suatu komoditas. Secara umum elastisitas
permintaan dapat dibedakan menjadi elastisitas permintaan terhadap harga (price
elasticity of demand), elastisitas permintaan terhadap pendapatan (income
elasticity of demand), dan elastisitas permintaan silang (cross price elasticity of
elastisitas permintaan terhadap harga adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah
komoditas yang diminta terhadap perubahan harga komoditas tersebut dengan
asumsi ceteris paribus. Nilai elastisitas permintaan terhadap harga merupakan
hasil bagi antara persentase perubahan harga. Nilai yang diperoleh tersebut
merupakan suatu besaran yang menggambarkan sampai berapa besarkah
perubahan jumlah komoditas yang diminta apabila dibandingkan dengan
perubahan harga (Sugiarto, 2005).
Menurut Sukirno (2003) pengukuran elastisitas permintaan sangat
bermanfaat bagi pihak swasta dan pemerintah. Bagi pihak swasta pengukuran
elastisitas permintaan dapat digunakan sebagai landasan untuk menyusun
kebijakan perekonomian yang akan dilaksanakannya seperti misalnya kebjakan
impor komoditi yang akan mempengaruhi harga yang ditanggung rakyatnya.
Pengukuran elastisitas permintaan kerap dinyatakan dalam ukuran koefisien
elastisitas permintaan. Koefisien permintaan merupakan ukuran perbandingan
persentase perubahan harga atas barang tersebut. Koefisien elastisitas permintaan
dapat di rumuskan sebagai berikut (Sukirno, 2003, dalam Rahma, 2010) :
1. Elastis
Barang dikatakan elastis sempurna bila kurva permintaan mempunyai
koefisien elastisitas lebih besar daripada satu. Hal ini terjadi bila jumlah
barang yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga barang
2. Elastisitas Uniter
Barang dikatakan elastis uniter bila kurva permintaan mempunyai koefisien
elastisitas sebesar satu. Persentase perubahan harga direspon proporsional
terhadap persentase jumlah barang yang diminta.
3. Tidak elastis
Barang dikatakan tidak elastis bila persentase perubahan jumlah yang diminta
lebih kecil daripada persentase perubahan harga sehingga koefisien elastisitas
permintaannya antara nol dan satu.
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembelian Air Isi Ulang RO
Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pembelitan air isi ulang
jenis RO yaitu sebagai berikut :
1. Kualitas Produk
Kotler (2008) mengatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan
konsumen. Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh
setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing
di pasar. Dewasa ini, dikarenakan kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan
masyarakat cenderung meningkat, sebagian masyarakat semakin kritis dalam
mengkonsumsi suatu produk. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang
berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian
Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya
tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut
lainnya”. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat
dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.
2. Harga
Harga merupakan salah satu faktor penting dari sisi penyedia jasa untuk
memenangkan suatu persaingan dalam memasarkan produknya. Oleh karena itu
harga harus ditetapkan Menurut Augusty Ferdinand (2006), harga merupakan
salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena
berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau
harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk
meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan
bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang
sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi
yang menentukan.
Harga menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah sejumlah uang yang
ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah
nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau
menggunakan suatu barang atau jasa.
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan
1). Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan
berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat
membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya
belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga
dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana
yang dikehendaki.
2). Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik”
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama
bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk
menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang
sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang
tinggi. (Tjiptono,2008)
3. Tempat
Keputusan membeli suatu produk dapat juga dipengaruhi oleh kemudahan
memperolehnya desain peletakannya ataupun sarana tempat pembeliannya.
Pilihan tempat juga merupakan fungsi dari empat variabel, yaitu kriteria evaluasi,
karakteristik toko yang dirasakan, proses perbandingan dan toko-toko yang dapat
diterima dan tidak dapat diterima (Engel, et al, 1995). Keputusan tentang tempat
dimana konsumen akan membeli suatu produk dipengaruhi atribut yang
mencolok dari tempat tersebut, seperti harga, iklan dan promosi, personel
4. Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan
oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, karena dengan
adanya promosi maka konsumen akan mengetahui hadirnya suatu produk.
Promosi juga dapat diartikan sebagai komunikasi, karena melalui komunikasi
yang efektif akan terjadi interaksi yang saling menguntungkan.
Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan
meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk
memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon
konsumen (Alma, 2006). Di sisi yang lain menurut Tjiptono (2008) promosi
penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif
yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan
meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
2.3. Air minum
2.3.1. Pengertian Air Minum
- Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Sedangkan yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak. Dalam peraturan perundang-undangan nomor 16
tahun 2005 tentang pengelolaan air minum, dijelaskan bahwa istilah air bersih
tidak digunakan lagi dan digantikan dengan istilah air minum. Beberapa jenis air
1. Air kemasan
2. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga
3. Air yang didistribusikan melalui tangki air
4. Air yang digunakan untuk bahan makanan dan minuman yang disajikan
kepada masyarakat, dimana harus memenui syarat kualitas air minum.
Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting.
Seperti diketahui, kadar air tubuh manusia mencapai 68 persen dan untuk tetap
hidup air dalam tubuh tersebut harus dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap
orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat
badan dan aktivitasnya. Namun, agar tetap sehat, air minum harus memenuhi
persyaratan fisik, kimia, maupun bakteriologis (Suriawiria, 1996). Menurut
Slamet (2004), syarat-syarat air minum adalah tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang
dapat membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang
dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat
merugikan secara ekonomis. Selain itu kebutuhan kualitas dan kuantitas air
masyarakat harus dipenuhi untuk memenuhi syarat hidup sehat.
2.3.2. Persyaratan Kualitas Air Minum
Pemanfaatan air dalam kehidupan harus memenuhi persyaratan baik
kualitas dan kuantitas yang erat hubungannya dengan kesehatan. Air yang
memenuhi persyaratan kuantitas apabila air tersebut mencukupi semua kebutuhan
Sedangkan air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907 /Menkes/SK/VII/2002, secara garis
besar dapat digolongkan dengan empat syarat :
1. Syarat Fisik
Air minum yang dikonsumsi sebaiknya tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna (maksimal 15 TCU), tidak keruh (maksimal 5 NTU), dan suhu
udara maksimal ± 30C dari udara sekitar.
2. Syarat Kimia
Air minum yang akan dikonsumsi tidak mengandung zat-zat organic dan
anorganik melebihi standar yang ditetapkan, pH pada batas maksimum dan
minimum (6,5 – 8,5) dan tidak mengandung zat kimia beracun sehingga
menimbulkan gangguan kesehatan.
3. Syarat Bakteriologis
Air minum yang aman harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi
Escherechia coli atau koliform tinja dengan standar 0 dalam 100 ml air
minum. Keberadaan E. coli dalam air minum merupakan indikasi telah
terjadinya kontaminasi tinja manusia.
4. Syarat Radioaktif
Air minum yang akan dikonsumsi hendaknya terhindar dari kemungkinan
terkontaminasi radiasi radioaktif melebihi batas maksimal yang
diperkenankan
2.3.3. Jenis Air Minum
1. Air Pentagonal/Segi lina (molekul atomnya tak stabil dan tak beraturan)
Merupakan air biasa (air minum kemasan bukan RO) dan air ber Oxygen
(di pasaran biasa disebut air RO) adalah dua jenis air yang termasuk dalam
kelompok AIR PENTAGONAL. Perbedaan yang mencolok terdapat dalam
kandungan Oxygen terlarutnya dan kandungan mineral. Karena pada
pembuatan air ber oxygen, oxygen di paksa masuk kedalam air dengan
tekanan dan suhu tertentu. Pada air biasa dan air yang beroksigen hanya
lima molekul H2O yg berkelompok membentuk formasi pentagonal,
selanjutnya kelompok-kelompok tersebut membentuk rangkaian berupa air
yang kita jumpai sehari-hari
2. Air Hexagonal/Segi enam (molekul atomnya stabil dan beraturan)
Air Hexagonal seperti halnya air biasa, terbentuk atas susunan H2O. yang
membedakan air ini dengan air biasa atau air yang ber Oxygen adalah
Formasi kelompok molekul H2O nya. Rangkaian tersebut terjadi karena ada
sejumlah gaya yang bekerja sehingga memungkinkan molekul H2O
membentuk formasi yang khas. Pada air Hexagonal, enam molekul H2O
berkelompok membentuk formasi heksagonal (segi enam) fenomena ini
terjadi karena air di pengaruhi oleh gelombang magnet dan radiasi elektrik
tertentu (gelombang panjang infra merah).
2.4. Reverse Osmosis (RO)
2.4.1. Pengertian Reverse Osmosis (RO)
memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran
seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di
lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan
berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang
artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak
bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.
Reverse osmosis (RO) adalah proses pemurnian air hingga kandungan
TDS < 2 ppm dan dioksigenisasi hingga 80 ppm. Osmosis adalah sebuah
fenomena alam yang terjadi dalam sel makhluk hidup dimana molekul "solvent"
(biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah
Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran semipermeabel. Membran
semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang
memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
"solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua
sisi membran.
2.4.2. Cara Kerja Reverse Osmosis
Sebuah membran semi-permeable, seperti halnya membran yang tersusun
dari dinding-dinding sel atau seperti susunan sel pada kantung kemih, bersifat
selektif terhadap benda-benda yang akan melaluinya. Umumnya membran ini
sangat mudah untuk dilalui oleh air karena ukuran molekulnya yang kecil; tapi
juga mencegah kontaminan-kontaminan lain yang mencoba melaluinya. Sebagai
percobaan, air diisikan di kedua sisi membran, dimana air di salah satu sisinya
sifat berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah menjuju larutan berkonsentrasi
lebih tinggi, maka air akan berpindah (berdifusi) melalui membran dari sisi
konsentrasi rendah ke sisi konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga, tekanan
osmotik akan melawan proses difusi, dan akan terbentuk kesetimbangan
(Pratama, 2012).
Proses Reverse Osmosis menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan
yang tinggi (sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki
konsentrasi kontaminan sangat rendah. Dengan menggunakan air bertekanan
tinggi di sisi air baku, sehingga dapat menciptakan proses yang berlawanan
(reverse) dari proses alamiah osmosis. Dengan tetap menggunakan membran
semi-permeable maka hanya akan mengijinkan molekul air yang melaluinya dan
membuang bermacam-macam kontaminan yang terlarut. Proses spesifik yang
terjadi dinamakan ion eksklusi, dimana sejumlah ion pada permukaan membran
sebagai sebuah pembatas mengijinkan molekul-molekul air untuk melaluinya
seiring melepas substansi-substansi lain. Sistim kerja reverse osmosis dapat
digunakan untuk (Pratama, 2012) :
1. Low Pressure System (biasa digunakan di perumahan). Sistem Reverse
Osmosis bertekanan rendah adalah yang bertekanan kurang dari 100 psig.
Biasanya digunakan di area perumahan yang menggunakan sistem
penampungan. Cara kerja sebagai berikut : Tangki penampungan penempatan
di atas (countertop) biasanya tidak bertekanan; namun jenis tangki
tekanan yang cukup untuk menggerakkan air dari tangki penampungan
menuju kran. Tapi sayangnya, hal ini juga akan menciptakan tekanan balik
melawan membran, yang dapat menurunkan efisiensi sistem. Beberapa unit
mengatasi masalah ini dengan menggunakan tangki tidak bertekanan dengan
pompa untuk mendapatkan air yang telah dimurnikan saat dibutuhkan.
Unit-unit bertekanan rendah biasanya mampu menghasilkan 2 – 15 galon per hari,
dengan efisiensi besar jumlah air limbah (reject water) sebanyak 2 – 4 galon
untuk setiap galon air murni yang dihasilkan. Kemurnian air yang dihasilkan
mampu mencapai 95%. Sistem jenis ini sangat terjangkau. Unit jenis ini
memerlukan pemeliharaan berupa penggantian pre dan post filter (biasanya 1
hingga 4 kali per tahun); dan penggantian membran Reverse Osmosis setiap 2
hingga 3 tahun sekali, tergantung penggunaan.
2. High Pressure System (biasa digunakan untuk komersial dan industri). Sistem
tekanan tinggi biasanya beroperasi pada tekanan 100 – 1000 psig, tergantung
membran yang digunakan dan air yang akan diolah. Sistem ini biasanya
digunakan untuk industri dan komersial dimana dibutuhkan volume yang
besar namun tetap pada standar kemurnian yang tinggi.
Kebanyakan sistem komersial dan industri menggunakan banyak
membran yang diatur secara pararel untuk menghasilkan jumlah air yang
diinginkan. Air yang telah diproses dari stage pertama kemudian dilanjutkan
ke modul membran tambahan untuk mendapatkan tingkat pemurnian yang
lebih tinggi. Air limbah yang dihasilkan dapat juga diarahkan ke modul
dibawah berikut), walau pembersihan (flushing) masih tetap diperlukan saat
konsentrasi meningkat mencapai tingkat kegagalan (fouling). Sistem High
Pressure untuk industri mampu menghasilkan 10 hingga ribuan galon air
perhari dengan efisiensi 1 – 9 galon air limbah. Kemurnian air bisa mencapai
95%. Sistem ini lebih besar dan leih rumit dibandingkan sistem Low Pressure.
Reverse Osmosis mampu menghilangkan banyak jenis kontaminan
kesehatan dan aestatik. Didesain dengan efektif sehingga mampu menghilangkan
rasa, warna dan bau yang tidak sedap, dan rasa asin atau soda yang disebabkan
oleh klorida atau sulfat. Reverse Osmosis juga efektif untuk menghilangkan
kontaminan kesehatan seperti arsenik, asbestos, atrazine (hebrisida/pestisida),
florida, timah, merkuri, nitrat, dan radium. Dengan menggunakan pre-filter
karbon yang sesuai (yang biasanya termasuk di banyak sistem reverse osmosis),
maka akan mampu menghilangkan kontaminan seperti benzene, trikloretilen,
trihalometana, dan radon. Beberapa sistem reverse osmosis juga mampu
menghilangkan kontaminan biologi seperti Crystosporidium. Peringatan dari
Water Quality Association (WQA), bahwa membran reverse osmosis secara
umum mampu menghilangkan semua mikro-organisme dan kontaminan
kesehatan, dengan perancangan sistem reverse osmosis yang dapat mencegah
kegagalan perlindungan pada sistem air minum (Santoso, 2009).
2.4.3. Manfaat Reverse Osmosis (RO)
Sistim RO memiliki kelebihan dibandingkan dengan sistem pengolahan
1. Memiliki standar kualitas air Internasional dengan ukutan filter atau
membrane yang sangat halus yaitu 0,0001 mikron yang mampu membuang
seluruh bahan pencemar air seperti kimia, biologis, fisik, bakteri, virus hingga
logam berat.
2. Dengan mengkonsumsi air minum yang murni dari hasil mesin sistem reverse
osmosis atau sistem RO, maka kesehatan dan fungsi ginjal di dalam tubuh
dapat tetap terjaga dengan baik.
3. Menjaga kesehatan tubuh kita dari beberapa penyakit yang cukup berbahaya
seperti : gula darah (diabetes), darah tinggi (Hipertensi), asam urat, gangguan
fungsi ginjal, gagal ginjal maupun batu ginjal (kerusakan ginjal dapat terjadi
karena terdapatnya logam-logam berat yang banyak bersifat toksik/racun dan
pengendapan pada ginjal), sehingga dapat digunakan sebagi terapi kesehatan
terhadap penyakit tertentu.
4. Dilakukan tahapan proses analisa air baku sebelum pemasangan. Filter yang
digunakan disesuaikan dengan kondisi atau masalah air sehingga dilakukan
proses filterisasi sesuai dengan output yang diinginkan
5 Mampu membuang zat polutan berbahaya higga air menjadi murni 99,9%.
Hal ini polutan atau logam berat tidak dapat dihilangkan dengan system
pengolahan air minum yang lama misalnya pendidihan, ultraviolet, ozonisasi
dan lain-lain.
6. Baik untuk digunakan sebgai “Terapi Air Putih”, karena menggunakan air
7. Memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan membeli air minum
kemasan dan isi ulang. Biaya pertahun untuk produk reverse osmosis rumah
tangga yang digunakan hingga 10 orang tidak lebih dari Rp. 350.000.
8. Merupakan teknologi yang telah teruji secara internasional., karena digunakan
di berbagai Negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura,
Australia, Jepang dan negara lainnya.
9. Kualitas air langsung dapat diuji dari hari ke hari sehingga air yang diminum
terjamin kualitasnya,
10. Menggunakan komponen filter yang telah lolos uji kelayakan dari NSF dan
anggota Water Quality.
2.4.4. Perbedaan Sistem Depot Air RO dengan Depot Air Biasa
Pebedaan sistem pemurni atau filterisasi air minum (Depo) RO dengan
Depo Air biasa adalah sebagai berikut :
a. Dari segi harga
1. Sistem Konvendonal yaitu depot air minum UV – (dengan teknologi Ultra
Violet (UV) dan biasa dijual berkisar Rp. 2.500 – Rp. 4.000/galon)
2. Sistem Reverse Osmosis yaitu depot air minum RO (dengan teknologi RO
dan biasa dujual berkisar Rp 4.000 – Rp. 8.000/galon).
b. Dari segi mesin pemurnian
1. Sistem Konvensonal (Depot UV), proses pemurniannya dengan
Multimedia Macro Filter. Menggunakan Carbon Aktif, Silica/Sand,
a. Pemurnian dengan Macro Filter yaitu menggunakan media
Catrige/Spon sedimen filter untuk menyaring endapat atau polutan air
dengan kerapatan 0,1 s/d 0,5 micron.
b. Sinar Ultra Violet (UV) gunanya untuk sterilisasi air dari bakteri
(untuk depo air minum isi ulang dianjurkan minimal kapasitas UV :
12 GPM yaitu 12 galon per menit), karena fungsi UV sangat vital
maka UV harus sesuai standar dan apabila UV tidak berfungsi jangan
menjual air tersebut.
c. Ozone (O3) : fungsinya untuk sterilisasi air dengan media Gas O3
yang dihasilkan dari proses generator Ozone atau injeksi langsung
dengan oksigen (O2) tabung yang melalui sistem pembakaran
generator mesin Ozone. Adapun air yang menggunakan sistem ozone
kualitas air akan lebih enak, fresh dan tahan lama walaupun disimpan
dalam jangka panjang tidak berubah atau berlumut.
2. Sistem Reverse Osmosis (Depo RO), proses pemurnian air dengan media
membrane sintetis yang sangat halus, kerapatannya mencapai 0,00001
micron, maka dengan filter membrane yang rapat sekali bakteripun tidak
bisa tembus ke dalam membrane tersebut dan air baku kandungan polutan
(TDS) tinggi akan di bolak balik oleh membrane sehingga proses RO ada
air yang terbuang, banyak sedikitnya air yang terbuang tergantung air
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan analisa permintaan air minum isi ulang
terhadap minat beli telah banyak dilakukan dengan objek dan pendekatan yang
berbeda-beda. Bukti ini adalah bukti penelitian terdahulu sejenis dengan skripsi
yang saya teliti :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini dan
Muryani (2001) berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen dalam Pembelian Air Minum Mineral di Kota
Surabaya”. Hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara
bersama-sama faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan
promosi berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen, sedangkan
yang peling dominan adalah faktor harga
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dheany Arumsari (2012) yang berjudul
Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merek Aqua (Studi pada
Konsumen Toko Bhakti Mart Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah” dengan
hasil harga mempunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan variabel
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan
dalam pengumpulan dan atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan
dan menuju hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan
untuk menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut :
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei bersifat analitik
yaitu bertujuan untuk menganalisis permintaan air minum isi ulang khususnya
depot Reverse Osmosis di Kota Belawan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan di Depot air minum isi
ulang khususnya depot RO dan depot biasa di kota Belawan, dengan mengamati
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen dalam memilih air
minum isi ulang jenis RO.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 sampai dengan selesai
penelitian.
3.3. Batasan Operasional
Untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalahpahaman di dalam
batasin pada konsumen pengguna air minum isi ulang baik pada depot Reverse
Osmosis (RO) dan depot biasa yang berlokasi di kota Belawan.
3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya
atau menjadi objek penelitian. Sedangkan elemen sendiri merupakan unit dimana
data yang diperlukan akan dikumpulkan atau dapat dianalogikan sebagai unit
analisis (Mudrajad, 2003: 103). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
konsumen yang mengkonsumsi air minum isi ulang dengan menggunakan sistem
RO dan depot biasa dalam bentuk galon yang tinggal di kota Belawan, khususnya
di Kelurahan Bahagia berjumlah 50 orang.
3.4.2 Sampel
Sedangkan sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit
populasi (Mudrajad, 2003 : 103). Sampel dalam penelitian seluruh populasi (total
sampling) yaiitu konsumen pengguna air minum isi ulang yang ada di Kelurahan
Bahagia sebanyak 50 orang.
3.5. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
yang meliputi profil responden, tanggapan responden terhadap pertanyaan yang
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait,
buku-buku, majalah-majalah serta laporan yang berhubungan dengan penelitian.
3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
Ada 5 (lima) variabel utama yang menjadi perhatian penelitian ini.
Variabel harga, kualitas produk, tempat/lokasi, kemasan dan promosi.
Tabel 3.1
Definisi Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Faktor Kualitas
Produk (X1)
Kualitas Produk adalah nilai suatu produk/jasa yang diberikan dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan bagi yang menggunakannya
a. Kualitas telah memadai b. Manfaat utama
Likert
Faktor Harga (X2)
Faktor harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa.
a. Keterjangkauan harga produk b. Kesesuaian harga dengan manfaat
Likert
Lokasi (X3)
Tempat produk untuk ditawarkan kepada konsumen berdasarkan kondisi geografis, karakteristik penduduk, pendapatan masyarakat sekitar, dan lainnya yang membuat produk dapat terjual atau sampai ke tangan konsumen.
a. Tempat mudah dijangkau b. Saluran pemasaran
Likert
Promosi penjualan
(X4)
Media komunikasi hanya sebuah merek ataupun image tanpa atribut produknya ke masyarakat seperti spanduk, banner, dan sebagainya
a. Promosi sesuai keinginan b. Tenaga penjual
a. Ketertarikan minat beli b. Keyakinan terhadap produk
3.7. Skala Pengukuran Variabel
Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur pernyataan tentang
sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju tidak setuju, senang tidak
senang, baik tidak baik (Umar 2000:137). Untuk keperluan analisis kuantitatif
maka diberi lima alternatif jawaban kepada responden untuk masing-masing
variabel dengan menggunakan skala 1 sampai 5, adapun skor yang disajikan pada
Tabel 3.2. adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.8 Metode Pengumpulan Data
1) Studi Pustaka
Memperoleh data sebagai acuan dan landasan teori serta menjadi dasar
2) Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Medan untuk melengkapi
catatan penelitian yang diperlukan.
3). Kuesioner
Pengumpulana data dengan cara memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan atau pernyataan yang menyangkut variabel-variabel penelitian
yang akan dijawab oleh responden.
3.9 Metode Analisis Data
Metode Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis data penelitian
dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa dan
menginterprestasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai masalah yang dihadapi (Sugiono 2006:142). Data yang telah
dikumpulkan melalui angket dianalisis dengan mengunakan metode
deskriptif sehingga dapat diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai
variabel penelitian berdasarkan data.
b. Metode Analisis Statistik
Metode Regresi Linier Berganda
Untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
digunakan analisis regresi linieer berganda dengan menggunakan perangakat
Dengan rumus :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
Y = minat beli konsumen
X1 = Kualitas Produk
X2 = Harga
X3 = Lokasi
X4 = Promosi penjualan
c. Metode Analisis Statistik Uji F (Uji Serentak)
Uji signifikan simultan ini pada dasarnya menunjukkan apakah faktor
independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap minat beli
konsumen (Y) sebagai variabel dependen. Bentuk pengujiannya :
Ho : b1 = b2 = 0, artinya variabel independen (X1, X2, X3, X4) secara
simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y),
H1 : b1,b2 ≠ 0, artinya semua variabel independen (X1, X2, X3, X4) secara
simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas <0.05, maka Ho ditolak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Produk Air Minum isi Ulang Reverse Osmosis (RO)
Depot air minum isi ulang di Kelurahan Belawan Bahagia hanya ada 7
(tujuh) Depot. Depot air minum isi ulang yang dipasarkan adalah depot isi ulang
jenis RO atau biasa disebut reverse osmosis maupun air minum isi ulang dengan
menggunakan air pegunungan. Depot jenis RO menggunakan mesin reverse
osmosis sebagai inti dari proses filterisasinya dan air bahan baku yang dipakai
harus berkualitas, bisa air pegunungan,mata air, air pam, air sumur, asal yang
berkualitas baik bisa di cek secara instan dan cepat dengan menggunakan tds
meter, maksimal tds untuk dikonsumsi dan diolah sebagai bahan baku depot isi
ulang adalah ber tds 80 ppm, walaupun menurut standar dinas Kesehatan
bahwasannya air yang layak di konsumsi adalah maksimal ber tds 500 ppm. Satu
galon air jenis RO seharga Rp. 4.000 – Rp. 6.000 per galon. Depot ini melayani
pelanggan sebanyak 20 pelanggan.
Sistem Reverse Osmosis (Depo) merupakan proses pemurnian air dengan
media Membrane Sintetis yang sangat halus kerapatanya mencapai 0.00001
micron maka dengan filter membrane yang rapat sekali bakteripun tidak bisa
tembus membrane tersebut, dan air baku kandungan pulutan (TDS) tinggi akan di
tolak balik oleh membran sehingga proses RO ada air yang terbuang, banyak
sedikitnya air yang terbuang tergantung air bakunya & kualitas mesin RO
Air RO dibuat dari air PAM yang dimurnikan secara reverse osmosis
untuk menjamin kemurniannya airnya. Proses penyaringannya dengan
menggunakan saringan membrane. Saringan membrane dengan menyaring air
melalui membrane semi permeable yang dinamakan Reverse Osmosis (RO),
suatu tekanan tinggi diberikan melampaui terikan osmosis sehingga memaksa air
melewati proses RO dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian
dengan kepekatan rendah. Selama proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang
berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang
lebih kecil dari pori-pori RO akan melewati pori-pori membrane dan hasilnya
adalah air yang murni. Sistim RO menghasilkan air murni saja, sehingga mudah
diserap oleh tubuh dan dapat meringankan kerja ginjal
4.2. Gambaran Umum Kota Belawan
Kota Medan Belawan merupakan daerah pesisir Kota Medan dan
merupakan wilayah bahari dan maritim yang berbatasan langsung pada Selat
Malaka dengan penduduknya berjumlah 95.506 jiwa dengan luas wilayah Kota
Medan Belawan adalah 21,82 km². Di Kota Medan Belawan ini terbagi menjadi 6
Kelurahan yaitu : Kelurahan Belawan Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan
Bahagia, Kelurahan Belawan Bahari, Kelurahan Belawan II, Kelurahan Belawan
Bagan Deli dan Kelurahan Belawan I (Pemko Medan, 2013).
Kelurahan Belawan Bahagia terletak di Jalan Terubuk No 23 Belawan
denga jumlah penduduk sebanyak 21.018 jiwa. Adapun batas-batas wilayah
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Belawan I
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Belawan Bahari
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Belawan II
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Belawan Pulau Sicanang
Sebagain besar penduduk di Medan Belawan didiami oleh suku Melayu
(80%) dan selebihnya adalah suku lainnya.
4.3 Hasil Pengolahan Data 4.3.1 Analisis Deskriptif 1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen depot air minum isi
ulang jenis Reverse Osmosis (RO) maupun air pegunungan. Karakteristik
responden meliputi umur, pendidikan dan pendapatan, dapat dilihat pada Tabel
4,1 berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pelanggan Depot Air Minum Isi Ulang
No Karakteristik Responden f Persentase (%)
1 Kelompok Umur (tahun)
25 - 35
Rendah (tamat SD dan SLTP) Tinggi (tamat SLTA dan DIII/S1)
22
Dari Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa responden air minum isi ulang
lebih banyak berumur 35 – 45 tahun (50%), dengan pendidikan tinggi (tamat
SLTA maupun tamat DIII/PT) sebanyak (56%). Jika dilihat dari tingkat
pendapatan lebih banyak konsumen memiliki pendapat rata-rata Rp 1.000.000
sampai Rp 2.000.000 (54%).
2. Distribusi Jawaban Responden
Penelitian ini menjelaskan hasil dari penelitian analisa permintaan air
minum isi ulang khususnya depot RO kota Belawan, terdiri dari tanggapan
responden yang dikategorikan atas :
Sangat Puas (SP) diberi bobot nilai = 5
Puas (P) diberi bobot nilai = 4
Cukup/Kurang puas (KP) diberi bobot nilai = 3
Tidak puas (TP) diberi bobot nilai = 2
Sangat tidak puas (STP) diberi bobot nilai = 1
a. Persepsi Pelanggan Air RO terhadap Produk (X1)
Tabel. 4.2
Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Produk
Petanyaan STS
Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa :
1. Pada pernyataan pertama “Kualitas air RO telah memadai”, dapat dijelaskan
2. Pada pernyataan kedua “Kehandalan air RO bagi kesehatan”, dapat
dijelaskan bahwa dari 50 responden (42%) menjawab setuju.
b. Persepsi Pelanggan Air RO terhadap Harga (X2)
Tabel. 4.3
Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Harga
Petanyaan STS
Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa :
1. Pada pernyataan pertama “Harga air RO terjangkau”, dapat dijelaskan
bahwa dari 50 responden sebagian besar (56%) menjawab setuju
2. Pada pernyataan kedua “Harga air RO di atas pesaing”, dapat dijelaskan
bahwa dari 50 responden (42%) menjawab kurang setuju.
c. Persepsi Pelanggan Air RO terhadap Lokasi/Tempat (X3)
Tabel. 4.4
Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Lokasi/Tempat
Petanyaan STS
Saluran pemasaran air RO ke
pelanggan
0 4,0 28,0 54,0 14,0 100,0
Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa :
1. Pada pernyataan pertama “Distribusi air RO mudah didapatkan”, dapat
2. Pada pernyataan kedua “Saluran pemasaran air RO ke pelanggan”, dapat
dijelaskan bahwa dari 50 responden (54%) menjawab setuju.
d. Persepsi Pelanggan Air RO terhadap Promosi
Tabel. 4.5
Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Promosi
Petanyaan STS
Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa :
1. Pada pernyataan pertama “Promosi air RO sesuai dengan keinginan
pelanggan”, dapat dijelaskan bahwa dari 50 responden sebagian besar (60%)
menjawab setuju
2. Pada pernyataan kedua “Tenaga/alat penjual air RO ”, dapat dijelaskan
bahwa dari 50 responden (52%) menjawab setuju
e. Persepsi Pelanggan Air RO terhadap Minat beli (Y)
Tabel. 4.6
Persepsi Pelanggan RO Terhadap Variabel Minat Beli
Petanyaan STS
Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa :
1. Pada pernyataan pertama “Ketertarikan air RO”, dapat dijelaskan bahwa dari
2. Pada pernyataan kedua “Keyakinan terhadap air RO ”, dapat dijelaskan
bahwa dari 50 responden (44%) menjawab setuju.
4.3.2 Metode Analisa Statistik
1. Pengujian Regresi Linier Berganda
Analisa regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada pelanggan air
RO. Analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17.0 dengan
menggunakan metode enter. Metode enter digunakan untuk analisis regresi
agar dapat mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh yang
positif signifikan terhadap variabel terikat. Seluruh variabel akan dimasukkan
kedalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel bebas mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat.
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
a. Dependent Variable: kateg minat beli kons
Sumber : Data hasil penelitian, 2013 (diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan data seperti yang terlihat pada Tabel 4.7
kolom kedua (Unstandardized Coefficients) bagian B diperoleh nilai X1 variabel