I. Data Pribadi
Nama : Elcia Melisa Dwisari Simatupang
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 15 Mei 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl.Padang Sidempuan, Link.III Sibuluan.
Telepon : 085361367187
II.Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1999-2001 : TK Santa Maria Sibolga 2. Tahun 2001-2007 : SD RK No.1 Sibolga 3. Tahun 2007-2010 : SMP Sw.Fatima 1 Sibolga 4. Tahun 2010-2013 : SMAN 1 Plus Matauli Pandan
5. Tahun 2013-sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
III. Riwayat Kepanitiaan
1. Bendahara II Tim Redaksi Majalah Sekolah (MATRIKS) SMAN 1 Plus Matauli Pandan.
2. Anggota Seksi Kerohanian dalam kepengurusan Rohani Kristen Matauli. 3. Bendahara dalam tim Ekstrakurikuler Badminton SMAN 1 Plus Matauli
Usiapasienku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 26-30 8 12,7 12,7 12,7
31-35 15 23,8 23,8 36,5
36-40 40 63,5 63,5 100,0
Total 63 100,0 100,0
Statistics Usiapasien
N Valid 63
Missing 0
Mean 35,89
Median 37,00
Mode 40
Minimum 26
Maximum 40
Gradehistopatologi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 14 22,2 22,2 22,2
2 42 66,7 66,7 88,9
3 7 11,1 11,1 100,0
1. Infodatin. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Stop Kanker. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2015.
2. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Republik Indonesia: Situasi Penyakit Kanker. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2015.
3. Disaia JP, Creasman TW. Clinical Gynecology Oncology. 7th ed. China: Mosby Elsevier; 2007.
4. Lakhani SR, Ellis IO, Schnitt SJ, Tan PH, Vijver MJ, editors. WHO Classification of Tumours of the Breast. Lyon: IARC; 2012. 5. Rahmatya A, Khambri D, Mulyani H. Hubungan Usia dengan
Gambaran Klinikopatologi Kanker Payudara di Bagian Bedah RSUP Dr. M. Djamil. Padang. Jurnal Kesehatan Andalas; 2015 4(2):478-484.
6. Theresa H M Keegan, David J Press, Li Tao, Mindy C DeRouen, Alison W Kurian, Christina A Clarke and Scarlett L Gomez. Impact of Breast Cancer Subtypes on 3 – year Survival Among Adolescent and Young Adult Women. Breast Cancer Research; 2013.
7. Eroschenko, VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: EGC; 2012. 8. Junquiera, Histologi Dasar, Teks dan Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC;
2007.
9. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku Ajar Patologi. 7th ed, Vol.2. Jakarta: EGC; 2007.
10. Global Cancer Statistics: A Cancer Journal for Clinicians. American Cancer Society; 2012.
11. National Cancer for Chronic Disease Prevention: Breast Cancer. Division of Cancer Prevention and Control; 2012.
12. American Cancer Society. What is Breast Cancer? American Cancer Society; 2014.
13. Tavassoli FA, Devilee P, editors. Pathology and Genetics of Tumours of the Breast and Female Genital Organs. Lyon: IARC; 2003. 14. Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN). Panduan Nasional
Penanganan Kanker Payudara. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2015.
15. Mirshahidi HR, Abraham J. Breast Cancer. Bethesda Handbook of Clinical Oncology 2nd ed. Philadelphia. Lippincott Williams and Wilkins; 2005.
16. National Cancer Institute. Dictionary of Cancer Terms; 2013.
17. Breast Cancer.org, Your Guide to the Breast Cancer Pathology Report; 2016.
20. Indri Winarti. Characteristic Of Breast Cancer In Young Women In H. Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan Lampung; 2014 .
21. Anders CK, Johnson R, Litton J, Phillips M, Blayer A. Breast cancer before age 40 years. Semin Oncol. 2009; 36(3):237-49.
22. K.Anders, Rebecca Johnson, Jennifer Litton, Marianne Phillips, and Archie Bleyer. Breast Cancer Before Age 40 Years.. NIH Public Access; 2009 36(3): 237-249.
23. Hatem A Azim Jr and Ann H Partridge. Biology of breast cancer in young women. Breast Cancer Research; 2014.
24. B.K. Eccles, E.R.Copson, R.I.Cutress, T.Maishman, D.G.Altman, P.Simmonds, et all.Family history and outcome of young patients with breast cancer in the UK (POSH study). British Journal of Surgery; 2015.
25.Cynthia Villarreal-Garza, Christian Aguila, Maria C. Magallanes
Hoyos, Allejandro Mohar, Enrique Bargallo, Abelardo Meneses, et all. Breast Cancer in Young Women in Latin America: An Unmet, Growing Burden. Global Health and Cancer; 2013.
26.Yi – Hsuan Hsiao, Ming – Chih Chou, Carol Fowler, Jeffrey T. Mason, Yan-gao Man. Breast cancer heterogenecity : mechanism, proofs, and implications. Journal of Cancer; 2010;1: 6 – 13.
27.Katherina Zabicki, James A.Colbert, Francisco J. Dominguez, Michele A. Gadd MD, Kevin S. Hughes, Julie L. Jones , et all. Breast Cancer in Women ≤ 40 versus 50 to 60 Years : Increasing Size and Stage Disparity Compared With Older Women Over Time. Annals of Surgical Oncology. 2006 ;1 – 6.
28. Ping Zhou M.D, Abram Recht M.D.Young age and outcome for women with early-stage invasive breast carcinoma.; 2004.
29. Ni Made Dian Hartaningsih and I Wayan Sudarsa. Kanker Payudara pada Wanita Usia Muda di Bagian Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2002-2012. Jurnal
Keesehatan Udayana; 2012.
30. Syafri Mohammad, Meike Rachmawati, Ratna Dewi Indi Istuti. Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi di RSUD Al-Ihsan Bandung periode 2011-2014. Jurnal Kesehatan Islam Bandung; 2015.
31.Asim R Basra Muhammad, Manzoor Saher, Muhammad Makshoof Athar,Muhammas Hashim Raza. Breast Cancer in Pakistan – Critical Appraisal of the Situation Regarding Female Health and Where the Nation Stands? Asian Pacific Journal of Cancer Prevention; 2016.
32.Jin–Tao Wei, Wen-He Huang, Cai-Wen Du, Si-Qi-Qiu, Xiao-Long Wei, Jing Liu & Guo-Jun Zhang. Clinicopathological features and
33.Panuwat Lertsithichai, Bundit Sakullchairungreung, Prakasit
Gambar 6. Kerangka Teori Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal Invasif pada perempuan usia 40 tahun kebawah.
Usia > 40 tahun
Kanker Payudara
Kanker Payudara Invasif BRCA tinggi
Usia ≤ 40 tahun
Pemeriksaan Histopatologi
3.2. Kerangka Konsep
Gambar 7. Kerangka Konsep Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal Invasif pada perempuan usia 40 tahun kebawah.
Umur ≤ 40 tahun
Kanker Payudara
Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal Invasif
Tingkat Grading
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2016 sampai Desember 2016.
4.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Rekam medik pasien kanker payudara dengan gambaran histopatologi duktal invasif di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan periode tahun 2014-2016 sebanyak 63 rekam medik.
4.3.2. Sampel
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan cara total population dari hasil rekam medik pasien yang memuat gambaran histopatologi kanker payudara duktal invasif di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan. Hasil penelitian akan dikumpulkan dan diinterpretasikan lebih lanjut.
4.5. Definisi Operasional
Kanker payudara duktal invasif adalah kanker yang telah menginvasi dinding duktus payudara yang dilihat dari rekam medik serta telah didiagnosis oleh ahli patolog di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan. Alat ukur adalah pencatatan dari rekan medic pasien kanker payudara duktal invasif. Cara ukur adalah observasi atau checklist dari rekam medik pasien kanker payudara duktal invasif yang mencantumkan tingkat grading histopatologi. Hasil ukur adalah hasil checklist dari rekam medik yang memuat grade 1, grade 2 dan grade 3. Skala ukur adalah skala ordinal.
4.6. Teknik Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, dilakukan pengolahan data dengan tahap sebagai berikut: (1) Editing adalah mengambil data yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian yaitu usia 40 tahun kebawah dan tingkat
grading histopatologi. (2) Koding adalah membuat kode data usia dan
4.7. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan terjadwal sebagai berikut :
Tabel 4.1. Jadwal Penelitian
Minggu
= Pengerjaan proposal penelitian = Revisi proposal penelitian = Seminar proposal penelitian = Pengumpulan data
= Analisis dan pengolahan data, pengerjaan hasil penelitian = Revisi hasil penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskrispsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober 2016 di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan. RSUP Haji Adam Malik Medan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Medan, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan. RSUP Haji Adam Malik Medan adalah rumah sakit tipe A dan menjadi pusat rujukan untuk Provinsi Sumatera Utara.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Individu
Penelitian dilakukan pada 63 rekam medik pasien kanker payudara duktal invasif yang diperoleh dari Laboratorium Patologi Anatomi. Karakteristik yang diamati pada rekam medik adalah usia dan tingkat
grading dari gambaran histopatologi pasien tersebut.
5.1.2.1. Karakteristik Pasien menurut Usia
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Duktal Invasif menurut Usia
Berdasarkan Tabel 5.2. diperoleh hasil analisis rata-rata usia dari 63 sampel yaitu 35.89 tahun. Usia yang paling terbanyak (modus) adalah berusia 40 tahun dan median (titik tengah) adalah 37 tahun. Usia termuda adalah 26 tahun dan tertua adalah 40 tahun.
Jumlah Kasus Mean Modus Median Minimum Maksimum
Tabel 5.3. Prevalensi Kanker Payudara Duktal Invasif berdasarkan Grading pada Perempuan Usia 40 tahun kebawah di RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2014-2016.
Rentang umur (tahun) Jumlah Kasus Persentase (%)
26- 30 8 12.7
31-35 15 23.8
36-40 40 63.5
Total 63 100
Dari data di atas didapatkan hasil bahwa jumlah kasus terbanyak terdapat pada rentang usia 36 - 40 tahun sebesar 63.5% dan jumlah kasus terendah didapatkan pada rentang usia 26 - 30 tahun sebesar 12.7 %.
5.1.2.2.Karakteristik Pasien menurut Tingkat Grading Histopatologi
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Duktal Invasif pada Perempuan Usia 40 tahun kebawah menurut Tingkat Grading Histopatologi di RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2014-2016.
Tingkat Grading Jumlah Kasus Persentase(%)
Grade I 14 22.2
Grade II 42 66.7
Grade III 7 11.1
Total 63 100
Secara keseluruhan, dari 63 pasien kanker payudara duktal invasif pada perempuan usia ≤ 40 tahun di RSUP Haji Adam Malik Medan, sebanyak 14 orang didiagnosis dengan grade I (22.2 %), 42 orang dengan
grade II (66.7 %) dan 7 orang (11.1 %) dengan grade III. Pasien dengan
Berikut adalah gambar dari hasil penelitian gambaran histopatologi kanker payudara duktal invasif pada perempuan usia 40 tahun kebawah di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2014 -2016 sesuai dengan tingkat grading:
Gambar 8.Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal Invasif Grade I.
Gambar 10.Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal Invasif Grade III.
5.2. Pembahasan
Kasus kanker payudara duktal invasif di RSUP Haji Adam Malik Medan dalam periode tahun 2014 – 2016 pada perempuan dengan usia 40 tahun kebawah adalah 63 orang dengan kelompok usia 36 - 40 tahun merupakan presentase paling banyak yaitu sebesar 63.5 %. Pada kanker payudara terdapat peningkatan jumlah kasus seiring dengan peningkatan usia. Namun pada kanker payudara yang terdiagnosis pada usia muda memiliki prognosis ataupun angka harapan hidup yang rendah dan juga beresiko tinggi untuk terjadinya relapse.23
Penelitian sebelumnya oleh Carey K.Anders dkk di Austria menyatakan bahwa kasus kanker payudara pada perempuan usia 40 tahun kebawah sebesar 7 % dari seluruh kanker payudara yang ada.22 Hal ini karena melibatkan reseptor endokrin, HER2, dan mutasi gen BRCA 1 atau gen BRCA 2 yang berbeda-beda pada perempuan usia 40 tahun kebawah. Sehingga gambaran biologi sel kanker pada perempuan usia 40 tahun kebawah lebih agresif dibanding pada usia yang lebih tua.23,24.
sel kankernya sangat agresif dibanding pada usia yang lebih tua. Pada perempuan usia 40 tahun kebawah, juga gambaran patologisnya lebih agresif dan sering langsung terdiagnosis ke tingkatan (grade) yang tinggi.25
Penelitian tersebut, sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu kasus kanker payudara dengan gambaran duktal invasif pada perempuan usia dibawah 40 tahun di RSUP Haji Adam Malik Medan yang sudah terdiagnosis juga memiliki grade histopatologi yang lebih agresif dibanding pada usia yang lebih tua. Hal ini disebabkan adanya mutasi gen BRCA 1 atau gen BRCA 2, yang mana mutasi pada salah satu gen tersebut akan memberikan gambaran histopatologi yang berbeda.23,25
Kanker payudara dengan mutasi pada gen BRCA 1 memiliki fenotipe histopatologi yang berbeda dengan kanker payudara pada mutasi gen BRCA 2. Mutasi pada gen BRCA 1 mengekspresikan fenotipe basal secara imunohistokimia sehingga karakteristik tumor cenderung tidak terdiferensiasi dengan baik (grade III) dan memiliki tingkat mitosis yang tinggi. Berbeda dengan mutasi pada gen BRCA 2 yang secara histopatologi masih tergolong ke dalam grade II dan grade III serta mengekspresikan reseptor estrogen positif dan sering dijumpai tipe histopatologi dalam bentuk tubular dan lobular.24,26
Penelitian sebelumnya di Brazil, grade histopatologi yang paling sering ditemukan adalah grade II dan sisanya adalah grade III ataupun
grade I.27 Data ini sesuai dengan hasil penelitian peneliti saat ini di RSUP Haji Adam Malik Medan yang menyatakan bahwa sebesar 66.7 % pasien didiagnosis dengan kanker payudara grade II. Pasien kanker payudara pada perempuan usia 40 tahun kebawah dengan grade yang tinggi dikaitkan dengan kurangnya deteksi dini, sehingga sering datang dengan stadium lanjut dan grade tinggi. 25
genetik yang berkembang pada pembawa mutasi gen BRCA 1 ataupun BRCA 2 dan biasanya gambaran histopatologi berasosiasi dengan fenotip yang lebih agresif. Pembawa mutasi gen tersebut merupakan resiko tinggi untuk perkembangan kanker payudara bilateral. Pada perempuan usia 40 tahun kebawah gambaran histopatologi yang paling sering adalah kanker payudara duktal invasif dengan tingkat grading yang tinggi. Oleh karena itu, pada perempuan usia 40 tahun kebawah memiliki prognosis yang buruk dibanding dengan usia yang lebih tua.28
Penelitian Muhammad Asim R Basra dkk, yang meneliti kanker payudara di Pakistan menyatakan bahwa kanker payudara yang terdiagnosis pada usia 40 tahun kebawah memiliki prognosis yang buruk dan biasanya lebih agresif dibanding dengan usia yang lebih tua. Di Pakistan, jenis histopatologi yang insidensinya paling tinggi adalah kanker payudara duktal invasif. Kanker payudara di Pakistan, pada umumnya dikarenakan dari gaya hidup yang salah seperti merokok, konsumsi alkohol, obesitas dengan aktivitas fisik yang kurang, dan akibat produksi berlebihan dari estrogen pada perempuan muda yang obesitas.31
Di Thailand, kanker payudara juga merupakan penyebab utama kematian pada perempuan. Pada penelitian Panuwat Lertsithichai dkk, menyatakan bahwa kanker payudara pada perempuan usia 40 tahun kebawah beresiko tinggi untuk terjadinya kanker payudara yang berulang setelah dilakukan tindakan pembedahan dan karakteristik dari sel kankernya lebih agresif. Hal ini dapat disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu mayoritas pasien kanker payudara duktal invasif terdiagnosis dengan tingkatan grade II. Artinya bahwa pertumbuhan sel sangat lebih cepat dari sel yang normal, sehingga angka harapan hidup pada perempuan kanker payudara 40 tahun kebawah lebih rendah dibanding pada usia yang lebih tua.33
Di Indonesia, penelitian yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar, kasus kanker payudara paling banyak terdiagnosis pada rentang usia 35- 39 tahun. Dalam hal ini. terdapat peningkatan jumlah kasus seiring dengan peningkatan usia. Sehingga terdapat kesesuaian antara penelitian di RSUP Sanglah Denpasar dengan RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu kanker payudara paling banyak terjadi pada perempuan dengan rentang usia 36 – 40 tahun. Ditinjau dari histopatologi, pada penelitian di RSUP Sanglah Denpasar, tingkatan grade yang terbanyak adalah grade II, hal ini juga memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu grade II yang merupakan paling terbanyak dengan persentase 66.7%. Mayoritas perempuan kanker payudara dengan grade II ini dikaitkan dengan karakteristik biologis tumor yang agresif dan keterlambatan dalam diagnosis.29
Penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan di Poli Bedah Onkologi RSUD Al-Ihsan Bandung yang mengatakan bahwa
kanker payudara duktal invasif. Kanker payudara jenis duktal invasif memiliki faktor risiko yang kompleks, kanker jenis ini sangat berhubungan erat dengan pajanan hormone estrogen dan juga akibat adanya mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2. BRCA 1 dan BRCA 2 mempunyai fungsi sebagai penekan tumor sehingga kehilangan kedua fungsi gen ini akan menimbulkan pertumbuhan sel yang tidak normal. Penderita kanker payudara usia muda seperti 40 tahun kebawah memiliki faktor risiko berupa riwayat keluarga dan kelainan genetik sehingga jika ada mutasi genetik, maka akan membuat seseorang terkena kanker 20 tahun lebih awal daripada yang tidak memiliki kelainan genetik seperti mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2.30
Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Indri Windarti di RS Abdul Moeloek Bandar Lampung yang menyatakan bahwa kanker payudara pada perempuan usia 40 tahun kebawah sebagian besar terdiagnosis grade III. Hal ini dikarenakan karena jumlah sampel pada penelitian ini lebih sedikit dibanding dengan penelitian yang dilakukan Indri Windarti di Bandar Lampung. Tetapi terdapat kesesuain dalam hal gambaran histopatologi yang terbanyak pada usia 40 tahun kebawah yaitu kanker payudara duktal invasif. Kanker payudara pada usia 40 tahun kebawah lebih agresif dan memiliki prognosis yang buruk dan survival bebas penyakit rendah dibandingkan dengan usia yang lebih tua. Kelangsungan hidup kanker payudara pada perempuan usia 40 tahun kebawah secara signifikan lebih buruk untuk semua tahap kanker payudara dibandingkan dengan usia yang lebih tua.20
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Tingkatan grading histopatologi kanker payudara duktal invasif yang terbanyak pada perempuan usia 40 tahun kebawah di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah grade II. Prevalensi pasien kanker payudara duktal invasif pada perempuan usia 40 tahun kebawah paling banyak terdapat pada rentang 36-40 tahun sebesar 63,5%.
6.2 Saran
Dari serangkaian proses yang telah dijalani peneliti sewaktu melakukan penelitian ini, maka dapat disampaikan saran yang mungkin bermanfaat untuk semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Saran tersebut adalah:
• Pendataan dan pengkodean yang dilakukan di rekam medis sebaiknya perlu ditinjau kembali karena peneliti sering menemukan ketidaksesuaian antara nomor rekam medik, kode penyakit dan diagnosis penyakit serta keterangan lainnya.
2.1. Payudara
2.1.1. Histologi
Payudara terdiri dari 15 sampai 25 lobus kelenjar tubuloalveolar
yang dipisahkan oleh jaringan ikat padat interlobaris. Kelenjar ini berfungsi
menyekresi air susu bagi neonatus. Setiap lobus akan bermuara ke papila
mammae melalui duktus laktiferus. Dalam lobus payudara terdapat
lobulus–lobulus yang terdiri dari duktus intralobularis yang dilapisi oleh
epitel kuboid atau kolumnar rendah dan pada bagian dasar terdapat
mioepitel kontraktil. Pada duktus intralobularis mengandung banyak
pembuluh darah, venula, dan arteriol.7
Struktur histologi kelenjar mammae bervariasi sesuai dengan jenis
kelamin, usia dan status fisiologis. Sebelum pubertas, kelenjar payudara
terdiri atas sinus laktiferus dan beberapa cabang sinus ini, yaitu duktus
laktiferus. Struktur khas kelenjar dan lobus pada wanita dewasa
berkembang pada ujung duktus terkecil. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah
duktus yang bermuara ke dalam satu duktus terminal dan terdapat dalam
jaringan ikat longgar.8 Duktus laktiferus menjadi lebar dan membentuk
sinus laktiferus di dekat papilla mammae. Sinus laktiferus dilapisi epitel
berlapis gepeng pada muara luarnya yang kemudian berubah menjadi epitel
berlapis silindris atau berlapis kuboid. Lapisan duktus laktiferus dan duktus
terminal merupakan epitel selapis kuboid dan dibungkus sel mioepitel yang
berhimpitan.7
Kelenjar mammae yang tidak aktif ditandai oleh banyaknya jaringan
ikat dan sedikit unsur kelenjar. Beberapa perubahan siklik di kelenjar
mammae mungkin terlihat selama daur haid. Lobulus kelenjar terdiri dari
tubulus kecil atau duktus intralobularis yang dilapisi oleh epitel kuboid atau
interlobularis yang lebih besar mengelilingi lobules dan duktus
intralobularis.7
Duktus intralobularis dikelilingi oleh jaringan ikat longgar
intralobularis yang mengandung fibroblast, limfosit, sel plasma dan
eosinofil. Lobulus dikelilingi oleh jaringan ikat padat interlobularis yang
mengandung pembuluh darah, venula dan arteriol.
Gambar 1. Histologi Kelenjar Mammae yang tidak aktif. (Sumber: Atlas
Histologi diFiore, Victor P. Eroschenko.7
2.2. Kanker Payudara 2.2.1. Definisi
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara yang
timbul ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang
dengan tidak terkendali. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan sekitar
dan menyebar ke seluruh tubuh.9 Sel kanker tersebut berdiam pada
kelenjar payudara dan dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh
tubuh. Sel-sel kanker tersebut ditandai dengan pembelahan yang tidak
terkendali yang menyebabkan pertumbuhan abnormal dan kemampuan
sel-sel untuk menyerang jaringan normal secara lokal atau menyebar ke
2.2.2. Epidemiologi
Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian pada
wanita dan lebih dari satu juta kasus ditemukan di berbagai belahan dunia.
Di Amerika Serikat setiap tahunnya ditemukan 100.000 kasus baru dan
30.000 diantaranya meninggal. Di Amerika Utara dan Eropa Utara lebih
tinggi yaitu 91,4 kasus baru dari 100.000 wanita per tahun, diikuti Eropa
Selatan dan Amerika Latin dan paling rendah di Asia dan Afrika. Di
Singapura, kanker payudara merupakan keganasan terbanyak pada wanita,
ditemukan 46,1 kasus per 100.000 wanita per tahun dan mengalami
peningkatan 3,68% per tahun.10 Penyakit kanker payudara merupakan
penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013
yaitu sebesar 0,5%. Prevalensi kanker payudara tertinggi terdapat di
Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Sumatera Utara terdapat sekitar
2.682 kasus pada tahun 2013.1
2.2.3. Faktor Risiko
Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi
terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara antara lain:
1. Usia
Bertambahnya usia merupakan salah satu faktor risiko untuk
kanker payudara. Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada
perempuan muda, namun pada umumnya merupakan penyakit
penuaan. Sebagian besar kanker payudara yang didiagnosis adalah
setelah menopause dan sekitar 75% dari kasus kanker payudara
terjadi setelah usia 50 tahun.11
Umur penderita kanker di Indonesia lebih muda dibandingkan
dengan usia di negara-negara maju. Kebanyakan penderita kanker
payudara di Indonesia berusia kurang dari 40 tahun, sedangkan pada
Semakin bertambah usia seorang perempuan maka semakin
berisiko untuk terserang kanker payudara. Usia perempuan yang
lebih sering terserang kanker payudara adalah di atas usia 40 tahun,
yang disebut dengan “cancer age group”. Namun perempuan di
bawah usia 40 tahun juga dapat terserang kanker payudara.3 Ini
dikarenakan pada usia muda memiliki ekspresi HER2 yang lebih
tinggi. 20
Berdasarkan program SEER (Surveilance, Epidemiology, and
End Results) yang dilakukan NCI (National Cancer Institutte),
insiden kanker payudara meningkat seiring dengan tambahan usia.
Kemungkinan terbesar perkembangan penyakit payudara mulai
terjadi pada wanita dengan kisaran umur 40-50 tahun.11
2. Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik
3. Terapi Hormonal
4. Status Indeks Massa Tubuh
5. Faktor lingkungan dan gaya hidup
2.2.4. Derajat dan Stadium
Stadium penyakit kanker adalah keadaan dari hasil penilaian dokter
saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasien, untuk
menentukan sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut ke
organ atau jaringan sekitarnya. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas
atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.12
Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan
klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu
histopatologi atau PA, rontgen, USG, ataupun dengan CT Scan. Sedangkan
untuk menentukan stadium kanker, saat ini berdasarkan klasifikasi sistem
TNM yang direkomendasikan oleh AJCC (American Joint Committee On
Cancer). Klasifikasi ini terbagi dua yaitu klasifikasi cTNM Klinis dan
Kanker payudara umumnya berupa kanker campuran, sering kali
terdapat beberapa jenis morfologi sekaligus, prinsip klasifikasi patologik
sering kali memberikan nama atas dasar komponen yang dominan.13
Berikut klasifikasi patologik kanker payudara, yaitu
- Karsinoma noninvasif
(1) Karsinoma in situ duktal
(2) Karsinoma in situ lobular
(3) Karsinoma papiliform intraduktal
(4) Karsinoma papiliform intrakistik
- Karsinoma mikroinvasif
- Karsinoma invasif
(1) Karsinoma lobular invasif
(2) Karsinoma duktal invasif
- Karsinoma tubuluar
- Karsinoma kribriform invasif
- Karsinoma medular
- Karsinoma musinosa dan karsinoma kaya mucus lainnya
(1) Karsinoma musinosa
(2) Karsinoma adenoid kistik dan mukokarsinoma sel torak
(3) Karsinoma sel signet
- Karsinoma neuroendokrin
(1) Karsinoma neurendokrin padat
(2) Atipikal
(3) Karsinoma sel kecil
(4) Karsinoma neuroendokrin sel besar
- Karsinoma papilar invasif
- Karsinoma mikropapilar invasif
- Karsinoma apokrin
- Karsinoma dengan metaplasia
(1) Karsinoma metaplasia epitel
(3) Adenokarsinoma dengan metaplasia sel spindel
(4) Karsinoma adenoskuamosa
(5) Karsinoma mukoepidermoid
(6) Karsinoma mesenkimal epithelial campuran
- Karsinoma lipoid
- Karsinoma sekretorik
- Karsinoma onkositik
- Karsinoma kistik adenoid
- Karsinoma asinar
- Karsinoma sel jernih kaya glikogen
- Karsinoma seborea
- Karsinoma mammae inflamatorik
- Penyakit Paget papilla mammae
2.2.5. Gambaran Histopatologi menurut Tingkat Grading
Tingkat grading dari kanker payudara merupakan representatif dari
tumor yang aggressive potential dalam generalisasi yang luas.
Menentukan tingkat grading sangat penting karena dapat membantu para
klinisi untuk menentukan tatalakasana kepada pasiennya.17 Ada tiga
tingkat grading kanker payudara menurut gambaran histopatologi, yaitu:
a) Grade 1 (low grade or well differentiated)
Sel kanker kelihatan sedikit berbeda dari sel normal. Biasanya
pertumbuhan kanker ini lambat.17
b) Grade 2 (intermediate grade or moderatelydifferentiated)
Sel kanker tidak kelihatan seperti sel normal. Pertumbuhannya
sedikit lebih cepat dibanding yang normal.17
c) Grade 3 (high grade or poorly differentiated)
Sel kanker kelihatan sangat berbeda dari sel normal. Tingkatan
yang ini pertumbuhannya sangat cepat.17
Ada perbedaan dalam “scoring system” untuk menentukan tingkat
Score system (the Elston-Ellis modification of Scarff-Bloom-Richardson
grading system).18 Pada sistem skoring ini, ada tiga faktor yang
dipertimbangkan oleh patolog dengan diberi skor dari 1-3, yaitu:
a. Jumlah formasi kelenjar ("diferensiasi" atau seberapa baik sel-sel
tumor mencoba untuk menimbulkan kembali dari kelenjar normal).18
Skor 1: > 75% dari area tumor membentuk struktur glandular.
Skor 2: 10% - 75% dari area tumor membentuk struktur glandular.
Skor 3: < 10% dari area tumor membentuk struktur glandular.
b. Gambaran nukleus ("pleomorfisme" atau bagaimana sel-sel tumor
yang rusak terlihat).18
Skor 1: Nukleus kecil dengan sedikit peningkatan dalam ukuran
dibandingkan sel epitel payudara yang normal, kromatin nukleus sama,
dan sedikit bervariasi dalam ukuran.
Skor 2: Sel-selnya tampak lebih besar dari normal dengan nukleus
vesikular terbuka, nukleolus terlihat, dan variabilitas moderate baik
dalam ukuran dan bentuk.
Skor 3: Nukleus vesikular, nukleolus sering menonjol, ditandai dengan
berbagai dalam ukuran dan bentuk, biasanya bentuk yang besar.
c. Aktivitas mitosis (seberapa banyak sel-sel tumor membelah).18
Skor 1: Kurang dari atau sama dengan 7 mitosis per 10 bidang daya
tinggi.
Skor 2: 8-14 mitosis per 10 bidang daya tinggi.
Skor 3: sama dengan atau lebih besar dari 15 mitosis per 10 bidang
daya tinggi.
Kemudian setiap skor akan ditambah untuk memberi total skor terakhir
dengan jarak 3-9.18 Total skor terakhir ini digunakan untuk menentukan
tingkat grading seperti berikut ini:
• Grade 1 dengan skor 3-5
• Grade 2 dengan skor 6-7
Berikut di bawah ini gambaran histopatologi kanker payudara duktal
invasif menurut tingkatan grading:
Gambar 2. Histopatologi Grade 1 “low grade or well
differentiated”. (Sumber: Breast Cancer & Breast Pathology, Johns
Hopkins Medicine).18
Gambar 3. Histopatologi Grade 2 “intermediate/moderate grade or
moderately differentiated”. (Sumber: Breast Cancer & Breast
Gambar 4. Histopatologi Grade 3 “high grade or poorly
differentiated”. (Sumber: Breast Cancer & Breast Pathology, Johns
Hopkins Medicine).18
2.2.6. Menegakkan Diagnosis
Ditegakkan lebih pasti dengan beberapa pemeriksaan patologi14,
yakni:
1. Pemeriksaaan Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus/Fine
Needle Aspiration Biopsy (FNAB).
2. Pemeriksaan Histopatologi
• Potong beku, yang bertujuan: untuk menentukan
diagnosis lesi (pada lesi berukuran > 1cm - < 5cm. Lesi
kurang dari 1 cm tidak dianjurkan), menentukan tepi
sayatan pada BCT/lumpektomi, dan menentukan status
“sentinel-node”.
• Sediaan parafin rutin dengan pulasan HE
(hematoxilin-eosin). Jaringan berasal dari biopsy
“core”/ insisi / eksisi / mastektomi.
3. Pemeriksaan IHK (Imunohistokimia) diagnostik, jika
4. Pemeriksaan IHK Panel payudara: reseptor progesterone,
HER2 (Human Epidermal growth factor Receptor 2), KI67,
dan topoisomerase 2 alfa untuk pemilihan jenis terapi.
5. Pemeriksaan lanjutan hibridisasi in situ (ISH) HER2 jika
hasil pulasan IHK untuk HER2 positif 2
2.2.6. Prognosis
Prognosis adalah perkiraan kemungkinan hasil akhir dari suatu
penyakit, baik dengan atau tanpa pengobatan. Untuk menentukan
prognosis suatu kanker dapat dilihat dari disease free survival, overall
survival and quality of life.
Disease free survival adalah lamanya waktu setelah pengobatan
pertama hingga pasien bertahan tanpa ada tanda atau gejala dari kanker
tersebut. Hal ini adalah salah satu cara untuk melihat seberapa baik
pengobatan baru bekerja.16
Overall survival adalah persentase pengobatan pasien yang masih
menjalani pengobatan pertama hingga timbulnya kembali kanker tersebut
(recurrent) ataupun death. Tingkat kelangsungan hidup secara keseluruhan
juga sering dinyatakan sebagai tingkat kelangsungan hidup lima tahun,
yang merupakan persentase dari pengobatan yang hidup lima tahun setelah
didiagnosis dan menjalani awal pengobatan.16
Quality of life pada kanker payudara berarti gambaran kualitas
hidup pasien selama menjalani pengobatan. Kualitas hidup yang baik apabila
melakukan pengobatan secara teratur, sehingga kemungkinan untuk sembuh
sangat besar.16
2.3. Kanker Duktal Invasif
Merupakan jenis yang paling banyak ditemukan dan mencapai
80% dari kanker payudara. Kebanyakan tumor berkembang dari sel-sel
epitel yang terdapat pada permukaan duktus.4
Secara gambaran makroskopis tumor berupa massa infiltratif
berwarna putih-keabuan yang teraba keras seperti batu dan berpasir. Gurat
akibat deposit jaringan elastik (elastosis) di sekitar duktus di daerah yang
terkena.13
Gambaran morfologinya berbeda di setiap kasus dan sering
strukturnya kurang teratur berhubungan dengan tipe spesifik tumor.
Bentuk sel-sel tumor dapat tersusun seperti ikatan (‘cord’), trabekula
dimana beberapa tumor dkarakteristikkan dengan sebagian besar padat dan
menginvasi sedikit stroma. Sel-sel ganas menunjukkan gambaran yang
berubah-ubah. Sitoplasmanya selalu banyak dan eosinofilik. Nukleusnya
dapat regular, pleomorfik yang tinggi dengan nukleoli yang menonjol dan
selalu multipel, mitotik invasif hampir dijumpai dan banyak.4
Diatas 80% kasus kanker duktal berhubungan dengan duktus
karsinoma insitu dan yang tersering adalah DCIS tipe komedo yang “high
grade”. Komponen stromanya sangat bervariasi. Dapat mempunyai
proliferasi fibroblastic yang tinggi, hanya sedikit elemen jaringan konektif
atau petanda hialinisasi. Daerah jaringan elastis dapat dijumpai, pada
distribusi periduktal atau perivenous. Daerah nekrosis biasanya luas.13
Pada beberapa kanker, secara jelas mengekspresikan reseptor
hormon dan tidak overekspresi terhadapa HER2/neu. Pada tumor yang lain
dijumpai sel-sel pleomorfikyang tersusun secara anastomosis, lebih sedikit
mengekspresikan reseptor hormone dan lebih banyak mengekspresikan
HER2/neu.
Kanker payudara duktal invasif juga merupakan kelompok terbesar
dari tumor payudara malignan, persentasenya mencapai 75%-80% dari
keseluruhan kanker payudara. Termasuk didalamnya adalah lesi-lesi
dengan gambaran bervariasi seperti kanker duktal dengan fibrosis
Gambar 5. Kanker Payudara Duktal Invasif. (Sumber: Science Breast
Cancer).19
Karakteristik klinis yang dapat dijumpai pada kanker payudara
duktal invasif diantaranya : adanya massa, nodular yang asimetri
(umumnya terlihat setelah menstruasi), terdapat abses pada payudara yang
tidak menyembuh dengan medikamentosa, kista yang persisten atau
rekuren, terdapat rasa nyeri (terutama jika disertai dengan massa), bersifat
persisten dan sulit diterapi, pada perempuan menopause umumnya nyeri
unilateral. Adanya nipple discharge yang bisa dijumpai pada semua wanita
dengan usia diatas 40 tahun. Pada usia wanita dibawah 40 tahun dijumpai
discharge bilateral hingga menimbulkan bercak, terdapat darah pada
discharge, atau discharge didapati pada duktus tunggal yang persisten.
Tanda klinis lainnya antara lain retraksi areolar, distorsi, eksim, perubahan
kontur kulit (peau de orange) serta riwayat kanker payudara pada
keluarga.13
Penatalaksanaan utama bagi kanker payudara duktal invasif
payudara adalah pembedahan. Teknik yang biasa dipakai adalah modified
radical mastectomy yang bertujuan untuk mengeksisi payudara beserta
diseksi axilla.15
2.4. Jenis Kanker Payudara Invasif
• Kanker Lobular Invasif
Jenis ini merupakan kanker infiltratif yang tersusun atas sel-sel berukuran
biasanya memiliki tingkat mitosis rendah. Sel infiltratif biasanya tersusun
konsentris disekitar duktus berbentuk seperti target. Sel tumor dapat
berbentuk signet-ring, tubuloalveolar, atau solid.13
•
Kanker Musinosum (Colloid)
Pada kanker musinosum ini didapatkan sejumlah besar mucus intra dan
ekstraseluler yang dapat dilihat secara makroskopis maupun mikroskopis.
Secara histologis, terdapat tiga bentuk sel kanker. Bentuk pertama, sel
tampak seperti pulau-pulau kecil yang mengambang dalam cairan musin
basofilik. Bentuk kedua, sel tumbuh dalam susunan kelenjar berbatas jelas
dan lumennya mengandung musin. Bentuk ketiga terdiri dari susunan
jaringan yang tidak teratur berisi sel tumor tanpa diferensiasi, sebagian
besar berbentuk signet-ring.13
• Kanker Meduler
Sel berukuran besar berbentuk poligonal dengan batas sitoplasma tidak
jelas. Diferensiasi dari jenis ini buruk, tetapi memiliki prognosis lebih baik
daripada kanker duktus infiltratif. Biasanya terdapat infiltrasi limfosit yang
nyata dalam jumlah sedang diantara sel kanker, terutama dibagian tepi
jaringan kanker.13
• Kanker Papiler Invasif
Komponen invasif dari jenis kanker ini berbentuk papiler. Terutama
mengenai wanita postmenopause. Insidennya kurang dari 1-2% dari
karsinoma payudara yang invasive dan termasuk prognosisnya baik.13
• Kanker Tubuler
Pada kanker tubuler, bentuk sel teratur dan tersusun secara tubuler selapis,
dikelilingi oleh stroma fibrous. Jenis ini merupakan kanker dengan
diferensiasi tinggi.13
• Kanker Adenokistik
Jenis ini merupakan kanker invasif dengan karakteristik sel yang
berbentuk kribriformis. Sangat jarang ditemukan pada payudara. Secara
• Kanker Apokrin
Kanker ini didominasi dengan sel yang memiliki sitoplasma eosnofilik,
sehingga menyerupai sel apokrin yang mengalami metaplasia. Bentuk
kanker apokrin dapat ditemukan juga pada jenis kanker payudara yang
lain.13
• Kanker Sekretori
Merupakan kanker yang jarang, frekuensinya dibawah dari 0,15% dari
semua kanker payudara, dan termasuk “low-grade carcinoma”. Disebut
juga juvenile carcinoma. Secara histopatologi dapat terlihat proliferasi
1.1. Latar Belakang
Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat merusak jaringan sekitarnya serta menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya, proses ini disebut dengan metastasis.1 Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit kardiovaskular. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer (IARC), diketahui bahwa
pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kanker hingga saat ini menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4%. Prevalensi kanker tertinggi berada pada Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu sebesar 4,1 %, berikutnya pada Provinsi Jawa Tengah dan Bali, yaitu sebesar 2,1% dan 2,0%. Bila dilihat dari karakteristik jenis kelamin penderita kanker di Indonesia, perempuan sebesar 2,2 per 1.000 penduduk dan laki-laki sebesar 0,6 per 1.000 penduduk.2
Kanker payudara merupakan jenis keganasan yang paling sering ditemukan pada kaum perempuan. Kanker payudara dapat terjadi pada kaum laki-laki hanya 1% dan 99% terjadi pada kaum perempuan.3 Berdasarkan estimasi GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, kanker payudara adalah kanker yang
kanker payudara tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.1
Insiden dan mortalitas kanker payudara berbeda di setiap ras dan umur. Kanker payudara pada perempuan remaja dan dewasa muda didefinisikan sebagai keganasan payudara pada rentang usia 40 tahun kebawah dengan jumlah insiden 18,8 per 100.000 perempuan, menduduki 14% dari seluruh kasus kanker dan menempati 7% dari seluruh diagnosis kanker payudara pada seluruh umur.22
Peningkatan insiden kanker payudara pada perempuan usia muda diakibatkan karena peningkatan populasi, peningkatan kesadaran baik penderita maupun klinisi dalam mendiagnosis penyakit dan peningkatan pelaporan kasus. Selain itu juga, kontribusi faktor – faktor risiko lainnya seperti: faktor internal yang meliputi paritas di usia muda, riwayat keluarga dengan kanker payudara ataupun malignansi lainnya, mutasi gen breast cancer susceptibility gene 1 (brca 1) atau breast cancer
susceptibility gene 2 (brca 2), mutasi p 53, maupun faktor lingkungan
seperti halnya terapi radiasi karena penyakit Hodgkin, paparan hormon eksternal, penggunaan terapi pengganti hormon dan pola gaya hidup yang salah (merokok, konsumsi alkohol, jarang berolahraga).4,22 Puncak insiden kanker payudara pada wanita muda terdapat pada rentang umur 15 – 39 tahun dan terdapat peningkatan resiko relatif terkena kanker payudara seiring berjalannya usia pada seorang wanita.6
yang paling sering mengenai pada perempuan usia dibawah 40 tahun adalah invasive ductal carcinoma serta sering bermetastasis ke paru.5
Kanker pada perempuan usia 40 tahun kebawah adalah prediktor independen dari angka survival yang rendah serta prognosis yang buruk dan diasosiasikan dengan keterlambatan diagnosis serta kurangnya skrining sehingga sebagian besar pasien datang dengan stadium lanjut dan grade tinggi.6,22 Perempuan usia 40 tahun kebawah hanya sepertiga kasus yang terdiagnosis kanker payudara. Namun, kanker payudara yang terdiagnosis pada usia 40 tahun kebawah menunjukkan gambaran histopatologi yang lebih agresif dengan angka harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perempuan usia yang diatas 40 tahun.5
Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal Invasif berdasarkan Grading pada Perempuan Usia 40 tahun kebawah di RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2014-2016”.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal Invasif berdasarkan Grading pada Pasien Perempuan Usia 40 tahun kebawah di RSUP Haji Adam Malik Medan periode tahun 2014-2016?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran histopatologi kanker payudara Duktal Invasif berdasarkan Grading pada perempuan usia 40 tahun kebawah di RSUP Haji Adam Malik Medan berdasarkan tingkat grading.
2. Untuk mengetahui prevalensi penderita kanker payudara duktal invasif pada perempuan usia 40 tahun kebawah di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Institusi Pendidikan (Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara)
Agar menambah wawasan pengetahuan tentang penyakit kanker payudara berdasarkan gambaran histopatologi pada perempuan usia muda.
1.4.2. Bagi Institusi Kesehatan (RSUP Haji Adam Malik Medan)
Agar menjadi panduan kepada Institusi Kesehatan dan sebagai masukan kepada RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.4.3. Bagi Masyarakat
1. Untuk menambah informasi dan pengetahuan bagi masyarakat tentang kanker penyakit kanker payudara berdasarkan gambaran histopatologi pada perempuan usia 40 tahun kebawah.
1.4.4. Bagi Peneliti
1. Sebagai pengalaman pertama bagi peneliti dalam hal penelitian. 2. Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat mengasah daya
analisis dan mengembangkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara yang timbul ketika
sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali.
Faktor usia merupakan salah satu dari faktor resiko kanker payudara. Semakin
muda usia seorang perempuan maka semakin buruk prognosisnya dibanding usia
yang lebih tua. Standar baku untuk penegakan diagnosis kanker payudara adalah
pemeriksaan histopatologi. Gambaran histopatologi kanker payudara dibagi
menjadi tiga tingkat grading yaitu grade 1 (low grade), grade 2 (intermediate
grade) dan grade 3 (high grade). Secara gambaran histopatologi, kanker payudara
duktal invasif merupakan jenis yang paling banyak ditemukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Histopatologi
Kanker Payudara Duktal Invasif pada perempuan usia 40 tahun kebawah di RSUP
Haji Adam Malik Medan periode tahun 2014-2016. Penelitian ini bersifat
deskriptif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional dan dilakukan di
Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel
penelitian ini berjumlah 63 pasien. Data diambil dari hasil rekam medis pasien
yang memuat gambaran histopatologi kanker payudara duktal invasif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 63 pasien yang diteliti
didapati 14 orang (22,2%) yang didiagnosis grade 1, 42 orang dengan grade 2
(66,7 %) dan 7 orang (11,1 %) dengan grade 3.
Kesimpulan penelitian ini adalah kanker payudara duktal invasif pada
perempuan usia 40 tahun kebawah yang didiagnosis dengan gambaran
histopatologi yang moderate/intermediate grade.
Kata Kunci : histopatologi, kanker payudara duktal invasif,
factor that determined breast cancer is a person’s age. The prognosis of young women was worse compared to the older ages. The gold standard used to diagnosed breast cancer is histopathology. Histopathologic features of breast cancer are divided into three levels, grade 1 (low grade), grade 2 (intermediate grade) and grade 3 (high grade). As an overview of histopathology, invasive ductal is the type of breast cancer which the most commonly found in women.
The aim of this study is to know the histopathologic features of the ductal invasive type breast cancer in less than 40 year of woman in Haji Adam Malik Medan Hospital on period 2014-2016.
This research based on a descriptive study using cross sectional design and conducted at the Laboratory of Pathology Haji Adam Malik Medan Hospital. This study comprised of research sample that took from 63 patients. The data was taken from the medical record that contains pictures of histopathology of invasive ductal breast cancer.
The results of this study showed, of 63 patients, since 14 patients (22,2%) were diagnosed as grade 1, 42 patients (66,7%) were diagnosed as grade 2 and 7 patients (11,1%) were diagnosed as grade 3.
The conclusion in this study is that the ductal invasive type breast cancer in less than 40 year of woman was diagnosed moderate / intermediate grade of histopathologic features.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI KANKER PAYUDARA
DUKTAL INVASIF BERDASARKAN GRADING PADA
PEREMPUAN USIA 40 TAHUN KEBAWAH DI RSUP HAJI
ADAM MALIK MEDAN PERIODE 2014-2016
Oleh :
ELCIA MELISA DWISARI SIMATUPANG
130100173
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PEREMPUAN USIA 40 TAHUN KEBAWAH DI RSUP HAJI
ADAM MALIK MEDAN PERIODE 2014-2016
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
ELCIA MELISA DWISARI SIMATUPANG
130100173
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Faktor usia merupakan salah satu dari faktor resiko kanker payudara. Semakin
muda usia seorang perempuan maka semakin buruk prognosisnya dibanding usia
yang lebih tua. Standar baku untuk penegakan diagnosis kanker payudara adalah
pemeriksaan histopatologi. Gambaran histopatologi kanker payudara dibagi
menjadi tiga tingkat grading yaitu grade 1 (low grade), grade 2 (intermediate
grade) dan grade 3 (high grade). Secara gambaran histopatologi, kanker payudara
duktal invasif merupakan jenis yang paling banyak ditemukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Histopatologi
Kanker Payudara Duktal Invasif pada perempuan usia 40 tahun kebawah di RSUP
Haji Adam Malik Medan periode tahun 2014-2016. Penelitian ini bersifat
deskriptif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional dan dilakukan di
Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel
penelitian ini berjumlah 63 pasien. Data diambil dari hasil rekam medis pasien
yang memuat gambaran histopatologi kanker payudara duktal invasif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 63 pasien yang diteliti
didapati 14 orang (22,2%) yang didiagnosis grade 1, 42 orang dengan grade 2
(66,7 %) dan 7 orang (11,1 %) dengan grade 3.
Kesimpulan penelitian ini adalah kanker payudara duktal invasif pada
perempuan usia 40 tahun kebawah yang didiagnosis dengan gambaran
histopatologi yang moderate/intermediate grade.
Kata Kunci : histopatologi, kanker payudara duktal invasif,
Breast cancer is a form of cancer that affect the cells of the breast. It starts when cells in the breast begin to grow and develop out of control. One of the risk factor that determined breast cancer is a person’s age. The prognosis of young women was worse compared to the older ages. The gold standard used to diagnosed breast cancer is histopathology. Histopathologic features of breast cancer are divided into three levels, grade 1 (low grade), grade 2 (intermediate grade) and grade 3 (high grade). As an overview of histopathology, invasive ductal is the type of breast cancer which the most commonly found in women.
The aim of this study is to know the histopathologic features of the ductal invasive type breast cancer in less than 40 year of woman in Haji Adam Malik Medan Hospital on period 2014-2016.
This research based on a descriptive study using cross sectional design and conducted at the Laboratory of Pathology Haji Adam Malik Medan Hospital. This study comprised of research sample that took from 63 patients. The data was taken from the medical record that contains pictures of histopathology of invasive ductal breast cancer.
The results of this study showed, of 63 patients, since 14 patients (22,2%) were diagnosed as grade 1, 42 patients (66,7%) were diagnosed as grade 2 and 7 patients (11,1%) were diagnosed as grade 3.
The conclusion in this study is that the ductal invasive type breast cancer in less than 40 year of woman was diagnosed moderate / intermediate grade of histopathologic features.
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Gambaran histopatologi kanker payudara duktal invasif berdasarkan
grading pada perempuan usia 40 tahun kebawah di RSUP Haji Adam Malik
Medan periode 2014-2016“ dengan baik sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program sarjana (S1) Jurusan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Dalam pengerjaan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan,
dukungan, dorongan, bimbingan, nasehat dan doadari berbagai pihak. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr.Esther Sitorus, Sp.PA, selaku dosen pembimbing I skripsi, yang
telah memberikan banyak waktu, masukan, kritik, saran dan motivasi
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. dr.Kamal B. Siregar, M.ked(Surg), Sp.B(K) Onk , selaku dosen
pembimbing II skripsi, yang telah memberikan banyak arahan dan
masukan bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
4. dr.Dedi Ardinata, M.Kes, AIFM dan dr.Chairil Amin, M.Ked(Neu),
Sp.S, selaku dosen penguji yang memberikan masukan dalam
perbaikan skripsi ini.
5. dr.Jamaluddin, Sp.PA, seluruh staf pegawai serta laboran
Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan yang
memberi izin dan bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian.
6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
7. Ayah saya yang tersayang Edison Simatupang, S.E dan Ibu saya
tercinta Dra. Lingse Sibarani, S.Pd yang begitu sabar memberi
Simatupang, Era Rejeki Simatupang dan Edgar Victoria Simatupang
yang banyak membantu penulis dalam menghadapi dunia perkuliahan
dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Saudara kelompok kecil (Elisabeth Pardede, Darma Sitepu, Tommy
Nainggolan, Yoseph Wilar, Maya Sitompul, Anitya Mareta, Geby
Ginting) yang selalu mendukung dalam doa dan memberi semangat
dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman terbaik (Leo Sagala, Mey, David Gultom, Sri Lestari,
Yunike Simanjuntak, Sarah, Corry, Dina, Debora, Lidya) yang turut
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
10.Teman satu dosen pembimbing (Meggiy Saputra) yang sudah
sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis bersedia menerima kritikan dan saran
yang pada akhirnya dapat membuat skripsi ini menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat benar-benar bermanfaat bagi para
pembaca umumnya serta bagi penulis sendiri pada khususnya.
Medan, Desember 2016
Penulis,
Elcia MD Simatupang
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR SINGKATAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan Umum ... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Payudara ... 6
2.1.1 Histologi ... 6
2.2 Kanker Payudara ... 7
2.2.1 Definisi ... 7
2.2.2 Epidemiologi ... 8
2.2.3 Faktor Risiko ... 8
2.2.4 Derajat dan Stadium ... 9
2.2.5 Gambaran Histopatologi menurut Tingkat Grading ... 11
2.2.6 Menegakkan Diagnosis ... 14
2.2.7 Prognosis ... 15
2.3 Kanker Duktal Invasif ... 15
2.4 Jenis Kanker Payudara Invasif ... 17
BAB III KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP ... 20
3.1 Kerangka Teori ... 20
3.2 Kerangka Konsep ... 21
4.2.1 Waktu Penelitian ... 22
4.2.2 Tempat Penelitian ... 22
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
4.3.1 Populasi ... 22
4.3.2 Sampel ... 22
4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23
4.5 Definisi Operasional... 23
4.6 Teknik Pengolahan Data ... 23
4.7 Jadwal Penelitian ... 24
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
5.1 Hasil Penelitian ... 25
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 25
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Individu ... 25
5.1.2.1 Karakteristik Pasien menurut Usia ... 25
5.1.2.2 Karakteristik Pasien menurut Tingkat Grading Histopatologi ... 26
5.2 Pembahasan ... 28
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 33
6.1 Kesimpulan ... 33
6.2 Saran ... 33
5.2 Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Duktal
Invasif menurut Usia
25
5.3 Prevalensi Kanker Payudara Duktal Invasif
berdasarkan Grading pada Perempuan Usia 40 tahun
kebawah di RSUP Haji Adam Malik Medan periode
2014-2016.
26
5.4 Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Duktal
Invasif pada Perempuan Usia 40 tahun kebawah
menurut Tingkat Grading Histopatologi di RSUP
Haji Adam Malik Medan periode 2014-2016.
Nomor Judul Halaman
Gambar 1. Histologi Kelenjar Mammae yang tidak aktif ... 7
Gambar 2. Histopatologi Grade 1 “low grade or well differentiated”. ... 13
Gambar 3. Histopatologi Grade 2 “intermediate/moderate grade
or moderately differentiated” ... 13
Gambar 4. Histopatologi Grade 3 “high grade or
poorly differentiated” ... 14
Gambar 5. Kanker Payudara Duktal Invasif ... 17
Gambar 6. Kerangka Teori Gambaran Histopatologi Kanker
Payudara Duktal Invasif pada perempuan usia
40 tahun kebawah ... 20
Gambar 7. Kerangka Konsep Gambaran Histopatologi Kanker
Payudara Duktal Invasif pada perempuan usia
40 tahun kebawah ... 21
Gambar 8. Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal
Invasif Grade I... 27
Gambar 9. Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal
Invasif Grade II ... 27
Gambar10.Gambaran Histopatologi Kanker Payudara Duktal
SEER : Surveilance, Epidemiology, and End Results)
NCI : National Cancer Institutte
AJCC : American Joint Committee On Cancer
FNAB : Fine Needle Aspiration Biopsy
HE : Hematoxilin-Eosin
IHK : Imunohistokimia
HER2 : Human Epidermal growth factor Receptor 2
DCIS : Ductal Carcinoma In Situ
TNM : Tumor Size, Node, Metastasis
PA : Patologi Anatomi
Nomor Judul
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Ethical Clearance Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Izin Penelitian dari MEU
Lampiran 4 Data Induk