• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Kuantitas Transaksi Surety Bond Pada PT. Asuransi Jasaraharja Putera Cabang Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Kuantitas Transaksi Surety Bond Pada PT. Asuransi Jasaraharja Putera Cabang Medan."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP

PENINGKATAN KUANTITAS TRANSAKSI

SURETY BOND

PADA PT. ASURANSI JASARAHARJA PUTERA

CABANG MEDAN

GELADIKARYA

Oleh:

SITI WARDAH PRATIDINA NASUTION

077007084

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERSETUJUAN GELADIKARYA

Judul Geladikarya : Analisis Strategi Bauran Pemasaran Terhadap

Peningkatan Kuantitas Transaksi Surety Bond

Pada PT. Asuransi Jasaraharja Putera Cabang

Medan.

Nama : Siti Wardah Pratidina Nasution

NIM : 077007084

Program Studi : Magister Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Akuntansi

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Rismayani, SE, M.Si Ketua

Dra. Sri Mulyani, Ak, MBA Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa geladikarya yang berjudul:

“ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP

PENINGKATAN KUANTITAS TRANSAKSI SURETY BOND

PADA PT. ASURANSI JASARAHARJA PUTERA

CABANG MEDAN”

adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data

dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas.

Medan, Januari 2013

Yang Membuat Pernyataan

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sejak awal mulainya bisnis surety bond di Indonesia tahun 1980, dipelopori oleh Jasa

Raharja Persero, bisnis ini terus berkembang sejalan dengan pembangunan di semua

wilayah Indonesia. Tetapi seiring berjalannya waktu, sesuai kebijakan pemerintah bisnis

surety bond harus dipisahkan dari bisnis asuransi sosial yang menjadi fokus utama

bisnis Jasa Raharja Persero karena jenis bisnis ini adalah berjenis asuransi kerugian.

Maka sejak awal januari 1994 hingga sekarang PT. Asuransi Jasaraharja Putera terus

berupaya menjadi market leader di industri surat jaminan proyek (surety bond).

Sejak tiga tahun terakhir, PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan mengalami

penurunan pendapatan produk surety bond. Oleh karena itu dalam penelitian ini

perumusan masalahnya adalah bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap

peningkatan kuantitas transaksi surety bond PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang

Medan. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap

peningkatan kuantitas transaksi surety bond yang diterapkan selama ini. Teori yang

digunakan adalah teori strategi pemasaran, bauran pemasaran dan transaksi.

Penelitian dilakukan di PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan. Jenis penelitian

deskriptif korelasi. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 67 orang yang mewakili

perusahaan masing-masing. Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis

regresi berganda dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak produk, harga/tarif, promosi,

lokasi, orang, proses dan bukti fisik tidak berpengaruh terhadap kuantitas transaksi

surety bond pada PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan. Secara parsial

masing-masing variabel juga tidak berpengaruh terhadap kuantitas transaksi surety bond.

Hasil uji regresi hipotesis penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi

sebesar 0,119. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 11,9% variabel produk, harga/tarif,

promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap

variabel kuantitas transaksi surety bond PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan,

sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak dijelaskan

(5)

Berdasarkan hasil regresi tersebut maka strategi bauran pemasaran apapun yang

dilakukan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kuantitas

(6)

RIWAYAT HIDUP

Siti Wardah Pratidina Nasution, lahir di Medan pada tanggal 21 Desember tahun

1972. Anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Ayahanda Drs. H. Bachrain

Nasution dan Ibunda Hj. Sukarni. Telah menikah dengan Iwan Setiawan dan dikaruniai

dua orang anak laki-laki yang bernama Muhammad Farraz Pratama Setiawan dan

Muhammad Haekal Setiawan.

Pendidikan dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) Tugama Medan pada tahun

1977 hingga 1979, kemudian Sekolah Dasar di SD Taman Harapan Medan hingga tamat

pada tahun 1985. Kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama, SMP

Bhayangkari Medan hingga lulus pada tahun 1988. Kemudian dilanjutkan ke Sekolah

Menengah Atas Kristen Immanuel Medan hingga tamat tahun 1991. Hingga

Menyelesaikan program Strata Satu di Sekolah Tinggi Ekonomi Keuangan Perbankan

Indonesia (STEKPI) Jakarta tahun 1996.

Sejak tahun 1997 hingga saat ini bekerja di PT. Indah Uli Perkasa Medan yang

bergerak di bidang usaha pembubutan mesin. Dan sejak tahun 2007 hingga 2012

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirrobbil‟alamiin atas segala rahmat Allaah subhanallaahu wa

ta‟ala yang telah memberikan limpahan kesehatan, kesabaran dan ketekunan sehingga

dapat menyelesaikan Geladikarya ini yang berjudul : “ Analisis Strategi Bauran

Pemasaran Terhadap Peningkatan Kuantitas Transaksi Surety Bond pada PT.

Asuransi Jasaraharja Putera Cabang Medan”.

Penyusunan geladikarya ini akan sulit diwujudkan apabila tidak mendapat

dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu secara khusus disampaikan

ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada ayahanda tersayang

Drs.H.Bachrain Nasution dan ibunda terkasih Hj. Sukarni atas dukungan yang sangat

besar artinya ini bagi ananda. Begitu juga dengan Iwan Setiawan, SE sebagai suami

tercinta juga anak-anak tersayang Muhammad Farraz Pratama Setiawan dan

Muhammad Haekal Setiawan yang telah menjadi penyemangat untuk menyelesaikan

program pasca sarjana ini.

Penghormatan dan penghargaan yang besar disertai ucapan terima kasih yang

tulus kepada Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, Msi dan Ibu Dra. Sri Mulyani, Ak, MBA

selaku Ketua dan Anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan

perhatiannya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan tugas geladikarya ini. Tak

lupa penulis juga mengucapkan terima kasih atas kesempatan belajar dan menimba ilmu

pengetahuan yang telah diberikan selama ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, MSc (CTM), SpA(K) sebagai Rektor

(8)

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT selaku Sekretaris Program Studi Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Coni Chandra, SE, MM dan staf PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang

Medan lainnya yang telah merelakan waktunya untuk berbagi informasi.

7. Seluruh teman-teman angkatan 23 khususnya Pak Irwan Suhendry, Partahian

Simbolon, Arni Julia siregar, Hery Indra Pratama, Johannes WP, Imelda

Sembiring dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini yang telah

mensupport semangat penulis di ujung waktu.

Penulis menyadari bahwa geladikarya ini masih jauh dari sempurna, namun penulis

tetap berharap kiranya hasil yang dicapai dalam geladikarya ini tetap dapat bermanfaat

bagi banyak pihak.

Medan, Januari 2013

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN GELADIKARYA ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batas dan Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II. KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Strategi ... 5

2.2 Pengertian Pemasaran ... 6

2.3 Pengertian Strategi Pemasaran ... 6

2.4 Bauran Pemasaran Jasa………. ... ……. 9

2.5 Pengertian Transaksi……… 18

BAB.III KERANGKA KONSEPTUAL ... 20

BAB. IV METODOLOGI PENELITIAN……… 23

4.1 Jenis Penelitian ……….. 23

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

4.3 Populasi dan Sampel ... 24

4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

4.5 Skala dan Pengukuran Variabel ... 26

4.6 Definisi Operasional Variabel….. ... 26

4.7 Metode Analisis Data………. ... 30

4.7.1 Uji Kualitas Data………. .... 30

4.7.1.1 Uji Validitas ……… ... 30

(10)

4.7.2 Uji Asumsi Klasik….……… 32

4.7.2.1 Uji Normalitas………... 32

4.7.2.2 Uji Multikolinearitas………. 33

4.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas……….. 33

4.7.3 Uji Regresi Berganda……… 34

4.7.3.1 Pengujian Hipotesa Secara Simultan (Uji F)…… 35

4.7.3.2 Pengujian Hipotesa Secara Parsial (Uji t)…….... 37

4.7.3.3 Analisis Koefisien Determinasi………. 38

BAB. V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……….. . 39

5.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Asuransi Jasaraharja Putera………... 39

5.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 40

5.3 Sekilas Tentang SuretyBond……….. 41

5.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 43

BAB VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………... . 48

6.1 Hasil Penelitian Bauran Pemasaran………. 48

6.1.1 Karakteristik Responden……….…… 48

6.1.2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian…… 49

6.1.2.1 Variabel Produk……… 49

6.1.2.2 Variabel Harga ... . 51

6.1.2.3 Variabel Promosi ... . 52

6.1.2.4 Variabel Lokasi……… 53

6.1.2.5 Variabel Orang ... .. 54

6.1.1.6 Variabel Proses………. 55

6.1.1.7 Variabel Bukti Fisik……….. 56

6.1.1.8 Variabel Kuantitas Transaksi……… 57

6.1.3 Hasil Uji Validitas ………... 60

6.1.3.1 Variabel Produk……...………. 61

6.1.3.2 Variabel Harga……….………. 62

6.1.3.3 Variabel Promosi…….………. 63

6.1.3.4 Variabel Lokasi……… 63

6.1.3.5 Variabel Orang……….……… 64

6.1.3.6 Variabel Proses.………... ……… 65

6.1.3.7 Variabel Bukti Fisik….. .. ……… 66

6.1.3.8 Variabel Kuantitas Transaksi……… 67

6.1.4 Hasil Uji Reliabilitas ……… .. …… 69

6.1.5 Hasil Uji Asumsi Klasik……….. 70

6.1.5.1 Hasil Uji Normalitas………. 70

6.1.5.2 Hasil Uji Multikolinearitas……… 72

6.1.5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas……… .. 73

(11)

6.1.6.1 Hasil Uji F (Simultan)………. 74

6.1.6.2 Hasil Uji t (Parsial)……….. 75

6.1.6.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2)…………... 77

6.1.6.4 Hasil Persamaan Regresi Berganda……… 77

6.2 Pembahasan ………... ... 79

6.2.1 Hasil Uji F……… 79

6.2.2 Hasil Uji t……… ... .. 79

6.2.2.1 Produk……….. ... .. 79

6.2.2.2 Harga………. ... 80

6.2.2.3 Promosi……….. ... 81

6.2.2.4 Lokasi……… 81

6.2.2.5 Orang……… 82

6.2.2.6 Proses……… 82

6.2.2.7 Bukti Fisik……… 83

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN……… 84

7.1 Kesimpulan ... 84

7.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(12)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1 Perbandingan Antara Realisasi dan Target Pendapatan surety

Bond... 2

4.1 Jadwal Penelitian………..……… 23

4.2 Instrumen Skala Likert……… 26

4.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian……… 28

6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Menjadi Nasabah 48

6.2 Penjelasan Responden atas Produk (X1)……….. 50

6.3 Penjelasan Responden atas Harga (X2)……… 51

6.4 Penjelasan Responden atas Promosi (X3)……… 53

6.5 Penjelasan Responden atas Lokasi (X4)……….. 54

6.6 Penjelasan Responden atas Orang (X5)……….. 55

6.7 Penjelasan Responden atas Proses (X6)……….. 56

6.8 Penjelasan Responden atas Bukti Fisik (X7)……… .. 57

6.9 Penjelasan Responden atas Kuantitas Transaksi (Y)……… . 59

6.10 Hasil Uji Validitas Atribut Variabel Produk (X1)………….……. 61

6.11 Hasil Uji Validitas Atribut Variabel Harga (X2)………….……. .. 62

6.12 Hasil Uji Validitas Atribut Variabel Promosi (X3)………….……. 63

6.13 Hasil Uji Validitas Atribut Variabel Lokasi (X4)………….……. . 64

6.14 Hasil Uji Validitas Atribut Variabel Orang (X5)………….……... 65

6.15 Hasil Uji Validitas Atribut Variabel Proses (X6)………….……... 66

6.16 Hasil Uji Validitas Atribut Variabel Bukti Fisik (X7)………….… 67

6.17 Hasil Uji Validitas Atribut Variabel Kuantitas Transaksi (Y)…… 68

6.18 Hasil Uji Reliabilitas ……….. 70

6.19 Hasil Uji Multikolinearitas ... 72

6.20 Hasil Pengujian Hipotesis secara Serempak (Uji F)……… 74

6.21 Hasil Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)………. 75

6.22 Koefisien Determinasi (R2)………. 77

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual ... 22

5.1 Struktur Organisasi………... 45

6.1 Grafik Normalitas……… 70

6.2 Grafik Histogram…..……….. 71

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Kuesioner………. 130

2 Tabulasi Hasil Penelitian 67 Responden………. 136

3 Tabel Frekuensi……… 144

4 Hasil Uji Validitas ……… 164

5 Hasil Uji Reliabilitas…………...……… 170

(15)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sejak awal mulainya bisnis surety bond di Indonesia tahun 1980, dipelopori oleh Jasa

Raharja Persero, bisnis ini terus berkembang sejalan dengan pembangunan di semua

wilayah Indonesia. Tetapi seiring berjalannya waktu, sesuai kebijakan pemerintah bisnis

surety bond harus dipisahkan dari bisnis asuransi sosial yang menjadi fokus utama

bisnis Jasa Raharja Persero karena jenis bisnis ini adalah berjenis asuransi kerugian.

Maka sejak awal januari 1994 hingga sekarang PT. Asuransi Jasaraharja Putera terus

berupaya menjadi market leader di industri surat jaminan proyek (surety bond).

Sejak tiga tahun terakhir, PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan mengalami

penurunan pendapatan produk surety bond. Oleh karena itu dalam penelitian ini

perumusan masalahnya adalah bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap

peningkatan kuantitas transaksi surety bond PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang

Medan. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap

peningkatan kuantitas transaksi surety bond yang diterapkan selama ini. Teori yang

digunakan adalah teori strategi pemasaran, bauran pemasaran dan transaksi.

Penelitian dilakukan di PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan. Jenis penelitian

deskriptif korelasi. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 67 orang yang mewakili

perusahaan masing-masing. Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis

regresi berganda dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak produk, harga/tarif, promosi,

lokasi, orang, proses dan bukti fisik tidak berpengaruh terhadap kuantitas transaksi

surety bond pada PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan. Secara parsial

masing-masing variabel juga tidak berpengaruh terhadap kuantitas transaksi surety bond.

Hasil uji regresi hipotesis penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi

sebesar 0,119. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 11,9% variabel produk, harga/tarif,

promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap

variabel kuantitas transaksi surety bond PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan,

sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak dijelaskan

(16)

Berdasarkan hasil regresi tersebut maka strategi bauran pemasaran apapun yang

dilakukan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kuantitas

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang saat ini terus berupaya untuk membangun

negara baik dari segi fisik maupun non fisik. Pembangunan fisik mencakup

pembangunan konstruksi maupun non konstruksi. Setiap tahunnya negara pasti

membuat anggaran tertentu untuk mengalokasikan dana APBN/D untuk mewujudkan

pembangunan baik di ibukota maupun di daerah. Dana pembangunan yang telah

dianggarkan tentu harus dipergunakan sebaik-baiknya demi kepentingan masyarakat

umum. Demi keamanan dana pembangunan proyek negara maka pemerintah membuat

suatu peraturan yang mengatur tata cara pelaksanaan proyek mulai dari pelaksanaan

tender proyek hingga pemeliharaan proyek.

Sejak tahun 1980 pemerintah telah memperkenalkan suatu surat jaminan yang

harus dimiliki pemilik proyek (pemerintah maupun swasta) sebagai perjanjian tambahan

antara kontraktor dengan perusahaan penjamin proyek demi kepentingan pemilik

proyek. Pada saat itu satu-satunya perusahaan yang dipercaya untuk mengemban

tanggung jawab tersebut adalah PT. Jasa Raharja, tetapi hal itu berlaku hingga akhir

tahun 1993. Sejak awal tahun 1994 pemerintah mengeluarkan peraturan baru bahwa

pengelola asuransi sosial harus dipisahkan fungsinya dalam melayani asuransi yang

bersifat menanggung kerugian. Karena itu pada Januari 1994 PT. Asuransi Jasaraharja

Putera didirikan untuk melayani nasabah khususnya para pemilik proyek dan kontraktor

(18)

Sebagai anak perusahaan Jasa Raharja, PT. AJP terus berkembang hingga saat

ini menjadi pemimpin pasar untuk produk andalannya yaitu surety bond. Sebagai

produk/ jasa yang diandalkan perusahaan, tentu saja pendapatan dari produk ini harus

terus dipertahankan dari tahun ke tahun. Untuk mempertahankan pendapatan surety

bond, PT. AJP sangat memperhatikan berbagai variabel yang mempengaruhi tingkat

keuntungan dari produk/ jasa tersebut. Sebagai contoh, fungsi pemasaran memegang

kendali yang cukup penting dalam perolehan laba perusahaan. Bauran pemasaran

sebagai bagian dari strategi pemasaran juga memegang peranan yang tidak kalah

penting diperhatikan dalam perolehan pendapatan.

PT. AJP cabang Medan juga sangat memperhatikan kemampuan dalam

menghasilkan laba dari produk/ jasa andalannya yaitu surety bond. Hal ini dapat dilihat

dalam Tabel 1.1 di bawah ini yaitu persentase penurunan realisasi pendapatan dari

kuantitas transaksi yang terjadi selama tiga tahun terakhir, seperti yang terlihat sebagai

berikut:

Tabel 1.1 Perbandingan Antara Realisasi dan Target Pendapatan surety bond

Tahun Realisasi (dalam juta

rupiah)

Target (dalam juta rupiah)

Persentase (%)

2007 1587 1650 96,18

2008 1598 1650 96,85

2009 1575 1650 95,45

2010 1431 1650 86,73

2011 1342 1650 81,33

Sumber : PT. AJP cabang Medan 2012. (nilai diilustrasikan/bukan nilai sebenarnya)

Bila diperhatikan, maka sejak tahun 2009 hingga tahun 2011 terjadi penurunan

pendapatan yang cukup berarti. Persentase penurunan pendapatan ini tentu saja tidak

(19)

menargetkan keuntungan di akhir periode pembukuan. Selain pencapaian target dalam

nilai nominal rupiah, kuantitas transaksi juga diharapkan tidak menurun, karena hal ini

bisa mengindikasikan perusahaan tidak mampu mempertahankan nasabah (pemegang

polis) yang ada atau ketidakmampuan menggaet nasabah baru.

Dalam menjalankan bisnis asuransi ini, PT. AJP Medan juga tidak berjalan

sendirian karena masih ada 43 perusahaan asuransi umum yang dapat memasarkan

produk surety bond konstruksi dan 35 perusahaan asuransi umum yang dapat

memasarkan produk surety bond non konstruksi. Tentunya hal ini membuat perusahaan

harus bekerja keras untuk memenangkan persaingan di dalam industri perasuransian.

Salah satu cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan merencanakan,

menyusun dan mengimplementasikan strategi yang tepat sasaran.

Pemasaran, sebagai salah satu fungsi dari unit bisnis perusahaan tidak kalah

penting untuk dianalisis. Manajemen pemasaran berfokus pada rancangan pembuatan

keputusan dalam mengelola fungsi-fungsi pemasaran dan konsep bauran pemasaran.

Konsep bauran pemasaran ini diajukan sebagai variabel utama keputusan fungsional

pemasaran dalam rangka memuaskan pelanggan untuk mendapatkan laba.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh sterategi bauran pemasaran terhadap peningkatan kuantitas

(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

Mengetahui pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap peningkatan kuantitas

transaksi surety bond PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan yang

diterapkan selama ini.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. PT. Jasa Raharja Putera Cabang Medan, yaitu sebagai masukan yang dapat

dijadikan informasi yang diharapkan mampu menjadi referensi atau bahan

pertimbangan lebih lanjut.

b. Program Studi Magister Manajemen USU, sebagai bahan referensi

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam penerapan strategi

peningkatan kuantitas transaksi surety bond.

c. Peneliti, sebagai pengaplikasian ilmu pemasaran yang diperoleh selama ini.

d. Peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi dalam mengkaji masalah yang sama

di masa yang akan datang.

1.5. Batas dan Ruang Lingkup Penelitian

Batas dan ruang lingkup penelitian ini adalah pada penentuan variabel bauran

pemasaran yaitu produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik sebagai

(21)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1. Pengertian Strategi

Menurut Wikipedia, strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang

berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas

dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,

memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip

pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk

mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang

lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat.

Selanjutnya Siagian (2004) menyatakan bahwa strategi adalah serangkaian

keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan

diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi tersebut. Pengertian strategi lainnya seperti yang diutarakan Craig &

Grant (1996) adalah strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang

sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk

mencapai sasaran dan tujuan.

Jadi apabila disimpulkan dari beberapa definisi di atas maka strategi perusahaan

adalah gabungan dari kegiatan yang direncanakan dan reaksi untuk mengantisipasi

(22)

2.2. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2007), pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi

dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan

nilai kepada pelanggan serta mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Intinya adalah di dalam

pemasaran ditemukan tiga poin penting yaitu : 1) Fungsi-fungsi organisasi, 2) kegiatan

mencipta, mengkomunikasikan, menyerahkan nilai serta 3) mengelola hubungan dengan

pelanggan.

Dari peristiwa tersebut muncul istilah manajemen pemasaran yang menurut

Kotler & Keller (2007) merupakan seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan

mendapatkan, menjaga serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,

menyerahkan, mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Berdasarkan definisi

tersebut, dapat disimpulkan tujuan pemasaran yakni mengetahui dan memahami

pelanggan agar produk/jasa yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan dapat

diwujudkan.

2.3 Pengertian Strategi Pemasaran

Menurut Chandra (2002), Strategi pemasaran merupakan rencana yang

menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program

pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (1997), strategi pemasaran adalah pola pikir

(23)

Strategi tersebut berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran

pemasaran, dan besarnya pengeluaran pemasaran.

Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan

konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena perusahaan inilah yang

mampu menguasai pasar dalam jangka panjang. Di dalam pandangan konsep pemasaran,

tujuan perusahaan dicapai melalui kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen diperoleh

setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang

terpadu. Dengan demikian ada 4 (empat) unsur pokok dalam konsep pemasaran, yaitu 1)

orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen, 2) kepuasan konsumen, 3) kegiatan

pemasaran yang terpadu, 4) tujuan perusahaan.

Menurut Jurini (2003), setiap perusahaan menjalankan strategi pemasaran untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Ada 3 (tiga) tahap yang ditempuh perusahaan untuk

menetapkan strategi pemasaran, yaitu (1) memilih konsumen yang dituju, (2)

mengidentifikasi keinginan konsumen, dan (3) menentukan bauran pemasaran. Strategi

pemasaran yang berhasil umumnya ditentukan dari satu atau beberapa marketing mix

(bauran pemasaran).

Ada beberapa pengertian tentang strategi pemasaran, yaitu :

- Rencana yang terpadu di bidang pemasaran yang memberikan panduan

tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan

pemasaran suatu perusahaan.

- Dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan pemasaran suatu perusahaan

dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah, agar dapat

(24)

- Alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan

dengan mengembangkan keunggulan bersaing melalui pasar sasaran dan

program pemasaran untuk mencapai tujuan tersebut.

Dengan perkataan lain, strategi pemasaran merupakan rencana yang terpadu

sebagai dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan pemasaran kepada pasar sasaran

dengan mengembangkan program pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Untuk

berhasilnya strategi pemasaran yang dijalankan, dibutuhkan 2 (dua) hal yang sangat

penting dan saling berkaitan, yaitu : (1) target pasar yang dituju, (2) bauran pemasaran

yang dijalankan untuk mencapai target pasar tersebut.

Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan eksternal

dan internal perusahaan. Masing-masing faktor lingkungan dapat menimbulkan adanya

kesempatan atau ancaman bagi pemasaran produk suatu perusahaan, yaitu terdiri atas:

keadaan pasar, persaingan, teknologi, ekonomi, sosial budaya, hukum dan peraturan.

Sedangkan faktor-faktor internal perusahaan menunjukkan adanya keunggulan atau

kelemahan perusahaan, meliputi keuangan, produksi, personalia, dan khususnya bidang

pemasaran yang terdiri atas produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik.

Analisa tersebut merupakan penilaian apakah strategi pemasaran yang telah ditetapkan

dan dijalankan sesuai dengan keadaan saat ini. Hasil penilaian tersebut digunakan

sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang sedang dijalankan perlu diubah,

dan untuk menyusun atau menentukan strategi yang akan dijalankan pada masa yang

akan datang.

Strategi pemasaran tidak terlepas dari strategi perusahaan secara keseluruhan.

(25)

perusahaan dalam mencapai tujuan dan uraian mengenai cara penggunaan sumber daya

untuk memanfaatkan kesempatan dan mengatasi ancaman masa kini maupun masa

datang. Perumusan strategi perusahaan mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

- Titik tolak peyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan.

- Mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.

- Dilakukan secara realistis dan relevan dengan lingkungan yang dihadapi.

Adapun dimensi lingkungan mempunyai pengaruh strategis pada strategi

perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran, meliputi lingkungan demografis,

teknologi, sosial budaya, persaingan pasar, hukum dan peraturan dan ekonomis.

Dalam hubungan dengan strategi pemasaran, pokok-pokok arah usaha

perusahaan pada strategi perusahaan merumuskan berbagai strategi di bidang pemasaran

yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi perusahaan dalam

hal ini menyatakan produk apa yang akan dihasilkan perusahaan dan pasar mana yang

akan dilayaninya.

2.4 Bauran Pemasaran Jasa

Pengertian strategi bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007) adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai

tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Menurut Lupiyoadi (2006) bauran pemasaran

adalah merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program

pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan

(26)

Bauran pemasaran merupakan tool atau alat bagi pemasar yang terdiri atas

berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar

implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.

Menurut Kotler & Keller (2007) ada empat komponen yang tercakup dalam kegiatan

bauran pemasaran, yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan

distribusi (place). Pendekatan pemasaran 4P tradisional tersebut berhasil dengan baik

untuk pemasaran barang, tetapi 4P saja tidak cukup buat pemasaran jasa. Booms dan

Bitner (1981) dalam Tjiptono (2008) mengusulkan 3P tambahan untuk pemasaran jasa,

yaitu orang (people), bukti fisik (PhysicalEvidence) dan Proses (Process).

Sedangkan dalam Adrian Payne (2000) berpendapat bahwa tiga faktor yang

menentukan apakah sebuah unsur khusus dimasukkan atau tidak dalam bauran

pemasaran suatu perusahaan jasa adalah yang berkaitan dengan :

1. Tingkat pengeluaran untuk unsur tertentu yang ada dalam bauran pemasaran yaitu

seberapa penting unsur itu di dalam keseluruhan pengeluaran perusahaan.

2. Tingkat elastisitas yang dipersepsikan dalam daya tanggap pelanggan, misalnya

dalam kasus monopoli atau badan pemerintah, harga mungkin ditetapkan secara

eksternal dan dengan demikian tidak perlu dimasukkan dalam bauran pemasaran.

3. Alokasi tanggung jawab berdasarkan keyakinan bahwa bauran pemasaran yang

ditentukan dengan baik dan tersusun dengan baik memerlukan alokasi tanggung

jawab yang jelas.

Menurut Booms & Bitner dalam Fandy Tjiptono, (2008) model bauran

pemasaran 4P ditambah dengan 3P yaitu orang (Participants), Proses (Process) dan

(27)

pertimbangan kebutuhan akan keragaman ekonomi jasa yang meliputi perusahaan jasa

maupun perusahaan manufaktur yang bagi mereka jasa dianggap penting. Konsep

bauran pemasaran yang diperluas ini mencerminkan unsur-unsur sebagai berikut:

Produk (product), Harga (price), Promosi (promotion) dan Distribusi /Lokasi (place),

ditambah tiga unsur menurut Booms dan Bitner tersebut diatas yakni : Orang

(participants), Proses (process), dan Bukti Fisik (Physical Evidence).

Alasan penambahan ketiga unsur tersebut adalah :

1. Orang (participants), Orang merupakan unsur penting, baik dalam produksi

maupun jasa, orang-orang secara bertahap menjadi bagian tambahan dan

memperoleh keunggulan kompetitif. Dalam penelitian ini orang yang dimaksud

adalah para pegawai yang melayani nasabah dan pegawai lainnya.

2. Proses (process), Proses merupakan seluruh prosedur, mekanisme dan kebiasaan

dimana sebuah jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan, termasuk

keputusan-keputusan kebijakan tentang beberapa keterlibatan pelanggan dan

persoalan-persoalan keleluasaan karyawan.

3. Bukti Fisik (Physical Evidence), ada beberapa alasan untuk memasukkan bukti

fisik sebagai unsur bauran pemasaran jasa. Yaitu meliputi konsumen yang lebih

menuntut dan memerlukan tingkat jasa yang lebih tinggi, semakin pentingnya

bukti fisik (sebagian dikarenakan pesaing memandang jasa sebagai senjata

kompetitif yang mendiferensiasikan diri mereka), dan kebutuhan untuk

memberikan rasa aman kepada pelanggan.

Adapun definisi dari masing-masing variabel bauran pemasaran adalah sebagai

(28)

1. Produk (product) : Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program

pemasaran. Produk dapat berupa barang dan jasa. Pengertian barang adalah

suatu produk fisik yang berwujud dan dapat diberikan pada pembeli serta

melibatkan perpindahan kepemilikan dari penjual ke pembeli. Sedangkan

pengertian jasa menurut Phillip Kotler adalah setiap tindakan atau unjuk

kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak yang secara prinsip intangible

dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksi bisa

terkait dan bisa juga tidak terkait pada suatu produk fisik. Pembelian sebuah

produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Disamping memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen, sebuah produk juga memiliki nilai dan

manfaat yang ditawarkan terutama bila produk yang dijual adalah jasa.

Untuk jasa, kualitas sangat bergantung pada reliability, responsiveness,

assurance dan capability. Dalam pemasaran jasa asuransi surety bond,

produk yang ditawarkan berkaitan erat dengan jaminan itu sendiri. Pihak

pembeli yakni nasabah akan memegang surat perjanjian jaminan proyek

dengan membayar sejumlah tarif/surcharge sedangkan pihak perusahaan

asuransi yang mengeluarkan surat perjanjian tambahan berupa jaminan

proyek akan menerima pembayaran sebagai jaminan proyek. Produk asuransi

surety bond ini berbentuk surat perjanjian tambahan atas perjanjian pokok.

Pihak yang terkait dalam perjanjian tambahan atas perjanjian pokok ini

adalah pihak asuransi sebagai suretycompany dengan kontraktor atau disebut

(29)

2. Harga (price) : Harga merupakan pengorbanan ekonomis untuk memperoleh

produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam

mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Harga dikatakan

mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap individu tidaklah harus selalu

sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar- belakangi oleh

lingkungan kehidupan dan kondisi individu. Strategi penentuan harga sangat

signifikan dalam pemberian value (nilai) kepada konsumen dan

mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli.

Pada prinsipnya, penetapan harga harus disesuaikan dengan strategi

perusahaan secara keseluruhan dalam menghadapi situasi dan kondisi yang

selalu berubah untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Dalam

hal penetapan harga jasa harus menggunakan metode tertentu dan didasarkan

atas pertimbangan permintaan konsumen, biaya, harga pesaing dan beberapa

faktor lain yang dianggap relevan. Pada penelitian ini, variabel harga

merupakan tarif/surcharge yang dibebankan atas biaya jasa pembuatan

jaminan proyek.

3. Promosi (promotion) : Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan

informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran

penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu

perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan

masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti

koran, majalah, tabloid, radio, televisi dan direct mail. Strategi promosi jasa

(30)

tidak nyata menjadi nyata. Yaitu dengan memberi bukti fisik dan citra pada

penawaran abstrak jasa asuransi itu sendiri. Oleh karenanya, sangat

diperlukan pemasar professional di bidang jasa yang mempunyai bakat atau

kepandaian berbicara guna mempengaruhi dan meyakinkan calon

pelanggan/nasabah tentang ketidaknyataan jasa menjadi sesuatu yang nyata

dapat dibuktikan kebenarannya. Menurut Lupiyoadi (2006), perangkat

promosi mencakup : 1) Aktivitas periklanan, 2) Penjualan perorangan, 3)

Promosi penjualan, 4) Hubungan masyarakat, 5) Informasi dari mulut ke

mulut, 6) Pemasaran langsung dan publikasi.

4. Lokasi/tempat (place) : Lokasi atau saluran distribusi adalah tempat atau

wadah untuk menyampaikan jasa kepada pasar sasaran adalah dua kunci area

keputusan. Hal ini memiliki relevansi yang besar karena jasa tidak bisa

disimpan serta diproduksi dan dikonsumsi di tampat yang sama. Distribusi

jasa terdiri atas : 1) Lokasi dan Saluran distribusi. Menurut Lupiyoadi

(2006), lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus

bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga

jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu : a) Konsumen mendatangi

pemberi jasa (perusahaan) : Apabila keadaannya seperti ini maka lokasi

menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan

konsumen sehingga mudah dijangkau atau dengan kata lain strategis. b)

Pemberi jasa mendatangi konsumen. Dalam hal ini lokasi tidak begitu

penting, tetapi yang terpenting adalah penyampaian jasa yang berkualitas. c)

(31)

dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti : telepon, computer

(network) atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting

selama komunikasi antara kedua pihak terlaksa dengan baik. 2) Saluran

distribusi, maksudnya adalah penyampaian jasa juga dapat melalui organisasi

maupun orang lain. Menurut Kotler (2007), “Saluran distribusi terdiri atas

seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan atau fungsi yang

digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen

ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi

suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan

produk / jasa disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen

akhir atau pemakai. Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh

produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi

memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.

Secara tradisional penjualan langsung adalah metode distribusi yang paling

cocok. Tetapi perusahaan secara aktif mencari saluran lain yang

meningkatkan pertumbuhan dan untuk mengisi kapasitas yang tidak

digunakan. Saluran distribusi yang dapat dipilih antara lain : Penjual

langsung (direct sales), Agen (brokers), Agen/broker penjual atau pembeli

dan waralaba (franchises) serta pengantar jasa kontrak (contracted service

delivers).

5. Orang (People) : Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, “Orang”

(32)

aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Oleh sebab

itu orang/pegawai merupakan salah satu kunci penting keberhasilan

perusahaan jasa yang langsung memberikan kesan dalam penyampaian jasa.

Untuk mencapai kualitas terbaik maka pagawai harus dilatih untuk

menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan pelanggan

kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya. Jadi “orang” yang dimaksud

disini adalah penyedia jasa atau pegawai perusahaan. Untuk mencapai

kualitas penyedia jasa, perusahaan dapat memberikan berbagai dukungan

seperti: pelatihan, dukungan manajemen dan komonikasi interaktif internal,

program perencanaan SDM yang tepat dan efektif serta mengembangkan

budaya jasa. Selain itu membangun layanan konsumen juga tidak kalah

penting. Layanan konsumen meliputi berbagai aktivitas di seluruh area bisnis

yang berusaha mengkombinasikan antara penjualan jasa untuk memenuhi

kepuasan konsumen mulai dari pemesanan, pemrosesan, hingga pemberian

hasil jasa melalui komunikasi untuk mempererat kerja sama dengan

konsumen.

6. Proses (Process) : Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana

pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang.

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur,

jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin dimana jasa

disampaikan kepada konsumen. Menurut Lupiyoadi (2006), proses dapat

dibedakan dalam dua cara yaitu : 1) Kompleksitas (Complexity) :

(33)

(Divergence) : Berhubungan dengan adanya perubahan dalam

langkah-langkah atau tahapan proses.

7. Bukti Fisik (Physical Evidence) : Bukti fisik disini merupakan bukti jasa

yang telah diciptakan yakni berupa bukti transaksi yang terjadi antara

perusahaan asuransi dengan perusahaan kontraktor sebagai konsumen.

Karakteristik bukti fisik merupakan segi paling nampak dalam kaitannya

dengan transaksi jasa. Atau dapat dikatakan sebagai perangkat yang

diperlukan untuk menunjang penyajian produk dan layanan secara nyata dan

berkualitas. Ada dua tipe physical Evidence, yaitu : 1) Essential Evidence

merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai

desain dan layout dari gedung, ruang, surat dan lain-lain. 2) Peripheral

Evidence merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti

apa-apa. Jadi hanya berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian

perannya sangat penting dalam proses produksi jasa.

2.5 Pengertian Transaksi

Dalam kamus bahasa Indonesia, transaksi adalah persetujuan jual beli antara dua

pihak, pembeli dan penjual. Berikut ini adalah pengertian transaksi dalam akuntansi

menurut para ahli :

- Zulkifli (2003:10) dalam Luthfy menyatakan bahwa : “ Secara umum

transaksi dapat diartikan sebagai kejadian ekonomi/keuangan yang

melibatkan paling tidak 2 pihak yang saling melakukan pertukaran,

melibatkan diri dalam perserikatan usaha, pinjam meminjam atas dasar suka

(34)

berlaku. Dalam sistem ekonomi paradigma Islami, transaksi harus dilandasi

oleh aturan hukum-hukum Islam (syariah) karena transaksi adalah

manifestasi amal manusia yang bernilai ibadah dihadapan Allaah, yang dapat

dikategorikan menjadi dua yaitu transaksi halal dan haram.”

- Skousen (2007:71) dalam Luthfy menyatakan bahwa :”Pertukaran barang

dan jasa antara (baik individu, perusahaan-perusahaan dan organisasi lain)

kejadian lain yang mempunyai pengaruh ekonomi atas bisnis.”

- Bastian (2007:27) dalam Luthfy menyatakan bahwa : “Transaksi adalah

suatu keadilan ekonomi atau keuangan yang melibatkan paling tidak dua

pihak (seseorang dengan seseorang atau beberapa orang lainnya) yang saling

melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam perserikatan usaha pinjam

meminjam dan lain-lain atas dasar suka sama suka ataupun atas dasar suatu

ketetapan hukum/syariat yang berlaku.”

- Pendapat lainnya dalam Luthfy : Transaksi adalah kejadian yang dapat

mempengaruhi posisi keuangan suatu badan usaha serta sebagai hal yang

wajar untuk dicatat. Dengam kata lain transaksi adalah sebuah peristiwa

ekonomi yang mempengaruhi harta dan modal suatu organisasi, atau suatu

(35)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan penjelasan sementara gejala-gejala yang

menjadi objek permasalahan atau sintesis tentang hubungan antar variabel yang disusun

dari berbagai teori yang telah diuraikan. Dengan memulai mengungkapkan masalah

yang terjadi di perusahaan selanjutnya meneliti faktor penyebab terjadinya masalah dan

mendapatkan kesimpulan yang pada akhirnya memberikan saran kepada perusahaan

bersangkutan.

Sedangkan konsep itu sendiri artinya adalah suatu abstraksi yang terbentuk oleh

generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep

tidak dapat langsung diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal

dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan

nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.

Definisi konseptual dari masing-masing variabel dari penelitian ini berasal dari

Bauran Pemasaran yakni :

1). Produk menurut Kotler dan Amstrong (1997) adalah : Segala sesuatu yang

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, dan yang

dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Pada penelitian ini

produknya adalah asuransi surety bond.

2). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan

dalam satuan moneter. Dalam penelitian ini harga yang dimaksud adalah tarif/

(36)

proyek yang harus disetor ke perusahaan. Penetapan tarif ini diatur oleh perusahaan

AJP pusat dan masing-masing tarif/surcharge berbeda nilai persentasenya tergantung

jenis surat perjanjian (proyek) yang akan dibuat.

3). Promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi

konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan

berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para

pendengar yang sifatnya membujuk.

4). Lokasi adalah letak di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi

atau kegiatannya.

5). Orang adalah penyedia jasa dalam penelitian ini orang adalah para pegawai/staf

yang bekerja di PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan.

6). Proses adalah cara dan syarat yang berupa prosedur transaksi/proses penerbitan surat

jaminan serta syarat melakukan transaksi yang mudah untuk dipenuhi.

7). Bukti Fisik berupa perlengkapan dan peralatan yang dijadikan sebagai bukti

penjaminan atas proyek (berupa surat perjanjian).

8). Kuantitas Transaksi adalah banyaknya peristiwa ekonomi (jual-beli) / transaksi

produk/jasa surety bond yang mempengaruhi harta dan modal atau posisi keuangan

PT. AJP cabang Medan.

Hipotesis penelitian ini adalah : Bauran Pemasaran yang terdiri atas : Produk,

Harga, Promosi, tempat, Orang, Proses dan Bukti Fisik berpengaruh signifikan terhadap

(37)

Berdasarkan variabel tersebut di atas maka kerangka konseptual penelitian ini

dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Produk = X1

Bukti Fisik = X7 Orang = X5

Kuantitas /

Jumlah Transaksi

= Y

Tarif = X2

Promosi = X3

Lokasi = X4

Proses = X6

(38)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Sekaran (2010) menyatakan bahwa

penelitian deskripsi korelasi yaitu penelitian yang mendeskripsikan variabel bebas dan

terikat, kemudian melakukan analisis korelasi antara kedua variabel tersebut sehingga

dapat diketahui seberapa jauh kontribusi variabel terikat dan variabel bebas. Nazir

(2005) menyatakan bahwa, penelitian deskriptif adalah metode dalam penelitian suatu

sekelompok manusia, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki.

4.2 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan,

dengan waktu penelitian mulai Maret hingga Januari 2013.

Tabel 4.1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan 1 Penyusunan proposal

(39)

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah total dari semua obyek atau individu yang akan diteliti

dengan memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap. Berdasarkan definisi tersebut,

populasi penelitian ini adalah seluruh nasabah surety bond PT. Asuransi Jasaraharja

Putera cabang Medan yang masih aktif hingga saat ini yang berjumlah 200 perusahaan.

Mengingat berbagai keterbatasan dan pertimbangan, untuk efektifnya proses

pengumpulan data dilakukan secara sampling atau dengan cara pengambilan sampel.

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian yang bertujuan untuk

memberikan informasi yang cukup untuk dapat mengestimasi jumlah populasi.

Pengambilan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (dalam

Riduwan 2005) yakni :

2 1 Ne

N n

Dimana: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

masih dapat ditolerir/diinginkan. Dalam hal ini persen kelonggaran yang diambil

(40)

Dari perhitungan di atas maka sampel yang diambil berjumlah 67 yang

merupakan wakil dari setiap perusahaan yang menjadi nasabah aktif PT. Asuransi

Jasaraharja Putera cabang Medan. Metode sampling yang digunakan adalah dengan

metode simple random sampling method, yaitu pengambilan sejumlah n sampel dari

populasi hingga N, dimana setiap kemungkinan sampel yang berukuran n mempunyai

probabilitas yang sama untuk diseleksi. Sampel diperlukan untuk mengetahui persepsi

nasabah terhadap bauran pemasaran surety bond.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian. Data

yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang

telah dirumuskan. Oleh karena itu, pengumpulan data harus dilakukan dengan

sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah penelitian.

Teknik atau alat untuk memperoleh keterangan dari objek adalah sebagai berikut

:

1. Daftar pertanyaan (kuesioner), yaitu satu set pertanyaan yang tersusun secara

sistematis dan standar yang diberikan kepada sampel penelitian tentang Bauran

Pemasaran menurut Booms & Bitner dalam Tjiptono (2001) yang terdiri atas :

Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Orang, Proses dan Bukti Fisik pada PT.

Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan.

2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak

yang berkepentingan antara lain manajer surety bond PT. AJP cabang Medan

(41)

3. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan

tulisan dari PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan serta sumber-sumber

lain yang berhubungan.

4.5 Skala Pengukuran variabel

Dalam penelitian ini digunakan lima skala pilihan sebagaimana yang terlihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

4.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah mencakup variabel-variabel

sebagai berikut :

1. Kuantitas Transaksi (Y) dengan indikator :

a. Dukungan peraturan pemerintah yaitu : Setiap proyek pemerintah harus

dilengkapi dengan jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak

bersyarat (perpres No. 54/2010).

b. Kebutuhan akan rasa aman menjalankan proyek.

c. Maraknya proyek pembangunan daerah yang membutuhkan proteksi.

d. Regulasi pemerintah (keppres N0. 80 tahun 2003) bahwa jaminan

pelaksanaan harus menggunakan bank garansi dari bank, (pemahaman

(42)

2. Product / Produk (X1) dengan indikator sebagai berikut :

a. Produk yang diminati.

b. Kelengkapan produk.

c. Manfaat produk

3. Price / Harga (X2) dengan indikator sebagai berikut:

a. Besarnya tarif

b. Perbedaan tarif

4. Promotion / Promosi (X3) dengan indikator sebagai berikut:

a. Sumber informasi.

b. Kuantitas promosi.

c. Media promosi.

5. Place / Tempat (X4) dengan indikator sebagai berikut :

a. Lokasi PT. Asuransi Jasaraharja Putera Medan yang strategis.

b. Layanan transaksi di banyak tempat.

6. People / Orang (X5) dengan indikator sebagai berikut:

a. Keterampilan pegawai.

b. Kecekatan pegawai.

7. Process / Proses (X6) dengan indikator sebagai berikut:

a. Prosedur transaksi / proses penerbitan surat mudah.

b. Syarat melakukan transaksi mudah dipenuhi.

8. Physical Evidence / Bukti Fisik (X7) dengan indikator sebagai berikut:

a. Kelengkapan peralatan

(43)

c. Surat bukti jaminan cukup informatif.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka definisi operasional variabel diringkas seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Variabel Indikator Atribut Skala

Produk (X1) Segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, (AJP) adalah asuransi jaminan proyek yang sudah

popular atau terkenal. Skala

Likert 2. Banyak kontraktor yang saya kenal memakai

surety bond AJP.

3. PT. AJP terkenal dengan produk surety bond nya.

4. Surety bond AJP paling terkenal dibandingkan surety bond perusahaan asuransi lainnya.

b. Kelengkapan Produk

5. AJP menyediakan jaminan atas Tender proyek (Bid Bond).

Skala Likert

6. AJP menyediakan jaminan Pelaksanaan proyek (Performance Bond).

7. AJP menyediakan jaminan Uang Muka proyek (Cash Advance Bond).

8. AJP menyediakan Pemeliharaan proyek (Maintenance Bond).

c. Kemanfaatan

Harga (X2) Suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Dalam penelitian ini harga yang dimaksug adalah tarif/surcharge yang dibebankan pada setiap transaksi untuk pembuatan surat jaminan proyek.

a. Besarnya Tarif 1. Tarif produk surety bond AJP adalah mahal dibandingkan tarif surety bond asuransi lainnya. Skala

Likert 2. Penetapan tarif pelaksanaan proyek AJP

tinggi.

3. Penetapan tarif tender proyek AJP tinggi.

4. Penetapan tarif jaminan pemeliharaan proyek yang diterapkan AJP tinggi.

b.Adanya perbedaan tarif untuk setiap jenis jaminan

5. Tarif untuk tender proyek (bid bond)adalah 0,25% per triwulan.

(44)

7. Tarif untuk uang muka (cash advance bond) adalah 0,50 % per triwulan.

Skala jaminan pelaksanaan proyek (surety bond).

4. Saya mengetahui surety bond dari iklan di website Asuransi Jasaraharja Putera.

5. PT. AJP cabang Medan ada menugaskan langsung agennya untuk menawarkan surety bond di luar kantor.

Lokasi (X4) letak di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya.

a. Lokasi Strategis 1. Kantor cabang PT. AJP gampang ditempuh. Skala Likert

2. Kantor cabang PT. AJP berada di tengah kota. 3. Akses menuju kantor cabang PT. AJP mudah dicapai.

4. Kantor cabang PT. AJP dekat ke kota

b. Layanan Transaksi kantor cabang untuk melakukan perjanjian transaksi.

Orang (X5) Penyedia jasa dalam penelitian ini orang adalah para pegawai/staf yang bekerja di PT. Asuransi Jasaraharja Putera cabang Medan.

a. Keteremapilan Pegawai

1.Staf surety bond sangat terampil dalam pembuatan surat perjanjian jaminan.

Skala Likert

2. Staf surety bond cekatan dalam menyiapkan berkas yang diperlukan.

3. Staf surety bond sangat handal dalam melayani nasabah.

4. Staf surety bond sangat membantu dalam menginformasikan persyaratan pembuatan surat perjanjian jaminan.

Proses (X6) Cara dan syarat yang berupa prosedur transaksi/proses penerbitan surat jaminan serta syarat melakukan transaksi yang mudah untuk dipenuhi. 2. Prosedur penerbitan surat jaminan mudah

dipenuhi.

(45)

4. Penerbitan surat jaminan sudah sesuai prosedur yang diinformasikan sebelumnya.

b. Syarat melakukan Transaksi mudah.

5. Prasyarat kelengkapan untuk penerbitan surat jaminan mudah.

Skala Likert

6. Syarat pembuatan surat jaminan mudah.

7. Semua syarat dan prasyarat masuk akal.

8. Syarat-syarat yang diminta bersifat umum.

Bukti Fisik

(X7) Perlengkapan dan peralatan yang dijadikan sebagai bukti penjaminan atas proyek (berupa surat perjanjian).

a. Kelengkapan

4. Halaman luar kantor cabang bersih. Skala Likert 5. Interior ruangan kantor cabang menarik

6. Ruangan tunggu kantor cabang nyaman.

7. Ruang kantor cabang bersih.

c. Surat Bukti Jaminan cukup Informatif

8. Staf surety bond AJP memberikan formulir permohonan penerbitan surat jaminan.

Skala Likert

9. Staf surety bond AJP Menjelaskan isi dari surat jaminan.

10. Staf memberikan bukti penyerahan surat jaminan.

11. Saya memegang dokumen/surat asli jaminan

setelah melakukan transaksi.

Kuantitas harta dan modal atau posisi keuangan PT. AJP cabang Medan.

a) Perpres No. 54/2010.

1. Setiap melaksanakan proyek pemerintah diwajibkan ada surat jaminan dari perusahaan asuransi.

Skala Likert

2. Setiap mendapat tender proyek pemerintah harus menggunakan surat jaminan dari perusahaan asuransi atau bank.

3. Setiap jaminan uang muka proyek harus diterbitkan perusahaan asuransi

4. Setiap pemeliharaan proyek yang berasal dari proyek pemerintah harus menggunakan jaminan dari asuransi. tenang dalam menjalankan proyek.

6. Memiliki surat jaminan berarti menjamin proyek akan berjalan lancar.

Skala Likert 7. Memiliki surat jaminan berarti uang proyek

aman sampai proyek selesai.

c. Maraknya

8. Kebutuhan akan terbangunnya infrastruktur bagi masyarakat adalah menjadi kewajiban pemerintah.

Skala Likert

9. Tuntutan masyarakat akan kenyamanan atas fasilitas umum semakin tinggi.

10. Merupakan kewajiban pemerintah untuk terus memperbaiki sarana umum.

(46)

d. Kepres No. 80 tahun 2003 tentang penggunaan bank garansi

12. Setiap pelaksanaan proyek harus menggunakan jaminan yang dikeluarkan oleh asuransi atau bank.

Skala Likert

13. Bantuan Luar negeri sering menunjuk langsung pihak penjamin yaitu bank daripada Perusahaan asuransi.

14. Tarif yang diberlakukan perbankan lebih

rendah dari perusahaan asuransi. Sumber : Hasil penelitian (Data Diolah)

4.7 Metode Analisis Data

4.7.1 Uji Kualitas Data

4.7.1.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2007), uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat

kevalidan dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji

validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner

benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti.

Menurut Sugiyono (2007), cara yang digunakan adalah dengan analisa item,

dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan total

nilai seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus korelasi

product moment.

Syarat minimum untuk dianggap valid adalah nilai r hitung > dari nilai r tabel.

Adapun perhitungan korelasi productmoment, dengan rumus seperti yang dikemukakan

(47)

Dimana:

Reliabilitas menurut Arikunto (2010) dimaksudkan “untuk mengetahui adanya

konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut

mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang

berbeda”.

Menurut Arikunto (2010): “Untuk uji reliabilitas digunakan Teknik Alpha

Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki

koefisien kehandalan atau alphasebesar 0,6 atau lebih”.

Pada penelitian ini perhitungan reliabilitas menggunakan rumus alphaCronbach

(Arikunto, 2010) sebagai berikut:

(48)

4.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F

diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Oleh sebab itu Santoso

(2002) menyatakan “Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati

normal dan atau bias dianggap normal, jika bias maka akan dilakukan uji Normality

Plot, yaitu suatu pengujian dengan menggunakan Grafik P-P Plot”.

Uji normalitas data dengan menggunakan Uji Normality Plot dengan dasar

pengambilan keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika terlihat sebaran data

bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang

terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan normal.

4.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

di antara variabel bebasnya. Menurut Ghozali (2005) bahwa “jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal”. Variabel ortogonal adalah

variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan

nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat

dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai

toleransi > 0,10 atau nilai VIF < 10 berarti terdapat multikolinearitas.

4.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Santoso (2002) uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model

(49)

lainnya. Jika varians dari residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas.

Menurut Gujarati (2003) bahwa “salah satu cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser yaitu dengan

meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen “Uji Glejser” dengan

menggunakan SPSS, apabila variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel independen nilai absolut Ut (Abs Ut), maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas.

Dengan menggunakan metode grafik dapat diambil keputusan dengan kriteria

sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu

yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.7.3 Uji Regresi Berganda

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda. Analisis regresi berganda ini dipilih karena variabel terikat dipengaruhi oleh

lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas. Metode analisis dibutuhkan untuk

memecahkan perumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Metode analisis

akan berisikan alat yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesis apakah dapat

diterima atau ditolak nantinya berdasarkan kesesuaian dengan hasil yang diperoleh.

Gambar

Grafik Normalitas…………………………………………………
Tabel 1.1  Perbandingan Antara Realisasi dan Target Pendapatan surety bond
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Tabel 4.1.  Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam praktek jika Prinsipal dalam hal ini adalah kontraktor akan memohon jaminan dari Surety dalam hal ini adalah perusahaan asuransi maka ia harus

Jasaraharja Putera Cabang Palembang adalah pada pengolahan data nasabah dan data pembayaran premi pada bagian administrasi asuransi kecelakaan diri (ASPRI) yang

Jasaraharja Putera cabang Pekanbaru antara lain dengan pendekatan awal dengan cara komunikasi secara personal agar calon nasabah memahami apa yang akan ditawarkan

Berdasarkan uraian tersebut, maka diambil judul “ Analisis Perlakuan Akuntansi Asuransi Kendaraan Bermotor (JP-ASTOR) berdasarkan PSAK 28 pada PT Jasaraharja

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada PT Jasaraharja Putera Surabaya, perusahaan tidak melakukan Pengungkapan atas premi asuransi dalam catatan atas laporan

Perlakuan Akuntansi Atas Premi Asuransi JP-ASPRI Berdasarkan PSAK No 36 Pada PT Jasaraharja Putera Kantor Cabang S urabaya” dengan lancar dan sesuai dengan rencana.. Tugas Akhir

1) Untuk mengetahui perlakuan Akuntansi Asuransi Kecelakaan Diri yang diterapkan pada PT Jasaraharja Putera Kantor Cabang Surabaya. 2) Untuk menganalisis kesesuaian antara