• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis peranan pialang reasuransi terhadap asuransi syariah : studi pada PT. Asiare Binajasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis peranan pialang reasuransi terhadap asuransi syariah : studi pada PT. Asiare Binajasa"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ASURANSI SY ARIAH ( Studi pada PT. Asiare Binajasa)

Skripsi

Diajukan unruk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh: AHMADFAUZI NIM: I 03046228365

:

ᄋᄋᄋLNᄋRZコセᄋᄋZᄋᄋM[GNᄋ@ ᄋNᄋᄋZ[MMUL・セNᄋᄋᄋN@

···

.

ᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋセᄋᄋᄋᄋᄋ

QR

g@

.. ;155· ...

' .... OJ ..

:::.V.. ... ::: ...

'?.!

...

'"'···-·

.. ····

KONSENTRASIASURANSISYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ANALISIS PERANAN PIALANG REASURANSI TERHADAP ASURANSI SY ARIAii

( Studi pada PT. Asiare Binajasa )

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Pembimbing I

Prof. Dr. Hassanuddin AF, MA

NIP. 150 050 917

Oleh: AHMADFAUZI NIM 1030462286356

Di Bawah Bimbingan,

Pembimbing II

セ@

mオィセ@

NIP. 150 290 159

KONSENTRASI ASURANSI SYARI' AH

PROGRAM STUDI MU' AMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM

UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA

(3)

Skripsi yang berjudul "Analisis Pcranan Pialang Rcasuransi Terhadap Asuransi Syariah "(Studi Pada PT. Asiarc Biuajasa) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifI-lidayatullah Jakarta, pada

tanggal 22 Mei 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam pacla Program Studi Muamalat.

Ketua

Sekretaris

Pembimbing I

Pembimbing II

Penguji I

Penguji II

Jakarta,Juni 2008 M

Ji.unaclil 'awal 1429 I-I Mengesahkan

Dekan,

Prof. r. I-I. Muhammad Amin Suma SI-I.. MA.MM NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

Enis Amalia, M.Ag NIP. 150 210 422

Ah. Azharudclin Lathif, M.Ag NIP.150318308

ProC Dr. H. J-Ia0sanucldin AF MA NIP. 150 050 917

Muhammad Taufiki, M.Ag NIP. 150 290 159

amNh。ウ。ゥセM

NIP. 150 370 226

Dr. Yavan Sopyan, M.6g

""""

NIP. 150 277 991
(4)

LEMBARPERNYATAAN

Dengan ini saya meyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupaka hasil karya asli saya yang diajuka untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sumber yang saya cantumkan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

..

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari lerbukti bahwa hasil karya asli saya adalah merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2008 M

Jumadil 'awal 1429 H

(5)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Pialang reasuransi pada proses

Sharing of risk dalam Reasuransi syariah, rnengelahui mekanisme ke1:ja Pialang

Reasuransi dalam melindungi tertanggung (ceding company), mengetahui Penman dan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang Reasuransi terhadap Asuransi Syariah, serta menganalisis peran pialang reasuransi dalam ha! ini PT. Asiare Binajasa terhadap asuransi syariah terutama di Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif digunakan dalam penelitian karena ada beberapa data yang dikumpulkan berupa kata-kata se1ia gambar, seperti model mekanisme pembayaran premi dan bagaiman aplikasi mekanisme pembayaran pembayaran jika terjadinya klaim asuransi melalui perusahaan PT. Asiare Binajasa.

Berdasarkan temuan penelitian, pada proses Sharing of risk dalam Reasuransi syariah sebgai fasilitator antara ceding company dengan reasuradur. Untuk mekanisme ke1ja Pialang Reasuransi dalam melindungi tertanggung (ceding company) pialang reasuransi harus bersikap propesional sehingga aspek efesiensi dan efektif baik dalam hal pembayaran premi ataupun dalam hal pengajuan klaim. Sedangkan peran pialang reasuransi dalam hal ini PT. Asiare Binajasa terhadap asuransi syariah, pialang reasuransi syariah sangatlah mnguntungkan kedua belah pihak baik ceding company

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Jlahi Rabbi yang telah melimpahkan segala rahmatNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik - baiknya, meskipun terdapat banyak kekurangan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah memberi petunjuk kepada umatNya menuju kehidupan yang bahagia didunia maupun akhirat.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemui hambatan dan cobaan. Namun, penulis berusaha menghadapinya dengan ikhtiar dan tawakal. Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT., serta berkat do'a dan dnkungan orang tua, keluarga, sahabat serta teman-teman, segala hambatan dan cobaan dapat penulis hadapi. Karena itulah, dari lubnk hati yang paling dalam, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan tak terhingga kepada segenap pihak yang telah membantu dan memberikan dnkungan baik moriil maupun materiil dalam penyelesaian skripsi !Ill.

Sebagai rasa synkur, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM. Dekan Fakultas Syari'ah dan Hnkum Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah (UIN) Jakarta. 2. Ketua Program Studi Mu'amalat, Ibu Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak Ah.

(7)

seluruh dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. H. Hasanuddin AF. selaku pembimbing I dan Bapak H. Muhammmad Taufiki, M.Ag sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan waktu luang, tenaga serta pikiran untuk memberikan ilmu, pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini, semoga Allah membalas kebaikan bapak.

4. Pimpinan beserta staf Perpustakaan Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta dan Perpusatakaan Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA) Trisakti, yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam memenuhi studi pustaka.

5. Bapak M. Dede Kurniadi selaku Junior Manager PT. Asiare Binajasa yang telah membantu proses kelancaran dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian ini.

(8)

iii

7. Orang-orang terdekat penulis Ulfa, Ijah, yang selalu setia memberikan do'a, dukungan, serta motivasi dan Ghothi yang selalu memberikan nasihat, serta bantuan yang diberikan yang sangat berarti kepada penulis.

8. Rekan-rekan sepe1juangan di UIN khususnya Asuransi Syariah angkatan tahun 2003 yang telah membantu dalan1 penyusunan skripsi ini Ella, Lana, Edi, Udin, Sueb, Aam, Mala, Mine, Ayu, V3, Q2, Nu2, Omi, Muaw, Qorib, Iin, Ayip, Adjie, Ari, Maul, Enur, Vivi, Indi, Iiz, Iponk, YongQ, Komeng, dan Omen, Yasir, Ifdhol, luri Terima kasih atas semua kenangan yang tak akan penulis lupakan, semoga silaturrahmi kita dapat terus terjalin. Serta kepada seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu atas semua bantuan dan masuk=ya kepada penulis.

Semoga Allah SWT. memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Lebih dari ucapan terima kasih kepada Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah SWT., semoga senantiasa memberikan sinar terang kepada seluruh hambanya, dan semoga aktivitas penulis selalu diberkahi-Nya serta penulis selalu diberikan hidayah-Nya. Akhir kata, penulisan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan, namun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Jakarta, Juni 2008 M

Jumadil 'awal 1429 H

(9)

LEMBARPERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... .

DAFTAR ISi ... iv

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ... .. ... ... .. ... ... ... ... .. ... .. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... .. ... ... .. ... ... ... .. 6

D. Penelitian Terdahulu ... 8

E. Kerangka Teori ... 9

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II SEPUTAR PIALANG REASURANSI DAN REASURANSI SYARIAH A. Definisi Reasuransi syariah ... ... ... ... ... 16

B. Tujuan dan Fungsi Reasuransi ... 22

C. Metode Penempatan dan Bentuk-Bentuk Reasuransi ... 25

D. Perbedaan Reasuransi Dengan Retakaful ... 40

E. Definisi Pialang Reasuransi ... ... ... ... ... ... 4 3 F. Perbedaan Pialang Reasuransi Dengan Pialang Asuransi... 48

G. Kedudukan, Hak dan Kewajiban Pialang Reasuransi... 49

(10)

I. Landasan hukum Pialang Reasuransi dan Reasuransi Syariah di

Indonesia ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... 54

BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASIARE BINAJASA A. Sejarah Berdirinya Sejarah Berdiri PT. Asiare Binajasa ... 58

B. Profil Perusahaan ... 59

C. Daftar Perusahaan Asuransi Rekanan .. ... ... ... .. ... .. . .. ... ... .. 60

D. Hubungan dengan Perusahaan Reasuransi ... 61

E. Jenis-Jenis Asuransi yang ditangani oleh PT.Asiare Binajasa ... 62

F. Pertumbuhan/Perkembangan Usaha PT. Asiare Binajasa ... 64

G. Bussines Plain ... 65

BAB IV PERANAN PIALANG REASURANSI TERHADAP ASURANSI SYARIAH A. Peran Broker Reasuransi Pada Proses Sharing of Risk dalam Retakaful . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... 72

B. Mekanisme Kerja Pialang Reasuransi Dalam Melindungi Tertangung (Ceding Company) ... 75

C. Analsisi Peranan dan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang Reasuransi terhadapAsuransi Syariah ... 78

BABY PENUTUP ... . A. Kesimpulan ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 85

B. Saran ... 86

[image:10.595.60.494.90.668.2]
(11)

A. latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara yang mayoritasnya berpenduduk muslim, merupakan peluang yang sangat baik bagi perkembangan lembaga keuangan yang menjalankan operasinya berdasarkan syariah.

Gagasan untuk mendirikan lembaga keuangan syariah di Indonesia sebenarnya sudah dapat diselusuri jejaknya, yaitu muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Namun, karena beberapa ha! yang menyebabkan terhambatnya teralisasi ide tersebut. Akhirnya gagasan mengenai bank syariah muncul lagi sejak t.ahun 1988, disaat pemerintah mengeluarkan paket kebijakan Oktober (Pakto) yang berisi Iiberalisasi dunia perbankan. Para ulama waktu itu berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, namun tidak ada satupun yang dapat dirujuk, kecuali bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0%. Setelah ada rekomendasi dari lokakarya ulama tentang bunga dan perbankan di Cisarua, Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990, yang kemudian dibahas lebih mendalam di Munas IV MUI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 22-25 Agustus 1991, maka dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan bank syariah di Indonesia 1•

1

(12)

2

Maka berdirilah lembaga keuangan syariah pertama di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia sebagai hasil kerja tim perbankan MUI tersebut. Pendirian BMI yang diprakasai MUI serta didukung oleh sekelompok pengusaha dan cendikiawan muslim. Pada tanggal l Mei 1992, bank muamalat Indonesia (BMI) mulai beroperasi, yang kemudian pula diikuti dengan kemunculan Undang-Undang (UU) No. 7 tahun 1992 tentang perbankan. Dan pada tahun-tahun berikutnya banyak bank konvensional yang membuka cabang syarial1.

(13)

Chartered Bank2.

Dengan semakin pesatnya pertumbuhan bank-bank syariah di Indonesia, menyebabkan perkembangan dunia perasuransian di Indonesia, khususnya asuransi syariah, mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sebagai mana pertumbuhan bank syariah.

Keberadaan asuransi syariah di Indonesia dapat dibilang terlambat, di Luxemburg, Geneva dan Bahamas misalnya, asuransi syariah sudah ada sejak tahun 1983. Sementara di negara-negara yang penduduknya mayoritas muslim, keberadaannya sudah jauh Iebih lama seperti di Sudan (1979), Saudi Arabia (1979), Bahrain (1983), Malaysia (1984) dan Brunei Darussalam (1992). Sementara keberadaan asuransi syariah di Indonesia baru dimulai pada tahun 1994, dengan berdirinya PT. Syarikat Takaful Indonesia3•

Perusahaan Asuransi syariah pert2ma kali di Indonesia ditandai dengan berdirinya PT. Syarikat Takaful Indonesia yang merupakan hasil kerja TEPATI (Tim Pembentukan Takaful Indonesia) yang disponsori oleh Yayasan Abdi Bangsa (ICMI), Bank Muamalat Indonesia, Asuransi Tugu Mandiri, dan Depkeu (yang ketika itu dhvakili o!eh pejabat depkeu Firdaus Djaelani dan Karnaen A.perwataatmadja) pada tahun 1993.

2

Perbankan syariah s.d 17 Mei 2008 dari ht1p:i/www.mui.or.id/inui in/product 2/lks Jbs.php?id セVV@ pada tanggal 25 Mei 2008.

' Asria,Novis, "Beberapa lsu lndustri Asuransi Nasional Tahun 2003", Diakses dari //www.

(14)

I_, PERPUSTAKAl!:\N UTAMA \I

L

U!N SYAHID JAl<ARTA

4

Memasuki tahun ke-8 (delapan) 2001, barulah muncul asuransi-asuransi syariah !ainya. Dan perkembangan asuransi syariah dalam dekade 2001 sungguh sangat mengembirakan, terutama karena berkenaan dengan tumbuh dan berkembangnya bank-bank syariah serta lembaga keuangan syariah lainya. Selain BPRS dan BMT yang jauh sebelumnya sudah berkembang sampai daerah-daerah. Dan semakin lengkap dengan munculnya KMK barn dari mentri keuangan, yang secara resmi mengatur keberadaan asuransi syariah yang dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah4•

Dari data yang ada perkembangan dan pertumbuhan -asuransi syariah dilndonesia, sampai 08 Mei 2008 sebanyak 42 perusahaan, terdiri dari 3 dalam bentuk perusahaan penuh, 39 dalam bentuk cabang, Termasuk 3 cabang perusahaan Reasuransi Syariah5•

J

Dengan sernakin semaraknya lembaga-lembaga keuangan syariah terutama asuransi syariah, maka dibutuhkan peranan lembaga Intermediary. Dalan1 industri asuransi lembaga lntermediary/perantara dikenal dengan istilah Broker!Pialang.

Pialang sebagai pihak yang bertindak atas nama klien atau nasabah

(Act

On Behar!)

menjadi sangat diperlukan, baik oleh dunia usaha

(cooperate)

yang ingin menempatkan risikonya ke perusahaan asuransi, disebut pialang Asuransi. Ataupun

4

Muhammad Syakir Sulla, Asuransi Syariah, (Gema Insani: Jakarta 2004). ha! 720.

5 Asuransi syariah s.d 08 Mei 2008 dari )illQ://www.mui.or.id/mui in/product 2/lks lbs.php?id=

(15)

oleh perusahaan asuransi sendiri dalam melakukan pertanggungan ulang kepada perusahaan reasuransi, disebut pialang Reasuransi.

Berbeda dengan pialang asuransi ataupun reasuransi konvensional yang sudah ada sejak lama. Pialang asuransi dan reasuransi masih terbilang barn, ha! itu terlihat dengan barn adanya 6 perusahaan pialang asuransi dan reasuransi yang membuka di visi syariah.

Diharapkan dengan banyaknya jumlah asuransi syariah belakang ini dapat menciptakan suasana baru dikalangan lembaga Intermediary seperti pialang. Karena kehadiran pialang terutama pialang reasuransi sangat diperlukan oleh perusahaan asuransi, terutama oleh asuransi Syariah yang harus melakukan pertanggungan ulang khusus ke perusahaan reasuransi syariah baik yang ada didalam negri maupun diluar negri. Karena telah dicabutnya fatwa darurat tentang reasuransi konvensional oleh

Berdasarkan hal-hal latar belakangi tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam bagaimana PT. Asiare Binajasa sebagai salah satu perusahaan Pialang Reasuransi dalam percaturan bisnis asuransi syariah. Maka dalam skripsi ini di berjudul "ANALISIS PERANAN PIALANG REASURANSI TERHADAP ASURANSI SYARIAH ( Studi pada PT. Asiare Binajasa )"

6

A Bakhrul Muchtasib, , "Reasuransi Syariah, " Diakses dari situs:

(16)

6

B. Pembatasan dan Pcrnmusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dideskripsikan di atas, maka penulis perlu membatasi pembahasan. Agar pembahasan mempunyai maksud dan tujuan yang terarah dan jelas, supaya tidak te1jadi perlebaran masalah dalam penulisan skripsi ini.

Dengan pembatasan masalah yang khusus membahas kepada peranan Pialang terhadap industri asuransi syariah. Serta pokok pennasalahan yang terkait didalamnya dengan tujuan agar dapat cliperoleh gambaran yang lebih jelas dalam menguraikan masalah tersebut dalam penulisan skripsi ini.

Dari latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan beberapa permasalahan ini sebagai berikut:

1. Bagaimana peran Pialang reasuransi pada proses Sharing of risk dalam Reasuransi Syariah?

2. Bagaimana mekanisme kerja Pialang Reasuransi dalam melindungi tertanggung (ceding company)?

3. Bagaimana Peranan dan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang Reasuransi clalam Asuransi Syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini diadakan adalah sebagai berikut:

(17)

risk dalam Reasuransi syariah.

2. Untuk mengetahui mekanisme kerja Pialang Reasuransi dalam melindungi tertanggung (ceding company)

3. Untuk mengetahui Peranan clan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang Reasuransi dalam Asuransi Syariah.

Sedangkan manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah:

I. Bagi Penulis pada khususnya dapat menambah wawasan pengetahuan clan mengembangkan pikiran yang berupa gagasan atau pendapat yang diturunkan melalui laporan penelitian ini clan bagi mahasiswa Program Studi Mu'amalat pada umunmya diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dalam khususnya mengenai pialang reasuransi syariah.

2. Untuk mahasiswa clan mahasiswi khususnya program studi asurans1 syariah diharapkan dengan adanya skripsi ini dapat menjadi refrensi di dalam memahami tentang keberadaan pialang reasuransi syariah

3. Bagi Program Studi, diharapkan rnarnpu rnemperluas inforrnasi dalarn rangka menambah clan meningkatkan khasanah pengetahuan, khususnya di bidang pialang reasuransi syariah

(18)

8

0. Pcnclitian Tcnlahulu

I. Penelitian terdahulu yang mengkaji tentang pialang Reasuransi yang dilakukan oleh Tedy Ardiansah, Mahasiswa S-1 Jurusan Asuransi SIMA TRISAKTI pada tahun 2005 yang berjudul: Peranan Broker Reasuransi PT. Beringin Sejahtera Makmur putra (B.S.M.P) Dalam Pe1janjian Reasuransi Tentang Jaminan Pembayaran Klaim. Dalam penelitian ini membahas tentang isi perjanjian yang tercantum dalam jaminan pembayaran klaim belum terdapat penekanan terhadap pada syarat-syarat dan kondisi (term and condition) sehingga belum dapat terlaksana secara maksimal 7•

2. Selain itu yang masih berhubungan yaitu : dalam penelitian lain yang berjudul "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Reasuransi pada PT. Tripakarta cabang Syariah" oleh Eki Elfiana NIM:l01046222417 program studi asuransi syariah jurusan muamalat fakultas syariah dan hukum UlN Syarif Hidayatullah Jakarta talmn 2006. Hasil penelitian ini bahwa konsep hukurn Islam tentang reasuransi adalah pertanggungan kembali risiko yang sudah ada. Metode yang dipakai dalam mengadakan perjanjian reasuransi adalah metode fakultative dan treaty, dan jelas tidak mengandung lvfaisir, Gharar dan Riba. Kesimpulan berikutnya dalam penelitian ini adalah praktek reasuransi yang dilaksanakan oleh PT. 7

Tedy Ardiansah, Skripsi. Peranan Broker Reasuransi PT. Beringin Sejahtera Makmur putra

(B.S.MP) Dalam Perjanjian Reasuransi Tentang Jaminan Pembayaran Klaitn. (Jakarta: STMA

(19)

Tripakmia Cabang Syariah menggunakan metode treaty km·ena selain mudah, otomatis dan fleksibel, metode ini tidak menyita banyak waktu, tenaga dan juga memberi banyak keuntungan dan kemudahan. Tetapi PT. Tripakarta juga menggunakan metode facultative untuk berjaga-jaga jika terjadi kelebihan limit di metode treaty. Dalam penelitian ini, sebenamya praktek reasuransi yang dilakukan oleh PT. Tripakmia Cabang Syariah menurut penulis sudah sejalan dengan hukum Islam karena PT. Tripakmia Cabang Syariah sudah mereasuransikan perusahaannya ke perusaham1 reasuransi yang berlandaskan pr,insip syariah yaitu kepada PT. Reasuransi Internasional Indonesia divisi Syariah dan Nasional Reasuransi.8

E. Kerangka Teori

Dalam dunia perdagangan pada umumnya telah menjadi kebiasaan bahwa bukan hanya dua pihak yang terkait yang mempunyai hubungan mendasar dalmn pelaksanan bisnis yang diperjanjikan atau dipercayakan, melainkan dapat melibatkan hak ketiga yang memperiemukan kedua pihak yang melakukan transaksi bisnis.

Seperti layaknya dalaJ11 transaksi bisnis asuransi, transaksi reasuransi adakalanya dijalankan oleh pihak ketiga, meskipun dalam transaksi reasuransi domestic lebih banyak dilakukan secara langsung antara penanggung pertama/ceding

company dan para penanggung lain yang dikenal sebagai penanggung ulang.

8

Eki Elfiana, Skripsi, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Reasuransi pada PT.

(20)

10

Dengan demikian, dalam transaksi bisnis reasuransi dapat terlibat tiga pelaku aktif, yaitu:

1. Penanggung Pertama, yang lazim disebut pembeli jasa reasuransi,

2. Penanggung ulang atau penanggung Jain yang bertindak sebagai penjual jasa reasuransi,

3. Pialang (broker) reasuransi, yang bertindak sebagai perantara yang pada saat tertentu bisa ditunjuk dan/atau bertindak sebagai underwriting agent

atas dasar surat penunjukan atau naskah perjanjian.

Pialang Reasuransi apabila hanya ditinjau dari segi jasa yang ditawarkan dan biasa mereka lakukan adalah sama halnya dengan pialang asuransi, yaitu bertindak selaku perantara dan mewakilkan pihak tertanggung. Meskipun para ahli berpendapat bahwa pialang asuransi dan reasuransi mempunyai perbedaan dalam melakukan jasa keperantaraan mereka masing-masing, dalam berbagai ha! keduanya memiliki peranan, fungsi, dan tugas-tugas pokok yang tidak jauh berbeda apabila tidak ingin dikatakan sama9.

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

I. J enis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptifyaitu penulis mengambarkan permasalahan yang didasari pada data-data yang ada

"A.J Marianto B.B.A. f'ERTANGGUNGAN ULA NG (REASURANSI) .(Jakarta, Ghalia

(21)

lapangan, kemudian dianalisa lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan Jen is penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Jenis penelitian ini dirancang untuk mengurnpulkan info1masi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang.

Tujuan dari menggunakan jenis penelitian deskrptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan. Jenis penelitian deskriptif adalah sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. 10

2. lokasi penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitian adalah PT. Asiare Binajasa, sebagai Pialang Reasuransi syariah yang berlokasi di Graha Pratama Building 3rd Floor, JI. M.T. Haryono Kav.15 Jakarta 12810. 3. Jen is data dan sumber data

a. Data Primer mernpakan data yang didapat dari sumber pertama kali baik dari In di vi du atau perseorangan seperti hasil dari wawancara, yang teridiri atas:

1. Gambaran umum pernsahaan. 2. Hasil wawancara.

10

(22)

12

3. Hasil pengamatan langsung.

b. Data Sekunder merupakan data yang telah ada, yang diperoleh dari buku, majalah, Koran dan sumber tertulis lainya yang mengandung informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. 4. Teknik pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data 1111 diperoleh melalui:

1. Penelitian perpustakaan (Library Res each), yaitu dengan mengumpulkan data dari buku-buku, majalah, dan artikel yang berhubungan dengan materi skripsi.

2. Penelitian lapangan (Field Reseach), yaitu dengan te1jun langsung ke PT. Asiare Binajasa. Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, dengan melalui Tiga cara, yaitu:

a. Observasi, pengamatan yang dilakukan peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Dimana peneliti mengamati dan mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai sumber data.

b. Wawancara, dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang kompeten dalam penelitian, khususnya data tentang peran pialang reasuransi.

(23)

tertulis tentang peran Pialang terhadap asuransi syaiiah. 5. Teknik analisa dan interprestasi data

Dalam mengganalisis data, ini penulis menggunakan metode teknik Deskriptif analisis kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

6. Teknik Penulisan skripsi

Adapun teknik penulisan skripsi ini, mengacu kepada buku "Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islan1 Negri SyarifHidayatullah Jakarta tahun 2007".

G. Sistematika Penulisan

Agar penulisan Jebih sistematis dan terarah maim penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab, setiap bab terdiri dari sub-sub bab yaitu:

Bab I pendahuluan

(24)

14

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini dibahas tinjauan tentang Definisi Reasuransi syariah, Tujuan dan Fungsi Reasuransi, Metode Penempatan Dan Bentuk-Bentuk Reasuransi, Perbedaan Reasuransi Dengan Retakaful, Definisi Pialang Reasuransi, Perbedaan Pialang Reasuransi Dengan Pialang Asuransi, Kedudukan, Hak dan Kewajiban Pi.alang Reasuransi, Manfaat Pialang Reasuransi Bagi Kepentingan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, landasan hukum pialang reasuransi dan reasuransi syariah di Indonesia.

Bab III Gambaran Umum Penelitian

Bab ini dibahas profil: sejarah singkat berdirinya, profil perusahaan, daftar perusahaan asuransi rekanan, hubungan dengan perusahaan reasuransi, jenis-jenis Asuransi yang ditangani, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, bussines plain.

Bab IV Analisis Pialang Pialang Dan Peranya Terhadap Asuransi Syariah

[image:24.595.79.482.192.544.2]
(25)

MMセ@

PER PUST AKAAN UTAMA

UIN SYAHID jakaヲセta@

Asuransi Syariah.

Bab V Penutup

(26)

BABII

SEPUTAR PIALANG REASURANSI DAN REASURANSI SYARIAH

A. Definisi Reasuransi Syariah (Retakaful)

Reasuransi berasal dari bahasa belanda "Reasurantie" yang diucapkan sebagai reasuransi. Menurut ilmu asal kata pertambahan awalan Re didepan suatu kalimat didepan kata kerja menunjukan adanya suatu pengulangan, sehingga Reasuransi dapat dikatakan:

o Asuransi yang diasuransikan kembali

o Mereasuransikan kembali suatu Asuransi yang yang telah di terima.

Reasuransi dikenal juga dengan nama "Reinsurance" (Bahasa Inggris) dan

"Revesechering "(Bahasa Belanda) atau "Ruckversechering" (Bahasa Jerman) yang

. . ·I

artmya sama yaitu reasurans1 .

Menurut kamus asuransi Reasuransi adalah penyaringan dan penyebaran suatu risiko yang terlalu lebar untuk seseorang penanggung dengan menyerahkan sebagian dari risiko kepada perusahaan atau イ・ゥョウオイセ[M lain.2

Selain itu, untuk memperjelas pengertian reasuransi sebagaiman yang telah dikemukan diatas, perlu disimak atau diketahui pengertian reasuransi versi lain yang ditulis oleh pakar lain ya, yaitu sebagai berikut:

1 Safri Ayat, Pengantar Reasuransi.(Jakarta: Akasatri, 2000), Cet. Ke I. hal.13.

2

(27)

Menurut A.J Marianto sebagaimana yang dikutip dari pendapat Robert I Mehr dan Emmerson Cammack dalam bukunya Principal Of Insurance menyatakan Reasuransi adalah asuransi dari asuransi atau asuransinya asuransi. Jika suatu perusahaan asurasni telah menerima jumlah asuransi atas suatu milik tertentu, atau di suatu daerah tertentu, maka ia dapat mereasuaransikan asuransi itu atas jumlah kelebihan yang ditahan sendiri.

Menurut A.J Marianto sebagaimana yang dikutip dari pendapat G.F Michelbacher dalam bukunya Multiple Line Insurance merumuskan pengertian reasuransi adalah proses dengan mana satu penanggung mengatur dengan satu atau lebih penanggung lainnya untuk membagi risiko disebut -reasuransi atau pertanggungan ulang.

(28)

IN

disepakati) yang wajib dibayar oleh perusahaan asuransi di bawah pertanggungan usli".

Menurut Hasyim Ali, Reasuransi adalah kontrak asuransi dimana sebuah perusahaan asuransi memindahkan semua atau sebagian resikonya kepada perusahaan asuransi lainya.

Berdasarkan pada berbagai pendapat para pakar tersebut diatas dapat disirnpulkan bahwa pengertian reasuransi dalam arti yang sebenamya dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu:

a. Pengertian Reasnransi dari Aspek Teknis

Ditinjau dari aspek teknis, pertanggungan ulang /reasuransi rnerupakan suatu cara atau alat/sarana rmtuk rnengurangi atau rnernperkecil beban risiko yang diterirnanya dengan rnengalihkan seluruh atau sebagian risiko itu kepada pihak penanggung lain.

b. Pengertian Reasuransi dari Aspek Huknm

(29)

penanggung ulang juga berhak menerima seluruh atau sebagian premi yang diterima oleh penanggung pertama berdasarkan polis yang telah diterbitkan.

Berbeda dengan pengertian reasuransi dari aspek teknis, yang lebih mendasarkan arti pada cara atau alat pengalihan beban risiko dan/atau pembagian risiko atau penyebamn risiko, pengertian reasuransi dari aspek hukum Iebih menitikbemtkan pada perjanjian pengalihan seluruh atau sebagian risiko dari pihak perusahaan asuransi atau penanggung pertama kepada penanggung ulang.

c. Pengertian Reasuransi dari Aspek Keuangan

(30)

20

pemi1uaman modal dari para pcnanggung ulung schinggu mcrcka dupat dengan leluasa melakukan akseptasi permohonan penutupan asuransi dengan jumlah atau harga pertanggungan yang tinggi atau paling tidak yang sesuai dengan batas tertinggi dari jarninan proteksi reasuransi yang telah diperolehnya3•

PT Reasuransi X

[image:30.595.66.472.196.574.2]

Sumber: www.Vibimews.com4

Gambar2.1

Skema Reasuransi

RISIKO (Tertanggung)

AsuransiA (Ceding Company)

PT Reasuransi Y PT Reasuransi Z

Reasuransi pada asuransi syariah disebut Retakaful. Retakaful adalah suatu proses saling menanggung antara pemberi sesi (Ceding company) dengan penanggung ulang (Reasurador), dimana ada proses suka sama suka (saling menyepakati) risiko dan persyaratan yang ditetapakan dalan1 akad. Dalarn

3 A.J. Marianto, Reasuransi, (Jakarta: Balai Aksara), 1997, Cet. I, h. 12-18.

4

(31)

prinsip-prinsip syariah, terbebas dari praktek gharar, maisir, dan riba5• Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT QS. Al-maidah (5). 2:

._,- - °''·'I ._,- • 1- .:. 11 -:.· .. 11 ._,- .&1 -

ᄋセ@

1

f_ セGQ@

1 ·-

r -.

セQ@ QMNセQQNNj@

J

J

HNsセ@ ;i

J

f'

..?-' セ@ ;i

J ,

Y, Y?>-'

.J-l-"

セ@ (..):L セ@ "

°.. セ|QZN@

(:ii'

ll\'

0

• ,

0

% 'ii セ@ ' , >. (.o, ,

I'.:.

I\

<:::.i'.LJ\ ', •

Qセ@ セM

:ij)Ul\

r -

,J

y-o

.JJ

セ⦅I@

(.)"'

HNIセ@

f'

..?-' ... (.):!A

J ,

(.:) r1YJ1

)?

'.,,-Ji

0c

fS

J'1..::. 0\

r°.JS

セ[i@

'ii}:,

[ッ\ZイNLセ@

'13

ijセオNNZNNNオ@

QセQS@

PQSセQS@

rJ),11

セ@

1)3W'13 (.Sp13

セQ@

セ@

1)3w3

ijセ@

{°" :

oj,jW\}

セセiセセ@

:&I

01

ill\

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan Haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) menggganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedan{ mereka mencari karunia dan keredhaan dari Rabbnya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorong kamu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (menge1jakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya

Allah amat berat siksa-Nya". (QS. Al-Maidah (5): 2)

Dan firman allah SWT tentang larangan praktek gharar, maisir dan riba 1-:.. 0

· ' , 0

GG[AGᄋセイ@ glNNZjセイ@ '.','.II'

':.::.11LJ1 I

''Y -.

セ|エGNセ|ャゥ@

v<= lY' セNj@

f'

_)

J .

J

セ@

J

セ@

'

.J-l-"

セ@ (..):L セ@ "

{ '\ • :oj,jW\

スPセ@

セ@

セjNセ_LQNNY@

」NZヲ「IセセLャ|@

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (QS. Al Maidah: 90)

5

(32)

22

-. . :. iセセ@ 0

.t:t.1 -,,

I I

GセiM セセ@ セgNNZNNZZZL|@

li'

.I\

I

lttJ )'

I

t' \' -. セ|@ 1'. セエ@

Li

オセ@ セ@ .ui

.J.9.l

.3 . y Y"°'

YA

!'- 0.L セ@ ,

{' \" •

ZVQNNセ@

jiセス@

Artinya: "Allah dengan tegas melarang praktek riba, " hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba yang memang riba itu bersifat berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan" (Ali lmron: 130).

Serta hadits nabi SAW:

.... !;) ;fl ,.. ' ;ll ' J .... .... ,., ,..

y:,

セセQ@

セ@

y

セI@

セ@

Alli

セ@

Alli

jセセ@

セ@

:

jセ@

o:;.;

セQ@

y

Hセ@

olJJ)

OスNjゥセ@

Aiiinya: "Abu Hurairoh mengatkan bahwa Rasululllah SAW. lvfelarang jual beli hashah danjual beli gharar. "(HR. Muslim/

B. Tujuan dan Fungsi Reasuransi

Perusahaan asuransi memerlukan proteksi atas tanggung jawab yang dipikulnya dari kemungkinan kerugian keuangan yang mungkin akan mempengaruhi kelangsungan hidup atas perusahaan yang bersangkutan.

Dengan mengasuransikan kembali perusahaan asuransi akan lebih stabil, lebih mantap, kapasitasnya bertambah, mempunyai financial back up dan memungkinkan untuk lebih berkembang berkat informasi serta dukungan dfili pihak lain yang mempunyai reputasi internasional.

6

Abi husain Muslim bin HAjj Al-Qusyairi An-Naisaburi, Shahih Muslim, (kairo: Dar Ihya al

(33)

a.

Tujuan Reasuransi

Ditinjau dari aspek teknis, tujuan reasuransi dan retakaful adalah sama, yakni mengulangi atau memperkecil beban risiko yang diterima dengan mengalihkan seluruh atau sebagian risiko itu kepada pihak penanggung lain. Dengan pertanggungan ulang ini, penanggung pertama dapat mengulangi atau memperkecil risiko-risiko yang diterimanya dipandang dari segi kemungkinan kerugian materiil. Jika pada aspek teknis, tujuan reasuransi lebih mendasarkan pada cara atau alat pengalihan resiko dan/atau pembagian resiko (distribution of risk) atau penyebaran risiko (spreading of risk), maka pada aspek hukum manfaat reasuransi Iebih menitik beratkan pada perjanjian pengalihan seluruh atau sebagian risiko dari pihak perusahaan pertama pada penanggung ulang. 7

Selain itu tujuan reasuransi Iainya adalah sebagai berikut :

a) Membantu perusahaan asuransi ··yang menutup risiko tersebut dapat mengurangi beban yang dipikulnya sampai dengan batas kemampuan daya pikulnya sendiri.

b) Membantu perusahaan asuransi dengan kemampuannya sendiri yang terbatas itu dapat menutup risiko yang harga pertanggungannya melebihi batas kemampuan sendirinya itu.

c) Membantu perusahaan asuransi yang karena pertimbangan komersialnya tidak perlu menolak suatu permintaan dari nasabah baiknya untuk menutup objek

7

(34)

24

, ! セG@ !

pertanggungan yang dari segi risikonya tinggi (high risk) dan tidak disukai

(desirable risk)

d) Membantu perusahaan asuransi untuk dapat menjalankan operasionalnya dengan baik guna memenuhi hukurn "The Law of Large Number"8• Hukum ini menyatakan bahwa hasil

aktual

akan sama persis dengan hasil harapan

(expected result), jika kejadian yang diamati jumlalmya tak terhingga9•

b. Fungsi Reasuransi

a) Untuk menaikkan kapasitas akseptasi suatu perusahaan asuransi sehingga suatu perusahaan asuransi yang memiliki keterbatasan kemampuan dapat menutup beberapa risiko yang mempunyai nilai keuangan diatas kemampuan perusahaan tersebut setelah mempunyai kerjasama reasuransi.

b) Untuk menunjang stabilitas keuangan suatu perusahaan asuransi sehingga bila terjadi kemgian-kerugian yang besar atau akumulasi

dari

kerugian-kerugian kecil yang dapat menggoyahkan serta menyebabkan masalah keuangan perusahaan asuransi tersebut dapat teratasi karena adanya financial back up dari perusahaan lain (reasuradur).

c) Untuk membantu perusahaan asuransi dalam flexibilitas underwriting dan managementnya untuk perkembangan dan kemajuan perusahaan.

d) Sebagai alat penyebaran risiko (Spreading of Risk)

' Wawancara Pribadi dengan Pak Dede kurniadi Kurniadi. Junior Manager PT. Asiare Binajasa, Jakarta, I I Januari 2008 .

9

(35)

Penyebaran asuransi pada prinsipnya tidak rnenghendaki konsentrasi pada suatu jenis risiko atau asuransi. Dengan reasuransi, rnaka kerugian dapat dirninirnalisir10•

e) Meningkatkan Kepercayaan

Asuransi rnenarnbabkan kepercayaan bagi tertanggung karena ia rnerniliki jarninan terhadap risiko yang dihadapi. Dengan rnelakukan pertanggungan ulang atas risiko rnaka sahaan asuransi berpeluang untuk rnengernbangkan usahanya 1 1•

C. Metode Penempatan Dan Bentuk-Bentuk Reasuransi

Metode reasuransi hendaknya diartikan sebagai cara bagaimana para pelaku pasar Reasuransi itu rnelakukan kerja sarna reasuransi. Menurut berbagai literatur asuransi dan/reasuransi, terdapat tiga cara dalarn rnelakukan kerja sarna asuransi antara pihak penanggung pertarna (direct insurers) dan pihak penanggung ulang

(reinsurers), yaitu:

A. Metode reasuransi secara Fakultatif B. Metode reasuransi secara Kontrak

C. Metode reasuransi pool danfacultatife obligatory.

'0 Wawancara Pribadi dengan M. Dede Kumiadi.. Junior Manager PT. Asiarc Binajasa,

Jakarta, I I Januari 2008

(36)

26

A. Metode Reasuransi Secara Fakultatif

Metode atau cara melakukan penempatan pertanggungan ulang secara fakultatif pada hakikatnya merupakan cara yang paling awal digunakan karena menurut sejarahnya cara ini telah digunakan sebelum adanya metode lain, yaitu secara kontrak atau pun pool.

Seperti yang dijelaskan salah satu tujuan dari pertanggungan ulang (reasuransi) adalah dalam rangka penyebaran risiko yang dilakukan oleh para penanggung pertama. Penyebaran risiko (distribution of sharing risk) kepada pihak lain dalam rangka mengurangi atau memperkecil bcban tanggung jawab para penanggung pertama karena akseptasi penutupan pertanggungan yang mereka lakukan

Sedangkan, yang dimaksud dengan metode reasuransi secara Fakultatif adalal1 transaksi pertanggungan ulang antara pihak penanggung pertama dan para penanggung ulang secara bebas, yaitu para pihak penanggung ulang tidak terikat hams menerima penawaran pertanggungan ulang. Dengan perkataan lain, para penanggung ulang dapat menolak atau menerima penawaran pertanggungan ulang berdasarkan kebijakan akseptasi yang telah mereka tetapkan.

(37)

[

pehpustakaaセセ[|ma@

U!N SYAl-110 .JAKi\HTA

·1

Dalam praktek itu telah dikenal adanya tingkat risiko, yaitu yang digolongkan sebagai objek berisiko rendalJ/sederhana (simple risks), objek berisiko berbahaya (hazardous

risks), dan objek berisiko sangat berbahaya (extra hazardous risks).

Mengingat aclanya tingkat risiko tadi, dalam prakteknya terclapat terdapat istilah risiko yang disukai dan risiko yang tidak disukai dipandang dari sisi pihak penanggung ulang khususnya. Penolakan penawaran pertanggungan ulang tidak hanya didasarkan pacla risiko yang ticlak clisukai semata-mata, tetapi juga disebabkan oleh faktor lain, yaitu faktor akumulasi risiko, faktor keterbatasan daya tampung pihak penanggung ulang, faktor politis, 」ャセ@ lain sebagainya.

Dalam prakteknya, penempatan pertanggungan ulang secara fakultatif dapat saja dilakukan per telepon atau clengan menggunakan alat komunikasi lain (telegram, telex, atau faxmile), tetapi yang paling baik bila tawaran itu dilakukan dengan

Reinsurence slip yang diclalamnya tercantum segala keterangan yang diperlukan,

tennasuk berapa bagian yang ditawarkan.

(38)

PERPUSTAKAAN UT.t'.MA U!N SYAHID JAKARTA

28

pihak penanggung ulang dengan menerbitkan Reinsurence cover note (Nola

R

")12

penutupan easurans1 .

B. Metode reasuransi secara Kontrak (Treaty)

Pengertian metode reasuransi secara kontrak adalah perjanjian antara pihak penanggung pe1iama dan para penanggung lain atau para penanggung ulang profesional yang dalam perjanjian tersebut pihak penanggung pertama, yang selanjutnya disebut pemberi sesi (ceding company), setuju memberikan bagian

(share) dan para penanggung ulang, yang selanjutnya disebut pihak kedua setuju dan

wajib menerima bagian atau sesi dari tanggung jawab atas asuransi yang telah ditutup oleh penanggung pertama sesuai dengan pembagian yang telah disepakati oleh masing-masing penanggung ulang (peserta Treaty) sampai dengan batas-batas tanggung gugat/jawab tertinggi dari tiap kelas risiko berdasarkan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang disebutkan di dalam kontrak reasuransi atau perjanjian antara reasuransi dan pemberi sesi (ceding company)13•

Kategori-kategori Kontrak Pertanggungan Ulang

Mengenai metode reasuransi kontrak, pada dasarnya dikenal dua kategori, yaitu:

12

Marianto, Reasuransi, h. 56-59

13

(39)

1. Kontrak pertanggungan ulang Proposional

Yang dimaksud dengan kontrak reasuransi proposional adalah perjanjian reasuransi atau pertanggungan ulang dengan mengikatkan dua atau lebih pihak, yaitu pemberi sesi wajib yang memberi dan pihak penanggung ulang yang wajib bersedia menerima bagian sesi atau premi menurut perbandingan yang seimbang antar jumlah uang pertanggungan ulang dan dan jumlah seluruh uang pertanggungan dikali jumlah seluruh premi sebagaimana tersebut dalam polis14• Perundingan antara pihak penanggung atau pemberi sesi (ceding company) dan para penanggung ulang (reasuradur) lazimnya didasarkan pada usulan program Pertanggungan ulang yang diajukan oleh penanggung pertama atau oleh pialang reasuransi ( dalam ha! penanggung pertama atau oleh pialang reasuransi) yang dituangkan dalam slip reasuransi (reisurance slip).

Aspek terpenting dari reasuransi syariah adalal1 berbagi resiko atau sharing risk. Skema operator asuransi syarial1 menentukan sejauh mana tingkat risiko yang akan ditahan didalam skema (retensi) dan bagian yang tidak mampu

..

ditahan sendiri akan menjadi bagian yang akan direasuransikan kepada skema yang dikelola para operator reasuransi syariah. Operator syariah kemudian menerima proporsi resiko yang telah disepakati tersebut, dan dengan menerima bagian kontribusi secara proposional pula. Operator reasuransi syariah juga ikut berkontribusi secara proposional dari biaya akusisi operator asuransi syariah. Jika

14

(40)

30

suatu klaim terjadi pada risiko tersebut, operator reasuransi syaria11 akan ikut membayar bagian klaim tersebut secara proposional pula, rerlepas dari besar kecilnya klaim; 5.

Jenis- jenis atau tipe-tipe kontrak pertanggungan ulang

Sesuai dengan praktek yang terjadi hingga saat ini, terdapat dua jenis atau tipe kontrak pertanggungan ulang, yaitu:

a) Konlrak Bagian Tetap (Qua/o Share Trealy)

kontrak bagian tetap adalal1 suatu perjanjian yang menyatakan bahwa pihak penanggung pertama (pemberi sesi) mengikatkan diri wajib memberi dan para penanggung ulang terikat wajib menerima suatu bagian tetap dari setiap risiko yang dijan1in oleh penanggung pertama berdasarkan polis pertanggungan yang tela11 diterbitkan;6•

Suatu quato share treaty merupakan reasuransi seeara otomatis dimana operator asuransi syariah terikat untuk memberikan persentase tetap kepada ke dalam skema reasuransi yang dikelola oleh operator reasuransi syarial1 untuk setiap risiko yang diaksep. Persentase yang clisepakati ini berlaku tetap dan tidak tergantung dari objek yang clijaminkan dan tanpa melihat risiko itu baik atau buruk.

15

Muhaimin Iqbal. Asuransi Umum Syariah da/am praktek, ( Jakarta: Gema Insani Press.

2005 ), hal.l 03

16

(41)

b) Konlrak Sup/us (Sup/us Treaty)

kontrak reasuransi suplus adala11 suatu perjanjian pertanggungan ulang yang menyatakan ba11wa pihak pemberi sesi terikat wajib memberikan sesi dan para penanggung ulang wajib menerima sup/us

liability yang melampaui retensi sendiri pemberi sesi sampai batas

tertinggi yang disepakati bersama.

Dengan digunakanya metode ini, dibuat pe1janjian antara operator asuransi syariah dan operator reasuransi syaria11. Operator reasuransi syariah secara otomatis menerima tanggung jawab tertentu untuk semua risiko yang yang berada dalam cakupan pe1janjian. Ini adala11 kontrak yang mengikat kedua bela11 pihak. Operator reasuransi syaria11 tidak dapat menolak resiko dan operator reasuransi syaria11 harus memberikan semua risiko yang dikelolanya yang berada dalam cakupan perjanjian17.

2. Konlrak Pertanggungan Ulang non-proporsional (exses of loss)

Adapun yang dimaksud dengan kontrak reasuransi non proposional adala11 suatu perjanjian reasuransi yang menetapkan ba11wa para penanggung ulang dengan menerima sejumlah premi yang disepakati bersama bersedia membayar kepada para penanggung ulang dengan menerima sejumla11 premi yang disepakati bersama bersedia membayar kepada penanggung pertama semua kerugian yang melan1paui batas limit retensi (underlying net retention) sampai

17

(42)

32

pada batas jumlah atau persentase tertentu yang terjadi karena peristiwa-peristiwa yang diperjanjikan bersama.

Penggunaaan metode reasuransi dengan jenis atau tipe kontrak reasuransi non proposional dapat memberikan manfaat bagi penanggung pertama, antara lain mengatasi keterbatasan kapasitas daya tampung sendiri (OR), penempatan reasuransi dengan biaya yang ekonomis, premi yang ditahan penanggung pertama menjadi lebih besar, memperoleh proteksi yang baik, dapat memperkecil risiko, dan memperoleh perlindw1gan untuk menjaga kestabilan atau kelestarian usaha.

Jenis-Jenis atau Tipe Kontrak Reasuransi Non Proposional

Menurut teori ataupun praktek, dalam kategori kontrak reasuransi non proposional terdapat tiga jenis kontrak reasuransi sebagaimana tersebut dibawah ini.

1. Exxes OfLoss

Jika diti1tjau dari definisi kontrak reasuransi non proposional scbagaimana disebut dimuka, jaminan jumlah kerugian yang me1tjadi beban penanggung ulang setelah オョ、・イャケゥセァ@ net retention, maupun underlying net

retention itu sendiri selalu dinyatakan dalan1 sejumlah uang tertentu, misalnya

Rp250.000.000 in exxes ofRpl00.000.000.

(43)

adalah sebesar Rp250.000.000. apabila terjadi sesuatu kerugian yang menjadi beban penanggung semula hanya sebesar lebih kecil atau sama dengan Rpl00.000.000, penanggung ulang bebas dari tuntutan ganti kerugian. Sebaliknya, apabila jumlal1 kerugian yang harus ditanggung penanggung semula melebihi dari jumlal1 Rp350.000.000, katakanlal1 Rp400.000.000, pihak penanggung harus menanggung sendiri sebesar Rpl00.000.000 (U.N.R) ditambah Rp50.000.000 karena batas tanggung jawab tertinggi pihak penanggung ulang untuk setipa kali kejadian atau peristiwa hanyalall sebesar Rp250.000.000.

Reasuransi syarial1 non proposional tidak diterapkan secara spesifik pada objek-objek tertentu, namun diterapkan untuk keseluruhan kerugian yang mungkin menimpa skema yang dikelola operator dalam suatu peristiwa atau rangkaian pristiwa. Dalam reasuransi syariall non proposional secara

exxes of loss, operator asuransi syarial1 menentukan nilai tertentu yang akan

ditallannya (retensi sendiri) dalam skema kemudian mengatur proteksi exxes

of loss dengan para operator reasuransi syariall untuk setiap jumlall klaim

yang melebihi nilai retensi sendiri tersebut.

Ada empat jenis reasuransi secara exxex of loss yang tersedia dipasar,

yaitufacultative exxes of loss, risk or working exxes of loss, catastroph exxes

(44)

34

a. Facultative Exxes Of Loss

Facultative exxes of loss adalah suatu reasuransi syariah yang hanya untuk sebuah risiko spesifik. Penggunaan untuk jenis reasuransi syariah ini tergantung dari perspepsi operator asuransi syariah terhadap risiko yang dikelolanya setelah melakukan analisis dan perlindungan risik yang didasarkan pada estimasi maksimum kerugian (estimate maximum loss

-EML). EML ini diperhitungkan sesuai dengaJ1 staJ1dar tertentu kemudian atas

dasar ini perlindungan reasuransi syariah secaJ·a facultative exxes of loss akan diatur. Perlindungan facultative exxes of loss dapat diperoleh untuk melindungi retensi sendiri pada exposure yang spesifik dari skema yang dikelola oleh operator asuransi syariah, atau dapat juga dibeli untuk pelindungan yaJ1g sifatnya lebih umum.

b. Risk Or Working Exxes Of Loss

kontrak risk or working exxes of loss disebut juga working exxes of

loss. kata working atau bekerja menunjukan bahwa operator reasuraJ1si syariah

sudah memperkirakan kerugian akan timbul dari kontrakjenis ini.

Tipe ini lazimnya dapat diatur atau ditetapkan atas dasar kesepakatan dua pihak dengan dua cara:

(45)

satu peristiwa tanpa memandang jumlah risiko yang mempemgamhi kerugia:il, yang melan1paui potongan (deductible)

atau U.N.R. yang telah ditetapkan oleh pemberi sesi (penanggung pertama).

2) Kedua, adalah mengatur agar pihak penanggung ulang membayar semua kerugian yang terjadi dalam satu peristiwa, tetapi dihitung satu persatu risiko menurut keadaan yang sebenamya, yang disebut

risk exxes of loss18•

c. Catastroph Exxes Of Loss

lain halnya dengan working X-loss cover, jaminan yang dijanjikan dalam catastrof exxse of loss adalah suatu risiko kerugian yang terjadi dalam suatu kejadian dan/atau serangkaian pristiwa yang masih ada kaitanya akibat bencana besar dengan jumlah jaminan tertentu setelah U.N.R. (Deductible)

dilampaui batas.

d. Stop Loss atau Aggregate Exxes Of Loss

kontrak reasuransi stof loss atau yang disebut juga exxes of loss ratio

adalah kontrak reasuransi non proposional yang memberikan suatu jaminan kepada pemberi sesi atas kerugian yang melebihi jumlah kerugian yang diperjanjikan untuk jenis kelas te1tentu. Seperti yang layaknya terjadi pada jenis kontrak-kontrak reasuransi lainya, tanggung jawab penanggung ulang juga terbatas pada suatu limit. Berbeda dengan tipe konu·ak reasuranst exxe:.•

18

(46)

36

of loss, limit tanggung jawab pemberi sesi dalam kontrak stop loss ini

dinyatakan dalam tingkat loss ratio selama satu takwim, misalnya 90%, dan demikian juga limit tanggung jawab dari pihak penanggung ulang, misalnya sebesar 30% loss ratio setelah limit pemberi sesi 90% dilampaui. Jadi, dalam ha! ini pihak penanggung ulang tidak akan menanggung atau bebas dari tanggung jawab membayar ganti kerugian sebelum limit loss ratio sebesar 90 % dilampaui 1".

Kontrak stop loss akan berguna untuk melindungi skema asuransi syariah setelah semua jenis reasuransi syariah habis terpakai. Kontrak tersebut merespon pada agregasi semua kerugian yang secara satu persatu risiko masih dalam retensi operator asuransi syariah, namun secara komulatif dalam suatu periode tertentu-biasanya satu tahun- melebihi rasio klaim tertentu. Stop loss

umumnya digw1akan untuk kelas properti, kendaraan dan kecelakaan. Stop

loss tidak selalu sesuai untuk bisnis tanggw1g jawab hukum atau casuality

karena menyangkut penyelesaian klaim yang rumit.20

Kontrak reasuransi aggregate X-loss pada prinsipnya memptmyai cara kerja pemberian jaminan seperti halnya yang diberikan oleh kontrak reasuransi stop loss ratio. Tetapi, limit jaminan kerugian yang ditanggung oleh penanggung ulang tidak dinyatakan dalam jumlah persentase loss ratio

19

Ibid., hal 97.

20

(47)

melainkan dinyatakan dalam sejunlah uang tunai, misalnya jenis reasuransi ini memberi jaminan sejumlah kerugian-kerugian tahunan (annual losses)

sebesar Rp2.000.000.000, yang melebihi/melampaui (in exxes of)

Rp3.000.000.000. dalam ha! ini, pemberi sesi wajib menanggung semua kerugian yang te1jadi selama tahun underwriting yang bersangkutan untuk kelas bisnis tertentu sampai dengan jumlah Rp3.000.000.000 dan penanggw1g ulang akan menanggung seluru11 kerugian-kerugian yang melebihi jumlah tersebut sampai dengan limit Rp2.000.000.00021• Aggregat of loss bekerja dalam cara yang menyerupai cara yang digunakan stop loss, tetapi batasan-batasanya dinyatakan dalan1 nilai nominal.

C. Metode Reasuransi Pool Dan Facultative Obligatory

a. Metode Reasuransi Pool

Seperti yang dijelaskan diatas, salah satu metode reasuransi yang ada adalah system pool. Maksud dan tujuan membentuk kerja pool sama secara lazimnya didasarkan atas berbagai sasaran yang dituju. Sasaran dan pembentukan kerja sama system pool yang paling penting adalah untuk mengatasi berbagai macam persoalan melalui kerjasama yang saling menguntungkan dan saling membantu antar sesama anggota pool dalam mewujudkan penyebaran risiko, diantaranya dengan melakukan pertukaran bisnis.

21

(48)

39

Dalam pelaksanaanya, pihak penanggung ulang akan membatasi pada risiko-risiko tertentu dengan persyaratan premi segera atau secepat mungkin dalam waktu yang telah ditetapkan, akan memberikan komisi reasuransi yang lebih rendah atau setaraf dengan komisi fakultatif biasa, serta tanpa pemberian

k 01111s1 euntungan . .. k 22

Dalam reasuransi syariah jenis fasilitas ini digunakan untuk suatu kelompok risiko atau sejumlah jenis cession individual fakultatif. Rincian

..

karakteristik risiko yang akan di-cessi-kan sudah dimasukan sebelunmya dan operator asuransi syariah memiliki pilihan untuk memberikan risiko pada fasilitas ini atau tidak. Elemen obligatory berada pada operator reasuransi syariah, yang hams menerima cession apabila pihak operator asuransi syariah memutuskan akan men-cessi-kan risiko yang sesuai dengan karekterisrik risiko yang sudah disampaikan sebelumnya. Treaty obligatory fakultatif menawarkan fleksibilitas pada operator asuransi syariah dan bahkan sering juga melengkapi fasilitas treaty otomatisnya23•

22

Ibid., 70.

23

(49)
[image:49.595.61.478.176.571.2]

Gambar2.2

Metode Penempatan Dan Bentuk-Bentuk Reasuransi

I

REAS URAN SI

I

l

l

l

l

TREATY

I

FACULTATIF

I

FACULTATIF

I

POOL

I

I

OBLIGATORY

'

l

PROPOSIONAL

I

I

NON PROPOSIONAL

QUOTA SHARE

I

EXXES OF LOSS

TREATY

FACULTATIF EXXES OF LOSS

SUPLUS TREATY

RISK OF WORKING

.

EXXES OF LOSS

CATASTROPHE EXXES OF LOSS

STOP LOSS/ AGGREGATE OF LOSS

Sumber: A.J. Marianto, Reasuransi, (Jakarta: Balai Aksara), 1997, Cet. I Data Diolah Sendiri.

4. Perbedaan Reasuransi Dengan Retakaful

(50)

·II

1. Konsep mendasar dan akad

Pada reasuransi konvensional, ko,ptrak antara kedua belah pihak dimana insurer memberlakukan diri sebagai pihak yang dijamin membayarkan premi asuransi kepada pihak perusahaan reasuransi. Te1jadi transfer risiko dari reasuransi kepada insurer.

Pada reasuransi syariah, manakala kurnpulan orang-orang setuju untuk: membantu satu sama lain, menjaminkan satu sama lain clan saling bekerja sama melalui donasi beberapa dana tabarru.Akad pada reasuransi konvensional adalah penjualan sedangkan pada reasuransi syariah adalah akad tabarru dan tijarah.

2. Riha dan kepemlikan dana

Pada reasuramsi konvensional mengandw1g riba karena melakuk:an pengelolaan keuangan pada sektor-sektor keuangan konvensional dan terdapat kebebasan untuk menggunakan serta menginvestasikan dana pada apapW1 yang disukai. Pada reasuransi syariah tidak mengandung riba dan perusahaan memilih hanya menginvestasikan dana pada instrW11en syariah.

3. Surnber pendanaan Wltuk membayarkan klaim

(51)

4. Investasi dan profit

Pada reasuransi konvensional, perusahaan bebas untuk menginvestasikan dana pada beberapa instrumen yang sesuai dengan regulasi dan profit hanya dibagikan pada perusahaan. Sedangkan, pada reasuransi syariah investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen yang halal berdasarkan syariah dan profit pada pendanaan tabaru dibagikan merata kepada perusahaan dan peserta.

5. Prinsip reasuransi

Pada reasuransi konvensional, reasuransi ditujukan untuk memproteksi stabilitas keuangan perusahaan dan pada reasuransi syariah, reasuransi digunakan untuk memproteksi pendanaan tabarm' dari kegagalan membayarkan klaim kepada peserta24.

Selain itu menumt Syakir Sulla, dua ha! yang membedakan antara reasuransi konvensional dan reasuransi syariah:

a) Mekanisme operasional pada reasuransi syariah hams menggw1akan system yang dibenarkan secara syarish, dimana hams lepas dari praktik gharar,

maisir, dan riba.

b) Dalam transaksi ke1ja samanya hams menggw1akan skim bagi hasil (mudharabah), sebagaimana wnW11llya dalam akad tijarah dalam . asuransi

24

Permata Wulandari,"Reasuransi Konvensiona/ Versus Reasuransi Syariah", Artikel

Diakses Pada 9 Januari 2008 dari http://www.vibiznews.com/Jnew/articles financial.php?id=42

(52)

43

syariah, atau akad yang lainnya yang dibenarkan syar'I seperti akad wakalah bi! ujrah25

E. Definisi Pialang Reasuransi

Kata Pialang Reasuransi terdiri atas dua padanan kata Pialang dan reasuransi. pialang yang dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan nama Broker, sedangkan dalam bahasa Indonesia selain kata pialang atau broker dikenal juga istilah lain yaitu "Makelar" yang artinya perantara dalam kegiatanjual beli26•

Pialang atau Broker mengandun,g banyak arti terutama dalam industri asuransi, dari segi hukum seorang Pialang adalah seorang penjual asuransi yang (1) beroperasi secara be bas untuk perusahaan asuransi j iwa dan asuransi kesehatan yang manapun dan (2) bertindak selaku agen bagi klien mereka, daTi pada agen perusahaan asuransi. A1ti yang pas dari istilah Pialang (broker) adalah seorang agen yang menjual produk -produk asuransi lebih dari satu perusalman asuransi27

Dalan1 kamus asuransi pialang adalah Seseorang yang menempatkan bisnis dengan lebih dari satu perusal1aan asuransi dan yang tidak mempunyai kontrak

25

Sula, Asuransi Syadah (life and general) konsep dan system operasiona/, h .. 276.

26

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka 2005), ha!. 870. Cet ·3.

27

Huggins Kenneth FLMI/M dan Robert D. Land. FIMI. ACS, Operasional Perusahaan

(53)

Reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusabaan asuransi32.

Menurut Drs. Safri Ayat, dalam kamus praktis asuransi, pialang reasuransi

adalah memberikanjasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi untuk kepentingan perusabaan asuransi.

Dalam definisi ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan pialang reasuransi itu melakukan kegiatan sebagai perantara penempatan reasuransi, penyelesaian ganti rugi reasuransi dan bertindak untuk kepentingan perusabaan asuransi.

Dari pengertian di atas, dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut :

- Pialang Reasuransi melakukan kegiatan administrasi dan pelaksanaan (hak dan kewajiban) dalam rangka transaksi yang berkaitan kontrak atau perjanjian reasuransi.

- Pialang Reasuransi merupakan kegiatan yang profesional dan mempunyai tanggung jawab tertentu.

Pialang reasuransi syariah tidak berbeda jauh dengan pengertian pialang reasuransi pada umunmya, hanya dalam pelaksanaanya pialang reasuransi syariab harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariab, yang bebas dari praktek Maghrib dan

32

Diakses dari situs Direktorat Asuransi tanggal 10/09/2007 dengan situs: http://kambing.vlsm.

(54)

46

[image:54.595.49.531.160.577.2]

sesmu pnns1p transparansi antara perusahaan pialang reasuransi syariah ceding company dan sebaliknya33

Gambar2.3

Skema Pialang Reasuransi

Reasuransi Dalam Negri

1

PERUSAHAAN ASURANSl

rERTANGGUNG セ@ DIRECT BROKER BROKER

(Pialang Asuransi)

-

(Ceding Company/ Pemberi sesi) REAS URAN SI

Reasuransi Luar

.

Negri

'

Sumber; Wawancara Pribadi dengan M. Dede Kumiadi, Junior Manager PT. Asiare Binajasa,

Jakarta, 11 Desember 2007.

Dalam dunia perasuransian " pialang " dapat melakukan kegiatan usaha sebagai pialang asuransi atau reasuransi. Hal tersebut tercantum dalam KEPRES No. 40 Tahun 1988 tanggal 26 Oktober 1988 dan SK Mentri Keuangan NO. 1249/Kep/MK.13/1989 yang menegaskan dan/ atau mengatur bahwa kegiatan usaha pialang asuransi menjadi lebih luas, yaitu diperkenankan pula melakukan kegiatan sebagai pialang reasuransi.

Namun dengan demikian, ketentuan yang mengatur dan menegaskan bahwa pialang asuransi juga dapat sekaligus bertindak sebagai pialang reasuransi tersebut

33

(55)

diatas tidak berlangsung lama, dengan dikeluarkannya Undang - Undang No. 2 Tahun 1992 tertanggal 11 Februari 1992 ten tang perasuransian kegiatan U saha Perasuransian serta peraturan pelaksnaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan R.I No. 226/KMK/. 017/1993 yang ditetapkan pada tanggal 26 Februari 1993 pialang asuransi tidak diperkenankan lagi bertindak selaku pialang reasuransi terpisah dengan sesuai aktifitasnya masing-masing34• Kesempatan ini adalah merupakan kesempatan atau peluang emas bagi perusaliaan pialang untuk mengembangkan kegiatannya yang dapat menjanjikan suatu harapan yang cerah.

Selain itu, untuk melindungi nasabah dari kejahatan maka pada tanggal 30 januari 2003 Menteri keuangan telah mengeluarkan keputusan Menteri keuangan (KMK) No. 45/KMK.06/2003 yang mengatur tentang keharusan untuk menerapkan Prinsip Mengenai Nasabah (PMC) atau yang biasa disebut dengan Know Your

Customer Principles (KYC) bagi lembaga keuangan Non Bank (LKNB), yang

bertujuan untuk menciptakan industri keuangan non bank yang sehat clan berstandar internasional serta terlindungi dari kemungkinan disala11gunakan untuk kejahatan keuangan, termasuk pencucian uang, baik yang dilakukan secara Iangsung oleh pelaku kejahatan35

34

Marianto, Reasuransi, h. 30.

(56)

48

F. Perbedaan Pialang Reasuransi Dengan Pialang Asuransi

Keberadaan pialang reasuransi dalam industri perasuransian adalah sama halnya dengan keberadaan pialang asuransi, Y aitu diantara para pihak yang dipertemukan dalam mengadakan pe1janjian reasuransi. Perbedaan yang ada dikedua pialang itu terletak pada pihak yang diwakilkannya, transaksi bisnis yang ditangani, serta bentuk dan tugas dan kewajibanya. Namun, dalam ha! yang menyangkut tugas-tugas pokok keduanya memiliki kesamaan nama.

Tugas-tugas pokok yang memiliki kesamaan dalam nama tetapi berbeda dalam pelaksaaanya adalah sebagai berikut:

I. Keduanya adalah lembaga perantara dan konsultan. Bentuk atau jenis konsultan yang diberikan berbeda. Disatu pihak, pialang asuransi melakukan penilaian dan pengkajian risiko untuk menyusun program asuransi bagi te1ianggung dalam perjanjian asuransi; sedangkan dilain pihak, pialang reasuransi menyusun dan/atau memberikan saran tentang program reasuransi kepada penanggung pertama dalam pe1janjian reasuransi. Dengan perkataan lain, pihak yang diwakili oleh kedua jenis pialang tersebut juga tidak sama.

(57)

seleksi terhadap penanggung ulang (reasuradur) yang akan digunakan berdasarkan berbagai macam faktor demi kepentinagan pihak penanggung pertama (ceding company).

3. Negosiasi. Keduanya memang melakukan negosiasi, tetapi terdapat perbedaan mengenai materi yang dirw1dingkannya dan juga kepada siapa mereka melakukan perundingan perjanjian, yang satu kepada perusahaan asuransi dan yang satw1ya lagi kepada perusahaan reasuransi.

4. Sekalipun kedua jenis pialang tersebut melakukan pengawasan kontrak, kontrak pe1janjian yang harus mereka teliti sangat jauh berbeda.

5. Administrasi. Dalam ha! ini, bentuk dan jenis ragam pekerjaan serta format dokumen yang harus dilaksankan pialang asuransi dan pialang reasmansi berbeda dalam banyak ha!. Administrasi bisnis reasmansi jenisnya lebih ban yak.

Satu-satunya yang mempw1yai kesamaan nanm dan pelaksanaannya adalah sifat kedudukan dari kedua jenis pialang yang harus objektif dan/atau tidak memihak manapun yang mengadakan transaksi30•

G. Kedudukan, Hak dan Kewajiban Pialang Reasuransi

Kedudukan pialang reasuransi dalarn perasuransian di Indonesia yaitu diantara para pihak yang dip

Gambar

GAMBARAN UMUM PT. ASIARE BINAJASA
Gambaran Umum Penelitian
Gambar2.1 Skema Reasuransi
Gambar2.2 Metode Penempatan Dan Bentuk-Bentuk Reasuransi
+5

Referensi

Dokumen terkait

2 Tahun 1992, yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada

Sedangkan metode reasuransi secara kontrak ( treaty ) adalah perjanjian antara pihak penanggung pertama dan para penaggung lain atau para penanggung ulang professional

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung ka- rena kerugian, kerusakan atau

“ Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima

Asuransi atau pertanggungan (UU No.2 thn 1992) adalah suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima