• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Struktur Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Oleh

BINSAR H. NAIBAHO 107032097/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

AND LEADERSHIP ON THE PERFORMANCE OF THE SUMATERA UTARA REGIONAL DISASTER

MANAGEMENT BOARD

THESIS

By

BINSAR H. NAIBAHO 107032097/IKM

MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Manajemen Kesehatan Bencana pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

BINSAR H. NAIBAHO 107032097 / IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(4)

DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA Nama Mahasiswa : Binsar H. Naibaho

Nomor Induk Mahasiswa : 107032097

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Manajemen Kesehatan Bencana

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Muslich Lufti, Drs, M.B.A) (Suherman, S.K.M, M.Si) Ketua Anggota

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)

(5)

Panitia Penguji Tesis

Ketua : Dr. Drs. Muslich Lufti, M.B.A Anggota : 1. Suherman, S.K.M, M.Si

(6)

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, September 2012

Binsar H. Naibaho

(7)

mempengaruhi kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara. Adapun kegunaan penelitian ini salah satunya memberikan masukan dan informasi pada Kantor BPBD Provinsi Sumatera Utara dalam peningkatan kinerjanya.

Metode penelitian digunakan metode explanatori, dan lokasi penelitian serta sampel adalah pada Kantor BPBD provinsi Sumatera Utara dengan membagikan 44 kuesioner kepada responden. Dalam menganalisa data hasil kuesioner digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS .

Secara parsial, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Namun, pada variabel bebas kepemimpinan (X2)

hubungan yang tidak signifikan terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Secara serempak, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi (X1) dan Kepemimpinan (X2)

terhadap kinerja BPBD (Y).

Rekapitulasi jawaban pertanyaan menunjukkan variabel struktur organisasi (X1) sebagian besar responden menyatakan baik, Kepemimpinan (X2) responden

menyatakan baik , dan kinerja BPBD (Y) responden menyatakan baik. Kesimpulan dari hasil analisa di atas, bahwa Kinerja organisasi BPBD provinsi Sumatera Utara cenderung baik.

(8)

The purpose of this study was to find out the factors influencing the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. One of the uses of this study is to provide input (advice) and information to the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board in an attemptto improve its performance.

The research location of this explanatory study is the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board and the samples were the employees of this office. The data for this study were obtained through the distribution of 44 questionaires of the respondents. The data obtained were analyzed through SPSS program.

The Result of this study showed that, partially, there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. But, there was an insignificant relationship between the independent variable of leadership (X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. Simultaneously, the result of this study showed that there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) and the independent variable of leadership(X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board (Y) .

The recapitulation the answers to the question showed that most of the respondents said that Structure organization (X1) was “good”, leadership (X2)was “good”, and the performance of Sumatera utara Regional Disaster Management Board (Y) was “good”. The conclution drawn from the analysis above is that the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board tends to be good.

(9)

melimpahkan berkat dan karuniaNya sehingga tesis dengan judul “Pengaruh

Struktur Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara” ini dapat

terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu, membimbing, mendukung dan memberi dorongan kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

5. Dr. Drs. Muslich Lufti, M.B.A selaku ketua Komisi Pembimbing yang penuh

perhatian, kesabaran, ketelitian dalam memberikan bimbingan dan arahan serta

(10)

perhatian, kesabaran, ketelitian dalam memberikan bimbingan dan arahan serta

meluangkan waktu sejak penyusunan proposal hingga selesai tesis ini.

7. Dr. Juanita, S.E, M.Kes selaku ketua Komisi Penguji yang telah memberikan

masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

8. dr. Heldy BZ, M.P.H selaku anggota Komisi Penguji yang telah memberikan

masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

9. Seluruh dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Minat studi Manajemen Kesehatan Bencana Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat

berarti selama penulis mengikuti pendidikan.

10. Nurdin Lubis, S.H, M.M, Sekretaris Daerah propinsi Sumatera Utara dan selaku

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara yang

membantu dan mendukung pendidikan hingga penelitian ini.

11. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera

Utara yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan seluruh staf

yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian ini.

12. Kakanda Andi Arief, S.H, Staf Khusus Presiden bidang Sosial dan Bencana di

Jakarta yang telah mendukung dan membantu selama pendidikan .

13. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada abang kami Dr. R.E.

(11)

14. Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas teristimewa kepada istri tercinta Rita

Helena dan anak-anak tersayang Sakti, Anggi, Lani yang senantiasa menghibur,

mendampingi serta memberikan dorongan yang sangat berarti selama mengikuti

pendidikan dan menyelesaikan tesis ini.

Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa memberikan balasan serta

karunia atas kebaikan dan bantuannya kepada penulis. Penulis menyadari bahwa tesis

ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan

masukan yang bersifat membangun dalam penulisan dan penerapan hasil penelitian

ini di masa mendatang. Akhirnya penulis berharap, kiranya tesis ini bermanfaat bagi

kita semua.

Medan, September 2012 Penulis

(12)

Penulis bernama Binsar Hamonangan Naibaho, lahir di Medan pada tanggal

18 Agustus 1970. Anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan ayahanda A.E.

Naibaho dan ibu (alm) E. Br. Tohang.

Menikah dengan Rita Helena dan memiliki tiga orang anak yaitu : Sakti

Sahatma Samudera Naibaho ( Kelas 12 SMA Methodist 2 Medan), Anggita Nathama

Endrina Naibaho ( Kelas 10 SMA Methodist 2 Medan), dan Mulani Artha

Christabella Naibaho ( Kelas 7 SMP Methodist 2 Medan).

Pendidikan formal dimulai dari SD RK Budi Luhur tahun 1982 di Medan,

SMPN XI 1985 di medan, SMAN 8 1988 di Medan, Pendidikan dokter di FK-USU

1996 di Medan dan Pendidikan Program Studi S2 di FKM-UI minat Hukum

(13)

ABSTRAK... i

ABSTRACT.... ii

KATA PENGANTAR.. ... iii

RIWAYAT HIDUP... ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... .. 1

1.2. Permasalahan ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Hipotesis ... 7

1.5. Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Kinerja ... 9

2.1.1.Penilaian Kinerja ... 12

2.2. Kepemimpinan ... 13

2.2.1.Pengertian Kepemimpinan... ... 13

2.2.2.Penilaian Kepemimpinan ... 15

2.3. Organisasi ... 17

2.3.1.Struktur Organisasi ... 19

2.4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah ... 20

2.4.1.Struktur Organisasi BPBD ... 22

2.4.2.Pengukuran Kinerja BPBD ... 29

2.5. Landasan Teori ... 31

2.6. Kerangka Konsep ... 33

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 33

3.1. Jenis Penelitian ... 33

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

3.3. Populasi dan Sampel ... 33

3.3.1. Populasi ... 33

3.3.2. Sampel ... 33

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 34

(14)

3.7. Metode Analisis Data ... 37

BAB 4 HASIL PENELITIAN... ... 38

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.... ... 39

4.1.1. Sumber daya Manusia... ... 40

4.2. Visi, Misi, Tujuan,Sasaran dan Strategi... 41

4.2.1. Visi... 41

4.2.2. Misi... 41

4.2.3. Tujuan... ... 41

4.2.4. Sasaran... 41

4.2.5. Strategi... 42

4.3. Gambaran Umum responden... ... 43

4.3.1. Pendidikan Terakhir.. ... 44

4.3.2. Umur Responden.... ... 44

4.3.3. Jenis Kelamin... ... 45

4.4. Struktur Organisasi.. ... 45

4.5. Kepemimpinan... ... 47

4.6. Kinerja BPBD... ... 49

4.7. Rekapitulasi Variabel ... 51

4.7.1. Rekapitulasi Variabel Struktur Organisasi. ... 51

4.7.2. Rekapitulasi Variabel Kepemimpinan... 52

4.7.3. Rekapitulasi Variabel Kinerja BPBD. ... 53

4.8. Uji Multivariat... 54

4.8.1. Uji Regresi... 54

4.8.2. Uji Asumsi Klasik. ... 56

4.8.3. Pengujian Hipotesis... ... 57

BAB 5 PEMBAHASAN. ... 60

5.1. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Kinerja Organi sasi BPBD Provinsi Sumatera Utara. ... 60

5.2. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara.. ... 62

5.3. Pengaruh Struktur Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara.. ... 64

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

6.1. Kesimpulan.. ... 66

6.2. Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA ... ... 69

(15)

1.1. BPBD Propinsi Terbaik 2012 ... 5

1.2. Hasil Penelitian ... 6

3.1. Jadwal Penelitian ... 35

3.2. Penilaian dalam Skala Likert ... 36

4.1 Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Pendidikan... 39

4.2 Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Golongan... 40

4.3. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Unit / Bidang Tugas. ... 40

4.4. Pendidikan Terakhir Responden.. ... 44

4.5. Umur Responden... 45

4.6. Jenis Kelamin Responden.. ... 45

4.7. Distribusi Frekwensi Struktur Organisasi.. ... 46

4.8. Distribusi Frekwensi Kepemimpinan... 48

4.9. Distribusi Frekwensi Kinerja BPBD.. ... 50

4.10. Uji Regresi... 54

4.11. Analisis Diskriminasi.. ... 55

(16)

No. Judul Halaman

1.1. Siklus Penanggulangan Bencana ... 6

2.1. Skema Variabel yang Memengaruhi Kinerja ... 10

2.2. Proses Kepemimpinan Jalur Tujuan ... 17

2.3.Tiga Dimensi Kepemimpinan ... 18

2.4. Struktur Organisasi BPBD Propinsi ... 33

(17)

1. KUESIONER PENELITIAN ... 73

2. Uji Validitas ... 77

3. Uji Realibilitas ... 81

4. Data Base Responden ... 83

5. Distribusi Frekwensi ... 85

6. Uji Asumsi Klasik Regresi ... 91

7. Uji Hipotesis Regresi Linier Berganda ... 93

8. Surat Izin Survei Pendahuluan

9. Surat Izin Penelitian

(18)

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara. Adapun kegunaan penelitian ini salah satunya memberikan masukan dan informasi pada Kantor BPBD Provinsi Sumatera Utara dalam peningkatan kinerjanya.

Metode penelitian digunakan metode explanatori, dan lokasi penelitian serta sampel adalah pada Kantor BPBD provinsi Sumatera Utara dengan membagikan 44 kuesioner kepada responden. Dalam menganalisa data hasil kuesioner digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS .

Secara parsial, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Namun, pada variabel bebas kepemimpinan (X2)

hubungan yang tidak signifikan terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Secara serempak, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi (X1) dan Kepemimpinan (X2)

terhadap kinerja BPBD (Y).

Rekapitulasi jawaban pertanyaan menunjukkan variabel struktur organisasi (X1) sebagian besar responden menyatakan baik, Kepemimpinan (X2) responden

menyatakan baik , dan kinerja BPBD (Y) responden menyatakan baik. Kesimpulan dari hasil analisa di atas, bahwa Kinerja organisasi BPBD provinsi Sumatera Utara cenderung baik.

(19)

performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. One of the uses of this study is to provide input (advice) and information to the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board in an attemptto improve its performance.

The research location of this explanatory study is the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board and the samples were the employees of this office. The data for this study were obtained through the distribution of 44 questionaires of the respondents. The data obtained were analyzed through SPSS program.

The Result of this study showed that, partially, there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. But, there was an insignificant relationship between the independent variable of leadership (X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. Simultaneously, the result of this study showed that there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) and the independent variable of leadership(X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board (Y) .

The recapitulation the answers to the question showed that most of the respondents said that Structure organization (X1) was “good”, leadership (X2)was “good”, and the performance of Sumatera utara Regional Disaster Management Board (Y) was “good”. The conclution drawn from the analysis above is that the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board tends to be good.

(20)

belakang

!" "

" # !" # $ % % $ "

# & ' ( "

% ! # "! ## ! #

# % # % ( $ # " "

" # %)* + $",- .&

/ ( %

0 # # 1 # 2 3 4 ,5 6 #

,--7 )8" - 9 :.; gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 (6,3 SR); gempa di Manokwari Papua pada Januari 2009 (7,2 & 7,6 SR); gempa di Sumatera Barat pada 30 september 2009 (7,6 SR). Bencana gunung meletus terjadi pada Gunung Berapi di Jawa Tengah/Yogyakarta 26 Oktober 2006, sedangkan bencana banjir di Langkat, Sumatera Utara pada September 2004, juga di Sulawesi pada 20 Juni 2006, di Jakarta 1 Februari 2007, Wasior Papua Barat pada 4 Oktober 2010. Adapun bencana tanah longsor terjadi di Palopo, Sulawesi Selatan pada 2009, dan di Bandung Jawa Barat pada 23 Februari 2010 ( Bakri ,2010)

(21)

< =>? @>@ A< @ BCD>@E F< G HI JI>KB@ J LME@ JN E =DJ@ O @ JM@> P CCDHI>@ EI F =Q@ BE@>@ F =>@>KKMQ @> K@> < => ?@ >@ AO @ J BCDQ@B F <G HI LD CRI> EI E =D J@ O @ JM@> L=Q@ BE@>@ F =>@>KKMQ @> K@>< =>? @> @AO @ J Q@ BF<GHIB@S ML@J =>T BCJ@ U

V@ Q@WL=DX@ Q@> @>>Y@B= W MHI@>NM> JMBW =>@ J@B==Z =BJIZ@>E =D J@W =>I>KB@ JB@> BI> =D X@Q =WS@ K@L =>@> KK MQ@>K@>S =>?@>@NE=X@ BJ @[M>;\\]HI S => J MB< @H @>^@ EI C>@ Q F =>@>KKMQ @> K@> < => ?@>@ A<^ F< G HI JI>KB@ J LM E@ JN E =H@> KB@> HI HI LDCRI > EI H@> B@S ML@J =>TBCJ@ HI S => J M B <@H @> F => @> KKMQ@> K@> <=>? @>@ V @=D@ [ A< F <V GU F =WS => JMB@> Q =WS@ K@J =DE =S MJ W =D ML@ B@>@ W@> @J _>H@>K`_>H@>K ab^ C U ;cJ@ [M> ;\\dJ=> J@>KF => @> KKMQ@ >K@>< =>?@> @ U

V@ Q@W<@S be _ _^CU ;cf@ [M> ;\\d Y@> K W =>K@ J MD J=> J@> K B =Q=WS@ K@@>N HI>Y@ J@ B@> S@ [g@ < ^ F< W =DML@ B@> Q=WS@K@ HI JI >KB@ J >@EIC>@ Q Y@>K S =D J@>KKM> K X@g @S H@ Q@ W L=>@> KKMQ @ >K@>S=>?@> @HIb>H C>=E I@ UhH@ LM>HIJI>KB@ JH@ =D@ [NS@H@> HI W@ BE MH HIE=S MJ H =>K@ > <F<VU< @H@> I>IJ=DH@ L@ J HIJI>KB@ J LD CRI> EIN H@> W@ EI >K` W@ EI> K H@ =D@ [ B@S ML@ J =>TBCJ@ U P =J => J M@> W=>K=> @I L=WS => J MB@>N Z M> KEI N J MK@EN E JD MBJMDCD K@>IE@EIH @>J@J@B=D X@Q =WS@ K@< ^ F<HI@ JMDH@ Q@ WF =D@ JMD@>FD =EI H =>^ C U ] f@[M> ;\\] J=> J@>K <@H @> ^ @EIC>@Q F => @>KKMQ@> K@> < =>? @>@N E =H@> KB@> B=J=> JM@>W=> K=> @I< F< VHI @J M DH => K@>L =D@J MD @>H@ =D@ [W@ EI>K `W@ EI > KU

(22)

jklmk nopqkr q kp qk stku tv w uxyx zwv { |pqkp z}~ pqkp z € ‚ƒ mkj~p ‚€ € „ mop mkp z …opkp zz~ykpzkp† op ‡kp kˆ

|tk‰k t opkpzz~ykpzkp nop ‡kpk s ol~t k ukp uozw kmkp ‰k pz m ol uk wm qop zkp Š~p zvw skpk‹osopv ot ol mwt ol op ‡kp kkp rtopzxlzk p wv kvwkp rt oy k uv kpk kprt op zopq ky wkp qkyk s ywp zu~t "Siklus Penanggulangan Bencana" (Œ Ž Ž ‘’ “ ”•‘“ ‘” –—–˜‘) seperti Gambar 1.1 (DepKes RI, 2006)

Gambar memperlihatkan bahwa kegiatan penanggulangan bencana dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap sebelum terjadi (pra-bencana), saat dan pasca-bencana. Kegiatan sebelum terjadi bencana meliputi pencegahan, mitigasi (pelunakan/penjinakan dampak), dan kesiapsiagaan. Pada saat bencana dilakukan kegiatan tanggap darurat sementara pada saat setelah terjadinya (pasca) bencana dilakukan kegiatan pemulihan dan rekonstruksi.

Berdasarkan UU Nomor 24 tahun 2007, Peraturan Kepala BNPB No. 3 /2008 dan Permendagri No. 48/2008 tentang BPBD, struktur organisasi badan tersebut dipimpin oleh kepala badan setingkat eselon I yang dijabat secara ex-officio oleh sekretaris daerah provinsi. Hal ini sangat berbeda dengan kepala badan atau kepala

(23)

š› œž Ÿœ   ž¡¢ ¡£¡¢ š› ¤›œ ¥¤ ¦§¨ ¦› œž› Ÿœ   © ª ¤œœŸ ¡ ž ¡¢¨ œ ««¬­ ¡¢ › œ ¥§ ¥¤ ¡§› ž¤› ¥ Ÿ œ   ¥ ® ž ¤ ¡§ ž ¡ª ¯¤ ° ¦š ±² ± ³ ¤ ¡§š ¦ ¤ ¯œž ¯§ ¦¡œ § ® ž¡ª  › ª   › œ ž¤§ ¯¥¤ ¯§ ¨§  œ›žž›  § ¤ ¡§© š› ¥ ¨¨§š›œž› ° ¥¨´ œš¨ š œ ¦¡œ ¡œš ¢›œ Ÿœ   ª›¥ š› ¤›œ ¥ ¤ ¦§¨ ¦› œž›š ¢´¦¡œœ   ¯ ¢œ œª ¡œµ œ¬

­¡¥ ¢› ¦¯œ ¨§  œ› ž ž› ± ² ±³ ž ´  š ¢´ ž¤§ ¯¥¤ ¯§ š œ ¤ ¯ ž ¦¨¥¨¥ š œ ¶¯œ ž›œ Ÿ° œ´¯œ š ¢´ ¦¡¢ ¥ ž œ œœŸ° ¥ ¡  › ¤ œ ± ² ±³ ¦ §¨ £›œž›·¦§¨ £› œž› š› «œš¨ œ ¡ž›  ¤ ¡§ ¢›®¤ ª œŸ¥ ¦¡§ª ¡šœ š¢´ ¦¡œµ¦›œ ®ž› ¢ ¥ ¡§© ¬ ² š  § ¦¤ ¥¨¨§š›œž› œž›¨ œ¢ ± ¸ ² ± š› ¹¥ §¤ º ¡ª§ ¯§› »¼½»° ±¸²± ´¡´ª ¡§› ¥ œ ¦¡œ ® §  œ ¤ž ¥› ›œ¡§© ±²±³ ¦§¨ £›œž› ž ¡·«œš¨ œ¡ž› ¬ ² ¡œ  œ¯  ¡§ ®œ ›œ› š›š ž §¥ œ ¦š  ¥ ¤¡  ¨§ › ° œ¤ §  ¢ ›œ¾ ¦§·ª ¡œµ œ° ¤ œ  ¦ š §¯§ ¤° ¦žµ ª ¡œµœ° ¢¨  ›ž¤ ›¥š œ¦¡§ ¢ ¤œ°¥¯œ¤ª›¢› ¤ ž°š œ¦¡§ ¡œµœ œ¿¥ ¡¯œ œ¿¥ ¡¢ ¡´ª   œ¬

Tabel 1.1 Menunjukkan BPBD Propinsi Terbaik 2012

No Kategori Juara I Juara II Juara III

À

²§– Bencana Sumatera Selatan NTT Jawa Barat 2 Tanggap darurat Sulawesi Utara Jawa Tengah Sumatera

Selatan 3 Pasca bencana Kalimantan Barat Jawa Tengah Jambi 4 Logistik/ Peralatan Jawa barat Sumatera

Selatan NTB

5 Akuntabilitas Jawa Timur Sumatera Barat Sulawesi Selatan 6

Perencanaan, Keuangan & Kelembagaan

Jambi Sulawesi Utara Kalimantan Barat (sumber : www.indonesia.go.id )

(24)

Âà ÄÅ ÄÆÇÈ ÆÉÊ Ë ÆÌÍ É ÂÅ Ìà Èà ÆÉÎ ÏÆÐÃ Ñ ÇÅÉÃ Ñ Æà ÆÉ ÈÃÉÅÒÓ Æ ÔÕ ÔÖ ×Í Ì ÆÄÅÒ Æ Ø ÄÆÒ Æ ÙÅÑÍ Ì Â ÆÇ ÆÄ ÂÃÈ ÆÄÆÈ ÆÉ ÙÍÒÍÈ Æ ÄÆÍ ÄàÆÈ ÙÆÃ È ÏÆÉ ÚÆ ÈÆÒÅ ÉÆ ÇÒ ÅÐÄÆÐ Ã ÉÚÆ ÙÅÑÍÌ ÌÅ ÉÂÆÇ ÆÄ ÇÅÒÃÉÛÈÆÄÄÅÒ Ù ÆÃÈ Ê

ÕÒÜÝà ÉÐ Ã ×Í Ì ÆÄÅÒÆ ØÄÆÒ Æ ÄÅÑ ÆÏ ÌÅ ÌÙÅ ÉÄÍÈ ÔÕ ÔÖ ÙÅ Ò ÆÐÆÒÈ ÆÉ ÕÅÒÆÄÍ Ò ÆÉ ÖÆÅÒÆÏ ÕÒÜÝÃÉÐà ×Í ÌÆÄÅ Ò Æ Ø Ä ÆÒÆ Ë Ü Ê Þ Ä ÆÏÍ É ß ààáÊ âÅ ÉÛà ÉÛ ÆÄ ÇÜ ÄÅÉÐ Ã ÙÅ ÉãÆÉ Æ Âà  ÆÅÒ ÆÏ Ã ÉÃÚÆ ÉÛãÍÈÍÇ ÙÅÐ ÆÒÎÈÅÙÅÒÆÂÆÆÉ ÔÕ Ô Ö ×Í ÌÆÄÅÒ ÆØ Ä ÆÒÆÄÅ ÉÄÍ ÉÚÆÂÃÏÆÒ ÆÇÈ Æ É Â ÆÇ ÆÄ ÌÅÉÓ ÆÂà ÌÜ ÄÜÒ ÇÅÉÛÛÅ ÒÆÈ Â ÆÑÆÌ Ì Å ÉÛÜÜÒ ÂÃÉÆÐ Ã ÈÆÉ ÇÅ É ÆÉÛÛÍÑ ÆÉÛ ÆÉ ÙÅ Éã ÆÉÆÎ ÙÆÃÈ Â ÆÑ ÆÌ Ä ÆÏÆÇ ÇÒ Æ ÙÅ Éã ÆÉ ÆÎ ÐÆÆÄ ÙÅ ÉãÆÉ ÆÎ Â ÆÉ Ç ÆÐ ã Æ ÙÅÉãÆÉÆÊ Õ ÅÉÆ ÉÛÛÍÑ ÆÉÛ ÆÉ ÙÅ ÉãÆÉ Æ Ð ÅÐ ÍÆà ÂÅ ÉÛÆÉ ÇÅ ÉÛÅÒ Äà ÆÉ ÚÆÉ Û ÄÅ Ò ÆÇ Æ Ä Â ÆÑ ÆÌ ØØ ËÜ Ê ßäå ßà àæ Æ ÆÑ ÆÏ Ð ÅÒÆÉÛÈ ÆÃÆÉ ÍÇ ÆÚÆ ÚÆ É Û ÌÅÑ ÃÇÍ Äà ÇÅ ÉÅÄ ÆÇÆÉ ÈÅ ÙÃÓÆÈ ÆÉ ÇÅ ÌÙÆÉÛÍ É ÆÉ ÚÆÉÛ ÙÅÒà Ðà ÈÜ ÄÃÌÙÍÑÉ ÚÆÙÅ ÉãÆÉÆÎÈ Å Ûà ÆÄ ÆÉÇÅ Éã Å ÛÆÏ ÆÉÙÅ Éã ÆÉÆÎ ÄÆÉÛÛ ÆÇ ÆÒÍ Ò ÆÄΠÆÉÒÅ Ï ÆÙÃÑ Ã Ä ÆÐÃÊ

×Åã ÆÒ Æ ÄÅÜÒà ÄÃÐ Î ÈÃÉÅÒÓ Æ Ü ÒÛÆÉà РÆÐ Ã Â ÆÇ ÆÄ ÂÃÇÅ ÉÛ ÆÒÍ Ïà ÜÑ Å Ï ÐÄÒÍÈ ÄÍÒ ÜÒÛ ÆÉà ÐÆÐ Ã Â ÆÉ ÓÍÛ Æ çÆÈ ÄÜÒ ÈÅÇÅ ÌÃÌÇà ÉÆÉÊ èÆÐ ÃÑéÏÆÐÃ Ñ ÇÅ ÉÅÑÃÄÃÆÉ ÌÅÉÍ ÉÓÍÈÈ ÆÉ ÙÆ Ïê Æ ÈÅÂÍÆ ç ÆÈ ÄÜÒ ÄÅ ÒÐÅ ÙÍ Ä ÌÅ ÒÍÇ ÆÈÆÉ çÆÈ ÄÜÒ ÚÆ ÉÛ ÌÅ ÌÙÅ Òà ÈÜ ÉÄÒÃÙÍÐ Ã ÄÅÒ ÏÆÂÆÇ Èà ÉÅÒ ÓÆÎ ÐÅÑ ÆÃ É ç ÆÈ ÄÜÒ éçÆÈ ÄÜÒÑ Æà ÉÉÚÆÊ

Tabel 1.2. Hasil Penelitian Struktur Organisasi, Kepemimpinan, dan Kinerja Organisasi

No Tahun Judul Kesimpulan

ë ßààÁ

ÕÅ ÉÛÆÒÍ Ï × ÄÒÍÈ ÄÍÒ ìÒÛ ÆÉÃÐÆÐÃ Î

ÔÍÂ ÆÚÆ ìÒÛ ÆÉÃÐÆÐ ÃÎ

íÅÇÅ ÌÃÌÇÃÉÆÉÎ îÑ Ã ÆÉÐà ×ÄÒ ÆÄÅÛÃÐ ïÅÒ ÏÆÂÆÇ ðÉÜÝÆÐ Ã ñ íÃÉÅÒÓ Æ ìÒ ÛÆÉÃÐÆÐà èÜ ÄÅÑ Ôà ÉÄ ÆÉÛ ïà ÛÆ Âà òÆê Æïà ÌÍÒó ×Í ÆÅÂÃÎßààÁô

(25)

Tabel 1.2. (lanjutanö ÷ ÷øø ù ú ûüýþ ÿ þþ ÿ ýþü þ ûÿ þþ ü ûÿþ ÿ ýþü þ þü û þ þü ûÿ þ þÿþþü úþ þ ûÿüþ ú ûü þüý ÿþþþ û ü÷ø ø ùö þ ûü ýþÿ þüý ýü þü þÿ þþ ÿ ýþü þ ûÿ þ þ üûÿþ ÿ ýþ üþ þüû þ þüûÿ þþÿþþü ÷øø ú ûüýþ ÿ þþ ÿýþü þ û û üþü þü ÿ ýþüþ ú û ûþ þÿ ûÿ þ þ ü ûÿþ ÿ ýþü þ úþ þ ÿûÿþ ü þ þüþ þÿ þ þü û þþ þü ûÿ ÿ ýþüÿ þÿû ÿ ú ÿö ûÿ þü ÷ øøö þ ûü ýþ ÿ þ þ ÿýþüþ û û üþü þü ÿýþü þ ûûþ þÿ ûÿ þ þ ü ûÿ þÿ ýþü þ ÷øø! ú ûüýþ ÿ ÿ ÿ ÿýþü þ

û û üþü " ûþ þü

# ûÿþ þ $ û þ ú ûþ þ üþü ú ûü ûÿ þ þü %þ þ þü þ úþ þ þü ÿ ú ûÿ þ þüþü þ þ ûü ûü þ úÿþ ûþüüý÷øø!ö þ ü ýþü þü ýüþü þü þ ÿþ þÿ þ û ûþ ÿ ÿ ÿ ýþü þ û û üþü þü ûþ þü ûÿ þ þ ûû þ ûþþ üþü û ÿ ÿ þþ þü ûÿ þþ þü þ ûÿ þ þü þ ÿþ ûÿ

þ ü ý ûþ ü& þ ûüû û ûþþÿ ÿ ýþü þ þüý ü þ

'ü ÷øøõö( ûþü û þ þü ýþ þ þ ûÿ ) þ ÿ þü *+,- Goal

Theoryö þ ü ý ûþü ýþü û ' ûÿ % û þ þ ÿ ûü ûÿ þü ü&

÷øø ùö ûüþ þ þü þ þ û ü ûü ÿü ý üûÿþ þüý û üýý ûü ýþü

&þÿþ û ûÿþü ûýþþü.ûý þ þü þü ý û ûüýþÿ ( û û üþü þü ý

ûÿþ û&þ ÿþ ü ûÿ þ ûü ýþþü ü ýþ ü ûÿ þ þü û þ þü þ þ þü þ ü ý üýý ûþ ý ûü ü ýþ þüü ûÿþ ÿ ýþüþ (

ûÿ þþÿ þü ûüûüþ þüý û þ þü þ þ þü üý ûÿ þü

(26)

0 1213 45 4 6 1278 9:; < 59:= 5 :9 >97824 <8< 4 ?82 =16 1040 6 428 2 5 19;8?86 =4219@8 A 8?8 2 B128 277:38 278 2A 12C8 28D8 1 98;B9>E 4 2< 4F:085198G5 898H

1.2. Permasalahan

I?86 :2 6 1908 <838;82 J8 2 7 ? 4< :< :2 ?8380 6 1213 45 482 424 8?83 8; 868=8; <5 9:=5 :9 >978 24<8 <4 ?82 =16 10 406 4 282 K19612789:; 519; 8?86 =4 21 9@8 A 8? 8 2 B128 277:38 278 2A 12C 82 8D 8 198;B9>E4 2< 4F:0 85198G5 898H

1.3. Tujuan Penelitian

L:@ :8 2 6 121345 48 2 4 24 8?8 3 8; :25 := 0 12782834< 4< 6 1278 9:; <5 9:=5 :9 >978 24< 8 < 4 ?8 2=161040 6 428 25 19; 8 ?86=4 219@ 8A 8?82B128 277:38 278 2A 12C828D8198;B 9>E4 2<4 F:085198G5 898H

1.4. Hipotesis

M46 >51<4 < 61213 45 48 2 8?838; 5 19?86 85 6 12789 :; F5 9:=5 :9 >978 24< 8 < 4 ?8 2 =16 1040 6 428 2 5 19;8?86 =4219@8 A8? 8 2 B128 277:3 8278 2 A 12C8 28 D 8 198; B 9>E42< 4 F:085198G5 898H

1.5. Manfaat Penelitian

N82O885? 8 946 12134548 24248 258 983 84 2P

(27)
(28)

Tl m noUAmpUSTAqA

rs rs qinerja

Kinerja adalah hasil pencapaian dari usaha yang telah dilakukan yang dapat

diukur dengan indikator-indikator tertentu (Fuad, 2004). Kinerja adalah penampilan

hasil karya personil, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi

(Ilyas, 2001). Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja

personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil yang memangku

jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan personil di

dalam organisasi.

Menurut Robbins (2006), kinerja merupakan fungsi interaksi antara

kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (t) dan kesempatan atau o

pportunity (u). Gibson,et.al (1994) mengatakan, kinerja merujuk kepada tingkat

keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang

diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Kinerja organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan

visi organisasi tersebut . Pendapat lain mengatakan bahwa kinerja organisasi adalah

untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawab

(29)

Kinerja merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu, baik yang terkait dengan inputv outputv outcov benefitv me maupun impact (Sobandi dkk,2006).

Hasil kerja yang dicapai oleh aparatur suatu instansi dalam menjalankan

tugasnya dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan inputv outputv o

utcome

v benefitv maupun impact dengan tanggung jawab dapat mempermudah arah

penataan organisasi pemerintahan. Adanya hasil kerja yang dicapai oleh aparatur

dengan penuh tanggung jawab akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan

efisien.

Organisasi pemerintahan menggunakan alat untuk mengukur suatu kinerja

birokrasi publik, indikator yang digunakan menurut Sobandi dan para ahli lainnya

dalam bukunya yang berjudul “Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan

Daerah” sebagai berikut:

1. Keluaran(Output)

2. Hasil

3. Kaitan Usaha dengan Pencapaian

4. Informasi Penjelas

Pertamav output adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu

kegiatan yang berupa fisik (sarana dan prasarana) atau pun non fisik (pelatihan).

Suatu kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik yang diharapkan oleh suatu

(30)

disini dapat dilihat dari dua sub indikator yaitu kualitas sumber daya aparatur yang

ada di BPBD Sumatera Utara.

Keduaw hasil adalah mengukur pencapaian atau hasil yang terjadi karena

pemberian layanan. Maka segala sesuatu kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan

oleh suatu organisasi atau instansi harus dapat memberikan efek langsung dari

kegiatan tersebut.

Ketigaw kaitan usaha dengan pencapaian adalah usaha yang dilakukan oleh

BPBD Sumatera Utara dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat bisa tercapai

sesuai kegiatan penanggulangan bencana di Sumatera Utara.

Keempat, informasi penjelas adalah suatu informasi yang harus disertakan

dalam pelaporan kinerja yang mencakup informasi kuantitatif dan naratif. Membantu

pengguna untuk memahami ukuran kinerja yang dilaporkan, menilai kinerja

organisasi BPBD, dan mengevaluasi signifikansi faktor yang akan mempengaruhi

kinerja yang dilaporkan.

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerja

organisasi sebagai berikut:

1. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk

mengahasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. semakin

berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja

organisasi tersebut.

(31)

3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan, dan

kebersihan.

4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam

organisasi yang bersangkutan.

5. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar

bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.

2. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi, imbalan,

promosi dan lainnya (Ruki, 2001).

xyzyzy {enilaian kinerja

Kinerja organisasi atau kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan

prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer/pengusaha.

Kinerja merupakan hasil yang dicapai dari perilaku anggota organisasi demikian

Gibson dalam Soedjono (2005)

Menurut para ahli (Robbins, 2006), penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh

berbagai pihak, yaitu:

1. Atasan langsung.

2. Rekan kerja.

3. Diri sendiri.

4. Bawahan langsungy

5. Penilaian 360 derajat.

Penilaian dan evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

(32)

tanggungjawab. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan stimulasi bagi para

pejabat instansi pemerintah untuk terus berusaha menyempurnakan praktik-praktik

penyelenggaraan pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip go od governance dan fungsi-fungsi manajemen yang berbasis kinerja secara taat azas dan

berkelanjutan.

Perbaikan governance dan sistem manajemen merupakan agenda penting

dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem

manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan

sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP

diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah.

Ini berarti instansi pemerintah seperti halnya BPBD Provinsi Sumatera Utara dapat

merencanakan sendiri, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya sendiri

serta melaporkannya sendiri kepada instansi yang lebih tinggi

(KepMenPAN&RB,2010).

|}|} ~epemimpinan

|}|}} €engertian~epemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok

untuk pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara formal seperti

tingkat manajerial pada suatu organisasi. Karena posisi manajemen terdiri atas

(33)

mengasumsikan suatu peran kepemimpinan sebagai akibat dari posisi yang ia pegang

pada organisasi tersebut (Robbins, 2006).

Bagaimana seorang pimpinan memimpin terutama akan dipengaruhi oleh hal

– hal sebagai berikut :

a. Gaya kepemimpinan : Kenyataan bahwa kepribadian atau pengalaman masa

lampau seorang pimpinan membantu membentuk gaya kepemimpinannya tidak

berarti bahwa gaya tersebut tidak dapat diubah. Pimpinan belajar bahwa gaya

tertentu memberikan hasil lebih baik bagi mereka dari pada gaya lainnya. Akan

tetapi, perlu diingat bahwa pimpinan yang mencoba memilih gaya yang sangat

tidak sesuai dengan kepribadian dasarnya mustahil menggunakan gaya tersebut

secara efektif

b. Karakteristik bawahan : Bawahan memainkan peranan penting dalam

mempengaruhi gaya kepemimpinan. Tanggapan bawahan terhadap kepemimpinan

menentukan seberapa jauh pimpinan yang bersangkutan akan efektif

Suatu organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya serta mampu

memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para manajernya

(pimpinannya). Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan

baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat mencapai sasarannya. Sebab itu

organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan

mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buahnya. Jadi, seorang kepala suatu

(34)

pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan

organisasi.

Dalam Siagian (2002), kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga

orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu

mungkin tidak disenangi.

Dalam memelihara komitmen organisasi, peran seorang pemimpin sangat

dibutuhkan dan kepemimpinan yang efektif menjadi syarat utama. Kepemimpinan

yang efektif dapat membantu organisasi untuk bertahan dalam situasi ketidakpastian

di masa datang (Katz dan Khan; Koh et al; Mowday et al, dalam Desianty, 2005).

Selain itu,Gibson et.al (1996) mengatakan bahwa kepemimpinan(leadership )

merupakan suatu usaha menggunakan pengaruh untuk memotivasi individu dalam

mencapai beberapa tujuan.

‚‚‚ ƒenilaian „epemimpinan

Dalam menjalankan tugas pemimpin memiliki tiga pola dasar gaya

kepemimpinan yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan

hubungan kerjasama, dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai.

Dalam Teori Jalur Tujuan (Path…oal Theory ) yang dikembangkan oleh

Robert House dalam Kreitner dan Kinicki (2005) menyatakan bahwa pemimpin

mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang

(35)

dengan usaha yang serius. Kepemimpinan yang berlaku secara universal

menghasilkan tingkat kinerja dan kepuasan bawahan yang tinggi. Teori ini juga

menggambarkan bagaimana persepsi harapan dipengaruhi oleh hubungan kontijensi

diantara gaya kepemimpinan dan berbagai sikap dan perilaku karyawan. Perilaku

pemimpin memberikan motivasi sampai tingkat (1) mengurangi halangan jalan yang

mengganggu pencapaian tujuan, (2) memberikan panduan dan dukungan yang

dibutuhkan oleh para karyawan, dan (3) mengaitkan penghargaan yang berarti

terhadap pencapaian tujuan.

Reddin dalam Sutarto (2001) seorang profesor dan konsultan dari Kanada

memperkenalkan tiga dimensi kepemimpinan. Dimana selain efektivitas, Reddin juga

melihat gaya kepemimpinan selalu dipulangkan pada dua hal mendasar, yakni Gambar †‡† ˆ‰oses Šepemimpinan ‹Œur Tujuan

Pemimpin mengidentifikasi kebutuhan pegawai

Penetapan tujuan yang tepat

Pemimpin mengaitkan imbalan dengan tujuan

Pemimpin membantu pegawai dengan memperjelas jalur pencapaian tujuan

Pegawai merasa puas dan termotivasi, dan mereka menerima pemimpin

Timbul prestasi yang efektif

(36)

hubungan pemimpin dengan tugas dan hubugan kerja. Model yang dibangunnya

adalah gaya kepemimpinan yang cocok dan yang mempunyai pengaruh terhadap

lingkungannya.

Dari gambar tersebut, kotak di tengah merupakan gaya dasar kepemimpinan

seoarang manajer, seterusnya bisa ditarik ke atas dan ke bawah, menjadi gaya yang

efektif dan tidak efektif.

Ž ‘rganisasi

Menurut Gibson (1996), Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan

masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara

perorangan. Tujuan dan sasaran organisasi dapat dicapai lebih efesien dan efektif

’eefektifan

Gaya Efektif

Pengemba ng

Ekesekutif

Birokrat Otokrat yg

baik hati

Gaya Dasar

Hubungan Terpadu

Terpisah Task

“rientasi hubungan

”rientasi Tugas Gaya Tidak Efektif

Misionari Kompro mi

Lari dari tugas

Otokratis

(37)

melalui tindakan-tindakan dan kelompok yang diselenggarakan dengan persetujuan

bersama.

Menurut Robbins (2006), dinyatakan bahwa organisasi adalah satuan sosial

yang terkordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi atas

dasar yang relatif kontiniu untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan

bersama.

Aspek struktur, budaya dan sumber-daya manusia merupakan karakteristik

yang selalu muncul bila peneliti mempelajari organisasi yang inovatif

(Robbins,2006). Apa yang dikatakan Robbins ternyata didukung oleh suatu tinjauan

menyeluruh atas persoalan inovasi yaitu struktur organik secara positif

mempengaruhi inovasi (Damanpour,1991). Struktur organik ini lebih rendah dalam

diferensiasi vertikal, formalisasi dan sentralisasi, organisasi organik mempermudah

fleksibilitas, penyesuaian dan interaksi silang yang membuat penerapan inovasi lebih

mudah. Dalam struktur organik juga mendorong terjadinya komunikasi antar unit

tinggi, misalnya saja ada komite, satuan tugas, tim silang - fungsional dan mekanisme

lain yang mempermudah interaksi melintasi garis-garis departemental (Monge, et

al:1992).

Keberhasilan organisasi pada umumnya diukur dengan konsep efektivitas.

Menurut Sutrisno (2011)— ada empat kelompok variabel yang berpengaruh terhadap

efektivitas organisasi ialah : Karakteristik organisasi, termasuk struktur dan tehnologi,

Karakteristik lingkungan, termasuk lingkungan intern dan lingkungan ekstern,

(38)

˜™š™›™ Struktur œrganisasi

Menurut Sule dan Saefullah (2006)Dalam proses pengorganisasian, manajer

mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang

telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja

organisasi tersebut disebut sebagai disain organisasi (organizational design). Bentuk

spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan Struktur Organisasi

(OrgažŸnizaructure).tional

Struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung

jawab yang berbeda-beda. Struktur ini mengandung unsur sosialisasi kerja,

standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan

(Handoko, 1999)™

Pendapat Stoner,et al dalam Sule & saefullah (2006), ada empat pilar

( ¡¢lding  £ocks) yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian.

Keempat pilar tersebut adalah (1) pembagian kerja (divisio¤ n of work) (2)

Pengelompokkan pekerjaan (¥epa¤rtementalization) (3) Penentuan relasi antar-bagian

dalam organisasi (Hiera¤rchy) serta (4) Penentuan mekanisme untuk

mengintegerasikan aktivitas antar-bagian dalam organisasi atau koordinasi

(Coordination) .

Robbins dalam Sutrisno (2011) mengemukakan bahwa teori organisasi

memberikan jawaban lain terhadap pertanyaan : Apa yang membuat organisasi efektif

? Jawabnya adalah struktur organisasi yang tepat. Dalam perspektif historis,

(39)

yaitu struktur organisasi birokratis dan sturktur organisasi fleksibel sebagai

pendekatan modern-kontemporer.

¦§¨§ Badan ©enanggulangan Bencana Daerah

Dalam Pasal 5 UU No. 24/2007 disebutkan pemerintah dan pemerintah daerah

menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pasal 8

UU no. 24 /2007 dijelaskan bahwa tanggung jawab pemerintah daerah dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi:

1. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana

sesuai dengan standar pelayanan minimum.

2. Pelindungan masyarakat dari dampak bencana.

3. Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan

program pembangunan, dan

4. pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan belanja

daerah yang memadai.

Dalam Peraturan Mendagri No. 46 tahun 2008, dijelaskan tentang struktur,

kedudukan, tugas dan fungsi BPBD propinsi.

1. BPBD provinsi mempunyai tugas:

a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat,

rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;

(40)

bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;

c. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;

d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah

setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat

bencana;

f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah; dan

h. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. BPBD provinsi mempunyai fungsi:

a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien; dan

b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu dan menyeluruh.

ª«¬«­« Struktur B®BD

Untuk menyelenggarakan penanggulangan bencana di propinsi , pemerintah

daerah membentuk badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) . Dalam

membentuk BPBD, pemerintah provinsi berkoordinasi dengan BNPB.

Dalam Peraturan Kepala BNPB No. 3 tahun 2008 dan KepMendagri No. 48

tahun 2008 dan diimplementasikan dalam Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara

(41)

propinsi memliki keunikan sendiri dibanding instansi yang terbentuk berdasarkan

Perda Sumut No 6 tahun 2009 tersebut yang terdiri dari : kepala BPBD yang dijabat

secara rangkap (ex-officio) oleh sekretaris daerah (pejabat eselon I) dan memiliki

perangkat 2 buah yaitu unsur pengarah dan unsur pelaksana penanggulangan

bencana. Kepala BPBD propinsi bertanggungjawab langsung kepada gubernur.

1. Tugas dan fungsi unsur pengarah

i.Unsur pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada

kepala BPBD dalam penanggulangan bencana.

ii.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud butir i, unsur pengarah

menyelenggarakan fungsi :

1. perumusan kebijakan penanggulangan bencana daerah.

2. Pemantauan.

3. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

2. Unsur pelaksana penanggulangan bencana

Unsur pelaksana penanggulangan bencana yang selanjutnya disebut dengan

unsur pelaksana berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala BPBD. Unsur

pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana yang meliputi

prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana secara terintegrasi.

a. Unsur pelaksana dipimpin oleh seorang kepala pelaksana (eselon II) yang

membantu kepala BPBD dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi unsur

pelaksana dan menjalankan tugas kepala BPBD sehari-hari.

(42)

1. Kepala pelaksana

2. Sekretariat unsur pelaksana

3. Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan

4. Bidang kedaruratan dan logistik, dan

5. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi.

c. Tugas dan fungsi masing-masing unit di lingkungan unsur pelaksana BPBD

sebagai berikut:

1. Sekretariat unsur pelaksana dipimpin oleh kepala sekretariat yang berada

dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala pelaksana.

a. Kepala sekretariat mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam

mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap

program, administrasi dan sumberdaya serta kerjasama.

b. Dalam melaksanakan tugas kepala sekretariat mempunyai fungsi

membantu kepala pelaksana dalam:

I. Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi program perencanaan, dan

perumusan kebijakan di lingkungan BPBD

II. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan

peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, peningkatan

kapasitas sumberdaya manusia, keuangan, perlengkapan, dan rumah

tangga.

(43)

IV. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah penanggulangan

bencana.

V. pengumpulan data dan informasi kebencanaan di wilayahnya, dan

VI. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana.

2. Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan dipimpin oleh kepala bidang berada di

bawah dan bertanggungjawab kepala pelaksana.

a. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu kepala

pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di

bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat.

b. Dalam melaksanakan tugas bidang pencegahan dan kesiapsiagaan

mempunyai fungsi membantu kepala pelaksana dalam:

i. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat.

ii. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan,

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat.

iii. pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di

bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat, dan

iv. Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

(44)

prabencana serta pemberdayaan masyarakat.

3. Bidang kedaruratan dan logistik dipimpin oleh kepala bidang yang berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada kepala pelaksana.

a. Bidang kedaruratan dan logistik mempunyai tugas membantu kepala

pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik.

b. Dalam menjalankan tugas bidang kedaruratan dan logistik mempunyai fungsi

membantu kepala pelaksana dalam:

i.Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

ii.Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan

logistik.

iii.Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat.

iv.Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat

tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik, dan

v.Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan

di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan

pengungsi dan dukungan logistik.

4. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi dipimpin oleh kepala bidang yang berada di

(45)

a. bidang rehabiliasi dan rekonstruksi mempunyai tugas membantu kepala

pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana.

b. dalam melaksanakan tugas bidang rehabilitasi dan rekonstruksi mempunyai

fungsi membantu kepala pelaksana dalam:

i.Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.

ii.Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada pascabencana.

iii.Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

pasca-bencana, dan

iv.Pemantauan, evaluasi dan anlisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di

bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.

Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, BPBD mempunyai fungsi

koordinasi, komando dan pelaksana, yaitu :

A. Koordinasi

1. Koordinasi BPBD dengan instansi atau lembaga dinas/badan secara horisontal

pada tahap pra-bencana, saat tanggap darurat dan pasca-bencana, dilakukan

dalam bentuk penyusunan kebijakan dan strategi penanggulangan bencana;

penyusunan perencanaan penanggulangan bencana; penentuan standar

kebutuhan minimun; pembuatan prosedur tanggap darurat bencana;

pengurangan resiko bencana; pembuatan peta rawan bencana; penyusunan

(46)

penanggulangan bencana;dan pendidikan dan pelatihan, penyelenggaraan

gladi/simulasi penanggulangan bencana.

2. Koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana dapat dilakukan

melalui kerjasama dengan lembaga/organisasi dan pihak-pihak lain yang

terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Kerjasama yang melibatkan peran serta negara lain, lembaga internasional dan

lembaga asing nonpemerintah dilakukan melalui koordinasi BNPB sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

B. Komando

1. Dalam hal status keadaan darurat bencana, gubernur menunjuk seorang

komandan penanganan darurat bencana atas usulan kepala BPBD.

2. Komandan penanganan darurat bencana sebagaimana butir 1 mengendalikan

kegiatan operasional penanggulangan bencana dan bertanggung-jawab kepada

kepala daerah.

3. Komandan penanganan darurat bencana memiliki kewenangan komando

memerintahkan instansi/lembaga terkait meliputi: pengerahan sumber daya

manusia; pengerahan peralatan; pengerahan logistik; dan penyelamatan;

4. Komandan penanganan darurat bencana berwenang mengaktifkan dan

meningkatkan pusat pengendalian operasi menjadi pos komando.

C. Pengendalian

(47)

1. Penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur menjadi

sumber ancaman bahaya bencana.

2. Penguasaan dan pengelolaan sumberdaya alam yang berpotensi yang secara

tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana.

3. Pengurasan sumberdaya alam yang melebihi daya dukungnya yang

menyebabkan ancaman timbulnya bencana.

4. Perencanaan dan penegakan rencana tata ruang wilayah dalam kaitan

penanggulangan bencana.

5. Kegiatan penanggulangan bencana yang dilakukan oleh lembaga/organisasi

pemerintah dan non-pemerintah.

6. Penetapan kebijakan pembangunan yang berpotensi menimbulkan bencana.

7. Pengumpulan dan penyaluran bantuan berupa uang dan/atau barang serta jasa

lain (misalnya relawan) yang diperuntukan untuk penanggulangan bencana

diwilayahnya, termasuk pemberian ijin pengumpulan sumbangan di

wilayahnya.

¯°±°¯° ²engukuran ³inerja dalam B²BD

Pengukuran kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan

menggunakan metode pembandingan antara Rencana Kinerja(Performance Plan)

yang diinginkan dengan Realisasi Kinerja( Performance resulut) yang dicapai.

Pengukuran kinerja tersebut difokuskan kepada pencapaian sasaran strategis

(48)

Utara dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 48 tahun 2011, bahwa sasaran

strategis utama BPBD adalah terdiri dari :

1) ´enurunkan Ancaman Bencanaµdengan indikator kinerja, yaitu :

a) Persentase tingkat kordinasi dengan instansi terkait.

b) Frekwensi pelatihan tehnis tentang antisipasi dini terhadap bencana.

c) Persentase tingkat pelayanan informasi bencana kepada masyarakat.

d) Frekwensi pelaksanaan survey dalam rangka pendataan terhadap daerah

rawan bencana.

2) ´enurunkan Angka erentanan · ¸esiko Bencana, dengan indikator kinerja

yaitu :

a) Persentase tingkat pelayanan pasca bencana .

b) Jumlah jenis bantuan kepada korban bencana.

c) Frekwensi pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan tentang kebencanaan

kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.

d) Frekwensi pembinaan dan pembekalan terhadap Tim Reaksi Cepat (TRC)

Penanggulangan Bencana.

3) ´eningkatkan apasitas ´asyarakat dan Sumber Daya Aparatur dalam

¹enanggulangan Bencana, dengan indikator kinerja yaitu :

a) Frekwensi pelaksanaan rapat/pertemuan dalam rangka penanggulangan

bencana.

b) Persentase kwalitas SDM aparatur yang memiliki keahlian teknis dibidang

(49)

c) Jumlah kebijakan tehnis dibidang penanggulangan bencana.

Indikator kinerja yang disusun dan dilaksanakan ini didasarkan pada Sistem

manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan

sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), dimana Sistem

AKIP diimplementasikan secara “self assesment” (KepMenPAN&RB,2010)

(50)

ÌÍÎÍ Ïandasan Teori

Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang dijabarkan, variabel

yang dikemukakan adalah kinerja, kepemimpinan dan struktur organisasi BPBD.

Kinerja dilandaskan pada pencapaian sasaran strategis sesuai dengan

penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) BPBD Provinsi Sumatera Utara dalam

Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 48 tahun 2011, dan pada pembahasan

penelitian ini ditekankan pada variabel kepemimpinan dan struktur organisasi.

Dalam Teori Jalur Tujuan (PathÐoal Theory ) yang dikembangkan oleh

Robert House dalam Kreitner dan Kinicki (2005) menyatakan bahwa pemimpin

mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang

mempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa hasil yang berharga bisa dicapai

dengan usaha yang serius. Teori ini juga menggambarkan bagaimana persepsi

harapan dipengaruhi oleh hubungan kontijensi diantara empat gaya kepemimpinan

dan berbagai sikap dan perilaku karyawan. Perilaku pemimpin memberikan motivasi

sampai tingkat (1) mengurangi halangan jalan yang mengganggu pencapaian tujuan,

(2) memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh para karyawan, dan (3)

mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap pencapaian tujuan.

Pendapat Stoner,et al dalam Sule dan Saefullah (2006), disebutkan ada empat

pilar (ÑÒÓlding Ñ Ôocks) yang menjadi dasar untuk melakukan proses

pengorganisasian. Keempat pilar tersebut adalah pembagian kerja (divisioÕ n of work)

(51)

dalam organisasi (hieraÖrchy) serta penentuan mekanisme untuk mengintegerasikan

aktivitas antar-bagian dalam organisasi atau koordinasi(c oordination) .

×ØÙØ Úerangka Úonsep

Berkaitan dengan pentingnya kepemimpinan , struktur organisasi, terhadap

kinerja organisasi, sebagaimana telah diketahui , maka dikembangkanlah kerangka

konsep dalam gambar berikut ini :

Gambar ×Ø ÛØ Úerangka ÚonsepÜÝnelitian

Struktur Þrganisasi

Úepemimpinan

(52)

âã ä åæã çã èã é êä êà è

áëìë íîï ð ñçîï îòð óð ôï

Jenis penelitian ini adalah survei eksplanatori yang bertujuan untuk

menjelaskan hubungan kausal antara variabel struktur organisasi dan kepeminpinan

terhadap kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara..

Menurut Singarimbun dan Sofian (1989), penelitian eksplanatori adalah penelitian

yang bermaksud menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

pengujian hipotesis.

áëõë éö÷ô ñðøôïùô÷óúçîï îòð óð ôï

Penelitian berlangsung di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Sumatera Utara di Jl. Jend. Gatot Subroto Km 9 Kampung Lalang, Medan.

Proses penelitian dilaksanakan sejak Februari 2012 sampai dengan Juli 2012.

Yang dapat dirincikan dalam lampiran tabel. 3.1

áë áë çöûúò ô ñðøôïü ôýû îò áë áëìë

çöûúò ô ñð

Populasi adalah seluruh karyawan selain dari pada unsur pimpinan yang

terdapat di Kantor BPBD Propinsi Sumatera Utara berjumlah 54 orang.

áë áëõë ü ôýû îò

(53)

1. Data primer, dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada

responden dengan menggunakan kuesioner. Untuk mengukur kinerja

BPBD , dilakukan self-assesment oleh karyawan BPBD sendiri.

2. Data sekunder, diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis dari kantor

BPBD Provinsi Sumatera Utara.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Singarimbun (1987) menyatakan bahwa alat ukur dikatakan sahih

apabila Alat ukur tersebut dapat mengukur konsep yang sebenarnya ingin

diukur. Apabila peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk

pengumpul data, maka kuesioner tersebut harus dapat mengukur konsep

yang hendak diukur. Untuk menguji keterandalan instrumen, dilakukan

uji ketepatan (validitas) dan uji ketelitian (reliabilitas).

a. Uji validitas yang digunakan adalah dengan melakukan korelasi

bivariat antara masing-masing skor indikator variabel dengan total

skor variabel. Suatu indikator pertanyaan dikatakan v d (sah)

apabila korelasi antara masing-masing indikator menunjukkan hasil

yang signifikan. Digunakan tehnik korelasi eo dengan taraf

signifikan 0,05.

Dari hasil Uji validitas (lampiran 2: Uji Validitas) ternyata 23 item

pertanyaan nilai signifikansi lebih besar dari nilai tabel korelasi

(54)

b. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS dengan uji statistik

!o"#$%h’& $' ()$ . Dimana dikatakan !el*$#'e (diandalkan) jika

memiliki nilai !o"#$%h’&$' ()$ > 0,6 (Priyatno,2011).

Dari hasil uji reliabilitas ( lampiran 3: Uji Relliabilitas) tersebut

terhadap 23 item pertanyaan, ternyata semuanya lebih besar dari 0,6.

Dengan demikian maka semua item pertanyaan sebagai alat ukut

dikatakan reliabel/handal.

+,-, ./01 /2 345/6738 16191:; 30/91<6/4

Adapun definisi operasional variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1. Kinerja BPBD : Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah

kinerja BPBD . Adapun definisi operasional dari kinerja BPBD adalah hasil kerja

kantor atau organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera

Utara yang telah ditetapkan berdasarkan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Pengukuran kinerja BPBD digunakan 11 indikator pertanyaan

2. Struktur organisasi : adalah struktur orgnisasi BPBD yang dibentuk di provinsi

Sumatera Utara. Dilakukan pengukuran dengan 6 indikator pertanyaan.

3. Kepemimpinan : yang diukur adalah tata kerja kepemimpinan yang diharapkan

diperhatikan oleh seluruh karyawan dalam pencapaian tujuan ataupun Kinerja

BPBD. Pengukuran variabel kepemimpinan dilakukan dengan menjawab 6

(55)

=>?> @ABCDAEA F GH I H JKF

Dalam Tabel 3.2 diuraikan cara mengukur masing- masing variabel,

termasuk hasil ukur dan skala ukurnya, yakni skala ukur ordinal. Masing-masing

pertanyaan yang diberikan diberi skor dalam Skala Likert untuk rentang jawaban :

L KM AN=> O>EA FPNKP KFD KN KQR I KNKS P IAJ B

T C UKVKMKF R I CJ

1 Sangat Baik 5

2 Baik 4

3 Cukup 3

4 Kurang 2

5 Sangat Kurang 1

Hasil pengukuran selanjutnya adalah menentukan skor dan persentase

masing-masing variabel dengan rumus :

Skor = Frekwensi jawaban total (f) x Nilai Skor

Persentase =

Untuk menentukan kriteria dari rekapitulasi jawaban total pertanyaan dari setiap

variabel, digunakan asumsi bahwa :

0 - 25,0 % = kriteria sangat buruk

25,1 – 50,0 % = kriteria buruk

50,1 - 75,0 % = kriteria sedang

75,1 – 100,0 % = kriteria baik Skor Variabel

(56)

WXYX Z[\]^[_ ` ab cd cdea \a

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda pada α =

0,05 bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas kepada Variabel terikat

yakni Kinerja organisasi BPBD.

Metode analisis data selanjutnya dalam penelitian ini mencakup :

a. Analisis univariat, yaitu analisis variabel independen dalam bentuk distribusi

frekuensi dan dihitung persentasenya.

b. Analisis bivariat, yaitu analisis hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen secara parsial untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat . Dalam analisis ini digunakan jenis uji yang sesuai.

c. Analisis multivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisis variabel

independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji

regresi linier berganda pada taraf kepercayaan 95%.

d. Dalam analisis uji regresi, juga dilakukan uji-uji asumsi klasik dalam melihat

(57)

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 tahun 2009

tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Sumatera Utara, yang

mengatur tentang tugas dan fungsi beserta struktur organisasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara, struktur organisasi BPBD

Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh kepala yang dijabat dengan status ex-officio

oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara dengan membawahi unsur pengarah

dan unsur pelaksana.

Untuk unsur pelaksana dipimpin oleh kepala dengan jabatan setingkat eselon

II dan membawahi 3 (tiga) kepala bidang dan satu sekretaris beserta perangkat

organisasi lainnya. Namun untuk unsur pengarah sampai saat ini belum ditunjuk.

Didalam pelaksanaan kegiatan organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara,

saat ini kepemimpinan masih bersifar sementara, karena kepala BPBD yang lama

sudah purnabakti namun pengganti defenitif belum ditetapkan.

Tugas dan fungsi organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai

berikut :

1. Tugas

Membantu dan memberikan dukungan teknis administrasi dan operasional di

(58)

restrukturisasi, penanggulangan serta hubungan antar lembaga.

2. Fungsi

a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efesien

b. Pengkordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu dan menyeluruh.

c. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah.

d. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan provinsi, sesuai

dengan tugas dan fungsinya

Untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, BPBD Provinsi Sumatera

Utara Gedung berkantor di Jl. Jen. Gatot Subroto KM 9 No. 8 Kampung Lalang

Sunggal Medan, yang memiliki luas tanah ± 2 ha dan Luas bangunan ± 2000 m²

dengan status kantor pinjaman eks Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

4.1.1. Sumber Daya Manusia

Jumlah Karyawan BPBD Sumatera Utara 58 orang yang terdiri dari :

Tabel 4.1. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Pendidikan

No Uraian Jumlah

1 s/d SLTA 17

2 D 3 4

3 S 1 32

4 S 2 / S 3 5

(59)

Tabel 4.2. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Golongan

No Uraian Jumlah

1 Golongan I 0

2 Golongan II 15

3 Golongan III 38

4 Golongan IV 5

T o t a l 58

Tabel 4.3. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Unit / Bidang Tugas

No Uraian Jumlah

1 Sekretariat 14

2 Pra Bencana dan Kesiapsiagaan 15

3 Tanggap darurat dan Logistik 17

4 Rekonstruksi dan rehabilitasi 12

T o t a l 58

4.2. Visi, Misi, Tujuan,Sasaran dan Strategi

4.2.1. Visi

Visi adalah pandangan ideal yang menggambarkan arah dan apa yang ingin

dilaksanakan. Oleh karena itu

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: (1) pengaruh secara parsial kualitas produk terhadap minat beli produk kosmetik online pada mahasiswa Jurusan

Pelaksanaan grouting yang disarankan adalah dilakukan di tiga area longsor dengan dimensi 20 meter, dengan jarak antar titik grouting adalah 3 meter. Sehingga

a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan peserta Praktek Kerja Pengabdian Masyarakat yang menjadi bimbingannya. Melakukan observasi atau survey desa sasaran yang telah

Rasio keuangan atau financial ratio sangat penting untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada

Pada kemampuan penalaran, peserta didik masih sulit untuk benalar atau berpikir dengan baik dan sulit memahami konsep dasar dari apa yang dijelaskan oleh

Karena luasnya wilayah kekuasaan Islam sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, pada masa bani Umayah sejak khalifah Mu’awiyah telah dibentuk suatu badan atau lembaga yang pada

(ROE) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan, Return on Assets (ROA) yaitu rasio yang menunjukkan

Andik Wahyu Muqoyyidin, Dialektika Islam dan Budaya Lokal dalam Bidang Sosial Sebagai Salah Satu Wajah Islam Jawa, el Harakah, Vol.. Selain diterima Islam sebagai bagian dari