TESIS
Oleh
BINSAR H. NAIBAHO 107032097/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
AND LEADERSHIP ON THE PERFORMANCE OF THE SUMATERA UTARA REGIONAL DISASTER
MANAGEMENT BOARD
THESIS
By
BINSAR H. NAIBAHO 107032097/IKM
MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Manajemen Kesehatan Bencana pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
BINSAR H. NAIBAHO 107032097 / IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA Nama Mahasiswa : Binsar H. Naibaho
Nomor Induk Mahasiswa : 107032097
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Manajemen Kesehatan Bencana
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Muslich Lufti, Drs, M.B.A) (Suherman, S.K.M, M.Si) Ketua Anggota
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
Panitia Penguji Tesis
Ketua : Dr. Drs. Muslich Lufti, M.B.A Anggota : 1. Suherman, S.K.M, M.Si
PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA
TESIS
Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, September 2012
Binsar H. Naibaho
mempengaruhi kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara. Adapun kegunaan penelitian ini salah satunya memberikan masukan dan informasi pada Kantor BPBD Provinsi Sumatera Utara dalam peningkatan kinerjanya.
Metode penelitian digunakan metode explanatori, dan lokasi penelitian serta sampel adalah pada Kantor BPBD provinsi Sumatera Utara dengan membagikan 44 kuesioner kepada responden. Dalam menganalisa data hasil kuesioner digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS .
Secara parsial, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Namun, pada variabel bebas kepemimpinan (X2)
hubungan yang tidak signifikan terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Secara serempak, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi (X1) dan Kepemimpinan (X2)
terhadap kinerja BPBD (Y).
Rekapitulasi jawaban pertanyaan menunjukkan variabel struktur organisasi (X1) sebagian besar responden menyatakan baik, Kepemimpinan (X2) responden
menyatakan baik , dan kinerja BPBD (Y) responden menyatakan baik. Kesimpulan dari hasil analisa di atas, bahwa Kinerja organisasi BPBD provinsi Sumatera Utara cenderung baik.
The purpose of this study was to find out the factors influencing the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. One of the uses of this study is to provide input (advice) and information to the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board in an attemptto improve its performance.
The research location of this explanatory study is the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board and the samples were the employees of this office. The data for this study were obtained through the distribution of 44 questionaires of the respondents. The data obtained were analyzed through SPSS program.
The Result of this study showed that, partially, there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. But, there was an insignificant relationship between the independent variable of leadership (X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. Simultaneously, the result of this study showed that there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) and the independent variable of leadership(X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board (Y) .
The recapitulation the answers to the question showed that most of the respondents said that Structure organization (X1) was “good”, leadership (X2)was “good”, and the performance of Sumatera utara Regional Disaster Management Board (Y) was “good”. The conclution drawn from the analysis above is that the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board tends to be good.
melimpahkan berkat dan karuniaNya sehingga tesis dengan judul “Pengaruh
Struktur Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara” ini dapat
terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, membimbing, mendukung dan memberi dorongan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, kepada :
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
5. Dr. Drs. Muslich Lufti, M.B.A selaku ketua Komisi Pembimbing yang penuh
perhatian, kesabaran, ketelitian dalam memberikan bimbingan dan arahan serta
perhatian, kesabaran, ketelitian dalam memberikan bimbingan dan arahan serta
meluangkan waktu sejak penyusunan proposal hingga selesai tesis ini.
7. Dr. Juanita, S.E, M.Kes selaku ketua Komisi Penguji yang telah memberikan
masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
8. dr. Heldy BZ, M.P.H selaku anggota Komisi Penguji yang telah memberikan
masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
9. Seluruh dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Minat studi Manajemen Kesehatan Bencana Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat
berarti selama penulis mengikuti pendidikan.
10. Nurdin Lubis, S.H, M.M, Sekretaris Daerah propinsi Sumatera Utara dan selaku
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara yang
membantu dan mendukung pendidikan hingga penelitian ini.
11. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera
Utara yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan seluruh staf
yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian ini.
12. Kakanda Andi Arief, S.H, Staf Khusus Presiden bidang Sosial dan Bencana di
Jakarta yang telah mendukung dan membantu selama pendidikan .
13. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada abang kami Dr. R.E.
14. Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas teristimewa kepada istri tercinta Rita
Helena dan anak-anak tersayang Sakti, Anggi, Lani yang senantiasa menghibur,
mendampingi serta memberikan dorongan yang sangat berarti selama mengikuti
pendidikan dan menyelesaikan tesis ini.
Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa memberikan balasan serta
karunia atas kebaikan dan bantuannya kepada penulis. Penulis menyadari bahwa tesis
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
masukan yang bersifat membangun dalam penulisan dan penerapan hasil penelitian
ini di masa mendatang. Akhirnya penulis berharap, kiranya tesis ini bermanfaat bagi
kita semua.
Medan, September 2012 Penulis
Penulis bernama Binsar Hamonangan Naibaho, lahir di Medan pada tanggal
18 Agustus 1970. Anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan ayahanda A.E.
Naibaho dan ibu (alm) E. Br. Tohang.
Menikah dengan Rita Helena dan memiliki tiga orang anak yaitu : Sakti
Sahatma Samudera Naibaho ( Kelas 12 SMA Methodist 2 Medan), Anggita Nathama
Endrina Naibaho ( Kelas 10 SMA Methodist 2 Medan), dan Mulani Artha
Christabella Naibaho ( Kelas 7 SMP Methodist 2 Medan).
Pendidikan formal dimulai dari SD RK Budi Luhur tahun 1982 di Medan,
SMPN XI 1985 di medan, SMAN 8 1988 di Medan, Pendidikan dokter di FK-USU
1996 di Medan dan Pendidikan Program Studi S2 di FKM-UI minat Hukum
ABSTRAK... i
ABSTRACT.... ii
KATA PENGANTAR.. ... iii
RIWAYAT HIDUP... ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB 1. PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... .. 1
1.2. Permasalahan ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Hipotesis ... 7
1.5. Manfaat Penelitian ... 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Kinerja ... 9
2.1.1.Penilaian Kinerja ... 12
2.2. Kepemimpinan ... 13
2.2.1.Pengertian Kepemimpinan... ... 13
2.2.2.Penilaian Kepemimpinan ... 15
2.3. Organisasi ... 17
2.3.1.Struktur Organisasi ... 19
2.4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah ... 20
2.4.1.Struktur Organisasi BPBD ... 22
2.4.2.Pengukuran Kinerja BPBD ... 29
2.5. Landasan Teori ... 31
2.6. Kerangka Konsep ... 33
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 33
3.1. Jenis Penelitian ... 33
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
3.3. Populasi dan Sampel ... 33
3.3.1. Populasi ... 33
3.3.2. Sampel ... 33
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 34
3.7. Metode Analisis Data ... 37
BAB 4 HASIL PENELITIAN... ... 38
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.... ... 39
4.1.1. Sumber daya Manusia... ... 40
4.2. Visi, Misi, Tujuan,Sasaran dan Strategi... 41
4.2.1. Visi... 41
4.2.2. Misi... 41
4.2.3. Tujuan... ... 41
4.2.4. Sasaran... 41
4.2.5. Strategi... 42
4.3. Gambaran Umum responden... ... 43
4.3.1. Pendidikan Terakhir.. ... 44
4.3.2. Umur Responden.... ... 44
4.3.3. Jenis Kelamin... ... 45
4.4. Struktur Organisasi.. ... 45
4.5. Kepemimpinan... ... 47
4.6. Kinerja BPBD... ... 49
4.7. Rekapitulasi Variabel ... 51
4.7.1. Rekapitulasi Variabel Struktur Organisasi. ... 51
4.7.2. Rekapitulasi Variabel Kepemimpinan... 52
4.7.3. Rekapitulasi Variabel Kinerja BPBD. ... 53
4.8. Uji Multivariat... 54
4.8.1. Uji Regresi... 54
4.8.2. Uji Asumsi Klasik. ... 56
4.8.3. Pengujian Hipotesis... ... 57
BAB 5 PEMBAHASAN. ... 60
5.1. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Kinerja Organi sasi BPBD Provinsi Sumatera Utara. ... 60
5.2. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara.. ... 62
5.3. Pengaruh Struktur Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara.. ... 64
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
6.1. Kesimpulan.. ... 66
6.2. Saran... 67
DAFTAR PUSTAKA ... ... 69
1.1. BPBD Propinsi Terbaik 2012 ... 5
1.2. Hasil Penelitian ... 6
3.1. Jadwal Penelitian ... 35
3.2. Penilaian dalam Skala Likert ... 36
4.1 Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Pendidikan... 39
4.2 Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Golongan... 40
4.3. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Unit / Bidang Tugas. ... 40
4.4. Pendidikan Terakhir Responden.. ... 44
4.5. Umur Responden... 45
4.6. Jenis Kelamin Responden.. ... 45
4.7. Distribusi Frekwensi Struktur Organisasi.. ... 46
4.8. Distribusi Frekwensi Kepemimpinan... 48
4.9. Distribusi Frekwensi Kinerja BPBD.. ... 50
4.10. Uji Regresi... 54
4.11. Analisis Diskriminasi.. ... 55
No. Judul Halaman
1.1. Siklus Penanggulangan Bencana ... 6
2.1. Skema Variabel yang Memengaruhi Kinerja ... 10
2.2. Proses Kepemimpinan Jalur Tujuan ... 17
2.3.Tiga Dimensi Kepemimpinan ... 18
2.4. Struktur Organisasi BPBD Propinsi ... 33
1. KUESIONER PENELITIAN ... 73
2. Uji Validitas ... 77
3. Uji Realibilitas ... 81
4. Data Base Responden ... 83
5. Distribusi Frekwensi ... 85
6. Uji Asumsi Klasik Regresi ... 91
7. Uji Hipotesis Regresi Linier Berganda ... 93
8. Surat Izin Survei Pendahuluan
9. Surat Izin Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara. Adapun kegunaan penelitian ini salah satunya memberikan masukan dan informasi pada Kantor BPBD Provinsi Sumatera Utara dalam peningkatan kinerjanya.
Metode penelitian digunakan metode explanatori, dan lokasi penelitian serta sampel adalah pada Kantor BPBD provinsi Sumatera Utara dengan membagikan 44 kuesioner kepada responden. Dalam menganalisa data hasil kuesioner digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS .
Secara parsial, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Namun, pada variabel bebas kepemimpinan (X2)
hubungan yang tidak signifikan terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Secara serempak, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi (X1) dan Kepemimpinan (X2)
terhadap kinerja BPBD (Y).
Rekapitulasi jawaban pertanyaan menunjukkan variabel struktur organisasi (X1) sebagian besar responden menyatakan baik, Kepemimpinan (X2) responden
menyatakan baik , dan kinerja BPBD (Y) responden menyatakan baik. Kesimpulan dari hasil analisa di atas, bahwa Kinerja organisasi BPBD provinsi Sumatera Utara cenderung baik.
performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. One of the uses of this study is to provide input (advice) and information to the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board in an attemptto improve its performance.
The research location of this explanatory study is the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board and the samples were the employees of this office. The data for this study were obtained through the distribution of 44 questionaires of the respondents. The data obtained were analyzed through SPSS program.
The Result of this study showed that, partially, there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. But, there was an insignificant relationship between the independent variable of leadership (X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. Simultaneously, the result of this study showed that there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) and the independent variable of leadership(X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board (Y) .
The recapitulation the answers to the question showed that most of the respondents said that Structure organization (X1) was “good”, leadership (X2)was “good”, and the performance of Sumatera utara Regional Disaster Management Board (Y) was “good”. The conclution drawn from the analysis above is that the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board tends to be good.
belakang
!" "
" # !" # $ % % $ "
# & ' ( "
% ! # "! ## ! #
# % # % ( $ # " "
" # %)* + $",- .&
/ ( %
0 # # 1 # 2 3 4 ,5 6 #
,--7 )8" - 9 :.; gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 (6,3 SR); gempa di Manokwari Papua pada Januari 2009 (7,2 & 7,6 SR); gempa di Sumatera Barat pada 30 september 2009 (7,6 SR). Bencana gunung meletus terjadi pada Gunung Berapi di Jawa Tengah/Yogyakarta 26 Oktober 2006, sedangkan bencana banjir di Langkat, Sumatera Utara pada September 2004, juga di Sulawesi pada 20 Juni 2006, di Jakarta 1 Februari 2007, Wasior Papua Barat pada 4 Oktober 2010. Adapun bencana tanah longsor terjadi di Palopo, Sulawesi Selatan pada 2009, dan di Bandung Jawa Barat pada 23 Februari 2010 ( Bakri ,2010)
< =>? @>@ A< @ BCD>@E F< G HI JI>KB@ J LME@ JN E =DJ@ O @ JM@> P CCDHI>@ EI F =Q@ BE@>@ F =>@>KKMQ @> K@> < => ?@ >@ AO @ J BCDQ@B F <G HI LD CRI> EI E =D J@ O @ JM@> L=Q@ BE@>@ F =>@>KKMQ @> K@>< =>? @> @AO @ J Q@ BF<GHIB@S ML@J =>T BCJ@ U
V@ Q@WL=DX@ Q@> @>>Y@B= W MHI@>NM> JMBW =>@ J@B==Z =BJIZ@>E =D J@W =>I>KB@ JB@> BI> =D X@Q =WS@ K@L =>@> KK MQ@>K@>S =>?@>@NE=X@ BJ @[M>;\\]HI S => J MB< @H @>^@ EI C>@ Q F =>@>KKMQ @> K@> < => ?@>@ A<^ F< G HI JI>KB@ J LM E@ JN E =H@> KB@> HI HI LDCRI > EI H@> B@S ML@J =>TBCJ@ HI S => J M B <@H @> F => @> KKMQ@> K@> <=>? @>@ V @=D@ [ A< F <V GU F =WS => JMB@> Q =WS@ K@J =DE =S MJ W =D ML@ B@>@ W@> @J _>H@>K`_>H@>K ab^ C U ;cJ@ [M> ;\\dJ=> J@>KF => @> KKMQ@ >K@>< =>?@> @ U
V@ Q@W<@S be _ _^CU ;cf@ [M> ;\\d Y@> K W =>K@ J MD J=> J@> K B =Q=WS@ K@@>N HI>Y@ J@ B@> S@ [g@ < ^ F< W =DML@ B@> Q=WS@K@ HI JI >KB@ J >@EIC>@ Q Y@>K S =D J@>KKM> K X@g @S H@ Q@ W L=>@> KKMQ @ >K@>S=>?@> @HIb>H C>=E I@ UhH@ LM>HIJI>KB@ JH@ =D@ [NS@H@> HI W@ BE MH HIE=S MJ H =>K@ > <F<VU< @H@> I>IJ=DH@ L@ J HIJI>KB@ J LD CRI> EIN H@> W@ EI >K` W@ EI> K H@ =D@ [ B@S ML@ J =>TBCJ@ U P =J => J M@> W=>K=> @I L=WS => J MB@>N Z M> KEI N J MK@EN E JD MBJMDCD K@>IE@EIH @>J@J@B=D X@Q =WS@ K@< ^ F<HI@ JMDH@ Q@ WF =D@ JMD@>FD =EI H =>^ C U ] f@[M> ;\\] J=> J@>K <@H @> ^ @EIC>@Q F => @>KKMQ@> K@> < =>? @>@N E =H@> KB@> B=J=> JM@>W=> K=> @I< F< VHI @J M DH => K@>L =D@J MD @>H@ =D@ [W@ EI>K `W@ EI > KU
jklmk nopqkr q kp qk stku tv w uxyx zwv { |pqkp z}~ pqkp z mkj~p mop mkp z opkp zz~ykpzkp op kp k
|tkk t opkpzz~ykpzkp nop kpk s ol~t k ukp uozw kmkp k pz m ol uk wm qop zkp ~p zvw skpkosopv ot ol mwt ol op kp kkp rtopzxlzk p wv kvwkp rt oy k uv kpk kprt op zopq ky wkp qkyk s ywp zu~t "Siklus Penanggulangan Bencana" ( ) seperti Gambar 1.1 (DepKes RI, 2006)
Gambar memperlihatkan bahwa kegiatan penanggulangan bencana dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap sebelum terjadi (pra-bencana), saat dan pasca-bencana. Kegiatan sebelum terjadi bencana meliputi pencegahan, mitigasi (pelunakan/penjinakan dampak), dan kesiapsiagaan. Pada saat bencana dilakukan kegiatan tanggap darurat sementara pada saat setelah terjadinya (pasca) bencana dilakukan kegiatan pemulihan dan rekonstruksi.
Berdasarkan UU Nomor 24 tahun 2007, Peraturan Kepala BNPB No. 3 /2008 dan Permendagri No. 48/2008 tentang BPBD, struktur organisasi badan tersebut dipimpin oleh kepala badan setingkat eselon I yang dijabat secara ex-officio oleh sekretaris daerah provinsi. Hal ini sangat berbeda dengan kepala badan atau kepala
¡¢ ¡£¡¢ ¤ ¥¤ ¦§¨ ¦ © ª ¤ ¡ ¡¢¨ ««¬ ¡¢ ¥§ ¥¤ ¡§ ¤ ¥ ¥ ® ¤ ¡§ ¡ª ¯¤ ° ¦ ±² ± ³ ¤ ¡§ ¦ ¤ ¯ ¯§ ¦¡ § ® ¡ª ª ¤§ ¯¥¤ ¯§ ¨§ § ¤ ¡§© ¥ ¨¨§ ° ¥¨´ ¨ ¦¡ ¡ ¢ ª¥ ¤ ¥ ¤ ¦§¨ ¦ ¢´¦¡ ¯ ¢ ª ¡µ ¬
¡¥ ¢ ¦¯ ¨§ ± ² ±³ ´ ¢´ ¤§ ¯¥¤ ¯§ ¤ ¯ ¦¨¥¨¥ ¶¯ ° ´¯ ¢´ ¦¡¢ ¥ ° ¥ ¡ ¤ ± ² ±³ ¦ §¨ £·¦§¨ £ «¨ ¡ ¤ ¡§ ¢®¤ ª ¥ ¦¡§ª ¡ ¢´ ¦¡µ¦ ® ¢ ¥ ¡§© ¬ ² § ¦¤ ¥¨¨§ ¨ ¢ ± ¸ ² ± ¹¥ §¤ º ¡ª§ ¯§ »¼½»° ±¸²± ´¡´ª ¡§ ¥ ¦¡ ® § ¤ ¥ ¡§© ±²±³ ¦§¨ £ ¡·«¨ ¡ ¬ ² ¡ ¯ ¡§ ® §¥ ¦ ¥ ¤¡ ¨§ ° ¤ § ¢ ¾ ¦§·ª ¡µ ° ¤ ¦ §¯§ ¤° ¦µ ª ¡µ° ¢¨ ¤ ¥ ¦¡§ ¢ ¤°¥¯¤ª¢ ¤ ° ¦¡§ ¡µ ¿¥ ¡¯ ¿¥ ¡¢ ¡´ª ¬
Tabel 1.1 Menunjukkan BPBD Propinsi Terbaik 2012
No Kategori Juara I Juara II Juara III
À
²§– Bencana Sumatera Selatan NTT Jawa Barat 2 Tanggap darurat Sulawesi Utara Jawa Tengah Sumatera
Selatan 3 Pasca bencana Kalimantan Barat Jawa Tengah Jambi 4 Logistik/ Peralatan Jawa barat Sumatera
Selatan NTB
5 Akuntabilitas Jawa Timur Sumatera Barat Sulawesi Selatan 6
Perencanaan, Keuangan & Kelembagaan
Jambi Sulawesi Utara Kalimantan Barat (sumber : www.indonesia.go.id )
Âà ÄÅ ÄÆÇÈ ÆÉÊ Ë ÆÌÍ É ÂÅ Ìà Èà ÆÉÎ ÏÆÐÃ Ñ ÇÅÉÃ Ñ Æà ÆÉ ÈÃÉÅÒÓ Æ ÔÕ ÔÖ ×Í Ì ÆÄÅÒ Æ Ø ÄÆÒ Æ ÙÅÑÍ Ì Â ÆÇ ÆÄ ÂÃÈ ÆÄÆÈ ÆÉ ÙÍÒÍÈ Æ ÄÆÍ ÄàÆÈ ÙÆÃ È ÏÆÉ ÚÆ ÈÆÒÅ ÉÆ ÇÒ ÅÐÄÆÐ Ã ÉÚÆ ÙÅÑÍÌ ÌÅ ÉÂÆÇ ÆÄ ÇÅÒÃÉÛÈÆÄÄÅÒ Ù ÆÃÈ Ê
ÕÒÜÝà ÉÐ Ã ×Í Ì ÆÄÅÒÆ ØÄÆÒ Æ ÄÅÑ ÆÏ ÌÅ ÌÙÅ ÉÄÍÈ ÔÕ ÔÖ ÙÅ Ò ÆÐÆÒÈ ÆÉ ÕÅÒÆÄÍ Ò ÆÉ ÖÆÅÒÆÏ ÕÒÜÝÃÉÐà ×Í ÌÆÄÅ Ò Æ Ø Ä ÆÒÆ Ë Ü Ê Þ Ä ÆÏÍ É ß ààáÊ âÅ ÉÛà ÉÛ ÆÄ ÇÜ ÄÅÉÐ Ã ÙÅ ÉãÆÉ Æ Âà  ÆÅÒ ÆÏ Ã ÉÃÚÆ ÉÛãÍÈÍÇ ÙÅÐ ÆÒÎÈÅÙÅÒÆÂÆÆÉ ÔÕ Ô Ö ×Í ÌÆÄÅÒ ÆØ Ä ÆÒÆÄÅ ÉÄÍ ÉÚÆÂÃÏÆÒ ÆÇÈ Æ É Â ÆÇ ÆÄ ÌÅÉÓ ÆÂà ÌÜ ÄÜÒ ÇÅÉÛÛÅ ÒÆÈ Â ÆÑÆÌ Ì Å ÉÛÜÜÒ ÂÃÉÆÐ Ã ÈÆÉ ÇÅ É ÆÉÛÛÍÑ ÆÉÛ ÆÉ ÙÅ Éã ÆÉÆÎ ÙÆÃÈ Â ÆÑ ÆÌ Ä ÆÏÆÇ ÇÒ Æ ÙÅ Éã ÆÉ ÆÎ ÐÆÆÄ ÙÅ ÉãÆÉ ÆÎ Â ÆÉ Ç ÆÐ ã Æ ÙÅÉãÆÉÆÊ Õ ÅÉÆ ÉÛÛÍÑ ÆÉÛ ÆÉ ÙÅ ÉãÆÉ Æ Ð ÅÐ ÍÆà ÂÅ ÉÛÆÉ ÇÅ ÉÛÅÒ Äà ÆÉ ÚÆÉ Û ÄÅ Ò ÆÇ Æ Ä Â ÆÑ ÆÌ ØØ ËÜ Ê ßäå ßà àæ Æ ÆÑ ÆÏ Ð ÅÒÆÉÛÈ ÆÃÆÉ ÍÇ ÆÚÆ ÚÆ É Û ÌÅÑ ÃÇÍ Äà ÇÅ ÉÅÄ ÆÇÆÉ ÈÅ ÙÃÓÆÈ ÆÉ ÇÅ ÌÙÆÉÛÍ É ÆÉ ÚÆÉÛ ÙÅÒà Ðà ÈÜ ÄÃÌÙÍÑÉ ÚÆÙÅ ÉãÆÉÆÎÈ Å Ûà ÆÄ ÆÉÇÅ Éã Å ÛÆÏ ÆÉÙÅ Éã ÆÉÆÎ ÄÆÉÛÛ ÆÇ ÆÒÍ Ò ÆÄΠÆÉÒÅ Ï ÆÙÃÑ Ã Ä ÆÐÃÊ
×Åã ÆÒ Æ ÄÅÜÒà ÄÃÐ Î ÈÃÉÅÒÓ Æ Ü ÒÛÆÉà РÆÐ Ã Â ÆÇ ÆÄ ÂÃÇÅ ÉÛ ÆÒÍ Ïà ÜÑ Å Ï ÐÄÒÍÈ ÄÍÒ ÜÒÛ ÆÉà ÐÆÐ Ã Â ÆÉ ÓÍÛ Æ çÆÈ ÄÜÒ ÈÅÇÅ ÌÃÌÇà ÉÆÉÊ èÆÐ ÃÑéÏÆÐÃ Ñ ÇÅ ÉÅÑÃÄÃÆÉ ÌÅÉÍ ÉÓÍÈÈ ÆÉ ÙÆ Ïê Æ ÈÅÂÍÆ ç ÆÈ ÄÜÒ ÄÅ ÒÐÅ ÙÍ Ä ÌÅ ÒÍÇ ÆÈÆÉ çÆÈ ÄÜÒ ÚÆ ÉÛ ÌÅ ÌÙÅ Òà ÈÜ ÉÄÒÃÙÍÐ Ã ÄÅÒ ÏÆÂÆÇ Èà ÉÅÒ ÓÆÎ ÐÅÑ ÆÃ É ç ÆÈ ÄÜÒ éçÆÈ ÄÜÒÑ Æà ÉÉÚÆÊ
Tabel 1.2. Hasil Penelitian Struktur Organisasi, Kepemimpinan, dan Kinerja Organisasi
No Tahun Judul Kesimpulan
ë ßààÁ
ÕÅ ÉÛÆÒÍ Ï × ÄÒÍÈ ÄÍÒ ìÒÛ ÆÉÃÐÆÐÃ Î
ÔÍÂ ÆÚÆ ìÒÛ ÆÉÃÐÆÐ ÃÎ
íÅÇÅ ÌÃÌÇÃÉÆÉÎ îÑ Ã ÆÉÐà ×ÄÒ ÆÄÅÛÃÐ ïÅÒ ÏÆÂÆÇ ðÉÜÝÆÐ Ã ñ íÃÉÅÒÓ Æ ìÒ ÛÆÉÃÐÆÐà èÜ ÄÅÑ Ôà ÉÄ ÆÉÛ ïà ÛÆ Âà òÆê Æïà ÌÍÒó ×Í ÆÅÂÃÎßààÁô
Tabel 1.2. (lanjutanö ÷ ÷øø ù ú ûüýþ ÿ þþ ÿ ýþü þ ûÿ þþ ü ûÿþ ÿ ýþü þ þü û þ þü ûÿ þ þÿþþü úþ þ ûÿüþ ú ûü þüý ÿþþþ û ü÷ø ø ùö þ ûü ýþÿ þüý ýü þü þÿ þþ ÿ ýþü þ ûÿ þ þ üûÿþ ÿ ýþ üþ þüû þ þüûÿ þþÿþþü ÷øø ú ûüýþ ÿ þþ ÿýþü þ û û üþü þü ÿ ýþüþ ú û ûþ þÿ ûÿ þ þ ü ûÿþ ÿ ýþü þ úþ þ ÿûÿþ ü þ þüþ þÿ þ þü û þþ þü ûÿ ÿ ýþüÿ þÿû ÿ ú ÿö ûÿ þü ÷ øøö þ ûü ýþ ÿ þ þ ÿýþüþ û û üþü þü ÿýþü þ ûûþ þÿ ûÿ þ þ ü ûÿ þÿ ýþü þ ÷øø! ú ûüýþ ÿ ÿ ÿ ÿýþü þ
û û üþü " ûþ þü
# ûÿþ þ $ û þ ú ûþ þ üþü ú ûü ûÿ þ þü %þ þ þü þ úþ þ þü ÿ ú ûÿ þ þüþü þ þ ûü ûü þ úÿþ ûþüüý÷øø!ö þ ü ýþü þü ýüþü þü þ ÿþ þÿ þ û ûþ ÿ ÿ ÿ ýþü þ û û üþü þü ûþ þü ûÿ þ þ ûû þ ûþþ üþü û ÿ ÿ þþ þü ûÿ þþ þü þ ûÿ þ þü þ ÿþ ûÿ
þ ü ý ûþ ü& þ ûüû û ûþþÿ ÿ ýþü þ þüý ü þ
'ü ÷øøõö( ûþü û þ þü ýþ þ þ ûÿ ) þ ÿ þü *+,- Goal
Theoryö þ ü ý ûþü ýþü û ' ûÿ % û þ þ ÿ ûü ûÿ þü ü&
÷øø ùö ûüþ þ þü þ þ û ü ûü ÿü ý üûÿþ þüý û üýý ûü ýþü
&þÿþ û ûÿþü ûýþþü.ûý þ þü þü ý û ûüýþÿ ( û û üþü þü ý
ûÿþ û&þ ÿþ ü ûÿ þ ûü ýþþü ü ýþ ü ûÿ þ þü û þ þü þ þ þü þ ü ý üýý ûþ ý ûü ü ýþ þüü ûÿþ ÿ ýþüþ (
ûÿ þþÿ þü ûüûüþ þüý û þ þü þ þ þü üý ûÿ þü
0 1213 45 4 6 1278 9:; < 59:= 5 :9 >97824 <8< 4 ?82 =16 1040 6 428 2 5 19;8?86 =4219@8 A 8?8 2 B128 277:38 278 2A 12C8 28D8 1 98;B9>E 4 2< 4F:085198G5 898H
1.2. Permasalahan
I?86 :2 6 1908 <838;82 J8 2 7 ? 4< :< :2 ?8380 6 1213 45 482 424 8?83 8; 868=8; <5 9:=5 :9 >978 24<8 <4 ?82 =16 10 406 4 282 K19612789:; 519; 8?86 =4 21 9@8 A 8? 8 2 B128 277:38 278 2A 12C 82 8D 8 198;B9>E4 2< 4F:0 85198G5 898H
1.3. Tujuan Penelitian
L:@ :8 2 6 121345 48 2 4 24 8?8 3 8; :25 := 0 12782834< 4< 6 1278 9:; <5 9:=5 :9 >978 24< 8 < 4 ?8 2=161040 6 428 25 19; 8 ?86=4 219@ 8A 8?82B128 277:38 278 2A 12C828D8198;B 9>E4 2<4 F:085198G5 898H
1.4. Hipotesis
M46 >51<4 < 61213 45 48 2 8?838; 5 19?86 85 6 12789 :; F5 9:=5 :9 >978 24< 8 < 4 ?8 2 =16 1040 6 428 2 5 19;8?86 =4219@8 A8? 8 2 B128 277:3 8278 2 A 12C8 28 D 8 198; B 9>E42< 4 F:085198G5 898H
1.5. Manfaat Penelitian
N82O885? 8 946 12134548 24248 258 983 84 2P
Tl m noUAmpUSTAqA
rs rs qinerja
Kinerja adalah hasil pencapaian dari usaha yang telah dilakukan yang dapat
diukur dengan indikator-indikator tertentu (Fuad, 2004). Kinerja adalah penampilan
hasil karya personil, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi
(Ilyas, 2001). Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja
personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil yang memangku
jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan personil di
dalam organisasi.
Menurut Robbins (2006), kinerja merupakan fungsi interaksi antara
kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (t) dan kesempatan atau o
pportunity (u). Gibson,et.al (1994) mengatakan, kinerja merujuk kepada tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang
diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Kinerja organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi tersebut . Pendapat lain mengatakan bahwa kinerja organisasi adalah
untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawab
Kinerja merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu, baik yang terkait dengan inputv outputv outcov benefitv me maupun impact (Sobandi dkk,2006).
Hasil kerja yang dicapai oleh aparatur suatu instansi dalam menjalankan
tugasnya dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan inputv outputv o
utcome
v benefitv maupun impact dengan tanggung jawab dapat mempermudah arah
penataan organisasi pemerintahan. Adanya hasil kerja yang dicapai oleh aparatur
dengan penuh tanggung jawab akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan
efisien.
Organisasi pemerintahan menggunakan alat untuk mengukur suatu kinerja
birokrasi publik, indikator yang digunakan menurut Sobandi dan para ahli lainnya
dalam bukunya yang berjudul “Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan
Daerah” sebagai berikut:
1. Keluaran(Output)
2. Hasil
3. Kaitan Usaha dengan Pencapaian
4. Informasi Penjelas
Pertamav output adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu
kegiatan yang berupa fisik (sarana dan prasarana) atau pun non fisik (pelatihan).
Suatu kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik yang diharapkan oleh suatu
disini dapat dilihat dari dua sub indikator yaitu kualitas sumber daya aparatur yang
ada di BPBD Sumatera Utara.
Keduaw hasil adalah mengukur pencapaian atau hasil yang terjadi karena
pemberian layanan. Maka segala sesuatu kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan
oleh suatu organisasi atau instansi harus dapat memberikan efek langsung dari
kegiatan tersebut.
Ketigaw kaitan usaha dengan pencapaian adalah usaha yang dilakukan oleh
BPBD Sumatera Utara dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat bisa tercapai
sesuai kegiatan penanggulangan bencana di Sumatera Utara.
Keempat, informasi penjelas adalah suatu informasi yang harus disertakan
dalam pelaporan kinerja yang mencakup informasi kuantitatif dan naratif. Membantu
pengguna untuk memahami ukuran kinerja yang dilaporkan, menilai kinerja
organisasi BPBD, dan mengevaluasi signifikansi faktor yang akan mempengaruhi
kinerja yang dilaporkan.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerja
organisasi sebagai berikut:
1. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk
mengahasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. semakin
berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja
organisasi tersebut.
3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan, dan
kebersihan.
4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam
organisasi yang bersangkutan.
5. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar
bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.
2. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi, imbalan,
promosi dan lainnya (Ruki, 2001).
xyzyzy {enilaian kinerja
Kinerja organisasi atau kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan
prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer/pengusaha.
Kinerja merupakan hasil yang dicapai dari perilaku anggota organisasi demikian
Gibson dalam Soedjono (2005)
Menurut para ahli (Robbins, 2006), penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh
berbagai pihak, yaitu:
1. Atasan langsung.
2. Rekan kerja.
3. Diri sendiri.
4. Bawahan langsungy
5. Penilaian 360 derajat.
Penilaian dan evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
tanggungjawab. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan stimulasi bagi para
pejabat instansi pemerintah untuk terus berusaha menyempurnakan praktik-praktik
penyelenggaraan pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip go od governance dan fungsi-fungsi manajemen yang berbasis kinerja secara taat azas dan
berkelanjutan.
Perbaikan governance dan sistem manajemen merupakan agenda penting
dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem
manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan
sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP
diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah.
Ini berarti instansi pemerintah seperti halnya BPBD Provinsi Sumatera Utara dapat
merencanakan sendiri, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya sendiri
serta melaporkannya sendiri kepada instansi yang lebih tinggi
(KepMenPAN&RB,2010).
|}|} ~epemimpinan
|}|}} engertian~epemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok
untuk pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara formal seperti
tingkat manajerial pada suatu organisasi. Karena posisi manajemen terdiri atas
mengasumsikan suatu peran kepemimpinan sebagai akibat dari posisi yang ia pegang
pada organisasi tersebut (Robbins, 2006).
Bagaimana seorang pimpinan memimpin terutama akan dipengaruhi oleh hal
– hal sebagai berikut :
a. Gaya kepemimpinan : Kenyataan bahwa kepribadian atau pengalaman masa
lampau seorang pimpinan membantu membentuk gaya kepemimpinannya tidak
berarti bahwa gaya tersebut tidak dapat diubah. Pimpinan belajar bahwa gaya
tertentu memberikan hasil lebih baik bagi mereka dari pada gaya lainnya. Akan
tetapi, perlu diingat bahwa pimpinan yang mencoba memilih gaya yang sangat
tidak sesuai dengan kepribadian dasarnya mustahil menggunakan gaya tersebut
secara efektif
b. Karakteristik bawahan : Bawahan memainkan peranan penting dalam
mempengaruhi gaya kepemimpinan. Tanggapan bawahan terhadap kepemimpinan
menentukan seberapa jauh pimpinan yang bersangkutan akan efektif
Suatu organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya serta mampu
memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para manajernya
(pimpinannya). Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan
baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat mencapai sasarannya. Sebab itu
organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan
mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buahnya. Jadi, seorang kepala suatu
pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan
organisasi.
Dalam Siagian (2002), kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga
orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu
mungkin tidak disenangi.
Dalam memelihara komitmen organisasi, peran seorang pemimpin sangat
dibutuhkan dan kepemimpinan yang efektif menjadi syarat utama. Kepemimpinan
yang efektif dapat membantu organisasi untuk bertahan dalam situasi ketidakpastian
di masa datang (Katz dan Khan; Koh et al; Mowday et al, dalam Desianty, 2005).
Selain itu,Gibson et.al (1996) mengatakan bahwa kepemimpinan(leadership )
merupakan suatu usaha menggunakan pengaruh untuk memotivasi individu dalam
mencapai beberapa tujuan.
enilaian epemimpinan
Dalam menjalankan tugas pemimpin memiliki tiga pola dasar gaya
kepemimpinan yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan
hubungan kerjasama, dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai.
Dalam Teori Jalur Tujuan (Path oal Theory ) yang dikembangkan oleh
Robert House dalam Kreitner dan Kinicki (2005) menyatakan bahwa pemimpin
mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang
dengan usaha yang serius. Kepemimpinan yang berlaku secara universal
menghasilkan tingkat kinerja dan kepuasan bawahan yang tinggi. Teori ini juga
menggambarkan bagaimana persepsi harapan dipengaruhi oleh hubungan kontijensi
diantara gaya kepemimpinan dan berbagai sikap dan perilaku karyawan. Perilaku
pemimpin memberikan motivasi sampai tingkat (1) mengurangi halangan jalan yang
mengganggu pencapaian tujuan, (2) memberikan panduan dan dukungan yang
dibutuhkan oleh para karyawan, dan (3) mengaitkan penghargaan yang berarti
terhadap pencapaian tujuan.
Reddin dalam Sutarto (2001) seorang profesor dan konsultan dari Kanada
memperkenalkan tiga dimensi kepemimpinan. Dimana selain efektivitas, Reddin juga
melihat gaya kepemimpinan selalu dipulangkan pada dua hal mendasar, yakni Gambar oses epemimpinan ur Tujuan
Pemimpin mengidentifikasi kebutuhan pegawai
Penetapan tujuan yang tepat
Pemimpin mengaitkan imbalan dengan tujuan
Pemimpin membantu pegawai dengan memperjelas jalur pencapaian tujuan
Pegawai merasa puas dan termotivasi, dan mereka menerima pemimpin
Timbul prestasi yang efektif
hubungan pemimpin dengan tugas dan hubugan kerja. Model yang dibangunnya
adalah gaya kepemimpinan yang cocok dan yang mempunyai pengaruh terhadap
lingkungannya.
Dari gambar tersebut, kotak di tengah merupakan gaya dasar kepemimpinan
seoarang manajer, seterusnya bisa ditarik ke atas dan ke bawah, menjadi gaya yang
efektif dan tidak efektif.
rganisasi
Menurut Gibson (1996), Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan
masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara
perorangan. Tujuan dan sasaran organisasi dapat dicapai lebih efesien dan efektif
eefektifan
Gaya Efektif
Pengemba ng
Ekesekutif
Birokrat Otokrat yg
baik hati
Gaya Dasar
Hubungan Terpadu
Terpisah Task
rientasi hubungan
rientasi Tugas Gaya Tidak Efektif
Misionari Kompro mi
Lari dari tugas
Otokratis
melalui tindakan-tindakan dan kelompok yang diselenggarakan dengan persetujuan
bersama.
Menurut Robbins (2006), dinyatakan bahwa organisasi adalah satuan sosial
yang terkordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi atas
dasar yang relatif kontiniu untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan
bersama.
Aspek struktur, budaya dan sumber-daya manusia merupakan karakteristik
yang selalu muncul bila peneliti mempelajari organisasi yang inovatif
(Robbins,2006). Apa yang dikatakan Robbins ternyata didukung oleh suatu tinjauan
menyeluruh atas persoalan inovasi yaitu struktur organik secara positif
mempengaruhi inovasi (Damanpour,1991). Struktur organik ini lebih rendah dalam
diferensiasi vertikal, formalisasi dan sentralisasi, organisasi organik mempermudah
fleksibilitas, penyesuaian dan interaksi silang yang membuat penerapan inovasi lebih
mudah. Dalam struktur organik juga mendorong terjadinya komunikasi antar unit
tinggi, misalnya saja ada komite, satuan tugas, tim silang - fungsional dan mekanisme
lain yang mempermudah interaksi melintasi garis-garis departemental (Monge, et
al:1992).
Keberhasilan organisasi pada umumnya diukur dengan konsep efektivitas.
Menurut Sutrisno (2011) ada empat kelompok variabel yang berpengaruh terhadap
efektivitas organisasi ialah : Karakteristik organisasi, termasuk struktur dan tehnologi,
Karakteristik lingkungan, termasuk lingkungan intern dan lingkungan ekstern,
Struktur rganisasi
Menurut Sule dan Saefullah (2006)Dalam proses pengorganisasian, manajer
mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang
telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja
organisasi tersebut disebut sebagai disain organisasi (organizational design). Bentuk
spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan Struktur Organisasi
(Organizaructure).tional
Struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda-beda. Struktur ini mengandung unsur sosialisasi kerja,
standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan
(Handoko, 1999)
Pendapat Stoner,et al dalam Sule & saefullah (2006), ada empat pilar
( ¡¢lding £ocks) yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian.
Keempat pilar tersebut adalah (1) pembagian kerja (divisio¤ n of work) (2)
Pengelompokkan pekerjaan (¥epa¤rtementalization) (3) Penentuan relasi antar-bagian
dalam organisasi (Hiera¤rchy) serta (4) Penentuan mekanisme untuk
mengintegerasikan aktivitas antar-bagian dalam organisasi atau koordinasi
(Coordination) .
Robbins dalam Sutrisno (2011) mengemukakan bahwa teori organisasi
memberikan jawaban lain terhadap pertanyaan : Apa yang membuat organisasi efektif
? Jawabnya adalah struktur organisasi yang tepat. Dalam perspektif historis,
yaitu struktur organisasi birokratis dan sturktur organisasi fleksibel sebagai
pendekatan modern-kontemporer.
¦§¨§ Badan ©enanggulangan Bencana Daerah
Dalam Pasal 5 UU No. 24/2007 disebutkan pemerintah dan pemerintah daerah
menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pasal 8
UU no. 24 /2007 dijelaskan bahwa tanggung jawab pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi:
1. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana
sesuai dengan standar pelayanan minimum.
2. Pelindungan masyarakat dari dampak bencana.
3. Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan
program pembangunan, dan
4. pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan belanja
daerah yang memadai.
Dalam Peraturan Mendagri No. 46 tahun 2008, dijelaskan tentang struktur,
kedudukan, tugas dan fungsi BPBD propinsi.
1. BPBD provinsi mempunyai tugas:
a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat,
rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;
bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;
d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah
setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat
bencana;
f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah; dan
h. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. BPBD provinsi mempunyai fungsi:
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien; dan
b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.
ª«¬«« Struktur B®BD
Untuk menyelenggarakan penanggulangan bencana di propinsi , pemerintah
daerah membentuk badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) . Dalam
membentuk BPBD, pemerintah provinsi berkoordinasi dengan BNPB.
Dalam Peraturan Kepala BNPB No. 3 tahun 2008 dan KepMendagri No. 48
tahun 2008 dan diimplementasikan dalam Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara
propinsi memliki keunikan sendiri dibanding instansi yang terbentuk berdasarkan
Perda Sumut No 6 tahun 2009 tersebut yang terdiri dari : kepala BPBD yang dijabat
secara rangkap (ex-officio) oleh sekretaris daerah (pejabat eselon I) dan memiliki
perangkat 2 buah yaitu unsur pengarah dan unsur pelaksana penanggulangan
bencana. Kepala BPBD propinsi bertanggungjawab langsung kepada gubernur.
1. Tugas dan fungsi unsur pengarah
i.Unsur pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada
kepala BPBD dalam penanggulangan bencana.
ii.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud butir i, unsur pengarah
menyelenggarakan fungsi :
1. perumusan kebijakan penanggulangan bencana daerah.
2. Pemantauan.
3. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
2. Unsur pelaksana penanggulangan bencana
Unsur pelaksana penanggulangan bencana yang selanjutnya disebut dengan
unsur pelaksana berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala BPBD. Unsur
pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana yang meliputi
prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana secara terintegrasi.
a. Unsur pelaksana dipimpin oleh seorang kepala pelaksana (eselon II) yang
membantu kepala BPBD dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi unsur
pelaksana dan menjalankan tugas kepala BPBD sehari-hari.
1. Kepala pelaksana
2. Sekretariat unsur pelaksana
3. Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan
4. Bidang kedaruratan dan logistik, dan
5. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi.
c. Tugas dan fungsi masing-masing unit di lingkungan unsur pelaksana BPBD
sebagai berikut:
1. Sekretariat unsur pelaksana dipimpin oleh kepala sekretariat yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala pelaksana.
a. Kepala sekretariat mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam
mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap
program, administrasi dan sumberdaya serta kerjasama.
b. Dalam melaksanakan tugas kepala sekretariat mempunyai fungsi
membantu kepala pelaksana dalam:
I. Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi program perencanaan, dan
perumusan kebijakan di lingkungan BPBD
II. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan
peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, peningkatan
kapasitas sumberdaya manusia, keuangan, perlengkapan, dan rumah
tangga.
IV. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah penanggulangan
bencana.
V. pengumpulan data dan informasi kebencanaan di wilayahnya, dan
VI. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana.
2. Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan dipimpin oleh kepala bidang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepala pelaksana.
a. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu kepala
pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di
bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat.
b. Dalam melaksanakan tugas bidang pencegahan dan kesiapsiagaan
mempunyai fungsi membantu kepala pelaksana dalam:
i. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat.
ii. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan,
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat.
iii. pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di
bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat, dan
iv. Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
prabencana serta pemberdayaan masyarakat.
3. Bidang kedaruratan dan logistik dipimpin oleh kepala bidang yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada kepala pelaksana.
a. Bidang kedaruratan dan logistik mempunyai tugas membantu kepala
pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik.
b. Dalam menjalankan tugas bidang kedaruratan dan logistik mempunyai fungsi
membantu kepala pelaksana dalam:
i.Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.
ii.Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan
logistik.
iii.Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat.
iv.Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat
tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik, dan
v.Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan
di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan
pengungsi dan dukungan logistik.
4. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi dipimpin oleh kepala bidang yang berada di
a. bidang rehabiliasi dan rekonstruksi mempunyai tugas membantu kepala
pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana.
b. dalam melaksanakan tugas bidang rehabilitasi dan rekonstruksi mempunyai
fungsi membantu kepala pelaksana dalam:
i.Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.
ii.Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada pascabencana.
iii.Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
pasca-bencana, dan
iv.Pemantauan, evaluasi dan anlisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di
bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.
Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, BPBD mempunyai fungsi
koordinasi, komando dan pelaksana, yaitu :
A. Koordinasi
1. Koordinasi BPBD dengan instansi atau lembaga dinas/badan secara horisontal
pada tahap pra-bencana, saat tanggap darurat dan pasca-bencana, dilakukan
dalam bentuk penyusunan kebijakan dan strategi penanggulangan bencana;
penyusunan perencanaan penanggulangan bencana; penentuan standar
kebutuhan minimun; pembuatan prosedur tanggap darurat bencana;
pengurangan resiko bencana; pembuatan peta rawan bencana; penyusunan
penanggulangan bencana;dan pendidikan dan pelatihan, penyelenggaraan
gladi/simulasi penanggulangan bencana.
2. Koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana dapat dilakukan
melalui kerjasama dengan lembaga/organisasi dan pihak-pihak lain yang
terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Kerjasama yang melibatkan peran serta negara lain, lembaga internasional dan
lembaga asing nonpemerintah dilakukan melalui koordinasi BNPB sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
B. Komando
1. Dalam hal status keadaan darurat bencana, gubernur menunjuk seorang
komandan penanganan darurat bencana atas usulan kepala BPBD.
2. Komandan penanganan darurat bencana sebagaimana butir 1 mengendalikan
kegiatan operasional penanggulangan bencana dan bertanggung-jawab kepada
kepala daerah.
3. Komandan penanganan darurat bencana memiliki kewenangan komando
memerintahkan instansi/lembaga terkait meliputi: pengerahan sumber daya
manusia; pengerahan peralatan; pengerahan logistik; dan penyelamatan;
4. Komandan penanganan darurat bencana berwenang mengaktifkan dan
meningkatkan pusat pengendalian operasi menjadi pos komando.
C. Pengendalian
1. Penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur menjadi
sumber ancaman bahaya bencana.
2. Penguasaan dan pengelolaan sumberdaya alam yang berpotensi yang secara
tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana.
3. Pengurasan sumberdaya alam yang melebihi daya dukungnya yang
menyebabkan ancaman timbulnya bencana.
4. Perencanaan dan penegakan rencana tata ruang wilayah dalam kaitan
penanggulangan bencana.
5. Kegiatan penanggulangan bencana yang dilakukan oleh lembaga/organisasi
pemerintah dan non-pemerintah.
6. Penetapan kebijakan pembangunan yang berpotensi menimbulkan bencana.
7. Pengumpulan dan penyaluran bantuan berupa uang dan/atau barang serta jasa
lain (misalnya relawan) yang diperuntukan untuk penanggulangan bencana
diwilayahnya, termasuk pemberian ijin pengumpulan sumbangan di
wilayahnya.
¯°±°¯° ²engukuran ³inerja dalam B²BD
Pengukuran kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan
menggunakan metode pembandingan antara Rencana Kinerja(Performance Plan)
yang diinginkan dengan Realisasi Kinerja( Performance resulut) yang dicapai.
Pengukuran kinerja tersebut difokuskan kepada pencapaian sasaran strategis
Utara dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 48 tahun 2011, bahwa sasaran
strategis utama BPBD adalah terdiri dari :
1) ´enurunkan Ancaman Bencanaµdengan indikator kinerja, yaitu :
a) Persentase tingkat kordinasi dengan instansi terkait.
b) Frekwensi pelatihan tehnis tentang antisipasi dini terhadap bencana.
c) Persentase tingkat pelayanan informasi bencana kepada masyarakat.
d) Frekwensi pelaksanaan survey dalam rangka pendataan terhadap daerah
rawan bencana.
2) ´enurunkan Angka ¶erentanan · ¸esiko Bencana, dengan indikator kinerja
yaitu :
a) Persentase tingkat pelayanan pasca bencana .
b) Jumlah jenis bantuan kepada korban bencana.
c) Frekwensi pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan tentang kebencanaan
kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.
d) Frekwensi pembinaan dan pembekalan terhadap Tim Reaksi Cepat (TRC)
Penanggulangan Bencana.
3) ´eningkatkan ¶apasitas ´asyarakat dan Sumber Daya Aparatur dalam
¹enanggulangan Bencana, dengan indikator kinerja yaitu :
a) Frekwensi pelaksanaan rapat/pertemuan dalam rangka penanggulangan
bencana.
b) Persentase kwalitas SDM aparatur yang memiliki keahlian teknis dibidang
c) Jumlah kebijakan tehnis dibidang penanggulangan bencana.
Indikator kinerja yang disusun dan dilaksanakan ini didasarkan pada Sistem
manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan
sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), dimana Sistem
AKIP diimplementasikan secara “self assesment” (KepMenPAN&RB,2010)
ÌÍÎÍ Ïandasan Teori
Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang dijabarkan, variabel
yang dikemukakan adalah kinerja, kepemimpinan dan struktur organisasi BPBD.
Kinerja dilandaskan pada pencapaian sasaran strategis sesuai dengan
penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) BPBD Provinsi Sumatera Utara dalam
Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 48 tahun 2011, dan pada pembahasan
penelitian ini ditekankan pada variabel kepemimpinan dan struktur organisasi.
Dalam Teori Jalur Tujuan (PathÐoal Theory ) yang dikembangkan oleh
Robert House dalam Kreitner dan Kinicki (2005) menyatakan bahwa pemimpin
mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang
mempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa hasil yang berharga bisa dicapai
dengan usaha yang serius. Teori ini juga menggambarkan bagaimana persepsi
harapan dipengaruhi oleh hubungan kontijensi diantara empat gaya kepemimpinan
dan berbagai sikap dan perilaku karyawan. Perilaku pemimpin memberikan motivasi
sampai tingkat (1) mengurangi halangan jalan yang mengganggu pencapaian tujuan,
(2) memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh para karyawan, dan (3)
mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap pencapaian tujuan.
Pendapat Stoner,et al dalam Sule dan Saefullah (2006), disebutkan ada empat
pilar (ÑÒÓlding Ñ Ôocks) yang menjadi dasar untuk melakukan proses
pengorganisasian. Keempat pilar tersebut adalah pembagian kerja (divisioÕ n of work)
dalam organisasi (hieraÖrchy) serta penentuan mekanisme untuk mengintegerasikan
aktivitas antar-bagian dalam organisasi atau koordinasi(c oordination) .
×ØÙØ Úerangka Úonsep
Berkaitan dengan pentingnya kepemimpinan , struktur organisasi, terhadap
kinerja organisasi, sebagaimana telah diketahui , maka dikembangkanlah kerangka
konsep dalam gambar berikut ini :
Gambar ×Ø ÛØ Úerangka ÚonsepÜÝnelitian
Struktur Þrganisasi
Úepemimpinan
âã ä åæã çã èã é êä êà è
áëìë íîï ð ñçîï îòð óð ôï
Jenis penelitian ini adalah survei eksplanatori yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan kausal antara variabel struktur organisasi dan kepeminpinan
terhadap kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara..
Menurut Singarimbun dan Sofian (1989), penelitian eksplanatori adalah penelitian
yang bermaksud menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis.
áëõë éö÷ô ñðøôïùô÷óúçîï îòð óð ôï
Penelitian berlangsung di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Sumatera Utara di Jl. Jend. Gatot Subroto Km 9 Kampung Lalang, Medan.
Proses penelitian dilaksanakan sejak Februari 2012 sampai dengan Juli 2012.
Yang dapat dirincikan dalam lampiran tabel. 3.1
áë áë çöûúò ô ñðøôïü ôýû îò áë áëìë
çöûúò ô ñð
Populasi adalah seluruh karyawan selain dari pada unsur pimpinan yang
terdapat di Kantor BPBD Propinsi Sumatera Utara berjumlah 54 orang.
áë áëõë ü ôýû îò
1. Data primer, dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada
responden dengan menggunakan kuesioner. Untuk mengukur kinerja
BPBD , dilakukan self-assesment oleh karyawan BPBD sendiri.
2. Data sekunder, diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis dari kantor
BPBD Provinsi Sumatera Utara.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Singarimbun (1987) menyatakan bahwa alat ukur dikatakan sahih
apabila Alat ukur tersebut dapat mengukur konsep yang sebenarnya ingin
diukur. Apabila peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk
pengumpul data, maka kuesioner tersebut harus dapat mengukur konsep
yang hendak diukur. Untuk menguji keterandalan instrumen, dilakukan
uji ketepatan (validitas) dan uji ketelitian (reliabilitas).
a. Uji validitas yang digunakan adalah dengan melakukan korelasi
bivariat antara masing-masing skor indikator variabel dengan total
skor variabel. Suatu indikator pertanyaan dikatakan v d (sah)
apabila korelasi antara masing-masing indikator menunjukkan hasil
yang signifikan. Digunakan tehnik korelasi eo dengan taraf
signifikan 0,05.
Dari hasil Uji validitas (lampiran 2: Uji Validitas) ternyata 23 item
pertanyaan nilai signifikansi lebih besar dari nilai tabel korelasi
b. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS dengan uji statistik
!o"#$%h’& $' ()$ . Dimana dikatakan !el*$#'e (diandalkan) jika
memiliki nilai !o"#$%h’&$' ()$ > 0,6 (Priyatno,2011).
Dari hasil uji reliabilitas ( lampiran 3: Uji Relliabilitas) tersebut
terhadap 23 item pertanyaan, ternyata semuanya lebih besar dari 0,6.
Dengan demikian maka semua item pertanyaan sebagai alat ukut
dikatakan reliabel/handal.
+,-, ./01 /2 345/6738 16191:; 30/91<6/4
Adapun definisi operasional variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
1. Kinerja BPBD : Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah
kinerja BPBD . Adapun definisi operasional dari kinerja BPBD adalah hasil kerja
kantor atau organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera
Utara yang telah ditetapkan berdasarkan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Pengukuran kinerja BPBD digunakan 11 indikator pertanyaan
2. Struktur organisasi : adalah struktur orgnisasi BPBD yang dibentuk di provinsi
Sumatera Utara. Dilakukan pengukuran dengan 6 indikator pertanyaan.
3. Kepemimpinan : yang diukur adalah tata kerja kepemimpinan yang diharapkan
diperhatikan oleh seluruh karyawan dalam pencapaian tujuan ataupun Kinerja
BPBD. Pengukuran variabel kepemimpinan dilakukan dengan menjawab 6
=>?> @ABCDAEA F GH I H JKF
Dalam Tabel 3.2 diuraikan cara mengukur masing- masing variabel,
termasuk hasil ukur dan skala ukurnya, yakni skala ukur ordinal. Masing-masing
pertanyaan yang diberikan diberi skor dalam Skala Likert untuk rentang jawaban :
L KM AN=> O>EA FPNKP KFD KN KQR I KNKS P IAJ B
T C UKVKMKF R I CJ
1 Sangat Baik 5
2 Baik 4
3 Cukup 3
4 Kurang 2
5 Sangat Kurang 1
Hasil pengukuran selanjutnya adalah menentukan skor dan persentase
masing-masing variabel dengan rumus :
Skor = Frekwensi jawaban total (f) x Nilai Skor
Persentase =
Untuk menentukan kriteria dari rekapitulasi jawaban total pertanyaan dari setiap
variabel, digunakan asumsi bahwa :
0 - 25,0 % = kriteria sangat buruk
25,1 – 50,0 % = kriteria buruk
50,1 - 75,0 % = kriteria sedang
75,1 – 100,0 % = kriteria baik Skor Variabel
WXYX Z[\]^[_ ` ab cd cdea \a
Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda pada α =
0,05 bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas kepada Variabel terikat
yakni Kinerja organisasi BPBD.
Metode analisis data selanjutnya dalam penelitian ini mencakup :
a. Analisis univariat, yaitu analisis variabel independen dalam bentuk distribusi
frekuensi dan dihitung persentasenya.
b. Analisis bivariat, yaitu analisis hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen secara parsial untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat . Dalam analisis ini digunakan jenis uji yang sesuai.
c. Analisis multivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisis variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji
regresi linier berganda pada taraf kepercayaan 95%.
d. Dalam analisis uji regresi, juga dilakukan uji-uji asumsi klasik dalam melihat
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 tahun 2009
tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Sumatera Utara, yang
mengatur tentang tugas dan fungsi beserta struktur organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara, struktur organisasi BPBD
Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh kepala yang dijabat dengan status ex-officio
oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara dengan membawahi unsur pengarah
dan unsur pelaksana.
Untuk unsur pelaksana dipimpin oleh kepala dengan jabatan setingkat eselon
II dan membawahi 3 (tiga) kepala bidang dan satu sekretaris beserta perangkat
organisasi lainnya. Namun untuk unsur pengarah sampai saat ini belum ditunjuk.
Didalam pelaksanaan kegiatan organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara,
saat ini kepemimpinan masih bersifar sementara, karena kepala BPBD yang lama
sudah purnabakti namun pengganti defenitif belum ditetapkan.
Tugas dan fungsi organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai
berikut :
1. Tugas
Membantu dan memberikan dukungan teknis administrasi dan operasional di
restrukturisasi, penanggulangan serta hubungan antar lembaga.
2. Fungsi
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efesien
b. Pengkordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.
c. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah.
d. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan provinsi, sesuai
dengan tugas dan fungsinya
Untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, BPBD Provinsi Sumatera
Utara Gedung berkantor di Jl. Jen. Gatot Subroto KM 9 No. 8 Kampung Lalang
Sunggal Medan, yang memiliki luas tanah ± 2 ha dan Luas bangunan ± 2000 m²
dengan status kantor pinjaman eks Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.
4.1.1. Sumber Daya Manusia
Jumlah Karyawan BPBD Sumatera Utara 58 orang yang terdiri dari :
Tabel 4.1. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Pendidikan
No Uraian Jumlah
1 s/d SLTA 17
2 D 3 4
3 S 1 32
4 S 2 / S 3 5
Tabel 4.2. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Golongan
No Uraian Jumlah
1 Golongan I 0
2 Golongan II 15
3 Golongan III 38
4 Golongan IV 5
T o t a l 58
Tabel 4.3. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Unit / Bidang Tugas
No Uraian Jumlah
1 Sekretariat 14
2 Pra Bencana dan Kesiapsiagaan 15
3 Tanggap darurat dan Logistik 17
4 Rekonstruksi dan rehabilitasi 12
T o t a l 58
4.2. Visi, Misi, Tujuan,Sasaran dan Strategi
4.2.1. Visi
Visi adalah pandangan ideal yang menggambarkan arah dan apa yang ingin
dilaksanakan. Oleh karena itu