ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF PADA PEMBELAJARAN IPS
KELAS IV B SEKOLAH DASAR NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh
EVA KRISTIANA
Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas IVB SD Negeri (SDN) 2 Metro Pusat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS siswa kelas IVB SD Negeri 2 Metro Pusat dan sekaligus meningkatkan hasil belajarnya melalui model induktif. Penelitian ini menggunakan PTK, yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data kegiatan tersebut dikumpulkan melalui lembar observasi, hasil tes pada setiap akhir siklus. Analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif.
Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan model induktif dalam proses pembelajaran IPS siswa kelas IVB SD Negeri 2 Metro Pusat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata kinerja guru pada siklus I (54,99%), siklus II (64,54%), dan siklus III (81,81%) lalu persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (43,14%), siklus II (60,28%), dan siklus III (81,71%) sementara rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (62,64), siklus II (71,44), dan siklus III (85,04) walaupun pencapaian nilainya belum istimewa.
Berdasarkan hasil temuan pengembangan proses pembelajaran, peneliti merekomendasikan agar guru kelas IV Sekolah Dasar dapat menggunakan model induktif dalam pembelajaran IPS agar aktivitas dan hasil belajar dapat meningkat serta siswa tidak menganggap mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang membosankan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 Bab I menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
dasar memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dimasa yang akan datang, karena pendidikan dasar merupakan pondasi awal bagi siswa
untuk membuka wawasannya. Pendidikan dasar adalah SD/MI atau bentuk lain yang
sederajat serta SMP/MTS, atau bentuk lain yang sederajat.
Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pertama pendidikan dasar yang
menyelenggarakan pendidikan umum bagi anak usia 6-12 tahun, menurut Wardani, dkk
(2009: 2.27). Di sekolah Dasar terdapat lima mata pelajaran pokok, diantaranya adalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial (Kurikulum
IPS SD 2006).
IPS bukan hanya harus mampu mensintesiskan konsep-konsep yang relevan antara
masalah-masalah sosial dalam hidup bermasyarakat yang sering disebut dengan
ipoleksosbudhankam akan menjadi pertimbangan bahan pendidikan IPS. Menurut
Somantri (dalam Supriatna, 2007: 5).
Tujuan mata pelajaran IPS adalah (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. (Permendiknas No 22 Tahun 2006).
Upaya untuk pencapaian tujuan IPS tersebut dapat ditempuh melalui pengembangan
kemampuan siswa dalam praktek pembelajaran dengan tujuan tidak hanya mencapai
standar akademik saja, tetapi menyangkut seluruh aspek kehidupan secara utuh. Selain
itu untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan IPS harus didukung juga oleh iklim
pembelajaran yang kondusif yang diciptakan oleh guru agar siswa nyaman dan mudah
menerima materi yang disampaikan. Sehubungan dengan hal itu, bahwa siswa akan
bebas belajar apabila tercipta hubungan yang baik dengan gurunya, menurut Gordon
(dalam Sapriya, dkk, 2007: 92). Suasana pembelajaran yang kondusif juga didukung
oleh peran serta guru dalam ketepatannya memilih dan menggunakan model, metode
dan media dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, guru memegang peranan
penting dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal tersebut membawa pengaruh besar
terhadap kualitas dan kemampuan siswa.
Berdasarkan pengamatan di kelas IV B Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Metro Pusat
pada pembelajaran IPS, kondisi pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial saat
ini lebih diwarnai oleh pendekatan yang menitik beratkan pada model belajar yang
kurang menarik dan kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat lebih aktif dalam
proses pembelajaran, sehingga membosankan. Rendahnya partisipasi siswa terhadap
itu, pembelajaran saat ini lebih kepada pola pembelajaran guru-sentris (Theacher
centered). Guru ceramah siswa mendengarkan, guru memberi tugas siswa
mengerjakan, siswa kurang aktif dan kurang berani dalam mengungkapkan
pendapatnya dan mengajukan pertanyaan. Sehingga aktivitas siswa sangat rendah yang
menyebabkan tidak berkembangnya potensi dan kreatifitas siswa.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) hanya 10 siswa (40%) dari jumlah keseluruhan 25 siswa. Dengan nilai terendah
50, dan nilai tertinggi 85. Sedangkan KKM yang ditentukan adalah 65 (data nilai
ulangan harian tahun ajaran 2010/2011). Hal ini diduga karena rendahnya motivasi,
minat dan aktivitas siswa, serta penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai
dalam proses pembelajaran. Sehingga hasil belajar yang diperoleh sangat rendah. Iklim
seperti ini semakin jauh dari tujuan IPS yang ingin mengembangkan siswa untuk
menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan yang
memadai untuk berperan serta dalam kehidupan demokrasi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukannya suatu model pembelajaran yang
mampu membangkitkan semangat siswa agar lebih aktif, berminat, kreatif dan
mendorong pengembangan potensi yang dimilikinya, serta menemukan makna yang
dalam dari apa yang telah dipelajarinya. Salah satu model pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan tersebut adalah model induktif. Pembelajaran induktif bertujuan untuk
memudahkan cara belajar siswa usia SD, Ruminiati (2007: 4.4).
Model pembelajaran induktif sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih
mendalam dalam hal proses belajar. Model ini juga akan meningkatkan motivasi belajar
siswa, serta siswa merasa aman dan tidak malu untuk mengeluarkan pendapatnya,
dirancang untuk perkembangan proses mental induktif dan penalaran
akademik/pembentukan teori (Sumaatmadja, 1997).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam PTK ini penulis mengangkat judul
“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Induktif
pada Pembelajaran IPS Kelas IV B Sekolah Dasar Negeri 2 Metro Pusat Tahun
Pelajaran 2010/2011”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada,
yaitu sebagai berikut:
1) Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas IV B SDN 2 Metro Pusat pada proses
pembelajaran.
2) Hasil belajar siswa masih rendah, hanya 10 siswa (40%) dari 25 siswa yang
mencapai nilai KKM, dengan nilai terendah 50.
3) Pembelajaran kurang bervariasi sehingga terkesan membosankan.
4) Pembelajaran masih berpusat pada guru (Theacher centered).
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti serta pemecahan masalahnya, adapun permasalahan
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Apakah penerapan model pembelajaran induktif dalam pembelajaran IPS dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SDN 2 Metro Pusat?
2) Apakah penerapan model pembelajaran induktif dalam pembelajaran IPS dapat
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SDN 2 Metro Pusat dengan
menggunakan model pembelajaran induktif dalam pembelajaran IPS.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SDN 2 Metro Pusat dengan
menggunakan model pembelajaran induktif dalam pembelajaran IPS.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1) Bagi Siswa
Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS
melalui penerapan model pembelajaran induktif pada siswa kelas IV B SDN 2
Metro Pusat.
2) Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya,
serta meningkatkan profesionalitas guru.
3) Bagi Sekolah
Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah, melalui penerapan model pembelajaran induktif sebagai
4) Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengalaman saat penulis melaksanakan kegiatan
pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki dan menciptakan pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta mampu menciptakan pembelajaran
yang menarik dan tidak membosankan untuk peserta didik dimasa yang akan
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
2.1.1 Pengertian Belajar
Menurut pandangan kostruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh pembelajar. Ia harus aktif
melakukan kegiatan, aktif berpikir menyusun konsep dan memberi makna tentang
hal-hal yang sedang dipelajari menurut Budiningsih (2005: 58).
Belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengonstruk) pengetahuan
baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya, Bruner
(dalam Trianto, 2009: 20).
Selain itu belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru, Gagne (dalam
Dimyati, 2002: 11).
Belajar adalah suatu perilaku, menurut Skinner (dalam Dimyati, 2002: 9). Pada saat
orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
responnya menurun.
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut teori
behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi
Selain itu, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai interaksi antara
stimulus dan respon, Budiningsih (2005: 20).
Belajar adalah perubahan dalam performan sebagai hasil dari praktek, menurut Geoch
(dalam Hadis, 2006: 60). Selain itu belajar juga dapat diartikan sebagai modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman Hamalik (2007: 17).
Dari pendapat-pendapat di atas penulis menyimpulkan, bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku baik
dalam aspek kognitif, aspek psikomotor maupun aspek afektif yang menekankan
pengalaman sebagai hasil belajarnya, sehingga seorang yang belajar mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.
2.1.2 Pengertian Aktivitas
Piaget menerangkan bahwa seseorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri, maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus saling berkaitan menurut Sardiman (2008: 100).
Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau
kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas,
menurut Mulyono (dalam Ahmad, http://id.shvoong.com/socialsciences: 2010).
Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan menurut KBBI (2007: 23). Belajar yang berhasil
harus melalui berbagai aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis menurut Rohani
Aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian guna
menunjang proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut,
menurut Kusnandar (2008: 277).
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan
fisik sampai kegiatan psikis, menurut Juliantara (dalam http//edukasi.kompasiana.com:
2010). Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang
tinggi antara guru dengan siswa itu sendiri. Aktivitas yang timbul dari siswa akan
mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah
pada peningkatan hasil belajar.
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan, bahwa aktivitas adalah segala kegiatan
belajar yang bersifat fisik dan mental yang saling berkaitan, seperti kemampuan
mengidentifikasi, mengelompokkan, memberi label, bertanya, menjawab pertanyaan,
menjelaskan, dan memberikan kesimpulan.
2.1.3 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar
sekolah, menurut Hamalik (2001: 33). Sehingga murid dapat mentransferkan hasil
belajar ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat.
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar,
menurut Dimyati (2006: 3). Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak proses
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yang datang dari dalam diri siswa dan
dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, menurut Kosasih (2007: 50).
Hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif,
afektif, psikomotor, berdasarkan teori Taksonomi Blom (dalam Munawar,
http://indramunawar.blogspt.com: 2009). Perinciannya adalah sebagai berikut: 1) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual. 2) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, dan organisasi.
3) Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa, hasil belajar adalah suatu
hasil atau berupa prestasi siswa baik pengetahuan maupun perubahan dalam bentuk sikap
atau aktivitas siswa setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2.2 Model Pembelajaran Induktif
2.2.1 Pengertian Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan
sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran,
dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya, menurut Joice dan Weil (dalam
Isjoni, 2007: 50).
Model Pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas, menurut Arends (dalam
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar, Saripudin
(dalam Sumaatmadja, 1997).
Jadi, penulis menyimpulkan model pembelajaran adalah merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
2.2.2 Pengertian Model pembelajaran Induktif
Model induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof Inggris Prancis Bacon yang
kemudian dikembangkan oleh Hilda Taba dalam eksperimennya. Dalam eksperimennya
itu ia berupaya menyediakan strategi mengajar yang memungkinkan siswa menangani
informasi.
Untuk mendukung model mengajar yang dikembangkannya, dia mengemukakan tiga
anggapan dasar tentang proses berfikir sebagai berikut: (1) Berpikir dapat diajarkan. (2)
Berpikir adalah transaksi aktif antara individu dengan data. (3) Dalam proses berpikir
mengembangkan dalam susunan urutan-urutan yang teratur dan urutan itu tidak dapat
dilakukan secara sebaliknya menurut Azis (2008: 65).
Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi
sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis (Faiq,
http://penelitian tindakan kelas.blogspot.com/2009).
Model pembelajaran induktif yaitu model pembelajaran nilai yang dimulai dengan
secara hakiki tentang nilai-nilai kebenaran yang berada dalam kehidupan menurut Majid
(2007: 158).
Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi
sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi dan keterampilan berpikir kritis, (Fajri, http://vhajrie27.wordpress.com: 2010).
Jadi, penulis menyimpulkan model pembelajaran induktif adalah model pembelajaran
yang memproses informasi yang bersifat langsung dan pengambilan kesimpulan dari
khusus ke umum.
2.2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Induktif
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam model pembelajaran induktif menurut
Abimanyu (2008: 3.4) adalah sebagai berikut:
1) Pengajuan data/fakta atau peristiwa khusus berupa gambar perkembangan teknologi.
2) Penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta yang telah diperoleh siswa.
3) Penyusunan generalisasi yang dapat berupa pendapat, hipotesiss dan teori.
4) Penarikan kesimpulan lanjut.
Model ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS,
jika dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkahnya secara tepat. Karena model induktif
adalah model yang memicu keterlibatan siswa yang lebih mendalam dalam proses
pembelajaran, siswa merasa bebas dan tidak malu saat memberikan pendapat, dan
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Induktif
Model pembelajaran induktif sama dengan model-model pembelajaran lainnya, yang
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pembelajarannya seperti yang diungkapkan
oleh (Rendi, http://restiana rendi.wordpress.com: 2009). Adapun kelebihan dari model induktif adalah sebagai berikut:
1) Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan informasi-informasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
2) Memperluas pemahaman siswa tentang materi pembelajaran dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara guru dengan siswa.
3) Membantu siswa memproses data dengan cara yang lebih kompleks dan meningkatkan kemampuan umumnya dalam memproses data.
4) Memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses tanya jawab tersebut.
Kelemahan Model Pembelajaran Induktif adalah sebagai berikut:
1) Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dan
memberikan ilustrasi-ilustrasi kepada siswa.
2) Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran
induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.
2.3 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
2.3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis, gejala dan masalah
sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu
perpaduan menurut Sardjiyo, dkk (2009: 1.27).
Selain itu IPS merupakan hasil kombinasi dan hasil pemfusian atau perpaduan dari
sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi dan
politik menurut Saidiharjo (dalam Hidayati, 2008: 1.7)
Ilmu Sosial merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis yang mempelajari
manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat, menurut
Sumaatmadja (dalam Sapriya, dkk, 2007: 3). Sedangkan “social studies” para ahli
memberikan batasan lebih kepada hal yang praktis, yaitu memberikan kemampuan
kepada anak didik dalam mengelola dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan fisik dan
sosial dalam menciptakan kehidupan yang serasi menurut Jarolimeks (dalam Sapriya,
dkk, 2007: 3).
2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penulisan ini adalah, “Apabila dalam pembelajaran IPS
menggunakan model induktif dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat,
maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SDN 2 Metro
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action
Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas
menurut Wardhani, dkk (2007: 1.3). Penelitian Tindakan Kelas adalah gabungan
definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas. Sehingga Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan
memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran, Arikunto (2006: 58). Dalam
setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru kelas IVB SDN 2
Metro Pusat.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dan dilaksanakan dengan tiga siklus,
tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yakni; perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Pada akhir kegiatan diadakan tes formatif. Siklus penelitian ini
digambarkan sebagai berikut:
Perencanaan 1
[image:17.595.153.431.291.493.2]
Gambar 1. Alur Siklus PTK
Adaptasi dari Arikunto (2004: 16)
3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 2 Metro Pusat Tahun
2010/2011 terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan sehingga
jumlah keseluruhan ialah 25 orang.
Pelaksanaan 1 SIKLUS 1
Perencanaan III
Pelaksanaan III
Pengamatan III Refleksi III
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Metro Pusat. Jalan Ade Irma Suryani, No. 12
Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011, yang
dimulai dari bulan Januari dan berakhir dibulan Juni tahun 2011.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui observasi yang dilakukan
oleh observer untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat
pembelajaran berlangsung dan tes untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.
3.4 Sumber Data
Data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh
dari hasil observasi, sedangkan kuantitatif diperoleh dari hasil belajar yang berbentuk
angka yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan tes.
3.5 Alat Pengumpulan Data
1) Lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru saat
pembelajaran dilaksanakan, hal ini dilaksanakan oleh pengamat (observer).
2) Tes (tugas menyelesaikan soal) digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal sesuai dengan konsep yang telah dipelajari.
Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan menganalisis data presentase aktivitas
siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran.
Presentase aktivitas siswa dan kinerja guru diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
NP = x 100%
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa dan guru
SM = skor maksimum dari aktivitas yang diamati
100 = bilangan tetap
Adaptasi dari Purwanto (2009: 102)
[image:19.595.93.444.521.598.2]Persentase ketuntasan belajar siswa memiliki kriteria keberhasilan sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa dan Guru dalam (%)
No Tingkat Keberhasilan Keterangan
1 > 80 % Sangat Tinggi
2 60 - 79 % Tinggi
2 40 – 59 % Sedang
4 20 – 39 % Rendah
5 < 20 % Sangat Rendah
(Sumber: Aqib dkk, 2009: 41)
Sedangkan analisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan
belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Nilai
x = Nilai rata-rata yang dicari
x = Jumlah nilai
N = Banyak siswa
Adopsi dari Arikunto (2010: 264)
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut
:
P = � ℎ � �
� ℎ x 100%
(Adopsi Aqib, 2009: 41)
3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah terjadinya peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Dan penelitian ini dianggap berhasil apabila
adanya peningkatan aktivitas siswa telah mencapai minimal ≥75%, dan ≥75% dari hasil
belajar siswa telah meningkat. Depdiknas (2008: 4)
3.8 Urutan Penelitian Tindakan Kelas 3.8.1 Siklus I
1) Tahap Perencanaan: Pada tahap ini untuk siklus pertama kegiatan ini diawali
dengan pembuatan rencana perbaikan pembelajaran secara kolaboratif partisipatif
antara guru dan penulis. Kemudian persiapan dan pembuatan media yang akan
2) Tahap Pelaksanaan: Pada tahap ini rencana kegiatan perbaikan pembelajaran pada
materi “Perkembangan Teknologi Produksi” untuk pertemuan pertama dan kedua,
dengan menggunakan model induktif meliputi beberapa tahap antara lain:
a) Kegiatan Awal
1. Pengondisian kelas (menertibkan siswa, menata tempat duduk, berdoa, dan
presensi) Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran.
2. Guru membagikan lembar soal obyektif sebagai pre test.
3. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan
dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b) Kegiatan Inti
1. Guru melakukan tanya jawab tentang perkembangan teknologi.
2. Guru menunjukkan gambar perkembangan teknologi.
3. Kemudian siswa diminta untuk mengelompokkan gambar berdasarkan
jenisnya.
4. Setelah siswa selesai mengelompokkan gambar, guru memfokuskan perhatian
siswa pada satu jenis teknologi saja, yaitu teknologi produksi.
5. Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang kurang dipahami.
6. Kemudian guru menugaskan siswa untuk berdiskusi secara berkelompok, yang
diawali dengan pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang
siswa.
7. Setiap kelompok dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dirancang
oleh guru.
8. Kemudian setiap kelompok diminta untuk mengelompokkan gambar yang
sejenis, dan memberi label (nama ) pada setiap kelompok gambar yang sejenis
9. Berdasarkan gambar di LKS, kelompok berdiskusi untuk mendeskripsikan
proses pembuatan suatu barang dan memberikan generalisasi yang berupa
pendapat,dan teori.
10.Kemudian setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya
dan menarik kesimpulan.
c) Kegiatan Akhir
1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan tentang materi
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Guru memberikan soal post test yang dikerjakan secara individu.
3) Tahap Observasi: Pada tahap ini observer mengobservasi kegiatan pembelajaran
yang berlangsung. Observasi mencakup dari berbagai aspek yaitu, dari segi
kompetensi guru menyampaikan materi, antusias dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
4) Tahap Analisis dan Refleksi: Tahap ini merupakan akhir siklus ini, yaitu refleksi
oleh peneliti untuk mengkaji aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan pembelajaran baru
pada siklus-siklus berikutnya.
3.8.2 Siklus II
Pelaksanaan pada siklus kedua ini dilakukan setelah merefleksikan siklus ke I.
1). Tahap Perencanaan: Pada tahap ini untuk siklus II kegiatan awal yang dilakukan
sama dengan siklus I, kemudian pada siklus ke II akan dilakukan perbaikan dari
kekurangan-kekurangan yang dialami pada siklus ke I.
2). Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan siklus ke II sama dengan siklus I disesuaikan
3). Tahap Observasi: Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan sama dengan siklus II.
4). Tahap Analisis dan Refleksi: Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti
untuk mengkaji proses pembelajaran oleh guru dan mengkaji aktivitas serta hasil
belajar siswa, sebagai pedoman untuk membuat rencana tindakan pembelajaran baru
pada siklus berikutnya.
3.8.3 Siklus III
Pelaksanaan pada siklus ketiga ini dilakukan setelah merefleksikan siklus ke II.
1). Tahap Perencanaan: Pada tahap ini untuk siklus III kegiatan awal yang dilakukan
sama dengan siklus II, kemudian pada siklus ke III akan dilakukan perbaikan dari
kekurangan-kekurangan yang dialami pada silkus ke II.
2). Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan siklus ke III sama dengan siklus II yang
disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat, materi pembelajaran pada siklus ini
adalah “Perkembangan Teknologi Transportasi”
3). Tahap Observasi: Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan sama dengan siklus II.
4). Tahap Analisis dan Refleksi: Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti
untuk mengkaji proses pembelajaran oleh guru dan mengkaji aktivitas dan hasil
belajar siswa. Kemudian mengumpulkan semua hasil data untuk diolah dan disusun
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap
siswa kelas IVB mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SDN 2 Metro Pusat
dapat disimpulkan :
1) Penggunaan model induktif dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas IVB SDN 2 Metro Pusat hal ini sesuai dengan pengamatan
observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus III, dan
terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu rata-rata siklus II meningkat dari nilai
siklus I yaitu 43,14% menjadi 60,28% dan nilai rata-rata siklus III meningkat
menjadi 81,71%.
2) Penggunaan model induktif dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil
belajar dan ketuntasan belajar kelas siswa kelas IVB SDN 2 Metro Pusat, hal ini
sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai
siklus III, dimana nilai rata-rata siklus II meningkat dari nilai siklus I yaitu 62,64
menjadi 71,44 dan nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi 85,04, sedangkan
ketuntasan belajar meningkat dari 11 siswa (44%) disiklus I menjadi 19 siswa
(76%) di siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 22 siswa (88%)
walaupun pada umumnya masih belum mendapat nilai yang istimewa.
5.2. Saran
1) Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar dan membaca, guna
2) Kepada orang tua, untuk selalu membimbing dan memotivasi putra-putrinya agar
rajin belajar dan kelak menjadi anak yang berguna bagi orang tua, bangsa dan
negara.
3) Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan model dan metode pembelajaran
yang sesuai dalam setiap proses pembelajaran. Sehingga siswa lebih antusias dan
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
4) Kepala sekolah, agar dapat memberikan sosialisasi kepada guru tentang model
dan metode pembelajaran yang inovatif, sehingga dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa.
5) Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dapat lebih memahami
tugas seorang guru sekolah dasar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
dasar dan dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul di sekolah,
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF PADA PEMBELAJARAN IPS
KELAS IV B SEKOLAH DASAR NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh
EVA KRISTIANA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF PADA PEMBELAJARAN IPS
KELAS IV B SEKOLAH DASAR NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi
Oleh
EVA KRISTIANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung, pada tanggal 09 Juli 1989.
Merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Suparyanto dan Ibu Dwi
Astuti.
Penulis mengenal pendidikan pertama di Taman Kanak-kanak (TK) Al-Huda Kota Bandar
Lampung yang diselesaikan pada tahun 1995. Dilanjutkan dengan pendidikan di Sekolah
Dasar Negeri 7 Sumberejo (SDN) Kemiling diselesaikan pada tahun 2001. Penulis
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 14 Bandar
Lampung yang diselesaikan pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7
Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007.
Setelah pendidikannya di SMA, pada tahun 2007 penulis mengikuti tes SPMB Universitas
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...18
2. Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 61
3. Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Guru Per-Siklus ... 63
4. Grafik Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 66
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL. ... ..vii
DAFTAR GAMBAR ... .ix
DAFTAR LAMPIRAN. ... .. x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas dan Hasil Belajar ... 8
2.1.1 Pengertian Belajar ... 8
2.1.2 Pengertian Aktivitas ... 9
2.1.3 Pengertian Hasil Belajar ... 11
2.2 Model Pembelajaran Induktif ... 12
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 12
2.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Induktif ... 13
2.2.3 Langkah-langkah pembelajaran Model Induktif ... 14
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Induktif ... 15
2.3 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 15
2.4 Hipotesis Tindakan ... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian ... 19
3.2 Setting Penelitian ... 19
3.2.1 Tempat Penelitian ... 19
3.2.2 Waktu Penelitian ... 19
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 19
3.4 Sumber Data ... 19
3.5 Alat Pengumpulan Data ... 20
3.6 Teknik Analisis Data ... 20
3.7 Indikator Keberhasilan ... 22
3.8 Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 22
3.8.1 Siklus I ... 22
3.8.2 Siklus II ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Awal ... 26
4.1.1 Deskripsi Awal ... 26
4.1.2 Refleksi Awal ... 27
4.1.3 Persiapan Pembelajaran ... 27
4.2 Hasil Penelitian ... 28
4.2.1 Siklus I ... 28
4.2.2 Siklus II ... 39
4.2.3 Siklus III ... 49
4.3 Pembahasan ... 59
4.3.1 Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 59
4.3.2 Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 62
4.3.3 Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69
5.2 Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA. ... ... 71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas... 74
2. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... . 75
3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas. ... 76
4. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 77
5. Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 78
6. Silabus Pembelajaran ... 79
7. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 82
8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan I. ... 93
9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan II. ... 95
10. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan I. ... 97
11. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan II. ... 98
12. Daftar Nilai Pre Test Siklus I. ... 99
13. Daftar Nilai Post Test Siklus I.. ... 100
14. Lembar Hasil Pekerjaan Siswa siklus I. ... 101
15. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 109
16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan I. ... 121
17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan II.. ... 123
18. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan I. ... 125
19. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan II.. ... 126
20. Daftar Nilai Pre Test Siklus II ... 127
21. Daftar Nilai Post Test Siklus II.. ... 128
23. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I. ... 137
24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III Pertemuan I. ... 149
25. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III Pertemuan II. ... 151
26. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus III Pertemuan I. ... 153
27. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus III Pertemuan II.. ... 154
28. Daftar Nilai Pre Test Siklus III. ... 155
29. Daftar Nilai Post Test Siklus III... 156
30. Lembar Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II... 157
1
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli. 2008.Strategi Pembelajaran. Dikti Depdiknas: Jakarta.
Ahmad, Defri. 2010. Aktivitas Belajar.
http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktivitas-belajar/. Diakses pada 10 Februari 2011.
Arikunto, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.
----, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.
----, 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. CV. Yrama Widya. Bandung.
Azis wahab, Abdul. 2008. Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabeta: Bandung.
BSNP. 2007. Silabus KTSP Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah:Jakarta.
B. Uno, Hamzah. 2009. Model Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.
Daldjoeni. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. PT. Alumni: Bandung.
Depdikbud. 2007. KBBI. Balai Pustaka: Jakarta.
Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Depdiknas: Jakarta
Dimyati, dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
----, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Faiq, Muhammad. 2009. Model Pembelajaran Induktif Struktur.
2
Fajri, Muhammad. 2010. Inductive thinking what is that.
( http://vhajrie27.wordpress.com/2010/01/20/inductive-thinking-what-is-that/. Tanggal akses, 28 Januari 2011, @ 15.00).
Hadis, Abdul. 2006. Psikologi dalam Pendidikan. Alfabeta: Bandung.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
----, 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.
Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Direktorat Jendral Pendidikan: Jakarta.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Alfabeta: Bandung.
Juliantara, Ketut. 2010. Aktivitas Belajar.
(http//edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/aktivitas-belajar. Tanggal akses, 29 Januari 2011, @ 16.00).
Kusnandar. 2008. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Press: Jakarta.
Kosasih, dan Angkowo. 2007. Optimalisasi Media pembelajaran. PT. Grasindo: Jakarta.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Munawar, Indra. 2009. Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi).
http://indramunawar.blogspt.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html. Diakses pada 5 februari 2011.
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi pengajaran. Rosda Karya. Bandung.
Rendi, Restiana. 2009. Model Belajar Induktif.
(http://restianarendi.wordpress.com/2009/12/05/model-belajar-induktif/. Tanggal akses, Senin 31 Januari 2011, @ 13.30).
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas: Jakarta.
3
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sardjiyo, dkk.2009. Pendidikan IPS di SD. Universitas Terbuka: Jakarta.
Sumaatmadja, Nursid, dkk. 1997. Konsep Dasar IPS. Depdikbud: Jakarta.
Supriatna, Nana,dkk. 2007. Pendidikan IPS di SD. UPI PRESS: Bandung.
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustakarya: Jakarta.
----, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara: Jakarta.
Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Wardani, Igak. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka: Jakarta.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa dan Guru dalam (%) ... 21
2. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan I) ... 30
3. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan II) . 32 4. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 33
5. Tabel Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan I ... 34
6. Tabel Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan II... 35
7. Persentase Kinerja Guru Siklus I. ... 36
8. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 37
9. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 37
10. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan I) . 41 11. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan II) 43 12. Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 44
13. Tabel Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan I... 44
14. Tabel Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan II ... 45
15. Persentase Kinerja Guru Siklus II ... 46
16. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 47
17. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 47
18. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus III Pertemuan I) . 52 19. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus III Pertemuan II) ... 53
21. Tabel Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan I ... 55
22. Tabel Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan II ... 56
23. Persentase Kinerja Guru Siklus III ... 56
24. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 57
25. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 57
26. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 59
27. Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru Per-Siklus ... 62
28. Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Per-Siklus ... 64
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmad, hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Induktif Pada Pembelajaran IPS Kelas IV B
Sekolah Dasar Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung
sekaligus selaku dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan masukan
berarti dengan penuh kesabaran.
5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP Metro S1 PGSD sekaligus selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat.
6. Bapak Drs. Suyanto, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi ini
yang telah banyak memberikan masukan berarti bagi penulis.
7. Bapak Drs. A. Sudirman, S.Pd. M. H., selaku Pembimbing Akademik yang membimbing
8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah banyak membantu
kelancaran penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Theresia Sumini, S. Pd., Kepala Sekolah SD Negeri 2 Metro Pusat, serta Dewan
Guru dan Staf Administrasi yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.
10. Ibu Yesinta Dei Soraya, A.Ma, Pd., selaku teman sejawat yang banyak membantu
penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
11. Teristimewa kedua orang tua dan kakak-kakakku, serta keponakan penulis yang telah
memberikan bantuan baik moral maupun materil demi keberhasilan studi penulis.
12. Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2007 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
yang telah berjuang bersama-sama demi keberhasilan masa depan.
13. Seluruh sahabatku di villa hawa yang selalu memberi keceriaan.
14. Seluruh sahabatku Maya, Jati, Tomi, Miza, Ami, Mesi yang selalu memberi motivasi dan
doanya untuk keberhasilan penulis.
15.Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih kurang sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan
dunia pendidikan khususnya ke SD-an.
Metro, Januari 2012
MOTTO
“Allah tidak membebankan sesuatu pada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya”.
(Q.S. Al-baqarah : 286)
“Hanya dengan mengingat Allah , maka hati menjadi tenang”
(Q.S. Ar-Ra’du : 28)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji:
Ketua, Dr. Hi. Darsono, M.Pd. ...
Sekretaris, Drs. Suyanto, M.Pd. ...
Penguji Utama, Dra. Asmaul Khair, M.Pd. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
nama mahasiswa : Eva Kristiana
NPM : 0713053026
jurusan : Ilmu Pendidikan
program studi : S1 PGSD
fakultas : Keguruan dan Ilmu Penidikan
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Induktif pada Pembelajaran
IPS Kelas IV B SD Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011” adalah hasil pekerjaan
sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi hasil penelitian yang telah
dipublikasikan atau ditulis orang lain dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi
pada Universitas Lampung atau pada universitas/institut lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di
kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan
undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Metro, Januari 2012 Yang membuat pernyataan,
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada :
Ayahku Suparyanto dan Ibuku Dwi Astuti yang telah memberikan
dorongan moril dan materil serta semangat yang tiada
henti-hentinya.
Kakakku, Eko Kristanto, Edi kristiawan, Eni Kristiani serta kakak
iparku Lili Martuti, Fredi Ananto, dan keponakanku Aisyah Aulia
Safira Nuha yang selalu menghadirkan canda tawanya dihariku
Seseorang yang selalu memberi motivasi
dan dukungan disetiap hariku
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Induktif Pada Pembelajaran IPS Kelas IV B Sekolah Dasar Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Eva Kristiana
NPM : 0713053026
Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Menyetujui : Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hi. Darsono, M.Pd Drs. Suyanto, M.Pd.