• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV B SEKOLAH DASAR NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV B SEKOLAH DASAR NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF PADA PEMBELAJARAN IPS

KELAS IV B SEKOLAH DASAR NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

EVA KRISTIANA

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas IVB SD Negeri (SDN) 2 Metro Pusat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS siswa kelas IVB SD Negeri 2 Metro Pusat dan sekaligus meningkatkan hasil belajarnya melalui model induktif. Penelitian ini menggunakan PTK, yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data kegiatan tersebut dikumpulkan melalui lembar observasi, hasil tes pada setiap akhir siklus. Analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif.

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan model induktif dalam proses pembelajaran IPS siswa kelas IVB SD Negeri 2 Metro Pusat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata kinerja guru pada siklus I (54,99%), siklus II (64,54%), dan siklus III (81,81%) lalu persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (43,14%), siklus II (60,28%), dan siklus III (81,71%) sementara rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (62,64), siklus II (71,44), dan siklus III (85,04) walaupun pencapaian nilainya belum istimewa.

Berdasarkan hasil temuan pengembangan proses pembelajaran, peneliti merekomendasikan agar guru kelas IV Sekolah Dasar dapat menggunakan model induktif dalam pembelajaran IPS agar aktivitas dan hasil belajar dapat meningkat serta siswa tidak menganggap mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang membosankan.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 Bab I menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan

dasar memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dimasa yang akan datang, karena pendidikan dasar merupakan pondasi awal bagi siswa

untuk membuka wawasannya. Pendidikan dasar adalah SD/MI atau bentuk lain yang

sederajat serta SMP/MTS, atau bentuk lain yang sederajat.

Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pertama pendidikan dasar yang

menyelenggarakan pendidikan umum bagi anak usia 6-12 tahun, menurut Wardani, dkk

(2009: 2.27). Di sekolah Dasar terdapat lima mata pelajaran pokok, diantaranya adalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan

mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial (Kurikulum

IPS SD 2006).

IPS bukan hanya harus mampu mensintesiskan konsep-konsep yang relevan antara

(3)

masalah-masalah sosial dalam hidup bermasyarakat yang sering disebut dengan

ipoleksosbudhankam akan menjadi pertimbangan bahan pendidikan IPS. Menurut

Somantri (dalam Supriatna, 2007: 5).

Tujuan mata pelajaran IPS adalah (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. (Permendiknas No 22 Tahun 2006).

Upaya untuk pencapaian tujuan IPS tersebut dapat ditempuh melalui pengembangan

kemampuan siswa dalam praktek pembelajaran dengan tujuan tidak hanya mencapai

standar akademik saja, tetapi menyangkut seluruh aspek kehidupan secara utuh. Selain

itu untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan IPS harus didukung juga oleh iklim

pembelajaran yang kondusif yang diciptakan oleh guru agar siswa nyaman dan mudah

menerima materi yang disampaikan. Sehubungan dengan hal itu, bahwa siswa akan

bebas belajar apabila tercipta hubungan yang baik dengan gurunya, menurut Gordon

(dalam Sapriya, dkk, 2007: 92). Suasana pembelajaran yang kondusif juga didukung

oleh peran serta guru dalam ketepatannya memilih dan menggunakan model, metode

dan media dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, guru memegang peranan

penting dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal tersebut membawa pengaruh besar

terhadap kualitas dan kemampuan siswa.

Berdasarkan pengamatan di kelas IV B Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Metro Pusat

pada pembelajaran IPS, kondisi pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial saat

ini lebih diwarnai oleh pendekatan yang menitik beratkan pada model belajar yang

kurang menarik dan kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat lebih aktif dalam

proses pembelajaran, sehingga membosankan. Rendahnya partisipasi siswa terhadap

(4)

itu, pembelajaran saat ini lebih kepada pola pembelajaran guru-sentris (Theacher

centered). Guru ceramah siswa mendengarkan, guru memberi tugas siswa

mengerjakan, siswa kurang aktif dan kurang berani dalam mengungkapkan

pendapatnya dan mengajukan pertanyaan. Sehingga aktivitas siswa sangat rendah yang

menyebabkan tidak berkembangnya potensi dan kreatifitas siswa.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) hanya 10 siswa (40%) dari jumlah keseluruhan 25 siswa. Dengan nilai terendah

50, dan nilai tertinggi 85. Sedangkan KKM yang ditentukan adalah 65 (data nilai

ulangan harian tahun ajaran 2010/2011). Hal ini diduga karena rendahnya motivasi,

minat dan aktivitas siswa, serta penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai

dalam proses pembelajaran. Sehingga hasil belajar yang diperoleh sangat rendah. Iklim

seperti ini semakin jauh dari tujuan IPS yang ingin mengembangkan siswa untuk

menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan yang

memadai untuk berperan serta dalam kehidupan demokrasi.

Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukannya suatu model pembelajaran yang

mampu membangkitkan semangat siswa agar lebih aktif, berminat, kreatif dan

mendorong pengembangan potensi yang dimilikinya, serta menemukan makna yang

dalam dari apa yang telah dipelajarinya. Salah satu model pembelajaran yang sesuai

dengan tuntutan tersebut adalah model induktif. Pembelajaran induktif bertujuan untuk

memudahkan cara belajar siswa usia SD, Ruminiati (2007: 4.4).

Model pembelajaran induktif sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih

mendalam dalam hal proses belajar. Model ini juga akan meningkatkan motivasi belajar

siswa, serta siswa merasa aman dan tidak malu untuk mengeluarkan pendapatnya,

(5)

dirancang untuk perkembangan proses mental induktif dan penalaran

akademik/pembentukan teori (Sumaatmadja, 1997).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam PTK ini penulis mengangkat judul

“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Induktif

pada Pembelajaran IPS Kelas IV B Sekolah Dasar Negeri 2 Metro Pusat Tahun

Pelajaran 2010/2011”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada,

yaitu sebagai berikut:

1) Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas IV B SDN 2 Metro Pusat pada proses

pembelajaran.

2) Hasil belajar siswa masih rendah, hanya 10 siswa (40%) dari 25 siswa yang

mencapai nilai KKM, dengan nilai terendah 50.

3) Pembelajaran kurang bervariasi sehingga terkesan membosankan.

4) Pembelajaran masih berpusat pada guru (Theacher centered).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan

permasalahan yang akan diteliti serta pemecahan masalahnya, adapun permasalahan

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Apakah penerapan model pembelajaran induktif dalam pembelajaran IPS dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SDN 2 Metro Pusat?

2) Apakah penerapan model pembelajaran induktif dalam pembelajaran IPS dapat

(6)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SDN 2 Metro Pusat dengan

menggunakan model pembelajaran induktif dalam pembelajaran IPS.

2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SDN 2 Metro Pusat dengan

menggunakan model pembelajaran induktif dalam pembelajaran IPS.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :

1) Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS

melalui penerapan model pembelajaran induktif pada siswa kelas IV B SDN 2

Metro Pusat.

2) Bagi Guru

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya,

serta meningkatkan profesionalitas guru.

3) Bagi Sekolah

Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah, melalui penerapan model pembelajaran induktif sebagai

(7)

4) Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman saat penulis melaksanakan kegiatan

pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki dan menciptakan pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta mampu menciptakan pembelajaran

yang menarik dan tidak membosankan untuk peserta didik dimasa yang akan

(8)

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

2.1.1 Pengertian Belajar

Menurut pandangan kostruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan

pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh pembelajar. Ia harus aktif

melakukan kegiatan, aktif berpikir menyusun konsep dan memberi makna tentang

hal-hal yang sedang dipelajari menurut Budiningsih (2005: 58).

Belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengonstruk) pengetahuan

baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya, Bruner

(dalam Trianto, 2009: 20).

Selain itu belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi

lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru, Gagne (dalam

Dimyati, 2002: 11).

Belajar adalah suatu perilaku, menurut Skinner (dalam Dimyati, 2002: 9). Pada saat

orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka

responnya menurun.

Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut teori

behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi

(9)

Selain itu, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal

kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai interaksi antara

stimulus dan respon, Budiningsih (2005: 20).

Belajar adalah perubahan dalam performan sebagai hasil dari praktek, menurut Geoch

(dalam Hadis, 2006: 60). Selain itu belajar juga dapat diartikan sebagai modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman Hamalik (2007: 17).

Dari pendapat-pendapat di atas penulis menyimpulkan, bahwa belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku baik

dalam aspek kognitif, aspek psikomotor maupun aspek afektif yang menekankan

pengalaman sebagai hasil belajarnya, sehingga seorang yang belajar mampu berinteraksi

dengan lingkungannya.

2.1.2 Pengertian Aktivitas

Piaget menerangkan bahwa seseorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri, maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus saling berkaitan menurut Sardiman (2008: 100).

Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau

kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas,

menurut Mulyono (dalam Ahmad, http://id.shvoong.com/socialsciences: 2010).

Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan menurut KBBI (2007: 23). Belajar yang berhasil

harus melalui berbagai aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis menurut Rohani

(10)

Aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian guna

menunjang proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut,

menurut Kusnandar (2008: 277).

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan

fisik sampai kegiatan psikis, menurut Juliantara (dalam http//edukasi.kompasiana.com:

2010). Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang

tinggi antara guru dengan siswa itu sendiri. Aktivitas yang timbul dari siswa akan

mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah

pada peningkatan hasil belajar.

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan, bahwa aktivitas adalah segala kegiatan

belajar yang bersifat fisik dan mental yang saling berkaitan, seperti kemampuan

mengidentifikasi, mengelompokkan, memberi label, bertanya, menjawab pertanyaan,

menjelaskan, dan memberikan kesimpulan.

2.1.3 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar

sekolah, menurut Hamalik (2001: 33). Sehingga murid dapat mentransferkan hasil

belajar ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat.

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar,

menurut Dimyati (2006: 3). Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak proses

(11)

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yang datang dari dalam diri siswa dan

dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, menurut Kosasih (2007: 50).

Hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif,

afektif, psikomotor, berdasarkan teori Taksonomi Blom (dalam Munawar,

http://indramunawar.blogspt.com: 2009). Perinciannya adalah sebagai berikut: 1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual. 2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, dan organisasi.

3) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa, hasil belajar adalah suatu

hasil atau berupa prestasi siswa baik pengetahuan maupun perubahan dalam bentuk sikap

atau aktivitas siswa setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2.2 Model Pembelajaran Induktif

2.2.1 Pengertian Model pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan

sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran,

dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya, menurut Joice dan Weil (dalam

Isjoni, 2007: 50).

Model Pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di

dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran,

lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas, menurut Arends (dalam

(12)

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar, Saripudin

(dalam Sumaatmadja, 1997).

Jadi, penulis menyimpulkan model pembelajaran adalah merupakan bentuk pembelajaran

yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

2.2.2 Pengertian Model pembelajaran Induktif

Model induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof Inggris Prancis Bacon yang

kemudian dikembangkan oleh Hilda Taba dalam eksperimennya. Dalam eksperimennya

itu ia berupaya menyediakan strategi mengajar yang memungkinkan siswa menangani

informasi.

Untuk mendukung model mengajar yang dikembangkannya, dia mengemukakan tiga

anggapan dasar tentang proses berfikir sebagai berikut: (1) Berpikir dapat diajarkan. (2)

Berpikir adalah transaksi aktif antara individu dengan data. (3) Dalam proses berpikir

mengembangkan dalam susunan urutan-urutan yang teratur dan urutan itu tidak dapat

dilakukan secara sebaliknya menurut Azis (2008: 65).

Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi

sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis (Faiq,

http://penelitian tindakan kelas.blogspot.com/2009).

Model pembelajaran induktif yaitu model pembelajaran nilai yang dimulai dengan

(13)

secara hakiki tentang nilai-nilai kebenaran yang berada dalam kehidupan menurut Majid

(2007: 158).

Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi

sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi dan keterampilan berpikir kritis, (Fajri, http://vhajrie27.wordpress.com: 2010).

Jadi, penulis menyimpulkan model pembelajaran induktif adalah model pembelajaran

yang memproses informasi yang bersifat langsung dan pengambilan kesimpulan dari

khusus ke umum.

2.2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Induktif

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam model pembelajaran induktif menurut

Abimanyu (2008: 3.4) adalah sebagai berikut:

1) Pengajuan data/fakta atau peristiwa khusus berupa gambar perkembangan teknologi.

2) Penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta yang telah diperoleh siswa.

3) Penyusunan generalisasi yang dapat berupa pendapat, hipotesiss dan teori.

4) Penarikan kesimpulan lanjut.

Model ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS,

jika dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkahnya secara tepat. Karena model induktif

adalah model yang memicu keterlibatan siswa yang lebih mendalam dalam proses

pembelajaran, siswa merasa bebas dan tidak malu saat memberikan pendapat, dan

(14)

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Induktif

Model pembelajaran induktif sama dengan model-model pembelajaran lainnya, yang

memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pembelajarannya seperti yang diungkapkan

oleh (Rendi, http://restiana rendi.wordpress.com: 2009). Adapun kelebihan dari model induktif adalah sebagai berikut:

1) Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan informasi-informasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

2) Memperluas pemahaman siswa tentang materi pembelajaran dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara guru dengan siswa.

3) Membantu siswa memproses data dengan cara yang lebih kompleks dan meningkatkan kemampuan umumnya dalam memproses data.

4) Memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses tanya jawab tersebut.

Kelemahan Model Pembelajaran Induktif adalah sebagai berikut:

1) Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dan

memberikan ilustrasi-ilustrasi kepada siswa.

2) Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran

induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.

2.3 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

2.3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

(15)

IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis, gejala dan masalah

sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu

perpaduan menurut Sardjiyo, dkk (2009: 1.27).

Selain itu IPS merupakan hasil kombinasi dan hasil pemfusian atau perpaduan dari

sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi dan

politik menurut Saidiharjo (dalam Hidayati, 2008: 1.7)

Ilmu Sosial merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis yang mempelajari

manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat, menurut

Sumaatmadja (dalam Sapriya, dkk, 2007: 3). Sedangkan “social studies” para ahli

memberikan batasan lebih kepada hal yang praktis, yaitu memberikan kemampuan

kepada anak didik dalam mengelola dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan fisik dan

sosial dalam menciptakan kehidupan yang serasi menurut Jarolimeks (dalam Sapriya,

dkk, 2007: 3).

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penulisan ini adalah, “Apabila dalam pembelajaran IPS

menggunakan model induktif dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat,

maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SDN 2 Metro

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas

menurut Wardhani, dkk (2007: 1.3). Penelitian Tindakan Kelas adalah gabungan

definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas. Sehingga Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan

memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran, Arikunto (2006: 58). Dalam

setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru kelas IVB SDN 2

Metro Pusat.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dan dilaksanakan dengan tiga siklus,

tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yakni; perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi. Pada akhir kegiatan diadakan tes formatif. Siklus penelitian ini

digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan 1

(17)

[image:17.595.153.431.291.493.2]

Gambar 1. Alur Siklus PTK

Adaptasi dari Arikunto (2004: 16)

3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 2 Metro Pusat Tahun

2010/2011 terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan sehingga

jumlah keseluruhan ialah 25 orang.

Pelaksanaan 1 SIKLUS 1

Perencanaan III

Pelaksanaan III

Pengamatan III Refleksi III

(18)

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Metro Pusat. Jalan Ade Irma Suryani, No. 12

Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011, yang

dimulai dari bulan Januari dan berakhir dibulan Juni tahun 2011.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui observasi yang dilakukan

oleh observer untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat

pembelajaran berlangsung dan tes untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.

3.4 Sumber Data

Data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh

dari hasil observasi, sedangkan kuantitatif diperoleh dari hasil belajar yang berbentuk

angka yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan tes.

3.5 Alat Pengumpulan Data

1) Lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru saat

pembelajaran dilaksanakan, hal ini dilaksanakan oleh pengamat (observer).

2) Tes (tugas menyelesaikan soal) digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal sesuai dengan konsep yang telah dipelajari.

(19)

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan

kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan menganalisis data presentase aktivitas

siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran.

Presentase aktivitas siswa dan kinerja guru diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

NP = x 100%

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa dan guru

SM = skor maksimum dari aktivitas yang diamati

100 = bilangan tetap

Adaptasi dari Purwanto (2009: 102)

[image:19.595.93.444.521.598.2]

Persentase ketuntasan belajar siswa memiliki kriteria keberhasilan sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa dan Guru dalam (%)

No Tingkat Keberhasilan Keterangan

1 > 80 % Sangat Tinggi

2 60 - 79 % Tinggi

2 40 – 59 % Sedang

4 20 – 39 % Rendah

5 < 20 % Sangat Rendah

(Sumber: Aqib dkk, 2009: 41)

Sedangkan analisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan

belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Nilai

(20)

x = Nilai rata-rata yang dicari

x = Jumlah nilai

N = Banyak siswa

Adopsi dari Arikunto (2010: 264)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut

:

P = � ℎ � �

� ℎ x 100%

(Adopsi Aqib, 2009: 41)

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah terjadinya peningkatan aktivitas dan

hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Dan penelitian ini dianggap berhasil apabila

adanya peningkatan aktivitas siswa telah mencapai minimal ≥75%, dan ≥75% dari hasil

belajar siswa telah meningkat. Depdiknas (2008: 4)

3.8 Urutan Penelitian Tindakan Kelas 3.8.1 Siklus I

1) Tahap Perencanaan: Pada tahap ini untuk siklus pertama kegiatan ini diawali

dengan pembuatan rencana perbaikan pembelajaran secara kolaboratif partisipatif

antara guru dan penulis. Kemudian persiapan dan pembuatan media yang akan

(21)

2) Tahap Pelaksanaan: Pada tahap ini rencana kegiatan perbaikan pembelajaran pada

materi “Perkembangan Teknologi Produksi” untuk pertemuan pertama dan kedua,

dengan menggunakan model induktif meliputi beberapa tahap antara lain:

a) Kegiatan Awal

1. Pengondisian kelas (menertibkan siswa, menata tempat duduk, berdoa, dan

presensi) Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran.

2. Guru membagikan lembar soal obyektif sebagai pre test.

3. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan

dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b) Kegiatan Inti

1. Guru melakukan tanya jawab tentang perkembangan teknologi.

2. Guru menunjukkan gambar perkembangan teknologi.

3. Kemudian siswa diminta untuk mengelompokkan gambar berdasarkan

jenisnya.

4. Setelah siswa selesai mengelompokkan gambar, guru memfokuskan perhatian

siswa pada satu jenis teknologi saja, yaitu teknologi produksi.

5. Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang kurang dipahami.

6. Kemudian guru menugaskan siswa untuk berdiskusi secara berkelompok, yang

diawali dengan pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang

siswa.

7. Setiap kelompok dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dirancang

oleh guru.

8. Kemudian setiap kelompok diminta untuk mengelompokkan gambar yang

sejenis, dan memberi label (nama ) pada setiap kelompok gambar yang sejenis

(22)

9. Berdasarkan gambar di LKS, kelompok berdiskusi untuk mendeskripsikan

proses pembuatan suatu barang dan memberikan generalisasi yang berupa

pendapat,dan teori.

10.Kemudian setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya

dan menarik kesimpulan.

c) Kegiatan Akhir

1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan tentang materi

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Guru memberikan soal post test yang dikerjakan secara individu.

3) Tahap Observasi: Pada tahap ini observer mengobservasi kegiatan pembelajaran

yang berlangsung. Observasi mencakup dari berbagai aspek yaitu, dari segi

kompetensi guru menyampaikan materi, antusias dan aktivitas siswa dalam

pembelajaran.

4) Tahap Analisis dan Refleksi: Tahap ini merupakan akhir siklus ini, yaitu refleksi

oleh peneliti untuk mengkaji aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran

berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan pembelajaran baru

pada siklus-siklus berikutnya.

3.8.2 Siklus II

Pelaksanaan pada siklus kedua ini dilakukan setelah merefleksikan siklus ke I.

1). Tahap Perencanaan: Pada tahap ini untuk siklus II kegiatan awal yang dilakukan

sama dengan siklus I, kemudian pada siklus ke II akan dilakukan perbaikan dari

kekurangan-kekurangan yang dialami pada siklus ke I.

2). Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan siklus ke II sama dengan siklus I disesuaikan

(23)

3). Tahap Observasi: Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan sama dengan siklus II.

4). Tahap Analisis dan Refleksi: Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti

untuk mengkaji proses pembelajaran oleh guru dan mengkaji aktivitas serta hasil

belajar siswa, sebagai pedoman untuk membuat rencana tindakan pembelajaran baru

pada siklus berikutnya.

3.8.3 Siklus III

Pelaksanaan pada siklus ketiga ini dilakukan setelah merefleksikan siklus ke II.

1). Tahap Perencanaan: Pada tahap ini untuk siklus III kegiatan awal yang dilakukan

sama dengan siklus II, kemudian pada siklus ke III akan dilakukan perbaikan dari

kekurangan-kekurangan yang dialami pada silkus ke II.

2). Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan siklus ke III sama dengan siklus II yang

disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat, materi pembelajaran pada siklus ini

adalah “Perkembangan Teknologi Transportasi”

3). Tahap Observasi: Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan sama dengan siklus II.

4). Tahap Analisis dan Refleksi: Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti

untuk mengkaji proses pembelajaran oleh guru dan mengkaji aktivitas dan hasil

belajar siswa. Kemudian mengumpulkan semua hasil data untuk diolah dan disusun

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap

siswa kelas IVB mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SDN 2 Metro Pusat

dapat disimpulkan :

1) Penggunaan model induktif dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa kelas IVB SDN 2 Metro Pusat hal ini sesuai dengan pengamatan

observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus III, dan

terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu rata-rata siklus II meningkat dari nilai

siklus I yaitu 43,14% menjadi 60,28% dan nilai rata-rata siklus III meningkat

menjadi 81,71%.

2) Penggunaan model induktif dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil

belajar dan ketuntasan belajar kelas siswa kelas IVB SDN 2 Metro Pusat, hal ini

sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai

siklus III, dimana nilai rata-rata siklus II meningkat dari nilai siklus I yaitu 62,64

menjadi 71,44 dan nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi 85,04, sedangkan

ketuntasan belajar meningkat dari 11 siswa (44%) disiklus I menjadi 19 siswa

(76%) di siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 22 siswa (88%)

walaupun pada umumnya masih belum mendapat nilai yang istimewa.

5.2. Saran

1) Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar dan membaca, guna

(25)

2) Kepada orang tua, untuk selalu membimbing dan memotivasi putra-putrinya agar

rajin belajar dan kelak menjadi anak yang berguna bagi orang tua, bangsa dan

negara.

3) Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan model dan metode pembelajaran

yang sesuai dalam setiap proses pembelajaran. Sehingga siswa lebih antusias dan

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

4) Kepala sekolah, agar dapat memberikan sosialisasi kepada guru tentang model

dan metode pembelajaran yang inovatif, sehingga dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa.

5) Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dapat lebih memahami

tugas seorang guru sekolah dasar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

dasar dan dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul di sekolah,

(26)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF PADA PEMBELAJARAN IPS

KELAS IV B SEKOLAH DASAR NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

EVA KRISTIANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(27)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF PADA PEMBELAJARAN IPS

KELAS IV B SEKOLAH DASAR NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi

Oleh

EVA KRISTIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(28)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung, pada tanggal 09 Juli 1989.

Merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Suparyanto dan Ibu Dwi

Astuti.

Penulis mengenal pendidikan pertama di Taman Kanak-kanak (TK) Al-Huda Kota Bandar

Lampung yang diselesaikan pada tahun 1995. Dilanjutkan dengan pendidikan di Sekolah

Dasar Negeri 7 Sumberejo (SDN) Kemiling diselesaikan pada tahun 2001. Penulis

melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 14 Bandar

Lampung yang diselesaikan pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7

Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007.

Setelah pendidikannya di SMA, pada tahun 2007 penulis mengikuti tes SPMB Universitas

(29)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...18

2. Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 61

3. Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Guru Per-Siklus ... 63

4. Grafik Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 66

(30)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL. ... ..vii

DAFTAR GAMBAR ... .ix

DAFTAR LAMPIRAN. ... .. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas dan Hasil Belajar ... 8

2.1.1 Pengertian Belajar ... 8

2.1.2 Pengertian Aktivitas ... 9

2.1.3 Pengertian Hasil Belajar ... 11

2.2 Model Pembelajaran Induktif ... 12

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 12

2.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Induktif ... 13

2.2.3 Langkah-langkah pembelajaran Model Induktif ... 14

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Induktif ... 15

2.3 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 15

2.4 Hipotesis Tindakan ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian ... 19

3.2 Setting Penelitian ... 19

3.2.1 Tempat Penelitian ... 19

3.2.2 Waktu Penelitian ... 19

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 19

3.4 Sumber Data ... 19

3.5 Alat Pengumpulan Data ... 20

3.6 Teknik Analisis Data ... 20

3.7 Indikator Keberhasilan ... 22

3.8 Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 22

3.8.1 Siklus I ... 22

3.8.2 Siklus II ... 24

(31)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Awal ... 26

4.1.1 Deskripsi Awal ... 26

4.1.2 Refleksi Awal ... 27

4.1.3 Persiapan Pembelajaran ... 27

4.2 Hasil Penelitian ... 28

4.2.1 Siklus I ... 28

4.2.2 Siklus II ... 39

4.2.3 Siklus III ... 49

4.3 Pembahasan ... 59

4.3.1 Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 59

4.3.2 Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 62

4.3.3 Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA. ... ... 71

(32)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas... 74

2. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... . 75

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas. ... 76

4. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 77

5. Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 78

6. Silabus Pembelajaran ... 79

7. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 82

8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan I. ... 93

9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan II. ... 95

10. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan I. ... 97

11. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan II. ... 98

12. Daftar Nilai Pre Test Siklus I. ... 99

13. Daftar Nilai Post Test Siklus I.. ... 100

14. Lembar Hasil Pekerjaan Siswa siklus I. ... 101

15. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 109

16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan I. ... 121

17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan II.. ... 123

18. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan I. ... 125

19. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan II.. ... 126

20. Daftar Nilai Pre Test Siklus II ... 127

21. Daftar Nilai Post Test Siklus II.. ... 128

(33)

23. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I. ... 137

24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III Pertemuan I. ... 149

25. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III Pertemuan II. ... 151

26. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus III Pertemuan I. ... 153

27. Lembar Observasi Kinerja Guru Pada Siklus III Pertemuan II.. ... 154

28. Daftar Nilai Pre Test Siklus III. ... 155

29. Daftar Nilai Post Test Siklus III... 156

30. Lembar Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II... 157

(34)

1

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli. 2008.Strategi Pembelajaran. Dikti Depdiknas: Jakarta.

Ahmad, Defri. 2010. Aktivitas Belajar.

http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktivitas-belajar/. Diakses pada 10 Februari 2011.

Arikunto, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

----, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

----, 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. CV. Yrama Widya. Bandung.

Azis wahab, Abdul. 2008. Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabeta: Bandung.

BSNP. 2007. Silabus KTSP Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah:Jakarta.

B. Uno, Hamzah. 2009. Model Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

Daldjoeni. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. PT. Alumni: Bandung.

Depdikbud. 2007. KBBI. Balai Pustaka: Jakarta.

Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Depdiknas: Jakarta

Dimyati, dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

----, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Faiq, Muhammad. 2009. Model Pembelajaran Induktif Struktur.

(35)

2

Fajri, Muhammad. 2010. Inductive thinking what is that.

( http://vhajrie27.wordpress.com/2010/01/20/inductive-thinking-what-is-that/. Tanggal akses, 28 Januari 2011, @ 15.00).

Hadis, Abdul. 2006. Psikologi dalam Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.

----, 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Direktorat Jendral Pendidikan: Jakarta.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Alfabeta: Bandung.

Juliantara, Ketut. 2010. Aktivitas Belajar.

(http//edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/aktivitas-belajar. Tanggal akses, 29 Januari 2011, @ 16.00).

Kusnandar. 2008. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Press: Jakarta.

Kosasih, dan Angkowo. 2007. Optimalisasi Media pembelajaran. PT. Grasindo: Jakarta.

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Munawar, Indra. 2009. Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi).

http://indramunawar.blogspt.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html. Diakses pada 5 februari 2011.

Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi pengajaran. Rosda Karya. Bandung.

Rendi, Restiana. 2009. Model Belajar Induktif.

(http://restianarendi.wordpress.com/2009/12/05/model-belajar-induktif/. Tanggal akses, Senin 31 Januari 2011, @ 13.30).

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas: Jakarta.

(36)

3

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sardjiyo, dkk.2009. Pendidikan IPS di SD. Universitas Terbuka: Jakarta.

Sumaatmadja, Nursid, dkk. 1997. Konsep Dasar IPS. Depdikbud: Jakarta.

Supriatna, Nana,dkk. 2007. Pendidikan IPS di SD. UPI PRESS: Bandung.

Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustakarya: Jakarta.

----, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara: Jakarta.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Wardani, Igak. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka: Jakarta.

(37)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa dan Guru dalam (%) ... 21

2. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan I) ... 30

3. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan II) . 32 4. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 33

5. Tabel Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan I ... 34

6. Tabel Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan II... 35

7. Persentase Kinerja Guru Siklus I. ... 36

8. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 37

9. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 37

10. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan I) . 41 11. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan II) 43 12. Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 44

13. Tabel Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan I... 44

14. Tabel Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan II ... 45

15. Persentase Kinerja Guru Siklus II ... 46

16. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 47

17. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 47

18. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus III Pertemuan I) . 52 19. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus III Pertemuan II) ... 53

(38)

21. Tabel Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan I ... 55

22. Tabel Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan II ... 56

23. Persentase Kinerja Guru Siklus III ... 56

24. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 57

25. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 57

26. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 59

27. Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru Per-Siklus ... 62

28. Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Per-Siklus ... 64

(39)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmad, hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Induktif Pada Pembelajaran IPS Kelas IV B

Sekolah Dasar Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu

dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung

sekaligus selaku dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan masukan

berarti dengan penuh kesabaran.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP Metro S1 PGSD sekaligus selaku

Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat.

6. Bapak Drs. Suyanto, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi ini

yang telah banyak memberikan masukan berarti bagi penulis.

7. Bapak Drs. A. Sudirman, S.Pd. M. H., selaku Pembimbing Akademik yang membimbing

(40)

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah banyak membantu

kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Theresia Sumini, S. Pd., Kepala Sekolah SD Negeri 2 Metro Pusat, serta Dewan

Guru dan Staf Administrasi yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

10. Ibu Yesinta Dei Soraya, A.Ma, Pd., selaku teman sejawat yang banyak membantu

penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

11. Teristimewa kedua orang tua dan kakak-kakakku, serta keponakan penulis yang telah

memberikan bantuan baik moral maupun materil demi keberhasilan studi penulis.

12. Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2007 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,

yang telah berjuang bersama-sama demi keberhasilan masa depan.

13. Seluruh sahabatku di villa hawa yang selalu memberi keceriaan.

14. Seluruh sahabatku Maya, Jati, Tomi, Miza, Ami, Mesi yang selalu memberi motivasi dan

doanya untuk keberhasilan penulis.

15.Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih kurang sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan

dunia pendidikan khususnya ke SD-an.

Metro, Januari 2012

(41)
(42)

MOTTO

“Allah tidak membebankan sesuatu pada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya”.

(Q.S. Al-baqarah : 286)

“Hanya dengan mengingat Allah , maka hati menjadi tenang”

(Q.S. Ar-Ra’du : 28)

(43)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji:

Ketua, Dr. Hi. Darsono, M.Pd. ...

Sekretaris, Drs. Suyanto, M.Pd. ...

Penguji Utama, Dra. Asmaul Khair, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(44)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama mahasiswa : Eva Kristiana

NPM : 0713053026

jurusan : Ilmu Pendidikan

program studi : S1 PGSD

fakultas : Keguruan dan Ilmu Penidikan

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Induktif pada Pembelajaran

IPS Kelas IV B SD Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011” adalah hasil pekerjaan

sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi hasil penelitian yang telah

dipublikasikan atau ditulis orang lain dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi

pada Universitas Lampung atau pada universitas/institut lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di

kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan

undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, Januari 2012 Yang membuat pernyataan,

(45)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

Ayahku Suparyanto dan Ibuku Dwi Astuti yang telah memberikan

dorongan moril dan materil serta semangat yang tiada

henti-hentinya.

Kakakku, Eko Kristanto, Edi kristiawan, Eni Kristiani serta kakak

iparku Lili Martuti, Fredi Ananto, dan keponakanku Aisyah Aulia

Safira Nuha yang selalu menghadirkan canda tawanya dihariku

Seseorang yang selalu memberi motivasi

dan dukungan disetiap hariku

(46)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Induktif Pada Pembelajaran IPS Kelas IV B Sekolah Dasar Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011

Nama : Eva Kristiana

NPM : 0713053026

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyetujui : Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hi. Darsono, M.Pd Drs. Suyanto, M.Pd.

NIP 185410161980031003 NIP 195206041978031006

Gambar

Gambar 1. Alur Siklus PTK
Tabel 1. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa dan Guru dalam (%)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan bahwa: (1) penggunaan bahan ajar oleh guru di sekolah dasar kelas IV masih banyak mengalami kendala; (2)

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas IV yang membantu pelaksanaan penelitian. subjek pemberi

EHUMXGXO ³3 eningkatan Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 04 Desa Sekabuk

untuk meningkatkan kesadaran karier siswa kelas tiga sekolah dasar; (2) disarankan kepada guru bimbingan konseling di Sekolah Dasar Negeri Percobaan Malang untuk

Dari rekapitulasi hasil grafik 1 berkaitan dengan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VI Sekolah Dasar Negeri 22 Pakan dengan

Kekurangan peneliti sebagai guru dalam melaksanakan pembelajaran menyederhanakan berbagai bentuk pecahan di kelas IV Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: peneliti

Penelitian pengembangan media permainan teka-teki pada pelajaran matematika materi bangun datar simetris dan tidak simetris di kelas IV sekolah dasar efektif terhadap

1169 Rika Rahim, Masniladevi| Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Aplikasi Web Wordwall pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Kelas IV Sekolah Dasar didik, c guru