PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi
Oleh
DEWI LESTARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
DEWI LESTARI
Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
menggunakan media realia
.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan daur yang setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data kegiatan dikumpulkan melalui observasi dan
soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif
.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media realia pada
mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari temuan siklus I, siklus II
dan siklus III yaitu aktivitas belajar siswa seperti dalam aspek partisipasi, sikap,
perhatian dan prestasi mengalami peningkatan disetiap siklusnya yaitu persentase
rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I (36,62%), siklus II (56,83%), dan siklus III
(71,58%). Begitu juga hasil belajar siswa pada siklus I terdapat 17 siswa (53,12%)
mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II terdapat 23 siswa (71,87%), dan untuk
siklus III meningkat menjadi 27 siswa (84,40%). Apabila hasil belajar siswa dianalisis
dengan uji t-tes berdasarkan taraf kepercayaan 5%, (dk): n-1dan n=32 ditemukan
sebesar 2,042. Berdasarkan ketentuan tersebut, pada uji t-tes siklus I dengan siklus II
didapatkan hasil
thitung
2,56 > ttabel
2,042 dan
pada uji t-tes siklus II dengan siklus III
didapatkan hasil
thitung
3,22 > ttabel
2,042. Dengan demikian H0
ditolak dan Ha
diterima.
Artinya hipotesis penelitian ini diterima serta adanya peningkatan nilai dari tiap siklus
nya setelah pembelajaran mengunakan media realia.
Berdasarkan pengembangan proses pembelajaran, peneliti merekomendasikan
agar guru kelas IV SDN 2 Metro Selatan dapat menggunakan media realia dalam
pembelajaran matematika khususnya pada materi pembelajaran geometri agar
aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
DEWI LESTARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul
: PENGGUNAAN
MEDIA
REALIA
UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012.
Nama Mahasiswa
: DEWI LESTARI
Nomor Pokok Mahasiswa
: 0813053005
Program Studi
: S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP)
MENYETUJUI,
1. Komisi Pembimbing
Drs. Muncarno, M. Pd.
Dr. Hj. Sowiyah, M. Pd.
NIP 19581213198503 1 003
NIP 19600725198403 2 001
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd.
NIP 19541016 198103 1 003
1. Tim Penguji
Ketua
:
Drs. Muncarno, M.Pd.
Sekretaris
:
Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd.
Penguji
Bukan Pembimbing
:
Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd.
2. Dekan FKIP
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si
NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 25 Juli 2012
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama mahasiswa
: Dewi Lestari
NPM
: 0813053005
Program studi
: S-1 PGSD
Jurusan
: Ilmu Pendidikan
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi
Penggunaan Media
Realia untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012
hasil penelitian saya dan tidak plagiat, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk
dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya. Apabila
dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut
berdasarkan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.
Metro, 25 Juli 2012
Yang membuat pernyataan,
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Pekalongan, Lampung Timur pada
tanggal 26 Agustus 1990, sebagai anak kedua dari tiga
bersaudara, dari pasangan Bapak Miswandi dan Ibu Susti
Ningsih.
Peneliti mengenyam pendidikan pertama kali di Sekolah
Dasar (SD) diselesaikan di SDN 3 Pekalongan, Lampung
Timur
yang diselesaikan pada tahun 2002. Peneliti
melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah (MTs) di MTs Negeri 1
Batanghari, Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Kartikatama Metro yang diselesaikan pada tahun
2008.
MOTTO
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat".
(QS. Al Mujadalah : 11)
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu
maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju syurga .
(Pepatah Arab)
Menjadi SDM yang berkualitas agar berguna
bagi bangsa dan Negara .
i
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah S.W.T dan kerendahan hati, skripsi ini
kupersembahkan kepada:
Ibuku Susti Ningsih dan Ayahku Miswandi yang telah memberikan doa,
semangat, cinta dan kasih sayang tiada batas serta perjuangan ayah dan ibu
bekerja demi biaya pendidikanku hingga aku bisa menyelesaikan studi
sarjanaku.
Kakakku Dedi Darmawan, S.Kom. dan adikku Dino Santosa yang selalu
berbagi kasih sayang dan semangat disetiap langkahku.
Seseorang yang semoga kelak menjadi pendamping hidupku dan
menjadi imamku dunia dan akhirat
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Media Realia untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
Kelas IV SD
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku rektor Universitas
Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti dalam
mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya skripsi ini.
2.
Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan
kepada peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.
iii
4.
Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD
Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan
kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
5.
Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua S1 PGSD Metro yang telah
memberi kemudahan dan arahan kepada peneliti hingga terselesaikannya
skripsi ini.
6.
Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Utama atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, kritik
dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7.
Ibu Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing kedua atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, kritik
dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.
8.
Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd., selaku Dosen Pembahas atas kesediaannya
untuk membahas, memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat
dalam proses penyempurnaan skripsi ini.
9.
Bapak Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan membantu dalam penyelesaian tugas yang ada di
dalam kampus.
10. Bapak dan Ibu dosen serta staf S1 PGSD Universitas Lampung yang turut
andil dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
iv
12. Ibu Muryati S.Pd selaku guru pamong dan teman kolaborasi dalam
melaksanakan penelitian ini yang telah banyak membantu peneliti dalam
kelancaran penyusunan skripsi ini.
13. Seluruh guru, staf administrasi, dan seluruh karyawan di SDN 2 Metro
Selatan yang yang telah memberikan kemudahan dan motivasi yang
membangun kepada peneliti.
14. Siswa-siswi kelas IV SDN 2 Metro Selatan yang menjadi subjek dalam
penelitian ini.
15. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Ibunda Ibu Susti Ningsih dan
Ayahanda Bapak Miswandi, Kakakku Dedi Darmawan, S.Kom, kakak iparku
Heny Mutiara, S.Pd dan adikku Dino Santosa beserta keluarga besar tercinta
yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil, doa, serta
kasih sayang demi keberhasilan studi peneliti.
16. Sahabat-sahabat terdekat peneliti: Fitka, Icha, Wira, Devi, Ayu, Agil, Manda,
Rebecca, Veni, Annisa, Anggun, Renshi, Novi, Reni, Edo, Maiko,
terimakasih atas semangat dan doa kalian.
17. Brigpol. Hary, S.IP yang telah memberikan doa, semangat, motivasi dan
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
18. Rekan-rekan S1 PGSD angkatan 2008, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu, yang telah berjuang bersama demi masa depan yang cerah dan
terimakasih atas kebersamaan serta dukungan yang diberikan selama ini.
19. Seluruh dosen, staf administrasi dan karyawan FKIP Unila, seluruh
v
20. Semua pihak yang telah banyak memberikan motivasi dan informasi serta
pendapat yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan dan
perkembangan mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar ke SD-an. Semoga
Allah SWT melimpahkan balasan atas kebaikan dan perhatian yang diberikan
kepada peneliti, serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat. Amin.
Metro, 25 Juli 2012
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ...
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...
1
1.2 Identifikasi Masalah ...
4
1.3 Rumusan Masalah ...
5
1.4 Tujuan Penelitian ...
5
1.5 Manfaat Penelitian ...
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Media ...
7
2.2 Pengertian Media Realia ...
14
2.3 Pengertian Belajar ...
16
2.4 Pengertian Matematika...
19
2.5 Hipotesis Tindakan...
22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ...
23
3.2 Setting Penelitian ...
23
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...
24
3.4 Alat Pengumpulan Data ...
24
3.5 Teknik Analisis Data ...
25
3.6
Indikator Keberhasilan ...
28
3.7
Prosedur Penelitian...
28
3.8
Urutan Penelitian Tindakan Kelas ...
29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
37
4.1.1 Profil Sekolah...
37
4.1.2 Deskripsi Awal...
38
4.1.3 Refleksi Awal...
39
4.2.4 Persiapan Pembelajaran ...
40
4.1.5 Temuan pada Siklus I...
40
4.1.6 Temuan pada Siklus II ...
53
vii
4.2 Pembahasan ...
78
4.2.1 Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ...
78
4.2.2 Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran ...
80
4.2.3 Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ...
82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...
84
5.2 Saran ...
87
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Sepuluh pengelompokan golongan media...
8
2. Kualifikasi persentase skor hasil observasi keaktifan belajar siswa
dan kinerja guru... 26
3. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam%... 27
4. Struktur guru dan pegawai SD Negeri 2 Metro Selatan... 38
5. Aktivitas belajar siswa siklus I... ... 44
6. Kinerja guru siklus I... ... 47
7. Hasil belajar siswa siklus I... ... 50
8. Aktivitas belajar siswa siklus II... 58
9. Kinerja guru siklus II... 60
10. Hasil belajar siswa siklus II... 63
11. Aktivitas belajar siswa siklus III... ... 70
12. Kinerja guru siklus III... ... 73
13. Hasil belajar siswa siklus III... ... 75
14. Rekapitulasi persentase aktivitas siswa siklus I, II, III... 78
15. Rekapitulasi persentase kinerja guru siklus I, II, III... 80
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Prosedur penelitian tindakan kelas... 29
2. Grafik rekapitulasi persentase aktivitas belajar siswasiklus I, II, III... 78
3. Grafik rekapitulasi persentase kinerja guru siklus I, II, III... 81
4. Grafik rekapitulasi persentase ketuntasan hasil belajar siswa
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas ... 90
2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 91
3. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... 92
4. Surat Izin Penelitian dari Sekolah... 93
5. Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 94
6. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 95
7. Pemetaan/Analisis SK-KD ... 96
8. Silabus Pembelajaran... 100
9. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 105
10. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 114
11. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Siklus I Pertemuan I ... 118
12. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Siklus I Pertemuan II ... 119
13. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ... 121
14. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II... 122
15. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 127
16. Nilai
Post Test
Tertinggi Siklus I ... 128
17. Nilai
Post Test
Terendah Siklus I ... 129
18. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 130
19. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 139
20. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II Pertemuan I ... 143
21. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II Pertemuan II ... 144
22. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I. ... 146
23. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II ... 147
24. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 152
25. Nilai
Post Test
Tertinggi Siklus II ... 153
26. Nilai
Post Test
Terendah Siklus II... 154
27. Perhitungan Uji t Tes Siklus I dengan Siklus II ... 155
28. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III ... 156
29. Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 166
30. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Siklus III Pertemuan I ... 173
31. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Siklus III Pertemuan II... 174
xi
33. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan II ... 177
34. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 182
35. Nilai
Post Test
Tertinggi Siklus III... 183
36. Nilai
Post Test
Terendah Siklus III ... 184
37. Perhitungan Uji t Tes Siklus II dengan Siklus III ... 185
38. Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi t ... 186
88
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas dkk. 2007.
Pengembangan Pembelajaran Matematika SD
. Dirjen
Dikti Depdiknas. Jakarta.
Aqib, Zainal dkk. 2009.
Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK
.
Yrama Widya. Bandung.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006.
Penelitian Tindakan Kelas
. Bumi Aksara. Jakarta.
Asra, dkk. 2007.
Komputer dan Media Pembelajaran SD
. Depdiknas. Jakarta.
Depdiknas. 2008.
Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran
. Dikti. Jakarta.
Dimyati & Mudjiono. 2002.
Belajar dan Pembelajaran
. Rineka Cipta. Jakarta.
Diyah. 2007.
Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik pada Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP.
Universitas Negeri
Semarang.
Djamarah & Zain. 2006.
Strategi Belajar Mengajar
. Rineka Cipta. Jakarta.
Fathurohman & Sutikno. 2007.
Strategi Belajar Mengajar
. PT. Refika Aditama.
Bandung.
Hamalik, oemar. 2001.
Proses belajar mengajar. Bumi aksara
. Bandung.
Heruman. 2007.
Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Ibrahim, R. & S. Nana Syaodih. 2003.
Perencanaan Pengajaran
. Rineka Cipta,
Jakarta.
Komalasari, kokom. 2010.
Pembelajaran Konstektual
. PT. Refika Aditama. Bandung.
Kunandar. 2010.
Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan
Profesi Guru.
PT Rajawali Pers. Jakarta.
89
Muncarno, 2009.
Bahan Ajar Statistik Pendidikan
. FKIP PGSD. Bandar Lampung.
---. 2008.
Bahan Ajar Mata Kuliah Statistik 2.
PGSD. Metro.
Sabda, Syaifuddin. 2010. Karakteristik Guru Profesional.
Http://tarbiyah-iainantasari.ac.id. (diakses tanggal, 9 Februari 2012, pukul 13.50 WIB).
Sadiman, Raharjo, dkk. 2006.
Media Pendidikan
. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sanaky, Hujair AH. 2011.
Media Pembelajaran
. Kaukaba Bentang Aksara Galang
Wacana. Yogyakarta.
Sardiman. 2010.
Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar
. Rajawali Pers. Jakarta.
Solihatin & Raharjo. 2007.
Cooperative Learning analisis model pembelajaran IPS
.
Bumi aksara. Jakarta.
Sowiyah. 2010.
Pengembangan Kompetensi Guru SD
. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
Suharjo. 2006.
Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek
. Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan. Jakarta.
Sumarno, Alim. 2011.
Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran
.
http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/langkah-langkah-penggunaan-media-pembelajaran. (tanggal akses data, 16 Desember 2011,
pukul 10.18 WIB).
Suwangsih, Erna dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika.
UPI PRESS. Bandung.
Syah, Muhibbin. . 2008.
Psikologi Belajar.
Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Tim MKPBM UPI. 2001.
Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung.
Triyana, Arifah Nur. 2009.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams-Games-Tournament (TGT) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar
Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Peluang dan Statistika di SMP Negeri
4 Depok Yogyakarta Kelas IX C.
http://www.scribd.com/doc/51704402/16/G-Teknik-Analisis-Data. Diakses 20/11/2011. Pukul 17.00 WIB.
Wardhani, IGAK, dkk. 2007.
Penelitian Tindakan Kelas
. Universitas Terbuka.
Jakarta.
ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
DEWI LESTARI
Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan media realia. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan daur yang setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data kegiatan dikumpulkan melalui observasi dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media realia pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari temuan siklus I, siklus II dan siklus III yaitu aktivitas belajar siswa seperti dalam aspek partisipasi, sikap, perhatian dan prestasi mengalami peningkatan disetiap siklusnya yaitu persentase rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I (36,62%), siklus II (56,83%), dan siklus III (71,58%). Begitu juga hasil belajar siswa pada siklus I terdapat 17 siswa (53,12%) mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II terdapat 23 siswa (71,87%), dan untuk siklus III meningkat menjadi 27 siswa (84,40%). Apabila hasil belajar siswa dianalisis dengan uji t-tes berdasarkan taraf kepercayaan 5%, (dk): n-1dan n=32 ditemukan sebesar 2,042. Berdasarkan ketentuan tersebut, pada uji t-tes siklus I dengan siklus II didapatkan hasil thitung 2,56 > ttabel 2,042 dan pada uji t-tes siklus II dengan siklus III
didapatkan hasil thitung 3,22 > ttabel 2,042. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya hipotesis penelitian ini diterima serta adanya peningkatan nilai dari tiap siklus nya setelah pembelajaran mengunakan media realia.
Berdasarkan pengembangan proses pembelajaran, peneliti merekomendasikan agar guru kelas IV SDN 2 Metro Selatan dapat menggunakan media realia dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi pembelajaran geometri agar aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa. Setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan secara
maksimal dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan
pendidikan untuk memajukan tumbuhnya pikiran (intelek) anak. Pikiran (intelek)
anak dapat dikembangkan melalui proses pendidikan dilembaga sekolah. Di sekolah,
anak belajar berbagai macam mata pelajaran, salah satunya adalah matematika.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari Sekolah Dasar (SD) untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama (Aisyah,
dkk., 2007: 1.3). Pembelajaran matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia
rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi
matematika sehingga peserta didik memiliki kemampuan dalam berfikir logis dan
memiliki penalaran yang sistematis. Diharapkan pembelajaran matematika dapat
membekali peserta didik dan menjadikan pikiran atau intelektual anak berkembang
dengan menggunakan penalaran, ide dan proses.
Ditinjau dari profil sekolah SDN 2 Metro Selatan, sekolah ini letaknya cukup
strategis, yaitu berada di depan jalan utama dan berada di tengah dari jumlah seluruh
SD yang berada di kota Metro yang berjumlah 8 SDN dan 2 SD swasta. SDN 2
2
prestasi dalam bidang akademik dan non akademik seperti pada tahun 2012 juara 1
dan 2 senam, olahraga tali temali dan sepak bola. Keunggulan lain yang dimiliki
SDN 2 Metro Selatan adalah Sekolahan ini menjadi ketua gugus dan ketua K3S se
kecamatan Metro Selatan. Berdasarkan fakta di sekolah, meskipun sekolahan ini
memiliki banyak keunggulan, namun dalam hal pembelajaran masih ditemui
berbagai masalah dalam proses belajar-mengajar khususnya pada mata pelajaran
matematika.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru
dan siswa kelas IV SDN 2 Metro Selatan dalam pembelajaran matematika, terlihat
bahwa dalam proses belajar-mengajar terdapat beberapa masalah yang timbul dalam
proses pembelajaran yang dihadapi guru, yaitu: (1) dalam mengelola pembelajaran
guru kelas IV SDN 2 Metro Selatan belum menggunakan media yang bervariasi yang
dapat menunjang proses pembelajaran; (2) guru hanya menggunakan media seadanya
dalam pembelajaran di kelas seperti buku cetak matematika kelas IV sehingga guru
lebih sering terpaku pada buku; (3) kurangnya stimulus (rangsangan) yang diberikan
guru dalam upaya meningkatkan aktivitas mengelola informasi dan berfikir kritis
dalam proses belajar; (4) guru mengungkapkan bahwa bila siswa diberikan
pertanyaan maka sebagian besar jawaban siswa tidak benar dan; (5) siswa pasif
ketika diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka
pahami. Timbulnya permasalahan di atas menyebabkan aktivitas dan hasil belajar
siswa rendah. Kurang lebih 28% siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran mata
pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan, atau sekitar 9 orang dari 32
orang siswa. Hal ini terlihat pada nilai hasil rata-rata ujian akhir semester matematika
disemester ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011 yaitu 48,00 sedangkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru di SDN 2 Metro Selatan
3
Sehubungan dengan permasalahan di atas, diperlukan suatu perubahan
pembelajaran yang dapat membuat peserta didik menjadi termotivasi dan
membangkitkan minat peserta didik sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Mata pelajaran matematika dalam pendidikan di SD, tidak terlepas dari
sistem pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran yang merupakan alat
perantara guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang bersifat abstrak agar
menjadi konkret sehingga mempermudah pemahaman siswa terhadap matematika.
Hal ini dikuatkan oleh Diyah (2007: 2) salah satu karakteristik matematika adalah
mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak menyebabkan banyak siswa
mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika, terlebih lagi pada siswa SD.
Untuk memanipulasi objek-objek dalam materi pembelajaran yang akan diajarkan
dalam mata pelajaran matematika diperlukan alat perantara yaitu dengan penggunaan
suatu media dalam pembelajaran. Peserta didik akan lebih mudah memahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru dan akan menjadi lebih aktif dari pada tanpa
menggunakan bantuan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran
matematika dapat dipilih menggunakan benda yang nyata dan dekat dengan siswa.
Benda-benda nyata yang akrab dengan kehidupan keseharian siswa dapat dijadikan
sebagai alat peraga dalam pembelajaran matematika.
Kehadiran alat peraga atau media dalam proses belajar-mengajar khususnya
pembelajaran mata pelajaran matematika dapat mewakili dan membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran melalui kata-kata atau kalimat tertentu yang tidak
bisa diungkapkan guru kepada siswa. Penggunaan media pembelajaran memiliki
manfaat seperti media dapat digunakan untuk menghindari terjadinya verbalisme,
membangkitkan minat/motivasi, menarik perhatian peserta didik, mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, mengaktifkan peserta didik, dan
4
Ibrahim dan Syaodih (2003: 118) mengemukakan bahwa untuk mencapai
hasil yang optimum dari proses belajar mengajar, salah satu hal yang sangat
disarankan adalah digunakannya media yang bersifat langsung dalam bentuk obyek
nyata atau realia. Dari pernyataan tersebut, peneliti tertarik untuk menggunakan
media realia, yaitu media nyata atau termasuk dalam jenis benda sebenarnya atau
obyek (object), yaitu semua benda yang masih dalam keadaan asli, alami seperti
dimana ia hidup dan berada. Media realia dapat digunakan pada kegiatan belajar
dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan
kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Peneliti memilih media realia
karena media tersebut merupakan media yang dekat dengan kehidupan nyata siswa,
sederhana dan mudah didapat dilingkungan sekitar.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan
perbaikan kualitas pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan media realia untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata
pelajaran matematika siswa kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun Pelajaran
2011/2012.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai
berikut:
1.2.1 Rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika kelas IV
SDN 2 Metro Selatan.
1.2.2 Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2
Metro Selatan.
1.2.3 Sebagian guru SDN 2 Metro Selatan belum memanfaatkan media pembelajaran
5
1.2.4 Pembelajaran matematika di SDN 2 Metro Selatan masih kurang bervariasi
dalam menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
1.2.5 Ketuntasan hasil belajar masih di bawah KKM yang ditetapkan di SDN 2
Metro Selatan yaitu 60,0.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.3.1 Bagaimanakah penggunaan media realia dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun
Pelajaran 2011/2012?
1.3.2 Bagaimanakah penggunaan media realia dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun
Pelajaran 2011/2012?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mendiskripsikan:
1.4.1 Peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika
kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.
1.4.2 Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
6
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tentang penggunaan media realia untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2
Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut:
1.5.1 Bagi siswa; melalui penerapan penggunaan media realia diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika.
1.5.2 Bagi guru; penerapan penggunaan media realia dapat dijadikan salah satu
wawasan guru dalam memlilih dan menggunakan media pembelajaran secara
fungsional sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna.
1.5.3 Bagi sekolah; penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
memberikan masukan bagi sekolah dalam usaha penyediaan dan pengelolaan
media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran matematika agar dapat
meningkatkan efektifitas proses pembelajaran.
1.5.4 Bagi keilmuan ke SD an; penelitian ini dapat memberikan referensi untuk
kemajuan pengadaan media pembelajaran khusus lingkup ke SD an dan dapat
meningkatkan hasil belajar bidang studi matematika sebagai kompetensi
keprofesionalan.
1.5.5 Bagi peneliti; penelitian ini dapat menambah wawasan tentang penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan media realia sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang bermakna, sekaligus penelitian ini dapat meningkatkan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Media
2.1.1 Pengertian Media Secara Umum
Media dalam pembelajaran merupakan alat perantara untuk
menyampaikan pesan dari guru kesiswa agar siswa dapat dengan mudah
memahami materi pembelajaran. Gagne (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007:
23) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Djamarah dan Zain
(2006: 120) menyatakan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.
Ibrahim dan Syaodih (2003: 112) mengartikan bahwa media
pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan perhatian dan kemampuan
siswa. Sedangkan Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association
of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, menyatakan
bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan/informasi (Sadiman, dkk., 2006: 6).
Senada dengan hal tersebut Sadiman, dkk., (2006: 7) menyatakan bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
8
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.
Dari beberapa definisi para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
media merupakan alat berupa benda apa saja yang dapat digunakan sebagai
perantara dan penyalur pesan/informasi untuk membantu seseorang dalam
tujuan tertentu.
2.1.2 Jenis-Jenis Media
Dewasa ini banyak jenis dan bentuk media yang digunakan dalam
pembelajaran mulai dari yang bersifat sederhana sampai media yang rumit,
mulai dari media yang murah sampai media yang mahal.
Tabel 1. Sepuluh pengelompokan golongan media.
No Golongan Media Contoh dalam pembelajaran 1 Audio Kaset audio, siaran radio, CD
2 Cetak Buku pelajaran, modul, gambar
3 Audio cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4 Proyeksi Visual Diam OHT, film bingkai (slide) 5 Proyeksi Audiovisual Diam Film bingkai (slide) bersuara
6 Visual Gerak Film bisu
7 Audiovisual Gerak Film gerak bersuara, video, TV 8 Objek Fisik Benda nyata, model, spesimen 9 Manusia dan Lingkungan Guru, pustakawan, laboran 10 Komputer CAI (pembelajaran berbantuan
komputer), CBI (pembelajaran berbasis komputer)
Sumber: Anderson (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007: 26)
Menurut Suharjo (2006: 109) Jenis-jenis media pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah:
1. Benda sebenarnya
9
Presentasi grafis adalah suatu media yang disajikan dalam bentuk grafis, misalnya grafik, chart, peta, diagram, lukisan, gambar.
3. Gambar diam (potret)
Media gambar dapat digunakan untuk mengungkapkan bentuk nyata maupun kreasi khayalan belaka sesuai dengan bentuk yang pernah dilihat orang yang menggambarkannya.
4. Gambar gerak
Media gambar gerak seperti Video Tape Recorder, VCD, film dan televisi.
5. Media Audio
Media Audio adalah media pembelajaran yang hanya memberikan rangsangan suara atau isi pesan yang hanya dapat diterima oleh indra pendengaran.
6. Pengajaran terprogram
Pengajaran terprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar secar individual sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya.
7. Simulasi (peniruan situasi)
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja. 8. Komputer
Komputer merupakan suatu alat yang dapat membantu kelancaran tugas-tugas dalam berbagai bidang kehidupan umat manusia.
Sedangkan menurut Sanaky (2011: 50) beberapa jenis media yang sering
digunakan yaitu:
1. Media cetak
Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam proses belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, studi guide, jurnal dan majalah ilmiah. 2. Media pameran
Jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi yang dapat dipamerkan dalam media ini, berupa benda-benda sesungguhnya (realia) atau benda reproduksi atau tiruan dari benda-benda asli. Media yang dapat diklasifikasikan kedalam jenis media pameran yaitu poster, grafis, realia dan model.
a) Realia yaitu benda nyata yang dapat dihadirkan diruang kuliah untuk keperluan proses pembelajaran. Pengajar dapat
menggunakan realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu sistem misalnya peralatan laboratorium. b) Model yaitu benda tiruan yang digunakan untuk
mempresentasikan realitas. Model mesin atau benda tertentu dapat digunakan untuk menggantikan mesin riel.
3. Media yang diproyeksikan
10
4. Rekaman audio
Rekaman audio adalah jenis medium yang sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa asing, al-quran dan latihan – latihan yang bersifat verbal.
5. Video dan VCD
Video dan vcd dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari obyek dan mekanisme kerja dalam mata kuliah tertentu. Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dapat ditayangkan melalui media video dan vcd.
6. Komputer
Sebagai media pembelajaran, komputer memiliki kemampuan yang sangat luar biasa dan komputer mampu membuat proses belajar mengajar menjadi interaktif.
Dari pendapat para ahli di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
terdapat berbagai jenis media pembelajaran baik media yang sangat sederhana
dan mudah didapat hingga media yang canggih dan mahal harganya. Dari
berbagai macam jenis media pembelajaran dimaksudkan agar guru dapat
memanfaatkan media yang diperlukan tersebut dalam kegiatan pembelajaran
dikelas guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2.1.3 Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunan Media
Proses belajar-mengajar dalam pembelajaran memerlukan ketelitian guru
dalam memilih dan menggunakan media. Media yang digunakan harus tepat
dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat tercapai tujuan
pembelajaran.
Solihatin dan Raharjo (2007: 32) menyatakan bahwa ada beberapa prinsip
umum yang perlu diperhatikan dalam prinsip penggunaan dan pemanfaatan
media pembelajaran, sebagai berikut:
1. Setiap jenis media memiliki kelebihan dan kelemahan.
2. Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang perlu. 3. Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif. 4. Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam
11
5. Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau sekedar pengisi waktu kosong.
6. Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaan media.
Dick dan Carey (dalam Suharjo, 2006: 120) menyebutkan bahwa
disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada
4 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu:
1. Ketersediaan sumber belajar setempat (jika tidak ada harus dibuat atau dibeli).
2. Ketersediaan dana untuk membuat atau membeli.
3. Keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang akan dipilih untuk waktu yang lama, dan;
4. Efektivitas biayanya dalam jangka waktu panjang, misalnya: pengadaan media terasa mahal tetapi kalau dapat dipakai berulang-ulang dalam waktu yang lama akan menjadi murah.
Sedangkan menurut Suharjo (2006: 121) kriteria pemilihan media
dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut:
1. tiap jenis media tentu mempunyai kelebihan dan kelemahan. 2. pemilihan media harus dilakukan secara obyektif.
3. pemilihan media hendaknya memperhatikan juga: kesesuaian tujuan pembelajaran, kesesuaian materi, kesesuaian
kemampuan anak, kesesuaian kemampuan guru, ketersediaan bahan, ketersediaan dana, serta kualitas teknik (mutu media).
Menurut Aisyah, dkk., ( 2007: 8.14) ada beberapa prinsip yang digunakan
dalam menyusun media pembelajaran matematika. Prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran.
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
Dari beberapa teori para ahli di atas, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa dalam pemilihan penggunaan media, guru harus memperhatikan
prinsip-prinsip penggunan media seperti kelebihan dan kelemahan media,
12
dicapai dan materi yang akan diajarkan, kesesuaian biaya, dan kepraktisan,
sehingga proses pembelajaran berlangsung secara efektif.
2.1.4 Manfaat Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar
sangatlah penting karena media pembelajaran memiliki manfaat yang sangat
besar untuk memperlancar interaksi guru dengan siswa sehingga kegiatan
pembelajran akan lebih efektif dan efisien.
Manfaat media pembelajaran menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010:
67) diantaranya yaitu:
1. Menarik perhatian siswa.
2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.
3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
4. Mengatasi keterbatasan ruang.
5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. 6. Waktu pembelajran bisa dikondisikan.
7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar.
9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;
10.Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dari manfaat media yang telah dijelaskan, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa manfaat media pembelajaran yaitu untuk mengaktifkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran sehingga menciptkan suasana belajar yang kondusif dan
efektif, serta mempercepat pemahaman siswa mengenai materi yang sedang
dijelaskan oleh guru
2.1.5 Langkah-langkah Penggunaan Media
Penggunaan media realia dalam pembelajaran dapat dilakukan didalam
13
dilaksanakan. Menurut Sumarno (dalam Sumarno, http: //elearning.unesa.ac.id)
media pembelajaran yang telah dipilih dapat digunakan secara efektif dan
efisien harus menempuh langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga langkah
pokok yang dapat dilakukan dalam penggunaan media termasuk media realia
yaitu:
1. Persiapan
Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar yang akan mengajar dengan menggunakan media. Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan tenaga pengajar pada langkah persiapan diantaranya: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagaimana
bila akan mengajar seperti biasa. Dalam RPP cantumkan media yang akan digunakan.
b. Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru dan peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik.
2. Pelaksanaan/Penyajian
Tenaga pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media perlu mempertimbangkan seperti:
a. Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap digunakan.
b. Jelaskan tujuan yang akan dicapai.
c. Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran.
d. Hindari kejadian-kejadian yang bisa mengganggu perhatian /konsentrasi, dan ketenangan peserta didik.
3. Tindak lanjut
Aktivitas ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman peserta didik tentang materi yang dibahas dengan menggunakan media. Disamping itu aktivitas ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan diantaranya diskusi, eksperimen, observasi, latihan dan tes.
Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa dalam
penggunaan media, termasuk media realia terdapat tiga langkah pokok yang
harus diperhatikan yaitu langkah persiapan seperti membuat RPP dan
menyiapkan peralatan yang akan digunakan; langkah pelaksanaan seperti
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses
pembelajaran; dan langkah tindak lanjut seperti kegiatan diskusi, eksperimen,
14
2.2 Pengertian Media Realia
Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber
belajar. Asra, dkk., (2007: 5.9) menyatakan bahwa media realia adalah semua media
nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun
sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang, inspektrum, herbarium, air,
sawah, dan sebagainya.
Menurut Sanaky (2011: 50) media realia yaitu benda nyata yang dapat
dihadirkan diruang kuliah untuk keperluan proses pembelajaran. Pengajar dapat
menggunakan realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu
sistem misalnya peralatan laboratorium. Lebih lanjut, Sanaky (2011: 113) juga
menjelaskan beberapa benda yang digolongkan kedalam media tiga dimensi antara
lain:
1. Kelompok pertama yaitu kelompok benda asli, model atau tiruan sederhana, mock-up, dan barang contoh atau specimen.
a) Benda asli
Benda asli merupakan alat yang paling efektif untuk mengikutsertakan berbagai indera dalam belajar. Hal ini disebabkan benda asli memiliki sifat keasliannya, mempunyai ukuran besar dan kecil, berat, warna dan adakalanya disertai dengan gerak dan bunyi, sehingga memiliki daya tarik sendiri bagi pebelajar. Jadi benda asli adalah benda dalam keadaan sebenarnya dan seutuhnya.
b) Benda model
Benda model dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin diperoleh dari benda sebenarnya. Benda asli kemudian dibuat modelnya dalam bentuk besar seperti aslinya, atau sangat kecil. Model atau benda tiruan tersebut bentuknya harus sama sesuai dengan aslinya, besarnya dapat sama atau lebih kecil atau lebih besar lagi dari aslinya, tetapi jangan lupa bentuknya harus selalu sama dengan bentuk aslinya.
c) Alat tiruan sederhana (mock-up)
bagian-15
bagian yang memang penting dan yang diperlukan saja untuk dibuat sesederhana mungkin supaya mudah dipelajari.
2. Kelompok kedua yaitu kelompok diodrama dan pameran.
Diodrama yaitu sebuah pemandangan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya.
Menurut Solihatin dan Raharjo (2007: 27) menyatakan bahwa pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. Media realia dapat digunakan pada kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya.
Berdasarkan kajian teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa media realia
adalah media yang bersifat langsung dalam bentuk objek nyata, dan sangat
bermanfaat terutama terhadap siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda
tertentu.
2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Media Realia
Penggunaan media realia dalam pembelajaran tentunya memiliki
kelebihan dan kelemahan yang perlu diperhatikan ketika seorang guru
memutuskan untuk menggunakan media realia dalam proses pembelajaran.
Ibrahim dan Syaodih (2003: 119) mengidentifikasi bahwa ada beberapa
kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan objek nyata ini:
a. Kelebihan
1. Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indra.
b. Kelemahan
16
2. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya. Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus didukung pula dengan media lain.
Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa media
realia tidak hanya memiliki kelebihan seperti memberikan kesempatan
semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun
melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata tetapi juga memiliki kelemahan
yaitu biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata
kadang-kadang tidak sedikit. Cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir
kelemahan dalam menggunakan media realia dapat dilakukan dengan
membawa media realia kedalam kelas atau lingkungan sekitar sekolah sehingga
murid tidak perlu keluar lingkungan sekolah. Oleh karena itu perlu adanya
pemahaman yang mendalam mengenai media ini supaya dalam penerapannya
dapat terlaksana dengan baik dan dapat meminimalisir hal-hal yang tidak
diinginkan. dalam proses pembelajaran
2.3 Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang
dibawanya sejak lahir. Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 10)
mengungkapkan bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah
sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru.
Sedangkan menurut Bell-Gredler (dalam Winataputra, 2008: 1.5) belajar adalah
proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan
17
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua
melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Menurut Biggs, belajar dapat didefinisikan dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional, rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut materi yang dikuasai siswa. Sedangkan secara Institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman. Pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa (Syah, 2008: 67).
Menurut Hamalik (2001: 29) belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu
tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi merupakan
langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam kehidupan manusia melalui
pengalaman dan lingkungan yang ada disekitarnya dan memberikan hasil perubahan
yang positif dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.3.1 Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas sangat berhubungan erat dengan kegiatan belajar mengajar,
karena tanpa adanya aktivitas maka kegiatan belajar mengajarpun tidak dapat
dilaksanakan. Menurut Mulyono (2001: 26), aktivitas artinya “kegiatan atau
keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
terjadi baik fisik maupun non fisik, merupakan suatu aktivitas. Sedangkan
Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas
yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu
harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan
18
Hal yang hampir sama juga diungkapkan Kunandar (2010: 277)
menyebutkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk
sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari
kegiatan tersebut. Seperti yang dikatakan Douglass (dalam Hamalik, 2001: 172)
tentang The Principle of Activity, sebagai berikut: One learns only by some
activities in the neural system: seeings, hearing, smelling, feeling, thinking,
physical or motor activity. The learner must actively engage in the “learning”,
whether it be of information a skill, an understanding, a habit, an ideal, an
attitude, an interest, or the nature of a task. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
sebuah pembelajaran terdapat beberapa sistem aktivitas diantaranya yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, pemikiran, dan psikis atau
aktivitas motorik. Pebelajar harus secara aktif menggunakan hal tersebut dalam
pembelajaran sehingga terjadi sebuah kemampuan memperoleh informasi,
kebiasaan, ide, sikap, dan pemahaman terhadap sesuatu pekerjaan.
Dari beberapa pengertian tersebut, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa aktivitas belajar adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan peserta
didik baik fisik maupun non fisik dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan belajar. Tujuan belajar adalah adanya suatu perubahan tingkah laku yang
positif. Tingkah laku yang positif membutuhkan proses aktivitas belajar yang
positif. Semakin aktif peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar yang
positif maka akan menjadikan pembelajaran semakin menyenangkan dan
19
2.3.2 Pengertian Hasil Belajar
Dalam kegiatan belajar, hasil belajar adalah suatu hal yang sangat penting
untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh dari proses belajar yang telah dilakukan oleh seseorang dengan adanya
perubahan-perubahan baik dari segi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 20) hasil belajar merupakan suatu
puncak proses belajar. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi guru. Hasil
belajar dapat berupa dampak pembelajaran dan dampak pengiring. Kedua
dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.
Hamalik (2001: 30) menyatakan bahwa hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek seperti pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti dan sikap.
Dari kajian teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang setelah ia melakukan suatu proses
pembelajaran dan menerima pengalaman belajarnya berupa pengetahuan,
keterampilan, emosional, sikap, dan tingkah laku. Untuk mengetahui hasil
belajar yang dilakukan peserta didik, guru perlu melakukan proses evaluasi.
Proses evaluasi terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang sejauh mana kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya.
2.4 Pengertian Matematika
Matematika merupakan mata pelajaran yang erat kaitannya dengan kehidupan
20
lain-lain. Mempelajari matematika sangat bermanfaat dan berguna dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dikuatkan oleh Suwangsih (2006: 9) menyebutkan kegunaan
matematika yaitu sebagai berikut :
1. Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain.
2. Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematika” yang berarti
mempelajari, atau “mathesis” yang berarti “relating to learning” (pengetahuan atau
ilmu). Perkataan Mathematike berhubungan erat dengan sebuah kata lainnya yang
serupa, yaitu “mathaein” yang mengandung arti ajaran atau belajar (berpikir)
Ensiklopedia Indonesia dalam Tim MKPBM UPI (2001:17).
Hakikat matematika adalah memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif (Soedjadi dalam Heruman, 2007: 1). Bruner
(Aisyah, dkk., 2007: 1.6) melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses
belajar, sebaiknya siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda atau alat
peraga yang dapat diotak-atik, sehingga siswa menemukan dan memahami konsep
matematika dengan baik.
Dari uraian kajian pustaka di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa
matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang didapat dengan berfikir yang
menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lainnya, yang dikelompokan dalam
tiga bidang, yaitu: aljabar, analisis, dan geometri. Mata pelajaran matematika
merupakan mata pelajaran yang dekat dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari
21
2.4.1 Tujuan Matematika
Dalam batasan pengertian pembelajaran yang dilakukan disekolah,
pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang sengaja dirancang
dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang
memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika sekolah.
Adapun tujuan matematika sekolah, khusus di SD atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI) agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tujuan umum dan khusus yang ada dikurikulum SD/MI, merupakan pelajaran matematika disekolah, jelas memberikan gambaran belajar tidak hanya dibidang kognitif saja, tetapi meluas pada bidang psikomotor dan efektif. Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan pembentukan kemampuan berfikir yang bersandar pada hakikat matematika, ini berarti hakikat matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran matematika. Oleh karena nya hasil-hasil pembelajaran menampakkan kemampuan berfikir yang matematis dalam diri siswa, yang bermuara pada kemampuan menggunakan matematika sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Hasil lain yang tidak dapat diabaikan adalah terbentuknya kepribadian yang baik dan kokoh (Aisyah, dkk., 2007: 1.4).
Berdasarkan kajian pustaka di atas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa tujuan matematika adalah memahami konsep matematika,
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, dan matematika jelas
22
meluas pada bidang psikomotor dan efektif. Tujuan mempelajari matematika
juga dapat digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan perhitungan.
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis PTK yaitu
“Apabila dalam pembelajaran mata pelajaran matematika menggunakan media realia
sesuai dengan langkah-langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan
pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research. PTK adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat (Wardhani, dkk., 2007: 1.3).
Setiap siklus yang ada dalam penelitian ini terdiri dari empat kegiatan pokok
yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act),
pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi
dengan guru matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan. Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melalui penggunaan media
realia.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Metro Selatan. Peneliti
mengambil lokasi penelitian di SDN 2 Metro Selatan karena di SD ini
merupakan tempat peneliti melakukan kegiatan Program Pengenalan Proses
24
3.2.2 Subjek Penelitian
PTK ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antar peneliti dengan
guru matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan. Adapun subjek penelitiannya
adalah siswa dan guru kelas IV SDN 2 Metro Selatan dengan jumlah siswa 32
orang, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
3.2.3 Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun
Pelajaran 2011/2012 dalam jangka waktu 5 bulan dimulai dari bulan desember
hingga april.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilaksanakan selama pelaksanan tindakan.
3.3.1 Lembar panduan observasi, yaitu digunakan untuk mengamati apakah dengan
menggunakan media realia, aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama
proses pembelajaran berlangsung akan meningkat, dengan memberikan nilai
pada lembar observasi.
3.3.2 Tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa
dengan diberikan soal-soal latihan, guna mengetahui tingkat ketercapaian hasil
belajar siswa terhadap materi yang telah diberikan guru setelah diterapkannya
media realia di kelas IV SDN 2 Metro Selatan.
3.4 Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Instrumen pengumpulan data berupa data kualitatif dalam penelitian ini
diperoleh menggunakan data non tes yaitu lembar panduan observasi,
digunakan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media realia,
25
Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru
selama proses pembelajaran berlangsung.
3.4.2 Instrumen pengumpulan data berupa data kuantitatif dalam penelitian ini
diperoleh menggunakan tes. Pengumpulan data tes menggunakan butir
soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa
setelah diterapkannya penggunaan media realia. Dari hasil analisis tes tersebut
dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa. Teknik tes ini dilakukan pada
saat siswa mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru, sementara penilaian
hasil kerja setelah proses pembelajaran.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data secara kualitatif
dan kuantitatif.
3.5.1 Data kualitatif
a Data aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran
Data kualitatif ini, diperoleh dari data non tes yaitu lembar observasi. Data
observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan kinerja guru
selama proses pembelajaran. Data tersebut dicatat berdasarkan perilaku yang
sesuai dan relevan dengan kegiatan pembelajaraan.
Data kualitatif pada lembar observasi kegiatan siswa dan kinerja guru,
dianalisis dengan menggunakan rumus:
NA =
100
%
Keterangan:
NA = Nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan JS = Jumlah skor yang diperoleh
26
100 = Bilangan tetap.
[image:48.612.146.356.172.298.2](Sumber: adopsi Aqib, dkk., 2009: 41)
Tabel 2. Kualifikasi persentase skor hasil observasi keaktifan belajar siswa dan kinerja guru.
Rentang Skor Kualifikasi 80,01 % - 100 % Sangat Tinggi
60,01 % - 80 % Tinggi 40,01 % - 60,00 % Sedang 21,01 % - 40,00 % Rendah
0 – 20 % Sangat Rendah
(Triyana, Arifah Nur dalam http://www.scribd.com)
3.5.2 Data kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data dari hasil tes. Data kuantitatif diperoleh dari
nilai hasil belajar yang dikerjakan siswa dalam siklus yang dilaksanakan yaitu
pada siklus I, II ,III dan siklus berikutnya. Data kuantitatif penelitian ini
didapatkan dengan menghitung nilai rata-rata kelas, ketuntasan belajar siswa
dan uji hipotesis dari post-tes siklus I dengan post-tes siklus II dan post-tes
siklus II dengan post-tes siklus III.
1) Nilai rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumus:
X = n
i x
Keterangan:
X : nilai rata-rata yang dicari
xi : jumlah nilai siswan
: banyaknya siswa27
Tabel 3. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %
Tingkat Keberhasilan
(%) Arti
> 80% Sangat tinggi 60-79% Tinggi 40-59% Sedang 20-39% Rendah
<20% Sangat rendah
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
2) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasi