• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Angka Kejadian Tension-Type Headache Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis dengan Orang Yang Sehat (Normal) di RSUP. H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbedaan Angka Kejadian Tension-Type Headache Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis dengan Orang Yang Sehat (Normal) di RSUP. H. Adam Malik Medan"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN TENSION-TYPE HEADACHE PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN ORANG YANG SEHAT (NORMAL) DI RSUP. H.

ADAM MALIK MEDAN

Oleh:

ISMAYANI LUBIS 080100006

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN TENSION-TYPE HEADACHE PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN ORANG YANG SEHAT (NORMAL) DI RSUP. H.

ADAM MALIK MEDAN

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

ISMAYANI LUBIS 080100006

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Perbedaan Angka Kejadian Tension-Type Headache Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis dengan Orang Yang Sehat (Normal) di RSUP. H. Adam Malik Medan

Nama : Ismayani Lubis NIM : 080100006

Pembimbing Penguji I

(dr. Syafrizal Nst, Sp. PD. ) (dr. Lita Feriyawati, M.Kes.) NIP. 196805252000031001 NIP. 197002082001122001

Penguji II

(dr. Evo Elidar Hrp, Sp. Rad.) NIP. 196309271990102002

Medan, 22 Desember 2011 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Latar Belakang----Tension-type headache adalah jenis nyeri kepala yang paling sering ditemui. Tension-type headache dapat terjadi pada semua orang yang sehat (normal) dan orang yang sakit termasuk juga penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Tension-type headache dapat terjadi pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, dikarenakan sering merasa stres.

Tujuan----Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan angka kejadian tension-type headache pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal).

Metode----Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian potong lintang. Populasi dan sampel penelitian ini adalah 35 orang penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan dan 35 orang yang sehat (normal) di Kelurahan Pahlawan Binjai Utara. Jadi, jumlah sampel minimal penelitian yang harus dicapai adalah sebanyak 70 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu simple random sampling. Penelitian ini diukur melalui wawancara terpimpin dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya, penelitian ini di analisis menggunakan uji statistik T independent dengan bantuan SPSS.

Hasil----Dari 70 orang responden penelitian, 27 orang yang menderita tension-type headache dan 43 orang yang tidak menderita tension-type headache. Hal ini menunjukkan lebih banyaknya yang tidak menderita tension-type headache. Analisa data menggunakan uji T independent menunjukkan p value pada penelitian ini adalah 0,001 (dengan α = 0,05). Nilai p value kurang dari nilai α, maka keputusan adalah Ho ditolak.

Kesimpulan----Ada perbedaan angka kejadian tension-type headache pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal).

(5)

ABSTRACT

Background----Tension-type headache is the type of headache that most frequently found. Tension-type headache can occur in all healthy peoples and also sick peoples as well as patients with chronic kidney disease who undergo hemodialysis. Tension-type headache may occur in chronic kidney disease who undergo hemodialysis because they often feel stressed.

Objective----The research is purpose to get the number of specific differences tension-type headache for chronic kidney disease who undergo hemodilysis with healthy peoples (normal).

Method---- The research is a descriptive analytic research with a cross sectional research design. Population and sample of this research is 35 chronic kidney disease patient who undergo hemodialysis at Adam Malik Medan Hospital and 35 healthy peoples (normal) respondent from Kelurahan Pahlawan Binjai. Which means a total of 70 respondents must be achieved in this research. The sample is drawn using simple random sampling. This research is done with interview and questionaire and concluded with T independent test using SPSS.

Results----The research of 70 respondent, 27 peoples who suffer tension-type headache and 43 peoples aren’t suffer tension-type headache. It shows that many who isn’t suffer tension-type headache. The data analysis using Independent T test showed p value in this research is 0,001 (α = 0,05). The p value less α, so the decision is resect H0.

Conclusion----There are difference in the number prevalence of tension-type headache for chronic kidney disease who undergo hemodialysis with healthy peoples (normal).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya atas selesainya Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.

Penelitian yang berjudul “Perbedaan Angka Kejadian Tension-Type Headache (TTH) pada penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang menjalani Hemodialisis dengan orang yang Sehat (Normal)” ini dibuat dalam rangka tugas akhir mata kuliah Community Research Program (CRP) yang merupakan salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa semester VII (Tujuh) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU). Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Syafrizal Nasution, Sp. PD, selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas segala bimbingan, ilmu, dan waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis.

3. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), teristimewa kepada dosen dan staf departemen IKK serta staf Medical Education Unit (MEU).

4. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pemerintahan Kota medan dan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, yang mempermudah penulis dalam pengambilan data penelitian.

(7)

6. Kedua orang tua penulis, Hamdan Lubis dan Halimah Pulungan. Terima kasih tiada tara penulis persembahkan untuk kasih sayang, dukungan, dan doa yang tiada hentinya.

7. Kakak- kakak dan adik penulis, Selly Septiawan Lubis, Triska Novita Lubis dan Khairunnisa Pebri Lubis. Terima kasih untuk dukungan serta doa yang diberikan.

8. Kakak- kakak senior FK USU, Nina, Santi. Terima kasih atas bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Teman- teman yang telah mendukung dan membantu penulis, Fadhilah Nisa T, Puteri Wulandari, Mutiara Aini, Cempaka Dewi, Sri Ramadhani, Wira Arsa, Rahma Sari, Putri Andhini, Gayatri, Suhashini, Ratih Dewanti, Nana, dan teman- teman stambuk 2008 FK USU, yang tak dapat kulupakan.

10.Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat lebih baik dalam bidang penelitian ke depannya kelak. Semoga ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 12 Desember 2011

ISMAYANI LUBIS

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar isi ... vi

Daftar Gambar/ Skema ... x

Daftar Tabel ... xi

Daftar Singkatan ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Tension-Type Headache ... 3

2.1.1. Definisi ... 3

2.1.2. Klasifikasi ... 3

2.1.3. Penyebab ... 4

2.1.4. Pathogenesis ... 4

(9)

2.2. Karakteristik Stres ... 6

2.2.1. Hubungan PGK dengan TTH ... 6

2.3. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) ... 7

2.3.1. Definisi ... 7

2.3.2. Pathogenesis ... 8

2.3.3. Diagnosis ... 9

2.3.4. Hemodialisis ... 9

2.4. Definisi Orang Sehat (Normal) ... 10

BAB 3 KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL 11 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 11

3.2. Hipotesis ... 11

3.3. Definisi Operasional ... 12

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 13

4.1. Jenis Penelitian ... 13

4.2. Waktu Penelitian ... 13

4.3. Populasi dan Sampel ... 13

4.3.1. Populasi ... 13

4.3.2. Teknik Pengambilan Sampel ... 14

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 16

4.4.1. Data Primer ... 16

(10)

4.5. Pengelolaan dan Analisis Data ... 17

4.5.1. Pengelolaan Data ... 17

4.5.2. Analisis Data ... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 18

5.1. Hasil Penelitian ... 18

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 18

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 18

5.2. Hasil Pembahasan ... 20

5.2.1. Distribusi Nyeri Kepala Responden ... 20

5.2.2. Distribusi Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin .. . 21

5.2.3. Distribusi Karakteristik berdasarkan Umur ... 21

5.2.4. Hasil Analisis ... 21

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 23

6.1. Kesimpulan ... 23

6.2. Saran ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

(11)

DAFTAR GAMBAR/ SKEMA

Nomor Judul Halaman

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Life Event Scale 6

Tabel 2.2. Kriteria Penyakit Ginjal Kronik 7

Tabel 2.3. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik 8

Tabel 3.1. Definisi Operasional 12

Tabel 4.1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 14

Tabel 4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 16

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin 18 Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Umur 18

Tabel 5.3. Distribusi Nyeri Kepala Responden 19

(13)

DAFTAR SINGKATAN

TTH = Tension-Type Headache

PGK= Penyakit Ginjal Kronik

WHO= Worid Health Organization

N-TTH= Non Tension-Type Headache

LFG= Laju Filtrasi Glomerulus

NKF(KDOQI)= National Kidney Foundation (Kidney Dialysis Outcomes Quality Initiative)

GFR= Glomerular Filtration Rate

(14)

ABSTRAK

Latar Belakang----Tension-type headache adalah jenis nyeri kepala yang paling sering ditemui. Tension-type headache dapat terjadi pada semua orang yang sehat (normal) dan orang yang sakit termasuk juga penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Tension-type headache dapat terjadi pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, dikarenakan sering merasa stres.

Tujuan----Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan angka kejadian tension-type headache pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal).

Metode----Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian potong lintang. Populasi dan sampel penelitian ini adalah 35 orang penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan dan 35 orang yang sehat (normal) di Kelurahan Pahlawan Binjai Utara. Jadi, jumlah sampel minimal penelitian yang harus dicapai adalah sebanyak 70 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu simple random sampling. Penelitian ini diukur melalui wawancara terpimpin dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya, penelitian ini di analisis menggunakan uji statistik T independent dengan bantuan SPSS.

Hasil----Dari 70 orang responden penelitian, 27 orang yang menderita tension-type headache dan 43 orang yang tidak menderita tension-type headache. Hal ini menunjukkan lebih banyaknya yang tidak menderita tension-type headache. Analisa data menggunakan uji T independent menunjukkan p value pada penelitian ini adalah 0,001 (dengan α = 0,05). Nilai p value kurang dari nilai α, maka keputusan adalah Ho ditolak.

Kesimpulan----Ada perbedaan angka kejadian tension-type headache pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal).

(15)

ABSTRACT

Background----Tension-type headache is the type of headache that most frequently found. Tension-type headache can occur in all healthy peoples and also sick peoples as well as patients with chronic kidney disease who undergo hemodialysis. Tension-type headache may occur in chronic kidney disease who undergo hemodialysis because they often feel stressed.

Objective----The research is purpose to get the number of specific differences tension-type headache for chronic kidney disease who undergo hemodilysis with healthy peoples (normal).

Method---- The research is a descriptive analytic research with a cross sectional research design. Population and sample of this research is 35 chronic kidney disease patient who undergo hemodialysis at Adam Malik Medan Hospital and 35 healthy peoples (normal) respondent from Kelurahan Pahlawan Binjai. Which means a total of 70 respondents must be achieved in this research. The sample is drawn using simple random sampling. This research is done with interview and questionaire and concluded with T independent test using SPSS.

Results----The research of 70 respondent, 27 peoples who suffer tension-type headache and 43 peoples aren’t suffer tension-type headache. It shows that many who isn’t suffer tension-type headache. The data analysis using Independent T test showed p value in this research is 0,001 (α = 0,05). The p value less α, so the decision is resect H0.

Conclusion----There are difference in the number prevalence of tension-type headache for chronic kidney disease who undergo hemodialysis with healthy peoples (normal).

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Headache atau nyeri kepala sering dialami oleh 90% populasi di Amerika (Green, 2007). Dari hasil penelitian di Singapore didapati prevalensi sakit kepala sebesar 82,7% dan yang menderita tension-type headache sebesar 39,9% (KH& BK 2003). Sedangkan angka yang pasti di Indonesia belum ada, tetapi di perkirakan hampir sama atau lebih tinggi.

Menurut WHO (World Health Organization) (2004), Tension-type Headache (TTH) adalah jenis Headache yang terbanyak dijumpai. TTH merupakan sakit kepala yang terasa seperti tekanan atau ketegangan di dalam dan disekitar kepala. TTH dapat berdampak pada kualitas hidup penderitanya seperti lingkungan social, dan lingkungan ekonominya, sehingga terjadi penurunan produktivitas kinerja kerjanya (Tsuboi, 2002). Penyebab TTH sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, tetapi disebagian kasus penyebab TTH disebabkan oleh kecemasan, stress, dan depresi selama hidupnya (Sahni BS, 2001).

TTH dapat terjadi pada semua orang yang sehat, dan orang yang sakit, termasuk juga pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis (Bendtsen dan Jensen, 2009). Menurut Lukluk (2008), didalam tabel life event scale didapatkan kesehatan pribadi (diri sendiri) memiliki tingkat kestressan yang lebih tinggi. Pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis termasuk kedalam kesehatan pribadi didalam tabel life event scale, sehingga sering merasa stress pada diri mereka.

(17)

1.2 Rumusan masalah

Apakah ada perbedaan angka TTH pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal)?

1.3 Tujuan penelitian Tujuan umum:

- Untuk mengetahui perbedaan angka kejadian TTH pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal).

Tujuan khusus:

1. Untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian TTH pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

2. Untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian TTH pada orang yang sehat (normal).

1.4 Manfaat penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pihak Rumah Sakit, bahwa penderita penyakit ginjal kronik sering mengalami sakit kepala yang tipe TTH.

b. Menambah Ilmu Pengetahuan di bidang epidemiologi tentang TTH pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal).

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tension-Type Headache (TTH)

2.1.1. Definisi

(TTH) adalah sakit kepala yang terasa seperti tekanan atau ketegangan di dalam dan disekitar kepala. Nyeri kepala karena tegang yang menimbulkan nyeri akibat kontraksi menetap otot- otot kulit kepala, dahi, dan leher yang disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita di sekitar kepala dan nyeri tekan didaerah oksipitoservikalis (Hartwig dan Wilson, 2006).

2.1.2. Klasifikasi

Menurut International Headache Society Classification, TTH terbagi atas 3 yaitu: 1. Episodik tension-type headache, 2. Chronik-tension type Headache, dan 3. Headache of the tension type not fulfilling above criteria (International Headache Society, 1988).

Klasifikasi tension-type headache

2.1.2.1. Infrequent episodic tension-type headache

Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam <1 hari/bulan (atau <12 hari/ tahun), nyeri kepala berakhir dalam 30 menit – 7 hari bilateral, menekan mengikat, tidak berdenyut, mild atau moderate, tidak ada mual/ muntah, mungkin ada fonofobia/ fotofobia, sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyakit nyeri kepala lain.

2.1.2.2.Frequent episodic tension-type headache

(19)

moderate, tidak ada mual/ muntah, mungkin ada fonopobia/ fotopobia, sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyakit nyeri kepala lain.

2.1.2.3.Chronic tension-type headache

Nyeri kepala yang berasal dari ETTH yang timbul >15 hari/bulannya dalam waktu > 3 bulan (atau >180 hari/tahun).

2.1.2.4.Probable tension-type headache

Dijumpai memenuhi kriteria TTH akan tetapi kurang satu kriteria untuk TTH bercampur dengan salah satu kriteria probable migrane. Nyeri kepala berlangsung >15 hari/bulan selama > 3 bulan (atau > 180 hari/tahun), nyeri kepala berlangsung selama sekian jam atau terus menerus kontinyu, bilateral, rasa menekan/mengikat, intensitas mild or moderate, tidak ada severe nausea atau vomiting, mungkin ada fotopobia/ fonopobia, tidak ada hubungannya dengan penyakit kepala lainnya, paling tidak masa 2 bulan terakhir.

2.1.3. Etiologi

Tension (keteganggan) dan stress.  Tiredness (Kelelahan).

Ansietas (kecemasan).

 Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain)  Posture yang buruk.

 Jejas pada leher dan spine.  Tekanan darah yang tinggi.

Physical dan stress emotional (Emergency department factsheet, 2008).

2.1.4. Patogenesis

(20)

gangguan kecemasan (ansietas) di jumpain adanya deficit kadar serotonin, dan nor-adrenalin di otaknya. Serotonin dan nor-nor-adrenalin adalah neurotransmitter yang berperan dalam proses nyeri maupun depresi, yang mengurus mood. Adanya deficit kadar serotonin, sehingga terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah dan membawanya ke ambang nyeri kepala (pain threshold). Serotonin didegradasi oleh kerja enzymatic monoamine oxidase dan dikeluarkan melalui urin berbentuk 5-hydroxyindoleacetic acid (Mumenthaler dan Mattle, 2004).

TTH dapat disebabkan karena stress, alkohol,dan hormonal yang akan menstimulasi simpatis nervous system sehingga terjadi peningkatan nor-epinefrine yang di sebarkan ke spindles muscle dan menyebabkan vasokontriksi . Nor-epinefrine juga di sebarkan ke pembuluh darah sehingga terstimulus cervical simpatis ganglia dan merasa nyeri disekitar leher (Wesley, 2001).

2.1.5. Diagnosis

Mengingat diagnosis nyeri kepala sebahagian besar didasarkan atas keluhan, maka anamnesis memegang peranan penting. Dalam praktek sehari- hari, jenis nyeri kepala yang paling sering adalah nyeri kepala tipe tegang atau sering disebut tension-type headache (TTH). Dari anamnesis, biasanya gejala terjadinya TTH terjadi setiap hari dan terjadi dalam 10 kali serangan dalam satu hari. Durasi atau lamanya TTH tersebut dapat terjadi selama antara 30 menit sampai dengan 7 hari. Nyerinya dapat bersifat unilateral atau bilateral, dan pada TTH tidak adanya pulsating pain serta intensitas TTH biasanya bersifat ringan. Pada TTH pun terdapat adanya mual, muntah dan kelaian visual seperti adanya fonofobia dan fotofobia (Shevel, 2006).

Pemeriksaan tambahan pada TTH adalah pemeriksaan umum seperti tekanan darah, fungsi cirkulasi, fungsi ginjal, dan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan neurologi (pemeriksaan saraf cranial, dan intracranial particular), serta pemeriksaan lainnya, seperti pemeriksaan mental status (Mumenthaler & Mattle, 2004).

(21)

2.2. Karakteristik Stres

Pada tabel dibawah ternyata persoalan kesehatan yaitu sakit pada diri sendiri menempati posisi yang cukup tinggi yang dapat mengakibatkan stress pada seseorang. Pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis termasuk kedalam kesehatan pribadi didalam table life scale, sehingga sering merasa stress pada diri mereka.

Tabel 2.1. Life Event Scale

Peristiwa Kehidupan Nilai

Luka atau sakit (diri sendiri) Perkawinan

2.2.1. Hubungan Penyakit Ginjal Kronik dengan Tension-type Headache

(22)

2.3.Penyakit Ginjal Kronik (PGK)

2.3. 1. Definisi

Penyakit ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialysis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2006).

Penyakit ginjal kronik adalah suatu penyakit yang mengakibatkan kehilangan nefron secara progresif (Callaghan, 2007).

Penyakit ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun), sehingga kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal (Wilson, 2006).

Jadi, penyakit ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang ditandai penurunan fungsi ginjal yang lambat, irreversibel, serta kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal, sehingga memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialysis dan transplantasi ginjal.

Tabel 2.2. Kriteria Penyakit Ginjal Kronik (PGK)

1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan structural dan fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), dengan manifestasi:

- Kelainan patologis dan terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah dan urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging test).

2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.

(23)

Klasifikasi penyakit ginjal kronik berdasarkan National Kidney Foundation (Kidney Dialysis Outcomes Quality Initiative/ KDOQI), yang mana derajat (stage) gagal ginjal kronik berdasarkan estimasi GFR (glomerular filtration rate).

Tabel 2.3. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik (PGK)

Derajat (stage) GFR (ml/mn/1,73m2)

0 >90 dengan factor resiko ke gagal ginjal kronik 1 ≥ 90 dengan kerusakan ginjal (persisten proteinuria,

abnormal sedimen urin, abnormal darah dan urin, abnormal dari imaging)

2 60-89 GFR ringan

3 30-59 GFR sedang

4 15-29 GFR berat

5 <15 gagal ginjal atau dialysis

NKF (KDOQI), 2002

2.3.2 Patogenesis

Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa (surviving nephrons), sebagai upaya kompensasi yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth faktor. Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, akhirnya diikuti oleh proses maladaftasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Adanya peningkatan aktivitas aksis renin-angiotensin-aldosteron intrarenal, ikut memberikan kontribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi , sklerosis dan progresifitas tersebut. Beberapa hal juga dianggap berperan terhadap gagal ginjal kronik yaitu albuminuria, hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia. (Suwitra, 2004).

(24)

perkembangan tersebut disebut insufisiensi ginjal, bila lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (GFR biasanya 25% dari normal). Pada tahap ini kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Stadium ketiga dan stadium akhir gagal ginjal progresif disebut penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau uremia. ESRD terjadi apabila sekitar 90% dari massa nefron telah hancur, atau hanya sekitar 200.000 nefron yang masih utuh. Nilai GFR hanya 10% dari keadaan normal, dan bersihan kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml permenit atau kurang (Wilson, 2006).

2.3.3. Diagnosis

Pemeriksaan Laboratorium (Urinalisis), PH urin, protein, Hemoglobin, glukosa, ketones, bilirubun, nitrit, dan leukosit esterase. Yang dicari berupa kristal- kristal, cells, cast, dan organism infection. Pemeriksaan nilai glomerular filtrating rate (GFR) dengan cara menggunakan rumus Kockcroft-Gault yaitu C = U * V/ P. dimana C adalah Clearance (ml/mnt/1,73m2), U dan P adalah konsentrasi urine dan plasma (mg/dl), dan V adalah aliran urin rate (ml/menit). Pemeriksaan biokimiawi darah meliputi hemoglobin, kadar asam urat, kalemia, natremia, kloremia, fosfatemia, kalsemia, asidosis metabolik. Pemeriksaan tambahan seperti radionuclide studies, ultrasonografi, intravenous urography, CT scan, MRI, arteriography dan venography, renal biopsy dan pemeriksaan histopatologi ginjal (Current medical diagnosis, 2011).

2.3.4. Hemodialisis

(25)

2.4 Definisi Orang Sehat (Normal)

Menurut pandang Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization- WHO), batasan sehat adalah” suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dan social secara penuh dan bukan semata- mata berupa tidak adanya penyakit atau keadaan lemah tertentu (Baihaqi, 2007).

Pandangan sehat menurut Depkes RI UU No. 23, 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi. Ciri –ciri kesehatan menurut Depkes RI yaitu: kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan kesehatan mental (jiwa), yang mencakup komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual (Depkes 2010).

Ciri- Ciri Sehat menurut Depkes:

1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, sedih, dan sebagainya. 3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa

syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu diluar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa.

4. Kesehatan social terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, social, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan angka kejadian tension-tipe headache pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, dengan orang yang sehat (normal). Penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, dan juga menghitung orang yang sehat (normal). Kedua angka tersebut akan dibandingkan dan dilihat, apakah terdapat perbedaan antara kedua kelompok tersebut.

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Hipotesis

3.2.1 Hipotesis : Ada perbedaan angka tension- type headache (TTH) pada penderita gagal ginjal kronik (PGK) yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal).

3.2.2. Pengujian hipotesis tersebut dengan menggunakan uji beda 2 mean (T test independent). Hal ini dilakukan karena pengujian beda rata- rata tersebut menggunakan 2 kelompok data (Arlinda, 2007).

Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani

hemodialisis

Prevalensi

Orang yang sehat (normal)

Tension Type Headache

(27)

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Definisi Operasional Cara ukur

Alat ukur Kategori Skala

pengukur an Tension-type headache

yang didiagnosa dengan nyeri kepala yang terjadi setiap hari, bersifat bilateral atau unilateral, yang terdapat pada yang diajukan sebanyak 10 pertanyaan dengan 2 kronik yang menjalani hemodialisis adalah penderita yang sudah didiagnosis oleh dokter menderita penyakit ginjal kronik yang sudah di terapi dengan dialysis sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

menderita penyakit atau tidak.

TTH dan N-TTH

(28)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah deskriptif analitik. Penelitian yang mencari angka kejadian tension-type headache pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional, yaitu observasi / pengumpulan data yang dilakukan pada suatu saat (point time approach) (Notoadmodjo, 2010).

4.2 Lokasi Penelitian dan Waktu penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, dengan pertimbangan bahwa pada Rumah Sakit tersebut adalah Rumah Sakit Rujukan se-tingkat Sumatera Utara. Sedangkan lokasi untuk orang yang sehat (normal) yaitu masyarakat umum yang dilakukan di daerah Binjai Kelurahan Pahlawan, dengan alasan dekat dengan rumah peneliti.

Waktu penelitian ini telah dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2011.

4.3 Populasi dan sampel 4.3.1 Populasi

(29)

Tabel, 4.1. Kriteria inklusi dan eksklusi

Penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

Orang Normal (Sehat)

Kriteria Inklusi

1. Penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis reguler lebih dari 3 bulan.

2. Bersedia diwawancara dengan cara diberikan kuesioner dan menandatangani persetujuan setelah diberikan penjelasan (Informe consent)

1. Orang yang sehat (normal) fisik, mental, dan sosial. 2. Bersedia diwawancara

Kriteria Eksklusi

1. Penderita penyakit ginjal kronik yang tidak melakukan kontrol lagi setelah 1 bulan.

1. Menderita penyakit menahun

2. Ada gangguan jiwa

4.3.2 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini, adalah secara acak atau random yang disebut dengan random sampling, dengan menggunakan pengambilan sampel secara simple random sampling, yaitu populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.

Rumus perhitungan besar sampel menggunakan populasi finit (terbatas) (Wahyuni, 2007). Rumus ini digunakan dalam penelitian ini, dengan alasan jumlah populasi penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis diketahui.

n: N. Z²1-α/2 p. (1-p)

(30)

Keterangan:

n : besar sampel minimum.

Z1-α/2 : nilai distribusi normal baku (table Z) pada α tertentu.

P : harga proporsi di populasi.

d : kesalahan (absolute) yang dapat di tolerir.

N : jumlah di populasi.

Setelah didapatkan nilai jumlah populasi yang menderita penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani hemodialisi, yang ada di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan sebesar (n) 189 orang.

Z1-α/2 : 1,96 P: 0,5

d : 0,1 N: 189 orang

Dihitung:

n: 189 (1,96)² (0,5) (1-0,5)

(189-1) (0,1)² + (1,96)² (0,5) (1-0,5)

n: 189 (3,8416) (0,25)

(188)(0,01)+ (3,8416) (0,25)

n: 181,5156

2,8404

n: 63 orang = 70 orang.

(31)

4.4 Teknik Pengumpulan Data 4.4.1 Data Primer

Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara, menggunakan kuesioner (wawancara terpimpin) yang diterima dari penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, dan orang yang sehat (normal). Instrumen (kuesioner) untuk survey yang digunakan merupakan modifikasi dari Forest Headache Questionnaire. Sehingga interviewer tinggal membacakan pertanyaan- pertanyaan tersebut pada interviewee. Pertanyaan- pertanyaan tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga mencakup variabel- variabel yang berkaitan dengan hipotesis. Kemudian pertanyaan tersebut di uji coba “trial” di lapangan dengan menggunakan paling sedikit 20 orang.

Hasil uji coba ini, kemudian digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur (kuesioner) yang telah disusun memiliki “validitas” dan “reliabilitas”. Uji Validitas dilakukan dengan metode Pearson atau metode Produck Moment. Uji Reliabilitas adalah metode Cronbach’s Alpha, dan dilakukan setelah uji validitas selesai. Uji validitas dan reliablitas ini dianalisa menggunakan program SPSS.

Tabel, 4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

No Total Pearson correlation Status Cronbach’s Alpha Status

(32)

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder dari penelitian ini, diperoleh dari rumah sakit H. Adam Malik Medan, yang menderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Data penelitian ini juga diperoleh dari masyarakat umum yang tinggal di kota Binjai kelurahan pahlawan.

4.5 Pengelolaan dan Analisis Data 4.5.1 Pengelolaan Data

Hasil pengolahan dan analisis data yang akan diproses dengan bantuan komputer, dan juga kualitas data itu sendiri. Pengolahan data dilakukan dengan cara terlebih dahulu men-editing hasil wawancara dari lapangan. Hasil wawancara tersebut dilakukan pengecekan dan perbaikan isian kuesioner. Setelah itu dilakukan coding, dimana semua kuesioner di edit atau di sunting, selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau coding”, yakni mengubah data yang berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Kemudian memasukan data atau processing kedalam program komputer atau “software” komputer. Salah satu software komputer yaitu paket program SPSS. Kemudian dilakukan pembersihan data (cleaning), yaitu melakukan pengecekkan kembali data untuk melihat kemungkinan- kemungkinan adanya kesalahan – kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya. Kemudian dilakukan pembetulan dan koreksi.

4.5.2 Analisi Data.

(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan didua lokasi yang berbeda. Lokasi penelitian untuk

penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah Rumah Sakit Haji Adam

Malik Medan dan untuk orang yang sehat (normal) dilakukan di daerah Binjai Kelurahan Pahlawan.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, karakteristik yang diamati pada responden adalah jumlah

responden yang menderita tension-type headache dan jumlah responden yang tidak

menderita tension-type headache.

Tabel 5.1Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase

Laki- laki 39 55.7

Perempuan 31 44.3

Jumlah 70 100.0

Dari tabel 5.1 diketahui bahwa terdapat sebanyak 39 orang laki- laki dan 31

orang perempuan yang mengikuti penelitian ini.

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Persentase

14- 35 41 58.6

36- 55 22 31.4

56- 75 7 10.0

(34)

Karakteristik umur responden pada penelitian ini diperlihatkan pada tabel 5.2

di bawah ini. Responden yang paling banyak berumur diantara 14 – 35 tahun yaitu

sebanyak 41 orang. Kedua yang terbanyak adalah berumur 36 -55 tahun yaitu

sebanyak 22 orang dan yang ketiga terbanyak adalah yang berusia > 56 tahun yaitu

sebanyak 7 orang.

Tabel 5.3Distribusi Tension-type Headache pada Responden

Nyeri PGK Normal Jumlah

Jumlah Persentase Jumlah persentase Jumlah Persentase

TTH 18 51,4 9 25,7 27 40.0

N- TTH 17 48,6 26 74,3 43 60.0

Jumlah 35 100 35 100 70 100.0

Dari tabel 5.3, memperlihatkan pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis menderita tension-type headache adalah 18 orang, sedangkan orang normal (sehat) adalah 9 orang, sehingga jumlahnya adalah 27 orang yang menderita tension-type headache. Dan untuk penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis yang tidak menderita tension-type headache adalah 17 orang, sedangkan orang yang normal (sehat) adalah 26 orang, sehingga jumlahnya adalah 43 orang.

Tabel 5.4 Hasil Analisa Uji T Independent

95% CI

Mean Upper Lower P value N

PGK 1,43 35

-12075 -56496 0.001

Normal 1,77 35

(35)

normal (sehat) adalah 1,77 (SD 0, 43). Hasil uji varian (F) didapat p value 0,001 yang berarti ada terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang digunakan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t = -3,080 dan p value 0,003. Hal ini berarti ada perbedaan angka kejadian tension-type headache pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal).

5.2Hasil Pembahasan

5.2.1 Distribusi nyeri kepala responden

Dari 70 orang responden, 82,9 % responden yang pernah merasakan nyeri kepala, sedangkan 17,1 % lainnya tidak pernah merasakan nyeri kepala. Hal ini menunjukkan bahwa masih tingginya prevalensi nyeri kepala dikalangan masyarakat. Dan dari hasil penelitian menunjukkan 40% responden yang menderita tension-type headache sedangkan 60% lainnya tidak menderita tension-type headache atau menderita nyeri kepala yang lain, seperti migrain, cluster, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa masih tingginya prevalensi nyeri kepala tension-type headache. Menurut penelitian Okumura (2010), mayoritas pasien yang berkunjung ke unit sakit kepala di sebabkan di diagnosis tension-type headache, migrain, dan depresi.

5.2.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

(36)

hal ini menunjukan masih tingginya prevalensi perempuan yang menderita tension-type headache dari pada laki- laki (Okumura, 2010).

5.2.3 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur

Dari hasil penelitian, umur yang paling banyak menderita tension-type headache adalah 14 – 35 tahun yang berkisar 58,6% dan terbanyak kedua yaitu 36 – 55 tahun yang berkisar 31,4 %, dan yang terbanyak terakhir yaitu 56 – 75 tahun yang berkisar 10%. Hal ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa yang paling banyak menderita tension-type headache pada semua pasien laki- laki dan perempuan adalah yang berusia antara 40 – 49 tahun, dan pada migrain pada wanita yang berusia 20 – 30 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin dan umur berbeda hubungan didalam prevalensi migrain dan tension-type headache (Okumura, 2009).

5.2.4 PGK yang menjalani hemodialisis terhadap kejadian TTH

Dari hasil penelitian menunjukkan penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis lebih banyak menderita tension-type headache dari pada orang yang sehat (normal). Ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan angka kejadian tension-type headache pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dan orang yang sehat (normal). Penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis lebih banyak menderita tension-type headache. Ini disebabkan karena tingkat ke stresan mereka yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena menjalani hemodialisis dua kali seminggu dan harus memikirkan biaya dari hemodialisis tersebut, serta penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis tidak dapat hidup dengan produktif kembali.

(37)

Orang yang normal (sehat) lebih sedikit menderita tension-type headache. Ini disebabkan karena tingkat kestresan orang yang normal (sehat) tidak setinggi penderita penyakit ginjal kronik yang berhubungan dengan nyawa mereka. Suryadinata (2009) menyatakan penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis memiliki emosi atau tingkat stres yang tinggi sehingga mudah terkena tension-type headache.

(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Angka prevalensi tension-type headache pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah 51,4%.

2. Angka prevalensi tension-type headache pada orang yang normal (sehat) adalah 25,7%.

(39)

6.2Saran

1. Diharapkan penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dapat mengidentifikasi tension-type headache dan segera mencari jalan yang sesuai untuk mengurangkan atau menghilangkan nyeri kepala tersebut.

2. Diharapkan instutusi rumah sakit atau petugas kesehatan dapat membantu dalam mengatasi masalah tension-type headache yang dialami oleh penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.

3. Diharapkan para peneliti selanjutnya, dapat meneliti hal ini seterusnya, bahwa hubungan terjadinya penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dapat menyebabkan terjadinya tension-type headache.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Aminorf, J.M., Greenberg, A.D., and Simon, P.R., 2005. Headache & Facial Pain. In:

Lange Medical Books/McGraw-Hill. Clinical Neurology Sixth Edition. USA.

91- 92.

Baihaqi, M., and et al., 2007. Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan –gangguan).

Bandung: Rose Herlina.

Bendtsen, L., and Jensen, R., 2009. Tension-type Headache. Available from: http://www.neurologic.theclinic.com/l.bendtsen/pages/hwheadache.htm.

[Accessed 10 April 2011].

Callaghan, O.C., 2007. At a Glance Sistem Ginjal: Edisi Kedua. Jakarta: Amalia

Safitri & Rina Astikawati.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Sehat menurut Depkes RI.

Indonesia, Available from: http://www.scribd.com/doc/55639140/2/SEHAT MENURUT-DEPKES-RI.htm. [accessed 26 Mei 2011].

Emergency department factsheet, 2008. Tension Headache. A Victorian Government Iniatiative.

Green, W.M., 2007. Headache & Facial Pain. In: Current Diagnosis & Treatment Neurology. USA. 64- 65.

Hartwig, S.M., and Wilson, M.L., 2003. Nyeri. In: Patofisiologi Konsep Klinis

(41)

Jesus, A.C., et al., 2009. Clinical Description of Hemodialysis Headache in end-stage

renal disease patients. Available from:

http://www.apfmj.com/content/8/1/12.[Accessed 27 November 2011].

KH, H., and BK, O., 2003. A Comparison- based Study of Headache Diagnosis and

Prevalence in Singapore. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=prevalensitension-typeheadachedisingapore.htm. [Accessed 27 Mei 2011].

Modified from National Kidney Foundation (K/DOQI)., 2002. Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Evaluation, classification and stratification. Am J Kidney Dis. (39) 1.

Mumenthaler, M., and Mattle, H., 2004. Headache. In: Lange Medical Books/McGraw-Hill. Neurology. USA. 803- 804.

Mcphee, J.S., and Papadakis, A.M., 2011. Headache. In: Current medical diagnosis & treatment. USA. 129- 135.

Notoadmodjo, S., 2010. Metode Penelitian Survei. In: Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta. 35- 49.

Okumura, T, et al., 2009. Characteristics in patients with headache in an outpatient

clinic in Japan. Available from:

http://www.apfmj.com/content/9/1/10.[Accessed 27 November 2011].

Ropper, H.A. and Brown, H.R., 2005. Headache and Other Craniofacial Pains. In:

Lange Medical Books/McGraw-Hill. Adam and Victor’s Principles of

(42)

Sahni, BS., 2001. Headache & Migrane, Navi Mumbai. Available from: http://www.homeopathyclinic.com/drshani/pages/hwheadache.htm. [Accessed 2 April 2011].

Suryadinata, N., 2009. Stres dan Coping pada Penderita Gagal Ginjal Terminal yang

menjalani Hemodialisis. Available from:

http://www.lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=95329&lokasi=lokal .htm. [Accessed 27 Mei 2011].

Suwitra, K., 2006. Penyakit Ginjal Kronik. In: Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1: Edisi

Keempat. Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. 570- 573.

Shankland, E.W., 2001. Migraine and Tension-type Headache Reduction Through Pericranial Muscular Suppression: A Preliminary Report, In: The Journal of Craniomandibular Practice. Chroma. 269- 276.

Shevel, E., 2006. Are Migraine and Tension-type Headache Different Condition?.

Available from:

http://www.headclin.co.za/uploads/ftp/DishevelPublications/ARE_MIGRANE_ AND_TENSION-TYPE_HEADACHE_DIFFERENT_CONDITION.PDF.htm. [Accessed 27 Mei 2011].

Sjahrir, H., 2004. Tension type Headache & Neurobiologi Depresi. In: Nyeri Kepala

Jilid 1. Medan. USU Press. 57- 74.

Tsuboi, K., 2002. Tension –type Headache, In: The Journal of the Japan Medical Association. Toho University. 202-206.

(43)

Wilson, M.L., 2003. Gagal Ginjal Kronik. In: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

proses Penyakit: Edisi Keenam. Jakarta. EGC. 912- 917.

World Health Organization (WHO), 2004. Headache, Neurology Atlas.

Lukluk, Z., aand Bandiyah, S., 2008. Gangguan Stres. In: Psikologi Kesehatan.

(44)

Lampiran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ismayani Lubis

Tempat / Tanggal Lahir : Binjai, 21 April 1989

Agama : Islam

Alamat :Jl. Perintis Kemerdekaan No. 28 Binjai Utara

Riwayat Pendidikan : 1.TK Alwasliyah Binjai Tahun 1995 - 1996

2. SD Negeri 024763Binjai Tahun 1996 - 2002

3. SMP Negeri 1 Binjai Tahun 2002 – 2005

4. SMA Negeri 6 Binjai Tahun 2005 - 2008

Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi : -

Pas Photo

(45)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN TENSION-TYPE HEADACHE PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN ORANG YANG SEHAT (NORMAL) DI RSUP.H.

ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 melakukan penelitian dengan tujuan untuk menginformasikan “perbedaan angka kejadian tension-tipe headache (TTH) pada penderita penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani hemodialisis dengan orang yang sehat (normal) di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2011”.

Saya mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana tidak akan memberi dampak membahayakan. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apa pun. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan Bapak/Ibu menandatangani formulir ini.

Tanggal

Responden Peneliti

(46)

Kuesioner Penelitian Perbedaan Angka Kejadian Tension- type Headache Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis dengan Orang Yang

Sehat (Normal) Di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2011

Petunjuk Pengisian :

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang ANDA RASAKAN dengan memberikan tanda ceklis pada kolom yang telah tersedia.

2. Semua pertanyaan harus dijawab.

Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah Anda pernah nyeri kepala?

2. Apakah nyeri kepala yang Anda rasakan lebih dari satu kali setiap hari?

3. Apakah Anda merasakan nyeri kepala di seluruh kepala?

4. Apakah nyeri kepala yang Anda rasakan seperti ditekan?

5. Apakah leher dan otot terasa tegang selama nyeri kepala?

6. Apakah ada mual/ muntah sebelum atau selama nyeri kepala?

7. Apakah ada perasaan takut akan cahaya atau suara sebelum atau selama nyeri kepala?

8. Apakah Anda mengetahui penyebab dari nyeri kepala Anda?

9. Apakah nyeri kepala yang Anda rasakan menghilang pada hari libur?

(47)
(48)

23 21 perempuan Ya ya ya ya tidak ya tidak tidak tidak ya 16 non-TTH normal

24 21 perempuan Ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak ya ya 15 non-TTH normal

25 20 perempuan Ya ya ya ya ya tidak ya tidak tidak tidak 16 non-TTH normal

26 21 laki-laki Ya ya ya ya ya tidak ya ya tidak ya 18 TTH normal

27 29 perempuan Ya ya tidak ya tidak ya tidak ya ya ya 17 TTH normal

28 23 perempuan Ya ya ya tidak tidak ya ya ya tidak ya 17 TTH normal

29 27 laki-laki Ya ya tidak ya tidak tidak tidak tidak ya ya 15 non-TTH normal

30 26 perempuan Ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya 13 non-TTH normal

31 57 laki-laki Ya ya ya tidak ya ya ya ya ya ya 19 TTH normal

32 20 perempuan Ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya 13 non-TTH normal

33 21 perempuan Ya ya ya ya tidak ya ya ya ya ya 19 TTH normal

34 32 perempuan Ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya 14 non-TTH normal

35 21 laki-laki Ya ya ya ya tidak tidak tidak ya tidak tidak 15 non-TTH normal

36 58 laki-laki Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya 20 TTH PGK

37 36 laki-laki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 10 non-TTH PGK

38 49 perempuan Ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 12 non-TTH PGK

39 49 laki-laki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 10 non-TTH PGK

40 20 laki-laki Ya ya ya ya ya ya tidak ya tidak ya 18 TTH PGK

41 16 laki-laki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 10 non-TTH PGK

42 41 laki-laki Ya ya tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak 13 non-TTH PGK

43 41 laki-laki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 10 non-TTH PGK

44 30 laki-laki Ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya 13 non-TTH PGK

45 46 laki-laki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 10 non-TTH PGK

46 24 laki-laki Ya ya ya tidak ya ya ya tidak tidak ya 17 TTH PGK

47 55 laki-laki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 10 non-TTH PGK

(49)

49 57 laki-laki Ya tidak ya tidak ya tidak ya ya ya ya 17 TTH PGK

50 49 perempuan tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 10 non-TTH PGK

51 58 perempuan tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 10 non-TTH PGK

52 39 laki-laki Ya ya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak 17 TTH PGK

53 18 laki-laki Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya 20 TTH PGK

54 14 perempuan Ya ya tidak ya Tidak ya tidak tidak tidak tidak 14 non-TTH PGK

55 75 laki-laki Ya ya ya ya Ya ya tidak tidak tidak ya 17 TTH PGK

56 35 perempuan Ya ya ya ya Ya tidak tidak ya tidak ya 17 TTH PGK

57 60 perempuan Ya ya ya ya Ya tidak tidak tidak ya ya 17 TTH PGK

58 55 perempuan Ya ya ya ya Ya ya tidak ya tidak ya 18 TTH PGK

59 45 laki-laki Ya ya ya ya Ya tidak tidak ya ya ya 18 TTH PGK

60 37 laki-laki Ya ya ya tidak Tidak ya ya tidak ya tidak 16 non-TTH PGK

61 38 perempuan Ya ya ya ya Ya tidak tidak ya ya ya 18 TTH PGK

62 32 laki-laki Ya tidak ya ya Ya ya ya tidak tidak ya 17 TTH PGK

63 48 perempuan Ya tidak ya tidak Tidak ya ya tidak ya tidak 15 non-TTH PGK

64 39 laki-laki Ya ya ya ya Ya ya ya ya tidak ya 19 TTH PGK

65 45 laki-laki Ya ya ya ya ya tidak tidak ya tidak ya 17 TTH PGK

66 20 laki-laki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 10 non-TTH PGK

67 37 laki-laki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak 10 non-TTH PGK

68 54 laki-laki Ya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak ya 17 TTH PGK

69 40 laki-laki Ya ya ya ya tidak ya ya tidak ya ya 18 TTH PGK

(50)

Hasil Uji Validitas Kuesioner Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Ptot

P1 Pearson Correlation 1 1.000** .313 .313 .187 .229 .254 .350 .254 1.000** .608**

Sig. (2-tailed) .000 .180 .180 .429 .331 .281 .130 .281 .000 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P2 Pearson Correlation 1.000** 1 .313 .313 .187 .229 .254 .350 .254 1.000** .608**

Sig. (2-tailed) .000 .180 .180 .429 .331 .281 .130 .281 .000 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P3 Pearson Correlation .313 .313 1 .121 .385 .105 .601** .435 -.032 .313 .586**

Sig. (2-tailed) .180 .180 .612 .094 .660 .005 .055 .895 .180 .007

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P4 Pearson Correlation .313 .313 .121 1 .385 .314 -.032 .206 .179 .313 .504*

Sig. (2-tailed) .180 .180 .612 .094 .177 .895 .384 .450 .180 .023

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P5 Pearson Correlation .187 .187 .385 .385 1 .204 .328 .535* .123 .187 .641**

Sig. (2-tailed) .429 .429 .094 .094 .388 .158 .015 .605 .429 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P6 Pearson Correlation .229 .229 .105 .314 .204 1 .101 .436 .302 .229 .569**

(51)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P7 Pearson Correlation .254 .254 .601** -.032 .328 .101 1 .504* -.010 .254 .543*

Sig. (2-tailed) .281 .281 .005 .895 .158 .673 .023 .966 .281 .013

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P8 Pearson Correlation .350 .350 .435 .206 .535* .436 .504* 1 .504* .350 .835**

Sig. (2-tailed) .130 .130 .055 .384 .015 .054 .023 .023 .130 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P9 Pearson Correlation .254 .254 -.032 .179 .123 .302 -.010 .504* 1 .254 .503*

Sig. (2-tailed) .281 .281 .895 .450 .605 .196 .966 .023 .281 .024

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P10 Pearson Correlation 1.000** 1.000** .313 .313 .187 .229 .254 .350 .254 1 .608**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .180 .180 .429 .331 .281 .130 .281 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Ptot Pearson Correlation .608** .608** .586** .504* .641** .569** .543* .835** .503* .608** 1

Sig. (2-tailed) .004 .004 .007 .023 .002 .009 .013 .000 .024 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

(52)

Hasil Uji Realibilitas Kuesioner

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.775 10

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 14.9000 5.568 .589 .754

P2 14.9000 5.568 .589 .754

P3 15.2000 5.011 .452 .755

P4 15.2000 5.221 .348 .770

P5 15.4500 4.892 .492 .749

P6 15.3500 5.082 .387 .766

P7 15.3000 5.063 .399 .764

P8 15.1500 4.555 .729 .714

P9 15.3000 5.274 .301 .778

(53)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Ptotal

1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19

2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 12

3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 19

4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 13

5 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 19

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

7 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 17

8 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 17

9 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19

10 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 18

11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

12 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 15

13 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 17

14 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 16

15 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 18

16 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 19

17 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 18

18 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 17

19 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 17

(54)

OUT PUT SPSS

1. Distribusi responden berdasarkan usia

2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 14- 35 41 58.6 58.6 58.6

35-55 22 31.4 31.4 90.0

56-75 7 10.0 10.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 39 55.7 55.7 55.7

perempuan 31 44.3 44.3 100.0

(55)

3. Distribusi responden berdasarkan nyeri kepala

Nyeri kepala pada orang yang normal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TTH 7 5.7 5.7 5.7

non-TTH 26 74.3 74.3 80.0

Total 35 100.0 100.0

Nyeri kepala seluruh responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TTH 27 40.0 40.0 40.0

non-TTH 43 60.0 60.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

Nyeri kepala pada Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid non-TTH 17 48.6 48.6 48.6

TTH 18 51.4 51.4 100.0

(56)

4. Distribusi responden berdasarkan jenis responden

Jenis Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PGK 35 50.0 50.0 50.0

normal 35 50.0 50.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

5. Distribusi responden berdasarkan pertanyaan nomor 1

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 12 17.1 17.1 17.1

2 58 82.9 82.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

6. Distribusi responden berdasarkan pertanyaan nomor 2

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 37 52.9 52.9 52.9

2 33 47.1 47.1 100.0

(57)

7. Distribusi responden berasarkan pertanyaan nomor 3

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 35 50.0 50.0 50.0

2 35 50.0 50.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

8. Distribusi responden berdasarkan pertanyaan nomor 4

9. Distribusi responden berdasarkan pertanyaaan nomor 5

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 40 57.1 57.1 57.1

2 30 42.9 42.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 32 45.7 45.7 45.7

2 38 54.3 54.3 100.0

(58)

10.Distribusi responden berdasarkan pertanyaan nomor 6

11.Distribusi responden berdasarkan pertanyaan nomor 7

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 52 74.3 74.3 74.3

2 18 25.7 25.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

12.Distribusi responden berdasarkan pertanyaan nomor 8 P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 46 65.7 65.7 65.7

2 24 34.3 34.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 41 58.6 58.6 58.6

2 29 41.4 41.4 100.0

(59)

13.Distribusi responden berdasarkan pertanyaan nomor 9

14.Distribusi responden berdasarkan pertanyaan nomor 10

15.Distribusi berdasarkan Uji T independent

Group Statistics

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 26 37.1 37.1 37.1

2 44 62.9 62.9 100.0

(60)

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

Gambar

Tabel 2.1. Life Event Scale
Tabel 2.3. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik  (PGK)
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 3.1. Definisi Operasional
+5

Referensi

Dokumen terkait

Perkara pencurian ringan seharusnya masuk dalam kategori tindak pidana ringan yang sebagaimana Pasal 364 KUHP yang ancaman pidananya paling lama tiga bulan

Namun para pemikir dan pemerhati pendidikan Islam terus berupaya untuk mengikis dikotomi tersebut, salah satu bentuknya adalah adanya pesantren yang

Judul : Penerapan Pemungutan, Perhitungan dan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Genengan, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa

Religiusitas sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri di sekolah memiliki peran penting dalam penyesuaian diri remaja sebagai siswa dalam

Sementara untuk kapang vs bahan pengawet, Pada uji bahan pengawet (asam asetat, asam benzoat dan formalin) tidak terlihat adanya zona bening, artinya

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 1 ayat (1) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

Untuk  menganalisis  dampak  alih  fungsi  lahan  sawah  terhadap  kecukupan

[r]