• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA GURU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEDIA GURU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGARAJA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MEDIA GURU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN

DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGARAJA

Pt. Desi Arnadi

1

, Sang Ayu Pt. Sriasih

2

, Ni Md. Rai Wisudariani

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

putudesiarnadi23@gmail.com

,

sap.sriasih@yahoo.com

,

ejournal_pbsi@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) jenis-jenis media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan, (2) keefektifan penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan, (3) respons siswa terhadap penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan, dan (4) kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran menulis teks ulasan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia kelas VIII dan siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Singaraja dengan objek penelitian berupa media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Ada tiga metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) jenis-jenis media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan cukup bervariasi, yaitu media berbasis manusia, media berbasis teks, media berbasis audio visual, dan media berbasis komputer. (2) media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan mampu mengefektifkan pembelajaran menulis teks ulasan, media yang paling efektif digunakan adalah contoh teks ulasan, film, dan power point. (3) respons siswa terhadap penggunaan media pembelajaran menulis teks ulasan tergolong baik, dan (4) kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran menulis teks ulasan meliputi kendala dalam pemilihan media, penyediaan fasilitas, waktu, dan karakteristik siswa.

Kata kunci: media guru, menulis teks ulasan

Abstract

This research aimed to describes (1) the types of media used by teacher in writing reviews text learning, (2) the effectiveness of the use of media in teaching writing reviews text, (3) the student’s response to the effectiveness of the use of media in teaching writing reviews text, dan (4) the constraints that faced by teacher when using media in teaching writing reviews text. This research uses descriptive qualitative and quantitative research design. Subject in this research is Indonesia teacher of 8th grade and Students of 8th grade in SMP Negeri 2 Singaraja with the research object is instructional media used by teachers in writting reviews text learning. Data collection method that used in this research are observation, interviews, and questionnaires. The data obtained is analyzed using descriptive qualitative and quantitative analysis technique. The results of this research showed that (1) the types of media that used by teachers in teaching writing text review is varies, it is human media, text media, audio visual media, and computer media, (2) the media used by teacher in writting reviews text learning is efektivable, the most effective media used is sample of reviews text, film, and power point, (3) the response of students to the useness of the instructional media in writting reviews text learning is belong good, and (4) the

(2)

constraints faced by teacher to the use of media in writting text review learning involved obtacles of choosing media, facilities, time, and students characteristic.

Keywords: teacher’s media, writing review text

PENDAHULUAN

Terkait dengan implementasi Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia pun mengalami pembaharuan. Menurut Sifa (2014:25) ada empat hal baru atau setidaknya pembaharuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Keempat hal dimaksud adalah: (1) konsep pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks; (2) bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan; (3) pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia; dan (4) penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Melihat paradigma-paradigma baru pembelajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013, guru dituntut memiliki kemampuan dalam membelajarkan bahasa Indonesia sesuai tuntutan Kurikulum 2013.

Salah satu paradigma baru

pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Menurut Sufanti (dalam Sifa, 2013) pembelajaran bahasa berbasis teks adalah pembelajaran yang menjadikan teks sebagai dasar, atas, pangkal, dan tumpuan. Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia.

P

aradigma pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks tentu memiliki tujuan yang baik guna mempertinggi derajat bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan. Mahsun (2014:97)

menyatakan bahwa ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengenai pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Pertama, melalui teks, kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan; Kedua, materi pembelajaran berupa teks lebih relevan dengan karakteristik Kurikulum 2013 yang menetapkan pencapaian kompetensi siswa yang mencakupi ketiga ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks akan mampu menyajikan suatu materi yang dapat membangun struktur berpikir peserta didik. Melalui teks, kemampuan berpikir siswa akan dilatih untuk memecahkan persoalan yang ada di lingkungan nyata siswa.

Salah satu teks yang dipelajari oleh siswa SMP kelas VIII adalah teks ulasan. Dalam buku guru Bahasa Indonesia telah dijelaskan bahwa teks ulasan adalah sebuah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis terhadap berbagai hal. Analisis itu bisa berbentuk buku, novel, berita, laporan, atau dongeng. Teks tersebut memberikan tanggapan atau analisis yang berhubungan dengan latar, waktu, tempat, serta karakter yang ada di dalam teks tersebut. Pada dasarnya, teks ulasan adalah tinjauan atau ringkasan buku atau yang lain untuk koran atau penerbitan. Teks ulasan (review) atau laporan buku merupakan suatu teks yang memiliki tujuan sosial untuk menilai daya tarik dari suatu karya (Mahsun, 2014:21). Dalam pembelajaran teks ulasan di SMP kelas VIII, siswa menilai berbagai jenis karya sastra, baik karya sastra dalam bentuk prosa, puisi, maupun drama. Hasil penilaian terhadap suatu karya sastra tersebut dikomunikasikan kepada pembaca. Untuk memahami teks ulasan, siswa harus mengetahui struktur teks ulasan serta unsur-unsur kebahasaan yang mendukung teks tersebut.

Memahami suatu jenis teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia bukanlah hal

(3)

yang mudah. Hal ini dikarenakan teks yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah teks dalam bentuk tulis. Wujud teks tulis cenderung membuat siswa tidak bergairah dalam membaca teks sehingga pemahaman siswa terhadap suatu teks kurang baik. Untuk mempermudah pemahaman tentang suatu teks dibutuhkan media untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap teks itu. Hal ini dipertegas oleh Djamarah (2002:137) yang berpendapat bahwa media sebagai alat bantu dalam proses belajar-mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dimungkiri. Media pembelajaran membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru memiliki keyakinan bahwa tanpa bantuan media, bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit dan kompleks. Teks ulasan merupakan salah satu jenis teks yang sulit dipahami dan diproduksi oleh siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran teks ulasan memerlukan bantuan media pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Singaraja, Desak Putu Partini, S.Pd., (wawancara pada tanggal 16 April 2015) permasalahan mendasar yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah rendahnya atensi siswa terhadap materi pelajaran. Hal ini karena siswa belajar banyak teks. Siswa cenderung bosan belajar bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Padahal model pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menuntut keaktifan siswa. Untuk itu, guru berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa aktif dalam pembelajaran. Upaya itu dilakukan dengan menghadirkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi ajar, dalam hal ini menulis teks ulasan. Guru mengakui bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis teks ulasan mampu meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam belajar.

Bahkan guru juga mengakui bahwa kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 menuntut model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Dalam hal ini, siswa dituntut aktif dalam menemukan dan memecahkan sendiri persoalan yang ada dalam kegiatan belajar. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa seperti model-model pembelajaran terdahulu. Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, guru menyediakan lingkungan belajar yang membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru adalah melalui penyediaan media pembelajaran.

Kedudukan media pembelajaran dalam aktivitas belajar siswa sangat vital karena media sebagai perantara ketika siswa mengalami proses belajar. Dengan demikian, media pembelajaran menduduki posisi sentral di antara guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Posisi media pembelajaran yang bersifat sentral ini menjadikan media sebagai sesuatu yang sangat berperan dalam pembelajaran, bahkan melebihi peran guru. Kehadiran media dapat menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar. Sadiman (2005:17) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Media pendidikan berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Selain menggugah atensi dan keaktifan siswa, media dapat membuat siswa mengalami sendiri materi ajar yang sedang dipelajari. Artinya, siswa memiliki pengalaman langsung dari hasil belajar yang dilakukan. Hal ini dikarenakan media berperan menjadikan hal yang tidak nyata menjadi nyata, hal yang abstrak menjadi konkret, dan hal yang rumit menjadi sederhana. Media berperan sebagai sarana untuk memperlancar

(4)

proses belajar-mengajar sehingga media secara tidak langsung dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Daya indera setiap siswa berbeda-beda. Media dapat mengatasi permasalahan daya indera setiap siswa sehingga siswa mudah dalam memahami materi dan pembelajaran pun berlangsung secara efektif tanpa membutuhkan waktu yang lama untuk membuat siswa paham. Media juga dapat menghindari kesalahpahaman terhadap suatu objek dan konsep. Media dapat memperjelas penyajian materi agar tidak hanya bersifat verbal (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan), dan media dapat mengatasi

permasalahan dalam memberikan

perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Semua peran media pembelajaran pada akhirnya berdampak pada aktivitas belajar siswa menjadi lebih aktif. Pernyataan ini dipertegas oleh pendapat Arsyad (2013:vii) yang menyatakan bahwa belajar aktif memerlukan dukungan media yang dapat menghantarkan percepatan siswa terhadap bahan ajar yang mereka pelajari.

Peneliti menyadari bahwa penelitian tentang media pembelajaran bukanlah kajian yang baru. Ada beberapa penelitian yang memiliki nuansa kajian media pembelajaran, yaitu penelitian pertama, berjudul “Penggunaan Media Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Drama pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Singaraja” oleh Ni Kadek Dwi Aryani pada tahun 2012. Penelitian Aryani (2012) menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti rancang. Persamaan tersebut terletak pada objek penelitian yakni sama-sama meneliti tentang media pembelajaran. Namun, ditinjau dari aspek kajian, penelitian ini berbeda dengan penelitian Aryani (2012) yang mengaji pada aspek penggunaan media berbasis kearifan lokal dalam pembelajaran drama, sedangkan media pembelajaran yang dikaji dalam penelitian ini berada pada ranah pembelajaran bahasa Indonesia yang memfokuskan kajian pada media yang

digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Penelitian sejenis kedua berjudul “Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Apresiasi Drama pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seririt” oleh I Wayan Sukarta pada tahun 2012. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan, yakni sama-sama mendeskripsikan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kendati demikian, aspek yang dikaji yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Sukarta (2012). Perbedaannya cukup jelas, yaitu penelitian Sukarta fokus mengaji dari aspek penggunaan media audio visual saja, sedangkan pada penelitian peneliti mengaji dari aspek media-media secara umum yang belum ditentukan nama media yang digunakan. Penelitian sejenis ketiga berjudul “Studi Tentang Media Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo” oleh Analisa Yohana pada tahun 2011. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan, yakni sama-sama mendeskripsikan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kendati demikian, aspek yang dikaji yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Yohana (2011). Perbedaannya cukup jelas, yaitu penelitian Yohana fokus mengaji dari aspek media-media yang digunakan oleh guru yang berada pada ranah pembelajaran Seni Budaya, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berada pada ranah pembelajaran bahasa Indonesia yang mengaji dari aspek jenis-jenis media yang digunakan oleh guru, kefektifan penggunaan media-media yang digunakan oleh guru, respons siswa terhadap penggunaan media pembelajaran, dan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menggunakan media pembelajaran pada pembelajaran menulis teks ulasan. Dalam hal ini, penelitian yang akan dilakukan bersifat lebih luas.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih memfokuskan pada media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan,

(5)

keefektifan penggunaan media guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan, respons siswa terhadap media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan, dan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru ketika menggunakan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan di kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja. Mengingat kebermanfaatan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis teks ulasan, hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan.

Peneliti memilih SMP Negeri 2 Singaraja sebagai lokasi penelitian ini karena para guru di sekolah ini sudah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, sekolah ini sudah memeroleh berbagai prestasi di bidang akademik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara jelas mengenai media guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan di kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja. Pendeskripsian data diuraikan dalam bentuk narasi dan dideskripsikan dengan kata-kata (verbal) dan angka-angka (kuantitatif).

Subjek dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia kelas VIII dan siswa kelas VIII12, VIII13, VIII14, dan VIII15. Objek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan, yang meliputi: jenis-jenis media yang digunakan oleh guru, keefektifan penggunaan media pembelajaran, respons siswa terhadap penggunaan media pembelajaran, dan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menggunakan media pembelajaran.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dan kuesioner. Metode observasi digunakan untuk

mengamati secara langsung mengenai jenis-jenis media yang digunakan oleh guru dan keefektifan penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung mengenai jenis-jenis media yang digunakan oleh guru, keefektifan penggunaan media, dan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan media pembelajaran. Metode kuesioner digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, alat perekam, dan kuesioner. Pedoman observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang pertama, kedua, dan keempat. Pedoman wawancara digunakan untuk memeroleh data yang memperkuat rumusan masalah pertama, kedua, dan keempat. Kuesioner digunakan untuk memeroleh data pada rumusan masalah ketiga, yakni mengenai respons siswa terhadap penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Menurut Arikunto (1998:245) dalam analisis data deskriptif kualitatif, data digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisah menurut kategori untuk memeroleh simpulan. Metode analisis deskriptif kualitatif juga digunakan oleh peneliti untuk memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai kondisi sebenarnya. Variabel tersebut adalah media guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan.

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013). Analisis data kualitatif terdiri atas tiga kegiatan yang berlangsung secara bersamaan. Ketiga kegiatan itu adalah (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan simpulan/pembuktian.

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini diuraikan hasil penelitian yang diperoleh selama melaksanakan penelitian, mulai tanggal 15 Mei 2015 sampai dengan 23 Mei 2015. Hasil penelitian tersebut mencakup (1) jenis-jenis media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan di kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja, (2) keefektifan penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan di kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja, (3) respons siswa terhadap keefektifan penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan di kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja, dan (4) kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menggunakan media pada pembelajaran menulis teks ulasan di kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja. Berikut dipaparkan hasil temuan yang telah peneliti peroleh.

Data mengenai jenis-jenis media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan diperoleh dari hasil observasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menulis teks ulasan dan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia. Pada perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru (RPP), jenis-jenis media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan adalah teks ulasan “Sang Pemimpi”, film Laskar Pelangi, ringkasan teks novel dan cerpen, dan power point. Pada pelaksanaan pembelajaran menulis teks ulasan, jenis-jenis media yang digunakan oleh guru adalah guru, contoh teks ulasan, buku teks, LKS, kegiatan kelompok, cerpen, novel, film, dan power point.

Berdasarkan paparan mengenai jenis-jenis media yang digunakan oleh guru, dapat dinyatakan bahwa jenis-jenis media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan sudah cukup banyak dan bervariasi. Jenis-jenis media yang digunakan oleh guru adalah media berbasis manusia (guru dan kegiatan kelompok) media berbasis teks (buku teks, LKS, cerpen, novel, dan contoh teks ulasan, media berbasis audio

visual (film) dan media berbasis komputer (power point).

Data mengenai keefektifan penggunaan media pembelajaran diperoleh dari hasil observasi dan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan efektif membantu pembelajaran menulis teks ulasan. Media yang paling efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks ulasan adalah media contoh teks ulasan, film, dan power point. Ketiga media itu dikatakan efektif karena memiliki tingkat keabstrakan yang rendah sehingga pesan atau informasi yang disampaikan dalam media itu lebih mudah dicerna oleh siswa dan lebih mudah untuk

melakukannya. Dengan demikian

pembelajaran pun menjadi lebih efektif. Data mengenai respons siswa terhadap penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan diperoleh dari jawaban kuesioner yang diisi oleh siswa kelas VIII 12 yang berjumlah 38 orang, siswa kelas VIII 13 yang berjumlah 39 orang, siswa kelas VIII 14 yang berjumlah 39 orang, dan siswa kelas VIII 15 yang berjumlah 39 orang. Jumlah seluruh siswa dalam empat kelas adalah 155 orang. Namun, jumlah siswa yang dapat mengisi kuesioner adalah 146 orang karena 9 orang siswa berhalangan hadir dalam kegiatan belajar menulis teks ulasan. Dalam pengisian kuesioner ini, siswa diberikan kebebasan untuk memilih jawaban, bahkan siswa dapat memberikan jawaban lain sesuai dengan pengalaman yang mereka rasakan ketika guru menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis teks ulasan.

Ketika guru menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis teks ulasan, sebagian besar siswa merespons baik. Siswa senang dan merasa dibantu proses belajarnya dengan penggunaan media pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari jumlah jawaban siswa yang memilih option tertentu.

Terkait dengan intensitas penggunaan media pembelajaran, sebagian besar siswa

menyatakan bahwa guru sering

(7)

siswa yang menyatakan ”sering menggunakan” adalah 139 orang (89,68%), jumlah siswa yang menyatakan “biasa saja” adalah 7 orang (4,52%), dan tidak ada siswa yang menyatakan “tidak menggunakan” (0%). Berkaitan dengan jenis-jenis media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan, penggunaan jenis-jenis media pembelajaran dikatakan cukup banyak. Jumlah pilihan media yang tertera pada kuesioner adalah 25 media. Dari 25 media itu, jumlah media yang dipilih oleh siswa sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran menulis teks ulasan adalah 6 media, sedangkan jumlah media yang tidak dipilih oleh siswa adalah 19 media. Sebagian besar siswa memilih media guru, kegiatan kelompok, buku teks, LKS (Lembar Kerja Siswa), film, power point, contoh teks ulasan, cerpen, dan novel. Media-media yang tidak dipilih oleh siswa dalam pembelajaran menulis teks ulasan adalah instruktur, tutor, main peran, field-trip, alat bantu kerja, lembaran lepas, radio, rekaman, laboratorium bahasa, gambar, caption, bagan, grafik, video, televisi, video interaktif, sekolah, masyarakat, dan alam. Oleh karena itu, jumlah total media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan adalah 9 media, yakni media guru, kegiatan kelompok, buku teks, LKS, film, power point, contoh teks ulasan, novel, dan cerpen. Media contoh teks ulasan, cerpen, dan novel merupakan tiga media yang diisi oleh siswa sebagai jawaban tambahan dalam kuesioner.

Jumlah siswa yang memilih media guru adalah 138 orang (89%). Jumlah siswa yang memilih media kegiatan kelompok adalah 144 orang (93%). Jumlah siswa yang memilih media buku teks adalah 142 orang (92%). Jumlah siswa yang memilih media LKS (Lembar Kerja Siswa) adalah 140 orang (90%). Jumlah siswa yang memilih media film adalah 145 orang (94%). Jumlah siswa yang memilih media power point adalah 140 orang (90%). Selain keenam media tersebut, siswa juga mengisi media lain pada kuesioner. Media lain yang ditambahkan oleh siswa

dalam kuesioner adalah media contoh teks ulasan, novel, dan cerpen. Jumlah siswa yang mengisi media contoh teks ulasan pada kuesioner adalah 143 orang (92%). Jumlah siswa yang mengisi media novel pada kuesioner adalah 140 orang (90%). Jumlah siswa yang mengisi media cerpen pada kuesioner adalah 144 orang (93%).

Data mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menggunakan media pembelajaran pada pembelajaran menulis teks ulasan berasal dari empat sumber, yaitu pemilihan media, penyediaan fasilitas, waktu, dan karakteristik siswa.

Hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas bisa dijelaskan dengan paparan berikut. Jenis-jenis media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan cukup banyak dan bervariasi. Hal ini dilihat dari jumlah jenis-jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru sudah lebih dari satu jenis. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan, seperti, guru, kegiatan kelompok, buku teks, LKS contoh teks ulasan, cerpen, novel, film, dan power point. Temuan ini berarti bahwa dalam pembelajaran menulis teks ulasan guru menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang bervariasi. Menurut Sudiana (2006:111) dalam mengajar, guru sebaiknya menghindari penggunaan satu jenis media pembelajaran saja. Guru diharapkan agar menggunakan media pembelajaran secara bervariasi. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi ini sangat tergantung pada situasi sekolah.

Temuan peneliti mengenai jenis-jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan, yaitu media berbasis manusia yang berupa guru dan kegiatan kelompok, media berbasis cetakan yang berupa buku teks, contoh teks ulasan, cerpen dan novel, media audio visual yang berupa film, dan media berbasis komputer yang berupa power point sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yohana (2011). Pada penelitian yang dilakukan oleh Yohana (2011), jenis-jenis

(8)

media yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi adalah media buku teks/buku panduan, media contoh gambar/foto-foto, media model, media hasil karya seni yang dihadirkan langsung pada siswa, serta media elektronik berbasis komputer. Beberapa jenis media yang digunakan oleh guru dalam penelitian Yohana (2011) berbeda dengan jenis-jenis media yang peneliti temukan. Hal ini karena jenis materi yang dikaji dalam penelitian berbeda. Materi ajar memengaruhi pemilihan jenis-jenis media pembelajaran. Kendati demikian, jenis-jenis media yang ditemukan dalam penelitian ini dan penelitian Yohana (2011) sama-sama menunjukkan kevariasian dalam penggunaan jenis-jenis media pembelajaran. Dengan demikian temuan peneliti dengan temuan Yohana dapat dikatakan sejalan.

Temuan peneliti mengenai kefeektifan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis teks ulasan, yaitu media pembelajaran yang digunakan oleh guru sudah efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Dari media-media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan tersebut, ada tiga media yang dipilih sebagai media yang paling efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks ulasan, yaitu media contoh teks ulasan, film, dan power point. Ketiga media ini dikatakan paling efektif karena media-media ini bersifat langsung yang memiliki tingkat keabstrakan rendah atau bersifat lebih konkrit. Hal ini sejalan dengan pendapat Arsyad (2013:19) yang menyatakan bahwa pengalaman belajar konkrit yang secara langsung dialami oleh siswa merupakan pengalaman belajar yang paling besar dan banyak memeroleh manfaat karena dengan cara mengalaminya sendiri. Media pembelajaran yang bersifat langsung ini mempu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Pada dasarnya, keefektifan media pembelajaran dapat diukur dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks ulasan dengan menggunakan media pembelajaran tertentu. Hal ini sejalan dengan

pendapat Djamarah (2002:147) yang menyatakan bahwa keefektifan media pembelajaran berkenaan dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam suatu pembelajaran.

Temuan peneliti mengenai keefektifan penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yohana (2011). Pada penelitian yang dilakukan oleh Yohana (2011), sebagian besar media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran apresiasi dan ekspresi sudah efektif, meskipun ada beberapa media yang dikatakan belum efektif penggunaannya. Media-media yang paling efektif digunakan dalam pembelajaran apresiasi pada penelitan Yohana adalah media LCD, media video/film, dan media contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik,dll), sedangkan media pembelajaran yang paling berperan membantu siswa dalam pembelajaran ekspresi adalah media LCD, media video/film, media contoh-contoh (seperti patung, lukisan, dan keramik), dan media gambar. Sementara itu, temuan peneliti menyatakan bahwa media-media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan sudah efektif. Media-media pembelajaran yang paling efektif membantu siswa dalam pembelajaran menulis teks ulasan adalah media contoh teks ulasan, film, dan power point. Media-media yang paling efektif yang ditemukan pada penelitian peneliti sejalan dengan penelitian Yohana. Media yang dianggap efektif, yaitu media-media yang dapat membantu siswa dalam belajar, menarik perhatian siswa untuk belajar, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, dan meningkatkan hasil belajar siswa, seperti ketiga media yang ditemukan dalam penelitian peneliti.

Ketiga media ini dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Temuan peneliti juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Djamarah (2002:147) yang menyatakan bahwa keefektifan media pembelajaran berkenaan dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam suatu pembelajaran.

(9)

Keefektifan dalam penggunaan media pembelajaran meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi dapat diserap oleh siswa dengan optimal. Penggunaan ketiga media pembelajaran ini, yaitu media contoh teks ulasan, media film, dan media power point terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis teks ulasan. Dengan demikian media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan dapat mengefektifkan pembelajaran.

Temuan peneliti mengenai respons siswa terhadap penggunaan media pembelajaran adalah sebagian besar siswa merespons baik terhadap media-media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Sebagian besar siswa senang dengan media-media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan fungsi media pembelajaran yang dinyatakan oleh Munadi (2013) dan Arsyad (2013). Temuan tersebut menandakan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa, memberikan motivasi kepada siswa, memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa, mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, meningkatkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor), dan sebagai alat bantu untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian, temuan ini sejalan dengan pernyataan para ahli.

Temuan peneliti mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis teks ulasan berasal dari empat sumber. Keempat sumber itu adalah pemilihan media, penyediaan fasilitas, waktu, dan karakteristik siswa. Pertama, Guru kesulitan dalam memilih dan mempersiapkan media pembelajaran karena media yang ada sangat minim. Guru menginginkan media yang dekat dengan kehidupan siswa (kontekstual) dan sesuai dengan bahan ajar yang akan dipelajari oleh siswa yang dapat membantu ketercapaian tujuan pembelajaran.

Media yang sulit diperoleh oleh guru adalah media drama karena drama merupakan bagian dari karya sastra selain novel dan cerpen yang sudah diulas oleh siswa. Namun, guru menyiasati ketiadaan media drama dengan media film yang sesuai dengan tingkat kematangan siswa. Guru memilih film “Laskar Pelangi” sebagai bahan ulasan. Penggunaan film ini efektif membantu siswa dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Selain itu, guru juga kesulitan dalam menyediakan media cerpen atau novel dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Perpustakaan sekolah juga kurang menyediakan bacaan sastra seperti cerpen dan novel. Guru menyiasati ini dengan menugaskan siswa untuk membawa cerpen atau novel dari rumah. Cerpen dan novel yang dibawa oleh siswa ini cenderung novel dan cerpen yang bertema percintaan yang kurang menunjukkan nilai-nilai karakter yang patut diteladani oleh siswa dalam pembelajaran teks ulasan. Guru seharusnya menggunakan media yang mudah diperoleh. Penggunaan media cerpen dan novel mudah diperoleh, yaitu cukup dengan menugaskan siswa untuk membawa cerpen dan novel yang menarik dan memiliki nilai karakter yang tinggi. Guru juga dapat memanfaatkan media film dalam pembelajaran menulis teks ulasan dan penyediaan media film ini mudah bagi guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2002:150) yang menyatakan bahwa media yang digunakan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.

Kedua, sekolah kurang menyediakan fasilitas maupun sarana dalam penggunaan media pembelajaran, seperti penyediaan LCD di dalam kelas. Akibatnya adalah guru kesulitan dalam menggunakan power point dan menayangkan film yang akan diulas oleh siswa. Namun, guru menyiasati masalah ini dengan bantuan speaker (pengeras suara) di dalam kelas dan posisi duduk siswa lebih dirapatkan. Dengan demikian, penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan kurang didukung oleh penyediaan fasilitas yang lengkap. Penggunaan media

(10)

harus didukung oleh sarana/alat yang digunakan ketika menggunakan media itu.

Ketiga, dalam pembelajaran menulis teks ulasan pada Kurikulum 2013, waktu yang tersedia hanya dua jam, sedangkan pembelajaran menulis teks ulasan membutuhkan waktu lebih dari dua jam. Waktu penayangan film cukup lama sehingga guru harus melompati bagian-bagian film yang kurang penting. Guru juga menyiasati dengan kegiatan kelompok. Menulis teks ulasan film dalam bentuk kelompok merupakan cara yang paling efektif. Jika pembelajaran masih menyita waktu, guru berusaha untuk mencari waktu tambahan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Masalah waktu dalam penggunaan media pembelajaran merupakan hal yang berkaitan dengan efisiensi

penggunaan media pembelajaran.

Penggunaan media harus memerhatikan aspek efesiensi media itu, selain aspek efektifnya. Dalam hal ini, penggunaan media harus tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung (Djamarah, 2002:153).

Keempat, karakteristik siswa yang ribut

ketika guru menggunakan media

pembelajaran karena siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Siswa mengalami keributan merupakan situasi belajar yang sudah biasa terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penggunaan media secara tepat, keributan siswa dapat diatasi. Keributan siswa ketika guru menggunakan media film timbul karena siswa sangat penasaran dengan film yang akan ditayangkan oleh guru. Namun, keributan siswa tidak berlangsung lama karena ketika penayangan film dimulai, siswa seketika tenang dan mengikuti dengan baik. Hal ini berkaitan dengan fungsi media, yaitu meningkatkan perhatian kepada siswa (fungsi atensi), menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap media itu (fungsi afektif), dan membangkitkan motivasi siswa dalam belajar (fungsi motivasi) (Munadi, 2013:47).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Aryani (2012) dan hasil penelitian Sukarta (2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh Aryani (2012), kendala-kendala yang dialami oleh guru, yaitu dari segi media, waktu, tempat, dan siswa. Sementara itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Sukarta (2012), kendala-kendala yang dihadapi oleh guru berasal dari tiga sumber, yaitu media, waktu, dan fasilitas. Pada hasil penelitian Sukarta (2012) juga ditemukan kendala yang berasal dari siswa, namun peneliti tidak secara langsung menyebutkan. Dalam penelitian Sukarta (2012) disebutkan bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam penggunaan media audio visual. Sementara itu, temuan peneliti mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menggunakan media pembelajaran adalah dari segi media, fasilitas, waktu, dan siswa. Pada hasil penelitian Aryani (2012) ditemukan kendala pada tempat, sedangkan pada hasil penelitian Sukarta (2012) tidak ditemukan kendala dari siswa secara langsung. Pada temuan peneliti, peneliti menemukan kendala pada fasilitas. Namun hasil penelitian ini tetap dikatakan sejalan karena tempat merupakan bagian dari fasilitas. Fasilitas yang peneliti maksud adalah sarana yang disediakan oleh sekolah, seperti LCD. Sementara itu, pada hasil penelitian Aryani (2012), tempat yang dimaksud adalah tempat untuk mementaskan drama (panggung) yang tidak ada di sekolah. Hal ini berkaitan dengan perbedaan kajian kedua peneliti.

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat memengaruhi kondisi dari hasil penelitian ini. Keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini adalah ketiadaan hasil belajar siswa sebagai indikator dari keefektifan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Kendati demikian, dalam penelitian ini, hasil belajar siswa dapat dilihat dari perilaku siswa ketika belajar dengan penggunaan media pembelajaran itu. Dalam proses belajar-mengajar menulis teks ulasan, siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Siswa

(11)

aktif dalam pembelajaran, siswa termotivasi dalam menulis teks ulasan, dan siswa mampu menulis teks ulasan, baik secara mandiri maupun bersama kelompoknya. Hal ini dikarenakan, media pembelajaran yang digunakan oleh guru mampu mengefektifkan pembelajaran menulis teks ulasan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai penelitian ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, jenis-jenis media yang

digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan cukup banyak dan bervariasi. Jenis-jenis media yang digunakan adalah media berbasis manusia (guru dan kegiatan kelompok), media berbasis cetakan (buku teks, LKS, cerpen, novel, dan contoh teks ulasan), media berbasis audio visual (film), dan media berbasis komputer (power point).

Kedua, media-media yang digunakan oleh guru dapat mengefektifkan pembelajaran menulis teks ulasan. Tiga media yang paling efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks ulasan adalah media contoh teks ulasan, film, dan power point. Ketiga media ini dikatakan efektif karena media-media pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Ketiga, respons siswa terhadap

keefektifan penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan sudah tergolong baik. Siswa senang dan merasa terbantu dengan media-media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan karena media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat meningkatkan perhatian siswa, memberikan motivasi kepada siswa, memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa, mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, meningkatkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor), dan sebagai alat

bantu untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Keempat, dalam menggunakan media pembelajaran, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran menulis teks ulasan, yaitu : (1) guru kesulitan dalam memilih dan mempersiapkan media pembelajaran karena media yang ada sangat minim. Guru menginginkan media yang dekat dengan kehidupan siswa (kontekstual) dan sesuai dengan bahan ajar yang akan dipelajari siswa serta dapat membantu ketercapaian tujuan pembelajaran; (2) sekolah kurang menyediakan fasilitas maupun

sarana dalam penggunaan media

pembelajaran, seperti penyediaan LCD di dalam kelas; (3) minimnya waktu yang tersedia dalam pembelajaran menulis teks ulasan, padahal pembelajaran menulis teks ulasan membutuhkan waktu lebih dari dua jam karena kegiatan belajar menulis teks ulasan berisi penayangan film yang membutuhkan waktu yang cukup lama, dan (4) siswa ribut ketika guru menggunakan media yang menarik karena siswa memiliki rasa ingin tahu.

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bagi guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Singaraja, disarankan agar menggunakan media-media pembelajaran, seperti media berbasis manusia (guru dan kegiatan kelompok), media berbasis cetakan (buku teks, LKS, cerpen, novel, contoh teks ulasan), media berbasis audio visual (film), dan media berbasis komputer (power point) sebagai salah satu alternatif penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks ulasan.

Bagi sekolah, hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan dalam penyediaan fasilitas dan prasarana yang mendukung agar penggunaan media pembelajaran tidak menghambat proses belajar-mengajar.

Bagi peneliti lain yang ingin meneliti masalah yang yang terkait dengan penelitian ini, hasil kajian ini baru sebatas jenis,

(12)

keefektifan, respons, dan kendala-kendala penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Oleh karena itu, peneliti lain diharapkan melakukan kajian terkait keefektifan penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran menulis teks lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur

Penelitian : Suatu Pendekatan

Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Aryani, Ni Kadek Dwi. 2010. Penggunaan

Media Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Drama pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.

2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta.

Kemendikbud. 2014. Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran :

Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: REFERENSI (GP Press Group).

Sadiman, Arief S. 2005. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya). Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sifa. 2014. Paradigma Baru Pembelajaran Bahasa, Sastra Indonesia dalam

Kurikulum 2013 dan

Implementasinya. Denpasar: Pustaka Larasan.

Sudiana, I Nyoman. 2006. Interaksi Belajar

Mengajar Bahasa dan Sastra

Indonesia. Surabaya: Media Ilmu. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Sukarta, I Wayan. 2012. Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Apresiasi Drama pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seririt. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Yohana, Analisa. 2011. Studi Tentang Media

Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo.

http://jurnalonline.um.ac.id/data/artike l/artikel5833BE3694EA91E602B05A 40ECA7382D.pdf (diakses pada

Referensi

Dokumen terkait

Geofisika, dalam arti luas adalah studi tentang proses fisis dari pusat bumi sampai atmosfer atas, dan dalam arti sempit disebut geofisika padat (solid earth geophysics) yaitu

Pada lokasi habitat mangrove yang luas lebih kecil, hal ini tentu tidak dapat dilakukan oleh citra Landsat, dan memungkinkan dilakukan pemetaan lebih baik

Pengujian proximat pupa sutera kering bertujuan mengetahui komposisi awal bahan baku, utamanya kandungan lemak dari pupa sutera, uji sifat fisika kimia dilakukan untuk mengetahui

Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah - antar Kota Dalam Prov.. 02 Pendapatan

Dari hasil tersebut citra uji masukan memiliki koefisien korelasi yang tinggi dengan jenis motif Star Biege DF dengan nilai 0.826264 yang juga menandakan nilai

Hasil penelitian yang dihitung menggunakan likuiditas menunjukan perusahaan yang kurng baik dikarenakan penurunan di setiap tahunnya sedangkan solvabilitas menunjukan

penting dalam meningkatkan kemampuan profesionalisme guru. supervisi yang baik harus mampu membuat guru semakin kompeten. Kepala madrasah harus memiliki kemampuan

partai politik yang bersumber dari APBN dan APBD diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008. Tentang