• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN DAN PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN DAN PROGRAM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. Arah dan Kebijakan

Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan masyarakat. Mulai tahun 2011 pendidikan masyarakat diarahkan pada ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Sejalan dengan kesepakatan Abuja tentang keaksaraan untuk pembangunan, program keaksaraan mulai menekankan multikeaksaraan disamping keaksaraan fungsional dan kecakapan hidup. Berhubung 64 persen penduduk niraksara dewasa adalah perempuan dan sebagaian besar dari mereka berusia di atas 45 tahun, maka pendidikan keaksaraan fungsional diintegrasikan dengan program pendidikan pemberdayaan perempuan.

Selanjutnya untuk mencegah kekambuhan keniraksaraan penduduk dewasa, sekali -gus untuk meningkatkan budayabaca dengan ‘membacakan masyarakat dan memasya-rakatkan membaca; program keaksaraan pun disinergikan dengan perluasaan akses terhadap bahan bacaan. Layanan ketersedian bahan bacaan ini diwujudkan dengan perluasan taman bacaan masyarakat pada tingkat kecamatan dan diperluas di ruang publik seperti pasar, mall, rumah ibadah, rumah sakit, dan panti sosial.

Dengan pengintegrasian pendidikan karakter, pengembangan keterampilan dilakukan dengan peningkatan kemampuan beraksara dan berusaha mandiri melalui keterampilan bermata pencaharian. Selanjutnya perbaikan terhadap disparitas gender dalam bidang pendidikan dilaksanakan melalui pengarusutamaan gender pada tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian diharapkan akan terbangun investasi masyarakat pembelajar dan peningkatan kapasitas masyarakat untuk belajar sepanjang hayat yang menghasilkan penduduk berkarakter, beraksara, berbudaya baca, gender responsif, dan berakhlak mulia.

(2)

Bagan 2

Kebijakan Strategis Ditbindikmas

Dalam upaya perluasan dan pemerataan pelayanan pendidikan masyarakat yang bermutu dan relevan dengan dinamika kebutuhan masyarakat, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, menetapkan kebijakan pembangunan dan merencanakan program yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemecahaan berbagai permasalahan bangsa khususnya di bidang pendidikan nonformal dan informal dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia Indonesia.

Program pendidikan masyarakat diharapkan dapat memberikan kesempatan belajar yang lebih luas, terbuka dan bermutu bagi masyarakat yang memilih pendidikan nonformal sebagai pendidikan alternatif dan/atau mereka yang belum mendapatkan layanan pendidikan melalui jalur pendidikan formal. Hal ini sesuai dengan visi dan misi Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, seperti yang dijelaskan pada bagian awal buku ini. Pening katan Pening katan Kemam puan Kemam puan Pers onal Pers onal Pro ses Pro ses Pendi dikan Pendi dikan Sepan jang Sepan jang Ha yat Ha yat Pendi dikan Pemberd ayaan Perem puan Pendi dikan Keaks araan Fungsi onal Insan Berkeaksara Berbudaya Baca, Dan Berkeadilan Gender

Kead

ilan da Kesetaraan Gender

Perlu asan Ta

maMasyaBacaan rakat Pelati

han Usaha Mandiri (Train & Gain)

Pe mb ngu nan Kapa sitas Ma sya ra ka Inve sta s i Ma sya ra ka Pem bel aj ar Pening katan Pening katan Kemam puan Kemam puan Pers onal Pers onal Pro ses Pro ses Pendi dikan Pendi dikan Sepan jang Sepan jang Ha yat Ha yat Pendidik an dan Pemberd ayaan Orang Dewasa Pendi dikan Keaksara an dan Multikeak saraan

Insan Berkeaksaraan, Berbudaya Baca, Berkeadilan Gender, dan Beakhlak Mulia

Kead

ilan da Kesetaraan Gender

Pening katan Bud

aya Ba ca Pelati

han Usaha Mandiri (Train to Gain)

Pemban gunan Kapa sitas Masyara kat Investas i Masyar akat Pembelaj ar

(3)

1. Strategi dan Arah Kebijakan

Berdasarkan kebijakan strategis di atas, arah kebijakan pembinaan pendidikan masyarakat dapat dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 6

Arah Kebijakan Pembinaan Pendidikan Masyarakat Tahun 2010-2014

No STRATEGI UMUM ARAH KEBIJAKAN

1 Penyediaan standar kompetensi keaksaraan.

Penyediaan standar kompetensi keaksaraan dasar dan keaksaraan usaha mandiri. 2 Penyediaan Taman Bacaan

Masyarakat (TBM).

Perluasan akses Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai kegiatan paska keaksaraan untuk kebertahanan tingkat literasi. 3 Penyediaan penataan kelembagaan

penyelenggara pendidikan masyarakat dan satuan pendidikan nonformal sejenis.

Penataan kelembagaan penyelenggara

pendidikan masyarakat dan satuan pendidikan nonformal sejenis.

4 Penyediaan program pendidikan masyarakat dengan fokus

keberpihakan.

Penyelenggaraan pendidikan masyarakat dengan fokus keberpihakan pada kaum marjinal, perempuan, anak dan etnik minoritas;

5 Penyediaan subsidi penyelenggaraan pendidikan masyarakat.

Penyediaan subsidi bagi tata kelola penyelenggaraan pendidikan masyarakat. 6 Penyediaan layanan Pengarusutamaan

gender bidang pendidikan.

Penyediaan layanan Pengarusutamaan Gender bidang pendidikan melalui peningkatan kapasitas bagi pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota.

7 Penyediaan data dan informasi yang handal.

Penyediaan data dan informasi pendidikan masyarakat yang terpilah gender.

2. Kebijakan Khusus

Untuk mencapai misi tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat berupaya menyiapkan materi pembelajaran yang lebih fungsional dan kontekstual sehingga dapat dirasakan manfaat dan kegunaannya dalam kehidupan masyarakat. Sementara itu, penyelenggaraan program bersifat luwes dan fleksibel dalam penyediaan tempat, waktu, materi dan proses pembelajaran sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat dan sesuai tingkat usia, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi dan lingkungan hidup warga belajar.

Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan program pembelajaran dan pelatihan, setiap lembaga/organisasi penyelenggara program pendidikan masyarakat khususnya program pendidikan keaksaraan, harus mengacu pada kebijakan pendekatan pembelajaran sebagai berikut:

a. Peserta didik (warga belajar) dikelompokkan berdasarkan kedekatan tempat tinggal, setiap kelompok maksimal 10 orang;

b. Setiap kelompok dibimbing oleh minimal satu orang tenaga pendidik (tutor) yang telah dibekali melalui pelatihan dan atau bahan-bahan/acuan pembelajaran program;

(4)

c. Metoda atau pendekatan pembelajaran disesuaikan dengan konteks lokal (tematik fungsional), namun tetap mengacu pada pedoman yang ditentukan;

d. Jadwal pembelajaran disepakati oleh tutor dan warga belajar sesuai kebutuhan dan kondisi setempat;

e. Lama pembelajaran tergantung kemampuan warga belajar, namun dirancang selama 114 (seratus empat belas) Jam untuk tahap keaksaraan dasar, dan 4 (empat) bulan untuk tahap keaksaraan usaha mandiri;

f. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian hasil belajar sesuai standar kompetensi keaksaraan (SKK);

g. Memberikan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA) bagi warga belajar yang dinyatakan lulus sesuai tahapan pembelajaran yang diikuti.

Untuk menjangkau masyarakat yang tidak terjangkau pendidikan formal dan melayani masyarakat yang belum terlayani pendidikannya khususnya untuk menjangkau masyarakat buta aksara yang sangat sulit dilakukan (hardrock) karena sebagian besar diantara mereka berusia di atas 44 tahun, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat membuat kebijakan pengelolaan program, khususnya program pendidikan keaksaraan, yaitu:

1) Penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pembelajaran.

2) Penyelenggaraan program di daerah atau kawasan: transmigrasi, pesisir, hutan, pulau-pulau kecil dan terluar, perbatasan, pesantren tradisional, komunitas adat terpencil (KAT), dan sebagainya.

3) Melibatkan tokoh atau pemuka agama/adat/masyarakat, serta lembaga/organisasi masyarakat setempat dalam penyelenggaraan program.

4) Mendayagunakan potensi sumber daya setempat dalam mendukung pelaksanaan program pembelajaran dan pelatihan.

5) Mensinergikan pelaksanaan program dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh lembaga/instansi terkait.

Oleh karena itu, prioritas sasaran program Bindikmas akan diarahkan pada daerah atau kawasan terpencil dan tertinggal seperti disebutkan pada butir 2 di atas. Hingga saat ini, masih terdapat penduduk Indonesia yang tergolong masyarakat terpencil dan tidak memiliki akses memperoleh pendidikan, misalnya: Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi, Suku Bajo di Provinsi Sulawesi Tenggara, Suku Kajang di Provinsi Sulawesi Selatan, Suku Badui di Provinsi Banten, Suku Dayak di wilayah Kalimantan, dan masih banyak suku yang bermukim di pedalaman Papua. Kebanyakan dari komunitas adat terpencil tersebut tergolong buta aksara, karena sesuai tradisi dan budaya setempat terkesan sulit menerima perubahan, kurang bersosialisasi dengan masyarakat luar, kurang terbuka terhadap orang lain, menggantungkan hidupnya terhadap lingkungan, dan sulit mengubah perilakunya.

Di samping itu, kebijakan lain yang ditempuh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat sejak tahun 2010 adalah melakukan penataan kelembagaan PKBM, sebagai salah satu pendidikan nonformal (pendidikan masyarakat) yang memberikan layanan pendidikan nonformal pada masyarakat, dengan melakukan pendataan dan pemberian Nomor Induk Lembaga (NILEM) PKBM secara online, melalui website dikmas lewat internet (ICT). Pada tahun 2011 telah dilakukan pengembangan NILEM PKBM dan merintis pendataan secara online untuk lembaga dikmas lainnya seperti TBM.

(5)

3. Indikator Kinerja

Mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, maka Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menetapkan indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel 7

INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2012 – 2013 KODE INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KODE INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) TARGET 2012 TARGET 2013 PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUB OUTPUT/KOMPONEN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) IKU 4.5 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA DEWASA IKK 4.5.1 PERSENTASE PENDUDUK BUTA AKSARA USIA DEWASA 4.23% 4.03%

BOP Keaksaraan Dasar

Bantuan Pendidikan Karakter pada Satuan

PNF

BOP Keaksaraan Dasar Layanan Khusus

Sinergi Pendidikan Pemberdayaan

Masyarakat Papua, 3 T, Klaster 4 dan Daerah Tertinggal Lainnya

IKK 4.5.2 PERSENTASE PEMEGANG SUKMA MENGIKUTI KEAKSARAAN USAHA MANDIRI 16.00% 19.00%

BOP Keaksaraan Usaha Mandiri

Bantuan Multikeaksaraan (Peningkatan

Pemberdayaan Orang Marjinal)

Bantuan Aksara Kewirausahaan

Bantuan Peningkatan Budaya Tulis

melalui Koran Ibu, Koran Anak, Cerita Rakyat

BOP Keaksaraan Usaha Mandiri Layanan

Khusus IKK 4.5.3 DISPARITAS GENDER PENDUDUK BERKEAKSARAA N USIA DEWASA 2.40% 2.20%

Dokumen Pendataan dan Informasi Dikmas

Pendataan Kerjasama dengan BPS

Publikasi Melalui Media

Pengembangan Laman Dikmas

IKK 4.5.5 PERSENTASE PENDUDUK PEREMPUAN BERKEAKSARAA N DASAR DAN LANSIA YANG MEMPEROLEH LAYANAN

(6)

KECAKAPAN HIDUP IKU 4.8 PERSENTASE PKBM BERNOMOR INDUK LEMBAGA IKK 4.5.7 PERSENTASE PKBM BERNOMOR INDUK LEMBAGA 6.00% 70.00%

Dokumen peningkatan mutu layanan, kelembagaan, dan sarana pendidikan masyarakat

Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Etnik Lokal, Bahasa Ibu, dan Penduduk Perempuan

Peningkatan Kelembagaan dan Kapasitas PKBM, TBM, Satuan PNF Sejenis, SKB, Forum, dan Mitra Dikmas

Peningkatan Kapasitas Pengelolaan TBM Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sarana

Pemberdayaan Peran Masyarakat melalui Organisasi Mitra dan Lembaga Apresiasi Layanan Pendidikan

Keaksaraan

Hari Aksara Internasional

Benchmarking PKBM skala Internasional (E9-ASEAN)

Pertukaran Peningkatan Kapasitas Pengelola PKBM RI - Thailand dalam rangka Joint Working Group Penyelenggaraan Kerjasama Unesco Peningkatan Budaya Baca Masyarakat Sosialisasi dan Publikasi Dikmas Pengembangan Jejaring PKBM dan SKB dengan Dunia Usaha

Penguatan Jejaring Kelembagaan TBM dan TBM Sejenis Berbasis ICT

Bimbingan Teknis Pengembangan Budaya Baca IKK 4.5.8 PERSENTASE KECAMATAN YANG MEMILIKI PKBM

60.00% 70.00% Bantuan Perluasan Akses dan Pengembangan PKBM

Perluasan Akses PKBM

Bantuan Pengembangan PKBM Pengembangan PKBM Tematik Peningkatan Mutu PKBM Peningkatan Mutu Forum PKBM Pemeliharaan Aplikasi Nilem Penyusunan Bahan Publikasi Kelembagaan dan Kemitraan IKK 4.5.9 PERSENTASE KAB/KOTA YANG MEMILIKI

40.00% 60.00% Bantuan Penataan Kelembagaan Bantuan Perluasan Akses Balai Belajar Bersama

(7)

PKBM RUJUKAN

Bantuan Kerjasama dan Sinergi Program SKB dengan PKBM

Bantuan Sarana Satuan Dikmas Bantuan Sarana Belajar Multikeasaraan Berbasis Teknologi dan Sarana PKBM

Penguatan Pengelolaan Sarana Belajar

Multikeaksaraan Berbasis Teknologi IKU 4.9 PERSENTASE KAB/KOTA YANG TELAH MEMILIKI MINIMAL 10 TBM IKK 4.5.10 PERSENTASE KAB/KOTA YANG TELAH MEMILIKI MINIMAL 10 TBM

47.00% 59.00% Bantuan Sarana Satuan Dikmas

Bantuan Perluasan Akses dan Penguatan Taman Bacaan Masyarakat

Peningkatan Manajemen Pelaksanaan TBM dan Sarana dan Prasarana Penguatan Kelembagaan Calon

Penerima Dana Bantuan Pengembangan Budaya Baca dan Sarana

IKU 4.6 PERSENTASE KAB/ KOTA YANG TELAH MENERAPKAN PENGARUSUTA MAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN IKK 4.5.4 PERSENTASE KAB/ KOTA YANG TELAH MENE RAPKAN PENG ARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN

54.00% 61.00% Bantuan Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PUG Bidang Pendidikan di Provinsi, Kab./Kota dan Lembaga

Semiloka Peningkatan Kapasitas dan Mutu Kelembagaan PUG Bidang Pendidikan

Pendampingan Lembaga PUG Bidang Pendidikan

Dokumen Perluasan Akses Layanan PUG Bidang Pendidikan Lintas Sektor Kelompok Kerja PUG Bidang Pendidikan Pertemuan Koordinasi PUG Lintas Sektor

Pertemuan Milenium Development Goals

Tahunan IKU 4.7 PERSENTASE KAB/KOTA YANG TELAH MENYELENGGA RAKAN PENDIDIKAN KEORANGTUAA N (PARENTING EDUCATION) IKK 4.5.6 PERSENTASE KAB/KOTA YANG TELAH MENYELENGGA RAKAN PENDIDIKAN KEORANGTUAA N (PARENTING EDUCATION)

30.0% 40.00% Bantuan Kecakapan Keorangtuaan

Workshop Pendidikan Kecakapan Keorangtuaan

Bantuan Penataan Kelembagaan

Bantuan Pendidikan Pencegahan TPPO,

HIV/AIDS, NAPZA dan Tanggap Darurat Bencana atau Siaga Bencana

Koordinasi gugus Tugas PTPPO

Workshop Pencegahan Tindak Pidana

Perdagangan Orang IKK 4.5.11 PERSENTASE DOKUMEN RENCANA DAN

97.00% 98.00% Dokumen Norma, Standar, Prosedur, Kriteria Pendidikan Masyarakat

(8)

EVALUASI KEGIATAN LAYANAN PENDIDIKAN MASYARAKAT SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU

Juknis, Kriteria, dan Bahan Publikasi TBM Standar kompetensi, dan pedoman pengembangan pendidikan pemberdayaan perempuan Naskah/Pedoman/Bahan Sosialisasi Program Dit. Dikmas

Peningkatan Inovasi Pendidikan Keaksaraan

Bahan ajar, pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria layanan

pembelajaran pendidikan pemberdayaan masyarakat

Bahan Ajar Pendidikan Karakter melalui PNF

Pengembangan Bahan Perumusan Kebijakan Keaksaraan Karakter Bangsa Penyusunan bahan ajar keaksaraan Masyarakat ASEAN

Sarana bahan Ajar Pendidikan Masyarakat

Bahan Ajar Multi Keaksaraan Bahan Ajar Konteks Papua dan 3 T Bahan Ajar Keberpihakan Tuna Aksara TKI Malaysia

Penyusunan rencana program dan anggaran Dikmas

Sinkronisasi Penyusunan program kegiatan penyediaan layanan Pendidikan Masyarakat

Dokumen Pengendalian dan

Pengembangan manajemen perencanaan kegiatan layanan Pendidikan Masyarakat (Pusat dan Dekonsentrasi)

Koordinasi, Perencanaan, Pengelolaan dan Pengembangan Program Pendidikan Masyarakat

Dokumen Evaluasi Kebijakan

Penyusunan laporan kinerja pelaksanaan program dan anggaran

Evaluasi bulanan pelaksanaan program dan anggaran

Evaluasi capaian Pendidikan Keaksaraan Pemantauan dan penilaian program Pendidikan Masyarakat

Temu koordinasi tim pemantauan dan penilaian

Dokumen kepegawaian, keuangan, dan ketatausahaan

Efektifitas Pengelolaan Sistem Akuntansi Pengintegrasian Sistem Akuntansi Instansi dan Manajemen Mutu

Pembinaan Kapasitas dan Administrasi Kepegawaian

(9)

Penyusunan dan Pengelolaan SIMAK BMN Peningkatan Kapasitas dan Layanan Pengadaan Barang/Jasa

Koordinasi dan kerjasama antar instansi pemerintah/swasta/ lembaga terkait Pameran Pendidikan

Layanan Perkantoran

Pembayaran gaji, honor dan tunjangan Penyelenggaraan Operasional

Perkantoran Dit. Bindikmas

Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

B. Strategi Pengembangan Program

Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, maka program yang disusun perlu memperhatikan prioritas pendanaan dengan mendasarkan kebutuhan masyarakat yang mendesak. Prioritas pendanaan pendidikan masyarakat dimaksudkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut: (i) menegaskan keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat dan keluarga yang kurang beruntung karena faktor ekonomi, geografi, dan sosial-budaya, serta tidak memperoleh layanan pendidikan yang memadai; (ii) memenuhi hak konstitusional warga negara melalui satuan dan jenis pendidikan pada jalur nonformal, serta untuk menjawab komitmen internasional dan tujuan pendidikan nasional; dan (iii) melihat perkembangan kemampuan keuangan negara dan potensi kontribusi masyarakat terhadap pendidikan. Sesuai dengan visi dan misi serta tugas dan fungsi Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, maka dalam upaya pengembangan program dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada.. Konsep/Definisi SP

Aplikasi Nota Pelayanan Ekspor cara menjalankannya adalah dengan menggunakan browser yang telah diinstal di sistem operasi yang kita gunakan.. Berikut adalah contoh

Setelah penyuluhan dan penetapan batas lokasi tanah dilaksanakan, panitia mengundang Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah, pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan,

Pendidikan merupakan cerminan dari kualitas suatu bangsa, oleh sebab itu pendidikan perlu meningkatkan mutu mekanisme/prosedur pelayanan melalui penggunaan teknologi

Banyak dari kami para penyandang disabilitas yang beralih untuk menggunakan transportasi publik online karena memang pelayanan yang lebih bagus, dengan tarif

Dari penelitian ini ditemukan, bahwa pada umumnya sebagian masyarakat desa Betung Kecamatan Lubuk Keliat mengetahui akan kewajiban mengeluarkan zakat mal, akan

Gugusan kepulauan dalam hal ini Pulau Batam dan gugusan pulau sekitarnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda untuk dijadikan kawasan destinasi wisata

Upstream Industri versus Downstream Industri – Regulasi Tata Kelola Industri Kelapa Sawit – INDONESIA v.s MALAYSIA.. Ekspansi besar – besaran perusahaan kelapa sawit di Malaysia,