• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh. Resi Nova Balira

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh. Resi Nova Balira"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI

KELAS VIII SMPN 2 SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan dalam Bidang

Ilmu Agama Islam

Oleh Resi Nova Balira

15300100081

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAHDANILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIBATUSANGKAR

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

RESI NOVA BALIRA, NIM 15 300 1000 81, Judul skripsi “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas VIII SMPN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar”. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar Tahun 2019.

Pokok permasalahan dalam penelitian skripsi ini adalah motivasi belajar siswa yang lemah. Motivasi belajar yang kurang terlihat dari sikap siswa ketika proses kegiatan belajar mengajar PAI dan Budi Pekerti, yaitu keterlibatan siswa dalam proses PBM kurang aktif, ketidakhadiran dan keterlambatan siswa dalam belajar, sering bermain-main dalam belajar dan juga kurangnya disiplin siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan apakah ada pengaruh yang signifikan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, sehingga jenis penelitian ini berdasarkan metodenya termasuk penelitian survey. Sedangkan instrument yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah angket dengan skala Likert. Dalam menganalisis data penulis menggnakan SPSS 20 for windows. Berdasarkan hasil presentase bahwa terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa dimana persentase lingkungan belajar 28,5% pada kategori sangat baik dan persentase motivasi belajar 28,6% pada kategori kurang. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t ditemukan dari pengolahan data menggunakan SPSS for windows diperoleh thitung sebesar 9,457 sedangkan ttabel sebesar 0,281 pada taraf 0,05.

Karena signifikan > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima jadi lingkungan belajar

berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar.

Sedangkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus pearson product moment ditemukan 0,233 karena signifikan < 0,05 maka Ho ditolak dan

Ha diterima bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Jadi hasil pengujian hipotesis yang didapat adalah Ha

diterima dan Ho ditolak dimana hitungan statistiknya pengaruh lingkungan belajar

terhadap motivasi belajar siswa menunjukkan 39,5% dan 60,5% dari faktor lain. Artinya lingkungan belajar lemah dalam memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar sadalah 39,5% selanjutnya motivasi belajar diberikan pengaruh oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(6)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESEHAN TIM PENGUJI SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK... ... i

DAFTAR ISI ... ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian……….7

F. Manfaat Penelitian7 BAB II LANDASAN TEORI A. Lingkungan Belajar ... 9

1. Pengertian ... 9

2. Macam-macam Lingkungan Belajar ... 11

3. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Belajar ... 18

B. Motivasi Belajar ... 20

1. Pengertian ... 20

2. Ciri-ciri Motivasi Belajar ... 21

3. Fungsi Motivasi Belajar ... 23

4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ... 24

5. Jenis-jenis Motivasi Belajar ... 26

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 30

C. Keterkaitan Lingkungan Belajar dengan Motivasi Belajar ... 32

D. Pendidikan Agama Islam ... 33

1. Pengertian PAI ... 33

(7)

E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 38

F. KerangkaBerfikir... 39

G. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41

B. Tempat danWaktuPenelitian ... 42

C. Populasi dan Sampel ... 42

D. Definisi Operasional... 44

E. Instrumen Penelitian... 44

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. TeknikAnalisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 53

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 62

C. Pengujian Hipotesis ... 65

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan belajar merupakan salah satu sumber belajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan dalam proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2012:195) mengatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki pengaruh tertentu kepada individu. Hal ini berarti bahwa sebuah kondisi pembelajaran yang efektif adalah kondisi yang benar-benar kondusif dan mendukung kelancaran serta kelangsungan proses belajar mengajar.

Prayitno (2009: 57) mengatakan lingkungan belajar adalah:Suasana yang terjadi dan dirasakan di tempat dan lokasi dimana kegiatan terselenggarakan, dari lingkungan belajar di sekolah, kamar belajar di rumah, sampai dengan lingkungan sekolah, lingkungan rumah dan lingkungan-lingkungan lain yang dapat dijadikan tempat belajar.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mulyasa (dalam Febriyanti 2014:23) yang menyatakan bahwa “ Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, dan harapan besar dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada siswa merupakan iklim yang dapat membangkitkan semangat belajar”.

Kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar menurut Prayitno adalah rmemiliki sumbangan yang besar dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kegiatan yang menarik, dengan adanya kegiatan belajar yang menarik tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi individu untuk mengikuti proses pembelajaran.Lingkungan yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya lingkungan yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.

(9)

Lingkungan belajar terdiri dari lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial meliputi bentuk hubungan antar manusia satu dengan yang lainnya, maka sering pula disebut lingkungan yang berwujud manusia dan hubungannya dengan atau antar manusia di sekitar anak. Termasuk di dalamnya adalah: sikap atau tingkah laku antar manusia, tingkah laku ayah, ibu, anggota keluarga, tetangga, teman, sekolah dan lain-lainnya. Hubungan antar keluarga berperan penting bagi keberhasilan terlaksananya kegiatan belajar peserta didik. Orang tua merupakan orang yang paling berperan atas hal tersebut.

Lingkungan belajar yang kedua adalah lingkungan non sosial. Lingkungan non sosial adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia. Pada umumnya sekolah merupakan tempat belajar yang paling lama, peserta didik biasanya di sekolah dari pagi hingga jam sekolah usai. Maka, sekolah harus nyama bagi peseta didik. Lingkungan sekolah yang baik akan menciptakan suasana belajar yang nyaman, aman, tertib dan kondusif.

Menurut Bayu (2012:23) “Lingkungan belajar merupakan bagian dari proses belajar yang menciptakan tujuan belajar”. Lingkungan belajar yang baik cenderung mendorong anak untuk belajar dengan tenang, nyaman dan konsentrasi. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh pendapat Utomo (2017: 2) bahwa “lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar karena lingkungan belajar yang aman akan memberikan motivasi belajar siswa agar lebih rajin belajar”.

Pendapat Bayu di atas menjelaskan bahwa peserta didik akan termotivasi dalam belajar jika lingkungan belajar dapat memberikan rangsangan yang positif sehingga peserta tertarik untuk belajar. Begitu juga sebaliknya apabila lingkungan belajar yang kurang optimal akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Motivasi dalam belajar merupakan suatu dorongan yang ada dalam individu yang menimbulkan kegiatan belajar, karena dengan adanya motivasi akan selalu mendorong siswa untuk berusaha menjadi lebih baik.

(10)

Belajar merupakan proses perubahan, pembentukan dan pengembangan dari tidak bisa menjadi bisa, tidak tahu menjadi tahu, prilaku buruk menjadi baik. Jadi yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat beradaptasi dengan lingkungan dan dorongan yang ada, sehingga terdapat reaksi yang muncul dari individu tersebut.

Adanya motivasi dapat mendorong siswa untuk bertindak sesuai dengan tujuan belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam belajar karena tanpa motivasi dalam belajar, maka hasil yang diperoleh tidak akan memuaskan.

Agar memperoleh hasil yang optimal, maka proses belajar harus dilakukan juga dengan sadar dan sengaja disertai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar sangat besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar, sebab dengan motivasi seseorang akan melakukan sesuatu yang ia inginkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.

Motivasi dapat mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Tanpa adanya motivasi siswa tidak akan bersemangat mengikuti proses belajar mengajar apalagi belajar mandiri di rumah, motivasi bukan saja penting karena faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan prestasi belajar.

Uraian di atas senada dengan yang dikemukakan oleh Iyut Sutiasih dan Yustina (2014: 48) bahwa motivasi dapat mendorong siswa ingin melaukan kegiatan belajar. Tanpa adanya motivasi siswa tidak akan bersemangat mengkuti proses belajar mengajar apalagi belajar mandiri di rumah, motivasi bukan saja fakor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan prestasi belajar.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat dikatakan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi juga dapat

(11)

dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka tersebut.

Berdasarkan paparan teori di atas dapat dipahami bahwa keaadaan lingkungan belajar di SMPN 2 Sungai Tarab tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam teori dengan kejadian yang terjadi di lapangan. Karena ada kelas yang letaknya di sekitar lingkungan masyarakat. Di mana tempat tersebut akses masyarakat di sekitar dalam melakukan aktiftasnya sehari-hari.

Selain itu juga tempat pembuangan sampah sekolah masih terletak di sekitar sekolah yang membuat lingkungan belajar menjadi terganggu. Tidak hanya itu, kurangnya kebersihan dari siswa-siswa dalam memakai toilet juga membuat proses pembelajaran menjadi terganggu. Karena adanya bebarapa masalah tersebut, maka peneliti ingin meneliti lingkungan belajar siswa SMPN 2 Sungai Tarab.

Timbulnya motivasi karena seseorang merasakan sesuatu kebutuhan tertentu dan perbuatannya sudah jelas terarah kepada pencapaian tujuan tertentu pula. lebih lengkap lagi Uno (2008: 23) mengatakan bahwa motivasi belajar adalah :dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa motivasi belajar itu adalah dorongan yang berasal dari diri individu baik internal maupun eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk melakukan tingkah laku. Motivasi belajar dapat menumbuhkan gairah atau semangat siswa untuk belajar serta dalam kegiatan belajar, sehingga mencapai tujuan yang diharapkan dalam belajar.

Salah satu faktor yang ikut mempengaruhi motivasi belajar adalah lingkungan, sedangkan menurut Dalyono (2009: 130) yang di maksud dengan lingkungan adalah “Teman sebaya, lingkungan sekolah, masyarakat tempat anak bergaul dan bermain”. Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar dapat dipengaruhi dari faktor

(12)

luar diri (motivasi ekstrinsik) seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dan faktor dari dalam diri (instrinsik). Adalanya motivasi dari luar tersebut akan dapat menggerakkan dan mendrong siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan serta akan semakin tinggi motivasi untuk melakukan sesuatu. Kedua motivasi tersebut akan memperkuat dan bahkan motivasi ekstrinsik akan membangkitkan motivasi instrinsik.

Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ini meliputi, pertama adanya penghargaan yang berupa pujian, hadiah dan wujud apresiasi lainya yang dapat memacu motivasi belajar siswa. Kedua lingkungan belajar yang kondusif, yang mana ligkungan belajar yang mempengaruhi motivasi belajat adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Begitu juga dengan lingkungan masyarakat, apabila seseorang tinggal dalam masyarakat dengan orang-orang yang berpendidikan, sekolah tinggi dan moral yang baik, maka ini akan mendorong anak untuk lebih giat belajar. Begitu juga sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak nakal, tidak sekolah, lingkungan pasar dan pengangguran, kondisi seperti ini akan mengurangi semangat belajar bahkan tidak mendukung sama sekali sehingga menurunkan motivasi belajar anak.

PAI dan Budi Pekerti merupakan pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Pertama, pelajaran yang membahas mengenai seluk beluk ajaran Islam dengan tujuan merubah cara berpikir siswa normatif dan tekstual kepada cara berpikir empiris dan mampu memberikan tafsiran makna dalam memahami dan menjelaskan ajaran dan nilai-nilai Islam seerta mau mengamalkannya di tengah-tengah kehidupan.

Sebagai sebuah mata pelajaran, PAI dan Budi Pekerti tentu membutuhkan dorongan untuk dipelajari secara medalam agar dapat dipraktekkan sehari-hari. Maka dari itu dalam proses pembelajaran disekolah diperlukan adanaya pembaharuan untuk menjadikan proses pembelajaran tersebut lebih menyenangkan dari sekedar adanya penyajian

(13)

materi secara konsep. Proses pembelajaran harus bias menjadikan siswa sebagai seorang yang mampu mengeksplorasi senua kemampuan serta pengetahuannya demi terciptanya pembelajaran yang menyenangkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Erlina Zanita (2018) penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemandirian belajar yang memang disadari oleh setiap siswa, namun hal ini belum optimal terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam peran lingkungan belajar sekolah sangat berpengaruh terhadap hasilnya proses pembelajaran, selain itu motivasi belajar yang masih rendah menjadi salah satu satu faktor yang membuat siswa belum mencapai kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam yang maksimal.

Berdasarkan peneltian yang diutarakan bahwa kondisi dimana lingkungan belajar sejalan dengan motivasi belajar. Lingkungan belajar sangat berperan penting dalam proses belajar siswa. Sarana prasarana yang terdapat disekolah sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti yang dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2019 dengan guru PAI di SMPN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar yang bernama ibu Ispenderita S.Ag maka dapat diperoleh beberapa permasalahan salah satunya motivasi belajar siswa yang lemah. Motivasi belajar yang kurang terlihat dari sikap siswa ketika proses kegiatan belajar mengajar PAI dan Budi Pekerti, yaitu keterlibatan siswa dalam proses PBM kurang aktif, ketidakhadiran dan keterlambatan siswa dalam belajar, sering bermain-main dalam belajar dan juga kurangnya disiplin siswa. Motivasi belajar siswa rendah juga dibuktikan melalui data presentasi belajar siswa yang rendah. Banyak nilai-nilai belajar siswa yang di bawah KKM.

Hasil belajar siswa yang rendah dapat dilihat dari nilai UTS siswa yaitu kelas VIII A ada 15 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 10 siswa lagi mendapatkan nilai di bawah KKM. Kemudian kelas VIII B ada 10 siswa yang mendapatkan nilai di atas 78,98, 14 siswa lagi mendapatkan nilai di bawah KKM.

(14)

Motivasi belajar siswa yang kurang ini dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan belajar. Hal ini disebabkan oleh lingkungan belajar yang kurang kondusif sehingga semangat belajar siswa lemah. Jika ada jam kosong siswa akan pergi ke warung karena sekolah yang dekat dengan warung, mereka berkumpul bersama teman dan juga anak sekolah yang lain. Ada beberapa beberapa siswa yang motivasinya rendah disebabkan karena berbagai problematika di lingkungan mereka bergaul, baik itu keluarganya maupun masyarakatnya.

Guru PAI juga mengatakan bahwa permasalahan siswa ini diketahui dari hasil belajarnya. Ada beberapa orang yang nilainya bermasalah dan di panggil ke ruang majelis guru. Ternyata dia dari keluarga broken home yang orang tuanya tidak peduli dengan pendidikan anaknya, sehingga anak itu tidak mendapatkan motivasi dari orang tuanya.

Mengingat besarnya peran lingkungan belajar dan motivasi belajar siswa sebagai salah satu usaha mencapai tujuan belajar, maka dirasa perlu untuk diteliti pengaruh lingkungan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul ”Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas VIII SMPN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah yang muncul antara lain:

1. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMPN 2 Sungai Tarab masih relatif rendah

2. Lingkungan sekolah kurang mempengaruhi dalam motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti SMPN 2 Sungai Tarab 3. Peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa kurang mendukung.

Masih adanya orang tua yang terlihat acuh kepada anaknya, sehingga memberi kepercayaan sepenuhnya kepada sekolah dalam memberikan pendidikan.

(15)

4. Pengaruh lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Sungai Tarab

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dibatasi masalah yang akan diteliti yaitu“pengaruh lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Sungai Tarab kabupaten Tanah Datar”.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah peneliti adalah:

1. Bagaimana kondisi lingkungan belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar?

2. Bagaimana kondisi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VIII di SMPN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar?

3. Seberapa besar pengaruh lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui kondisi lingkungan belajar siswa kelas VIII di

SMPN 2 Sungai Tarab.

2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VIII di SMPN 2 Sungai Tarab.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VIII SMPN 2 Sungai Tarab KabupatenTanah Datar.

F. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian diarahkan kepada dua, yaitu kegunaan teoritis dan praktis. Adapun kegunaan penelitian yang akan penulis lakukan adalah: 1. Teoritis

(16)

a. Untuk mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan lingkungan belajar dan motivasi belajar.

b. Penelitian ini dapat menjadi bahan analisis untuk mengembangkan teori-teori yang sudah ada.

2. Praktis

a. Untuk menambah ilmu dan wawasan khususnya bagi penulis tentang pengaruh lingkungan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.

b. Memberikan manfaat bagi pembaca

c. Sebagai salah satu persyaratan akademis demi menyelesaikan studi Starata Satu (S1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

(17)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Lingkungan Belajar

1. Pengertian Lingkungan Belajar

Menurut Uno (2010: 23) belajar merupakan “perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinfored practic) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Sanjaya (2008: 229) berpendapat bahwa belajar adalah “suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun psikomotor”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa belajar adalah proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang positif melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Belajar, meliputi tidak hanya mata pelajaran, tapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan serta cita-cita.

Berdasarkan perpaduan kata “lingkungan” dan “belajar” dapat ditarik pengertian bahwa lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses belajar dilaksanakan, yang dapat merubah atau mempengaruhi tingkah laku seseorang. Perubahan-perubahan yang diakibatkan lingkungan belajar dapat

(18)

bersifat menetap dan relatif permanen. Semakin kuat pengaruh lingkungan belajar tersebut, maka perubahan yang akan terjadi pada subjek belajar juga akan semakin tinggi pula.

Menurut Prayitno (2009: 57) lingkungan belahar merupakan:Suasana yang terjadi dan dirasakan di tempat dan lokasi dimana kegiatan belajar terselenggara, dari ruangan belajar di sekolah, kamar belajar di rumah, sampai dengan lingkungan sekolah, lingkungan rumah, dan lingkungan lain yang dapat dijadikan tempat belajar.

Lingkungan belajar adalah suasana dan tempat terjadinya atau adanya kegiatan pembelajaran, baik itu di rumah, di masyarakat, di sekolah, lingkungan sosial dan lainnya. Jadi, tempat belajar itu banyak sekali , belajar tidak hanya di sekolah, namun tempat dimana bisa terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku serta termasuk juga perbaikan perilaku.

Rita Mariyana 2010: 17) berpendapat bahwa lingkungan belajar adalah “suatu kondisi fisik, sosial dan psikologis yang dalam konteks tersebut anak belajar dan memperolehperilaku baru”. Pendapat di atas menjelaskan bahwa lingkungan belajar merupakan sarana atau tempat yang dengannya para pelajar dapat mencurahkan dirinya untuk beraktivitas, berkreasi, termasuk melakukan berbagai perubahan banyak hal, sehingga mereka mendapatkan sejumlah perilaku baru dari kegiatannya itu, baik di rumah, sekolah, maupun di tempat belajar lain.

Menurut Utomo(2017: 2) “lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar karena lingkungan belajar yang aman akan memberikan motivasi belajar siswa agar lebih rajin belajar”. Pendapat di atas menjelskan bahwapeserta didik akan termotivasi dalam belajar jika lingkungan belajar dapat memberikan rangsangan yang positif sehingga peserta didik akan tertarik untuk belajar.

(19)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat dipahami bahwa lingkungan belajar adalah suatu tempat dan suasana terjadinya proses belajar dan mengajar dan terjadinya perubahan prilaku, persepsi dan berkembangnya pemikiran pelajar itu sendiri. pada lingkungan belajar, pelajar bisa menambah dan mengembangkan wawasannya, sehingga mencapai hasil belajar yang baik.

Penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar berperan penting dalam proses belajar mengajar, karena lingkungan belajar juga ikut berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, jika lingkungan belajar aman, nyaman dan tenang maka dapat menunjang kegiatan belajar yang lebih baik dan terciptanya motivasi yang bagus.

2. Macam-macam Lingkungan Belajar

Lingkungan merupakan sebagai suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta perubahan tingkah laku seseorang. Perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat menetap. Semakin kuat pengaruh lingkungan tersebut, maka perubahan yang akan terjadi pada seseorang akan tinggi pula. Baik buruknya pengaruh lingkungan ini tergantung bagaimana peran dan pendidikan yang diterima seseorang drai berbagai lingkungan belajarnya.

Menurut Purwanto (2009: 12) macam-macam lingkungan belajar itu adalah “Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat”. Pendapat di atas menyatakan ada tiga macam lingungan belajar yang masing-masingnya memberikan pengaruh terhadap peserta didik. Lingkungan keluarga merupakan faktor utama penentu terhadap perkembangan anak. Peran keluarga dalam pendidikan anak sangatlah penting, karena keluarga adalah tempat pendidikan yang pertama, maka peran keluarga sangatlah besar. Lingkungan keluarga juga merupakan tempat pertama kali di bentuknya kepribadian anak.

(20)

Lingkungan sekolah merupakan tempat kedua setelah keluarga dalam mendidik anak serta pembentukan karakternya. Sekolah adalah tempat pendidikan formal yang berfungsi sebagai tempat melanjutkan pendidikan setelah keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua di sekolah.

Lingkungan masyarakat adalah lembaga pendidikan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Keadaan masyarakat juga menentukan tingkat motivasi dan prestasi seseorang. Apabila seseorang tinggal dalam masyarakat dengan orang-orang yang berpendidikan, sekolah tinggi dan moral yang baik, maka ini akan mendorong anak untuk lebih giat belajar. Begitu juga sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak nakal, tidak bersekolah, ligkungan pasar dan pengangguran, kondisi seperti ini akan mengurangi semangat belajar bahkan tidak mendukung sama sekali sehingga menurunkan motivasi belajar anak.

Pendapat di atas dapat dipahami bahwa macam-macam lingkungan belajar itu banyak sekali. Sekian banyak lingkungan belajar ini, semuanya saling mempengaruhi tentang perkembangan dan pembentukan karakter individu.

Berikut penulis akan menjelaskan tentang lingkungan belajar fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik meliputi:

a. Penerangan

Suatu penerangan yang diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek secara visual, begitu juga halnya dengan proses belajar mengajar. Menurut Thabrany dan Hasbullah (dalam jurnal Prayitno, A, 2009: 32) menyatakan bahwa cahaya (penerangan) di dalam kelas, cahaya yang kurang terang atau terlalu terang akan memaksa otot-otot mata untuk berkontraksi agar mendapatkan gambaran huruf yang dibaca. Otot-otot mata berkontraksi terus-menerus sehingga mata akan cepat lelah sehingga mnimbulkan efek negatif yaitunya mengantuk.

(21)

Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan sebuah ruang. Sebuah ruangan akan berfungsi maksimal apabila memiliki akses pencahayaan yang baik. Dengan pencahayaan yang baik, maka benda-benda akan dapat dilihat dengan jelas sehingga aktivitas dalam ruangan akan berjalan dengan lancar.

Jadi dapa kita pahami bahwa penerangan dalam proses pembelajaran sangat perlu diperhatikan bagi setiapindividu karena apabila penerangan tidak bagus maka akan menganggu proses belajar mengajar.

b. Kursi

Pada saat proses pembelajaran yang dilakkan baik di rumah maupun di sekolah, kursi yang disajikan sebagaisarana belajar juga harus diperhatikan dalam proses pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh (Harahap, 2013:1) menyatakan bahwa kursi merupakan “sebuah fasilitas sekolah yang digunakan untk duduk serta memiliki beberapa kaki untuk mendukung berat tbuh pengguna dan ada yang memiliki sadaran kursi”. Jadi dapat dipahami bahwa kursi merupakan sarana pendukung untuk menunjang aktifitas belajar mengajar diseklah. Jika siswa menduduki kursi yang goyang siswa tidak akan bisa fokus dalam proses belajar yang akan mereka ikuti, begitu juga sebaliknya apabila kursi yang diduduki oleh siswa nyaman maka siswa akan fokus dalam proses pembeajaran yang akan ia lalui.

c. Ruang tempat belajar

Sarana sangat penting bagi kegiatan proses belajar mengajar agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Kriteria minimun sarana terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan seumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta kelengkapan lainnya yang wajib dimiliki oleh setiap

(22)

sekolah/madrasah. Sedangkan prasarana secara tidak langsung aka menunjang jalannya proses pendidikan. Adapun kriteria minimum prasarana terdiri dari lahan, bangnan, ruang-ruang,dan instalasi daya dan jasa yang waji dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.

Agar terciptanya suasana belajar yang menggairahkan perlu diperhatikan pengaturan dan penataan rang kelas atau belajar. Tata ruang kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh guru atau dosen (pendidik) dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa ruang tempat yang akan dijadikan tempat belajar hendaklah tenang dan nyaman, karena apabila diruangan yang kita jadikan sebagai tempat belajar ribut maka proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Maka hendaklah proses belajar yang akan kita lalui berada diruang yang tenang sehingga kita bisa fokus dalam belajar.

Selanjutnya penulis akan menjelaskan bagian lingkungan sosial, ada beberapa bagian didalam lingkungan sosial ini, yaitu: a. Lingkungan keluarga

Keluarga mempunyai fungsi yang sangat kuat pengaruhnya terhadap pendewasaan anak. Orang tua mempuyai peran yang benar dalam pembentukan pola kepribadian anak. Adanya ikatan emosional yang kuat antara anak dengan orang tua akan lebih mudah dalam memberikan pengaruh tentang berbagaihal kepada anak termasuk dalam hal belajar. Tinggi rendahnya mutu pendidikan dalam skala kecil misalnya sekolah, dapat dilihat dari hasil belajar siswanya.

Menurut Zaim Elmubarok (2013: 95) mengatakan bahwa “di dalam keluarga, pendidikan berjalan bukan atas dasar tatanan ketentuan yang diformalkan, melainkan tumbuh dari kesadaran

(23)

moral sejati antar orang tua dan anak”. Karena itu dapat dikatakan bahwa pendidikan nilai di keluarga dibangun bukan atas dasar rasional, melainkan beralas pada ikatan emosional kodrati.

Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mepengaruhi motivasi belajar siswa. Jadi peran keluarga sangat mempengaruhi anak dalam proses belajarnya yang akan berdampak bagi prestasi belajar yang akan dicapainya. Anak yang memiliki perhatian lebih dari orang tuanya pasti akan memiliki perbedaa terhadap anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orang tua.

b. Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Di samping keluarga sebagi pusat pendidikan, sekolah juga mempunyai fungsin sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak.

Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena disekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut memnentukan pola pikir serta kepribadian anak.

Senada dengan pendapat di atas (Karwati dan Priansa, 2014: 268) lingkungan sekolah adalah semua kondisi di sekolah yang mempengaruhi tingkah laku warga sekolah, terutama guru dan peserta didik sebagai ujuang tombak proses pembelajaran di seolah”.

c. Lingkungan masyarakat

Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, tetapi hidup bermasyarakat menjadi suatu yang tidak terhindarkan, sisi individualitas manusia tidak bisa menolak sisi sosialnya. Pranata sosial dalam masyarakat menjadi pedoman bagi anggota

(24)

masyarakat, menjaga keutuhan masyarakat, dn memberi pengangan kepada masyarakat untuk mengadakan pengendalian sosial.

Baharuddin (2010: 70) menjelaskan bahwa lingkungan masyarakat adalah “tempat individu yang satu berinteraksi dengan individu yang lain. Keadaan lingkungan masyarakat akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu”. Engaruh yang dimaksud adalah pengaruh yang diterima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara lansung seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan teman, keluarga, dan lainnya. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah radio, televisi, buku bacaan.

Menurut Rahayu dan Wigna (2011: 5) lingkungan masyarakat adalah suatu kawasan tempat sekelompok manusia yang secara relatif mandiri, hidup bersama-sama, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.

Jadi dapat dipahamibahwa keadaan masyarakat juga mempengaruhi motivasi belajar siswa. Bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Begitu juga sebaliknya apabila tinggal dilingkungan banyak anak yang nakal, tidak bersekolah pengangguran hal ini akan mengurangi semangat belajar anak.

Pendapat di atas dapat dipahami bahwa lingkungan dalam belajar terbagi atas 2 yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yang dimaksud dalam kutipan di atas terdiri dari penerangan, kursi kerja, dan ruang tempat belajar. Jika proses belajar dilakukan ditempat yang gelap siswa tidak akan fokus dalam belajar karena tempat yang gelap saat belajar membuat

(25)

lingungan belajar menjadi tidak kondusif. Kursi dan meja yang tidak bagus dijadikan sebagai tempat belajar juga tidak akan membuat proses belajar yang kondusif, apabila seseorang yang memiliki kursi dan meja yang goyang saat belajar maka tidak akan membuat fokus dalam belajar. Begitu juga dengan tempat belajar, tempat belajar yang disajikan sebagai proses pembelajaran tidak kondusif atau bisa dikatakan tidak memiliki kenyamanan pada saat prosesnpembelajaran berlangsung jika akan menjadikan lingkungan belajar yang tidak kondusif.

Kedua lingkungan yang dimaksud dalam kutipan di atas adalah lingkungan sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Berdasarkan bebrrapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa lingkungan belajar adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Bisa disimpulkan jika seseorang hidup dan tumbuh di lingkungan yang baik, maka lingkungan akan membentuk dan memotivasinya ke arah yang baik. Begitu juga sebaliknya, jika hidup dan tumbuh di lingkungan yang kurang atau tidak baik, maka lingkungan akan membntuk dan memotivasinya ke arah yang tidak baik juga.

3. Faktor-Faktor yang MempengaruhiLingkuganBelajar

Motivasi dalam belajar merupakan suatu dorongan yang ada dalam

individu yang menimbulkan kegiatan belajar, karena dengan adanya motivasi akan selalu mendorong siswa untuk berusaha menjadi lebih baik. Belajar merupakan proses perubahan, pembentukan dan pengembangan dari tidak bisa menjadi bisa, tidak tahu menjadi tahu, prilaku buruk menjadi baik. Jadi yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat berpendapat dengan lingkungannya dan dorongan yang ada, sehingga terdapat reaksi yang muncul dari individu tersebut.

(26)

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ini, salah satunya adalah lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan tempat terjadinya proses beajar, baik itu di sekolah, di rumah maupun lingkungan sosial lainnya. Menurut Yusuf dan Sugandhi (2011: 23) faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar adalah “lingkungan keluarga, lingkungan seklah dan lingkungan teman sebaya”.

Lingkungan keluarga merupakan peran utama terhadap perkembangan anak. Peranan orang tua menjadi sangat penting dan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Setiap keluarga tentu mempunyai berbagai macam perubahan di dalamnya. Ada juga keluarga yang konsisten dalam menerapkan fungsi-fungsi anggota keluarga. Sehingga naggota keluarganya mersa nyaman dan bahagia mendapatkan motivasi yang penuh dari setiap kegiatan positifnya. Ada juga keluarga yang mengalami broken home, keretakan dan ketidak harmonisan dalam keluarga, sehingga anggota keluarganya tidak bahagia tidak mempunyai motivasi atau kurang termotivasi ke arah yang baik.

Lingkungan sekolah merupakan salah satu tempat yang berperan untuk membantu siswa agar mampu mengembangkan potensi anak secara optimal dan bisa bersikap serta berprilaku dengan baik. Seklah juga mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadai anak.

Selanjutnya lingkungan teman sebaya. Teman sebaya merupakan tempat dimana anak bergaul dan melalui interaksi anak akan berkenalan dan mulai bergaul dengan teman-temannya yang tentunya memiliki pola prilaku yang berbeda-beda. Melalui kelompok sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial (berkomunikasi dan kerja sama), belajar menyatakan pendapat dan perasaan, belajar merespon atau menerima pendapat orang serta

(27)

belajar tentang norma-norma dalam kelompok. Lingkungan teman sebaya bisa memberikan pengaruh yang positif dan bisa juga memberikan pengaruh yang negatif.

Jadi dapat diahami bahwa faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar ada tiga macam. Pertama lingkungan keluarga, kedua lingkungan sekolah dan ketiga lingkungan teman sebaya. Dari ketiga faktor tersebut dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif, tergantung bagaimana lingkungan tersebut melaksanakan perannya masing-masing

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Motivasi begitu berperan dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Motivasi salah satu aspek yang penting dalam diri manusia. Salah satunya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dapat menumbuhkan gairah atau semangat siswa untuk belajar, sehingga mencapai tujuan yang diharapkan dalam bentuk prestasi hasil belajar.

Menurut Mustaqim dan Wahib 2010: 72) Motivasi adalah “suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi di sekitarnya”. Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa motivasi akan mendorog individu untuk melakukan aktivitas dan tujuannya berdasarkan situasi atau lingkungannya. Aktivitas dan tujuan suatu motivasi akan baik jika situasi atau lingkungannya mengarahkan kepada yang baik. Seorang siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab tersebut bisa jadi karena ia tidak senang, sakit, ada masalah pribadi atau pengaruh lingkungan sekitarnya.

Timbulnya motivasi karena seseorang merasakan sesuatu kebutuhan tertentu dan perbuatannya sudah jelas terarah kepada pencapaian tujuan tertentu pula. Menurut Uno (2008: 23) motivasi

(28)

belajar adalah “Dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku”. Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa motivasi belajar itu adalah dorongan yang berasal dari diri individu baik internal maupun eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk melakukan tingkah laku. Motivasi belajar dapat menumbuhkan gairah atau semangat siswa untuk belajar serta dalam kegiatan belajar, sehingga mencapai tujuan yang di harapkan dalam belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Melihat pengertian di atas dapat diketahui bahwa peran motivasi bagi siswa dalam belajar sangat penting, dengan adanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan mengarahkan proses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam belajar dan dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar yang akan menghasilkan prestasi yang memuaskan dalam belajar tersebut.

2. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk menunjang seseorang melakukan suatu kegiatan dan mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Kadangkala seseorang bukannya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu tetapi karena tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu tetapi karena tidak adanya motivasi untuk melakukan hal tersebut membuat individu tidak berusaha untuk mencari tahu dan mengasah kemampuannya tersebut. Menurut Sadirman (2011: 8) ciri-ciri motivasi belajar adalah:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai),

(29)

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berpotensi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai),

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, d. Lebih senang bekerja mandiri,

e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif), f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu),

g. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini, h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa ciri-ciri orang yang bermotivasi tinggi dapat terlihat ketika ia tekun dalam menghadapi tugas. Hal ini bisa diperhatikan ketika seseorang diberi tugas oleh gurunya orang yang memiliki motivasi tinggi ini ia akan tekun dalam mengerjakan tugas tersebut, selanjutnya ulet dalam menghadapi kesulitan, ketika orang yang memiliki motivasi tinggi ini dihadapi dengan persoalan maka ia tidak akan mudah putus asa ia akan senantiasa mencari jalan keluar dari persoalan tersebut, selain itu ia juga tidak hanya menunjukkan minat pada satu masalah saja karena ia menganggap masalah itu sebagai tantangan, orang yang memiliki motivasi tinggi itu ia senang mengerjakan pekerjaannya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain serta biasanya ia juga kurang menyuai tugas yang rutin, kemudian orang yang bermotivasi tingi juga akan berkomitmen dengan pendapatnya. Bahkan siswa yang memiliki motivasi tinggi akan peka dan responsif terhadap berbagai masalah serta memikirkan pemecahannya.

Selanjutnya menurut Uno (2008: 23) ciri-ciri motivasi belajar adalah :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil,

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan, d. Adanya penghargaan dalam diri,

(30)

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Motivasi siswa dalam belajar terlihat dari kedisiplinan siswa dalam belajar. Apabila siswa mempunyai disiplin yang bagus tentunya juga memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga hasil belajarnya juga bagus. Sebaliknya, siswa yang mempunyai kebiasaan kurang disiplin tentu motivasi belajarnya juga kurang sehinga juga akan mendapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Oleh karena itu motivasi belajar siswa perlu ditigkatkan, agar memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Siswa yang ulet dan tekun dalam belajar tidak akan cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya, tentu ia akan terus meningkatkan kualitas belajar dan prestasinya. Selanjutnya untuk mendapatkan motivasi belajar yang tinggi tentu juga harus didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif yaitu lingkungan baik lingkungan keluarga, seklah, masyarakat serta pergaulan mendorong siswa kearah yang baik dan memfasilitasi untuk keberhasilan siswa itu sendiri.

3. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Pada saat kegiatan belajar mengajar ditemukan anak didik yang malas berpartisipasi dalam belajar, sementara anak didik yang lain aktif berpastisipasi dalam kegiatan belajar. Motivasi dapat memberi semangat kepada siswa dalam kegiatan belajar, dan memberikan petunjuk terhadap perbuatan yang dilakukan.

Menurut Uno (2008: 27) peranan atau fungsi dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran adalah:

a. Menentukan hal-hal yang dapatmenjadi penguat belajar, b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai,

c. Menentukan ragam kendala terhadap rangsangan belajar, d. Menentukan ketekunan belajar.

(31)

Kemudian Sardiman (2011: 85) juga mengemukakan fungsi motivasi dalam belajar, yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat. Artinya, motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuuuatttan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicaapai. Dengan demikian, motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatn-perbuatan apa

yang harus serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Hal senanda juga dikemukakan oleh Hamalik (2010: 161) berkenaan dengan fungsi motivasi, yaitu:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi, tidak akan timbul perbuatan belajar.

b. Sebagai pengarah, artinya perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Sebagai penggerak, artinya kuat lemahna motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar tivasimakin banyak yang memberi motivasi, maka akan semakin berhasil pula pelajaran dan pembelajaran yang didapat dan tentunya akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Jadi, motivasi senantiasa menentukan intesitas usaha belajar bagi para siswa. Selanjutnya, motivasi juga berfungsi untuk mendorong siswa agar mampu memposisikan diri siswa secara utuh dalam kegiatan belajar, setrta dapat mengendalikan diri dari kegiatan-kegiatan yang bisa merusak diri siswa.

(32)

4. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa adanya motivasi. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka perlu adanaya prinsip. Djamrah (2008: 153-155) menyatakan adapun prinsip-prinsip motivasi dalam belajar, yaitu:

a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar,

b. Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik, c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman,

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar,

f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

Selanjutnya Hamalik (2010: 181-183) juga mengemukakan prinsip-prinsip motivasi dalam belajar, yaitu:

a. Pujian lebih efektif daripada hukuman,

b. Semua siswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan,

c. Motivasi yang berasal dari dalam diri individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar ,

d. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain, e. Pemahaman yang jelas terhdap tujuan-tujuan yang akan

merangsang motivasi,

f. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru,

g. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external reward) kadang-kandang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenrnya

(33)

h. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-hal lain,

i. Tekanan kelompok (per-group) kebanyakkan lebih efektif dalam motivasi daripada tekanan atau paksaan dari orang dewasa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar akan memuaskan jika adanya tujuan atau sasaran yang hendak dicapai, selain juga didukung oleh keterlibatan diri siswa dalam kegiatan belajar. Usaha belajar bisa tidak berhasil tanpa adanya dorongan yang kuat dari dalam diri siswa yang merupakan pondasi utama demi tercapainya tujuan dalam kegiatan belajar, di samping juga adanya dorongan dari luar untuk menyokong dorongan yang ditimbulkan dari dalam diri sendiri.

5. Jenis-Jenis Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Dari pengertian motivasi tersebut dapat di pahami bahwa motivasi itu ada dua jenisnya yaitu adanya dorongan internal dan dorongan eksternal. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2006: 162) yang menyebutkan bahwa motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis: “Motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik”. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar terbagi menjadi dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi belajar yang beralas dari dalam diri individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi belajar yang berasal dari kuar diri individu. Agar lebih jelas, macam-macam motivasi belajar belajar ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Motivasi instrinsik

Menurut Sardiman (2011: 89) motivasi instrinsik adalah “ Motif-motif yang menhadi aktif dan berbagai fungsi sehingga tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah

(34)

ada dorongan untuk melakukan sesuatu”. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa motivasi instrinsik adalah motif yang aktif tanpa perlu ada rangsangan dari luar karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya, seseorang yang senang membaca, tidak ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku untuk dibacanya.

Senada dengan pendapat di atas Djamrah (2008: 149) mengatakan bahwa, motivasi instrinsik adalah “motif-motif yang menjadi aktif atau bersungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa motivasi instrinsik itu adalah dorongan yang sudah ada pada setiap diri individu yang tidak perlu lagi dirangsang dari luar diri individu tersebut.

Apabila seseorang telah memliki motivasi instrinsik dalam dirinya, maka ia akan secara sadar akan melakukan sesuatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya, dalam aktivitas belajar, motivasi instrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar, keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa akan datang.

Hamalik (2006: 162) menyatakan bahwa motivasi instrinsik adalah:

Motivasi yang tecakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar

(35)

yang fungsional. Termasuk dalam motivasi instrinsik siswa adalah materi kebutuhannya terhadap materi tersebut, miaslnya untuk kehidupan masa depan siswa bersangkutan.

Antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan, baik yang bersifat internal maupuneksternal yang membuat siswa bergerak, bersemangat dan senang belajar secara serius dan terus-menerus selama kegiatan proses belajar. (Made Wena, 2016: 34)

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa motivasi instrinsik disebut juga dengan motivasi murni, motivasi ini hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Motivasi instrinsik ialah motivasi tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan siswa, dalam belajar motivasi ini membuat siswa merasa memiliki kebutuhan dan punya tujuan dalam belajarnya.

Menurut Taufik (Dwie Prasetia Danarjati 2013: 81-82), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi instrinsik, yaitu:

a. Kebutuhan (need). Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebuuhan baik biologis maupun psikologis.

b. Harapan (expectancy). Seseorang dimotivasi karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasaan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang kearah pencapaian tujuan.

(36)

c. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keingintahuan pada susatu hal tanpa ada yang menyuruh.

Peranan motivasi instrinsik bagi siswa dalam belajar sangat pentig sekali, karena dorongan dari dalam dirinya akan menimbulkan sikap yang sungguh-sungguh ketika akan beraktivitas dalam menjalani pendidikannya. Sedangkan peranan motivasi ekstrinsik adalah menggerakkan dan mendorong siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya membantu membangkitkan motivasi instrinsik.

b. Motivasi ekstrinsik

Membahas masalah motivasi ekstrinsik, perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik. Djamrah (2008: 151) mengatakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah “ kebalikan dari motivasi instrinsik, yakni motif-motif yang aktif danberfungsi karena adanya perangsang dari luar”. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa motivasi ekstrinsik ini merupakan kebalikan dari motivasi instrinsik yaitu motif yang akan aktif jika ada perangsangnya dari luar.

Lebih lanjut Sardiman (2011: 108) menjelaskan bahwa motivasi ekstrinsik dalam belajar adalah “motivsi yang disebabkan oleh faktor situasi dalam belajar seperti dalam bentuk pujian, hadiah, persaingan dan hukuman”.

1) Pujian adalah pemberian pujian dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal, seperti anggukan, senyuman dan lain sebagainya. Pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus motivas yang baik, pemberiannya harus tepat karena dapat mempertinggi gairah belajar siswa.

2) Hadiah adalah pemberian hadiah dapat meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar, tapi jangan sampai hadiah menjadi tujuan oleh siswa dalam belajar.

(37)

3) Persaingan/kompetisi adalah persainagn juga akan menambah semangat dan menjadikan siswa giat dalam belajar untuk menjadi yang terbaik. Untuk itu harus dapat mengarahkan siswa untuk melakukan persainagn yang sehat.

4) Hukuman merupakan reinforcement yang negatif, tapi jika diberikan secara teoat dan bijaksana maka akan dapat menjadi alat motivasi yang bagus. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsipdalam pemberian hukuman.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa dorongan yang ditimbulkan bukan di landasi oleh kondisi dari dalam diri, tetapi karena diperoleh dari luar diri siswa. Motivasi ekstrinsik yang diberikan bisa membuat siswa jadi bergairah dalam belajar jiak penempatan motivasi tersebut sesuai pada tempatnya. Motivasi ekstrinsik akan mendorong dan mengerakkan siswa dalam belajar, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan demikian dapat dilihat antara motivasi instrinsik dan ekstrinsik akan saling memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik akan membangkitkan motivasi instrinsik.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Perbuatan dan perilaku individu ditentukan oleh faktor-faktor di dalam diri dan luarnya, yaitu faktor pribadi dan faktor lingkungan individu yang bersangkutan. Sesungguhnya, faktor pribadi dan faktor lingkingan indivu sering berbaur, sehingga sulit menentukan apakan benar-benar dipengaruhi faktor pribadi atau faktor lingkungan individu. Ada siswa belajar karena memang keinginannya sendiri, dan ada juga siswa yang belajar karena dorongan orang tua dan faktor lainnya yang menjadikan belajar sebagai suatu kebutuhannya yang harus dipenuhi.

(38)

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 97-100) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain:

1) Cita-cita atau aspirasi siswa motivasi belajar tampak pada keinginan siswa, kebrhasilan mencapai keinginan akan menumbuhkankemauan belajar, yang nantinya akan menjadi modal untuk mencapai cita-cita.

2) Kemampuan siswa. Kemampuan yang dimiliki siswa juga ikut mempengaruhi motivasi belajarnya. Kemmapuan tersebut akan memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugasnya. 3) Kondisi siswa. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi jasmani

dan rohani. Siswa yang dalam keadaan sakit aka menganggu perhatiannya dalam beajar dan tentunya akan berbeda hasi, jika siswa dalam keadaan sehat.

4) Kondisi lingkungan siswa. Keadaan alam, tempat tinggal, dan pergaulan teman sebaya merupakan lingkungan siswa yang turut mempengaruhi belajar siswa. Oleh karena itu, diperlukan kondisi lingkungan sekolah sehat, kondisi lingkungan masyarakat yang aman, tentram, rukun, dan nyaman serta lingkungan yang sejahtera. Dengan terciptanya lingkungan yang demikian, akan menumbuhkan motivasi belajar begi siswa.

5) Unsur-unsur dinamis dalam pembelajarn 6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar itu bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor antaranya cita-cita, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur dinamis dalam belajar, dan upaya guru dalam membelajaran siswa. Dari berbagai hal-hal yang bisa mempengaruhimotivasi belajar sisw ayang sudah disebutkan di atas, dalam penelitian ini faktor yang akan dibahas adalah lingkungan belajar siswa itu sendiri. lingkungan yaitu

(39)

lingkungan alam seperti lingkungan tempat siswa berada, rumah tempat tinggal, gedung sekolah dan letaknya, dan lingkungan sosial seprti para guru, teman-teman sekelas serta orang tua. Lingkungan sosiak siswa dalam hal ini diasumsikan sebagai teman-teman sekelasnya yang dapat mempengaruhi motivasi dari faktor ekstrinsik.

Selanjutnya Uno (2008: 23) mengatakan, motivasi belajar dapat timbul karena duafaktor, yaitu

1. Faktor instrinsik, berupa hasrat dan keinginan berjasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

2. Faktor ekstrinsik, adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik.

Menurut Iskandardalam Uno dan Nurdin ( 2013: 146) menyatakan bahwa bangkitnya motivasi belajar instrinsik siswa sangat dipengaruhi olhe motivasi ekstrinsik, yaitu behavior (lingkungan).

Jadi untuk meraih motivasi belajar yang tinggi sebagai siswa, harus diperhatikan faktor yang mempengaruhinya baik instrinsik maupun ekstrinsik. Siswa harus menyadari dengan sengaja untuk melakukan kegiatan dan kebutuhan belajar untuk meraih tujuan (cita-cita yang hendak dicapai). Pendapat di atas juga mengatakan bahwa salah satu faktor ekstrinsik dalam motivasi belajar adalah diperlukan lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan kegiatan belajar yang menarik. Lingkungan yag kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya lingkungan yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.

Dapat dipahami bahwa motivsi siswa untuk belajar akan banyak dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat dalam dan luar dirinya. Walau demikian, pengembangan dan penumbuhan motivasi diri dalam lebih utama ketimbang motivasi yang di ransang dari luar. Karena dorongan

(40)

dari luar hanya akan bertahan jika selalu mendapat dorongan atau ransangan dari luar. Artinya, motivasi belajar siswa tidak mandiri, selalu tergantung pada dorongan bukan atas kemauan dari dalam diri sendiri. tentu akan berbeda halnya jika siswa telah termotivasi dari dalam, motivasi mereka akan terus muncul demi pencapaian prestasi akademik yang lebih baik.

C. Keterkaitan Lingkungan Belajar dengan Motivasi Belajar

Motivasi adalah salah satu aspek yang penting dalam manajemen sumber manusia, karena tanpa adanya motivasi akan sulit untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Motivasi merupakan daya dorong dalam diri seseorang yang harus dimiiki oleh setiap siswa yang sedang belajar. Adanya motivasi dapat mendorong siswa untuk bertindak sesuai dengan tujuan belajarnya. Salah satu faktor yang ikut mempengaruhi motivasi belajar adalah lingkungan. Lingkungan belajar memiliki sumbangan yang besar dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa. Lingkungan belajar yang baik cenderung mendorong anak untuk belajar dengan tenang, nyaman dan konsentrasi.

Menurut Utomo (2017: 2) “lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar karena lingkungan belajar yang aman akan memberikan motivasi belajar siswa agar lebih rajin belajar”. Menurut Uno (2008: 87) motivasi adalah “proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang akibat adanya interaksi antara sikap, kebutuhan, keputusan, dan persepsi seseorang dengan lingkungannya”.

Sobur (2003: 246-247) juga mengatakan bahwa motivasi belajar adalah:

Keadaan internal organisme yang mendorong individu untuk berbuat sesuatu. Karena belajar merupakan suatu proses yang timbul dari dalam, faktor motivasi memegang peranan pula. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya anak melakukan proses pelajaran, baik disekolah maupun dirumah.

(41)

Mulyasa (dalam Febriyanti 2014:24) juga menyatakan “Lingkungan belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktifitas serta kreatifitas peserta didik”.

Berdsarkan kutipan di atas terlihat jelas bahwa lingkungan belajar erat kaitannya dengan motivasi belajar, karena dengan adanya lingkungan belajar yang kondusif akan meningkatkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas siswa.

D. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan hadist melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman (Ramayulis, 2005: 21)

Menurut Hawi (2013:19) pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, penghargaan atau latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkanm kesatuan nasional.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah kelompok mata pelajaran agama yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Selain itu beberapa pakar pendidikan juga mengemukakan pendapat tentang Pendidikan Agama Islam.

Zakiah Daradjat dalam Abdul Madjid mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan

(42)

mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, mengayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Abdul Madjid, 2012: 12).

Adapun menurut Tayar Yusuf dalam Abdul Madjid Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah Swt.

Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal mungkin. Dalam Kurikulum 2013, PAI mendapatkan tambahan kalimat Dan Budi Pekerti sehingga Menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, sehinga dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan (Edu Riligia, 2017).

Berdasarkan pendapat di atas bahwa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP adalah salah satu mata pelajaran wajib untuk semua jenjang pendidikan dalam sistem pendidikan Nasional yang mana mata pelajaran yang memberikan bimbingan yang dilakukan oleh seorang guru untuk menyiapkan anak didiknya agar dapat memahami, meyakini mengenal, memahami, menghayati,mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadist.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki fungsi tersendiri. Adapun fungsi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

Gambar

Tabel III.1  Populasi Penelitian
Tabel III.4
Tabel III.5  Interpretasi Data
Tabel 4.2  Lingkungan Belajar  Descriptive Statistics
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perkara ini, para Penggugat (pemberi hibah) menggunakan Akta Hibah Nomor 136/Laweyan/1997 sebagai bukti surat (P1) untuk meyakinkan Hakim bahwa benar telah

Hasil rata-rata Tinggi tanaman dan Sidik Ragamnya dapat dilihat pada tabel 7a dan 7b Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan POC cucian air beras tidak

Risiko keuangan juga diduga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba, rasio leverage sebagai proksi atas risiko keuangan terhadap

Zhong Ren, Rui Wang, John Snyder, Kun Zhou, Xinguo Liu, Bo Sun, Peter Pike Sloan, Hujun Bao, Qunsheng Peng, Baining Guo [11] dalam papernya yang berjudul &#34;Real-time Soft Shadows

Berdasarkan hasil dari penelitian yang diperoleh, dapat disimpukan bahwa diameter elektroda dan kecepatan las mempengaruhi nilai kekuatan tarik maksimum, kekerasan,

10 kedua perilaku yang dipelajari yaitu perilaku yang didapatkan dari hasil pengamatan dari media sosial atau perilaku yang berasal dari reward dan punnishment

Kolorimetri merupakan suatu metoda analisa kimia yang didasarkan pada tercapainya kesamaan besaran warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan menggunakan

Penelitian dilakukan di Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah, yang terdiri dari 15 kecamatan dan 248 desa atau kelurahan. Penentuan lokasi dilakukan secara