• Tidak ada hasil yang ditemukan

penilaian otentik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "penilaian otentik"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Bahan Pelatihan Penilaian Otentik

Konferensi HEPI di Denpasar 14 September 2014 _________________________________________________

PENILAIAN OTENTIK

Djemari Mardapi *)

*) Dosen Universitas Negeri Yogyakarta

Anggota HEPI

(2)

Pendidikan merupakan unsur penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pendidikan akan dihasilkan sumber daya manusia yang andal dalam mengelola sumber daya alam dan dalam memberi layanan. Bahkan menurut Nelson Mandela

“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.”. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dalam mengubah masyarakat dari yang kurang sejahtera menjadi sejahtera, dari masyarakat yang kurang teratur menjadi teratur.. Oleh karena itu semua Negara berusaha meningkatkan kualitas pendidikan..

Kualitas pendidikan dapat dilihat pada kompetensi lulusan lembaga pendidikan, termasuk sekolah-sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan berarti peningkatan kompetensi lulusan, yaitu kompetensi sumber daya manusia. Untuk mengetahui kompetensi sumber daya manusia perlu dilakukan penilaian. Penilaian merupakan hal yang esensi untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki peserta didik, sebagai hasil pembelajaran. Melalui penilaian akan diketahui keberhasilan suatu program peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan melakukan perubahan pada peserta didik yang hasilnya harus diketahui. Untuk mengetahui besar dan kualitas perubahan dilakukan penilaian. Hasil penilaian berupa informasi yang diperlukan oleh pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran. Jadi penilaian merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kualiats pembelajaran.

Ada empat kegiatan yang sering digunakan berkaitan dengan penilaian yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Pertama adalah pengukuran, yaitu penetapan angka terhadap suatu objek atau gejala dengan cara yang sistematik (Allen & Yen, 1979). Akurasi penetapan angka ini ditentukan oleh kualitas instrumen dan cara menggunakan instrumen ini, yang kemungkinan memiliki kesalahan pengukuran (Johnson & Johnson: 2, 2003). Kesalahan pengukuran ini bisa disebabkan oleh alat ukur, objek yang diukur, subjek yang mengukur, dan lingkungan pengukuran. Kesalahan ini ada yang bersifat acak dan ada yang sistematik.Kesalahan yang bersifat acak ini dapat diestimasi dengan menggunakan beberapa asumsi, sedang kesalahan yang sistematik sulit diestimasi besarnya, hanya arahnya yang kemungkinan dapat diduga.

(3)

Ketiga adalah penilaian, yaitu kegiatan mengumpulkan informasi tentang kualitas atau kuantitas perubahan pada peserta didik. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran, misalnya tinggi, rendah, baik, buruk, indah, jelek, dan sebagainya. Penilaian berfokus pada individu sedang evaluasi berfokus pada kelompok atau kelas. Penilaian dapat dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung, dan ketika suatu program pembelajaran selesai.

Ke keempat adalah evaluasi, yaitu suatu kegiatan untuk menentukan keberhasilan suatu program, termasuk program pembelajaran. Tujuan evaluasi adalah untuk meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Kagiatan evaluasi sering menggunakan judgment terhadap hasil suatu penilaian. Bila hasilnya bagus terus dan bila tidak baik berhenti, atau diperbaiki Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum, dan selanjutnya informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu program. Menurut Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Evaluasi menurut Griffin & Nix (1991) adalah judgment terhadap nilai hasil pengukuran atau implikasi dari hasil pengukuran. Tyler menekankan pada pencapaian tujuan suatu program, sedang Griffin & Nix lebih menekankan pada penggunaan hasil penilaian.

B. Penilaian

Kegiatan penilaian dan evaluasi memerlukan data hasil pengukuran. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data bisa berupa tes dan nontes. Tes yang baik harus mewakili domain yang diukur dan mengukur tingkat berfikir yang tepat. Domain yang diukur ini adalah bahan ajar yang dapat dilihat pada silabus mata pelajaran. Informasi yang akurat berasal dari sejumlah pengukuran, yaitu yang dilaksanakan sepanjang semester. Bentuknya bisa berupa tugas, ulangan mingguan, dan ulangan pertengahan dan ulangan akhir semester. Dengan demikian pencapaian belajar peserta didik pada suatu bidang studi dapat diketahui.

(4)

koefisien keandalan. Semakin tinggi koefisien keandalan akan semakin rendah kesalahan pengukuran Batas minimum koefiesn keandalan yang diteirma adalah 0,70. Namun ada yang mensyuaratkanlebih tinggi dari 0,70, tergantung pada resiko hasil pengukuran.

Penilaian hasil pembelajaran harus mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sesuai dengan karakteristiknya teknik penilaian untuk ketiga ranah tersebut tidak sama. Untuk ranah kognitif bisa dilakukan dengan tes tertulis, ranah psikomotor dengan tes perbuatan, dan ranah afektif melalui pengamatan, inventori, atau kuesioner. Hasil penilaian ketiga ranah tersebut akan memberikan informasi tentang kompetensi peserta didik. Informasi ini diperlukan untuk merancang program perbaikan atau remedi.

Penilaian memerlukan instrumen tes atau nontes untuk memperoleh informasi yang diperlukan. . Peserta didik dalam menjawab pertanyaan suatu intrumen tes melibatkan proses berpikir atau prilaku mental. Proses berpikir yang terlibat dalam menjawab pertanyaan dalam tes bertingkat, yaitu memahami, penyelesaian masalah, berpikir kritis, dan kreatif. Prilaku mental yang diprlukan dalam menjawab pertanyaan dapat dilihat pada kata kerja yang digunakan pada isntrumen tes. Klasifikasi prilaku mental dan kata kerja yang digunakan dalam mengembangkan instrumen tes disajikan pada Tabel 1. Tabel 1

Tabel 1. Tipe Kemampuan Mental dan Kata Kerja yang digunakan dalam Tes

Prilaku Mental Kata kerja kunci

Pemahaman Definisikan, deskripsikan, beri contoh, tunjukkan, dan ceritakan

Penyelesaian masalah Jawablah, hitunglah, simpukan, tentukan, selesaikan

Berpikir kritis Analisis, bandingkan, beri kritik, hipotesiskan, evaluasi, prediksi, judge

Kreatifitas Bangun suatu konstruk, rancang, tamplikan, buatlah, tuliskan,

Tabel 2. Bentuk penilaian, deksripsi, dan manfaatnya

Penilaian Deskripsi Manfaat

Wawancara Guru menanyakan peserta didiktentang bacaan, minat Informal dan kontek luwes Dilakukan untuk semua peserta didik

(5)

Cerita atau tes bercerita

Peserta didik menceritakan ide utama suatu teks ysng dibaca atau yang didengar

Peserta didik menghasilkan laporan lisan yang dapat diskor dengan menggunakan rubrik atau rating

Contoh tulisan

Peserta didik menghasilkan makalah dalam bentuk narasi

Peserta didik menghasilkan dokumen tertulis yang

dapat diskor isi dan kalimatnya dengan menggunakan rubrik

Projek/pameran Peserta didiik megerjakan suatu projek individual atau kelompok

Peserta didik melakukan presentasi formal, laporan tertulis

Peserta didik menghasilkan laporan tertulis, diskor dengan didik untuk menunjukkan kemajuannya antar waktu

Mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber

Memberikan gambaran lengkap tentang unjuk kerja peserta didik Peserta didik terlibat banyak dan dapat melakukan penilaian sendiri

menunjukkan ada 4 (empat) klasifikasi prilaku mental, dan tiap klasifikasi disertai dengan kata kerja yang digunakan dalam menyusun tes. (Haladyna, 1997: 32).

(6)

didik dalam memilih jawaban, bahkan peserta didik yang tidak berpikir atau tidak membaca soal dapat menjawab pertanyaan Tes bentuk ini cocok untuk tes skala luas, seperti ujian nasional, tes seleksi masuk ke perguruan tinggi.

Pada tes bentuk uraian peserta didik diminta untuk menuiliskan jawaban dalam bentuk kalimat atau penyelesaian soal, sehingga dapatdiketahui proses berpikir atau penalaran peserta didik dalam menjawab soal ujian. Dengan menelusuri jawaban peserta didik akan diketahui penalaan atau proses berpikir peserta didik dalam menjawab pertanyaan. .

Beberapa bentuk penilaian, deksripsi dan manfaat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa ada sejumlah bentuk penilaian yang dapat dikategorikan sebagai penilaian unjuk kerja dan penilaian otentik. Setiap bentuk penilaian memiliki cara pemberian skor yang tepat, seperti karya tulis peserta didik bisa diskor dengan menggunakan rubrik atau dengan skala rating 1 sampai 5 misalnya..

C. Penilaian Otentik

Penilaian otentik adalah kegiatan untuk mengetahui pengetahuan dan atau ketrampilan peserta didik melalui pertanyaan pada level berpikir aplikasi atau lebih tinggi yang menuntut jawaban secara tertulis atau lisan. Penilaian otentik dilaksanakan secara kontinu dalam kontek lingkungan belajar atau dunianyata yang bermakna yang merefleksikan pengalaman belajar sesungguhnya. Informasi ini diperoleh melalui observasi, portfolio, eksprimen, anekdot, jurnal, contoh pekerjaan dalam konteks dunia nyata. Melalui penilaian otentik akan diperoleh informasi kemampuan peserta didik yang sebenarnya, karena tidak ada unsur tebakan dalam menjawab pertanyaan. Peserta didik dituntut untuk menggunakan konsep atau keterampilan dalam kontek dunia nyata. Bentuk penilaian ini dapat digunakan pada proses pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan tuntutan penggunaan sistem penilaian terpadu pada kurikulum 2013.

(7)

kemampuan bekerjasama, Penilaian otentik menghargai proses belajar dan hasilnya sebagai suatu produk. Komparasi penilaian tradisional penilaian otentik disajikan pada Tabel. 3.

Tabel 3. . Komparasi Penilaian Tradisonal dan Otentik

Tradisional Otentik

Memilih jawaban Menampilkan suatu karya

Situasi dikarang Kehidupan nyata

Hapalan Konstruksi/aplikasi

Bukti tidak langsung Bukti langsung

Contoh objek penilaian otentik adalah: kegiatan melakukan percobaan bidang sains, melakukan penelitian bidang sosial, menulis cerita, membaca dan menafsirkannya, penyelesaian masalah matematika atau sains yang memiliki aplikasi pada dunia nyata. Pada penilaian bentuk ini peserta didik dituntut tidak hanya sekedar hapal formula tetapi lebih dari itu yaitu mampu menerapkannya dalam kontek kehidupan sehari-hari. Penilaian ini mendorong peserta didik untuk belajar lebih luas dan dalam agar mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada model tradisional, guru tidak disarankan mengajarkan tes, karena materi tes merupakan sampel dari pengetahuan atau ketrampilan yang diajarkan. Kemampuan peserta didik yang dilihat dari hasil tes belum merupakan gambaran kemampuan keseluruhan yang dimiliki peserta didik. Jadi guru tidak dianjurkan melaksanakan pembelajaran bedasarkan tes. .

Pada penilaian otentik, guru didorong untuk mengajarkan tes. Peserta didik perlu belajar bagaimana menyajikan tugas-tugas yang bermakna, guru menunjukkan model-model kinerja yang baik. Jawaban terhadap suatu pertanyaan bisa tidak satu, sehingga akan diperoleh informasi originalitas jawaban peserta didk. Dalam hal ini akan berkembang kemampuan berpikir divergent peserta didik.

(8)

penilaian unjuk kerja sama dengan pada penilaian otentik, bedanya adalah konteks pertanyaannya yang berbeda.

Menurut Nitko dan Brookhart (2007:253) penilaian unjuk kerja kadang-kadang disebut sebagai penilaian bermakna atau penilaian otentik. Selanjutnya dijelaskan bahwa menurut perspektif filsafat pendidikan, kata otentik dalam penilaian otentik berarti menyajikan peserta didik dengan tugas-tugas yang secara langsung bermakna terhadap pendidikan dan bukan secara tidak langsung. Sebagai contoh, membaca sejumlah kalimat yang panjang dan menggunakannya untuk membandingkan dan menkontraskan sudut pandang sosial yang berbeda secara langsung bermakna, karena -kalimat yang panjang membuat orang berpikir lebih luas. Sebaliknya penyajian kalimat yang pendek-pendek, dan peserta didik diminta memilih jawaban, misalnya apa judul karangan tersebut. Contoh ini menunjukkan bahwa penggunaan kalimat dari potongan cerita, kemudian peserta didik diminta memilih jawaban, hal ini merupakan penilaian tidak langsung.

Pengembangan penilaian otentik yang baik adalah dimulai dengan mengidentifiksi standar bagi peserta didik.Standar menjadi acuan dalam melaksanakan pembelajaran dan dalam melakukan penilaian.Standar yng menjadi acuan adalah standar isi dari kurikulum yang digunakan.

Pada penilaian otentik peserta didik diberi tugas untuk memecahkan masalah di lingkungannya. Menurut Wiggin, (1990), tugas otentik memiliki 6 (enam) karakteristik, sebagai berikut..

1. Menggunakan pengetahuan untuk mengerjakan tugas yang bermakna. 2. Menggunakan kombinasi pengetahuan, dan keterampilan.

3. Menghasilkan produk yang berkualitas

4. Menggunakan standard dan kriteria untuk penilaian.

5. Mendorong peserta didik menggunakan berbagai cara untuk memecahkan masalah.

6. Memberi tantangan kepada peserta didik.

(9)

gurun harus berlatih dan banyak membaca agar timbul ide-ide baru dalam menyusun tes yang baik. .

___________________________________________________________________

Daftar Pustaka

Allen, Mary, J., & Yen, Wendy, J (1979). Introduction to measurement theory. California: Brooks/Cole Publishing Company.

Andersen, L. W., & Krathwohl. (2001). A Taxonomy for learning, teaching and assessment. Boston: Longman.

Berk, R. A. (1986, Ed). Performance assessment. Baltimore: The John Hopkins University Press.

Djemari Mardapi. (2012). Pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Medica Publishing.

Haladyna, Thomas. M. (1997). Writing test items to evaluate higher order thinking. Boston: Allyn and Bacon

Nitko, J. Anthony., Brookhart, Susan. M. (2007) . Educational assessment of students.Singapore: Pearson Merril Prentice Hall.

O’malley, J. Michael., Pierce, Valdez. Lorraine (1996) .Authentic assessment for English language learners. USA. Addition Wesley Publishing Company.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Diagram alir pengerjaan serok dari bahan kayu setelah adanya alat berupa mesin gerjaji yang dapat diatur kecepatannya yang dilengkapi dengan mal pembentuk dari

• Ilmu Anatomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dengan cara menguraikan tubuh melalui potongan – potongan bagian tubuh dan hubungan organ tubuh

Pada grafik Gambar 12 dilihat bahwa setiap skenario memiliki nilai Precision, Reccal, Accuracy, dan Error-rate yang berbeda beda yang saling terhimpit dengan garis

Hubungan antara penggunaan peta geografis dengan image keruangan dan pemahaman siswa tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan arah, jarak, letak, luas, dan bentuk.. Prosedur

Sepatu Dinas bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Pakaian Dinas Harian Ketua DPRD. Pakaian Dinas Harian Wakil-Wakil

Histopatologi daging dan hati ikan kakap putih ( Lates calcarifer ) pada musim berbeda dari Perairan Teluk Kao yang tercemar merkuri (Hg), Halmahera Utara, Indonesia.. Azis Husen 1

Yaitu suatu sistem ekonomi di mana di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha dalam melakukan kegiatan

Pendidikan karakter dalam diklat SSG menjadi bagian dari solusi permasalahan bangsa yang begitu beragam. Diklat SSG berusaha untuk membentuk jati diri bangsa