• Tidak ada hasil yang ditemukan

Full Paper P00177

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Full Paper P00177"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN KELOMPOK WAJIB UKSW

PEMETAAN UJI KOMPETENSI GURU ANAK USIA DINI DI KECAMATAN SIDOREJO, KOTA SALATIGA

Tahun ke-1 dari rencana 1 tahun

Maria Melita Rahardjo, S.P., MTeach (EC) - 0607058502 Lanny Wijayaningsih, S.Pd., M.Pd. - 0615016401

Ajeng Ayu Widiastuti, S.S., M.A. - 0625038501

PROGRAM STUDI PG - PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)

RINGKASAN

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia berada dalam naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Mengingat pentingnya peran PAUD bagi perkembangan anak secara jangka panjang, ditetapkanlah sebuah standar nasional untuk menjamin mutu PAUD di Indonesia. Standar nasional tersebut tertuang dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 137 tahun 2014.

Permendikbud nomor 137 tahun 2014 mengatur delapan standar nasional PAUD, yaitu (1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA); (2) Standar Isi; (3) Standar Proses; (4) Standar Penilaian; (5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (6) Standar Sarana dan Prasarana; (7) Standar Pengelolaan; dan (8) Standar Pembiayaan. Standar satu hingga empat merupakan segala hal yang terkait dengan kurikulum PAUD dan terkenal dengan nama kurikulum 2013. Detail pengaturan kurikulum 2013 tertuang dalam Permendikbud nomor 146 tahun 2014.

Dari kedelapan standar tersebut, penelitian ini akan menyoroti standar dari aspek pendidik. Pendidik AUD diyakini memegang peran vital bagi tersampaikannya kurikulum, penilaian dan pengaturan lingkungan belajar yang berkualitas pula. Berbagai penelitian yang dilakukan menunjukkan korelasi antara pendidik yang berkualitas dengan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang berkualitas (Barnet, 2003; Darling-Hammond, 2000). Selanjutnya pendidik AUD yang diteliti difokuskan pada pendidik yang bekerja di lembaga PAUD layanan KB dan TK karena biasanya lembaga PAUD lebih ketat dalam memperhatikan standar kualifikasi akademik guru KB dan TK dibanding TPA dan SPS.

Standar nasional tentang pendidik AUD meliputi standar kualifikasi akademik yang disyaratkan untuk guru dan kompetensi yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh guru. Meskipun standar pendidik telah diatur dalam Permendikbud, namun dalam kenyataannya masih belum terjadi seperti yang diharapkan. Contohnya, masih ditemukan guru-guru AUD yang tidak memiliki kualifikasi akademik D4/S1 PAUD. Padahal adanya syarat kualifikasi akademik yang disyaratkan oleh pemerintah dalam Standar nasional PAUD secara tidak langsung menyiratkan bahwa pemerintah meyakini bahwa kualifikasi akademik akan mempengaruhi kompetensi yang dimiliki seorang guru.

Berangkat dari hal yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk membandingkan uji kompetensi guru-guru AUD, khusunya KB/TK antara guru yang berasal dari PG PAUD dan yang bukan lulusan PG PAUD. Jika benar bahwa lulusan guru yang memiliki kualifikasi akademik D4/S1 PAUD memiliki nilai kompetensi yang lebih tinggi, maka lembaga PAUD dan pemerintah dapat menyusun langkah strategis sebagai solusi atas fenomena yang terjadi.

Sebagai awal penelitian ini akan difokuskan di kecamatan Sidorejo, kota Salatiga. Instrumen yang digunakan adalah tes. Pada tahap pengembangan instrumen, instrumen akan diuji keterbacaan, reliabilitas, dan validitasnya. Setelah siap, instrumen akan digunakan untuk pengambilan data. Nilai hasil uji kompetensi akan dianalisa menggunakan statistik parametrik uji t-tes dua sampel independen.

(4)

PRAKATA

Kegiatan penelitian merupakan salah satu dari tiga pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dosen sebagai seorang akademisi, berfungsi sebagai pembelajar aktif dan peneliti. Hasil-hasil dari proses pembelajaran dan penelitian tersebut kemudian perlu dipublikasikan sebagai sumber pengetahuan yang baru baik bagi para akademisi, masyarakat, maupun pemerintah dalam pengambil kebijakan publik.

Dalam kesempatan kali ini, dosen-dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW, khususnya program studi Pendidikan Guru – Pendidikan Anak Usia Dini (PG – PAUD) memfokuskan penelitian terkait dengan kebijakan pemerintah dalam Standar Nasional PAUD tentang kualifikasi akademik guru PAUD karena studi dan literatur mengindikasikan bahwa pendidik yang berkualitas berkorelasi dengan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang berkualitas. Salah satu faktor yang diyakini berpengaruh terhadap kualifikasi pendidik AUD adalah kualifikasi akademik pendidik itu sendiri, sehingga dalam Standar Nasional PAUD Indonesia pun pemerintah mensyaratkan bahwa pendidik AUD haruslah lulusan S1 PAUD atau jika bukan lulusan PAUD perlu memiliki sertifikasi Profesi Pendidik Guru PAUD dari lembaga terakreditasi.

Pro dan kontra juga muncul terkait dengan kebijakan kualifikasi akademik pendidik AUD tersebut. Dari hasil observasi pendahuluan, sebagian besar pendidik senior meyatakan bahwakebijakan tersebut dipandang memberatkan. Alasannya adalah karena penghasilan sebagai guru AUD tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan jika mereka mengambil kuliah S1 PG- PAUD. Demikian pula bagi guru AUD lulusan S1 non PG-PAUD, mengulang kuliah S1 kembali hanya karena tuntutan pemerintah dirasa memberatkan bagi mereka .

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALALAMAN PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viI DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG ... 1

IDENTIFIKASI MASALAH ... 3

BATASAN MASALAH ... 4

RUMUSAN MASALAH... 4

PERTANYAAN PENELITIAN ... 4

HIPOTESIS PENELITIAN ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI INDONESIA ... 5

KOMPETENSI GURU ANAK USIA DINI ... 5

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TUJUAN ... 8

MANFAAT PENELITIAN ... 8

BAB IV METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN ... 9

SUBJEK PENELITIAN ... 9

VARIABEL PENELITIAN ... 9

TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 10

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISA DATA ... 13

(6)

ALUR PENELITIAN ... 15 HASIL ANALISIS ... 16 PEMBAHASAN ... 18 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Item Pertanyaan dari Konstruk Item Pedagogik ... 11

Tabel 2. Nilai Rata-rata Uji Kompetensi Pedagogik Dua Kelompok Guru ... 16

Tabel 3. Hasil Uji t Dua Kelompok Sampel ... 16

Tabel 4. Tabel Deskriptif Sub-Item Kompetensi Pedagogik ... 17

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Naskah Soal Uji Kompetensi Guru

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan hal yang perlu diberi perhatian khusus. Banyak referensi di bidang pendidikan anak usia dini, yang menggaris bawahi tentang

pentingnya pendidikan yang berkualitas pada usia ini (Berk, 2009; Hyson & Tomlinson, 2014; Sylva, Melhuish, Sammons, Siraj-Blatchford, & Taggart, 2010).

Anak usia dini di Indonesia dibatasi dari usia 0 hingga 6 tahun (Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2014a). Usia ini disebut-sebut sebagai usia emas. Sebutan usia emas dipakai karena hasil-hasil penelitian mengindikasikan bahwa perkembangan yang optimal terjadi pada rentang usia tersebut. Perkembangan optimal tersebut meliputi tiga domain besar, yaitu perkembangan fisik-motorik, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosio-emosional (Berk, 2009).

Periode pada masa usia emas tersebut menjadikan pendidikan anak usia dini sebagai hal yang vital sehingga perlu memiliki kualitas yang baik. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan yang diterima saat usia tersebut dapat menjadi prediktor keberhasilan anak di pendidikan selanjutnya (Belsky et al., 2007; Jay, Knaus, and Hesterman, 2014).

Ditinjau dari faktor pendidik, setidaknya ada dua lembaga yang memiliki peran besar bagi pendidikan anak usia dini. Lembaga yang pertama adalah keluarga dan lembaga yang kedua adalah sekolah. Pendidik utama dalam keluarga umumnya adalah orang tua dan pendidik utama di sekolah adalah guru kelas.

Untuk dapat memberikan pendidikan yang berkualitas, lembaga yang terkait dengan pendidikan anak usia dini hendaknya memiliki beberapa kriteria dan standar tertentu. Terkait dengan standar kualitas, lembaga sekolah lebih memungkinkan untuk dipantau dan

distandarisasi dibanding lembaga keluarga.

Menyadari pentingnya kualitas pendidikan anak usia dini, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesiayang menaungi PAUD se-Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan (Permendikbud) nomor 137 tahun 2014.

Berdasarkan usia dan jenis layanannya, lembaga PAUD di Indonesia dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu (1) TPA dan SPS; (2) Kelompok Bermain (KB); dan (3) Taman Kanak-kanak dan yang sederajat (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014a).

(11)

tersebut, yaitu: (1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA); (2) Standar Isi; (3) Standar Proses; (4) Standar Penilaian; (5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (6) Standar Sarana dan Prasarana; (7) Standar Pengelolaan; dan (8) Standar Pembiayaan. Standar satu hingga empat merupakan segala hal yang terkait dengan kurikulum PAUD dan terkenal dengan nama kurikulum 2013. Detail pengaturan kurikulum 2013

tertuang dalam Permendikbud nomor 146 tahun 2014.

Bertolak dari standar nasional tersebut, penelitian ini akan menyoroti standar nasional pendidik AUD. Pendidik AUD diyakini memegang peran vital bagi tersampaikannya

kurikulum, penilaian dan pengaturan lingkungan belajar yang berkualitas pula. Berbagai penelitian yang dilakukan menunjukkan korelasi antara pendidik yang berkualitas dengan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang berkualitas (Barnet, 2003; Darling-Hammond, 2000).Selanjutnya pendidik AUD yang diteliti difokuskan pada pendidik yang bekerja di lembaga PAUD layanan KB dan TK karena biasanya lembaga PAUD lebih ketat dalam memperhatikan standar kualifikasi akademik guru KB dan TK dibanding TPA dan SPS.

Untuk menjamin standar kualitas, pemerintah telah menetapkan standar kualifikasi akademik yang perlu dimiliki oleh pendidik AUD dalam Permendikbud 137 tahun 2014. Berdasar permendikbud tersebut, pendidik PAUD dikategorikan menjadi 3 golongan yaitu guru PAUD, guru pendamping, dan guru pendamping muda. Masing-masing golongan tersebut memiliki standar kualifikasi akademik dan kompetensi yang harus dicapai.

Penelitian ini akan dibatasi pada pendidik AUD golongan guru AUD karena belum tentu semua lembaga PAUD memiliki guru pendamping dan guru pendamping muda. Dalam standar nasional, guru AUD ditetapkan untuk memiliki standar kualifikasi akademik D4 /S1 dalam bidang PAUD atau D4/S1 dari bidang lain yang relevan seperti psikologi misalnya, tetapi dengan syarat ada tambahan sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG) PAUD.

Lebih dalam lagi, Standar Nasional PAUD juga mengatur kompetensi - kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang guru AUD. Menurut standar nasional, ada empat aspek kompetensi yang perlu dimiliki dan dikembangkan, meliputi: (1) aspek pedagogik, (2) aspek kepribadian, (3) aspek profesional, dan (4) aspek sosial. Penjelasan lebih detail mengenai keempat aspek tersebut tercantum dalam lampiran II Permendikbud nomor 137 tahun 2014. Dari keempat aspek kompetensi guru yang diatur dalam standar nasional PAUD, penelitian ini dibatasi hanya pada kompetensi pedagogik saja. Salah satu alasannya adalah karena ketida kompetensi yang lain merupakan aspek-aspek kualitatif yang perlu diukur secara lebih

(12)

Meskipun standar nasional pendidik AUD telah mengatur kualifikasi akademik yang perlu dimiliki oleh guru AUD, kenyataanya tidak semua guru AUD memiliki kualifikasi akademik seperti yang telah diatur dalam Permendikbud tersebut. Padahal dengan adanya standar nasional yang mengatur tentang kualifikasi minimal guru PAUD, pemerintah secara menyiratkan bahwa kualifikasi akademik yang dimiliki akan berpengaruh pada kompetensi guru.

Berangkat dari paparan di atas, tim peneliti PG PAUD UKSW akan mengembangkan sebuah alat ukur berupa tes tertulis untuk menilai kompetensi pedagogik para guru AUD secara teoritis. Dari empat standar kualifikasi yang menjadi standar nasional, peneliti membatasi hanya pada kompetensi pedagogik saja. Alasannya adalah karena kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian merupakan aspek-aspek yang kurang tepat jika hanya diukur secara kuantitatif saja. Salah satu keterbatasan dari uji kompetensi secara tertulis adalah bahwa nilai tes tertulis belum tentu sama dengan keadaan nyata di lapangan. Bisa terjadi, seorang guru dengan nilai tes kompetensi yang tinggi ternyata tidak mampu menerapkan teori yang ada dalam praktik pengajaran. Meskipun demikian, tim peneliti meyakini bahwa data uji kompetensi ini dapat menjadi data awal untuk

dikembangkannya sebuah alat ukur lanjutan untuk kompetensi pedagogik guru. Uji

kompetensi ini diyakini juga dapat menjadi alat ukur pelengkap jika seandainya dilakukan observasi atau wawancara di lapang pada penelitian-penelitian selanjutnya.

Selanjutnya, tim peneliti juga meyakini bahwa paraguru AUD lulusan dari PG PAUD akan memiliki nilai uji kompetensi pedagogik yang lebih tinggi dibanding para guru AUD yang bukan berasal dari lulusan PG PAUD. Karenanya, dalam penelitian ini tim peneliti akan meneliti apakah memang benar guru AUD lulusan bidang PAUD akan memiliki nilai uji kompetensi yang lebih tinggi dibanding guru AUD yang bukan berasal dari lulusan bidang PAUD.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasar latar belakang di atas, dapat diidentiikasikan masalah sebagai berikut:

1. Ada guru PAUD yang kualifikasi akademiknya tidak sesuai dengan standar nasional yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang menaungi

pelaksanaan PAUD di Indonesia.

(13)

sesuai dengan standar nasional diyakini memiliki nilai uji kompetensi, khususnya kompetensi pedagogik, yang rendah.

1.3.1 BATASAN MASALAH

Berdasar identifikasi masalah tersebut, penelitian ini difokuskan pada perbandingan nilai uji kompetensi pedagogik guru AUD, khusunya TK dan KB yang berasal dari lulusan PG PAUD dengan yang bukan lulusan PG PAUD di kecamatan Sidorejo, kota Salatiga.

1.4 RUMUSAN MASALAH

Apakah nilai uji kompetensi pedagogik guru AUD lulusan bidang PAUD lebih tinggi dibanding kompetensi guru AUD yang bukan lulusan bidang PAUD?

1.5 PERTANYAAN PENELITIAN

1. Berapa perolehan rata-rata nilai uji kompetensi pedagogik guru-guru AUD lulusan bidang PAUD?

2. Berapa perolehan rata-rata nilai uji kompetensi pedagogik guru-guru AUD yang bukan lulusan bidang PAUD?

3. Apakah nilai uji kompetensi pedagogik guru AUD lulusan bidang PAUD lebih tinggi dibanding kompetensi guru AUD yang bukan lulusan bidang PAUD?

1.6 HIPOTESIS PENELITIAN

Ho: tidak ada beda rata-rata nilai uji kompetensi pedagogik guru AUD lulusan bidang PAUD dengan guru AUD yang bukan lulusan PAUD.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia

Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia terkenal dengan sebutan PAUD. PAUD didefinisikan sebagai upaya pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan fisik dan perkembangan jasmani, rohani, dan kognitif anak usia nol hingga enam tahun (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014b).

Ada tiga jenis layanan PAUD yang diselenggarakan berdasar usia dan jenis layananannya. Yang pertama adalah Tempat Penitipan Anak (TPA) dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) yang melayani anak sejak lahir hingga enam tahun. Yang kedua adalah Kelompok Bermain (KB) dan sejenisnya yang melayani anak usia dua hingga empat tahun. Yang ketiga adalah Taman Kanak-kanak (TK)/ Raudhatul Athfal (RA)/ Bustanul Athfal (BA) dan yang sederajat, yang melayani anak usia empat hingga enam tahun (Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2014b).

PAUD di Indonesia berada dalam naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Selanjutnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan standar nasional PAUD yang mengatur pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 137 tahun 2014.

Standar nasional PAUD berfungsi untuk menjamin terwujudnya layanan PAUD yang bermutu (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014a). Ada delapan standar yang diatur dalam Permendikbud tersebut, yaitu: (1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA); (2) Standar Isi; (3) Standar Proses; (4) Standar Penilaian; (5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (6) Standar Sarana dan Prasarana; (7) Standar

Pengelolaan; dan (8) Standar Pembiayaan. Standar satu hingga empat merupakan segala hal yang terkait dengan kurikulum PAUD dan terkenal dengan nama kurikulum 2013. Detail pengaturan kurikulum 2013 tertuang dalam Permendikbud nomor 146 tahun 2014.

2.2 Kompetensi Guru Anak Usia Dini

Permendikbud no 137 tahun 2014 lampiran II (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014a) mengatur dengan detail aspek-aspek kompetensi yang perlu dikembangkan oleh seorang guru AUD. Ada empat aspek yang ditetapkan dalam

(15)

kompetensi kepribadian, aspek kompetensi profesional, dan aspek kompetensi sosial. Masing-masing kompetensi memiliki masing-masing sub komptensi untuk dikembangkan pula.

2.3 Aspek Pedagogik

Pedagogik memiliki banyak definisi, salah satunya adalah “hal-hal yang dilakukan guru yang dapat mempengaruhi pembelajaran muridnya” (Child Australia, n.d). Dari definisi tersebut, pedagogik adalah hal yang terkait dengan kemampuan guru. Dengan demikian, kompetensi pedagogik menjadi penting karena hasil pembelajaran murid dipengaruhi oleh kompetensi tersebut. Penelitian mengidentifikasikan bahwa pedagogik yang berkualitas merupakan kunci dalam peningkatan hasil belajar murid (Child Australia, n.d).

Dalam lampiran II Permendikbud no 137 tahun 2014 , ada 11 kompetensi pedagogik yang perlu dikembangkan guru. Kesebelas kompetensi tersebut adalah:

1. Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia dini. 2. Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan, kebutuhan, potensi,

bakat, dan minat anak usia dini.

3. Merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan kurikulum. 4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

6. Mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun.

8. Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar anak usia dini.

9. Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran pada anak usia dini. 10. Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan evaluasi program untuk kepentingan

pengembangan anak usia dini.

11. Melakukan tindakan reflektif, korektif, dan inovatif dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pengembangan anak usia dini.

Selanjutnya, kesebelas kompetensi tersebut dijabarkan kembali dalam beberapa sub kompetensi.

(16)

untuk memahami bagaimana murid belajar, bagaimana mengelola kelas, bagaimana

merencanakan pembelajaran, dan bagaimana melakukan penilaian hasil belajar. Termasuk di dalam kompetensi ini adalah penguasaan/ pemahaman teori perkembangan motorik, kognitif, dan sosio-emosional (Koehler, Mishra, and Cain, 2009). Sebagai contoh, dengan memahami bahwa anak usia 4-5 tahun sedang berada dalam tahap operasional konkret, maka seorang guru dapat merencanakan metode pembelajaran matematika yang menggunakan benda nyata. Penggunaan benda nyata akan memudahkan anak usia tersebut untuk mengakuisisi konsep matematika yang sedang diajarkan. Dalam bahasa sederhana, kemampuan pedagogik adalah kemampuan seorang guru untuk membantu anak didik dalam memahami sebuah konsep pengetahuan tertentu. Dalam membantu anak didik tersebut, seorang guru perlu

merencanakan pembelajaran, menata lingkungan fisik/ kelas, memilih materi ajar yang sesuai, dan menggunakan media yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan (fisik/ mmotorik, kognitif, sosio-emosional) anak didikya.

Kemampuan pedagogik dan kemampuan professional merupakan dua kompetensi yang saling melengkapi. Para akademisi dan pembuat kebijakan percaya keduanya

berkontribusi penting terhadap pengajaran dan pembelajaran yang efektif (Choy, Wong, Lim, and Chong, 2013; Hill, Ball, and Schilling, 2008). Salah satu faktor yang berpengaruh

(17)

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan dan membandingkan nilai uji kompetensi pedagogik guru AUD lulusan bidang PAUD dengan guru PAUD yang bukan lulusan bidang PAUD.

3.2. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu 1. Bagi calon pendidik AUD

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan orang-orang yang berniat untuk berkecimpung sebagai pendidik AUD dalam menentukan program studi yang diambil. 2. Bagi lembaga PAUD

Hasil penelitian akan menjadi bahan pertimbangan untuk lebih memperhatikan kualifikasi akademik guru pendidik AUD saat seleksi penerimaan tenaga kerja.

3. Bagi pemerintah

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk lebih memperhatikan implementasi standar nasional yang telah ditetapkan. Jika ternyata masih banyak

(18)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif perbandingan (komparasi). Menurut Sanjaya (2013) penelitian dekriptif adalah penelitian yang berusaha menjelaskan fakta dan sifat suatu populasi tertentu secara sistematis dan faktual. Selanjutnya menurut Sanjaya (2013), studi perbandingan merupakan sebuah penelitian deskriptif yang berusaha mencari jawaban mendasar tentang hubungan sebab akibat. Studi perbandingan memiliki empat karakteristik yaitu (1) melibatkan lebih dari satu populasi; (2) memerlukan data kuantitatif yang dianlisa secara statistik; (3) sebab akibat yang muncul pada populasi bukan karena perlakuan yang sengaja diberikan tetapi karena kondisi yang sudah ada tanpa dikondisikan; dan (4) melibatkan dua variabel yang berbeda dan memiliki hipotesis awal.

Berdasar definisi dan karakteristik penelitian deskriptif studi perbandingan di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

4.2. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian adalah guru-guru AUD yang mengajar kelas TK/ KB di kecamatan Sidorejo, kota Salatiga.Guru AUD yang diikutkan sebagai subjek penelitian adalah guru AUD yang bekerja di lembaga PAUD yang terekap secara online dalam Data Pokok Pendidikan PAUD-DIKMAS (Dapodik). Berdasar data Dapodik PAUD, ada 25 lembaga PAUD yang melayani pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dan 24 lembaga PAUD yang melayani pendidikan Kelompok Bermain (KB)di kecamatan Sidorejo, kota Salatiga.

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik samplingpurposive sampling. Setiap lembaga KB/TK di kecamatan Sidorejo diminta untuk mengirimkan dua orang guru dengan kriteria seorang guru lulusan S1 PAUD dan seorang guru lulusan non-S1 PAUD. Jika seandainya ada lembaga yang hanya memenuhi salah satu kriteria, maka lembaga lain digunakan untuk menutup kriteria sampel yang lainnya. Oleh karena itu, total partisipan penelitian adalah 98 orang.

4.3. VARIABEL PENELITIAN

(19)

“suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Variabel penelitian terbagi menjadi dua, yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan variabel terikat (Sugiyono, 2010). Berdasar pengertian tersebut, variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualifikasi akademik guru-guru AUD.

Selanjutnya, variabel terikat adalah variabel yang perubahannya dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah hasil uji kompetensi guru. Tinggi rendahnya kompetensi guru diyakini dipengaruhi oleh kualifikasi akademik yang dimiliki guru AUD.

Dari definisi tersebut, jika variabel bebas dikodekan dengan X dan variabel terikat dikodekan dengan Y, maka dapat dibuat model sebagai berikut:

Gambar 1. Model hipotesis

X1 : kualifikasi/ latar belakan pendidikan guru

X2 : lama pengalaman mengajar sebagai guru Y : kompetensi pedagogik guru PAUD

4.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah tes. Tes merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur kemampuan subjek peneliti (Sanjaya, 2013). Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Sejumlah pertanyaan tertulis akan digunakan untuk menguji kompetensi guru AUD. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mewakili keempat aspek yang diukur yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Tes yang dikembangkan untuk pengambilan data disajikan dalam bentuk pilihan berganda. Item pertanyaan dikembangkan dengan menggunakan model sebagai berikut:

X1

X2

(20)

Gambar 2. Konstruk Item Kompetensi Pedagogik

Masing-masing komponen diukur dengan cara mengembangkan empat item pertanyaan Tabel 1. Item Pertanyaan dari Konstruk Item Pedagogik

Konsep/ sesuai dengan usia anak didik.

1.2 Guru dapat membuat rencana pembelajaran yang mengakomodasi berbagai perbedaan kemampuan anak didiknya.

1.3 Guru memahami berbagai metode pengajarandan

= 16 item pertanyaan Konsep:

(21)

dapat menggunakakannya secara tepat.

1.4 Guru dapat menjustifikasi pemilihan material/ media

2.1 Guru mampu memahami prinsip-prinsip pendekatan bermain.

2.2 Guru mampu mengaplikasikan

pendekatan bermain saat pembelajaran di kelas 2.3 Guru dapat memahami

dan menerapkan berbagai strategi untuk mengelola perilaku peserta didik saat pembelajaran berlangsung

= 12 item pertanyaan

3. Evaluasi Pembelajaran

3.1 Guru dapat memahami prinsip proses penilaian dan memilih teknik penilaian yang sesuai. 3.2 Guru dapat menganalisa

hasil penilaian proses dan hasil belajar dan

(22)

4. Pengetahuan perkembangan anak

4.1 Guru mampu memahami aspek perkembangan fisik-motorik AUD 4.2 Guru mampu memahami

aspek perkembangan kognitif AUD

4.3 Guru mampu memahami aspek perkembangan

4.5 PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISA DATA Tahap pra penelitian

Tim peneliti mengembangkan item-item pertanyaan yang akan digunakan sebagai xxiitatisticxxii tes tertulis uji kompetensi guru. Sejumlah pertanyaan yang mewakili aspek kompetensi xxiitatistic akan disusun dan kemudian diujicobakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dan validitas serta keterbacaan setiap item. Selanjutnya item yang telah lolos uji akan menjadi item pertanyaan dalam tes.

Tahap 1

Pada tahap pertama, peneliti melakukan sosialisasi penelitian terhadap semua lembaga KB/ TK yang ada di kecamatan Sidorejo yang terdata di data pokok pendidikan (dapodik) online. Peneliti akan mengundan perwakilan kepala sekolah dari masing-masing lembaga. Sosialisasi ini meliputi pemaparan tujuan penelitian. Setelah pemaparan, masing-masing kepala sekolah yang bersedia untuk menjadi partisipan penelitian akan menunjuk 2 orang wakil yang akan mewakili lembaga PAUD tersebut dalam uji kompetensi guru di tahap 2. Dua orang wakil yang dikirim adalah satu orang guru lulusan S1 PAUD dan satu orang guru bukan lulusan S1 PAUD.

Tahap 2

(23)

kompetensi guru ini akan diujikan kepada 98 orang guru KB/ TK se-kecamatan Sidorejo (yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah untuk mewakili lembaga PAUD masing-masing pada saat sosialisasi tahap 1). Guru-guru tersebut dikumpulkan di suatu tempat dan waktu tertentu untuk menjawab naskah soal uji kompetensi guru.

Tahap 3

(24)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Subjek

Penelitian ini melibatkan 98 orang guru KB dan TK di kecamatan Sidorejo, Salatiga. Dari 98 orang yang terlibat, sebanyak 53 orang guru yang memiliki latar belakang pendidikan S1 Pendidikan Guru – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan sebanyak 45 orang guru KB/ TK yang latar belakang pendidikannya bukan S1 Pendidikan Guru – Pendidikan Anak Usia Dini (Non- PAUD).

Semua responden adalah perempuan dengan rentang usia antara 23 tahun hingga 59 tahun. Rata-rata usia responden adalah 38 tahun. Sebanyak 51 orang responden berusia dibawah rata-rata kelompok (38 tahun) dan sebanyak 47 orang responden yang berusia lebih dari rata-rata usia kelompok. Selanjutnya, rentang usia masa kerja ke-98 responden adalah 1 tahun hingga 36 tahun, dengan rata-rata masa kerja adalah 12 tahun. Sebanyak 69 responden memiliki masa kerja dibawah rata-rata kelompok (12 tahun), dan sebanyak 28 orang

responden yang memiliki masa kerja diatas rata-rata kelompok.

5.2. Alur Penelitian

Pada tahap awal penelitian, tim peneliti mengembangkan item-item pertanyaan yang merupakan turunan dari konsep “pengetahuan dan kompetensi pedagogik”. Selanjutnya, tim peneliti menghasilkan 50 item pertanyaan yang mewakili empat sub variabel turunan dari konsep tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian diujikan kepada responden untuk mengetahui tingkat reliabilitas dan validitas serta keterbacaan setiap item. Uji ini dilakukan sebanyak dua kali karena pada uji pertama masih ditemukan ketidakvalidan beberapa item pertanyaan. Item pertanyaan tersebut kemudian direvisi dan diganti untuk kemudian diujikan kembali.

Setelah isntrumen pertanyaan siap, tim peneliti melakukan sosialisasi penelitian terhadap semua lembaga KB/ TK yang ada di kecamatan Sidorejo yang terdata di data pokok pendidikan

(dapodik) online. Dari hasil paparan tersebut, kemudian masing-masing lembaga mengirim perwakilan

dua guru untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Kriteria wakil yang dikirim adalah satu guru yang

merupakan lulusan S1 PAUD dan satu orang lainnya lulusan non PAUD (S1 bidang studi lain). Namun,

ada beberapa sekolah yang sudah semua gurunya lulusan S1 PAUD sehingga pada akhirnya didapatkan

(25)

berasal dari S1 non-PAUD. Hasil jawaban kuisioner kemudian diinput dan dianalisa menggunakan

statistik parametris. Uji yang digunakan adalah uji t-tes dua sampel independen.

5.3. Hasil Analisis

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada beda kompetensi antara guru PAUD yang lulusan S1 PAUD dengan guru PAUD yang lulusan S1 non-PAUD. Hasil nilai rata-rata kelompok guru yang lulusan S1 PAUD adalah 75,21 sedangkan nilai rata-rata kelompok guru yang lulusan S1 non- PAUD adalah 74,27. Meskipun nilai rata-rata kelompok guru lulusan S1 PAUD lebih tinggi, tetapi beda nilai rata-ratanya tidak besar, hanya sebesar 0,8.

Tabel 2. Nilai Rata-rata Uji Kompetensi Pedagogik Dua Kelompok Guru Group Statistics

jurusan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

nilai NON PAUD 45 74,2667 9,19090 1,37010

PAUD 53 75,2075 12,58411 1,72856

Selanjutnya, nilai uji kompetensi pedagogik kedua kelompok sampel diuji dengan menggunakan uji t. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi sebesar 0, 678. Nilai tersebut > 0,05 yang menyatakan H0 diterima. Artinya adalah tidak ada beda nyata nilai uji kompetensi pedagogik kelompok guru yang lulusan S1 PAUD dengan kelompok guru yang lulusan S1 non PAUD

Tabel 3. Hasil Uji t Dua Kelompok Sampel

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

(26)

Seperti yang telah didiskusikan di awal, komponen pedagogik terbagi menjadi 4 sub-item yaitu sub-sub-item perencanaan pembelajaran (indikator 1), sub-sub-item pelaksanaan

pembelajaran (indikator 2), sub-item evaluasi pembelajaran (indikator 3), dan sub-item pengetahuan perkembangan anak usia dini. Untuk mengetahui nilai rata-rata dari kompetensi pedagogik masing-masing sub item digunakanlah uji statistik deskriptif. Uji statistik

deskriptif ini memuat 3 indikator (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi), sedangkan sub item pengetahuan perkembangan anak terlebur dalam masing-masing sub-item. Hasil uji statistic deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata nilai tertinggi ada pada sub-item evaluasi pembelajaran (80,61) dan nilai terendah ada pada sub-item perencanaan pembelajaran (75,17). Namun demikian, ketiga sub item perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran memiliki nilai rata-rata di atas 75.

Tabel 4. Tabel Deskriptif Sub-Item Kompetensi Pedagogik Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence

Untuk mengetahui apakah ada beda antara ketiga kelompok sub-item, digunakanlah uji Anova (uji f). Uji f adalah uji untuk membandingkan lebih dari dua kelompok sampel. Hasil uji f menunjukan nilai sig sebesar 0, 058 yang artinya tidak ada beda nyata pengetahuan guru terhadap pengetahuan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pembelajaran.

Tabel 5. Uji Anova antar Sub-Item Kompetensi Pedagogik ANOVA

nilai_indikator

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 1451,236 2 725,618 2,874 ,058

Within Groups 73463,224 291 252,451

(27)

5.4. Pembahasan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 98 responden, jumlah tersebut diambil dari 40% jumlah 245 populasi. Responden dibagi menjadi dua kategori yaitu responden yang lulusan Sarjana PG-PAUD 53 orang, sedangkan yang lulusan Sarjana non PG-PAUD sebanyak 45 orang.

Berdasarkan hasil dari penelitian kemudian diadakan analisis yang merupakan pengolahan lebih lanjut dari hasil uji hipotesis. Dalam analisis ini akan dibuat semacam interpretasi dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji-t, apakah hasil perhitungan terletak di daerah penerimaan H0 atau penolakan H0. Berdasarkan hasil uji-t pada variabel latar belakang pendidikan terhadap nilai didapatkan t= 0,416 dengan Value = 0,678 yang lebih besar dari α= 0,05. Hal ini membuktikan bahwa terjadi penerimaan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel latar belakang pendidikan tersebut memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai hasil uji kompetensi. Selain itu berdasarkan uji-t variabel masa kerja terhadap nilai didapatkan t= 0,009 dengan Value = 0,993 yang lebih besar dari α= 0,05. Hal ini membuktikan bahwa terjadi penerimaan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel masa kerja tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai hasil uji kompetensi.

Selain data dari hasil uji-t, peneliti juga melakukan observasi dan wawancara terhadap responden penelitian. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada responden yang membuat hasil uji-t tidak memiliki pengaruh yang signifikan baik dari variabel latar belakang pendidikan dan masa kerja terhadap nilai adalah sikap responden terhadap rekan sejawat. Responden yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana PG-PAUD memiliki sikap positif dengan cara berbagi pengetahuan dan pengalaman selama berkuliah kepada rekan sejawat yang non Sarjana PG-PAUD. Hal tersebut sangat menolong responden dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Hasil temuan tersebut sejalan dengan teori pembelajaran konstruktivisme menurut Vygotsky.

(28)
(29)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata antara kelompok guru yang lulusan S1 PAUD dan non S1 PAUD dalam hal komptensi pedagogik. Hal ini cukup bertolak belakang dengan pandangan publik yang selama ini menganggap bahwa kualifikasi akademik akan berpengaruh terhadap kompetensi-kompetensi guru PAUD. Temuan ini unik dan perlu dilanjutkan ke penelitian selanjutnya: mereplikasi di daerah lain atau melanjutkan dengan studi kualitatif untuk mendalami hal-hal apa yang berkontribusi terhadap peningkatan kemampuan pedagogik kelompok guru lulusan S1 non PAUD di kecamatan Sidorejo tersebut. Beberapa hal yang diduga berpengaruh terhadap kemampuan pedagogik guru-guru lulusan S1 non PAUD berdasar hasil diskusi tim peneliti adalah terjadinya transfer knowledge dalam suatu lembaga layanan PAUD. Dalam pelaksanaan pelayanan dalam sebuah lembaga PAUD, guru-guru saling berdiskusi, baik formal maupun informal, antar rekan sejawat tentang hal-hal yang terkait dengan pembelajaran (pedagogik). Hal tersebut sesuai dengan teori Vygotsky bahwa belajar dapat terjadi melalui rekan sebaya yang lebih ahli.

6.2. Saran

1. Bagi calon pendidik AUD

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pendidik/ guru PAUD yang sudah berkecimpung di dunia PAUD, walaupun kualifikasi akademiknya mungkin tidak sesuai dengan standar nasional untuk tetap aktif belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan pedagogiknya secara mandiri. Temuan ini menunjukkan bahwa belajar tidak hanya dapat terjadi di ruang kelas dan di bawah naungan lembaga pendidikan resmi saja, tetapi yang lebih penting adalah keinginan untuk menjadi mannusia pembelajar dimana saja dan kapan saja, terutama di masa sekarang ini dimana sumber informasi sudah semakin banyak dan beragam. 2. Bagi lembaga PAUD

Hasil penelitian ini memberi inspirasi bagi lembaga PAUD untuk tetap melakukan upaya peningkatan kompetensi pedagogik secara berkelanjutan. Meskipun lembaga memiliki guru yang lulusan S1 non PAUD, bukan berarti bahwa mereka tertinggal secara kompetensi, asalkan kesempatan belajar selalu diberikan dan difasilitasi.

(30)
(31)

DAFTAR PUSTAKA

Barnet, W. S. (2003). Better preschools: Student achievement linked to teacher qualifications. New Jersey: NIEER.

Belsky, J., Vandell, D.L., Burchinal, M., Clarke-Stewart, K.A., McCartney, K., Owen, T., & The NICHD Early Child Care Research Network. (2007). Are there long-term effects of early child care? Child Development, 78(2), 681-701. Retrieved from

http://onlinelibrary.wiley.com.

Berk, L.E. (2009). Child development (8th edn). Boston, MA: Pearson International. Child Australia. (n.d).What is pedagogy? How does it influence our practice?. Retrieved

January 28, 2015, from https://childaustralia.org.au/Documents-%281%29/CA-Statement-Pedagogy.aspx.

Choy, D., Wong, A. F. L., Lim, K. M., & Chong, S. (2013). Beginning teachers’ perceptions of their pedagogical knowledge and skills in teaching: A three year study. Australian Journal of Teacher Education, 38 (5), 68-79.

Darling-Hammond, L., (2000). How teacher education matters. Journal of Teacher Education, 51(3), 166-173.

Hill, H. C., Ball, D. L., & Schilling, S. G. (2008). Unpacking pedagogical content knowledge: Conceptualizing and measuring teachers’ topic-specific knowledge of students.

Journal for Reseach in Mathematics Education, 39 (4), 372-400.

Hyson, M., & Tomlinson, H.B. (2014). The early years matter: Education, care, and the well-being of children, birth to 8. New York, NY: Teachers College Press.

Jay, J., Knaus, M., & Hesterman, S. (2014). High-quality early childhood education in the early years of school. Every Child, 20(3), 22-23. Retrieved from

http://search.informit.com.au.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014a). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014b). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini.

Koehler, M. J., & Mishra, P. (2009). What is technological pedagogical content knowledge. Contemporary issues in technology and teacher education, 9(1), 60-70.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan: Jenis, metode dan prosedur. Jakarta: Prenada Media Grup.

(32)
(33)
(34)

LAMPIRAN 1 NASKAH SOAL UJI KOMPETENSI GURU

Kuisioner Pengetahuan Seputar PAUD

Nama lengkap :

Tempat, tanggal lahir :

Usia saat ini :

Jenis Kelamin :

Lama bekerja di lembaga PAUD :

Riwayat Pendidikan (mulai dari SMA)

Nomor Jenjang Pendidikan Bidang Studi Tahun masuk/ tahun

lulus

1.

2.

(35)

Kuisioner Pengetahuan Seputar PAUD

1. Manakah aktivitas/ kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan ketrampilan motorik halus anak usia2 tahun?

a. Mewarnai gambar (buah-buahan, binatang, dan sebagainya) b. Mencoret-coret kertas kosong dengan pensil warna/ crayon c. Menari bersama mengikuti lagu-lagu anak

d. Menggunting berbagai gambar (buah-buahan, binatang, dan sebagainya)

2. Manakah kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak usia 4 tahun?

a. Meminta anak merangkai potongan-potongan kata menjadi sebuah kalimat b. Meminta anak bermain peran sesuai tema pembelajaran hari tersebut c. Meminta anak menggunting dan menempel berbagai gambar

d. Meminta anak menulis karangan tentang anggota keluarganya

3. Bentuk kegiatan pembelajaran untuk melatih kemandirian anak usia 4tahu adalah…….. a. Melatih anak untuk mengikat tali sepatunya sendiri

b. Meminta anak untuk berdoa saat akan memulai dan mengakhiri pembelajaran c. Membiasakan anak memberi salam ketika masuk dan keluar rumah

d. Meminta anak untuk berbagi dengan teman

4. Perkembangan sosial anak usia 2-3 tahun masih bersifat individual. Maka bentuk kegiatan yang paling tidaksesuai adalah…….

a. Bermain puzzle b. Menyusun balok c. Lomba lari estafet

d. Bermain play-dough

5. Seorang guru merencanakan sebuah pembelajaran dengan tujuan mengembangkan motorik halus anakusia 5-6 tahun melalui kegiatan meronce manic-manik. Manakah dari anak-anak berikut ini yang sekiranya paling kesulitan mencapai tujuan pembelajaran tersebut? a. Anak dengan diagnosis ADHD

b. Anak dengan diagnosis cerebral palsy

c. Anak dengan diagnosis lambat belajar

(36)

6. Seorang guru merencanakan sebuah pembelajaran dengan tujuan mengembangkan kemampuan berpikir abstrak anak usia 4-5 tahun melalui kegiatan bermain peran dan menggambar. Manakah dari anak-anak berikut ini yang sekiranya paling kesulitan mencapai tujuan pembelajaran

tersebut?

a. Seorang anak tuna grahita b. Seorang anak tuna daksa

c. Seorang anak penderita disleksia d. Seorang anak penderita AD/HD

7. Pendidik sebaiknya tidak membandingkan tingkat penguasaan terhadap suatu ketrampilan a tara a ak satu de ga a ak ya g lai kare a setiap a ak e iliki per edaa ….

a. Pola perkembangan b. Kewajiban belajar c. Kesempatan belajar d. Tempo perkembangan

8. Dalam kegiatan mewarnai gambar di kelas TK B, ada seorang anak yang sering mewarnai gambar melewati/ keluar garis, menyisakan bagian putih yang belum diwarnai, dan hasi pewarnaan gambar kurang tebal. Oleh karena itu berikut ini adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan guru kelas tersebut untuk membantu anak tersebut, kecuali…..

a. Memberi kesempatan anak untuk melatih otot tangan melalui coretan bebas

b. Berkomunikasi dengan orang tuanya agar di rumah diperbanyak kesempatan melatih motorik halusnya

c. Mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan lain dan tidak perlu mengikuti kegiatan mewarnai lagi

d. Memberi kesempatan anak untuk mewarnai gambar yang sederhana Soal untuk nomor 9 sampai 11

Berikut ini adalah kegiatan pembelajaran dengan tema alat transportasi dan sub tema kereta api yang ditulis oleh seorang guru

Hari ke-1 Guru mengajak anak ke sebuah stasiun tua dan meminta anak-anak mengamati sebuah kereta yang sudah tidak beroperasi lagi. Guru mengajak anak mengamati gerbong luar, gerbong bagian dalam, lokomotif, dan rel kereta. Guru juga mengajukan berbagai pertanyaan dan memberi kesempatan anak untuk bertanya.

(37)

9. Berdasarkan aktivitas/ kegiatan tersebut, metode pembelajaran apa yang digunakan oleh guru? a. Eksperimen dan demonstrasi

b. Proyek dan demonstrasi

c. Karyawisata dan bermain peran d. Pemberian tugas dan karyawisata

10. Pendekatan saintifik apa yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tersebut? a. Mengamati, menanya, dan mengkomunikasikan

b. Menalar dan mengumpulkan informasi c. Bereksperimen dan proyek

d. Jawaban a dan b benar

11. Jika pada hari ketiga guru hendak mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar anak dapat memahami prosedur naik kereta, maka metode apa yang paling optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut?

a. Demonstrasi dan eksperimen b. Demonstrasi dan bercakap-cakap c. Bermain peran dan karyawisata d. Demonstrasi dan bermain peran

12. Seorang guru hendak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, kemampuan berekpresi, kemampuan berbahasa, dan kemampuan bekerja sama anak yang diinspirasi dari tokoh/ benda dari cerita maupun kehidupan sehari-hari. Metode apa yang dapat digunakan oleh guru

tersebut? a. Demonstrasi b. Bercerita c. Bermain peran d. Pemberian tugas

13. Kriteria yang paling tepat untuk pemilihan media/ material/ alat untuk pembelajaran antara lai …

a. Media/ material yang mahal agar awet digunakan

b. Media elektronik agar anak dapat mengikuti perkembangan teknologi c. Media/ material yang bersumber dari lingkungan sekitar

d. Media/ material yang dibuat oleh tenaga ahli pendidikan

14. Tergolong permainan edukatif apakah permainan balok-balok, Lego, pasir, kertas, batu, kayu, atau kaleng-kaleng?

a. Permainan konstruktif b. Permainan motorik c. Permainan ilusi

(38)

15. Berikut ini adalah material/ bahan/ alat yang dapat digunakan untuk melatih motorik halus anak,

kecuali

a. Clay/ play dough dan manik-manik b. Sepeda dan kertas

c. Pasir dan kertas d. Lego dan balok

16. Berikut ini adalah kegiatan pembelajaran yang berfokus untuk mengembangkan berpikir abstrak pada anak, kecuali….

a. Menggambar b. Mendongeng

c. Membuat sate buah bersama d. Bermain peran

17. Pembelajaran yang paling efektif bagi anak usia dini adalah pembelajaran dengan cara.... a. Rangsangan melalui kegiatan senam ringan

b. Pengenalan simbol-simbol dalam kehidupan sehari-hari c. Bermain

d. Bernyanyi dan menari

18. Ma akah kegiata pe elajara PAUD di awah i i ya g sesuai de ga te a ke u u ga dan menggunakan prinsip bermain?

a. Ber ya yi lagu Lihat ke u ku se ara ersa a-sama di sentra musik b. Membebaskan anak untuk memilih dan menanam bunga di sentra alam c. Kegiatan menulis nama-nama bunga di sentra persiapan

d. Kegiata elipat origa i u ga tulip secara bersama-sama di sentra seni 19. Manakah yang bukan termasuk prinsip pendekatan pembelajaran melalui bermain?

a. Pembelajaran harus menyenangkan

b. Pembelajaran harus menghasilkan sebuah produk akhir c. Pembelajaran harus melibatkan motivasi intrinsik anak d. Pembelajaran harus melibatkan artisipasi aktif anak

20. Berikut ini adalah faktor-faktor yang berperan penting dalam keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan bermain di dalam kelas,kecuali……

a. Guru kelas

b. Material pembelajaran yang ditata dengan baik untuk mengundang interaksi anak c. Keterlibatan orang tua

d. Waktu yang cukup untuk bereksplorasi

21. Seorang guru KB (usia 4 tahun) hendak mengembangkan kemampuan berhitung anak. Berikut ini adalah kegiatan pembelajaran yang paling sesuai untuk anak-a ak terse ut…..

a. Menggunakan batu-batuan sebagai alat bantu berhitung masing-masing anak b. Menempel gambar apel di papan tulis dan menghitung bersama – sama

(39)

22. Manakah penataan lingkungan belajar yang tidak mendukung prinsip pembelajaran melalui bermain?

a. Sebuah area bermain peran yang ditata menyerupai sebuah dapur: meja yang dilengkapi piring, sendok, dan keranjang buah; meja yang dilengkapi talenan dan pisau plastik.

b. Sebuah sentra bahan alam yang diberi beberapa baskom berisi air, sebuah mangkok plastik berisi aneka batu, sebuah mangkok plastik berisi aneka daun, sebuah mangkok plastik berisi paper clip, dan sebuah mangkok plastik berisi tanah.

c. Sebuah sudut latihan kehidupan praktis yang diberi sebuah meja, timbangan, dan bahan-bahan untuk ditimbang

d. Sebuah karpet kosong di tengah kelas yang dipersiapkan untuk tempat berkumpul anak saat guru membacakan buku cerita bergambar anak-anak.

23. Berikut ini adalah hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip penataan lingkungan belajar: a. Sebuah karpet yang diberi bak mandi bayi, sebuah boneka, dan sebuah tray berisi sabun,

sampo, dan sisir.

b. Rak-rak berisi aneka permainan yang sejajar dengan tinggi anak

c. Stop kontak di area dekat lantai untuk memudahkan anak yang ingin secara mandiri mengoperasikan teknologi

d. Penggunaan warna-warna terang di dinding untuk membangkitkan mood anak

24. Berikut ini adalah penataan lingkungan belajar yang mendukung prinsip pembelajaran melalui bermain, kecuali

a. Bak pasir yang diberi aneka bola berwarna

b. Sudut matematika dengan beberapa meja kosong yang diberi kursi mengelilingi meja tersebut

c. Sentra memasak yang diberi timbangan, semangkok besar tepung, seteko air, dan aneka sendok dalam berbagai ukuran

d. Sentra bahan alam yang diberi sebuah meja berisikan kertas kosong, beberapa kuas, palet berisi aneka warna, dan sebuah miniatur rumah di tengahnya.

25. Seorang anak TK B menolak bergabung ke dalam kelompoknya untuk menggabungkan potongan puzzle yang perlu diselesaikan melalui kerja kelompok. Bagaimana sebaiknya sikap guru

tersebut?

a. Me jadika a ak terse ut se agai o toh a ak ya g sulit ekerja sa a di depa kelas supaya anak lain tidak mengikuti perilaku anak tersebut

b. Menanyakan alasan anak mengapa enggan bekerja di dalam kelompok dan memberi kesempatan anak tersebut menyelesaikan puzzle secara perorangan

c. Mengatakan pada anak tersebut bahwa ia akan mendapat nilai jelek karena tidak mau bekerja sama dengan temannya

(40)

26. Terkadang guru hanya menekankan kepatuhan saja saat melatih disiplin anak. Hal ini

mengadung sisi negatif karena kepatuhan didasarkan rasa takut terhadap hukuman atau rasa i gi e dapat pujia saja. Oleh kare a itu se aik ya kedisipli a didasarka pada….

a. Keharusan anak untuk mematuhinya b. Kepentingan anak untuk menyikapinya c. Kesadaran anak untuk melakukannya d. Kebiasaan anak untuk meresponnya

27. Dalam sebuah kelas berjumlah 20 orang anak, seorang guru KB (usia 2-3 tahun) melakukan kegiatan pembelajaran e uat es jeruk . ‘e a a kegiata ya eliputi e oto g da uah jeruk. Manakah strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk diterapkan supaya anak dapat mengalami pembelajaran yang bermakna?

a. Memilih beberapa anak secara acak untuk mendemonstrasikan memeras jeruk di depan kelas

b. Melakukan kegiatan secara kelompok besar lalu meminta anak untuk maju satu persatu untuk bergantian memeras buah jeruk

c. Membagi anak ke dalam 4 kelompok dan guru berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memantau kegiatan

d. Mendemonstrasikan seluruh kegiatan pembelajaran di depan kelas dan membagikan hasil perasan jeruk kepada semua anak di kelas.

28. Dalam sebuah kelas TK B, ada seorang anak yang sulit duduk diam, suka berjalan-jalan saat tugas mandiri, suka mengobrol dan mengomentari pekerjaan teman lain, dan selalu tidak dapat menyelesaikan tugas dari guru. Manakah strategi yang paling tidak sesuai untuk membantu anak tersebut supaya dapat mencapai tujuan pembelajaran?

a. Melatih rentang konsentrasi anak secara bertahap

b. Mengurangi metode penugasan dan memperbanyak metode bermain di kelas

c. Mengirim anak tersebut ke guru konseling supaya dinasehati tentang pentingya menjadi anak yang patuh di kelas

d. Menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan anak lain untuk mencapai tujuan yang sama

29. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi evaluasi pembelajaran bagi guru PAUD, kecuali... a. Memperbaiki umpan balik untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran

b. Pertimbangan untuk melakukan kegiatan pembimbingan terhadap anak didik agar fisik, kognitif, dan sosial-emosionalnya dapat tumbuh berkembang secara optimal

c. Informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak sebagai bentuk pertanggungjawaban lembaga PAUD

(41)

30. Pada masa lalu, banyak penilaian pembelajaran yang dilakukan hanya waktu-waktu tertentu, seperti misalnya hanya pada saat tengah semester dan akhir semester. Akibatnya hasil penilaian tersebut tidak dapat memberikan gambaran pertumbuhan dan perkembangan anak secara tepat. Pelaksanaan penilaian yang demikian tidak sesuai dengan prinsip penilaian yang mana? a. Prinsip menyeluruh

b. Prinsip berkesinambungan c. Prinsip akuntabel

d. Prinsip kebermaknaan

31. Berikut ini adalah beberapa teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan anak didik...

a. Pengamatan, percakapan, dan demonstrasi b. Observasi, demonstrasi, dan penugasan c. Portofolio, pencatataan anekdot, eksperimen

d. Pecatatan anekdot, percakapan, penilaian hasil karya

32. Dalam sebuah kegiatan pembelajaran berhitung 1 – 10 di kelas TK A (5 tahun) menggunakan berbagai bahan alam seperti batu, bunga, dan dedaunan, ada seorang anak bernama Doni yang belum dapat menghitung lancar angka 1 – 5. Oleh karena itu, pada keesokan harinya guru kelas merencanakan pembelajaran berhitung 1- 5 untuk Doni dan untuk anak lain berhitung 1 – 20. Guru tersebut telah melaksanakan prinsip penilaian...

a. Prinsip transparan b. Prinsip kebermaknaan c. Prinsip sistematis d. Prinsip akuntabel

33. Suatu hari guru KB (usia 3-4 tahun) mencatat peristiwa berikut: Rista mengambil crayon bewarna biru dan mencoret-coretkannya pada gambar atap rumah. Kemudian Cila yang ada di sebelahnya

erkata pi ja kuning kepada ‘ista. Rista mengambil crayon merah lalu erkata i i . Cila mengambil crayon merah tersebut dan mencoretkannya pada kertas gambarnya.

Dari catatan observasi tersebut, pembelajaran yang dapat direncanakan oleh guru KB tersebut untuk keesokan harinya dengan tema buah-buahan adalah...

(42)

34. Mila mengikuti pembelajaran di area seni. Ia melukis pelangi. Pertama ia mengoleskan warna merah, kuning, dan hijau. Ia lalu menambahkan warna putih pada warna merah dan berkata

lihat u, jadi pi k . Mila asyik e a pur er agai war a da e goleska ya pada kertas gambarnya. Saat guru berkata bahwa tiba saatnya mereka menjemur kertas lukis mereka, Mila mengambil jepit dan menggantung kertas lukisnya. Selanjutnya guru memiinta anak-anak untuk membereskan kuas dan peralatan lukis lain, namun Mila menuju rak balok dan bermain balok ketika teman lain sibuk berberes.

Dari catatan anekdot tersebut, kompetensi dasar apakah apakah yang perlu dikembangkan lebih lanjut dari diri Mila?

a. Perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri b. Perilaku yang mencerminkan sikap kreatif

c. Perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab d. Perilaku yang memncerminkan sikap kemandirian

35. Dari hasil evaluasi penilaian Aldo, guru menyimpulkan bahwa Aldo mampu bertanya secara sederhana, dapat menanggapi pertanyaan guru dengan bahasa sederhana, mampu berbagi mainan saat kegiatan berkelompok, tetapi selalu menolak untuk maju dan menceritakan hasil karya di depan kelas.

Berdasar hal tersebut, kompetensi dasar apakah yang perlu dikembangkan lebih lanjut pada diri Aldo?

a. Perilaku yang mencerminkan kemandirian b. Perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri c. Kemampuan memahami bahasa reseptif

d. Kemampuan mengenali emosi diri dan orang lain

36. Seorang guru menganalisa portofolio anak bernama Yovi. Dalam portofolio tersebut terdapat kumpulan gambar Yovi

Gambar 1 (27 feb): Gambar dua buah mobil ertuliska odil Gambar 2 (3 mar): Ga ar dua ora g ertuliska ayah da u da

Dari pengamatan portofolio tersebut, kompetensi dasar yang dapat teramati adalah... a. Anak mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya

b. Anak mengenal keaksaraan awal melalui bermain c. Anak memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri d. Jawaban a dan b benar

37. Pada usia tiga tahun, anak diharapkan mampu mengayuh sepeda roda tiga. Pernyataan tersebut erupaka sta dar perke a ga dala aspek….

a. Nilai agama dan moral b. Fisik - motorik

(43)

38. Ketrampilan otorik adalah…..

a. Gerakan yang dilakukan seluruh tubuh

b. Perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh c. Berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot

d. Hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem di dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

39. Perkembangan fisik anak dapat diukur dari beberapa hal di bawah ini, kecuali……. a. Berat badan

b. Tinggi badan

c. Ketrampilan motoriknya d. Kemampuan berhitungnya

40. Di bawah ini adalah hal-hal yang termasuk dalam aspek perke a ga otorik halus…. a. Menendang bola, berlari, melompat

b. Menggunting kertas, menari, menulis

c. Mewarnai gambar, meremas-remas adonan kue, meronce manik-manik d. Menangkap bola, menaiki tangga, merobek-robek kertas

41. Pada usia lima tahun, anak diharapkan mampu memahami berbagai konsep berpikir sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan tersebut merupakan standar perkembangan dalam aspek…

a. Nilai agama dan moral b. Fisik - motorik

c. Sosial dan emosional d. Kognitif

42. Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik umum perkembangan anak usia 4-5 tahun,

kecuali

a. Dapat berhitung dari 1 - 10

b. Mengetahui warna -warna utama dan namanya c. Dapat membaca jam dan menit jam dinding

d. Dapat membedakan kalimat perintah, pertanyaan, dan ajakan

43. Menurut Jean Piaget, anak TK berada pada tahap perke a ga kog itif…… a. Sensori motor

(44)

44. Kegiatan pembelajaran berikut ini dimaksudkan untuk mengembangkan aspek kognitif,

kecuali….

a. Membedakan benda yang berat dan ringan

b. Mengurutkan pola sederhana berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran c. Meniru gerakan binatang, pohon, dan benda-benda sekitar

d. Menceritakan arah dari rumah ke sekolah

45. Pada kisaran usia enam tahun, anak diharapkan mulai belajar membedakan perilaku baik dan buruk, seperti misalnya tidak mencuri barang milik teman. Pernyataan tersebut merupakan sta dar perke a ga dala aspek…

a. Nilai agama dan moral b. Fisik - motorik

c. Sosial dan emosional d. Kognitif

46. Seorang anak usia lima tahun berkali-kali menghindar ketika didekati oleh temannya dan ia cenderung ingin menyendiri. Perilaku tersebut merupakan masalah pada aspek

perke a ga …….

a. Nilai agama dan moral b. Fisik - motorik

c. Sosial dan emosional d. Kognitif

47. Berikut ini merupakan bentuk tingkah laku sosial pada anak, kecuali…. a. Simpati

b. Kerjasama c. Komunikasi d. Logika matematika

48. Seorang anak memiliki ciri-ciri tidak bahagia, kurang percaya diri, sering cemas, dan bertindak agresif ketika merasa frustasi. Dapat diduga bahwa anak ini mengalami pola asuh yang do i a ….

(45)

50. Terdapat tiga je is laya a PAUD erdasar usia, yaitu… a. TPA, KB, dan TK

b. Pos PAUD, playgroup dan TK c. SPS, KB, dan TK

(46)

LAMPIRAN 2

Curriculum Vitae (CV) Peneliti

1. Identitas Diri

Nama Lengkap : Maria Melita Rahardjo, S.P., M.Teach(EC) Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 7 Mei 1985

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Jl. Keruing II/121, Banyumanik, Semarang

HP : 08975 089 075

Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Satya Wacana Alamat Kantor : Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711 No. Telepon/ Faks : (0298) 321212/ (0298) 321433

Alamat email : maria.melita@staff.uksw.edu

2. Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi No Program

Pendidikan

Perguruan Tinggi Gelar Akademik

Tahun Lulus

Bidang Ilmu

1 Sarjana (S1) Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

S.P. 2008 Budidaya Pertanian (Agronomi) 2 Magister (S2) University of South

Australia

M. Teach (EC)

2013 Guru Anak Usia Dini

3. Bidang Keahlian (Pengajaran)

(47)

3. Pengembangan Kurikulum Kelas Inklusi 4. Pendidikan Inklusi

(48)

LAMPIRAN 2

Curriculum Vitae (CV) Peneliti

1. Identitas Diri

Nama Lengkap : Lanny Wijayaningsih, S.Pd., M.Pd. Tempat, Tanggal Lahir : Yogyajarta, 15 Januari 1964

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Jl. Merdeka Utara I/ C1, Salatiga

HP : 081 325 602

Agama : Katholik

NIP : -

NIDN : 0615016401

Golongan/ pangkat : III/b – Penata Muda Tingkat I Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

Jabatan Struktural : -

Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Satya Wacana Alamat Kantor : Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711 No. Telepon/ Faks : (0298) 321212/ (0298) 321433

Alamat email : lanny.wijayaningsih@yahoo.com

2. Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi No Program

Pendidikan

Perguruan Tinggi Gelar Akademik

Tahun Lulus

Bidang Ilmu

1 Sarjana (S1) Universitas Negeri Semarang

S.Pd. 2002 Bahasa Inggris

2 Magister (S2) Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

M.Pd. 2006 Manajemen Pendidikan

3. Bidang Keahlian (Pengajaran) 1. Profesi Pendidik

(49)

3. Penataan Lingkungan Belajar 4. Bermain dan Permainan 5. Asesmen

(50)

LAMPIRAN 2

Curriculum Vitae (CV) Peneliti

1. Identitas Diri

Nama Lengkap : Ajeng Ayu Widiastuti, S.S., M.A. Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 25 Maret 1985

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Green Paradise Regency Blok B no 13, Salatiga

HP : 0857 2979 0028

Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Satya Wacana Alamat Kantor : Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711 No. Telepon/ Faks : (0298) 321212/ (0298) 321433

Alamat email : aj_widya@yahoo.com

2. Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi No Program

Pendidikan

Perguruan Tinggi Gelar Akademik

Tahun Lulus

Bidang Ilmu

1 Sarjana (S1) Universitas Petra, Surabaya

S.S. 2008 Sastra Inggris

2 Magister (S2) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

M.A. 2011 Psikologi Perkembangan

3. Bidang Keahlian (Pengajaran) 1. Psikologi Peserta Didik 2. ABK

3. Terapi ABK

(51)

Gambar

Gambar 2. Konstruk Item Kompetensi Pedagogik
Tabel 2. Nilai Rata-rata Uji Kompetensi Pedagogik Dua Kelompok Guru
Tabel 4. Tabel Deskriptif Sub-Item Kompetensi Pedagogik
gambar kurang tebal. Oleh karena itu berikut ini adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuannya adalah mempelajari cara mengkontruksi fungsi Likelihood model ARIMA (1, 1, 0) Box – Jenkins, selanjutnya menentukan estimator parameter-parameter yang ada pada

Hal ini yang memancing media massa untuk beramai-ramai menyampaikan informasi, tidak terkecuali media online suara-islam.com. Seperti halnya buletin Jumat Al-Islam,

Title Sub Title Author Publisher Publication year Jtitle Abstract Notes Genre URL.. Powered by

Pada pengujian ini dilakukan penalaan PID secara trial and Error yaitu dengan memberikan parameter gain kontroller secara acak, sehingga dari pemberian gain tersebut

Dari perbandingan kedua sistem tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem tertutup dengan menggunakan tungku kupola jelas mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada tema peristiwa alam sub tema musim penghujan melalui pendekatan saintifik dan model pembelajaran

pada awal hasil produksi mengandung variabel yang sama dengan ruas kiri.. STMIK GI MDP Diktat Teori Bahasa dan Automata Hal 89. Produksi yang rekursif kanan menyebabkan

Pengujian dilakukan dengan cara mengaplikasikan anyaman bambu sebagai tulangan panel beton pracetak, dari hasil yang diperoleh nantinya, dapat diketahui pengaruh pola