• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ambang Dengar Lansia Penderita Presbikusis di Panti Jompo Kota Medan dan Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ambang Dengar Lansia Penderita Presbikusis di Panti Jompo Kota Medan dan Binjai"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRAK

Latar Belakang: Presbikusis merupakan gangguan pendengaran sensorineural pada usia lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi pada kedua sisi telinga. Ketidakmampuan untuk mendengar pembicaraan dan mengontrol suaranya sendiri dapat mengganggu komunikasi dan membuat penderita tuli akan bertingkah laku seperti orang bodoh, yang akhirnya dapat menyebabkan depresi. Angka kejadian presbikusis di Indonesia adalah 2,6 %. Tujuan: Mengetahui ambang dengar lansia penderita presbikusis di panti jompo kota Medan dan Binjai, serta distribusi frekuensinya berdasarkan usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit sistemik.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel adalah 37 orang, teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Data yang digunakan adalah data hasil wawancara dengan lansia dan pengukuran ambang dengar dengan mengunakan alat audiometri. Data ini kemudian dianalisis dengan menggunakan program komputerisasi.

Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan lansia penderita presbikusis paling banyak pada usia 60-69 dan 70-79 tahun, yaitu masing-masing 15 orang (40,5%), jenis kelamin perempuan (70,3%), dan mempunyai riwayat penyakit sistemik (51,4%). Ambang dengar lansia penderita presbikusis paling banyak pada derajat ketulian sedang berat, yaitu 62,78 dB pada telinga kanan dan 59,65 dB pada telinga kiri. Kesimpulan: Presbikusis pada lansia di panti jompo Kota Medan dan Binjai paling banyak terdapat pada usia 60-69 dan 70-79 tahun, jenis kelamin perempuan, dan mempunyai riwayat penyakit sistemik.

Kata kunci: ambang dengar, lansia, audiometri

(2)

iii

ABSTRACT

Background: Presbycusis is a sensoryneural hearing loss in elderly people

caused by degeneration process hearing organ that occur on both of the ear. Inability to hear conversation and control their own voice can disrupt communications and make them would behave like a fool, which can lead to depression. Therefore, it is necessary to know the hearing threshold of elderly people with presbycusis as the first step in prevention to the public.

Objective: Knowing the hearing threshold of elderly people who has presbycusis

in nursing home in Medan and Binjai city, as well as the frequency distribution by age, sex, and history of systemic disease.

Method: This research is a descriptive study with cross sectional design. The

number of sample is 37, with total sampling. Data used is data from interviews with elderly and the hearing threshold measurement by using audiometry. This data is then analyzed using a computerized program.

Result: From the research, the most widely elderly people who has presbycusis in

in 60-69 and 70-79 years old, respectively15 people (40,5%), female gender (70,3%), and has history of systemic disease (51,4%). Hearing threshold of the elderly people with presbycusis, at most on the moderate severe hearing loss, which is 62,78dB on the right ear, and 59,65 dB in the left ear.

Conclusion: Presbycusis of elderly people who has presbycusis in nursing home

in Medan and Binjai city are the most widely in the age of 60-69 and 70-79 years old, female gender, and has history of systemic disease.

Key words: hearing threshold, elderly people, audiometry

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tingkat keparahan periodontal pada perempuan menopause di Panti Jompo Binjai dapat disimpulkan bahwa terdapat tingkat keparahan periodontal yang berbeda pada

Rata-rata DMFT lansia di Panti Jompo Guna Budi Bakti adalah 23,33±5,31 lebih tinggi dari pada lansia di Kecamatan Medan Area yaitu 16,70±8,28, hal ini mungkin disebabkan

skripsi dengan judul “ Gambaran Kebahagiaan (Happiness) Lansia yang tinggal di Panti Jompo (studi kasus di Pondok Lansia Al-Islah Malang) ”, sebagai salah satu syarat

Hasil Berdasarkan penelitian didapatkan lansia yang paling banyak menderita vertigo berdsarkan kelompok usia adalah pada kelompok usia 60-69 tahun, berdasarkan

Nui keng 60 tahun Perempuan Hipertensi Medan Positif (Perifer). Minah 80 tahun Perempuan DM Medan

Penyuluhan ini dilakukan pada semua lansia yang yang tinggal di panti jompo basilam yaitu sebanyak 25 lansia, yang dilakukan selama satu hari dengan menggunakan

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun pada Lansia dalam Mencegah Covid- 19 di Panti Jompo

diperoleh hasil olahan data kondisi psikologis lansia pada panti jompo Husnul Khotimah Pekanbaru sebagian besar sebanyak 22 (63%) dengan skor nilai 44 sampai 62