• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V A"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V-A KONSEP PESAWAT SEDERHANA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DI SDN

KUIN UTARA 4 BANJARMASIN

Annisa Meilida

E-mail: Annisa_meilida@yahoo.com

Abstract: This research aims to describe the implementation and improvement of teacher activity, students activity and students learning outcomes in science subject on Pesawat Sederhana model Problem Based Learning (PBL) and Number Head Together (NHT). Kind of research is Class Act Research (CAR). Subject were students in grade V-A SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin half of the school year 2014/2015. The result of this research is the application of Problem Based Learning (PBL) dan Number Head Together (NHT) could increase the activity of the teacher. Student activities and student learning outcomes in science subject Pesawat Sederhana materials grader V-A.classroom action research was conducted in two cycles and each cycle is an improvement based on the result of reflection from the previous cycle.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan dan peningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang pesawat sederhana menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Number Head Together (NHT). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas V A SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin tahun pelajaran 2014/2015 semester 2. Hasil penelitian ini adalah penerapan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Number Head Together (NHT), dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana siswa kelas VA SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus merupakan perbaikan yang didasarkan atas hasil refleksi dari siklus sebelumnya.

Kata kunci: Hasil Belajar, Konsep Pesawat Sederhana, Model Problem Based Learning (PBL) dan Number Head Together (NHT)

Pendidikan adalah suatu proses pembentukan diri seseorang untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya melalui proses pembelajaran, bimbingan dan latihan, untuk menyiapkan dirinya dimasa yang akan datang. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas manusia di kehidupan. Pendidikan dapat membantu perkembangan potensi dan kemampuan

yang bermanfaat bagi kepentingan hidupnya seseorang sebagai individu dan sebagai warga negara.

(2)

2

tanpa bantuan orang lain” (Suriansyah, 2011:1).

Di dalam proses pembelajaran, guru seharusnya mampu dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Selain itu, guru juga hendaknya dapat membuat pembelajaran menjadi bermakna dan membuat siswa senang dengan pembelajaran. Ada berbagai macam bidang pelajaran, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuna Alam (IPA).

IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimen yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Selanjutnya Winaputra mengemukakan bahwa “tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah” (Samatowa, 2011: 3).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V-A SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin pada tanggal 25 november 2014 jam 10 pagi, serta berdasarkan hasil nilai siswa kelas V-A di SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin pada tahun pelajaran 2009/2010, 2011/2012, 2013/2014 nilai siswa pada mata pelajaran IPA

masih rendah. Untuk nilai mata pelajaran IPA masih belum mencapai KKM (65). Pada tahun pelajaran 2009/2010 dari 42 siswa, hanya 23 (54,7%) siswa yang mencapai KKM, pada tahun pelajaran 2011/2012 dari 43 siswa, hanya 18 (41,8%) siswa yang mencapai KKM, sedangkan pada tahun 2013/2014 dari 40 siswa, hanya 19 (47,5%) siswa yang mencapai KKM. Pada Hal ini menunjukkan bahwa kenyataannya siswa kelas V-A SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin pada pembelajaran IPA khususnya konsep pesawat sederhana masih belum menguasai. Karena masih banyak siswa yang belum memahami konsep pesawat sederhana.

(3)

3 Duch menyatakan bahwa

“Problem Based Learning (PBL) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan” (Shoimin, 2014:130). Prinsip utama PBL adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah....Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu (Kurinasih dan berlin 2014:76).

Sedangkan model

pembelajaran Number Head Together (NHT) adalah metode pembelajaran yang menuntut keseriusan siswa dalam belajar. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Shoimin, 2014:107).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan mengangkat judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V-A Konsep Pesawat Sederhana Dengan Model Problem

Based Learning (PBL) Dan Number Head Together (NHT) Di SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendakatan jenis ini dilakukan mengacu dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk mengumpulkan data, serta meningkatkan dan memperbaiki kualitas belajar mengajar di kelas.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan

menggunakan logika

ilmiah….pendekatan kualitatif juga menggunakan dukungan data kuantitatif pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara berpikir formal dan argumentatif (Daryanto, 2012:4).

Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Rochiati “penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan (Kunandar, 2012:46).

(4)

4 pembelajaran di kelas. Penelitian

tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kawasan kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada (Sukarnyana dan Kasbolah, 2012:9).

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Agung yaitu “memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil pembelajaran atau pelatihan, menumbuhkan dan mengembangkan budaya meneliti oleh guru agar lebih proaktif mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran atau pelatihan, menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti oleh guru, khususnya dalam mencari solusi masalah-masalah pembelajaran atau pelatihan,dan meningkatkan kolaborasi antara guru dan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran (Maisyarah, 2014:63-64).

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) bervariasi, tetapi secara pokok adalah sebagai berikut : a. mengidentifikasi dan menganalisis masalah, b. merumuskan masalah, c. merumuskan hipotesis tindakan, d. membuat rencana tindakan dan pemantauannya, e. melaksanakan tindakan dan mengamatinya, f. mengolah dan menafsirkan data, g. analisis data, h. validasi data dan kredibilitas penelitian tindakan kelas, i. melaporkan hasil penelitian (Kunandar, 2012:82).

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V A SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin semester II tahun ajaran 2014/2015. Dengan jumlah siswa 33 orang siswa yang terdiri dari

21 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

Penetapan sekolah di SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin sebagai tempat penelitian disebabkan karena masih kurangnya karena diketahui rendahnya hasil belajar siswa yang berhubungan dengan mata pelajaran IPA tentang pesawat sederhana. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di kelas V-A SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin dan dari data nilai tahun-tahun sebelumnya banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65. Masalah hasil belajar IPA pada materi pesawat sederhana masih rendah dkarenakan anak kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, kurangnya penggunaan media yang menarik bagi siswa dan kurangnya penggunaan strategi atau model pembelajaran yang digunakan. Hal ini menjadi acuanpeneliti untuk memperbaiki serta meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA khususnya pada materi pesawat sederhana.

Jenis data yang digunakan dalam PTK meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. (1) Data Kualitatif adalah data yang diperoleh dari pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, (2) Data Kuantitatif adalah data yang diperoleh dari nilai tes hasil belajar siswa secara lisan yang diambil dari daftar nilai tes hasil belajar pada setiap pembelajaran.

(5)

5 kualitatif berupa hasil observasi siswa

maupun guru dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Number Head Together (NHT) dalam memecahkan permasalahan pembelajaran pada materi pesawat sederhana ternyata dapat mengahasilkan proses pembelajaran yang berkualitas. Temuan ini didasarkan adanya hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

dalam hal ini suatu pembelajaran akan berhasil dan tercapainya tujuan pembelajaran akan dipengaruhi oleh guru yang profesional serta memiliki kompetensi. Untuk menunjang proses pembelajaran di dalam kelas, tidak hanya guru yang harus memiliki kompetensi tetapi proses pembelajaran juga sangat mempengaruhi, dalam hal ini penliti menggunakan proses pembelajaran kooperatif atau kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/ tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa tau suku berbeda (heterogen) (Suriansyah dkk, 2014:256).

Dengan adanya pengelompokkan, siswa akan lebih aktif dan mudah dalam melaksanakan pembelajaran, dari pengelompokkan tersebut siswa akan termotivasi untuk bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah pada LKK. Selain itu, dalam pengelompokkan secara heterogen siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran karena adanya rasa saling mendukung, tenggang rasa dan

secara akademik guru dapat memanfaatkan siswa yang akademiknya lebih tinggi agar bisa membantu siswa yang akademiknya rendah.

Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada kedua pertemuan sudah berhasil dan pada siklus II guru meningkatkan pengelolaan terhadap proses pembelajaran baik halnya dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, langkah-langkah model serta pengelolaan kelas.

Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa aktivitas guru dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dan Number Head Together (NHT) ini semakin membaik dengan meningkatnya aktivitas siswa di setiap siklusnya. Aktivitas guru yang semakin meningkat juga didukung oleh beberapa penelitian yang relevan, yaitu hasil penelitian Siti Maisyarah (2014) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT).

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti pada siklus 1 pertemuan 1 memperoleh skor 28 dengan kategori “baik” kemudian pada pertemuan II meningkat skor meningkat menjadi 31 dengan kategori “baik”. pada siklus II pertemuan I mencapai skor 32 dengan kategori “baik”. Sedangkan pada pertemuan II aktivitas guru memperoleh skor 35 dengan kategori “sangat baik”.

(6)

6 Dari paparan diatas dapat diketahui

bahwa aktivitas guru dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dan Number Head Together (NHT) ini semakin membaik dengan meningkatnya aktivitas siswa di setiap siklusnya. Aktivitas guru yang semakin meningkat juga didukung oleh beberapa penelitian yang relevan, yaitu hasil penelitian Siti Maisyarah (2014) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT).

Menurut teori Vigotsky mengatakan bahwa ada dua implikasi dalam pembelajaran sains, pertama, dikehendakinya suasana kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing zone of proximal development mereka. Kedua, dalam pembelajaran menekankan scaffolding sehingga siswa semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri (Susanto, 2014:97).

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Trianto yaitu belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa. hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara ilmiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok akan mempengaruhi suksesnya kelompok (Maisyarah, 2014:141).

Lebih lanjut Ngalimun menyatakan bahwa masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok

sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa, seperti kerja sama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah (Wati, 2014:180).

Melalui pembelajaran kooperatif PBL dan NHT ini guru telah membimbing dan mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat mencapai kriteria sangat aktif baik individual maupun kelompok. Hal ini sesuai dengan pengertian PBL yaitu suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata (Kurinasih dan Berlin, 2014: 75). Sedangkan dari segi model NHT yaitu teknik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka (Suriansyah dkk, 2014:272).

(7)

7 presentasi 84,84%. Berdasarkan hasil

observasi siswa tersebut baik dari aktivitas siswa dalam kegaiatan pembelajaran secara keseluruhan maupuun dalam kelompok mengalami peningkatan. Hal ini, berarti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dan Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Nawawi (K.Ibrahim, 2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2014: 5).

Menurut Rusman mengungkapkan bahwa peningkatan hasil belajar terjadi karena guru pada saat proses pembelajaran tidak hanya memberikan materi secara klasikal (ceramah) tetapi guru menggunakan diskusi kelompok sebagai sarana membangun informasi dan pengetahuan melalui tukar pendapat dan saling mempelajari sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing (Wati, 2014:180).

Berdasarkan hasil observasi Hasil belajar siswa pada siklus Hasil belajar pada siklus I ini masih belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu ≥ 80% siswa mendapatkan nilai 70. Pada pertemuan I hasil belajar siswa memperoleh presentasi 45%. Sedangkan pada pertemuan II memperoleh presentasi 51%. Sedangkan pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan Ketuntasan klasikal pada pertemuan I adalah 76%. Sedangkan pada pertemuan II adalah 88%. Terlihat peningkatan rata-rata

hasil belajar pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa mengalami peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar tersebut dikarenakan guru telah menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Dimana dalam pembelajaran guru menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dan Number Head Togther (NHT).

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Kelas V-A Konsep Pesawat Sederhana

Dengan Model Problem Based Learning (Pbl) Dan Number Head Together (Nht) Di Sdn Kuin Utara 4 Banjarmasin dinyatakan berhasil dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai.

Data yang dikemukakan dalam pembahasan, maka dapat dikatakan dan diambil kesimpulan bahwa pembelajaran IPA materi Pesawat Sederhana dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Number Head Together (NHT) pada siswa kelas V A SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin mengalami peningkatan. Dengan demikian, hipotesis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berhasil dan dapat diterima.

KESIMPULAN

(8)

8 mengalami perbaikan pelaksanaan

langkah model dari berkategori baik menjadi sangat baik, (2) aktivitas siswa mengalami peningkatan dari berkategori kurang aktif menjadi sangat aktif, (3) hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya, dari rata-rata keseluruhan siswa pada akhir siklus sangat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, L.U. (2013). Pengelolaan Pembelajaran IPA Ditinjau Dari Hakikat Sains Pada SMP Di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Pendidikan. (Online). Volume3.(http://download.portal garuda.org/article.php?article=25 9412&val=7033&title=pengelola an%20pembelajaran%20ipa%20 ditinjau%20dari%20hakikat%20 sains%20pada%20smp%20di%2 0kabupaten%20lombok%20timu rdiakses 23 Februari jam 16.30).

A.M, Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivas Belajar Mengajar. Jakarta : PT

Rajargrafindo.

Anurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Negara RI.

Daryanto. (2012). Panduan Operasional Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

Prestasi Pustakarya.

E.S, Kasbolah., I Wayan Sukarnyana. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Surabaya : Universitas

Negeri Malang (UM Press) d/h Penerbit IKIP Malang.

Endrayanto, Sunu.,Yustiana Wahyu Harumurti. (2014). P enilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta : PT Kanisius.

Guru dan Dosen. (2012). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 11 Tahun 2011. Bandung : Citra Umbara.

Hakimi, Muhtar. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Sifat-Sifat Cahaya Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Pada Siswa Kelas V SDN Beringin Barito Kuala. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Hartiyati. (2014). Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Penghulu Kabupaten Barito. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Haryanto. (2012). Sains Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta : Erlangga

Huda, Miftahul. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Islamuddin, Haryu. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

(9)

9 Kurinasih, Mas., Berlin sani. (2014).

Sukses Mengimplementasikan

Kurikulum 2013. Yogyakarta : Kata Pena.

Mahfudz, Asep. (2012). Cara Cerdas Mendidik Yang Menyenangkan. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Maisyarah, Siti. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Sifat-Sifat Cahaya Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Variasi Dengan Metode Demonstrasi Di Kelas V SDN Simpang Empat 3 Kabupaten Banjar. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Mutmainnah, Islamiyah. (2014). Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Samuda Kecamatan Belawang. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Muhson, Ali. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi.JurnalPendidikan. (Online). Volume 3 No. 1.

(http://download.portalgaruda.or g/art icle.php?article=52483&val=480

diakses 23 Februari 2014 Jam 16.30).

Mulyasa, H.E. (2013). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Oktaria, Dina. (2013). Persepsi Siswa Tentang Manajemen P eserta Didik Di SMK Tri Dharma Kosgoro 2 Padang .

Jurnal Pendidikan. (Online). Vol. 1

No. 1

(http://journal.uny.ac.id/index.ph p/jk diakses 23 Februari 2014jam

16.15).

Putra, Rizema. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.

Yogyakarta : DIVA Press

Samatowa, Usman. (2011). Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Indeks.

Sanjaya, Wina. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung : Kencana Prenadamedia Group.

Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Sugiarti, Dian. (2014). Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Munggu. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (P endekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto., dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

(10)

10 Suriansyah, Ahmad., dkk. (2014).

Strategi Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sunarto, Rachmat. (2007). Sains Sahabatku Pelajaran IPA untuk SD Kelas 5. Jakarta : Ganeca Exact.

Susanti, Lina. (2013). Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Materi Sifat-Sifat Cahaya Di Kelas V SDN Pekapuran Raya I Kecamatan Banjarmasin Timur. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Susanto, Ahmad. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

Sutitman. (2013). Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Trianto. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori dan Praktik. Jakarta : Prestasi Pustakarya.

Warniah, Rezki. (2014). Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Konsep Sifat Cahaya Pada Siswa Kelas V SDN Pemurus Baru 1 Banjarmasin. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Zainah. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Materi Globalisasi Melalui Model Numbered Heads

Together Variasi Dengan Talking Stick Siswa Kelas Iv Sdn Semangat Karya Barito Kuala. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir

Di satu sisi, tembakau yang semula memiliki hubungan kepentingan dengan industri farmasi dan telah menjadi bagian dari sistem rezim kesehatan modern sebagai peran protagonis,

[r]

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media video dapat meningkatkan

Pada kondisi yang tidak menentu, saya berani menjalankan usaha ini secara terus

This research study would like to examine the impact of board structure, managerial ownership and gender diversity to the ability in preventing financial distress as

Manakala al-Attas (1972) menyatakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan orang Melayu mengidentifikasikan diri dan peradabannya dengan Islam, antara

[r]