• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

RESIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI

Pendahuluan

Proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung risiko. Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas dan batasan biaya dari proyek. Risiko dapat dikatakan suatu akibat yang mungkin terjadi secara tak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidak pastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana. Risiko pada proyek konstruksi bagaimanapun tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi atau ditransfer dari satu pihak kepihak lainnya(Kangari,1995). Bila risiko terjadi akan berdampak pada terganggunya kinerja proyek secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan kerugian terhadap biaya, waktu dan kualitas pekerjaan. Para pelaku dalam industry konstruksi sekarang ini makin menyadari akan pentingnya memperhatikan risiko pada proyek proyek yang ditangani karena kesalahan dalam memperkirakan dan menangani risiko akan menimbulkan dampak negatif, baik secara langsung maupun tidak langsung pada proyek konstruksi. Resiko dapat menyebabkan pertambahan biaya dan keterlambatan jadwal penyelesaian proyek.

A. Risiko

Risiko merupakan variasi dalam hal ini yang mungkin terjadi secara alami didalam suatu situasi (Fisk,1997). Risiko adalah ancaman terhadap kehidupan property atau keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi (Duffield dan Trigunarsyah, 1999). Secara umum risiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan (Soeharto, 1995).

(2)

1. Resiko murni dan risiko spekulati (Pure risk and speculative risk) yaitu dimana risiko murni dianggap sebagai suatu ketidakpastian yang dikaitkan dengan adanya suatu luaran (outcome) yaitu kerugian. Contoh risiko murni kecelakaan kerja di proyek. Karena itu risiko murni dikenal dengan nama risiko statis. Risiko spekulatif mengandung dua keluaran yaitu kerugian (loss) dan keuntungan (gain). Risiko spekulatif dikenal sebagai risiko dinamis. Contoh risiko spekulatif pada perusahaan asuransi jika risiko yang dijamin terjadi maka pihak asuransi akanmengalami kerugian karena harus menanggung uang pertanggungan sebesar nilai kerugian yang terjadi tetapi bila risiko yang dijamin tidak terjadi maka perusahaan akan meperoleh keuntungan.

2. Resiko terhadap benda dan manusia, dimana risiko terhadap benda adalah risiko yang menimpa benda seperti rumah terbakar sedangkan risiko terhadap manusia adalah risiko yang menimpa manusia seperti risiko hari tua, kematian dan sebagainya.

3. Resiko fundamental dan risiko khusus (fundamental risk and particular risk) adalah risiko yang kemungkinannya dapat timbul pada hampir sebagian besar anggota Masyarakat dan tidak dapat disalahkan pada seseorang atau beberapa orang sebagai penyebabnya, contoh risiko fundamental: bencana alam, peperangan. Risiko khusus adalah risiko yang bersumber dari peristiwa peristiwa yang mandiri dimana sifat dari risiko ini adalah tidak selalu bersifat bencana, bisa dikendalikan atau umumnya dapat diasuransikan. Contoh risiko khusus: jatuhnya kapal terbang, kandasnya kapal dan sebagainya.

B. Jenis resiko

(3)

didalam proyek kontruksi perlu untuk memberi prioritas pada risiko risiko yang penting yang akan memberikan pengaruh terhadap keuntungan proyek.

Menurut (Wideman, 1992) risikorisiko tersebut adalah:

1. Resiko External, tidak dapat diprediksi (tidak dapat dikontrol) yaitu : a. Perubahan peraturan perundang undangan,

b. Bencana alam : badai, banjir, gempa bumi, c. Akibat kejadian pengrusakan dan sabotase,

d. Pengaruh lingkungan dan sosial, sebagai akibat dari proyek, e. Kegagalan penyelesaian proyek

External, dapat diprediksi (tetapi tidakb dapat dikontrol) contohnya :  Resiko pasar,

 Operasional (setelah proyek selesai),  Pengaruh lingkungan,

 Pengaruh sosial,  Perubahan mata uang,  Inflasi,

 Pajak

2. Resiko Internal, non teknik (tetapi umumnya dapat dikontrol) yaitu; a. Manajemen;

b. Jadwal yang terlambat; c. Pertambahan biaya; d. Cash flow potensi;

e. Kehilangan atas manfaat dan keuntungan teknik (dapat dikontrol) misalnya :  Perubahan teknologi dan desain;

 Resiko- resiko spesifikasi atas teknologi proyek;  Hukum , timbulnya kesulitan akibat dari :

1. Lisensi 2. Hak paten

3. Gugatan dari luar 4. Gugatan dari dalam 5. Hal – hal tak terduga

Manajemen Resiko dalam Kontruksi (Mastura Labombang) menurut flanagan dan Norman(1993), resikoresiko dalam proyek konstruksi adalah :

1. Penyelesaian yang gagal sesuai desain yang telah ditentukan atau penetapan waktu konstruksi.

(4)

3. Kondisi tanah yang tak terduga. 4. Cuaca yang sangat buruk. 5. Pemogokan tenaga kerja.

6. Kenaikan harga yang tidak terduga untuk tenaga kerja danbahan. 7. Kecelakaan yang terjadi dilokasi yang menyebabkan luka.

8. Kerusakan yang terjadi pada struktur akibat cara kerja yang jelek. 9. Kejadian tidak terduga (banjir, gempa bumi, dan lain–lain).

10. Klaim dari kontraktor akibat kehilangan dan biaya akibat keterlambatan produksi karena detail desain oleh tim desain.

11. Kegagalan dalam penyelesaian proyek dengan budget yang telah ditetapkan.

Sumber–sumber resiko (Flanagan & Norman, 1993) :  Timbulnya inflasi,

 Kondisi tanah yang tidak terduga,  Keterlambatan material,

 Detail desain yang salah, seperti ukuran yang salah dari gambar yang dibuat oleh arsitek.

Sedangkan risiko itu sendiri adalah suatu kegagalan atau kerusakan yang mungkin terjadi dalam suatu aktifitas yang dilakukan pada masa lampau (Flanagan dan Norman, 1996). Risiko proyek merupakan suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga di luar apa yang telah direncanakan (Mills, 2001) dan dapat memberikan pengaruh positif ataupun negatif pada tujuan proyek (Anonim, 2000), atau suatu kesempatan keterbukaan terjadinya peristiwa baik yang tidak diinginkan maupun yang menguntungkan dan mempengaruhi tujuan proyek (Bahar dan Crandal, 1990).

Menurut Chapman dan Cooper faktor yang menunjang ketidakpastian dalam proyek konstruksi antara lain adalah (Kumar, 2002):

1. Perencanaan dan desain

2. Adanya tekanan dari beberapa factor 3. Sumber daya

4. Keadaan ekonomi

Risiko biasanya dianalisis dengan salah satu dari tiga dimensi yaitu time, cost

(5)

productivity, performance, quality, dan budget. Risiko tidak dapat dihilangkan namun

dapat dikurangi. Kategori risiko dibagi menjadi dua yaitu (Kangari, 1995):

1. Most important didefinisikan safety, quality of work, defective design,

labor and equipment, and delay payment

2. Least important didefinisikan changes in goverment regulation, acts of

god, defensive engineer, and inflation

Menurut Bahar, A. F dan Crandal, F. C (1990) risiko juga merupakan suatu

bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam semua aktifitas, risiko dicirikan oleh

komponen-komponen berikut :

1. Peristiwa yang berisiko merupakan suatu kejadian yang mungkin memberikan keuntungan atau kerugian pada proyek.

2. Peristiwa ketidakpastian merupakan suatu kesempatan suatu peristiwa yang mungkin terjadi dan memastikan bahwa peristiwa tersebut tidak menimbulkan risiko baik yang menguntungkan maupun yang memberikan kerugian.

3. Potensial keuntungan dan kerugian, merupakan jumlah kerugian dan keuntungan yang terlibat akibat terjadinya suatu peristiwa atau konsekuensi dari terjadinya peristiwa.

Dalam konteks manajemen risiko, risiko adalah suatu akumulatif dari

terjadinya kejadian-kejadian yang tidak pasti dan bersifat adversal atau merugikan dan

mempengaruhi tujuan proyek. Dengan kata lain risiko terbagi menjadi tiga

komponen yaitu (Wideman, 1992):

1. Kejadian perubahan yang tidak diinginkan (event)

2. Kemungkinan terjadi kejadian tersebut (uncertainty)

3. Dampak dari kejadian tersebut (damage)

Atau secara konseptual risiko dapat dirumuskan sebagai berikut (Kerzner, 1998):

(6)

Menurut Kerzner (1998) pada umumnya ketidakpastian dan risiko yang

dihadapi berbanding lurus, semakin tinggi ketidakpastian kerusakan semakin tinggi

pula risiko yang dihadapi. Maka ketidakpastian dan risiko harus dipertimbangkan serta

dilakukan analisis risiko dengan baik.

Di bawah ini merupakan berbagai macam risiko yang umum terjadi dalam suatu

proyek konstruksi yang dikelompokkan berdasarkan sumbernya menurut Project

Management Institute.

1. Eksternal yang Tak Terprediksi (dan Tak Terkontrol)

a. Peraturan, seperti halnya intervensi pemerintah yang tidak terantisipasi  Pengadaan material

 Permasalahan lingkungan  Standar desain

 Standar produksi  Lokasi proyek  Harga

 Ketentuan-ketentuan khusus

b. Bencana alam seperti yang disebabkan oleh alam antara lain banjir, lokasi badai dan gempa bumi.

c. Kejadian-kejadian yang merupakan akibat dari maksud-maksud tertentu seperti vandalism dan sabotase

d. Efek tidak langsung akibat dari proyek terhadap lingkungan dan sosial. e. Tuntutan yang disebabkan oleh kegagalan dari sebuah proyek, seperti:

 Kegagalan dalam membuat infrastruktur

 Kegagalan desain, pengadaan kontrak yang disebabkan oleh kebangkrutan

 Konsep proyek yang kurang memadai  Kerusuhan yang bersifat politis

 Adanya perbedaan kesenjangan dalam penerimaan akhir proyek

2. Eksternal yang Terprediksi (dan Terkontrol) a. Risiko pasar yang terdiri dari :

 Ketersediaan material  Biaya material

 Permintaan pasar termasuk penolakan dari pelanggan  Keekonomisan

 Nilai akhir dalam pasar

(7)

 Kebutuhan pemeliharaan  Kesesuaian dengan keinginan  Keamanan

c. Dampak lingkungan d. Dampak social

e. Perubahan nilai mata uang f. Inflasi

g. Pajak

3. Internal Non Teknikal (pada umumnya Terkontrol)

a. Manajemen, kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan :  Tidak adanya integritas

 Tidak memiliki kapasitas  Lepas kendali

 Tujuan yang tidak sesuai  Perubahan susunan pegawai  Kesenjangan susunan organisasi

 Kebijaksanaan dan prosedur yang tidak sesuai  Perencanaan yang kurang tepat

 Penjadualan yang tidak realistis  Kurangnya koordinasi

 Manajemen proyek yang tidak tepat

b. Jadual, keterlambatan jadual sehubungan dengan:

 Keterlambatan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan di atas  Proses persetujuan

 Kurangnya tenaga kerja  Produktivitas tenaga kerja  Pemogokan tenaga kerja  Kurangnya material  Keterlambatan pengiriman

 Kondisi lapangan uang tidak terlihat  Perubahan scope pekerjaan

 Kecelakaan atau sabotase

 Permasalahan dalam memulai dan penyerahan proyek  Sulitnya jalan masuk ke proyek

c. Biaya kenaikan biaya sehubungan dengan:

 Keterlambatan jadual seperti yang dijelaskan di atas  Strategi pengadaan barang yang kurang tepat  Negosiasi pembayaran

 Kurang pengalaman dalam manajemen

 Kurang mengerti akan tanggung jawab bersama  Tuntutan kontraktor

 Estimasi yang terlalu rendah

(8)

d. Aliran kas, seperti : pengetatan, terhenti, atau bermasalah

e. Kehilangan kesempatan, seperti kehilangan keuntungan atau laba

4. Internal Teknikal (pada umumnya Terkontrol) a. Perubahan-perubahan dalam teknologi

 Teknologi yang digunakan dalam suatu proyek dianggap sudah kuno  Pengenalan teknologi baru yang rumit

b. Kinerja  Kualitas

 Tingkat produksi  Tingkat kepercayaan

c. Risiko khusus dalam teknologi proyek

 Dalam membuat dan membangun suatu proyek  Dalam mengoperasikannya

d. Perencanaan

 Ketidakcukupan data

 Kurang pengalamannya perencana  Perencanaan yang kurang tepat

 Ketelitian dan kecocokan spesifikasi yang digunakan

 Perubahan-perubahan yang terjadi selama proyek berjalan akibat kondisi lingkungan sekitar

 Metode pelaksanaan

e. Ukuran dan kompleksitas proyek

5. Hukum (pada umumnya Terkontrol) a. Perijinan

b. Hak petani

c. Kontraktual permasalahan-permasalahan seperti:  Salah dalam beriterprestasi

 Kesalahpahaman

 Tipe dan strategi kontrak yang tidak tepat d. Tuntutan dari luar

e. Tuntutan dari dalam f. Force majeure

Pendapat dari Wideman (1992), Murdoch (1992) juga mengklasifikasikan risiko yang potensial muncul dalam proyek konstruksi terbagi menjadi :

1. Kondisi Fisik Lapangan a. Kondisi fisik lapangan

b. Kondisi buatan yang disebabkan oleh rintangan atau halangan c. Material cacat

d. Ketidakahlian (defective workmanship) sehingga menimbulkan kerusakan

(9)

f. Cuaca

g. Persiapan lapangan

h. Ketidakcukupan pegawai, buruh, peralatan, material, waktu dan biaya

2. Keterlambatan dan Perselisihan

a. Keberadaan di lapangan sehubungan dengan mulainya pekerjaan b. Keterlambatan dalam pengadaan informasi

c. Pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien d. Keterlambatan yang disebabkan pihak lain

e. Penempatan peralatan atau material yang dapat menimbulkan keterlambatan atau perselisihan (layout dispute)

3. Pengarahan dan Pengawasan

a. Keinginan untuk mengutamakan diri sendiri atau ketamakan

b. Kurang ahli dalam melakukan pengarahan dan pengawasan tidak kompeten

c. Pengarahan dan pengawasan yang tidak efisien d. Bersifat memihak

e. Kesenjangan komunikasi f. Kesalahan dalam dokumentasi g. Kesalahan perencana

h. Pemenuhan penjaminan yang disyaratkan i. Ketidakjelasan spesifikasi

j. Ketidaktepatan dalam pemilihan konsultan atau kontraktor k. Perubahan-perubahan persyaratan

4. Kerusakan pada Kepemilikan dan Kecelakaan Orang Lain a. Pelanggaran jaminan

b. Tidak terasuransinya hal-hal diluar control pihak terkait c. Kecelakaan

d. Risiko tidak terasuransikan

e. Kerugian-kerugian yang disebabkan risiko yang tidak terasuransikan di atas f. Rentang dan batas waktu asuransi

5. Faktor-faktor Eksternal

a. Kebijakan pemerintah tentang pajak, tenaga kerja, keamanan dan keselamatan kerja dan lain-lain

b. Keterlambatan atau penolakan perencanaan c. Keterbatasan finansial

d. Keterlambatan pembayaran e. Biaya perang atau kerusuhan

f. Kerusuhan yang diakibatkan oleh kejahatan, intimidasi dan lain-lain g. Pemogokan tenaga kerja

h. Pemberhentian pekerja

6.Pembayaran a. Devaluasi

(10)

d. Keterbatasan hukum peraturan dalam pengembalian bunga

e. Ketidaksanggupan konstraktor, sub kontraktor atau pemilik dalam membayar hutang

f. Keterbatasan dana

g. Kekurangan atau kesalahan dalam proses penghitungan h. Fluktuasi penukaran nilai mata uang

i. Inflasi

j. Biaya pengantian peralatan

7. Hukum Peraturan dan Arbitrase

a. Keterlambatan dalam pemecahan masalah b. Ketidakadilan

c. Ketidakpastian akibat kontrak atau dokumentasi lain yang

bermakna ganda sehingga menimbulkan perbedaan persepsi d. Perubahan perundang-undangan

e. Pemahaman-pemahaman baru dalam hukum

C. Proyek konstruksi

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek serta jelas waktu awal dan akhir kegiatannya. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan.

Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihakpihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Ervianto (2002), proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi yaitu :

1. Bersifat unik : tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara dan selalu melibatkan buruh / pekerja yang berbedabeda.

2. Dibutuhkan sumber daya : setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya yaitu tenaga kerja, uang, peralatan, metode dan material.

3. Organisasi : setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan di dalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi.

(11)

kendala yaitu (triple constraint) diantaranya besar biaya (anggaran) dan yang dialokasikan, mutu dan jadwal yang harus dipenuhi.

D. Kesimpulan

1. Dalam setiap proyek konstruksi sangat penting dilakukan manajemen risiko untuk untuk menghindari kerugian atas biaya, mutu dan jadwal proyek. 2. Manajemen resiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu

dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko suatu proyek. Kemudian mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap dampak yang ditimbulkan dan kemungkinan pengalihan resiko kepada pihak lain atau mengurangi resiko yang terjadi.

3. Penilaian resiko yang dilakukan meliputi : a) Identifikasi resiko,

b) Memahami kebutuhan atau c) Mempertimbangkan resiko,

d) Menganalisis dampak dari risiko tersebut / evaluasi resiko,

e) Menetapkan siapa yang bertanggung jawab terhadap risiko tertentu (alokasi resiko).

4. Melakukan tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin terjadi (respon resiko) dengan cara :

a) Menahan resiko (risk retention), b) Mengurangi risiko (risk reduction), c) Mengalihkanrisiko (risk transfer), d) Menghindari resiko (risk avoidance)

Identifikasi Risiko ( Risk Identification ) Proyek Konstruksi

(12)

Identifikasi risiko menurut Kasidi (2010) adalah kegiatan mengidentifikasi semua risiko usaha yang dihadapi, baik risiko spekulatif maupun risiko yang sifatnya murni. Segala informasi yang berkenaan dengan usaha dikumpulkan kemudian dianalisis.

Sedangkan Santoso (2009) mendefinisikan identifikasi risiko sebagai rangkaian proses pengenalan yang seksama atas risiko dan komponen risiko yang melekat pada suatu aktivitas atau transaksi yang diarahkan kepada proses pengukuran serta pengelolaan risiko yang tepat.

Identifikasi risiko diawali dengan mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin akan dihadapi. Disini dilakukan pendifinisian risiko-risiko mana saja yang akan mempengaruhi dan melakukan pendokumentasian karakteristik dari setiap risiko. Kasidi (2010) mengelompokkan risiko secara umum menjadi 2 (dua), yaitu :

Risiko spekulatif (speculative risk) - Adalah risiko yang mengandung dua kemungkinan yaitu kemungkinan yang menguntungkan atau kemungkinan yang merugikan. Biasanya risiko ini berhubungan dengan usaha atau bisnis.

Risiko murni (pure risk) Adalah risiko yang hanya mengandung satu kemungkinan yaitu kemungkinan rugi saja.

Sedangkan menurut Frame (2003), risiko dikelompokkan menjadi :

1. Risiko murni, Risiko yang hanya mengandung kemungkinan rugi saja.

2. Risiko bisnis, Risiko yang mempunyai peluang yang sama antara keuntungan dan kerugian.

(13)

4. Risiko Operasional, Risiko ini berhubungan dengan kegiatan operasional dalam perusahaan.

5. Risiko Teknis, Risiko ini bisa tejadi pada pertama kali bekerja. Risiko yang terjadi yaitu tidak memenuhi anggaran, jadwal, atau target spesifikasi. Risiko ini biasa juga dialami oleh pekerja yang berkaitan dengan teknologi tinggi. Hal tersebut terjadi karena adanya perkembangan teknologi yang pesat.

6. Risiko Politis, Faktor politik mempengaruhi adanya pengambilan keputusan.

Setelah melakukan pendifinisian risiko, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi resiko berdasarkan sumber resiko. Sumber risiko menurut Soeharto (2001) adalah faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian yang bersifat negatif atau posititf.

Sumber risiko menurut Santosa (2009) dibagi menjadi 2 yaitu :  Internal Risk (di bawah kontrol manajer proyek)

Contoh : non-technical risk (manusia, material, finansial), keterlambatan jadwal, risiko teknis, desain.

Eksternal Risk (di luar kontrol manajer proyek) Contoh : peraturan, bencana alam

Metode identifikasi risiko yang umum menurut Santosa (2009) yaitu :

1. Identifikasi risiko berdasarkan tujuan 2. Identifikasi risiko berdasarkan skenario 3. Identifikasi risiko berdasarkan taksonomi 4. Common-risk checking

Menampilkan beberapa daftar risiko dari kejadian yang biasa terjadi. Kemudian dilakukan pemilihan sesuai dengan proyek yang akan dikerjakan.

(14)

1. Brainstorming, merupakan identifikasi awal dari semua risiko yang mungkin akan terjadi. Brainstorming ini bertujuan untuk mendata semua kemungkinan risiko yang terjadi. Disini dibuat daftar mengenai semua risiko yang akan terjadi dan mengelompokkan risiko-risiko yang sama. Selain itu juga ditambahkan informasi mengenai masalah-masalah yang terjadi dan cara penanganannya pada proyek yang sama dimasa lalu.

1. Dalam brainstorming ini, yang perlu terlibat antara lain :  Manajer proyek

 Wakil-wakil daerah

Engineers dari berbagai bidang

 Ahli-ahli dengan pengetahuan khusus.

2. Interviewing, Dilakukan pada para Stakeholder

3. Delphi Tecnique, merupakan teknik yang digunakan untuk mendapatkan masukan dari para pakar yang relevan dengan proyek.

Disini ide-ide mengenai risiko yang akan timbul digali dengan menggunakan kuisioner oleh fasilitator. Kemudian para pakar diminta untuk memberikan komentar mengenai hasil rangkuman atas respon yang ada.

Tujuan digunakan delphi tecnique ini adalah :

1. Untuk mengurangi data yang tidak jelas

2. Untuk menghindari tanggapan-tanggapan yang kurang sesuai dari para pakar

(15)

Checklist mudah digunakan, dan dapat memberikan masukan pada proyek-proyek sejenis yang akan dilaksanakan pada suatu wilayah. Masukan tersebut berasal dari organisasi yang mempunyai pengalaman pada suatu daerah.

Checklist ini dapat berupa RBS (Risk Breakdown Structure). RBS merupakan hirarki katagori sumber risiko yang berpotensi menyebabkan terjadinya resiko. Penyusunan hirarki berdasarkan pengalaman masa lalu.

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui masalah yang dihadapi Katumiri Coffee Shop The Travelhotel Cipaganti Bandung khususnya untuk mengetahui tingkat

Dari sisi penerimaan negara, cukai tembakau lebih mudah dikelola, karena enam perusahaan rokok besar berkontribusi sekitar 88 persen pada total penerimaan cukai tembakau. Tetapi,

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan mempelajari bukan hanya sebatas teori, melainkan ilmu aplikatif dan bukan

Kesimpulan: hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Azas " Keadilan berimbang", dalam hukum waris Islam menentukan laki-laki dan perempuan sama-sama berhak

3) Memerintahkan Kepala Bagian Keuangan dan Bendahara Pengeluaran agar lebih cermat dalam menghitung tarif pajak remunerasi. Status rekomendasi pada huruf untuk

Saran penelitian ini adalah proses sintesis untuk menghasilkan CuPt NPs pada penelitian ini hanya sebatas untuk mengetahui sifat hantran listrik yang dimiliki oleh

Perhitungan besarnya nilai dampak lingkungan (EI) bergantung pada hasil perkalian antara penjumlahan persamaan bobot indikator produktivitas hijau dengan besarnya jumlah

Dari Kota medan, UMKM Binaan TDA dalam menjawab pertanyaan daerah pemasaran yang dipilih untuk melakukan bisnis adalah Dimana saja yang terpentinng dan dapat aspek