• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA 2 Pelajaran Coreldraw di SMA Negeri 1 Suruh T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA 2 Pelajaran Coreldraw di SMA Negeri 1 Suruh T1 Full text"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA 2

Pelajaran CorelDraw di SMA Negeri 1 Suruh

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Peneliti :

Ana Dwi Mulyani (702010147)

Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd

Sri Winarso Martyas Edi, S.Kom

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

3

Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA 2 Pelajaran CorelDraw di

SMA Negeri 1 Suruh

1

Ana Dwi Mulyani, 2Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd, 3

Sri Winarso Martyas Edi, S.Kom

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, salatiga 50711, Indonesia

Email: 1 702010147@student.uksw.edu, 2 mila@staff.uksw.edu,

3

winarso@staff.uksw.edu

Abstract

This study was conducted to determine the increase in activity and student learning outcomes after application of the method of peer tutoring in ICT learning process Coreldraw material among students of class XII IPA 2 first half of SMA Negeri 1 Tell. This study is a Class Action Research ( CAR), which consists of two cycles. Teachers using conventional methods on the subjects of ICT ( CorelDraw ) as well as the limited existing computers can lead to low learning achievement . Subjects were all students of class XII IPA 2 SMA Negeri 1 Tell , which amounted to 18 students. The collection of learning outcomes seen from the daily tests , while the observation techniques used to determine the activity of students during the learning process . Data results of learning achievement was apparent from the beginning or pre-cycle test scores of students who reach ( KKM ) of five students or by 27.78 % , the first cycle KKM reached 55.56 % , while in the second cycle KKM reached 94.44 % These results indicate that the method peer tutors can increase the activity and student learning outcomes.

Keywords: Peer tutoring methods, Learning acktivties, Learning outcomes.

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode tutor sebaya dalam proses pembelajaran TIK materi Coreldraw di kalangan siswa kelas XII IPA 2 semester I SMA Negeri 1 Suruh. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus. Guru menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran TIK (CorelDraw) serta dengan terbatasnya komputer yang ada dapat mengakibatkan rendahnya prestasi belajar.Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas XII IPA 2 di SMA Negeri 1 Suruh, yang berjumlah 18 siswa. Pengumpulan hasil belajar dilihat dari ulangan harian, sedangkan teknik observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Data hasil prestasi belajar dilihat dari kondisi awal atau pra siklus nilai ulangan siswa yang mencapai (KKM) sebanyak lima siswa atau sebesar 27.78%, Pada siklus I KKM mencapai 55.56%, Sedangkan pada siklus II KKM mencapai 94.44% Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Metode Tutor Sebaya, Aktivitas belajar, Hasil Belajar.

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

2

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

3

(9)

4 1. Pendahuluan

Masalah yang sering muncul dalam sebuah kegiatan pembelajaran biasanya seorang guru tidak tepat dalam memilih strategi pembelajarannya. Strategi yang sering digunakan guru adalah menggunakan komunikasi satu arah, sehingga akan membuat peserta didik cenderung lebih pasif. Guru menggunakan metode ceramah pada mata pelajaran TIK (CorelDraw) di SMA Negeri 1 Suruh, padahal dalam mata pelajaran TIK tidak hanya butuh teori saja, tetapi butuh praktik. Oleh sebab itu dalam pembelajaran TIK membutuhkan strategi pembelajaran khusus, sehingga siswa bisa memanfaatkan komputer yang terbatas.

Efektif tidaknya penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kemampuan guru itu sendiri dalam memahami hakekat dari metode pembelajaran itu sendiri. Guru tidak hanya menguasai materi pembelajaran, tetapi juga harus mampu memilih dan menggunakan secara tepat metode dalam proses pembelajaran di kelas. Penggunaan metode yang efektif akan meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik maupun hasil pembelajaran di kelas. Kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran yang berhasil pada umumnya di tunjukkan dengan dikuasainya materi pembelajaran oleh peserta didik yang diwujudkan lewat prestasi belajar yang mereka raih [1]. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk memaksimalkan belajar kelompok pada siswa dengan karakteristik yang beragam adalah menggunakan metode tutor sebaya, dimana peserta didik diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Cara demikian peserta didik yang menjadi tutor dapat mengulang dan menjelaskan kembali materi kepada temannya, dengan melihat saranan dan jumlah siswa yang tidak sebanding dengan ini penulis mengusulkan strategi pembelajaran tutor sebaya untuk pembelajaran TIK.

Berdasarkan permasalahan di SMA Negeri 1 Suruh dan melihat kondisi lapangan serta melihat keunggulan metode tutor sebaya, maka perlu dilakukan penelitian tentang metode tutor sebaya dalam pembelajaran TIK. Menggunakan metode tutor sebaya dalam penelitian ini diharapkan prestasi belajar siswa kelas XII IPA 2 dalam Pelajaran CorelDraw di SMAN 1 Suruh dapat mengalami peningkatan.

2. Tinjauan Pustaka

(10)

5

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maryani yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Ak 1 Smk Batik 2 Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research)

dengan menggunakan strategi siklus. siklus I terdapat 33 siswa, pada siklus II terdapat 40 siswa. Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 84.4% atau 38 siswa menjadi 93,3% atau 42 siswa.

Hasil penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode tutor sebaya dapat diterapkan pada mata pelajaran IPS, Akuntansi dan TIK. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar. Pada penelitian ini pengukuran keberhasilan penerapan tutor sebaya tidak hanya dilihat dari kemampuan kognitif siswa sebagai hasil belajar tetapi juga dari kemampuan psikomotorik dan aktivitas siswa yang terbentuk dalam proses pembelajaran.

Karakteristik mata pelajaran TIK adalah sebagai berikut: TIK merupakan kajian secara terpadu tentang data, informasi, pengolahan dan metode penyampaiannya. Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial. Materi TIK berupa tema-tema esensial, aktual dan global yang berkembang dalam kemajuan teknologi pada masa kini, sehinggga mata pelajaran TIK merupakan pembelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan. Tema-tema esensial dalam TIK merupakan perpaduan dari cabang-cabang ilmu komputer, matematik, teknik elektronika, telekomunikasi, sibernetika dan informatika itu sendiri. Tema-tema esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok akan informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengolah kata, pengolah angka, pembuat presentasi, internet dan e-mail. Tema-tema esensial tersebut terkait dengan aspek kehidupan sehari-hari [2].

(11)

6

diskusi kelompok. Tutor adalah peserta didik yang sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara teman sebaya umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan peserta didik. Tutor sebaya merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan dengan cara memperdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi. Siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada teman-temannya yang belum paham atau memiliki daya serap yang rendah. Pembelajaran ini mempunyai kelebihan ganda yaitu siswa yang mendapat bantuan lebih mudah dalam menerima materi sedangkan bagi tutor merupakan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri. Peran guru disini adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberikan pengarahan kepada tutor [7].

Dalam metode pembelajaran tutor sebaya memiliki prosedur peserta didik mengajar peserta didik lainnya. Kelebihan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya, peserta didik diajar untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan yang tinggi. Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap pandai bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau ketinggalan. Di sini peran guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja. Jadi, kita dapat menugaskan peserta didik pandai untuk memberikan penjelasan kepada peserta didik yang kurang pandai (tutor sebaya). Demikian juga, anjurkan peserta didik yang kurang pandai untuk bertanya kepada peserta didik yang pandai terlebih dahulu sebelum kepada gurunya. Hal ini untuk menanamkan kesan bahwa belajar itu bisa dari siapa saja, tidak selalu dari guru yang akibatnya ketergantungan kepada guru [8]. Ada beberapa kelebihan dan kelemahan bimbingan tutor sebaya antara lain: Kelebihan Metode Tutor Sebaya: Adanya suasana hubungan yang lebih akrab dan dekat antara peserta didik yang dibantu dengan peserta didik yang membantu. Bagi tutor sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar. Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab akan kepercayaan. Kelemahan Metode Tutor Sebaya: Peserta didik yang dipilih sebagi tutor sebaya dan berprestasi baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan peserta didik yang dibantu. Peserta didik yang dipilih sebagai tutor sebaya belum tentu bisa menyampaikan materi dengan baik [8].

Melalui metode tutor sebaya diharapkan setiap peserta didik lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalahnya yang dihadapi selama proses pembelajaran, sehingga peserta didik yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik, serta meningkatkan prestasi belajarnya.

(12)

7

writing activities. Visual activities, siswa memperhatikan tutor yang sedang menerangkan materi dan mendemonstrasikannya. Oral activities, siswa bertanya kepada tutor tentang materi yang sampaikan kemudian mendiskusikan pada teman-teman yang lain. Listening activities, siswa mampu memberikan pendapat kepada teman kelompok. Tutor dapat membantu siswa dengan melakukan diskusi tanya jawab dengan temanya atau kelompok lain. Writing activities, siswa mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh tutor dan siswa aktif mengerjakan soal diskusi [10].

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikan guru dalam tugasnya sehari-hari.

Untuk lebih memahami mengenai apa yang disebut dengan penelitian tindakan kelas, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dan karakteristiknya. Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa [11].

Ada empat bagian kegiatan utama yang ada pada setiap siklus penelitian PTK, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi [12].

(13)

8

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas [12].

Perencanaan, tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Perencanaan terdiri dari bebagai kegiatan yaitu mengidentifikasi cara menyelesaikan masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan penelitian. Menetapkan alasan mengapa peneliti tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pertanyaan. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menentukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpulan data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.

Pada tahap tindakan, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (b) kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara penggunaannya, (e) jenis instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data atau pengamatan disertai dengan rinci bagaimana menggunakannya. Pada tahapan pertama pada pra siklus yaitu guru yang mengajar. Dimana guru mengajar dengan metode ceramah. Siswa diberi ulangan harian dengan tujuan untuk melihat hasil belajar siswa. Pengamatan observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif yang menggambarkan kreatifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan.

(14)

9

Pengamatan observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Lembar observasi yang di isi oleh guru SMA Negeri 1 Suruh. Pada pertemuan kedua materi yang disampaikan guru adalah fungsi ikon pada CorelDraw yaitu guru menjelaskan fungsinya. Kemudian melanjutkan presentasi kelompok, kemudian guru memberi ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pada pengamatan observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan yang di isi oleh guru SMA Negeri 1 Suruh.

Tahapan Ketiga pada siklus II pada pertemuan satu siswa sudah siap dengan materi yang akan diberikan guru. Guru menyampaikan tujuan belajar berdasarkan Standar Kopetensi dan Kopetensi dasar. Kemudian membagi kelompok dimana dalam satu kelompok terdapat tiga siswa, satu sebagai tutor dan dua sebagai anggota kelompok. Dalam pertemuan pertama guru menjelaskan materi tentang menu dan ikon serta tools-tools dalam perangkat lunak. Tutor dan siswa mendengarkan guru yang sedang mengajar, sebelum diskusi dilakukan tutor maju kedepan untuk mendapatkan arahan dari guru sedangkan siswa yang lain belajar tentang materi yang ada di LKS. Siswa dan tutor melakukan diskusi kelompok sambil mengisi lembar diskusi. Pengamatan observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Lembar observasi yang di isi oleh guru SMA Negeri 1 Suruh. Pada pertemuan kedua materi yang disampaikan guru adalah pembuatan logo sederhana menggunakan

CorelDraw. Kemudian tutor dan siswa mendemostrasikan hasilnya. Pada pembuatan logo sederhana siswa dibantu oleh tutor masing-masing dan melakukan diskusi kelompok. Kemudian guru memberi ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pada pengamatan observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan yang di isi oleh guru SMA Negeri 1 Suruh.

Tahap observasi dan interpretasi, ini sebenarnya berjalan bersama dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, penelitian ini melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif yang menggambarkan kreatifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan. Lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa sedangkan ulangan harian untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

(15)

10

siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi [12].

Instrumen yang digunakan adalah soal tes pilihan ganda dan lembar observasi. Tes pilihan ganda diberikan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa kelas XII IPA 2 pelajaran CorelDraw. Sedangkan lembar observasi bertujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya menggunakan metode tutor sebaya. Setelah itu melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata siswa dapat dirumuskan [13] :

X =

Lembar observasi dilakukan melalui pengamatan serta mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Dibawah ini merupakan tabel Indikator keaktifan siswa berdasarkan jenis aktivitas dapat dilihat pada tabel 3.1 [10].

Tabel 3.1 Indikator keaktifan siswa berdasarkan jenis aktivitas [10]. Jenis aktivitas Indikator keaktifan siswa

Visual activities Siswa memperhatikan tutor :

 Memperhatikan tutor yang sedang mengajar

 Mencatat materi

Oral activities Siswa bertanya atau mengeluarkan berpendapat :

 Aktif bertanya

 Menjawab pertanyaan dari siswa yang bertanya

Listening activities Siswa mendengarkan informasi :

 Mengajukan pertanyaan

 Memberi pendapat

Writing activities Siswa mencatat penjelasan :

 Mencatat materi yang di ajarkan tutor

(16)

11

Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan [13]

Keaktifan siswa dalam setiap aktivitas: Persentase = ∑

∑� x 100%

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan teknik analisis presentase. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal ulangan harian dan penilaian observasi keaktifan siswa setiap siklus [13].

4. Hasil Dan Pembahasan

Proses pembelajaran metode tutor sebaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dimulai pada siklus I dan siklus II.

Dari hasil pengamatan pada siklus I siswa masih belum aktif dalam berdiskusi kelompok, karena jumlah siswa dalam satu kelompok terlalu banyak sehingga pada proses belajar mengajar tutor kurang fokus. Pada saat diskusi tutor kurang fokus dengan anggotanya karena jumlah anggota yang terlalu banyak, bahkan ada siswa yang sibuk bermain sendiri atau mengobrol dengan temannya. Cara guru menyampaikan materi kepada tutor masih kurang maksimal karena tutor kurang menguasai materi.

Refleksi, pembelajaran dalam kelompok masih ada anak tutor yang kurang perhatian dalam berlatih dan belajar bersama dengan tutor. Perbaikan agar siswa aktif dalam kelompok dengan cara guru lebih memperhatikan siswa selama pembelajaran yang kurang perhatian selama pembelajaran dengan metode tutor sebaya, termasuk dalam pembahasan dan guru memberikan penghargaan dalam bentuk poin nilai kepada kelompok-kelompok yang sudah berhasil. Guru memberikan materi lebih kepada tutor dan tutor ditekankan untuk belajar dirumah.

Dari hasil refleksi dari siklus I ke siklus II dilakukan perubahan jumlah anggota kelompok, satu kelompok terdapat tiga anak dimana satu anak menjadi tutor dan dua anak menjadi anggota kelompok. Proses belajar dapat dilakukan sesuai dengan metode yang diterapkan. Pada siklus II siswa sudah mulai aktif dengan kelompok masing-masing, tutor bisa mengamati anggotanya secara maksimal. Siklus II diketahui bahwa tutor semakin menguasai materi yang disampaikan, terampil dalam praktik, walaupun masih canggung dalam memberikan bimbingan dan anak tutor dapat lebih fokus dan mudah mengikuti pembelajaran, semakin aktif bertanya dan mencatat, terbiasa dengan pembelajaran kelompok, terampil dalam praktik dan semakin berani berpendapat dalam

(17)

12

pembahasan. Sesuai dengan refleksi pada Siklus II diperoleh beberapa hal yg bermanfaat diantaranya 1) guru memberikan perhatian kepada siswa yang kurang perhatian dan mengalami kesulitan selama pembelajaran, 2) guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran, 3) pembelajaran dalam kelompok dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus menunjukkan sebagian besar siswa masih saling bicara dengan teman dan ada siswa yang sibuk dengan bermain hp. Pada siklus I siswa masih kurang aktif beberapa siswa sibuk membuka facebook dan ada beberapa siswa fokus dengan diskusi bersama temannya. Menjadikan siswa kurang memperhatikan tutor sehingga tidak bertanya atau mengeluarkan pendapat . Pada siklus II siswa sudah mulai aktif.

Dari hasil yang diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Keaktifan siswa pada Visual activities

Presentase Jumlah Siswa (%) siklus I sudah meningkat yaitu mencapai 36.11% masuk dalam kriteria kurang baik. Dalam siklus I sudah ada peningkatan akan tetapi pertemuan selanjutnya akan diperbaiki kembali agar siswa lebih aktif dan hasilnya lebih meningkat. Pada siklus II sudah mencapai kriteria yaitu mencapai 72.22% masuk dalam kriteria cukup. Jadi pada Visual activities dapat dikatakan bahwa penjelasan dan demonstrasi siswa yang dilakukan oleh tutor direspon cukup baik oleh siswa lainnya sehingga dapat membantu dalam proses pembelajaran.

(18)

13

diatas rata-rata dan masuk dalam kriteria cukup baik karena siswa mulai memperhatikan tutor dilihat pada saat diskusi kelompok, dalam siklus II jumlah siswa tidak terlalu banyak sehingga siswa bersemangat untuk memperhatikan tutor dalam menyampaikan materi. Pada indikator kedua pra siklus 22.22% dibawah rata-rata dan masuk dalam kriteria kurang baik, karena beberapa siswa tidak meperhatikan guru dan tidak mencatat materi yang diterangkan oleh guru. Indikator kedua siklus I sudah mulai meningkat yaitu mencapai 44.44% dikarenakan pembelajaran dilakukan secara kelompok menjadikan siswa bersemangat dalam belajar. Siklus I diatas rata-rata masuk dalam kriteria kurang baik, karena siswa malas mencatat, sibuk ngobrol dengan teman. Indikator kedua siklus II meningkat menjadi 72.22% mencapai rata-rata dan masuk dalam kriteria cukup baik, karena pada saat tutor mejelaskan siswa langsung mencatat materi atau mencatat hasil diskusinya.

Tabel 4.2 Keaktifan siswa pada Oral activities

Presentase Jumlah Siswa (%) kurang baik. Karena pada saat guru mengajar siswa kurang aktif dalam bertanya. Pada siklus I sudah meningkat, sebagian siswa mulai aktif bertanya kepada tutor yaitu mencapai 35.86% masuk dalam kriteria kurang baik. Dalam siklus I akan diperhatikan lagi agar siswa aktif bertanya. Pada siklus II sudah meningkat dan mencapai kriteria yaitu mencapai 75% masuk dalam kriteria cukup. Jadi pada

Oral activities siswa aktif bertanya kepada tutor dalam berdiskusi dan direspon cukup baik pada teman kelompok, sehingga dapat membantu dalam proses pembelajaran.

(19)

14

pendapat kepada temanya. Pada siklus II mencapai 77.78% diatas rata-rata masuk dalam kriteria cukup, karena siswa dapat menaggapi hasil diskusi yang dilakukan dikelas.

Tabel 4.3 Keaktifan siswa pada Listening activities

Presentase Jumlah Siswa (%)

NO Indikator keaktifan siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

1. Mengajukan pertanyaan 55.55 61.11 72.22

2. Memberi pendapat 66.66 66.67 83.33

Jumlah Rata-rata 61.11 63.89 77.77

Pada pra siklus indikator ketiga mencapai 61.11% mencapai kriteria kurang. Karena pada saat guru mengajar siswa tidak mendengar informasi. Pada siklus I sudah meningkat mencapai 63.89% masuk dalam kriteria kurang. Dalam proses belajar siswa mulai mendengar informasi dari tutor. Siklus II sudah meningkat dan mencapai kriteria yaitu mencapai 77.77% masuk dalam kriteria cukup. Jadi pada listening activities siswa mampu memberikan pendapat kepada teman kelompok dan direspon cukup baik. Tutor dapat memantau siswa dengan melakukan diskusi dan tanya jawab.

(20)

15

Tabel 4.4 Keaktifan siswa pada Writing activities

Presentase Jumlah Siswa (%)

NO Indikator keaktifan siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 1. Mencatat materi yang di

ajarkan tutor

66.66 77.78 83.33

2. Tutor menjelaskan materi kemudian siswa yang lain langsung mencatatnya

77.77 83.33 88.89

Jumlah Rata-rata 72.22 80.55 86.11

Pada pra siklus indikator keempat mencapai 72.22% sudah mencapai kriteria sedang. Karena siswa sudah mulai mencatat penjelasan. Pada siklus I data menunjukkan ada peningkatan mencapai 80.55% masuk dalam kriteria baik. Pada siklus II sudah menujukkan peningkatan mencapai 86.11% masuk dalam kriteria baik. Pada writing activities siswa mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh tutor sehingga siswa dapat merespon dengan baik hasil diskusi kelompok .

(21)

16

Secara keseluruhan data yang diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut:

Gambar 4.1. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa menggunakan metode tutor sebaya pada pembelajaran TIK pada SMA Negeri 1 suruh dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi awal atau pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus perolehan persentase aktivitas belajar siswa hanya 50%, siklus I sebesar 58.84%, kemudian pada siklus II mencapai 80%. Dilihat dari hasil keseluruhan peningkatan aktivitas paling tinggi yaitu pada

visual activities dan oral activities. Hal ini bearti penerapan tutor sebaya memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kemampuan siswa dalam memperhatikan tutor dan kemampuan siswa dalam melakukan diskusi.

Hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung menggunakan metode tutor sebaya diamati dengan menggunakan soal ulangan harian. Tes diberikan secara individu dengan jumlah 15 soal berupa pilihan ganda.

(22)

17

menimbulkan hasil belajar siswa kurang baik. Maka dari itu metode yang digunakan guru tidak tepat membuat siswa menjadi pasif. Selanjutnya pelajaran akan dilakukan dengan menggunakan metode tutor sebaya dimana pembelajaran ini dilakukan secara kelompok. Dalam siklus I akan memperbaiki dengan cara pembagian kelompok, dimana dalam satu kelompok terdapat enam siswa.

Dari hasil kegiatan pra tindakan, rancangan penelitian dilakukan dalam II siklus. Pada masing-masing siklus memliki materi yang berbeda sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ditentukan. Pada siklus I, pertemuan satu materi yang diajarkan adalah tentang pengertian grafis berbasis vector dan grafis berbasis

bitmap, pertemuan dua materi yang diajarkan adalah menu-menu dan ikon yang terdapat dalam CorelDraw dengan mode tutor Sebaya. Siklus II, pertemuan satu materi yang diajarkan adalah menjelaskan menu dan ikon pada CorelDraw, menggunakan model tutor sebaya, pertemuan dua materi yang diajarkan adalah menjelaskan fungsi-fungsi tools-tools CorelDraw menggunakan model tutor sebaya.

Siklus I, dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa, dari 18 siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak sepuluh siswa atau sekitar 55.56%, sedangkan yang nilainya kurang dari KKM terdapat delapan siswa atau sekitar 44.44%. Dari data yang telah diperoleh hasil belajar siswa tergolong tinggi dibandingkan dengan pras siklus. Siswa sudah mulai aktif dengan metode tutor sebaya sehingga hasil belajar dikatakan meningkat.

Setelah melakukan tindakan dan mengumpulkan data aktivitas dan hasil belajar siswa pada Siklus I, dalam penelitian ini mendapatkan beberapa kesimpulan, diantaranya : Pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode tutor sebayadapat berlangsung hampir sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Namun hal ini masih bisa ditingkatkan agar pembelajaran bisa lebih optimal. Dari data yang didapat mengenai aktivitas belajar siswa menggunakan metode tutor sebaya, data yang diperoleh sudah menunjukkan adanya peningkatan presentase tiap indikator maupun jumlah rata-rata seluruh indikator pada siklus I, namun masih ada beberapa indikator yang bisa ditingkatkan presentase keberhasilannya, seperti halnya pada indikator keaktivan siswa memperhatikan tutor, siswa bertanya atau mengeluarkan pendapat dan siswa mendengarkan informasi dalam pembelajaran. Pada hasil belajar siswa data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang baik pada siklus I, namun hal ini masih bisa ditingkatkan dengan pembelajaran bisa lebih optimal dan pada pembagian kelompok lebih diperhatikan lagi, sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Pada saat diskusi dilakukan ternyata siswa ada yang sibuk bermain sendiri, karena dalam pembagian kelompok terlalu banyak. Jadi tutor juga kurang fokus untuk menyampaikan materi atau diskusi. Dalam pertemuan selanjutnya atau siklus II dalam pembagian kelompok lebih diperhatikan lagi yaitu dalam satu kelompok terdapat tiga siswa.

(23)

18

siswa yang nilainya kurang dari 7,5 dilakukan remidi, sehingga siswa dapat mencapai KKM.

Hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung menggunakan metode tutor sebaya diamati dengan menggunakan soal praktikum. Tes diberikan secara individu dengan pembuatan logo. Dari hasil praktik yang sudah diberikan maka dapat diketahui sebagai berikut :

Tabel 4.7. Nilai praktik

Siklus Min Mak Rata-rata Jumlah Siswa

Tuntas(KKM)

Siklus II 7 8.5 8 94.44%

Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa, dari 18 siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 17 siswa atau sekitar 94.44%, sedangkan yang nilainya kurang dari KKM terdapat satu siswa atau sekitar 5.56%. Dari data yang telah diperoleh hasil belajar siswa tergolong tinggi. Siswa sudah mempunyai skill dan aktif dengan metode tutor sebaya. Karena satu siswa nilainya kurang dari 7,5 maka dilakukan remidi agar siswa mencapai KKM. Bisa dikatakan optimal karena bagi siswa yang nilainya kurang dari 7,5 dilakukan remidi, sehingga siswa dapat mencapai KKM.

5. Simpulan

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa menggunakan metode tutor sebaya pada pembelajaran TIK pada SMA Negeri 1 suruh dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dilihat dari hasil keseluruhan peningkatan aktivitas paling tinggi yaitu pada visual activities dan oral activities. Hal ini bearti penerapan tutor sebaya memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kemampuan siswa dalam memperhatikan tutor dan kemampuan siswa dalam melakukan diskusi, dengan menggunakan metode tutor sebaya dapat membuat siswa lebih aktif dan kreaktif dalam belajar.

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 suruh menggunakan metode tutor sebaya diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran TIK. Dari hasil pengamatan yang dilakukan Pada siklus I siswa masih belum aktif dalam berdiskusi kelompok, karena jumlah siswa dalam satu kelompok terlalu banyak sehingga pada proses belajar mengajar tutor kurang fokus. Pada saat diskusi tutor kurang fokus dengan anggotanya karena jumlah anggota yang terlalu banyak. Bahkan ada siswa yang sibuk bermain sendiri atau mengobrol dengan temannya. Maka dari itu dalam siklus II diubah, satu kelompok terdapat tiga anak yaitu satu anak menjadi tutor dan dua anak menjadi anggota kelompok. Proses belajar dapat dilakukan sesuai dengan metode yang diterapkan. Pada siklus II siswa sudah mulai aktif dengan kelompok masing-masing, tutor bisa mengamati anggotanya secara maksimal. Siswa sudah aktif berdiskusi kelompok dan melakukan tanya jawab.

Hasil ulangan harian siswa menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa, sehingga dengan menggunakan metode tutor sebaya dapat menyelesaikan rendahnya prestasi belajar siswa. Bisa dikatakan optimal karena bagi siswa yang nilainya kurang dari 7,5 dilakukan remidi, sehingga siswa dapat mencapai KKM.

(24)

19

metode tutor sebaya diharapkan tidak hanya mengetahui prestasi hasil belajar tetapi juga dikembangan lagi dalam pelajaran praktikum dan jenis aktivitas-aktivitas yang lain.

6. Daftar Pustaka

[1] Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

[2] Azimatul Ifah dan Rusijono. 2010. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar TIK. Jurnal Teknologi Pendidikan, Universitas Negri Surabaya. Vol 10 No 10 Oktober 2010. Surabaya.

[3] Sumadinata. 2003. Prestasi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

[4] Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya.

[5] Akbar, reni dan Hawadi. 2001. Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

[6] Sudjana, Nana. 2009. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

[7] Yuvitta Indriani, Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Pecahan Bagi Siswa Kelas V SDN 1 Bojongsari Tahun 2012/2013, http://download.portalgaruda.org. Diakses tanggal 10 Oktober 2014

[8] Desy Puspa Rahayu, Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe Peer Assisted Learning Strategies (Pals) Pada Komunitas Belajar Online Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi, http://cs.upi.edu. Diakses tanggal 10 Oktober 2014

[9] Oemar, Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. [10]Sardiman A.M, 2012. Interaksi & motivasi belajar mengajar, Jakarta:

Rajawali pers.

[11]Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

[12]Suharsimi Arikunto. 1986. Pengelolaan kelas dan siswa. Jakarta: Rajawali. [13]Sugiyono. 2010/2011. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif,

Gambar

Tabel 3.1  Indikator keaktifan siswa berdasarkan jenis aktivitas [10].
Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan [13]
Tabel 4.3 Keaktifan siswa pada Listening activities
Tabel 4.4 Keaktifan siswa pada Writing activities
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimalisasi query data pada aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Online STMIK AKBA, sehingga proses pencarian dan menampilkan

Kajian-kajian meta analisis di Barat kebanyakanan para pakar psikologi transfortasi belum menunjukan kesamaan hasil kajian tentang faktor personaliti big five apa

D-sorbose is known as reactive reducing sugar to react with amino acids to.. generate

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. ©

Persoalan  masyarakat  plural  sangat  berkaitrapat  dengan  latar  belakang  dan  sejarah  bermulanya  pembentukan  identiti  etnik  ( identity  formation)   di 

Pencernaan lemak kemudian dilanjutkan di usus halus, lemak yang masuk dalam usus halus mengalami pencampuran dengan empedu dan cairan pankreas untuk

Sebagai Pengaruh masuknya Islam di papua, ada beberapa yang menjadi bukti peninggalan sejarah masuknya islam ke papua diantaranya living monument, tradisi

Skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Permainan Kuis untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar dan Bangun Ruang