1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di dunia. Pada tahun 2012, tercatat sebanyak 17,5 juta jiwa dari total 56 juta kasus kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Dari 17,5 juta kematian akibat penyakit kardiovaskular, 7,4 juta kematian disebabkan oleh penyakit jantung iskemik. Penyakit jantung iskemik yang paling sering terjadi adalah infark miokard akut. Di Indonesia, penyakit jantung iskemik menyebabkan kematian sebanyak 138,4 ribu jiwa (8,9%) pada tahun 2012 (WHO, 2012). Infark miokard akut (IMA) didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana telah terjadi nekrosis (kerusakan) dari sel miosit jantung. Keadaan ini diawali oleh proses iskemik akibat ketidakseimbangan perfusi antara kebutuhan dan suplai dari otot - otot jantung (Thygesen et al., 2012).
Salah satu faktor prediktor independen yang kuat terhadap kejadian mortalitas pada pasien infark miokard adalah kejadian hiponatremi. Hiponatremi merupakan gangguan elektrolit yang didefinisikan sebagai kadar serum natrium <135mEq/L (Singla et al., 2007). Pada pasien IMA, kadar natrium akan menjadi sangat rendah akibat terjadinya aktivasi neurohormonal, yaitu berupa aktivasi sistem renin angiotensin dan peningkatan produksi katekolamin. Selain itu juga akan terjadi pelepasan vasopresin nonosmotik akibat adanya disfungsi ventrikel kiri yang akut, sebagai respon terhadap nyeri, nausea, stres mayor, ataupun respon terhadap pemberian analgetika dan diuretika (Bacharibjatoen, 2012). Mekanisme ini akan menimbulkan vasokonstriksi perifer dan juga hipertrofi pada miokard yang berpotensi untuk memperburuk keadaan pasien dan juga berpotensi terhadap berkembangnya berbagai komplikasi pada pasien IMA (Singla et al., 2007).
Kejadian hiponatremi dapat dijumpai pada pasien IMA dengan prevalensi 28% (Aziz et al., 2011). Pasien yang mengalami hiponatremi saat admisi memerlukan perawatan lebih lama di rumah sakit dan lebih sering dirawat dalam ruang emergensi (Hamaguchi et al., 2013) karena secara signifikan pasien tersebut
2
berisiko untuk mengalami kematian (13,8%) atau kejadian infark miokard berulang setelah 30 hari (Singla et al., 2007).
Major Adverse Cardiovascular Event (MACE) merupakan suatu kejadian
komplikasi kardiovaskular selama fase perawatan, meliputi diantaranya kejadian gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, aritmia dan kematian (Martalena et al., 2013). Berdasarkan penelitian, didapatkan kejadian MACE pada pasien infark miokard akut sebanyak 63,4 % (Rampengan et al., 2007). MACE sering dijadikan sebagai indikator dalam hasil akhir penelitian kardiovaskular dimana secara rutin digunakan untuk menilai akibat jangka pendek maupun jangka panjang yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular atau dapat juga terlibat dalam penatalaksanaan kardiovaskular lain (Kip et al., 2008).
Kejadian MACE masih sering dijumpai pada pasien IMA walaupun pasien tersebut telah mendapatkan perawatan intensif. Dengan demikian dibutuhkan suatu prediksi awal untuk mengetahui besar risiko terjadinya MACE pada pasien IMA, dalam hal ini adalah hiponatremia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara kadar natrium dengan kejadian MACE pada pasien IMA, sehingga perawatan yang lebih intensif dapat dilakukan pada pasien IMA dan diharapkan dapat memperkecil serta mencegah kejadian MACE pada pasien IMA.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah apakah ada hubungan antara kadar natrium dengan terjadinya
Major Adverse Cardiovascular Events pada pasien infark miokard akut?
3
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk melihat hubungan antara kadar natrium dengan kejadian Major
Adverse Cardiovascular Events pada pasien infark miokard akut di RSUP Haji
Adam Malik Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jumlah populasi pasien infark miokard akut periode Januari 2014 - Desember 2014.
2. Untuk mengetahui kadar natrium pasien infark miokard akut saat admisi.
3. Untuk mengetahui jumlah pasien infark miokard akut yang mengalami hiponatremi.
4. Untuk mengetahui proporsi pasien infark miokard akut yang mengalami Major Adverse Cardiovascular Event selama perawatan.
5. Untuk mengetahui kejadian Major Adverse Cardiovascular Event pada pasien infark miokard akut.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap hubungan antara kadar natrium dengan kejadian Major Adverse Cardiovascular
Event pada pasien infark miokard akut di RSUP Haji Adam Malik.
4
1.4.2. Manfaat Aplikatif
1. Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi unit pelayanan kesehatan dalam rangka mencegah kejadian buruk pada pasien infark miokard akut.
2. Informasi hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk penelitian berikutnya.
3. Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kardiovaskular.