• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR TUGAS AKHIR - Perencanaan Promosi Perayaan Sekaten Dan Grebeg Mulud Di Surakarta Melalui Media Komunikasi Visual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGANTAR TUGAS AKHIR - Perencanaan Promosi Perayaan Sekaten Dan Grebeg Mulud Di Surakarta Melalui Media Komunikasi Visual"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PERAYAAN SEKATEN DAN GREBEG MULUD

DI SURAKARTA MELALUI MEDIA KOMUNIKASI

VISUAL

Diajukan sebagai prasyarat untuk mencapai

Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

Oleh :

NOVIA WIBOWO C0704022

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

Konsep Karya Tugas Akhir dengan judul:

“PERENCANAAN PROMOSI

PERAYAAN SEKATEN DAN GREBEG MULUD

DI SURAKARTA MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL”

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji TA Pada tanggal

30 Juni 2011

Disetujui oleh:

Pembimbing Tugas Akhir I Pembimbing Tugas Akhir II

Arief Iman Santoso, S.Sn Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn NIP.1979 0327 200501 1 1002 NIP. 1971 1115 200604 1 001

Koordinator Tugas Akhir

(3)

commit to user

iii

Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

pada tanggal 30 Juni 2011

Pada tanggal:

Ketua Sidang Tugas Akhir:

1. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum (...) NIP. 1975 1201 200112 1 002

Sekretaris Sidang Tugas Akhir:

2. Esty Wulandari, S.Sos, M.Si (...) NIP. 1979 1109 200801 2 015

Pembimbing Tugas Akhir I:

3. Arief Iman Santoso, S.Sn (...) NIP.1979 0327 200501 1 1002

Pembimbing Tugas Akhir II:

4. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn (...) NIP. 1971 1115 200604 1 001

Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan Studi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Desain Komunikasi Visual

(4)

commit to user

iv

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

(5)

commit to user

v

“Jika didunia ini ada 100 orang yang mencari ilmu, maka salah satunya adalah saya, jika didunia ini ada 10 orang yang mencari ilmu, maka salah satunya adalah saya,

dan jika hanya ada 1 orang didunia ini yang mencari ilmu, maka itu pasti saya” (ikrar santri)

“Bagaimana orang lain akan menghargai karya kita, jika kita tidak bisa menghargai karya kita sendiri”

(6)

commit to user

vi Asalamualaikum wr wb,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul ” PERENCANAAN PROMOSI PERAYAAN SEKATEN DAN GREBEG MULUD DI SURAKARTA MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL”. Dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini, penulis memperoleh banyak sekali petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, PH.d, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa 2. Drs. M. Soeharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual 3. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Pembimbing I

4. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn selaku Pembimbing II

5. Bambang Purwadi, S.Ip, bidang akademik Jurusan Desain Komunikasi Visual 6. Semua dosen dan Staf TU jurusan Desain Komunikasi Visual UNS.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan karya ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin.

Surakarta, 15 Juni 2011

(7)

commit to user

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah………... 2

C. Tujuan Perancangan... 3

D. Target Visual (Target Karya)... 4

E. Target Markrt & Audience... 5

1. Target Market... 5

2. Target Audience... 6

F. Metode Pengumpulan Data... 6

BAB II KAJIAN TEORI... 8

A. Tinjauan Umum Kebudayaan... 7

B. Sekaten antara Budaya , Religi dan Bisnis... 10

C. Promosi dan Periklanan……….. 13

1. Promosi... ……….. 13

(8)

commit to user

viii

A. Sejarah Sekaten... 31

B. Kondisi Perayaan Sekaten... 33

1. Perayaan Acara Sekaten di Surakarta... 33

2. Rangkaian Ritual Grebeg Mulud dan Sekaten... 35

3. Waktu dan Pelaksanaan Sekaten di Surakarta... 36

4. Perlengkapan / Ubarampe dalam Sekaten... 38

5. Tempat Pelaksanaan Sekaten dan Grebeg Mulud di Surakarta... 39

6. Anggaran dana Perayaan Sekaten... 40

7. Kerjasama yang pernah dilakukan... 41

C. Pembanding... 42

1. Perayaan Pasar Malem Sekaten Jogjakarta... 42

a. Sekilas tentang Pasar Malem Sekaten Jogjakarta... 42

b. Kondisi Pasar Malem Sekaten Jogjakarta... 43

c. Pelaksanaan Pasar Malem Sekaten Jogjakarta... 45

d. Kerjasama yang pernah dilakukan dalam Pasar Malem Sekaten Jogjakarta... 46

2. Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional di Ponorogo... 47

a. Sekilas tentang Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional di Ponorogo... 47

b. Kondisi Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional di Ponorogo... 49

(9)

commit to user

ix

F. Positioning... 67

G. USP (Unique Selling Point)... 68

BAB IV KONSEP KREATIF PERANCANGAN DAN PERENCANAAN MEDIA……….. 70

A. Metode Perancangan... 70

B. Konsep Kreatif... 70

C. Standar Visual... 71

1. Pesan Verbal... 72

a. Headline... 72

b. Sub Headline... 73

c. Body Copy... 73

2. Pesan non Verbal... 74

a. Ilustrasi... 74

b. Teks... 75

c. Typhography... 75

d. Warna... 77

e. Layout... 79

f. Grafis pengikat... 80

3. Logo... 80

a. GSM (Graphic Standar Manual)... 81

b. Filosofi logo... 84

(10)

commit to user

x

b. Brosur... 87

c. X-Banner... 88

d. Peta dan Katalog Event... 89

e. Poster... 90

f. Voucher Pulsa Seluler... 90

g. Kalender Meja... 91

h. Iklan Koran... 92

i. Iklan LKS... 92

j. Block Note... 93

2. Media Event... 93

a. Bilboard... 93

b. Spanduk... 93

c. Street Banner... 94

d. Stiker... 94

e. T-Shirt... 95

f. Merchandise... 95

1). Gantungan Kunci... 96

2). Pin... 96

3). Pembatas Buku... 97

4). Mug... 97

E. Prediksi Biaya... 97

(11)

commit to user

xi

2). Amplop... 101

3). Co-Card... 102

4). Tiket masuk... 103

b. Brosur... 104

c. X-Banner... 105

d. Peta dan Katalog Event... 106

e. Poster... 107

f. Voucher Pulsa Seluler... 108

g. Kalender Meja... 109

h. Iklan Koran... 110

i. Iklan LKS... 111

j. Block Note... 112

2. Media Event... 113

a. Bilboard... 113

b. Spanduk... 114

c. Street Banner... 115

d. Stiker... 116

e. T-Shirt... 117

f. Merchandise... 118

1). Gantungan Kunci... 118

2). Pin... 119

(12)

commit to user

xii

B. Saran... 123

(13)

commit to user

xiii

Media Komunikasi Visual. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana mempromosikan Sekaten Surakarta sebagai sebuah perayaan tradisi budaya dan wisata yang memiliki nilai-nilai budaya, religi dan ekonomi melalui media komunikasi visual. Tujuan utama dari perencanaan promosi ini agar mampu meningkatkan minat masyarakat terutama remaja untuk kembali mencintai budaya daerah. Sehingga perayaan Sekaten yang digelar tiap tahun ini kembali dikenal masyarakat sebagai event budaya yang tidak hanya semata-mata menyuguhkan hiburan, namun juga wisata yang syarat dengan nilai-nilai budaya. Diharapkan dengan adanya promosi perayaan Sekaten dan Grebeg mulud ini nilai-nilai tradisi, budaya dan religi yang terkandung tidak terkikis. Promosi ini bersifat informatif sekaligus persuasif agar dapat menarik minat masyrakat untuk berkunjung ke Perayaan Sekaten dan Grebeg Mulud di Surakarta. Penambahan nilai objek yang dipromosikan juga dilakukan berupa penampilan gambar-gambar dan ilustrasi tentang Perayaan Sekaten dan Grebeg Mulud di Surakarta.

(14)

commit to user

xiv

(15)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya daerah yang sangat menarik dan merupakan ciri khas dan kekayaan bangsa. Memasuki era globalisasi saat ini, budaya dari negara lain atau budaya asing dengan mudah masuk ke Indonesia. Hal tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi bangsa. Adapun dampak positifnya bahwa budaya asing dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap perkembangan dunia saat ini. Namun bila kita tidak waspada, kita akan terkena dampak negatif dari budaya asing yang masuk yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sendiri. Oleh karena itu, supaya budaya bangsa sendiri tidak musnah, maka perlu adanya pelestarian demi kelangsungan hidup bangsa.

Di Kota Solo banyak dijumpai budaya-budaya yang sebenarnya patut dan layak untuk tetap di kembangkan. Kebanyakan budaya-budaya yang ada di Solo sekarang ini lahir dan berkembang dilingkungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Namun dari tahun ke tahun setiap event yang diadakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta semakin luntur dari sifat-sifat yang mengangkat budaya itu sendiri. Salah satu dari event tahunan Keraton Kasunanan Surakarta yang masih berjalan adalah Perayaan Sekaten dan Grebeg Mulud, namun para pengunjung lebih cenderung memanfaatkan kehadiran Sekaten sebagai tempat hiburan semata, dan hampir meninggalkan hal-hal yang syarat dengan nilai-nilai budaya.

(16)

commit to user

Melihat semakin merosotnya minat masyarakat terutama remaja terhadap Sekaten dan Grebeg Mulud di Surakarta, maka perlu diadakan kegiatan promosi dan periklanan untuk kembali menarik minat masyarakat untuk mencintai Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai event budaya di Kota Surakarta tersebut. Untuk merealisasikannya hal tersebut maka pihak penyelenggara Sekaten, dalam hal ini adalah Keraton Kasunanan Surakarta perlu kembali mengenalkan Sekaten sebagai suatu event yang syarat dengan nilai-nilai budaya kepada masyarakat dengan cara meningkatkan promosi dan publikasi yang tepat dan efisien.

Berdasarkan pernyataan diatas, penulis ingin sekali mengangkat Sekaten dan Grebeg Mulud Surakarta melalui promosi dan periklanan. Alasan penulis yang lain, bahwa Sekaten Grebeg Mulud Surakarta merupakan suatu event tahunan yang syarat dengan nilai-nilai budaya daerah dan juga berhubungan dengan religi, maka penulis mengambil judul “PERENCANAAN PROMOSI PERAYAAN SEKATEN DAN GREBEG MULUD DI SURAKARTA MELALUI MEDIA KOMUNIKASI

VISUAL”

B.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana mempromosikan Sekaten Surakarta sebagai sebuah Perayaan dan wisata yang memiliki nilai-nilai budaya, religi dan ekonomi melalui media komunikasi visual ?

(17)

commit to user

C.

Tujuan Perencanaan

Adapun tujuan dari pembuatan “ PERENCANAAN PROMOSI PERAYAAN

SEKATEN DAN GREBEG MULUD DI SURAKARTA MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL” ini adalah jawaban dari rumusan masalah :

1. Mempromosikan Sekaten Surakarta yang memiliki nilai-nilai budaya, religi dan ekonomi.

Diharapkan dengan adanya promosi dan periklanan Sekaten Surakarta maka akan mampu meningkatkan minat masyarakat terutama remaja untuk kembali mencintai budaya daerah. Sehingga perayaan Sekaten yang digelar tiap tahun ini kembali dikenal masyarakat sebagai event budaya yang tidak hanya semata-mata menyuguhkan hiburan, namun juga wisata yang syarat dengan nilai-nilai budaya. Dengan demikian nilai-nilai tradisi, budaya dan religi yang terkandung didalam perayaan Sekaten tidak terkikis dengan adanya partisipasi masyarakat terutama remaja untuk mengambil bagian dalam perayaan Sekaten.

2. Merancang desain promosi Sekaten Surakarta.

(18)

commit to user

D.

Target Visual

1. Media Lini Atas

a. Iklan Koran b. Street banner

c. Iklan LKS d. Baliho

e. Spanduk Rentang

2. Media lini bawah

a. Stationery

1) Amplop 2) Letter Head

3) Co Card Panitia 4) Tiket masuk pagelaran b. Poster

c. MAP

d. Voucher pulsa seluler e. Stiker

f. Kalender g. Brosur h. X-Banner

(19)

commit to user

1) Gantungan kunci 2) Pin

3) Pembatas Buku 4) Mug

5) Block note

j. T-Shirt

E.

Target Market dan Target Audiens

1. Target market

Target Market adalah sasaran pasar yang dituju. Dalam konsep pemasaran, pasar sasaran yang ditentukan dan dipilih oleh produsen sesuai dengan konsep segmentasi pasar. Dalam hal ini,yang menjadi target market adalah :

a. Target Primer

1) Geografi : Kota Solo 2) Demografi

a) Jenis Kelamin : Laki-Laki & Perempuan

b) Agama : Semua Agama dan Aliran Kepercayaan c) Usia : 6-50 tahun

d) Status Ekonomi : menengah kebawah

(20)

commit to user

b. Target Sekunder

1) Geografi : Solo Raya (eks. Karesidenan Surakarta) 2) Demografi

a) Jenis Kelamin : Laki-Laki & Perempuan

b) Agama : Semua Agama dan Aliran Kepercayaan c) Usia : 6-65 tahun

d) Status Ekonomi : Semua kalangan

e) Pendidikan : SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi 2. Target Audiens

Target Audiens meliputi hal-hal yang berhubungan dengan psikografis dari target market dari Perencanaan promosi ini. Dari target market tersebut diatas

dapat ditentukan target audiens dari perencanaan promosi ini adalah :

a. Remaja dan anak-anak yang kurang memiliki minat dan ketertarikan akan budaya yang terkandung dalam perayaan Sekaten di Surakarta.

b. Remaja dan anak-anak yang kurang berminat mempelajari dan melestarikan budaya yang terkandung dalam perayaan Sekaten di Surakarta.

c. Orang tua yang kurang memperhatikan akan perkembangan budaya yang terkandung dalam perayaan Sekaten di Surakarta.

(21)

commit to user

F.

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sesuai penelitian yang dilakukan. Peneliti menggunakan beberapa cara dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan, masing-masing adalah :

1. Wawancara

Teknik wawancara adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan data-data obyek yang diteliti melalui keterangan secara lisan dari informan. Dalam hal ini penulis memilih pihak Keraton Kasunanan Surakarta yang diwakili GPH. Poeger, BA dan Dra, GKR. Wandansari sebagai narasumber.

2. Observasi dan Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan jalan membaca buku-buku reverensi tentang obyek yang akan diteliti sesuai dengan daftar rumusan masalah selain itu penulis juga terjun ke lapangan secara langsung guna mengamati data-data yang akan dibutuhkan dalam perencanaan ini. Hal ini dilakukan untuk guna melengkapi data-data yang telah didapat dari wawancara. Salah satu sumber pustaka yang menjadi studi penulis adalah Sasana Pustaka Keraton Surakarta.

3. Questioner

(22)

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Tinjauan Umum Kebudayaan

Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai suatu singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari bahasa sangsekerta buddhayah yaitu bentuk jamak

kata buddhi yang berarti budi atau akal (Koentjaraningrat, 1990:181).

Pada dasarnya, setiap orang terbentuk oleh lingkungan. Lingkungan pembentuk ini yang biasanya disebut kebudayaan. Dan, sebaliknya manusia juga membentuk kebudayaan. Kebudayaan dapat dipandang sebagai tindakan berpola dalam masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat terbentuk atau terkelompok oleh adanya kebudayaan. (Ashadi Siregar, 1985:47)

Kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya menyebabkan harus saling berinteraksi, dari interaksi yang terjadi inilah kemudian tumbuh pola-pola interaksi, nilai-nulai yang dianut bersama dan berbagai dinamika lainnya. Hubungan antar manusia tersebut ketika dianut oleh sebagian masyarakat disebut dengan kebudayaan.

Kebudayaan sangat dipengaruhi oleh manusia, setiap interaksi memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, demikian halnya dengan bangsa Indonesia juga memiliki budaya sendiri yang disebut dengan budaya nasional. Adapun kebudayaan nasional itu sendiri terbentuk dari kebudayaan daerah yang ada

(23)

commit to user

di Indonesia. Kebudayaan daerah adalah segala puncak dari sari-sari kebudayaan yang terdapat diseluruh kepulauan Indonesia baik yang lama maupun yang berjiwa nasional (KiHajar Dewantara, 1995:2). Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang didasarkan atas kebudayaan lama dan asli terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah yang ada diseluruh wilayah Indonesia (penjelasan UUD RI tahun 1945, 1995:2).

Kebudayaan dibedakan menjadi dua, yaitu kebudayaan kontemporer dan kebudayaan tradisional. Kebudayaan kontemporer mengarah pada pembaruan dan masa depan, sedangkan kebudayaan tradisional memiliki kecenderungan pada pemeliharaan (konservasi) dan mengarah kekasa lalu. (Ashadi Siregar, 1993:29)

Dalam menganalisa sebuah kebudayaan dapat dilakukan melalui dua dimensi yaitu dimensi wujud dan dimensi isi. Dimensi wujud dibedakan melalui tiga hal : 1. Wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep pikiran manusia.

2. Wujud sebagai satu kompleks aktifitas. 3. Wujud sebagai suatu benda.

Sedangkan dalam dimensi isi dilihat dari sistem bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian kehidupan ekonomi, sistem organisasi sosial, sistem ilmu pengetahuan, religi dan kesenian. (Kontjaraningrat, 1985:100)

(24)

commit to user

daerah merupakan hasil dari penciptaan manusia yang dilandasi pada nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat daerah setempat.

Demikian halnya dengan Sekaten Surakarta juga mencerminkan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat Surakarta. Seiring dengan perkembangan jaman Sekaten Surakarta masih dan akan tetap bertahan jika nilai-nilai yang terkandung dalam Sekaten Surakarta tersebut masih diyakini dan dianut oleh masyarakat.

Sekaten adalah salah satu ritual tahunan yang dirayakan untuk memperingati maulud Muhammad (kelahiran Rasulullah SAW pada 12 Rabi'ul Awal bertepatan dengan Tahun Gajah, kira-kira tahun 570 M) dan telah menjadi ciri khas kota Yogyakarta dan Surakarta, yang disebut Belanda sebagai Vorstenlanden (berarti: tanah raja-raja atau daerah raja-raja), sebagai salah satu perhelatan budaya dengan daya tarik tersendiri yang telah mentradisi sepanjang masa.

B. Sekaten antara Budaya, Religi dan Bisnis

(25)

commit to user

Keramaian Sekaten yang sekarang ini menjadi tradisi keramaian di Yogyakarta dan Surakarta setiap bulan Maulud itu sebenarnya suatu tradisi yang berasal dari Kerajaan Demak Bintoro untuk memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW. Bagi kerajaan Demak di jaman dahulu, hari besar yang harus dimeriahkan ialah Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurut Drs. Effendiy Zarkazi dalam bukunya Unsur-Unsur Islam dalam Pewayangan, Keramaian yang diselenggarakan sebagai upacara kerajaan Demak

Bintoro pada saat itu, sebagai ibukota kerajaan Islam mempunyai arti yang sangat besar yaitu :

1. Sebagai alat untuk menarik hati rakyat agar masuk Islam. Yang demikian menyebabkan timbulnya kesetiaan rakyat kepada pimpinannya sehingga akan dapat menciptakan kemakmuran.

2. Memberantas kemusrikan. Hal ini wajib bagi semua umat Islam (Amar ma’ruf Nahi Munkar).

3. Mempersatukan para bupati pesisiran dan semua bawahannya.

4. Melatih siap-siaga bagi prajurit dalam menghadapi segala kemungkinan. 5. Memberi sedekah kepada rakyat.

6. Mengagungkan hari besar Islam.

7. Membawa harum nama Kerajaan sehingga orang lain tertarik (simpati).

(26)

commit to user

kreasi wali sanga pada sekitar abad ke-15, untuk menarik perhatian warga dan melakukan syiar Islam. Karena ditujukan untuk menarik perhatian, gamelan yang dibuat pada jaman kerajaan Majapahit ini oleh wali sanga dirombak menjadi lebih besar dari ukuran gamelan biasa agar suara yang dihasilkan bisa terdengar sampai jauh.

Maleman Sekaten oleh wali sanga ditujukan untuk mengenalkan hari kelahiran

Nabi Muhammad SAW kepada para warga, sebagai awal untuk mengenalkan agama Islam. Sekaten berasal dari kata Syahadatain (dua kalimat syahadat ). Kalimat Syahadat pertama yang menyatakan kepercayaan kepada ke-Esa-an Tuhan (Asyhadu an laa Illaaha Ilallah) disimbolkan dengan Kyai Guntur Madu, sedangkan kalimat

kedua yang mengakui kenabian Rasulullah Muhammad SAW (wa Asyhadu anna Muhammaddarrasulullah) dilambangkan dengan Kyai Guntur Sari. Sebelum gamelan

ditabuh, para wali biasanya memberi pencerahan tentang Islam kepada para warga yang telah berdatangan. Dan hasilnya tidak sedikit orang-orang yang langsung bisa mengucapkan kalimat syahadat begitu gamelan mulai mengalunkan gending. Syiar tentang ke-Islaman ini terus dilakukan selama Maleman Sekaten digelar selama 7 hari. Oleh karenanya, gamelan pusaka juga terus dimainkan selama itu.

(27)

commit to user

diperpanjang menjadi satu bulan untuk memberi keuntungan ekonomi bagi para pedagang dan masyarakat sekitar.

Kehadiran Sekaten akan lebih berarti manakala nilai-nilai yang lebih universal dapat dimasukkan didalamnya. Nilai-nilai kemanusiaan dan pemahaman nilai-nilai kebudayaan menjadi sangat penting yang dibutuhkan untuk mendongkrak kembali minat konsumen terhadap event-event yang bercorak budaya. Kehadiran Sekaten diharapkan mampu menjadi media dialog dan perekat bagi masyarakat umum tentang nilai-nilai adiluhung yang terkandung di dalamnya.

C.

Promosi dan Periklanan

1. Promosi

Promosi adalah bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix), yaitu perpaduan antara periklanan, penjualan dan publisitas. Promosi pada

(28)

commit to user

Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima metode komunikasi dalam pemasaran, yaitu advertising, promosi penjualan (sales promotion), public relation, personal selling, dan direct selling.

Philip Khotler juga menyatakan bahwa bauran pemasaran terdiri dari Product, Price, Promotion, dan Place, atau yang lebih dikenal dengan istilah Four of Ps. Jika

digabung dengan aplikasi pemasaran atau disebut dengan Four of Cs, maka Product berkaitan dengan Customer Solution, Price berkaitan dengan Customer Cost, Cost berkaitan dengan Convinience, sedangkan Promotion berkaitan dengan Communication.

Bauran komunikasi pemasaran dikaitkan dengan penyampaian pesan tentang barang, jasa layanan, pengalaman, kegiatan orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan. Luas cakupan kegiatan pemasaran ini tidak lepas dari peran komunikasi, Karena pada dasarnya, bentuk penyampaian informasi tentang apa yang ditawakan oleh produsen kepada konsumen tidak lepas dari penetapan pesan dan media pesan itu sendiri.

Harlod D. Laswel (Effendi, 1997:10) mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan Who says what, in which channel, to whom, with what effect, and in which channel ? Laswel

menunjukkan sebuah kegiatan komunikasi yang menggunakan saluran komunikasi. Saluran komunikasi ini dapat diwujudkan melalui penggunaan media.

(29)

commit to user

yaitu pengirim dan penerima. Dua yang lain adalah alat komunikasi utama yaitu pesan dan media. Empat elemen yang lain adalah fungsi utama komunikasi, yaitu penyandian, pengertian, respon, dan umpan balik. Elemen terakhir adalah gangguan dalam sistem.

Definisi dari semua elemen ini bila diterapkan pada promosi Sekaten Surakarta ini adalah sebagai berikut :

a. Pengirim (sender), pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain, yaitu penyelenggara Sekaten Surakarta.

b. Penyandian (encoding), proses menuangkan pikiran dalam bentuk simbolik, dalam hal ini penyelenggara Sekaten Surakarta menyusun kata, ilustrasi atau simbol-simbol yang akan menyampaikan pesan yang diinginkan.

c. Pesan (massage), perangkat simbol atau materi pesan yang dikirim oleh penyelenggara Sekaten Surakarta.

d. Media, saluran komunikasi yang menjadi pengantar pesan agar dapat bergerak dari pengirim ke penerima.

e. Pengertian( decoding), proses yang dilakukan penerima untuk memberi arti simbol-simbol yang disandikan oleh pengirim.

f. Penerima (reiciver), pihak yang menerima pesan yang dikirim, yaitu audiens (khalayak sasaran)

g. Respon (respons), reaksi dari penerima setelah menerima pesan.

(30)

commit to user

disampaikan mengenai Sekaten Surakarta. Umpan balik merupakan alat pengukur effektifitas pesan.

i. Gangguan (noise), penyimpangan yang tidak direncanakan selama proses komunikasi yang mengakibatkan penerima memperoleh pesan berbeda dari apa yang dikirim oleh pengirim pesan.

Dalam proses komunikasi isi pesan untuk dapat diterima oleh sasaran melalui beberapa tahapan, dalam teori DAGMAR dijelaskan sebagai berikut

Model Proses Komunikasi

(Hierarchy of Effect Model)

Pemahaman dan Citra (Comprehensive and Image)

Tindakan (Action) Sikap ( Attitude) Ketidaksadaran (Unware)

(31)

commit to user

Keterangan bagan : a. Tahap Pertama

Berawal dari ketidaksadaran khalayak tentang suatu produk. b. Tahap Kedua

Dengan dilakukannya komunikasi dibangun kesadaran khalayak tentang produ tersebut. Adalah tahapan dimana khalayak diberikan penjelasan terhadap produk dan semua atribut agar khalayak sasaran mengetahui tentang produk tersebut.

c. Tahap Ketiga

Setelah menyadari kebaradaan produk tersebut, maka akan terjadi proses pemahaman dan pembentukan citra oleh khalayak yang berhubungan dengan produk tersebut. Proses pemahaman masing-masing orang akan berbeda, hal ini dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal dari individu.

d. Tahap Keempat

Munculnya sikap dari khalayak setelah dia memahami produk. Sikap yang terbentuk sangat berpengaruh pada proses pengambilan tindakan.

e. Tahap Kelima

Tindakan yang diambil oleh seseorang setelah dia menyadari, mengetahui dan memahami produk tersebut.

2. Iklan/Periklanan

(32)

commit to user

mengalihkan perhatian audiens terhadap sasuatu. Frank Jefkins mendifinisikan periklanan memiliki tujuan untuk membujuk konsumen untuk membeli. Sedangkan menurut Institute of Practioners in advertising : Periklanan mengupayakan suatu pesan penjualan yang sepersuasif mungkin kepada calon pembeli yang paling tepat atas suatu produk berupa barang dan jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.

Secara sederhana iklan memiliki arti segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Rhenald Kasali, 1992:9).

Dalam promosi dan periklanan Sekaten Surakarta ini, iklan menjadi pilihan yang ideal, effektif, dan selektif dalam menyampaikan pesan kepada khalayak. Hal ini sesuai dengan sifat iklan yang memiliki fungsi komunikasi sebagai berikut :

a. Informing, iklan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang fitur dan manfaat, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.

b. Persuading, iklan yang effektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.

(33)

commit to user

d. Adding value, periklanan yang efektif memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bias lebih unggul dari pesaing.

e. Assisting, iklan merupakan salah satu dari bauran komunikasi pemasaran. Periklanan pada suatu saat dapat bekerja sendiri, pada saat lainnya peran periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dala proses komunikasi pemasaran (Terence A. Shim, 2003:357).

Pada dasarnya iklan digunakan untuk membujuk orang agar membeli sesuatu,

atau melakukan kegiatan tertentu. Seperti diungkapkan Frank Jefkins “Advertising

aims persuade people to buy”. Agar dapat melakukan tugasnya, iklan memiliki

teknik-teknik khusus yang berangkat dari pemikiran konsumen. Seorang pembuat iklan harus mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pemikiran targetnya. Faktor-faktor latar belakang dan sisi psikologis konsumen seringkali sangat mempengaruhi sikap seseorang setelah dia mendapatkan sebuah informasi dalam iklan.

Situasi pemrosesan informasi yang dihadapi oleh konsumen menjadi rumusan yang penting dan menjadi cara yang wajib diketahui dan dilakukan komunikator pemasaran.

Menurut William J. McGuire dalam tulisannya yang dimuat Journal of Customer Research 4 Maret 1976 merumuskan delapan tahapan yang saling berkaitan

(34)

commit to user

dalam dua pendekatan, yaitu pendekatan rational customer processing (CPM) dan Hedonic,Experential (HEM)

Delapan tahapan yang dimaksud dalam teori Rational Customer Procesing adalah sebagai berikut :

a. Exposure terhadap informasi

Tugas dasar komunikator pemasaran adalah menyampaikan pesan kepada konsumen yang diharapkan akan memproses pesan dan dapat dibujuk untuk melakukan serangkaian tindakan yang diinginkan pemasar. Definisi exposure secara sederhana adalah konsumen berinteraksi dengan pesan dari pemasar. b. Atensi yang selektif

Atensi berarti fokus dan mempertimbangkan pesan yang telah diekspos kepada seseorang. Konsumen hanya memperhatikan sebagian kecil dari stimulus komunikasi pemasaran Karena permintaan yang dibuat berdasarkan atensi jumlahnya besar, oleh karena itu atensi menjadi amat selektif. Selektifitas diperlukan karena kapasitas pemrosesan informasi terbatas dan utilisasi effektif dari kapasitas ini membutuhkan alokasi energi mental dari konsumen kepada pesan-pesan yang relevan dan sesuai dengan current goal.

c. Pemahaman mengenai informasi yang disampaikan

(35)

commit to user

digunakan secara bergantian dengan persepsi ( perception), kedua istilah tersebut sering juga disebut interpretasi. Karena manusia memberikan respon kepada persepsi mereka atas dunia dan bukan dunia yang sebenarnya terjadi. d. Persetujuan mengenai informasi yang telah dipahami.

Persetujuan bergantung kapada apakah pesan tersebut dapat dipercaya, atau apakah ia mengandung informasi dan daya tarik yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap penting oleh konsumen.

e. Penyimpanan dalam memori mengenai informasi yang telah diterima. f. Perbaikan informasi dari dalam memori.

g. Pembuatan keputusan dari alternatif yang ada.

h. Tindakan yang dilakukan berdasarkan keputusan yang telah diambil.

Tindakan yang diambil tidak jarang berbeda dengan apa yang telah diputuskan. Orang tidak selalu berperilaku konsisten sesuai dengan preferensinya. Alasan utama dari hal ini adalah adanya presence of event atau faktor situasional yang mengganggu, menghalangi atau bahkan mencegah seseorang menuruti keinginannya.

Dari enam tahap yang telah dilalui merupakan pembahasan mengenai bagaimana konsumen menerima, meng-encode, dan menyimpan informasi yang penting dalam pemilihan konsumsi. Dalam memori konsumen tersimpan paket-paket informasi dari berbagai alternatif konsumsi.

(36)

commit to user

negatif, terkadang dapat pula bersifat kontradiktif dan sering kali informasi yang diperoleh tidak lengkap.

Konsumen selalu melakukan penyederhanaan atau dikenal dengan heuristics untuk sampai pada keputusan yang setidaknya memuaskan atau jika tidak bisa dikatakan sempurna.

Bentuk-bentuk dari heuristics adalah affect referral (memilih alternative yang pengaruhnya paling positif), compensatory heuristics (kompensasi dalam pemilihan), conjungtive heuristics (menciptakan batasan minimal dalam berbagai kriteria pilihan

yang terelevan).

3. Ragam Media Periklanan

Media merupakan salah satu unsur yang penting dalam iklan. Media sangat mempengaruhi efektifitas pesan. Media juga dapat memberikan pengaruh dalam pembentukan citra. Setiap media dan sarana memiliki karakteristik dan kelebihannya sendiri. Para pengiklan berusaha untuk memilih media dan sarana yang paling cocok untuk produk yang akan diiklankan untuk mencapai khalayak sasarannya dan menyampaikan pesan yang dimaksud.

(37)

commit to user

Support media berkaitan dengan relativitas peluang, biaya, dan khalayak.

Support media digunakan untuk meraih orang-orang yang menjadi pasar sasaran

melalui media dan pesan yang disampaikan. Support media dapat juga disebut media alternatif (ambient media), yaitu media yang tidak dapat diukur dan merupakan media nontradisional.

Masing-masing media memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda. Televisi sangat cocok untuk menampilkan manfaat produk, televisi juga sangat kuat dalam kaitannya dengan hiburan dan nilai kesenangan serta kemampuannya untuk mempengaruhi penonton. Majalah lebih berkaitan dengan keindahan, keluwesan, gengsi, dan tradisi. Surat kabar menawarkan kelayakan berita dengan harga yang murah. Radio sangat bersifat personal, membiarkan imajinasi pendengar memainkan perannya. Sementara periklanan luar (Outdoor) sangat cocok untuk paket identifikasi produk.

Pada awalnya iklan above the line lebih dominan. Iklan jenis ini dikuasai oleh lima media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan, yaitu ; pers, radio, televisi, outdoor advertising agency, dan sinema bioskop. Diluar itu adalah media-media yang tidak memberi komisi dan pembayaran sepenuhnya berdasarkan biaya opersi plus sekian persen keuntungan penjualan produk. Sebagain besar penghasilan biro-biro iklan pada umumnya, masih berasal dari media above the line, bahkan sampai sekarang ini.

(38)

commit to user

memisahkan aneka ragam iklan yang mereka gunakan dalam memasarkan produk-produknya.

Nilai keseluruhan dari suatu media periklanan tergantung pada kebutuhan khusus pengiklan di dalam situasi tertentu dan keseluruhan anggaran yang ada untuk mengiklankan suatu merek. Tidak ada media periklanan yang selalu menjadi yang terbaik. Nilai pada suatu media tergantung pada keadaan yang dihadapi suatu merek pada waktu tertentu, serta tujuan periklanannya, pasar sasaran kepada siapa tujuan ini diarahkan dan anggran yang tersedia. Media terbaik atau kombinasi media ditentukan bukan menghitung manfaat dan keterbatasan tetapi dengan melakukan pemeriksaan yang teliti dari kebutuhan-kebutuhan dan merek yang diiklankan, serta sumber dayanya.

Karena itu sangat memunginkan sekali penggunaan media-media baru yang jarang atau belum terpikir dan belum pernah diaplikasikan. Dan sering kali penggunan media-media baru ini lebih segmented (terarah).

Oleh karena itu pemilihan media menjadi salah stu bentuk kreatifitas dalam pembuatan sebuah iklan secara menyeluruh. Seringkali pemilihan media yang tepat menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan iklan. Dan pemilihan media yang kurang tepat merupakan pemborosan belanja iklan yang mesti dihindari.

4.Kreatifitas dalam Iklan

(39)

commit to user

kebanjiran informasi sedangkan jumlah produk-produk yang ditawarkan pun sudah semakin jenuh. Banyaknya produk dengan keunggulan yang hamper sama dan kualitas yang sebanding tentunya akan lebih sulit dalam pembuatan iklannya. Iklan seakan-akan hanya lewat dalam benak konsumen, tentunya hal-hal seperti ini tidak diinginkan oleh pembuat iklan dan tentu klien yang memiliki produk tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dala pembuatan iklan agar iklan lebih tepat sasaran dan berhasil.

Kreatif dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah dengan cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya (Agus S, Madjadikara, 2004:55).

(40)

commit to user

Untuk membuat iklan yang baik harus diketahui dulu bagaimana iklan bekerja dalam pikira konsumen. Tahapan-tahapan yang dilalui konsumen ketika memperoleh informasi menjadi pengetahuan yang penting bagi pembuat iklan, karena dengan mengetahuinya dapat dicari jalan yang terbaik agar pesan iklan mengena dan iklan tersebut dapat memainkan peran yang diinginkan. Seperti apa yang diungkapkan para

kreatif iklan “know the ruler first and break them later”. Perlunya pengetahuan teori

iklan sangat membantu dalam pembuatan iklan. Pendekatan-pendekatan yang digunakan, bentuk pesan yang disampaikan, dan hal-hal lain yang akan membuat iklan itu bekerja sesuai dengan yang diinginkan pengiklan.

Berikut adalah tahapan tujuan iklan :

Iklan harus membangkitkan persepsi tergetnya, sehingga iklan akan mampu memiliki stopping power. Persepsi sangat dibutuhkan oleh iklan, yang dibutuhkan iklan agar mendapatkan persepsi adalah exsposure, atensi, dan stopping power.

Persepsi (perception)

Kesadaran (awareness)

Memberitahu (understanding)

Membujuk (persuading)

(41)

commit to user

Exposure adalah tahapan awal dalam iklan ketika orang mengetahui adanya iklan tersebut. Sehebat atau se-kreatif apa iklan tersebut jika orang tidak mengetahui iklan tersebut maka akan sia-sia saja. Exsposure sangat berhubungan dengan pemilihan media. Atensi berarti perhatian yang diberikan target iklan terhadap iklan tersebut. Target memikirkan dan memfokuskan perhatiannya pada iklan tersebut. Atensi dibangun oleh pemicu,sesuatu yang membuat target ikan tertarik. Pemicu tersebut dapat berupa sesuatu yang membuat trget memfokuskan pikirannya untuk iklan tersebut. Stopping power suatu keadaan dimana target yang sudah memfokuskan perhatiannya pada iklan tersebut mampu tertahan untuk lebih fokus lagi terhadap iklan tersebut. Stopping power dapat menggunakan beberapa cara yang tidak lazim dipakai, dan tidak terduga oleh pembuat iklan yang lainnya.

Iklan harus mampu menumbuhkan kesadaran (awareness) target tentang pesan dan produk. Untuk mendapatkan awareness yang baik iklan harus memiliki atensi, relevansi, dan menarik. Tingkat atensi yang rendah dapat menciptakan tingkat kesadaran yang rendah pula. Jika tujuan iklan adalah mengingatkan (reminding), atensi dan awareness yang dibutuhkan tidaklah sebesar iklan yang menawarkan

produk baru.

(42)

commit to user

bagaimana produk itu bekerja, kapan dan dimana menggunakannya, dan sebagainya. Jika ingin membuat iklan dengan pesan yang menekan understanding sebagai tujuan, sebaiknya dengan memaparkan fakta dengan cara yang mudah untuk orang menerima informasi tersebut. Memberitahu adalah aspek penting dalam iklan, untuk kasus produk baru iklan harus mampu menjembatani jarak antara pengalaman seseorang dengan cara mengajari mereka bagaimana untuk mengenali dan menggunakan produk, sedangkan untuk produk yang sudah ada, biasanya menginformasikan sesuatu yang baru dalam produk tersebut dan keuntungannya. Untuk pesan tertulis dapat menggunakan definisi, penjelasan, demonstrasi, perbandingan, dan kontras. Dalam beberapa keadaan, visual lebih efektif untuk mendemonstrasikan, membendingkan dan membuat kontras.

Asosiasi adalah salah satu cara untuk memberitahukan sesuatu. Menciptakan koneksi dalam pikiran, ketika seseorang menghubungkan sesuatu dengan konsep iklan yang ada. Pengiklan menggunakan koneksi untuk membangun citra. Iklan menggunakan asosiasi mengajak target untuk menghubungkan produk dengan sesuatu yang sesuai dengan aspirasi mereka, respek, nilai apresiasi, seperti pengalaman yang mengesankan atau gaya hidup tertentu. Dengan menggunakan koneksi iklan akan lebih mudah diterima dan dimengerti isinya.

(43)

commit to user

konsep iklan. Iklan harus dapat menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap apa yang diiklankan. Elemen yang dapat menciptakan kepercayaan sasaran terhadap iklan adalah dukungan. Yang dimaksud dukungan adalah segala hal ynag mendukung informasi atau klaim seperti fakta, alas an yang kuat, atau demonstrasi yang meyakinkan.

Dalam kehidupan setiap harinya orang dihadapkan pada banyak permasalahan yang membutuhkan otak mereka untuk melakukan pemecahan. Proses kerja otak yang begitu rumit memyebabkan orang memiliki kelemahan dalam mengingat sesuatu. Kemampuan ingatan orang sangat berbeda-beda. Oleh karena itu dibutuhkan iklan yang bisa mengunci pikiran seseorang dan menyebabkan orang tersebut akan selalu ingat tentang pesan iklan ketika dihadapkan pada pilihan untuk melakukan pembelian pada sebuah produk. Beberapa cara yang bisa digunakan untuk menciptakan iklan yang bisa mengunci pikiran seseorang diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Membangun link (hubungan) yang kuat antara pesan dan produk yang ditawarkan sehingga orang ketika mengingat iklan sama juga mengingat produknya.

b. Pengulangan, sebuah pesan agar tetap terjaga dalam ingatan seseorang dibutuhkan pengulangan. Pengulangan meliputi jingle, tag line, dan slogan. c. Menciptakan Key visual, awal dan akhir sebuah iklan merupakan bagian yang

(44)

commit to user

dicantumkan logo atau slogan. Untuk iklan televisi biasanya menggunakan Tag Line atau memperjelas gambar produk diakhir iklan diikuti dengan suara yang

(45)

commit to user

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A.

Sejarah Sekaten

Perayaan Sekaten di Surakarta maupun di Jogjakarta adalah dalam rangka peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada 12 Rabiul awwal tahun I Gajah atau bertepatan 21 April 571 Masehi. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini pertama kali diadakan ketika Sultan Fatah memerintah Kerajaan Demak Bintoro. Dari Demak Bintoro pertama mulai pertama kali diadakan peringatan Maulid

Nabi dengan da‟wah pengajian dan pemukulan gamelan untuk berda‟wah, sebab

disadari aleh Sultan Fatah bahwa gamelan masih digemari rakyat yang semula tunduk kepada pemerintahan Majapahit.

Para pembesar Kerajaan Demak Bontoro menamakan gamelan ini Sekaten, yang artinya dua persaksian untuk meyakini dua kebenaran, yaitu :

1. Syahadad Tauhid LA ILAHA ILLALLAH artinya tidak ada tuhan yang patut disembah selain Allah. Kalimat ini sebagai bukti keyakinan terhadap Ke-Esaan Tuhan.

2. Syahadat Rasul ASYHADU ANNA MUHAMMAD RASULULLAH artinya bahwa meyakini Muhammad adalah Rasul (Utusan) Allah.

Arti Sekaten yang kedua ialah Syakotaini, menanamkan dua hal. Yaitu berbudi baik kepada manusia dan beribadah kepada Allah. Juga dapat berarti menghilangkan

(46)

commit to user

dua perkara, yaitu watak hewan dan watak setan yang akan menyelewengkan manusia.

Perayaan Sekaten berinti untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sehingga daripadanya dapat dicontoh sebagai Suri Tauladan akhlak, tindakan, tutur bahasa pelajaran Islam untuk dipakai di masyarakat, untuk itu diadakan pengajian di serambi Masjid Agung untuk menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan Islam dan Rasullullah. Sambil mendengarkan pengajian juga mendengarkan suara alunan gamelan yang bertalu-talu. Orang-orang akan merasa teduh hatinya masuk ke masjid berjamaah sholat wajib, mereka bergembira karena melihat berbagai tontonan yang disajikan di Alun-alun yang luas.

Bunyi gamelan itu diatur waktunya. Pagi hari gamelan dibunyikan pukul 09.00-12.00, berhenti sebentar karena waktu Sholat Dhuhur. Siang gamelan dibunyikan lagi pada pukul 14.00-15.00, kemudian berhenti karena Sholat Ashar, lalu dibunyikan lagi pukul 16.30-17.30. Antara Magrib dan Isya‟ tidak dibunyikan, baru dibunyikan lagi pukul 20.00-23.00. Di Keraton Surakarta gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari sengaja dibuat dalam ukuran besar untuk menghasilkan suara yang keras sehingga terdengar dari jarak jauh untuk menarik rakyat sehubungan dengan sarana dakwah agama Islam.

(47)

commit to user

Gamelan dari Halaman Masjid Agung menuju Siti Hinggil itu diadakan upacara semacam Grebeg Mulud. Upacara ini merupakan simbol kekuasaan Raja yang peduli dengan rakyatnya dengan membagi-bagikan sedekah berupa makanan yang diletakkan didalam tempat makanan yang diusung para pengawal istana. Upacara ini sering disebut dengan islilah Gunungan, karena makanan yang disedekahkan disusun kerucut tinggi seperti gunung.

B.

Kondisi Perayaan Sekaten di Surakarta

1. Perayaan Acara Sekaten di Surakarta

Sekaten yang dilaksanakan saat ini lebih dari sekedar peringatan Maulid Nabi Muhammad pada masa kerajaan Demak Bintoro, namun sudah menjelma menjadi sebuah perayaan tahunan yang ditunggu-tunggu oleh banyak masyarakat. Sekaten yang sekarang ini lebih berorientasi pada pemeliharaan kebudayaan/tradisi Keraton dan juga menjadi sebuah acara pesta rakyat. Maleman Sekaten diadakan selama satu bulan sebelum acara puncak Sekaten, sedangkan acara puncak Sekaten yaitu sedekah dari raja kepada rakyat yang lebih dikenal dengan istilah Gunungan.

Selain itu pelaksanaan perayaan Sekaten di Surakarta juga memiliki makna spiritual, seperti tujuan awal dari diadakannya sekaten pada jaman para Wali, yaitu

sebagai media da‟wah Islam. Degan demikian Sekaten di Surakarta tidak hanya

(48)

commit to user

ditunggu-tunggu masyarakat publik yang mendengarkan gamelan Sekaten ketika dibunyikan di Pagongan Masjid Agung. Pada saat terjadi kerumunan orang itulah strategi dakwah dilakukan. Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangkaian Sekaten tersebut lebih mengedepankan berdakwah ke dalam ide-ide budaya Jawa, sehingga masyarakat dapat menerima dengan baik tanpa ada rasa dipaksa dan digurui.

Digelarnya pasar malam di Alun-alun Keraton, adalah sebagai strategi persaudaraan melalui berbagai bentuk komoditas yang dibutuhkan masyarakat dan memiliki simbol penting di dalam filsafat Jawa. Dalam konteks ini juga terjadi budaya silaturahmi, budaya relasi, budaya tegur sapa, serta budaya toleransi antara rakyat dengan rakyat, rakyat dengan umaro dan rakyat dengan ulama. Selain keberadaan pasar sementara di Alun-alun, dapat pula dilihat peran masjid. Masjid Agung merupakan simbol budaya agama, masjid adalah tempat terbaik menuju kampung akhirat sedang pasar adalah wilayah netral mencari keuntungan dan sukses materi duniawi. Masjid juga simbol disiplin dan kecerdasan spiritual, sedang pasar simbol etos kerja dan profesionalisme.

(49)

commit to user

Dari beberapa hal diatas maka sebenarnya perayaan Sekaten di Surakarta adalah suatu perayaan budaya dan religi yang juga menyediakan hiburan sehingga menjadi daya tarik wisatawan. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya harus dikondisikan agar perayaan Sekaten ini bisa dinikmati oleh wisatawan.

2. Rangkaian Ritual Grebeg Maulud dan Sekaten

Keberadaan Sekaten tidak dapat lepas dari ritual Grebeg Maulud yang diselenggrakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Keberadaan Sekaten ini dikombinasikan dengan berbagai kegiatan yang serupa. Adapun rangkaian ritual Grebeg Maulud Nabi Muhammad SAW sebagai tanda dimulainya Sekaten, secara lengkap adalah sebagai berikut :

a. Tabuhan Gamelan Pusaka Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari

Memboyong gamelan pusaka dari Keraton ke Masjid Agung Solo kemudian menabuh gending Rambu dan Rangkung sebagai prosesi Pembuka Maleman Sekaten. Ritual ini dilakukan pada tanggal 5 Mulud (Tahun Jawa). Kedua gamelan terus ditabuh hingga menjelang pelaksanaan Grebeg Gunungan Sekaten tujuh hari kemudian.

b. Jamasan Meriam Pusaka Kyai Setomi

(50)

commit to user

c. Pengembalian Gamelan Pusaka ke dalam Keraton.

Pagi hari sebelum pemberian sedekah Raja, para abdi dalem Keraton memboyong kembali gamelan pusaka dari Masjid Agung.. Gamelan Kyai Guntur Madu langsung dimasukkan ke dalam ruang pusaka, sedangkan Kyai Guntur Sari dibawa ke depan Sasana Sewaka. Kyai Guntur Sari akan dibawa dan ditabuh kembali untuk mengiringi Hajad Dalem Gunungan Sekaten ke Masjid Agung.

d. Pemberian sedekah Raja berupa gunungan di Masjid Agung

Raja Sinuhun Paku Buwono memberikan sedekah kepada rakyatnya berupa makanan tradisional dan hasil bumi yang disusun dalam bentuk gunungan jaler (laki-laki) dan estri (perempuan). Gunungan ini akan diarak menuju Masjid Agung diiringi oleh seluruh sentana dan abdi dalem, para prajurit serta gamelan Kyai Guntur Sari yang dimainkan sambil berjalan. Gunungan ini akan didoakan oleh ulama Keraton di masjid Agung kemudian dibagikan kepada seluruh warga. Grebeg Gunungan digelar bersamaan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yakni tanggal 12 Mulud (Tahun Jawa).

3. Waktu dan Pelaksanaan Sekaten di Surakarta

Perayaan Sekaten dan Grebeg Mulud diselenggarakan di Keraton Surakarta Hadiningrat satu kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 5 sampai 12 Rabiulawwal atau bulan Mulud dalam penanggalan Jawa.

Upacara Sekaten didahului dengan menabuh gamelan Kyai Guntur Madu dan

(51)

commit to user

Rabiulawwal. Sesuai dengan tradisi, begitu gamelan ditabuh puluhan masyarakat serentak mengunyah daun sirih ada juga telur asin sambil berebut janur sebagai Ngalap berkah.

Tahap ke-dua, gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari dari Kraton ke Masjid Agung, dimana Susuhunan hadir di Masjid Agung bersama dengan upacara gunungan yang diselenggarakan tanggal 12 Rabiulawwal. Upacara ini diawali dengan perintah Susuhunan kepada penghulu/ulama Keraton untuk memimpin dan membaca doa. Perjalanan rombongan pembawa gunungan dipimpin oleh Patih Dalem yang didepanya adalah Canthang Balung yang menari. Canthang Balung adalah orang yang berpenampilan aneh dan menari-nari sambil menggoda Patih Dalem sebagai simbol godaan untuk menguji iman seseorang.

Di serambi Masjid Agung, Patih Dalem memberitahukan kepada Ulama Keraton tentang Hajad Dalem Susuhunan. Kemudian ulama membacakan doa. Adapun acara pada pelaksanaan Sekaten di Serambi Masjid Agung adalah sebagai berikut :

a. Pembacaaan ayat suci Al-Quran. b. Pembukaan oleh ketua panitia. c. Sambutan-sambutan.

d. Uraian sejarah timbulnya sekaten oleh sesepuh keraton. e. Doa oleh penghulu/ulama kraton untuk kesejahteraan rakyat.

(52)

commit to user

upacara tersebut, namun sekarang ini gunungan tidak lagi dibagikan karena sebelum dibagikan masyarakat sudah ramai-ramai berebutan gunungan tersebut.

Selain rangkaian ritual-ritual diatas Sekaten sekarang ini sudah menjelma menjadi suatu tempat ataupun event hiburan yang menawarkan bermacam alternatif hiburan. Sekaten yang sekarang ini mampu menjelma menjadi sebuah acara yang benar-benar kehadirannya dinantikan masyarakat Surakarta dan sekitarnya, tak jarang juga orang-orang dari luar daerah yang datang untuk menyaksiakan acara Sekaten ini.

Sekaten yang sekarang ini diselenggrakan lebih terorganisir dengan rangkaian hiburan yang dilaksanaklan sebulan sebelum acara inti ritual-ritual sekaten dimulai. Diantara beragamnya acara yang digelar dalam Sekaten di Surakarta antara lain :

a. Pasar Malem Sekaten yang diselenggarakan di alun-alun utara Keraton Surakarta.

b. Aneka pameran Seni dan Budaya yang digelar di Pagelaran Keraton Surakarta. c. Lomba Hadrah yang diselenggrakan di Masjid Agung Surakarta.

d. Lomba pidato Bahasa Jawa.

e. Aneka hiburan dan pertunjukan lainnya yang digelar di halaman Alun-alun Utara dan juga Pagelaran Keraton Surakarta.

4. Perlengkapan/Ubarampe dalam Sekaten

(53)

commit to user

dibutuhkan. Sedangkan perlengkapan yang bersifat non fisik berupa persiapan sikap mental yang harus dilakukan sebelum dilaksanakannya upacara sekaten. Adapun perlengkapan yang berupa fisik adalah sebagai berikut :

a. Gamelan Sekaten yang dianggap sebagai benda pusaka, adalah Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari yang merupakan pasangan abadi yang tidak dapatdipisahkan.

b. Sejumlah sayuran dan makanan sebagai bahan pembuatan gunungan sebagai sarana sedekah bumi.

c. Naskah tarikh Nabi Muhammad SAW dan urainnya.

d. Busana seragam dan sejumlah samir yang dipakai oleh para niyaga (penabuh gamelan) selama Gamelan Sekaten dibunyikan.

e. Atribut dan perlengkapan prajurit Keraton yang akan bertugas mengawal gamelan Sekaten dari Keraton menuju Masjid Agung dan sebaliknya.

Sedangkan perlengkapan yang bersifat non fisik adalah sikap mental dan gending-gending yang khusus dimainkan dalam upacara sekaten yaitu gending Rambu dan Rangkung.

5. Tempat Pelaksanaan Sekaten dan Grebeg Maulud di Surakarta

(54)

commit to user

inipun Alun-alun menjadi pusat keramaian pada malam-malam tertentu. Selain itu Alun-alun sebagai public space yang masih tersedia. Sedangkan pemilihan Masjid Agung berkaitan dengan ajaran da‟wah yang terkandung didalam perayaan Sekaten, yaitu memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan juga masjid merupakan tempat berlangsungnya peribadatan umat Islam.

6. Anggaran dana Perayaan Sekaten

Didalam pelaaksanaan Sekaten di Surakarta ini anggaran dana berasal dari dalam Keraton sendiri dan juga ada dana yang didapat dari APBD kota Surakarta serta kerjasama dengan pihak ketiga. Selain dari APBD kota Surakarta dana penyelenggraan Sekaten di Surakarta juga berasal dari sumbangsih semua kabupaten yang masih terdaftar dalam wilayah Karesidenan Surakarta, yaitu Pemerintah Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten.

Anggaran dana yang diterima dari tiap kabupaten yang masih terdaftar dalam wilayah Karesidenan Surakarta ini merupakan dana guna menyumbang pembuatan gunungan dari tiap kabupaten tersebut. Jadi dalam satu kali pelaksanaan Sekaten akan terdapat delapan pasang gunungan yang akan disedekahkan kepada masyarakat.

Selain dari sumbangan dana tiap kabupaten di karesidenan Surakarta, dana untuk pelaksanaan Sekaten juga didapat dari pihak ketiga, pihak ketiga yang dimaksud adalah :

(55)

commit to user

b. Pajak dari para pedagang dan penyedia hiburan di Alun-alun Utara Keraton saat pelaksanaan Sekaten.

c. Pihak sponsorship.

7. Kerjasama yang pernah dilakukan

Dalam pelaksanaan Sekaten di Surakarta, Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai penyelenggara juga melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Kerjasama yang dilakukan meliputi segi pendanaan, pengisi acara, peserta stand pameran,.

Karena Sekaten di Surakarta saai ini telah menjelma menjadi suatu hiburan/ pesta rakyat yang kehadirannya telah dinantikan masyarakat luas, hal ini dapat menjadi agenda wisata di kota Surakarta, oleh karena itu dalam pelaksanaan Sekaten di Surakarta, Dinas Pariwisata Kota Surakarta juga berpartisipasi dalam pelaksanaan Sekaten ini.

Selain bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kota Surakarta, dalam penyelenggaraan Sekaten di Surakarta, Keraton Surakarta Hadingrat juga bekerjasama dengan instansi-instansi terkait yang ada dalam pemerintahan kota Surakarta. Untuk masalah kebersihan Keraton bekerjasama dengan Dinas Perkebunan dan Kebersihan kota Surakarta. Sedangkan dari keamanan Keraton bekerja sama dengan pihak kepolisian dan TNI, dalam hal ini Kepolisian Sektor Pasar Kliwon dan Koramil Pasar Kliwon.

(56)

commit to user

pertunjukan benda-benda pusaka dari beberapa daerah. Selain itu juga ada pameran karya-karya seni dari beberapa seniman kondang dari seluruh penjuru tanah air dari era penjajahan hingga era terbaru. Dalam gelaran budaya ini Kraton Surakarta bekerja sama dengan beberapa museum yang ada di Indonesia.

Pihak Keraton juga membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi sponsorship dalam pelaksanaan sekaten ini. Pihak Keraton juga berinisiatif untuk mengajak kerjasama beberapa instansi pendidikan untuk membuka stand pada Sekaten di Surakarta.

C.

Pembanding

1. Perayaan Pasar Malam Sekaten Jogjakarta

a. Sekilas tentang Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta.

Di Jogjakarta ada sebuah budaya yang hingga saat ini masih terus dilestarikan yaitu Sekaten yang diselenggarakan untuk memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW yang lahir pada tanggal 12 bulan Maulud, bulan ketiga dari tahun jawa. Sekaten merupakan upacara pendahuluan dari peringatan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. Diselenggarakan pada tanggal 5 hingga tanggal 12 dari bulan Maulud.

(57)

`udhik-commit to user

udhik` (menyebar uang) dan kemudian diangkatnya kedua gamelan menuju

Masjid Agung Jogjakarta dan ditutup dengan Grebeg Mulud.

Pasar Malam Perayaan Sekaten merupakan sinergi dari peristiwa religi, budaya dan ekonomi kerakyatan, sekaligus hiburan. Pasar Malam Perayaan Sekaten sengaja dipilih sebagai ajang kegiatan yang merupakan pusat bertemunya nilai-nilai tradisional yang religius dengan nilai-nilai modern sebagai pendukung kehidupan masyarakat. Sekaten sebagai bagian syiar Islam yang merupakan inti dari Pasar Malam Perayaan Sekaten ini, akan terus dipertahankan dan ditingkatkan nuansa Islaminya. Pada kegiatan keagamaan melalui pengajian-pengajian di masjid besar yang diharapkan dapat menghadirkan suasana religius yang Islami.

b. Kondisi Pasar Malam Perayaan Sekaten Jogjakarta

Sekaten merupakan salah satu upacara tradisional resmi Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaten telah terselenggara sejak tahun 1939 Saka atau 1477 Masehi sebagai hasil kesepakatan antara Raden Patah selaku Adipati Kabupaten Demak Bintoro dengan Walisongo dalam rangka meningkatkan syiar Islam. Sebagai media dakwah dan syiar dengan pendekatan budaya. Seperangkat gamelan Kyai Sekati digunakan sebagai upaya menarik pengunjung untuk menyaksikan sekaligus memberikan wejangan tentang Islam. Usai mengikuti syiar pengunjung yang ingin masuk Islam dituntun untuk mengucapkan Syahadatain.

(58)

commit to user

Inti Pasar Malam Perayaan Sekaten dimulai dengan upacara Miyos Gongso yaitu prosesi ritual keluarnya dua gamelan Kyai Gunturmadu dan Kyai Nogowilogo. Selama 7 hari berturut-turut kedua perangkat gamelan tersebut akan dibunyikan di Pagongan Masjid Agung Kauman hingga dilanjutkan dengan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW. Kembalinya dua perangkat gamelan pada malam tersebut dari Pagongan Masjid Agung ke Gedong Gongso Sri Manganti Kraton dilakukan dalam upacara Kondur Gongso. Puncak acara sekaten ditandai dengan upacara Garebeg. Garebeg merupakan prosesi ritual keluarnya Kagungan Dalem Pareden (Gunungan yaitu gunungan lanang, gunungan wadon, gunungan gepak, gunungan darat, dan gunungan pawohan) dari bangsal Ponconiti menuju Masjid Agung sebagai hajad dalem (sedekah) yang diperuntukkan bagi kemakmuran rakyatnya.

(59)

commit to user

c. Pelaksanaan Pasar Malam Perayaan Sekaten Jogjakarta

Pada tanggal 5 bulan Maulud, kedua perangkat gamelan, Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu, dikeluarkan dari tempat penyimpanannya dibangsal Sri Manganti, ke Bangsal Ponconiti yang terletak di Kemandungan Utara (Keben) dan pada sore harinya mulai dibunyikan di tempat ini. Antara pukul 23.00 hingga pukul 24.00 ke-dua perangkat gamelan tersebut dipindahkan kehalaman Masjid Agung Jogjakarta, dalam suatu iring-iringan abdi dalem jajar, disertai pengawal prajurit Keraton berseragam lengkap.

Untuk menambah kemeriahan Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta juga diadakan pasar malam yang diselenggrakan di Alun-alun Utara Kraton Jogjakarta. Biasanya pasar malam ini diselenggrakan selama Selapan atau 35 hari sebelum acara Sekaten dimulai. Selain pasar malam juga ada beraneka macam hiburan yang juga diselenggrakan di Alun-alun Utara Kraton Jogjakarta seperti rumah hantu, momedi putar, dan bermacam hiburan lainnya.

(60)

commit to user

Pada umumnya , masyarakat Jogjakarta dan sekitarnya berkeyakinan bahwa dengan turut berpartisipasi merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini yang bersangkutan akan mendapat imbalan pahala dari Yang Maha Kuasa, dan dianugerahi awet muda. Sebagai syaratnya, mereka harus mengunyah sirih di halaman Masjid Agung, terutama pada hari pertama dimulainya perayaan Sekaten. Oleh karenanya, selama diselenggarakan Pasar Malam Perayaan Sekaten itu, banyak orang berjualan sirih dengan ramuannya, nasi gurih bersama lauk-pauknya di halaman Kemandungan,di Alun-alun Utara maupun di depan Masjid Agung Jogjakarta. Bagi para petani, dalam kesempatan ini memohon pula agar panenannya yang akan datang berhasil. Untuk memperkuat tekadnya ini, mereka memberi cambuk (pecut) yang dibawanya pulang.

d. Kerjasama yang pernah dilakukan dalam Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta

Dalam Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta di tangani oleh pihak perintah kota Jogjakarta sebagai penyelenggara, selain itu Pemkot Jogjakarta juga melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Kerjasama yang dilakukan meliputi segi pendanaan, pengisi acara, peserta stand pameran, dan para pedagang yang mengisi stand-stand pasar malam.

(61)

commit to user

karena itu dalam pelaksanaan Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta, Dinas Pariwisata Kota Jogjakarta juga berpartisipasi dalam pelaksanaan Sekaten ini.

2. Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional di Ponorogo

a. Sekilas tentang Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional di Ponorogo.

Salah satu ciri khas seni budaya Kabupaten Ponorogo Jawa Timur adalah kesenian Reog Ponorogo. Reog, sering diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan pembarong dalam mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung. Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah kelompok reog berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran utama berada pada tangan warok dan pembarongnya.

(62)

commit to user

beban Dadak Merak yakni sebentuk kepala harimau dihiasi ratusan helai bulu-bulu burung merak setinggi dua meter yang beratnya bisa mencapai 50-an kilogram selama masa pertunjukan. Konon kekuatan gaib sering dipakai pembarong untuk menambah kekuatan ekstra ini, salah satunya dengan cara memakai susuk, di leher pembarong. Untuk menjadi pembarong tidak cukup hanya dengan tubuh yang kuat. Seorang pembarong pun harus dilengkapi dengan sesuatu yang disebut kalangan pembarong dengan wahyu yang diyakini para pembarong sebagai sesuatu yang amat penting dalam hidup.

Grebeg suro dan Festival Reog Nasional digelar di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Berbagai macam atraksi berupa tarian tradisional dan aneka hiburan serta pesta kembang api akan meramaikan perayaan Grebeg Suro yang juga merupakan hari lahir Kota Ponorogo. Setiap tanggal 1 Muharam atau Bulan Suro, di kota Ponorogo diselenggarakan Grebeg Suro. Acara ini bukan sekadar hiburan masyarakat. Tapi juga untuk promosi pengenalan objek wisata budaya, wisata alam dan religi. Kesemuanya diharapkan bisa memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat dan pendapatan asli daerah.

(63)

commit to user

(pendiri Ponorogo) di daerah Pasar Pon sebagai kota lama, ke Pendopo Kabupaten Ponorogo.

Selain itu, festival reog nasional juga digelar di alun-alun kota Ponorogo. Adapun peserta dalam festival reog Ponorogo dari sebanyak 42 daerah yang ada di tujuh provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Riau dan lainya. Selain itu, rangkaian acara grebeg suro selanjutnya diikuti Larung Do`a di Telaga Ngebel, dimana nasi tumpeng dan kepala kerbau dilarung bersama do`a ke tengah-tengah Danau Ngebel. Grebeg Suro bertujuan meningkatkan rasa persatuan diantara masyarakat Ponorogo dan juga memupuk etos kerja.

b. Kondisi Acara Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional

Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional adalah Even tahunan yang dilaksanakan oleh dinas pariwiasata Ponorogo untuk seluruh warga Ponorogo dan Indonesia pada umumnya. Sebuah event yang menggabungkan seni, budaya, wisata religi, dan hiburan ini merupakan kegiatan rutin Ponorogo dalam menyambut 1 Muharam (1 Suro).

Acara ini akan dipusatkan di Alun-alun Ponorogo dan pada acara penutupannya akan diadakan Larung Risalah Doa di Danau Ngebel. Larung

Risalah Do‟a adalah prosesi do‟a bersama yang dilaksanakan di Telaga Ngebel.

(64)

commit to user

Dalam rangka memeriahkan Grebeg Suro dan Festival Reog Nasioal tersebut, beberapa acara pendukung juga digelar di lokasi yang sama, diantaranya:

1) Pameran Bonsai

2) Pameran Industri Kecil dan Produk Unggulan 3) Pameran Adenium

4) Pameran Lukisan 5) Pameran Tanaman Hias 6) Pameran Potensi Pariwisata

c. Pelaksanaan Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional

Festival Reog Nasional ini diadakan setahun sekali, dan waktu pelaksanaannya bertepatan dengan momentum menyambut bulan Muharram (Suro). Pemilihan bulan Muharram (Suro) didasari pada mitologi jawa yang menempatkan bulan Muharram (Suro) sebagai salah satu bulan yang penuh dengan peristiwa-peristiwa besar. Selain itu bulan Suro (Muharram) adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa dan penanggalan Islam. Sehingga banyak yang berkeyakinan malam pergantian tahun merupakan malam yang patut dirayakan dengan penuh optimisme dan semangat baru.

Gambar

Tabel I Tingkat rencana responden untuk melakukan liburan
Tabel II Pemilihan responden terhadap wisata
Tabel III
  Tabel IV
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Umar, (2005) tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat

Sehingga kebutuhan akan Pedoman Pelaksanaan P2KB ini merupakan amanat para pengelola organisasi di lingkungan IDI agar seluruh dokter anggota IDI yang akan melakukan registrasi

Ciputat Raya No.32 Pondok Pinang Jakarta Selatan 75 Jakarta-RAWAMANGUN Jl.. Pemuda

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan melalui Cooperative Leraning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat

 Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis yang dilakukan

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif asosia- tif korelasional dengan variabel bebas yang diteliti adalah budaya belajar dan strate- gi pengajaran,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan ibu, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jumlah anggota keluarga terhadap status

Dari empat stasiun yang dianalisis statistik hubungan panjang total dengan bobot tubuh ternyata stasiun Sungai Lematang, Selangis, dan Ndikat mempunyai nilai b lebih besar dari 3,