• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika akan melakukan analisis dalam suatu sistem kerja, akan timbul beberapa alternatif metode kerja yang dapat digunakan. Dan beberapa metode tersebut dipilih satu alternatif terbaik dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu, waktu, biaya, beban fisiologis, dan sebagainya. Waktu merupakan salah satu kriteria yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan kriteria lainnya. Setelah proses pemilihan alternatif perancangan dan perbaikan sistem kerja dilakukan, tahap berikutnya adalah melakukan penguluran waktu kerja.

Pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lamanya kerja yang dibutuhkan seorang operator atau pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Tujuan pengukuran waktu kerja adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja dalam menyelesaikan sutau pekerjaan. Waktu baku dapat dipergunakan untuk menentukan insentif, perencanaan pengalokasian jumlah tenaga kerja, menghitung output, penjadwalan produksi dan lain sebagainya.

Proses pengukuran waktu baku dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan Pengukuran Jam Henti (Stopwatch time Study) dan Sampling Kerja (Work Sampling). Sedangkan pengukuran tidak langsung bisa dengan menggunakan Data Waktu Baku (Standart Data) atau juga bisa menggunakan Data Waktu Gerakan (Predertemined Time System).

Dalam pengamatan kali ini, penulis melakukan metode pengukuran kerja secara langsung yaitu work sampling untuk dapat mengetahui pemakaian waktu kerja yang digunakan oleh pekerja. Tujuannya adalah agar dapat mengurangi ineffective time dan peningkatan produktivitas dengan cara perbaikan terhadap waktu baku.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pengamatan ini adalah:

1. Mampu melakukan pengukuran kerja dengan metode Work sampling (Sampel Kerja). 2. Dapat menghitung presentasi jam operasi pekerja dan jam menganggur (idle) pekerja

dalam suatu lingkungan kerja.

3. Mampu menghitung waktu normal dan waktu baku sesuai dengan waktu observasi yang diperoleh

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan sumber materi yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pengamatan pengukuran kerja yang akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.

2.2 Pengertian Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja adalah penerapan teknik yang direncanakan untuk menerapkan waktu bagi pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang ditetapkan. Faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitas perusahaan adalah sifat dan keadaan barang, proses yang berjalan tidak semestinya, waktu tidak efektif yang bertumpuk selama produksi berlangsung, kekurangan pihak manajemen atau kelalaian para buruh. Selain itu bisa menjadi teknik utama untuk mengurangi kerja, terutama dengan meniadakan gerak yang tidak perlu dan dengan menggantikan metode yang tidak memenuhi syarat.

Tujuan pengukuran waktu kerja adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran waktu yang dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja, maka yang terbaik dilihat dari waktu penyelesaian tersingkat. Pengukuran waktu juga ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar, normal, dan terbaik.

Proses pengukuran dan pembakuan waktu dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan metode Pengukuran Jam Henti (Stopwatch time study) dan Sampling Kerja (Work sampling). Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan melakukan pekerjaannya dengan terlebih dahulu membagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja yang sedetail mungkin dengan syarat masih bisa diamati dan diukur. Kemudian dari hasil pengamatan dan pengukuran tersebut akan didapatkan waktu baku ataupun distribusi waktu operator untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Ada dua metode yang digunakan pada pengukuran langsung yaitu metode jam henti (Stopwatch Time Study) dan metode work sampling.

(3)

Pengukuran waktu kerja menggunakan jam henti diperkenalkan Frederick W. Taylor pada abad ke-19. Metode ini baik untuk diaplikasikan pada pekerjaan yang singkat dan berulang (repetitive). Dari hasil pengukuran akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan yang akan dipergunakan sebagai waktu standar penyelesaian suatu pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama.

Dalam pengukuran kerja, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran (dalam hal ini tentu saja waktu baku) tersebut digunakan dalam kaitannya dengan proses produksi. Biasanya, penetapan waktu baku akan dikaitkan dengan maksud-maksud pemberian insentif/bonus pekerja langsung (direct labour). Pengukuran kerja ini dapat diaplikasikan pada industri manufaktur dengan jumlah output yang konstan untuk selang waktu yang lama.

2.2.1.2 Metode Work Sampling

Work Sampling, Ratio Delay Study, atau Random Delay Study adalah suatu teknik kerja untuk mengadakan sejumlah pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan metode work sampling ini seperti halnya dengan pengukuran kerja dengan jam henti diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti.

Teknik sampling kerja pertama kali digunakan oleh seorang sarjana Inggris bernama L.H.C. Tippett dalam aktivitas penelitianya di industri tekstil. Selanjutnya cara atau metode sampling kerja telah terbukti sangat efektif dan efisien untuk digunakan dalam mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya. Dikatakan efektif karena metode ini dengan cepat dan mudah dapat dipakai untuk menentukan waktu longgar (allowance time) yang tersedia dalam suautu pekerjaan, pendayagunaan mesin sebaik-baiknya, dan penetapan waktu baku untuk proses produksi. Dibandingkan dengan metoda kerja yang lain, metode ini akan terasa jauh lebih efisien karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan dalam waktu relatif lebih singkat dengan biaya yang tidak terlalu besar.

2.2.2 Pengukuran Kerja Secara Tidak Langsung

Metode pengukuran secara tidak langsung yaitu merekam pekerjaan yang dilakukan oleh operator menggunakan alat bantu (video) dan kemudian mencatat waktu operasinya di lain tempat kemudian menganalisanya menggunakan metode tabel PMTS, MOST, dan sebagainya. Waktu-waktu yang diamati dicatat berdasarkan jarak antar tempat kerja dan elemen-elemen kerja yang sedetail mungkin dengan syarat masih bisa diamati dan diukur. Kemudian dari hasil pengamatan dan pengukuran tersebut akan didapatkan waktu baku ataupun distribusi waktu operator untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

(4)

Dalam pengukuran kerja, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, menggunakan performance rating yang dapat dijadikan sebagai dasar nilai terhadap kemampuan kerja yang dapat dilakukan oleh operator. Sebagai dasar acuannya, penulis menggunakan Westing House System Rating untuk menetapkan performansi kerja yang dapat diberikan oleh pekerja selama melakukan kerja.

Westig House menetapkan 4 faktor yang dapat dijadikan bahan penilaian pekerja (dua diantaranya ditambahakan dari faktor yang dinyatakan oleh Beudeux), yaitu kecakapan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (condition), dan kekonsistensian pekerja (consistency) dari operator dalam melakukan kerja. Untuk ini, westing house telah membuat suatu tabel performance rating yang berisikan nilai – nilai angka yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing – masing faktor tersebut sesuai dengan yang tertera pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Performance rating Westing House System

SKILL EFFORT

Kelas Lambang Penyesuaian Kelas Lambang Penyesuaian

Superskill A1 +0,15 Superskill A1 +0,13

A2 +0,13 A2 +0,12

Excellent B1 +0,11 Excellent B1 +0,10

B2 +0,08 B2 +0,08

Good C1 +0,06 Good C1 +0,05

C2 +0,03 C2 +0,02

Average D 0,00 Average D 0,00

Fair E1 -0,05 Fair E1 -0,04

E2 -0,10 E2 -0,08

Poor F1 -0,16 Poor F1 -0,12

F2 -0,22 F2 -0,17

CONDITION CONSISTENSY

Kelas Lambang Penyesuaian Kelas Lambang Penyesuaian

Ideal A +0,06 Ideal A +0,04

Excellent B +0,04 Excellent B +0,03

Good C +0,02 Good C +0,01

Average D 0,00 Average D 0,00

Fair E -0,03 Fair E -0,02

Poor F -0,07 Poor F -0,04

Nilai dari performance rating didapat dari menjumlahkan seluruh penyesuaian dari masing-masing fakot kemudian ditambah 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rumus (2-1).

Performance Rating (p) = 1+(skill + effort + condition + consestency) (2-1)

BAB III

(5)

3.1 Metodologi Pengamatan

Berikut metodologi pengmatan yang berisikan diagram allir pengamatan, alat dan bahan, serta prosedur pelaksanaan penelitian.

3.2 Diagram Alir Penelitian

Gambar 1.1 Diagram alir penelitian

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

(6)

Digunakan untuk mendapatkan angka random yang selanjutnya dimodifikasi untuk menetukan jadwal waktu pengamatan.

2. Lembar Waktu Pengamatan.

Digunakan untuk mencatat data pengamatan yang diperoleh.

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Berikut merupakan prosedur pelaksanaan penelitian Work Sampling

1. Tiap kelompok mengobservasi suatu sistem kerja yang tempatnya telah disetujui oleh dosen pembimbing.

2. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan berupa lembar pengamatan (table bilangan random), alat tulis dan stop watch.

3. Melakukan pre-working sampling untuk menentukan jumlah pengamatan yang harus dilakukan.

4. Menggunakan excel untuk merandom mengkonversinya dalam waktu pada lembar pengamatan.

5. Membagi konsep menjadi tiga bagian. Satu untuk mengamati jumlah aktivitas yang terjadi pada waktu tertentu (sesuai table bilangan random), satu untuk mencatat waktu kedatangan pelanggan, sedangkan yang lain untuk mengamati keadaan petugas pengukuran (dengan menggunakan table bilangan random yang sama).

6. Melaksanakan pengamatan terhadap objek yang ditentukan sebelumnya dan mengamati dengan baik objek yang diteliti dalam kondisi kerja beserta jumlah aktivitas yang terjadi.

7. Melakukan pengujian data.

8. Membuat laporan praktikum dan analisa data.

BAB IV

(7)

4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Setelah melakukan pengamatan selama enam hari, satu hari pre work sampling dan lima hari work sampling, maka data tersebut diolah lanjut untuk mendapatkan waktu baku untuk dijadikan perbaikan lanjut.

Data prework sampling diambil secara langsung dengan pengamatan aktivitas tiga operator dan terdapat tujuh aktivitas pada Cuci Sepeda Motor “Bambu” di jalan Watu Gong. Tujuh aktivitas tersebut adalah persiapan (menaikkan motor), menyiram sepeda, membasuh dengan sabun, membilas, mengelap, menurunkan sepeda, dan other. Yang termasuk other adalah melayani pembayaran dan memarkir motor. Pengamatan prework sampling dilakukan selama 1 hari dengan replikasi sebanyak 150.

Berikut adalah data prework sampling yang akan dilakukan pengamatan terhadap aktivitas kerja pada Cuci Sepeda Motor “Bambu”.

4.1.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan melalui pengamatan secara langsung dengan melihat kinerja operator yang bekerja di Cuci Sepeda Motor “Bambu”

4.1.2 Perhitungan Presentasi Kerja

Dari hasil pengamatan saat pre work sampling, berikut perhitungan presentasi kerjanya. Tabel 4.1 Perhitungan presentasi kerja produktif pre work sampling

Elemen Kerja Kerja ProduktifJumlah N PresentasiKerja Produktif

Dilihat pada tabel, presentasi kerja produktif operator adalah sebesar 60% persen. Jadi presentasi kerja tidak produktif sebesar 40%. Bila dihitung melalui rumus, maka hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Prosentase kerja tidak produktif total (p) Jumlah aktivitas tidak bekerja

Jumlah keseluruhan aktivitas x100 = 177

450x100 = 40 % = 0,4 Prosentase kerja produktif total (1-p)

Jumlah aktivitas bekerja

Jumlah keseluruhan aktivitas x100 = 273

(8)

Setelah melakukan pre work sampling, penulis melakukan pengamatan work sampling di tempat yang sama dengan jumlah operator yang sama pula. Berikut hasil rekapan data jumlah pelanggan yang mencucikan sepeda motornya selama enam hari:

Tabel 4.2 Akumulasi jumlah pelanggan Penelitian Banyaknya Pelanggan

Pertama, yang dihitung adalah jumlah pengamatan yang harus dilaksanaakan Formulasi :

Dari hasil perhitungan pre work sampling, nilai p yaitu kerja yang tidak produkti didapatkan 0,6 dan yang produktif (1-p) didapatkan 0,4.

N'=k

2. p(1−p)

(s . p)2 ¿

22.0,4(0,6)

(0,05.0,4)2 =2400 data

Tabel 4.3 Hasil pengamatan WS

Pengamatan N N’ Keterangan

Pre WS 450 2400 N<N’ ; data tidak cukup

Hari 1 450 + 450= 900PreWS + WS1 2400 N<N’ ; data tidak cukup

Hari 2 450 + 450 + 450 = 1350PreWs + WS1 + WS2 2400 N<N’ ; data tidak cukup

Hari 3 450 + 450 + 450 + 450 = 1800PreWs + WS1 + WS2 + WS3 2400 N<N’ ; data tidak cukup

Hari 4 450 + 450 + 450 + 450 + 450 = 2250PreWs + WS1 + WS2 + WS3 + WS4 2400 N<N’ ; data tidak cukup

Hari 5 450 + 450 + 450 + 450 + 450 + 450 = 2700PreWs + WS1 + WS2 + WS3 + WS4 + WS5 2400 N>N’ ; data cukup

Setelah N’ diketahui, yang dihitung selanjutnya adalah perhitungan index ketelitian Perhitungan index ketelitian setelah semua pengamatan yang harus dilakukan telah selesai silakukan :

(9)

Jumlah aktivitas tidak bekerja

Jumlah keseluruhan aktivitas x100 = 964

2400x100 = 40,16 % = 0,4016 Presentasi kerja produktif total (1-p)

Jumlah aktivitas bekerja

Jumlah keseluruhan aktivitas x100 =

1436 mempunyai nilai yang sama. Ini dikarenakan, jika diliht nilai p dan 1-p pada pre-WS dengan WS memiliki nilai yang tidak jauh signifikan.

4.1.4 Performance Rating

Performance rating ditentukan berdasarkan pada tabel Wresting House. Dilihat berdasarkan tabel dan kinerja operator, didapatkan hasil performance rating tiap elemen kerja sebagai berikut:

Tabel 4.4 Performance rating pada elemen kerja persiapan

Skill 0,06 C1

(10)

Tabel 4.5 Performance rating pada elemen kerja menyiram

Skill 0,06 C1

Effort 0,00 D

Conditions 0,02 C

Consistency 0,01 C

Jumlah 0,09

PR = 100% + 9% = 109% = 1.09

Skill dinilai sebagai C1 (good) karena gerakan-gerakan kerja yang sangat cepat dan terkoordinasi dengan baik. Effort dinilai D (average) karena kecepatan tidak dapat dipertahankan saat bekerja dan ada beberapa saran perbaikan yang tidak dapat diterima dengan baik, selain itu terlihat bahwa pekerja tidak mengeluarkan tenaga dengan cukup.

Tabel 4.6 Performance rating pada elemen kerja membasuh dengan sabun

Skill 0,06 C1

Effort 0,02 C2

Conditions 0,02 C

Consistency 0,00 D

Jumlah 0,1

PR = 100% + 10% = 110% = 1.1

Skill dinilai sebagai C1 (good) karena dapat bekerja secara stabil. Effort dinilai C2 (good) karena bekerja dan saat menunggu sangat sedikit, penuh perhatian pada pekerjaan dan menanganinya, serta menggunakan alat-alat yang tepat. Consistency D (average) karena dianggap berfluktuasi yang menggambarkan kondisi penyelesaian elemen kerja rata-rata.

Tabel 4.7 Performance rating pada elemen kerja membilas

Skill 0,03 C2

Effort 0,1 B1

Conditions 0,02 C

Consistency 0,01 C

Jumlah 0,16

PR = 100% + 16% = 116% = 1.16

(11)

Tabel 4.8 Performance rating pada elemen kerja mengelap

Skill 0,06 C1

Effort 0,08 B2

Conditions 0,02 C

Consistency 0,01 C

Jumlah 0,17

PR = 100% + 17% = 117% = 1.17

Penilaian pada elemen kerja mengelap pada umumnya didasarkan atas penilaian yang sama dengan elemen kerja membilas.

Tabel 4.9 Performance rating pada elemen kerja menurunkan motor

Skill 0,08 B2

Effort 0,08 B2

Conditions 0,02 C

Consistency 0,01 C

Jumlah 0,19

PR = 100% + 19% = 119% = 1.19

Skill dinilai sebagai B2 (excellent) karena bekerjanya cepat tetapi halus, gerakan-gerakan kerja secara berurutan tanpa kesalahan, serta bekerja cepat tanpa mengorbankan mutu. Effort dinilai B2 (excellent) karena bekerja secara sistematis, banyak memberi saran, dan penuh perhatian pada pekerjaannya.

Tabel 4.10 Performance Rating pada Elemen Kerja Other

Skill 0,06 C1

Effort 0,08 B2

Conditions 0,02 C

Consistency 0,01 C

Jumlah 0,17

PR = 100% + 17% = 117% = 1.17

Skill dinilai sebagai C1 (good) karena kualitas hasil baik dan terlihat sebagai pekerja yang cakap. Effort dinilai B2 (excellent) karena kecepatan kerja tinggi dan gerakan lebih ekonomis dari operator biasa.

Jadi P(Performance Rating) rata-rata dari ke-5 aktivitas

(12)

4.1.5 Allowance / Idle

% Allowance/ idle = jumlahbekerjajumlahidle x100

= 2400964 ×100 = 40,17 %= 40,17 %

4.1.6 Waktu Standar dan Output Standart

 Total jam pengamatan = 6 hari x 2 jam x 3 operator = 36

 Waktu Normal = (working)x(total jam pengamatan)x(ratarata PR) totaloutput saat pengamatan

= 0,4x3652x1,15 = 0,319

 Waktu sandart = Waktu normal x 100 100−idle

(13)

lain yang mempengaruhi seperti banyaknya kerja yang non produktif dan jumlah input yang datang, untuk lebih produktif setiap jam output yang keluar sesuai dengan jumlah operator.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan laporan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, ratio delay study,atau

random observation method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. 2. Performance rating merupakan aktifitas untuk menilai dan mengevaluasi kecepatan

operator untuk menyelesaikan produknya. Pada penelitian ini rata-rata performance rating pada saat PRE-WS sebesar 1,15 = 115%.

3. Allowance/idle adalah waktu khusus operator khusus untuk keperluan seperti istirahat dan alasan-alasan lain. Pada penelitian ini jumlah allowance/ idle operator yaitu sebesar 40,17 %

4. Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator unuk menyelesaikan tugasnya dengan dipengaruhi oleh performance ratingnya. Dalam penelitian ini, waktu normal didapat dari rumus :

 Total jam pengamatan 36

 Waktu Normal o,319 jam atau 19,14 menit. Jadi, waktu normal setiap operator untuk menyelesaikan tiap aktivitas adalah 19,14 menit.

5. Waktu standart adalah waktu normal yang dipengaruhi oleh waktu allowancenya. Dalam penelitian ini, waktu standart didapat dari rumus :

 Waktu sandart 0,533 jam atau 31,98 menit. Jadi, waktu standart setiap operator untuk menyelesaikan tiap aktivitas dengan mempertimbangkan faktor allowancenya adalah 31,98 menit.

6. Output standart adalah jumlah pelanggan optimal yang bisa dilayani oleh semua operator tiap jam. Dalam penelitian ini, output standart didapat dari rumus :

Output standar 1,87 atau 2. Jadi, jumlah pelanggan optimal yang bisa dilayani oleh semua operator adalah 2 pelanggan per jam.

5.2 Saran

Dalam pelaksanaan pengamatan ini disarankan untuk: 1. Lebih teliti pada saat melakukan pengamatan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Sanders, Mark. 1993. Human Factor in Engineering and Design. Singapore: Mc-Graw Hill.

Santoso. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan, dan Lingkungan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

(15)

JOB DESCRIPTION

Berikut pembagian job description tiap anggota dalam melakukan pengamatan dan penyusunan laporan:

1. Nurilia Fitri : Melakukan pengamatan, mengerjakan bab 1 dan bab 5 laporan 2. Lalena Bunga Tanjung : Melakukan pengamatan, mengerjakan bab 4 laporan 3. April Fortunella : Melakukan pengamatan, mengerjakan bab 4 laporan

4. M. Utsman B : Melakukan pengamatan, mengerjakan bab 3 dan editing laporan 5. Rochsi Syahadha : Melakukan pengamatan, mengerjakan bab 2 dan editing laporan

Gambar

Tabel 1.1 Performance rating Westing House System
Gambar 1.1 Diagram alir penelitian
Tabel  4.1 Perhitungan presentasi kerja produktif pre work sampling
Tabel 4.2 Akumulasi  jumlah pelanggan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Metode Nasa-TLX dilakukan untuk mengetahui beban kerja mental dari masing-masing karyawan dan metode work sampling dilakukan untuk mengetahui persentase waktu produktif..

- Melakukan pengamatan dan pengukuran waktu kerja karyawan kasir serta mencatat waktu antar kedatangan pelanggan ke kasir. - Menghitung pengamatan awal untuk N pengamatan

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu- waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah

 Membaca pokok bahasan selanjutnya 7  Prosedur Pelaksanaan Sampling Kerja  Penentuan Jumlah Sampel Pengamatan yang Dibutuhkan  Cara Menentukan Waktu Pengamatan

Diharapkan dengan adanya pengukuran kerja menggunakan metode work sampling ini dapat diketahui waktu standar kerja sehingga dapat ditentukan jumlah tenaga kerja

Tujuan pada penelitian ini yaitu mengetahui apakah ada perbedaan hasil waktu baku secara tidak langsung pada bagian pengemasan dengan metode work factor, methods time

• Mampu melakukan pengukuran waktu kerja dengan metode sampel kerja ( work sampling) dengan menghitung waktu normal dan waktu baku sesuai dengan waktu observasi yang diperoleh.

2.5 Pengukuran Kerja dengan Metode Sampling Kerja Work Sampling Sampling kerja adalah suatu aktivitas pengukuran waktu kerja untuk mengestimasikan proporsi waktu yang hilang selama