• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Beban Kerja dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja dengan Menggunakan Metode Workload Analysis (WLA) di PT Suryamas Lestari Prima Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Beban Kerja dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja dengan Menggunakan Metode Workload Analysis (WLA) di PT Suryamas Lestari Prima Chapter III VII"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Ergonomi

Ergonomi atau ergonomics sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum [9]. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah:

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. [11]

3.2. Manusia dan Pekerjaannya

(2)

bukan hanya karena bersifat wajar secara manusiawi tetapi juga akan menimbulkan serangkaian kerugian bila tidak diperhatikan dan dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan bila sebaliknya. Manusia adalah salah satu komponen dari sistem kerja, sehingga faktor-faktor tersebut jelas harus diperhatikan jika dikehendaki suatu rancangan sistem yang optimal. Jika seseorang bekerja, sangat banyak faktor-faktor yang terlibat dan mempengaruhi keberhasilan kerja.

3.3. Beban Kerja

Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (2015), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

Menurut peraturan menteri dalam negeri (PERMENDAGRI No. 12/2008) beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Dengan demikian pengertian beban kerja adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas suatu pekerjaan atau kelompok jabatan yang dilaksanakan dalam keadaan normal dalam suatu jangka waktu tertentu [13].

3.4. Tenaga Kerja / Sumber Daya Manusia

(3)

yang merancang, memasang, mengoperasikan dan memelihara dari sistem integral dari perusahaan. Kepentingan sumber daya manusia terhadap organisasi tidak dapat diabaikan, mutlak diperlukan karena manusialah yang mengelola sumber daya yang ada [14].

3.5. Metode Sampling Kerja (Work Sampling)

Sampling kerja atau work sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan

sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator [11]. Pengukuran kerja dengan metode sampling kerja diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti. Bedanya dengan cara jam henti adalah bahwa pada cara sampling pekerjaan pengamat tidak terus menerus berada ditempat pekerjaan melainkan mengamati hanya pada waktu-waktu yang telah ditentukan secara acak.

3.5.1. Sampling Pendahuluan

(4)

Pengambilan sampel harus melebihi banyaknya variabel yang akan diukur pada populasi tersebut. Menurut Slovin, ukuran sampel yang dapat diambil adalah:

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir [16].

Persentase produktif dari kejadian yang diamati biasanya dinyatakan dalam bentuk desimal. Rumus persentase produktif dirumuskan dengan:

%P = x 100%

3.5.2. Uji Kecukupan Data

Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan dari hasil pengamatan. Dengan asumsi bahwa terjadinya kejadian seorang operator akan bekerja atau menganggur mengikuti pola distribusi normal, maka untuk mendapatkan jumlah pengamatan yang harus dilakukan dapat dicari berdasarkan rumus: [9]

P

N = jumlah pengamatan yang perlu dilakukan P = persentase produktif

s = tingkat ketelitian

(5)

3.5.3. Uji Keseragaman Data

Langkah yang dilakukan sebelum pengukuran adalah merancang suatu sistem kerja dan cara kerja yang baik. Dengan menggunakan peta kontrol ini maka secara tegas akan dapat dilihat kondisi-kondisi kerja yang terasa tidak wajar, misalnya terjadinya perubahan sistem yang dapat mempengaruhi aktivitas kerja dari operator yang sedang diamati.

Dalam penggunaan peta kontrol ini data yang diharapkan dari hasil pengamatan akan ditetapkan dalam sebuah peta kontrol yang mempunyai batas-batas kontrol sebagai berikut:

n

P = persentase produktif

n = jumlah pengamatan yang dilaksanakan per siklus waktu kerja k = harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan k = 1,96 (tingkat keyakinan 95%)

3.5.4. Pengukuran Akurasi Work Sampling

Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu tingkat ketelitian (akurasi) dan tingkat kepercayaan dari pengamatan [9]. Rumus yang digunakan untuk menghitung akurasi dari observasi work sampling adalah sebagai berikut:

N

(6)

N = jumlah pengamatan

p = proporsi aktivitas (work atau idle) sebagai persentase N

3.5.5. Rating Factor dan Allowance

Rating factor (faktor penyesuaian) merupakan perbandingan performansi

seorang operator dengan konsep normalnya. Cara menentukan rating factor dengan Westinghouse mengarahkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu keterampilan (skill), usaha (effort), kondisi kerja dan konsistensi atau disebut juga westinghouse factor.

Tabel 3.1. Nilai Westinghouse Factor

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

(7)

Tabel 3.1. Nilai Westinghouse Factor (Lanjutan)

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

Kondisi Kerja Ideal Excellent Konsistensi Perfect

Excellent

Work Load Analysis atau Analisis beban kerja adalah suatu analisis

mengenai banyaknya pekerja yang harus dipekerjakan untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan tertentu.

Tahap-tahap metode Work Load Analysis (WLA) adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan dukungan dari organisasi untuk melaksanakan pengelolaan

proyek analisis beban kerja

2. Menetapkan sasaran yang strategis dari proyek analisis beban kerja 3. Menentukan ruang lingkup kerja produktif

4. Menentukan deskripsi jabatan pada departemen untuk Work Load Analysis 5. Mengkalkulasikan beban kerja pegawai dan jumlah pegawai

Beban kerja dapat dihitung sebagai berikut:

Beban kerja =

(8)

Penentuan jumlah tenaga kerja dapat dicari dari rumus:

(9)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan daun pintu yang berlokasi Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017- Juni 2017.

4.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, karena hanya menggambarkan atau menguraikan aspek-aspek dalam pengukuran beban kerja dengan metode Work Load Analysis dan bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, factual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat objek.

4.3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah tenaga kerja, aktivitas kerja dan beban kerja di stasiun pengeleman, perakitan, dan finishing pembuatan daun pintu (solid door).

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang akan diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen

(10)

a. Work tenaga kerja, yaitu aktivitas kerja dari seorang tenaga kerja dalam rentang waktu kerjanya yang diamati secara langsung dengan metode work sampling.

b. Jam kerja, yaitu rentang waktu tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan. c. Elemen kegiatan, yaitu aktivitas yang dilakukan tenaga kerja dalam

melaksanakan pekerjaannya.

d. Rating factor, yaitu perbandingan performansi seorang tenaga kerja dengan konsep normalnya.

e. Allowance, yaitu kelonggaran waktu yang diberikan untuk tiga hal yaitu kebutuhan pribadi, melepaskan kelelahan dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

f. Jumlah produksi, yaitu banyaknya produk yang dihasilkan tenaga kerja dalam waktu tertentu.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Persentase produktif, yaitu persentase waktu kerja yang digunakan tenaga kerja untuk hal-hal produktif sesuai job desc-nya.

(11)

c. Beban kerja, yaitu besarnya beban yang dialami oleh masing-masing tenaga kerja sebagai dasar untuk perhitungan jumlah tenaga kerja optimal. d. Jumlah tenaga kerja, yaitu jumlah tenaga kerja yang seharusnya bekerja

pada stasiun kerja pengeleman, perakitan, dan finishing supaya produk dapat diselesaikan sesuai target.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh melalui observasi langsung di lapangan dan atau informasi dari atasan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: 1. Mendefenisikan work dan idle setiap tenaga kerja berdasarkan job

description. Work dikatakan apabila tenaga kerja melakukan pekerjaan sesuai

dengan elemen tugasnya, selain dari itu disebut idle.

2. Menentukan populasi dan sampel pengamatan dan membagi waktu pengamatan ke dalam interval waktu, dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah sampel: 1 Ne2 N n

+ ≥

Populasi Pengamatan =

pada penelitian ini adalah 1 menit.

3. Menentukan rating factor tenaga kerja dengan menggunakan metode Westinghouse, digunakan sebagai data untuk menentukan waktu standar.

(12)

4.6. Metode Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data pengukuran beban kerja sebagai berikut:

1. Menentukan aktivitas dan waktu penyelesaian aktivitas tiap tenaga kerja. 2. Menentukan waktu-waktu pengamatan secara random.

3. Melakukan pengamatan dengan menggunakan metode work sampling.

4. Menghitung waktu produktif dari masing-masing tenaga kerja dari data work dan idle, dengan rumus:

%P = x 100%

5. Melakukan uji keseragaman data untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan sudah seragam atau tidak, dengan rumus:

N

6. Melakukan uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat ketelitian yang ditetapkan, dengan rumus:

7. Menghitung tingkat akurasi yaitu untuk mengetahui tingkat ketelitian yang

diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, dengan rumus:

(13)

8. Menghitung waktu standar berdasarkan total waktu pengamatan, waktu produktif, jumlah produk, nilai rating factor, dan allowance, dengan rumus:

WS =

9. Menghitung total waktu pengerjaan dengan rumus:

Total Waktu Pengerjaan = Waktu Standar x Jumlah Produk

10. Menghitung persentase beban kerja sesuai dengan Total Waktu Pengerjaan (TWP) dengan Total Waktu Tersedia (TWT) dengan rumus:

Beban kerja =

11. Penentuan jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja dan rata-rata beban kerja, dengan rumus:

Total beban kerja = ∑ Beban Kerja Seluruh Tenaga Kerja

Rata-rata beban kerja =

4.7. Metode Analisis

Analisis dilakukan terhadap hasil work sampling, analisis beban kerja aktual dan analisis jumlah tenaga kerja, serta perbandingan kondisi aktual dan usulan pemecahan masalah.

(14)

Perumusan Masalah 3. Hasil Penelitian Terkait

Identifikasi Masalah Awal

Beban kerja dan jumlah pekerja

Pengumpulan Data

Data Primer

1. Jam kerja dan elemen kegiatan 2. Data work dan idle

3. Rating factor dan allowance 4. Jumlah hasil produksi

Data Sekunder

1. Gambaran Umum Perusahaan - Struktur Organisasi - Sejarah Perusahaan

Pengolahan Data

1. Menentukan persen produktif dan nonproduktif

2. Pengujian keseragaman data 3. Pengujian kecukupan data 4. Perhitungan tingkat akurasi 5. Perhitungan waktu standar 6. Perhitungan beban kerja 7. Perhitungan jumlah pekerja

Analisis Pemecahan Masalah

Analisis work sampling, beban kerja aktual dan jumlah tenaga kerja, serta perbandingan kondisi

aktual dan usulan

Kesimpulan dan Saran

(15)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung menggunakan metode work sampling terhadap tenaga kerja stasiun pengeleman, perakitan, dan finishing di perusahaan pembuatan daun pintu. Alokasi tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Alokasi Tenaga Kerja No Stasiun Kerja Jumlah Tenaga

Kerja (Orang)

1 Stasiun Pengeleman 2

2 Stasiun Perakitan 3

3 Stasiun Finishing 10

Jumlah 15

Sumber : Pengumpulan Data

Setiap tenaga kerja di bagian produksi memulai pekerjaannya pada waktu yang sama yaitu dimulai pada pukul 08.00 WIB.

5.1.1. Jenis Pekerjaan Work dan Idle

Defenisi dari kegiatan work diketahui melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan tenaga kerja pada stasiun produksi. Kegiatan masing-masing tenaga kerja pada setiap elemen kerja adalah sebagai berikut:

a. Stasiun Pengeleman

(16)

1)Mengambil style (3 detik)

2)Merekatkan sisi style dengan menggunakan lem kayu (67 detik) 3)Meletakkan ke tumpukan style (3 detik)

4)Memindahkan style yang sudah dilem ke stasiun perakitan secara manual oleh tenaga kerja 1 (33 detik)

b. Pemberian lem pada sisi panel 1)Mengambil panel (3 detik)

2)Merekatkan sisi panel dengan menggunakan lem kayu (76 detik) 3)Meletakkan ke tumpukan panel (2 detik)

4)Memindahkan panel yang sudah dilem ke stasiun perakitan secara manual oleh tenaga kerja 2 (33 detik)

c. Pemberian lem pada sisi top rail 1)Mengambil top rail (3 detik)

2)Merekatkan sisi top rail dengan menggunakan lem kayu (85 detik) 3)Meletakkan ke tumpukan top rail (4 detik)

4)Memindahkan Top rail yang sudah dilem ke stasiun perakitan secara manual oleh tenaga kerja 1 (33 detik)

d. Pemberian lem pada sisi bottom rail 1)Mengambil bottom rail (3 detik)

2)Merekatkan sisi bottom rail dengan menggunakan lem kayu (81 detik) 3)Meletakkan ke tumpukan bottom rail (2 detik)

(17)

b. Stasiun Perakitan

a. Pemberian lubang pada style dengan menggunakan single head borer 1)Mengambil style (3 detik)

2)Memberi lubang pada style sesuai dengan ukuran (77 detik) 3)Meletakkan ke tumpukan style (2 detik)

4)Memindahkan style ke stasiun perakitan (33 detik)

b. Pemberian lubang pada top rail dengan menggunakan single head borer 1)Mengambil top rail (3 detik)

2)Memberi lubang pada top rail sesuai dengan ukuran (85 detik) 3)Meletakkan ke tumpukan top rail (3 detik)

4)Memindahkan top rail ke stasiun perakitan (30 detik)

c. Pemberian lubang pada bottom rail dengan menggunakan single head borer

1)Mengambil bottom rail (3 detik)

2)Memberi lubang pada bottom rail sesuai dengan ukuran (82 detik) 3)Meletakkan ke tumpukan bottom rail (2 detik)

4)Memindahkan bottom rail ke stasiun perakitan (33 detik) d. Perakitan komponen daun pintu menggunakan dowel

1)Menyusun style, panel, top rail dan bottom rail (102 detik) 2)Merakit style, panel, top rail dan bottom rail (302 detik)

(18)

e. Pengepresan daun pintu dengan doorpress 1)Mengambil daun pintu (3 detik)

2)Mengepress daun pintu (85 detik)

3)Meletakkan daun pintu yang sudah di press ke lantai (3 detik)

4)Memindahkan tumpukan daun pintu ke stasiun finishing untuk di dempul menggunakan forklift (30 detik)

c. Stasiun Finishing

a. Pendempulan daun pintu dengan alat dempul 1)Mengambil daun pintu (3 detik)

2)Mendempul daun pintu (203 detik) 3)Meletakkan daun pintu di lantai (3 detik)

4)Menghaluskan daun pintu yang telah di dempul (33 detik) b. Penghalusan daun pintu dengan kertas pasir

1)Mengambil daun pintu (3 detik) 2)Menghaluskan daun pintu (56 detik) 3)Meletakkan daun pintu di lantai (3 detik)

4)Memindahkan daun pintu ke stasiun packing untuk di kemas menggunakan forklift (30 detik)

(19)

5.1.2. Penentuan Waktu Pengamatan

Waktu pengamatan ditetapkan dengan interval 1 menit, dengan teknik pengambilan sampel adalah systematic random sampling. Pengamatan dilakukan selama 7 jam pada waktu-waktu yang ditentukan secara random yaitu mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB (Istirahat pukul 12.00-13.00 WIB).

Untuk menentukan banyaknya bilangan random yang diperlukan selama total waktu kerja dapat dilihat dari perhitungan berikut ini :

Perhitungan diatas menunjukkan bahwa jumlah pengamatan per hari tidak lebih dari 420 kali.

5.1.3. Penentuan Jumlah Sampel

Jumlah sampel dari waktu kerja yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan metode slovin.

Diketahui:

(20)

Hasil dari perhitungan diatas menunjukkan penelitian ini diambil sebanyak 205 kali pengamatan dalam satu hari. Pengamatan dilakukan dengan metode randomisasi. Metode ini dibantu dengan microsoft excel dengan formula RANDBETWEEN untuk menentukan waktu pengamatan.

5.1.4. Kegiatan WorkSampling

Kegiatan work sampling dilakukan pada waktu-waktu terpilih selama hari-hari pengamatan, dilakukan dengan mengamati aktivitas work atau idle operator dan memberi checklist (√) pada tabel pengamatan.

5.1.5. Rating Factor

Penentuan rating factor menggunakan metode westinghouse yang mengarahkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. Hal tersebut meliputi: keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Setiap faktor terbagi kedalam kelas-kelas dengan nilainya masing-masing. Penentuan rating factor sesuai dengan metode westinghouse untuk tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Westinghouse Factor Tenaga kerja 1

No Westinghouse Factor Nilai

1 Keterampilan : Average (D) +0.00

2 Usaha : Average (D) +0.00

3 Kondisi Kerja : Average (D) +0.00

4 Konsistensi : Average (D) +0.00

Total +0.00

(21)

Tabel 5.6. Rekapitulasi Rating Factor Seluruh Tenaga kerja

Nilai allowance untuk masing-masing stasiun adalah sebagai berikut: 1. Stasiun Pengeleman

Tabel 5.7. Nilai Allowance Tenaga kerja Stasiun Pengeleman

No. Allowance Keadaan %

1 Tenaga yang dikeluarkan Berdiri (tanpa beban) 1.0

2 Sikap kerja Ditumpu dua kaki 1.0

3 Gerakan kerja Normal 0.0

4 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus 0.0

5 Keadaan temperatur tempat kerja

Normal

1.0 6 Keadaan atmosfer Adanya debu-debu tidak beracun tetapi banyak 5,0

7 Keadaan lingkungan Normal 0.0

8 Kebutuhan pribadi Pria 1.0

(22)

5.1.7. Jumlah Produk

Jumlah produk adalah banyaknya produk yang dihasilkan tenaga kerja selama pengamatan. Jumlah produk yang dihasilkan oleh masing-masing tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Jumlah Produk No Stasiun Kerja Jenis Produk Tenaga

Kerja

5.2.1. Perhitungan Proporsi aktivitas

Perhitungan proporsi aktivitas dilakukan untuk mengetahui persentase waktu produktif tenaga kerja pada setiap elemen kerja. Persentase waktu produktif tenaga kerja dapat diketahui menggunakan rumus sebagai berikut:

(23)

Berdasarkan rumus di atas, perhitungan persentase waktu produktif untuk tenaga kerja adalah:

% Produktif = x 100% = 86.34% = 0.8634

(24)
(25)

5.2.2. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan BKA dan BKB. Perhitungan BKA dan BKB dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

BKA = + k BKB = - k

pi = Persentase produktif hari ke-i

n = Jumlah pengamatan yang dilaksanakan per siklus waktu kerja k = Harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan k = 1.96 (tingkat keyakinan 95%)

Contoh perhitungan BKA dan BKB pada aktivitas pemberian lem pada sisi style (Tenaga kerja 1) adalah sebagai berikut ini.

=

= 0.8722

BKA = 0.8722+ 1.96 = 0.8866

BKB = 0.8722 -1.96 = 0.8577

Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa data proporsi aktivitas stasiun pengeleman (tenaga kerja 1) diantara BKA dan BKB yaitu 0.8577 ≤ 0.8722 ≤ 0.8866 maka data dikatakan seragam.

5.2.3. Uji Kecukupan Data

(26)

Dimana:

N = jumlah pengamatan yang perlu dilakukan p = persentase produktif

s = tingkat ketelitian

k = harga indeks dari tingkat kepercayaan yang diambil Jika N’ N, data dikatakan cukup.

Contoh perhitungan uji kecukupan data untuk tenaga kerja 1 pada stasiun pengeleman adalah sebagai berikut:

= 225.17 ≈ 225

Jumlah pengamatan (N) adalah 2050 dan hasil perhitungan (N’) adalah 225 dapat dilihat bahwa N’ < N, maka data dikatakan cukup.

5.2.4. Perhitungan Tingkat Akurasi

Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dan tingkat ketelitiannya adalah 5% sehingga rumus yang digunakan yaitu:

N

L = tingkat akurasi N = jumlah pengamatan

p = proporsi aktivitas (work atau idle) sebagai persentase N

Perhitungan rata-rata proporsi aktivitas seluruh tenaga kerja pada stasiun produksi adalah:

(27)

6014

Perhitungan tingkat akurasi dapat dilihat sebagai berikut:

N

Nilai S = ± 3.52% atau lebih kecil dari 5% yaitu tingkat ketelitian yang dikehendaki, maka pengamatan yang telah dilakukan sebanyak 2050 kali, jauh lebih teliti dari syarat ketelitian yang ditetapkan sebelumnya.

5.2.5. Perhitungan Waktu Standar

Perhitungan waktu standar dilakukan untuk mengetahui seberapa besar waktu yang dibutuhkan tenaga kerja dalam mengerjakan satu unit produk. Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu standar adalah sebagai berikut.

WS =

Total waktu diperoleh dari lamanya waktu pengamatan yaitu 420 menit per hari selama 10 hari pengamatan = 4200 menit. Waktu standar untuk setiap stasiun kerja ditetapkan berdasarkan tenaga kerja normalnya.

Waktu Standar =

(28)

Setelah diperoleh waktu standar maka dilakukan perhitungan total waktu pengerjaan masing-masing tenaga kerja. Contoh perhitungan total waktu pengerjaan untuk tenaga kerja 1 sebagai berikut:

Total Waktu Pengerjaan = Waktu Standar x Jumlah Produk = 3.5974 x 1119

= 4025.5159 Menit

5.2.6. Perhitungan Beban Kerja

Perhitungan beban kerja merupakan rasio antara Total Waktu Pengerjaan (TWP) dengan Total Waktu Tersedia (TWT) yang dirumuskan sebagai berikut:

Beban kerja =

Beban kerja yang baik sebaiknya mendekati 100% atau dalam kondisi normal. Contoh perhitungan beban kerja pada tenaga kerja 1 adalah sebagai berikut:

Beban kerja = = 0.9585

(29)

Tabel 5.15. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Beban Kerja Work Load Analysis

Stasiun Kerja Tenaga

Kerja

Stasiun Pengeleman 1 4025.5159 4200 0.9585 0.9585

2 4081.6886 4200 0.9718 0.9718

Stasiun Perakitan 3 4596.6098 4200 1.0944 3.1524

4 4433.9024 4200 1.0557 5 4209.7561 4200 1.0023

Stasiun Finishing 6 2338.2473 4200 0.5567 5.7829

7 2353.9781 4200 0.5605 Sumber : Penglahan Data

Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja pada Tabel di atas, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di setiap stasiun dapat dilihat sebagai berikut:

1. Stasiun Pengeleman

a. Tenaga Kerja 1 (Style dan Panel) Total beban Kerja = 0.9585

Total beban kerja pada stasiun pengeleman style dan panel kurang dari 1. sehingga jumlah tenaga kerja tetap.

b. Tenaga Kerja 2 (Top Rail dan Bottom Rail) Total beban Kerja = 0.9718

(30)

2. Stasiun Perakitan

Total beban kerja = Beban Kerja Tenaga Kerja 3 + Beban Kerja Tenaga Kerja 4 + Beban Tenaga Kerja 5

Total beban kerja = 1.0944 + 1.0557 + 1.0023 = 3.1524

Rata-rata beban kerja = 3.1524 / 3 = 1.0508

Rata-rata beban kerja pada stasiun perakitan lebih dari 100%. sehingga tugas pada bagian ini tidak dapat diselesaikan oleh 3 orang tenaga kerja sesuai target waktu kerja.

3. Stasiun Finishing

Total beban kerja = Beban Kerja Tenaga Kerja 6 + Beban Kerja Tenaga Kerja 7 + Beban Kerja Tenaga Kerja 8 + Beban Kerja Tenaga Kerja 9 + Beban Kerja Tenaga Kerja 10 + Beban Kerja Tenaga Kerja 11 + Beban Kerja Tenaga Kerja 12 + Beban Kerja Tenaga Kerja 13 + Beban Kerja Tenaga Kerja 14 + Beban Kerja Tenaga Kerja 15

Total beban kerja = 0.5567 + 0.5605 + 0.5626 + 0.5439 + 0.5794 + 0.6576 + 0.5290 + 0.6619 + 0.5411 + 0.5903 = 5.7829

(31)
(32)

BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Hasil Work Sampling

Pengukuran kerja dengan metode work sampling merupakan pengukuran kerja secara langsung karena pelaksanannya harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti. Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa % waktu produktif terbesar dimiliki oleh tenaga kerja 2 di bagian pengeleman top rail dan bottom rail sebesar 87.56% dan waktu produktif terendah adalah tenaga kerja 12

di bagian finishing sebesar 43.41

6.2. Analisis Beban Kerja Aktual

Berdasarkan uji kecukupan data semua data yang dikumpulkan dinyatakan telah mencukupi untuk tingkat ketelitian yang ditetapkan sebelumnya yaitu 5%. Dan berdasarkan perhitungan derajat ketelitian data yang diambil jauh lebih banyak dari data yang dibutuhkan hingga ketelitian hasil pengamatan sangat baik (3.52%).

(33)

6.3. Analisis Jumlah dan Pengaturan Tenaga Kerja

Perhitungan jumlah tenaga kerja dilakukan dengan menjumlahkan nilai beban kerja seluruh tenaga kerja yang berada pada setiap stasiun kerja, sehingga diperoleh beban kerja per stasiun kerja. Dalam hal ini terlihat adanya beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah tenaga kerja pada masing-masing bagian kerja, seperti:

1. Total beban kerja untuk 1 orang tenaga kerja pada stasiun pengeleman style dan panel adalah 0.9585. Total beban kerja tidak melebihi 1, sehingga tidak perlu melakukan penambahan maupun pengurangan tenaga kerja.

2. Total beban kerja untuk 1 orang tenaga kerja pada stasiun pengeleman top rail dan bottom rail adalah 0.9718. Total beban kerja tidak melebihi 1, sehingga tidak perlu melakukan penambahan maupun pengurangan tenaga kerja.

3. Total beban kerja dari 3 orang tenaga kerja di stasiun perakitan adalah 3.1524 dan rata-rata beban kerjanya adalah 1.0508 sehingga perlu adanya penambahan tenaga kerja. Jumlah penambahan tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu 1 orang. sehingga dapat mengurangi beban kerja masing-masing tenaga kerja dari 1.0508 menjadi 0.7881.

(34)
(35)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Hasil work sampling menunjukkan bahwa tenaga kerja 2 di stasiun pengeleman lebih produktif dari seluruh tenaga kerja lainnya dengan waktu produktif sebesar 87.56% sedangkan yang paling rendah adalah tenaga kerja 12 di stasiun finishing dengan waktu produktif sebesar 43.41%.

2. Pada kondisi aktual, beban kerja yang diterima tenaga kerja di stasiun pengeleman sudah baik, yaitu sebesar 95.85% dan 97.18%; stasiun perakitan sudah berlebih dan bervariasi mulai 100%-109%, serta stasiun finishing beban kerjanya sangat rendah hanya berkisar 52%-66%.

3. Jumlah tenaga kerja optimum di stasiun pengeleman adalah 2 orang, stasiun perakitan 3 orang, dan stasiun finishing adalah 6 orang.

4. Pada kondisi usulan, beban kerja sudah baik dimana tenaga kerjanya cukup 11 orang dengan beban di stasiun pengeleman, stasiun perakitan, dan finishing sudah hampir 100%. Sehingga terjadi penghematan 4 orang tenaga

(36)

7.2. Saran

Saran yang dapat diajukan setelah melakukan penelitian tugas sarjana ini, adalah :

1. Jika terjadi beban yang berlebih

2. Perusahaan perlu melakukan perbaikan metode kerja setiap tenaga kerja karena setelah dilakukan penelitian ternyata masalah bukan pada jumlah tenaga kerja namun terdapat pada metode kerjanya sehingga perlu dilakukan penelitian lain untuk mengatasi masalah penumpukan, seperti meningkatkan skill dari tenaga kerja, dan sebagainya.

pada saat tertentu diharapkan pihak manajemen dapat melakukan pemindahan tenaga kerja dari stasiun yang berlebih kepada stasiun yang membutuhkan.

3. Metode perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja ini dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam perhitungan kebutuhan tenaga kerja untuk tahun-tahun berikutnya.

4. Sebaiknya pihak perusahaan membuat pemstasiun kerja yang jelas agar tenaga kerja dapat bekerja optimal sesuai pemstasiun kerja yang diberikan. 5. Sebaiknya pihak perusahaan memberi pelatihan khusus terhadap tenaga kerja

Gambar

Tabel 3.1. Nilai Westinghouse Factor
Tabel 3.1. Nilai Westinghouse Factor (Lanjutan)
Gambar 4.2. Block Diagram Proses Penelitian
Tabel 5.1. Alokasi Tenaga Kerja
+5

Referensi

Dokumen terkait

Khusus untuk jenis pekerjaan yang dinyatakan sebagai harga satuan timpang , maka untuk pekerjaan tambah digunakan harga satuan pekerjaan hasil negosiasi sesuai

Agar peenrapan sistem Just In Time berjalan dengan efektif dan efisien, kegiatan yang harus dilakukan perusahaan diantaranya : (1) Mengadakan pelatihan pada semua

dapat menyelesaikan kertas karya ini yang berjudul “PERANAN KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DALAM MEMBERDAYAKAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) DI

Dalam muatan majalah top hongkong andy lau masuk daftar “15 artis terbaik sepanjang masa” karena Andy Lau adalah seorang aktor dan penyanyi yang tidak hanya berbakat, namun

Rendahnya tingkat signifikansi penerapan JIT pada Industri Otomotif di Indonesia terhadap Delivery Performance, secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa di Indonesia

[r]

Nông trại không chứng nhận sử dụng hóa chất độc hại mức

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertanggungjawaban pidana pelayaran khususnya orang yang mempekerjakan seseorang dikapal tanpa dokumen yang di persyaratkan dan