MAKALAH BISNIS PENGANTAR
MEMAHAMI SISTEM BISNIS DI
INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD RILO NUGROHO (15830027) ANI NUR ISRO’IYAH FIRDAUS (15830008)
KHOTIMATUL CHUSNA (15830019)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI KEUANGAN SYARIAH YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir setiap kegiatan manusia merupakan bagian dari sistem bisnis. Hal ini berarti bahwa setiap kegiatan yang dilakukan umat manusia sudah tentu merupakan perwujudan dari aktivitas bisnis.
Namun sistem bisnis setiap daerah dan negara berbeda-beda, termasuk sistem bisnis di Indonesia dan Amerika Serikat. Dimana bisnis di Amerika berkembang sangat pesat daripada di Indonesia, sehingga perlunya pengkajian sistem bisnis di Indonesia dan Amerika Serikat.
Oleh karena itu, penyusun mengambil judul ”Memahami Sistem Bisnis di Indonesia dan Amerika Serikat” yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam pengkajian mata kuliah bisnis pengantar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem bisnis di Indonesia? 2. Bagaimana sistem bisnis di Amerika Serikat?
C. Tujuan
1. Memahami sistem bisnis di Indonesia.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. ISI
I. BISNIS
a) Pengertian Bisnis
Huat, T Chwee, et. Al (1990) mendefinisikan bisnis sebagai suatu sistem yang
memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat kita (business is then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society). Dengan mengambil definisi sistem tersebut, kita dapat mengharapkan suatu hubungan yang saling mengisi antara bisnis dan pilihan kebutuhan dalam masyarakat kita. Setiap tindakan yang diambil dalam bisnis berakibat pada suatu sistem sosial yang lebih besar. Sistem bisnis berhubungan dengan sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem hukum. Pengantar Bisnis1.
Pendapat lain dikemukakan oleh Griffin dan Ebert (1996), bahwa bisnis itu merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Definisi tersebut menitikberatkan pada kemampuan menghasilkan (produce) dan pencapaian tingkat keuntungan atau laba2.
b) Tujuan bisnis
1. Prospek memperoleh laba : selisih antara pendapatan dan pengeluaran bisnis yang mendorong orang untuk membuka dan memperluas bisnis.
2. Laba mengimbali pemilik untuk mengambil resiko yang tercakup dalam menginvestasikan uang dan waktu mereka.
3. Bisnis memproduksi sebagian besar barang dan jasa yang dikonsumsi orang dan mempekerjakan banyak orang.
II. SISTEM BISNIS
Sebuah metode prosedur atau proses yang digunakan sebagai pengiriman mekanisme untuk menyediakan barang-barang tertentu atau jasa kepada pelanggana. Sistem bisnis adalah sederetan aturan, prosedur, metode dan alur data dan proses yang ada dalam suatu unit bisnis. Sistem yang baik akan memungkinkan sebuah bisnis dapat beroperasi secara institusional, tanpa ketergantungan dengan orang-orang tertentu dalam organisasi bisnis yang bersangkutan.
Sistem bisnis modern merupakan suatu sistem yang sangat rumit terdiri dari berbagai sector dan masing-masing sector terdiri dari beragam kelompok industri. Lebih lanjut setiap kelompok industry terdiri darii sejumlah perusahaan yang berdiri sendiri. Perusahaan berbeda pula dalam bentuk, dalam pemilikan, dalam volume struktur permodlan, juga dalam gaya-gaya manajemen. Kemampulabaan dari setiap perusahaan ditentukan juga dengan
menganekaragamkan aktivitasnya. Jadi keragaman merupakan salah satu sifat bisnis. a) Sifat sebuah sistem bisnis :
1. Input
Bisnis menerima input dan mengoperasikannya dalam kendala lingkungan fisik, ekonomi, politik, hukum, teknologi, dan social.
2. Proses
Bisnis memproses input dengan cara yang paling efisien dengan mengorganisasikan sumber daya, memotivasi SDM dan mengaplikasikan teknologi yang tepat.
3. Output
Bisnis menghasilkan barang dan jasa unruk memuaskan kebutuhan konsumen sehingga menciptakan manfaat ekonomi dan social serta meningkatkan standar kehidupan masyarakat3.
b) Karakteristik Sistem Bisnis :
1. Keanekawarnaan : sebuah aktivitas yang beraneka warna oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda besar dan bentuk pemilikan.
2. Ketergantungan : perusahaan tergantung pada satu dan lain untuk barang-barang dan jasa.
3. Perubahan dan Inovasi : perusahaan harus respons terhadap perubahan rasa konsumen dan teknologi4.
III. SISTEM BISNIS DI INDONESIA
Suatu sistem bisa terdiri dari beberapa subsistem, yang biasa juga disebut unsur, bagian, atau komponen. Walau sistem tersebut terdiri dari berbagai unsur atau bagian, komponen
tersebut merupakan suatu kebulatan yang utuh dan padu atau memiliki sifat ‘wholism’. Terdapat saling ketergantungan atau hubungan di antara unsur-unsur tersebut.
Dalam sistem bisnis suatu negara, terkait beberapa unsur yang sangat saling mendukung. Unsur tersebut adalah perekonomian dan politik Negara. Dalam penggolongan ilmu ekonomi, perekonomian sebuah negara termasuk ilmu ekonomi makro. Bisnis termasuk ilmu ekonomi mikro. Bisnis dan perekonomian saling mempengaruhi.
Landasan perekonomian yang baik, di mana mata uangnya stabil, kebijakan pemerintah mendukung suasana investasi, dan kondisi sosial politiknya memberikan kepastian, memberikan situasi yang kondusif bagi bisnis untuk berkembang dengan baik. Tipe sistem ekonomi yang dianut Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila. Yang di mana di dalamnya terdapat unsur penting yaitu demokrasi ekonomi. Beberapa ciri Sistem Ekonomi Pancasila yaitu :
a) Perekonomian disusun atas usaha bersama berdasarkan asa kekeluargaan
b) Cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh pemerintah
c) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat5.
Sistem bisnis di Indonesia berdasarkan sistem Ekonomi Pancasila adalah berupa UKM (Usaha Kecil Menengah) seperti usaha ritel, waralaba, serta keagenan6.
Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. Ritel tradisional diwakili oleh pasar-pasar tradisional dan warung-warung kecil di pinggir jalan, sedangkan ritel modern diwakili oleh Carrefour, Ramayana, Indomart, Alfamart, dan sebagainya.
Bisnis waralaba atau franchise diperkirakan akan terus meningkat di Indonesia. Salah satu alasannya adalah pola franchise dalam pengembangan usahanya yang lebih mudah. Pemilik usaha dapat mempercepat pertumbuhan outletnya dengan tidak perlu menunggu terkumpulnya modal karena sang franchise (pembeli hak franchise)/investor yang akan memberikan modal. Dengan pola tersebut maka jaringan dapat dengan cepat meluas7.
Pada jenis usaha keagenan,tidak terdapat keeksklusifan sehingga semua orang bisa masuk pada jenis usaha ini. Keagenan lebih mirip lisensi (Product and Trade Name Franchising). Lisensi dan keagenan memiliki catatan khusus dalam pengembangannya8.
Sistem Bisnis Indonesia terdiri dari lima komponen utama yaitu Input, Proses, Output, Feedback dan Environment. Sistem Bisnisnya menggunakan cara perekonomian terencana 5https://poetraboemi.wordpress.com/2008/02/20/kapitalisme-sosialisme-dan-sistem-ekonomi-indonesia/ 6 Butir-butir Pemikiran Perdagangan Indonesia, 2009-2014
7 Butir-butir Pemikiran Perdagangan Indonesia, 2009-2014
memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Konsep bisnis di Indonesia cenderung kepada bagaimana menyejahterakan rakyat.
a) Input bisnis Indonesia meliputi Sumber daya manusia, Modal, Uang, Bahan baku, Peralatan dan mesin, Tanah dan Bangunan, Kewirausahaan, Teknologi, Informasi dan
Pelanggan.
b) Proses bisnis Indonesia menggunakan berbagai Teknologi, misalnya Industri yang ada menggunakan teknologi maju untuk menghasilkan nilai tambah yang tinggi bagi
perekonomian, tetapi ada juga sektor Industri yang menggunakan teknologi tradisional. c) Feedback ( Umpan balik ) muncul sebagai hasil proses evaluasi, yaitu
membandingkan antara standar output yang diharapkan dengan output yang sesungguhnya yang dihasilkan.
d) Lingkungan Perusahaan ( Bussiness Environment ), Perusahaan sebagai sistem terbuka melakukan aktivitasnya di dalam lingkungan perusahaan dan dipengaruhi oleh
lingkungan perusahaan yang terdiri dari berbagai kekuatan, sumber daya dan lembaga-lembaga yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan akan digunakan oleh empat sektor yang ada dalam Sistem Ekonomi Indonesia yaitu Sektor Perusahaan, Sektor Rumah tangga, Pemerintah ( Government Sector ), Asing ( Foreign Sectors )9.
IV. SISTEM BISNIS DI AMERIKA SERIKAT
a) Evolusi Bisnis Di Amerika Serikat10
Bisnis Amerika serikat telah berkembang selama beberapa dasawarsa. Sejarah bisnis Amerika Serikat telah menunjukkan perkembangan drastis dari perseorangan menuju struktur korporasi yang rumit. Pemahaman dapat diperoleh lebih terperinci dari perkembangan itu dengan cara menelusuri sejarahnya.
1. Sistem Pabrik Dan Revolusi Industri.
Revolusi industri di pertengahan abad ke-18 membuat revolusi manufaktur mengalami perubahan dramatis akibat adanya kemajuan teknologi dan perkembangan sistem pabrik. Sistem pabrik mengurangi kebutuhan peralatan dan memungkinkan perusahaan-perusahaan membeli bahan baku dengan harga lebih murah melalui pembelian jumlah besar untuk produksi massal. Sistem pabrik juga mendorong spesialisasi tenaga kerja. Produksi massal menggantikan sistem di
9https://routeterritory.wordpress.com/2009/09/07/perbedaan-sistem-bisnis-di-indonesia-dengan-di-cina/
mana orang-orang yang sangat terampil melakukan semua tugas yang berbeda-beda untuk membuat satu jenis barang.
2. Laissez-fair dan Era kewirausahaan.
Sejumlah masalah terjadi ketika abad ke-19 akan tetapi sistem Amerika Serikat mulai membawa bisnis domestik lepas dari pasar-pasar modal di Eropa. Pada abad tersebut banyak pengusaha yang muncul karena Amerika Serikat menekankan falsafah laissez-fair, sebuah prinsip di mana pemerintah seharusnya tidak campur tangan dalam perekonomian. Prinsip laissez-fair menciptakan perusahaan besar seperti U. S Steel, Alumunium Company Of Amerika (AlCOA), Standart Oil , dan lain sebagainya.
Besarnya perusahaan-perusahaan mempersulit para pesaing memasuki pasar-pasar mereka. Kontrol pasar secara total menjadi semboyan di berbagai industri, dengan banyaknya perusahaan besar yang lebih memilih bergabung dari pada bersaing. Pengaturan harga dan bentuk-bentuk manipulasi pasar lain menjadi praktek bisnis yang umum. Berbagai kritik dilancarkan sebagai reaksi melawan praktek usaha yang tidak etis dengan cara memberlakukan tindakan korektif dan akhirnya penerapan undang-undang antitrust (antitrust lawas) dan
penghentian praktek-praktek monopoli. Secara khusus, masyarakat menuntut akuntabilitas yang lebih besar dari perusahaan-perusahaan untuk dapat berperilaku dalam cara-cara yang tidak melanggar pihak lain.
3. Era Produksi
Era produksi ini mulai pada tahun 1913 ketika Henry Ford memperkenalkan lini perakitan bergerak. Fokus Ford terletak pada efisiensi manufaktur dengan mengadopsi tempat kerja yang tetap, meningkatkan spesialis tugas, menggunakan konsep scientific management, dan mengalihkan pekerjaan kepada pekerja. Ford secara dramatis meningkatkan produktivitas dan menurunkan harga. Akibatnya, Ford membuat harga mobil terjangkau untuk banyak orang. Era produksi menjadi solusi bangkitnya serikat pekerja dan pembentukan tawar menawar kolektif. Selain itu masa depresi tahun 1930-an dan perang dunia II mendorong pemerintah untuk campur tangan dalam sistem perekonomian.
4. Era Pemasaran
pelanggan. Akan tetapi menurut konsep pemasaran bisnis bermula dari pelanggan. Produsen barang atau jasa akan mulai dengan menetapkan apa yang pelanggan inginkan dan kemudian menyediakan. Perusahaan-perusahaan itu membebaskan para konsumennya untuk memilih sesuai kebutuhan mereka dengan menawarkan serangkaian produk untuk suatu pasar.
5. Era Global
Tahun 1980-an menjadi saksi kelanjutan kemajuan teknologi produksi, komputer, sistem informasi dan kemampuan alat komunikasi. Pada masa itu ekonomi global menjadi nyata. Di seluruh dunia orang-orang mengendarai mobil Toyota, Ford, minum Pepsi, memakai Jeans Levi’s, menggunakan Microsoft, dan menonton film produksi Disney.
Globalisasi adalah fakta kehidupan bagi kebanyakan bisnis dewasa ini. Komunikasi dan transportasi yang semakin membaik, semakin efisiensinya metode-metode untuk pembiayaan, produksi, distribusi, serta pemasaran produk dan jasa.
6. Era Informasi
Era informasi dipicu oleh maraknya pengguna internet. Pengguna internet di Amerika Utara tumbuh dari sekitar 100 pengguna per 1000 orang pada tahun 1995 menjadi 750 pengguna per 1000 orang pada tahun 2005. Akan tetapi tingkat pertumbuhan pengguna internet Eropa meningkat lebih cepat, dan bahkan di Asia Pasifik peningkatan lebih signifikan. Perkembangan internet memberikan peningkatan dramatis di semua sektor perekonomian, terutama sektor jasa. Internet secara khusus mempermudah perdagangan jasa yang berskala internasional11.
b) Perekonomian Sistem Pasar
Memahami sistem perekonomian Amerika Serikat yang rumit merupakan hal penting dalam memahami lingkungan di mana bisnis Amerika Serikat beroperasi. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam harga yang dikenakan oleh perusahaan untuk produk-produknya dan dalam harga yang dibayarkan oleh perusahaan untuk perlengkapan dan bahan baku (Jef Madura;2011;136).
1. Permintaan dan penawaran dalam perekonomian pasar.
Perekonomian pasar terdiri dari banyak pasar yang berbeda. Setiap input di dalam pasar yang digunakan oleh bisnis dan setiap barang atau jasa yang diciptakan oleh bisnis masing-masing memiliki pasar tersendiri. Di dalam masing-masing-masing-masing pasar tersebut, bisnis memutuskan apa yang harus dibuat, berapa banyak, dan berapa harga yang ditetapkan. Demikian pula dengan pelanggan yang memutuskan apa saja yang dibeli, dan berapa mereka rela membayar.
2. Hukum permintaan dan penawaran.
Di dalam semua level perekonomian, keputusan tentang apa yang di beli dan di jual ditentukan terutama oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Permintaan adalah kemauan dan kemampuan pembeli untuk membeli produk (barang atau jasa) tertentu. Hukum permintaan : “Pembeli akan membeli (permintaan) lebih banyak produk ketika harganya turun dan membeli lebih sedikit ketika harganya meningkat”.
Penawaran adalah kemauan dan kemampuan produsen untuk menawarkan barang atau jasa tertentu untuk dijual. Hukum penawaran: “Produsen akan menawarkan (penawaran) lebih banyak produk untuk dijual ketika harganya meningkat dan lebih lebih sedikit ketika harganya turun”.
3. Mekanisme permintaan dan penawaran.
Mekanisme permintaan dan penawaran diperoleh dari riset pemasaran, data historis, dan studi penelitian mengenai pasar lainnya. Apabila diaplikasikan sebagaimana mestinya,
mekanisme pasar tersebut membantu kita memahami hubungan antara level permintaan dan penawaran pada level harga yang berbeda-beda.
4. Kurva permintaan dan penawaran.
Kurva permintaan (Demand Schedule) menunjukkan berapa banyak produk yang akan diminta (dibeli) pada harga yang berbeda-beda. Kurva permintaan diberi tanda D1 menunjukkan bahwa ketika harga menurun kuantitas yang diminta meningkat (Jef Madura;2011;137).
Contoh kurva permintaan:
Kurva penawaran (supply scedule) menunjukkan berapa banyak produk yang akan ditawarkan (dijual) pada harga yang berbeda-beda. Kurva penawaran diberi tanda S1
Ketika kurva permintaan dan penawaran di plotkan ke dalam satu grafik yang sama, nilai di mana mereka berpotongan merupakan harga pasar atau harga ekuilibrium (equilibrium
price).Harga pasar atau harga ekuilibrium adalah, harga di mana jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Contoh kurva ekuilibrium:
5. Surplus dan defisit.
Surplus adalah keadaan di mana jumlah yang ditawarkan melebihi jumlah yang diminta. Ini kadang terjadi karena perusahaan berusaha menginginkan peningkatan laba dengan cara menyediakan (menawarkan) jumlah barang melebihi jumlah permintaan pada harga ekuilibrium. Perusahaan tersebut akan mengalami kehilangan uang sebesar yang dihabiskan untuk membuat barang sebesar tambahan tersebut.
Sebaliknya, defisit adalah keadaan di mana jumlah yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan. Perusahaan yang mengalami defisit akan kehilangan sejumlah tambahan laba yang seharusnya dapat diperoleh dengan membuat produk sebanyak yang diminta. Walaupun
Oleh karena itu, bisnis harus mencari kombinasi yang tepat antara harga yang ditetapkan dan jumlah yang ditawarkan, sehingga bisa memaksimalkan laba, mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan, dan mengurangi persaingan. Kombinasi ini ditemukan pada titik ekuilibrium.
c) Perusahaan Swasta Dan Persaingan Di Perekonomian Pasar
Sistem perusahaan swasta adalah sistem yang memungkinkan para individu untuk mengejar kepentingan mereka sendiri dengan batasan minimal dari pemerintah. Perusahaan swasta menuntut adanya empat unsur, antara lain:
1. Hak properti pribadi
Hak kepemilikan atas sumber daya yang digunakan untuk menciptakan kekayaan berada di tangan individu.
2. Kebebasan memilih
Kebebasan untuk menjual/mempekerjakan tenaga kerja, dan bebas untuk memilih/menjual produk.
3. Laba
Iming-iming laba akan mendorong beberapa orang untuk mengambil risiko melakukan
wirausaha. Laba yang diantisipasi juga berpengaruh kuat pada pilihan individu atas barang dan jasa yang akan mereka produksi(Gugup Kismono;2012;312).
4. Persaingan
Persaingan memotivasi mereka untuk menjalankan perusahaan secara efisien. Persaingan terjadi ketika dua perusahaan atau lebih berlomba mendapatkan sumber daya dan pelanggan yang sama. Untuk memproduksi barang yang efisien dan menjualnya dengan harga yang dapat
mendatangkan laba, perusahaan harus meyakinkan pelanggan, bahwa produk yang mereka hasilkan lebih baik atau lebih murah daripada pesaing (Jef Madura;2011;144).
Oleh karena itu, persaingan mendorong para perusahaan untuk membuat produk yang lebih baik atau lebih murah. Dalam system perusahaan bebas, tidak semua industry sama persaingannya. Terdapat empat tingkat persaingan, yaitu:
a. Persaingan Sempurna
Agar persaingan sempurna dapat tercipta, ada dua kondisi yang harus dipenuhi:
Semua perusahaan dalam suatu industry harus berskala kecil
Dalam kondisi tersebut, tidak akan ada perusahaan yang cukup kuat untuk mempengaruhi harga. Kondisi ini juga mencerminkan empat prinsip:
Produk-produk yang ditawarkan setiap perusahaan mirip.
Baik penjual maupun pembeli mengetahui harga-harga yang dibayarkan dan diterima pihak lain dipasar.
Setiap perusahaan mudah masuk atau meninggalkan pasar.
Harga-harga yang ditentukan oleh penawar sepenuhnya, dan diterima baik oleh pembeli maupun penjual.
Contoh persaingan sempurna di Amerika Serikat antara lain pertanian gandum.
b. Persaingan Monopolistik.
Dalam persaingan ini terdapat lebih sedikit penjual jika dibandingkan dengan pasar di persaingan sempurna. Para penjual berusaha membuat produk mereka terlihat sedikit berbeda dari para pesaing. Strategi ini mencakup pembangunan merk, perancangan fashion, dan iklan.
Perusahaan yang bersaing secara monopolistik cenderung mudah memasuki dan meninggalkan pasar. Diferensiasi (pembedaan) produk juga memberikan tambahan kesempatan bagi para penjual untuk mengendalikan harga-harga yang mereka tetapkan. c. Persaingan Oligopoli.
Persaingan ini terjadi apabila sebuah industry hanya memiliki sedikit penjual. Masuknya pesaing baru cenderung menjadi sulit karena diperlukannya investasi yang besar.
Konsekuensinya, industry oligopoli cenderung statis.
Masing-masing oligopolies memiliki kendali yang lebih besar terhadap strategi mereka sendiri daripada perusahaan-perusahaan yang bersaing secara monopolistik. Namun tindakan perusahaan dapat mempengaruhi penjualan perusahaan lain di industry itu. d. Persaingan Monopoli.
Persaingan ini terjadi ketika industry atau pasar tertentu hanya memiliki satu produsen yang dapat menetapkan harga. Pemasok tunggal menikmati kendali penuh atas harga produknya. Hambatan satu-satunya ada pada menurunnya permintaan pelanggan akibat meningkatnya harga.
industry di mana satu perusahaan dapat menyediakan semua barang atau jasa yang dibutuhkan dengan cara yang paling efisien.
KESIMPULAN
REFERENSI
1. Amirulloh Imam Hardjanto, Pengantar Bisnis, 2005, Graha Ilmu, Yogyakarta.
2. M. Manullang, Pengantar Bisnis, 2008, UGM PRESS, Yogyakarta. 3. Butir-butir Pemikiran Perdagangan Indonesia, 2009-2014
4. Http ://chikupunya.multiply.com. Bisnis di Jepang – Resume Buku 5. Griffin, Ebert. Business, 7th, Pearson Prentice Hall 2004
6. Sistem Perekonomian Indonesia.
7.
http://estettmengajar.blogspot.co.id/2012/12/perbandingan-sistem-bisnis-indonesia.html
8.
http://dianputriardiana.blogspot.co.id/2014/09/memahami-bisnis-di-amerika-serikat.html
9.
https://poetraboemi.wordpress.com/2008/02/20/kapitalisme-sosialisme-dan-sistem-ekonomi-indonesia/
10.
http://ofcourseruru.blogspot.co.id/2010/03/sistem-bisnis-indonesia-dan-luar-negeri.html
11.
https://routeterritory.wordpress.com/2009/09/07/perbedaan-sistem-bisnis-di-indonesia-dengan-di-cina/
12. Al-Rasid, Harun, Naskah UUD 1945 Sesudah Empat Kali Diubah oleh MPR, Jakarta: UIP, cet.I 2002
13. Hadi, Abdul, “Islam, Marxisme, dan Persoalan Sosialisme di Indonesia,” makalah ini disampaikan pada mata kuliah Pancasila di ICAS Jakarta, 04 Desember 2006.
15. Hardiman, Budi, Filsafat Modern, dari Machiavelli sampai Nietzsche,
Jakarta: Gramedia, 2004
16. Hatta, Mohammad, Ekonomi Terpimpin, Jakarta, cet I, 1979, t.p..
17. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media, Kencana, cet.I, 2003.
18. Madura, Jef.2011..Pengantar Bisnis.Jakarta: Salemba empat.
19. Kismono, Gugup.2012.Bisnis .Pengantar.Yogyakarta:B.PFE.
20. William G. Nickels, James McHugh, dkk.2011..Pengantar Bisnis
(Understanding Business).Jakarta:Salemba empat.
21. Munrokhim, .Priyonggo, dkk.2007.Ekonomi
Islam.Yogyakarta:Rajawali pers.
22. Sukardi .Paulus, Sari Thalia Evi.2007.Bisnis
Internasional.Yogyakarta:Graha ilmu
23. Ricky W. Grifn, Ronald J. Ebert.2006.Bisnis Edisi Kedelapan Jilid