SKRIPSI
Pengaruh Entrepreneurial Marketing Terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus pada Anggota BPD HIPMI SUMUT)
Oleh
ALDY PRATAMA SYAH 120502071
PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum BPD HIPMI SUMATERA UTARA
•Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) didirikan pada tanggal 10 Juni 1972. Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda yang bercita – cita menjadi pengusaha. Para pendiri yang rata – rata merupakan
pengusaha pemula yang terdiri dari Drs. Abdul Latief, Ir. Siswono Yudo Husodo, Teuku Sjahrul, Datuk Hakim Thantawi, Badar Tando, Irawan Djajaatmadja, SH , Hari Sjamsudin Mangaan, Pontjo Sutowo, dan Ir. Mahdi Diah. Pada saat itu anggapan yang berkembang di masyarakat menempatkan kelompok pengusaha pada strata yang sangat rendah sehingga sebagian besar anak muda terutama kalangan intelektual lebih memilih profesi lain seperti birokrat, TNI / POLRI dan sebagainya.
•Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis ekonomi di tahun 1998, HIPMI telah sukses mencetak kaderisasi wirausaha, dengan tampilnya tokoh – tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional. Keadaan itu kemudian dapat merubah pandangan masyarakat terhadap profesi pengusaha pada posisi terhormat. Pada Era Reformasi, terutama pasca krisis ekonomi, di tuntut adanya perubahan visi, dan misi organisasi. HIPMI senantiasa adaptif dengan paradigma baru yakni menjadikan Usaha Kecil – Menengah sebagai pilar utama dan lokomotif pembangunan ekonomi nasional.
•Untuk memperbesar jaringan antar pengusaha HIPMI, HIPMI membentuk Badan Pengurus Daerah sebagai perwakilan dari daerah provinsi di Indonesia. Pada saat ini tercatat 33 provinsi yang sudah terbentuk Badan Pengurus Daerahnya, salah satu nya adalah BPD HIPMI SUMUT. Pada tahun 2015, Akbar Himawan Buchori terpilih menjadi ketua umum BPD HIPMI SUMUT yang menggantikan ketua umum sebelumnya,Firsal Ferial Mutyara. Saat ini anggota BPD HIPMI SUMUT sekitar 168 orang yang terdiri dari pengusaha-pengusaha Mikro,Kecil, dan Menengah. Jenis Usaha anggota BPD HIPMI SUMUT bergerak pada bidang
4.2 Analisis Deskriptif
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya
adalah 4 butir untuk variabel X1 (opportunity
focus), 3 butir untuk variabel X2 (proactiveness),
4 butir untukvariabel X3 (customer intensity), 4
butir untuk variabel X4 (risk taking), 4 butir untuk
variabel X5 (resource leveraging), 4 butir untuk
variabel X6 (value creation), 4 butir untuk variabel
X7 (innovation) dan 6 butir untuk variabel Y
Kategori
Sumber : Hasil Penelitian (2016) Data diolah
Kategori (Tahun)
Jumlah
Nominal %
< 20 13 27,7
20 – 30 23 48,9
31 – 40 11 23,4
41 – 50 0 0
Total 47 100
4.2.1.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarakan Usia
Tingkat pendidikan Jumlah responden Persentase %
SLTA-SMA/ sederajat 3 6,4
Diploma 12 25,5
Sarjana (S1) 28 59,6
Pasca Sarjana (S2) 4 8,5
Total 47 100
Tabel 4.3
Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber : Hasil Penelitian (2016) Data diolah
Jumlah Pegawai
Jumlah
Nominal %
< 5 14 29,8
6 – 10 15 31,9
11 – 15 9 19,1
16 – 20 7 14,9
> 21 2 4,3
Total 47 100
Tabel 4.4
Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai
4.2.1.4 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai
Kategori
Jumlah
Nominal %
Tidak Memiliki Cabang 19 40,4
1 – 2 23 48,9
3 – 4 3 6,4
> 4 2 4,3
Total 47 100
4.2.1.5 Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Cabang Usaha
Tabel 4.5
Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Cabang Usaha
4.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu
model layak atau tidak layak digunakan dalam
penelitian.Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik
yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji
Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi
data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Kolmogorov Smirnov
. Dengan menggunakan tingkat
signifkansi 5% maka jika nilai
Asymp.sig. (2-tailed)
diatas, nilai signifkan 5% artinya variabel
residual
berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:100)
4.4.2 Uji Multikolinearitas
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Glesjer
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda
Y = 5,003 +
0,027x1+0,219x2+0,176x3+0,109x4+0,388x5+0,194x6+ 0,497x7+e
Coefficientsa Opportunity Focus .027 .135 .029 .199 .844 Proactiveness .219 .175 .185 1.256 .217 Customer Intensity -.176 .170 -.166 -1.034 .308 Risk Taking .109 .133 .121 .821 .417 Resource Leveranging .388 .186 .304 2.092 .043 Value Creation .194 .141 .167 1.381 .175 Innovation .497 .151 .476 3.298 .002 a. Dependent Variable: Kinerja
Tabel 4.19
4.6.3 Pengujian Koefsien Determinasi (R2)
Pengujian Koefsien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (Entrepreneurial
4.7 Pembahasan
4.7.1 Pengaruh Opportunity Focus Terhadap Kinerja Usaha
Berdasarkan hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa Opporunity Focus berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha pada Anggota BPD HIPMI SUMUT di bidang jasa. Hal ini dikarenakan nilai signifikan Opportunity Focus (0,844) > siginifkan penelitian (0,05) dan t-hitung (0,199) < t-tabel (2,022). Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian Hamali (2015) yang menyatakan bahwa Opportunity Focus berpengaruh terhadap kinerja usaha tetapi tidak signifikan, hal tersebut dikarenakan nilai signifikan
4.7.2 Pengaruh Proactiveness Terhadap Kinerja Usaha
Berdasarkan hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa Proactiveness
berpengaruh positif dan tidak signifkan terhadap kinerja usaha pada Anggota BPD HIPMI SUMUT di bidang jasa. Hal ini dikarenakan nilai signifkan Proactiveness (0,217) > siginifkan penelitian (0,05) dan
t-hitung (1,256) < t-tabel (2,022). Hasil Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hamali (2015) yang menyatakan bahwa Proactiveness
berpengaruh positif dan signifkan terhadap kinerja usaha, hal tersebut dikarenakan nilai signifkan Proactiveness (0,001) < signifkan penelitian (0,05) dan t-hitung (3,417) > t-tabel (1.98932). Nilai koefesien
Proactiveness bernilai 0,277. Adanya perbedaan antara signifkan dan tidak signifkan terjadi karena perbedaan jenis usaha yang dimiliki oleh responden. Adapun hipotesis yang di tawarkan penelitian ini adalah
4.7.3 Pengaruh Customer Intensity Terhadap Kinerja Usaha
Berdasarkan hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa Customer Intensity
berpengaruh negatif dan tidak signifkan terhadap kinerja usaha pada
Anggota BPD HIPMI SUMUT di bidang jasa. Hal ini dikarenakan nilai signifkan
Customer Intensity (0,308) > siginifkan penelitian (0,05) dan t-hitung (-1,034) < t-tabel (2,022). Hasil Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
Hamali (2015) yang menyatakan bahwa Customer Intensity berpengaruh positif dan signifkan terhadap kinerja usaha, hal tersebut dikarenakan nilai signifkan Customer Intensity (0,002) , signifkan penelitian (0,05) dan
t-hitung (3,140) > t-tabel (1.98932). Nilai koefesien Customer Intensity
bernilai 0.252. Adapun hipotesis yang di tawarkan penelitian ini adalah
4.7.4 Pengaruh Risk Taking Terhadap Kinerja Usaha
Berdasarkan hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa
Risk Taking
berpengaruh positif dan tidak signifkan terhadap kinerja usaha pada
Anggota BPD HIPMI SUMUT di bidang jasa. Hal ini dikarenakan nilai
signifkan
Risk Taking
(0,417) > siginifkan penelitian (0,05) dan
t-hitung (0,821) < t-tabel (2,022).
Hasil Penelitian ini sesuai dengan
penelitian Hamali (2015) yang menyatakan bahwa
Risk Taking
4.7.5 Pengaruh Resource Leveraging Terhadap Kinerja Usaha
Berdasarkan hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa
Resource
Leveraging
berpengaruh positif dan signifkan terhadap kinerja usaha
pada Anggota BPD HIPMI SUMUT di bidang jasa. Hal ini dikarenakan
nilai signifkan
Resource Leveraging
(0,043) < siginifkan penelitian
(0,05) dan t-hitung (2,092) > t-tabel (2,022).
Hasil Penelitian ini
sesuai dengan penelitian Hamali (2015) yang menyatakan bahwa
Resource Leveraging
berpengaruh positif dan signifkan terhadap
kinerja usaha, hal tersebut dikarenakan nilai signifkan
Resource
Leveraging
(0,024) < signifkan penelitian (0,05) dan t-hitung (2,30)
> t-tabel (1.98932). Nilai koefesien
Resource Leveraging
bernilai
0,121. Adapun hipotesis yang di tawarkan penelitian ini adalah
“
Resource Leveraging
memiliki pengaruh terhadap kinerja usaha”,
berdasarkan uji t-parsial disimpulkan hipotesis tersebut (H5) di terima
dan Hipotesis nol di tolak.
4.7.6 Pengaruh Value Creation Terhadap Kinerja Usaha
Berdasarkan hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa Value Creation
berpengaruh positif dan tidak signifkan terhadap kinerja usaha pada Anggota BPD HIPMI SUMUT di bidang jasa. Hal ini dikarenakan nilai signifkan
Opportunity Focus (0,175) > siginifkan penelitian (0,05) dan t-hitung (1,381) < t-tabel (2,022). Hasil Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Hamali (2015) yang menyatakan bahwa Value Creation berpengaruh positif dan signifkan terhadap kinerja usaha, hal tersebut dikarenakan nilai signifkan Value Creation (0) < signifkan penelitian (0,05) dan t-hitung (3,903) > t-tabel (1.98932). Nilai koefesien Value Creation bernilai 0,3. Adapun hipotesis yang di tawarkan penelitian ini adalah “Value Creation
4.7.7 Pengaruh Innovation Terhadap Kinerja Usaha
Berdasarkan hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa Innovation berpengaruh positif dan signifkan terhadap kinerja usaha pada Anggota BPD HIPMI SUMUT di bidang jasa. Hal ini dikarenakan nilai signifkan Innovation (0,02) < siginifkan penelitian (0,05) dan t-hitung (3,298) > t-tabel (2,022). Hasil Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Hamali (2015) yang menyatakan bahwa Innovation berpengaruh positif dan tidak signifkan terhadap kinerja usaha, hal tersebut dikarenakan nilai signifkan Innovation
4.7.8 Pengaruh
Entrepreneurial Marketing
Terhadap Kinerja
Usaha
Berdasarkan hasil uji f-simultan menunjukkan bahwa
Entrepreneurial
Marketing
berpengaruh positif dan signifkan terhadap kinerja usaha
pada anggota BPD HIPMI SUMUT. Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya oleh Hamali (2015) yang menyatakan bahwa
Entrepreneurial Marketing
berpengaruh positif dan signifkan
terhadap kinerja usaha melalui dimensi-dimensi nya pada industri
garmen di kota Bandung. Adapun hipotesis yang di tawarkan
penelitian ini adalah “
Entrepreneurial Marketing
memiliki pengaruh
terhadap kinerja usaha”, berdasarkan uji f-simultan disimpulkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
•
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
•
Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa
Entrepreneurial Marketing
melalui variabel-variabel nya yaitu:
Opportunity Focus,Proactiveness,
Customer Intensity, Risk Taking, Resource Leveraging, Value Creation,
dan
Innovation
secara serempak berpengaruh positif dan signifkan
terhadap kinerja usaha anggota BPD HIPMI Sumatera Utara.
•
Berdasarkan (Uji-t) hanya Variabel
Resource Leveranging
dan
Innovation
memiliki pengaruh yang positif dan signifkan terhadap
kinerja usaha. Variabel
Innovation
memiliki pengaruh yang paling
dominan terhadap kinerja usaha sebesar 49,7 %
•
Berdasarkan perhitungan koefsien determinan (R
2) menunjukkan
bahwa hubungan antar variabel
Entrepreneurial Marketing
memiliki
hubungan yang sangat erat terhadap kinerja usaha BPD HIPMI
Sumatera Utara. Nilai dari
Adjusted R Square
0,579 berarti 57,9%
variabel
Entrepreneurial Marketing
memiliki hubungan yang sangat
erat terhadap kinerja usaha.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran sebagai berikut :
1. Variabel Opportunity Focus memiliki pengaruh postif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha
anggota BPD HIPMI SUMUT, hal ini menunjukan bahwa Opportunity Focus dapat meningkatkan
kinerja pada anggota BPD HIPMI SUMUT. Pada pernyataan mengenai Opportunity Focus
sebagian responden menyatakan setuju, namun ada sebagian responden menyatakan tidak setuju
dengan pernyatan yang ada pada variabel Opportunity Focus. Pernyataan yang paling dominan
mendapatkan tanggapan cenderung tidak setuju adalah “Saya mampu beradaptasi dengan pasar” hal ini dapat dilihat bahwa ada sebagian responden yang beranggap bahwa kurang mampu untuk beradaptasi engan pasar. Oleh sebab itu diharapkan kepada anggota BPD HIPMI SUMUT untuk dapat selalu dapat beradaptasi dengan pasar mereka. Mulai dari menentukan Segmentasi,Positioning dan Targeting dari konsumen yang ingin di tuju.
2. Variabel Proactiveness memiliki pengaruh postif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha
anggota BPD HIPMI SUMUT, hal ini menunjukan bahwa Proactiveness dapat meningkatkan kinerja
pada anggota BPD HIPMI SUMUT. Pada pernyataan mengenai Proactiveness sebagian responden
menyatakan setuju, namun ada sebagian responden menyatakan tidak setuju dengan pernyatan
yang ada pada variabel Proactiveness. Pernyataan yang paling dominan mendapatkan tanggapan
cenderung tidak setuju adalah “Saya merupakan tipekal yang berpikir dahulu sebelum bertindak”
hal ini dapat dilihat bahwa ada sebagian responden yang beranggap bahwa kurang mampu untuk
3. Variabel Customer Intensity memiliki pengaruh negatif dan tidak signifkan terhadap kinerja usaha anggota BPD HIPMI SUMUT, hal ini menunjukan bahwa Customer Intensity dapat meningkatkan kinerja pada anggota BPD HIPMI SUMUT. Pada pernyataan mengenai Customer Intensity sebagian responden menyatakan setuju, namun ada sebagian responden menyatakan tidak setuju dengan pernyatan yang ada pada variabel Customer Intensity. Pernyataan yang paling dominan mendapatkan tanggapan cenderung tidak setuju adalah “Saya selalu mendapatkan pelanggan baru” hal ini dapat dilihat bahwa ada sebagian responden yang beranggap bahwa tidak selama nya setiap hari mendapatkan pelanggan yang baru. Oleh sebab itu diharapkan kepada anggota BPD HIPMI SUMUT untuk dapat mencari pelanggan baru yang royal dan loyal .Karena pelanggan baru dapat menjadi suatu sumber potensi yang besar,jika pelanggan baru puas maka akan ada kepercayaan terhadap kualitas jasa/produk yang di tawarkan. Pelanggan baru yang puas juga akan sendiri nya bercerita kepada orang lain tentang kualitas perusahaan dimana ini menjadi suatu bentuk pemasaran yang gratis.
5. Variabel Resource Leveraging memiliki pengaruh postif dan signifkan terhadap kinerja usaha anggota BPD HIPMI SUMUT, hal ini menunjukan bahwa Resource Leveraging dapat meningkatkan kinerja pada anggota BPD HIPMI SUMUT. Pada pernyataan mengenai Resource Leveraging sebagian responden menyatakan setuju, namun ada sebagian responden menyatakan tidak setuju dengan pernyatan yang ada pada variabel Resource Leveraging. Pernyataan yang paling dominan mendapatkan tanggapan cenderung tidak setuju adalah “Saya menggunakan pemanfaatan teknologi untuk membantu proses produksi” hal ini dapat dilihat bahwa ada sebagian responden yang beranggap bahwa tidak mampu menggunakan pemanfaatan teknologi untuk membantu proses produksi. Oleh sebab itu diharapkan kepada anggota BPD HIPMI SUMUT untuk dapat menggunakan pemanfaatan teknologi dalam membantu proses produksi. Pemasaran menggunakan teknologi mempermudah serta menghemat biaya daripada harus menggunakan jasa pemasaran secara tradisional. Teknologi membuat sesuatu menjadi lebih mudah dan lebih efsien.