• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDA (8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDA (8)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

Adriana Novira

(171011500207)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan. Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan pendidikan tersebut seoptimal mungkin.

Manajemen kurikulum merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran dalam pendidikan nasional. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Untuk menunjang keberhasilan kurikulum, diperlukan adanya upaya pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulu m.

B. Ruang Lingkup Kajian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, saya akan membahas mengenai manajemen kurikulum sesuai dengan standar nasional pendidikan yang didalamnya berisi mengenai hakikat manajemen kurikulum, standar nasional pendidikan tentang kurikulum, dan implikasi standar nasional pendidikan terhadap manajemen kurikulum.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup Manajemen Kurikulum 2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan manfaat Manajemen Kurikulum

3. Untuk mengetahui prinsip pengembangan kurikulum, manajemen kurikulum dan program pengajaran, kurikulum dan masyarakat, dan kurikulum perkembangan IPTEK

(3)

II.

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen Kurikulum

1. Pengertian Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sisem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, kompherensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulu secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabakan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.1

Arti kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003, yaitu: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.2

Harold B Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dala kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa diluar kelas. Pendapat yang senasa dan menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memmpengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun diluar sekolah (the curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning. Whether in the classroom, on the pkayground, or out of school). 3

Banyak para ahli pendidikan yang memiliki pandangan atau tafsiran yang beragam, bahkan ada di antaranya yang sangat kontradiktif sehingga hal itu menyebabkan sulitnya mengambil suatu pengertian yang mewakili pandangan-pandangan tersebut. Selain itu, pengertian kurikulum tersebut senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Sementara ini, untuk mengatasi masalah tersebut, ada usaha-usaha yang dilakukan dengan jalan mengklasifikasikan konsep-konsep kurikulum ke dalam beberapa segi atau dimensi. Misalnya, ada yang mengklarifikasikannya berdasarkan pandangan lama dan kemudian pandangan lama menganggap kurikulum itu sebagai

1

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan. (Bandung: ALFABETA, 2017), h. 191

2

Afid Burhanuddin, Modul Pengelolaan Kurikulum. (Tangerang Selatan: Imam Fitri Rahmadi, 2018), h. 5

3

(4)

kumpulan dari dari mata pelajaran atau bahan ajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari siswa, dengan pandangan yang kemudian lebih menekankan pada pengalaman belajar.

2. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum

Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisaskan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan. Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam prinsip proses manajemn. Sehingga para ahli dalam pelaksanaan kurikulum mengadakan pendekatan dengan ilmu manajemen. Bahkan jika dilihat dari cakupannya yng begitu luas, manajemen kurikulum merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang pada kurikulum.

Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada suatu sistem. Sistem kurikulum bergerk dalam siklus yang secara bertahap, bergilir, dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang dianutnya, maka manajemen kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem. Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan.

3. Tujuan Manajemen Kurikulum

Hasan (1988) mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

1. Kurikulum sebagai suatu ide, merupakan kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat dan waktu.

3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktek pembelajaran.

4. Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekuensi dari kurikulum sebaga suatu kegiatan dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari peserta didik.

(5)

yang dirancang dalam bentuk nyata. Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah disusun.

4. Fungsi Manajemen Kurikulum

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber maupun komponen kurikulum. Terdapat beberapa fungsi dari manajemen kurikulum, yaitu diantaranya:

1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.

2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakulikuler tetapi juga kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.

4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

5. Manfaat Manajemen Kurikulum

Manfaat manajemen pendidikan antara lain yaitu sebagai berikut:

 Agar terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna (PAKEMB).

 Agar terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(6)

 Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel. 4

6. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan menjadi dua kategori yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum di manapun. Disamping itu prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya. Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dari situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri, misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip untuk mengembangkan komponen isi kurikulum.

7. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari MBS. Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, sekolah juga bertugas dan berwewenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.

Kurikulum muatan lokal pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan Pasal 38 ayat 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi, “Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan”.

Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan lokal yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional, kurikuler, dan intruksional. Agar proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran.

Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses pemngembangan program sekolah, manajer hendaknya tidak membatasi diri pada pendidikan dalam arti sempit, ia harus menghubngkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan.

4

(7)

Kepala sekolah merupakan seorang manager disekolah. Ia harus bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran disekolah. Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam MBS, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan, catur wulan, dan bulanan. 5

8. Kurikulum dan Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kelompok individu yang terorganisasi yang berpikir tentang dirinya sebagai suatu yang berbeda dengan kelompok atau masyarakat lainnya. Sebagai akibat dari perkembanganyang terjadi saat ini, terutama sebagai pengaruh dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan hidup masyarakt semakin luas dan semakin meningkat sehingga tuntutan hidup pun semakin tinggi. Perkembangan masyarakat tersebut menuntut tersedianya proses pendidikan yang relevan. Pendidikan harus menuntut tersedianya proses pendidikan yang relevan. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan kehidupan dalam suatu masyarakat sehingga dapat mempersiapkan anak didik untuk hidup wajar sesuai dengan kondisi masyarakat dimana mereka hidup. Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat maka diperlukan rancangan pendidika berupa kurikulum yang landasan pengembangannya memperhatikan perkembangan masyarakat.

Kurikulum sebagai program atau rancangan pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat, bukan hanya dari segi isi programnya tetapi juga dari segi pendekatan dan strategi pelaksanaannya. Oleh karena itu, guru sebagai pelaksana kurikulum dituntut lebih peka mengantisipasi perkembangan masyarakat, agar apa yang diberikan kepada siswa relevan dan berguna bagi kehidupannya di masyarakat.

Pengembangan kurikulum yang hanya didasarkan pada kemampuan dasar saja tidak akan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Pengembangan kurikulum harus ditekankan pada pengembangan individu yang mencakup keterkaitannya dengan lingkungan masyarakat setempat.

9. Kurikulum dan Perkembangan IPTEK

Mengingat pendidikan merupakan upaya siswa menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat terutama perubahan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, secara langsung akan menjadi isi/materi pendidikan. Sedangkan secara tidak langsung perkembangan iptek memberikan tugas kepada pendidikan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan pemecahan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.

5

(8)

B. Standar Nasional Pendidikan tentang Kurikulum

Permendikbud RI Nomor 024 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Berisi tentang kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.

Dengan diberlakukannya Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran dalam struktur kurikulum, silabus, pedoman mata pelajaran, dan pembelajaran tematik terpadu sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 57 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, Permendikbud No. 58 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 sekolah menengah atas/madrasah aliyah, dan Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Permendikbud ini mulai berlaku pada tanggal 29 Juni 2016.

Sejalan dengan adanya standar nasional, pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Pasal 36 ayat 1). Ditegaskan lebih lanjut bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:

Dijelaskan lebih lanjut bahwa kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah (Pasal 38 ayat 1), dan juga dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan dikembangkan sesuai relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas

pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah (Pasal 38 ayat 2).

C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Kurikulum

(9)

yang mendasar dalam mewujudkan praktik pendidikan di sekolah sehingga menghasilkan siswa yang beriman, berilmu dan beramal dalam kondisi serasi, selaras dan seimbang.

(10)

III.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut, yaitu: kurikulum terpisah, kurikulum berhubungan, dan kurikulum terpadu.

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan monitoring. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan, serta hasilnya.

B. Saran

(11)

IV.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Afid. (2018). Modul Pengelolaan Kurikulum, Tangerang Selatan : Imam Fitri Rahmadi.

Hermawan, Heri Asep. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta : Universitas Terbuka.

Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. (2017). Manajemen Pendidikan, Bandung : ALFABETA.

Usman, Husaini. (2011). Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, Yogyakarta : Universitas Terbuka.

http://www.izalmuslim.com/2016/11/permendikbud-terkait-dengan-kurikulum.html?m=1

https//www.google.co.id/amp/s/fadilbae.wordpress.com/2010/03/24/masalah-kurikulum-dalam-pendidikan/amp/

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM bidang Penelitian saya dengan judul: “EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM GERDU KEMPLING DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KECAMATAN

Secara umum pengaruh subletal pemaparan moluskisida niklosamida selama 12 minggu terhadap kondisi hematologi menunjukkan peningkatan secara nyata pada konsentrasi niklosamida 0,01

5 Skor Kriterium dari Kemandirian Dalam Indikator Percaya Diri Error.. Bookmark

Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa (Studi Eksperimen Kuasi Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X Sosial SMA Negeri 1

Pada konsentrasi nitrat yang tinggi, isolat HNF5 m em punyai kem am - puan kompetisi yang lebih baik karena memiliki kecepat an reduksi nit rat yang t inggi (0,15 m M/ jam )

 Peralihan / pergantian secara bertahap ( phased )  Pengoperasi sistem lama dan baru secara paralel. sambil dilakukan peralihan secara bertahap (

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ PENGARUH KUALITAS LAYANAN AKADEMIK DAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR (Survey pada Mahasiswa Fakultas

201100679 AHWAD ANDING PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Negeri Makassar 201100680 ALIM MANGANCO PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN