• Tidak ada hasil yang ditemukan

Presentasi Hipertensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Presentasi Hipertensi"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

HIPERTENSI

HIPERTENSI

 Y

 Yoserizal Ezra – 10.201oserizal Ezra – 10.2011.0951.095

Pembimbing: dr. Agoes Kooshartoro, SpPD

(2)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Definisi Hipertensi

Definisi Hipertensi

Keadaan tekanan darah yang tekanan sistoliknya

Keadaan tekanan darah yang tekanan sistoliknya

140 mmHg atau lebih

140 mmHg atau lebih dan/atau tekanan diastoliknyadan/atau tekanan diastoliknya

90 mmHg atau lebih atau

90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obatsedang memakai obat

antihipertensi

antihipertensi Organ sasaran :

Organ sasaran :

otak, jantung & pembuluh darah, mata, ginjal otak, jantung & pembuluh darah, mata, ginjal Prevalensi : 11 - 13 % pria > perempuan

(3)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Definisi Hipertensi

Definisi Hipertensi

Keadaan tekanan darah yang tekanan sistoliknya

Keadaan tekanan darah yang tekanan sistoliknya

140 mmHg atau lebih

140 mmHg atau lebih dan/atau tekanan diastoliknyadan/atau tekanan diastoliknya

90 mmHg atau lebih atau

90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obatsedang memakai obat

antihipertensi

antihipertensi Organ sasaran :

Organ sasaran :

otak, jantung & pembuluh darah, mata, ginjal otak, jantung & pembuluh darah, mata, ginjal Prevalensi : 11 - 13 % pria > perempuan

(4)
(5)

KLASIFIKASI

Klasifikasi hipertensi :

1. Menurut WHO / ISH (International Society of  Hypertension guidelines subcommittees )

2. Menurut JNC (The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

(6)

Klasifikasi Menurut WHO / ISH

Kategori Sistolik

(mmHg)

Diastolik (mmHg)

Normal < 130 < 85

Hipertensi derajat 1 (ringan) 140-159 90-99

Hipertensi perbatasan 140-149 90-94

Hipertensi derajat 2 (sedang) 160-179 100-109

Hipertensi derajat 3 (berat) ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistolik terisolasi ≥ 140 < 90 Hipertensi sistolik perbatasan 140-149 < 90

(7)

Klasifikasi : JNC VI (Joint National Committee on Hypertension)

Katagori Sistolik Diastolik

Optimal < 120 < 80 Normal < 130 < 85 High normal 130 - 139 85 - 89 Hipertensi stage 1 140 - 149 90 - 99 stage 2 160 - 179 100 - 109 stage 3 18 10

(8)

Klasifikasi : JNC VII (Joint National Committee on Hypertension)

Katagori Sistolik Diastolik  

 Normal < 120 < 80 Prehypertension 120-139 80-90 Hypertension stage 1 stage 2 140-159 > 160 90-99 > 100

(9)
(10)

Klasifikasi Etiologi

1. Hipertensi primer (esensial) -- 90 - 95 % Etiologi tidak diketahui

2. Hipertensi sekunder -- 5 - 10 %

Etiologi diketahui -- dari sistem / organ lain a. penyakit ginjal (hipertensi renal)

b. penyakit metabolik (DM, hipertiroid,

feokromositoma, hiperaldosteronisme primer) c. penyakit jantung & pembuluh darah

d. obat-obatan (steroid, kontrasepsi, antidepresan) e. kehamilan

(11)

Penyebab Hipertensi H.Esensial / Primer/ idiopatik Genetik Lingkungan - Sensitivitas Natrium

- Kepekaan terhadap stress

- Peningkatan reaktivitas vascular  (terhadap vasokonstriktor)

- Resistensi insulin

- Makan garam berlebihan - Stress psikis - obesitas H, Sekunder  Penyakit ginjal Penyakit endokrin Obat - obatan Lain – lain

(12)

Obat – Obatan: - Pil KB - Kortikosteroid - Siklosporin - Kokain - Penyalahgunaan alkohol Penyakit Ginjal:

- Stenosis Arteri Renal

- Pielonefritis - Glomerulonefritis - Tumor Ginjal Penyakit Endokrin: - Hiperaldosteronisme - Sindrom Cushing - Feokromositoma Lain – Lain: - Koarktasi aorta - Preeklamsi pada kehamilan

(13)

Penyakit lain Penyebab Hipertensi

Kolesterol tinggi : ↑ aterosklerosis  PD

menyempit, sulit mengembang, ↑ TD

Diabetes : merusak organ dan jaringan 

aterosklerosis, penyakit ginjal, penyakit arteri koronaria

Gagal jantung : hiperlipidemia

(14)

Patofisiologi Hipertensi Essensial

Konstriksi dan relaksasi pembuluh darah 

dipusat vasomotor, pada medulla

Vasomotor bermula jaras saraf simpatis

korda spinalis kolumna medulla spinalis

ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Neuron preganglion  asetilkolin 

serabut saraf pasca gangglion ke PD 

(15)

Patofisiologi Hipertensi Essensial

Pada saat bersamaan, kelenjar adrenal juga terangsang.

Medulla adrenal  epinefrin

Korteks adrenal  kortisol dan steroid

lainnya

Vasokonstriksi  ↓ aliran ke ginjal  renin

Renin  angiotensin 1  angiotensin II

(16)

Patofisiologi Hipertensi Essensial

Perubahan struktur dan fungsional pembuluh darah.  Aterosklerosis = hilangnya elastisitas jaringan ikat

dan ↓ relaksasi otot polos PD

(17)
(18)
(19)
(20)

Faktor Resiko

Faktor yang tidak dapat dimodifikasi:

- Genetik

- Umur 

- Jenis Kelamin

- Etnis

Faktor yang dapat dimodifikasi:

- Stres

- Obesitas

- Nutrisi

- Merokok

- Kurangnya aktivitas fisik (olah raga)

(21)

Manifestasi Klinis

Peninggian tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala

Gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung

(22)

Manifestasi Klinis (2)

Kerusakan organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi :

1. Jantung : hipertrofi ventrikel kiri, angina / MCI, gagal jantung

3. Otak : stroke, transient ischemic attack 4. Penyakit ginjal kronis

5. Penyakit arteri perifer  6. Retinopati

(23)

Manifestasi Klinis (3)

Gejala lain yang sering ditemukan : 1. Sakit kepala

2. Epistaksis

3. Mudah marah

4. Telinga berdengung 5. Rasa berat di tengkuk 6. Mata berkunang-kunang 7. Sulit tidur 

(24)

 Anamnesis :

1. Tingkat hipertensi dan lama menderita

2. Gejala penyakit yang berkaitan (penyakit jantung koroner, gagal jantung, dll)

3. Riwayat penyakit keluarga

4.  Aktivitas atau kebiasaan (seperti merokok) 5. Konsumsi makanan

6. Riwayat obat-obat bebas

7. Hasil dan efek samping terapi antihipertensi sebelumnya (bila ada)

8. Faktor psikososial (keluarga, pekerjaan, dll)

(25)

Pemeriksaan fisik :

1. Pengukuran tekanan darah

2. Perbandingan berat badan dan tinggi pasien 3. Funduskopi → mengetahui adanya retinopati

hipertensif 

4. Pemeriksaan leher → mencari bising karotid, pembesaran vena, atau kelenjar tiroid

5. Pemeriksaan jantung → mencari tanda-tanda

gangguan irama dan denyut jantung, pembesaran  jantung, dll

(26)

6. Pemeriksaan paru

7. Pemeriksaan abdomen → mencari

massa, pembesaran ginjal, pulsasi

aorta abnormal

8. Pemeriksaan ekstremitas → pulsasi

arteri perifer, edema

(27)

PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Laboratorium Pemeriksaan: Pemeriksaan:

a. tes darah rutin a. tes darah rutin b. glukosa darah b. glukosa darah

c. kolesterol total serum c. kolesterol total serum

d. kolesterol LDL dan HDL serum d. kolesterol LDL dan HDL serum e. trigliserida serum (puasa)

e. trigliserida serum (puasa) f.

f. asam asam urat urat serumserum g. kreatinin serum g. kreatinin serum h. kalium serum h. kalium serum i. i. Hb Hb dan dan HtHt  j.

(28)

EKG

EKG

melihat tanda iskemi, adanya hipertrofi ventrikel kiri melihat tanda iskemi, adanya hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner.

ataupun gangguan koroner. Foto dada

Foto dada

apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana).

pengobatan terlaksana).

USG

USG

untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien.

(29)

KOMPLIKASI

KOMPLIKASI

HIPERTENSI HIPERTENSI Jantung : Jantung : Pembuluh Darah : Pembuluh Darah : Ginjal Ginjal OTAK OTAK Stroke Stroke TIA TIA MATA MATA Retinopati Retinopati

Hipertrofi ventrikel kiri Hipertrofi ventrikel kiri Gagal jantung kronik  Gagal jantung kronik 

Infark miokard Infark miokard

Penyakit jantung kongestif  Penyakit jantung kongestif 

Aritmia Aritmia

Arteriosklerosis Arteriosklerosis

Penyakit pembuluh darah perifer Penyakit pembuluh darah perifer

Penyakit jantung koroner Penyakit jantung koroner

Insufisiensi ginjal Insufisiensi ginjal

(30)

Penatalaksanaan (1) Tujuan :

1. Target tekanan darah < 140/90 mmHg 2. Penurunan morbiditas dan mortalitas

kardiovaskular 

(31)

Penatalaksanaan (2)

Penatalaksanaan hipertensi :

1. Non-farmakologis → harus dilaksanakan semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan

tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor  resiko serta penyakit penyerta lainnya.

(32)

Penatalaksanaan (3)

Penatalaksanaan non-farmakologis :

a. Menurunkan berat badan apabila terdapat kelebihan (IMT ≥ 27)

b. Membatasi alkohol

c. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit/hari)

d. Mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na / 2.4 g Na / 6 g NaCl / hari)

(33)

Penatalaksanaan (4)

e. Mempertahankan asupan kalium adekuat (90 mmol/hari)

f. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium

adekuat

g. Berhenti merokok

h. Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan

(34)
(35)

Penatalaksanaan (5)

Jenis-jenis obat antihipertensi yang dianjurkan JNC 7 :

1. Diuretika → Terutama Thiazide atau  Aldosterone Antagonist (Aldo Ant) 2. Beta blocker (BB)

3. Ca-channel blocker (CCB)

4.  Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) 5.  Angiotensin receptor blocker (ARB)

(36)
(37)

DIURETIK

Menambah kecepatan pembentukan urin/

meningkatkan ekskresi air, Na, Cl  menurunkan

volume darah  TD menurun akibat berkurangnya

curah jantung.

 Thiazide (HCT/ hidrochlorothiazide)

 Loop diuretic (Furosemid)

(38)

Penatalaksanaan (6)

Dosis obat-obat diuretik (mg/hari) misalnya : Bendrofluazid 1.25-2.5

Klortiazid 500-100 Klortalidon 25-50

Hidroklortiazid 12.5-25

(39)

BETA-BLOCKER

Menghambat reseptor beta adrenergik 

penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard

Menghambat sekresi renin, mempengaruhi saraf simpatis.

 Atenolol (bersifat kardioselektif), Labetolol, Karvedilol.

ES: bronkospasme, gangguan sirkulasi perifer, depresi, halusinasi, gangguan fungsi seksual.

(40)

Penatalaksanaan (7)

Dosis obat-obat beta blocker yang dianjurkan adalah :  Asebutolol 400 mg 1-2x/hari  Atenolol 50 mg 1x/hari Bisoprolol 10-20 mg 1x/hari Celiprolol 200-400 mg 1x/hari Metoprolol 100-2000 mg 1x/hari Oksprenolol 180-120 mg 2x/hari Pindolol 15-45 mg 1x/hari

(41)

 ANTAGONIS CALCIUM/ CALCIUM CHANNEL BLOCKER

Menghambat masuknya ion Ca melewati slow channel yang terdapat pada membran sel

Dilatasi arteriol perifer dan koroner  menurunkan

tahanan perifer 

Menghambat kontraksi otot jantung Verapamil, Diltiazem, Nifedipin

ES: konstipasi, mual, muntah, sakit kepala, hipotensi, edema

(42)

Penatalaksanaan (8)

Dosis obat-obat Ca-channel blocker yang dianjurkan adalah :  Amlodipin : 5-10 mg 1x/hari Diltiazem : 200 mg 1x/hari Felodipin :5-20 mg 1x/hari Nikardipin : 30mg 2x/hari Nifedipin : 30-60 mg 1x/hari Verapamil :120-240 mg 2x/hari

(43)

 ACE inhibitor 

Menghambat enzim ACE yang bertugas

mengaktifkan angiotensin I menjadi angiotensin

II

Menghambat degradasi bradikinin

Menghambat pembentukan angiotensin II secara

lokal di endotel pembuluh darah

ES: batuk kering, angioedema, hiperkalemia,

rash, leukopeni, gangguan pengecapan

Captopril, Enalapril, Lisinopril, Ramipril,

Quinapril

(44)

Penatalaksanaan (9)

Dosis obat-obat ACE Inhibitor  yang direkomendasikan adalah : Captopril 6.25-50 mg 3x/hari Lisinopril 2.5-40 mg 1x/hari Perindropil 2-8 mg 1x/hari Quinapril 2.5-40 mg 1x/hari Ramipril 1.25-10 mg 1x/hari

(45)

 ANGIOTENSIN II RECEPTOR BLOCKER (ARB) Menghambat efek angiotensin II pada reseptor AT 1 Efek yang dihambat: vasokonstriksi, sekresi

aldosteron, rangsangan saraf simpatis, sekresi vasopresin, rangsang haus, stimulasi jantung, hipertrofi otot pembuluh darah dan miokard. Losartan, Valsartan, Irbesartan.

(46)

Penatalaksanaan (10)

Dosis obat-obat ARB yang direkomendasikan adalah :

Losartan 50 mg 1x/hari

Valsartan 80- 320 mg 1x/hari

(47)

 ALFA BLOCKER

Hambatan reseptor α1 menyebabkan vasodilatasi di arteriol dan venula sehingga menurunkan resistensi perifer.

Termasuk ke dalam golongan ini adalah prazosin, terazosin, bunazosin, dan doksazosin.

α-blocker memiliki keunggulan yaitu efek positif  terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi perifer.

Efek samping yang ditimbulkan antara lain hipotensi ortostatik, sakit kepala, palpitasi, edema perifer,

(48)

Penatalaksanaan (11)

Dosis obat-obat Alfa blocker yang dianjurkan adalah :

Doksazosin 1-16 mg 1x/hari

(49)

Penatalaksanaan (16)

Kombinasi efektif dan dapat ditoleransi pasien : 1. Diuretik dan ACEI / ARB

2. CCB dan BB

3. CCB dan ACEI / ARB 4. CCB dan diuretik

5.  AB dan BB

(50)

Penatalaksanaan (17)

Pemantauan → pasien yang mendapat pengobatan harus datang untuk evaluasi lanjutan dan pengaturan dosis obat hingga target tekanan darah tercapai → setelah tercapai dan stabil, kunjungan selanjutnya dengan interval 3-6 bulan → frekuensi kunjungan juga ditentukan oleh ada tidaknnya komorbid (gagal  jantung, dll)

(51)
(52)
(53)

Untuk keperluan pengobatan, ada pengelompokan pasien berdasar yang memerlukan pertimbangan Khusus yaitu :

1. Indikasi yang memaksa (compelling indication) 2. Keadaan khusus lainnya (special situation)

(54)

Pilihan obat antihipertensi untuk kondisi tertentu

Indikasi yang memaksa Pilihan terapi awal

Gagal jantung Thiazide, BB, ACEI, ARB, antagonis aldosteron

Pasca infark miokard BB, ACEI, antagonis aldosteron, thazide, BB, ACEI, CCB

Risiko penyakit pembuluh darah koroner 

Thiazide, BB, ACEI, CBB

Diabetes Thiazide, BB, ACEI, ARB, CCB Penyakit ginjal kronik ACEI, ARB

(55)

Keadaan khusus lainnya :

1. Obesitas dan sindroma metabolik 2. Hipertrofi ventrikel kanan

3. Penyakit arteri perifer  4. Hipertensi usia lanjut 5. Hipotensi postural

6. Demensia

7. Hipertensi pada perempuan, anak, dewasa muda 8. Hipertensi urgensi dan emergensi

(56)
(57)

KRISIS HIPERTENSI Definisi Krisis Hipertensi

 Keadaan klinik yang gawat yang disebabkan oleh tekanan darah yang meningkat, biasanya TD

diastolik >140 mmHg atau lebih, disertai kegagalan/kerusakan target organ.

 Target organ adalah: otak, mata (retina), ginjal,  jantung dan pembuluh darah.

(58)

Krisis hipertensi meliputi 2 kelompok : 1. Hipertensi darurat (emergency hypertension) 3. Hipertensi mendesak (urgency hypertension)

Klasifikasi

(59)

Selain tekanan darah yang tinggi, terdapat

kelainan / kerusakan target organ yang bersifat progresif 

Tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam menit sampai jam) agar dapat mencegah / membatasi kerusakan target organ yang terjadi

(60)

Tekanan darah sangat tinggi namun tidak

disertai kelainan / kerusakan organ target

yang progresif 

Penurunan tekanan darah dapat dilakukan

lebih

lambat (dalam hitungan jam sampai hari)

(61)

Gejala organ target yang terganggu :

1. Nyeri dada dan sesak nafas → pada gangguan jantung dan diseksi aorta

2. Penglihatan kabur → pada edema papila mata 3. Sakit kepala hebat, gangguan kesadaran,

lateralisasi → pada gangguan otak

4. Gagal ginjal akut → pada gangguan ginjal

(62)

Kerusakan target organ pada krisis hipertensi:

Jantung

 Terjadi payah jantung sering dalam bentuk edema paru.

 Iskemia miokard yang akut

Pembuluh darah

 Pada arteri kecil dan arteriol terjadi nekrosis fibrinoid  berperan penting dalam timbulnya

kerusakan target organ.

(63)

Retina

 Terjadi eksudat retina, perdarahan retina, edema papil.

Ginjal

 terjadi kerusakan progresif karena atrofi iskemik dari nefron.

Otak

a.Ensefalopati hipertensi b.Perdarahan otak

(64)

Ensefalopati Hipertensi

 Ada 2 teori yang dapat menerangkan timbulnya ensefalopati hipertensi, yaitu:

1.Teori “Over Autoregulation”

(65)

 Aliran darah ke otak pada penderita Hipertensi

kronis tidak mengalami perubahan bila Mean

 Arterial Pressure (MAP) 120 mmHg – 160

mmHg, sedangkan pada penderita hipertensi

baru dengan MAP di antara 60 – 120 mmHg.

Pada keadaan hiper kapnia, autoregulasi

menjadi lebih sempit dengan batas tertinggi

125 mmHg, sehingga perubahan yang sedikit

saja dari TD menyebabkan asidosis otak akan

mempercepat timbulnya oedema otak.

(66)

Ensefalopati Hipertensi

Gejala yang bisa timbul: sakit kepala, mual, muntah, gangguan penglihatan, pusing, rasa lemah setempat, dan umum.

Tanda klinik yang ditemukan adalah disorientasi, defisit neurologik fokal, kejang fokal dan umum, dan retinopati termasuk papiledema.

(67)

Diagnosis ensefalopati hipertensi ditegakkan dengan menyingkirkan stroke, perdarahan

subaraknoid, massa di otak, kelainan lain yang menimbulkan kejang, vaskulitis, dan ensefalitis Tujuan pengobatan adalah menurunkan tekanan darah arteri rata-rata sekitar 25% dalam 1 jam atau sampai tekanan darah diastolik 100 mmHg

(68)

Pada krisis hipertensi, cukup dengan obat oral yag bekerja cepat sehingga menurunkan TD dalam beberapa jam.

OBAT DOSIS EFEK LAMA KERJA Nifedipin 5 – 10 mg Diulang tiap 15 menit 5 – 15 menit 4 – 6 jam Kaptopril 12,5 – 25 mg Diulang tiap ½ jam 15 – 30 menit 6 – 8 jam Klonidin 75 – 150 ug Diulang tiap  jam 30 – 60 menit 8 – 16 jam Propanolol 10 – 40 mg Diulang tiap ½ jam 15- 30 menit 3 – 6 jam

(69)

Obat hipertensi parenteral

OBAT DOSIS EFEK LAMA KERJA Klonidin iv 150 ug 6 amp/250 cc Glukosa 5% Mikrodrip 30 – 60 menit 24 jam Nitrogliserin iv 10 – 50 ug 100 ug/cc per 500 cc 2 – 5 menit 5 – 10 menit Nikardipin iv 0.5 – 6 ug/kg/menit 1 – 5 menit 15 – 30 menit Diltiazem iv 5 – 15 ug/kg/menit lalu 1 – 5 ug/kg/menit sama

Nitroprusid iv 0.25 ug/kg/menit Langsun g

(70)

Obat-obat yang dipakai pada hipertensi urgency:

 Kaptopril 25 mg – 50 mg peroral atau sublingual bila tidak dapat menelan

 Klonidin dengan dosis awal peroral 0,15 mg selanjutnya 0,15 mg tiap jam dapat diberikan sampai dosis total 0,9 mg

 Labetolol 100 – 200 mg peroral 0,5 – 2 jam

(71)

Obat-obat yang dipakai pada Hipertensi

emergency

Diuretik: Furosemid 20-40 mg dapat diulang

(hanya bila terdapat retensi cairan)

Vasodilator: Nitrogliserin infus 5-100 ug/menit

dengan dosis awal 5 ug/menit dapat

ditingkatkan 5 ug/mnt tiap 4-5 menit

Diltiazem bolus 10 mg IV (0,25mg/kgbb)

dilanjutkan infus 5-10 mg/jam

Klonidin , 6 ampul dalam 250 ml cairan inful

dosis diberikan titrasi

Nitroprusid , infus 0,25 mg-10 ug/kgbb/menit

(72)

Tabel : Obat yang dipilih untuk Hipertensi

darurat dengan komplikasi

(73)

Gambar

Foto dadaFoto dada
Tabel :  Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi

Referensi

Dokumen terkait

As stratification progressed, the concentration of nonanoic acid needed to inhibit germination of apple embryos was higher.. In the embryos isolated from seeds stratified for 25 and

Tarikh akhir kemasukan markah adalah 12 November 2010 bagi memastikan slip keputusan pelajar dapat diserahkan kepada penjaga sebelum cuti persekolahan.. Sila layari

Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut : Jumlah bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.. x

Dengan adanya pengawasan dan kedisiplinan dalam kerja ini maka akan menbuat karyawan untuk bekerja dengan baik dan benar, sehingga mendapatkan hasil yang lebih

Mahasiswa mampu memahami konsep anatomi sistem reproduksi dengan cara menghafal istilah-istilah dalam sistem reproduksi, baik sistem reproduksi pria maupun wanita dan

menunjukkan elemen peltier yang sedang dialiri arus listrik dan menimbulkan perbedaan suhu pada kedua interkoneksi. Interkoneksi yang dialiri arus dari n ke tipe-p akan

Sifat dampak adalah negatif dan bersifat cukup penting karena menyangkut kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan Pembuatan Minyak Herbal , apabila tidak dilakukan

Jika Anda sanggup memahami program kali ini, maka Anda bisa memanfaatkannya untuk membuat aplikasi yang mampu mem-parse masukan dari QLineEdit menjadi isi dari berkas teks..