MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REKONSTRUKSI REFORMASI ADMINISTRASI NEGARA
UNTUK MEMBANGUN WORLD-CLASS GOVERNMENT
Disampaikan pada Seminar Internasional Lembaga Administrasi Negara
KEMENTERIAN PAN - RB
LATAR BELAKANG
Pemerintahan yang mampu merespon perubahan cepat dalam dunia global, merespon setiap harapan masyarakat yang
terus-menerus meningkat baik
KEMENTERIAN PAN - RB
KEMENTERIAN PAN - RB
1. Pemerintahan harus memiliki kemampuan
untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan strategis secara cepat.
2. Pemerintah
harus
mampu
merespon
setiap perubahan di lingkungan strategis
melalui berbagai kebijakan yang tidak
hanya melindungi kepentingan publik
sendiri,
tetapi
juga
mendorong,
memfasilitasi dan memberdayakan publik
untuk ikut memiliki daya saing secara
global.
KEMENTERIAN PAN - RB
Para
pemimpin harus terus-menerus
melihat
perkembangan
lingkungan
strategis
baik
lokal
maupun
global,
meramu,
berbagai
informasi
yang
diperoleh
kemudian
mengolahnya
menjadi bahan pengambilan keputusan.
KEMENTERIAN PAN - RB
1. Seluruh jajaran birokrasi harus memiliki
kemampuan
untuk
bersinergi,
menyatukan diri dalam satu tujuan yang
sama melalui berbagai bidang tugas yang
berbeda.
2. Setiap sektor atau bidang pembangunan
harus memberikan kontribusi yang jelas
terhadap upaya mewujudkan daya saing
negara, yang dirajut dalam satu upaya
bersama yang tidak saling bersinggungan
dan bertentangan, tetapi justru saling
KEMENTERIAN PAN - RB
1. Komunikasi yang intens antar para
menteri/pimpinan lembaga untuk merespon berbagai isu strategis lokal maupun global.
2. Komunikasi bisa dilakukan secara formal maupun informal, dalam lingkungan koordinasi langsung di bawah pimpinan negara.
3. Setiap langkah komunikasi juga harus
memberikan hasil yang dapat ditindaklanjuti melalui keputusan cepat yang dirumuskan pada tingkat pejabat teknis.
KEMENTERIAN PAN - RB
1. Para
birokrat
harus
memiliki
kemampuan
tinggi
dalam
bidang
tugasnya masing-masing dengan tidak
mengabaikan bidang tugas lainnya.
2. ASN juga harus memiliki budaya
organisasi yang mendasar, seperti:
kepekaan,
kedisiplinan,
beretika,
bertanggung jawab/akuntabel, bebas
dari kepentingan, adil, menghormati,
jujur, dan berintegritas.
KEMENTERIAN PAN - RB
6. INOVATIF
1. Pemerintah tidak boleh hanya puas dengan apa yang sudah dilakukan.
2. Inovasi tidak harus dari hal-hal yang besar, tetapi dapat dimulai dari hal-hal yang sangat teknis sekalipun. Inti dari inovasi adalah meningkatkan
kualitas pelayanan publik, dan membuatnya
menjadi lebih efisien dan efektif dari sisi manajemennya.
KEMENTERIAN PAN - RB
Sinergi antar kementerian/lembaga, sistem
pengambilan keputusan, penyimpanan data
bersama, penyatuan pelayanan, dan kecepatan
pelayanan harus didukung dengan penggunaan
teknologi.
KEMENTERIAN PAN - RB
1. Semua tugas dan fungsi harus dibagi habis ke
masing-masing kementerian/lembaga.
2. Tidak boleh ada tumpang-tindih tugas dan
fungsi yang menyebabkan timbulnya duplikasi
pengaturan/kebijakan-kebijakan, sehingga
mengakibatkan timbulnya inefisiensi, hambatan
pelayanan, dan keterlambatan terhadap respon
pemerintah yang seharusnya dilakukan dengan
cepat.
KEMENTERIAN PAN - RB
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERWUJUDNYA
PEMERINTAHAN BERKELAS DUNIA
KemajuanSuat
uNegara
Perbedaanbud
aya
KEMENTERIAN PAN - RB
Pemerintah harus mau melakukan perubahan atas berbagai proses penyelenggaraan pemerintahan, mulai dari sistem perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, sistem pelayanan, sistem pengambilan keputusan publik, perumusan kebijakan, dan lainnya.
1. Perubahan terhadap Bisnis Proses Pemerintahan
Pemerintah harus melakukan upaya untuk mencari format-format struktur kelembagaan yang tepat bagi kementerian/lembaga, sehingga tidak terjadi tumpang-tindih kewenangan, duplikasi tugas dan fungsi, dan memperpanjang rantai birokrasi.
2. Perubahan terhadap Kelembagaan Pemerintah
PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEMENTERIAN PAN - RB
Peningkatan dilakukan melalui rekruitmen tenaga-tenaga baru yang dipersiapkan secara spesifik melalui perbaikan sistem rekruitmen yang benar-benar bersih, transparan, dan berbasis kompetensi, pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan, pemagangan, kaderisasi, suksesi, dan talent management.
3. Peningkatan Kapasitas SDM ASN
Seluruh proses pemerintahan harus dijadikan sistem pemerintahan berbasis jaringan. Pelayanan-pelayanan, proses, dan alur kerja pemerintahan didigitalisasi untuk mempercepat pelayanan dan mewujudkan efisiensi penggunaan anggaran.
4. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEMENTERIAN PAN - RB
PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM
UNTUK MENDORONG PENERAPAN MONEY FOLLOW PROGRAM ARAHAN PRESIDEN
TERKAIT PERMASALAHAN EFISIENSI BIROKRASI
Money Follow Program
Alokasi anggaran harus digunakan untuk
program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, misalnya infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan (pemerintahan berorientasi hasil) e-Government
Dalam sistem pemerintahan elektronik, rakyat dapat mengakses dokumen-dokumen pemerintah dan semua hal dapat dilihat secara transparan, termasuk soal anggaran publik
Stop Pemborosan Anggaran
Seberapapun anggaran yang diberikan kepada K/L/Pemda pasti habis tetapi tujuan (hasil) tidak
Fokus Kinerja Bukan SPJ
ASN jangan terlalu menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk mengurusi SPJ
Menghemat jumlah anggaran yang dibelanjakan dari
kegiatan-kegiatan yang tidak penting
Anggaran digunakan hanya untuk membiayai
program/kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian
tujuan Pembangunan
Anggaran yang digunakan menghasilkan manfaat besar
untuk masyarakat
KEMENTERIAN PAN - RB
MENGAPA INEFISIENSI TERJADI?
Skala nilai Kementerian/ Lembaga Pemerintah Provinsi Kabupaten / Kota Kategori Range Nilai 2015 2016 2015 2016 2015 2016 AA 90-100 0 0 0 0 0 0 A 80-90 4 4 2 3 1 2 BB 70-80 21 26 7 7 7 10 B 60-70 36 37 8 9 31 57 CC 50-60 16 12 13 13 174 199 C 30-50 0 3 3 2 239 193 D 0-30 0 0 1 0 14 14
HASIL EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA 2015 - 2016
EFISIEN INEFISIENSI SEMAKIN TINGGI NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SEMAKIN TINGGI TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DENGAN NILAI AKUNTABILITAS KINERJA DIBAWAH 70 (50K/L, 24 PROV, 456 KAB/KOTA) BERPOTENSI TERJADI INEFISIENSI > 30% DARI APBN/APBD DI LUAR BELANJA PEGAWAI
± 392,87 T
INEFISIENSI TERJADI KARENA :
KEMENTERIAN PAN - RB
LANGKAH-LANGKAH PENGUATAN MANAJEMEN KINERJA UNTUK MENURUNKAN POTENSI INEFISIENSI
DITARGETKAN PADA TAHUN 2019 70% DARI JUMLAH
INSTANSI PEMERINTAH DI PUSAT DAN DAERAH
MENDAPATKAN NILAI B S T R A T E G I KERJASAMA DENGAN PERGURUAN TINGGI DI PROVINSI MENINGKATKAN PERAN PEMERINTAH PROVINSI MENINGKATKAN JUMLAH
INSTANSI YANG MENJADI PERCONTOHAN
MENINGKATKAN KOMPETENSI PARA
COACHES
MENGEMBANGKAN SISTEM PELATIHAN YANG
EFEKTIF MEMPERLUAS AKSES TERHADAP MATERI MENGEMBANGKAN PENDEKATAN TEKNOLOGI MENYEMPURNAKAN BERBAGAI KEBIJAKAN PENGUATAN MANAJEMEN KINERJA DILAKUKAN MELALUI:
Skala nilai Kementerian/ Lembaga Pemerintah Provinsi Kabupaten / Kota Kategori Range Nilai 2015 2016 2015 2016 2015 2016 AA 90-100 0 0 0 0 0 0 A 80-90 4 4 2 3 1 2 BB 70-80 21 26 7 7 7 10 B 60-70 36 37 8 9 31 57 CC 50-60 16 12 13 13 174 199 C 30-50 0 3 3 2 239 193 D 0-30 0 0 1 0 14 14
HASIL EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA 2015 - 2016
• PENYEMPURNAAN SISTEM
PERENCANAAN BERORIENTASI HASIL
• REFOCUSING PROGRAM-PROGRAM DAN KEGIATAN
• PENYEMPURNAAN SISTEM
PENGUKURAN KINERJA/
• PENJABARAN TARGET-TARGET
HINGGA UNIT KERJA TERKECIL DAN INDIVIDU PEGAWAI
• PERBAIKAN SISTEM
MONITORING DAN EVALUASI
• PENYELARASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN,
KEMENTERIAN PAN - RB
Ruang Lingkup Integrasi :
1. Penyamaan arsitektur Kinerja 2. Penyamaan istilah dan definisi 3. Penyamaan format
4. Integrasi sistem aplikasi yang sudah dibangun
KemenPPN/Bappenas (Aplikasi RKP ,Renja K/L) dan
Kemenkeu/DJA (ADIK,RKA, DIPA) dengan memperhatikan :
Kemudahan implementasi aplikasi bagi penggunan, Pengurangan Duplikasi Proses Input dan Pengolahan data, Kecepatan dan
Keterandalan Data dan Informasi.
5. Integrasi dilakukan pada tahap perencanaan, monev pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi
PENYELARASAN KEBIJAKAN
UNTUK MENDORONG EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAMSISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN INFORMASI KINERJA
SALAH SATU PENYEBAB INEFISIENSI ANGGARAN ADALAH KARENA KEBIJAKAN SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN MANAJEMEN KINERJA BELUM BERSINERGI
Permasalahan
Target kinerja pemerintah yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 dan RKP Tahunan sebagian belum dapat dipertanggungjawabkan pencapaian kinerjanya Rencana Strategis ( Renstra) sebagian K/L masih belum berorientasi pada hasil
Banyaknya dokumen-dokumen Rencana Aksi (Renaksi) tahunan diluar dokumen Renja K/L
K/L/P disibukkan berbagai aplikasi monev pelaksanaaan perencanaan dan penganggaran yang jumlahnya banyak dan belum terintegrasi satu sama
lain. • Mulai pada RKA K/L TA 2018, Kementerian PANRB menjadi salah satu
KEMENTERIAN PAN - RB
Penyederhaaan
Dokumen
Perencanaan dan
Pelaporan
1 Kali Input
Rencana KerjaK/L •Input Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) •Input RencanaKerja dan Anggaran (RKA)KL •Input Melakukan input berulang 2018 SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Penyusunan Renja K/L 2018disusun melalui aplikasi Integrasi Renja dan Informasi Kinerja K/L
S E B E L U M S E T E L A H
Integrasi
Dokumen
Perencanaan,
Penganggaran,
dan Kinerja
KEMENTERIAN PAN - RB
PENGEMBANGAN E-PERFORMANCE BASED BUDGETING (E-PBB)
HASIL PENGEMBANGAN
E-PBB KEMENTERIAN / LEMBAGA
PERFORMANCE BASED BUDGETINGE-PBB PEMERINTAH DAERAH
PERFORMANCE BASED BUDGETING
MANFAAT DARI PENGEMBANGAN E-PERFORMANCE BUDGETING
• Hasil lebih jelas dan
terukur
• Terjadinya sinkronisasi
antara Program/Kegiatan dengan hasil yang ingin dicapai
• Meningkatkan efektivitas
dan efisiensi penggunaan anggaran
Di-
launching
bersama
BPPT dalam Kongres
Teknologi Nasional pada
17 Juli 2017
• Sedang dilakukan uji coba
• Diterapkan pada Tahun Anggaran 2018
KEMENTERIAN PAN - RB
PEMBUBARAN LEMBAGA NON STRUKTURAL (LNS)
2014
2017
124
LNS
L N S YA N G D I B U B A R K A N 2 0 1 4 - 2 0 1 7 2014 2015 2016 2017 10 2 9 2 T O TA L : 2 3 L N S101
LNS
79
DIBENTUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG 13 BELUM DIBENTUK5
DIBENTUK BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH17
DIBENTUK BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH/KEPUTUSAN PRESIDEN•
Efisiensi Angaran (APBN) sebesar
25.347.000.000
•
Pengalihan 130 orang PNS ke K/L
KEMENTERIAN PAN - RB
Pusat +
PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
aplikasi / database Infrastru ktur aplikasi / database Infrastru ktur aplikasi / database Infrastru ktur
user user user
Satker C Satker C Satker C Satker A Satker A Satker A
Terjadi pemborosan anggaran akibat
terbangunnya silo-silo sistem yang tidak
terintegrasi mengingat setiap K/L/D
membangun aplikasi pemerintahan sendiri-sendiri
Masyarakat menuntut pelayanan publik yang transparan, cepat, dan efektif
65%
Aplikasi Umum
35%
Aplikasi Khusus
Dampak Berantai
• Pemborosan anggaran, belanja TIK selalu bertambah setiap
tahunnya, akan tetapi utilitas TIK hanya mencapai 30%
• Disintegrasi Sistem Informasi Pemerintah
• Risiko keamanan informasi
• Validitas data pemerintah kurang diyakini sepenuhnya
Sumber: Wantiknas, 2016
TOTAL
12,7 T
Kondisi Saat Ini
KEMENTERIAN PAN - RB
REPLIKASI APLIKASI SPBE
Penggunaan aplikasi umum berbagi pakai, dan tidak lagi menganggarkan aplikasi umum baru
Menerapkan proses bisnis dan manajemen perubahan untuk mendukung SPBE
Penyelenggaraan
infrastruktur secara terpadu
KEMENTERIAN PAN - RB
KONDISI KEUANGAN DAERAH
(RASIO BELANJA PEGAWAI DALAM APBD)NO RASIO
BELANJA PEGAWAI DALAM APBD (%) JUMLAH PEMDA KABUPATEN/KOTA
1 Kurang dari 50 % 426
Sumber: Kementerian Keuangan, 2017 diolah oleh Kementerian PANRB, 2017
KEMENTERIAN PAN - RB
KOMPOSISI PNS
DISTRIBUSI PNS 10 INSTANSI TERBESAR JFT Guru 1.636.322 37,60 % JFT Kesehatan 264.305 6,07 % JFT Teknis 372.740 8,57 % JF U (Administrasi) 1.643.535 37,77 % J Struktural 434.588 9,99 % TOTAL PNS 4.351.490 100 % J U M L A H P N S P E R M A R E T 2 0 1 7 JFU Administrasi =67%
Asal Jumlah Pengangkatan Persentase (%)
RasioTerhadap terhadap Total PNS
Tenaga Honorer 1.103.861* 58.8% 24.6%
PENGANGKATAN CPNS NASIONAL
KEMENTERIAN PAN - RB JABATAN PERSENTASE JABATAN Bidang Perkebunan/Pertanian dan Penyuluh 2.2% Bidang Industri 0.07% Bidang Pertambangan/geologi 0.05% WILAYAH SUMATERA
Minyak dan Gas, Batubara, Kelapa Sawit, Besi Baja, Bauksit, Perkayuan JABATAN PERSENTASE JABATAN Bidang Perkebunan/Pertanian/ Penyuluh 2,46% Bidang Industri (poros maritim/Infrastuktur) 0.09% Bidang Pertambangan/geologi 0.06% WILAYAH KALIMANTAN
Pertanian Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu), Kakao , Perikanan , Nikel , Minyak
dan Gas ,Bumi (Migas)
JABATAN PERSENTASE JABATAN Bidang Pertanian/perkebunan 2.6% Bidang Perikanan 0.1% Bidang Pertambangan/geologi 0.01% WILAYAH SULAWESI
Pertanian Pangan–MIFEE, Tembaga , Nikel, Minyak dan Gas Bumi , Perikanan
JABATAN KEBUTUHAN Bidang Perikanan 0.25% Bidang Pertanian/perkebunan 1.63% Bidang Pertambangan 0.03%
WILAYAH MALUKU PAPUA
JABATAN PERSENTAS E JABATAN
Pariwisata 0.5%
WILAYAH BALI NUSA TENGGARA
JABATAN PERSENTASE JABATAN
Bidang transportasi 0.12%
WILAYAH JAWA
Prosentase Jabatan Teknis terhadap Jabatan ASN per
Pulau di Indonesia
KEMENTERIAN PAN - RB
IMPLEMENTASI UU ASN
UU ASN
Mengelola ASN sehingga menjadi:
• profesional,
• memiliki nilai dasar,
• etika profesi,
• bebas dari intervensi
politik,
• bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
T U J U A N
REFORMASI YANG DILAKUKAN DENGAN UU ASN
SISTEM REKRUTMEN DAN PENGANGKATAN
• Dilakukan secara transparan, adil, bebas KKN
• Pangkat melekat pada Jabatan bukan pada orang
PENGEMBANGAN KARIR
• Dilakukan sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi, kebutuhan dan penilaian kinerja
• Jabatan Administrasi, Jabatan Fungsional, Jabatan Pimpinan Tinggi
PROMOSI
Dilaksanakan secara terbuka dan
kompetitif, sejalan dengan tata kelola
PENGGAJIAN
Adil dan layak, sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab dan risiko
PENGEMBANGAN
• Diklat, seminar, kursus, magang disesuaikan dengan kebutuhan instansi
• Pengembangan Kompetensi
bagi PNS dalam rangka
meningkatkan Profesionalisme minimum 20 JP/tahun
JAMINAN HARI TUA
Pensiun dan jaminan hari tua Semangatnya fully funded
KEMENTERIAN PAN - RB
KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK
1 3 4 5 6 2
Transparan dan Akuntabel dengan menggunakan tenaga Akademisi dan
Pakar
Permenpanrb 30/2014
KEMENTERIAN PAN - RB
KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK
515 1189 2476 3054 0 1000 2000 3000 4000 2014.0 2015.0 2016.0 2017.0
PERKEMBANGAN JUMLAH PENDAFTARKOMPETISI INOVASI2014 - 2017
Dua inovasi Indonesia menjadi Juara ke-2 pada kompetisi Inovasi tingkat dunia (UNPSA) tahun 2015:
1. Kerjasama Dukun Beranak dengan Bidan pada Saat Melahirkan untuk Menurunkan Tingkat Kematian Ibu dan Anak, yang digagas oleh Kab. Aceh Singkil, Provinsi Aceh.
KEMENTERIAN PAN - RB 10 FOKUS PROGRAM 7 FOKUS PROGRAM 8 FOKUS PROGRAM 15 FOKUS PROGRAM 10 FOKUS PROGRAM
GERAKAN INDONESIA MELAYANI
Terwujudnya Perilaku SDM ASN yang melayani
GERAKAN INDONESIA BERSIH
Terwujudnyaperilakumasyarakat Indonesia yang bersih
GERAKAN INDONESIA TERTIB
Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang tertib
GERAKAN INDONESIA MANDIRI
Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang mandiri
GERAKAN INDONESIA BERSATU
Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang bersatu
Inpres 12/2016
GERAKAN INDONESIA MELAYANI
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara
2. Peningkatan Penegakan disiplin Aparatur Pemerintah dan Penegak Hukum
3. Penyempurnaan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif (e-government)
4. Penyempurnaan sistem manajemen kinerja (performance-based management system) Aparatur Sipil Negara
5. Peningkatan perilaku pelayanan publik yang cepat, transparan, akuntabel, dan responsif
6. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan (deregulasi)
7. Penyederhanaan pelayanan birokrasi (debirokratisasi)
8. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan publik
9. Peningkatan penegakan hukum dan aturan di bidang pelayanan publik
INPRES NOMOR 12 TAHUN 2016
KEMENTERIAN PAN - RB
PENGELOLAAN PENGADUAN
Berbagai Kerangka Hukum dan Kebijakan
Input Laporan Tindak lanjut Laporan
Pemantauan & Evaluasi
Pelaporan
Workflow process LAPOR-SP4N
Telaah dan Klarifikasi Lanjutan, Penyaluran Pengaduan, Penyelesaian Pengaduan Tim Pemeriksa menyusun dan melaporkan hasil penyelesaian pengaduan kepada Pembina/Penanggung
Jawab melalui Tim Koordinasi Semua Kanal Pengaduan baik manual maupun elektronik Melakukan evaluasi atas penyelesaian pengaduan dan menetapkan rekomendasi atas tindak lanjut penyelesaian 2009 2013 2014 2015 UU NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERPRES NOMOR 76/2013 TENTANG PERMENPANRB NOMOR 24/2014 PERMENPANRB NOMOR 3/2015
Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional, sinkronisasi seluruh aplikasi pengaduan yang telah terbangun ke dalam aplikasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) untuk menangani berbagai jenis pengaduan pelayanan publik.
Kanal pengelolaan pengaduan dan aspirasi rakyat online dengan prinsip No Wrong Door Policy.
3 Prinsip LAPOR! Sebagai SP4N. 1. Mudah;
2. Terpadu; dan 3. Tuntas.
LAPOR!-SP4N
Instansi terhubung LAPOR!-SP4N sampai dengan Juni 2017 :
• Kementerian 34 • LPNK/ LNS/ LN 56 • BUMN 86 • Perwakilan RI di LN 131 • Pemprov 32 • Pemkab/Kota 265
AplikasiJAGAdari KPK sudah terintegrasi, dalam waktu dekat,
2016 MOU ANTARA KEMENPANRB, OMBUDSMAN RI, DAN KSP DALAM MENGELOLA LAPOR!-SP4N
KEMENTERIAN PAN - RB
• Izin Trayek Angkutan Darat
Antar Negara, Antar Prov, antar Kab/Kota, dalam Kota/Kab. • Pelayanan Perpajakan
• Pelayanan SKCK
Pelayanan yang Terintegrasi antara lain terdiri dari :
Terintegrasinya Pelayanan Kewenangan Pemerintahan Pusat,
Provinsi, dan
Kabupaten/ Kota serta BUMN/D dan dunia
usaha pada satu Gedung
MAL PELAYANAN PUBLIK
• Pelayanan SIM • Pelayanan Paspor
• Pelayanan Adm Kependudukan • Pelayanan Nikah untuk
Seluruh Agama
• Izin terkait Kemudahan Berusaha (EoDB) Pusat dan Daerah
KEMENTERIAN PAN - RB
11 –13 Desember 2017
KEMENTERIAN PAN - RB